pencemaran tembaga dan zinc pada ikan nila dan air sungai desa mandikapau barat

11
ABSTRAK KANDUNGAN TEMBAGA (CU) DAN ZINK (ZN) PADA AIR DAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI PERAIRAN SUNGAI SEKITAR TAMBANG KORAL DAN TAMBANG PASIR DESA MANDIKAPAU BARAT Oleh: Erya Mathias Keadaan sungai di Desa Mandikapau Barat saat ini terlihat sudah sangat memprihatinkan. Menurunnya kualitas sungai salah satunya disebabkan oleh tambang batu koral dan pasir yang berada di sungai. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kadar kandungan logam berat khususnya tembaga (Cu) dan zink (Zn) pada air sungai dan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang ada di Desa Mandikapau Barat. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan data secara eksploratif yaitu pengambilan sampel ke lapangan dengan tiga titik pengambilan sampel yaitu di daerah batas hulu, di sekitar tambang dan di sekitar keramba apung. Standar yang digunakan dalam pengambilan sampel air dan ikan ini menurut standar analisis laboratorium yang berlaku di Indonesia, yaitu SNI 06-2412-1991. Uji kadar kandungan tembaga dan zink menggunakan metode Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS) dengan alat Spektrofotometer. Kadar kandungan tembaga pada sampel air tidak dapat diidentifikasi karena diduga kadarnya yang sangat kecil, sedangkan kandungan zink pada air adalah sebesar 0,020; 0,008 dan 0,035 ppm. Kadar tembaga dan zink ini masih di bawah ambang batas aman berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan no. 05 tahun 2007. Kadar kandungan tembaga pada sampel daging ikan sebesar 1,700, 1,800 dan 1,550 ppm dan kadar zink pada sampel daging ikan nila sebesar 23,150; 27,025 dan 40,250 ppm. Ini juga menunjukkan kadar tembaga dan zink pada daging ikan nila masih di kisaran aman berdasarkan Keputusan Dirjen POM No.03725/VII/1989 untuk ikan nila. Walaupun kandungan tembaga dan zink masih aman, tetapi kemungkinan akumulasi dan kadar logam lain lebih tinggi, air dan ikan nila perlu diwaspadai untuk dikonsumsi. Kata Kunci: pencemaran, tembaga, zink, sungai mandikapau, ikan nila

Upload: erya-danniel-mathias

Post on 26-Dec-2015

87 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Artikel ilmiah mengenai pencemaran Tembaga dan Zinc pada ikan nila dan Air sungai desa Mandikapau Barat.

TRANSCRIPT

Page 1: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

ABSTRAK

KANDUNGAN TEMBAGA (CU) DAN ZINK (ZN) PADA AIR DAN IKAN

NILA (Oreochromis niloticus) DI PERAIRAN SUNGAI SEKITAR

TAMBANG KORAL DAN TAMBANG PASIR DESA MANDIKAPAU

BARAT

Oleh: Erya Mathias

Keadaan sungai di Desa Mandikapau Barat saat ini terlihat sudah sangat

memprihatinkan. Menurunnya kualitas sungai salah satunya disebabkan oleh

tambang batu koral dan pasir yang berada di sungai. Tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kadar kandungan logam berat

khususnya tembaga (Cu) dan zink (Zn) pada air sungai dan ikan nila

(Oreochromis niloticus) yang ada di Desa Mandikapau Barat. Metode penelitian

ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan data secara eksploratif

yaitu pengambilan sampel ke lapangan dengan tiga titik pengambilan sampel yaitu

di daerah batas hulu, di sekitar tambang dan di sekitar keramba apung. Standar

yang digunakan dalam pengambilan sampel air dan ikan ini menurut standar

analisis laboratorium yang berlaku di Indonesia, yaitu SNI 06-2412-1991. Uji

kadar kandungan tembaga dan zink menggunakan metode Atomic Absorbtion

Spectrophotometry (AAS) dengan alat Spektrofotometer. Kadar kandungan

tembaga pada sampel air tidak dapat diidentifikasi karena diduga kadarnya yang

sangat kecil, sedangkan kandungan zink pada air adalah sebesar 0,020; 0,008 dan

0,035 ppm. Kadar tembaga dan zink ini masih di bawah ambang batas aman

berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan no. 05 tahun 2007. Kadar

kandungan tembaga pada sampel daging ikan sebesar 1,700, 1,800 dan 1,550 ppm

dan kadar zink pada sampel daging ikan nila sebesar 23,150; 27,025 dan 40,250

ppm. Ini juga menunjukkan kadar tembaga dan zink pada daging ikan nila masih

di kisaran aman berdasarkan Keputusan Dirjen POM No.03725/VII/1989 untuk

ikan nila. Walaupun kandungan tembaga dan zink masih aman, tetapi

kemungkinan akumulasi dan kadar logam lain lebih tinggi, air dan ikan nila perlu

diwaspadai untuk dikonsumsi.

Kata Kunci: pencemaran, tembaga, zink, sungai mandikapau, ikan nila

Page 2: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

PENDAHULUAN

Sungai merupakan salah satu sektor pendukung hidup masyarakat. Sungai

sering digunakan sebagai jalur tranportasi bagi masyarakat. Selain itu sungai juga

bisa digunakan sebagai sumber mata pencaharian bagi masyarakat, karena di

sungai terdapat berbagai macam sumber daya perairan berupa berbagai macam

jenis ikan, hewan air lainnya, serta beberapa jenis tumbuhan air.

Sungai Riam Kanan merupakan salah satu sungai yang terdapat di daerah

kabupaten Banjar. Sungai ini sering dipakai masyarakat untuk MCK, tambak ikan

dan juga pertambangan batu koral dan juga tambang pasir. Beberapa rumah

penduduk juga masih menggunakan air sungai sebagai sumber air di rumah

mereka, terutama rumah yang terdapat di pinggiran sungai. Hal itu bisa terlihat

dari pipa-pipa yang terhubung ke sungai. Meskipun kebutuhan akan air cukup

besar, tetapi kesadaran masyarakat sekitar terhadap sungai juga masih kurang.

Warga sekitar sungai masih membuang sampah di pinggir sungai. Hal ini bisa

terlihat dari beberapa titik di daerah pinggiran sungai yang terdapat tumpukan

sampah. Selain aktivitas manusia, di sungai tersebut juga terdapat aktivitas hewan

perairan seperti ikan.

Salah satu ikan perairan tawar yang terdapat pada sungai Riam Kanan di

Desa Mandikapau Barat ini adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan nila

merupakan ikan air tawar yang biasa hidup di daerah perairan tenang hingga

berarus lambat. Ikan ini mempunyai nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar,

sehingga sebagian masyarakat sekitar melakukan pembudidayaan terhadap ikan

tersebut. Selain masyarakat yang membudidayakan ikan tersebut, sebagian

masyarakat juga mengambil ikan nila secara bebas dari sungai tersebut. Ikan nila

(Oreochromis niloticus) merupakan ikan bertulang sejati dengan permukaan tubuh

yang ditutupi oleh sisik yang memiliki kelenjar lendir yang berguna sebagai

pelicin saat ikan tersebut berenang di air juga sebagai perlindungan dari parasit di

sekitar lingkungannya.

Salah satu masalah di sektor perairan adalah pencemaran. Pencemaran air

bisa diakibatkan oleh aktivitas manusia di tengah sungai maupun di pinggir

sungai. Terkadang abrasi dan erosi juga menyebabkan pencemaran air sungai.

Page 3: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

Jenis pencemar air dapat berupa mikroorganisme maupun logam-logam yang

terlarut di dalam air. Logam berat merupakan salah satu jenis pencemar air yang

paling sering didapati.

Logam berat pada umumnya bersifat racun bagi makhluk hidup jika terdapat

dalam konsentrasi yang tinggi. Tetapi, dalam jumlah yang relatif kecil, beberapa

logam berat juga berguna dalam aktivitas tubuh organisme. Logam berat masuk

ke dalam tubuh organisme bisa melalui cairan yang masuk ke dalam tubuh

maupun asupan makanan setiap hari organisme.

Logam berat sering digunakan manusia pada kehidupan sehari-hari.

Beberapa jenis logam berat seperti tembaga (Cu) dan Zink (Zn) sebenarnya

berguna dalam metabolisme tubuh. Tetapi jika kadar logam berat tersebut

melebihi dari batas baku mutu yang ditetapkan, makan logam berat tersebut akan

bersifat toksik. Kadar logam berat yang terlalu besar membuat logam tersebut

tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh.

Limbah dari aktivitas rumah tangga yang dibuang ke sungai dapat

mengakibatkan pencemaran air. Terkadang limbah-limbah tersebut sedikit banyak

mengandung logam berat dan jika terakumulasi dalam jumlah yang relatif banyak

dapat mencemari perairan sekitar dan juga ikan-ikan yang terdapat di perairan

tersebut. Selain itu logam-logam yang terdapat pada udara yang larut bersama

hujan dapat juga menjadi sumber logam-logam yang terdapat pada daerah

perairan.

Ketidaktahuan masyarakat terhadap pencemaran dapat berdampak buruk

bagi kehidupan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memberitahukan

kepada masyarakat mengenai pencemaran yang terjadi pada daerah perairan

sungai dan juga hewan air, khususnya ikan nila yang merupakan salah satu jenis

ikan yang umum di konsumsi. Maka, berdasarkan hal-hal tersebut di atas, peneliti

berniat melakukan penelitian terhadap kandungan tembaga (Cu) dan zink (Zn)

pada air dan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada perairan sungai sekitar

tambang koral dan tambang pasir desa Mandikapau Barat.

Page 4: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

dengan teknik pengambilan data secara eksploratif, yaitu pengamatan secara

langsung di lapangan dan dilakukakan pengambilan sampel untuk diuji

kandungan logamnya di laboratorium dengan menggunakan alat Atomic

Absorption Spectrophotometry (AAS).

Waktu penelitian ini direncanakan selama 5 bulan, yaitu pada akhir bulan

Agustus sampai Desember 2013, terhitung dari persiapan, survei tempat,

pelaksanaan penelitian pengumpulan data sampai pada penyusunan laporan.

Penelitian ini dilakukan bertempat pada Desa Mandikapau Barat, Kecamatan

Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah Ikan nila (Oreochromis niloticus) yang

terdapat pada sungai Riam Kanan Desa Mandikapau Barat, Kecamatan Karang

Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah air sungai, sebanyak 200 ml pada tiap titik sampel. Daging

ikan nila (Oreochromis niloticus), diambil sebanyak 150 gram untuk setiap titik

sampel dengan ukuran ikan yang relatif sama. Air dan ikan yang digunakan pada

sampel ini diambil dari sungai Riam Kanan di Desa Mandikapau Barat.

Standar yang digunakan dalam pengambilan sampel air dan ikan ini menurut

standar analisis laboratorium yang berlaku di Indonesia, yaitu SNI 06-2412-1991

(Badan Standarisasi Nasional, 2013) tentang metode pengambilan sampel uji

kualitas air. Pengambilan sampel bertujuan untuk mengetahui kualitas air yang

ditentukan berdasarkan kondisi perairan yang ada di lokasi atau di sekitar lokasi

pengamatan. Sedangkan sampel ikan ditangkap dengan menggunakan pancing

dan/atau menggunakan jaring pada 3 titik yang telah ditentukan sebelumnya.

Page 5: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan Cu dan Zn pada sampel air yang

di ambil di Sungai daerah Desa Mandikapau Barat didapatkan data sebagai

berikut:

Tabel 1. kandungan logam Cu dan Zn pada sampel air sungai

No. Sampel

Kandungan Cu

(ppm) pada

sampel air

sungai

Baku Mutu

Logam Cu

(ppm)

berdasarkan

Pergub Kal-Sel

No. 5 Tahun

2007

Kandungan

Zn (ppm)

pada sampel

air sungai

Baku Mutu

Logam Zn

(ppm)

Berdasarkan

Pergub Kal-Sel

No. 5 Tahun

2007

1. I Td (< 0,0093) 0,02 0,020 0,05

2. II Td (< 0,0093) 0,02 0,008 0,05

3. III Td (< 0,0093) 0,02 0,035 0,05

Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan Cu dan Zn pada sampel daging

ikan nila yang didapatkan dari sungai di Desa Mandikapau Barat, didapatkan data

sebagai berikut:

Tabel 2 kandungan logam Cu dan Zn pada sampel ikan nila

No. Sampel

Kandungan Cu

(ppm) pada

sampel daging

Ikan Nila

Kisaran batas

maksimum Cu

(ppm)

Berdasarkan

SK Dirjen

POM No.

03725/SK/VII/

1989 *

Kandungan Zn

(ppm) pada

sampel daging

Ikan Nila

Kisaran batas

maksimum Zn

(ppm)

Berdasarkan

SK Dirjen

POM No.

03725/SK/VII/

1989*

1. I 1,700 0,1-150 23,150 2,0-100,0

2. II 1,800 0,1-150 27,025 2,0-100,0

3. III 1,550 0,1-150 40,250 2,0-100,0

Keterangan: * Diacu dari buletin POM Volume 06/tahun III/2004

Page 6: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

Berdasarkan pengukuran parameter yang dilakukan pada sungai di Desa

Mandikapau Barat didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 3 Parameter fisika dan kimia air sungai di Desa Mandikapau Barat

No Parameter Satuan Titik sampel

Kisaran

Baku

mutu Air 1 2 3

1. Suhu air (ºC) 29 29 29 29 28-30*

2.

Derajat

Keasaman

(pH)

- 7,28 7,29 8,12 7,28-

8,12 6-9**

3. Kecerahan

air (cm) 173 168 130

130-

173 30-40 *

4. Kedalaman

air (m) 8 12 14 8-14 -

5. Kecepatan

arus (m/s) 1,31 1,25 1,1

1,1-

1,31 0,2 - 0,5 *

6. Oksigen

terlarut/ DO (mg/L) 6,3 6,4 6,1 6,1-6,4 4**

* Baku mutu air Kolam Berdasarkan Kordi (1995)

** Baku mutu air berdasarkan peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001

pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

PEMBAHASAN

Data yang didapatkan pada pengujian sampel air yang diambil dari sungai di

Desa Mandikapau yang dilakukan pengujian oleh tim laboratorium MIPA

Banjarbaru didapatkan hasil kandungan Cu pada sampel tidak dapat dideteksi.

Hasil yang tidak dapat dideteksi ini diduga kandungan logam Cu pada air sungai

Desa Mandikapau Barat ini sangat rendah. Alat uji yang berupa Spektrofotometer

dengan metode Atomic Absorbtion Spectometry (AAS) ini diduga memiliki batas

minimum uji. Jika sampel uji memiliki kandungan di bawah batas tersebut maka

hasilnya tidak dapat dideteksi. Kadar kandungan Cu yang terlarut dalam sampel

air sungai tersebut sangat kecil sehingga alat uji tidak dapat mendeteksi adanya

kandungan. Jika dibandingkan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan

Selatan No. 5 Tahun 2007, menetapkan bahwa ambang batas kandungan logam

Cu di air adalah 0,02 ppm, maka kadar Cu pada air sungai di Desa Mandikapau

Barat masih berada di bawah ambang batas maksimum. Hasil di bawah ambang

batas ini didapatkan dari ketiga titik sampel.

Page 7: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

Pengambilan sampel air sungai di Desa Mandikapau Barat dilakukan pada 3

titik sampel. Data yang didapatkan dari hasil pengujian logam Zn dengan

menggunakan Spektrofotometer pada titik sampel I mendapatkan hasil kandungan

Zn yang terdapat pada sampel adalah sebesar 0,020 ppm. Hasil ini menunjukan

bahwa kandungan logam Zn pada titik I masih berada di bawah ambang batas

yang ditetapkan oleh Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 5 Tahun 2007

yang menetapkan batas maksimum sebesar 0,05 ppm. Hasil pengujian pada

sampel II air sungai didapatkan hasil kandungan logam Zn sebesar 0,008 ppm.

Hasil ini juga menunjukan bahwa pencemaran logam Zn pada air sungai tidak

banyak karena masih berada di bawah ambang batas berdasarkan Peraturan

Gubernur Kalimantan Selatan No. 5 Tahun 2007. Kandungan logam yang

didapatkan pada uji sampel III adalah sebesar 0,035 ppm. Ini juga menunjukan

kandungan logam Zn di air sungai pada titik III masih berada di bawah ambang

batas berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 5 Tahun 2007.

Data pengujian logam Cu dan Zn pada ketiga sampel air menunjukan bahwa

kandungan Cu dan Zn pada air sungai di Desa Mandikapau Barat masih berada di

bawah ambang batas jika melihat dari ketetapan minimum Peraturan Gubernur

Kalimantan Selatan No. 5 Tahun 2007.

Pengambilan sampel dari ikan nila dilakukan pada 3 titik. Kemudian untuk

pengujian kandungan logam Cu dan Zn di lakukan di laboratorium kimia MIPA

UNLAM Banjarbaru dengan menggunakan metode AAS. Sampel yang digunakan

untuk uji kandungan logam ini berupa daging ikan nila. Hasil yang didapatkan

dari pengujian kandungan logam Cu pada sampel daging ikan nila I sebesar 1,700

ppm, sampel daging ikan nila II sebesar 1,800 ppm dan sampel daging ikan nila

III sebesar 1,550 ppm. Berdasarkan data tersebut, maka kandungan logam Cu

pada ketiga sampel masih berada pada kisaran aman konsumsi. Menurut SK

Dirjen POM No. 03725/SK/VII/1989 menetapkan ambang batas Cu berada pada

kisaran 0,1-150 ppm.

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode AAS pada sampel

daging ikan nila, didapatkan kandungan Zn pada sampel daging ikan nila I sebesar

23,150 ppm, kandungan Zn pada sampel ikan nila II sebesar 27,025 ppm dan

Page 8: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

kandungan Zn pada sampel daging ikan nila III sebesar 40,250 ppm. Hasil yang

didapatkan ini menunjukan bahwa kandungan Zn yang terdapat pada daging ikan

nila masih berada pada batas aman konsumsi. Berdasarkan dari SK Dirjen POM

No. 03725/SK/VII/1989 menetapkan bahwa kisaran batas aman kandungan Zn

pada makanan adalah 2,0-100,0 ppm.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada sungai di Desa

Mandikapau Barat, dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar kandungan logam Cu

pada air sungai di Desa Mandikapau Barat tidak dapat dideteksi oleh alat

spektrofotometer karena kandungan Cu terlarut dalam air relatif sangat kecil dan

kandungan logam Zn pada air berkisar antara 0,0035-0,020 ppm sedangkan untuk

kandungan logam Cu dalam daging ikan nila memiliki kisaran antara 1,550-1,800

ppm dan kandungan logam Zn dalam daging ikan nila sebesar 23,150-40,250

ppm.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 5 Tahun 2007,

kandungan logam Cu yang tidak dapat dideteksi atau sangat kecil dan Zn di

kisaran 0,0035-0,020 ppm pada air berada dibawah ambang batas baku mutu yaitu

untuk logam Cu sebesar 0,01 ppm dan untuk logam Zn 0,05 ppm. Berdasarkan

Surat Keputusan Dirjen POM Nomor 03725/VII/1989 kandungan logam Cu

dikisaran 1,550-1,800 dan Zn dikisaran 23,150-40,250 ppm berada pada kisaran

normal ambang batas yaitu 0,1-150 ppm untuk Cu dan 2,0-100,0 untuk Zn.

SARAN

Penulis berharap agar dapat dilakukan penelitian berkelanjutan tentang kandungan

logam Cu dan Zn pada sungai di Desa Mandikapau Barat agar dapat diketahui

perubahan kandungan air pada setiap penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan

melakukan penelitian pada dua musim yang berbeda, yaitu musim hujan dan

musim kemarau agar dapat dilihat perbedaan kadar logam yang ada pada sungai di

Desa Mandikapau Barat. Sebaiknya di pinggiran sungai yang terdapat tambang

pasir dan batu koral juga ditanam tumbuhan yang bisa menyerap logam berat yang

Page 9: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

terlarut di dalam air. Selain itu tumbuhan tersebut juga bisa berfungsi sebagai

penahan abrasi yang disebabkan arus sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy dan Evi Liviawati. 1992. Pengendalian Hama & Penyakit Ikan.

Kanisius. Jakarta.

Amri, Khairul dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi.

PT Agromedia Pustaka. Jakarta

________________________. 2009. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif.

Kanisius.Yogyakarya.

Anonim. 2013. Mandi Kapau Barat Karang Intan Banjar.

http://id.wikipedia.org/wiki/Mandi_Kapau_Barat,_Karang_Intan,_Banjar.

Diakses: 20 Agustus 2013.

Aprianingsih, Sri. 2013. Kandungan Cuprum (Cu) dan Zink (Zn) pada Air dan

Ikan Tawes (Barbonymus Gonionotus) di Danau Gentung Dayo eks

Tambang Batu Bara PT BHP Kendilo Coal Indonesia Kabupaten Paser

Kalimantan Timur. Skripsi Sarjana Fakultas FKIP UNLAM: Banjarmasin.

Tidak Di Publikasikan

Arie, Usni. 2007. Pembenihan & Pembesaran Nila Gift. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Cahyono, Bambang. 2000. Budi Daya Ikan Air Tawar. Kanisius. Jakarta.

Cahyono, Bambang. 2001. Budi Daya Ikan di Perairan Umum. Kanisius. Jakarta.

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta.

Connel, D. W. & G.J. Miller.1995. Kimia Ekotoksikologi Pencemaran.

Universitas Indonesia Press. Jakarta

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Makhluk Hidup. Universitas Indonesia

Press. Jakarta.

________. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Universitas Indonesia

Press. Jakarta.

Djarijah, Abbas Siregar. 1995. Pembenihan dan Pembesaran Secara Intensif Ikan

Nila. Kanisius. Yogyakarta.

Page 10: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi pengelolaan sumberdaya dan

lingkungan perairan. Penerbit Kanasius.Yogyakarta.

Fardiaz, Srikandi. 2006. Polusi air dan udara. Kanisius. Yogyakarta.

Keith, H. Lawrence. 1991. Enviromental Sampling and Analysis. Lewis Publisher.

Florida.

Khairuman dan Khairul Amri. 2003. Petunjuk Praktis Memancing Ikan Air

Tawar. Agromedia Pustaka. Jakarta

Kordi, K. Gufran, M. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka

Cipta Bina Adiaksara. Jakarta

Murtidjo, Bambang Agus. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar.

Kanisius. Jakarta.

Palar, Heryando. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta.

Jakarta

Pamungkas, Bambang Surya. 2013. Kandungan Timbal (Pb) dan Khromium

(Cr) pada Air dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Kolam Eks

Tambang Batubara Desa Petangis Kabupaten Paser Kalimantan Timur.

Skripsi Sarjana Fakultas FKIP UNLAM: Banjarmasin. Tidak Di

Publikasikan.

Rukmana, Rahmat. 1997. Ikan Nila, Budidaya dan Aspek Agribisnis. Kanisius.

Jakarta.

Sastrawijaya, A. Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.

Shindu, Shita Femala. 2005. Kandungan Logam Berat Cu, Zn dan Pb dalam Air,

Ikan Nila (Oreochromis niloticus ) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio)

dalam Keramba Jaring Apung, Waduk Saguling. Fakultas Perikanan Dan

Ilmu Kelautan Institut Pertanian: Bogor

Soemirat, Juli, dkk. 2003. Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta

Supardi, Imam. 2003. Lingkungan Hidup & Kelestariannya. Alumni. Jakarta

Susanti, Evi.2013. Kandungan Chromium (Cr) dan Zink (Zn) Pada Air dan Ikan

puyau (Osteochillus hasselti) di Perairan Sungai Alalak Kawasan

Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala. Skripsi Sarjana Fakultas FKIP

UNLAM: Banjarmasin. Tidak Di Publikasikan.

Page 11: Pencemaran Tembaga dan Zinc Pada Ikan nila dan Air Sungai Desa Mandikapau Barat

Sutisna, Dedy Heryadi dan Ratno Sutarmanto. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar.

Kanisius. Yogyakarta.

Sutrisno, Totok dan Eni Suciastuti. 1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT.

Rineka Cipta. Jakarta.

Wardhana, Wisnu Arya. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset

Yogyakarta: Yogyakarta.

Widowati, Wahyu, dkk. 2008. Efek Toksik Logam. Penerbit Andi. Yogyakarta