penda hulu an
DESCRIPTION
pendahuluTRANSCRIPT
pendahuluan
Nefropati diabetik merupakan komplikasi penyakit diabetes melitus yang
termasuk dalam komplikasi mikrovaskular yaitu komplikasi yang terjadi pada
pembuluh darah halus (kecil). Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan pada
pembuluh darah halus di ginjal1. kerusakan pembuluh darah menimbulkan
kerusakan glomerulus yang berfungsi menyaring darah. Sindrom klinis pada
pasien diabetes melitus dengan nefropati diabetik ditandai dengan albuminuria
menetap (>300 mg/24 jam atau >200µg/menit ) pada minimal dua kali
pemeriksaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan2.
Di Amerika Serikat berdasarkan US Renal Data System (2013), nefropati diabetik
merupakan penyebab utama penyakit ginjal kronik (44%) 1. Sementara di
Indonesia sendiri berdasarkan data dari Indonesian Renal Registry (IRR) 2012,
nefropati diabetik merupakan penyebab penyakit ginjal kronik terbasar kedua
setelah hipertensi 1. Di Amerika, nefropati diabetik merupakan salah satu
penyebab kematian tertinggi diantara semua komplikasi diabetes melitus dan
penyebab kematian tersering adalah karena adanya komplikasi kardiovaskular.2
Tingginya kadar gula darah pada penderita nefropati diabetik merupakan
salah satu faktor risiko terhadap kejadian kardiovaskuler. Berdasarkan National
Kidney Foundation Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI) yang
merujuk kepada American Diabetes Association (ADA) guidelines target kadar
HbA1c pada pasien nefropati diabetik adalah <7%. 4
Referat ini dibuat untuk mengetahui hubungan kontrol glikemik dengan
kejadian kardiovaskular pada pasien nefropati diabetik.
tinjauan pustaka
Defeinis Diabetes Melitus
Menurut American Diabetes Association (ADA), Diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.5 Sedangkan menurut WHO dikatakan bahwa diabetes melitus
sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat
dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan
gangguan fungsi insulin.6
2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus
Klasifikasi Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association
(ADA), yaitu5 :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
DM ini disebabkan oleh kekurangan insulin dalam darah yang terjadi akibat
kerusakan dari sel beta pankreas. Gejala yang menonjol adalah sering
kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar
penderita DM tipe ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi
pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin
untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. Akibatnya glukosa dalam
darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, dan 75% dari penderita DM
type II ini dengan obesitas atau kegemukan dan biasanya diketahui DM
setelah usia 30 tahun.
3. Diabetes Melitus Tipe lain
a. Defek genetik pada fungsi sel beta
b. Defek genetik pada kerja insulin
c. Penyakit eksokrin pankreas
d. Endokrinopati
e. Diinduksi obat atau zat kimia
f. Infeksi
g. Imunologi
4. DM Gestasional
2.3 Patogenesis Diabetes Melitus
2.3.1 Diabetes mellitus tipe 1
Pada saat diabetes mellitus tergantung insulin muncul, sebagian besar sel
pankreas sudah rusak. Proses perusakan ini hampir pasti karena proses autoimun,
meskipun rinciannya masih samar. Ikhtisar sementara urutan patogenetiknya
adalah: pertama, harus ada kerentanan genetik terhadap penyakit ini. Kedua,
keadaan lingkungan seperti infeksi virus diyakini merupakan satu mekanisme
pemicu, tetapi agen noninfeksius juga dapat terlibat. Tahap ketiga adalah insulitis,
sel yang menginfiltrasi sel pulau adalah monosit/makrofag dan limfosit T
teraktivasi. Tahap keempat adalah perubahan sel beta sehingga dikenal sebagai sel
asing. Tahap kelima adalah perkembangan respon imun. Karena sel pulau
sekarang dianggap sebagai sel asing, terbentuk antibodi sitotoksik dan bekerja
sama dengan mekanisme imun seluler. Hasil akhirnya adalah perusakan sel beta
dan penampakan diabetes.7
2.3.2 Diabetes Melitus Tipe 2
Pasien DM tipe 2 mempunyai dua defek fisiologik : sekresi insulin
abnormal dan resistensi terhadap kerja insulin pada jaringan sasaran (target).
Abnormalitas yang utama tidak diketahui. Secara deskriptif, tiga fase dapat
dikenali pada urutan klinis yang biasa. Pertama, glukosa plasma tetap normal
walaupun terlihat resistensi insulin karena kadar insulin meningkat. Pada fase
kedua, resistensi insulin cenderung memburuk sehingga meskipun konsentrasi
insulin meningkat, tampak intoleransi glukosa dalam bentuk hiperglikemia setelah
makan. Pada fase ketiga, resistensi insulin tidak berubah, tetapi sekresi insulin
menurun, menyebabkan hiperglikemia puasa dan diabetes yang nyata.7
Diabetes merupakan faktor resiko dari kejadian aterogenik dibandingkan pada non-
diabetes, termasuk hipertensi, obesitas, abnormalitas lipid, insulin,
dan peningkatan
fibrinogen plasma. Komplikasi penyakit diabetes pada sistem
kardiovaskular meliputi
manifestasi makrovaskular meliputi aterosklerosis dan kalsifikasi
medial; manifestasi
mikrovaskular meliputi retinopati dan nefropati, merupakan
penyebab utama dari kebutaan
dan gagal ginjal tahap akhir.2,7
Pemahaman mengenai kejadian yang dapat membahayakan jiwa disebabkan tidak
hanya oleh perubahan pada vaskular, tetapi juga gangguan pada
perjalanan alami sirkulasi
darah dan miokard. Hal-hal diatas, ketiga komponen tersebut yaitu-
kerentanan pembuluh
darah, kerentanan darah, dan kerentanan miokard- menjadi
karakteristik yang dikenal
membuat pasien menjadi rentan, yang didefinisikan sebagai pasien
yang memiliki resikotinggi untuk kejadian komplikasi kardiovaskular
1. skripsi hal 9
2. ipdl jhilid3 hal 1942
3. Type 1 diabetes and cardiovascular disease
Oliver Schnell1*, Francesco Cappuccio2, Stefano Genovese3, Eberhard Standl1,
Paul Valensi4 and Antonio Ceriello5
Schnell et al. Cardiovascular Diabetology 2013, 12:156http://www.cardiab.com/content/12/1/156
4.print scrint
5. American Diabetes Association. 2004. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care. hal. 27 (Suppl 1):S5-S10.
6. WHO Department of Noncommunicable Disease Surveillance Geneva. 1999. Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and its Complications. Report of a WHO Consultation Part 1: Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.
7. Guyton, A.C., J.E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC.