penda hulu an

Upload: endriko-toreh

Post on 14-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lapkas

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

Hingga saat ini infeksi jamur superfisial masih umum ditemukan diseluruh dunia dan insidennya terus meningkat. Infeksi jamur superfisial dapat disebabkan oleh jamur golongan dermatofita dan non dermatofita. Tinea pedis merupakan salah satu infeksi pada kaki dan jari kaki yang disebabkan oleh dermatofita.Tinea pedis ditemukan diseluruh dunia, dengan prevalensi yang tinggi justru di negara maju, karena umumnya masyarakat di negara maju menggunakan sepatu atau pelindung kaki tertutup dalam jangka waktu yang lama. Diperkirakan prevalensi di negara maju sampai 10%, meskipun survei khusus mengenai kelainan kaki menunjukkan prevalensi sampai 22-38%. Survei skala besar pada populasi umum di Asia menunjukkan perbedaan prevalensi tinea pedis, yakni di daerah tropis kurang lebih 3,5%, tetapi di daerah empat musim kurang lebih 15,9%. Di antara populasi khusus, antara lain tentara dan atlet, dilaporkan prevalensi tinea pedis lebih tinggi daripada populasi umum, bahkan sampai 72%.Penyakit ini lebih banyak mengenai dewasa, meskipun juga dilaporkan pada anak-anak. Prevalensi meningkat seiring peningkatan usia sampai 75 tahun, dan dewasa pria lebih banyak terkena daripada wanita. Berikut akan disajikan laporan kasus mengenai tinea pedis yang terjadi pada pasien di wilayah kerja Puskesmas Sario.

LAPORAN KASUS

IDENTITASNama: Tn. K.GUmur:27 tahun Jenis Kelamin:Laki-lakiPekerjaan:BuruhAgama :Kr. ProtestanAlamat:Sario Utara Lingkungan 4Status :MenikahTanggal Periksa: 9 Februari 2015

ANAMNESISKeluhan utama :Gatal pada sela sela jari kakiRiwayat Penyakit Sekarang :Penderita datang ke puskesmas sario dengan keluhan gatal pada sela sela jari kaki. Keluhan ini dirasakan semenjak 1 minggu sebelum datang berobat di puskesmas. Keluhan tersebut dirasakan setelah tempat tinggalnya mengalami kebanjiran. Pasien juga sering menggunakan sepatu boot dalam bekerja sehingga keluhan semakin parah.Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya Riwayat DM disangkal

Riwayat Keluarga :Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga

Riwayat Sosial Ekonomi :Penderita bekerja sebagai buruh dan selalu memakai sepatu boot dalam bekerja

Riwayat Alergi :Penderita menyangkal memiliki alergi baik terhadap makanan, obat2an dan lain2

PEMERIKSAAN FISIKStatus generalis :KU : BaikKes : CMTD: 120/80N : 84x/menitR: 16x/menitS: 36,70CBB : 74 kg, TB : 166 cmKeadaan gizi: cukupKepala : Wajah: ekspresi wajar, simetrisMata : conj an (-), skl ikt (-)Hidung: deviasi (-), cairan (-)Telinga: cairan (-) Gigi: caries (-)Faring: hiperemis (-)Tonsil: T1/T1, hiperemis (-) Leher : trakea di tengah, pembesaran KGB (-) Thorax: Jantung: SI-II normal, reguler, bising (-) Paru: simetris, retraksi (-), sp.vesikuler, Rh -/- , Wh -/- Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L : ttb Ekstrimitas: akral hangat, edema -/-

Status DermatologisRegio interdigiti pedis D/S: makula eritematous, batas tegas, ditutupi skuama halus, erosi(+)

DIAGNOSIS KERJATinea pedis tipe interdigitalis

DIAGNOSIS BANDING Eritrasma Kandidiasis interdigitalisPENTALAKSANAANMedikamentosa :Mikonazole cr 2% 2 x 1 app

Non medikamentosa :Edukasi : Jaga kebersihan kaki Gunakan kaos kaki yang menyerap keringat dan sering diganti. Hindari penggunaan fasilitas umum seperti kolam renang dan kamar mandi agar tidak menularkan kepada orang lain.

PROGNOSISQuo ad vitam: BonamQuo ad functionam : BonamQuo ad sanationam: Bonam

PEMBAHASANDiagnosis kerja dari kasus ini adalah Tinea pedis tipe interdigitalis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, namun belum dilakukan pemeriksaan penunjang.Pada anamnesis didapatkan sejak 1 minggu sebelum datang berobat pasien mengeluh timbul bercak kemerahan di sela-sela jari kaki kiri maupun kanan, bercak tersebut kering dan gatal. Karena gatal pasien sering menggaruk bercak tersebut yang lama kelamaan menjadi bersisik dan berwarna putih. Keluhan ini mulai dirasakan setelah tempat tinggalnya mengalami kebanjiran. Pasien juga sering menggunakan sepatu boot dalam bekerja sehingga keluhan semakin parah. Keluhan ini sangat mengganggu kehidupan sehari-hari sehingga pasien akhirnya memutuskan untuk berobat ke Puskesmas.Pasien tidak pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit DM. Pasien tidak memiliki riwayat alergi. Pasien menyangkal ada yang menderita keluhan yang sama dalam keluarga. Lingkungan tempat tinggal pasien sering mengalami kebanjiran dan padat penduduk. Pasien bekerja sebagai buruh dan menggunakan sepatu boot. Higienitas kurang terjaga.Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal. Pada status dermatologi, didapatkan distribusi ; Regio interdigiti pedis D/S: makula eritematous, batas tidak tegas, ditutupi skuama halus, erosi(+).Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan lampu wood dan juga periksaan kerokan kulit pada bagian lesi dengan larutan KOH yang dapat digunakan untuk diagnosis pasti.Diagnosis banding dari tinea pedis interditalis antara lain kandidiasis interdigitalis dan eritrasma. Pada pemeriksaan lampu wood eritrasma memberikan flouresensi merah sedangkan untuk tinea pedis tipe interdigitalis tidak dan untuk membedakannya dengan kandidiasis interdigitalis dilakukan pemeriksaan dengan larutan KOH. Jamur dermatofita memberikan gambaran garis-garis yang tersusun dari hifa diantara sel-sel epitel, bersepta dan biasanya bercabang sedangkan untuk jamur kandida sendiri memberikan gambaran spora yang bulat atau lonjong (blastospora). Penatalaksanaan dari tinea pedis tipe interdigitalis dibagi menjadi dua yaitu medikamentosa dan nonmedikamentosa. Tatalaksana medikamentosa untuk tinea pedis tipe interdigitalis dapat diobati dengan sediaan antijamur topikal bentuk krim golongan alilamin, azol, siklopiroksolamin, benzilamin, tolnaftat dan asam undekanoat. Sediaan golongan azol, antara lain klotrimazol, mikonazol, ketokonazole, oksikonazole dan tiokonazol biasanya memerlukan waktu terapi 4 minggu. Pada pasien ini diterapi dengan mikonazole cream 2% dengan dosis pemberian sehari 2 kali pengolesan selama 4 minggu. Untuk non medikamentosa Edukasi pasien untuk menjaga higienitas kaki. Pasien diharapkan menggunakan kaos kaki katun yang menyerap keringat dan sering menggantinya. Hindari penggunaan sepatu tertutup dan aktivitas yang menyebabkan keringat berlebihan. Hindari penggunaan fasilitas umum untuk mencegah penularan kepada orang lain.Prognosis pada pasien ini baik. Tinea pedis dapat menjadi kronik dan rekuren jika faktor predisposisi tidak dapat dihilangkan dan sumber penularan terus menerus ada. Penggunaan bedak antijamur pada kaki dapat mencegah kekambuhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi. et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: edisi kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Hal: 92-99.2. Gerd P, Thomas J. Dermatophyte. Terdapat dalam Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 6th ed [ebook]. New York: McGraw-Hill: 2003. p 2053. Siregar RS. Atlas berwarna. Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2002. p 17-204. Bramono K. Dermatomikosis Superfisialis: edisi kedua. Jakarta: FKUI. 2013. Hal 1, 75-84.

9