pendahuluan - siafif.com 8/skripsi...kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti...

64
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses yang ditandai dengan perubahan perilaku seseorang yang dapat dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses perubahan perilaku individu dalam pencapaiannya dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan segala sesuatu yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar individu. Proses pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu contoh faktor eksternal yang dalam pelaksanaanya terdiri dari banyak komponen. Salah satu komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di dalam kelas adalah bahasa pengantar. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Pemerintah menerapkan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran di Indonesia, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing peserta didik. Program imersi adalah salah satu inovasi program pendidikan yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar. Kelas imersi menggunakan bahasa Inggris pada semua mata pelajaran, kecuali pada mata pelajaran bahasa. Tujuan penyelenggaraan kelas imersi adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa asing sehingga dapat menghadapi persaingan di dunia internasional. Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan perbendaharaan kata dalam bahasa asing. Siswa imersi membutuhkan waktu untuk dapat menguasai kemampuan bahasa asing agar dapat digunakan secara efektif. Siswa yang belum menguasai kemampuan tersebut dapat mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Upload: dangdiep

Post on 28-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah proses yang ditandai dengan perubahan perilaku seseorang

yang dapat dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses perubahan

perilaku individu dalam pencapaiannya dipengaruhi oleh banyak faktor, baik

faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan segala sesuatu

yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal merupakan

segala sesuatu yang berasal dari luar individu.

Proses pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu contoh faktor

eksternal yang dalam pelaksanaanya terdiri dari banyak komponen. Salah satu

komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di dalam kelas adalah bahasa

pengantar.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan sebagai

bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Pemerintah menerapkan bahasa

asing sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran di Indonesia, sebagai upaya

untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing peserta didik.

Program imersi adalah salah satu inovasi program pendidikan yang

menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar. Kelas imersi menggunakan

bahasa Inggris pada semua mata pelajaran, kecuali pada mata pelajaran bahasa.

Tujuan penyelenggaraan kelas imersi adalah meningkatkan kemampuan siswa

dalam berbahasa asing sehingga dapat menghadapi persaingan di dunia

internasional.

Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti

pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara,

mendengarkan, dan perbendaharaan kata dalam bahasa asing. Siswa imersi

membutuhkan waktu untuk dapat menguasai kemampuan bahasa asing agar dapat

digunakan secara efektif. Siswa yang belum menguasai kemampuan tersebut

dapat mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat

berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Page 2: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

2

Aktivitas belajar merupakan komponen yang harus ada dalam proses

pembelajaran, sehingga berperan terhadap perubahan perilaku siswa. Aktivitas

belajar terdiri dari visual activities, oral activities, listening activities, writing

activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional

activities. Aktivitas belajar dapat berupa interaksi yang terjadi dalam proses

pembelajaran, baik yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik maupun

antar peserta didik. Aktivitas belajar yang rendah dapat menghambat proses

perubahan perilaku siswa, sedangkan aktivitas belajar yang tinggi dapat

membantu proses pencapaian perubahan perilaku siswa

Bahasa pengantar merupakan sarana interaksi yang terjadi dalam proses

pembelajaran. Interaksi dalam proses pembelajaran dapat terwujud melalui suatu

aktivitas belajar di dalam kelas, sehingga bahasa pengantar berpengaruh terhadap

aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar pada dasarnya merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk memperoleh hasil belajar. Berdasarkan uraian tersebut dapat

disimpulkan bahasa pengantar juga ikut berperan terhadap pemerolehan hasil

belajar siswa.

SMA Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu sekolah penyelenggara

kelas imersi di Jawa Tengah. Dinas P&K Propinsi Jateng menyelenggarakan kelas

imersi yang dalam penyelenggaraannya memerlukan persyaratan tertentu. Syarat

yang harus dipenuhi dalam menyelenggarakan program imersi antara lain dari

rancangan kelas. Rancangan kelas pada program imersi maksimal berisi 25 siswa

sehingga guru dan siswa mempunyai banyak kesempatan untuk berinteraksi.

Fasilitas kelas imersi harus memenuhi standar minimal fasilitas kelas reguler dan

didukung fasilitas pendukung lain.

Berdasarkan observasi pada program imersi di kelas X, terdapat 3 kelas

imersi dengan jumlah siswa setiap kelas 20 orang. Siswa yang ingin belajar di

kelas imersi harus melalui beberapa tahap seleksi. Siswa harus melalui tes tertulis

berupa tes kemampuan bahasa Inggris, tes matematika, tes kemampuan IPA, dan

wawancara.

Sekolah penyelenggara program imersi harus mempunyai guru-guru yang

berkompeten dalam berbahasa Inggris sehingga berhak mengajar di kelas imersi.

Page 3: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

3

Dinas P & K Jawa Tengah memberikan pelatihan kepada guru untuk

meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris. Pelatihan ini diberikan oleh

dosen-dosen UNNES selama 1 tahun. Pelatihan dimaksudkan agar guru dapat

mengajar kelas imersi dengan baik.

Program imersi di SMA Negeri 4 Surakarta mempunyai kurikulum yang

sama dengan kurikulum program reguler, tetapi menggunakan bahasa pengantar

yang berbeda. Sekolah penyelenggara program kelas imersi juga harus memiliki

sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran.

Ruang kelas imersi di kelas X SMA Negeri 4 Surakarta telah memiliki sarana dan

prasarana yang cukup memadai. Kelas imersi mempunyai locker bag sebagai

tempat menyimpan tas dan barang-barang siswa, sehingga proses belajar siswa

lebih nyaman. Kelas imersi juga telah dilengkapi komputer dan LCD serta layar

untuk menangkap slide yang akan ditayangkan.

Melalui uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa sekolah yang

menyelenggarakan kelas imersi harus memiliki kemampuan pendanaan yang

lebih, baik pendanaan mandiri ataupun dari pemerintah. Pendanaan dalam

penyelenggaraan kelas imersi di SMA Negeri 4 Surakarta ini berasal dari

pemerintah propinsi dan dari sumbangan wali murid. Administrasi antara program

imersi dan program reguler berbeda, tetapi mempunyai bagian pengelolaan yang

sama.

Bertolak dari latar belakang yang diuraikan di atas, ingin diketahui

implikasi dari penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam

pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas imersi ditinjau dari keaktifan

belajar siswa. Maka dapat dirumuskan judul penelitian yang dikhususkan pada

mata pelajaran biologi sebagai berikut:

“HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA

PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X

IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA”.

Page 4: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut :

1. Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran

dapat menyebabkan siswa sulit menerima pelajaran karena perlu penyesuaian

diri terhadap perubahan bahasa pengantar tersebut.

2. Siswa terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dapat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa di dalam kelas.

3. Aktivitas belajar merupakan komponen yang harus ada dalam proses

pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

4. Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

belajar yang diinginkannya.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan dipahami maka perlu dibatasi

permasalahan sebagai berikut :

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X program imersi

semester II SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

2. Obyek Penelitian

a. Bahasa pengantar dalam pembelajaran biologi dibatasi pada penggunaaan

bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

b. Aktivitas belajar siswa dibatasi pada aktivitas visual, lisan, mendengarkan,

menulis, mental, motor, menggambar dan emosional.

c. Hasil belajar biologi pada materi ekosistem mencangkup aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

Page 5: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

5

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh penggunaan bahasa pengantar dalam pembelajaran

biologi kelas X imersi SMA Negeri 4 Surakarta tarhadap hasil belajar siswa?

2. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar biologi

kelas X imersi SMA Negeri 4 Surakarta?

3. Apakah ada interaksi antara bahasa pengatar dengan aktivitas belajar siswa

terhadap hasil belajar biologi kelas X imersi SMA Negeri 4 Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan bahasa pengantar dalam pembelajaran biologi terhadap

hasil belajar siswa kelas X imersi SMA Negeri 4 Surakarta.

2. Pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X

imersi SMA Negeri 4 Surakarta.

3. Adanya interaksi antara bahasa pengantar dengan aktivitas belajar siswa

terhadap hasil belajar biologi kelas X imersi SMA Negeri 4 Surakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi Siswa

a. Siswa dapat mengetahui pengaruh penggunaan bahasa pengantar dan aktivitas

belajar terhadap hasil belajarnya.

b. Siswa imersi dapat meningkatkan penguasaan bahasa asing dan aktivitas

belajarnya untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

2. Bagi Guru

a. Memberikan masukan kepada guru imersi mengenai peranan bahasa pengantar

terhadap hasil belajar siswa.

b. Memberikan masukan kepada guru mengenai pentingnya aktivitas belajar

dalam proses pembelajaran.

Page 6: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

6

c. Hasil penelitian dapat digunakan guru untuk memperbaiki hasil belajar siswa

imersi terkait dengan bahasa pengantar dan aktivitas belajar di dalam kelas.

3. Bagi instansi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk meninjau

pelaksanaan program imersi yang telah diterapkan di SMA Negeri 4 Surakarta.

4. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan bahan kajian penelitian sejenis tentang hasil belajar

biologi kelas imersi ditinjau dari variabel lain.

Page 7: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

7

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Bahasa Pengantar

a. Pengertian Bahasa Pengantar

Pengertian bahasa menurut http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi (2010)

adalah:

1) Sistem lambang bunyi yang digunakan anggota masyarakat untuk bekerjasama,

berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

2) Sarana yang digunakan untuk melakukan suatu percakapan.

Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu

percakapan. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa bahasa pengantar merupakan

sarana yang digunakan untuk berinteraksi dalam proses pembelajaran melalui

suatu percakapan. Bahasa pengantar digunakan sebagai sarana penghubung

interaksi antara pendidik dan peserta didik, serta interaksi yang terjadi antar

peserta didik melalui suatu percakapan sehingga terwujud suatu proses

pembelajaran.

b. Bahasa Pengantar dalam Pembelajaran

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, pasal 33

menyebutkan bahwa :

1) Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara digunakan sebagai bahasa

pengantar dalam pendidikan nasional.

2) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada tahap

awal pendidikan serta dalam penyampaian pengetahuan dan ketrampilan

tertentu.

3) Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan

pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta

didik.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan sebagai

bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Bahasa asing dapat digunakan

sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran di Indonesia, sebagai upaya untuk

7

Page 8: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

8

meningkatkan kemampuan berbahasa asing peserta didik. Contoh bahasa asing

yang digunakan dalam pembelajaran di Indonesia adalah bahasa Inggris.

c. Kendala Pembelajaran dengan Bahasa Asing Sebagai Bahasa Pengantar

Kemampuan berbahasa asing merupakan syarat yang digunakan untuk

mengidentifikasi kecakapan seseorang dalam menggunakan bahasa asing.

Kemampuan berbahasa asing dalam pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar

siswa. Hasil belajar siswa terwujud dalam perubahan perilaku yang merupakan

tujuan dari proses pembelajaran. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar juga dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa seseorang.

Pembelajaran dengan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa

pengantar dapat terhambat jika pendidik dan peserta didik mengalami kesulitan

dalam menggunakan bahasa asing tersebut. August and Hakuta (2002: 14)

mengemukakan bahwa program imersi sering dikhawatirkan dapat

membingungkan peserta didik baik dari segi pemahaman bahasa, maupun

pengaruhnya terhadap proses pencapaian aspek kognitif siswa. Hal yang sama

dikemukakan Elena Nicoladis (2008:167), bahwa banyak orang tua yang

mengkhawatirkan program imersi dapat membingungkan anak-anak mereka.

Pembelajaran dengan menggunakan bahasa asing sering dikhawatirkan

dapat membingungkan peserta didik baik dari segi pemahaman bahasa maupun

pencapaian aspek kognitif. Peserta didik yang kesulitan dalam menggunakan

bahasa akan berpengaruh terhadap proses pembelajarannya, sehingga dapat

mempengaruhi aspek kognitif siswa yang merupakan salah satu aspek hasil

belajar. Kesulitan tersebut berhubungan dengan peralihan bahasa yang digunakan.

Siswa imersi membutuhkan penyesuaian terhadap peralihan bahasa

pengantar yang digunakan dalam pembelajaran. Slavin (2008: 151-152)

mengemukakan bahwa orang yang mempunyai kemampuan bahasa Inggris

terbatas membutuhkan waktu untuk mempelajari bahasa tersebut, sehingga dapat

menggunakan secara efektif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Elena

Nicoladis (2008:168) bahwa siswa imersi membutuhkan waktu untuk

menyesuaikan perubahan bahasa pengantar yang digunakan, sehingga dapat

digunakan secara efektif melalui suatu percakapan.

Page 9: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

9

Proses pembelajaran dengan bahasa asing sebagai bahasa pengantar, akan

berjalan secara efektif ketika pendidik dan peserta didik telah mampu

menyesuaikan diri terhadap perubahan bahasa pengantar yang digunakan. Siswa

pada kelas bilingual dapat menyesuaikan bahasa pengantar mereka paling cepat

dua tahun dan dapat mengkomunikasikan bahasa tersebut dalam percakapan.

d. Program Imersi

1) Pengertian Program Imersi

Istilah imersi menurut Kamus Inggris-Indonesia (2003: 312) berasal dari

bahasa Inggris “to immerse” yang berarti mencelupkan, menyerap atau melibatkan

secara mendalam. Program imersi menurut Dinas P & K Jawa Tengah (2008: 6)

adalah “Pembelajaran dengan menggunakan bahasa asing sebagai pengantar”.

Bahasa asing yang digunakan pada kelas imersi adalah bahasa Inggris.

Kelas Imersi di Jawa Tengah menggunakan bahasa Inggris sebagai

bahasa pengantar. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar pada

semua mata pelajaran, kecuali pada mata pelajaran bahasa.

Penyelenggaraan program imersi di Jawa Tengah merupakan

implementasi hasil studi banding Dinas P dan K Jawa Tengah ke negara bagian

Queensland Australia pada bulan Juli sampai Agustus 2002. Dinas P & K Jawa

Tengah mengemukakan bahwa, “Delegasi Jawa Tengah mengunjungi Park Ridge

State High School, sangat terkesan dengan kemampuan berbahasa Indonesia para

siswanya yang mengambil kelas imersi bahasa Indonesia sebagai bahasa

pengantar”.

2) Landasan Hukum Program Imersi

Dasar hukum penyelengaraan kelas imersi menurut Dinas P & K Jawa

Tengah (2008: 4-5) adalah :

a) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

b) Undang-Undang nomor 10 tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa

Tengah.

c) Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

d) Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah.

Page 10: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

10

e) Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

f) Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007 tantang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota.

g) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur

Organisasi Daerah Provinsi Jawa Tengah.

UUD 1945 pasal 31 ayat 3 berbunyi, “Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan

dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

yang diatur dengan undang-undang”. UU Sisdiknas pasal 50 ayat 3 menyebutkan

bahwa ,” Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-

kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk

dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”.

Berdasarkan landasan hukum tersebut Dinas P dan K Jawa Tengah

menyelenggarakan imersi di beberapa sekolah. Hal ini tentunya perlu

mendapatkan dukungan dari beberapa pihak termasuk sekolah penyelenggara dan

masyarakat.

3) Maksud dan Tujuan Program Kelas Imersi

Dinas P & K Jawa Tengah (2008: 7-8) menyebutkan program imersi

diselenggarakan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:

a) Maksud penyelenggarakan program imersi anatara lain:

(1) Meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia pada umumnya dan Jawa

Tengah pada khususnya dalam rangka meningkatkan kemampuan Sumber

Daya Manusia menghadapi globalisasi.

(2) Menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai daya

saing global melalui punguasaan bahasa Inggris.

(3) Melaksanakan amanah pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah untuk

menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan yang

bertaraf internasional.

b) Tujuan Penyelenggaraan Program Imersi adalah :

Page 11: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

11

(1) Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris bagi para guru, tenaga

kependidikan dan siswa.

(2) Meningkatkan kompetensi lulusan siswa dalam penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

(3) Mengembangkan potensi sekolah beserta Sumber Daya Manusia yang

dimiliki untuk menciptakan keunggulan yang kompetitif.

4) Syarat Penyelenggaraan Program Kelas Imersi

Syarat penyelenggaraan program imersi menurut Dinas P & K Jawa

Tengah (2008: 9-12) adalah :

a) Mempunyai kompetensi kelulusan masing-masing pelajaran sukurang-

kurangnya mencapai nilai 7.

b) Menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

c) Mata pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar

mencangkup : Matematika, kimia, fisika, biologi, geografi, ekonomi, sejarah,

dan Teknologi informasi dan Komunikasi. Mata pelajaran bahasa tidak

menggunakan bahasa Inggris. Contoh mata pelajaran bahasa adalah bahasa

jawa dan bahasa Indonesia.

d) Tenaga pendidik mampu menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa

pengantar dalam pembelajaran.

e) Rasio perbandingan guru dan siswa maksimal adalah 1:25.

f) Memiliki sarana dan prasarana penunjang pembelajaran.

Sekolah penyelenggara kelas imersi membutuhkan kesiapan yang

memadai, yang meliputi kesiapan sumber daya manusia, sarana prasarana maupun

pendanaan. Tenaga pendidik dan peserta didik harus mampu menggunakan bahasa

Inggris secara aktif sebagai pengantar dalam proses pembelajaran, sedangkan

siswa harus memiliki nilai rata-rata 7 pada semua mata pelajaran.

Sarana dan prasarana pada kelas imersi hendaknya dapat memperlancar

kegiatan pembelajaran, sehingga sekolah penyelenggara membutuhkan

kemampuan pendanaan yang lebih, baik pendanaan mandiri atau dari pemerintah.

Pemerintah provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan pendanaan pada sekolah

yang ditunjuk sebagai penyelenggara.

Page 12: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

12

2. Aktivitas Belajar

a. Pengertian Aktivitas Belajar

Pengertian aktivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 23),

adalah kegiatan, kesibukan dalam bekerja atau berusaha. Berdasarkan pengertian

tersebut aktivitas belajar siswa dapat diartikan sebagai kegiatan dan kesibukan

dalam proses pembelajaran.

Aktivitas sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Pentingnya aktivitas menurut Sardiman A. M (2001: 93) bahwa aktivitas

merupakan komponen utama terjadinya proses belajar, sehingga tanpa adanya

aktivitas maka proses belajar tidak dapat berlangsung. Prinsip dari suatu proses

pembelajaran adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku dan melakukan

kegiatan. Perubahan tingkah laku merupakan tujuan dari proses pembelajaran,

sehingga perbedaan aktivitas belajar siswa dapat berpengaruh terhadap proses

perubahan tingkah laku siswa.

Peran serta siswa dalam pembelajaran merupakan hasil keterlibatan

berpikir terhadap objek belajarnya. Sardiman A.M (2001:94) mengemukakan

bahwa pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan, pengalaman, dan

penyelidikan yang dilakukan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Pendapat

yang sama juga dikemukakan Paul Suparno, Rohandi, Sukadi, dan Kartono (2002:

42) bahwa “Siswa yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dicirikan

oleh dua aktivitas, yaitu aktif dalam berpikir dan aktif dalam berbuat”. Hubungan

antara aktivitas fisik dan mental dikemukakan oleh Sardiman A. M (2001:98)

bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, yang

dalam pelaksanaanya harus saling berkaitan.

Proses pembelajaran membutuhkan peran serta siswa yang dapat

diwujudkan dalam bentuk aktivitas. Aktivitas terdiri dari aktivitas rohani yang

melibatkan proses berfikir terhadap objek belajar, serta aktivitas teknis yang

diwujudkan dalam perbuatan fisik sebagai respon terhadap objek belajar.

Page 13: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

13

Aktivitas fisik dan mental harus berkaitan dalam suatu kegiatan belajar, sehingga

dapat menghasilkan aktivitas belajar yang optimal.

b. Pengelompokkan Aktivitas Belajar

Jenis aktivitas belajar menurut Sardiman (2001: 99) terdiri dari 8

golongan sebagai berikut :

1) Visual activities

Aktivitas visual merupakan aktivitas yang melibatkan organ indera mata.

Aktivitas visual dapat terdiri dari aktivitas membaca, memperhatikan gambar

maupun pekerjaan orang lain. Perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis

tertentu kepada suatu objek yang dilakukan secara sadar oleh indra untuk

menyertai suatu aktivitas yang dilakukan, sehingga merupakan aktivitas fisik yang

dilakukan oleh mata kemudian direspon sebagai aktivitas psikis.

2) Oral activities

Aktivitas oral terdiri dari aktivitas bertanya, menyatakan, merumuskan,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan

interupsi.

3) Listening activities

Mendengar merupakan kegiatan menangkap bunyi-bunyi dengan indera

pendengar. Aktivitas mendengar merupakan aktivitas untuk memperoleh arti dari

suatu objek yang didengarkan. Aktivitas mendengar terdiri dari aktivitas

mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, maupun pidato.

4) Writing activities

Aktivitas menulis dapat berupa kegiatan menulis cerita, karangan,

mengerjakan laporan, angket, dan menyalin.

5) Drawing activities

Aktivitas menggambar dapat berupa kegiatan menggambar, membuat

grafik, maupun menggambar peta.

6) Motor activities

Aktivitas yang termasuk dalam yang Motor activities adalah melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model reparasi, bermain, berkebun, dan beternak.

Page 14: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

14

7) Mental activities

Aktivitas mental dapat berupa kegiatan menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

Aktivitas tidak dapat terjadi tanpa adanya proses berfikir, sehingga aktivitas

mental sangat berhubungan dengan aktivitas fisik. Kaitan antara aktivitas fisik dan

mental akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.

8) Emotional activities

Contoh dari aktivitas emosional adalah menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

c. Faktor Yang Berperan Dalam Aktivitas Belajar

Kualitas interaksi belajar mengajar bergantung pada intensitas kegiatan

belajar mengajar guru dan intensitas kegiatan belajar siswa. Intensitas kegiatan

tersebut dikemukakan oleh Gulo (2008:80) bahwa tujuan belajar tidak dapat

tercapai jika guru dan siswa tidak mempunyai intensitas belajar mengajar yang

tinggi. Thursan Hakim (2005: 38) mengemukakan bahwa aktivitas belajar yang

dilakukan secara kontinu yang lebih menentukan tinggi rendahnya hasil belajar

siswa.

Hasil belajar ditentukan oleh intensitas aktivitas belajar yang telah

dilakukan oleh siswa. Proses belajar mengajar di dalam kelas dapat berlangsung

dengan baik jika terdapat interaksi antara pendidik dan peserta didik yang

terwujud dengan aktivitas yang seimbang. Aktivitas belajar yang dilakukan secara

kontinu dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Aktivitas belajar siswa akan lebih maksimal jika terdapat minat,

perhatian, dan motivasi yang sama kuat. Hubungan antara aktivitas dengan minat

menurut Hendra Surya (2009: 2) bahwa aktivitas yang tidak didukung minat yang

kuat dapat menimbulkan suatu penolakan dan pertentangan dari dalam batin

seseorang untuk mengabaikan aktivitas tersebut.

Pada proses pembelajaran terdapat berbagai macam aktivitas yang dapat

dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Aktivitas belajar tersebut

dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Semakin banyak aktivitas

yang dilakukan siswa, maka tujuan belajar akan lebih mudah tercapai.

Page 15: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

15

3. Hasil Belajar Biologi

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah upaya yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku.

Perubahan perilaku tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan

tetapi juga bentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,

watak, dan penyesuaian diri. Perubahan perilaku menurut Suhaenah Suparno

(2000:2) merupakan hasil perubahan–perubahan yang berdampak memperbaiki

kualitas perilakunya. Perubahan perilaku sebagai hasil proses belajar merupakan

perwujudan dari hasil belajar siswa, yang merupakan tolak ukur keberhasilan

suartu proses pembelajaran.

Definisi hasil belajar menurut Nana Sudjana (2002: 22) adalah

“Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”. Sardiman A.M (2001: 19) mengemukakan bahwa, “Proses belajar

mengajar akan diperoleh hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran atau

hasil belajar”.

Belajar mempunyai tujuan pembelajaran yang berupa perubahan untuk

memperbaiki suatu perilaku. Perubahan perilaku tersebut diwujudkan dalam hasil

belajar siswa yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran.

b. Ranah Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan belajar siswa yang dapat diketahui

besarnya dari hasil pengukuran. Alat untuk mengukur hasil belajar disebut tes

hasil belajar (achievement test). Pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran

dapat dilihat dalam pemahaman siswa terhadap materi yang mancakup tiga ranah

yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ella Yulaelawati

(2004: 59-61) mengemukakan bahwa ranah hasil belajar siswa dibagi menjadi tiga

yaitu: a) Ranah kognitif berkenaan dengan pengetahuan sederhana terhadap fakta-

fakta sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian yang lebih kompleks

sebagai tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan tersebut terdiri dari enam aspek

Page 16: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

16

yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; b)

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu penerimaan,

penanggapan, perhitungan, pengelolaan, dan bermuatan nilai; c) Ranah

psikomotor berkenaan dengan ketrampilan bertindak yang terdiri dari lima aspek

yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap, kegiatan fisik, dan

komunikasi tidak berwacana.

1) Ranah Kognitif

Bloom menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari

pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan

yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak

sebagai tingkatan yang paling tinggi. Menurut Ella Yulaelawati (2004:59-61)

keenam tingkatan tersebut adalah C1 (pengetahuan) merupakan kemampuan

mengingat hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya; C2 (pemahaman) merupakan

kemampuan memahami materi; C3 (penerapan) merupakan kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi yang

nyata; C4 (analisis) merupakan kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam

komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dipahami; C5 (sintesis)

merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu

bagian yang utuh dan menyeluruh; C6 (penilaian) merupakan kemampuan untuk

memperkirakan dan menguji nilai suatu materi untuk tujuan tertentu.

2) Ranah Afektif

Ella yulaelawati (2004: 62) menyatakan bahwa ranah afektif meliputi 5

tingkatan yaitu: A1 (penerimaan) merupakan kesadaran dan kepekaan atau

bertoleransi terhadap suatu gagasan; A2 (penanggapan) merupakan kemampuan

memberikan tanggapan atau respon terhadap suatu gagasan; A3 (perhitungan atau

penilaian) merupakan kemampuan memberikan tanggapan atau respon terhadap

suatu gagasan, benda, bahan, atau gejala tertentu; A4 (pengaturan atau

pengelolaan) merupakan kemampuan mengatur atau mengelola berhubungan

dengan tindakan penilaian dan perhitungan yang telah dimiliki; A5 (bermuatan

nilai) merupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku seseorang yang

Page 17: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

17

secara konsisten sejalan dengan nilai atau seperangkat nilai-nilai yang dihayati

secara mendalam.

3) Ranah Psikomotor

Kecakapan psikomotor ialah segala kegiatan jasmaniah yang konkrit dan

mudah diamati baik kuantitas maupun kualitasnya karena sifatnya yang terbuka.

Kecakapan psikomotor siswa merupakan perwujudan wawasan pengetahuan dan

kesadaran serta sikap mentalnya.

Ranah psikomotorik menurut Ella Yulaelawati (2004: 63-64) meliputi

lima jenjang yaitu: P1 (gerakan refleks) merupakan tindakan yang ditunjukkan

tanpa belajar dalam menanggapi stimulus; P2 (gerakan dasar) merupakan pola

gerakan yang diwarisi yang terbentuk dari gerakan reflek dan gerakan kompleks;

P3 (gerakan tanggap) merupakan penafsiran terhadap rangsang membuat orang

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya; P4 (kegitan fisik) merupakan

kegiatan yang memerlukan kekutan otot, mental dan ketahanan; P5 (komunikasi

tidak berwacana) merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh.

Domain Psikomotor menurut Uno (2001: 10-13) adalah persepsi

berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan; kesiapan,

merupakan perilaku persiapan atau kesiapan untuk kegiatan pengalaman tertentu;

gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu

model dan meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai menguasainya;

gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respon yang sudah

dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga menampilakan suatu kemahiran;

gerakan yang komplek adalah suatu gerakan yang ada pada tingkat keterampilan

yang tinggi.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar. Tujuan

pembelajaran yang dirumuskan secara jelas dan baik belum bisa menjamin hasil

belajar yang diperoleh dapat optimal (Sardiman A. M, 2001: 47). Hasil belajar

Page 18: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

18

dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal.

Lingkungan adalah salah satu contoh faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi hasil belajar seseorang. Peranan lingkungan terhadap keberhasilan

belajar menurut Thursan Hakim (2008: 19) bahwa “Lingkungan dapat menunjang

keberhasilan belajar, di antaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal

yang melaksanakan kursus-kursus tertentu, seperti kursus bimbingan asing dan

kursus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah”.

Hendra Surya (2009: 26) mengemukakan bahwa siswa membutuhkan lingkungan

yang kondusif untuk belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara

optimal.

B. Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran yang telah ditempuh dalam waktu tertentu. Hasil belajar

dalam pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Bahasa pengantar dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor

eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil

belajarnya. Bahasa pengantar merupakan bahasa yang digunakan sebagai sarana

interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.

Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam proses

pembelajaran di dalam kelas. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing

yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan di Indonesia.

Bahasa pengantar yang tidak digunakan secara efektif dapat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa di dalam kelas. Aktivitas belajar siswa

merupakan komponen yang harus ada dalam proses pembelajaran, sehingga

berperan dalam proses perubahan perilaku siswa.

Aktivitas belajar adalah wujud interaksi siswa dalam proses

pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat diwujudkan dalam berbagai macam

kegiatan di dalam kelas maupun diluar kelas, yang bertujuan memperoleh

pembelajaran. Intensitas aktivitas belajar siswa menunjukkan tinggi rendahnya

kegiatan yang dilakukan siswa sebagai upaya untuk memperoleh perubahan

Page 19: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

19

perilaku. Aktivitas belajar tinggi dapat diartikan bahwa kegiatan yang dilakukan

siswa dalam proses proses perubahan tingkah laku cukup tinggi. Aktivitas belajar

rendah mempunyai maksud bahwa siswa mempunyai kegiatan yang rendah dalam

proses perubahan tingkah laku. Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan

bahwa aktivitas belajar berperan terhadap proses perubahan perilaku siswa.

Bahasa pengantar merupakan sarana interaksi yang terjadi dalam proses

pembelajaran. Interaksi dalam proses pembelajaran dapat terwujud melalui suatu

aktivitas belajar di dalam kelas, sehingga bahasa pengantar berpengaruh terhadap

aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar pada dasarnya merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk memperoleh hasil belajar. Berdasarkan uraian tersebut dapat

disimpulkan bahasa pengantar juga ikut berperan terhadap pemerolehan hasil

belajar siswa.

Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara

sederhana dapat digambarkan pada skema di bawah ini :

Y1

B1 Y2

Y3

Y1

A1 B2 Y2

Y3

Y1

B3 Y2

Y3

A

Y1

B1 Y2

Y3

Y1

A2 B2 Y2

A1B3Y1

A B Y

A1B1Y1

A1B1Y2

A1B3Y2

A B Y A1B3Y3

A B Y

A1B2Y2

A B Y

A1B2Y3

A B Y

A1B2Y2

A1B1Y3

A B Y

A2B1Y1

A2B1Y2

A2B3Y3

A2B3Y2

A2B3Y1

A2B2Y3

A2B2Y2

A2B2Y1

A2B1Y3

Page 20: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

20

Y3

Y1

B3 Y2

Y3

Gambar 1 : Skema Paradigma Penelitian

Keterangan :

A = Bahasa pengantar

A1 = Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran

A2 = Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran

B = Aktivitas belajar siswa

B1 = Aktivitas belajar siswa tinggi

B2 = Aktivitas belajar siswa sedang

B3 = Aktivitas belajar siswa rendah

Y1 = Ranah kognitif

Y2 = Ranah afektif

Y3 = Ranah psikomotor

A1B1Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar tinggi pada ranah

kognitif.

A1B1Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar tinggi pada ranah

afektif.

A1B1Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar tinggi pada ranah

psikomotor.

A1B2Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar sedang pada ranah

kognitif.

A1B2Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar sedang pada ranah

afektif.

Page 21: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

21

A1B2Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar sedang pada ranah

psikomotor.

A1B3Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar rendah pada ranah

kognitif.

A1B3Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar rendah pada ranah

afektif.

A1B3Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar rendah pada ranah

psikomotor.

A2B1Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar tinggi pada ranah

kognitif.

A2B1Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar tinggi pada ranah

afektif.

A2B1Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar tinggi pada ranah

psikomotor.

A2B2Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar sedang pada ranah

kognitif.

A2B2Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar sedang pada ranah

afektif.

A2B2Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar sedang pada ranah

psikomotor.

Page 22: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

22

A2B3Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar rendah pada ranah

kognitif.

A2B3Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar rendah pada ranah

afektif.

A2B3Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dengan aktivitas belajar rendah pada ranah

psikomotor.

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh penggunaan bahasa pengantar dalam pembelajaran terhadap

hasil belajar biologi.

2. Ada pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar biologi.

3. Ada interaksi antara bahasa pengantar dalam pembelajaran dengan aktivitas

belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

Page 23: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta kelas X imersi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010.

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Tahap persiapan, dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2009 sampai bulan

Maret tahun 2010 meliputi penyusunan proposal, perijinan penelitian, survei

sekolah dan konsultasi instrumen penelitian.

b. Tahap pelaksanaan, dilaksanakan pada bulan April-Mei tahun 2010 meliputi

semua kegiatan yang dilakukan dilapangan yaitu pengumpulan data dan

analisis data.

c. Tahap penyusunan laporan, dilaksanakan pada bulan Mei-selesai meliputi

pengolahan data dan penyusunan laporan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XA dan XB

imersi SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling.

Dari 3 kelas imersi dilakukan pemilihan secara acak dan diambil 2 kelas sebagai

kelas eksperimen dan sebagai kelas kontrol. Hasil pengambilan sampel diperoleh

kelas XA imersi sebagai kelas kontrol dan kelas XB sebagai kelas eksperimen.

Page 24: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

24

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas

1) Bahasa pengantar dalam pembelajaran biologi

2) Aktivitas belajar siswa

b. Variabel Terikat

1) Hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data

adalah sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk

mendapatkan nilai Ujian Akhir Semester kelas X Imersi semester 1 tahun

pelajaran 2009/2010 mata pelajaran biologi yang digunakan untuk uji

keseimbangan.

b. Metode Angket

Angket digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa yang

ditinjau dari hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotorik. Pengukuran hasil

belajar ranah afektif menggunakan angket dalam bentuk ceklist yaitu bentuk

angket dimana pengisi angket tinggal memberi tanda cek (√) pada kolom yang

telah disediakan. Alternatif jawaban tiap item ada lima. Pemberian skor tiap item

pernyataan menurut skala Likert dalam Suharsimi Arikunto (2002: 180) sebagai

berikut:

SS : jawaban sangat setuju dengan skor 5

S : jawaban setuju dengan skor 4

TB : jawaban tidak berpendapat dengan skor 3

23

Page 25: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

25

TS : jawaban tidak setuju dengan skor 2

STS : jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1

Pengukuran hasil belajar ranah psikomotorik dengan menggunakan

angket dan observasi. Skor berupa skala penilaian yang tersaji dalam pernyataan

”ya”dan ”tidak”. Pengukuran ranah psikomotorik dengan observasi dilakukan

pada saat kegiatan belajar mengajar sebagai acuan untuk pengukuran dengan

metode angket.

c. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar biologi yang

ditinjau dari hasil belajar pada ranah kognitif. Tes berbentuk tes obyektif yaitu

bentuk pilihan ganda.

3. Teknik Penyusunan Instrumen

a. Pengukuran Ranah Kognitif

Pengukuran ranah kognitif menggunakan test dengan langkah-langkah

penyusunan sebagai berikut:

1) Pemilihan materi berdasarkan kurikulum.

2) Pembuatan alat ukur sesuai indikator.

3) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan

4) Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang mencakup 6 jenjang

kemampuan yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4

(analisis), C5 (sintesis), C6 (evaluasi) menurut Ella Yulaelawati

(2004:5963).

5) Penyusunan item soal ranah kognitif.

6) Pengujian kesahihan item dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas

menurut Suharsimi Arikunto ( 2002: 64-82).

7) Item diuji lagi dengan uji tingkat kesukaran item.

b. Pengukuran Ranah Afektif

Pengukuran ranah afektif menggunakan test dengan metode angket skala

likert menurut Suharsimi Arikunto (2002: 180) sebagai berikut:

SS : Sangat setuju dengan skor 5

S : Setuju dengan skor 4

Page 26: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

26

TB : Tidak berpendapat dengan skor 3

TS : Tidak setuju dengan skor 2

STS : Sangat tidak setuju dengan skor 1

Ranah afektif menurut Ella Yulaelawati (2004:59-63) meliputi 5 jenjang

kemampuan yaitu A1 (menerima), A2 (merespon), A3 (penghargaan), A4

(mengorganisasikan) dan A5 (karakteristik). Uji kesahihan ranah afektif diukur

dengan uji validitas dan reliabilitas dalam Suharsimi Arikunto ( 2002: 64-113).

c. Pengukuran Ranah Psikomotorik.

Skor berupa skala penilaian yang tersaji dalam penyataan “Ya” dan

“Tidak”. Pengukuran ranah psikomotorik dengan observasi dilakukan pada saat

kegiatan belajar mengajar, sebagai acuan untuk pengukuran dengan metode

angket.

Ranah psikomotorik menurut Ella Yulaelawati (2004: 59-63) meliputi 5

jenjang kemampuan yaitu P1 (peniruan), P2 (manipulasi), P3 (kecermatan), P4

(artikulasi) dan P5 (naturalisasi). Uji kesahihan diukur dengan uji validitas dan

reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2002: 64-113).

4. Analisis Instrumen

a. Uji Validitas Butir Soal

Validitas butir soal dan butir angket dihitung dengan menggunakan

rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

Rxy =( )( )

( ) ( ) }}{{ 2222 yyNxxN

yxxyN

∑−∑∑−∑

∑∑−∑

Keterangan :

Rxy : koefisien korelasi antara x dan y

n : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-i

Y : skor total (dari subyek uji coba)

Jika harga ruv < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item

pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika ruv > r tabel maka item

petanyaan dinyatakan valid (Suharsimi Arikunto, 2002: 72). Uji validitas tes try

Page 27: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

27

out kognitif, afektif, psikomotorik, dan aktivitas belajar siswa secara lengkap

disajikan pada Tabel 1 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 1. Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out Siswa Penilaian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas

Valid Invalid Kognitif 25 21 4 Afektif 40 30 10 Psikomotorik 48 46 2 Aktivitas Belajar Siswa 60 50 10

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji validitas tes

kognitif menunjukkan item yang valid sebanyak 21 soal sedang untuk item yang

tidak valid (invalid) sebanyak 4 soal. Hasil uji validitas angket afektif

menunjukkan item yang valid sebanyak 40 soal dan item yang tidak valid

(invalid) sebanyak 10 soal. Hasil uji validitas angket psikomotor menunjukkan

item yang valid sebanyak 46 soal dan item yang tidak valid (invalid) sebanyak 2

soal. Hasil uji validitas angket aktivitas belajar menunjukkan item yang valid

sebanyak 50 item dan item yang tidak valid (invalid) sebanyak 10 soal.

b. Reliabelitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kuder-

Richardson (K-R 20) dalam Budiyono (2003:69) adalah sebagai berikut :

r11=

−1n

n

∑−2

2

S

pqS

Dengan :

indeks reliabelitas instrumen

n = cacah butir instrumen

p = proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i

q = 1- pi , i = 1,2,...,n

= variansi total

Kualifikasi koefisien reliabilitas menurut Hamzah B. Uno (2001:144)

adalah sebagai berikut:

Harga rxy 1 : korelasi sempurna

Harga rxy 0,99-0,81 : korelasi sangat tinggi

Harga rxy 0,80-0,61 : korelasi tinggi

Page 28: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

28

Harga rxy 0,60-0,41 : korelasi sedang

Harga rxy 0,40-0,21 : korelasi rendah

Harga rxy 0,20-Negatif: Sangat rendah

Hasil uji reliabelitas tes try out kognitif, afektif, psikomotorik, dan

aktivitas belajar siswa secara lengkap disajikan pada tabel 2 dan selengkapnya

pada Lampiran 2.

Tabel 2. Rangkuman Uji Reliabelitas Hasil Tes Try Out Siswa.

Penilaian Jumlah Item

Indeks Reliabilitas

Keputusan Uji

Kognitif 21 0.884 Korelasi tinggi Afektif 30 0.978 Korelasi sangat tinggi Psikomotor 46 0.989 Korelasi sangat tinggi Aktivitas Belajar Siswa 50 0.978 Korelasi sangat tinggi

Berdasarkan tebel di atas menunjukkan bahwa hasil uji reliabelitas tes

kognitif diperoleh r11 = 0.884 yang berarti bahwa koefisien reliabelitas soal tes

kognitif tinggi. Hasil uji reliabelitas angket afektif diperoleh r11 = 0.978 hal ini

berarti koefisien reliabelitas angket afektif sangat tinggi. Hasil uji reliabelitas

angket psikomotorik diperoleh r11 = 0.989 hal ini berarti koefisien reliabelitas

angket psikomotorik sangat tinggi. Hasil uji reliabelitas angket aktivitas belajar

siswa diperoleh r11 = 0.978 hal ini berarti koefisien reliabelitas angket aktivitas

belajar siswa sangat tinggi. Berdasarkan hasil uji reliabelitas dapat diketahui

bahwa instrumen penelitian sangat reliabel untuk digunakan.

c. Analisis Butir soal

1) Daya Pembeda

Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika kelompok

siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok siswa yang

kurang pandai. Suharsimi Arikunto (2002:213-214) mengemukakan bahwa untuk

mengetahui daya beda butir soal digunakan rumus untuk mengetahui indeks

diskriminasi sebagai berikut:

Keterangan :

Page 29: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

29

J : Jumlah peserta tes

: banyaknya peserta kelompok atas

: banyaknya peserta kelompok bawah

Y : skor total (dari subyek uji coba)

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Klasifikasi daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2002:218)

adalah sebagai berikut:

D : 0.00 – 0.20 : jelek (poor)

D: 0.20 – 0.40 : cukup (satisfactory)

D: 0.40 – 0.70 : baik (good)

D: 0.70 – 1.00 : baik sekali (excellent)

D: Negatif : semua butir soal yang mempunyai D negatif dibuang

Butir soal yang dipakai adalah yang mempunyai nilai D baik dengan

indeks 0.40 – 0.70 dan baik sekali dengan indeks 0.70 – 1.00.

Hasil uji daya beda tes try out kognitif secara lengkap disajikan pada

Tabel 3 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 3. Rangkuman Uji Daya Beda Hasil Tes Try Out Siswa.

Ranah Penilaian Jumlah Item Item yang dibuang Kognitif 21 0

Berdasarkan tebel di atas menunjukkan bahwa hasil uji daya beda

diperoleh soal yang mempunyai indeks deskriminasi baik sebanyak 21 soal. Tidak

terdapat item yang mempunyai indeks deskriminasi buruk dan negatif, sehingga

tidak ada soal yang harus dibuang.

2) Tingkat Kesukaran

Page 30: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

30

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang

memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan

tingkat kesukaran tiap-tiap butir soal digunakan rumus :

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyak peserta tes yang menjawab soal benar

Jx = Jumlah seluruh peserta tes

(Suharsimi Arikunto, 2002:208)

Soal yang baik menurut Suharsimi Arikunto (2002:210) adalah soal yang

mempunyai indeks kesukaran pada interval 0.30 ≤ P < 0.70. Soal yang

mempunyai indeks kesukaran di luar interval tersebut dibuang.

Hasil uji taraf kesukaran tes try out kognitif secara lengkap disajikan

pada Tabel 4 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 4. Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Hasil Tes Try Out Siswa.

Ranah Penilaian Jumlah Item Item yang dibuang Item yang dipakai Kognitif 21 0 21

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran

diperoleh soal yang mempunyai indeks kesukaran baik pada interval 0.30≤P<

0.70 sebanyak 21 soal. Tidak terdapat item yang berada diluar interval 0.30≤P

<0.70.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Desain

penelitian yang digunakan pada penelitian eksperimen semu ini Randomized

Control Only Design.

Tabel 5. Desain Penelitian “Randomized Control Only Design”

Group Treatment Post Test

Eksperimen Group (R) X T2

Page 31: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

31

Control Group (R) - T2

Keterangan:

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan

penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam

pembelajaran

T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dengan cara statistik

menggunakan analisis variansi dua jalan. Analisis variansi dua jalan memerlukan

uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, dan uji homogenitas.

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui keseimbangan sampel

penelitian. Uji keseimbangan pada penelitian ini menggunakan uji t dalam

Sudjana (2004:151) dengan prosedur sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama)

H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda)

b. Taraf signifikan (α) = 0,05

c. Statistik uji yang digunakan :

Keterangan :

t : t hitung

: mean dari sampel kelompok eksperimen

: mean dari sampel kelompok kontrol

n1 : ukuran sampel kelompok eksperimen

n2 : ukuran sampel kelompok kontrol

Page 32: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

32

Sp : variansi :

d. Keputusan uji

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan

Sumber t hitung t tabel Kriteria Keputusan uji H0

Y -0,23 1,684 t hitung < t tabel Diterima Tabel di atas menunjukkan bahwa keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut

menjelaskan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama.

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dalam Budiyono (2004:171).

1) Statistik Uji

L = Maks

2) Taraf Signifikansi (α) = 0,05

3) Keputusan Uji

H0 diterima jika Llilifors < Ltabel

H0 ditolak jika Llilifors > Ltabel

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini

menggunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat dalam Budiyono

(2004 : 176-177) dengan prosedur sebagai berikut :

1) Statistik Uji yang digunakan :

Dengan :

k = banyaknya populasi

f = derajat kebebasan RKG = N- k

N = cacah semua pengukuran

Page 33: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

33

f j = derajat kebebasan untuk Sj : nj -1

j = 1,2,...,k

ni = cacah pengukuran pada sampel ke –j

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan Uji

H0 diterima jika X2hitung < X2

tabel

H0 ditolak jika X2hitung > X2

tabel

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dua jalan menurut

Budiyono (2004 : 211).

a. Asumsi Dasar

1) Populasi berdistribusi normal dan variansinya homogen.

2) Sampel dipilih secara acak.

b. Notasi dan Tata Letak Data

Tabel 7. Notasi dan Tata Letak Data

A B

A1 A2

B1 A1B1 A2B1

B2 A1B2 A2B2

B3 A1B3 A2B3

Keterangan :

A : Bahasa pengantar

A1 : Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran

A2 : Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran

B : Aktivitas

B1 : Aktivitas kategori tinggi

B2 : Aktivitas kategori sedang

B3 : Aktivitas kategori rendah

c. Statistik Uji

1) aF =RKG

RKA

Page 34: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

34

2) bF =RKG

RKB

3) abF = RKG

RKAB

Keterangan:

Fa : nilai F untuk variabel bahasa pengantar terhadap ranah pada hasil belajar

Fb : nilai F untuk variabel aktivitas belajar terhadap ranah pada hasil belajar

Fab : nilai F untuk interaksi variabel bahasa pengangantar dengan aktivitas

belajar siswa terhadap ranah pada hasil belajar

RKA : rataan kuadrat baris (A)

RKB : rataan kuadrat kolom (B)

RKAB: rataan kuadrat interaksi (AB)

RKG : rataan kuadrat galat

4. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut pasca anava, digunakan metode Scheffe untuk anava dua jalan.

Statistik uji Scheffe menurut Budiyono (2004:213-215) adalah sebagai berikut :

jiF − =

+

ji

ji

nnRKG

XX

11

2

dengan:

jiF − = nilai obsF pada pembandingan baris dan kolom ke-i serta baris dan

kolom ke-j

iX = rataan pada baris dan kolom ke-i

jX = rataan pada baris dan kolom ke-j

RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dan perhitungan analisis variansi

in = ukuran sampel baris dan kolom ke-i

jn = ukuran sampel baris dan kolom ke-j

Page 35: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Hasil belajar pada Pembelajaran Biologi

Data hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem meliputi 3 ranah,

yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Data-data tersebut

diambil dari dua kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

dengan jumlah 40 siswa dari kelas X.A dan X.B imersi SMA N 4 Surakarta tahun

pelajaran 2009/2010. Kelas X.A imersi sebagai kelompok kontrol dengan

pembelajaran menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Kelas X.B

imersi sebagai kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dengan sampel sebanyak 40 siswa, selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 4 serta secara ringkas disajikan dalam Tabel 8 dan Tabel 9.

Tabel 8. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Sumber Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Sd Kognitif 86 43 70,4762 9,8 Afektif 91 47 75,3333 11

Psikomotor 95 55 76,36364 8,9 Tabel 9. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol

Sumber Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Sd Kognitif 90 48 69,05 8,9 Afektif 81 45 69,7 10

Psikomotor 86 50 71,59091 9,6

Page 36: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

36

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil

belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4.

Gambar 2. Perbandingan Nilai Kognitif kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Gambar 3. Perbandingan Nilai Afektif Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

35

Page 37: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

37

Gambar 4. Perbandingan Nilai Psikomotor Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

2. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi berupa nilai

aktivitas belajar siswa pada materi ekosistem. Data-data tersebut diambil dari dua

kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah 40

siswa dari kelas X.A dan X.B imersi SMA N 4 Surakarta tahun pelajaran

2009/2010. Data nilai aktivitas belajar siswa secara langkap pada Lampiran 4 dan

secara ringkas disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Deskripsi Nilai Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

Kelompok Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Sd Eksperimen 79 54 76,36364 8,2

Kontrol 76 54 63,77 7,2

Berdasarkan tabel di atas dapat disajikan diagram batang perbandingan

nilai aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai

berikut:

Page 38: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

38

Gambar 5. Perbandingan Nilai Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol.

Data aktivitas belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol selanjutnya di katagorikan menjadi tiga yaitu, aktivitas belajar tinggi,

sedang, dan rendah. Data sebaran aktivitas belajar siswa pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol secara singkat disajikan dalam Tabel 11 dan

Tabel 12.

Tabel 11. Penyebaran Skor Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Eksperimen

No Aktivitas Belajar Skor Frekuensi 1 Tinggi X1>72 5 2 Sedang 57<X2<72 9 3 Rendah X3<57 6

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa pada kelompok

eksperimen yang mempunyai aktivitas belajar tinggi sebanyak 5 orang. Jumlah

siswa pada kelompok eksperimen yang mempunyai aktivitas belajar sedang

sebanyak 9 orang, sedangkan jumlah siswa pada kelompok eksperimen yang

mempunyai aktivitas belajar tinggi sebanyak 6 orang.

Tabel 12. Penyebaran Skor Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Kontrol

No Aktivitas Belajar Skor Frekuensi 1 Tinggi X1>72 4 2 Sedang 57<X2<72 11 3 Rendah X3<57 5

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa pada kelompok kontrol

yang mempunyai aktivitas belajar tinggi sebanyak 4 orang. Jumlah siswa pada

kelompok kontrol yang mempunyai aktivitas belajar sedang sebanyak 11 orang,

Page 39: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

39

sedangkan jumlah siswa pada kelompok kontrol yang mempunyai aktivitas belajar

tinggi sebanyak 5 orang.

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Prasyarat Analisis Data Penggunaan Bahasa Pengantar pada

Pembelajaran Biologi Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor

secara lengkap disajikan Lampiran 5 dan secara ringkas pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Hasil belajar Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Hasil belajar

Aktivitas

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol Keputusan Uji H0

Lhit Ltab (0.05:20) Lhit Ltab (0.05:20)

Kognitif Tinggi 0,3000 0,3962 0,2167 0,4430 Diterima

Sedang 0,1855 0,2953 0,1411 0,2671 Diterima

Rendah 0,1461 0,3617 0,2464 0,3962 Diterima

Afektif Tinggi 0,1775 0,396 0,1594 0,4430 Diterima

Sedang 0,1713 0,2953 0,1523 0,2671 Diterima

Rendah 0,2770 0,3617 0,1910 0,3962 Diterima

Psikomotor Tinggi 0,2464 0,3962 0,1629 0,4430 Diterima

Sedang 0,2147 0,2953 0,1468 0,2671 Diterima

Rendah 0,2630 0,3617 0,2671 0,3962 Diterima

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai statistik uji Lhitung < Ltab (0.05:20)

sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel

pada penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor

ditinjau dari aktivitas belajar siswa secara lengkap disajikan pada Lampiran 5 dan

secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 40: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

40

Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas Hasil belajar Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Uji Homogenitas Harga χ2

hitung

Harga χ2tabel

(0.05:1)

Keputusan Uji H0

Nilai Kognitif

Nilai Afektif

Nilai Psikomotor

0,00336

0,000204

0,103488

3.841

3.841

3.841

Diterima

Diterima

Diterima

Tabel di atas menunjukkan bahwa harga χ2hitung kurang dari χ2

tabel (0.05:1)

sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua

sampel berasal dari populasi yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji Hipotesis

a) Uji Hipotesis pada Ranah Kognitif

Hasil analisis pengaruh penggunaan bahasa pengantar terhadap hasil

belajar siswa ranah kognitif disajikan pada Tabel 15 dan selengkapnya disajikan

pada Lampiran 6.

Tabel 15. Hasil analisis pengaruh bahasa pengantar terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif.

Sumber Fhitung Ftabel Kriteria Keputusan Uji H0

A 0,25 4,12 Fhitung < Ftabel (0,05) Diterima B 18,35 3,27 Fhitung > Ftabel (0,05) Ditolak

AB 0,31 3,27 Fhitung < Ftabel (0,05) Diterima Tabel di atas menunjukkan bahwa Fobs pada penggunaan bahasa

pengantar (A) = 0,25 < Ftabel (0.05:1.34) = 4,12. Hasil tersebut menjelaskan bahwa

H0A diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa pengantar memberikan

efek yang sama terhadap hasil belajar pada ranah kognitif.

Fobs aktivitas belajar (B) = 18,35 > Ftabel (0.05:2.34) = 3,27. Hasil tersebut

menjelaskan bahwa H0B ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar tidak memberikan efek yang sama terhadap hasil belajar pada ranah

kognitif. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa tidak semua

aktivitas belajar memberi efek yang sama terhadap hasil belajar ranah kognitif,

sehingga paling sedikit terdapat dua rataan yang berbeda. Perbedaan rataan yang

Page 41: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

41

signifikan dapat diketahui dengan menggunakan uji lanjut anava yang disajikan

pada Tabel 18.

Fobs interaksi antara penggunaan bahasa pengantar dengan aktivitas

belajar (AB) = 0,31 < Ftabel (0.05:2.34) = 3,27. Berdasarkan hasil tersebut menjelaskan

bahwa H0AB diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi

antara penggunaan bahasa pengantar dengan aktivitas belajar pada ranah kognitif.

b) Uji Hipotesis pada Ranah Afektif

Hasil analisis pengaruh penggunaan bahasa pengantar terhadap hasil

belajar siswa ranah afektif disajikan pada Tabel 16 dan selengkapnya disajikan

pada Lampiran 6.

Tabel 16. Hasil analisis pengaruh penggunaan bahasa pengantar terhadap hasil belajar siswa ranah afektif.

Sumber Fhitung Ftabel Kriteria Keputusan Uji H0

A 6,02 4,12 Fhitung > Ftabel (0,05) Ditolak B 8,77 3,27 Fhitung > Ftabel (0,05) Ditolak

AB 4,28 3,27 Fhitung > Ftabel (0,05) Ditolak Tabel di atas dapat diketahui bahwa Fobs pada penggunaan bahasa

pengantar (A) = 6,02> Ftabel (0.05:1.34) = 4,12. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

H0A ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa pengantar

memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar pada ranah afektif.

Pengaruh penggunaan bahasa pengantar terhadap hasil belajar pada ranah afektif

dapat diketahui dengan menggunakan uji lanjut anava yang disajikan pada Tabel

19.

Fobs aktivitas belajar (B) = 8,77 > Ftabel (0.05:2.34) = 3,27. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa H0B ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar pada ranah afektif.

Pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar ranah afektif dapat diketahui

dengan menggunakan uji lanjut anava yang disajikan pada Tabel 19.

Fobs interaksi antara penggunaan bahasa pengantar dengan aktivitas

belajar (AB) = 4,28 > Ftabel (0.05:2.34) = 3,27. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

H0AB ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh interaksi

antara bahasa pengantar dengan aktivitas belajar pada ranah afektif. Perbedaan

karakteristik penggunaan bahasa pengantar pada setiap aktivitas belajar siswa

Page 42: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

42

terhadap hasil belajar ranah afektif dapat diketahui melalui uji lanjut anava yang

disajikan pada Tabel 19.

c) Uji Hipotesis Ranah Psikomotor

Hasil analisis pengaruh penggunaan bahasa pengantar terhadap hasil

belajar siswa ranah psikomotor disajikan pada Tabel 17 dan selengkapnya

disajikan pada Lampiran 6.

Tabel 17. Hasil analisis pengaruh penggunaan bahasa pengantar terhadap hasil belajar siswa ranah psikomotor.

Sumber Fhitung Ftabel Kriteria Keputusan Uji H0

A 4,57 4,12 Fhitung > Ftabel (0,05) Ditolak B 4,42 3,27 Fhitung > Ftabel (0,05) Ditolak

AB 6,28 3,27 Fhitung > Ftabel (0,05) Ditolak Tabel di atas menunjukkan bahwa Fobs pada penggunaan bahasa

pengantar (A) = 4,57 > Ftabel (0.05:1.34) = 4,12, sehingga H0A ditolak. Berdasarkan

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa pengantar memberikan efek yang

berbeda terhadap hasil belajar pada ranah psikomotor. Keputusan ini menjelaskan

bahwa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris memberi efek yang berbeda terhadap

hasil belajar ranah psikomotor. Pengaruh penggunaan bahasa pengantar terhadap

hasil belajar pada ranah psikomotor dapat diketahui dengan menggunakan uji

lanjut anava yang disajikan pada Tabel 20.

Fobs aktivitas belajar (B) = 4,42 > Ftabel (0.05:2.34) = 3,27, sehingga H0B

ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar pada ranah psikomotor.

Pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar pada ranah psikomotor dapat

diketahui dengan menggunakan uji lanjut anava yang disajikan pada Tabel 20.

Fobs interaksi antara penggunaan bahasa pengantar dengan aktivitas

belajar (AB) = 6,28 > Ftabel (0.05:2.34) = 3,27, sehingga H0AB ditolak. Berdasarkan

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara

penggunaan bahasa pengantar dengan aktivitas belajar pada ranah psikomotor.

Perbedaan karakteristik penggunaan bahasa pengantar pada setiap aktivitas belajar

siswa terhadap hasil belajar ranah psikomotor dapat diketahui melalui uji lanjut

anava yang disajikan pada Tabel 20.

Page 43: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

43

2. Analisis Uji Lanjut

a) Analisis Uji Lanjut Ranah Kognitif ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa.

Hasil uji lanjut anava (uji scheffe) untuk hasil belajar ranah kognitif

disajikan pada Tabel 18 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 18. Hasil uji lanjut anava (uji scheffe) untuk hasil belajar ranah kognitif.

Sumber Fhitung F tabel (0,05) Kriteria Keputusan Uji H0 Baris (F 1. - 2. ) 0,75 4,12 Fhit < Ftabel Diterima Kolom (F .1 - .2) 25,00 6,54 Fhit > Ftabel Ditolak Kolom (F .1 - .3) 27,70 6,54 Fhit > Ftabel Ditolak Kolom (F .2 - .3) 0,91 6,54 Fhit < Ftabel Diterima Sel Interaksi

1. (F 11 - 12) 12,29 12,45 Fhit < Ftabel Diterima

(F 11 - 13) 11,22 12,45 Fhit < Ftabel Diterima

(F 12- 13) 1,47 12,45 Fhit < Ftabel Diterima 2. (F 21- 22) 7,89 12,45 Fhit < Ftabel Diterima (F 21- 23) 11,90 12,45 Fhit <Ftabel Diterima (F 22- 23) 0,98 12,45 Fhit<Ftabel Diterima 3. (F 11 -21) 0,09 12,45 Fhit< Ftabel Diterima (F 12- 22) 0,40 12,45 Fhit < Ftabel Diterima (F 13 - 23) 0,48 12,45 Fhit < Ftabel Diterima

Keterangan:

Baris

Sampel 1 = hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran dengan bahasa

Inggris sebagai bahasa pengantar

Sampel 2 = hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran dengan bahasa

Indonesia sebagai bahasa pengantar

Kolom

Sampel 1 = hasil belajar ranah kognitif pada aktivitas belajar tinggi

Sampel 2 = hasil belajar ranah kognitif pada aktivitas belajar sedang

Sampel 3 = hasil belajar ranah kognitif pada aktivitas belajar rendah

Dari tabel di atas didapatkan perbandingan nilai Fobs dengan Ftab (0.05)

yang berbeda-beda yaitu:

a) Baris

F1-2 = 0,75 < Ftab (0.05) = 4,12 maka H0 tidak ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan rerata ranah kognitif yang signifikan, antara

Page 44: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

44

penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

mempunyai keefektifan yang sama terhadap hasil belajar ranah kognitif.

b) Kolom

(1) F1-2 = 25,00 > Ftab (0.05) = 6,54 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah kognitif yang signifikan,

antara aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar sedang. Rataan nilai

kognitif pada siswa dengan aktivitas belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan

rataan nilai kognitif pada siswa dengan aktivitas belajar sedang, sehingga dapat

disimpulkan aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada aktivitas belajar sedang.

(2) F1-3 = 27,70 > Ftab (0.05) = 6,54 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah kognitif yang signifikan,

antara aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar rendah. Rataan nilai kognitif

siswa dengan aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada rataan nilai kognitif siswa

dengan aktivitas belajar rendah, sehingga dapat disimpulkan aktivitas belajar

tinggi lebih baik daripada aktivitas belajar rendah.

(3) F2-3 = 0,91 < Ftab (0.05) = 6,54 maka H0 tidak ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah kognitif yang signifikan,

antara aktivitas belajar sedang dengan aktivitas belajar rendah.

c) Sel Interaksi

Hasil perhitungan menunjukkan H0AB tidak ditolak, sehingga tidak

terdapat pengaruh interaksi antara variabel bahasa pengantar dengan aktivitas

belajar terhadap hasil belajar ranah kognitif. Hal ini menjelaskan bahwa antara

bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk setiap aktivitas belajar mempunyai

perbedaan karakteristik yang sama. Karakteristik tersebut sama dengan

karakteristik secara marginal yang dapat dilihat dengan menggunakan grafik

interaksi sebagai berikut:

Page 45: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

45

Gambar 6. Grafik Interaksi Antara Bahasa Pengantar dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ranah Kognitif.

Gambar di atas menunjukkan tidak terdapat perpotongan antar grafik.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara bahasa

pengantar dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ranah kognitif.

b) Analisis Uji Lanjut Ranah Afektif ditinjau dari Aktivitas Belajar.

Hasil uji lanjut anava (uji Scheffe) untuk hasil belajar ranah Afektif

disajikan pada Tabel 19 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 19. Hasil uji lanjut anava (uji Scheffe) untuk hasil belajar ranah afektif.

Jenis Komparasi Fhitung F tabel (0,05) Kriteria Keputusan Uji H0

Baris (F 1. - 2. ) 4,74 4,12 Fhit > Ftabel Ditolak Kolom (F .1 - .2) 10,51 6,54 Fhit > Ftabel Ditolak Kolom (F .1 - .3) 17,03 6,54 Fhit > Ftabel Ditolak Kolom (F .2 - .3) 2,17 6,54 Fhit < Ftabel Diterima Sel (Interaksi)

1. (F 11 - 12) 0,00 12,45 Fhit < Ftabel Diterima (F 11 - 13) 0,67 12,45 Fhit < Ftabel Diterima (F 12- 13) 0,93 12,45 Fhit < Ftabel Diterima 2. (F 21- 22) 8,98 12,45 Fhit < Ftabel Diterima (F 21- 23) 22,96 12,45 Fhit > Ftabel Ditolak (F 22- 23) 5,44 12,45 Fhit < Ftabel Diterima 3. (F 11 - 21) 10,33 12,45 Fhit < Ftabel Diterima (F 12- 22) 1,32 12,45 Fhit < Ftabel Diterima (F 13 - 23) 0,10 12,45 Fhit < Ftabel Diterima

Page 46: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

46

Keterangan:

Baris

Sampel 1 = hasil belajar ranah afektif pada pembelajaran dengan bahasa

Inggris sebagai bahasa pengantar

Sampel 2 = hasil belajar ranah afektif pada pembelajaran dengan bahasa

Indonesia sebagai bahasa pengantar

Kolom

Sampel 1 = hasil belajar ranah afektif pada aktivitas belajar tinggi

Sampel 2 = hasil belajar ranah afektif pada aktivitas belajar sedang

Sampel 3 = hasil belajar ranah afektif pada aktivitas belajar rendah

Dari tabel di atas didapatkan perbandingan nilai Fobs dengan Ftab (0.05)

yang berbeda-beda yaitu:

a) Baris

F1-2 = 4,74 > Ftab (0.05) = 4,12 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah afektif yang signifikan, antara

penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar mempunyai rerata nilai afektif yang

lebih tinggi, sehingga dapat disimpulkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai

bahasa pengantar lebih efektif daripada bahasa Inggris.

b) Kolom

(1) F1-2 = 10,51 > Ftab (0.05) = 6,54 maka H0 ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah afektif yang

signifikan, antara aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar sedang. Rataan

nilai afektif siswa dengan aktivitas belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan rataan

nilai afektif siswa dengan aktivitas belajar sedang, sehingga dapat disimpulkan

aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada aktivitas belajar sedang.

(2) F1-3 = 17,03 > Ftab (0.05) = 6,54 maka H0 ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah afektif yang

signifikan, antara aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar rendah. Rataan

nilai afektif siswa dengan aktivitas belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan rataan

Page 47: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

47

nilai afektif siswa dengan aktivitas belajar rendah, sehingga dapat disimpulkan

aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada aktivitas belajar rendah.

(3) F2-3 = 2,17 < Ftab (0.05) = 6,54 maka H0 tidak ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah afektif

yang signifikan, antara aktivitas belajar sedang dengan aktivitas belajar rendah.

c) Sel Interaksi

Hasil perhitungan menunjukkan H0AB ditolak, sehingga terdapat

pengaruh interaksi antara variabel bahasa pengantar dengan aktivitas belajar

terhadap hasil belajar ranah afektif. Hal ini menjelaskan bahwa antara bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris untuk setiap aktivitas belajar mempunyai perbedaan

karakterisetik yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

(1) Tidak terdapat perbedaan rataan hasil belajar ranah afektif siswa yang

menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pada setiap kriteria

aktivitas belajar.

(2) Hasil belajar ranah afektif siswa dengan aktivitas belajar tinggi lebih baik

daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah pada penggunaan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar. Tidak terdapat perbedaan nilai afekif siswa dengan

aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar sedang pada penggunaan bahasa

Indonesia sebagai bahasa pengantar. Tidak terdapat perbedaan nilai afekif siswa

dengan aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar sedang pada penggunaan

bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

(3) Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rataan

nilai afektif pada penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa

pengantar untuk setiap kriteria aktivitas belajar.

Page 48: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

48

Interaksi di atas dapat digambarkan secara grafik sebagai berikut:

Gambar 7. Grafik Interaksi Antara Bahasa Pengantar dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ranah Afektif.

Gambar di atas menunjukkan terdapat perpotongan antar grafik. Hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara bahasa pengantar

dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ranah afektif.

c) Analisis Uji Lanjut Ranah Psikomotor ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa.

Hasil uji lanjut anava (uji scheffe) untuk hasil belajar ranah psikomotor

disajikan pada Tabel 20 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 20. Hasil uji lanjut anava (uji scheffe) untuk hasil belajar ranah psikomotor.

Jenis Komparasi Fhitung F tabel (0,05) Kriteria Keputusan Uji H0

Baris (F 1. - 2. ) 6,71 4,12 Fhit > Ftabel Ditolak Kolom (F .1 - .2) 4,08 6,54 Fhit < Ftabel Diterima Kolom (F .1 - .3) 8,75 6,54 Fhit > Ftabel Ditolak Kolom (F .2 - .3) 1,90 6,54 Fhit < Ftabel Diterima Sel (Interaksi) (F 11 - 12) 0,23 12,45 Fhit < Ftabel Diterima Sel (Interaksi) (F 11 - 13) 0,02 12,45 Fhit < Ftabel Diterima Sel (Interaksi) (F 12- 13) 0,50 12,45 Fhit < Ftabel Diterima Sel (Interaksi) (F 21- 22) 0,63 12,45 Fhit < Ftabel Diterima Sel (Interaksi) (F 21- 23) 16,94 12,45 Fhit > Ftabel Ditolak Sel (Interaksi) (F 22- 23) 15,10 12,45 Fhit > Ftabel Ditolak Sel (Interaksi) (F 11 - 21) 5,97 12,45 Fhit < Ftabel Diterima Sel (Interaksi) (F 12- 22) 10,76 12,45 Fhit < Ftabel Diterima Sel (Interaksi) (F 13 - 23) 2,49 12,45 Fhit < Ftabel Diterima

Page 49: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

49

Baris

Sampel 1 = hasil belajar ranah psikomotor pada pembelajaran dengan bahasa

Inggris sebagai bahasa pengantar.

Sampel 2 = hasil belajar ranah psikomotor pada pembelajaran dengan bahasa

Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Kolom

Sampel 1 = hasil belajar ranah psikomotor pada aktivitas belajar tinggi.

Sampel 2 = hasil belajar ranah psikomotor pada aktivitas belajar sedang.

Sampel 3 = hasil belajar ranah psikomotor pada aktivitas belajar rendah.

Dari tabel di atas didapatkan perbandingan nilai Fobs dengan Ftab (0.05)

yang berbeda-beda yaitu:

a) Baris

F1-2 = 6,71 > Ftab (0.05) = 4,12 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah psikomotor yang signifikan,

antara penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar mempunyai rataan nilai psikomotor

yang lebih tinggi, sehingga dapat disimpulkan penggunaan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar lebih efektif daripada bahasa Inggris.

b) Kolom

(1) F1-2 = 4,08 < Ftab (0.05) = 6,54 maka H0 tidak ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah psikomotor yang

signifikan, antara aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar sedang.

(2) F1-3 = 8,75 > Ftab (0.05) = 6,54 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah psikomotor yang signifikan,

antara aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar rendah. Rataan nilai

psikomotor untuk aktivitas belajar tinggi lebih tinggi jika dibandingkan dengan

rataan nilai psikomotor aktivitas belajar rendah, sehingga dapat disimpulkan

aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada aktivitas belajar rendah.

(3) F2-3 = 1,90 < Ftab (0.05) = 6,54 maka H0 tidak ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah psikomotor yang

signifikan, antara aktivitas belajar sedang dengan aktivitas belajar rendah.

Page 50: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

50

c) Sel Interaksi

Hasil perhitungan menunjukkan H0AB ditolak, sehingga terdapat

pengaruh interaksi antara variabel bahasa pengantar dengan aktivitas belajar

terhadap hasil belajar ranah psikomotor. Hal ini menjelaskan bahwa antara bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris untuk setiap aktivitas belajar mempunyai perbedaan

karakterisetik yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

(1) Tidak terdapat perbedaan rataan hasil belajar ranah psikomotor siswa

yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pada semua kriteria

aktivitas belajar.

(2) Hasil belajar ranah psikomotor siswa dengan aktivitas belajar tinggi

lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah pada penggunaan bahasa

Indonesia sebagai bahasa pengantar. Siswa dengan aktivitas belajar sedang

mempunyai nilai afektif yang lebih tinggi daripada siswa dengan aktivitas rendah.

Siswa dengan aktivitas belajar tinggi tidak mempunyai perbedaan nilai afektif jika

dibandingkan dengan siswa dengan aktivitas sedang.

(3) Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rataan

nilai psikomotor pada penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai

bahasa pengantar untuk setiap kriteria aktivitas belajar.

Interaksi di atas dapat digambarkan secara grafik sebagai berikut:

Gambar 8. Grafik Interaksi Antara Bahasa Pengantar dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ranah Psikomotor.

Page 51: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

51

Gambar di atas menunjukkan terdapat perpotongan antar grafik. Hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara bahasa pengantar

dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ranah psikomotor.

D. Pembahasan Hasil Analisi Data

1. Hipotesis Pertama

Hasil uji hipotesis pada Tabel 15 diperoleh Fhitung A = 0,25 < Ftabel (0.05:1.34)

= 4,12 sehingga keputusan uji H0 diterima. Hipotesis tersebut menjelaskan bahwa

tidak ada perbedaan efek yang diberikan bahasa pengantar terhadap hasil belajar

biologi pada ranah kognitif. Hasil uji Scheffe menjelaskan tidak terdapat

perbedaan rataan nilai kognitif pada penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris sebagai bahasa pengantar. Rata-rata nilai kognitif siswa pada penggunaan

bahasa Indonesia adalah 70,4762, sedangkan rata-rata nilai kognitif siswa pada

penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar adalah 69,0476. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada nilai

kognitif siswa, dalam penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai

bahasa pengantar.

Berdasarkan hipotesis di atas dapat dijelaskan bahwa penggunaan bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar tidak mempunyai peran

yang berarti terhadap pencapaian hasil belajar ranah kognitif. Hasil belajar pada

ranah kognitif siswa didapat dari hasil pengukuran melalui tes hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa pada kelas yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa

pengantar pasif dalam kegiatan diskusi. Siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi

adalah siswa yang mampu manggunakan bahasa Inggris secara efektif dalam

suatu percakapan.

Hasil observasi proses pembelajaran pada kelas yang menggunakan

bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar menunjukkan bahwa sebagian besar

siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan diskusi. Hal ini disebabkan karena

siswa lebih menguasai bahasa Indonesia, sehingga dapat menggunakan secara

efektif dalam kegiatan diskusi.

Page 52: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

52

Uraian di atas tidak mempunyai peran yang berarti dalam pencapaian

hasil belajar ranah kognitif. Hal ini disebabkan karena hasil belajar ranah kognitif

diperoleh melalui tes obyektif yang lebih membutuhkan kemampuan bahasa

Inggris secara pasif. Hal tersebut tidak berpengaruh terhadap ranah kognitif

karena siswa imersi pada dasarnya telah memiliki kemampuan bahasa Inggris. Hal

tersebut dapat diketahui karena siswa telah mengikuti beberapa tes seleksi

sebelum belajar pada kelas imersi, diantaranya adalah tes seleksi kemampuan

bahasa Inggris.

Hasil uji hipotesis pada Tabel 16 diperoleh Fhitung A = 6,02> Ftabel (0.05:1.34)

= 4,12 sehingga keputusan uji ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan efek yang

diberikan bahasa pengantar terhadap hasil belajar pada ranah afektif. Dari uji

Scheffe menunjukkan ada beda rerata antara bahasa pengantar terhadap ranah

afektif. Rata-rata nilai afektif siswa pada penggunaan bahasa Indonesia adalah

75,3333, sedangkan rata-rata nilai afektif siswa pada penggunaan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar adalah 69,7. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai

afektif siswa yang menggunakan bahasa Indonesia lebih tinggi daripada nilai

afektif siswa yang menggunakan bahasa Inggris, sehingga dapat disimpulkan

penggunaan bahasa Indonesia lebih efektif daripada bahasa Inggris untuk ranah

afektif.

Hasil belajar pada ranah afektif siswa didapat dari hasil pengukuran

melalui angket yang diberikan kepada siswa. Hasil belajar ranah afektif pada

dasarnya mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau

nilai yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan hasil

hipotesis uji dapat dijelaskan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris sebagai bahasa pengantar mempunyai peran yang berarti terhadap

pencapaian hasil belajar ranah afektif. Rataan nilai afektif siswa yang

menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar lebih rendah jika

dibandingkan dengan rataan nilai afektif pada siswa yang menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa pengantar. Siswa yang menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar mempunyai minat yang rendah dalam mengikuti

pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap siswa dalam mengikuti

Page 53: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

53

kegiatan diskusi dalam bahasa Inggris yang cenderung pasif. Siswa tidak dapat

mengungkapkan pendapat mereka dalam kegiatan diskusi, sehingga kagiatan

diskusi hanya bisa dilakukan dengan baik oleh siswa yang mampu menggunakan

bahasa Inggris secara aktif. Keadaan tersebut berpengaruh terhadap kemampuan

afektif siswa.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada kelas yang menggunakan

bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, kegiatan diskusi dapat berlangsung

dengan baik. Sebagian besar siswa dapat mengikuti kegiatan diskusi kerena siswa

dapat dengan mudah mengungkapkan pendapat mereka dalam bahasa Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa

pengantar mempunyai efek yang berbeda terhadap hasil belajar ranah afektif.

Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan perasaan, minat, sikap, dan emosi

seseorang. Ketrampilan penggunaan bahasa pengantar dapat berpengaruh terhadap

ranah afektif tersebut. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa

bahasa Indonesia memberi efek yang lebih baik terhadap ranah afektif, karena

siswa dapat menggunakan secara efektif.

Hasil uji hipotesis pada Tabel 17 diperoleh Fhitung A = 4,57 > Ftabel (0.05:1.34)

= 4,12 sehingga keputusan uji ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan efek yang

diberikan bahasa pengantar terhadap hasil belajar pada ranah psikomotor. Dari uji

Scheffe menunjukkan ada beda rerata antara bahasa pengantar terhadap ranah

psikomotor. Rata-rata nilai psikomotor siswa pada penggunaan bahasa Indonesia

adalah 76,36364, sedangkan rata-rata nilai psikomotor siswa pada penggunaan

bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar adalah 71,59091. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa nilai psikomotor siswa pada penggunaan bahasa Indonesia

lebih tinggi daripada nilai psikomotor siswa pada penggunaan bahasa Inggris.

Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mempunyai peran

yang berarti terhadap pencapaian hasil belajar ranah psikomotor.

Hasil belajar pada ranah psikomotor siswa didapat dari hasil pengukuran

menggunakan lembar observasi ranah psikomotor. Hasil belajar ranah psikomotor

pada dasarnya adalah kemampuan menangkap rangsangan dan menerima suatu

isyarat kemudian mewujudkannya dalam suatu perbuatan nyata. Berdasarkan hasil

Page 54: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

54

uji hipotesis dapat dijelaskan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris sebagai bahasa pengantar mempunyai peran yang berarti terhadap

pencapaian hasil belajar ranah psikomotor.

Rataan nilai psikomotor siswa yang menggunakan bahasa Inggris sebagai

bahasa pengantar lebih rendah jika dibandingkan dengan rataan nilai psikomotor

pada siswa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Siswa

yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mempunyai minat

yang rendah dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap

siswa dalam mengikuti kegiatan diskusi dalam bahasa Inggris yang cenderung

pasif, sehingga dapat mempengaruhi psikomotor siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa

pengantar pada program imersi berpengaruh terhadap hasil belajar pada ranah

afektif dan psikomotor, tetapi tidak berpengaruh terhadap ranah kognitif.

Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar lebih efektif daripada

penggunaan bahasa Inggris untuk ranah afekif dan psikomotor.

Program imersi merupakan inovasi program pendidikan yang diterapkan

pemerintah. Kebijakan pemerintah terhadap suatu program pendidikan yang

diterapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil studi banding

Shen Qi (2009:118) menjelaskan bahwa bahasa Inggris sebagai bahasa

internasional mempunyai dampak yang signifikan terhadap kebijakan beberapa

negara. Kebijakan tersebut memutuskan bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa

pengantar dalam pembelajaran, yang dalam pelaksanaannya terdapat banyak

pertentangan.

Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mempunyai tujuan

untuk menghasilkan out put yang siap menghadapi persaingan internasional. Hasil

penelitian Shen Qi (2009:119) menjelaskan bahwa negara-negara di asia banyak

menerapkan kebijakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam

pembelajaran tanpa memperhatikan pencapaian hasil belajar siswa. Kebijakan

beberapa negara dalam menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar tidak

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal tersebut dapat dilihat dari

hasil belajar siswa yang rendah.

Page 55: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

55

Kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran dengan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar disebabkan oleh banyak faktor, diantarnya adalah faktor

sumber daya manusia dalam negara tersebut. Slavin (2008: 151-152)

mengemukakan bahwa orang yang mempunyai kemampuan bahasa Inggris

terbatas membutuhkan waktu untuk mempelajari bahasa tersebut, sehingga dapat

menggunakan secara efektif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Elena

Nicoladis (2008:168) bahwa siswa membutuhkan waktu untuk menyesuaikan

perubahan bahasa pengantar yang digunakan, sehingga dapat digunakan secara

efektif melalui suatu percakapan.

Uraian di atas menjelaskan bahwa siswa imersi membutuhkan waktu

untuk dapat menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, sehingga

dapat digunakan secara komunikatif dan efektif dalam suatu percakapan. Lama

waktu penyesuaian diri siswa tergantung pada sikap dan kemampuan masing-

masing siswa terhadap penggunaan bahasa asing tersebut.

Sikap siswa terhadap penggunaan bahasa asing sangat berhubungan

dengan hasil belajar siswa pada ranah afektif. Hasil penelitian Fenty Lidya

Siregar (2010:87) menjelaskan bahwa sikap positif siswa terhadap penggunaan

bahasa Inggris pada kelas imersi di Indonesia masih rendah. Hal tersebut dapat

berpengaruh terhadap komunikasi siswa dalam pembelajaran kelas imersi.

Komunikasi siswa merupakan salah satu contoh aktivitas belajar yang

pelaksanaanya sangat berperan terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian

tersebut dapat dijelaskan bahwa sikap terhadap penggunaan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran berpengaruh secara signifikan

terhadap pemahaman peserta didik.

Kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor membutuhkan sikap

dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang belum

dapat menggunakan bahasa Inggris secara efektif akan mengalami kesulitan dapat

pencapaian kemampuan kedua ranah tersebut. Kemampuan kognitif dapat dilihat

hasilnya melalui tes hasil belajar yang dalam pelaksanaannya, membutuhkan

kemampuan penguasaan bahasa secara pasif. Hasil belajar siswa pada ranah

kognitif tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena siswa

Page 56: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

56

dalam mengerjakan soal kognitif hanya membutuhkan kemampuan bahasa Inggris

secara pasif.

2. Hipotesis Kedua

Hasil uji hipotesis pada Tabel 15 diperoleh Fhitung B = 18,35 > Ftabel

(0.05:2.34) = 3,27 sehingga keputusan uji ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan efek

yang diberikan aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif.

Uji Scheffe menunjukkan ada beda rerata antara aktivitas belajar terhadap ranah

kognitif. Rataan nilai kognitif untuk aktivitas belajar tinggi lebih tinggi

dibandingkan dengan rataan nilai kognitif pada aktivitas belajar sedang dan

rendah, sehingga dapat disimpulkan aktivitas belajar tinggi lebih efektif daripada

aktivitas belajar sedang dan rendah.

Hasil uji hipotesis pada Tabel 16 diperoleh Fhitung B = 8,77 > Ftabel (0.05:2.34)

= 3,27 sehingga keputusan uji ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan efek yang

diberikan aktivitas belajar terhadap hasil belajar pada ranah afektif. Hasil uji

Scheffe menunjukkan ada beda rerata antara aktivitas belajar terhadap ranah

afektif. Rataan nilai afektif untuk aktivitas belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan

dengan rataan nilai afektif pada aktivitas belajar sedang dan rendah, sehingga

dapat disimpulkan aktivitas belajar tinggi lebih efektif daripada aktivitas belajar

sedang dan rendah.

Hasil uji hipotesis pada Tabel 17 diperoleh Fhitung B = 4,42 > Ftabel (0.05:2.34)

= 3,27 sehingga keputusan uji ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan efek yang

diberikan aktivitas belajar terhadap hasil belajar pada ranah psikomotor. Hasil uji

Scheffe menunjukkan ada beda rerata antara aktivitas belajar terhadap ranah

psikomotor. Rataan nilai psikomotor untuk aktivitas belajar tinggi lebih tinggi

dibandingkan dengan rataan nilai psikomotor pada aktivitas belajar rendah.

Hipotesis yang lain menjelaskan bahwa aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas

belajar sedang tidak mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap nilai. Nilai

psikomotor pada siswa dengan aktivitas sedang dan aktivitas rendah tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

Hasil hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan

Page 57: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

57

psikomotorik. Hal tersebut menjelaskan bahwa antara aktivitas belajar tinggi,

sedang, dan rendah mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing

ranah pada hasil belajar.

Aktivitas belajar siswa terdiri dari visual activities, oral activities,

listening activities, writing activities, motor activities, mental activities, emotional

activities. Jenis aktivitas tersebut sangat diperlukan dalam pembelajaran dengan

bahasa asing sebagai pengantar. Aktivitas belajar yang tinggi dapat membantu

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas imersi, kerena siswa dapat

melatih kemampuan bahasa Inggris mereka melalui aktivitas belajar yang

dilakukan.

Peran aktivitas belajar menurut Sardiman A. M (2001: 95) bahwa

aktivitas merupakan komponen utama terjadinya proses belajar, sehingga tanpa

adanya aktivitas proses maka belajar tidak dapat berlangsung. Prinsip dari suatu

proses pembelajaran adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku dan melakukan

kegiatan. Perubahan tingkah laku merupakan tujuan dari proses pembelajaran,

sehingga perbedaan aktivitas belajar siswa dapat mempengaruhi proses perubahan

tingkah laku siswa.

Aktivitas belajar diperlukan untuk pencapaian hasil belajar siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar

membutuhkan aktivitas belajar yang lebih tinggi. Hasil penelitian Kun-huei Wu

(2010:184) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan bahasa asing sebagai bahasa

pengantar membutuhkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat menciptakan pembelajaran yang

komunikatif sehingga siswa dapat berperan serta secara aktif. Hasil penelitian

Osman Z. Barnawi (2009:79) menjelaskan bahwa diskusi adalah proses

pembelajaran yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dengan bahasa asing

sebagai bahasa pengantar. Diskusi dalam proses pembelajaran akan menghasilkan

pengalaman yang lebih berharga untuk menganalisis materi lebih mendalam.

Diskusi juga dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas verbal dan

nonverbal untuk berinteraksi dengan teman dan guru.

Page 58: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

58

Uraian di atas menjelaskan bahwa dalam kegiatan diskusi sangat

dibutuhkan adanya oral activity yang dapat dilihat dari kemampuan siswa

berbicara untuk mengungkapkan pendapatnya. Aktivitas berbicara siswa pada

kelas imersi ditentukan oleh kemampuan siswa dalam berbahasa asing.

Utami Widiati dan Bambang Yudi Cahyono (2006:287) menjelaskan

bahwa faktor kemampuan berbahasa harus dipertimbangkan dalam

penyelenggaraan kelas imersi. Hal tersebut karena bahasa asing pada kelas imersi

merupakan alat komunikasi dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Zhu

Liyong (2006:115) mengemukakan bahwa aktivitas berbicara dan mendengar

sangat penting dalam pembelajaran kelas imersi. Penguasaan kemampuan

berbicara dan mendengar dalam bahasa Inggris membutuhkan waktu agar dapat

digunakan secara efektif dalam bentuk lisan dan tulisan, sehingga siswa dapat

mengembangkan kemampuan mereka dengan menggunakan bahasa Inggris secara

komunikatif.

Penggunaan bahasa pengantar yang kurang efektif dapat mempengaruhi

aktivitas belajar siswa. Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran di kelas imersi. Rataan nilai aktivitas belajar siswa yang

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar lebih tinggi jika

dibandingkan dengan rataan nilai siswa yang menggunakan bahasa Inggris.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia lebih efektif terhadap bahasa

Inggris dalam proses pembelajaran.

3. Hipotesis Ketiga

Hasil uji hipotesis pada Tabel 15 diperoleh Fhitung AB = 0,31 < Ftabel

(0.05:2.34) = 3,27 sehingga keputusan uji tidak ditolak. Hal ini berarti tidak ada

pengaruh interaksi antara bahasa pengantar dengan aktivitas belajar terhadap

terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif. Hasil uji Scheffe menunjukkan

tidak terdapat interaksi antara variabel bahasa pengantar dan aktivitas belajar

terhadap hasil belajar ranah kognitif. Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada

perbedaan nilai kognitif antara aktivitas belajar tinggi, sedang, dan rendah pada

setiap penggunaan bahasa pengantar.

Page 59: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

59

Hasil uji hipotesis pada Tabel 16 diperoleh Fhitung AB = 4,28 > Ftabel

(0.05:2.34) = 3,27 sehingga keputusan uji ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh

interaksi antara bahasa pengantar dengan aktivitas belajar siswa terhadap hasil

belajar pada ranah afektif, sehingga paling sedikit terdapat dua rataan nilai afektif

yang berbeda. Hasil belajar ranah afektif yang menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa pengantar tidak mempunyai perbedaan rataan pada setiap kriteria

aktivitas belajar. Siswa dengan aktivitas belajar tinggi pada penggunaan bahasa

Indonesia sebagai bahasa pengantar mempunyai nilai afektif yang lebih tinggi

daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah. Siswa dengan aktivitas belajar

tinggi dan siswa dengan aktivitas belajar sedang tidak mempunyai perbedaan nilai

afektif pada penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Siswa

dengan aktivitas belajar sedang dan siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak

mempunyai perbedaan nilai afektif pada penggunaan bahasa Indonesia sebagai

bahasa pengantar. Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa nilai afektif dalam

penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar tidak

mempunyai perbedaan rataan untuk setiap kriteria aktivitas belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan efek penggunaan bahasa Inggris pada masing-masing aktivitas belajar

terhadap hasil belajar ranah afektif, sehingga siswa dengan aktivitas belajar tinggi,

sedang, dan rendah mempunyai nilai afektif yang sama. Efek penggunaan bahasa

Indonesia terhadap nilai afektif lebih efektif pada siswa yang mempunyai aktivitas

belajar tinggi. Nilai afektif siswa dengan aktivitas tinggi, sedang, dan rendah tidak

mempunyai perbedaan yang signifikan pada masing-masing penggunaan bahasa

pengantar.

Hasil uji hipotesis pada Tabel 17 diperoleh Fhitung AB = 6,28 > Ftabel

(0.05:2.34) = 3,27 sehingga keputusan uji ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh

interaksi antara bahasa pengantar dengan aktivitas belajar siswa terhadap hasil

belajar pada ranah psikomotor. Hasil belajar ranah psikomotor siswa yang

menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, tidak mempunyai

perbedaan rataan untuk semua kriteria aktivitas belajar. Hasil belajar ranah

psikomotor siswa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar,

Page 60: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

60

mempunyai hasil yang lebih baik pada aktivitas belajar tinggi daripada siswa

dengan aktivitas belajar rendah. Siswa dengan aktivitas belajar sedang

mempunyai nilai afektif yang lebih tinggi daripada siswa dengan aktivitas rendah.

Siswa dengan aktivitas belajar tinggi dan siswa dengan aktivitas sedang tidak

mempunyai perbedaan nilai afektif. Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa nilai

psikomotor dalam penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai

bahasa pengantar tidak mempunyai perbedaan rataan untuk setiap kriteria aktivitas

belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan efek penggunaan bahasa Inggris pada masing-masing aktivitas belajar

terhadap hasil belajar ranah psikomotor, sehingga siswa dengan aktivitas belajar

tinggi, sedang, dan rendah mempunyai nilai psikomotor yang sama. Efek

penggunaan bahasa Indonesia terhadap nilai psikomotor lebih efektif pada siswa

yang mempunyai aktivitas belajar tinggi. Nilai psikomotor siswa dengan aktivitas

tinggi, sedang, dan rendah tidak mempunyai perbedaan yang signifikan pada

masing-masing penggunaan bahasa pengantar.

Bahasa pengantar dalam pembelajaran merupakan sarana yang

menunjang interaksi di dalam kelas. Interaksi dalam pembelajaran dapat

diwujudkan melalui aktivitas belajar. Pentingnya aktivitas belajar menurut

Sardiman A. M (2001: 93) adalah merupakan komponen utama terjadinya proses

belajar sehingga tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak dapat berlangsung.

Aktivitas siswa pada kelas imersi menggunakan bahasa asing sebagai

bahasa pengantar. Elena Nicoladis (2008:168) mengemukakan bahwa siswa

imersi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan perubahan bahasa pengantar

yang digunakan, sehingga dapat digunakan secara efektif melalui suatu

percakapan. Bahasa pengantar yang tidak digunakan secara efektif dapat

menghambat aktivitas belajar siswa. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 61: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

61

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh bahasa pengantar dan

aktivitas belajar dalam pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh secara signifikan penggunaan bahasa pengantar dalam

pembelajaran terhadap hasil belajar biologi pada ranah afektif dan psikomotor,

tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar pada ranah

kognitif.

2. Ada pengaruh secara signifikan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar

biologi pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

3. Ada interaksi antara bahasa pengantar dalam pembelajaran dengan aktivitas

belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan

referensi pada penelitian sejenis.

2. Implikasi Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru dalam

memberikan pembelajaran biologi pada kelas imersi.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

instansi sekolah dalam meninjau pelaksanaan program imersi yang telah

diterapkan.

61

Page 62: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

62

C. SARAN

1. Kepada Siswa

a. Siswa imersi hendaknya meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa

Inggris sehingga dapat menggunakan secara efektif dalam proses

pembelajaran.

b. Siswa imersi hendaknya meningkatkan aktivitas belajarnya untuk memperoleh

hasil belajar yang lebih baik.

2. Kepada Guru

Guru hendaknya senantiasa memotivasi siswa imersi untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan aktivitas belajarnya untuk

memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

3. Kepada Orang Tua

Orang tua sebagai pendidik nonformal di rumah hendaknya memotivasi

anaknya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan aktivitas belajarnya.

4. Kepada Peneliti Lain

Bagi peneliti yang lain perlu mengadakan penelitian sejenis yang

melibatkan subyek penelitian siswa kelas imersi ditinjau dari variabel lain yang

berkaitan dengan hasil belajar siswa kelas imersi.

Page 63: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

63

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi. 23 Januari 2010.

August and Hakuta . 2002. Educating Language-Minority Children. Washington : National Academy Press

Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press

Diah Aryulina., Choirul Muslim., Syalfinaf Manaf., & Endang Widi Winarni. 2007. Biologi SMA dan MA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Diah Aryulina., Choirul Muslim., & Syalfinaf Manaf. 2009. Biology For Senior High School Grade X. Jakarta: Erlangga

Dinas P & K. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi Di Propinsi Jawa Tengah. Semarang : Pemprov Jateng.

Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.

Nicoladis, Elena.2008. An Introduction to Bilingualism Principles and Processes. New York:Taylor and Francis Group.

Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Hamzah B. Uno., Herminanto Sofyan., & I Made Candiasa. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press

Hendra Surya. 2009. Percaya Diri Itu Penting. Jakarta: PT Gramedia

Kun-huei Wu. 2010. “The Relationship between Language Learners’ Anxiety and Learning Strategy in the CLT Classrooms”. International Edycation Studies. Vol 3 (1), 174-191.

Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

63

Page 64: PENDAHULUAN - siafif.com 8/SKRIPSI...Kemampuan yang perlu diperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kelas imersi meliputi kemampuan menulis, berbicara, mendengarkan, dan

64

Osman Z. Barnawi. 2009. “The Construction of Identity in L2 Academic Classroom Community: A Small Scale Study of Two Saudi MA in TESOL Students at North American University”. Journal of Language and Linguistic Studies. Vol 5 (2), 63-84.

Paul Suparno., Rohadi, R., Sukadi, G., & Kartono. 2002. Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta: Kanisius

Robert E. Slavin. 2008. Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktik. Indonesia : PT Indeks

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Shen Qi. 2009. “Globalization of English and English Language Policies in East Asia”. Canadian Social Science. Vol 5 (3), 111-120.

Siregar, F. L. 2010. The Language Attitudes of Students of English Literature and D3 English at Maranatha Christian University toward American English, British English and Englishes in Southeast Asia, and their various contexts of use in Indonesia. Philippine ESL Journal. Vol 4, 66-91.

Suhaenah Suparno. 2000. Membengun Kompetensi Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Thursan Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara

Utami Widiati dan Bambang Yudi Cahyono. 2006. “The Teaching Of EFL Speaking In The Indonesian Context: The State Of The Art”. The Teaching of EFL Speaking. Vol 34 (2), 269-292.

Wojowasito, S dan Tito Wasito. 2002. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Bandung: Hasta

Zhu Liyong. 2006. Developing Listening And Speaking Skills In ELT Classroom. Celea Journal. Vol 29 (4), 112-115.