pencegahan malnutrisi

3
SHINDY WULANDARI/115070207131002 PENCEGAHAN MALNUTRISI Pencegahan Malnutrisi antara lain: mempertahankan status gizi anak seoptimal mungkin, menurunkan resiko timbulnya penyakit infeksi dan memperbaiki diit anak malnutrisi, meminimalkan akibat penyakit infeksi pada anak, merehabilitasi anak-anak yang menderita KEP fase dini (malnutrisi ringan). Operasional dari kebijaksanaan pencegahan Malnutrisi tersebut antara lain: 1. Program promosi ASI 2. Program peningkatan kualitas makanan dengan bahan-bahan lokal. Ibu hamil dan ibu menyusui diharapkan untuk meningkatkan kebutuhan zat-zat gizinya antara lain dengan : pemberian tablet besi, pemberian dan perbaikan makanan ibu hamil, program peningkatan makanan keluarga, misalnya: penyuluhan tentang proses pemasakan daging yang direbus tidak terlalu lama, sebab akan menurunkan lemak serta vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K). 3. Program imunisasi, perbaikan sanitasi lingkungan. 4. Deteksi dini dan pengobatan semua penyakit infeksi serta program oral dan internal pada dehidrasi karena diare. 5. Meningkatkan hasil produksi pertanian Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 – 2009. Menkes menambahkan, pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu melalui penambahan anggaran penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk menjadi Rp.

Upload: shindy-w

Post on 27-Dec-2015

111 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

malnutrisi

TRANSCRIPT

Page 1: PENCEGAHAN MALNUTRISI

SHINDY WULANDARI/115070207131002

PENCEGAHAN MALNUTRISI

Pencegahan Malnutrisi antara lain: mempertahankan status gizi anak seoptimal

mungkin, menurunkan resiko timbulnya penyakit infeksi dan memperbaiki diit anak

malnutrisi, meminimalkan akibat penyakit infeksi pada anak, merehabilitasi anak-

anak yang menderita KEP fase dini (malnutrisi ringan). Operasional dari

kebijaksanaan pencegahan Malnutrisi tersebut antara lain:

1. Program promosi ASI

2. Program peningkatan kualitas makanan dengan bahan-bahan lokal. Ibu hamil

dan ibu menyusui diharapkan untuk meningkatkan kebutuhan zat-zat gizinya

antara lain dengan : pemberian tablet besi, pemberian dan perbaikan

makanan ibu hamil, program peningkatan makanan keluarga, misalnya:

penyuluhan tentang proses pemasakan daging yang direbus tidak terlalu

lama, sebab akan menurunkan lemak serta vitamin yang larut dalam lemak

(vitamin A, D, E, K).

3. Program imunisasi, perbaikan sanitasi lingkungan.

4. Deteksi dini dan pengobatan semua penyakit infeksi serta program oral dan

internal pada dehidrasi karena diare.

5. Meningkatkan hasil produksi pertanian

Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 – 2009. Menkes menambahkan,

pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas pelayanan kesehatan dan gizi yang

bermutu melalui penambahan anggaran penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk

menjadi Rp. 600 milyar pada tahun 2007 dari yang sebelumnya 63 milyar pada

tahun 2001. Anggaran tersebut ditujukan untuk:

a. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan

balita di posyandu

b. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana kasus gizi buruk di

puskesmas/RS dan rumah tangga

c. Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada

balita kurang gizi dari keluarga miskin

Page 2: PENCEGAHAN MALNUTRISI

d. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan asuhan

gizi kepada anak (ASI/MP-ASI)

e. Memberikan suplementasi gizi (kapsul Vit.A) kepada semua balita

STRATEGI

1. Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk dilaksanakan di seluruh

kabupaten/kota di Indonesia, sesuai dengan kewenangan wajib dan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) dengan memperhatikan besaranmdan luasnya

masalah.

2. Mengembalikan fungsi posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi

masyarakat dan keluarga dalam memantau tumbuh kembang balita,

mengenali dan menanggulangi secara dini balita yang mengalami gangguan

pertumbuhan melalui revitalisasi Posyandu

3. Meningkatkan kemampuan petugas, dalam manajemen dan melakukan

tatalaksana gizi buruk untuk mendukung fungsi Posyandu yang dikelola oleh

masyarakat melalui revitalisasi Puskesmas

4. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok

rawan melalui pemberian intervensi gizi (suplementasi), seperti kapsul

Vitamin A, MP-ASI dan makanan tambahan.

5. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi gizi, advokasi dan

sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang dan pola hidup

bersih dan sehat

6. Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan swasta/dunia

usaha dan masyarakat untuk mobilisasi sumberdaya dalam rangka

meningkatkan daya beli keluarga untuk menyediakan makanan sehat dan

bergizi seimbang

7. Mengaktifkan kembali Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

melalui revitalisasi SKPG dan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) Gizi Buruk,

yang dievaluasi dengan kajian data SKDN yaitu (S)emua balita mendapat

(K)artu menuju sehat, (D)itimbang setiap bulan dan berat badan (N)aik, data

penyakit dan data pendukung lainnya.

(DepKes RI, 2009)