penda hulu an

12
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Lanscape) yang meliputi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi / relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Penggunaan lahan di Ie Seum seperti pada umumnya secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: hutan, tegalan, perkebunan, sawah, pemukiman dan penggunaan lain. Penetapan penggunaan lahan pada umumnya didasarkan pada karakteristik lahan dan daya dukung lingkungannya. Bentuk penggunaan lahan yang ada dapat dikaji kembali melalui proses evaluasi sumberdaya lahan, sehingga dapat diketahui potensi sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaannya. Pengembangan sumber daya lahan merupakan konsekuensi dari usaha untuk mempertahankan kemampuan lahan dalam mendukung produktifitas tanaman. Kondisi tersebut erat kaitannya dengan dua hal penting, yaitu; produktifitas lahan dan produktifitas petani. Potensi produktivitas apabila dikelola dengan pola yang tepat, dan sebaliknya usaha kelola pertanian/usahatani akan me mperoleh optimalisasi hasil, apabila didukung oleh kondisi lahan yang potensial. Faktor eksternal lingkungan yang merupakan gejala alam yang sulit diatasi, sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan proses produksi pertanian. Gejala umum yang sering terjadi dan menjadi kendala dalam produksi pertanian adalah terjadinya kemarau panjang atau kekeringan. Daerah yang relatif sering mengalami kekeringan adalah wilayah timur Indonesia (terutama NTT dan NTB). Selain itu, penggunaan lahan secara terus menerus, tanpa memperhatikan kebutuhan dan kemampuan lahan tersebut akan mengakibatkan semakin kurusnya/marjinalnya tanah tersebut. 1

Upload: erick-winaldin

Post on 23-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yfjgkh

TRANSCRIPT

Page 1: Penda Hulu An

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Lanscape) yang meliputi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi / relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Penggunaan lahan di Ie Seum seperti pada umumnya secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: hutan, tegalan, perkebunan, sawah, pemukiman dan penggunaan lain. Penetapan penggunaan lahan pada umumnya didasarkan pada karakteristik lahan dan daya dukung lingkungannya. Bentuk penggunaan lahan yang ada dapat dikaji kembali melalui proses evaluasi sumberdaya lahan, sehingga dapat diketahui potensi sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaannya.

Pengembangan sumber daya lahan merupakan konsekuensi dari usaha untuk mempertahankan kemampuan lahan dalam mendukung produktifitas tanaman. Kondisi tersebut erat kaitannya dengan dua hal penting, yaitu; produktifitas lahan dan produktifitas petani. Potensi produktivitas apabila dikelola dengan pola yang tepat, dan sebaliknya usaha kelola pertanian/usahatani akan me mperoleh optimalisasi hasil, apabila didukung oleh kondisi lahan yang potensial.

Faktor eksternal lingkungan yang merupakan gejala alam yang sulit diatasi, sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan proses produksi pertanian. Gejala umum yang sering terjadi dan menjadi kendala dalam produksi pertanian adalah terjadinya kemarau panjang atau kekeringan. Daerah yang relatif sering mengalami kekeringan adalah wilayah timur Indonesia (terutama NTT dan NTB). Selain itu, penggunaan lahan secara terus menerus, tanpa memperhatikan kebutuhan dan kemampuan lahan tersebut akan mengakibatkan semakin kurusnya/marjinalnya tanah tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan pemanfaatan sumberdaya lahan tidak bisa dilepaskan dari konsepsi pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan, upaya pembatasan dalam pemanfaatan sumberdaya lahan yang disesuaikan dengan kapasitas asimilasi lahan tersebut yang sering dikenal dengan konsep daya dukung.

Kerusakan sumber daya lahan berdampak kepada menurunnya fungsi ekosistem. Pada kondisi seperti ini, masyarakat setempat yang banyak menggantungkan hidupnya dari keberadaaan sumberdaya lahan yang sudah mengalami kerusakan akan terpengaruh.

1

Page 2: Penda Hulu An

1.3 Tujuan

Mengetahui daya dukung lahan desa Ie Suum melalui bentuk wilayahnya, letak sumberdaya lahan, sifat iklim dan keadaan fisik alam, keadaan kependudukan, serta tingkat perkembangan ekonomi dan tekhnologinya dengan melalui pendekatan penghitungan daya dukung lahan pertanian tanaman pangan. Selanjutnya dari daya dukung lahan yang ditemui akan dicari hubungannya dengan faktor – faktor yang diduga mempengaruhi daya dukung lahan di desatersebut.

1.4 Manfaat

1) Menjadi dasar pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di desa2) Mengetahui tingkat pendayagunaan lahan suatu desa.

dalam rangka mengurangi degradasi lahan, kerusakan lingkungan dan kesejahteraanpetani.

3) Mengetahui produktivitas lahan pertanian per kapita untuk memenuhi kebutuhanpangan.

A. Bagi Masyarakat1) Tersedianya lapangan pekerjaan yang terus menerus karena adanya deversitas

kegiatan dalam mengelola agroforestry. 2) Peningkatan kesejahteraan masyarakat akan terjadi dengan adanya deversifikasi

hasil pertanian, kehutanan dan peternakan. B. Bagi Swasta

1) Tersedianya bahan baku industri kayu secara lestari bagi industri skala kecil menengah.

2) Tersedianya bahan baku industri pertanian karena pola agroforestry juga mencakup tanaman agroindustri misal tanaman perkebunan dan buah.

3) Berkembangnya usaha peternakan.C. Bagi Pemerintah Daerah

1) Berkurangnya masalah pencari kerja.2) Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah

D. Bagi Daerah Aliran Sungai1) Lebih terkendalinya proses erosi dan banjir. 2) Terbentuknya ekosistem yang lebih nyaman bagi kehidupan.

2

Page 3: Penda Hulu An

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lahan

Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadappenggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986).

Dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pengelolaan sumberdaya lahan seringkali kurang bijaksana dan tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek) sehingga kelestariannya semakin terancam. Akibatnya, sumberdaya lahan yang berkualitas tinggi menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung pada sumberdaya lahan yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini berimplikasi pada semakin berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan intensitas pencemaran yang berat dan kerusakan lingkungan lainnya. Dengan demikian, secara keseluruhan aktifitas kehidupan cenderung menuju sistem pemanfaatan sumberdaya alam dengan kapasitas daya dukung yang menurun. Di lain pihak, Permintaan akan sumberdaya lahan terus meningkat akibat tekanan pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita (Rustiadi, 2001).

Lahan mempunyai arti penting bagi para stakeholder yang memanfaatkannya. Fungsi lahan bagi masyarakat sebagai tempat tinggal dan sumber mata pencaharian. Bagi petani, lahan merupakan sumber memproduksi makanan dan keberlangsungan hidup. Bagi pihak swasta, lahan adalah aset untuk mengakumulasikan modal. Bagi pemerintah, lahan merupakan kedaulatan suatu negara dan untuk kesejahteraan rakyatnya. Adanya banyak kepentingan yang saling terkait dalam penggunaan lahan, hal ini mengakibatkan terjadinya tumpang tindih kepentingan antar aktor yaitu petani, pihak swasta, dan pemerinntah dalam memanfaatkan lahan.

3

Page 4: Penda Hulu An

2.2 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual (Vink, 1975). Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu (1) pengunaan lahan pertanian dan (2) penggunaan lahan bukan pertanian.

Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan pada lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi. Penggunaan lahan juga tergantung pada lokasi, khususnya untuk daerah-daerah pemukiman, lokasi industri, maupun untuk daerah-daerah rekreasi (Suparmoko,1995).

Menurut Barlowe (1986) faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor fisik dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi (kelembagaan). Faktor fisik dan biologis mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan dan kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi dicirikan oleh keuntungan, keadaan pasar dan transportasi. Faktor institusi dicirikan oleh hukum pertanahan, keadaan politik, keadaan sosial dan secara administrasi dapat dilaksanakan.

2.3 Perubahan Penggunaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. (Wahyunto et al., 2001). Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Para ahli berpendapat bahwa perubahan penggunaan lahan lebih disebabkan oleh adanya kebutuhan dan keinginan manusia. Menurut McNeill et al., (1998) faktor-faktor yang mendorong perubahan penggunaan lahan adalah politik, ekonomi, demografi dan budaya. Aspek politik adalah adanya kebijakan yang dilakukan oleh pengambil keputusan yang

4

Page 5: Penda Hulu An

mempengaruhi terhadap pola perubahan penggunaan lahan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 yang menjelaskan skenario perubahan penggunaan lahan.

Selanjutnya pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan dan konsumsi juga merupakan faktor penyebab perubahan penggunaan lahan. Sebagai contoh, meningkatnya kebutuhan akan ruang tempat hidup, transportasi dan tempat rekreasi akan mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan. Teknologi juga berperan dalam menggeser fungsi lahan. Grubler (1998) mengatakan ada tiga hal bagaimana teknologi mempengaruhi pola penggunaan lahan. Pertama, perubahan teknologi telah membawa perubahan dalam bidang pertanian melalui peningkatan produktivitas lahan pertanian dan produktivitas tenaga kerja. Kedua, perubahan teknologi transportasi meningkatkan efisiensi tenaga kerja, memberikan peluang dalam meningkatkan urbanisasi daerah perkotaan. Ketiga, teknologi transportasi dapat meningkatkan aksesibilitas pada suatu daerah.

PEMBAHASAN

Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Lanscape) yang meliputi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi / relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Penggunaan lahan di Ie Seum seperti pada umumnya secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: hutan, tegalan, perkebunan, sawah, pemukiman dan penggunaan lain. Jika ingin menanam lihat terlebih dahulu kondisi lahannya. Karena yang namanya lahan tidak selamanya datar. Jika lahan dalam kondisi miring, maka bisa dimanfaatkan untuk tanaman budidaya, tetapi harus di buat secara terasering dan juga dapat di gunakan untuk karya konservasi.

Lahan tersebut milik universitas dengan luas 26 hektar dan hanya 23 hektar yang terpakai , namun disediakan untuk program pembinaan masyarakat. Dan untuk perorangnya mendapat 1 hektar,sebenarnya masyarakat tersebut tidak selamanya bisa menggunakan lahan itu melainkan harus bergilir sekitar 2-3 tahun. Awalnya lahan tersebut merupakan hutan,dan masyrakat itulah yang membersihkannya, lalu dikembangkan di bawah Universitas dan Fakultas, untuk pengembangannya ada 3 program yaitu pertanian budidaya, konservasi, dan peternakan. Lahan yang di daerah pendakian merupakan area konservasi, di area konservasi tersebut sangat cocok untuk tanaman seperi jati atau kemiri dikarenakan iklim dan tekstur tanamannya cocok, seperti pada gambar 1 dan gambar 2. Apabila di bagian kondisi tanah yang miring maka di bagian keberisahannya atau tumbuhan-tumbuhan liar itu tidak perlu terlalu intensif untuk membersihkannya, hanya sekedar saja karena ketika suatu saat hujan dan banyak tumbuhan-tumbuhan liar maka aliran air yang di hasilkan hujan tertahan oleh tumbuhan liar tersebut dan tidak langsung

5

Page 6: Penda Hulu An

menuju kebagian bawah sehingga dapat di serap untuk tanaman-tanaman jati dan kemiri, begitu juga ketika panas.

Gambar 2. Kemiri Gambar 3. Jati

Di bagian lain lahan tersebut juga terdapat area tempat pengolahan produksi pupuk kompos. Percampuran kompos juga dapat di lakukan dengan tanah, batang pisang, dan serapuh. Ada juga yang mengolah pembuatan kompos untuk pakan ternak dan kemudian di jual sesuai kenginan konsumen. Dan di atas pengunungannya terdapat 2 penampungan air dan menjadi sumber mata air, juga terdapat mata air yang sudah mulai mengering dikarenakan kurang dilestarikan.

Di sisi lain, terdapat juga tanaman cabe, cara mengolahnya masih tradisional, cabenya juga masih lokal dan bukan cabe dari kemasan. Mereke juga tidak melakukan pembersihan secara intensif. Tanaman cabe itu bermasa selama 4 bulan. Untuk mencegah hama dari cabe tersebut seperti hama serangga, itu bisa dilakukan dengan cara menanam bunga tai ayam disekitar tanaman cabe tersebut.

6

Page 7: Penda Hulu An

Gambar 4. Cabe

Jika sanitasi suatu cabe itu tidak bagus, maka hasilnya nanti juga tidak akan bagus. Apabila kondisi cuaca sedang panas, maka itu akan mempercepat kondisi panen. Harga cabe itu berkisar Rp.10.000/kg dan pemetikannya dilakukan 3 hari sekali. Dalam sekali pemetikan cabe itu bisa mencapai 50kg, harga cabe itu sendiri sebenarnya relatif murah, jadi jika panennya itu selama 3 bulan, maka hasilnya sekitar Rp.12.000.000. dan itu belum termasuk dengan tenaga kerja, maupun sewa lahan. Hanya modalnya saja Rp.2.000.000, modal itu sendiri terdiri dari pupuk dan benih. Yang berarti Rp.12.000.000 – Rp.2.000.000, maka keuntungannya Rp.10.000.000. ketika sudah panen, sebaiknya tanaman cabe itu dicabut dan dibakar, karena dapat membawa hama penyakit.

Terdapat juga tanaman yang sejenis gulma, fungsinya seperti untuk obat-obatan. Ada juga mangga, dan pohon nimba yang bermanfaat untuk biopestisida. Yang di ambil dari daun nimba itu ekstrak dari daunnya. Lalu dimasukkan kedalam air, air itulah yang digunakan untuk membunuh hama penyakit.

Gambar 5. Mangga Gambar 6. Nimba

7

Page 8: Penda Hulu An

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sumberdaya lahan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Lahan yang berada di area konservasi sangat cocok untuk tanaman seperi jati atau kemiri dikarenakan iklim dan tekstur tanamannya.

2. Apabila di bagian kondisi tanah yang miring maka di bagian keberisahannya atau adanya tumbuhan-tumbuhan liar itu tidak perlu terlalu intensif untuk membersihkannya, hanya sekedar saja karena ketika suatu saat hujan dan banyak tumbuhan-tumbuhan liar maka aliran air yang di hasilkan tidak langsung menuju kebawah melainkan tertahan oleh tanaman liar tersebut.

3. Bunga tai ayam itu sangat membantu tanaman yang kita tanam seprti tanaman cabe, untuk mecegah serangan dari hama (serangga).

4. Sanitasi pada suatu tanaman perannya sangat penting, apabila sanitasi suatu tanaman tidak bagus, maka hasil panennya nanti tidak bagus.

5. Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah.

8

Page 9: Penda Hulu An

DAFTAR PUSTAKA

Bulo, D. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam. Departeman Pertanian. Bogor.

Daryanto, A. 2009. Penerapan Sumber Daya. Gramedia. Bandung.

King, W. McG., Dowling, P. M., Michalk, D. L., Kemp, D. R., Millar, G. D., Packer,

J., Priest, S. M., & Tarleton, J. A. 2006. Analisi Sumber Daya Lahan. Centras. Yogyakarta.

Linehan, C. J., Armstrong, D. P., Doyle, P. T., & Johnson F. 2004. Manfaat Sumber Daya

Alam. ANDY OFFSET. Sulawesi utara.

Santosa, K. A., K. Diwyanto, & T. Toharmat. 2009. Ilmu Alam. ANDY OFFSET. Sumatra

Utara.

9