penangkapan lobster dengan bubu

2
TEKNIK PENANGKAPAN LOBSTER ( Panilurus sp ) DENGAN BUBU Karakteristik alat tangkap bubu ini sebagai berikut : Bubu umumnya dibuat secara manual dengan menggunakan bahan dari kayu, bambu maupun rangka besi / baja dan berdinding kayu, bambu atau jaring. Volume b u b u diusahakan agak longgar sehingga lebih banyak ikan dan udang yang tertangkap serta menghindari kanibalisme udang yang tertangkap. Bentuk bubu bermacam-macam, ada yang berbentuk botol, (umumnya digunakan menangkap sidat di Eropa), bentuk kotak (umumnya untuk menangkap lobster), dan bentuk silinder (untuk menangkap ikan). Alat ini biasanya dilengkapi dengan penghalang dan pintu masuk yang sangat mudah dimasuki udang/ ikan, namun setelah masuk udang/ ikan sulit untuk mencari jalan keluar. O l e h karena itu, mulut bubu harus dibentuk secara khusus agar udang/ikan tidak merasa terjebak (umumnya berbentuk lingkaran datar, kerucut, cembung ataupun piramid). DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TABANAN 2009 Keterangan lebih lanjut hubungi PPL Perikanan setempat atau langsung ke Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan, Jln. Pulau Nias No.33 Tabanan, Telp/Fax. 0361-811497, E-mail: [email protected] Teknik Penangkapan Teknik operasional bubu dilakukan dengan menempatkan bubu di sekitar karang atau batu secara hati-hati agar tidak merusak habitat karang tersebut. Mulut bubu diletakkan berlawanan dengan arus air. Agar bubu tetap berada pada posisi yang baik dan tidak terbawa arus, maka perlu di pasangi patok kayu atau besi. Pengangkatan bubu dilakukan dengan tidak merusak habitat dasar perairan. Bubu setelah selesai dipakai harus ditempatkan pada tempat yang teduh dan aman. Teknik Penanganan Hasil Hasil tangkapan yaitu lobster ukuran 200 – 700 gram, diangkat dari bubu secara hati-hati, kemuadian ditaruh di dalam dungki/ wadah lainnya agar tetap hidup dan usahakan tidak ada yang cacat atau patah agar nilai jualnya lebih tinggi atau memenuhi standar ekspor. (Agus Rochdianto,SE, S.PKP & Agung Raka Bhakta, S.Pi, M.MA) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Upload: agus-rochdianto

Post on 29-May-2015

417 views

Category:

Technology


6 download

DESCRIPTION

Teknik penangkapan lobster di kabupaten Tabanan Bali dengan menggunakan bubu bambu

TRANSCRIPT

Page 1: Penangkapan Lobster dengan Bubu

TEKNIK PENANGKAPAN

LOBSTER ( Panilurus sp )

DENGAN BUBU

Karakteristik alat tangkap bubu ini sebagai berikut : • Bubu umumnya dibuat secara manual dengan

menggunakan bahan dari kayu, bambu maupun rangka besi / baja dan b e r d i n d i n g kayu, bambu atau jaring. • V ol um e b u b u d i u sa h a ka n agak longgar s e h i n g g a lebih banyak ikan dan

udang yang tertangkap serta menghindari kanibalisme udang yang tertangkap.

• Bentuk bubu bermacam-macam, ada yang berbentuk botol, (umumnya digunakan menangkap sidat di Eropa), bentuk kotak (umumnya untuk menangkap lobster), dan bentuk silinder (untuk menangkap ikan).

Alat ini biasanya dilengkapi dengan penghalang dan pintu masuk yang sangat mudah

dimasuki u d a n g /i k a n , n a m u n s e t e l a h m a s u k u d a n g /ikan sulit u n t u k m e n c a r i j a l a n k e l u a r . O l e h

karena itu, mulut bubu harus dibentuk secara khusus agar udang/ikan tidak merasa terjebak (umumnya berbentuk lingkaran datar, kerucut, cembung ataupun piramid). DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

KABUPATEN TABANAN

2009

Keterangan lebih lanjut hubungi PPL Perikanan

setempat atau langsung ke Dinas Perikanan dan

Kelautan Kabupaten Tabanan, Jln. Pulau Nias No.33

Tabanan, Telp/Fax. 0361-811497, E-mail:

[email protected]

Teknik Penangkapan Teknik operasional bubu dilakukan dengan menempatkan bubu di sekitar karang atau batu secara hati-hati agar tidak merusak habitat karang tersebut. Mulut bubu diletakkan berlawanan dengan arus air. Agar bubu tetap berada pada posisi yang baik dan tidak terbawa arus, maka perlu di pasangi patok kayu atau besi. Pengangkatan bubu dilakukan dengan tidak merusak habitat dasar perairan. Bubu setelah selesai dipakai harus ditempatkan pada tempat yang teduh dan aman.

Teknik Penanganan Hasil Hasil tangkapan yaitu lobster ukuran 200 – 700 gram, diangkat dari bubu secara hati-hati, kemuadian ditaruh di dalam dungki/ wadah lainnya agar tetap hidup dan usahakan tidak ada yang cacat atau patah agar nilai jualnya lebih tinggi atau memenuhi standar ekspor. (Agus Rochdianto,SE, S.PKP & Agung Raka Bhakta, S.Pi, M.MA)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 2: Penangkapan Lobster dengan Bubu

Pendahuluan Peningkatan permintaan pasar, baik pasar do-mestik maupun pasar internasional terhadap pro-tein hewani sebagai akibat dari meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran untuk

mengkonsumsi makanan yang sehat atau pola hidup yang mengutamakan kualitas kese-hatan. Hal ini akhirnya men-dorong pergeseran dalam pola konsumsi masyarakat yang mengutamakan makanan yang rendah kolesterol dan berprotein tinggi yang ada pada produk perikanan. W i l a y a h l a u t d i K a b u p a t e n T a b a n a n merupakan bagian dari wilayah perairan Selat Bali dengan luas seluruhnya 2.982 km2 dan termasuk wilayah

fishing ground III (wilayah fishing ground Bali Barat) yang mempunyai potensi lestari sebesar 44.947 ton/ tahun yang terdiri dari ikan pelagis dan

demersal yang masing-masing adalah 41.070 ton/ tahun dan 3.877 ton/ tahun Potensi dan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan khsususnya lobster di Kabupaten Tabanan masih banyak mengalami kendala karena karakteristik pantai selatan yang berombak besar sehingga resiko kerusakan armada perahu dan alat tangkap juga sangat besar. Pemanfaatan sumber daya lobster sebagai produk common property yang dapat ditangkap

oleh siapapun dengan armada dan alat tangkap yang dimiliki, sehingga untuk mendukung pemanfaatan sumber daya lobster yang berkelanjutan maka diperlukan alat tangkap yang selektif dan ramah lingkungan di antaranya adalah bubu lobster.

Habitat Lobster Lobster menyukai tempat di batu-batu karang, di balik batu karang. Udang karang ini tidak menyukai tempat yang terbuka dan berarus kuat, yang berombak berlebihan dan dasar yang berlumpur. Tempat yang disukainya adalah perairan yang tenang seperti di teluk-teluk, pulau-pulau, pantai dan tempat yang terlindung terutama pada daerah yang dasarnya berpasir dan banyak di tumbuhan rumput laut. Lobster umumnya menghuni perairan dangkal yang mempunyai kedalaman antara 10-15 meter, namun pada saat-saat tertentu, lobster beruaya (berpindah) ke tempat yang lebih dalam.

Sifat Makan Lobster termasuk hewan air yang bersifat omnivore atau pemakan segala, baik itu tumbuhan maupun hewan yang masih hidup maupun yang sudah mati. Makanannya terdiri dari udang yang

kecil-kecil, ikan, cacing, binatang lunak dan sisa binatang air yang telah mati. Lobster menggunakan kukunya atau capit untuk memegang masangsanya, kemudian dimasukkan ke dalam mulut.

Konstruksi Bubu Lobster Bubu merupakan alat tangkap yang bersifat pasif dan diletakkkan di dasar perairan yang bertujuan untuk menangkap ikan, udang, dan kepiting baik itu di perairan tawar maupun laut. Alat tangkap ini terdiri dari tiga golongan yaitu bubu dasar, bubu apung dan bubu hanyut / bubu

jaring.

Konstruksi bubu

lobster yang ter-

buat dari bambu

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.