penda hulu an

7
pendahuluan Nefropati diabetik merupakan komplikasi penyakit diabetes melitus yang termasuk dalam komplikasi mikrovaskular yaitu komplikasi yang terjadi pada pembuluh darah halus (kecil). Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan pada pembuluh darah halus di ginjal 1 . kerusakan pembuluh darah menimbulkan kerusakan glomerulus yang berfungsi menyaring darah. Sindrom klinis pada pasien diabetes melitus dengan nefropati diabetik ditandai dengan albuminuria menetap (>300 mg/24 jam atau >200µg/menit ) pada minimal dua kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan 2 . Di Amerika Serikat berdasarkan US Renal Data System (2013), nefropati diabetik merupakan penyebab utama penyakit ginjal kronik (44%) 1. Sementara di Indonesia sendiri berdasarkan data dari Indonesian Renal Registry (IRR) 2012, nefropati diabetik merupakan penyebab penyakit ginjal kronik terbasar kedua setelah hipertensi 1. Di Amerika, nefropati diabetik merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi diantara semua komplikasi diabetes melitus dan penyebab kematian tersering adalah karena adanya komplikasi kardiovaskular.2 Tingginya kadar gula darah pada penderita nefropati diabetik merupakan salah satu faktor risiko terhadap kejadian kardiovaskuler. Berdasarkan National

Upload: kardiyus-syaputra

Post on 19-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pendahulu

TRANSCRIPT

Page 1: Penda Hulu An

pendahuluan

Nefropati diabetik merupakan komplikasi penyakit diabetes melitus yang

termasuk dalam komplikasi mikrovaskular yaitu komplikasi yang terjadi pada

pembuluh darah halus (kecil). Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan pada

pembuluh darah halus di ginjal1. kerusakan pembuluh darah menimbulkan

kerusakan glomerulus yang berfungsi menyaring darah. Sindrom klinis pada

pasien diabetes melitus dengan nefropati diabetik ditandai dengan albuminuria

menetap (>300 mg/24 jam atau >200µg/menit ) pada minimal dua kali

pemeriksaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan2.

Di Amerika Serikat berdasarkan US Renal Data System (2013), nefropati diabetik

merupakan penyebab utama penyakit ginjal kronik (44%) 1. Sementara di

Indonesia sendiri berdasarkan data dari Indonesian Renal Registry (IRR) 2012,

nefropati diabetik merupakan penyebab penyakit ginjal kronik terbasar kedua

setelah hipertensi 1. Di Amerika, nefropati diabetik merupakan salah satu

penyebab kematian tertinggi diantara semua komplikasi diabetes melitus dan

penyebab kematian tersering adalah karena adanya komplikasi kardiovaskular.2

Tingginya kadar gula darah pada penderita nefropati diabetik merupakan

salah satu faktor risiko terhadap kejadian kardiovaskuler. Berdasarkan National

Kidney Foundation Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI) yang

merujuk kepada American Diabetes Association (ADA) guidelines target kadar

HbA1c pada pasien nefropati diabetik adalah <7%. 4

Referat ini dibuat untuk mengetahui hubungan kontrol glikemik dengan

kejadian kardiovaskular pada pasien nefropati diabetik.

Page 2: Penda Hulu An

tinjauan pustaka

Defeinis Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association (ADA), Diabetes melitus

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

kedua-duanya.5 Sedangkan menurut WHO dikatakan bahwa diabetes melitus

sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat

dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan

gangguan fungsi insulin.6

2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association

(ADA), yaitu5 :

1. Diabetes Melitus Tipe 1

DM ini disebabkan oleh kekurangan insulin dalam darah yang terjadi akibat

kerusakan dari sel beta pankreas. Gejala yang menonjol adalah sering

kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar

penderita DM tipe ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi

pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.

2. Diabetes Melitus Tipe 2

DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar

insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin

untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. Akibatnya glukosa dalam

darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, dan 75% dari penderita DM

type II ini dengan obesitas atau kegemukan dan biasanya diketahui DM

setelah usia 30 tahun.

3. Diabetes Melitus Tipe lain

a. Defek genetik pada fungsi sel beta

b. Defek genetik pada kerja insulin

c. Penyakit eksokrin pankreas

Page 3: Penda Hulu An

d. Endokrinopati

e. Diinduksi obat atau zat kimia

f. Infeksi

g. Imunologi

4. DM Gestasional

2.3 Patogenesis Diabetes Melitus

2.3.1 Diabetes mellitus tipe 1

Pada saat diabetes mellitus tergantung insulin muncul, sebagian besar sel

pankreas sudah rusak. Proses perusakan ini hampir pasti karena proses autoimun,

meskipun rinciannya masih samar. Ikhtisar sementara urutan patogenetiknya

adalah: pertama, harus ada kerentanan genetik terhadap penyakit ini. Kedua,

keadaan lingkungan seperti infeksi virus diyakini merupakan satu mekanisme

pemicu, tetapi agen noninfeksius juga dapat terlibat. Tahap ketiga adalah insulitis,

sel yang menginfiltrasi sel pulau adalah monosit/makrofag dan limfosit T

teraktivasi. Tahap keempat adalah perubahan sel beta sehingga dikenal sebagai sel

asing. Tahap kelima adalah perkembangan respon imun. Karena sel pulau

sekarang dianggap sebagai sel asing, terbentuk antibodi sitotoksik dan bekerja

sama dengan mekanisme imun seluler. Hasil akhirnya adalah perusakan sel beta

dan penampakan diabetes.7

2.3.2 Diabetes Melitus Tipe 2

Pasien DM tipe 2 mempunyai dua defek fisiologik : sekresi insulin

abnormal dan resistensi terhadap kerja insulin pada jaringan sasaran (target).

Abnormalitas yang utama tidak diketahui. Secara deskriptif, tiga fase dapat

dikenali pada urutan klinis yang biasa. Pertama, glukosa plasma tetap normal

walaupun terlihat resistensi insulin karena kadar insulin meningkat. Pada fase

kedua, resistensi insulin cenderung memburuk sehingga meskipun konsentrasi

insulin meningkat, tampak intoleransi glukosa dalam bentuk hiperglikemia setelah

makan. Pada fase ketiga, resistensi insulin tidak berubah, tetapi sekresi insulin

menurun, menyebabkan hiperglikemia puasa dan diabetes yang nyata.7

Page 4: Penda Hulu An

Diabetes merupakan faktor resiko dari kejadian aterogenik dibandingkan pada non-

diabetes, termasuk hipertensi, obesitas, abnormalitas lipid, insulin,

dan peningkatan

fibrinogen plasma. Komplikasi penyakit diabetes pada sistem

kardiovaskular meliputi

manifestasi makrovaskular meliputi aterosklerosis dan kalsifikasi

medial; manifestasi

mikrovaskular meliputi retinopati dan nefropati, merupakan

penyebab utama dari kebutaan

dan gagal ginjal tahap akhir.2,7

Pemahaman mengenai kejadian yang dapat membahayakan jiwa disebabkan tidak

hanya oleh perubahan pada vaskular, tetapi juga gangguan pada

perjalanan alami sirkulasi

darah dan miokard. Hal-hal diatas, ketiga komponen tersebut yaitu-

kerentanan pembuluh

darah, kerentanan darah, dan kerentanan miokard- menjadi

karakteristik yang dikenal

membuat pasien menjadi rentan, yang didefinisikan sebagai pasien

yang memiliki resikotinggi untuk kejadian komplikasi kardiovaskular

1. skripsi hal 9

2. ipdl jhilid3 hal 1942

3. Type 1 diabetes and cardiovascular disease

Page 5: Penda Hulu An

Oliver Schnell1*, Francesco Cappuccio2, Stefano Genovese3, Eberhard Standl1,

Paul Valensi4 and Antonio Ceriello5

Schnell et al. Cardiovascular Diabetology 2013, 12:156http://www.cardiab.com/content/12/1/156

4.print scrint

5. American Diabetes Association. 2004. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care. hal. 27 (Suppl 1):S5-S10.

6. WHO Department of Noncommunicable Disease Surveillance Geneva. 1999. Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and its Complications. Report of a WHO Consultation Part 1: Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.

7. Guyton, A.C., J.E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC.