pendahuluan latar belakang · pdf file1999 tentang hak asasi manusia, ... ekonomi dan...

15
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Anak jalanan adalah fenomena nyata bagian dari kehidupan. Fenomena nyata yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat awam. Anak jalanan memang dalam kehidupan masyarakat selalu identik dengan anak-anak yang anarkis atau tidak memiliki aturan, karena sebagian besar dari mereka adalah anak yang berusia dibawah 18 tahun atau anak yang masih aktif dan masih labil, sehingga memerlukan bimbingan yang lebih dari lingkungan sekitarnya. Kehadiran anak jalanan tidak terlepas dari keberadaan kota-kota besar. Faktor yang sangat signifikan terhadap peningkatan jumlah anak jalanan adalah kemiskinan. Data Departemen Sosial menunjukkan jumah anak jalanan di beberapa kota besar di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 150.000 anak dan jumlah anak telantar mencapai 3.308.642 anak (Herdiman, 2008). Sebagai perbandingan pada tahun 1999, berdasarkan hasil survey dan pemetaan sosial anak jalanan yang dilakukan oleh Unika Atmaja Jakarta dan Departemen Sosial dengan dukungan Asia Development Bank, jumlah anak adalah 39.861 anak yang tersebar di 12 kota besar (Anonim, 2005). Masalah krusial yang muncul seiring dengan meningkatnya jumlah anak jalanan adalah adanya anak jalanan di Indonesia dengan perilaku berisiko mencapai 114.889 orang dan sebagian diantaranya pengguna NAPZA (Suhartini, 2009). UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 menyebutkan bahwa, “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak- hak asasi manusia pada umumnya, seperti tercantum dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak- hak anak). Hak-hak yang seharusnya diterima oleh seorang anak tersebut belum dapat terpenuhi, sehingga anak memilih untuk hidup di jalanan (Sudrajat, 1997). Dalam banyak kasus, anak jalanan hidup dan berkembang di bawah tekanan dari stigma atau bahkan di cap sebagai pengganggu ketertiban karena sangat meresahkan masyarakat. Beberapa permasalahan yang mengancam anak jalanan antara lain adalah kekerasan yang dilakukan oleh anak jalanan lain, komunitas dewasa, Satpol PP, bahkan kekerasan seksual; penggunaan pil, alkohol dan rokok; dan permasalahan gizi dan kesehatan. Sementara dengan memberikan belas kasihan pula bukan merupakan solusi yang tepat, karena anak-anak tersebut bukan anak-anak yang perlu dikasihani. Tetapi yang diperlukan adalah sebagaimana kebutuhan anak-anak pada umumnya, yaitu perlindungan, kepedulian, kasih saying dan pemenuhan kebutuhan hidup. “P-JAIM” Program Zona Impian merupakan salah satu solusi yang efektif membantu program pemerintah dalam hal peretasan peningkatan jumlah anak jalanan, penanganan dan pemberdayaannya. Dewasa ini, usaha-usaha baik dari pemerintah dan Lembaga Sosial Masyarakat dalam penanganan anak jalanan bukan merupakan solusi efektif dalam penanganan anak jalanan. Keunggulan Program Zona Impian “P-JAIM” dibandingkan penanganan yang telah ada, yaitu

Upload: trinhmien

Post on 07-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anak jalanan adalah fenomena nyata bagian dari kehidupan. Fenomena

nyata yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak

jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh sebagian besar masyarakat,

terutama masyarakat awam. Anak jalanan memang dalam kehidupan masyarakat

selalu identik dengan anak-anak yang anarkis atau tidak memiliki aturan, karena

sebagian besar dari mereka adalah anak yang berusia dibawah 18 tahun atau anak

yang masih aktif dan masih labil, sehingga memerlukan bimbingan yang lebih

dari lingkungan sekitarnya. Kehadiran anak jalanan tidak terlepas dari keberadaan

kota-kota besar. Faktor yang sangat signifikan terhadap peningkatan jumlah anak

jalanan adalah kemiskinan.

Data Departemen Sosial menunjukkan jumah anak jalanan di beberapa

kota besar di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 150.000 anak dan jumlah anak

telantar mencapai 3.308.642 anak (Herdiman, 2008). Sebagai perbandingan pada

tahun 1999, berdasarkan hasil survey dan pemetaan sosial anak jalanan yang

dilakukan oleh Unika Atmaja Jakarta dan Departemen Sosial dengan dukungan

Asia Development Bank, jumlah anak adalah 39.861 anak yang tersebar di 12

kota besar (Anonim, 2005). Masalah krusial yang muncul seiring dengan

meningkatnya jumlah anak jalanan adalah adanya anak jalanan di Indonesia

dengan perilaku berisiko mencapai 114.889 orang dan sebagian diantaranya

pengguna NAPZA (Suhartini, 2009).

UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 menyebutkan bahwa, “fakir miskin dan anak

terlantar dipelihara oleh Negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab

terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan.

Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak-

hak asasi manusia pada umumnya, seperti tercantum dalam UU No. 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990

tentang Pengesahan Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak-

hak anak). Hak-hak yang seharusnya diterima oleh seorang anak tersebut belum

dapat terpenuhi, sehingga anak memilih untuk hidup di jalanan (Sudrajat, 1997).

Dalam banyak kasus, anak jalanan hidup dan berkembang di bawah

tekanan dari stigma atau bahkan di cap sebagai pengganggu ketertiban karena

sangat meresahkan masyarakat. Beberapa permasalahan yang mengancam anak

jalanan antara lain adalah kekerasan yang dilakukan oleh anak jalanan lain,

komunitas dewasa, Satpol PP, bahkan kekerasan seksual; penggunaan pil, alkohol

dan rokok; dan permasalahan gizi dan kesehatan. Sementara dengan memberikan

belas kasihan pula bukan merupakan solusi yang tepat, karena anak-anak tersebut

bukan anak-anak yang perlu dikasihani. Tetapi yang diperlukan adalah

sebagaimana kebutuhan anak-anak pada umumnya, yaitu perlindungan,

kepedulian, kasih saying dan pemenuhan kebutuhan hidup.

“P-JAIM” Program Zona Impian merupakan salah satu solusi yang

efektif membantu program pemerintah dalam hal peretasan peningkatan jumlah

anak jalanan, penanganan dan pemberdayaannya. Dewasa ini, usaha-usaha baik

dari pemerintah dan Lembaga Sosial Masyarakat dalam penanganan anak jalanan

bukan merupakan solusi efektif dalam penanganan anak jalanan. Keunggulan

Program Zona Impian “P-JAIM” dibandingkan penanganan yang telah ada, yaitu

Page 2: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

2

dalam pengaplikasiannya, “P-JAIM” sangat mengedepankan kerja sama dengan

pihak anak jalanan itu sendiri melalui ketua paguyuban anak jalanan. “P-JAIM”

lebih banyak melibatkan peranan anak jalanan itu sendiri dalam pembentukan

struktur kepengurusan “Zona Impian” atau perkumpulan karena merekalah yang

lebih memahami karakteristik anak jalanan. Selain itu, “P-JAIM” juga

mengadakan Program Ikatan Alumni Zona Impian “PIAMA”. Sehingga,

diharapkan P-JAIM” tidak hanya bertujuan untuk membantu pemenuhan

kebutuhan psikologis, pendidikan, kesehatan anak jalanan dan pemberdayaannya.

Namun, kami juga bertujuan untuk meningkatkan mutu anak jalanan dalam sektor

ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P-JAIM”

menjadi solusi efektif dalam penanganan anak jalanan.

Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan karya inovatif ini untuk meningkatkan mutu anak

jalanan bukan hanya dalam hal pendidikan, psikologis dan kesehatannya namun

dalam sisi perekonomian mereka melalui pemberdayaan dalam pembentukan dan

pengembangan bakat alamiah yang anak jalanan miliki. Serta sebagai pusat

pendidikan bagi anak jalanan.

Manfaat penulisan ini bagi pemerintah yaitu membantu menyelesaikan

permasalahan dalam penanganan kasus anak jalanan yang pertumbuhannya

semakin tahun semakin meningkat dengan efektif. Bagi masyarakat, membantu

meretaskan permasalahan anak jalanan yang sering meresahkan masyarakat dan

merubah mind set masyarakat bahwa anak jalanan adalah tanggung jawab kita

bersama. Sedangkan manfaat bagi penulis adalah untuk mengamalkan TRI

Dharma Perguruan Tinggi, dan menjadi media aktualisasi dalam mengembangkan

potensi diri.

GAGASAN

Kondisi Anak Jalanan di Indonesia

Perkara mendasar di Tanah Air tercinta Indonesia tampaknya belum mau

kunjung surut. Masih segar dalam ingatan berbagai kasus terkait anak jalanan

(anjal). Beberapa kasus terbaru yang “tampak” terkait dengan anak jalanan di

antaranya adalah kasus Babeh dengan kelainan jiwa pedofilia yang memakan

korban anak-anak jalanan. Juga kita lihat bagaimana Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI) mengutuki pihak yang bersalah melibatkan anak-anak dan

menganiaya anak-anak sehingga sejumlah anak terluka dalam peristiwa bentrok

makam Mbah Priok di Koja beberapa waktu silam. Kerap pula terjadi kekerasan

seksual pada anak jalanan. Selain pihak anak banyak yang takut melaporkan

peristiwa kekerasan seksual yang dialaminya karena dirinya diancam dan orang

tua beranggapan bahwa kasus seperti itu aib, sewajarnya juga seorang anak

(seseorang dengan usia di bawah 18 tahun) yang belum berkembang sempurna

secara psikoseksual tidak memahami bahwa dia menjadi korban kekerasan

seksual. Akibatnya kekerasan seksual terhadap anak merupakan sebuah fenomena

gunung es. Berdasarkan informasi dari Pusat Data dan Informasi Kementerian

Sosial (2008), jumlah anak jalanan sebesar 232.984 jiwa. Jumlah tersebut

cenderung meningkat bila dibandingkan tahun 2007 sebanyak 104.000 anak dan

tahun 2006 sebanyak 144.000 anak (Yusuf, 2010) .

Page 3: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

3

Gambar 1. Kekerasan pada Anak Jalanan

Dari jumlah tersebut hanya 12% saja yang tertampung dirumah singgah,

sedangkan 50% anak jalanan tinggal bersama orang tuanya. Data dari Yayasan

Cinta Anak Bangsa juga menunjukkan bahwa jumlah anak telantar di Indonesia

ada sekira 3,3 juta anak dan 160.000 di antaranya adalah anak jalanan.

Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak, kasus kekerasan seksual

yang menimpa anak-anak sepanjang 2008 meningkat 30 persen menjadi 1.555

kasus atau 4,2 kasus per hari dari 1.194 kasus pada 2007. Menurut catatan Dinas

Sosial DKI Jakarta, sedikitnya ada 4.023 anak jalanan yang tersebar di 52 wilayah

di Jakarta (Abin, 2003).

Padahal masalah anak jalanan kaitannya dengan pembangunan nasional

karena pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan Manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh Masyarakat Indonesia. Hal ini

mengandung arti adanya keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kebulatan

yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Bahwa pembangunan adalah

untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan (Ananingsih,

1997). Anak jalanan juga merupakan generasi penerus bangsa. Ironisnya, mereka

diabaikan oleh masyarakat. Bahkan di anggap sampah masyarakat.

Mengingat jumlah anak jalanan yang meningkat dari tahun ke tahun perlu

kiranya segera dipikirkan pemecahannya. Tentu saja pemecahan yang dimaksud

adalah suatu pemecahan manusiawi dan baik bagi mereka.

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Masalah anak jalanan bukan sekadar menghindarkan mereka dari ancaman

pelecehan seksual. Masalah anak jalanan cukup kompleks, mulai pengaruh

pelecehan seksual hingga perbuatan child abuse yang lain, termasuk juga

kemungkinan mereka terjebak dalam pemakaian alkohol dan narkoba. Yang jelas,

anak jalanan terkait dengan masalah pengangguran dan kemiskinan. Anak-anak

jalanan terpaksa mencari uang dan makanan sendiri. Mereka tidak punya tempat

berteduh, mengalami depresi dan penyimpangan perilaku, tidak bisa sekolah

dengan kondisi tubuh tidak sehat.

Masalah-masalah ini yang seharusnya dicarikan solusinya oleh Pemda

setempat. Caranya adalah melakukan pendekatan persuatif agar anak mau

Page 4: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

4

berbicara terbuka dengan petugas, dan bukannya main tangkap melalui razia.

Dengan pendekatan seperti itu, anak akan datang dengan sukarela dan suka hati

karena mengerti dengan jelas bahwa Pemda akan mencarikan jalan keluar atas

persoalan hidup keseharian mereka. Seharusnya Pemda mau sebagai fasilitator

bagi nasib anak jalanan dan sudah siap dengan dana untuk mengatasi masalah-

masalah mereka. Bagaimana pun dana khusus sangat dibutuhkan untuk membantu

anak jalanan bagi penyediaan tempat penampungan, bantuan kesehatan,

pendidikan, sosial, dan bantuan psikologis lainnya (Suhartini, 2009).

Gambar 2. Tuntutan Anak Jalanan terhadap Pemerintah

Razia anak jalanan hanya merupakan solusi jangka pendek dalam

mengatasi keberadaan anak jalanan, tanpa menyentuh permasalahan utamanya.

Karena, razia hanya bersifat sementara dan tidak menjawab kebutuhan untuk

memecahkan masalah anak jalanan yang cukup kompleks. Razia anak jalanan

hanya akan menghamburkan biaya dengan hasil sia-sia.

Dalam mengatasi masalah anak jalanan, Pemda seharusnya membuka diri

mencari bantuan publik bagi rumah penampungan, makanan, bantuan lapangan

pekerjaan, dan fasilitas sekolah mereka. Berbagai pihak tampaknya siap bekerja

sama dengan Pemda dalam mengatasi masalah anak jalanan. Apalagi fasilitas

kesehatan dan pendidikan atentu tidak akan masalah karena kebijakan untuk

"menitipkan" mereka ada di bawah kendali Pemda (Anonim, 2004).

Rumah singgah adalah rumah yang diperuntukkan bagi anak jalanan yang

ingin belajar dengan fasilitas – fasilitas yang telah disediakan. Tetapi kekurangan

rumah singgah ini tidak mencetak keluaran – keluaran mampu turut memajukan

masa depan anak jalanan menuju kehidupan mandiri.

Solusi Baru yang Ditawarkan

Masalah pendidikan di negara Indonesia merupakan salah satu alasan

bahwa lambannya kemajuan di Negara ini. Sektor pendidikan lah yang harus

ditekan dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Namun, di

samping itu masalah ekonomi di negara Indonesia menjadi salah satu alasan

signifikan bahwa masih banyak anak bangsa yang putus sekolah. Maka sektor

ekonomi haruslah menjadi acuan sebagai pengembangan utama dalam

mengentaskan masalah anak jalanan. Oleh karena itu dibuatlah program “Zona

Impian” mengenai peningkatan mutu anak jalanan dalam sisi sektor ekonomi dan

sebagai pusat pendidikan yang visible bagi anak jalanan. Program ini didesain

mampu dengan ringan diterima oleh masyarakat dan anak jalanan itu sendiri.

Page 5: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

5

Dalam merealisasikan terwujudnya program ini perlu adanya kerjasama antara

pihak pelaksana dengan masyarakat, yayasan–yayasan sosial, pemerintah

setempat, dan lembaga – lembaga terkait. Program “Zona Impian” meliputi

beberapa cabang program studi seperti:

1. General Education-centered Development

Program ini secara umum memberikan pendidikan seperti layaknya

sekolah–sekolah formal. Tujuan dari program ini tidak lain memberikan ilmu

pengetahuan, wawasan dan teknologi kepada anak jalanan mulai dari belajar

membaca, menulis, Mata Pelajaran Umum dan teknologi. Fasilitas yang

diberikan, diantaranya meja lipat, perlengkapan alat tulis, perpustakaan mini,

mading, papan tulis dan beberapa pihak terkait yakni mahasiswa dan guru

sukarelawan.

2. Spiritual-centered Development

Program ini secara khusus bergerak di bidang keagamaan dalam

perwujudan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Fasilitas

yang diberikan adalah peralatan beribadah, kitab, buku-buku keagamaan dan guru

agama (baik islam/non islam) sebagai pembimbing.

3. Psychology-centered Development

Program ini secara khusus membantu membentuk kepribadian, mental,

emosional dan intelektual anak jalanan sebagai pedoman membentuk konsep diri

mereka. Fasilitas yang diberikan adalah Psikolog atau mahasiswa Psikologi yang

memberikan konseling gratis secara rutin.

4. Health Counseling-centered Development

Program ini secara khusus membantu memberikan pengetahuan terhadap

anak jalanan tentang gizi dan kesehatan seperti tentang pola makan yang sehat,

bagaimana memilih makanan yang bergizi, bagaimana menjaga kesehatan

personal agar terhindar dari penyakit, serta berbagai pengetahuan gizi lainnya

yang bisa mendorong anak untuk berperilaku gizi yang baik. Fasilitas yang

diberikan berupa penyuluhan kesehatan, tes kesehatan, pemberian asupan gizi dan

melibatkan beberapa pihak, yakni petugas Posyandu dan mahasiswa sukarelawan

dari Fakultas Kedokteran.

5. Natural Potensial-centered Development

Program ini secara khusus membantu mengembangkan dan

mengaktualisasikan potensi alami yang dimiliki dari masing–masing anak jalanan

dalam merealisasikan aspirasi, kreasi, serta bakat minatnya. Fasilitas yang

diberikan yakni tenaga bantu dari Komnas Anak.

6. Artwork-centered Development

Program ini secara khusus bergerak dalam mengembangkan potensi seni

masing–masing anak jalanan. Seni ini meliputi seni musik, lukisan, patung, pahat,

Page 6: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

6

suara, memasak, dan lainnya. Fasilitas yang diberikan yakni berupa alat-alat

pahat, musik dan lukis serta guru pembimbing.

7. Skill-centered Development

Program ini merupakan program lanjutan dari program Artwork-centered

Development dalam memantapkan skill yang telah dimiliki anak jalanan setelah

mendapatkan pembekalan atau pembinaan. Fasilitas yang diberikan yakni

pembimbing yang ahli pada bidangnya dan bekerjasama dengan pihak – pihak

terkait.

Program ini memiliki beberapa pembagian kelas. Pembagian kelas ini

sangat penting mengingat cara berpikir anak berbeda–beda dan rata–rata cara

berpikir mereka sesuai dengan umurnya masing - masing. Kelas tersebut meliputi:

1. Norma Class

Kelas ini memiliki intensitas pembelajaran 25% dan bermain 75% bagi

anak jalanan berumur 4-6 tahun. Arena bermain disini dikatagorikan sebagai

bermain semi-belajar, jadi secara tidak langsung bermain sambil belajar. Kelas ini

meliputi program studi General Education, Artwork, dan Natural Potensial.

2. Pancasila Class

Kelas ini memiliki intensitas pembelajaran 50% dan bermain 50% bagi

anak jalanan berumur 7-11 tahun. Kelas ini meliputi program studi General

Education, Psikolgy, Natural Potensial, dan Artwork.

3. Garuda Indonesia Class

Kelas ini memiliki intensitas pembelajaran 75% dan bermain 25% bagi

anak jalanan berumur 12-17 tahun keatas. Kelas ini meliputi progam studi General

Education, Psikolgy, Natural Potensial, Artwork, dan Entrepreneurship.

4. Merah Putih Class

Kelas ini memiliki intensitas pembelajaran 85% dan bermain 15% bagi

anak jalanan berumur 18 tahun keatas. Kelas ini merupakan kelas lanjutan ke

jenjang yang lebih tinggi. Kelas ini meliputi progam studi General Education,

Psikolgy, Natural Potensial, Artwork, dan Entrepreneurship.

Program – program studi ini saling berkesinambungan yang berguna untuk

membiasakan mereka dengan kemampuan – kemampuan yang dimiliki dalam

bidang ilmu tertentu.

Selain itu, terdapat beberapa program unggulan “P-JAIM”, diantaranya:

“PIAMA” Program Ikatan Alumni Zona Impian. Program ini

bertujuan untuk mempererat jalinan tali silaturahmi baik antar alumni dan anak

jalanan di Zona Impian dan bertujuan agar para alumni yang telah sukses

meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya dan meniti karirnya di luar lingkup

Zona Impian setelah masa pemberdayaannya dapat menyalurkan pengalaman dan

bentuk kepeduliannya baik dalam bentuk materi atau skill yang dimiliki. Serta

agar dapat memotivasi anak jalanan lain agar lebih memotivasi dirinya untuk

memilik kehidupan yang layak di masa depannya nanti.

Page 7: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

7

“PEZONA” Pembentukan Kepengurusan Zona Impian. Program ini

bertujuan untuk menyusun struktur kepengurusan “P-JAIM”. Dimana pengurus

“P-JAIM” tidak hanya dipilih dari tim perencana konsep. Namun kami juga

melibatkan anak jalanan untuk menjabat sebagai pengurus di struktur

kepengurusan “P-JAIM”. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses

perealisasian program “P-JAIM”.

Pihak yang dijadikan Contoh

Sesuai bunyi UUD 1945 pasal 34 ayat 1 “Fakir miskin dan anak – anak

yang terlantar dipelihara oleh Negara, serta pasal 34 ayat 2 berbunyi “Negara

mengembangkan sistem jaminan social bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjelaskan

bahwa dalam melakukan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan anak

maka perlu peran beberapa pihak, yaitu : (1) Lembaga Perlindungan Anak (LPA),

(2) Lembaga Keagamaan, (3) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), (4)

Organisasi Kemasyarakatan (termasuk LBH), (5) Organisasi Sosial, (6) Dunia

Usaha, (7) Media Massa, atau (8) Lembaga Pendidikan.

Dalam merealisasikan gagasan ini, pihak–pihak yang perlu

dipertimbangkan untuk bekerjasama adalah orang tua dari anak jalanan itu dan

anak jalannya sendiri. Kedua belah pihak diberikan kenyakinan sehinggan orang

tuanya dapat melepaskan anaknya mengikuti program ini dan si anak dengan

senang hati mengikutinya. Sebagai titik awal dari gagasan ini memberdayakan

anak jalanan usia 5–7 tahun. Kelebihan mereka dapat diatur ketika melaksanankan

studi

Pihak yang Berperan dalam Mengimplementasikan Gagasan

Pihak utama yang berperan mengimplementasikan gagasan ini adalah

pihak–pihak yang bekerjasama dalam merealisasikan program ini. pihak–pihak

terkait meliputi anak jalanan, yayasan–yayasan sosial, tokoh masyarakat,

pemerintah setempat, dan lembaga – lembaga terkait. Selain itu, pihak-pihak

terkait juga berperan sebagai donatur dan penyediaan tenaga pengajar.

Pihak kedua adalah orang tua anak jalanan. Masing–masing orang tua

harus diberikan keyakinan bahwa anak mereka sangat membutuhkan ilmu dan

dukungan moral agar dapat mencapai impian mereka. Memang pendidikan bukan

solusi jangka pendek yang diharapkan, tetapi dari pendidikan manusia bisa

dihormati.

Pihak ketiga adalah ketersediaan pengajar untuk tidak mengharapkan upah

dalam membimbing mereka. Tenaga pengajar yang dipakai memiliki solidaritas

tinggi dan mengerti kondisi anak jalanan dengan seperti itu timbul rasa ikhlas

dalam mengajar.

Strategi yang Mendukung Gagasan

Langkah awal yang harus dipersiapkan untuk terlaksananya gagasan ini

adalah penyediaan tempat bagi mereka yang diberi nama “Dream House”.

Page 8: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

8

Dream House didesain semenarik mungkin, senyaman mungkin, selengkap

mungkin fasilitas sehingga tercipta kecintaan terhadap rumah pendidikan mereka.

Suasana pembelajaran dibuat sesekeluargaan mungkin yang saling berinteraksi

satu sama lain dengan seperti itu terciptalah komunikasi berkualitas. Tenaga

pengajar dituntut seramah mungkin dalam menyampaikan materi – materi dalam

pembelajaran

Setelah persiapan cukup matang, mulai memberikan sosialisasi kepada

orang tua anak jalanan untuk mengikuti progam ini. Berusaha menyakinkan

mereka dengan fasilitas – fasilitas yang ada dan jaminan keselamatan bagi

anaknya. Dan tidak ada paksaan baginya untuk mengikuti program ini karena

belajar bukan berawal dari paksaan. Dengan seperti itu timbul rasa ikhlas dan

motivasi untuk mewujudkan mimpi – mimpi mereka selama ini.

Sebagai langkah awal akan dimulai dari kelompok kecil antara 4–11 anak

jalanan. Mereka diberi sosialisasi mengenai pembelajaran yang akan diberikan

dalam program ini. Dan dari kelompok kecil inilah bisa menyebarkan ke anak–

anak jalanan lainnya bahwa program Zona Impian ini murni ingin mengantarkan

mereka mewujudkan mimpi–mimpinya.

Gambar 3. Design Dream House “P-JAIM”

Keterangan:

a) Pintu

b) Ruang Belajar Lt. 2

c) Ruang utama (Norma, Pancasila, Garuda, Merah Putih Class)

d) Ventilasi

e) Ventilasi

Kerangka Pemikiran

Pada awalnya program ini mencari anak–anak yang putus sekolah dan

akan diajak ke “Zona Impian” untuk diberi pendidikan. Kepandaian tenaga

pengajar bukan kunci utama dalam suksesnya membimbing mereka tetapi

dilakukan dengan setulus hati dengan harapan menciptakan kesinambungan untuk

mencari solusi bersama. Dari sinilah solusi – solusi dibuat dan dapat mengarah

dengan tepat. Langkah–langkah yang akan kami tempuh sebagai berikut:

Page 9: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

9

Gambar 4. Kerangka Pemikiran

PIAMA

PEZONA

Page 10: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

10

KESIMPULAN

Gagasan Yang Diajukan

1. “P-JAIM” Program Zona Impian merupakan konsep pengembangan

potensi alami anak jalanan sebagai jawaban atas permasalahan di negara

Indonesia. Konsep ini lebih mengarah pada pengembangan potensi

alamiah anak jalanan yang akan dijuruskan sebagai peluang membuka

kesuksesan sesuai bakat masing–masing anak jalanan. Di dalam

menciptakan anak jalanan yang memiliki potensi juga dibekali dengan

program studi General Education, Spiritual, Psychology, Health

Counseling, Natural Potensial, Artwork, dan Skill.

2. Program unggulan “P-JAIM” lainnya adalah Program Ikatan Alumni

Zona Impian “PIAMA” yang merupakan program untuk mempererat tali

silaturahmi antar alumni dan anak jalanan itu sendiri.

3. Dalam penerapan konsep “P-JAIM” ini, lebih mengedepankan kerja sama

dengan anak jalanan. Karena merekalah yang lebih memahami

karakteristik anak jalanan itu sendiri. Sehingga program ini dapat

terealisasi dengan baik dan lancer antar tim dan anak jalanan.

Teknik Implementasi Yang akan Dilakukan

1. Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Pemerintah,

Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), Dinas Pendidikan, dan Masyarakat

dalam rangka penggalangan dana dan permohonan ijin pembangunan

“Dream House”.

2. Menjalin kerja sama dengan orang tua anak jalanan dan ketua paguyuban

anak jalanan agar membantu dalam pensosialisasian atau penyebar luasan

program.

3. Pembuatan kebijakan oleh pemerintah karena dengan adanya kebijakan

tersebut diharapkan dapat mempermudah terealisasinya “P-JAIM”.

4. Pembentukan organisasi atau perkumpulan untuk menunjang

perkembangan Program Zona Impian “P-JAIM”.

Prediksi Hasil Yang akan Diperoleh 1. Konsep “P-JAIM” Program Zona Impian ini dapat menjadi solusi

pemberdayaan dan pengembangan anak jalanan yang efektif dan sesuai

dengan keinginan mereka menuju kesejahteraan kehidupan ekonomi yang

layak.

2. Mengubah mind set anak jalanan bahwa jalanan bukanlah tempat yang

layak untuk dijadikan tempat tinggal dan memotivasi mereka bahwa masa

depan cerah ada di depan mata.

3. Terwujudnya anak jalanan sebagai generasi penerus bangsa yang dapat

memajukan pembangunan nasional Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

11

Abin, Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya

Ahmadi, Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia

Ananingsih. 1997. Masalah Anak Jalanan dan Penanganannya Kaitannya dengan

Pembangunan Nasional. Semarang : UNDIP

Anonim. 2004. Modul Pelayanan Kesehatan Anak Jalanan. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial Republik

Indonesia.

Anonim. 2005. Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial Republik

Indonesia.

E Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan

Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

E. Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum 2004; Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

Jawa Pos. (2008, Desember 20). Jumlah Anak Jalanan Cenderung Meningkat.

Available FTP : http://www.jawapos.co.id. 21 Juli 2008.

Kompas. (2008, Oktober 7). Penanganan Anak Jalanan Jalan Terus. Available

FTP: http://www.kompas.com. 24 Januari 2010.

Maghfira, Wijayanti. 2007. Alternatif Mengatasi Kesulitan Belajar.

http://www.tujuhtujuhtiga.com/73/index.php?name=News&file=article&si

d=50

Prayitno dan Erman Anti. 1995. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :

P2LPTK Depdikbud

Prayitno. 2003. Panduan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdikbud

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah

Saputra, H. (2008, Desember 21). Masalah Anak Jalanan [1]. Available FTP:

http://www.harjasaputra.wordpress.com. 9 April 2007.

Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(1995),

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum (SMU)

Buku IV, Jakarta : IPBI

Suhartini, Tina. et al. 2009. Strategi Bertahan Hidup Anak Jalanan. Jurnal

Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 3, No. 2,

Hal. 2.

Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen

Page 12: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

12

Teropong, www.pikiran-rakyat.com

Udin S. Winataputra, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka

Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta :

Gramedia

W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :. Grasindo.

Yusuf. 2010. http://news.okezone.com/read/2010/05/17/58/333230/melirik-

kondisi-kejiwaan-anak-jalanan. Diakses tanggal 27 Februari 2012 Pukul

19.30 WIB.

Lampiran

1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok

Biodata Ketua Kelompok

Informasi Personal

1. Nama : Ahmad Sofyanto

2. Tempat lahir : Banyuwangi

3. Fakultas : Teknologi Pertanian

4. Jurusan : Teknonologi Industri Pertanian

5. No. Hp : 085335066901

6. Alamat rumah : Dusun Salakan, RT/RW 002/002, Kenjo, Glagah,

Banyuwangi

7. Email : [email protected]

Kualifikasi Akademik

1. SDN 01 Kenjo, 1998

2. SMPN 01 Glagah, 2004

3. SMAN 01 Banyuwangi, 2007

4. Universitas Brawijaya, Teknologi Industri Pertanian, 2011

Malang, 27 Februari 2012

Ahmad Sofyanto

Anggota Pelaksana 1

Informasi Personal

1. Nama : Agil Adham Reka

2. Tempat lahir : Banyuwangi

3. Fakultas : Teknologi Pertanian

4. Jurusan : Keteknikan Pertanian

5. No. Hp : 085746123046

Page 13: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

13

6. Alamat rumah : Jl. Widuri RT/RW 001/003 Lingkungan Krajan Kel.

Banjar Sari Kec. Glagah Kab. Banyuwangi

7. Email : [email protected]

Kualifikasi Akademik

1. SDN K epatihan III Banyuwangi, 1998

2. SMPN 01 Banyuwangi, 2004

3. SMAN 01 Banyuwangi, 2007

4. Universitas Brawijaya, Keteknikan Pertanian, 2010

Pengalaman Organisasi:

1. Staf Muda HIMATETA Bidang Robotika Fakultas Teknologi Pertanian

2. Angkatan Muda ARSC (Agritech Research Student Club) Bidang PSDM

Fakultas Teknologi Pertanian

3. Staf Muda BEM Bidang KWU Fakultas Teknologi Pertanian

Malang, 27 Februari 2012

Agil Adham Reka

Anggota Pelaksana 2

1. Nama : Muhammad Nur Sigit Harianto

2. NIM : 105100113111001

3. Jur/Fak : Teknologi Hasil Pertanian / Teknologi Pertanian

4. Alamat asal : Jln. Mannenungeng no.47 Sulawesi Selatan

5. Email : [email protected]

6. Riwayat Pendidikan :

Pendidikan Tahun

SDN 76 Malimongan 1998-2004

SMP Negeri 3 Palopo 2004- 2007

SMA Negeri 3 Palopo 2007-2010

Universitas Brawijaya, Malang 2010- Sekarang

7. Karya Ilmiah yang pernah dibuat

No. Judul Kategori Tahun

1.

Pemanfaatan Kulit Ketapang

sebagai Briket yang Ramah

Lingkungan

Bidang Energi Lomba

Karya Tulis Ilmiah 2010

2. Pengaruh TV terhadap Pola

Perilaku Anak Usia 2-8 tahun Workshop KIR 2009

3. Pengaruh Jumlah Kepadatan Perkemahan Ilmiah 2009

Page 14: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

14

No. Judul Kategori Tahun

Penduduk terhadap Kualitas Air

Sungai Gajah Wong dan Sungai

Code, Yogyakarta

Remaja Nasional

Indonesia (PIRNAS)

Yogyakarta

4.

Rancang Bangun Sistem Irigasi

Tetes Sederhana dengan

Menggunakan Prinsip Kerja Infus

National Young Invantor

Award 2010

5.

Analisis Keberadaan Budaya

Ritual Maccera Tasi (Pesta Laut)

ditengah Pengaruh Modernisasi

Masyarakat Luwu, Kota Palopo

Lomba Karya Ilmiah

Remaja Nasional bidang

sosial masyarakat

2010

6.

Katun Bakery ( Bekatul dan

Sukun) sebagai Produk Healthy

Food untuk Peluang Usaha yang

Menguntungkan dan

Menyehatkan Bagi Penderita

Diabete Mellitus

Program kreatifitas

mahasiswa bidang

kewirausahaan

2011

7.

Ulik ( Ular Tangga Islamik)

Inovasi Permainan Masa Kini

dalam Upaya Meningkatkan

Pengetahuan Dasar Agama Pada

Anak Usia Dini

Lomba karya tulis bidang

agama 2011

8. Prestasi yang telah dicapai

No. Prestasi Tahun Penyelenggara Tingkat

1. Juara 1 Lomba Karya

Tulis Ilmiah Remaja 2010

Universitas Negeri

Makasar Provinsi

2. Juara 3 LKTI 2010 Universitas Negeri

Makasar Provinsi

3.

Delegasi Sulawesi

Selatan PIRNAS

Yogyakarta

2009 LIPI Nasional

4. 10 Besar Karya Tulis

Ilmiah Budaya 2010

Universitas

Brawijaya Nasional

5. Penerima Hibah Dikti

PKM-K 2011 DIKTI Nasional

6. 5 Besar LKTI FKP 2011 Universitas

Brawijaya Nasional

7. 5 Besar LKTI HI-Great 2011 Universitas

Brawijaya Nasional

Page 15: PENDAHULUAN Latar Belakang · PDF file1999 tentang Hak Asasi Manusia, ... ekonomi dan pengembangan bakat alamiah yang mereka miliki serta “P ... (baik islam/non islam) sebagai pembimbing

15

No. Prestasi Tahun Penyelenggara Tingkat

8. Penerima Hibah Dikti

PKM-K dan PKM-P 2012 DIKTI Nasional

9. Penerima Hibah Dikti

PKM-K 2011 DIKTI Nasional

Anggota Pelaksana 3

Informasi Personal

1. Nama : Yulia Zakinah

2. NIM : 105100207111005

3. Fakultas : Teknologi Pertanian

4. Jurusan : Keteknikan Pertanian

5. No. Hp : 085732600068

6. Alamat rumah : Jl. KIS Mangun Sarkoro No. 24 Tamansari Bondowoso

7. Email : [email protected]

Prestasi

Juara 2 LKTI Katulistiwa 3 Tingkat Nasional Universitas Brawijaya

Karya Tulis Yang Pernah dibuat:

1. P–ZAIM” PROGRAM ZONA IMPIAN sebagai Pusat Pemberdayaan

Potensi Anak Jalanan

2. Konsep “CERDIK” Cerdas dan Efektif Sebagai Upaya Mengubah

Perilaku Masyarakat dalam Ketergantungan Plastik

3. “KECAP PONGGE” Usaha Pemanfaatan Biji Durian Sebagai

Alternatif Pengganti Bahan Dasar Kecap Kedelai

4. “Alat Desalinasi Tenaga Surya” sebagai Upaya Penyediaan Air Bersih

bagi Masyarakat Daerah Pesisir Pantai

Malang, 27 Februari 2010

YULIA ZAKINAH

Biodata Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Yusron Sugiarto, STP, MP, MSc

b. NIP : 840201 10 11 0160

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Giri Palma 1/g

Karangwidoro 6515

Malang, 27 Februari 2012

Yusron Sugiarto, STP, MP, MSc