pendahuluan manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

16
PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki tujuan dalam hidupnya. Lalu dengan semakin kompleksnya keinginan dan tujuannya, manusia berpikir mengenai konsep untuk mengubah gagasan-gagasan mereka. Proses berpikir tersebut menghasilkan suatu hal, yang disebut organisasi (Schein, 1991). Menurut Robbins (1990), organisasi adalah kesatuan sosial yang terkoordinasi secara sadar dengan memiliki batasan tertentu serta berfungsi secara terus menerus untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Schein (1991) mendefinisikan organisasi dengan lebih detil, yaitu sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab. Organisasi dapat dikelompokkan dengan menggunakan beberapa kriteria. Daft (1986) membaginya berdasarkan tujuh kriteria. Pertama, berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan, kedua, berdasarkan lalu lintas kekuasaan. Selanjutnya berdasarkan sifat hubungan personal.Keempat, berdasarkan tujuan, profit atau non profit. Kelima, berdasarkan kehidupan dalam masyarakat. Lalu berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani. Terakhir, berdasarkan pihak yang memakai manfaat. Pada penelitian ini, konteks organisasi yang dimaksud adalah organisasi yang bertujuan profit dan bergerak dalam dunia usaha gan kata lain sebuah perusahaan. Saat seseorang memutuskan untuk memiliki suatu organisasi, maka sewajarnya, orang tersebut harus membuat suatu perencanaan dalam membangun organisasi. Perencanaan tersebut adalah perencanaan bisnis (business plan). Menurut Ferrel, Hirt & Ferrel (2008), pengertian dari perencanaan bisinis adalah dokumen tertulis yang menggambarkan seluruh elemen internal dan eksternal serta strategi untuk memulai suatu usaha. Memang, perencanaan bisnis tidak menjamin usaha

Upload: truongthien

Post on 01-Jan-2017

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki tujuan dalam hidupnya. Lalu

dengan semakin kompleksnya keinginan dan tujuannya, manusia berpikir mengenai

konsep untuk mengubah gagasan-gagasan mereka. Proses berpikir tersebut

menghasilkan suatu hal, yang disebut organisasi (Schein, 1991).

Menurut Robbins (1990), organisasi adalah kesatuan sosial yang terkoordinasi

secara sadar dengan memiliki batasan tertentu serta berfungsi secara terus menerus

untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Schein (1991) mendefinisikan organisasi

dengan lebih detil, yaitu sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk

mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta

melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.

Organisasi dapat dikelompokkan dengan menggunakan beberapa kriteria. Daft

(1986) membaginya berdasarkan tujuh kriteria. Pertama, berdasarkan jumlah orang

yang memegang pucuk pimpinan, kedua, berdasarkan lalu lintas kekuasaan.

Selanjutnya berdasarkan sifat hubungan personal. Keempat, berdasarkan tujuan, profit

atau non profit. Kelima, berdasarkan kehidupan dalam masyarakat. Lalu berdasarkan

fungsi dan tujuan yang dilayani. Terakhir, berdasarkan pihak yang memakai manfaat.

Pada penelitian ini, konteks organisasi yang dimaksud adalah organisasi yang

bertujuan profit dan bergerak dalam dunia usaha gan kata lain sebuah perusahaan.

Saat seseorang memutuskan untuk memiliki suatu organisasi, maka

sewajarnya, orang tersebut harus membuat suatu perencanaan dalam membangun

organisasi. Perencanaan tersebut adalah perencanaan bisnis (business plan). Menurut

Ferrel, Hirt & Ferrel (2008), pengertian dari perencanaan bisinis adalah dokumen

tertulis yang menggambarkan seluruh elemen internal dan eksternal serta strategi

untuk memulai suatu usaha. Memang, perencanaan bisnis tidak menjamin usaha

Page 2: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

tersebut akan berhasil. Namun ketiadaan perencanaan bisnis menimbulkan risiko

kegagalan bisnis yang sangat besar (Ferrel, Hirt & Ferrel, 2008).

Setiap organisasi, apa pun bentuk dan tujuannya, haruslah dibuat dengan

perencanaan yang baik. Bila tidak, maka organisasi tersebut akan mengalami banyak

hambatan pada perjalanannya. CV. X merupakan sebuah contoh organisasi yang

dibangun dengan perencanaan yang buruk. CV. X merupakan sebuah perusahaan

yang berbentuk rekanan dan bergerak pada bidang jasa pelatihan outbond. Pada

perkembangannya, CV. X menemui banyak permasalahan, terutama konflik internal

para pemilik.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berusaha menjawab hal-hal sebagai

berikut :

1. Apa gambaran konflik internal yang terjadi pada CV. X ?

2. Mengapa timbul permasalahan utama pada CV. X ?

3. Bagaimana proses timbulnya permasalahan utama pada CV. X ?

4. Rancangan usulan solusi yang bagaimanakah, yang sekiranya tepat untuk

menyelesaikan permasalahan pada CV. X ?

LANDASAN TEORI

organisasi

Banyak tokoh yang telah menjelaskan apa organisasi itu. Tetapi pada dasarnya

tidak ada perbedaan yang prinsip. Diantaranya adalah, Barnard, Mooney, Dimock,

Schein dan Robbins. Namun dari perbandingan pengertian dari banyak tokoh tersebut,

penlis menyimpulkan bahwa Schein memiliki suatu rumusan organisasi yang paling

mewakili dari rumusan lainnya. Menurut Schein (1991) organisasi adalah sejumlah

kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan

Page 3: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

bersama melalui pembagian tugas dan fungsi yang terintegrasi. Selanjutnya Schein

(1991) menjelaskan inti dari konsep organisasi itu terdiri dari Tujuan Bersama,

Koordinasi, Pembagian Kerja dan Integrasi.

Lalu dalam setiap organisasi terdapat prinsip-proinsip yang harus dimiliki.

Prinsip-prinsip tersebut juga telah banyak dikemukan oleh para ahli. Salah satunya

adalah Williams (1965), yang menjelaskan bahwa terdapat 12 macam prinsip-prinsip

organisasi, yaitu Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas, Prinsip Skala

Hirarkhi, Prinsip Kesatuan Perintah, Prinsip Pendelegasian Wewenang, Prinsip

Pertanggungjawaban, Prinsip Pembagian Pekerjaan, Prinsip Rentang Pengendalian,

Prinsip Fungsional, Prinsip Pemisahan, Prinsip Keseimbangan, Prinsip Fleksibilitas

dan Prinsip Kepemimpinan.

Menurut Mangundjaya (2002), organisasi akan dapat berjalan secara efektif,

bila berpegang pada prinsip-prinsip organisasi. Dengan kata lain, dengan memenuhi

prinsip-prinsip tersebut, organisasi akan dapat berjalan dengan baik.

PERENCANAAN BISNIS

Merujuk pada konsep organisasi dari Schein (1991), yang memiliki tujuan

bersama, koordinasi, pembagian kerja dan integrasi, maka dibutuhkan suatu

perencanaan bisnis, yang dibuat oleh pengusaha atau pemilik perusahaan.

Perencanaan bisnis bertujuan untuk merancang semua hal tersebut. Menurut Ferrel,

Hirt & Ferrel (2008), pengertian dari perencanaan bisinis adalah dokumen tertulis

yang menggambarkan seluruh elemen internal dan eksternal serta strategi untuk

memulai suatu usaha. Ketiadaan perencanaan bisnis menimbulkan risiko kegagalan

bisnis sangat besar.

Tingkat kedalaman dan kerincian perencanaan bisnis bergantung dari ukuran

dan cakupan usaha yang akan dibuat. Semakin besar atau kompleks usaha tersebut,

Page 4: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

semakin rinci juga perencanaan bisnis harus dibuat. Menurt Ferrel, Hirt & Ferrel

(2008), hal-hal yang dituliskan dalam perencanaan bisnis adalah : Halaman Pengantar,

Penjelasan Umum, Analisa Industri dan Lingkungan, Deskripsi Perusahaan,

Perencanaan Produksi atau Operasional, Perencanaan Pasar, Perencanaan Organisasi,

Pengujian Risiko, Perencanaan Keuangan dan Appendix.

Menurut banyak pihak, salah satunya Ferrel, Hirt dan Ferrel (2008), organisasi

dapat dimiliki dalam beberapa bentuk, yaitu : Pemilik Tunggal (sole propiertorship),

Rekanan (partnership) dan Korporasi (corporation).

Saat seseorang memutuskan melakukan rekanan, harus dimiliki sebuah

dokumen kemitraan. Yakni sebuah dokumen yang menentukan perjanjian dasar

diantara rekan. Tidak hanya berupa uang dan aset, namun juga termasuk peran

manajemen, tugas, pembagian keuntungan, kerugian dan klausul meninggalkan rekan.

KONFLIK

Konflik adalah suatu situasi dimana terdapat ketidaksesuaian tujuan, pikiran

atau emosi di dalam atau diantara individu maupun kelompok (Janasz, Dowd &

Schneider, 2002). Sedangkan menurut Pace dan Fawles (1993), konflik merupakan

suatu perjuangan yang diekspresikan antara dua pihak atau lebih yang saling

bergantung, yang mempersepsi tujuan-tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang

langka dan gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan mereka.

Masih menurut Janasz, Dowd dan Schneider (2002), konflik dapat disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain : Sumber Daya Terbatas, Perbedaan Tujuan,

Miskomunikasi, Perbedaan Sikap, Nilai dan Persepsi serta Perbedaan Kepribadian.

Strategi manajemen konflik itu sendiri merupakan serangkaian aksi dan reaksi

antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik (Navastara, 2007). Menurut

Ross (dalam Navastara, 2007), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang

Page 5: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah

hasil tertentu. Hasil tersebut mengarahkan pada kemungkinan menghasilkan

penyelesaian konflik, ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.

Sedangkan proses negosiasi itu sendiri merupakan sebuah proses yang

melibatkan dua pihak atau lebih, dimana masing-masing memiliki sesuatu yang

diinginkan dari pihak lain dan mencoba untuk mendapatkannya melalui perjanjian

dengan proses penawaran (Janasz, Dowd & Schneider, 2002). Sementara Hellriegel,

Slocum dan Woodman (2001) mendefinisikan negosiasi sebagai sebuah proses

dimana dua atau lebih individu atau kelompok, memiliki kesamaan tujuan yang

terhambat, menyatakan dan mendiskusikan rancangan yang spesifik untuk

menghasilkan perjanjian yang memungkinkan untuk disetujui. Lalu Kreitner dan

Kinicki (2008) menjelaskan bahwa negosiasi merupakan proses memberi dan

menerima diantara pihak-pihak yang berkonflik.

Setelah melihat pengertian dari konflik, strategi manajemen konflik dan

negosiasi, maka terdapat keterkaitan diantara ketiga hal tersebut. Dapat disimpulkan

bahwa negosiasi memiliki peranan penting dalam menyelesaikan konflik. Sebab, bila

merujuk pada arti dari konflik, dimana terdapat ketidaksesuaian dalam beberapa hal,

maka negosiasi berperan untuk menciptakan kesesuaian tersebut. Sedangkan strategi

manajemen konflik dilakukan untuk menyelesaikan konflik secara efektif dan efisien.

Strategi manajemen konflik ini terdiri dari lima bentuk. Terdapat satu

perbedaan istilah yaitu kompetisi, menurut Janasz, Dowd dan Schneider (2002) dan

memaksa, menurut Hellriegel, Shocum & Woodman (2001). Namun semua

pengertian dari kedua sumber tersebut sama. Bentuk-bentuk tersebut adalah :

Menghindar, Akomodasi, Kompromi, Kompetisi dan Kolaborasi.

Page 6: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

Bila negosiasi menemui jalan buntu, dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu

dengan menggunakan pihak ketiga. Pihak ketiga dapat berasal dari luar dan dalam

organisasi. . Menurut Janasz, Dowd dan Schneider (2002) serta Hellriegel, Slocum

dan Woodman (2001), pihak ketiga yang berasal dari luar organisasi dapat berperan

sebagai mediator, arbitrator, konsiliator dan konsultan. Sedangkan pihak ketiga yang

berasal dari dalam organisasi itu sendiri dapat berperan sebagai fasilitator,

ombudsman dan panel rekan kerja (Kreitner dan Kinicki, 2008).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pemecahan masalah

konflik internal yang terjadi pada CV. X. Oleh karena itu, pendekatan yang dianggap

paling tepat adalah melalui metode studi kasus deskriptif dengan pendekatan

kualitatif.

Pada sudi kasus ini, peneliti menggunakan pendekatan studi kasus kelompok

manajemen, maka sampel penelitian ini adalah kelompok, yaitu pemilik CV. X, yang

terdiri dari tiga orang yang bertindak sebagai informan dalam penelitian ini.

HASIL

1. Pelaksanaan Prinsip Organisasi pada CV. X

Secara umum, CV. X telah memenuhi prinsip organisasi. Hanya saja, hampir

pada seluruh prinsip-prinsip organisasi, masih perlu diperbaiki. Pada prinsip yang

berhubungan dengan pembagian kerja, seperti prinsip pendelegasian wewenang,

pembagian pekerjaan dan fungsional masih perlu dilakukan formalisasi secara tertulis.

Bahkan pada prinsip pemisahan, belum dapat terlaksana. Sedangkan pada prinsip

yang berhubungan dengan kepemimpinan dan kekuasaan, seperti kesatuan perintah,

rentang pengendalian dan kepemimpinan belum terpenuhi.

Page 7: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

Melihat pada data-data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-

prinsip yang belum terpenuhi secara utuh, menyebabkan pertumbuhan organisasi yang

lambat. Belum terpenuhinya prinsip-prinsip yang berhubungan dengan

kepemimpinan, mengakibatkan koodrinasi pembagian kerja menjadi tidak berjalan

dengan baik.

2. Pengelompokkan Jenis Organisasi

Perbedaan Pengelompokkan Jenis Organisasi Perencanaan Awal Dengan

Kondisi Aktual

Mengacu pada perencanaan bisnis, maka bentuk organisasi merupakan salah

satu hal yang harus direncanakan pada topik perencanaan organisasi. Oleh karena itu,

tabel hasil observasi mengenai bentuk organisasi juga melihat bentuk organisasi yang

direncanakan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi bentuk organisasi, dapat

dikatakan bahwa CV. X merupakan organisasi bisnis yang berorientasi profit dan

bergerak pada bidang jasa. Selain itu, CV. X merupakan organisasi yang berbadan

hukum, sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia. CV. X juga bukan

organisasi yang bergerak pada bidang kehidupan sosial bermasyarakat.

Namun juga terdapat perbedaan dalam hal perencanaan awal dan kondisi

aktual saat ini. Perbedaan tersebut terjadi dalam hal jumlah orang yang memegang

pucuk pimpinan dan lalu lintas kekuasaan. Pada perencanaan awal, para pemilik akan

bertindak menjadi pemimpin, sesuai dengan struktur yang telah disepakati. Namun

pada kondisi aktual, hanya pemimpin tertinggi, yaitu pemilik modal terbesar, yang

efektif menjalani fungsinya. Dua pemimpin lainnya, yang juga pemilik, tidak

berfungsi dengan baik.

Selain itu, dalam hal lalu lintas kekuasaan, juga terdapat perbedaan antara

perencanan awal dengan kondisi aktual di lapangan. Melihat pada struktur organisasi

Page 8: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

yang ada, pucuk pimpinan tidak dapat mengontrol setiap lini secara langsung. Sebab

setiap lini tidak bertanggung jawab secara langsung kepada pucuk pimpinan. Namun

pada observasi di lapangan, pimpinan tertinggi dapat mengontrol setiap lini secara

langsung dan setiap lini tersebut juga bertanggung jawab secara langsung pada

pimpinan tertinggi. Hal ini disebabkan oleh tidak berfungsinya dua pemimpin lainnya.

3. Hasil Wawancara I Latar Belakang Pendirian Usaha.

Berdasarkan hasil wawancara pada ketiga pemilik, dapat terlihat adanya

beberapa kesamaan. Pertama, dalam hal tujuan mendirikan perusahaan, yaitu

memiliki usaha mandiri. Kedua, dalam hal memilih bidang usaha, mereka juga sama-

sama melihat bahwa bidang usaha outbond memiliki prospek yang bagus. Ketiga,

sumber modal merupakan dari pribadi masing-masing pemilik.

Namun dari hasil wawancara tersebut juga terlihat, bahwa pendirian

perusahaan tidak dilakukan dengan perencanaan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan

tidak adanya perencanaan bisnis, keuangan, organisasi dan pasar. Perjanjian

kemitraan pun tidak ada. Mereka juga belum memiliki pengalaman dalam mendirikan

usaha. A memang memiliki pengalaman tersebut. Namun, berdasarkan obrolan biasa

dengan D, perusahaan yang dahulu didirikan oleh A tidak berjalan dengan baik.

Terdapat satu perusahaan yang telah tutup dan tiga perusahaan lainnya telah berganti

kepemilikan. Bahkan tiga perusahaan tersebut telah berkembang dengan baik, sejak

berganti kepemilikan dari A ke pihak lain.

4. Hasil Wawancara II Kondisi Perusahaan Saat Ini.

Berdasarkan dari hasil wawancara tahap kedua, terlihat bahwa kondisi

perusahaan saat ini tidak berjalan sesuai keinginan semua pihak. A, B dan C

mengakui bahwa walaupun perusahaan tetap berjalan, namun terdapat permasalahan

di antara mereka. Hubungan antara B dan C tetap baik, tidak ada masalah. Namun

Page 9: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

hubungan keduanya dengan A, sedang tidak berjalan dengan baik. Hal ini dapat

dilihat pada bagian perasaan terhadap rekan yang lain.

Selain itu, B dan C memiliki beberapa kesamaan pandangan dalam melihat

suatu hal. Seperti hal yang membuat mereka puas dan kecewa, serta memandang

sumber utama permasalahan. Baik B dan C juga mengeluhkan sikap A, yang menurut

mereka telah bertindak arogan. Sedangkan A selalu mengeluhkan akan rasa tanggung

jawab B dan C terhadap pekerjaan mereka.

PEMBAHASAN

1. Gambaran Konflik Internal yang Terjadi Pada CV. X

Melihat pada hasil penelitian, konflik yang terjadi adalah konflik internal pada

kelompok pemilik CV. X. Pada pihak pegawai tidak terjadi konflik, namun justru

terkena dampak dari konflik pemilik tersebut. Sesuai dengan teori dari Janasz, Dowd

dan Schneider (2002), yang dikaitkan dengan kondisi aktual, maka konflik yang

terjadi disebabkan oleh empat faktor. Faktor tersebut adalah sumber daya terbatas,

miskomunikasi, perbedaan persepsi dan perbedaan kepribadian.

Para pemilik jelas memiliki sumber daya yang terbatas. Antara lain waktu

yang terbatas pada B dan C. Keduanya bertugas secara paruh waktu. Sedangkan uang

yang dimiliki oleh mereka pun terbatas. Selain itu dalam situasi ini, para pemilik

jarang sekali mengklarifikasi suatu informasi dengan jelas. Hal ini mengakibatkan

terjadinya miskomunikasi diantara mereka bertiga.

Mengingat bahwa D yang merupakan sahabat lama A, telah membuka masa

lalu pribadi A yang kurang baik, maka B dan C pun akhirnya memiliki persepsi yang

berbeda dengan A. Sehingga muncul persepsi bahwa A bertindak arogan dan menjadi

penguasa tunggal. Perbedaan persepsi ini juga diperparah dengan perbedaan

Page 10: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

kepribadian diantara mereka bertiga. Pribadi A yang cenderung dominan dan terbuka

terlihat menekan pribadi B dan C yang lebih tertutup.

Konflik diantara pemilik ini, berimbas pada perusahaan. A seringkali

melanggar hierarki struktural yang telah ditetapkan. Sehingga A, B dan C seringkali

saling memberikan instruksi yang berbeda kepada para pegawai. Sehingga pegawai

merasa bingung akan tugas utamanya. Para pemilik pun juga tidak jarang

melimpahkan tugas pada pegawai, padahal tugas tersebut bukan tanggung jawab

pegawai yang bersangkutan. Semua hal tersebut mengakibatkan tidak adanya figur

pemimpin yang dijadikan panutan oleh para pegawai.

2. Sebab Timbulnya Permasalahan Utama Pada CV. X

Merujuk pada konsep membuat perusahaan dari Ferrel, Hirt dan Ferrel (2008)

yang dikaitkan dengan situasi yang terjadi, maka jelas terlihat, bahwa CV. X tidak

membuat perencanaan bisnis. Perencanaan bisinis adalah dokumen tertulis yang

menggambarkan seluruh elemen internal dan eksternal serta strategi untuk memulai

suatu usaha Ferrel, Hirt dan Ferrel (2008). Ketiadaan perencanaan bisnis

menimbulkan risiko kegagalan bisnis sangat besar. Hal tersebut menjelaskan bahwa

para pemilik CV. X tidak mengetahui langkah-langkah penting atau strategi yang

seharusnya dilakukan. Hal yang paling mendasar adalah mengenai kepemilikan

perusahaan.

CV. X merupakan kepemilikan dengan bentuk rekanan. Dalam membuat

kepemilikan bentuk rekanan, maka yang harus dilakukan adalah membuat dokumen

kemitraan dari para pemilik usaha (Ferrel, Hirt & Ferrel, 2008). Yakni sebuah

dokumen yang menentukan perjanjian dasar diantara rekan. Tidak hanya berupa uang

dan aset, namun juga termasuk peran manajemen, tugas, pembagian keuntungan,

kerugian dan klausul meninggalkan rekan.

Page 11: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa sumber dari

permasalahan yang terjadi adalah tidak dibuatnya perencanaan bisnis. Namun hal ini

dapat dicegah dengan adanya dokumen kemitraan. Oleh karena itu, penulis

menyimpulkan bahwa permasalahan utama yang menimpa CV. X adalah karena

ketiadaan dokumen kemitraan.

3. Proses Timbulnya Permasalahan Utama Pada CV. X

Berdasarkan pada uraian hasil penelitian, maka dapat kita lihat bahwa terdapat

beberapa masalah yang terjadi pada CV. X. Buruknya perencanaan dalam memulai

perusahaan, merupakan awal dari segala permasalahan yang muncul. Kondisi

perencanaan tersebut membuat CV. X tidak mengetahui, hal-hal apa saja yang harus

dilakukan. Hal yang bersifat motivasi mendirikan perusahaan, hanyalah pada

kepemililikan usaha sendiri. Tidak ada motivasi untuk membuka lapangan pekerjaan

bagi orang lain, pengembangan diri, bahkan motivasi untuk memimpin pasar usaha

outbond saja tidak ada. Oleh karena itu, ketika perusahaan sudah berdiri, sepertinya

mereka sudah mendapatkan kepuasan. Padahal itu merupakan awal untuk berusaha

lebih keras. Tidak bisa berkembang secara otomatis.

Ketiadaan pengalaman dalam membangun usaha juga memberikan pengaruh

atas masalah yang ada. Yaitu, membangun usaha tidak bisa dilakukan dengan

melakukan perencanaan yang seadanya, informal dan hanya bermodalkan semangat

tinggi saja. Perencanaan harus dibuat detil dan diwujudkan dalam sebuah dokumen

yang disebut perencanaan bisnis. Berdasarkan perencanaan bisnis ini, maka akan

diketahui dengan lebih spesifik, apa saja yang harus dilakukan dalam memulai suatu

usaha baru. Terlebih bentuk kepemilikan perusahaan adalah rekanan, dimana

ketersediaan dokumen kemitraan merupakan hal yang sangat penting dalam mengatur

hubungan diantara para pemilik.

Page 12: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

Tidak adanya perencanaan bisnis pada CV. X, membuat perusahaan berjalan

dengan tidak optimal. Prinsip-prinsip organisasi tidak diterapkan dengan baik. Bahkan

faktor kepemimpinan masih belum kuat. Para pemilik seakan-akan berusaha merebut

pengaruh pada pegawai. Hal ini mengakibatkan tidak ada kesatuan perintah,

kesamaan pandangan dalam menjalani usaha ini. Para pemilik juga tidak saling

mengklarifikasi informasi yang ada. Mereka akhirnya saling memiliki prasangka

terhadap lainnya.

Keadaan ini juga ditambah dengan administrasi pegawai yang belum

sepenuhnya baku, khususnya masalah yang berhubungan dengan tugas kerja. Seperti

pembagian kerja dan deskripsi kerja. Pada akhirnya, hal ini membuat pegawai

bingung mengenai tugas pasti yang harus dikerjakan dan kepada siapa mereka harus

bertanggung jawab.

Merujuk pada faktor penyebab konflik dari Janasz, Dowd dan Schneider

(2002), maka konflik yang terjadi disebabkan oleh miskomunikasi, perbedaan sikap

dan perbedaan kepribadian. Para pemilik tidak ingin membuka arus komunikasi

dengan baik. Mereka lebih baik untuk berprasangka. Lalu masing-masing dari mereka

pun memiliki sikap, cara pandang yang berbeda dalam melihat suatu masalah.

Sedangkan kepribadian mereka yang berbeda, A yang cenderung ekstrovert dan

dominan, dan B serta C yang cenderung untuk lebih introvert, sering menyebabkan

pertentangan.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka penulis mengambil kesimpulan

mengenai permasalahan utama yang terjadi pada CV. X adalah tidak adanya dokumen

kemitraan. Memang, semua hal bersumber dari tidak adanya perencanaan bisnis.

Namun dampak dari ketiadaan perencanaan bisnis tersebut dapat diminimalisir

dengan adanya dokumen kemitraan. Tidak adanya dokumen kemitraan membuat para

Page 13: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

pemilik tidak memiliki aturan main dalam mennjalankan manajemen. Konflik-konflik

yang terjadi merupakan dampak lanjutan dari hal tersebut.

4. Rancangan Usulan Solusi yang Sesuai Pada CV. X

Menurut Janasz, Dowd dan Schneider (2002) serta Hellriegel, Slocum dan

Woodman (2001), dalam menyelesaikan konflik dapat menggunakan pihak ketiga.

Pihak ketiga dapat berperan sebagai mediator, arbitrator, konsiliator dan konsultan.

Pada penelitian ini, penulis dapat berperan sebagai konsultan. Sebab penulis berperan

dalam menyimak pendapat pihak-pihak yang bersengketa, menyarankan perencanaan

dan strategi, membantu mengidentifikasi permasalahan dan membantu membuat

perjanjian yang memuaskan bagi pihak-pihak yang bersengketa.

Pada kondisi aktual, konflik yang terjadi sudah meluas pada hal yang bersifat

pribadi. Seperti prasangka buruk dan ketidaknyamanan. Bukan lagi pada hal yang

bersifat pekerjaan, seperti pelaksanaan tanggung jawab dan wewenang. Dengan kata

lain, konflik yang terjadi, merupakan perluasan dari sumber permasalahan utama.

Oleh karena itu, rancangan intervensi yang sekiranya tepat pada CV. X adalah

kegiatan yang bertujuan menyelesaikan konflik terlebih dahulu. Membuka arus

komunikasi, pandangan dan menyadari perbedaan kepribadian yang dimiliki.

Setelah konflik sudah dapat diselesaikan atau berkurang, maka intervensi

selanjutya adalah mengatasi permasalahan utama. Yaitu dengan mengajukan

rancangan dokumen kemitraan yang akan disepakati oleh kedua pihak. Ferrel, Hirt

dan Ferrel (2008) menjelaskan, bahwa bentuk kepemilikan rekanan, sangat disarankan

untuk memiliki sebuah dokumen kemitraan. Yakni sebuah dokumen yang

menentukan perjanjian dasar diantara rekan. Tidak hanya berupa uang dan aset,

namun juga termasuk peran manajemen, tugas, pembagian keuntungan, kerugian dan

klausul meninggalkan rekan.

Page 14: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil telaah kasus yang dikaitkan dengan teori, maka sumber

utama permasalahan yang terjadi pada CV. X adalah ketiadaan dokumen kemitraan.

Memang, tidak dibuatnya perencanaan bisnis merupakaan awal dari munculnya

permasalahan. Namun hal tersebut dapat dihindari atau diminimalisir dengan adanya

dokumen kemitraan. Rancangan solusi yang ditawarkan berupa program penyelesaian

konflik diantara para pemilik terlebih dahulu. Untuk membuka arus komunikasi yang

terhambat. Kemudian ditawarkan berupa rancangan isi dari dokumen kemitraan.

Untuk mengatur mengenai tugas, hak dan tanggung jawab diantara pemilik CV. X.

Rancangan Intervensi

Rancangan proses pengklarifikasian informasi berupa suatu pertemuan yang

terdiri dari enam sesi. Yaitu, sesi pengantar dari penulis, sesi mengungkapkan

perasaan, sesi pemberian tanggapan, sesi perenungan, sesi identifikasi diri dan

masalah serta sesi penutup berupa kesepakatan bersama.

Rancangan selanjutnya adalah konsep dokumen kemitraan yang diajukan

terdiri dalam dua bentuk. A, B dan C yang akan memutuskan mengenai rancangan

dokumen kemitraan mana yang akan digunakan. Pertimbangan dalam pembuatan

keputusan, sepenuhnya dilakukan oleh A, B dan C. Penulis tidak memberikan

masukan dalam pemilihan salah satu rancangan tersebut. Perjanjian sepenuhnya

dibuat, dikonsultasikan dan disaksikan oleh notaris.

Bentuk pertama, berupa perjanjian yang berisi pembagian hak, tanggung

jawab dan wewenang secara jelas diantara A, B dan C. Hal tersebut dicantumkan

secara rinci, agar dapat dilakukan pengukuran atau pengevaluasiam dalam

Page 15: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

menjalankan perjanjian tersebut. Peran dalam manajemen diperjelas, sehingga rentang

hierarki dalam struktur dapat berjalan dengan semestinya. Selain itu juga dicantumkan

mengenai sanksi dari kelalaian dalam menjalankan perjanjian.

Bentuk kedua, adalah perjanjian dimana mereka melepaskan diri dari peran

manajemen di dalam perusahaan itu. Lalu, hal yang dilakukan adalah merekrut

seorang manajer umum yang berpengalaman dalam usaha ini. Sehingga A, B dan C

tidak perlu mengurusi kegiatan operasional perusahaan. Dalam perjanjian ini, tetap

diatur mengenai hak, tanggung jawab dan wewenang diantara mereka. Intervensi yang

dapat dilakukan, kondisi yang mengijinkan intervensi tersebut dapat dilakukan dan

persetujuan pelaksanaan intervensi, harus dicantumkan. Selain itu, apabila bentuk ini

dipilih oleh A, B dan C, maka mereka juga harus membuat seuatu perjanjian dengan

manajer umum tersebut.

Dokumen Kemitraan tersebut harus dikonsultasikan, dibuat dan ditandatangani

di depan pejabat yang berwenang, dalam hal ini adalah notaris. Format dan bentuk

baku dokumen, diserahkan sepenuhnya oleh notaris. Namun secara umum, dokumen

kemitraan berisikan topik sebagai berikut (Ferrel, Hirt & Ferrel, 2008) :

1. Identitas, tujuan pembuatan perjanjian dan lokasi.

2. Jangka waktu perjanjian.

3. Kewenangan dan tanggung jawab setiap rekan.

4. Karakter rekan (umum atau terbatas, aktif atau pasif).

5. Jumlah modal dari setiap rekan.

6. Pembagian keuntungan atau kerugian.

7. Gaji dari rekan.

8. Jumlah penarikan modal yang diijinkan.

9. Kematian rekan.

Page 16: PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki

10. Penjualan saham rekan.

11. Penyelesaian konflik.

12. Tindakan yang diperbolehkan dan yang dilarang.

13. Kemangkiran dan ketidakmampuan.

14. Perjanjian jual dan beli.

Saat suatu pihak hendak membuat suatu perusahaan, maka pihak tersebut

harus membuat suatu perencanaan bisnis terlebih dahulu. Menurut Ferrel, Hirt &

Ferrel (2008), perencanaan bisinis adalah dokumen tertulis yang menggambarkan

seluruh elemen internal dan eksternal serta strategi untuk memulai suatu usaha.

Ketiadaan perencanaan bisnis akan menimbulkan risiko kegagalan bisnis sangat besar.

Kepemilikan perusahaan merupakan salah satu hal yang termasuk dalam perencanaan

bisnis tersebut. Apabila perusahaan dimiliki oleh rekanan, maka harus dibuat suatu

dokumen yang disebut dokumen kemitraan. Yakni sebuah dokumen yang menentukan

perjanjian dasar diantara rekan (Ferrel, Hirt dan Ferrel, 2008).