penda hulu an
DESCRIPTION
isi makalahTRANSCRIPT
1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan
erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan.
Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala
unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman.
Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan
perumahan sesuai denganstandar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan
persyaratan rumah sehat.
Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural),
melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak,
dipandang dari berbagai segi kehidupan.
Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati kehidupan,
beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh
kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin
kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul
dengan tetangganya; lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan,
kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.
Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal yang
layak dan sehat bagi setiap manusia, yaitu:
Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusi.
Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
Patokan Rumah yang Sehat dan Ekologis
Patokan yang dapat digunakan dalam membangun rumah yang ekologis adalah sebagai
berikut:
1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-
paru hijau.
2. Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/radiasi geobiologis
dan meminimalkan medan elektromagnetik buatan.
3. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.
4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.
5. Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan
sistem bangunan kering.
6. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan
uap air.
7. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan
bangunan dan struktur bangunan.
8. Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.
9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah
lingkungan dan membutuhkan energi sedikit mungkin (mengutamakan energi
terbarukan).
10. Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan oleh
semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua, maupun orang cacat tubuh).
Dengan adanya patokan rumah yang sehat dan ekologis, maka perlu adanya suatu patokan
atau satandar penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas dan kondisi suatu
pemukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan khususnya pada pemukiman kumuh di
perkotaan. Standar penilaian tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan apakah
pemukiman kumuh yang biasa disebut kampung itu perlu diperbaiki atau tidak.
1. DASAR TEORI
1. Pengertian Pemukiman
Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Pemukiman berasal dari kata
housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement
yang artinya pemukiman. Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan
rumah beserta prasarana dan sarana ligkungannya. Perumahan menitiberatkan pada fisik atau
benda mati, yaitu houses dan land settlement. Sedangkan pemukiman memberikan kesan
tentang pemukim atau kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam
lingkungan, sehingga pemukiman menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik
atau benda mati yaitu manusia (human). Dengan demikian perumahan dan pemukiman
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya, pada
hakekatnya saling melengkapi.
2. Pengertian Kumuh
Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan tingkah laku yang
rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas menengah. Dengan kata lain, kumuh
dapat diartikan sebagai tanda atau cap yang diberikan golongan atas yang sudah mapan
kepada golongan bawah yang belum mapan. Gambaran seperti itu diungkapkan oleh Herbert
Gans dengan kalimat:
Kumuh dapat ditempatkan sebagai sebab dan dapat pula ditempatkan sebagai akibat.
Ditempatkan dimanapun juga, kata kumuh tetap menjurus pada sesuatu hal yang bersifat
negatif .
Pemahaman kumuh dapat ditinjau dari :
1. Sebab Kumuh
Kumuh adalah kemunduran atau kerusakan lingkungan hidup dilihat dari:
segi fisik, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
alam seperti air dan udara,
segi masyarakat / sosial, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh
manusia sendiri seperti kepadatan lalulintas, sampah.
2. Akibat Kumuh
Kumuh adalah akibat perkembangan dari gejala-gejala antara lain:
kondisi perumahan yang buruk,
penduduk yang terlalu padat,
fasilitas lingkungan yang kurang memadai,
tingkah laku menyimpang,
budaya kumuh,
apati dan isolasi.
3. Kawasan Kumuh
Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di
kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak
sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan,
persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan
kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya.
4. Ciri-ciri pemukiman kumuh
Seperti yang diungkapkan oleh Prof. DR. Parsudi Suparlan6 adalah :
1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai.
2. Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruang-ruanganya
mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin.
3. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam
penggunaan ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh sehingga
mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan
ekonomi penghuninya.
4. Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup
secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu
terwujud sebagai :
Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu
dapat digolongkan sebagai hunian liar.
Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT atau
sebuah RW.
Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau
RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan
hunian liar.
Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak
homogen, warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat
kepadatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam
masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial
berdasarkan atas kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda
tersebut.
Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang
bekerja di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian
tambahan di sektor informil.
Perumahan tidak layak huni adalah kondisi dimana rumah beserta lingkungannya tidak
memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun
sosial, dengan kriteria antara lain:
Luas lantai perkapita, di kota kurang dari 4 m2 sedangkan di desa
kurang dari 10 m2.
Jenis atap rumah terbuat dari daun dan lainnya.
Jenis dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang belum diproses.
Jenis lantai tanah
Tidak mempunyai fasilitas tempat untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK).
5. Kualitas Perumahan dan Pemukiman
Dari hasil statistik perumahan yang merupakan hasil pendaftaran bangunan sensus, agaknya
tidak mudah untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas perumahan dan pemukiman di
Indonesia. Pemukiman yang tertata baik atau kumuh, rumah yang layak atau tidak layak tidak
dapat dibaca dari hasil sensus. Ini dapat kita mengerti karena memang belum ada standar
baku untuk menentukan apakan suatu rumah atau suatu unit lingkungan layak huni atau tidak.
Dalam rangka program dan proyek peningkatan kualitas lingkungan, khususnya pemukiman
kumuh di perkotaan, memang perlu dilakukan telah (assessment) dan penilaian atas kondisi
pemukiman. Ukuran atau penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas
pemukiman antara lain :
Kepadatan penduduk
Kerapatan Bangunan
Kondisi jalan
Sanitasi dan pasokan air bersih
Kualitas konstruksi perumahan
Penilaian tersebut digunakan untuk menentukan apakah pemukiman kumuh yang disebut kampung tersebut perlu diperbaiki atau tidak.