penda hulu an
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
A.DESKRIPSI JUDUL
Dalam modul ini akan dibahas mengenai pembuatan komponen-komponen dan detail sambungan ataupun hubungan kayu yang meliputi :
1. Sambungan Memanjang Datar2. Sambungan Memanjang Tegak (Tiang)
3. Hubungan Kayu menyudut
B.PRASYARAT
Di dalam penggunaan modul ini, siswa diharapkan sudah menguasai materi diantaranya :
1. Telah menguasai materi penggunaan alat-alat tangan beserta fungsi dan kegunaanya.
2. Telah mempelajari materi pengerjaan kayu
C.TUJUAN PEMELAJARAN
Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan dapat :
1. Siswa menyebutkan macam-macam sambungan dan hubungan kayu2. Siswa memahami prinsip dan pembuatan sambungan dan hubungan
kayu
3. Siswa mampu membuat macam-macam sambungan dan hubungan kayu
4. Siswa dapat mengetahui teknis penggambaran dan pembuatan pola sambungan/komponen pada bahan
5. Siswa dapat memindahkan pola pada media yang sesuai kebutuhan
6. Siswa dapat melukiskan pola pada bahan
7. Siswa dapat memotong dan membentuk bahan dengan alat yang sesuai untuk keperluan sambungan
8. Siswa dapat menghaluskan bentuk-bentuk sambungan untuk keperluan perakitan dengan rapih sesuai persyaratan
9. Siswa dapat merakit komponen-komponen pada posisi sesuai gambar kerja
10. Siswa dapat memasang perlengkapan sambungan (fix ataupun knok-down) dengan benar menggunakan alat yang sesuai untuk kekokohan sambungan
URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN
Panjang kayu yang ada dipasaran sangatlah terbatas, sedangkan dalam suatu konstruksi membutuhkan kayu yang cukup panjang. Untuk mengatasi akan keterbatasan ukuran panjang kayu dibutuhkan adanya sambungan.
Sambungan kayu adalah dua batang atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain, sehingga menjadi satu batang yang panjang. Sambungan dapat berupa mendatar maupun tegak lurus. Sambungan panjang mendatar digunakan untuk balok-balok tembok, balok bubungan dan sebagainya.
Sambungan kayu mendatar dengan gaya tarik ataupun tekan mendatar yang berada pada satu bidang atau bidang dua dimensi. Sambungan mendatar tegak dengan gaya tekan sejajar serat pada satu bidang dua dimensi. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar dibawah ini.
Hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu, sehingga menjadi satu benda atau satu bagian dalam satu bidang maupun ruang tiga dimensi.
Syarat-syarat sambungan dan hubungan kayu
1. Dibuat sederhana mungkin tapi kokoh2. Hindari penggunaan kayu yang cacat
3. Perhatikan sifat-sifat kayu terutama penyusutan, pengembangan maupun penarikan
4. Jangan menakik terlalu dalam
5. Kuat menahan beban
6. Sambungan dan hubungan diletakkan secermat mungkin
7. Bidang kontak sambungan dan hubungan sebaiknya dimeni (cat dasar)
2. SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG DATAR1. Sambungan Bibir Lurus Dada Tegak
Pada sambungan ini balok kayu sangat diperlemah karena kedua ujung balok yang akan disambungkan masing-masing ditakik ½ tebal kayu (1/2 t), panjang sambungan 2 – 2,5 t. Bidang takikan atau coakan yang mendatar dinamakan bibir, bidang tegak dinamakan dada, bagian yang berada dibawah dinamakan pemikul dan bagian yang berada diatas dinamakan penutup.
2. Sambungan Bibir Lurus Dada Miring
Sambungan ini digunakan jika balok menerima gaya ungkit keatas, umpamanya pada ujung balok tembok. Panjang bibir 2 – 2,5 t dan kedua dada dibuat miring sebesar 1/8 – 1/6 t seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
3. Sambungan Bibir Lurus Mulut Ikan
Sambungan ini digunakan bila ada gaya samping dan tidak menerima gaya tarik yang besar. Serong mulut ikan dibuat sepanjang 1/8 – 1/6 t, panjang bibir 2 – 2,5 t, seperti gambar dibawah ini.
4. Sambungan Bibir Lurus Berkait
Sambungan ini digunakan jika suatu balok akan menerima gaya tarik yang arahnya saling berlawanan dan gaya tarik ini diterima oleh bidang tegak.
Besarnya gaya tarik : P = b x 1/5 t x tk
Besarnya gaya geser : S = b x ¼ t x gs
Kedua ujung balok yang akan disambung, ditakik sepanjang 2,5 – 3 t. Setengah panjang bibir ini ditakik sedalam 2/5 dan 3/5 t. Selisih tinggi ini mendapatkan tinggi kait sebesar 1/5t yang dinamakankait.
5. Sambungan Bibir Miring Tanpa Kait (Dada Tegak)
Sambungan ini digunakan apabila balok berada diatas dan tumpuan atau lebih seperti pada balok gording yang ditumpu/ditahan oleh balok kaki kuda-kuda. Pada kedua ujung balok yang akan disambung masing-masing ditakik sedalm 1/8 – 1/6t yang disebut dada. Panjang bibir dalam arah datar 2,5 – 3t dan dibuat miring.
6. Sambungan Bibir Miring Tanpa Kait (Dada Serong)
Sambungan ini digunakan untuk menahan gaya lentur dan gaya ungkit yang arahnya keatas dan diharapkan pada sambungan ini tidak menerima gaya tarik. Pada kedua ujung balok ditakik dada miring sedalam 1/8 – 1/6t dan panjang bibir pada arah datar 2 – 2,5t.
7. Sambungan Bibir Miring Berkait Dada Tegak
Sambungan bibir miring berkait digunakan untuk balok gording yang akan menerima gaya lentur maupun gaya tarik.
3. SAMBUNGAN MEMANJANG TEGAK (TIANG)1. Sambungan Memanjang Tegak ½ Tebal Kayu
Penempatan sambungan harus dibuat diluar tengah-tengah tingginya tiang dengan maksud untuk menghindari bahaya tekuk (knik). Kedua ujung yang akan disambung ditakik 1/2t dan panjang takikan ini 2 – 3t. Untuk menyatukannya dijepit dengan sabuk besi (sengkang begel).
2. Sambungan Memanjang Tegak ½ Tebal Kayu dengan Mulut Ikan
Pada sambungan ini kedua ujung kayu/tiang yang akan disambung ditakik ½ t dan pada kedudukan dada dibuat menjorok kedalam dengan bentuk seperti mulut ikan, menjoroknya kedalam 1/8 – 1/6t. Panjang sambungan dibuat l = 2 – 3t.
3. Sambungan Memanjang Tegak 1/3 Tebal Kayu (pen lurus)
Pada kedua ujung tiang yang akan disambung, masing-masing dibuat pen dan lubang (alur panjang). Tebal pen sama dengan lebar lubang yaitu 1/3t. panjang pen sama dengan panjang alur, yaitu 2 – 3t.
4. Sambungan Memanjang Tegak Bentuk Tirus (pen miring)
Bentuknya hampir sama dengan pen lurus, hanya pen dibuat serong/miring menyerupai trapezium, agar lebih kuat menahan bahaya tekuk. Lebar ujung pen dan lebar kedua dada masing-masing 1/5t, panjang sambungan 2 – 3t.
5. Sambungan Memanjang Tegak Pen Silang
Sambungan ini baik digunakan untuk mencegah adanya bahaya tekuk kearah sembarangan arah. Kedua ujung tiang yang disambung dibagi empat sama besar penampangnya. Ukuran panjang sambungan 2 – 3t. Untuk memperkuat sambungan ini perlu dipasangi sengkang besi (begel) 1/8” x 5/4” yang saling disatukan dengan mur-baut kecil. Jarak begel ini 1/5l dan 3/5l.
4. HUBUNGAN KAYU MENYUDUT
Hubungan kayu menyudut banyak digunakan pada pembuatan konstruksi, seperti untuk membuat ibu pintu/kusen, daun pintu, rangka atap, tangga, lantai, maupun konstruksi lainnya. Hubungan ini dapat berupa sudut siku (90o), sudut tumpul (>90o) dan sudut lancip (<90o).
Macam-macam cara membuat hubungan kayu menyudut, antara lain :
1. Dengan Coakan ½ Tebal Kayu
Hubungan ini sangat sederhana, karena masing-masing kayu baik kayu horizontal maupun kayu vertikal sama-sama ujungnya dicoak ½ tebalnya. Untuk menguatkan hubungan ini kedua bibirnya dipasang 3 batang paku.
Macam-macam cara pembuatan coakan ½ tebal kayu
Cara 1. Coakan ½ Tebal Kepala Terbuka (pada sudut siku)
Cara 2. Coakan ½ Tebal Kepala Tertutup (Pada Sudut Siku)
Cara 3. Coakan ½ Tebal dengan Verstek 45o (pada sudut siku)
Cara 4. Coakan ½ Tebal Kepala Terbuka (pada pertemuan siku)
Cara 5. Coakan ½ Tebal Kepala Tertutup (pada pertemuan siku)
2. Hubungan dengan Ekor Burung
Pada hubungan dengan coakan ½ tebal kayu, terdapat kelemahan, yaitu batang horizontal tidak kuat menahan gaya tarik walaupun telah diperkuat dengan paku. Untuk mengatasi kelemahan ini, maka dibuatlah hubungan ekor burung layang-layang.
Pada ujung kayu horizontal dibuat bibir dengan coakan ½ tebal kayu. Bibir ini pada sisi dadanya dicoak sedalam 1/8 – 1/6 lebar kayu horizontal, kemudian dibuat bentuk trapesium yang dinamakan ekor burung.
Hubungan dengan ekor burung dapat dibuat bermacam-macam, antara lain :
Cara 1. Hubungan Ekor Burung Terbuka (tembus)
Cara 2. Hubungan ekor Burung Terbuka (tak tembus)
Cara 3. Hubungan Ekor Burung Tertutup Tembus (sorong)
Cara 4. Hubungan Ekor Burung Tertutup (tidak rata sisinya)
Cara 5. Hubungan Ekor Burung Terbuka pada Konstruksi Kuda-kuda
3. Hubungan dengan Pen dan Lobang
Hubungan kayu banyak dibuat dengan pen dan lobang. Hubungan ini lebih kuat dibandingkan dengan coakan ½ tebal kayu, karena pada hubungan pen dan lobang dibatasi/ditahan oleh dua atau lebih bidang pengapit. Untuk memperkuat (mengunci) hubungan pen dan lobang digunakan paku kayu atau paku bambu yang cukup keras yang dinamakan toog.
Hubungan pen dan lobang dapat dibuat bermacam-macam bentuk yang disesuaikan dengan sifat-sifat gaya yang bekerja.
Cara 1. Hubungan dengan Pen dan Lobang Terbuka
Cara 2. Hubungan dengan Pen dan Lobang Terbuka dengan Gigi
Cara 3. Hubungan Pen dan Lobang Tembus (pada sudut siku)
Cara 4. Hubungan Pen dan Lobang dengan Spatpen (pada sudut siku)
Cara 5. Hubungan Pen dan Lobang dengan Spatpen Sponning
Cara 6. Hubungan Pen dan Lobang dengan Spatpen Lis Alur
Cara 7. Hubungan Pen dan Lobang dengan Gigi Tegak (pada sudut miring)
Cara 8. Hubungan Pen dan Lobang dengan Gigi Garis Bagi
Cara 9. Hubungan Pen dan Lobang dengan Gigi Tumit
Cara 10. Hubungan Pen dan Lobang dengan Gigi Dobel/Ganda
4. Hubungan Lintang dengan Gigi Takik
Hubungan kayu lintang dapat terjadi pada dua batang kayu balok yang mempunyai posisi melintang tegak lurus maupun melintang miring dan kayu yang lebih kecil atau sama, menumpang silang diatas kayu yang ukurannya lebih besar. Pada masing-masing balok ditakik atau dicoak sedalam 1,5 – 2 cm sebagai gigi, coakan/takikan semacam ini dinamakan Loef.
Hubungan ini banyak macamnya, antara lain :
Cara 1. Hubungan dengan Loef (takikan)
Cara 2. Hubungan dengan Voorloef
Cara 3. Hubungan dengan Loef dan Voorloef
5. Hubungan Tumpang dengan Gigi
Hubungan kayu tumpang merupakan pertemuan dua balok atau lebih, dimana salah satu ujung balok menumpang diatas balok yang lainnya. Agar balok dapat menumpang dengan baik pada pertemuannya ditakik sedemikian rupa hingga terbentuk lidah dan gigi. Untuk memperkuat hubungan ini dipasang klos dukung dan pelat besi 3/8” x 5/4”.
Hubungan ini banyak macamnya, antara lain :
Cara 1. Hubungan Tumpang Gigi Tunggal
Cara 2. Hubungan Tumpang Gigi Ganda dan Klos Dukung
Cara 3. Hubungan Tumpang Lidah/Bibir Miring
Cara 4. Hubungan Tumpang dengan Gigi Ganda/Dobel
RANGKUMAN
Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain, sehingga menjadi satu bantang yang panjang.
Hubungan kayu adalah dua batang atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu, sehingga menjadi satu benda atau satu bagian dalam satu bidang maupun ruang tiga dimensi.
Syarat-syarat sambungan dan hubungan kayu
1. Dibuat sederhana mungkin tapi kokoh2. Hindari penggunaan kayu yang cacat
3. Perhatikan sifat-sifat kayu terutama penyusutan, pengembangan maupun penarikan
4. Jangan menakik terlalu dalam
5. Kuat menahan beban
6. Sambungan dan hubungan diletakkan secermat mungkin
7. Bidang kontak sambungan dan hubungan sebaiknya dimeni (dicat dasar)
Sambungan dan hubungan kayu pada dasarnya dibagi menjadi empat bagian, yang meliputi:
1. Sambungan memanjang datar2. Sambungan memanjang tegak
3. Sambungan melebar
4. Hubungan kayu menyudut
LEMBAR KERJA
TUGAS 1: MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR LURUS
TUJUAN
Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan
1. Menggergaji pas dada sambungan2. Membelah purus sambungan
3. Memahat dada rata dan tegak dengan pahat tusuk
4. Memahat bibir rata dan lurus dengan pahat lurus
5. Membentuk sambungan bibir lurus
BAHAN DAN ALAT
Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm
Alat : - Ketam - Gergaji potong
- Siku - Gergaji punggung
- Meteran - Palu kayu
- Pensil - Obeng
- Perusut - Pahat tusuk
- Gergaji belah - Pahat lurus
KESELAMATAN KERJA
1. Ikuti petunjuk instruktur
2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu3. Simpan semua alat pada meja kerja
4. Curahkan perhatian pada pekerjaan
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku
3. Periksakan pada instruktur
4. Melukis sambungan bibir lurus sesuai gambar kerja
5. Periksakan pada instruktur
6. Membelah lurus panjang sambungan
7. Memotong dada sambungan
8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan
9. Mengepas sambungan
10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus
11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur
PERTANYAAN
1. Berapa ukuran bersih kayu akan dibuat ?2. Berapa ketentuan panjang sambungan yang harus dibuat ?
3. Apakah sambungan ini akan dikerjakan pemotongan dada atau membelah kelebar datar ?
4. Mana yang terlebih dahulu akan dikerjakan pemotongan dada atau membelah kelebar datar ?
5. Berapa besar dada ?
GAMBAR KERJA
TUGAS 2 : MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR LURUS BERKAIT
TUJUAN
Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan
1. Menggergaji pas dada sambungan2. Membelah purus sambungan
3. Memahat dada rata dan tegak dengan pahat tusuk
4. Memahat bibir rata dan lurus dengan pahat lurus
5. Membentuk sambungan bibir lurus berkait
BAHAN DAN ALAT
Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm
Alat : - Ketam - Gergaji potong
- Siku - Gergaji punggung
- Meteran - Palu kayu
- Pensil - Obeng
- Perusut - Pahat tusuk
- Gergaji belah - Pahat lurus
KESELAMATAN KERJA
1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu
3. Simpan semua alat pada meja kerja
4. Curahkan perhatian pada pekerjaan
5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik
6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja
7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan teratur
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku
3. Periksakan pada instruktur
4. Melukis sambungan bibir lurus berkait sesuai gambar kerja
5. Periksakan pada instruktur
6. Membelah lurus panjang sambungan
7. Memotong dada sambungan
8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan
9. Mengepas sambungan
10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus
11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur
PERTANYAAN
1. Berapa ukuran bersih kayu akan dibuat ?2. Berapa ketentuan panjang sambungan yang harus dibuat ?
3. Apakah sambungan ini akan dikerjakan pemotongan dada atau membelah kelebar datar ?
4. Mana yang terlebih dahulu akan dikerjakan pemotongan dada atau membelah kelebar datar ?
5. Berapa besar dada ?
GAMBAR KERJA
TUGAS 3 : MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR MULUT IKAN
TUJUAN
Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan
1. Menggergaji pas dada sambungan2. Memahat dada miring dan tegak dengan pahat tusuk
3. Memahat bibir rata dan lurus dengan pahat lurus
4. Membentuk sambungan bibir mulut ikan
BAHAN DAN ALAT
Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm
Alat : - Ketam - Gergaji potong
- Siku - Gergaji punggung
- Meteran - Palu kayu
- Pensil - Obeng
- Perusut - Pahat tusuk
- Gergaji belah - Pahat lurus
KESELAMATAN KERJA
1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu
3. Simpan semua alat pada meja kerja
4. Curahkan perhatian pada pekerjaan
5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik
6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja
7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan teratur
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku
3. Periksakan pada instruktur
4. Melukis sambungan bibir mulut ikan sesuai gambar kerja
5. Periksakan pada instruktur
6. Membelah lurus panjang sambungan
7. Memotong dada sambungan
8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan
9. Mengepas sambungan
10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus
11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur
12. Bersihkan tempat pekerjaan apabila sudah selesai
13. Kembalikan alat-alat yang dipergunakan pada petugas
PERTANYAAN
1. Dimana biasanya sambungan ini dipasang ?2. Berapa panjang sambungannya ?
GAMBAR KERJA
TUGAS 4 : MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT
TUJUAN
Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan
1. Menggergaji pas dada sambungan2. Memahat dada miring berkait dan tegak dengan pahat tusuk
3. Memahat bibir miring berkait dengan pahat lurus
4. Membentuk sambungan bibir miring berkait
BAHAN DAN ALAT
Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm
Alat : - Ketam - Gergaji potong
- Siku - Gergaji punggung
- Meteran - Palu kayu
- Pensil - Obeng
- Perusut - Pahat tusuk
- Gergaji belah - Pahat lurus
KESELAMATAN KERJA
1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu
3. Simpan semua alat pada meja kerja
4. Curahkan perhatian pada pekerjaan
5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik
6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja
7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan benar
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku
3. Periksakan pada instruktur
4. Melukis sambungan bibir miring berkait sesuai gambar kerja
5. Periksakan pada instruktur
6. Membelah lurus panjang sambungan
7. Memotong dada sambungan
8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan
9. Mengepas sambungan
Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus
10. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur
PERTANYAAN
1. Berapa panjang sambungan ?2. Berapa lebar kait pada sambungan bibir miring berkait ?
GAMBAR KERJA
TUGAS 5 : MEMBUAT SAMBUNGAN EKOR BURUNG TERTUTUP
TUJUAN
Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan
1. Menggergaji pas dada sambungan2. Memahat dada miring berkait dan tegak dengan pahat tusuk
3. Memahat bibir miring berkait dengan pahat lurus
4. Membentuk sambungan bibir miring berkait
BAHAN DAN ALAT
Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm
Alat : - Ketam - Gergaji potong
- Siku - Gergaji punggung
- Meteran - Palu kayu
- Pensil - Obeng
- Perusut - Pahat tusuk
- Gergaji belah - Pahat lurus
KESELAMATAN KERJA
1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu
3. Simpan semua alat pada meja kerja
4. Curahkan perhatian pada pekerjaan
5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik
6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja
7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan benar
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku
3. Periksakan pada instruktur
4. Melukis sambungan ekor burung tertutup sesuai gambar kerja
5. Periksakan pada instruktur
6. Membelah lurus panjang sambungan
7. Memotong dada sambungan
8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan
9. Mengepas sambungan
10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus
11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur
PERTANYAAN
1. Berapa panjang sambungan ?2. Berapa lebar kait pada sambungan bibir miring berkait ?
GAMBAR KERJA
TUGAS 6 : MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR MIRING
TUJUAN
Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan
1. Menggergaji pas dada sambungan2. Memahat dada miring berkait dan tegak dengan pahat tusuk
3. Memahat bibir miring berkait dengan pahat lurus
4. Membentuk sambungan bibir miring berkait
BAHAN DAN ALAT
Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm
Alat : - Ketam - Gergaji potong
- Siku - Gergaji punggung
- Meteran - Palu kayu
- Pensil - Obeng
- Perusut - Pahat tusuk
- Gergaji belah - Pahat lurus
KESELAMATAN KERJA1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu3. Simpan semua alat pada meja kerja4. Curahkan perhatian pada pekerjaan5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan benar
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku
3. Periksakan pada instruktur
4. Melukis sambungan bibir miring sesuai gambar kerja
5. Periksakan pada instruktur
6. Membelah lurus panjang sambungan
7. Memotong dada sambungan
8. Memahat dengan pahat tusuk bibir sambungan
9. Mengepas sambungan
10. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus
11. Selesaikan dan periksakan kepada instruktur
PERTANYAAN
1. Berapa panjang sambungan ?
2. Berapa lebar kait pada sambungan bibir miring berkait ?
GAMBAR KERJA
TUGAS 7 : MEMBUAT SAMBUNGAN TIANG DENGAN PEN SILANG
TUJUAN
Siswa terampil dalam pengerjaan-pengerjaan
1. Siswa mengetahui jenis sambungan memanjang pada tiang dengan pen silang2. Siswa mampu membuat sambungan tiang dengan pen silang
3. Siswa dapat melukis gambar kerja pada kayu
4. Siswa dapat menggunakan alat0alat tangan sesuai dengan fungsinya
BAHAN DAN ALAT
Bahan : Kayu ukuran 8 x 12 x 75 cm
Alat : - Ketam - Gergaji potong
- Siku - Gergaji punggung
- Meteran - Palu kayu
- Pensil - Obeng
- Perusut - Pahat tusuk
- Gergaji belah - Pahat lurus
KESELAMATAN KERJA1. Ikuti petunjuk instruktur2. Pakailah pakaian kerja dan sepatu3. Simpan semua alat pada meja kerja
4. Curahkan perhatian pada pekerjaan5. Gunakan selalu alat-alat yang tajam dan dalam keadaan baik6. Simpanlah semua alat pada alur meja kerja7. Mempergunakan alat dengan cara baik dan benar
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan2. Mengetam seluruh permukaan kayu sehingga lurus, rata dan siku
3. Periksakan pada instruktur
4. Melukis sambungan tiang dengan pen silang sesuai gambar kerja
5. Periksakan pada instruktur
6. Memahat sambungan yang telah dilukis dengan pahat tusuk
7. Mengepas sambungan
8. Menyetel sambungan hingga baik, lurus, rata, siku dan halus
9. Periksakan pada instruktur
10. Bersihkan tempat pekerjaan
11. Kembalikan alat-alat yang telah digunakan kepada petugas
PERTANYAAN
1. Berapa panjang sambungan tiang ?
GAMBAR KERJA
TES FORMATIF
Untuk menyakinkan bahwa siswa sudah menguasai materi pada kegiatan belajar ini, maka kerjakanlah soal-soal dibawah ini.
Soal
1. Apakah yang dimaksud dengan sambungan dan hubungan kayu ?2. Sebutkan syarat-syarat sambungan dan hubungan kayu ?
3. Sebutkan 3 macam sambungan kayu memanjang tegak ?
4. Sebutkan 3 macam sambungan kayu memanjang datar ?
5. Pada konstruksi apa hubungan pen dan lubang banyak digunakan ?
Jawaban
1. Sambungan kayu adalah dua batang atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain, sehingga menjadi satu batang yang panjang. Sambungan dapat berupa mendatar maupun tegak lurus. Sambungan panjang mendatar digunakan untuk balok-balok tembok, balok bubungan dan sebagainya.
Hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu, sehingga menjadi satu benda atau satu bagian dalam satu bidang maupun ruang tiga dimensi.
2. Syarat-syarat sambungan dan hubungan kayu1. Dibuat sederhana mungkin tapi kokoh
2. Hindari penggunaan kayu yang cacat
3. Perhatikan sifat-sifat kayu terutama penyusutan, pengembangan maupun penarikan
4. Jangan menakik terlalu dalam
5. Kuat menahan beban
6. Sambungan dan hubungan diletakkan secermat mungkin
7. Bidang kontak sambungan dan hubungan sebaiknya dimeni (cat dasar)
3. Sambungan kayu memanjang tegak, antara lain :1. Sambungan memanjang tegak ½ tebal kayu
2. Sambungan memanjang tegak 1/3 tebal (pen lurus)
3. Sambungan memanjang tegak pen silang
4. Sambungan kayu memanjang datar, antara lain :1. Sambungan bibir lurus dada tegak
2. Sambungan bibir lurus dada miring
3. Sambungan bibir lurus mulut ikan
5. Hubungan pen dan lubang banyak digunakan pada konstruksi ibu pintu/kusen dan daun pintu
PENUTUP
Setelah siswa menyelesaikan modul ini dan dinyatakan lulus dalam mengerjakan soal-soal yang ada dalam lembar kerja untuk setiap kegiatan belajar, maka siswa dapat meminta kepada guru atau instruktur untuk dilakukan ujian akhir modul atau uji kompetensi membuat komponen-komponen bangunan.
Bila siswa dinyatakan kompeten dalam menyelesaikan modul ini, maka berhak memperoleh surat tanda lulus dan dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Namun bila dinyatakan belum kompeten, siswa harus mengulamginya, dimungkinkan bisa beberapa kali hingga siswa dinyatakan kompeten (lulus).
DAFTAR PUSTAKA
1. Djamhari dan Nandi Kusnandi, Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan Tingkat I, Angkasa, Bandung, 1999.
2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Lembar Kerja Batu dan Kayu, Depdikbud, Jakarta, 1981.
3. Deddy Misdarpin, Perencanaan dan Pembuatan Konstruksi Perabot, PPPG Teknologi Bandung, Bandung, 1998.
4. IK Supribadi, Ilmu Bangunan Gedung, Armico, Jakarta, 1991.
5. Soeharmono dan Juadikun, Petunjuk Praktek Bangunan Air, Depdikbud, Jakarta, 1980.
36