penda hulu an
DESCRIPTION
Penda Hulu AnTRANSCRIPT
Merokok kini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Bahkan saat ini merokok di
kalangan remaja seperti pada anak sekolah telah menjadi tolak ukur dalam pergaulan, padahal di
dalam kemasan rokok tersebut tecantum bahaya yang dikandung oleh rokokBerbagai penelitian
dan kajian dilakukan untuk menbuktikan bahaya rokok bagi kesehatan. Pada kenyataannya,
merokok bukan hanya membahayakan perokok aktif saja, tetapi membahayakan perokok pasif
juga. . Rokok merupakan zat adiktif yang berupa hasil olahan tembakau terbungkus yang berasal
dari tanaman Nicotiana rustica. Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Perokok pasif
merupakan istilah bagi seseorang yang tidak merokok secara langsung namun menghirup sisa
pembakaran atau asap rokok dari orang yang merokok secara aktif. Bahaya bagi perokok pasif
lebih besar daripada perokok aktif karena sisa pembakaran dari rokok tersebut bersifat
karsinogenik dan kronis dibandingkan dengan kandungan rokok yang dihisap oleh perokok aktif
(Maes et.al, 2010).
Kandungan rokok yang dihisap oleh perokok pasif terdiri dari amonia, butan, karbon
monoksida, kromium, sianida, formaldehid, timbal, dan polonium. Senyawa-senyawa tersebut
bersifat racun dan dapat bertahan di udara dalam waktu yang cukup lama. Rokok bagi perokok
pasif sangat berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai penyakit-penyakit kronis yang sulit
untuk disembuhkan seperti penyakit jantung, kanker, dan terutama penyakit pada paru-paru
seperti emfisema dan asma (Stedman, 1968). Bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga
sampai lima kali lipat dari bahaya perokok aktif. Hal ini dikarenakan menurut dr. Widyastuti Soerojo dari
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya
yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara
bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Tjadra
Yoga Aditama mengatakan, saat ini Indonesia masih menjadi negara ketiga dengan jumlah
perokok aktif terbanyak di dunia sebanyak 61,4 juta perokok setelah Cina dan India. Berdasarkan
jumlah tersebut sekitar 60 persen pria dan 4,5 persen wanita di Indonesia adalah perokok.
Sementara itu, perokok pada anak dan remaja juga terus meningkat. Sebanyak 43 juta dari 97
juta warga Indonesia adalah perokok pasif. Tingginya jumlah perokok aktif tersebut berbanding
lurus dengan jumlah non-smoker yang terpapar asap rokok orang lain (second hand smoke)
sebanyak 97 juta penduduk Indonesia, sebanyak 43 juta diantaranya adalah anak-anak.
Berdasarkan data tersebut, 11,4 juta diantaranya berusia 0-4 tahun. Sedangkan data Survei Sosial
Ekonomi Nasional 2004 menunjukkan, lebih dari 87 persen perokok aktif merokok di dalam
rumah ketika sedang bersama anggota keluarganya (Rachmaningtyas, 2013).
Dengan banyaknya jumlah perokok pasif di Indonesia, penderita penyakit pada paru –
paru pun ikut meningkat. Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh perokok pasif adalah
Emfisema. Emfisema adalah suatu keadaan dimana alveolus dalam paru-paru berukuran lebih
besar daripada normalnya dan jumlah selnya berkurang. Jaringan pada alveolus kehilangan
elastisitasnya akibat kandungan nikotin yang terdapat pada rokok sehingga kantung udara paru-
paru tidak dapat mengembang dan menyebabkan kadar oksigen yang ditransfer ke dalam aliran
darah berkurang. Komplikasi emfisema lebih lanjut dapat menyebabkan bronkitis akut dan
pulmonary edema. Penyakit tersebut menyebabkan timbulnya cairan pada jaringan paru-paru.
Cairan tersebut disebabkan karena otot jantung tidak dapat memompa darah kembali ke jantung
dari paru-paru sehingga tekanan pembuluh darah pada paru-paru meningkat kemudian plasma
darahnya keluar dari jaringan (Hautamaki et.al.,1997).
Mengingat besarnya bahaya dan dampak yang ditimbulkan emfisema terhadap kesehatan
tubuh manusia, maka dari itu kami membuat penelitian tentang pengaruh pemberian asap rokok
terhadap timbulnya penyakit emfisema dengan bahan penelitian berupa Mus musculus jantan.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh asap rokok yang didedahkan secara pasif
dapat menimbulkan emfisema pada Mus musculus serta menentukan kuantitas pendedahan
batang rokok terhadap emfisema yang mungkin ditimbulkan. Adapun beberapa hipotesis yang
dapat kami sajikan adalah bahwa mencit (Mus musculus) yang didedahkan asap rokok secara
pasif akan menderita emfisema, mencit (Mus musculus) yang didedahkan asap rokok secara pasif
akan menderita apoksia. Apoksia adalah komplikasi atau penyakit lanjutan dari penyakit
hipoksia, yaitu keadaan dimana suplai atau kadar oksigen pada jaringan paru-paru berkurang
akibat hemoglobin darah dalam jaringan tidak dapat menyerap oksigen secara maksimal.
Penyebab terjadinya apoksia ialah kandungan karbonmonoksida yang ada pada rokok. Jaringan
alveoli menyerap karbonmonoksida lebih banyak dibandingkan kandungan oksigen yang
seharusnya diserap oleh Hemoglobin dalam darah. Akibatnya seseorang mengalami sesak nafas
dan nafsu makan menjadi berkurang (Morton, 2003). Hipotesis lainnya adalah bahwa jumlah
asap rokok yang didedahkan pada mencit berbanding lurus dengan kemungkinan emfisema dan
atau apoksia yang diderita.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya yaitu pertama data yang diperoleh
dapat digunakan untuk mengampanyekan gerakan anti perokok pasif karena berbagai penelitian
membuktikan bahwa perokok pasif mempunyai resiko yang sama besar dengan perokok aktif
untuk terkena penyakit jantung koroner, stroke, emfisema, kanker paru, penyakit paru kronis
yang semuanya itu merupakan sebab utama kematian (WHO, 1997). Kedua, dapat digunakan
sebagai acuan kebijakan dalam membatasi perkembangan perokok aktif. Menurut Harman,
moralitas dapat membuat seseorang berubah. Maka manfaat ketiga yang diperoleh ialah
pertimbangan moral bagi perokok pasif yang telah terpapar agar terhindar dari paparan asap
rokok selanjutnya dan bagi perokok aktif agar tidak merugikan orang di sekitarnya dengan tidak
lagi merokok di tempat umum.
Hautamaki, e. a. 1997. Requirement for Macrophage Elastase for Cigarette Smoke-Include Emfisema in MIce. Science(277): 2002-2004.
Harman, Gilbert. 1977. The Nature of Morality. USA : Oxford University Press.
Maes, e. 2010. Mouse Models to Unravel The Role of Inhalated Pollutants on Allergic Sensitization and Airway Inflamation. Respiratory Research, 11(7).
Morton, Patricia Gonce. 2003. Panduan Pemeriksaan Kesehatan. Edisi Kedua. Jakar-
ta : EGC.
Rachmaningtyas, A. 2011. 61,4 Juta Penduduk Indonesia Perokok Aktif. Accessed Oktober 25, 2015, from nasional.sindonews.com/read/744854/15/61-4-juta-penduduk-indonesia-perokok-aktif-1370000557
Stedman, R. L. 1968. The Chemical Composition of Tobacco and Tobacco Smoke.
ChemRev, 2(68), 153-207.
World Health Organization. Tobacco or health: A Global status report. Geneva: WHO. 1997