pendahuluan latar belakang -...

32
i PENDAHULUAN Latar Belakang Kesejahteraan pegawai merupakan suatu tanggung jawab pemberi kerja, baik di sektor swasta maupun sektor publik. Pada sektor publik pemerintah pusat bertindak sebagai pemberi kerja yang berkewajiban mensejahterakan Pegawai Negeri, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Negeri Sipil Daerah Otonom (PNS DO), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri). Terdapat beberapa program pemerintah untuk mensejahterakan Pegawai Negeri salah satunya program pensiun. Rosita (2013) menyatakan program pensiun merupakan jaminan hari tua kepada Pegawai Negeri yang berupa pemberian uang pensiun ketika pegawai mencapai usia pensiun ataupun meninggal pada masa aktif. Program pensiun diharapkan mampu mensejahterakan Pegawai Negeri. Untuk memperoleh manfaat dari program pensiun, Pegawai Negeri wajib membayar iuran pensiun/ premi. Iuran premi digunakan untuk membiayai manfaat pensiun dimasa depan dengan jumlah sesuai manfaat pensiun yang akan diterima, (Utami dkk., 2012). Karena pembiayaan yang digunakan untuk program pensiun berdasarkan dana bersama (sharing payment) antara pemerintah pusat sebagai pemberi kerja dan Pegawai Negeri sebagai pekerja yang ketentuan jumlah iuran ditentukan sesuai peraturan pemerintah, maka pemerintah dan Pegawai Negeri berkewajiban untuk bersama sama membayar iuran pensiun. Pada pelaksanaan pembiayaan program pensiun oleh pemerintah pusat

Upload: dodieu

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesejahteraan pegawai merupakan suatu tanggung jawab pemberi kerja,

baik di sektor swasta maupun sektor publik. Pada sektor publik pemerintah pusat

bertindak sebagai pemberi kerja yang berkewajiban mensejahterakan Pegawai

Negeri, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Negeri Sipil Daerah Otonom

(PNS DO), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia

(Polri). Terdapat beberapa program pemerintah untuk mensejahterakan Pegawai

Negeri salah satunya program pensiun. Rosita (2013) menyatakan program

pensiun merupakan jaminan hari tua kepada Pegawai Negeri yang berupa

pemberian uang pensiun ketika pegawai mencapai usia pensiun ataupun

meninggal pada masa aktif.

Program pensiun diharapkan mampu mensejahterakan Pegawai Negeri.

Untuk memperoleh manfaat dari program pensiun, Pegawai Negeri wajib

membayar iuran pensiun/ premi. Iuran premi digunakan untuk membiayai manfaat

pensiun dimasa depan dengan jumlah sesuai manfaat pensiun yang akan diterima,

(Utami dkk., 2012). Karena pembiayaan yang digunakan untuk program pensiun

berdasarkan dana bersama (sharing payment) antara pemerintah pusat sebagai

pemberi kerja dan Pegawai Negeri sebagai pekerja yang ketentuan jumlah iuran

ditentukan sesuai peraturan pemerintah, maka pemerintah dan Pegawai Negeri

berkewajiban untuk bersama – sama membayar iuran pensiun.

Pada pelaksanaan pembiayaan program pensiun oleh pemerintah pusat

Page 2: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

sebagai pemberi kerja belum berjalan sesuai yang diharapkan. Iuran pensiun

Pegawai Negeri pembiayaannya langsung dipotong dari gaji sebesar 4,75% untuk

membayar iuran pensiun sebagai pekerja setiap bulan, (Lembaga Administrasi

Negara 2014). Sedangkan pemerintah sebagai pemberi kerja membayar iuran

pensiun pemerintah menggunakan dana APBN (pay as you go). Pasambuna et al.

(2014) mengungkapkan bahwa APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan

negara yang ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang, sehingga pemerintah

menganggarkan iuran pensiun pemerintah pada belanja pensiun setiap tahun dan

tidak langsung membayar setiap bulan seperti Pegawai Negeri. Hal ini

menyebabkan tidak tercapainya pembiayaan secara fully funded antara pemberi

kerja dan pekerja. Karena pemerintah membayarnya setiap tahun bukan setiap

bulan seperti Pegawai Negeri.

Anggaran iuran pensiun pemerintah memiliki nilai yang materil, tetapi

pemerintah belum memperoleh pengaturan yang jelas termasuk dasar hukum

mengenai kewajiban pembayaran iuran pensiun pemerintah hingga pegawai

meninggal, (BPK RI 2014). Padahal setiap tahun terdapat peningkatan

pembiayaan iuran pensiun pemerintah, tercatat sejak tahun 2007 - 2013 utang

kepada PT Taspen sebesar Rp 11.7 triliun. Tahun 2014 bahkan akan bertambah

sebesar Rp 3 triliun sampai Rp 5 triliun, (BPK RI 2014).Berdasarkan BBC

Indonesia (2014) Pemerintah setiap tahun juga harus menyisihkan anggaran Rp 40

triliun untuk membayar iuran pensiun bagi Pegawai Negeri.

Page 3: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran

fenomena belanja pensiun yang ada pada LKPP tahun 2009 – 2013.

Manfaat Penelitian

1. Bagi akademis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah

pengetahuan mengenai belanja pensiun pemerintah selama lima tahun

terakhir serta dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya.

2. Bagi pemerintah diharapkan penelitian ini dapat menjadi evaluasi dan

pertimbangan kebijakan pemerintah dalam mengelola belanja pensiun

pemerintah di tahun mendatang agar pengungkapan iuran pemerintah

menjadi lebih baik.

KAJIAN PUSTAKA

Belanja Pensiun

Belanja pensiun merupakan alokasi dana iuran pensiun untuk membiayai

program pensiun yang dianggarkan pada APBN, (Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara Perhitungan, Penyediaan, Pencairan

Dan Pertanggungjawaban Dana Belanja Pensiun Yang Dilaksanakan Oleh PT

Taspen). Belanja pensiun merupakan kontribusi pemerintah pusat kepada Pegawai

Negeri atas pembayaran iuran pensiun. Iuran pensiun atau iuran premi

berdasarkan penelitian Utami dkk., (2012) adalah iuran yang digunakan untuk

membiayai manfaat pensiun dimasa depan, dengan jumlah sesuai manfaat pensiun

yang akan diterima.

Page 4: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Iuran pensiun terjadi karena keikutsertaan pegawaidalam program

pensiun. Rosita (2013) menyatakan bahwa program pensiun merupakan jaminan

hari tua kepada pegawaiyang berupa pemberian uang pensiun ketika pegawai

mencapai usia pensiun ataupun meninggal pada masa aktif. Pengelolaan

pendanaan program pensiun merupakan tanggungjawab pemerintah pusat sebagai

pemberi kerja, (Elvina 2012). Belanja pensiun dilaporkan pada Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat (LKPP).

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

LKPP merupakan laporan pertanggungjawaban pemerintah atas

pengelolaan APBN. Pasambuna et al. (2014) mengatakan bahwa APBN

merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan setiap tahun

dengan undang-undang. APBN berisi rencana keuangan pemerintah pusat sesuai

kebutuhan dan kemampuan pemerintah dalam menyelenggarakan dan

menghimpun pendapatan negara selama satu tahun. Iuran pensiun yang

dianggarkan melalui APBN juga harus dipertanggungjawabkan dalam LKPP.

LKPP merupakan laporan keuangan yang bertujuan memberikan informasi

mengenai posisi keuangan pemerintahan, (Mirza dan Rohman 2012). LKPP terdiri

dari Laporan Realisasai APBN (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan

CaLK serta laporan kegiatan lembaga negara, kementrian dan departemen,

(Budiartha 2009). Pada pelaporan LKPP menggunakan standar akuntansi sebagai

pendoman.

Iuran pensiun pada LKPP merupakan tanggungjawab pemerintah pusat.

Iuran pensiun yang ada pada pemerintah pusat dibagi menjadi dua, yaitu iuran

Page 5: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

normal dan iuran tambahan. Iuran normal merupakan iuran berdasarkan

penghitungan aktuaris secara berkala,(Supnang 2012). alokasi iuran yang

terkumpul digunakan untuk membiayai program pensiun Pegawai

Negeri.Sedangkan iuran pensiun tambahan yang dibayarkan pemerintah karena

kekurangan pendanaan. Iuran pensiun tambahan timbul ketika manfaat yang

diterima pensiun Pegawai Negeri kurang, sehingga pemerintah menganggarkan

iuran pensiun tambahan yang masuk pada klasifikasi kewajiban jangka panjang

berdasarkan lampiran laporan dari PT Taspen dan PT Asabri. Iuran normal dan

iuran tambahan dianggarkan pada APBN.

Standar Akuntansi Belanja Pensiun

belanja pensiun pada LKPP diatur berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan atas revisi Standar Akuntansi

Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005. SAP merupakan standar serta prinsip yang

digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah,

(Nugraheni dan Subaweh 2011). Pada SAP peraturan mengenai belanja pensiun

ada pada PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban yang dijelaskan pada

Buletin Teknis PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Utang. Pada SAP dijelaskan

bahwa belanja pensiun yang merupakan kontribusi pemerintah atas iuran pensiun

menggunakan sistem pembayaran pay as you go yang dibayar langsung melalui

APBN ketika pegawai memasuki usia pensiun. Sebelumnya pemerintah telah

menggunakan sistem pembayaran secara fully funded. Ketika pemerintah akan

memngembalikan sistem pembayaran dari pay as you gomenjadi fully funded,

pemerintah harus memenuhi kontribusi iuran pemerintah di masa lalu. Jumlah

Page 6: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

nilai tunai dari kewajiban kontribusi pemerintah diakui sebagai utang pemerintah

kepada dana pensiun atau utang pemerintah kepada pegawai tergantung sistm

pembayaran yang digunakan. Kewajiban pensiun sebesar kewajiban aktuaria yang

dikurangi kewajiban peserta.

Analisis Belanja Pensiun

Belanja pensiun diatur dalam akuntansi pemerintahan. Akuntansi

pemerintahan merupakan suatu mekanisme teknik maupun analisis akuntansi yang

diterapkan oleh lembaga – lembaga pemerintahan dalam mengelola dana

pemerintahan, (Kema 2013). Untuk mengetahui apakah pemerintah pusat telah

menggunakan dana belanja pensiun secara efektif dan efisien digunakan analisis

belanja sebagai berikut :

1. Analisis Proporsi Belanja Pensiun .

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi iuran

pensiun terhadap keseluruhan belanja pegawai.

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛

= 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑠𝑖𝑢𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖

Sumber DJP RI (2013)

2. Analisis Pertumbuhan Belanja Pensiun (trends).

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui arah dan kecenderungan iuran

pensiun. Apakah pertumbuhan iuran pensiun rasional dan dapat

dipertaggungjawabkan.

𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎𝑃𝑒𝑛𝑠𝑖𝑢𝑛

=𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝜏 − 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝜏 − 1

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝜏 − 1

Page 7: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Sumber DJP RI (2013)

Sedangkan untuk mengetahui fenomena-fenomena belanja pensiun digunakan

analisis sebagai berikut :

1. Analisis Rasio Kewajiban Aktuaria

Pinjaman yang dilakukan pemerintah pada umumnya digunakan untuk

membiayai perolehan aset tetap, (DJP RI 2013). Oleh karena intu analisis

ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemerintah dalam

membiayai kebutuhannya. Analisis rasio yang dilakukan merupakan

modifikasi dari analisis rasio kewajiban yang diubah menjadi analisis

kewajiban aktuaria. Analisis modifikasi ini dilakukan karena kekurangan

pendanaan kewajiban aktuaria yang ada pada pemerintah pusat tidak

dimasukkan dalam neraca hanya dijelaskan pada CaLK. Sehingga untuk

mengetahui proporsi kewajiban aktuaria terhadap kewajiban jangka

panjang tidak bisa. Oleh karena itu analisismodifikasi rasio kewajiban

aktuaria yang dilakukan. Berikut analisis rasio kewajiban aktuaria yang

dilakukan :

a. Rasio Kewajiban AktuariaTerhadap Ekuitas Dana.

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pemerintah

memerlukan ekuitas dana untuk membiayai kekurangan pendanaan

kewajiban akturia yang nilainya material.

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝐷𝑎𝑛𝑎

=𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑟𝑖𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝐷𝑎𝑛𝑎

Page 8: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

b. Rasio Kewajiban Aktuaria Terhadap Aset.

Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan pemerintah dalam

melunasi kekurangan pendanaan kewajiban akturia mengunakan aset.

Walaupun sumber dana pemerintah tidak hanya berdasarkan aset saja,

tetapi juga dari sumber lain seperti pajak. Analisis untuk melihat

kemampuan pemeritah mendanai kebutuhannya.

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝐴𝑠𝑒𝑡

=𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐾𝑒𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑟𝑖𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡

2. Analisis Pertumbuhan Jumlah Pegawai Negeri Peserta Program Pensiun

Analisis ini digunakan untuk membandingkan pertumbuhan belanja

pensiun dengan pertubuhan peserta program pensiun.

𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑠𝑖𝑢𝑛

=𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝜏 − 𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝜏 − 1

𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝜏 − 1

3. Analsis Pertumbuhan Belanja Gaji

Analisis ini digunakan untuk membandingkan pertumbuhan belanja

pensiun dengan pertumbuhan belanja gaji.

𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐺𝑎𝑗𝑖

=𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐺𝑎𝑗𝑖𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝜏 − 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐺𝑎𝑗𝑖𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝜏 − 1

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐺𝑎𝑗𝑖𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝜏 − 1

Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai pengelolaan iuran

pensiun. Misalnya penelitian Rosita (2013) mengenai Evaluasi Pencatatan

Pendapatan atas Penerimaan Premi, Pembayaran Tabungan Hari Tua (THT) dan

Page 9: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Pensiun serta Pertanggungjawaban Kepada Kas Negara: studi kasus pada PT

Taspen (persero) cabang Bogor. Penelitian Rosita mengevaluasi pelaksanaan

pengelolaan iuran pensiun yang dilakukan oleh PT Taspen selaku dana pensiun.

Penelitian Utami dkk., (2012)mengenai Penggunaan Metode Projected Unit Credit

dan Entry Age Normal dalam Pembiayaan pensiun. Penelitian Utami dkk.,

memiliki objek yang sama dengan penelitian Rosita yaitu dana pensiun, namun

pada penelitian Utami dkk., meneliti tentang perbedaan penggunaan metode

penghitungan untuk mengetahui perbedaan penggunaan metode penghitungan

iuran pensiun Projected Unit Credit dan Entry Age Normal.

Penelitian terdahulu memiliki kesamaan dengan penelitian ini. Dimana

pada penelitian terdahulu sama-sama meneliti iuran pensiun. Namunobjek

penelitian yang ditelitiberbeda, karena penelitian terdahulu objek yang diteliti

adalah dana pensiun yaitu PT Taspen. Sedangkan penelitian ini meneliti mengenai

fenomena belanja pensiun di pemerintahan yang bertindaksebagaipemberikerja.

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah LKPP untuk tahun 2009 sampai 2013

yang telah diaudit oleh BPK RI. Data LKPP tahun anggaran 2009 sampai dengan

tahun 2013 digunakan untuk mengetahui gambaran perlakuan belanja pensiun,

serta fenomena yang mempengaruhi belanja pensiun.

Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data yang dianalisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

Page 10: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

data sekunder yang bersumber dari LKPP Audited yang telah diaudit BPK RI

mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Serta data yang berasal dari

referensi dan publikasi sumber yang relevan seperti data peserta program pensiun

pemerintah dari PT Taspen dan PT Asabri, Data dari website LAN, Direktorat

Perbendaharaan Negara, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan RI (DJPK

RI), BKN (Badan Kepegawaian Nasional) dan sumber-sumber lain yang

berhubungan dengan peraturan belanja pensiun.

Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara

dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan catatan atau basis data baik berupa

hardcopy maupun softcopy yang berhubungan dengan topik penelitian. Seperti

data LKPP yang diperoleh dari hasil download pada website resmi BPK RI yaitu

www.bpk.go.iddan data Pegawai Negeri peserta program pensiun pemerintah dari

website PT Taspen dan PT Asabri. Untuk data peraturan terkait iuran pensiun

pemerintah dan belanja pensiun diperoleh dari website resmi DJPK RI, BKN,

serta sumber lain yang terkait.

Teknik Analitis

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kuantitatif. Dengan langkah – langkah analisis yang dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Mengumpulkan dan mengidentifikasikan semua data maupun peraturan

tentang iuran pensiun pemerintah

Page 11: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

2. Menganalisis perubahan belanja pensiun menggunakan analisis proporsi,

analisis pertumbuhan (trends), dan analisis rasio kewajiban.

3. Membandingkan analisis belanja pensiun dengan fenomena yang terjadi.

4. Menjelaskan dan mengintrepretasikan hasil penelitian

5. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Belanja Pensiun memiliki nilai yang material dan merupakan komponen

yang didanai oleh masyarakat melalui pajak. Sehingga perlu diketahui apakah

belanja pensiun digunakan secara efektif dan efisien untuk

mempertanggungjawabkan penggunaan dana belanja pensiun. Oleh karena itu

perlu dilakukan analisis. Berikut hasil analisis yang telah dilakukan :

Gambaran Umum Objek Penelitian

Belanja pensiun pada LKPP setiap tahun memiliki kecenderungan

meningkat. Kenaikan ini juga diikuti beberapa variabel yang lain. Berikut

gambaran kenaikan belanja pensiun dan gambaran variabel yang berhubungan

dengan belanja pensiun :

Page 12: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Dari gambaran data diatas dapat diketahui bahwa setiap tahun terjadi

peningkatan belanja pensiun dengan nilai yang signifikan. Terlihat peningkatan

yang terjadi diikuti juga dengan variabel yang lain seperti belanja gaji dan peserta

program pensiun. Untuk belanja pegawai yang komponen didalamnya termasuk

belanja pensiun setiap tahun juga mengalami peningkatan yang signifikan.

Sedangkan kewajiban aktuaria yang merupakan kekurangan pendanaan kewajiban

pensiun di masalalu terlihat bahwa setiap tahun terjadi kenaikan dengan jumlah

yang besar. kewajiban aktuaria yang merupakan utang pemerintah apabila dilihat

dari data diatas memiliki nilai nominal lebih besar dibandingkan dengan total

kewajiban jangka panjang. Padahal kewajiban aktuaria merupakan bagian dari

kewajiban jangka panjang. Hal ini karena kewajiban aktuaria tidak dicatat pada

neraca walaupun nilainya sangat materil . Melihat gambaran dari data diatas bisa

dilihat bahwa setiap variabel memiliki keterikatan. Untuk mengetahui hubungan

dari belanja pensiun dengan fenomena kenaikan yang terjadi pada variabel diatas,

berikut hasil analisis yang dilakukan.

Analisis Proporsi Belanja Pensiun

Analisis Belanja Pensiun dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kontribusi Belanja Pensiun terhadap belanja pegawai pemerintah pusat. Berikut

hasil analisis proporsi iuran pensiun terhadap belanja pegawai :

Page 13: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa belanja pensiun yang

dilaporkan pada LRA dan LAK memiliki proporsi yang rata - rata sama setiap

tahun. Hanya pada tahun 2013 terjadi perbedaan pelaporan sebesar 1,39%. dari

tahun 2009-2013 proporsi belanja pensiun yang paling tinggi adalah proporsi

tahun 2009, sedangkan proporsi terendah terjadi pada tahun 2011. Walaupun

demikian proporsi belanja pensiun merupakan proporsi yang paling mendominasi

diantara komponen belanja pegawai yang lain, (lihat lampiran 1). Proporsi diatas

menunjukkan bahwa anggaran dan pengeluaran terbesar untuk belanja pegawai

adalahbelanja pensiun. Karena proporsi belanja pegawai yang terdapat pada

belanja pensiun berkisar 34 % sampai 37 %. Sedangkan belanja pegawai yang lain

hanya berkisar 0,1 % sampai 33%. Belanja Pensiun paling mendominasi diantara

komponen belanja pegawai yang lain.

Analisis Pertumbuhan Belanja Pensiun

Analisis pertumbuhan iuran pensiun dilakukan untuk mengetahui

bagaimana kecenderungan pertumbuhan belanja pensiun dari tahun ke tahun.

Apakah terjadi peningkatan maupun penurunan. Berikut hasil analisis

pertumbuhan iuran pensiun :

Page 14: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa iuran pensiun setiap tahun

memiliki kecenderungan pertumbuhan yang meningkat. Hal ini terlihat dari rata –

rata total pertumbuhan sebesar 11,06 %. Dengan kenaikan tertinggi ada pada

tahun 2009 sebesar 29 %. Setiap tahun diketahui bahwa belanja pensiun

meningkat. Peningakatan belanja pensiun pada tahun 2010 – 2012 pada LRA dan

LAK terjadi selisih yang tidak signifikan yaitu 0,01%. Walaupun begitu

seharusnya nilai nominal belanja pensiun pada LRA dan LAK sama.

Analasis Pertumbuhan Jumlah Pegawai Negeri Peserta Program Pensiun

Analisis ini dilakukan untuk memberikan gambaran bahwa kenaikan

maupun penurunan jumlah peserta progam pensiun yang ditanggung pemerintah

mempengaruhi kenaikan maupun penurunan belanja pensiun.

Page 15: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan

demgam rata – rata sebesar 4,66%. Terlihat peningkatan terbesar yang

berkontribusi atas kenaikan jumlah peserta ada pada PNS DO. Selain itu pejabat

negara, hakim dan TNI/ polripada PT Asabri ikut berkontribusi menaikkan julah

peserta, karena setiap tahun menunjukkan kenaikan walaupun tidak sebesar PNS

DO.Walupun secara keseluruhan terjadi peningkatan terdapat peserta program

pensiun yang setiap tahun menunjukan penurunan. Seperti peserta dari PNS pusat

dan TNI /Polri yang dicatat PT Taspen menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 5

tahun terjadi penurunan sebesar 1,12 % dan 8,48 %.

Analisis Pertumbuhan Belanja Gaji

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan belanja gaji pada

pemerintah pusat setiap tahun. Apakah kenaikan yang terjadi mempengaruhi

pertumbuhan dari belanja pensiun. Berikut hasil analisis yang dilakukan.

Dari data diatas menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi kenaikan gaji

untuk seluruh pegawai negeri dengan rata – rata sebesar 4,19 % dan 2,48 %.

Terlihat bahwa presentase pertumbuhan belanja gaji yang dicatat pada LRA dan

Page 16: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

LAK terjadi selisih yang cukup material antara 0,01 % sampai 22,68%. Dengan

selisih nilai nominal yang paling signifikan terjadi pada tahun 2013. Untuk

kenaikan gaji tertinggi terjadi pada tahun 2012 melihat total rata-rata kenaikan

yang terjadi sebesar 12,65%.

Analisis Rasio Kewajiban Aktuaria Terhadap Ekuitas Dana Dan Aset

Lancar

Analisis rasio kewajiban ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan

pemerintah pusat dalam membiayai kewajiban, apabila kemungkinan terjadi

ketidakmampuan pembayaran kewajiban. Melihat nilai kewajiban iuran pensiun

yang terjadi memiliki nilai yang material. Berikut hasil analisis rasio kewajiban

iuran pensiun terhadap ekuitas dana dan aset modal :

Berdasarkan hasil analisis rasio kewajiban aktuaria terhadap ekuitas

danamenunjukkan bahwa ekuitas dana yang paling terbebani oleh kewajiban

aktuaria ada pada tahun 2010 sebesar 299,49 %. Sedangkan aset lancar yang

mampu membiayai kewajiban aktuaria hanya pada tahun 2009, untuk tahun 2010-

2012 aset lancar belum mampu membiayai kewajiban aktuaria. Dari hasil analisis

rasio kewajiban aktuaria terlihat presentase yang cukup tinggi antara kewajiban

Page 17: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

aktuaria terhadap ekuitas dana dan aset lancar. Walaupun demikian terlihat

kenaikan yang terjadi pada tahun 2011 dan 2012 tidak sebesar tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa ekuitas dana dan aset lancar pemerintah setiap tahun

terjadi peningkatan.

Pembahasan

Belanja pensiun yang merupakan alokasi iuran pensiun pemerintah pada

APBN yang digunakan pemerintah untuk mendanai iuran pensiun Pegawai

Negeri. Hal ini sesuai dengan penggunaan sistem pembayaran pensiun pay as you

go yang digunakan pemerintah pusat. Berdasarkan Buletin Teknis PSAP Nomor

08 tentang Akuntansi Utang Bab V Kewajiban Pensiun pemerintah memenuhi

kontribusi pembayaran iuran pensiun secara langsung melalui APBN dengan

sistem sharing bersama dana pensiun. Berdasarkan hasil analisis proporsi belanja

pensiun terhadap belanja pegawai menunjukkan bahwa proporsi pada LRA dan

LAK rata - rata sama setiap tahun. Hanya pada tahun 2013 terjadi perbedaan

pelaporan sebesar 1,39%. Selain itu proporsi belanja pensiun setiap tahun stabil

yaitu 34 % sampai 37%. Proporsi ini wajar mengingat tanggungan pemerintah

atas Pegawai Negeri yang besar.

Sedangkan untuk pertumbuhan belanja pensiun menunjukkan

peningakatan setiap tahun dengan rata rata sebesar 11.06 %. Contohnya

pertumbuhan belanja pensiun yang terjadi pada tahun 2011 sebesar 29 %. Pada

LRA dan LAK terjadi selisih pertumbuhan yang tidak signifikan yaitu 0,01%.

Selisih yang terjadi pada LRA dan LAK bisa terjadi karena acuan yang digunakan

Page 18: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

oleh pemerintah pada LKPP. Dimana LRA menggunakan acuan LKBUN

sedangkan LAK menggunakan acuan LKKL. Perbedaan acuan ini memungkinkan

terjadinya kesalahan pencatatan. Tetapi apabila terdapat selisih data yang bisa

ditelusuri adalah LAK. Peningkatan belanja pensiun setiap tahun berhubungan

dengan pertumbuhan dari jumlah peserta progam pensiun dan pertumbuhan

belanja gaji.

Berdasarkan hasil analisis pertumbuhan jumlah peserta progam pensiun

Pegawai Negeri menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan yang

signifikan. Terlihat pertumbuhan jumlah peserta program pensiun pada tahun

2010 merupakan pertumbuhan paling tinggi sebesar 1,79%. Apabila

dibandingkan dengan pertumbuhan belanja pensiun, pada tahun 2011

pertumbuhan belanja pensiun juga mengalami kenaikan cukup tinggi setelah

tahun 2009. Kenaikan yang terjadi berhubungan karena pada tahun 2011 belanja

pensiun membiayai kenaikan pegawai negeri pada tahun 2010. Dimana

pemerintah harus mendanai iuran pensiun Pegawai Negeri dengan jumlah sesuai

dengan Pegawai Negeri peserta program pensiun yang ditanggung pemerintah

pada tahun 2010. Karena ketika jumlah peserta meningkat maka jumlah iuran

pensiun juga meningkat, begitu juga iuran kontribusi pemerintah yang

dianggarkan pada belanja pensiun. Karena jumlah peserta program pensiun pada

tahun 2010 meningkat, maka dampaknya pada tahun 2011 jumlah iuran

pemerintah meningkat.Jadi wajar apabila peningkatan belanja pensiun tertinggi

ada pada tahun 2011. Karena tahun 2011, 2012 dan 2013 pertumbuhan jumlah

peserta dibawah persentase pertumbuhan pada tahun 2010. Berarti jumlah peserta

Page 19: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

program pensiun mempengaruhi pertumbuhan belanja pensiun. Karena belanja

pensiun dialokasikan untuk membiayai iuran pensiun Pegawai Negeri peserta

program pensiun.

Kenaikan maupun penurunan belanja pensiun juga berhubungan dengan

belanja gaji. Belanja pensiun yang merupakan alokasi iuran pensiun akan

meningkat bila jumlah gaji Pegawai Negeri juga meningkat. Karena gaji dari

Pegawai Negeri merupakan sumber dana yang dipotong pemerintah untuk

membiayai iuran pensiun Pegawai Negeri. Sehingga tanggungan iuran pensiun

pemerintah juga meningkat. Sesuai hasil analisis pertumbuhan belanja gaji yang

menunjukan kenaikan setiap tahun. Kenaikan yang terjadi relatif sama antara

belanja gaji dengan belanja pensiun. Hasil analisis menunjukkan bahwa kenaikan

belanja gaji pada tahun 2011 merupakan kenaikan yang paling tinggi sebesar

12,6%. Apabila dibandingkan dengan kenaikan tahun 2011 pada belanja pensiun

menunjukkan hal yang sama. karena belanja gaji merupakan total gaji yang

diberikan kepada Pegawai Negeri dan akan dipotong 4,75 %, maka wajar apabila

kenaikan belanja pensiun pada tahun 2011 besar. Belanja pensiun digunakan

untuk membayar kontribusi iuran pensiun pegawai, jadi pada tahun dimana

jumlah gaji meningkat maka jumlah iuran juga meningkat. Peningkatan ini juga

mempengaruhi iuran yang dibayarkan pemerintah. Oleh karena itu ketika gaji

pada tahun 2011 merupakan kenaikan yang paling besar, maka belanja pensiun

yang dianggarkan pada tahun yang sama juga besar.

Sistem pembayaran iuran pensiun pemerintah dilaksanakan dengan sistem

sharing antara pemerintah pusat dengan dana pensiun pada tahun 1994 – 2008.

Page 20: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Untuk tahun 2009 pembayaran iuran pensiun yang merupakan kontribusi

pemerintah 100% menggunakan dan APBN. Sistem sharing yang dilakukan

sekarang menimbulkan kekurangan pendanaan. Karena pemerintah harus

melunasi iuran pensiun menggunakan dana APBN padahal kewajiban aktuari

yang timbul memiliki nilai yang besar. terlebih pegawai negeri yang ditanggung

pemerintah setiap tahun meningkat. Kekurangan pendanaan kewajiban aktuaria

yang terjadi memiliki nilai yang material. Nilai nominal dari kekurangan

kewajiban aktuaria ini apabila dibandingkan dengan kewajiban jangka panjang

nilainya lebih besar. Karena memang kekurangan kewajiban aktuaria tidak dicatat

dalam neraca dan hanya dijelaskan pada CaLK, walaupun nilainya sangat

material. kekuragan kewajiban aktuaria dengan nilai yang materil dapat

mempengaruhi laporan keuangan.

Berdasarkan hasil analisis rasio kewajiban aktuaria terhadap aset dan

ekuitas dana menunjukkan bahwa, pertama untuk analisis rasio kewajiban aktuaria

terhadap ekuitas danan menunjukkan bahwa pada tahun 2009diperoleh hasil

analisis rasio sebesar 98,76% artinya setiap setiap Rp 1 ekuitas dana menanggung

kewajiban iuran pensiun sebesar Rp 98,76. Pada tahun 2010 hasil analisis

menunjukkan peningkatan yang besar dimana setiap Rp 1 ekuitas dana pemerintah

menanggung Rp 299, 49. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat

terbebani oleh kewajiban iuran pensiun. Namun pada tahun 2011 – 2012 terjadi

penurunan beban pemerintah, berarti pemerintah mulai memperbaiki pengelolaan

keuangan. Namun perlu diketahui bahwa nilai dari kewajiban iuran pensiun pada

tahun 2009 merupakan defisit kewajiban aktuaria tahun 2003 serta gabungan

Page 21: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

tunjangan beras dan past service liability PT Asabri. Sedangkan untuk tahun 2010

merupakan total kewajiban aktuaria seluruh Pegawai Negeri, termasuk TNI dan

Polri yang menjalani masa pensiun sampai 31 maret 1989. Jadi wajar bila terlihat

kenaikan yang cukup besar dari tahun 2009 ke tahun 2010. Walupun kekurangan

pendanaan kewajiban aktuaria ini tidak dicatat dalam LKPP, dan hanya dijelaskan

dalam CaLK terlihat bahwa kewajiban ini mempunyai pengaruh yang besar

apabila pemerintah tidak bisa membayar utang.

Dan untuk hasil analisis rasio kewajiban aktuaria terhadap aset

menunjukkan pola kenaikan dan penurunan yang sama dengan analisis rasio

kewajiban terhadap ekuitas dana. Dimana pada tahun 2009 – 2010 terjadi

peningkatan yang cukup tinggi, namun pada tahun 2011 - 2012 terjadi penurunan

yang cukup sigifikan. Berdasarkan hasil analisis rasio kewajiban terhadap aset

pada tahun 2009 sebesar 20,52 % artinya setiap Rp 1 kekurangan pendanaan

kewajiban aktuaria pemerintah ditanggung oleh Rp 0,2052 aset. Sedangkan untuk

tahun 2010 sebesar 77,55 % yang berarti setiap Rp 1 kekurangan pendanaan

kewajiban aktuaria pemerintah ditanggung oleh Rp 0,7752 aset, terjadi kenaikan

yang besar dan menunjukkan bahwa aset nilainya lebih kecil dibandingkan

kekurangan pendanaan kewajiban aktuaria pemerintah. Tetapi pada tahun 2011 –

2012 terjadi penurunan, dimana pada tahun 2011 diperoleh hasil sebesar 62,17 %

dan 54,75 %. Walaupun masih terlihat tinggi tetapi terdapat penurunan yang

signifikan.

Dari hasil analisis rasio kewajiban akturia terhadap ekuitas dana dan aset

menunjukkan bahwa apabila kemungkinan pemerintah tidak dapat mencukupi

Page 22: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

kebutuhannya maka ekuitas dana dan aset tidak dapat menjamin. Namun perlu

diingat bahwa pembiayaan belanja pemerintah sumber dana bukan dari aset saja,

tetapi juga berasal dari pungutan masyarakat seperti pajak. Untuk peningkatan

jumlah kekurangan kewajiban aktuaria selain karena sistem sharing yang

dilakukan antara pemerintah dan dana pensiun, peningkatan yang terjadi

dipengaruhi oleh sistem pembayaran yang digunakan pemerintah.

Seperti diketahui bahwa pemerintah saat ini menggunakan sistem

pembayararan pay as you go. Sistem pembayaran pay as you go dilakukan dengan

cara pegawai membayar iuran sampai pensiun, setelah itu pembayarn iuran

pensiun ketika pegawai sudah pensiun dibayar oleh pemerintah. Yang

menyebabkan kekurangan pendanaan besar karena ketika pegawai pensiun dan

meninggal pemerintah yang membayar iuran pensiun, selanjutnya istri dan anak

pegawai yang bersakutan pemerintah juga ikut membayar. Jadi wajar apabila

dalam jangka panjang pemerintah akan terbebani kekurangan kewajiban aktuaria.

Apabila dihitung berdasarkan contoh hasil penghitungan perolehan manfaat

pensiun yang diterima pegawai dari potongan 4,75% setiap bulan dari gaji pokok

ditambah tunjangan keluarga hanya mampu membiayai manfaat pensiun untuk

beberapa bulan setelah pensiun, (lihat lampiran 5). anggaran iuran pensiun normal

pemerintah akan semakin besar karena menanggung sampai Pegawai Negeri

meninggal. Terlebih setiap tahunterdapat kecenderungan kenaikan jumlah

Pegawai Negeri. Dan kenaikan yang terjadi akan mempengaruhi pendanaan

kewajiban aktuaria pemerintah dalam jangka panjang, apabila tetap menggunakan

sistem pembayaran pay as you go. Dimana beban pemerintah akan bertambah

Page 23: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

besar seiring kenaikan jumlah peserta program pensiun yang ditanggung dan

jumlah peserta program pensiun yang memasuki masa pensiun.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai belanja pensiun

pada pemerintah pusat, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dan saran sebagai

berikut :

Kesimpulan

1. Belanja pensiun memiliki kontribusi yang besar terhadap belanja

pegawai sebesar 34,82%, dengan kenaikan setiap tahun. Kenaikan yang

terjadi berhubungan terhadap pertumbuhan jumlah peserta program

pensiun dan pertumbuhan belanja gaji yang setiap tahun juga mengalami

peningkatan. Dimana belanja pensiun dialokasikan untuk membiayai

iuran pensiun Pegawai Negeri peserta program pensiun dan iuran pensiun

pemerintah meningkat ketika gaji pegawai juga meningkat. Belanja

pensiun yang dilaporkan pada LRA dan LAK peningkatan yang terjadi

memiliki selisih yang tidak signifikan sebesar 0,01%.

2. Kontribusi iuran pensiun pemerintah dimasalalu yang belum terpenuhi

menyebabkan kekurangan pendanaan kewajiban aktuaria. Kekurangan

pendanaan terjadi karena penggunaan sistem pembayaran yang dilakukan

pemerintah yaitu pay as you go dan sistem sharing antara pemerintah dan

dana pensiun.

Page 24: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka terdapat beberapa saran

sebagai berikut :

Pemerintah pusat sebaiknya mengubah sistem pembayaran pensiun

secara pay as you go menjadi fully funded, karena sistempembayaranpensiunpay

as you go menyebabkan pemerintah semakin terbebani dengan kekurangan

pendanaan kewajiban aktuaria. Akibat dari penggunaan sistem pay as you go itu

sendiri akan dirasakan pada jangka panjang. Mengingat akan terus bertambahnya

jumlah Pegawai Negeri yang pensiun dan jumlah Pegawai Negeri baru.

Kedua untuk penelitian selanjutnya, apabila ingin meneliti mengenai

belanja pensiun pemerintah pusat dapat menambahkan LKKL dan LKBUN.

Karena dalam LKKL dan LKBUN menjelaskan rician belanja pensiun untuk

setiap Pegawai Negeri. Sehingga dapat diketahui nilai nominal belanja pensiun

dari setiap Pegawai Negeri.

Daftar Pustaka

Budiartha, I. Ketut. 2009. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

Tahun Anggaran 2007. Input Jurnal Ekonomi Dan Sosial 2 (1).

ftp1.perbendaharaan.go.id/ppakp/2013/modul/MODUL%20REGULER/ALK/. (

diakses pada 2 Agustus 2014)

Kema, Ihwan. 2013. Penyajian Laporan Keuangan Daerah Berdasarkan Standar

Akuntansi Pemerintahan Pada Pemerintah Kota Manado. Jurnal Riset

Ekonomi Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 1 (3).

Mirza, Rifka Amalia, dan Abdul Rohman. 2012. Analisis Kinerja Keuangan

Pemerintah Pusat Tahun 2005 Sampai Tahun 2010. Fakultas Ekonomika

dan Bisnis.

Page 25: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Nugraheni, Purwaniati, dan Imam Subaweh. 2011. Pengaruh Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal

Ilmiah Ekonomi Bisnis 13 (1).

Octavia Bukit, Elvina. 2012. Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan 18 Mengenai Akuntansi Dana Pensiun Pada Dana Pensiun

Pertamina.

Pasambuna, Nelby T., Sifrid S. Pangemanan, dan Dulloh Afandi. 2014. Pelaporan

dan Pengungkapan Pos Belanja Modal Terhadap Laporan Keuangan

Pemerintah Kota Kotamobagu. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis

danAkuntansi 1 (4).

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.02/2013

Tentang Tata Cara Penghitungan, Penyediaan, Pencairan, Dan

Pertanggungjawaban Dana Belanja Pensiun Yang Dilaksanakan Oleh PT

Taspen (Persero).

Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2013 Tentang

Investasi Iuran Dana Pensiun PT Asabri (Persero).

Rosita, Siti Ita. 2013. Evaluasi Pencatatan Pendapatan Atas Penerimaan Premi,

Pembayaran Tabungan Hari Tua (THT) Dan Pensiun Serta

Pertanggungjawaban Kepada Kas Negara Studi Kasus Pada PT Taspen

(Persero) Cabang Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK) 12 (2): hal – 21.

Supnang, Bambang. 2012. Program Pensiun. Jurnal Manajemen, Juni.

http://dspace.library.uph.edu:8080/handle/123456789/665.

Utami, Ayu Hapsari Budi, Yuciana Wilandari, dan Triastuti Wuryandari. 2012.

Penggunaan Metode Projected Unit Credit Dan Entry Age Normal Dalam

Pembiayaan Pensiun. Jurnal Gaussian 1 (1) : 47-54.

www.bkn.go.id. (diakses pada tanggal 2 Mei 2014)

www.bpk.go.id/lkpp. ( diakses pada 30 April 2014)

www.bpk.go.id/news/utang-ri-masih-tinggi. ( diakses pada 27 April 2014)

www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2010/09/100906_pensiunpegawaineger

i1.shtml. ( diakses pada 29 April 2014)

www.ksap.org/sap/buletin-teknis-dan-interpretasi-psap/. ( diakses pada 19 Mei

2014)

www.lan.go.id. (diakses pada 2 Mei 2014)

Page 26: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Page 27: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Page 28: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Page 29: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Page 30: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Page 31: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i

Page 32: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7650/2/T1_232010198_Full... · Nomor 24/PMK. 02/2013 Tentang Tata Cara ... (LRA), Neraca, Laporan

i