penatalaksanaan gangguan sendi temporomandibula

5
2.1 Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibula Rasa tidak enak umumnya mendorong pasien mencari pertolongan. Perawatan yang segera dan efisien tidak hanya dapat meredakan penderitanya tapi juga membantu mengembalikan rasa percaya diri pasien hal ini menempatkan dokter gigi pada posisi yang lebih dihargai dalam merawat masalah tersebut. Penatalaksanaan pada gangguan sendi temporomandibula : 1. Terapi Fisik Pendekatan paling dasar untuk gangguan fungsi atau gangguan sendi temporomandibula adalah secara fisik. Kompres panas (kadang juga dingin) pada otot yang kaku sering kali dapat menghilangkan nyeri otot dan kaku. Panas diberikan melalui bantalan pemanas atau botol air panas, dengan lama dan frekuensi ditentukan sendiri oleh pasien. Istirahat dan pembatasan luas pergerakan mandibula juga mengurangi nyeri otot dan rasa tidak enak. Hindari makanan yang membutuhkan pembukaan mulut yang lebar, atau pengunyahan yang berat. Memotong- motong makanan menjadi potongan yang kecil-kecil sebelum memakannya dapat mengurangi berat pengunyahan. Juga dihindarkan pengunyahan permen karet, mengigit

Upload: hesti-rahayu

Post on 12-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

macam-macam penatalksannaan gangguan senti temporomandibula

TRANSCRIPT

2.1 Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibula

Rasa tidak enak umumnya mendorong pasien mencari pertolongan. Perawatan yang segera dan efisien tidak hanya dapat meredakan penderitanya tapi juga membantu mengembalikan rasa percaya diri pasien hal ini menempatkan dokter gigi pada posisi yang lebih dihargai dalam merawat masalah tersebut. Penatalaksanaan pada gangguan sendi temporomandibula :1. Terapi Fisik

Pendekatan paling dasar untuk gangguan fungsi atau gangguan sendi temporomandibula adalah secara fisik. Kompres panas (kadang juga dingin) pada otot yang kaku sering kali dapat menghilangkan nyeri otot dan kaku. Panas diberikan melalui bantalan pemanas atau botol air panas, dengan lama dan frekuensi ditentukan sendiri oleh pasien. Istirahat dan pembatasan luas pergerakan mandibula juga mengurangi nyeri otot dan rasa tidak enak. Hindari makanan yang membutuhkan pembukaan mulut yang lebar, atau pengunyahan yang berat. Memotong-motong makanan menjadi potongan yang kecil-kecil sebelum memakannya dapat mengurangi berat pengunyahan. Juga dihindarkan pengunyahan permen karet, mengigit kuku, memecahkan es atau kacang dengan gigi dan kebiasaan jelek lainnya. Pasien di intruksikan untuk membatasi jarak antara insisal pada saat membuka mulut, untuk menghindari kliking. Pemijatan otot yang nyeri dapat membantu dan menghilangkan gejala nyeri kronis (Paderson, 2013).2. Manipulasi

Manipulasi dapat dilakukan dalam terapi sendi temporomandibula untuk mengurangi dislokasi mandibula dan pergeseran diskus ke anterior atau keadaan closed-lock (terkunci). Dislokasi mandibula akut ditangani dengan menekan ke arah bawah, secara bilateral pada regio molar. Apabila dislokasi diakibatkan oleh sebab mekanis, karena penutupan emenensia articularis, atau apabila disebabkan oleh spasme otot, perbaikan dilakukan dengan tekanan ke bawah. Pada kasus dislokasi berulang atau dislokasi kronis dari mandibula, dapat diajarkan cara perbaikan sendiri. Manipulasi juga digunakan untuk mengurangi diskus yang bergeser ke anterior. Jika pergeseran relatif baru terjadi (dalam 3 sampai 4 minggu) dan relatif tidak terlalu sakit, perbaikan diusahakan dengan cara mengintruksikan penderita untuk mengerakkan mandibula ke sisi yang berlawanan sejauh mungkin, kemudian mandibula ditekan dengan ibu jari pada permukaan oklusal geligi. Kekuatan tarik inferoanterior diberikan pada sisi yang terlibat, sementara sisi yang berlawanan disanggah oleh kekuatan posterosuperior, yang cendrung akan mengembalikan kedudukan processus kondilaris. Jika tindakan tersebut berhasil, terdengar suara klik dan terlihat perbaikan dalam luas pergerakan (Paderson, 2013).

3. Obat-obatan

Peradangan merupakan bagian dari gangguan fungsi atau penyakit sendi baik intra maupun ekstra-artikular, maka diindikasikan penggunaan bahan anti radang non-steroid. Aspirin, ibuprofen dan Naproxen merupakan obat-obat yang efektif, digunakan secara luas. Cara lain yang lebih baik adalah memberi obat penenang seperti diazepam 5 mg yang dimakan pada malam hari untuk 2 minggu pertama. Cara ini sering dapat menghilangkan kekakuan rahang pada pagi hari dimana terdapat kebiasaan bruksism pada malam hari. Sebaiknya anjurkan agar obat-obat tersebut diminum sedekat mungkin dengan saat tidur sehingga tidak mengganggu kebiasaan normal (Paderson, 2013) (Ogus et al, 1990).4. Oral SplintOral splint atau occlusal splint adalah alat yang dapat dilepas dan terbuat dari akrilik keras, tembus pandang dan menutupi seluruh oklusal geligi maksila serta mempunyai kontak sentrik dengan seluruh geligi mandibula. Penggunaannya selama ini adalah sebagai alat pelindung untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi dan jaringan periodontal pada penderita bruksism yang melakukan grinding pada waktu tidur. Selain itu, alat ini juga menghilangkan bruksism karena meniadakan interferensi oklusi. Efektifitas oral splint dalam terapi bruksism masih merupakan tanda tanya. Tetapi pemakaian oral splint masih dapat diterima karena bersifat non invasive, dan dapat memberi semangat pada pasien atas kesembuhan. Oral splint dapat dipakai untuk mengatur kebiasaan, dan sebagai alat proteksi untuk mencegah atau membatasi kerusakan gigi dan jaringan periodontal terhadap beban yang berlebihan, disamping itu dapat digunakan sebagai pelengkap perawatan pada nyeri orofasial akibat gangguan sendi rahang. Splint tidak menyembuhkan tetapi dapat berperan sebagai alat pembantu terapi non spesifik (healing aid) selama fase rehabilitasi pasien. Untuk aplikasi splint perlu penentuan indikasi yang tepat (Tanzil Antonia, 2008).

Gambar 3. Oral Splint pada maksila (Tanzil Antonia. 2008. Peran Oral Splint Pada Bruxisme. Hal: 37-39. Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(1): 36-43)