penda hulu an

11
1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai denganstandar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan persyaratan rumah sehat. Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama

Upload: nazula-mufarihah

Post on 20-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

isi makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Penda Hulu An

1. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan

erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan.

Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala

unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman.

Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan

perumahan sesuai denganstandar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan

persyaratan rumah sehat.

Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural),

melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak,

dipandang dari berbagai segi kehidupan.

Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati kehidupan,

beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh

kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin

kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul

dengan tetangganya; lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan,

kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.

Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal yang

layak dan sehat bagi setiap manusia, yaitu:

Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.

Page 2: Penda Hulu An

Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusi.

Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.

Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.

Patokan Rumah yang Sehat dan Ekologis

Patokan yang dapat digunakan dalam membangun rumah yang ekologis adalah sebagai

berikut:

1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-

paru hijau.

2. Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/radiasi geobiologis

dan meminimalkan medan elektromagnetik buatan.

3. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.

4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.

5. Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan

sistem bangunan kering.

6. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan

uap air.

7. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan

bangunan dan struktur bangunan.

8. Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.

Page 3: Penda Hulu An

9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah

lingkungan dan membutuhkan energi sedikit mungkin (mengutamakan energi

terbarukan).

10. Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan oleh

semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua, maupun orang cacat tubuh).

Dengan adanya patokan rumah yang sehat dan ekologis, maka perlu adanya suatu patokan

atau satandar penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas dan kondisi suatu

pemukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan khususnya pada pemukiman kumuh di

perkotaan. Standar penilaian tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan apakah

pemukiman kumuh yang biasa disebut kampung itu perlu diperbaiki atau tidak.

1. DASAR TEORI

1. Pengertian Pemukiman

Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Pemukiman berasal dari kata

housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement

yang artinya pemukiman. Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan

rumah beserta prasarana dan sarana ligkungannya. Perumahan menitiberatkan pada fisik atau

benda mati, yaitu houses dan land settlement. Sedangkan pemukiman memberikan kesan

tentang pemukim atau kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam

lingkungan, sehingga pemukiman menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik

atau benda mati yaitu manusia (human). Dengan demikian perumahan dan pemukiman

Page 4: Penda Hulu An

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya, pada

hakekatnya saling melengkapi.

2. Pengertian Kumuh

Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan tingkah laku yang

rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas menengah. Dengan kata lain, kumuh

dapat diartikan sebagai tanda atau cap yang diberikan golongan atas yang sudah mapan

kepada golongan bawah yang belum mapan. Gambaran seperti itu diungkapkan oleh Herbert

Gans dengan kalimat:

Kumuh dapat ditempatkan sebagai sebab dan dapat pula ditempatkan sebagai akibat.

Ditempatkan dimanapun juga, kata kumuh tetap menjurus pada sesuatu hal yang bersifat

negatif .

Pemahaman kumuh dapat ditinjau dari :

1. Sebab Kumuh

Kumuh adalah kemunduran atau kerusakan lingkungan hidup dilihat dari:

segi fisik, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur

alam seperti air dan udara,

segi masyarakat / sosial, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh

manusia sendiri seperti kepadatan lalulintas, sampah.

2. Akibat Kumuh

Page 5: Penda Hulu An

Kumuh adalah akibat perkembangan dari gejala-gejala antara lain:

kondisi perumahan yang buruk,

penduduk yang terlalu padat,

fasilitas lingkungan yang kurang memadai,

tingkah laku menyimpang,

budaya kumuh,

apati dan isolasi.

3. Kawasan Kumuh

Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di

kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak

sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan,

persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan

kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya.

4. Ciri-ciri pemukiman kumuh

Seperti yang diungkapkan oleh Prof. DR. Parsudi Suparlan6 adalah :

1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai.

Page 6: Penda Hulu An

2. Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruang-ruanganya

mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin.

3. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam

penggunaan ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh sehingga

mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan

ekonomi penghuninya.

4. Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup

secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu

terwujud sebagai :

Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu

dapat digolongkan sebagai hunian liar.

Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT atau

sebuah RW.

Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau

RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan

hunian liar.

Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak

homogen, warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat

kepadatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam

masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial

berdasarkan atas kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda

tersebut.

Page 7: Penda Hulu An

Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang

bekerja di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian

tambahan di sektor informil.

Perumahan tidak layak huni adalah kondisi dimana rumah beserta lingkungannya tidak

memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun

sosial, dengan kriteria antara lain:

Luas lantai perkapita, di kota kurang dari 4 m2 sedangkan di desa

kurang dari 10 m2.

Jenis atap rumah terbuat dari daun dan lainnya.

Jenis dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang belum diproses.

Jenis lantai tanah

Tidak mempunyai fasilitas tempat untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK).

5. Kualitas Perumahan dan Pemukiman

Dari hasil statistik perumahan yang merupakan hasil pendaftaran bangunan sensus, agaknya

tidak mudah untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas perumahan dan pemukiman di

Indonesia. Pemukiman yang tertata baik atau kumuh, rumah yang layak atau tidak layak tidak

dapat dibaca dari hasil sensus. Ini dapat kita mengerti karena memang belum ada standar

baku untuk menentukan apakan suatu rumah atau suatu unit lingkungan layak huni atau tidak.

Dalam rangka program dan proyek peningkatan kualitas lingkungan, khususnya pemukiman

kumuh di perkotaan, memang perlu dilakukan telah (assessment) dan penilaian atas kondisi

Page 8: Penda Hulu An

pemukiman. Ukuran atau penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas

pemukiman antara lain :

Kepadatan penduduk

Kerapatan Bangunan

Kondisi jalan

Sanitasi dan pasokan air bersih

Kualitas konstruksi perumahan

Penilaian tersebut digunakan untuk menentukan apakah pemukiman kumuh yang disebut kampung tersebut perlu diperbaiki atau tidak.