pendahuluan - civas.netcivas.net/cms/assets/uploads/2017/04/poultry-day-2007.pdfpuncak acara poultry...
TRANSCRIPT
1
Pendahuluan
Bagi negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat umumnyamengandalkan pemenuhan kecukupan protein hewani dari asupan produk asalunggas. Namun demikian, disadari atau tidak bahwa tingkat konsumsimasyarakat Indonesia terhadap telur dan daging unggas masih minimdibandingkan masyarakat di negara lain. Padahal telur dan daging unggasmerupakan sumber gizi yang lengkap yang diperlukan untuk perkembangan,kesehatan, dan kecerdasan manusia dan mempunyai peran yang sangatpenting dalam penyediaan bahan makanan pembangun perkembangan sel-seltubuh, termasuk sel-sel otak.
Meskipun disadari pangan hewani sebagai kebutuhan primer, namun hinggakini konsumsi protein hewani penduduk Indonesia sangat rendah. Pada tahun2000, konsumsi daging unggas penduduk Indonesia hanya 3,5 kg/kapita/tahun,sedangkan Malaysia (36,7 kg), Thailand (13,5 kg), Vietnam (4,6 kg) danMyanmar (4,2 kg).
Konsumsi telur di Indonesia juga rendah, yaitu 2,7 kg/kapita/tahun, sedangkanMalaysia 14,4 kg, Thailand 9,9 kg dan Filipina 6,2 kg. Bila satu kg rata-rata 17butir, maka konsumsi telur penduduk Indonesia 46 butir/kapita/tahun, jauhdibawah Malaysia dengan konsumsi telur sebanyak 245 butir/kapita/tahun.Realita di atas merupakan potret ironi di tengah kehidupan bangsa yang sudahsekian lama merdeka. Tampaknya peran strategis makanan sumber proteinsulit dipahami oleh para elit pemerintahan sehingga belum dijadikan prioritascapaian pembangunan.
Selain itu, berkaitan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,usaha bidang perunggasan juga mempunyai andil besar dalam mengurangiangka pengangguran dan menambah pendapatan masyarakat melalui usahabeternak unggas.
Melihat dari kedua sisi tersebut mendorong para dokter hewan yang berhimpundalam wadah Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS),sekaligus dalam rangka memperingati ulang tahun CIVAS yang kedua, untukmenginisiasi serangkaian kegiatan bertajuk Poultry Day 2007 gunamenggalang kepedulian bersama dalam rangka mengkampanyekan kepadakhalayak ramai betapa penting peran produk unggas (telur dan daging) untukkecerdasan masyarakat dan kesejahteraan bangsa.
Tema Kegiatan
Unggas untuk Kecerdasan dan Kesejahteraan Bangsa
2
Tujuan
- Mengkampayekan konsumsi protein hewani asal unggas- Meningkatkan kecintaan dan pengetahuan masyarakat pada dunia unggas- Menggali pemahaman masyarakat tentang dokter hewan- Menyatukan visi dokter hewan demi kemajuan dunia perunggasan
Rangkaian Kegiatan
Puncak acara Poultry Day 2007 di laksanakan di Plaza Balaikota Bogor, padahari Sabtu tanggal 15 Desember 2007, kegiatannya meliputi :
1. Seminar Ilmiah Kesehatan Hewan2. Kampanye Telur Bergizi3. Pengumuman Lomba Fotografi4. Pengumuman Lomba Penulisan Esai5. Lomba Mewarnai dan Menggambar6. Pameran
Kegiatan
1. SEMINAR ILMIAH
Dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2007 di ruang seminar plazabalaikota Bogor.Tema Seminar yaitu Profesi Dokter Hewan di Dunia Perunggasan.
Peserta seminar di ikuti oleh 108 peserta, meliputi 46 peserta dari pihakswasta (bidang perunggasan, obat hewan, praktisi), 14 peserta dari pihakinstansi pemerintah, 5 peserta dari praktisi laboratorium, 8 peserta dariUniversitas, 9 peserta perwakilan dari Mahasiswa, 15 peserta dari pihakasosiasi & LSM serta 11 peserta dari rekan-rekan wartawan.
3
Susunan Acara Seminar :
*) Berhalangan hadir dan Bapak Walikota Bogor digantikan oleh Bapak SekretarisDaerah Kota Bogor Ir. Dody Rosady
Sebelum seminar ilmiah ini dilaksanakan, terlebih dahulu di lakukanpembukaan Poultry Day 2007 oleh Ir Lies Tjahyawati (Kepala Dinas AgribisnisKota Bogor) berlokasi di panggung utama Poultry Day 2007, halamanplaza balaikota Bogor.
Ringkasan Pelaksanaan Seminar Ilmiah :
drh. Sudirman (Pembicara 1)
drh Sudirman, membawakan makalah dengan judul, IndustriPerunggasan dan Avian Influenza . Namun menurut penuturannya, judulsebenarnya adalah, Industri Perunggasan, Profesi Dokter Hewan dan AvianInfuenza. Bahasan makalah mencakup; 1 Gambaran tentang industriperunggasan Indonesia, 2 situasi penyakit Avian Influenza, 3 Peran sertaindustri perunggasan.
4
Dalam paparannya drh Sudirman mengatakan, industri perunggasanadalah industri yang paling cepat pertumbuhannya dibanding industri laindi sektor agroindustri. Disisi lain ternyata bangunan industri ini rapuh.Mengapa? Karena industri pendukungnya tidak berkembang sehinggaindustri perunggasan masih sangat tergantung impor, seperti misalnyabahan baku pakannya. Disamping itu sering kali peraturan yangdikeluarkan pemerintah tidak sepenuhnya mendukung perkembanganindustri perunggasan.
Secara struktural, ternyata pondasi industri perunggasan juga rapuh.Misalnya pertumbuhan hulu dan hilir berjalan tidak seimbang. Huludibangun besar-besaran, sedangkan hilir seperti dilupakan. Hal initergambar pada rantai produksi dan rantai pemasaran. Pada rantaiproduksi dibangun sangat modern sedangkan rantai pemasarannyatradisional. Disebutkan sebagian besar pemasaran unggas masih beradapada pasar tradisional/wet market. Dimana pasar tradisional merupakansalah satu mata rantai penularan AI, sehingga perlu dikelola dengan baik.Dalam hal ini, drh Sudirman berharap pada realisasi proyek pasar unggassehat (Live Bird Market/LBM) yang dikerjakan oleh CIVAS, bekerja samadengan berbagai pihak.
Industri Perunggasan dan AI
Indonesia memiliki struktur perunggasan yang unik. Struktur produksiperuggasan Indonesia dibagi kedalam sektor 1,2,3 dan 4. Dari ke 4 sektorini, yang masuk pada katagori industri adalah sektor 1 dan 2, dansebagian 3. Kaitannya dengan penanggulangan AI, menurut Drh Sudirmansektor 1 dan 2 memiliki tingkat keamanan paling tinggi, karena telahmemiliki sistem biosekuriti yang bagus, dan sistem perkandangan yangtertutup. Sedangkan pada sektor sektor 3 dan 4 perlu penanganan lebihserius dan campur tangan pemerintah.
Pada saat ada tekanan akibat wabah AI, industri perunggasan tetaptumbuh meskipun kecil. Misalnya, populasi broiler pada tahun 2004tercatat 968juta ekor, layer 70juta ekor, dan GP/GPS 9juta ekor.Sedangkan tahun 2005 tercatat 1002juta ekor, layer 70juta ekor, danGP/GPS 11juta ekor. Data ini menunjukkan industri perunggasan tetapmengalami pertumbuhan meskipun AI sedang mewabah.Meskipun tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan, AI tetapmerupakan masalah serius bagi industri perunggasan. Saat ini, AI telahmenyebar ke hampir semua sentra budidaya unggas, baik pada breeding,komersial farm, maupun pada peternakan tradisional bahkan pada puyuhdan itik.
Dengan tindakan vaksinasi dan biosekuriti, AI relatif dapat dikendalikan.Lantas, bagaimana dengan mutasi genetik (genetic drift)? Dari laporan ini,tindakan vaksinasi diragukan efektifitasnya. Dan untuk mengantisipasinyaakan dilakukan mapping isolat oleh pemerintah bekerja sama dengan
5
industri perunggasan. Drh Sudirman menyarankan agar vaksin yangdigunakan berasal dari master seed lokal yaitu; H5N1 dari strain LPAI.
Adapun faktor pendukung saat ini adalah pemahaman industri danpeternak terhadap AI semakin baik. Sehingga saat terjadi out breakindustri dan peternak tidak menjual ayamnya dan sudah tahu, apa yangharus dilakukan. Pemahaman masyarakat konsumen juga semakin baiksehingga pemberitaan tentang AI tidak serta merta mengguncang pasar.
Program jangka panjang
Diperlukan program promosi dan edukasi yang berkelanjutan dan terusmenerus. Peran industri perunggasan dalam hal ini adalah promosi danedukasi kepada masyarakat, memberikan bantuan teknis, bantuan dansupervisi kepada peternak untuk beralih usaha misalnya dari peternakanekstensif menjadi intensif, serta bantuan vaksinasi masal pada ayamkampung. Dalam menjalankan programnya, industri perunggasan jugamenjalin kerjasama dengan pemerintah, perguruan tinggi, lembagapeneitian dan lembaga lain yang terkait.
Kesimpulan
Seiring dengan pertumbuhan industri perunggasan, kepadatan populasiunggas pun meningkat. Hal ini berimbas pada meningkatnya kerentananunggas terhadap penyakit. Oleh karenanya, industri perunggasan sebagaisalah satu pihak yang berkepentingan terhadap pengendalian AI, memilikiperan kunci yang vital. Mengingat kompleksnya penanganan AI diIndonesia, MUTLAK diperlukan kerjasama antara industri, pemerintah,dokter hewan untuk mengendalikan AI.
Dr. Darin Collins - (Pembicara 2)
Membawakan makalah dengan judul, Virus Avian Influenza Pada BurungLiar Baik yang di Pelihara Maupun yang Hidup di Alam Bebas; SebuahKajian Khusus Sebagai Pertimbangan Dalam Penilaian Resiko PenyebaranAI di Indonesia
Dalam paparannya, Burung liar yang bermigrasi dan singgah di Indonesia,khususnya diwilayah pantai timur Sumatra, tidak serta merta bisa dituduhmenyebarkan AI. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan beberapaburung liar yang mati karena terinfeksi AI, terinfeksi dan menunjukkangejala klinis, terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala klinis, dan adapula yang negatif.Perilaku burung liar dialam bebas tergolong unik, mereka tidak sukasinggah ditempat-tempat dengan tingkat polusi tinggi dan padat penduduk.Keunikan disini bila ditinjau dari perannya dalam penyebaran AI. Perludicari bagaimana pola yang tepat karena burung liar tidak suka singgah dilokasi padat penduduk. Juga kaitannya dengan penyebaran AI, diperlukan
6
petugas-petugas (pemerintah, LSM dll) untuk melakukan pengamatandalam rangka penelitian, sehingga didapatkan suatu pelaporan yangakurat.
Nah, bagaimana dengan burung liar (eksotik/hobi) yang diperdagangkan?Apakah burung-burung eksotik sudah didata dengan baik? Sedangkanperdagangan burung eksotik, lebih banyak beredar dipasar gelap dandipinggir-pinggir jalan yang keberadaannya sulit terkontrol. Jadi peta disinitidak hanya pada burung liar dialam bebas, melainkan juga di tangan parapedagang dan penghobi burung-burung eksotik.
Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam, agarpandangan terhadap burung liar kaitannya dengan penyebaran AI bisalebih proporsional. Dibutuhkan suatu pemetaan, yang mana yangsebenarnya menjadikan bahaya. Selama ini unggas air disangka menjadireservoir karena ketahanannya terhadap AI. Padahal burung liar yangbermigrasi tidak semuanya unggas air.
Bila burung liar yang terinfeksi berjumlah besar, maka burung liar bisamenjadi sumber penularan utama yang sulit diketahui. Hal ini terjadikarena burung liar juga dimungkinkan bertindak sebagai sumber infeksisekunder pada komersial farm, namun data mengenai hal tersebut masihsangat sedikit. Biasanya burung liar yang diisolasi diambil dari sekitar farmkomersial yang diketahui outbreak AI. Burung liar yang terinfeksi bisa sajamenjadi penular dari flok satu ke flok lainnya. Dari kesimpulan ini, otoritaskesehatan hewan kadangkala mengambil keputusan untuk meng-cullingburung liar untuk menekan penyebaran AI. Namun keputusan ini justrumengancam keberadaan burung liar tersebut. Disarankan agar dilakukanpemantauan ruang gerak burung liar yang terkontrol pada suatu negaradengan mengacu pada sistem kewaspadaan dini untuk mengurangipenularan penyakit serta memberikan penyuluhan kepada masyarakatuntuk meningkatkan kesadarannya.
Mengapa Indonesia, begitu khawatir dengan burung liar. Beberapa speciesburung liar menunjukkan terinfeksi dan walaupun jumlahnya sangat kecilnamun harus tetap diwaspadai. Indonesia merupakan jalur perlintasanmigrasi burung dari Asia dan Australia dan sebaliknya. Migrasi tersebutdapat menyebabkan ancaman AI bagi Indonesia.
Kesimpulan
Burung migran yang hinggap di pantai timur sumatra ada yang terinfeksilantas mati, ada yang tetap sehat. Unggas air bukan satu-satunya spesiesyang menjadi reservoir bagi virus AI Sehinga memang diperlukanpemetaan benar dan serius. Kebiasaan mengkoleksi burung liar, didugamemiliki peran. Burung liar tidak suka hinggap di lokasi padat penduduk,padat populasi sehingga perlu koordinasi dalam melakukan penelitian-penelitian agar terpadu. Dan dibutuhkan veterinari link.
7
Tanya Jawab
Nama drh Baktiar MurradInstitusi AskesmavetiPertanyaan Untuk Dr Sudirman, perunggasan rapuh salah satunya
karena peraturan. Menurut Baktiar, perunggasan terlalumeminta proteksi, misalnya CLQ. Ada banyak masalah,bagaimana anda menjelaskan
Jawaban Memang industri di Indonesia selalu menuntut proteksi,tetapi, proteksi yang diberikan hanya untukmenyelesaikan jangka pendek. Bukan fundamental.Misalnya bagaimana dengan budidaya jagung, bagaimanadengan pengembangan unggas diluar pulau jawa, sektorhilir tidak dikembangkan dengan baik, atau pada saatkasus AI dipertengahan 2003 pemerintah tidakmelakukan intervensi yang cukup. Dikatakan DrhSudirman, berbeda dengan Thailand, pada saat terjadiwabah, pemerintah Thailand mengumpulkan pihak bankuntuk membantu pendanaan bagi industri perunggasan.
Komentar
Nama M. IndrawanInstitusi Asosiasi Ornithology IndonesiaPertanyaan Untuk Darin, penelitian akan semakin baik, bila
terintegrasi dengan pihak lain terkait ornithology.Jawaban AI didaerah endemic seperti Indonesia dengan burung
yang berlalu lalang, sangat rawan. Pada burung liar, tessering negative. Memang benar diperlukan penelitianyang lebih terintegrasi.
Komentar
Nama drh. EndangInstitusi Avian Vet PractisionerPertanyaan Mengenai penyebaran AI di Eropa, sudah sejauh mana.
Negara-negara mana yang masih bisa di impor burungeksotiknya? Ataukah Indonesia sudah dilarang, baikekspor maupun impor.
Jawaban Itu dimungkinkan, namun tergantung pemerintahmasing-masing negara
Komentar
8
Nama drh. Tri Satya Putri Naipospos Mphil, PhDInstitusi CIVASPertanyaan Untuk drh Sudirman, terakhir masih ada kasus manusia.
Apakah bagi industri, kematian manusia karena AImenjadikan alarm, atau bukan masalah serius? Hal inikarena pada saat angka kematian manusia meningkat,justru kasus pada unggas turun.
Jawaban Sejak terjadi kasus manusia pertama, Industriperunggasan menganggap sangat serius. Hal inidibuktikan dengan membentuk Forum MasyarakatPerunggasan Indonesia (FMPI) ketika itu hinggasekarang. Setiap kasus manusia, industri ingin tahudarimana mereka terpapar. Apakah dari industri ataubukan. Kasus manusia, jangan terkait secara ekonomidengan industri karena industri menanggung ribuan masadepan karyawannya. Namun industri bukan tidak peduli.Industri perunggasan memberikan edukasi dan proteksibagi karyawannya dan masyarakat sekitar farm, agarterhindar dari flu burung. Menurut Drh Sudirman, perludiingatkan kembali, rencana nasional terhadappenanganan AI baik pada hewan, maupun pada manusia.Nampaknya ada kemunduran perhatian kita terhadap AI,hal ini bisa dilihat dari berbagai diskusi/rapat yangdigelar, yang aktif justru orang-orang asing bukan dariIndonesia.
Komentar
Nama Dr.drh Mangku SietepuInstitusi Sesepuh Dokter Hewan IndonesiaPertanyaan Kepada Drh Sudirman, Ada banyak kasus manusia,
sampai saat ini ada 113 , meninggal 92 orang, darisekian banyak kasus itu, tidak ada korban yangberdekatan dengan industri. Dan dari hasil sequensingvirus, korban terinfeksi dari bukan virus lokal, namundari daerah lain. dr Drh Mangku berpendapat, kasus padamanusia mungkin berasal dari lalu lintas unggas darisektor 1,2 dan 3, dan bukan dari sektor 4. Bagaimanamelihat fenomena ini?
Jawaban Drh Sudirman; Setelah terjadi kasus pada manusia,karyawan diproteksi dengan luar biasa. Prosedurbiosekuriti bagi karyawan diperketat, gizi ditingkatkan,sehingga karyawan terlindungi. Industri melindungi,
9
ayam dan terlebih yang dilindungi adalah karyawan.Terkait lalu lintas, Drh Sudirman mengakui juga beresiko.SKKH tidak setuju, karena tidak menjamin. Seharusnyayang dinilai sistem biosekuritinya. Sistem biosekuriti iniharus terpadu, misalnya antara breeding, feedmil,hatcheri, komersial farm dll.
Komentar
Kesimpulan umum
ü Masih diperlukan kelanjutan dengan seminar lain, dengan meneruskanseminar sekarang, sehingga terbentuk suatu konsep terpadu.
ü Untuk burung liar diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih terpadudengan melibatkan pihak-pihak terkait (Dephut, Deptan, Depkes, LSMdll) agar didapatkan pola pemetaan yang lebih akurat. Sehinggapenanganan yang dilakukan tepat sasaran
2. KAMPANYE TELUR BERGIZI
Kegiatan ini terbagi dalam 2 tahap yaitu :1.) Pra kampanye telur bergizi
Kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan kampanye telur bergizimeliputi sosialisasi, penyediaan paket telur bergizi, dan persiapanpelepasan balon.
SosialisasiUntuk sosialisasi kampanye telur bergizi dilakukan melalui siaran di RadioRepublik Indonesia (RRI) Bogor pada hari rabu tanggal 12 desember2007 jam 16.00-17.00 wib, sosialisasi dalam bentuk diskusi interaktifdengan tiga pembicara yaitu drh. Albertus Teguh Muljono (CIVAS), drh.Herlin (Dinas Agribisnis), dan Dr. drh. Denny Widaya Lukman, MSc(Kesmavet FKH IPB). Selain sosialisasi melalui siaran radio, jugadilakukan melalui penyebaran brosur di depan balikota bogor padatanggal 14 Desember 2007 atau sehari sebelum pelaksanaan kampanyetelur bergizi, serta informasi kegiatan pada majalah Trobos, majalahInfovet, majalah Poultry Indonesia (masing-masing majalah edisiDesember 2007), pengumuman di website CIVAS dan milis dokter hewan.Penyediaan Paket Telur BergiziPaket telur bergizi yang disediakan berjumlah 1150 paket, tiap paketberisi dua butir telur rebus, stiker kampaye telur bergizi dan air minum.
10
Balon Kampanye Telur BergiziBalon kampanye telur bergizi dilakukan dengan dengan media 100 balongas dan spanduk yang bertuliskan tema kampanye telur bergizi yaitusebutir telur sejuta gizi.
2.) Kampanye telur bergiziPelaksanaan kampanye telur bergizi meliputi pembagian paket telur,kampanye telur bergizi, dan pelepasan balon.
Pembagian Telur BergiziPembagian telur bergizi dilakukan dua tahap yaitu pertama saatpembukaan Poultry Day 2007 dan kedua saat kampanye telur bergizi.Pembagian paket telur bergizi tahap pertama sebanyak 520 paketkepada seluruh peserta Poultry Day 2007 dan masyarakat yang berada disekitar balaikota. Pembagian paket telur bergizi tahap dua sebanyak 630paket kepada peserta poultry Day 2007 dan masyarakat disekitarbalaikota serta warga di sekitar kantor CIVAS.Kampanye Telur BergiziKampanye telur bergizi dilaksanakan sebagai puncak acara Poultry Day2007 dipimpin oleh Bapak Ir. Dodi Rosady (Sekretaris Daerah KotaBogor) dan drh. Albertus Teguh Muljono di plaza balaikota Bogor dandiikuti dengan makan telur bersama oleh semua hadirin.
Pelepasan Balon Kampanye Telur BergiziPelepasan balon dilakukan pada akhir acara sekaligus menutup rangkaiankegiatan Poultry Day 2007. Pelepasan balon kampanye telur bergizidilakukan oleh Bapak Sekda Kota Bogor dengan pengguntingan pita.
3. Lomba Fotografi
Lomba ini ditujukan sebagai bentuk penghargaan kepada para kolega di duniakesehatan hewan khususnya dokter hewan pada usaha dan komitmennya didalam memajukan kesehatan hewan nasional.
Lomba ini bertemakan : Dokter Hewan dalam Karya.
Sosialisasi lomba di lakukan 1 bulan sebelum lomba berakhir, melalui mediawebsite civas, fotografer.net, poster (dikirimkan ke seluruh fakultasKedokteran Hewan di Indonesia), majalah ( trobos, infovet, dan poultryIndonesia), dan Radio (RRI Bogor).
Dari 16 peserta, foto yang masuk sebanyak 36 foto dan yang lolos seleksiuntuk penjurian sebanyak 30 foto (yang sesuai dengan tema).
11
Dewan Juri terdiri dari :- drh. Tri Satya Putri Naipospos, Mphil, PhD (KOMNAS FBPI)- drh. M. Fachrudin , PhD (Dosen FKH IPB)- Andi Lubis ( Redaktur Foto, Harian Analisa)
Hasil lomba foto :
JUARA NAMA PESERTA JUDUL FOTOJuara 1 Kukuh Galih Waskita Penanganan retensio pada sapi
bali di kecamatan watangpulu,kabupaten sidrap
Juara 2 Bernike AnggunDamiria, SKH
Pemeriksaan Kebuntingan padaSapi sebagai wujud PengabdianMasyarakat Pasca GempaJogyakarta & Jawa Tengah diKec. Bayat, kab. Klaten
Juara 3 Wisnu Broto VaksinasiJuara Harapan 1 Damar Jati Tengoro Pengabdian pada masyarakatJuara Harapan 2 Hari Tabadepu Imunisasi : Sejak Dini demi
KesehatanJuara Favorit Eka Wahyu Nur
Hidayat10 Jahitan
4. Lomba Penulisan Essay
Latar belakang dan TujuanPemahaman tentang wawasan dan profesi dokter hewan masih dirasakankurang khususnya dikalangan mahasiswa. Pengenalan profesi masih terbataspada mata kuliah keprofesian dan pengembangan minat profesi bagisebagaian mahasiswa yang aktif. Pemahaman profesi sangatlah perludipahami oleh mahasiswa yang merupakan calon dokter hewan yangmengemban profesi itu sendiri. Pemahaman ini diharapkan dapatmenciptakan kecintaan yang akhirnya dapat menjadikan dokter hewan yangmemegang kode etik, dan dokter hewan yang bermanfaat bagi masyarakatdengan cara-nya sendiri berprinsipkan pada penigkatan kesejahteraanmanusia melalui kesehatan hewan.Lomba esai merupakan salah satu kegiatan Poultry Day 2007 dalammemperingati ulang tahun CIVAS yang ke-2. Lomba esai ini mempunyaitema Seandainya Aku Jadi Dokter Hewan dengan tema ini diharapkan dapatmerangsang dan mengembangkan wawasan mahasiswa Fakultas KedokteranHewan terhadap profesinya
12
PelaksanaanPelaksanaan lomba Esai dimulai dengan penyebaran undangan danpengumuman ke setiap Fakultas Kedokteran Hewan di seluruh Indonesiaberupa penyebaran poster lomba dan pengumuan lomba lewat website CIVAS.Pengumuman juga dilakukan di milis dokter hewan dan pemberitahuan keIMAKAHI (Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia) untukdisebarluaskan ke mahasiswa FKH se-Indonesia. Pengumuman ini mulaidilaksanakan pada tanggal 24 November 2007 dan di teruskan denganpengumpulan esai dari peserta yang diterima panitia selambat-lambat tanggal5 Desember 2007.
Juri merupakan perwakilan dokter hewan dari berbagai bidang profesi yaitu,Tri Satya Putri Naipospos yang mewakili sektor Pemerintah, Olan Sebastianyang mewakili dari sektor swasta, Iswandari dari media, dan Agus Lelanaperwakilan dari akedemisi.
Esai yang diterima panitia sampai dengan tanggal 5 desember 2007 adalah38 esai (lampiran II). Esai ini berasal dari 4 FKH di Indonesia yaitu FKH-IPB,FKH-UNAIR, FKH-UDAYANA, FKH-UGM. Esai ini dikirimkan dari peserta yangberada di semester satu sampai dengan KOAS.
Penjurian dilaksanakan pada tanggal 6-11 Desember 2007, dan diakhiridengan pertemuan semua juri pada tanggal 11 Desember 2007 untukpenentuan pemenang lomba esai yang terdiri dari juara I, juara II, Juara IIIdan juara favorit.
JUARA NAMA PESERTA/UNIVERSITAS
JUDUL ESAI
Juara 1 Indra Nur Rakhman /FKH - IPB
Dokter untuk Dokter Hewan
Juara 2 Chandra Ari Haryani /FKH - IPB
Dokter Hewan Sebagai GardaTerdepan Dalam Kesehatan Hewan
Juara 3 Faisal MuhamadNu man Sumantri /FKH - IPB
Peningkatan Kesehatan HewanMelalui Pos Kesehatan Hewan
Juara Favorit I D Gede KharismaM. Putra /FKH - Udayana
Andaikan Aku Jadi Dokter Hewan
Pengumuman pemenang lomba dilaksanakan di Balaikota ada tanggal 15Desember 2007, diikuti pengumuman pemenang lomba di miis dokter hewandan Majalah TROBOS.
13
5. Lomba Mewarnai dan Menggambar
Pelaksanaan• Sebelum acara puncak Poultry Day 2007 (Pukul 09.30 11.30 WIB)• Pengumumun setelah puncak acara Poultry Day 2007 (12.15 WIB -
selesai)
Pembagian KategoriKategori Lomba dibagi menjadi 3, yaitu:Kategori I : Mewarnai untuk Murid Taman Kanak-kanak
(Tema: Ayamku Sayang Ayamku Sehat)Kategori II : Menggambar dan Mewarnai untuk murid SD Kelas 1-3
(Tema: Cerdas dan Sehat Makan Daging Ayam dan Telur)Kategori III : Menggambar dan Mewarnai untuk murid SDkelas 4-6
(Tema: Cerdas dan Sehat Makan Daging Ayam dan Telur)
Jumlah Peserta yang Mengikuti Lomba dari ke-3 Kategori
No Kategori JumlahPeserta
1 I (Mewarnai tingkat TK) 332 II (Menggambar dan Mewarnai tingkat SD Kelas 1-3) 213 III (Menggambar dan Mewarnai tingkat SD Kelas 4-6) 27
Total 81
Juara lomba menggambar dan Mewarnai
Kategori I : Mewarnai Tingkat TKJuara Nama Peserta Asal Sekolah
I Sabrina Nuri Cahyani TK Kuncup HarapanII Nathalia Andita M TK Regina PacisIII Grace Timothy TK Regina PacisHarapan I Angela Prajnalay TK Santa MariaHarapan II Aliya Hanifatun TK Ar RoyanHarapan III Josephine S. A. Br. Tarigan TK Baptis Bogor
Kategori II : Menggambar dan Mewarnai tingkat SD Kelas 1-3Juara Nama Peserta Asal Sekolah
I Carissa Natania SDK KeasatuanII Reynaldi SDK KesatuanIII Khanifa Fajria SDN Polisi IVHarapan I M. Ridwan SD Dewi SartikaHarapan II Annisa Ayu Lestari SDN Polisi IVHarapan III Khansadia P.S SDN Polisi IV
14
Kategori III : Menggambar dan Mewarnai tingkat SD Kelas 4-6Juara Nama Peserta Asal Sekolah
I Stella Oktaviani SDK KesatuanII Safitri Titani H SDN Polisi IIII M. Affan SD Insan KamilHarapan I Yosua Alfred SD BPK PenaburHarapan II Adrian Rizaldi Azhar SDN Ciampea IIHarapan III Berinda Fitri Adriani SDN Lawang Gintung I
6. PameranKegiatan ini berisi pameran foto-foto peserta lomba fotografi.Tempat : Plaza Balaikota Bogor
15
Panitia
Pembina : drh. Tri Satya P. Naipospos, MPhil, PhD. drh. Albertus Teguh Muljono
Ketua : La Ode Nur Ilham Ndoaka
Kesekretariatan : drh. Roy B. Rivia (Koordinator) drh. Ridvana Dwibawa Dhodon Ramdhona, SKH
Bendahara : drh. Chaerul Basri
Dana : Dr. drh. Denny W. Lukman, MSi (Koordinator) drh. Agung Suganda, MSi
Seminar : drh. Winda Widyastuti (Koordinator) drh. Agus Jaelani
LombaFotografi : La Ode Nur Ilham Ndoaka (Koordinator)
drh. Riana Aryani Arief
LombaTulisan Esai : drh. Andri Jatikusumah (Koordinator)
drh. Saptono Adi Muryanto
Mewarnai danMenggambar : drh. Imron Suandy (Koordinator) drh. Sevy Tiara Ilham
MakanTelur Massal : drh. G.M. Sofyan Noor (Koordinator)
drh. Sunandar
Alamat Kesekretariatan :Kantor Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS)Jl. Ismaya II No.2 Perum Indraprasta 1, BogorTelp. / Fax : 0251 374510Email : [email protected] , [email protected]
16
Penutup
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telahmembantu penyelenggaraan kegiatan ini :1. Walikota Bogor2. Dinas Agribisnis Bogor3. drh. Sudirman.4. Dr. Darin Collins5. drh. Wiwiek Bagja6. drh. Olan Sebastian7. drh. RP. Agus Lelana, SpMP, MSi8. drh. Iswandari9. drh. M. Fachrudin , PhD10. Andi Lubis11. PT. Charoen Pokphand Indonesia12. PT. Biotek Indonesia13. Majalah Trobos14. Majalah Infovet15. Majalah Poultry Indonesia16. RRI Bogor17. PT. Intervet Schering Plough18. PT. Illies19. PT. Romindo Primavetcom20. PT. Japfa Comfeed21. Danas Farm22. Tri Mitra Farm23. Imakahi24. Himpro Ornithology FKH-IPB
Semoga dari kegiatan ini semakin memperkuat komitmen kita bersama didalam usaha memajukan kesehatan hewan nasional
Bogor, 21 Januari 2008
Badan Pengurus Badan PelaksanaKetua Direktur Eksekutif
drh. Tri Satya P. Naipospsos, MPHil, Ph.D drh. Albertus Teguh Muljono
18
Lampiran 1 :
Backdrop Utama ( 5 m x 3 m )
Backdrop Seminar ( 6 m x 1,5 m )
Spanduk Seminar Outdoor ( 4 m x 1 m )
19
Sertifikat Seminar & Piagam Lomba Template (21 cm x 29,7 cm)
Sticker pada Seminar KIT (20 cm x 5,6 cm)
Sticker Paket Telur untuk Kampanye Telur Begizi
23
IndustriPerunggasan dan
Avian InfluenzaSudirman
Seminar Ilmiah Kesehatan Hewan :Profesi Kedokteran Hewan di Dunia Perunggasan
Center for Indonesian Veterinary Analytical StudiesBogor, 15 Desember 2007
Agenda§ Overview : Industri Perunggasan Indonesia
§ Situasi Avian Influenza
§ Peran Serta Industri
Industri Perunggasan Indonesia
§Paling cepat tumbuh diantaraagroindustri lainnya.
§Fundamental industri kurang kokoh§Tergantung impor§ Industri pendukung kurang
berkembang§Peraturan/perundangan yang ada
tidak mendukung percepatanpertumbuhan industri.
Industri Perunggasan Indonesia
§Fundamental industri kurang kokoh§Hulu dan hilir tidak seimbang :§Rantai Produksi : Modern§Rantai Pemasaran : Tradisional
2%
8%
2%
50%
22%
16%
Distribution ofCost
Sistem produksi unggas
Karakterisik
Sistem
IndustriTerintegrasi
Produksi Komersial PeternakanAyam
KampungBiosekuriti
Tinggi Rendah
Sektor 1 Sektor 2 Sektor 3 Sektor 4
Tipe produksi Integrasi Inti-Plasma Independen Ayam kampung
Biosekuriti Tinggi Sedang s/d tinggi Rendah Rendah
Produk jualan Ekspor/urban Urban/desa Urban/desa Desa/urban
Ketergantungan input pasar Tinggi Tinggi Tinggi Rendah
Ketergantungan jalan transp. Tinggi Tinggi Tinggi Sangat rendah
Lokasi Dekat kota besar Dekat kota besar Kota kecil & desa Desa
Sistem kandang Dalam ruangan Dalam ruangan Setengah terbuka Terbuka
Tipe kandang Tertutup Tertutup Tertutup/terbuka Terbuka
Kontak dengan ayam lain Tidak Tidak Ya Ya
Kontak dengan itik Tidak Tidak Ya Ya
Kontak dengan burung liar Tidak Tidak Ya Ya
Pelayanan kesehatan hewan Independen Bayar Bayar/Pemerintah Pemerintah
Sumber obat hewan & vaksin Pasar Pasar/Inti Pasar/Pemerintah Pemerintah
Sumber informasi teknis Inti Agen input/toko Agen input/toko Pemerintah
Lampiran 2 : MATERI PRESENTASI SEMINAR
Pembicara 1 : drh. Sudirman
5 6
1 2
3 4
24
Populasi Unggas
Broiler Layer GP&PS2002 795 78 82003 883 78 92004 968 70 92005 1002 70 112006 1075 75 122007 1150 80 13
Diolah dari berbagai sumber
Situasi Avian Influenza
Virus?
Peny
ebar
an?
Vaksin?
Kega
nasa
n?
Perubahan Genetik Virus*
§ Th 2003-2005 semua isolat virus AI memiliki homologi 97- 99%
§Th 2006 muncul strain baru:§A/Chicken/West Jawa/Pwt-Wij/2006§A/Chicken/West Jawa/SMI-PAT/2006§A/Chicken/West Jawa/SMI/Csl/Eb/2006§Homologi terhadap isolat lama: 92%
§Th 2007 muncul strain baru:§A/Ck/West Java/Smi-Sud/2007§A/Ck/West Java/Smi-Hj/2007 (sekuen ulang)§Homologi terhadap isolat lama: = 81%§Homologi terhadap starin PWT: 84%
Darminto, 2007
Pengaruh antigenic drift
SERUMANTIGEN
Homolog WJ/PWT2006
PAPUA2006
WJ/SMI2006
WJ/PWT2006
5,3 (log2) 5,3 3,3 1,5
H5N1(2003)
6 2 4,7 7,3
H5N2 (N28) 6,7 0 3 4
H5N2(Mex232)
9 0 3 5,5
H5N9(WI/68)
8,7 0 1,5 4
Sumber : Swayne, 2007
Field Virus VS Re-1, Re-4
HI Titre(Log2)
05virus
06virus
07virus
Re-1Ag
Re-4Ag
Re-1 Ab 7 7 6 10 3
Re-4 Ab 2 3 3 6 10
Vaksin ke Depan?
§ Master seed: LPAI (H5N1) melaluiteknologi reverse genetic.
§ Memilih master seed dengan pendekatan:
§ Antigenic and Genetic Mapping (OFFLU).
§ Mengidentifikasi Spectrum ofProtectiveness strain baru (PWT danSud).
Darminto, 2007
11 12
7 8
9 10
25
Situasi Avian Influenza
§ Telah menyebar ke hampir seluruh sentra peternakanunggas : breeding, broiler, layer, puyuh dan itik.
§ Relatif dapat dikendalikan dengan vaksinasi danbiosecurity yang ketat?
§ Outbreak terjadi secara sporadik pada waktu tertentu(peralihan musim)
§ Telah terjadi mutasi (genetic drift), terutama pada virusyang berasal dari vaccinated flock.
§ Pemahaman pelaku bisnis dan peternak terhadappenyakit ini semakin baik
Bagaimana Industri Menghadapi AI ?
§Menghadapi Penyakit :§ Biosecurity§ Vaksinasi§ Depopulasi§ Re-stocking.
§Menghadapi Pasar :§ Bersama-sama stake-holder membangun
kembali perceived image tentang keamananmengkonsumsi daging dan telur ayam.§ Kampanye Gizi.
Peran
§ Community Development/CSR§ Edukasi masyarakat§ Bantuan teknis : manajemen beternak, biosecurity,
pemasaran, dll.§ Bantuan dalam rangka pengalihan usaha : dari
beternak umbaran (backyard) ke kandang, daribeternak ayam kampung ke beternak kambing.§ Bantuan vaksinasi massal di sekitar lokasi
peternakan.
Peran
§ Kerjasama dengan Pemerintah (Deptan) dan LembagaInternasional (FAO, OIE, USDA)§ Seminar/Workshop tentang Avian Influenza§ Gov-Industry Working Group dalam rangka :§ Virus mapping à OFFLU Project§ Restrukturisasi Industri Perunggasan§ Tata ruang peternakan unggas (Deptan, Pemda)§ Penataan Pasar Unggas (Pemda)§ AI Compartement (case) Free, Good Breeding
Practices, Good Hacthcery Practices and GoodFarming Practices.
Kesimpulan dan Saran
§ Wabah Avian Influenza masih menjadi masalah utama diIndustri Perunggasan
§ Peran serta industri perunggasan sangat vital dalam rangkapengendalian wabah avian influenza
§ Kerjasama antara pemerintah, lembaga internasional,lembaga non pemerintah, perguruan tinggi, dokter hewandan pelaku bisnis perunggasan MUTLAK diperlukan dalamrangka pengendalian wabah avian influenza.
17
13 14
15 16
26
Pembicara 2 : Dr. Darin Collins
Avian Influenza Virus in Captive andFree-Ranging Wild Birds: Special
Considerations for Risk Assessmentsin Indonesia
Darin Collins, DVM, Zulfi Arsan, DVM, Iwan Londo FebriantoGlobal Avian Influenza Network for Surveillance
Wildlife Conservation Society Indonesia ProgramsJl Pangrango, No. 8, Bogor 16151
Avian Influenza A Virus in Wild Birds
Many species of wild birds have beenshown to be infected with H5N1
Typically do not show clinical diseaseDifferent species have been shown to be
infected with different sub-types
Avian Influenza A Virus in Wild Birds
Numbers of H5N1 individual birds withH5N1 is very low
Wild birds have typically been found deador dying
Live and healthy infected wild birds arethe focus of wildlife research
5 6
1 2
3 4
Avian Influenza A Virus in Wild Birds
Terrestrial bird study (Boon, 2007)
Intra-species transmission is lowSparrows died in 4-7 daysStarlings and pigeons did not dieStarlings shed high levels of H5N1Pigeons shed low levels of H5N1
Avian Influenza A Virus in Wild Birds
Vaccine Trial in Raptor (Lierz,2007)Used swan virus isolateAll vaccinated birds survived andunvaccinated birds died in 5 daysVaccination decreased virusshedding
HPAI H5N1 Virus in Wild Birds in Asia
2005 report of outbreak andmass-die off of migratorybar-headed geese in China
How the geese were infectedwas the question
Waterfowl hosts of H and N-subunits appear to notmutate
27
HPAI H5N1 Virus in Wild Birds in Asia
Waterfowl are typically migratory4 million migratory shorebirds
use the East Asian-Australasian Flyway each year
Other waterfowl are non-migratory and only movelocally within a region
HPAI H5N1 Virus in Wild Birds in Asia
Geospatial Movement and Wild BirdsTens of thousands of
migratory shorebirdstransit through Javaand Sumatra
Eastern Coast ofSumatra is a majorfocus of migratoryshorebird activity
Geospatial Movement and Wild Birds
Geospatial Movement and Wild Birds
Shorebirds located in remotecoastline
Shorebirds are caught inspecial nets
Largest numbers are in Nov-March
Geospatial Movement and Wild Birds
Because of migration,threat of AI incursion toIndonesia
Assessing risk, requiresmonitoring migration
Flagging and datacollection
11 12
7 8
9 10
28
17 18
13 14
15 16
Geospatial Movement and Wild Birds
Global database =species, age, sexbody weight, site location
measurementsH5N1 sample collectionIndividual identificationRe-sighting data to
ABBBS
Geospatial Movement and Wild Birds
Qualitative (how relative) vs.Quantitative (how many) Risk AssessmentSubject to spatial (where) and
temporal (when) biasDue to migratory birds do not appear over equal
distribution and occur at different times of theyear, population numbers are not known
Risk of AI Incursion into Indonesia
Migratory shorebird contactand humans/chicken is aremote chance = risk ofincursion by wild birds
Large poultry flocks not likelyto contact migratory wildbirds
29
23 24
19 20
21 22
Risk of AI Incursion into Indonesia
Researchers need to know1. Number of wild birds in a particular
area at that time of year,2. Proportion of those birds that are
migratory,3. If migratory, what is bird s behavior
while in Indonesia.
Risk of AI Incursion into Indonesia
Q: Number of wild birds in a particulararea at that time of year
A: Not 100% known
Risk of AI Incursion into Indonesia
Q: Number of migratory wild birds in aparticular area at that time of year?
A: Not 100% known. January data is thebest guess
Risk of AI Incursion into Indonesia
Q: If migratory, what is bird s behaviorwhile in Indonesia.
A: Bird natural history for Indonesia isabundant, typically reliableinformation.
Risk of AI Incursion into Indonesia
Combine the migratory birddata with domesticpoultry farming in aparticular area,
Predict AI movement out ofoutbreak zone or insidean AI free zone
Research MethodsVirus isolation is the only available method that
allows complete characterization and geneticsequencing of the AI virus.
Up to 25% of the wild birds sampled in the pasttwo years were infected with non-H5N1influenza viruses
We must evaluate the pandemic potential of allthe influenza subtypes detected duringsurveillance.
30
29 30
25 26
27 28
Target Areas/Species for Surveillanceof H5N1 AI in Wild Birds in Indonesia
Using knowledge from the poultry industry in Indonesiaand wild bird populations, priority areas forsurveillance can be identified.
Areas in which the likelihood of H5N1 incursion intoIndonesia and subsequent spread to commercialpoultry would be considered to the highest risk areas.
Focusing on the wild bird species which migrate intoIndonesia and are thought most likely to introduceand spread the disease to poultry should be thetarget of surveillance activities.
Target Areas/Species for Surveillanceof H5N1 AI in Wild Birds in IndonesiaA number of variables including the number and
species of domestic chickens or ducks andwhether birds are housed indoor or outdoorshould be taken into consideration.
Wild bird and epidemiological analyses above,an incursion risk profile could be produced forIndonesia showing areas where AI incursionis thought more likely to occur.
Target Areas/Species for Surveillanceof H5N1 AI in Wild Birds in IndonesiaSurveillance would be best focused on areas of
Sumatra and Java.Large poultry populations, including a high number of
free range flocks, and large concentrations of the wildbird species of the highest concern.
Areas of lesser concern would be those with a highabundance of wild bird target species and dense butlocalized domestic poultry populations.
Research MethodsDiagnostic reagents and diagnostic laboratory
procedures used today are primarily optimized foridentifying influenza viruses in domestic poultry, notwild birds.
The phylo-genetic analysis of domestic poultry and wildbird isolates for HPAI can reveal genetic similaritiesand therefore likely trace the route of infectionbetween species and suggest the likelihood of cross-contamination.
Through virus characterization and genetic sequencing,any introduction of new viral strains into outbreakareas in endemic and non-endemic countries can bedetermined.
Early Warning System and DatabaseInformation Sharing
Pandemic preparedness for diseasemonitoring in all wild birds
Real-time sharing of surveillance resultsUSAID & CDC & WCS have developed
the Global Avian Influenza Network forSurveillance database: www.gains.org
Bio-Security Management Considerationsfor Wild Birds and Poultry
Wild birds and poultryshould be kept separate
Poultry get H5N1 from otherpoultry
Mixing birds, mixes disease
31
35 36
31 32
33 34
Bio-Security Management Considerationsfor Wild Birds and Poultry
HPAI spread can becaused by contaminatedegg shells, workers,equipment and otherfomites
Much less likely thancontact to wild birds
Bio-Security Management Considerationsfor Wild Birds and Poultry
Aquatic birds are LPAIreservoir
Commercial poultrytrade that exposeswild birds withoutbio-security issuspect when H5N1occurs in wild birds
Public Health Impacts of the Wild Bird Trade
Public market trade ofpoultry is common
Domestic poultry ofducks, fancychickens, chickenand jungle fowlhybrids, quail, turkey
Public Health Impacts of the Wild Bird Trade
Public Health Impacts of the Wild Bird Trade Public Health Impacts of the Wild Bird Trade
Market Trade Associations shouldmonitor sanitation, disinfection,ventilation, fomite/pest control,quarantine, zones for differentspecies, trader education of risksto themselves, families and thepublic clients
32
41
37 38
39 40
Public Health Impacts of the Wild Bird TradeConclusions
We must improve our ability and willingness torapidly share data and samples
We must understand the role of wild birds inspreading H5N1 by improving surveillanceand research
Need to improve our ability to diagnose andcharacterize all virus sub-types from wildbirds
Birds are popular in Indonesia Thank you GAINS Field Team
Thank you
CIVASPDHIPHKAUSAID & CDCWCS GAINS