pendahuluan latar belakang · pdf file1999 tentang hak asasi manusia, ... ekonomi dan...
TRANSCRIPT
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anak jalanan adalah fenomena nyata bagian dari kehidupan. Fenomena
nyata yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak
jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh sebagian besar masyarakat,
terutama masyarakat awam. Anak jalanan memang dalam kehidupan masyarakat
selalu identik dengan anak-anak yang anarkis atau tidak memiliki aturan, karena
sebagian besar dari mereka adalah anak yang berusia dibawah 18 tahun atau anak
yang masih aktif dan masih labil, sehingga memerlukan bimbingan yang lebih
dari lingkungan sekitarnya. Kehadiran anak jalanan tidak terlepas dari keberadaan
kota-kota besar. Faktor yang sangat signifikan terhadap peningkatan jumlah anak
jalanan adalah kemiskinan.
Data Departemen Sosial menunjukkan jumah anak jalanan di beberapa
kota besar di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 150.000 anak dan jumlah anak
telantar mencapai 3.308.642 anak (Herdiman, 2008). Sebagai perbandingan pada
tahun 1999, berdasarkan hasil survey dan pemetaan sosial anak jalanan yang
dilakukan oleh Unika Atmaja Jakarta dan Departemen Sosial dengan dukungan
Asia Development Bank, jumlah anak adalah 39.861 anak yang tersebar di 12
kota besar (Anonim, 2005). Masalah krusial yang muncul seiring dengan
meningkatnya jumlah anak jalanan adalah adanya anak jalanan di Indonesia
dengan perilaku berisiko mencapai 114.889 orang dan sebagian diantaranya
pengguna NAPZA (Suhartini, 2009).
UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 menyebutkan bahwa, “fakir miskin dan anak
terlantar dipelihara oleh Negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab
terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan.
Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak-
hak asasi manusia pada umumnya, seperti tercantum dalam UU No. 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990
tentang Pengesahan Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak-
hak anak). Hak-hak yang seharusnya diterima oleh seorang anak tersebut belum
dapat terpenuhi, sehingga anak memilih untuk hidup di jalanan (Sudrajat, 1997).
Dalam banyak kasus, anak jalanan hidup dan berkembang di bawah
tekanan dari stigma atau bahkan di cap sebagai pengganggu ketertiban karena
sangat meresahkan masyarakat. Beberapa permasalahan yang mengancam anak
jalanan antara lain adalah kekerasan yang dilakukan oleh anak jalanan lain,
komunitas dewasa, Satpol PP, bahkan kekerasan seksual; penggunaan pil, alkohol
dan rokok; dan permasalahan gizi dan kesehatan. Sementara dengan memberikan
belas kasihan pula bukan merupakan solusi yang tepat, karena anak-anak tersebut
bukan anak-anak yang perlu dikasihani. Tetapi yang diperlukan adalah
sebagaimana kebutuhan anak-anak pada umumnya, yaitu perlindungan,
kepedulian, kasih saying dan pemenuhan kebutuhan hidup.
“P-JAIM” Program Zona Impian merupakan salah satu solusi yang
efektif membantu program pemerintah dalam hal peretasan peningkatan jumlah
anak jalanan, penanganan dan pemberdayaannya. Dewasa ini, usaha-usaha baik
dari pemerintah dan Lembaga Sosial Masyarakat dalam penanganan anak jalanan
bukan merupakan solusi efektif dalam penanganan anak jalanan. Keunggulan
Program Zona Impian “P-JAIM” dibandingkan penanganan yang telah ada, yaitu
2
dalam pengaplikasiannya, “P-JAIM” sangat mengedepankan kerja sama dengan
pihak anak jalanan itu sendiri melalui ketua paguyuban anak jalanan. “P-JAIM”
lebih banyak melibatkan peranan anak jalanan itu sendiri dalam pembentukan
struktur kepengurusan “Zona Impian” atau perkumpulan karena merekalah yang
lebih memahami karakteristik anak jalanan. Selain itu, “P-JAIM” juga
mengadakan Program Ikatan Alumni Zona Impian “PIAMA”. Sehingga,
diharapkan P-JAIM” tidak hanya bertujuan untuk membantu pemenuhan
kebutuhan psikologis, pendidikan, kesehatan anak jalanan dan pemberdayaannya.
Namun, kami juga bertujuan untuk meningkatkan mutu anak jalanan dalam sektor
ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P-JAIM”
menjadi solusi efektif dalam penanganan anak jalanan.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan karya inovatif ini untuk meningkatkan mutu anak
jalanan bukan hanya dalam hal pendidikan, psikologis dan kesehatannya namun
dalam sisi perekonomian mereka melalui pemberdayaan dalam pembentukan dan
pengembangan bakat alamiah yang anak jalanan miliki. Serta sebagai pusat
pendidikan bagi anak jalanan.
Manfaat penulisan ini bagi pemerintah yaitu membantu menyelesaikan
permasalahan dalam penanganan kasus anak jalanan yang pertumbuhannya
semakin tahun semakin meningkat dengan efektif. Bagi masyarakat, membantu
meretaskan permasalahan anak jalanan yang sering meresahkan masyarakat dan
merubah mind set masyarakat bahwa anak jalanan adalah tanggung jawab kita
bersama. Sedangkan manfaat bagi penulis adalah untuk mengamalkan TRI
Dharma Perguruan Tinggi, dan menjadi media aktualisasi dalam mengembangkan
potensi diri.
GAGASAN
Kondisi Anak Jalanan di Indonesia
Perkara mendasar di Tanah Air tercinta Indonesia tampaknya belum mau
kunjung surut. Masih segar dalam ingatan berbagai kasus terkait anak jalanan
(anjal). Beberapa kasus terbaru yang “tampak” terkait dengan anak jalanan di
antaranya adalah kasus Babeh dengan kelainan jiwa pedofilia yang memakan
korban anak-anak jalanan. Juga kita lihat bagaimana Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) mengutuki pihak yang bersalah melibatkan anak-anak dan
menganiaya anak-anak sehingga sejumlah anak terluka dalam peristiwa bentrok
makam Mbah Priok di Koja beberapa waktu silam. Kerap pula terjadi kekerasan
seksual pada anak jalanan. Selain pihak anak banyak yang takut melaporkan
peristiwa kekerasan seksual yang dialaminya karena dirinya diancam dan orang
tua beranggapan bahwa kasus seperti itu aib, sewajarnya juga seorang anak
(seseorang dengan usia di bawah 18 tahun) yang belum berkembang sempurna
secara psikoseksual tidak memahami bahwa dia menjadi korban kekerasan
seksual. Akibatnya kekerasan seksual terhadap anak merupakan sebuah fenomena
gunung es. Berdasarkan informasi dari Pusat Data dan Informasi Kementerian
Sosial (2008), jumlah anak jalanan sebesar 232.984 jiwa. Jumlah tersebut
cenderung meningkat bila dibandingkan tahun 2007 sebanyak 104.000 anak dan
tahun 2006 sebanyak 144.000 anak (Yusuf, 2010) .
3
Gambar 1. Kekerasan pada Anak Jalanan
Dari jumlah tersebut hanya 12% saja yang tertampung dirumah singgah,
sedangkan 50% anak jalanan tinggal bersama orang tuanya. Data dari Yayasan
Cinta Anak Bangsa juga menunjukkan bahwa jumlah anak telantar di Indonesia
ada sekira 3,3 juta anak dan 160.000 di antaranya adalah anak jalanan.
Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak, kasus kekerasan seksual
yang menimpa anak-anak sepanjang 2008 meningkat 30 persen menjadi 1.555
kasus atau 4,2 kasus per hari dari 1.194 kasus pada 2007. Menurut catatan Dinas
Sosial DKI Jakarta, sedikitnya ada 4.023 anak jalanan yang tersebar di 52 wilayah
di Jakarta (Abin, 2003).
Padahal masalah anak jalanan kaitannya dengan pembangunan nasional
karena pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan Manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh Masyarakat Indonesia. Hal ini
mengandung arti adanya keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kebulatan
yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Bahwa pembangunan adalah
untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan (Ananingsih,
1997). Anak jalanan juga merupakan generasi penerus bangsa. Ironisnya, mereka
diabaikan oleh masyarakat. Bahkan di anggap sampah masyarakat.
Mengingat jumlah anak jalanan yang meningkat dari tahun ke tahun perlu
kiranya segera dipikirkan pemecahannya. Tentu saja pemecahan yang dimaksud
adalah suatu pemecahan manusiawi dan baik bagi mereka.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Masalah anak jalanan bukan sekadar menghindarkan mereka dari ancaman
pelecehan seksual. Masalah anak jalanan cukup kompleks, mulai pengaruh
pelecehan seksual hingga perbuatan child abuse yang lain, termasuk juga
kemungkinan mereka terjebak dalam pemakaian alkohol dan narkoba. Yang jelas,
anak jalanan terkait dengan masalah pengangguran dan kemiskinan. Anak-anak
jalanan terpaksa mencari uang dan makanan sendiri. Mereka tidak punya tempat
berteduh, mengalami depresi dan penyimpangan perilaku, tidak bisa sekolah
dengan kondisi tubuh tidak sehat.
Masalah-masalah ini yang seharusnya dicarikan solusinya oleh Pemda
setempat. Caranya adalah melakukan pendekatan persuatif agar anak mau
4
berbicara terbuka dengan petugas, dan bukannya main tangkap melalui razia.
Dengan pendekatan seperti itu, anak akan datang dengan sukarela dan suka hati
karena mengerti dengan jelas bahwa Pemda akan mencarikan jalan keluar atas
persoalan hidup keseharian mereka. Seharusnya Pemda mau sebagai fasilitator
bagi nasib anak jalanan dan sudah siap dengan dana untuk mengatasi masalah-
masalah mereka. Bagaimana pun dana khusus sangat dibutuhkan untuk membantu
anak jalanan bagi penyediaan tempat penampungan, bantuan kesehatan,
pendidikan, sosial, dan bantuan psikologis lainnya (Suhartini, 2009).
Gambar 2. Tuntutan Anak Jalanan terhadap Pemerintah
Razia anak jalanan hanya merupakan solusi jangka pendek dalam
mengatasi keberadaan anak jalanan, tanpa menyentuh permasalahan utamanya.
Karena, razia hanya bersifat sementara dan tidak menjawab kebutuhan untuk
memecahkan masalah anak jalanan yang cukup kompleks. Razia anak jalanan
hanya akan menghamburkan biaya dengan hasil sia-sia.
Dalam mengatasi masalah anak jalanan, Pemda seharusnya membuka diri
mencari bantuan publik bagi rumah penampungan, makanan, bantuan lapangan
pekerjaan, dan fasilitas sekolah mereka. Berbagai pihak tampaknya siap bekerja
sama dengan Pemda dalam mengatasi masalah anak jalanan. Apalagi fasilitas
kesehatan dan pendidikan atentu tidak akan masalah karena kebijakan untuk
"menitipkan" mereka ada di bawah kendali Pemda (Anonim, 2004).
Rumah singgah adalah rumah yang diperuntukkan bagi anak jalanan yang
ingin belajar dengan fasilitas – fasilitas yang telah disediakan. Tetapi kekurangan
rumah singgah ini tidak mencetak keluaran – keluaran mampu turut memajukan
masa depan anak jalanan menuju kehidupan mandiri.
Solusi Baru yang Ditawarkan
Masalah pendidikan di negara Indonesia merupakan salah satu alasan
bahwa lambannya kemajuan di Negara ini. Sektor pendidikan lah yang harus
ditekan dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Namun, di
samping itu masalah ekonomi di negara Indonesia menjadi salah satu alasan
signifikan bahwa masih banyak anak bangsa yang putus sekolah. Maka sektor
ekonomi haruslah menjadi acuan sebagai pengembangan utama dalam
mengentaskan masalah anak jalanan. Oleh karena itu dibuatlah program “Zona
Impian” mengenai peningkatan mutu anak jalanan dalam sisi sektor ekonomi dan
sebagai pusat pendidikan yang visible bagi anak jalanan. Program ini didesain
mampu dengan ringan diterima oleh masyarakat dan anak jalanan itu sendiri.
5
Dalam merealisasikan terwujudnya program ini perlu adanya kerjasama antara
pihak pelaksana dengan masyarakat, yayasan–yayasan sosial, pemerintah
setempat, dan lembaga – lembaga terkait. Program “Zona Impian” meliputi
beberapa cabang program studi seperti:
1. General Education-centered Development
Program ini secara umum memberikan pendidikan seperti layaknya
sekolah–sekolah formal. Tujuan dari program ini tidak lain memberikan ilmu
pengetahuan, wawasan dan teknologi kepada anak jalanan mulai dari belajar
membaca, menulis, Mata Pelajaran Umum dan teknologi. Fasilitas yang
diberikan, diantaranya meja lipat, perlengkapan alat tulis, perpustakaan mini,
mading, papan tulis dan beberapa pihak terkait yakni mahasiswa dan guru
sukarelawan.
2. Spiritual-centered Development
Program ini secara khusus bergerak di bidang keagamaan dalam
perwujudan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Fasilitas
yang diberikan adalah peralatan beribadah, kitab, buku-buku keagamaan dan guru
agama (baik islam/non islam) sebagai pembimbing.
3. Psychology-centered Development
Program ini secara khusus membantu membentuk kepribadian, mental,
emosional dan intelektual anak jalanan sebagai pedoman membentuk konsep diri
mereka. Fasilitas yang diberikan adalah Psikolog atau mahasiswa Psikologi yang
memberikan konseling gratis secara rutin.
4. Health Counseling-centered Development
Program ini secara khusus membantu memberikan pengetahuan terhadap
anak jalanan tentang gizi dan kesehatan seperti tentang pola makan yang sehat,
bagaimana memilih makanan yang bergizi, bagaimana menjaga kesehatan
personal agar terhindar dari penyakit, serta berbagai pengetahuan gizi lainnya
yang bisa mendorong anak untuk berperilaku gizi yang baik. Fasilitas yang
diberikan berupa penyuluhan kesehatan, tes kesehatan, pemberian asupan gizi dan
melibatkan beberapa pihak, yakni petugas Posyandu dan mahasiswa sukarelawan
dari Fakultas Kedokteran.
5. Natural Potensial-centered Development
Program ini secara khusus membantu mengembangkan dan
mengaktualisasikan potensi alami yang dimiliki dari masing–masing anak jalanan
dalam merealisasikan aspirasi, kreasi, serta bakat minatnya. Fasilitas yang
diberikan yakni tenaga bantu dari Komnas Anak.
6. Artwork-centered Development
Program ini secara khusus bergerak dalam mengembangkan potensi seni
masing–masing anak jalanan. Seni ini meliputi seni musik, lukisan, patung, pahat,
6
suara, memasak, dan lainnya. Fasilitas yang diberikan yakni berupa alat-alat
pahat, musik dan lukis serta guru pembimbing.
7. Skill-centered Development
Program ini merupakan program lanjutan dari program Artwork-centered
Development dalam memantapkan skill yang telah dimiliki anak jalanan setelah
mendapatkan pembekalan atau pembinaan. Fasilitas yang diberikan yakni
pembimbing yang ahli pada bidangnya dan bekerjasama dengan pihak – pihak
terkait.
Program ini memiliki beberapa pembagian kelas. Pembagian kelas ini
sangat penting mengingat cara berpikir anak berbeda–beda dan rata–rata cara
berpikir mereka sesuai dengan umurnya masing - masing. Kelas tersebut meliputi:
1. Norma Class
Kelas ini memiliki intensitas pembelajaran 25% dan bermain 75% bagi
anak jalanan berumur 4-6 tahun. Arena bermain disini dikatagorikan sebagai
bermain semi-belajar, jadi secara tidak langsung bermain sambil belajar. Kelas ini
meliputi program studi General Education, Artwork, dan Natural Potensial.
2. Pancasila Class
Kelas ini memiliki intensitas pembelajaran 50% dan bermain 50% bagi
anak jalanan berumur 7-11 tahun. Kelas ini meliputi program studi General
Education, Psikolgy, Natural Potensial, dan Artwork.
3. Garuda Indonesia Class
Kelas ini memiliki intensitas pembelajaran 75% dan bermain 25% bagi
anak jalanan berumur 12-17 tahun keatas. Kelas ini meliputi progam studi General
Education, Psikolgy, Natural Potensial, Artwork, dan Entrepreneurship.
4. Merah Putih Class
Kelas ini memiliki intensitas pembelajaran 85% dan bermain 15% bagi
anak jalanan berumur 18 tahun keatas. Kelas ini merupakan kelas lanjutan ke
jenjang yang lebih tinggi. Kelas ini meliputi progam studi General Education,
Psikolgy, Natural Potensial, Artwork, dan Entrepreneurship.
Program – program studi ini saling berkesinambungan yang berguna untuk
membiasakan mereka dengan kemampuan – kemampuan yang dimiliki dalam
bidang ilmu tertentu.
Selain itu, terdapat beberapa program unggulan “P-JAIM”, diantaranya:
“PIAMA” Program Ikatan Alumni Zona Impian. Program ini
bertujuan untuk mempererat jalinan tali silaturahmi baik antar alumni dan anak
jalanan di Zona Impian dan bertujuan agar para alumni yang telah sukses
meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya dan meniti karirnya di luar lingkup
Zona Impian setelah masa pemberdayaannya dapat menyalurkan pengalaman dan
bentuk kepeduliannya baik dalam bentuk materi atau skill yang dimiliki. Serta
agar dapat memotivasi anak jalanan lain agar lebih memotivasi dirinya untuk
memilik kehidupan yang layak di masa depannya nanti.
7
“PEZONA” Pembentukan Kepengurusan Zona Impian. Program ini
bertujuan untuk menyusun struktur kepengurusan “P-JAIM”. Dimana pengurus
“P-JAIM” tidak hanya dipilih dari tim perencana konsep. Namun kami juga
melibatkan anak jalanan untuk menjabat sebagai pengurus di struktur
kepengurusan “P-JAIM”. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses
perealisasian program “P-JAIM”.
Pihak yang dijadikan Contoh
Sesuai bunyi UUD 1945 pasal 34 ayat 1 “Fakir miskin dan anak – anak
yang terlantar dipelihara oleh Negara, serta pasal 34 ayat 2 berbunyi “Negara
mengembangkan sistem jaminan social bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjelaskan
bahwa dalam melakukan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan anak
maka perlu peran beberapa pihak, yaitu : (1) Lembaga Perlindungan Anak (LPA),
(2) Lembaga Keagamaan, (3) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), (4)
Organisasi Kemasyarakatan (termasuk LBH), (5) Organisasi Sosial, (6) Dunia
Usaha, (7) Media Massa, atau (8) Lembaga Pendidikan.
Dalam merealisasikan gagasan ini, pihak–pihak yang perlu
dipertimbangkan untuk bekerjasama adalah orang tua dari anak jalanan itu dan
anak jalannya sendiri. Kedua belah pihak diberikan kenyakinan sehinggan orang
tuanya dapat melepaskan anaknya mengikuti program ini dan si anak dengan
senang hati mengikutinya. Sebagai titik awal dari gagasan ini memberdayakan
anak jalanan usia 5–7 tahun. Kelebihan mereka dapat diatur ketika melaksanankan
studi
Pihak yang Berperan dalam Mengimplementasikan Gagasan
Pihak utama yang berperan mengimplementasikan gagasan ini adalah
pihak–pihak yang bekerjasama dalam merealisasikan program ini. pihak–pihak
terkait meliputi anak jalanan, yayasan–yayasan sosial, tokoh masyarakat,
pemerintah setempat, dan lembaga – lembaga terkait. Selain itu, pihak-pihak
terkait juga berperan sebagai donatur dan penyediaan tenaga pengajar.
Pihak kedua adalah orang tua anak jalanan. Masing–masing orang tua
harus diberikan keyakinan bahwa anak mereka sangat membutuhkan ilmu dan
dukungan moral agar dapat mencapai impian mereka. Memang pendidikan bukan
solusi jangka pendek yang diharapkan, tetapi dari pendidikan manusia bisa
dihormati.
Pihak ketiga adalah ketersediaan pengajar untuk tidak mengharapkan upah
dalam membimbing mereka. Tenaga pengajar yang dipakai memiliki solidaritas
tinggi dan mengerti kondisi anak jalanan dengan seperti itu timbul rasa ikhlas
dalam mengajar.
Strategi yang Mendukung Gagasan
Langkah awal yang harus dipersiapkan untuk terlaksananya gagasan ini
adalah penyediaan tempat bagi mereka yang diberi nama “Dream House”.
8
Dream House didesain semenarik mungkin, senyaman mungkin, selengkap
mungkin fasilitas sehingga tercipta kecintaan terhadap rumah pendidikan mereka.
Suasana pembelajaran dibuat sesekeluargaan mungkin yang saling berinteraksi
satu sama lain dengan seperti itu terciptalah komunikasi berkualitas. Tenaga
pengajar dituntut seramah mungkin dalam menyampaikan materi – materi dalam
pembelajaran
Setelah persiapan cukup matang, mulai memberikan sosialisasi kepada
orang tua anak jalanan untuk mengikuti progam ini. Berusaha menyakinkan
mereka dengan fasilitas – fasilitas yang ada dan jaminan keselamatan bagi
anaknya. Dan tidak ada paksaan baginya untuk mengikuti program ini karena
belajar bukan berawal dari paksaan. Dengan seperti itu timbul rasa ikhlas dan
motivasi untuk mewujudkan mimpi – mimpi mereka selama ini.
Sebagai langkah awal akan dimulai dari kelompok kecil antara 4–11 anak
jalanan. Mereka diberi sosialisasi mengenai pembelajaran yang akan diberikan
dalam program ini. Dan dari kelompok kecil inilah bisa menyebarkan ke anak–
anak jalanan lainnya bahwa program Zona Impian ini murni ingin mengantarkan
mereka mewujudkan mimpi–mimpinya.
Gambar 3. Design Dream House “P-JAIM”
Keterangan:
a) Pintu
b) Ruang Belajar Lt. 2
c) Ruang utama (Norma, Pancasila, Garuda, Merah Putih Class)
d) Ventilasi
e) Ventilasi
Kerangka Pemikiran
Pada awalnya program ini mencari anak–anak yang putus sekolah dan
akan diajak ke “Zona Impian” untuk diberi pendidikan. Kepandaian tenaga
pengajar bukan kunci utama dalam suksesnya membimbing mereka tetapi
dilakukan dengan setulus hati dengan harapan menciptakan kesinambungan untuk
mencari solusi bersama. Dari sinilah solusi – solusi dibuat dan dapat mengarah
dengan tepat. Langkah–langkah yang akan kami tempuh sebagai berikut:
9
Gambar 4. Kerangka Pemikiran
PIAMA
PEZONA
10
KESIMPULAN
Gagasan Yang Diajukan
1. “P-JAIM” Program Zona Impian merupakan konsep pengembangan
potensi alami anak jalanan sebagai jawaban atas permasalahan di negara
Indonesia. Konsep ini lebih mengarah pada pengembangan potensi
alamiah anak jalanan yang akan dijuruskan sebagai peluang membuka
kesuksesan sesuai bakat masing–masing anak jalanan. Di dalam
menciptakan anak jalanan yang memiliki potensi juga dibekali dengan
program studi General Education, Spiritual, Psychology, Health
Counseling, Natural Potensial, Artwork, dan Skill.
2. Program unggulan “P-JAIM” lainnya adalah Program Ikatan Alumni
Zona Impian “PIAMA” yang merupakan program untuk mempererat tali
silaturahmi antar alumni dan anak jalanan itu sendiri.
3. Dalam penerapan konsep “P-JAIM” ini, lebih mengedepankan kerja sama
dengan anak jalanan. Karena merekalah yang lebih memahami
karakteristik anak jalanan itu sendiri. Sehingga program ini dapat
terealisasi dengan baik dan lancer antar tim dan anak jalanan.
Teknik Implementasi Yang akan Dilakukan
1. Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Pemerintah,
Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), Dinas Pendidikan, dan Masyarakat
dalam rangka penggalangan dana dan permohonan ijin pembangunan
“Dream House”.
2. Menjalin kerja sama dengan orang tua anak jalanan dan ketua paguyuban
anak jalanan agar membantu dalam pensosialisasian atau penyebar luasan
program.
3. Pembuatan kebijakan oleh pemerintah karena dengan adanya kebijakan
tersebut diharapkan dapat mempermudah terealisasinya “P-JAIM”.
4. Pembentukan organisasi atau perkumpulan untuk menunjang
perkembangan Program Zona Impian “P-JAIM”.
Prediksi Hasil Yang akan Diperoleh 1. Konsep “P-JAIM” Program Zona Impian ini dapat menjadi solusi
pemberdayaan dan pengembangan anak jalanan yang efektif dan sesuai
dengan keinginan mereka menuju kesejahteraan kehidupan ekonomi yang
layak.
2. Mengubah mind set anak jalanan bahwa jalanan bukanlah tempat yang
layak untuk dijadikan tempat tinggal dan memotivasi mereka bahwa masa
depan cerah ada di depan mata.
3. Terwujudnya anak jalanan sebagai generasi penerus bangsa yang dapat
memajukan pembangunan nasional Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
11
Abin, Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya
Ahmadi, Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Ananingsih. 1997. Masalah Anak Jalanan dan Penanganannya Kaitannya dengan
Pembangunan Nasional. Semarang : UNDIP
Anonim. 2004. Modul Pelayanan Kesehatan Anak Jalanan. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial Republik
Indonesia.
Anonim. 2005. Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial Republik
Indonesia.
E Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
E. Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum 2004; Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
Jawa Pos. (2008, Desember 20). Jumlah Anak Jalanan Cenderung Meningkat.
Available FTP : http://www.jawapos.co.id. 21 Juli 2008.
Kompas. (2008, Oktober 7). Penanganan Anak Jalanan Jalan Terus. Available
FTP: http://www.kompas.com. 24 Januari 2010.
Maghfira, Wijayanti. 2007. Alternatif Mengatasi Kesulitan Belajar.
http://www.tujuhtujuhtiga.com/73/index.php?name=News&file=article&si
d=50
Prayitno dan Erman Anti. 1995. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
P2LPTK Depdikbud
Prayitno. 2003. Panduan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdikbud
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Saputra, H. (2008, Desember 21). Masalah Anak Jalanan [1]. Available FTP:
http://www.harjasaputra.wordpress.com. 9 April 2007.
Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(1995),
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum (SMU)
Buku IV, Jakarta : IPBI
Suhartini, Tina. et al. 2009. Strategi Bertahan Hidup Anak Jalanan. Jurnal
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 3, No. 2,
Hal. 2.
Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen
12
Teropong, www.pikiran-rakyat.com
Udin S. Winataputra, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta :
Gramedia
W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :. Grasindo.
Yusuf. 2010. http://news.okezone.com/read/2010/05/17/58/333230/melirik-
kondisi-kejiwaan-anak-jalanan. Diakses tanggal 27 Februari 2012 Pukul
19.30 WIB.
Lampiran
1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
Biodata Ketua Kelompok
Informasi Personal
1. Nama : Ahmad Sofyanto
2. Tempat lahir : Banyuwangi
3. Fakultas : Teknologi Pertanian
4. Jurusan : Teknonologi Industri Pertanian
5. No. Hp : 085335066901
6. Alamat rumah : Dusun Salakan, RT/RW 002/002, Kenjo, Glagah,
Banyuwangi
7. Email : [email protected]
Kualifikasi Akademik
1. SDN 01 Kenjo, 1998
2. SMPN 01 Glagah, 2004
3. SMAN 01 Banyuwangi, 2007
4. Universitas Brawijaya, Teknologi Industri Pertanian, 2011
Malang, 27 Februari 2012
Ahmad Sofyanto
Anggota Pelaksana 1
Informasi Personal
1. Nama : Agil Adham Reka
2. Tempat lahir : Banyuwangi
3. Fakultas : Teknologi Pertanian
4. Jurusan : Keteknikan Pertanian
5. No. Hp : 085746123046
13
6. Alamat rumah : Jl. Widuri RT/RW 001/003 Lingkungan Krajan Kel.
Banjar Sari Kec. Glagah Kab. Banyuwangi
7. Email : [email protected]
Kualifikasi Akademik
1. SDN K epatihan III Banyuwangi, 1998
2. SMPN 01 Banyuwangi, 2004
3. SMAN 01 Banyuwangi, 2007
4. Universitas Brawijaya, Keteknikan Pertanian, 2010
Pengalaman Organisasi:
1. Staf Muda HIMATETA Bidang Robotika Fakultas Teknologi Pertanian
2. Angkatan Muda ARSC (Agritech Research Student Club) Bidang PSDM
Fakultas Teknologi Pertanian
3. Staf Muda BEM Bidang KWU Fakultas Teknologi Pertanian
Malang, 27 Februari 2012
Agil Adham Reka
Anggota Pelaksana 2
1. Nama : Muhammad Nur Sigit Harianto
2. NIM : 105100113111001
3. Jur/Fak : Teknologi Hasil Pertanian / Teknologi Pertanian
4. Alamat asal : Jln. Mannenungeng no.47 Sulawesi Selatan
5. Email : [email protected]
6. Riwayat Pendidikan :
Pendidikan Tahun
SDN 76 Malimongan 1998-2004
SMP Negeri 3 Palopo 2004- 2007
SMA Negeri 3 Palopo 2007-2010
Universitas Brawijaya, Malang 2010- Sekarang
7. Karya Ilmiah yang pernah dibuat
No. Judul Kategori Tahun
1.
Pemanfaatan Kulit Ketapang
sebagai Briket yang Ramah
Lingkungan
Bidang Energi Lomba
Karya Tulis Ilmiah 2010
2. Pengaruh TV terhadap Pola
Perilaku Anak Usia 2-8 tahun Workshop KIR 2009
3. Pengaruh Jumlah Kepadatan Perkemahan Ilmiah 2009
14
No. Judul Kategori Tahun
Penduduk terhadap Kualitas Air
Sungai Gajah Wong dan Sungai
Code, Yogyakarta
Remaja Nasional
Indonesia (PIRNAS)
Yogyakarta
4.
Rancang Bangun Sistem Irigasi
Tetes Sederhana dengan
Menggunakan Prinsip Kerja Infus
National Young Invantor
Award 2010
5.
Analisis Keberadaan Budaya
Ritual Maccera Tasi (Pesta Laut)
ditengah Pengaruh Modernisasi
Masyarakat Luwu, Kota Palopo
Lomba Karya Ilmiah
Remaja Nasional bidang
sosial masyarakat
2010
6.
Katun Bakery ( Bekatul dan
Sukun) sebagai Produk Healthy
Food untuk Peluang Usaha yang
Menguntungkan dan
Menyehatkan Bagi Penderita
Diabete Mellitus
Program kreatifitas
mahasiswa bidang
kewirausahaan
2011
7.
Ulik ( Ular Tangga Islamik)
Inovasi Permainan Masa Kini
dalam Upaya Meningkatkan
Pengetahuan Dasar Agama Pada
Anak Usia Dini
Lomba karya tulis bidang
agama 2011
8. Prestasi yang telah dicapai
No. Prestasi Tahun Penyelenggara Tingkat
1. Juara 1 Lomba Karya
Tulis Ilmiah Remaja 2010
Universitas Negeri
Makasar Provinsi
2. Juara 3 LKTI 2010 Universitas Negeri
Makasar Provinsi
3.
Delegasi Sulawesi
Selatan PIRNAS
Yogyakarta
2009 LIPI Nasional
4. 10 Besar Karya Tulis
Ilmiah Budaya 2010
Universitas
Brawijaya Nasional
5. Penerima Hibah Dikti
PKM-K 2011 DIKTI Nasional
6. 5 Besar LKTI FKP 2011 Universitas
Brawijaya Nasional
7. 5 Besar LKTI HI-Great 2011 Universitas
Brawijaya Nasional
15
No. Prestasi Tahun Penyelenggara Tingkat
8. Penerima Hibah Dikti
PKM-K dan PKM-P 2012 DIKTI Nasional
9. Penerima Hibah Dikti
PKM-K 2011 DIKTI Nasional
Anggota Pelaksana 3
Informasi Personal
1. Nama : Yulia Zakinah
2. NIM : 105100207111005
3. Fakultas : Teknologi Pertanian
4. Jurusan : Keteknikan Pertanian
5. No. Hp : 085732600068
6. Alamat rumah : Jl. KIS Mangun Sarkoro No. 24 Tamansari Bondowoso
7. Email : [email protected]
Prestasi
Juara 2 LKTI Katulistiwa 3 Tingkat Nasional Universitas Brawijaya
Karya Tulis Yang Pernah dibuat:
1. P–ZAIM” PROGRAM ZONA IMPIAN sebagai Pusat Pemberdayaan
Potensi Anak Jalanan
2. Konsep “CERDIK” Cerdas dan Efektif Sebagai Upaya Mengubah
Perilaku Masyarakat dalam Ketergantungan Plastik
3. “KECAP PONGGE” Usaha Pemanfaatan Biji Durian Sebagai
Alternatif Pengganti Bahan Dasar Kecap Kedelai
4. “Alat Desalinasi Tenaga Surya” sebagai Upaya Penyediaan Air Bersih
bagi Masyarakat Daerah Pesisir Pantai
Malang, 27 Februari 2010
YULIA ZAKINAH
Biodata Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Yusron Sugiarto, STP, MP, MSc
b. NIP : 840201 10 11 0160
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Giri Palma 1/g
Karangwidoro 6515
Malang, 27 Februari 2012
Yusron Sugiarto, STP, MP, MSc