penataan kawasan penatapan dan air terjun...

13
Volume 29 Nomor 1 Januari Juni 2015 ISSN : 0854-4468 32 PENATAAN KAWASAN PENATAPAN DAN AIR TERJUN LAU SIKULIKAP DENGAN METODA PERANCANGAN ARSITEKTUR Hibnul Walid Dosen Teknik Arsitektur&Perencanaan Wilayah dan Kota-ITM Jalan Gedung Arca No 52, Medan [email protected] ABSTRAK Potensi alam di daerah desa Doulu Kecamatan Berastagi, yang bertepatan dengan perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Deli Serdang, yaitu didaerah Penatapan, yang memiliki pemandangan alam yang menarik serta terdapat air terjun Sikulikap dibawahnya.sehingga menimbulkan gagasan untuk mengembangkan daerah ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata, dimana selama ini tidak terawat dengan baik, seperti sarana dan prasarananya. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan perancangan yang menyeluruh sehingga terwujud sebuah kawasan wisata yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk berwisata, dapat menjadi identitas dan kebanggaan Kabupaten Karo, serta dapat pula memberikan konstribusi positif bagi pengembangan daerah sekitarnya.Analisis yang dilakukan meliputi analisis secara fisik (arsitektur) dan berdasarkan analisis terhadap lahan yang masih alami.Arsitektur, dengan segala aspek yang terkait didalamnya, berpeluang untuk ikut memajukan industri pariwisata seperti melakukan studi mengenai penataaan kawasan wisata sehingga dapat memberikan jabaran yang tepat mengenai kepariwisataan.Metode perancangan arsitektur kawasan lebih di tujukan pada konteks lingkungan dan perancangan tapak (site design) atau perencanaan tapak (site planing) atau biasa juga di sebut sebagai arsitektur lansekap (arsitektur bentang alam).Kawasan merupakan daerah yang memiliki unsur-unsur alam dan lokalitasnya (iklim, air, tanah, vegetasi, hewan dan manusia), dari tinjauan tersebut kawasan merupakan suatu areal yang cukup luas dan kompleks, serta merupakan potensi yang belum tersentuh dan termanfaatkan dengan yang baik. Kata kunci: Penataan, Kawasan, Perancangan Arsitektur ABSTRACT Natural potential in rural areas Doulu District of Berastagi, which coincides with the border Karo with Deli Serdang, namely Penatapan area, which has a fascinating natural scenery and waterfalls are Sikulikap below. giving rise to the idea to develop this area into a tourist destination, during which it is not well maintained, such as facilities and infrastructure. In connection with the foregoing, it is necessary to design a thorough so manifest a tourist area that can meet the needs of the community for a tour, can be identity and pride Karo, and can also provide a positive contribution to the development of the surrounding area. Analysis was conducted on the physical analysis (architecture) and based on the analysis of unspoiled land. Architecture, with all relevant aspects in it, a chance to participate in promoting the tourism industry as a study on the penataaan tourist areas so as to provide precise descriptions about tourism. More regional architecture design method aimed at environmental context and design of the site or site planning or also referred to as landscape architecture. Region is an area that has the elements of nature and locality (climate, water, soil, vegetation, animals and humans), from the review of the area is an area that is quite extensive and complex, and the untapped potential and are well utilized. Keywords: ArrangementArea, Architectural Design PENDAHULUAN Sebagai studi kasus, kawasan wisata penatapan dan air terjun sikulikap di Desa Doulu Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo (terletak diperbatasan tanah Karo dan Deli Serdang). Berastagi yang berlokasi 66 km dari Medan dan memiliki temperatur sekitar 66° - 27°C dan dengan kelembaban udara rata-rata 82% memiliki potensi kawasan wisata yang perlu dikembangkan karena Kabupaten Dati II Karo adalah merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang utama di Sumut. Air terjun Sikulikap dan obyek wisata Penatapan yang berlokasi di perbatasan Karo dan Deli Serdang memiliki potensi obyek wisata yang cukup baik dengan pemandangan indah kepantai timur (Penatapan) dan keindahan air terjun serta keadaan alamnya yang cukup menarik. Tujuan dari pembahasan studi ini adalah untuk memberikan gambaran aplikasi metoda perancangan arsitektur

Upload: hoangthu

Post on 06-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 32

PENATAAN KAWASAN PENATAPAN DAN AIR TERJUN LAU SIKULIKAP

DENGAN METODA PERANCANGAN ARSITEKTUR

Hibnul Walid

Dosen Teknik Arsitektur&Perencanaan Wilayah dan Kota-ITM

Jalan Gedung Arca No 52, Medan

[email protected]

ABSTRAK

Potensi alam di daerah desa Doulu Kecamatan Berastagi, yang bertepatan dengan perbatasan

Kabupaten Karo dengan Kabupaten Deli Serdang, yaitu didaerah Penatapan, yang memiliki pemandangan

alam yang menarik serta terdapat air terjun Sikulikap dibawahnya.sehingga menimbulkan gagasan untuk

mengembangkan daerah ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata, dimana selama ini tidak terawat dengan

baik, seperti sarana dan prasarananya. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan perancangan

yang menyeluruh sehingga terwujud sebuah kawasan wisata yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

untuk berwisata, dapat menjadi identitas dan kebanggaan Kabupaten Karo, serta dapat pula memberikan

konstribusi positif bagi pengembangan daerah sekitarnya.Analisis yang dilakukan meliputi analisis secara fisik

(arsitektur) dan berdasarkan analisis terhadap lahan yang masih alami.Arsitektur, dengan segala aspek yang

terkait didalamnya, berpeluang untuk ikut memajukan industri pariwisata seperti melakukan studi mengenai

penataaan kawasan wisata sehingga dapat memberikan jabaran yang tepat mengenai kepariwisataan.Metode

perancangan arsitektur kawasan lebih di tujukan pada konteks lingkungan dan perancangan tapak (site design)

atau perencanaan tapak (site planing) atau biasa juga di sebut sebagai arsitektur lansekap (arsitektur bentang

alam).Kawasan merupakan daerah yang memiliki unsur-unsur alam dan lokalitasnya (iklim, air, tanah,

vegetasi, hewan dan manusia), dari tinjauan tersebut kawasan merupakan suatu areal yang cukup luas dan

kompleks, serta merupakan potensi yang belum tersentuh dan termanfaatkan dengan yang baik.

Kata kunci: Penataan, Kawasan, Perancangan Arsitektur

ABSTRACT

Natural potential in rural areas Doulu District of Berastagi, which coincides with the border Karo

with Deli Serdang, namely Penatapan area, which has a fascinating natural scenery and waterfalls are

Sikulikap below. giving rise to the idea to develop this area into a tourist destination, during which it is not well

maintained, such as facilities and infrastructure. In connection with the foregoing, it is necessary to design a

thorough so manifest a tourist area that can meet the needs of the community for a tour, can be identity and

pride Karo, and can also provide a positive contribution to the development of the surrounding area. Analysis

was conducted on the physical analysis (architecture) and based on the analysis of unspoiled land. Architecture,

with all relevant aspects in it, a chance to participate in promoting the tourism industry as a study on the

penataaan tourist areas so as to provide precise descriptions about tourism. More regional architecture design

method aimed at environmental context and design of the site or site planning or also referred to as landscape

architecture. Region is an area that has the elements of nature and locality (climate, water, soil, vegetation,

animals and humans), from the review of the area is an area that is quite extensive and complex, and the

untapped potential and are well utilized.

Keywords: ArrangementArea, Architectural Design

PENDAHULUAN

Sebagai studi kasus, kawasan

wisata penatapan dan air terjun sikulikap

di Desa Doulu Kecamatan Berastagi,

Kabupaten Karo (terletak diperbatasan

tanah Karo dan Deli Serdang). Berastagi

yang berlokasi 66 km dari Medan dan

memiliki temperatur sekitar 66° - 27°C

dan dengan kelembaban udara rata-rata

82% memiliki potensi kawasan wisata

yang perlu dikembangkan karena

Kabupaten Dati II Karo adalah merupakan

salah satu daerah tujuan wisata yang utama

di Sumut. Air terjun Sikulikap dan obyek

wisata Penatapan yang berlokasi di

perbatasan Karo dan Deli Serdang

memiliki potensi obyek wisata yang cukup

baik dengan pemandangan indah kepantai

timur (Penatapan) dan keindahan air terjun

serta keadaan alamnya yang cukup

menarik.

Tujuan dari pembahasan studi ini

adalah untuk memberikan gambaran

aplikasi metoda perancangan arsitektur

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 33

dalam penataan kawasan wisata Penatapan

dan Air Terjun Sikulikap dan ruang

lingkup studi ini hanya mencakup pada

penjelasan tentang metode perancangan

(pola pikir merancang) serta metode

perancangan arsitektur kawasan ( berupa

standarisasi perancangan tapak/ bentang

alam / lansekap) serta pengaplikasiannya

dalam studi kasus dalam bentuk gambaran

konsep.

Arsitektur dan Kawasan Kebanyakan orang bila ditanya, barangkali

akan berkata bahwa arsitektur bermula

sebagai tempat bernaung. Memang,

bangunan-bangunan yang pertama adalah

tempat tinggal, dan orang memerlukan

tempat bernaung agar dapat bertahan

hidup.Namun tempat bernaung bukanlah

satu-satunya fungsi dari

arsitektur.Arsitektur dapat memberikan

rona bagi kegiatan-kegiatan apakah itu

menyatakan kekuasaan, status, atau hal-hal

pribadi, menyampaikan informasi,

mengkiaskan sistem-sistem nilai.

Arsitektur juga dapat memisahkan wilayah

antara sini dan sana, suci dan duniawi, pria

dan wanita, depan belakang, arsitektur

bukanlah desain bangunan perbangunan

saja, tetapi konsep lingkungan yang

menyeluruh dengan kata lain arsitektur

cakupannya cukup luas mulai dari

pemahaman- pemahaman tentang unsur

alam dari tapak dan lokalitasnya.

METODE

Dalam penelitian ini akan

membahas mengenai kawasan yang diteliti

dengan metode penelitian komparatif,

yaitu penelitian dengan bentuk survey,

studi banding, studi waktu, dan gerak

analisa kwantitatif. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini mencakup

dua jenis yaitu data primer dan data

sekunder.Data primer yang digunakan

dalam penelitian ini adalah bangunan yang

berada dikawasan eksisting.Data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berupa kepustakaan yang

berhubungan dengan tujuan penelitian dan

bahan – bahan kepustakaan lainnya yang

dapat dijadikan perbandingan dan sebagai

pedoman untuk analisa penelitian ini.

Metode penelitian ini dilakukan seara

bertahap, yaitu Tahap Persiapan, tahap

pengumpulan data, tahap kompilasi data,

tahap analisa data dan tahap perumusan.

Lokasi Eksisting Condition

Daerah studi kasus berada didesa

Doulu kecamatan Berastagi kabupaten

Karo, yang bertepatan dengan perbatasan

Kabupaten Karo dengan deli serdang,

yaitu didaerah Penatapan, yang memiliki

pemandangan alam yang menarik serta

terdapat air terjun Sikulikap dibawahnya.

Gambar.1. Site Plan

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 34

Jalan

Gambar.2.Keadaan/ situasi jalan didaerah Penatapan

(Sumber: Observasi lapangan)

Ganbar.3.Kondisi jalan cukup baik namun tidak tersedianya trotoar untuk pejalan kaki

(Sumber : Observasi Lapangan )

Dinding Penahan Tanah

Pada dinding sebelah timur, dinding penahan tanah kurang tinggi sehingga rawan longsor.

Pada sisi jalan sebelah barat dinding penahan

tanah sudah terbuat dari beton (baik) seperti

terlihat pada foto, dinding penahan tanah

berada persis sejajar denga tangga turun ke

WC

Pada dinding sebelah timur, dinding

penahan tanah kurang tinggi sehingga

rawan longsor

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 35

Gambar.4. Dinding Penahan Tanah

(Sumber : Observasi Lapangan)

Parkir

Parkir kendaraan diparkirkan disepanjang jalan

Gambar.5. Penempatan Parkir tidak teratur, terletak disepanjang jalur jalan

(Sumber: Observasi lapangan)

Type Pondok

Gambar.6. Perlu Penataan Kembali

(Sumber: Observasi Lapangan)

Undak-undak

Type undak-undak menuju air

terjun sudah cukup baik, yang terbuat dari

beton, tapi pada banyak bagian undak-

undak sudah sangat tidak terawat (tertutup

lumut).

Gambar.7.Perlu Perawatan (Sumber: Observasi Lapangan)

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 36

Entrance (Pintu Masuk Utama)

Entrance/ gerbang masuk kedaerah air terjun kurang tertata dan tidak menarik dan kondisi

saat ini sangat memprihatinkan.

Gambar.8. Pintu Masuk Utama

(Sumber: Observasi Lapangan)

Pagar pengaman

Tidak adanya pagar pengaman pada sisi jalan menuju air terjun.

Gambar.9. Tidak mempunyai Pagar Pengaman (Sumber: Observasi Lapangan)

Gambar.10. TebingYang Curam

(Sumber : Observasi Lapangan)

Air Terjun

Gambar.12. Air Terjun lau sikulikap

(Sumber : Observasi lapangan)

Tebing Curam disamping

ini merupakan tebing

yang sering digunakan

sebagai olahraga Panjat

Tebing, tetapi masih

belum tertata dengan baik.

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 37

Gambar.13. Aliran Sungai Air Terjun Lau Sikulikap

(Sumber : Observasi Lapangan)

Kondisi aliran sungai air terjun lau

sikulikap saat ini dandapat dilihat kondisi

aliran sungai yang sangat banyak terdapat

tumpukan sampah, kondisi sangatlah

membuat prihatin dipandang mata.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada babterdahulu telah diuraikan

permasalahan fisik yang ada pada tapak,

serta potensi yang ada pada tapak tersebut.

Maka dapat diambil suatu kesimpulan

tentang permasalahan-permasalahan yang

ada untuk dicari pemecahannya.

Dari analisa awal pada pembahasan

terdahulu permasalahan yang ada, adalah

sebagai berikut:

Tidak tersedianya trotoar untuk pejalan

kaki

Dinding penahan tanah pada sisi

sebelah timur kurang tinggi

Tidak tersedianya lahan parkir yang

layak untuk kendaraan

Beberapa type pondok yang tidak

tertata

Entrance tidak ditata dengan baik

Tidak adanya pagar pengaman disekitar

jalan yang curam

Kurangnya penataan disekitar air terjun

Dari permasalahan yang ada diatas,

maka perlu kiranya penataan dengan

memakai metode-metode perancangan

arsitektur yang telah disebutkan pada

pembahasan terdahulu.

Analisa Ruang Luar Kawasan

Pada gambar diatas dapat terlihat

struktur dari kawasan luar sangatlah

berkontur, dimana kawasan ini memang

terletak didaerah perbukitan yang memiliki

berbagai macam ke eksotisan alam yang

begitu bisa dimanfaatkan, sehingga dalam

konsep perancangannya harusnya

memanfaatkan keadaan lingkungan yang

sekarang.Jadi dalam analisa ini kita

harusnya membuat sketsa yang sangat

memperhatikan faktor-faktor alam sekitar

(seperti pada gambar diatas).

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 38

Tingkat Visual

Dalam sketsa diatas dapat terlihat

ada beberapa ketertutupan pada kawasan

penatapan dimana ada beberapa titik

ditumbuhi oleh pepohonan yang cukup

rimbun.Ketertutupan itu merupakan faktor

alam yang masih alami, sehingga harus

dimaksimalkan penggunaannya.

Dinding Ruang Luar

Bentuk Ruang Luar

Bentuk ruang luar yang terjadi adalah bentuk ruang mekanis,

Analisa Bentang Dasar dan Bentang Langit-langit

Kondisi tanaman setelah

dianalisa merupakan tanaman

berlapis

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 39

Pada dasarnya kawasan penatapan

dan air terjun lau sikulikap diapit oleh

perbukitan gunung sehingga memiliki

bentang dasar dan bentang langit-langit

yang sangat dinamis.Sehingga pada

penataan kawasan ini kita harus sangat

memperhatikan kedinamisan alam

ini.Bentuk penutup dan bentang langit-

langit, dibentuk melalui bentuk tanaman

dan bentuk permukaan tanah.Bentuk

bentang yang ada adalah berbentuk

cembung, horizontal dan cekung.

Sirkulasi Ruang Luar

Pencapaian Ruang Luar

Route Jalan Ruang Luar

Trotoar

Sistem sirkulasi yang ada pada tapak

merupakan jalur sirkulasi yang berakhir pada

ruang lokasi.

Sistem pencapaian ruang luar pada

tapak adalah system pencapaian

samping dengan jalur pencapaian yang

berbelok.

Model route jalan luar pada kawasan

tersebut berupa mode menuju selaan

dan tujuan.

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 40

Trotoar harus dirancang untuk

memungkinkan bermacam pejalan kaki

untuk bergerak dengan aman, bebas dan

tidak terintangi melalui lingkungan

eksterior. Hal-hal ini harus

dipertimbangkan didalam rancangan atau

modifikasi sistem pejalan kaki.

Entrance( Pintu Masuk Utama)

Penampilan Entrance (Pintu Masuk

Utama) membuat suasana lebih indah,

proporsi dengan dilengkapi ornamen

budaya karo.

Dinding Penahan Tanah

Pagar Pengaman

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 41

Penataan Parkir

Penerangan Ruang Luar

Rambu Ruang Luar

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 42

Undak Konstruksi dibawah ini adalah type undak yang dipakai dalam penataan kawasan

Undak batu konstruksi kering, undak ini dipasang kering pada pasir urug,

Bantaran (Berm)

Pagar Pengaman

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 43

Lokasi Panjat Tebing

KESIMPULAN

Dari hasil analisa kondisi fisik dan

non fisik tersebut di atas, maka bisa

dirumuskan suatu permasalahan berkaitan

dengan kasus proyek, yaitu bagaimana

merancang suatu fasilitas wisata yang

tanggap terhadap lingkungan sekitarnya

sekaligus melestarikan budaya dan

arsitektur tradisional Karo.Oleh karena itu

diperlukan suatu penyelesaian masalah

yang komprehensif dengan memperhatikan

kondisi obyektif yang ada. Dalam kasus ini

solusi yang dimaksud berupa desain

arsitektur yang mendukung proses

pembangunan dengan memperhatikan

aspek-aspek ekologis dan budaya

tradisional.

Konsep dasar Perancangan

1.Merancang dengan pertimbangan

penyatuan antara bangunan dengan

lingkungan alam sekitarnya, maupun antar

elemen pembentuk bangunan tersebut.

Alam yang ada merupakan potensi utama

di Kawasan Wisata, sehingga harus

menjadi dasar perencanaan dan

perancangan.

2. Merancang bangunan yang mempunyai

kekhasan baik dalam bentuk maupun

dalam suasana lingkungan.

3. Penerapan pembangunan berkelanjutan

pada perencanaan dan perancangan

lansekap kawasan wisata ini adalah dengan

usaha meminimalkan pekerjaan „cut‟ yang

dapat merusak struktur tanah,

memperhatikan dan mempertimbangkan

vegetasi yang ada dan menjadikannya

sebagai bagian dari desain.

4. Konsep pembangunan bertahap.

Pembangunan bertahap ini dapat dimulai

dari fasilitas-fasilitas inti yang kemudian

diikuti oleh fasilitas-fasilitas lainnya.

Konsep Penataan

Setelah dilakukan pembahasan

pada bab-bab terdahulu, akhirnya sampai

pada kesimpulan bahwa, Kawasan

Penatapan dan Air terjun Lau Sikulikap

Volume 29 Nomor 1 Januari – Juni 2015

ISSN : 0854-4468 44

merupakan kawasan yang sangat

berpotensi menjadi kawasan wisata alam

apabila diberikan penataan serta perawatan

yang baik. Sehingga pada kesimpulan

penelitian ini kami menghasilkan konsep

rancangan sebagai solusi permasalahan

dalam penataan kawasaan penatapan dan

air terjun lau sikulikap.

DAFTAR PUSTAKA Lawson, Bryan, 1980, How Designer

Think, London, The Architectural

Press Ltd.

Laporan Seminar Perkotaan

“Pengembangan Obyek Wisata

Pulau Telaga Tujuh Kecamatan

Langsa Timur”, ITM, 1999

Joseph De Chlara, Lee. Kopplemen

“standart Perencanaan Tapak”

Penerbit Erlangga

Unit Manajemen Lauser (UML), 2001,

“Potensi kesesuaian Lahan

Kabupaten Karo”, Pemerintah

Kabupaten Karo

Thomas Cylinder, 1996, Pengantar

Arsitektur, Erlangga

Rustam Hakim. Ir, 1997, Pengantar

Arsitektur Lansekap, Bumi Aksara

Bandung

Meneth Ginting. Ir, 1984, Ada Apa Di

Tanah Karo, USU Press

Majalah Konstruksi, 1995, Edisi 21

Majalah Konstruksi, 1997, Edisi 11