penawaran peraturan perundang-undangan jaminan sosial kesehatan, 2015.doc

7
PENAWARAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, 2015 Januari 2015 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan badan hukum publik yang dibentuk oleh pemerintah untuk mewujudkan terlaksananya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang ditujukan bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Pembentukan BPJS Kesehatan ini didasari oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, yang menyatakan bahwa setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program Jaminan Sosial. Karena kepesertaannya bersifat wajib, BPJS Kesehatan menargetkan seluruh penduduk Indonesia terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Sosial paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019 mendatang. Pelayanan kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis dimulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Pelayanan tingkat pertama dilakukan di puskesmas, klinik, praktek dokter, atau RS Kelas D Pratama, sedangkan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan dilakukan di klinik spesialis, RS Umum dan RS Khusus. Berdasarkan data BPJS Kesehatan sampai dengan 31 Agustus 2014 jumlah peserta mencapai 127.251.791 jiwa, dengan jumlah penerimaan iuran peserta sebesar Rp 25,7 triliun. Jumlah fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mencapai 17.419 faskes yang terdiri atas 9.768 puskesmas, 3.590 dokter praktik perorangan, 1.890 klinik pratama, 1.327 klinik TNI/Polri, 836 dokter gigi praktik mandiri dan 8 RS D Pratama. Jumlah faskes rujukan tingkat lanjutan sejumlah 1.574 faskes, yang terdiri dari 18 RS pemerintah kelas A, 135 RS pemerintah kelas B, 294 RS pemerintah kelas C, 158 RS pemerintah kelas D, 127 RS Khusus, 34 RS Khusus Jiwa, 602 RS Swasta, 103 RS TNI, 40 RS Polri, dan 63 klinik utama serta faskes penunjang yang meliputi 1.359 apotek dan 801optikal. Jumlah kunjungan pasien peserta BPJS Kesehatan ke faskes tingkat pertama mencapai 34.599.140 kunjungan, dari jumlah tersebut sebanyak 4.164.506 dirujuk ke faskes rujukan tingkat lanjutan. Dalam kurun waktu yang sama, BPJS Kesehatan telah membayar klaim kepada sejumlah fasilitas kesehatan sebesar Rp 24,4 triliun, sedangkan penyaluran dana kapitasi ke faskes tingkat pertama untuk periode yang sama mencapai Rp 5,38 triliun. Selain bekerja sama dengan fasilitas kesehatan, BPJS Kesehatan membuka ruang bagi peserta untuk mendapatkan manfaat lebih, khususnya dalam hal manfaat non medis dengan 49 perusahaan asuransi swasta melalui skema koordinasi manfaat atau coordination of benefit (CoB). Skema CoB yang diterapkan pada pelaksanaan JKN berupa pemberian manfaat tambahan yang belum di-cover oleh BPJS Kesehatan, seperti kelas perawatan yang lebih

Upload: m-suherman

Post on 09-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

PENAWARAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, 2015Januari 2015Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan badan hukum publik yang dibentuk oleh pemerintah untuk mewujudkan terlaksananya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang ditujukan bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Pembentukan BPJS Kesehatan ini didasari oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, yang menyatakan bahwa setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program Jaminan Sosial. Karena kepesertaannya bersifat wajib, BPJS Kesehatan menargetkan seluruh penduduk Indonesia terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Sosial paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019 mendatang.

Pelayanan kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis dimulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Pelayanan tingkat pertama dilakukan di puskesmas, klinik, praktek dokter, atau RS Kelas D Pratama, sedangkan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan dilakukan di klinik spesialis, RS Umum dan RS Khusus.

Berdasarkan data BPJS Kesehatan sampai dengan 31 Agustus 2014 jumlah peserta mencapai 127.251.791 jiwa, dengan jumlah penerimaan iuran peserta sebesar Rp 25,7 triliun. Jumlah fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mencapai 17.419 faskes yang terdiri atas 9.768 puskesmas, 3.590 dokter praktik perorangan, 1.890 klinik pratama, 1.327 klinik TNI/Polri, 836 dokter gigi praktik mandiri dan 8 RS D Pratama.Jumlah faskes rujukan tingkat lanjutan sejumlah 1.574 faskes, yang terdiri dari 18 RS pemerintah kelas A, 135 RS pemerintah kelas B, 294 RS pemerintah kelas C, 158 RS pemerintah kelas D, 127 RS Khusus, 34 RS Khusus Jiwa, 602 RS Swasta, 103 RS TNI, 40 RS Polri, dan 63 klinik utama serta faskes penunjang yang meliputi 1.359 apotek dan 801optikal. Jumlah kunjungan pasien peserta BPJS Kesehatan ke faskes tingkat pertama mencapai 34.599.140 kunjungan, dari jumlah tersebut sebanyak 4.164.506 dirujuk ke faskes rujukan tingkat lanjutan. Dalam kurun waktu yang sama, BPJS Kesehatan telah membayar klaim kepada sejumlah fasilitas kesehatan sebesar Rp 24,4 triliun, sedangkan penyaluran dana kapitasi ke faskes tingkat pertama untuk periode yang sama mencapai Rp 5,38 triliun.Selain bekerja sama dengan fasilitas kesehatan, BPJS Kesehatan membuka ruang bagi peserta untuk mendapatkan manfaat lebih, khususnya dalam hal manfaat non medis dengan 49 perusahaan asuransi swasta melalui skema koordinasi manfaat atau coordination of benefit (CoB). Skema CoB yang diterapkan pada pelaksanaan JKN berupa pemberian manfaat tambahan yang belum di-cover oleh BPJS Kesehatan, seperti kelas perawatan yang lebih tinggi, jenis obat yang ditanggung, ataupun perluasan faskes yang diberikan oleh asuransi kesehatan swasta yang melakukan CoB dengan BPJS.BPJS Kesehatan menjamin biaya sesuai tarif yang berlaku pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sedangkan selisihnya menjadi tanggung jawab asuransi komersial selama sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.Tim Kajian PT INDEC telah menyusun Peraturan Perundang-Udangan Jaminan Sosial Kesehatan 2015 dalam bentuk buku setebal 588 halaman dan kami tawarkan seharga Rp 3.600.000 (Tiga juta enam ratus ribu rupiah) per-copy dalam versi Bahasa Indonesia. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi PT Indodata Development Center (PT INDEC) melalui Phone: (0251) 863-0903, Fax: (0251) 863-4972 atau email: [email protected], Mobile (SMS): 0821 2364 2224.Formulir pemesanan kami lampirkan bersama penawaran ini.

Bogor, Januari 2015PT Indodata Development Center

M. Fadjar Rahardjo

Direktur Utama

DAFTAR ISIPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, 2015Januari 20151. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

1.2. Sumber Data

2.PERKEMBANGAN BPJS KESEHATAN2.1.Jaminan Kesehatan Nasional

2.1.1.Peta Jalan Jaminan Kesehatan Nasional, 2012-2019

2.1.2.Sasaran Pokok Peta Jalan Jaminan Kesehatan Nasional, 2012-2019

2.2.Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

2.2.1.Transformasi BPJS

2.2.2.Proses Transformasi

2.2.3.Kepesertaan BPJS Kesehatan

2.2.4.Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin

2.2.5.Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin

2.2.6.Kelas Pelayanan Kesehatan

2.2.7.Besaran Iuran BPJS Kesehatan

2.2.8.Fasilitas Kesehatan Primer

2.3.Kinerja PBJS Kesehatan

2.3.1.Perkembangan Jumlah Peserta

2.3.2.Penerimaan Iuran Peserta BPJS Kesehatan

2.3.3.Jumlah Kunjungan Pasien 2014

2.3.4.Jumlah Fasilitas Kesehatan (Faskes)

2.3.5.Jumlah kantor cabang

2.4.Kerjasama

2.4.1.Fasilitas kesehatan

2.4.2.Perusahaan asuransi3. KUMPULAN PERATURAN

3.1.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional3.2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial3.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja3.4.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedelapan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja3.5.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan3.6.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial3.7.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, Dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial3.8Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota Dewan Pengawas Dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial3.9.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional3.10.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan3.11.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2013 Tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial3.12.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2013 Tentang Gaji Atau Upah Dan Manfaat Tambahan Lainnya Serta Insentif Bagi Anggota Dewan Pengawas Dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial3.13.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan3.14.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah3.15.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja, Tata Cara Pengangkatan, Penggantian, Dan Pemberhentian Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional3.16.Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor: 36/PER /MENKO/KESRA/X/2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Jaminan Sosial Nasional3.17.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat3.18.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional3.19.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89/MENKES/SK/II/ 2013 Tentang Formularium Program Jaminan Kesehatan Masyarakat3.20.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 326/MENKES/SK/IX/ 2013 Tentang Penyiapan Kegiatan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional.

3.21.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/ VIII/2013 Tentang Formularium Nasional3.22.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 455/MENKES/SK/XI/ 2013 Tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan.

3.23.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah3.24.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)3.25.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional3.26.Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 245/PMK.02/2014 Tentang Besaran Persentase Dana Operasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 20153.27.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 5/POJK.05/2013 Tentang Pengawasan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Oleh Otoritas Jasa Keuangan3.28.Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan3.29.Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan Dan Penanganan Pengaduan Peserta3.30.Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Dan Mekanisme Kerja Pengawasan Dan Pemeriksaan Atas Kepatuhan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan3.31.Peraturan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pendaftaran Dan Pembayaran Peserta Perorangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan3.32.Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 211 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Dan Penjaminan Peserta Perorangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial KesehatanFORMULIR PEMESANAN

PT INDODATA DEVELOPMENT CENTER (PT INDEC)

Office: Bumi Panggugah, Jl. Teratai Raya No. 14, Ciomas - Bogor 16610Phone: (0251) 863-0903, Fax: (0251) 863-4972, Mobile (SMS): 0821 2364 2224Website: www.indec.co.id, Email: [email protected]

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, 2015Januari, 2015Nama (Bapak/Ibu):.......................................................................................Posisi: .......................................................................................Nama Perusahaan:.......................................................................................No. NPWP Perusahaan:.......................................................................................Alamat Perusahaan:.......................................................................................

.......................................................................................

.......................................................................................Telepon:..................................... Fax : .......................................Jumlah Pesanan: ............ copy

Tanggal:.....................................................Cap dan Tanda Tangan.....................................................Keterangan :

Harga Rp 3.600.000,- (Tiga juta enam ratus ribu rupiah ) Harga belum termasuk pajak (10% PPn)

Di luar Bogor ditambah biaya pengiriman

Pembayaran ( X ) :

Tunai Cek Transfer Ke - PT. Indodata Development Center AC. No. 0364 975 199 Bank BNI Cab. Bogor