penda hulu an

3
Pendahuluan Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 4,25 juta ha dan tersusun oleh lebih dari 45 jenis dari 20 suku mangrove (Purnobasuki, 2005).Tanaman mangrove dapat tumbuh dengan subur walau tidak ada sumber nutrisi seperti pupuk yang sengaja ditambahkan ke dalam tanah. Hal ini mengindikasikan bahwa mangrove mendapatkan nutrisi yang cukup dari tanah di sekitarnya. Salah satunya yaitu ketersediaan unsur karbon dari hasil pemecahan molekul polisakarida seperti selulosa yang dilakukan oleh bakteri. Selulosa merupakan polisakarida yang keberadaanya sangat melimpah di tanah. Polisakarida ini merupakan komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan. Kelimpahan produk polisakarida ini dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman karena tanaman tidak bisa memanfaatkan secara langsung bahan-bahan selulosa sebelum dipecah lagi menjadi molekul yang lebih kecil dalam bentuk molekul monosakarida (Fessenden dan Fessenden, 1994). Adanya dedaunan yang gugur dengan jumlah yang relatif besar menyebabkankan kandungan seluosa tanah meningkat, sehingga kemungkinan menemukan bakteri pendegradasi selulosa juga besar. Bakteri selulolitik adalah bakteri yang memiliki kemampuan menguraikan selulosa menjadi monomer glukosa dan menjadikannya sebagai sumber karbon dan sumber energi (Hardjo et al., 1994: 15). Selulosa adalah karbohidrat berpolimer berantai lurus (1,4)-ß-

Upload: syafiq-ubaidillah

Post on 28-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penda Hulu An

Pendahuluan

Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Luas hutan mangrove di

Indonesia mencapai 4,25 juta ha dan tersusun oleh lebih dari 45 jenis dari 20 suku mangrove

(Purnobasuki, 2005).Tanaman mangrove dapat tumbuh dengan subur walau tidak ada

sumber nutrisi seperti pupuk yang sengaja ditambahkan ke dalam tanah. Hal ini

mengindikasikan bahwa mangrove mendapatkan nutrisi yang cukup dari tanah di

sekitarnya. Salah satunya yaitu ketersediaan unsur karbon dari hasil pemecahan molekul

polisakarida seperti selulosa yang dilakukan oleh bakteri. Selulosa merupakan polisakarida

yang keberadaanya sangat melimpah di tanah. Polisakarida ini merupakan komponen utama

penyusun dinding sel tumbuhan. Kelimpahan produk polisakarida ini dapat mengganggu

proses pertumbuhan tanaman karena tanaman tidak bisa memanfaatkan secara langsung

bahan-bahan selulosa sebelum dipecah lagi menjadi molekul yang lebih kecil dalam bentuk

molekul monosakarida (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Adanya dedaunan yang gugur dengan jumlah yang relatif besar menyebabkankan

kandungan seluosa tanah meningkat, sehingga kemungkinan menemukan bakteri

pendegradasi selulosa juga besar.

Bakteri selulolitik adalah bakteri yang memiliki kemampuan menguraikan selulosa

menjadi monomer glukosa dan menjadikannya sebagai sumber karbon dan sumber energi

(Hardjo et al., 1994: 15).

Selulosa adalah karbohidrat berpolimer berantai lurus (1,4)-ß-D-glukosa berbentuk seperti

serabut, liat, tidak larut dalam air, dan ditemukan dalam dinding sel pelindung tumbuhan,

terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu jaringan tumbuhan

(Lehninger, 1982: 326).

Metode Penelitian

Tahap Pengambilan sampel

Sampel tanah diambil dari tanah Rhizosfer Mangrove (lantai mangrov) di pulau

Santen, Karangrejo, Banyuwangi dengan cara mengeruk serasah yang mulai lapuk pada

bagian permukaan pada 2 titik berbeda.

Page 2: Penda Hulu An

Tahap preparasi sampel

Sampel tanah masing-masing ditimbang seberat 25 gram dan kemudian dimasukkan

ke dalam garam fisiologis ( garfis) sebanyak 250 mL. setelah itu divortex sampai homogen,

kemudian dilakukan pengocokan dengan menggunakan shaker selama 15 menit pada suhu

ruang. Sampel tanah yang sudah homogen kemudian dibiarkan selama 15 menit sampai

mengendap. Setelah mengendap kemudian mengambil 1000 µL suspensi tanah dan

dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquades steril sebanyak 9 mL dan kemudian dibuat

seri pengenceran mulai 10-1 sampai 10-8.

Tahap isolasi bakteri

Suspensi yang telah diencerkan mulai 10-1 sampai 10-8. kemudian diambil pengenceran 10-5, 10-6, 10-7 dan 10-8 sebanyak 100 µL dan di masukkan ke dalam cawan petri yang berisi medium NA. Kemudian diinkubasi selam 24 jam, kemudian diambil isolat terbaik dari segi pertumbuhannya dan berbeda satu sama lain lalu ditumbuhkan pada NA dengan cara yang sama. Setelah itu diinkubasikan dalam suhu kamar selama 1 hari. Setelah isolat tumbuh dipindahkan ke dalam media NA miring dengan metode streak untuk peremajaan dan mendapatkan isolat murni dari biakan tersebut.

Tahap identifikasi

1. Pengamatan makroskopis

Pengamatan makroskopis koloni dilakukan dengan cara menumbuhkan isolat bakteri pada agar cawan yang meliputi: bentuk, warna, tepi dan elevasi.

2. Pengamatan mikroskopis

Pengamatan mikroskopis koloni dilakukan dengan pengecatan Gram, pengecatan endospora, pengecatan ZN