penda hulu an

62
PENDAHULUAN A.DESKRIPSI JUDUL Dalam modul ini akan dibahas mengenai pembuatan komponen- komponen dan detail sambungan ataupun hubungan kayu yang meliputi : 1. Sambungan Memanjang Datar 2. Sambungan Memanjang Tegak (Tiang) 3. Hubungan Kayu menyudut B.PRASYARAT Di dalam penggunaan modul ini, siswa diharapkan sudah menguasai materi diantaranya : 1. Telah menguasai materi penggunaan alat-alat tangan beserta fungsi dan kegunaanya. 2. Telah mempelajari materi pengerjaan kayu C.TUJUAN PEMELAJARAN Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan dapat : 1. Siswa menyebutkan macam-macam sambungan dan hubungan kayu 2. Siswa memahami prinsip dan pembuatan sambungan dan hubungan kayu 3. Siswa mampu membuat macam-macam sambungan dan hubungan kayu 4. Siswa dapat mengetahui teknis penggambaran dan pembuatan pola sambungan/komponen pada bahan

Upload: septian-adhityo

Post on 14-Aug-2015

327 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penda Hulu An

PENDAHULUAN

A.DESKRIPSI JUDUL

Dalam modul ini akan dibahas mengenai pembuatan komponen-komponen dan detail sambungan ataupun hubungan kayu yang meliputi :

1. Sambungan Memanjang Datar2. Sambungan Memanjang Tegak (Tiang)

3. Hubungan Kayu menyudut

B.PRASYARAT

Di dalam penggunaan modul ini, siswa diharapkan sudah menguasai materi diantaranya :

1. Telah menguasai materi penggunaan alat-alat tangan beserta fungsi dan kegunaanya.

2. Telah mempelajari materi pengerjaan kayu

C.TUJUAN PEMELAJARAN

Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan dapat :

1. Siswa menyebutkan macam-macam sambungan dan hubungan kayu2. Siswa memahami prinsip dan pembuatan sambungan dan hubungan

kayu

3. Siswa mampu membuat macam-macam sambungan dan hubungan kayu

4. Siswa dapat mengetahui teknis penggambaran dan pembuatan pola sambungan/komponen pada bahan

5. Siswa dapat memindahkan pola pada media yang sesuai kebutuhan

6. Siswa dapat melukiskan pola pada bahan

7. Siswa dapat memotong dan membentuk bahan dengan alat yang sesuai untuk keperluan sambungan

Page 2: Penda Hulu An

8. Siswa dapat menghaluskan bentuk-bentuk sambungan untuk keperluan perakitan dengan rapih sesuai persyaratan

9. Siswa dapat merakit komponen-komponen pada posisi sesuai gambar kerja

10. Siswa dapat memasang perlengkapan sambungan (fix ataupun knok-down) dengan benar menggunakan alat yang sesuai untuk kekokohan sambungan

URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN

Panjang kayu yang ada dipasaran sangatlah terbatas, sedangkan dalam suatu konstruksi membutuhkan kayu yang cukup panjang. Untuk mengatasi akan keterbatasan ukuran panjang kayu dibutuhkan adanya sambungan.

Sambungan kayu adalah dua batang atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain, sehingga menjadi satu batang yang panjang. Sambungan dapat berupa mendatar maupun tegak lurus. Sambungan panjang mendatar digunakan untuk balok-balok tembok, balok bubungan dan sebagainya.

Sambungan kayu mendatar dengan gaya tarik ataupun tekan mendatar yang berada pada satu bidang atau bidang dua dimensi. Sambungan mendatar tegak dengan gaya tekan sejajar serat pada satu bidang dua dimensi. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar dibawah ini.

Page 3: Penda Hulu An

Hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu, sehingga menjadi satu benda atau satu bagian dalam satu bidang maupun ruang tiga dimensi.

Syarat-syarat sambungan dan hubungan kayu

1. Dibuat sederhana mungkin tapi kokoh2. Hindari penggunaan kayu yang cacat

Page 4: Penda Hulu An

3. Perhatikan sifat-sifat kayu terutama penyusutan, pengembangan maupun penarikan

4. Jangan menakik terlalu dalam

5. Kuat menahan beban

6. Sambungan dan hubungan diletakkan secermat mungkin

7. Bidang kontak sambungan dan hubungan sebaiknya dimeni (cat dasar)

2. SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG DATAR1. Sambungan Bibir Lurus Dada Tegak

Pada sambungan ini balok kayu sangat diperlemah karena kedua ujung balok yang akan disambungkan masing-masing ditakik ½ tebal kayu (1/2 t), panjang sambungan 2 – 2,5 t. Bidang takikan atau coakan yang mendatar dinamakan bibir, bidang tegak dinamakan dada, bagian yang berada dibawah dinamakan pemikul dan bagian yang berada diatas dinamakan penutup.

Page 5: Penda Hulu An

2. Sambungan Bibir Lurus Dada Miring

Sambungan ini digunakan jika balok menerima gaya ungkit keatas, umpamanya pada ujung balok tembok. Panjang bibir 2 – 2,5 t dan kedua dada dibuat miring sebesar 1/8 – 1/6 t seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

3. Sambungan Bibir Lurus Mulut Ikan

Sambungan ini digunakan bila ada gaya samping dan tidak menerima gaya tarik yang besar. Serong mulut ikan dibuat sepanjang 1/8 – 1/6 t, panjang bibir 2 – 2,5 t, seperti gambar dibawah ini.

Page 6: Penda Hulu An

4. Sambungan Bibir Lurus Berkait

Sambungan ini digunakan jika suatu balok akan menerima gaya tarik yang arahnya saling berlawanan dan gaya tarik ini diterima oleh bidang tegak.

Besarnya gaya tarik : P = b x 1/5 t x  tk

Besarnya gaya geser : S = b x ¼ t x  gs

Kedua ujung balok yang akan disambung, ditakik sepanjang 2,5 – 3 t. Setengah panjang bibir ini ditakik sedalam 2/5 dan 3/5 t. Selisih tinggi ini mendapatkan tinggi kait sebesar 1/5t yang dinamakankait.

5. Sambungan Bibir Miring Tanpa Kait (Dada Tegak)

Page 7: Penda Hulu An

Sambungan ini digunakan apabila balok berada diatas dan tumpuan atau lebih seperti pada balok gording yang ditumpu/ditahan oleh balok kaki kuda-kuda. Pada kedua ujung balok yang akan disambung masing-masing ditakik sedalm 1/8 – 1/6t yang disebut dada. Panjang bibir dalam arah datar 2,5 – 3t dan dibuat miring.

6. Sambungan Bibir Miring Tanpa Kait (Dada Serong)

Sambungan ini digunakan untuk menahan gaya lentur dan gaya ungkit yang arahnya keatas dan diharapkan pada sambungan ini tidak menerima gaya tarik. Pada kedua ujung balok ditakik dada miring sedalam 1/8 – 1/6t dan panjang bibir pada arah datar 2 – 2,5t.

Page 8: Penda Hulu An

7. Sambungan Bibir Miring Berkait Dada Tegak

Sambungan bibir miring berkait digunakan untuk balok gording yang akan menerima gaya lentur maupun gaya tarik.

3. SAMBUNGAN MEMANJANG TEGAK (TIANG)1. Sambungan Memanjang Tegak ½ Tebal Kayu

Page 9: Penda Hulu An

Penempatan sambungan harus dibuat diluar tengah-tengah tingginya tiang dengan maksud untuk menghindari bahaya tekuk (knik). Kedua ujung yang akan disambung ditakik 1/2t dan panjang takikan ini 2 – 3t. Untuk menyatukannya dijepit dengan sabuk besi (sengkang begel).

2. Sambungan Memanjang Tegak ½ Tebal Kayu dengan Mulut Ikan

Pada sambungan ini kedua ujung kayu/tiang yang akan disambung ditakik ½ t dan pada kedudukan dada dibuat menjorok kedalam dengan bentuk seperti mulut ikan, menjoroknya kedalam 1/8 – 1/6t. Panjang sambungan dibuat l = 2 – 3t.

Page 10: Penda Hulu An

3. Sambungan Memanjang Tegak 1/3 Tebal Kayu (pen lurus)

Pada kedua ujung tiang yang akan disambung, masing-masing dibuat pen dan lubang (alur panjang). Tebal pen sama dengan lebar lubang yaitu 1/3t. panjang pen sama dengan panjang alur, yaitu 2 – 3t.

4. Sambungan Memanjang Tegak Bentuk Tirus (pen miring)

Bentuknya hampir sama dengan pen lurus, hanya pen dibuat serong/miring menyerupai trapezium, agar lebih kuat menahan bahaya tekuk. Lebar ujung pen dan lebar kedua dada masing-masing 1/5t, panjang sambungan 2 – 3t.

Page 11: Penda Hulu An

5. Sambungan Memanjang Tegak Pen Silang

Sambungan ini baik digunakan untuk mencegah adanya bahaya tekuk kearah sembarangan arah. Kedua ujung tiang yang disambung dibagi empat sama besar penampangnya. Ukuran panjang sambungan 2 – 3t. Untuk memperkuat sambungan ini perlu dipasangi sengkang besi (begel) 1/8” x 5/4” yang saling disatukan dengan mur-baut kecil. Jarak begel ini 1/5l dan 3/5l.

4. HUBUNGAN KAYU MENYUDUT

Hubungan kayu menyudut banyak digunakan pada pembuatan konstruksi, seperti untuk membuat ibu pintu/kusen, daun pintu, rangka atap, tangga, lantai, maupun konstruksi lainnya. Hubungan ini dapat berupa sudut siku (90o), sudut tumpul (>90o) dan sudut lancip (<90o).

Macam-macam cara membuat hubungan kayu menyudut, antara lain :

1. Dengan Coakan ½ Tebal Kayu

Page 12: Penda Hulu An

Hubungan ini sangat sederhana, karena masing-masing kayu baik kayu horizontal maupun kayu vertikal sama-sama ujungnya dicoak ½ tebalnya. Untuk menguatkan hubungan ini kedua bibirnya dipasang 3 batang paku.

Macam-macam cara pembuatan coakan ½ tebal kayu

Cara 1. Coakan ½ Tebal Kepala Terbuka (pada sudut siku)

Cara 2. Coakan ½ Tebal Kepala Tertutup (Pada Sudut Siku)

Page 13: Penda Hulu An

Cara 3. Coakan ½ Tebal dengan Verstek 45o (pada sudut siku)

Cara 4. Coakan ½ Tebal Kepala Terbuka (pada pertemuan siku)

Page 14: Penda Hulu An

Cara 5. Coakan ½ Tebal Kepala Tertutup (pada pertemuan siku)

2. Hubungan dengan Ekor Burung

Pada hubungan dengan coakan ½ tebal kayu, terdapat kelemahan, yaitu batang horizontal tidak kuat menahan gaya tarik walaupun telah diperkuat dengan paku. Untuk mengatasi kelemahan ini, maka dibuatlah hubungan ekor burung layang-layang.

Pada ujung kayu horizontal dibuat bibir dengan coakan ½ tebal kayu. Bibir ini pada sisi dadanya dicoak sedalam 1/8 – 1/6 lebar kayu horizontal, kemudian dibuat bentuk trapesium yang dinamakan ekor burung.

Hubungan dengan ekor burung dapat dibuat bermacam-macam, antara lain :

Cara 1. Hubungan Ekor Burung Terbuka (tembus)

Page 15: Penda Hulu An

Cara 2. Hubungan ekor Burung Terbuka (tak tembus)

Cara 3. Hubungan Ekor Burung Tertutup Tembus (sorong)

Page 16: Penda Hulu An

Cara 4. Hubungan Ekor Burung Tertutup (tidak rata sisinya)

Cara 5. Hubungan Ekor Burung Terbuka pada Konstruksi Kuda-kuda

Page 17: Penda Hulu An

3. Hubungan dengan Pen dan Lobang

Hubungan kayu banyak dibuat dengan pen dan lobang. Hubungan ini lebih kuat dibandingkan dengan coakan ½ tebal kayu, karena pada hubungan pen dan lobang dibatasi/ditahan oleh dua atau lebih bidang pengapit. Untuk memperkuat (mengunci) hubungan pen dan lobang digunakan paku kayu atau paku bambu yang cukup keras yang dinamakan toog.

Hubungan pen dan lobang dapat dibuat bermacam-macam bentuk yang disesuaikan dengan sifat-sifat gaya yang bekerja.

Cara 1. Hubungan dengan Pen dan Lobang Terbuka

Page 18: Penda Hulu An

Cara 2. Hubungan dengan Pen dan Lobang Terbuka dengan Gigi

Cara 3. Hubungan Pen dan Lobang Tembus (pada sudut siku)

Page 19: Penda Hulu An

Cara 4. Hubungan Pen dan Lobang dengan Spatpen (pada sudut siku)

Cara 5. Hubungan Pen dan Lobang dengan Spatpen Sponning

Page 20: Penda Hulu An

Cara 6. Hubungan Pen dan Lobang dengan Spatpen Lis Alur

Cara 7. Hubungan Pen dan Lobang dengan Gigi Tegak (pada sudut miring)

Page 21: Penda Hulu An

Cara 8. Hubungan Pen dan Lobang dengan Gigi Garis Bagi

Cara 9. Hubungan Pen dan Lobang dengan Gigi Tumit

Page 22: Penda Hulu An

Cara 10. Hubungan Pen dan Lobang dengan Gigi Dobel/Ganda

4. Hubungan Lintang dengan Gigi Takik

Hubungan kayu lintang dapat terjadi pada dua batang kayu balok yang mempunyai posisi melintang tegak lurus maupun melintang miring dan kayu yang lebih kecil atau sama, menumpang silang diatas kayu yang ukurannya lebih besar. Pada masing-masing balok ditakik atau dicoak sedalam 1,5 – 2 cm sebagai gigi, coakan/takikan semacam ini dinamakan Loef.

Hubungan ini banyak macamnya, antara lain :

Cara 1. Hubungan dengan Loef (takikan)

Page 23: Penda Hulu An

Cara 2. Hubungan dengan Voorloef

Cara 3. Hubungan dengan Loef dan Voorloef

Page 24: Penda Hulu An

5. Hubungan Tumpang dengan Gigi

Hubungan kayu tumpang merupakan pertemuan dua balok atau lebih, dimana salah satu ujung balok menumpang diatas balok yang lainnya. Agar balok dapat menumpang dengan baik pada pertemuannya ditakik sedemikian rupa hingga terbentuk lidah dan gigi. Untuk memperkuat hubungan ini dipasang klos dukung dan pelat besi 3/8” x 5/4”.

Hubungan ini banyak macamnya, antara lain :

Cara 1. Hubungan Tumpang Gigi Tunggal

Cara 2. Hubungan Tumpang Gigi Ganda dan Klos Dukung

Page 25: Penda Hulu An

Cara 3. Hubungan Tumpang Lidah/Bibir Miring

Cara 4. Hubungan Tumpang dengan Gigi Ganda/Dobel

Page 26: Penda Hulu An

RANGKUMAN

Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain, sehingga menjadi satu bantang yang panjang.

Hubungan kayu adalah dua batang atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu, sehingga menjadi satu benda atau satu bagian dalam satu bidang maupun ruang tiga dimensi.

Syarat-syarat sambungan dan hubungan kayu

1. Dibuat sederhana mungkin tapi kokoh2. Hindari penggunaan kayu yang cacat

3. Perhatikan sifat-sifat kayu terutama penyusutan, pengembangan maupun penarikan

4. Jangan menakik terlalu dalam

5. Kuat menahan beban

6. Sambungan dan hubungan diletakkan secermat mungkin

7. Bidang kontak sambungan dan hubungan sebaiknya dimeni (dicat dasar)

Sambungan dan hubungan kayu pada dasarnya dibagi menjadi empat bagian, yang meliputi:

1. Sambungan memanjang datar2. Sambungan memanjang tegak

3. Sambungan melebar

4. Hubungan kayu menyudut

LEMBAR KERJA

TUGAS 1: MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR LURUS

TUJUAN

Page 27: Penda Hulu An

Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan

1. Menggergaji pas dada sambungan2. Membelah purus sambungan

3. Memahat dada rata dan tegak dengan pahat tusuk

4. Memahat bibir rata dan lurus dengan pahat lurus

5. Membentuk sambungan bibir lurus

BAHAN DAN ALAT

Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm

Alat : - Ketam - Gergaji potong

- Siku - Gergaji punggung

- Meteran - Palu kayu

- Pensil - Obeng

- Perusut - Pahat tusuk

- Gergaji belah - Pahat lurus

KESELAMATAN KERJA

1. Ikuti petunjuk instruktur

2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu3. Simpan semua alat pada meja kerja

4. Curahkan perhatian pada pekerjaan

LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku

3. Periksakan pada instruktur

Page 28: Penda Hulu An

4. Melukis sambungan bibir lurus sesuai gambar kerja

5. Periksakan pada instruktur

6. Membelah lurus panjang sambungan

7. Memotong dada sambungan

8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan

9. Mengepas sambungan

10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus

11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur

PERTANYAAN

1. Berapa ukuran bersih kayu akan dibuat ?2. Berapa ketentuan panjang sambungan yang harus dibuat ?

3. Apakah sambungan ini akan dikerjakan pemotongan dada atau membelah kelebar datar ?

4. Mana yang terlebih dahulu akan dikerjakan pemotongan dada atau membelah kelebar datar ?

5. Berapa besar dada ?

GAMBAR KERJA

Page 29: Penda Hulu An
Page 30: Penda Hulu An

TUGAS 2 : MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR LURUS BERKAIT

TUJUAN

Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan

1. Menggergaji pas dada sambungan2. Membelah purus sambungan

3. Memahat dada rata dan tegak dengan pahat tusuk

4. Memahat bibir rata dan lurus dengan pahat lurus

5. Membentuk sambungan bibir lurus berkait

BAHAN DAN ALAT

Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm

Alat : - Ketam - Gergaji potong

- Siku - Gergaji punggung

Page 31: Penda Hulu An

- Meteran - Palu kayu

- Pensil - Obeng

- Perusut - Pahat tusuk

- Gergaji belah - Pahat lurus

KESELAMATAN KERJA

1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu

3. Simpan semua alat pada meja kerja

4. Curahkan perhatian pada pekerjaan

5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik

6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja

7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan teratur

LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku

3. Periksakan pada instruktur

4. Melukis sambungan bibir lurus berkait sesuai gambar kerja

5. Periksakan pada instruktur

6. Membelah lurus panjang sambungan

7. Memotong dada sambungan

8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan

9. Mengepas sambungan

10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus

11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur

Page 32: Penda Hulu An

PERTANYAAN

1. Berapa ukuran bersih kayu akan dibuat ?2. Berapa ketentuan panjang sambungan yang harus dibuat ?

3. Apakah sambungan ini akan dikerjakan pemotongan dada atau membelah kelebar datar ?

4. Mana yang terlebih dahulu akan dikerjakan pemotongan dada atau membelah kelebar datar ?

5. Berapa besar dada ?

GAMBAR KERJA

Page 33: Penda Hulu An
Page 34: Penda Hulu An

TUGAS 3 : MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR MULUT IKAN

TUJUAN

Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan

1. Menggergaji pas dada sambungan2. Memahat dada miring dan tegak dengan pahat tusuk

3. Memahat bibir rata dan lurus dengan pahat lurus

4. Membentuk sambungan bibir mulut ikan

BAHAN DAN ALAT

Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm

Alat : - Ketam - Gergaji potong

- Siku - Gergaji punggung

- Meteran - Palu kayu

- Pensil - Obeng

- Perusut - Pahat tusuk

- Gergaji belah - Pahat lurus

KESELAMATAN KERJA

1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu

3. Simpan semua alat pada meja kerja

4. Curahkan perhatian pada pekerjaan

Page 35: Penda Hulu An

5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik

6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja

7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan teratur

LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku

3. Periksakan pada instruktur

4. Melukis sambungan bibir mulut ikan sesuai gambar kerja

5. Periksakan pada instruktur

6. Membelah lurus panjang sambungan

7. Memotong dada sambungan

8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan

9. Mengepas sambungan

10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus

11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur

12. Bersihkan tempat pekerjaan apabila sudah selesai

13. Kembalikan alat-alat yang dipergunakan pada petugas

PERTANYAAN

1. Dimana biasanya sambungan ini dipasang ?2. Berapa panjang sambungannya ?

GAMBAR KERJA

Page 36: Penda Hulu An
Page 37: Penda Hulu An

TUGAS 4 : MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT

TUJUAN

Page 38: Penda Hulu An

Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan

1. Menggergaji pas dada sambungan2. Memahat dada miring berkait dan tegak dengan pahat tusuk

3. Memahat bibir miring berkait dengan pahat lurus

4. Membentuk sambungan bibir miring berkait

BAHAN DAN ALAT

Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm

Alat : - Ketam - Gergaji potong

- Siku - Gergaji punggung

- Meteran - Palu kayu

- Pensil - Obeng

- Perusut - Pahat tusuk

- Gergaji belah - Pahat lurus

KESELAMATAN KERJA

1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu

3. Simpan semua alat pada meja kerja

4. Curahkan perhatian pada pekerjaan

5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik

6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja

7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan benar

LANGKAH KERJA

Page 39: Penda Hulu An

1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku

3. Periksakan pada instruktur

4. Melukis sambungan bibir miring berkait sesuai gambar kerja

5. Periksakan pada instruktur

6. Membelah lurus panjang sambungan

7. Memotong dada sambungan

8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan

9. Mengepas sambungan

Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus

10. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur

PERTANYAAN

1. Berapa panjang sambungan ?2. Berapa lebar kait pada sambungan bibir miring berkait ?

GAMBAR KERJA

Page 40: Penda Hulu An
Page 41: Penda Hulu An

TUGAS 5 : MEMBUAT SAMBUNGAN EKOR BURUNG TERTUTUP

TUJUAN

Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan

1. Menggergaji pas dada sambungan2. Memahat dada miring berkait dan tegak dengan pahat tusuk

3. Memahat bibir miring berkait dengan pahat lurus

4. Membentuk sambungan bibir miring berkait

Page 42: Penda Hulu An

BAHAN DAN ALAT

Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm

Alat : - Ketam - Gergaji potong

- Siku - Gergaji punggung

- Meteran - Palu kayu

- Pensil - Obeng

- Perusut - Pahat tusuk

- Gergaji belah - Pahat lurus

KESELAMATAN KERJA

1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu

3. Simpan semua alat pada meja kerja

4. Curahkan perhatian pada pekerjaan

5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik

6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja

7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan benar

LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku

3. Periksakan pada instruktur

4. Melukis sambungan ekor burung tertutup sesuai gambar kerja

5. Periksakan pada instruktur

6. Membelah lurus panjang sambungan

Page 43: Penda Hulu An

7. Memotong dada sambungan

8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan

9. Mengepas sambungan

10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus

11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur

PERTANYAAN

1. Berapa panjang sambungan ?2. Berapa lebar kait pada sambungan bibir miring berkait ?

GAMBAR KERJA

Page 44: Penda Hulu An
Page 45: Penda Hulu An

TUGAS 6 : MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR MIRING

TUJUAN

Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan

1. Menggergaji pas dada sambungan2. Memahat dada miring berkait dan tegak dengan pahat tusuk

3. Memahat bibir miring berkait dengan pahat lurus

4. Membentuk sambungan bibir miring berkait

BAHAN DAN ALAT

Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm

Alat : - Ketam - Gergaji potong

- Siku - Gergaji punggung

Page 46: Penda Hulu An

- Meteran - Palu kayu

- Pensil - Obeng

- Perusut - Pahat tusuk

- Gergaji belah - Pahat lurus

KESELAMATAN KERJA1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu3. Simpan semua alat pada meja kerja4. Curahkan perhatian pada pekerjaan5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan benar

LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku

3. Periksakan pada instruktur

4. Melukis sambungan bibir miring sesuai gambar kerja

5. Periksakan pada instruktur

6. Membelah lurus panjang sambungan

7. Memotong dada sambungan

8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan

9. Mengepas sambungan

10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus

11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur

PERTANYAAN

1. Berapa panjang sambungan ?

Page 47: Penda Hulu An

2. Berapa lebar kait pada sambungan bibir miring berkait ?

GAMBAR KERJA

Page 48: Penda Hulu An
Page 49: Penda Hulu An

TUGAS 7 : MEMBUAT SAMBUNGAN TIANG DENGAN PEN SILANG

TUJUAN

Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan

1. Siswa mengetahui jenis sambungan memanjang pada tiang dengan pen silang2. Siswa mampu membuat sambungan tiang dengan pen silang

3. Siswa dapat melukis gambar kerja pada kayu

4. Siswa dapat menggunakan alat0alat tangan sesuai dengan fungsinya

BAHAN DAN ALAT

Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm

Alat : - Ketam - Gergaji potong

- Siku - Gergaji punggung

- Meteran - Palu kayu

- Pensil - Obeng

- Perusut - Pahat tusuk

- Gergaji belah - Pahat lurus

KESELAMATAN KERJA1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu3. Simpan semua alat pada meja kerja

Page 50: Penda Hulu An

4. Curahkan perhatian pada pekerjaan5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan benar

LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku

3. Periksakan pada instruktur

4. Melukis sambungan tiang dengan pen silang sesuai gambar kerja

5. Periksakan pada instruktur

6. Memahat sambungan yang telah dilukis dengan pahat tusuk

7. Mengepas sambungan

8. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus

9. Periksakan pada instruktur

10. Bersihkan tempat pekerjaan

11. Kembalikan alat-alat yang telah digunakan kepada petugas

PERTANYAAN

1. Berapa panjang sambungan tiang ?

GAMBAR KERJA

Page 51: Penda Hulu An
Page 52: Penda Hulu An

TES FORMATIF

Untuk menyakinkan bahwa siswa sudah menguasai materi pada kegiatan belajar ini, maka kerjakanlah soal-soal dibawah ini.

Soal

Page 53: Penda Hulu An

1. Apakah yang dimaksud dengan sambungan dan hubungan kayu ?2. Sebutkan syarat-syarat sambungan dan hubungan kayu ?

3. Sebutkan 3 macam sambungan kayu memanjang tegak ?

4. Sebutkan 3 macam sambungan kayu memanjang datar ?

5. Pada konstruksi apa hubungan pen dan lubang banyak digunakan ?

Jawaban

1. Sambungan kayu adalah dua batang atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain, sehingga menjadi satu batang yang panjang. Sambungan dapat berupa mendatar maupun tegak lurus. Sambungan panjang mendatar digunakan untuk balok-balok tembok, balok bubungan dan sebagainya.

Hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu, sehingga menjadi satu benda atau satu bagian dalam satu bidang maupun ruang tiga dimensi.

2. Syarat-syarat sambungan dan hubungan kayu1. Dibuat sederhana mungkin tapi kokoh

2. Hindari penggunaan kayu yang cacat

3. Perhatikan sifat-sifat kayu terutama penyusutan, pengembangan maupun penarikan

4. Jangan menakik terlalu dalam

5. Kuat menahan beban

6. Sambungan dan hubungan diletakkan secermat mungkin

7. Bidang kontak sambungan dan hubungan sebaiknya dimeni (cat dasar)

3. Sambungan kayu memanjang tegak, antara lain :1. Sambungan memanjang tegak ½ tebal kayu

2. Sambungan memanjang tegak 1/3 tebal (pen lurus)

Page 54: Penda Hulu An

3. Sambungan memanjang tegak pen silang

4. Sambungan kayu memanjang datar, antara lain :1. Sambungan bibir lurus dada tegak

2. Sambungan bibir lurus dada miring

3. Sambungan bibir lurus mulut ikan

5. Hubungan pen dan lubang banyak digunakan pada konstruksi ibu pintu/kusen dan daun pintu

PENUTUP

Setelah siswa menyelesaikan modul ini dan dinyatakan lulus dalam mengerjakan soal-soal yang ada dalam lembar kerja untuk setiap kegiatan belajar, maka siswa dapat meminta kepada guru atau instruktur untuk dilakukan ujian akhir modul atau uji kompetensi membuat komponen-komponen bangunan.

Bila siswa dinyatakan kompeten dalam menyelesaikan modul ini, maka berhak memperoleh surat tanda lulus dan dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Namun bila dinyatakan belum kompeten, siswa harus mengulamginya, dimungkinkan bisa beberapa kali hingga siswa dinyatakan kompeten (lulus).

DAFTAR PUSTAKA

Page 55: Penda Hulu An

1. Djamhari dan Nandi Kusnandi, Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan Tingkat I, Angkasa, Bandung, 1999.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Lembar Kerja Batu dan Kayu, Depdikbud, Jakarta, 1981.

3. Deddy Misdarpin, Perencanaan dan Pembuatan Konstruksi Perabot, PPPG Teknologi Bandung, Bandung, 1998.

4. IK Supribadi, Ilmu Bangunan Gedung, Armico, Jakarta, 1991.

5. Soeharmono dan Juadikun, Petunjuk Praktek Bangunan Air, Depdikbud, Jakarta, 1980.

36