penaggulangan bencana dan pelestarian lingkungan...

231
1751 SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0 Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidup

Upload: others

Post on 24-Mar-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1751

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian

Lingkungan Hidup

Page 2: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1752

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Aplikasi Kompor Listrik di Industri Batik untuk Efisiensi Energi dan Lingkungan Sehat

Ramadoni Syahputra1

, Faaris Mujaahid2

, dan Indah Soesanti3

1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul. DI Yogyakarta

2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul. DI Yogyakarta

3 Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika 2 Kampus UGM Yogyakarta

Email: [email protected]

Abstrak

Batik merupakan aset nasional yang keberadaannya telah mendapat pengakuan dari badan dunia UNESCO. Salah satu pusat industri batik yang terkemuka adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya kabupaten Bantul. Di kabupaten Bantul, terdapat satu sentra industri batik yang cukup populer yaitu di desa Wijirejo kecamatan Pandak. Dalam proses produksi, sentra industri ini masih menggunakan kompor batik berbahan bakar minyak tanah untuk memanaskan lilin (malam). Penggunaan kompor minyak ini memiliki beberapa kelemahan yaitu ketersediaan minyak tanah yang tidak kontinyu, dimana sering terjadi kelangkaan minyak tanah. Selain itu harga meninyak tanah yang relatif mahal, dan polusi udara yang dihasilkan kompor jenis ini cukup mengganggu kesehatan para perajin batik. Oleh karena itu, sebagai akademisi maka penulis memiliki tanggungjawab moral untuk membantu mengatasi persoalan ini. Penulis melaksanakan upaya dalam bentuk pengadaan kompor batik listrik otomatis untuk menggantikan kompor batik minyak tanah. Kompor batik listrik ini menyerap daya listrik 125 watt pada tahap awal operasi, selanjutnya jika lilin sudah mencair dan mencapai suhu 90⁰C maka kompor secara otomatis akan berada pasa posisi standby, dimana kompor tetap menyala tetapi serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup untuk mempertahankan lilin mencair pada suhu 90⁰C. Aplikasi kompor ini mampu menghemat biaya produksi secara signifikan. Keuntungan lain aplikasi kompor batik listrik adalah lingkungan kerja yang lebih sehat, karena tidak ada polusi asap dari kompor ini. Dalam kegiatan pengabdian ini juga dilakukan pelatihan dan pengingkatan keterampilan SDM untuk pemeliharaan kompor listrik, sehingga menciptakan rumah produksi batik yang ramah lingkungan menuju green industry. Kegiatan ini diharapkan memberikan kontribusi dalam rangka memperkuat industri lokal berbasis warisan budaya dalam persaingan pasar nasional dan internasional. Kata Kunci: Industri batik, kompor batik listrik, green industry, pemberdayaan masyarakat. Pendahuluan

Batik merupakan aset nasional yang keberadaannya telah mendapat pengakuan dari badan dunia UNESCO [1]-[3]. Kagiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada mitra industri batik UKM Batik Ida Lestari. Pada awal berdirinya tahun 2007, UKM Batik Ida Lestari hanya memiliki dua orang karyawan pembatik. Kini jumlah pembatiknya sebanyak enam orang

Page 3: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1753

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

termasuk Bapak Sumarwiyoto dan ayahandanya, Bapak Suroso. Batik Ida Lestari sehari-harinya memproduksi batik cap, batik kombinasi cap dan tulis, dan batik tulis murni. Sebagian besar produksi batiknya adalah batik cap, dengan kapasitas produksi berkisar 200 sampai 400 lembar kain batik per bulan, disesuaikan dengan kondisi pasar. Jika pasaran sedang ramai misalnya menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran, menjelang tahun baru, dan saat liburan sekolah (bulan Juni dan Juli tiap tahun), maka kapasitas produksi dimaksimalkan hingga 400 lembar kain batik cap per bulan, tetapi jika pasaran sedang sepi maka kapasitas produksi diturunkan hingga mencapai 200 lembar kain batik cap per bulan.

Selanjutnya untuk produksi batik kombinasi cap dan tulis, kapasitas produksi UKM batik ini rata-rata berkisar antara 80 hingga 100 lembar kain batik per bulan. Dalam memproduksi batik cap digunakan 4 buah kompor gas untuk memanaskan lilin batik. Sedang untuk produksi batik tulis murni, UKM ini hanya mampu memproduksi rata-rata sebanyak 20 lembar kain batik per bulan. Khusus batik tulis, UKM ini benar-benar menjaga kualitas dengan cara proses pembuatannya benar-benar dibatik secara tradisional dan bukan menggunakan sablon atau cap.

Dalam memproduksi batik tulis ini, untuk memanaskan lilin batiknya digunakan 2 (dua) buah kompor minyak tanah dan satu buah kompor listrik bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. Penggunaan jenis kompor ini karena untuk memanaskan lilin dalam produksi batik tulis hanya membutuhkan suhu pemanasan sekitar 60°C dan dalam waktu yang lama. Sebagai gambaran, untuk memproduksi satu lembar batik tulis sejak awal hingga selesai bisa memakan waktu hingga dua minggu. Sementara itu harga minyak tanah cenderung naik dari waktu ke waktu, kini telah mencapai Rp 12.500,- per liter. Guna menghemat penggunaan bahan bakar minyak, maka sering dikombinasikan dengan penggunaan kayu dan serabut kelapa yang dibakar. Sedangkan untuk penggunaan kompor listrik, tenyata masih belum dapat dioptimalkan. Selain jumlahnya yang hanya memiliki satu kompor listrik, juga karena keterbatasan dalam ketersediaan listrik sebagaimana umumnya di desa. Kapasitas daya listrik UKM ini hanya sebesar 450 VA. Daya sebesar ini tidak hanya untuk keperluan industri batik, tetapi juga digunakan untuk keperluan rumah tangga yaitu lampu, pesawat televisi, mesin pompa air, setrika, dan lain-lain. Kemudian, aliran listrik di Dusun Pijenan ini juga tidak dapat dijamin kontinuitasnya. Karena selama ini sering terjadi pemadaman listrik baik di waktu siang hari maupun saat malam hari, terlebih jika cuaca hujan dan angin kencang. Dengan demikian, penggunaan kompor listrik yang hanya mengandalkan aliran listrik dari PLN ini tidak dapat diharapkan terlalu banyak. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini diuraikan sebagai berikut: 1. Pengadaan kompor listrik khusus batik tulis yang sebanyak dua buah masing-masing

untuk UKM Batik Ida Lestari, dengan spesifikasi: Daya : 125 wat Tegangan : 220 volt

Page 4: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1754

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Suhu kerja : 85C – 90C Dimensi : 180 x 180 x 220 mm

2. Pemeliharaan dan perawatan kompor batik listrik sehingga kompor listrik dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

3. Pendampingan kepada pegawai UKM batik tentang pemeliharaan dan perawatan kompor batik listrik sehingga kompor listrik dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

4. Sosialisasi dan pemberian pemahaman kepada pegawai UKM batik tentang keunggulan dan kekurangan kompor batik listrik dibandingkan dengan kompor batik minyak tanah dan kompor batik gas. Dalam kegiatan ini akan di

5. Canting listrik khusus batik tulis yang sebanyak dua buah masing-masing untuk UKM Batik Ida Lestari, dengan spesifikasi: Daya : 105 wat Tegangan : 220 volt

Suhu kerja : 85C – 90C

Gambar 1. Kompor listrik khusus untuk batik tulis

Sumber: dokumen penulis

Spesifikasi teknis kompor listrik untuk batik tulis: Daya : 25 watt Tegangan : 220 volt

Suhu kerja : 85C – 90C

Kompor batik listrik dirancang menggunakan pengendali mikrokontroller ATMega,

sehingga mampu mempertahankan suhu kerja 85C – 90C. Pengendali mikrokontroller ATMega telah banyak digunakan oleh para peneliti untuk pengendalian suhu dan telah terbukti keandalannya mampu bekerja dengan baik [4]-[8].

Page 5: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1755

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hasil dan Pembahasan Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dirangkum dalam Tabel 1.

Tabel 1. Rangkuman hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat

No. Kegiatan UKM Batik Ida Lestari

1 Pengadaan dan Penggunaan Kompor Listrik Batik

4 unit kompor batik listrik otomatis 125W

2 Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Solarcell Home System

Solarcell 100 Wp, Baterai 100 Ah, Solar charge controller 12V, Inverter 12/220V, beban listrik.

3 Pendampingan-Pendampingan - Operasi dan pemeliharaan hardware: kompor batik listrik, solar cell panel, aki, dan instalasinya.

4 Publikasi media massa: Koran HARIAN JOGJA.

HARIAN JOGJA, terbit versi cetak dan versi online

5 Publikasi di laman perguruan tinggi

www.umy.ac.id

6 Publikasi di Seminar Internasional ICOSI 2019

Abstrak sudah dinyatakan ACCEPTED, saat ini full paper sedang proses review

Sumber: data penulis Pada kegiatan ini dilakukan pengadaan kompor batik listrik otomatis untuk mitra

pengabdian yaitu UKM Batik Ida Lestari. Kompor listrik khusus batik tulis 125 watt untuk UKM Batik Ida Lestari, dengan spesifikasi:

Daya : 125 wat Suhu kerja : 85C – 90C Tegangan : 220 volt Dimensi: 180 x 180 x 220 mm

Serah terima Serah terima kompor batik listrik kepada pimpinan UKM Batik Ida Lestari,

Bapak Sumarwiyoto ditunjukkan pada Gambar 2. Selanjutnya kompor batik listrik ini digunakan untuk proses produksi batik. Salah satu kegiatan proses produksi batik di UKM batik Ida Lestari ditunjukkan pada Gambar 3.

Page 6: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1756

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 2. Serah terima kompor batik listrik kepada pimpinan UKM Batik Ida Lestari, Bapak Sumarwiyoto

Sumber: dokumen penulis

Gambar 3. Penggunaan kompor batik listrik di UKM Batik

Sumber: dokumen penulis

Page 7: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1757

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 4. Pelatihan perawatan kompor batik listrik di UKM Batik

Sumber: dokumen penulis

Dalam rangka melakukan perawatan dan pemeliharaan kompor batik listrik agar dapat

digunakan dalam jangka panjang, maka dilakukan pelatihan pemeliharaan kompor batik listrik seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

Dalam kegiatan pengabdian ini, UKM didorong untuk menggunakan kompor batik listrik dalam proses produksi batik tulis. Kompor listrik yang bekerja pada tegangan 220 V mengkonsumsi daya maksimum 125 watt terutama pada saat awal memanaskan lilin (malam).

Jika lilin sudah mencair pada suhu sekitar 85C – 90C dan siap digunakan untuk membatik, maka daya kompor listrik dapat diturunkan hingga sekitar 60 watt menggunakan potensioner yang terdapat pada kompor batik listrik. Penggunaan kompor listrik ini dapat menggunakan sumber energi listrik PLN maupun sumber energi listrik dari solar home system (SHS) yang dipasang pada kedua UKM. Untuk SHS yang menghasilkan arus DC, maka harus dibolak-balikkan menjadi arus AC menggunakan inverter. Baik menggunakan listrik SHS maupun listrik PLN, kompor listrik lebih hemat jika dibandingkan dengan kompor minyak tanah maupun kompor gas elpiji. Selain itu, keuntungan menggunakan kompor listrik adalah lebih ramah lingkungan, karena tidak menimbulkan polusi dan lebih aman dari bahaya kebakaran. Perbandingan total biaya bahan bakar berbagai jenis kompor batik ditunjukkan pada Tabel 2. Pada Tabel tersebut ditunjukkan perbandingan biaya produksi untuk berbagai jenis kompor batik. Biaya pemakaian energi listrik adalah sesuai dengan tarif resmi dari PLN yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM RI [9].

Tabel 2. Perbandingan total biaya bahan bakar berbagai jenis kompor batik

No. Jenis Kompor Batik Total biaya bahan bakar

2 kompor (Rp) Prosentase

biaya*)

Page 8: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1758

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

1 hari 1 bulan 1 tahun

1 Kompor minyak tanah 12.500 325.000 3.900.000 100% 2 Kompor gas elpiji 6.000 156.000 1.872.000 48% 3 Kompor listrik 125W bersumber

PLN 1.058,75 27.527,5 330.330 8,47%

4 Kompor listrik 125W bersumber

solar cell

0 0 0 0%

*)Prosentase dihitung menggunakan basis biaya bahan bakar minyak tanah

Kelebihan kompor batik listrik adalah: 1. Hemat biaya operasional karena menggunakan sumber energi listrik. 2. Ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi, terlebih lagi jika menggunakan

sumber energi listrik terbarukan seperti solar cell. 3. Tidak mudah terbakar atau menimbulkan ledakan. Lebih aman dibandingkan dengan

kompor minyak tanah maupun kompor gas. 4. Tidak khawatir terjadi kelangkaan pasokan minyak tanah maupun gas elpiji. 5. Lebih praktis dibandingkan dengan kompor minyak tanah maupun kompor gas, karena

mudah dibawa dan dipindahkan. 6. Lebih bersih dibandingkan dengan kompor minyak tanah maupun kompor gas.

Kekurangan kompor batik listrik adalah: 1. Biaya investasi relative lebih mahal dibanding kompor minyak tanah maupun kompor gas

elpiji. 2. Diperlukan keterampilan tertentu untuk perbaikan kompor jika mengalami kerusakan. 3. Adanya kekhawatiran tersengat arus listrik. Hal ini umumnya karena belum terbiasa

menggunakannya dan kurangnya sosialisasi. Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan yang hingga kini masih berlangsung di UKM Batik Ida Lestari, dapat disimpulkan bahwa UKM batik sangat antusias menerima dan mendukung kegiatan ini, yang dibuktikan dengan benar-benar meningkatkan sarana-prasarana dan kinerja UKM. Selanjutnya UKM batik merasakan manfaat yang besar terhadap adanya kompor batik listrik dan instalasi solar home system, karena sangat bermanfaat bagi proses produksi mereka. UKM batik sangat berharap semoga kerjasama yang baik ini dapat berjalan terus. Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada DRPM Kemenristekdikti dan LP3M UMY atas dukungannya dalam kegiatan pengabdian kepada

Page 9: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1759

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

masyarakat ini. Semoga kegiatan ini mampu memberikan sedikit sumbangsih bagi pengembangan masyarakat dan mendapatkan barokah dari Allah SWT. Daftar Pustaka Soesanti, I., Syahputra, R. “Batik Production Process Optimization Using Particle Swarm

Optimization Method”, Journal of Theoretical and Applied Information Technology (JATIT), Vol. 86, No. 2, 2016, pp. 272-278.

I. Soesanti. (2009). “Design of Batik Production Process Monitoring Based on Web Technology”, Proceeding of National Seminar CITEE 2009, Electrical Engineering, Universitas Gadjah Mada , Yogyakarta. 2009.

I. Soesanti. (2015). “Batik Pattern Classification and Recognition Based on Statistical Features”, Proceeding of National Seminar CITEE 2015, Electrical Engineering and Information Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2015.

G. Mostafa. (2015). Development of a bright display Electrical Energy Meter using ATmega8

architecture. 2015 International Conference on Advances in Electrical Engineering (ICAEE), pp. 263 – 266.

F.I. Axunov ; F. Isayev ; A.T. Aripov ; A.A. Boxodirov. (2016). Controller for monitoring solar battery. 2016 International Conference on Information Science and Communications Technologies (ICISCT), pp. 1 – 2.

M. Hosseinzadeh; F.R. Salmasi. (2019). Fault-Tolerant Supervisory Controller for a Hybrid

AC/DC Micro-Grid, IEEE Transactions on Smart Grid, Vol. 9, Issue 4, pp. 2809 – 2823. Y. Xu; C. Li; Z. Wang; N. Zhang; B. Peng. (2018). Load Frequency Control of a Novel

Renewable Energy Integrated Micro-Grid Containing Pumped Hydropower Energy

Storage, IEEE Access, Vol. 6, pp. 29067 – 29077. M.H. Kim; L. Zimmermann; W.Y. Choi. (2019). A Temperature Controller IC for Maximizing

Si Micro-Ring Modulator Optical Modulation Amplitude, Journal of Lightwave Technology, Vol. 37, Issue 4, pp. 1200 – 1206.

http://www.pln.co.id/dataweb/TTL2015/PENYESUAIAN%20TARIF%20TENAGA%20LISTRIK%20BEBERAPA%20GOLONGAN%20TARIF%20TAHUN%202015%20PER%201%20AGUSTUS%202015.pdf

Page 10: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1760

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Edukasi Penanganan Korban Erupsi Gunung Berapi Pada Karang Taruna

Cornelia Dede Yoshima Nekada 1

, Ida Ayu Sita Lestari Manuaba 2

, Santi

Damayanti3

1,2,3)Universitas Respati Yogyakarta, Jalan Raya Tajem Km 1,5 Maguwohardjo, Depok, Sleman,

Yogyakarta 55281

Email: [email protected]

Abstraks

Indonesia khususnya Yogyakarta kejadian erupsi gunung berapi hampir setiap lima tahun sekali terjadi. Pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat terkait manajemen bencana masih sangat rendah, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Pendidikan atau edukasi tentang manajemen bencana erupsi gunung berapi sangat penting bagi pengetahuan dan kesiapsiagaan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan manajemen bencana erupsi gunung bagi karang taruna Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Metode kegiatan menggunakan ceramah dan simulasi penangananan korban cidera ketika terjadi erupsi gunung berapi. Data yang didapatkan dalam kegiatan ini kemudian dianalisa d menggunakan uji Wilcoxon dan uji Man-Whitney. Jumlah peserta 36 kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing 18 orang. Tingkat pengetahuan pre-test kelompok intervensi paling banyak pada tingkat pengetahuan rendah dan tingkat kesiapsiagaan kurang siap sedangkan pada post-test paling banyak tingkat pengetahuan tinggi dan tingkat kesiapsiagaan siap. Tingkat pengetahuan pre-test kelompok kontrol paling banyak pada tingkat pengetahuan rendah dan tingkat kesiapsiagaan kurang siap sedangkan pada post-test paling banyak tingkat pengetahuan rendah dan tingkat kesiapsiagaan kurang siap. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan kesiapsiagaan pre-test dan post-test kelompok intervensi dengan p value 0,000 (p<0,05). Terdapat pengaruh pendidikan manajemen erupsi gunung berapi terhadap pengetahuan dan kesiapsiagaan dengan p value 0,000 (p<0,05). Ada pengaruh edukasi manajemen bencana erupsi gunung berapi terhadap pengetahuan dan kesiapsiagaan anggota karang taruna di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Kata Kunci: Edukasi, Erupsi, Gunung, Pengetahuan, Kesiapsiagaan

Pendahuluan

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik dimana kondisi ini menyebabkan Indonesia rentan mengalami bencana alam (BNPB, 2017). Pada tahun 2016, tercatat kejadian bencana alam di Indonesia sebanyak 15 bencana yaitu banjir, tanah longsor, badai, gempa bumi, gunung meletus, badai, dan kekeringan, serta cuaca ekstrem (Guha, Wallemacq, Below, 2017). Tahun 1883 gunung Krakatau yang terletak di Selat Sunda,

Page 11: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1761

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Indonesia mengalami erupsi yang menghasilkan awan panas, debu dan material vulkanik lainnya, serta menyebabkan tsunami sehingga menewaskan lebih dari 36.000 orang (Winchester, 2010). Dari bencana letusan gunung Krakatau ini menunjukkan bahwa salah satu bencana alam yang penting untuk di kelola adalah erupsi gunung berapi (Schneirder, 2011). Terdapat 127 gunung berapi aktif yang terdapat dari ujung sabang sampai merauke kepulauan

di Indonesia sehingga Indonesia dijuluki sebagai the ring of fire yaitu Negara yang dikelilingi oleh gunung berapi (BNPB, 2017 & BPPTKG, 2018). Gunung Merapi merupakan gunung api teraktif di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa dimana lereng sisi selatan berada di Kabupaten Sleman (BPBD Sleman, 2018). Gunung merapi memberikan ancaman yang dapat menyebabkan bencana di wilayah lerengnya pada waktu-waktu tertentu. Ancaman Gunung Merapi yang telah menimbulkan bencana misalnya pada peristiwa erupsi terakhir pada tahun 2010. Material yang dikeluarkan akibat erupsi kurang lebih 140 juta m3 dan mengakibatkan 346 jiwa meninggal dunia, dan puncak gelombang pengungsian berjumlah 151.336 jiwa yang tersebar di 553 titik (BPBD Sleman, 2018).

Hal ini dapat membuat kondisi gawat darurat akibat bencana erupsi gunung berapi bisa terjadi kapanpun dan dimanapun sehingga indvidu dan komunitas perlu memiliki pengetahuan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana (Guha, Wallemacq, Below, 2017). Namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu manajemen bencana dan bagaimana melakukan manajemen bencana (Nurjanah, Sugiharto, Siswanto, Adikoessoemo, 2013). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang manajemen bencana yaitu dengan memberikan pendidikan (Kalpana, Hermansyah, Dirhamsyah, 2016). Pengetahuan merupakan faktor utama kunci kesiapsiagaan, dimana pengetahuan yang harus dimiliki individu yaitu pemahaman tentang bencana dan pemahaman tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tersebut (LIPI, 2006). Pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya dukungan dari masyarakat, organisasi masyarakat yang ditunjuk sebagai wadah dan sarana pengembangan informasi adalah karang taruna (KEMENSOS RI, 2013). Peran pemuda sangat berpengaruh dalam pengurangan risiko bencana, dimana pemuda berperan dalam mensosialisasikan pengurangan risiko bencana kepada masyarakat sekitar (Pradika, Giyarsih, Hartono, 2018).

Desa Wedomartani merupakan salah satu desa yang menjadi kawasan rawan bencana erupsi gunung merapi, dimana desa Wedomartani rawan terkena hujan abu vulkanik, lahar dingin, dan lontaran batu pijar (BPBD Sleman, 2018). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kantor Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 10 Desember 2018 yaitu berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ketua karang taruna desa mengatakan bahwa karang taruna desa Wedomartani belum pernah mendapatkan penyuluhan ataupun pelatihan terkait manajemen erupsi gunung merapi. Dari 10 anggota karang taruna desa, 6 diantaranya memiliki pengetahuan tentang manajemen bencana erupsi gunung berapi kurang, 5 orang anggota berada pada kategori kesiapsiagaan kurang siap dan 2 orang anggota berada pada kategori kesiapsiagaan belum siap. Berdasarkan hasil wawancara 5

Page 12: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1762

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

anggota karang taruna desa, 2 diantaranya mengatakan bahwa gunung berapi tidak merupakan ancaman rawan bencana. Metode Pelaksanaan

Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan dengan pendekatan mini research

menggunakan desain quasi eksperimen with control group. Teknik dalam mengumpulkan

responden adalah proportion sampling. Responden pada penelitian ini adalah anggota karang taruna di Desa Wedomartani sebanyak 36 responden yang memenuhi kriteria inklusi yaitu memiliki pendidikan minimal SMA, usia 17 – 40 tahun, dan merupakan penduduk asli Desa Wedomartani. Kriteria eksklusi yaitu sudah pernah mengikuti penyuluhan dan simulasi bencana tentang manajemen erupsi gunung berapi. Responden yang bersedia dan memenuhi kriteria diberikan surat kesediaan sebagai responden dan kemudian responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan pendidikan tentang manajemen erupsi gunung berapi dan kelompok kontrol tidak diberikan pendidikan terlebih dahulu, kemudian secara bergantian diberikan juga materi edukasi yang lainnya.

Pada hasil data dari pre-test dan post-test masing-masing kelompok dilakukan analisa data

dengan menggunakan uji Wilcoxon, kemudian untuk selanjutnya hasil data post-test kelompok

intervensi dan kelompok kontrol dilakukan analisa dengan uji Mann-Withney. Pada penelitian

ini hipotesa diterima apabila p Value <0,05.

Hasil dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan Tingkat Pendidikan

Karakteristik Intervensi (n=18)

Kontrol (n=18)

f % f %

Jenis Kelamin Laki – laki

8

44,4

7

38,9

Perempuan 10 55,6 11 61,1 Umur Remaja akhir

18

100

17

94,4

Dewasa awal 0 0 1 5,6 Pendidikan Pendidikan Menengah 17 94,4 16 88,9 Pendidikan Tinggi 1 5,6 2 11,1 Pekerjaan

Page 13: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1763

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Bekerja 3 16,7 8 44,4 Tidak bekerja 4 22,2 4 22,2 Pelajar 11 61,1 6 33,3

Sumber: data survei Berdasarkan tabel 1 karakteristik jenis kelamin responden baik intervensi maupun kontrol

sebagian besar adalah wanita yaitu sebanyak 10 orang (55,6%) pada kelompok kontrol dan 11 orang (61,1%) pada kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan data yang di dapat oleh peneliti di kantor Desa Wedomartani yaitu lebih banyak anggota karang taruna desa yang berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki. Suwaryo, Widyaswara, Yuwono (2017) menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan serta kesiapan dalam menghadapi bencana menunjukkan hasil bahwa jenis kelamin tidak ada hubungan dengan tingkat pengetahuan.

Berdasarkan umur responden baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol sebagian besar ada pada usia remaja akhir yaitu umur 17-25 tahun. Hal ini sesuai dengan

KEMENSOS RI (2013), tentang pedoman dasar karang taruna menyebutkan bahwa kepengurusan karang taruna harus memenuhi syarat yaitu berumur 17 sampai 40 tahun. Jika dilihat pada tabel 2 dan tabel 4 menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan dan kesiapsiagaan pada kelompok intervensi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Firmansyah (2014), dimana pada penelitiannya pada wilayah rawan bencana didapatkan hasil bahwa usia responden dalam rentang 20-45 tahun memiliki tingkat pengetahuan dan kesiapsiagaan paling baik tentang mitigasi bencana.

Berdasarkan karakteristik pendidikan responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebagian besar memiliki pendidikan terakhir yaitu pendidikan menengah

(SMA/SMK). Jika dilihat hasil dari pre-test pengetahuan dan juga kesiapsiagaan kelompok kontrol maupun kelompok intervensi sebagian besar memiliki pengetahuan rendah, hal ini dikarenakan kurikulum dan mata pelajaran yang diajarkan tidak ada yang menyangkut untuk pengetahuan dan kesiapsiagaan terkait bencana erupsi gunung berapi (KEMENDIKBUD RI, 2018).

Berdasarkan karakteristik pekerjaan responden baik itu kelompok intervensi sebagian besar adalah pelajar yaitu siswa dan mahasiswa dan pada kelompok kontrol sebagian besar

responden bekerja. Jika dilihat dari hasil pre-test tingkat pengetahuan dan kesiapsiagaan terkait bencana erupsi gunung berapi pada kelompok kontrol dan intervensi sebagian besar memiliki tingkat pendidikan rendah dan tingkat kesiapsiagaan kurang siap. Ini dikarenakan siswa dan mahasiswa belum terpapar dengan pendidikan terkait bencana dan juga hanya fokus pada kurikulum dan jurusan yang diambil serta pada kelompok kontrol responden sebagian besar sudah bekerja, yang menyebabkan responden fokus pada pekerjaan. Bayulus, 2018 menjelaskan bahwa sebagian besar responden pada semester 8 memiliki pengetahuan yang baik dikarena sudah mendapatkan pelajaran terkait penatalaksanaan kegawatan jantung paru.

Page 14: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1764

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2. Tingkat Pengetahuan Pre-test dan post-test Pada Kelompok Intervensi dan kelompok Kontrol.

Pada tabel 2 dan tabel 3 disajikan hasil tingkat pengetahuan pre-test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol lebih banyak memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 77,8% pada kelompok intervensi dan 66,7% pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol maupun kelompok intervensi sebagian besar belum memahami bagaimana manajemen dari bencana erupsi gunung berapi, karena responden baik itu kelompok intervensi dan kelompok kontrol belum pernah mendapatkan pendidikan ataupun penyuluhan terkait manajemen erupsi gunung berapi sebelumnya.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Intervensi

Kelompok

Pengetahuan

Rendah Sedang Tinggi Total

f % f % f % f %

Intervensi

Pre-test 14 77,8 3 16,7 1 5,6 18 100

Post-test 0 0 6 33,3 12 66,7 18 100 Total 14 38,9 9 25 13 36,1 36 100 Sumber: hasil survei

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pre-test danPost-test Pada Kelompok Kontrol

Kelompok Pengetahuan

Rendah Sedang Tinggi Total f % f % f % f %

Kontrol

Pre-test 12 66,7 3 16,7 3 16,7 18 100

Post-test 12 66,7 3 16,7 3 16,7 18 100 Total 24 66,7 6 16,7 6 16,7 36 100

Sumber: hasil survei

Pada tabel 2 hasil post-test kelompok intervensi yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 12 orang (66,7%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 6 orang (33,3%), dan tidak

ada yang memiliki pengetahuan rendah. Sedangkan pada tabel 4.3 untuk hasil post-test kelompok kontrol yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 3 orang (16,7%), tingkat pendidikan sedang sebanyak 3 orang (16,7%), dan tingkat pengetahuan rendah sebnayak 12

orang (66,7%). Dari hasil post-test tersebut terlihat pada kelompok intervensi mengalami

Page 15: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1765

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

perubahan tingkat pengetahuan, yaitu pada pre-test lebih banyak tingkat pengetahuan rendah

tetapi pada post-test lebih banyak memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan pada hasil post-test kelompok intervensi tidak ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah.

Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada mengalami perubahan pada hasil pre-test dan post-

test. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok yang diberikan intervensi yaitu pendidikan terkait manajemen bencana erupsi gunung berapi memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak diberikan intervensi. Indriasari (2016) menjelaskan bahwa pengetahuan siswa yang diberikan pendidikan mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan siswa yang tidak diberikan pendidikan, dimana siswa yang mendapatkan pendidikan dapat menyebutkan dan memahami apa yang sudah di dengar dan dilihat pada saat proses pendidikan berlangsung.

3. Tingkat Kesiapsiagaan Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kesiapsiagaan Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Intervensi

Kelompok

Kesiapsiagaan Kurang Siap

Hampir Siap

Siap Sangat Siap

Total

f % f % f % f % f %

Intervensi

Pre-tets 9 50 7 38,9 2 11,1 0 0 18 100

Post-test 0 0 1 5,6 10 55,6 7 38,9 18 100 Total 9 25 8 22,2 12 33,3 7 19,5 36 100

Sumber: data survey

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kesiapsiagaan Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Kontrol

Kelompok

Kesiapsiagaan Kurang Siap

Hampir Siap

Siap Total

f % f % f % f %

Intervensi

Pre-tets 12 66,7 5 27,8 1 5,6 18 100

Post-test 11 61,1 6 33,3 1 5,6 18 100 Total 23 63,9 11 30,6 2 5,5 36 100

Sumber: data survei

Page 16: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1766

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Berdasarkan tabel 4 dan tabel 5 diketahui hasil pre-test tingkat kesiapsiagaan pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol lebih banyak ada pada tingkat kesiapsiagaan kurang siap sebanyak 9 orang (50%) pada kelompok intervensi dan sebanyak 12 orang (66,7%) pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok intervensi maupun kelompok kontrol masih kurang dalam sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi, hal ini dikarenakan responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol belum pernah mendapatkan edukasi terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana erupsi gunung berapi.

Berdasarkan tabel 4 hasil post-test kelompok intervensi yang memiliki tingkat kesiapsiagaan paling banyak yaitu tingkat kesiapsiagaan siap sebanyak 10 orang (55,6%). Sedangkan pada

tabel 4 dan 5 terlihat hasil post-test kelompok kontrol yang memiliki tingkat kesiapsiagaan

paling banyak yaitu kurang siap sebanyak 11 orang (61,1%). Dari hasil post-test terlihat kelompok intervensi mengalami peningkatan untuk tingkat kesiapsiagaan, sedangkan pada kelompok kontrol hanya ada peningkatan 1 orang responden dari kurang siap menjadi hampir siap, namun secara keseluruhan hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol masih sama lebih banyak responden yang memiliki tingkat kesiapsiagaan kurang siap. Hal ini menunjukkan kelompok yang diberikan intervensi pendidikan terkait manajemen bencana erupsi gunung berapi memiliki sikap kesiapsiagaan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang

tidak diberikan intervensi, ini terlihat pada peningkatan hasil post-test kelompok intervensi. Qirana, Lestantyo, Kurniawan, (2018), menjelaskan bahwa pengetahuan dan kesiapsiagaan memiliki hubungan. Adiwijaya & Cahyadi (2017) dan Hidayati, Widayatun, Hartana, Triyono & Kusumawati (2011) menjelaskan bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat dapat dilihat dari sikap kesiapsiagaan masyarakat tersebut. Wayan dan Dewi (2014) menjelaskan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seseorang adalah pendidikan.

4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Managemen Erupsi Gunung Berapi Terhadap

Tingkat Pengetahuan dan Kesiapsiagaan Tabel 6 Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Intervensi

(n=18) dan Kelompok Kontrol (n=18)

Kelompok

p Value

Intervensi 0,000 Pre-test

Post-test Kontrol

1 Pre-test

Post-test Sumber: hasil olah data

Page 17: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1767

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Tabel 7 Perbedaan Tingkat Kesiapsiagaan Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Intervensi (n=18) dan Kelompok Kontrol (n=18)

Kelompok

p Value

Intervensi 0,000 Pre-test

Post-test Kontrol

0,317 Pre-test

Post-test Sumber: hasil olah data

Tabel 8 Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Kesiapsiagaan Post-test Pada Kelompok

Intervensi (n=18) dan Kelompok Kontrol (n=18)

Post-test

p Value

Pengetahuan

0,000 Intervensi

Kontrol Kesiapsiagaan

0,000 Intervensi

Kontrol

Sumber: hasil olah data

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa tingkat pengetahuan pada kelompok intervensi pre-

test dan post-test menggunakan uji wilcoxon diperoleh p-value 0,000 (<0,05). Maka secara statistik

ada perbedaan tingkat pengetahuan pre-test dan post-test pada kelompok intervensi. Hasil ini menunjukkan terjadi perubahan tingkat pengetahuan sesuai yang diharapkan melalui pendidikan tentang manajemen erupsi gunung berapi pada anggota karang taruna di Desa Wedomartani. Ramli (2010) menjelaskan bahwa ada perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelompok yang diberikan intervensi menggunakan metode ceramah serta pembagian

leaflet dan kuesioner. Hal ini terbukti bahwa pendidikan cukup efektif dan efisien serta memberikan pengaruh untuk meningkatkan pengetahuan anggota karang taruna dalam jangka waktu yang singkat dan sesuai teori yang sudah ada (Nursalam &Efendi, 2012). Sedangkan

tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol pre-test dan post-test diperoleh p-value 1 (>0,05). Hal ini karena kelompok kontrol hanya sebagai pembanding dan tidak mendapatkan informasi terkait dengan pendidikan tentang manajemen erupsi gunung berapi. Firmansyah (2014) juga

Page 18: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1768

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

menjelaskan bahwa siswa yang tidak diberikan pendidikan pengetahuan pre-test dan post-test tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa nilai kesiapsiagaan pre-test dan post-test pada kelompok intervensi 0,000 (<0,05), yang artinya ada perbedaan kesiapsiagaan setelah diberikan edukasi,

sedangkan kelompok kontrol diperoleh nilai p-value 0,317, yang artinya tidak ada perbedaan. Hal ini karena kelompok intervensi diberikan pendidikan tentang manajemen bencana erupsi gunung berapi sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan informasi. Ramli, (2010) menjelaskan bahwa pendidikan atau edukasi dan pelatihan merupakan salah satu bentuk dari manajemen sebelum bencana, untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan. Ikbal dan Sari (2018) juga menjelaskan bahwa ada perbedaan hasil pre-test dan post-test tingkat kesiapsiagaan pada kelompok yang diberikan intervensi.

Dari hasil perbedaan yang telah dijelaskan sebelumnya baik pada kelompok intervensi atau

kelompok kontrol, pre-test dan post-test, menandakan bahwa ada pengaruh edukasi tentang manajemen erupsi gunung berapi terhadap tingkat pengetahuan dan kesiapsiagaan karang taruna di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Hal ini juga didukung oleh

analisa data yang disajikan pada tabel 8. Analisis perbedaan nilai post-test tingkat pengetahuan

pada kelompok intervensi dan kontrol diperoleh nilai p value 0,000 lebih kecil dari pada (0,05),

maka secara statistik ada perbedaan tingkat pengetahuan post-test pada kelompok intervensi

dan kelompok kontrol. Kemudian hasil analisis perbedaan nilai post-test tingkat kesiapsiagaan

pada kelompok intervensi dan kontrol diperoleh nilai p value 0,000 lebih kecil dari pada (0,05), maka secara statistik ada perbedaan tingkat kesiapsiagaan post-test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Simpulan 1. Karakteristik responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol berdasarkan

umur sebagaian besar responden berumur 17-25 tahun termasuk remaja akhir. Berdasarkan pendidikan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebagian besar berpendidikan terkahir SMA dan sebagian besar responden kelompok intervensi masih menempuh pendidikan sebagai pelajar dan kelompok kontrol sebagian besar responden bekerja.

2. Tingkat pengetahuan pre-test anggota karang taruna pada kelompok intervensi sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan rendah.

3. Tingkat pengetahuan pre-test anggota karang taruna pada kelompok kontrol sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan rendah.

4. Tingkat pengetahuan post-test anggota karang taruna pada kelompok intervensi sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan tinggi.

5. Tingkat pengetahuan post-test anggota karang taruna pada kelompok kontrol sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan rendah.

Page 19: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1769

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

6. Tingkat kesiapsiagaan pre-test anggota karang taruna pada kelompok intervensi sebagian besar memiliki tingkat kesiapsiagaan hampir siap.

7. Tingkat kesiapsiagaan pre-test anggota karang taruna pada kelompok kontrol sebagian besar memiliki tingkat kesiapsiagaan hampir siap.

8. Tingkat kesiapsiagaan post-test anggota karang taruna pada kelompok intervensi sebagian besar memiliki tingkat kesiapsiagaan siap.

9. Tingkat kesiapsiagaan post-test anggota karang taruna pada kelompok kontrol sebagian besar memiliki tingkat kesiapsiagaan hampir siap.

10. Ada perbedaan tingkat pengetahuan pre-test dan post-test pada kelompok intervensi pada anggota karang taruna

11. Tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan pre-test dan post-test pada kelompok kontrol pada anggota karang taruna

12. Ada perbedaan tingkat kesiapsiagaan pre-test dan post-test pada kelompok intervensi pada anggota karang taruna

13. Tidak ada perbedaan tingkat kesiapsiagaan pre-test dan post-test pada kelompok kontrol pada anggota karang taruna

14. Ada pengaruh pendidikan tentang manajemen erupsi gunung berapi terhadap pengetahuan anggota karang taruna

15. Ada pengaruh pendidikan tentang manajemen erupsi gunung berapi terhadap kesiapsiagaan anggota karang taruna

Saran 1. Karang Taruna Desa Wedomartani

Agar anggota karang taruna mampu memberikan pendidikan tentang manajemne erupsi gunung berapi kepada seluruh pemuda dan masyarakat yang ada di Desa Wedomartani.

2. Pemerintah Desa Wedomartani Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan tambahan untuk menjalin kerjasama serta membangun program desa rawan bencana dengan karang taruna desa, BPBD Sleman, Pemerintah Kecamatan Ngemplak, Pemerintah Kabupaten Sleman dan juga institusi kesehatan terdekat yaitu UNRIYO.

3. Institusi UNRIYO Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberi informasi tambahan dalam program pendidikan dan pengabdian masyarakat tentang manajemen bencana erupsi gunung berapi. Diharapkan juga untuk lebih memperhatikan mitigasi dan juga kesiapsiagaan terkait bencana erupsi gunung berapi.

4. Peneliti Selanjutnya

Page 20: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1770

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Jika ingin melanjutkan penelitian ini, diharapkan untuk mengubah variabel bebas dengan simulasi terkait bencana erupsi gunung berapi untuk melihat pengetahuan dan kesiapsiagaan karang taruna

Ucapan Terima Kasih Kepada PPPM Universitas Respati Yogyakarta, yang telah memberikan dana Hibah Internal dengan Nomor Kontrak: 18/PKM/Int/PPPM/IV/2019 Daftar Pustaka Adiwijaya, Cahyadi. (2017). Pengaruh Pengetahuan Kebencanaan dan Sikap Masyarakat

Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tanah Longsor (Studi di Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor). 3 (2), pp. 82-101. Jurnal Prodi Manajemen Bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana.(2017). Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh

Menghadapi Bencana. Jakarta : Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Graha BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Jumlah Gunung Berapi di Indonesia.(2018). (2018).

Diakses pada 23 November 2018 dari http://www.bnpb.go.id/website/asp Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sleman. Daerah Rawan Bencana dan Krisis Merapi.

(2011). Diakses pada 23 November 2018 dari http://www.bpbdsleman.go.id/website/asp

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). (2018). Status Gunung Merapi Yogyakarta. Diambil pada tanggal 30 November 2018 dari https://magma.vsi.esdm.go.id/

Bayulus, Niko. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kesiapsiagaan Kegawatdaruratan Jantung Paru Anggota Emergency Nursing Team Universitas Respati Yogyakarta. Skripsi. Universitas Respati Yogyakarta

Dungga, L. (2014). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Bahaya Obesitas pada Anak Usia 11 Tahun Terhadap Sikap Anak Tentang Pencegahan Obesitas di SDN Kledokan Depok Sleman Yogyakarta. Kripsi Universitas Respati Yogyakarta

Firmansyah, I. (2014). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana Banjir dan Longsor Pada Remaja Usia 15-18 tahun di SMA Al-Hasan Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Guha-Sapir, D., Hoyois, Ph., Wallemacq, P., & Below, R. (2017). Annual Disaster Statistical

Review 2016: The Numbers and Trends. Brussels: CRED Haryuni, Sri. (2018). Pengaruh Pelatihan Siaga Bencana Gempa Bumi Terhadap Kesiapsiagaan

Anak Usia Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Yayasan Hidayatul Mubtadiin Kediri. Vol. 6 No. 2. Jurnal Ilmu Kesehatan.

Page 21: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1771

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hidayati, D., Widayatun, Hartana, P., Triyono, san Kusumawati. (2011). Panduan Mengukur Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat dan Komunitas Sekolah. Diakses pada 21 Desember 2018 https:/www.researchgate.net/publication/322095576

Ikbal R.N. dan Sari R.P. (2018). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempa Bumi Pada Siswa SMPN 13 Padang. JIK-Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (2). pp 40-46.

Indriasari, F.,N. (2016). Pengaruh Pemberian Metode Simulasi Siaga Bencana Gempa Bumi Terhadap Kesiapsiagaan Anak di Yogyakarta. Vol. 11 No. 3. Jurnal Keperawatan Soedirman.

Kalpana, Hermansyah, Dirhamsyah, M. (2016). Efektivitas Pelatihan Bencana Pre Hospital Gawat Darurat Dalam Peningkatan Efikasi Kelompok Siaga Bencana, dan Non Siaga Bencana Mahasiswa Stikes Perintis Padang. Vol. 3, No 1, pp. 13-18. Jurnal Ilmu Kebencanaan. Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

LIPI-UNESCO/ISDR. (2006). Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi Bencana Gempa dan Tsunami. Jakarta

Mentri Pendidikan dan Budaya Republik Indonesia. (2018). Peraturan Mentri Pendidikan dan Budaya Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2018 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA Sederajat. Salinan

Mentri Sosial Republik Indonesia. (2013). Peraturan Mentri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Karang Taruna. Salinan.

Nurjanah, Sugiharto, R., Siswanto, BP., dan Adikoessoemo. (2013). Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta

Nursalam & Efendi, F. (2012). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Ramli, S. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Bencana (Disaster Management). Jakarta:

Dian Rakyat. Pradika, M.,I., Giyarsih, S.,R., Hartono. (2018). Peran Pemuda Dalam Pengurangan Risiko

Bencana dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Vol. 24, No. 2, pp. 261-286. Jurnal Ketahanan Nasional.

Qirana, M.Q., Lestantyo, D. and Kurniawan, B. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapsiagaan Petugas Dalam Menghadapi Bahaya Kebakaran. (Studi pada Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(5), pp.603-609.

Schneirder Petra. (2011). Gunung Api: Cerita Tentang Peran Masyarakat Saat Dilanda Bencana Gunung Meletus. Jakarta: Yayasan IDEP – www.idepfoundation.org

Suwaryo, Putra Agina Widyaswara, Podo Yuwono. (2017). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor. ISSN 2047-9189, Pp.305-314

Page 22: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1772

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Wawan A. dan Dewi M. (2014). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

Winchester Simon. (2010). Krakatau : Saat Dunia Meledak: 27 Agustus 1883. Jakarta: PT Elexmedia Komputindo. ISBN: 978979278124

Page 23: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1773

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pengenalan Serangga Berguna Dengan Menggunakan Wayang Serangga

Ihsan Nurkomar, Dina Wahyu Trisnawati

1. Departemen Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. JL. Brawijaya,

Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183. Telp. +62 274 387656

Email: [email protected]

Abstrak

Serangga berguna mempunyai fungsi mengatur populasi hama di alam sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agen untuk pengendalian hama. Agar fungsinya berjalan dengan baik, maka diperlukan tata kelola ekosistem yang ramah lingkungan. Kelompok Tani Dadi Makmur merupakan kelompok tani di Dusun Jlegongan, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Beberapa petani di daerah ini merupakan petani padi yang membudidayakan padi secara organik. Namun demikian, petani-petani tersebut masih memiliki pengetahun yang terbatas mengenai jenis, fungsi, manfaat, dan habitat serangga berguna seperti musuh alami. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan minat petani untuk belajar, menambah wawasan petani mengenai jenis, fungsi dan manfaat serangga berguna dan juga pengendalian hayati. Kegiatan dilakukan dengan metode penyuluhan menggunakan wayang serangga dan praktik identifikasi untuk mengenal jenis dan peran serangga di agroekosistem. Metode penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani akan jenis dan peran serangga. Kegiatan ini ini menambah pengetahuan petani akan pentingnya upaya konservasi serangga sebagai salah satu upaya menejemen hama tanaman. Kata Kunci: Hama, musuh alami, parasitoid, penyuluhan, predator, wayang serangga.

Pendahuluan

Serangga merupakan mahluk hidup atau organisme yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Serangga dapat ditemukan di mana saja seperti rumah, sawah, ladang, kebun, dan di alam terbuka lainnya. Serangga yang kehadirannya mengganggu dan dapat merugikan manusia dapat dianggap sebagai hama. Sedangkan, serangga yang mampu menyebabkan gagal panen disebut sebagai organisme pengganggu tanaman (Pracaya, 2008). Bagi masyarakat umum, semua serangga seringkali dianggap mengganggu. Namun demikian, tidak semua serangga bersifat demikian. Ada beberapa serangga berguna atau dapat mendatangkan manfaat bagi manusia yang dikenal sebagai musuh alami. Serangga musuh alami merupakan layanan jasa ekosistem yang disediakan oleh alam sebagai musuh alami hama bagi petani. Keberadaan serangga musuh alami di ekosistem mampu mengatur populasi hama pada kondisi aman, sehingga tidak menimbulkan kerugian. Dengan kata lain, serangga musuh alami ini merupakan agen pengendali hama secara alami atau hayati (Purnomo, 2010).

Page 24: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1774

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Sejauh ini, kegiatan pengendalian hama yang umum dilakukan oleh petani dengan cara kimiawi atau penyemprotan pestisida. Penggunaan pestisida memang dapat membunuh hama dengan cepat. Namun, penggunaan pestisida dapat menjadikan hama semakin kuat dan menurunkan kinerja serangga musuh alami seperti parasitoid (Meilin, 2018). Maka dari itu, budidaya tanaman secara sehat (organik) sangat diperlukan untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat, mengurangi bahaya pestisida terhadap lingkungan, dan menjaga populasi serangga berguna seperti musuh alami.

Kegiatan budidaya tanaman secara organik telah dilakukan oleh beberapa petani di Jlegongan, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Secara administratif, Desa ini memiliki luas wilayah 611 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 9.286 jiwa. 49.8% jumlah penduduknya merupakan penduduk dengan usia produktif, dan 41.9% penduduk nya bermata pencaharian sebagai tani maupun buruh tani. Hal ini berbanding lurus dengan 54.16% penggunaan lahan di wilayah ini yang digunakan untuk kegiatan pertanian (Handayani, 2017). Namun demikian, petani di Jlegongan masih belum mengetahui dengan baik mengenai jenis-jenis serangga berguna di ekosistem dan cara melestarikannya. Maka dari itu, suatu kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan pengetahuan mengenai jenis dan peran serangga berguna serta upaya konservasi yang dapat dilakukan. Upaya penyuluhan dilakukan dengan menggunakan media kesenian wayang serangga dan pelatihan identifikasi serangga berguna. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat petani untuk belajar dan mengenal serangga berguna di ekosistem sawah. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan wawasan petani agar dapat mengelola ekosistem dengan mempertimbangkan aspek ekologi sehingga kelestarian lingkungan dapat terjaga secara berkesinambungan. Metode Pelaksanaan Khalayak Sasaran Khalayak sasaran dari kegiatan ini adalah:

1. Kelompok Tani Dadi Makmur. Dusun Jlegongan, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Masyarakat Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada Kegiatan Pengabdian Kemitraan Masyarakat ini adalah:

1. Penyuluhan dengan media wayang. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan semua anggota Kelompok Tani Dadi Makmur untuk mengikuti penyuluhan mengenai jenis dan fungsi serangga berguna di ekosistem padi. Sebelum dan sesudah penyuluhan peserta diberikan kuesioner (Tabel 1) untuk mengukur tingkat pemahaman petani terhadap materi yang disampaikan. Jenis dan fungsi serangga berguna disampaikan oleh

Page 25: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1775

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dalang yang memainkan wayang berbentuk macam-macam serangga berguna beserta fungsinya di ekosistem sawah.

2. Penyuluhan dengan metode ceramah. Kegiatan ini dilakukan untuk menjelaskan lebih detail mengenai bagaimana fungsi dan manfaat serangga berguna disertai pengenalan habitat, beserta cara pengelolaan dan pemanfaatan serangga berguna. Sebelum dan sesudah penyuluhan ini pun peserta diberikan kuesioner (Tabel 1) untuk mengukur tingkat pemahaman petani terhadap materi yang disampaikan.

3.

Gambar 1. Wayang Serangga

Tabel 1. Pertanyaan pada pre-test dan post-test kegiatan

Aspek penyuluhan No Pertanyaan

I. Pengenalan serangga

1 Serangga adalah binatang yang merugikan manusia

2 Semua serangga adalah hama 3 Serangga ada yang bermanfaat bagi manusia

II. Pengetahuan jenis-jenis serangga

4 Apakah Anda mengetahui serangga predator atau serangga parasit?

5 Belalang merupakan contoh hama 6 Semut merupakan contoh serangga musuh alami

III. Konservasi serangga

7 Penyemprotan pestisida berpengaruh buruk terhadap lingkungan

8 Penyemprotan pestisida dapat membunuh serangga berguna

9 Serangga berguna bisa dimanfaatkan untuk membasmi hama

10 Menanam bunga di sawah penting untuk memelihara serangga berguna

Page 26: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1776

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

3. Transfer Teknologi. Metode ini dilakukan untuk memfasilitasi pelatihan dan praktek cara

pemanfaatan serangga berguna. Transfer teknologi dilakukan dengan cara koleksi dan identifikasi serangga hama maupun musuh alami di ekosistem sawah. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi serangga sederhana (Gambar 2).

Hasil dan Pembahasan

Kegiatan pertanian merupakan kegiatan budidaya tanaman yang sangat jarang terlepas dari tingginya masukan dari luar terhadap lahan pertanian seperti pupuk dan pestisida. Penggunaan pestisida sudah menjadi rutinitas dalam kegiatan budidaya pertanian bagi sebagian besar petani di Indonesia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sikap, pengetahuan, dan tindakan petani memengaruhi keputusan petani dalam menggunakan pestisida (Sudirman, 2002; Ulina, 2017; Yulisal, 2018). Namun demikian, laporan mengenai pengetahuan petani terhadap serangga berguna atau musuh alami masih sangat terbatas. Maka dari itu, suatu kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan untuk pemasyarakatan pengetahuan mengenai serangga berguna atau musuh alami kepada petani.

Pengetahuan petani diukur melalui evaluasi pre-test dan post-test. Evaluasi dilakukan terhadap tiga aspek yaitu, 1. Pengenalan serangga secara umum, 2. Pengetahuan jenis-jenis serangga, dan 3. Konservasi serangga.

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, 81% petani yang tergabung dalam kelompok tani Dadi Makmur mengetahui bahwa tidak semua serangga bersifat merugikan. Hal ini dapat terlihat dari hasil pre-test yang dilakukan. Sekitar 78% petani Dadi Makmur paham bahwa serangga tidak selalu berperan sebagai hama dan ada serangga yang dapat memberikan manfaat bagi kegiatan pertanian. Kegiatan penyuluhan telah berhasil mengurangi ketidaktahuan petani Dadi Makmur. Hal ini terlihat dari hasil post-test di mana ketidaktahuan tersebut menurun sebanyak 10%.

Page 27: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1777

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 2. Kunci identfikasi serangga sederhana yang digunakan

Namun demikian, para petani dadi makmur umumnya hanya dapat membedakan

serangga yang berperan sebagai hama dan belum bisa membedakan serangga yang berperan sebagai serangga berguna atau musuh alami. Sebelum penyuluhan, hanya 10% peserta yang mengetahui serangga musuh alami. Setelah mengikuti penyuluhan kemampuan petani untuk membedakan hama dan musuh alami meningkat (pertanyaan no 5 dan 6). Kurangnya pengetahuan petani dadi makmur terhadap peran serangga khususnya serangga berguna berimplikasi terhadap kesadaran upaya konservasi serangga. Hal ini dapat dilihat pada respon terhadap pertanyaan 7-10. Sebelum mengikuti penyuluhan, hanya sekitar 64% peserta yang menyadari pentingnya konservasi serangga berguna sebagai upaya program pengendalian hama secara hayati atau biologi. Setelah diadakannya penyuluhan, pengetahuan petani Dadi Makmur akan pentingnya upaya konservasi serangga meningkat menjadi 94%.

Upaya penyuluhan belum berhasil meningkatkan pengetahuan secara menyeluruh. Hal ini diduga karena adanya perbedaan usia peserta yang berkisar antara 40-70 tahun. Perbedaan usia akan memengaruhi kemampuan peserta dalam menerima informasi khususnya ilmu

pengetahuan (Momanyi et al., 2015). Transfer teknologi di-

Page 28: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1778

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Tingkat pengetahuan petani responden terhadap serangga berguna sebelum (a) dan sesudah

(b) mengikuti kegiatan penyuluhan. S: Setuju, TS: Tidak Setuju, TT: Tidak Tahu

lakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan melatih kemampuan petani dalam membedakan serangga hama. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan koleksi serangga secara langsung di lapangan, kemudian petani melakukan sortir serangga yang didapat dan mengelompokkannya ke dalam kelompok hama dan musuh alami dengan didampingi pendamping lapang. Petani diberikan naskah petunjuk lapang untuk identifikasi. Dengan adanya naskah petunjuk identifikasi lapang tersebut, petani dadi makmur menjadi mengetahui dan paham terhadap jenis serangga baik itu hama, musuh alami (parasitoid dan predator), dan serangga penyerbuk.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Axis Title

S

TS

TT

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pertanyaan ke-

S

TS

TT

a

b

Per

sen

tase

pen

geta

hu

an r

esp

on

den

Page 29: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1779

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hama yang dikenalkan merupakan hama utama padi seperti wereng, penggerek batang

padi, dan walang sangit. Wereng batang cokelat Nilaparvata lugens (stål) merupakan hama yang tersebar di India, Asia Tenggara, dan Cina. Pada awalnya hama ini merupakan hama minor dalam area penyebarannya dan juga di beberapa sejumlah negara. Tetapi, sejak tahun 1970

serangan hama ini sangat meningkat secara signifikan. N. lugens menyebar secara luas dalam pertanaman padi di Indonesia dan negara-negara tetangga dengan menimbulkan serangan yang disebut ‘Hopper burn’ (Kalshoven, 1981). Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi ‘outbreak’ wereng batang cokelat dalam area luas di beberapa wilayah di Indonesia (Kurniasih, 2017) . Berbeda dengan wereng, penggerek batang padi awalnya merupakan hama utama pada padi, namun kini tidak lagi menjadi hama utama karena lebih seringnya serangan wereng. Selain itu, walang sangit juga dikenalkan sebagai hama utama pada padi karena serangannya yang dapat menyebabkan bulir pada menjadi kosong dengan tingkat serangan dari 15 sampai 50% (Kalshoven, 1981). Sementara itu, musuh alami yang dikenalkan adalah kumbang kubah, capung, laba-laba, kepik, parasitoid dan semut. Semut merupakan serangga predator yang masih dianggap sebagai hama oleh sebagian besar petani (Pertanyaan no.6). Hal ini terjadi karena keberadaan semut yang selalu berkerumun dengan kawanannya sehingga dianggap mengganggu. Namun demikian, keberadaan semut di lahan pertanian merupakan suatu keuntungan karena semut dapat menjadi predator hama (Beattie, 1985). Saat sebelum penyuluhan, masih terdapat petani yang belum mengetahui peranan semut dalam ekosistem dengan baik. Namun, pengetahuan petani tentang peran semut sebagai predator dalam ekosistem meningkat sebesar 43%. Kesimpulan

Kegiatan penyuluhan dalam rangka mengenalkan serangga berguna di ekosistem sawah kepada petani berhasil dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani akan jenis dan peran serangga serta pentingnya upaya konservasi serangga sebagai salah satu upaya menejemen hama tanaman.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada Lembaga Penelitian, Publikasi & Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas dana kegiatan pengabdian yang diberikan. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Saujana, Bapak Sih Agung selaku pihak yang bekerjasama dalam pementasan wayang serangga, serta Bapak Tukimun atas bantuannya dalam mengumpulkan petani di lokasi kegiatan.

Daftar Pustaka

Beattie, A. J. (1985). The evolutionary ecology of ant-plant mutualisms. Cambridge University Press.

Page 30: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1780

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Handayani, T.W. (2017). Pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo di desa margodadi kecamatan sayegan kabupaten sleman. [skripsi]. Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Kalshoven, L., G., E. (1950). Pests of crops in Indonesia. Van der Laan PA, editor. Jakarta: PT. Ichtiar Baru.

Kurniasih, B. (2017, Agustus 12). Pemerintah Gerak Cepat Hadapi Serangan Wereng Coklat.

Kompas. Dikutip dari https://ekonomi.kompas.com/ Meilin, A., Trisyono, Y. A., & Buchori, D. (2018). Pengaruh residu insektisida deltametrin

pada tanaman padi terhadap tingkat parasitasi parasitoid Anagrus Nilaparvatae

(Hymenoptera: Mymaridae). Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 2(1): 9-15. Momanyi, J. M., Too, J., & Simiyu, C. (2015). Effect of Students age on Academic Motivation

and Academic Performance among High School Students in Kenya. Asian Journal of

Education and E-learning, 3(5): 337-342.

Pracaya. (2008). Hama Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.

Purnomo, H. (2010). Pengantar Pengendalian Hayati. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET. Sudirman, T. (2002). Permasalahan Pengutamaan Penggunaan Pestisida Dalam Usahatani

Kubis di Kecamatan Cisarua dan Mega Mendung Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ulina, E., S. (2017). Hubungan antara Struktur Lanskap Pertanian dengan Komunitas Lepidoptera dan Hymenoptera Parasitika [Disertasi]. Bogor: Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Yulisal, N., W. (2018). Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani Padi dalam Penggunaan Pestisida di Kota Solok Sumatera Barat [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Page 31: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1781

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Mempersiapkan Kesiapsiagaan Siswa MBS Prambanan Dalam Menghadapi Bencana

Fanny Monika1*

, Fadillawaty Saleh2

, Ani Hairani3

, Bagus Soebandono4

1*. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

3 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

4 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Email: [email protected]

Abstrak

MBS Prambanan berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan salah satu provinsi dengan potensi bencana yang cukup banyak, diantaranya berupa gempa bumi dan gunung berapi yang masih aktif. Masalah yang dialami mitra adalah ketidak siapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana yang dapat datang sewaktu-waktu serta tidak tersedianya jalur evakuasi untuk siswa dan guru sehingga pengguna sekolah tidak mengetahui apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana. Maka, untuk menanggulangi masalah tersebut melalui pengabdian masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogakarta yang dibiayai oleh Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah dilakukan beberapa program, diantaranya pembuatan jalur evakuasi, pembuatan poster mitigasi bencana dan melakukan sosialisasi bagi para siswa dan guru mengenai cara menghadapi bencana. Program – program yang telah dilakukan diharapkan mampu membantu kesiap siagaan siswa dan guru Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan dalam menghadapi bencana. Kata Kunci: Bencana, jalur evakuasi, kesiapsiagaan Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang mengalami ancaman berbagai jenis bencana alam. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif dan 70 gunung diantaranya dikategorikan sangat berbahaya, memiliki 5.590 sungai utama yang berpotensi menyebabkan banjir, berada di antara dua benua dan dua lautan besar, potensial terjadi angin, dan memiliki pantai sepanjang 81,487 km atau sama dengan 2 kali panjang keliling bumi (Asmadi, 2010).

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota dengan ancaman bencana yang cukup banyak, hal ini dikarenakan kota Yogyakarta memiliki gunung berapi aktif yang sewaktu – waktu dapat mengalami erupsi, selain itu kota Yogyakarta rawan terhadap gempa yang berasal dari zona subduksi lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia di sebelah selatan Pulau Jawa. Berdasarkan data rekaman sebaran episentrum gempa bumi dengan magnitudo 5 dari tahun 1900- 2000 dan menurut peta daerah gempa bumi di Indonesia, Propinsi Daerah Istimewa

Page 32: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1782

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Yogyakarta (DIY) berada di wilayah 4. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang rawan terhadap terjadinya gempa bumi (Dwisiwi dkk, 2012).

Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Salah satu hal yang menyebabkan banyaknya korban jiwa pada saat bencana terjadi adalah akibat terkena reruntuha bangunan, baik itu akibat gempa bumi ataupun kebakaran. Salah satu solusi dalam mengurang resiko tingginya korban jiwa pada saat terjadi bencana yaitu dengan menyediakan jalur evakuasi yang aman bagi penghuni.

Ketidak siapsiagaan dalam menghadapi bencana juga merupakan faktor penyebab tingginya korban pada saat bencana terjadi. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap potensi kerentanan bencana serta mitigasi untuk mengurangi dampak buruk dari bencana merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya dampak bencana yang besar. Mitigasi merupakan bagian dari kegiatan pra bencana, sedangkan pra bencana merupakan bagian dari siklus manajemen bencana (Nirmalawati, 2011).

Pada hakekatnya bencana tidak dapat dihindari namun dampak atau akibat dari bencana dapat diminimalisir dengan adanya upaya – upaya mitigasi. Dalam hal ini maka pengetahuan dan keterampilan perlu diinformasikan melalui sikap dan nilai-nilai yang mendorong peserta didik untuk bertindak pro-sosial, bertanggung jawab dan responsive ketika keluarga dan komunitasnya terancam (Selby dan Kagawa, 2012). Selain itu, Pemberian materi tanggap darurat terbukti mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap guru dalam menghadapi bencana di sekolah (Septiadi, 2012).

Program pengabdian ini dilakukan di Muhammadiyah Boarding School yang terletak di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Sekolah ini terdiri dari Sekolah tingkatan Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Muhammadiyah Boarding School bergerak di bidang pendidikan yang berasaskan Muhammadiyah. Muhammadiyah Boarding School Prambanan terdiri dari beberapa gedung diantaranya gedung sekolah santri putra, gedung sekolah santri putri, gedung asrama dan gedung admisi.

Permasalahan yang di hadapi MBS Prambanan adalah tidak tersedianya rute jalur evakuasi yang baik, sehingga akan sangat menyulitkan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. Sekolah ini merupakan boarding school, sehingga murid berada dalam pengawasan guru selama 24 jam serta tinggal di bangunan sekolah. Selain itu, siswa-siswi di sekolah ini tidak pernah dilatih mengenai kesiapsiagaan apabila terjadi bencana seperti gempa bumi, gunung meletus dan kebakaran, sehingga akan sangat membahayakan apabila terjadi bencana tersebut. Metode Pelaksanaan

1. Setting Pengabdian

Page 33: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1783

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pengabdian ini dilaksanakan di Muhammadiyah Boarding School Prambanan, Yogyakarta. Waktu pelaksanaan pengabdian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2019.

2. Pemeriksaan Bangunan Pemeriksaan bangunan dilakukan untuk mengetahui denah dan bentuk bangunan serta kelengkapan bangunan, hasil dari pemeriksaan bangunan akan disampaikan kepada pihak Muhammadiyah Boarding School Prambanan dan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan jalur evakuasi.

3. Sosialisasi mengenai kondisi bangunan saat ini.

Sosialisasi ini dilakukan agar siswa dan guru di Muhammadiyah Boarding School Prambanan mengetahui bagaimana kondisi bangunan saat ini dan apa saja kekurangan pada bangunan yang dapat membahayakan saat bencana terjadi.

4. Pembuatan jalur evakuasi dan titik kumpul. Pembuatan jalur evakuasi dilakukan pada dua gedung utama sekolah yaitu gedung

sekolah santri putra dan putri di Muhammadiyah Boarding School Prambanan. Jalur evakuasi dibuat berdasarkan data – data yang telah diperoleh dari hasil pemeriksaan bangunan.

5. Pengadaan poster mitigasi bencana.

Pengadaan poster tentang mitigasi bencana di Muhammadiyah Boarding School Prambanan merupakan salah satu langkah dalam peningkatan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana. Pemasangan poster dilakukan pada setiap kelas dan di tempat – tempat umum yang dapat dilihat oleh siswa dan guru.

6. Pendidikan dasar bencana bagi siswa dan guru. Pendidikan dasar yang diberikan berupa penjelasan mengenai jenis – jenis bencana dan dampak apa saja yang dapat diakibatkan oleh suatu bencana. Selain mengenali jenis bencana, siswa dan guru juga diberikan penjelasan mengenai cara melindungi dan menyelamatkan diri saat terjadi bencana.

Hasil dan Pembahasan 1. Kondisi Gedung Muhammadiyah Boarding school Prambanan Gedung Muhammadiyah Boarding School yang diobservasi dalam pengabdian ini ada sebanyak 2 gedung utama yaitu gedung sekolah santri putra seperti terlihat pada gambar 1 dan gedung sekolah sekaligus asrama santri putri seperti pada gambar 2 masing – masing gedung terdiri dari 3 lantai.

Page 34: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1784

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Gedung Sekolah Santri Putra MBS Prambanan

Sumber: dokumen penulis

Gambar 2. Gedung Sekolah Santri Putri MBS Prambanan

Sumber: dokumen penulis

Gambar 3. Tangga dengan Ukuran Kecil

Sumber: dokumen penulis

Page 35: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1785

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 4. Tangga Tanpa Railing (Pegangan)

Sumber: dokumen penulis

Kondisi struktur gedung secara umum cukup baik, hanya saja jumlah tangga tidak

memadai dengan jumlah kelas dan siswa yang cukup banyak, selain itu ada beberapa tangga

yang ukurannya sangat kecil seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3 dan tangga tanpa railing (pegangan) seperti pada gambar 4. kondisi tangga seperti ini dapat menyulitkan proses evakuasi saat terjadi bencana. Selain itu pada setiap gedung belum dilengkapi dengan jumlah alat pemadam api ringan (APAR) yang cukup, dalam 1 gedung hanya terdapat 2 buah APAR padahal terdapat 31 ruangan pada gedung sekolah santri putra dan 37 ruangan pada gedung sekolah santri putri. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pengelola sekolah karena sebagian ruang sekolah juga digunakan sebagai tempat tinggal para santri sehingga ancaman bencana kebakaran dapat terjadi.

2. Pembuatan Jalur Evakuasi Pada Gedung Sekolah Santri Putra

Jalur evakuasi dan titik kumpul dibuat berdasarkan denah gedung sekolah Muhammadiyah Boarding School Prambanan seperti pada gambar 5 dan 6.

Gambar 5. Jalur Evakuasi Gedung Sekolah Putra MBS Prambanan (a) Lantai Dasar; (b)

Lantai 1; (c) Lantai 2

(a) (b)

Page 36: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1786

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Sumber: dukumen penulis

Gambar 6. Jalur Evakuasi Gedung Sekolah Putri MBS Prambanan (a) Lantai Dasar; (b) Lantai 1; (c) Lantai 2

Sumber : dokumen penulis

Jumlah tangga yang kurang serta dimensi tangga yang kecil pada gedung sekolah santri putra dapat mengakibatkan penumpukan siswa yang akan menuruni tangga apabila terjadi bencana, hal ini dapat membahayakan penghuni sekolah, sehingga perlu pemahaman tanggap bencana yang baik bagi para siswa dan guru agar pada saat terjadi bencana tidak terjadi kepanikan yang justru dapat membahayakan. Sedangkan pada gedung sekolah santri putri memiliki jumlah tangga yang cukup banyak dengan dimensi yang memadai, sehingga apabila terjadi bencana proses evakuasi dapat berjalan dengan cukup baik.

3. Poster Mitigasi Bencana

Poster mitigasi bencana yang dibuat diharapkan dapat membantu siswa dan guru dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana, adapun poster yang dibuat pada pengabdian ini adalah poster mitigasi bencana gempa bumi (Gambar 7), poster mitigasi bencana gunung

(c)

(a) (c) (b)

Page 37: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1787

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

meletus (Gambar 8) dan poster mitigasi bencana kebakaran (Gambar 9). Poster – poster ini dipasang di setiap ruang kelas dan di tempat – tempat umum di sekolah agar siswa dapat seing membaca dan melihat serta cepat tanggap saat terjadi bencana.

Gambar 7. Poster Mitigasi Gempa Bumi

Sumber : dokumen penulis

Gambar 8. Poster Mitigasi Gunung Meletus

Sumber : dokumen penulis

Gambar 9. Poster Mitigasi Kebakaran

Sumber : dokumen penulis

4. Pendidikan dasar bencana bagi siswa dan guru

Pendidikan dasar mengenai pemahaman bencana dan cara menghadapinya sangat perlu diberikan kepada para siswa, terutama siswa siswi MBS Prambanan. Hal ini dikarenakan MBS

Prambanan merupaka boarding school dimana siswa dan guru akan berada di lingkungan sekolah selama 24 jam dan berada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki gunung berapi aktif dan dapat terjadi erupsi sewaktu – waktu dan berada dekat dengan sesar opak yang dapat menjadi penyebab terjadinya gempa bumi. Siswa dan guru perlu mengenal gedung tempat mereka tinggal dan mengetahui ancaman bencana apa saja yang mungkin dapat terjadi

Page 38: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1788

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

pada saat berada di lingkungan sekolah. Maka dalam pengabdian ini dilakukan pendidikan dasar mengenai bencana, dalam prosesnya siswa dan guru diinformasikan mengenai ancaman – ancaman bencana yang dapat terjadi disekolah, tidak hanya berupa bencana alam tetapi juga bencana yang dapat terjadi karena adanya kerusakan atau kelalaian manusia seperti kebakaran. Selain itu, siswa dan guru juga diberikan pemahaman bagaimana cara melindungi atau menyelamatkan diri saat terjadi bencana. Dalam pengabdian ini pendidikan bencana dilakukan selama dua kali yaitu pada santri putra dan putri. Metode yang dilakukan berupa pemaparan materi dengan menggunakan power point dan juga menyanyikan lagu mitigasi gempa bumi. Metode pengajaran dengan menggunakan lagu diharapkan dapat membuat siswa dan siswi MBS Prambanan mudah mengingat hal apa saja yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi. Simpulan

Secara umum gedung sekolah Muhammadiyah Boarding School Prambanan sudah cukup baik, hanya saja pada gedung sekolah santri putra jumlah dan ukuran tangga tidak memadai. Pada kedua gedung kelengkapan alat pemadam api ringan (APAR) masih kurang. Dalam pengabdian ini, telah dibuat jalur evakuasi pada dua gedung utama yaitu gedung sekolah santri putra dan gedung sekolah santri putri, pengadaan poster mitigasi bencana dan pendidikan dasar bencana. Diharapkan hasil dari pengabdian masyarakat kali ini mampu meningkatkan

kesiapsiagaan siswa dan guru di Muhammadiyah Boarding School Prambanan dalam menghadapi ancaman bencana yang dapat terjadi sewaktu – waktu. Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Lembaga Penelitian, Publikasi, Dan Pengabdian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai pemberi dana dalam pengabdian kemitraan masyarakat kali ini dengan Nomor: 2816/SK-LP3M/I/2019 Tentang Penerima Hibah Pengabdian Masyarakat Batch 1 Program Peningkatan Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Akademik 2018/2019. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan yang telah bersedia sebagai mitra dalam pengabdian masyarakat ini. Daftar Pustaka Asmadi. 2010. Manajemen Penanganan Kasus Bencana, Makalah seminar PWI Yogyakarta

bekerjasama dengan UPN ”Veteran” Yogyakarta. Dwisiwi, R.S, Surachman, Sudomo, J & Wiyatmo, Y. 2012. Pengembangan Teknik Mitigasi

Dan Manajemen Bencana Alam Gempabumi Bagi Komunitas SMP DI Kabupaten Bantul Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Penelitian. Pendidikan dan Penerapan MIPA. Fakultas MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 39: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1789

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Nirmalawati, 2011. Pembentukan Konsep Diri Pada Siswa Pendidikan Dasar Dalam Memahami Mitigasi Bencana. Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1 pp: 61-69

Selby and Kagawa. 2012. Disaster Risk Reduction in School Curricula. Unicef. Septiadi, A. 2012. Perbedaan Sistem dan Pengetahuan Tanggap Darurat Bencana Kebakaran Sebelum dan Sesudah Pemberian Pelatihan pada Gedung Sekolah Dasar Sang Timur Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Diponegoro. Vol. 1 No. 2 pp:565-643

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723).

Page 40: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1790

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Menjernihkan Air Di Lingkungan PRM 3 Banguntapan

Muhammad Abdus Shomad1

, Zuhri Nurisna2

, Soelidarmi3

1 Prodi. Teknik Mesin Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2 Prodi. Teknik Mesin Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3 Aktivis Lingkungan Penyelamat air, Plumbon, Bantul, 55198, 085228092930, Yogyakarta*

Email: [email protected].

Abstrak

Pengabdian masyrakat ini dilakukan di Dukuh Sorowajan Banguntapan Bantul yang berjarak 10,8 KM dari kampus UMY, tepatnya dilingkungan warga jamaah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Banguntapan 3 (PRM 3 Banguntapan), Permasalahan yang dihadapi yaitu dengan dampak banyaknya rumah kos mahasiswa dan perumahan yang saling berhimpitan di wilayah PRM 3 Banguntapan atau di Pedukuhan Sorowajan dan sekitarnya berakibat kualitas air menurun, yaitu banyaknya bakteri ecoly, untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan sebuah metode filterisasi supaya air menjadi jernih sehat dan bebas penyakit, yaitu adanya sebuah alat yang sangat murah dan mudah dalam membuatnya, tanpa mesin (hemat energi) yang tersusun dari bahan-bahan yang mudah didapat disekitar kita, setelah dilakukan pengujian kualitas air dilaborotaorium balai kesehatan Yogayakrta, menunjukkan jumlah banyaknya bakteri ecoly sebelum dilakukan filterisasi yaitu 23 ecoly kemudian setelah dilakukan filterisasi menjadi < 1,3 Ecoly atau mencapai diatas 85% eliminasi ecoly. Dari hasil uji kualias air maka masyarakat bisa menggunakan metode filterisasi ini untuk mencukupi kebutuhan konsumsi air yang bersih, sehat ,bebas penyakit dan murah sehingga dengan alat tersebut dapat memberikan dampak terhadapat kesehatan warga masyarakat menjadi lebih. Kata Kunci: Filteriasi, menjernihkan air tanpa mesin, pengabdian prm 3, metode filterisasi tradisional Pendahuluan

Saat ini masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan manusia. yang dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dan dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar dari penyakit. Jika Anda mengetahui bahwa air bersih sudah menjadi hal yang langkah di negeri ini, terutama pada kota-kota besar seperti Yogyakarta, air sudah menjadi barang yang diperjualbelikan oleh masyarakat Yogyakarta karena langkanya air bersih bebas penyakit di daerah tersebut. Dahulu air merupakan hal yang bisa didapatkan dengan mudah diperoleh dan selalu berlimpah dan mengalir disetiap sudut kota dan tanah air negeri ini. karena pada saat itu belum banyaknya polusi udara dan air yang terjadi, berbeda dengan sekarang air sudah tercemar oleh berbagai macam faktor yang menyebabkan air bersih seakan tidak layak untuk dikonsumsi. Terlihat dari

Page 41: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1791

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

rasa dan warnanya pun saat ini berada tidak sealami pada zaman dulu dikarenakan polusi tersebut. Berikut ada beberapa manfaat air : (Kunaedi (2010)

Dewasa ini dunia telah mengalami krisis air bersih. (Amalia, B. I., & Sugiri, A. (2014). Jumlah air bersih di dunia hanya 1% yang dapat dikonsumsi. Dari 1% air bersih yang tersedia tersebut, tidak semuanya dapat dengan mudah diakses oleh 212 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City masyarakat. Data WHO 2015 menemukan bahwa 663 juta penduduk masih kesulitan dalam mengakses air bersih (Rochmi, 2016). Berkaitan dengan krisis air ini, diramalkan pada tahun 2025 nanti hampir dua pertiga penduduk dunia akan tinggal di daerah-daerah yang mengalami kekurangan air (Unesco, 2017) Dengan ketersediaannya air yang melimpah dibumi ini dalam kesehariannya biasanya dimanfaatkan untuk beberapa keperluan sebagai berikut dibawah ini : Soemirat, J. 2002 Air bermanfaat untuk kelangsungan hidup hewan dipermukaan bumi ini., (Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. (2010)

1. Air digunakan untuk menyirami tanaman dan tumbuh-tumbuhan agar tumbuh dan berkembang dengan baik.

2. Air digunakan untuk aktifitas keperluan rumah tangga, seperti mencuci dan pekerjaan lainnya.

3. Dengan peradaban manusia air pun digunakan untuk kepentingan budidaya perikanan.,pertanian dan aktifitas budidaya lainnya.

4. Air digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga, bisnis dan keperluan lainnya.

5. Air digunakan sebagai sarana transportasi bagi kemudahan kehidupan manusia. 6. Tidak sedikit air pun digunakan sebagai tempat rekreasi bagi orang-orang yang ingin

melepas kepenatan dan kelelahannya dari kesibukan aktifitas sehari-harinya 7. Air bagi tubuh manusia bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia, karena peran air

ini sangat vital sekali dalam membantu proses metabolisme tubuh manusia mulai dari membantu dalam mencerna makanan, membantu sel darah dalam menyebarkan zat-zat makanan ke semua bagian tubuh, membantu membuang kotoran sisa proses metabolisme tubuh dan lain-lain. Lokasi pengabdian dilakukan di Dukuh Sorowajan yang mempunyai 19 RT dan 15

RW merupakan wilayah pedukuhan yang jumlah kepala keluarga (KK) 500 KK paling banyak se-Kecamatan Banguntapan atau se- kabupaten Bantul dari pedukuhan lainnya. Dengan jumlah penduduk yang begitu banyak dan padat penduduk maka air bersih adalah isu utama bagi warga pedukuhan Sorowajan, diwilayah sorowajan banyak perumahan yang dibangun, jarak antara satu dengan yang lainnya begitu padat sehingga menyebabkan letak penampungan air kotor (resapan)satu dengan lainnya dekat, hal ini juga merupakan salah satu faktor menurunnya kulitas air diwilayah pedukuhan Sorowajan.

Page 42: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1792

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kelompok masyarakat yang dinaungi dalam wadah Rukun Tangga (RT) memiliki jumlah kepala keluarga tiap masing-masiong RT kurang lebih 25 kepala keluarga. Setiap RT memiliki kegiatan rutin antara lain kumpulan bapak RT tiap bulan, kumpulan ibu-ibu PKK, PAUD dll. Pertemuan kelompok RT bapak-bapak diisi dengan acara musyawarah dan diskusi tentang masalah kegiatan sosial kemasyarakatan serta pembangunan- pembangunan kampung dan acara arisan serta simpan pinjam. Dana simpan pinjam yang dikelola oleh kelompok RT mencapai 4,5 juta rupiah, berasal dari tabungan anggota kelompok RT tersebut. Kelompok RT ini pernah mendapatkan pelatihan cara pengolahan sampah, pembibitan ikan Gurameh, dan penyuluhan mengenai menjaga kualitas air bersih. Dalam hal menjaga kualitas air tidak berhasil dijalankan karena terkendala beberapa hal, diantaranya :

1. Tidak tersedianya bantuan untuk membangun infrastruktur pembuatan alat penjernih air.

2. Lokasi anggota kelompok RT satu dengan anggota yang lain saling berdekatan sehingga menyebabkan masalah dalam hal Sanitasi, sehingga menyebabkan kualitas air yang tidak baik.

3. Harga Alat penjernih air modern yang cukup mahal yang termurah RP 600.000 sampai RP. 120.000.000 bila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan air setiap harinya yang begitu banyak.

4. Kurang sadarnya masyarakat dalam menjaga kualitas air bersih, jernih layak konsumsi sehingga rawan terhadap penyakit diare, muntaber dll Kendala tersebut menyebabkan usaha penjernihan air tidak berjalan, sehingga

diperlukan alternatif lain. Pada tahun 2007 seorang praktisi dari lembaga solusi penyelamat air menemukan alat penjernih air tanpa mesin (APTM) yang belum begitu dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat setempat. Mengingat bahwa anggota kelompok RT memiliki pekerjaan sebagai kantoran pedagang dan pemilik rumah kos, maka air jernih dan bersih yang mereka butuhkan cukup tinggi, terutama warga yang mempunyai rtumah kos. Kebutuhan air jernih dan bersih layak konsumsi perhari 2500 liter/hari pertahun sekitar 70.000- 10.000 liter untuk satu keluarga. Kebutuhan tersebut diasumsikan sebagai kebutuhan untuk kebutuhan sehari-hari. Berikut ini pengamatan situasi Wilayah PRM 3 Banguntapan di Dukuh VIII Sorowajan :

a. Sekitar 45 persen dari jumlah KK (kepala keluarga) di di huni oleh anak kos dan keluarga pengontrak rumah, karena letak pedukuhan di kelilingi beberapa kampus perguruan tinggi sehingga kebanyakan yang tinggal di Dukuh Sorowajan adalah para mahasiswa. Hal ini berkaitan dengan jumlah air yang dibutuhkan tiap harinya

b. Kelompok masyarakat yang dinaungi Rukun Tangga (RT) di wilayah Dukuh VIII sorowajan Kecamatan Banguntapan membentuk forum silaturahmi (kumpulan RT ) berupa pertemuan rutin di balai RW maupun di Balai Pedukuhan dan pertemuan informal seperti dalam kelompok sarasehan budaya. Namun demikian forum-forum diskusi tersebut belum melibatkan konsultan / praktisi penyelamatan air bersih dan belum

Page 43: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1793

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

membahas metode yang efektif dalam menjernihkan air di lingkungannya, sehingga perlu

diberdayakan dengan kegiatan diskusi dan pelatihan cara menjernihkan air secara kontinyu. c. Jamaah Pimpinan Ranting Muhamadiyah (PRM) 3 Banguntapan yang anggota tersebar di

2 Pedukuhan yaitu Sorowajan dan Plumbon yang jumlah anggotanya 50 KK sebagian rumahnya juga menjadi tempat kos mahasiswa. Maka ini juga membuat kualitas air yang menurun.

Dalam mengatasi hal tersebut perlu dilakukan langkah solusi penjernihan air yang berkualitas air sehat layak minum bebas penyakit dengan kegiatan pemberdayaan warga solusi untuk membuat program pemberdayaan masyarakat untuk menjernihkan air adalah solusi yang tepat dan dapat bermanfaat bagi warga wilayah PRM 3 Banguntapan. Dari hasil pengamatan terhadap permasalahan yang dialami oleh praktisi solusi penyelamatan air jernih,

melakukan penelitian pendahuluan dengan metode survey ke lokasi, wawancara dengan ketua RT dan anggota kelompok masyarakat, kemudian dilakukan uji coba penjernihan air dengan membandingkan kualitas air sebelum dilakukan proses penjernihan dengan alat penjernih air tradisional dengan air yang tanpa dilakukan proses penjernihan dengan mengambil sampel beberapa sumur warga kemudian di uji dilaboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM) Yogyakarta, dengan waktu singkat alat penjernih air tradisional dapat segera memenuhi ketersediaan air besih sesuai dengan SK MENKES RI.No. 907/MENKES/VII/2002.

Bersadarkan hasil pengujian spesimen kesehatan lingkungan terhadap alat penjernih air tradisional ini oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat jenderal pemberantasan Penyakit menular dan penyehatan Lingkungan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantatasan Penyakit Menular Yogyakarta pada tanggal 08 Pebruari 2005 No. PM 07042/197 Yo 01 Maret 2005 No. PM 07042/302 dengan evaluasi secara fisik parameter yang diuji pada contoh air sumur warga pedukuhan Sorowajan setelah melalui alat konvensional (alat penjernih air tradisional) memenuhi syarat air minum dan ini sesuai SK MENSKES RI. No. 907/MENKES/VII/2002. (soelidarmi, 2002) Metode Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dapat dilaksanakan dengan beberapa tahapan sebagai berikut bagan metode tahapan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat seperti pada gambar diagaram alir dibawah ini sebagai berikut :

Page 44: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1794

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 3. Langkah – Langkah Pelaksanaan Penjernihan air

Penyuluhan kepada jamah PRM 3 Banguntapan: Sosialisasi : pentingnya mengkonsumsi air jernih , bersih bebas (pre-

test)

Persiapan lokasi persiapan alat dan bahan : 1. Alat : gergaji besi, bor, alat pengolah zeolit 2. bahan : Paralon, bahan filter (batu zeolit, arang aktif dan kapas

dakron)

Uji coba Proses Penjernihan air

Di masjid Jabir PRM 3 Banguntapan

Pemanfaatan Alat penjernih air

tanpa mesin (APTM)

EVALUASI DAN MONITORING Post Test kepada jamaah PRM 3 Banguntapan

Koordinasi dengan Pengurus PRM 3 Banguntapan

(persiapan pelatihan dan pembuatan Alat Penjernih air

Pembuatan alat Penjernih air : 1. Pemotongan dan pelubangan Pipa 2. pemrosesan zeolit, arang aktif dan dakron 3. Instalasi alat penjernih air

Page 45: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1795

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Program kegiatan ini dilaksanakan beberapa metode antara lain : 1. Observasi dan Pemetaan kebutuhan Air Bersih

Observasi dilakukan unutk wilayah PRM 3 Banguntapan di Pedukuhan Sorowajan sebagian terutama anggota PRM 3 Banguntapan. Pelaksanaan dilakukan dengan cara wawancara dengan segenap komponen masyarakat, seperti ketua PRM 3, Kepala Pedukuhan dan warga warga masyarakat serta melihat kondisi lapangan secara langsung Pemetaan ini untuk memperjelas keadaan dan karakteristik padukuhan ini terkait kebutuhan air bersih. Pemetaan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan langkah selanjutnya

2. Sosialisasi Sebelum pelaksanaan seluruh rangkain kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai, perlu diadakan sosialisasi mengenai program ini pada Ketua PRM 3 Banguntapan, Ketua RT, Ketua RW, dan Kepala Pedukuhan setempat serta masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah agar masyarakat memahami program tersebut dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam pelaksanaan program. Selain itu, sosialisasi juga berfungsi untuk menggali lebih dalam mengenai permasalahan yang dialami masyarakat dan solusi yang dibutuhkan. Dengan begitu, diharapkan program pengabdian masyarakat ini dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

3. Lokasi Pelaksanaan Lokasi pelaksanan program ini yaitu diwilayah Pimpinan Ranting Muhammadiyah 3 Banguntapan tepatnya di Padukuhan Sorowajan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Pelaksanaan Program Rangkaian kegiatan program pengabdian masyarakat yang akan dilakukan meliputi beberapa tahap:

1. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Pada kegiatan ini dilakukan perhitungan kebutuhan air bersih masyarakat berdasarkan jumlah anggota setiap kepala keluarga (KK). Berdasarkan pada hasil observasi sebelumnya, diperoleh data bahwa Padukuhan Soworajan berjumlah 500 KK atau 1200 orang anggota keluarga. Menurut standar perhitungan kebutuhan air

bersih per-orang memerlukan 160-250 liter/hari (Noerbambang M,Soufyan et.al., 2005). Sehingga untuk 618 orang diperlukan minimal 98,8 m 3/ hari. Jika dihitung berdasarkan jumlah KK maka diperoleh kebutuhan air bersih 14,6 m3/ bulan/ KK atau 487 liter/ hari/ KK. Sesuai hasil survei lapangan diperoleh data bahwa kebutuhan air bersih penduduk rata-rata adalah 650 liter/ hari/ KK atau 101,5 m 3/ hari untuk 500 KK di padukuhan Sorowajn . Jadi kedua hasil perhitungan dan survei tersebut bersesuaian.

2. Perancangan Alat Filter (penjernih air tanpa mesin)

Page 46: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1796

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Perancangan alat ini menggunakan bahan yang mudah didapat disekitar lingkungan, yaitu Pipa paralon, kaleng cat bekas, batu zeolit, arang aktif dan kapas dakron

3. Pelaksanaan Pembuatan alat Pada tahap ini anggota PRM 3 dan warga masyarakat bekerjasama dengan tim pengabdian masyarakat melakukan proses pembuatan alat penjernih air tanpa mesin yang nanti akan dipasang diskretariat PRM 3 Banguntapan .

4. Evaluasi dan Tindak lanjut Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif program ini dan seberapa besar manfaat atau kontribusinya kepada masyarakat. Tindaklanjut program ini sangat diperlukan untuk menjamin keberlangsungan pembanguan kemandirian desa terhadap kebutuhan air bersih.

Hasil dan Pembahasan a. Hasil Pengabdian Masyarakat Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di PRM 3 Banguntapan Padukuhan

Sorowajan, Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Bantul, Yogyakarta, seperti ditunjukkan pada gambar 1 dan gambar 2 yaitu kegiatan diawali dengan sosialisasi dan koordinasi.

Gambar. 1

Gambar 2

Page 47: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1797

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Skema alat Penjernih Air

Gambar 3 Ilustrasi skematis mekanisme pemakaian alat penjernih air pada suatu sistemjaringan aliran air (sumber, Solidarmi, 2010)

Keterangan Gambar :

1.Pipa Paralon; 2. Lapisan Kapas; 3. Lapisan zeolite; 4. Lapisan arang aktif; 5. Kaleng cat 25 kg

Dari gambar diatas dapat dilihat cara pemakaian alat penjernih air yang menunnjukkan keunggulan, yaitu alat ini tidak mengubah sistem aliran air yang telah ada dan dapat dipasang langsung pada suatu bak penampungan air. Gambar 3 melukiskan cara pemakaian alat penjernih air yang menunjukkan keunggulannya, yaitu bahwa alat yang telah ada dan dapat dipasang langsung pada suatu bak penampungan air.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan proses pembuatan alat penjernih air, sebagaimana terlihat pada gambar 4 dan gambar 5, sedang gambar 6 adalah alat yang sudah jadi. Gambar. 4 Gambar. 5 Gambar. 6

1

2

4

3

5

Page 48: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1798

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Setelah pembuatan filter selesai kemudian langkah berikutnya yaitu proses pemasangan alat penjernih air di tempat penampungan air (torn) seperti terlihat pada gambar 6 dan 7 Gambar. 6 Gambar 7 Gambar 8

Setelah selesai dari pembuatan alat penjernih air, maka langkah berikut adalah pemasangan dan penyerahan alat kepada ketua PRM 3 Banguntapan seperti terlihat pada gambar 8.

Dalam rangka mendapatkan hasil proses penejernihan yang berkualitas sehat dan bebas dari penyakit maka dilakukan pengujian kualitas air laboratorium balai kesehatan, seperti terlihat pada gambar 9 dan 10 yang menunjukan gambar proses pengambilan sampel uji sebelum air dilakukan proses fileterisasi. Sedang pada gambar 11 dan 12 menunjukkan proses pengambilan sampel uji setelah dilakukan proses fileterisasi \ Gambar. 9 Gambar 10 Gambar. 11 Gambar. 12

Dari hasil uji kualitas air yang dilakukan di uji dilaboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM) Yogyakarta, dengan waktu singkat alat penjernih air tradisional dapat segera memenuhi ketersediaan air besih sesuai dengan SK MENKES RI.No. 907/MENKES/VII/2002.

Page 49: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1799

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Antuasiasme masyarakat dalam mendukung program ini ditunjukkan dari setiap sosialisasi program pengabdian dan pendistribusian alat dengan ditandai banyaknya peserta yang hadir seperti terlihat pada gambar no 13

Gambar 13.Sosialsiasi dan distrinbusi alat kewaarga

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan dapat diperoleh kesimpulan. Hasil penjernihakan air yang dilakukan di PRM 3 Banguntapan mempunyai hasil air yang bersih, sehat dan bebas penyakit yang ditunjukkan dari hasil uji lab. Yaitu air yang tidak berbau, tidak berwarna serta

berkurangnya kandungan bakteri ecoly sebesar 85%.Proses pembuatan alat penjernih air dilakukan secara pemberdayaan yang melibatkan jamaah PRM 3 Banguntapan dan warga setempat. Untuk dapat mencukupi kebutuhan konsumsi air yang sehat, maka warga dan khususnya jamaah PRM 3 Banguntapan dapat menggunakan alat ini sebagai metode dalam proses filtersisasi. Untuk keberlanjulan program ini bisa dilakukan dengan melibatkan ranting-ranting Muhammadiyah yang berada diwialayah PCM Banguntapan Utara, hal ini bertujuan untuk mensinergiskan antara PTM dengan Muhammadiyah ditinggkat cabang dan ranting, karena disitulah kekuatan jamaah Muhammadiyah yang sebernarnya. Ucapan Terima Kasih

Penulis dengan sungguh-sungguh mengucapkan banyak terima kasih kepada LP3M UMY pemberi dana Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM), sehingga pengabdian kepada masyrakat dapat terlaksana. Penulis juga merasa sangat berterima kasih kepada bapak Drs. H. Agus Isbandi (ketua PRM 3 Banguntapan) selaku mitra yang telah banyak membantu dan

Page 50: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1800

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

bekerjasama penulis melakukan pengabdian di wilayah PRM 3 Banguntapan (pedukuhan Sorowajan), Banguntapan, Bantul Daftar Pustaka

Alamsyah, S. (2006). Merakit Sendiri Alat Penjernihan Air Untuk Rumah Tangga. Kawan Pustaka.

Amalia, B. I., & Sugiri, A. (2014). Ketersediaan Air Bersih dan Perubahan Iklim: Studi krisis Air

di Kedungkarang Kabupaten Demak. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 3(2), 295-302.

Kemenkes, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 /Menkes/ SK/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI, (1997), Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes RI , 2002, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri. Kunaedi (2010), Mengolah air kotor untuk air Minum, Penebar Swadaya, Jakarta Rahayu, S. A., & Gumilar, M. M. H. (2017). Uji cemaran air minum masyarakat sekitar

Margahayu Raya Bandung dengan identifikasi bakteri Escherichia coli. Indonesian

Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 4(2), 50-56. Soelidarmi (2010), Membuat Alat Penjernih Air Bebas Penyakit, Progresif Book, Jakarta Utami, S., & Handayani, S. K. (2017). Ketersediaan Air Bersih untuk Kesehatan: Kasus Dalam

Pencegahan Diare pada Anak. Unesco. (2017). Global Climate Change. Diakses tanggal 28 April 2017, dari www.unesco.org.

Page 51: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1801

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pengembangan “Sekolah Sampah” Dalam Mendukung Program Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

(Pendampingan Pendirian Sekolah Pengelolaan Sampah Ar Raihan Bantul)

Nike Triwahyuningsih*

Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian INTAN Yogyakarta

Jl. Magelang Km 5,6 Yogyakarta 55284, Indonesia. Telp. 0878-3430-4999. Email:

[email protected]

Abstrak

Pendidikan karakter peduli lingkungan, yang bertujuan mencetak generasi peduli lingkungan dan produktif, dilaksanakan melalui pengembangan “Sekolah Pengelolaan Sampah Ar Raihan Bantul”. Sasaran program ini adalah seluruh warga sekolah, pegiat sampah dan masyarakat umum. Pelaksanaan kegiatan meliputi: observasi, diskusi kelompok, sosialisasi program, pelatihan/praktik aplikasi teknologi, pendampingan dan monitoring evaluasi. Observasi dan diskusi dengan pengelola yayasan dilakukan untuk mengidentifikasi potensi dan merumuskan bentuk program, sosialisasi kepada seluruh anggota yayasan dilakukan untuk menyebarluaskan rancangan program. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan aplikasi teknologi dilakukan untuk memberikan bekal penguasaan teknologi bagi calon pelatih dari sekolah sampah. Praktik aplikasi teknologi bagi warga sekolah telah dilaksanakan mulai Januari-Juli 2019 dan akan dilaksanakan secara berkala dengan sasaran lebih luas. Pelaksanaan kegiatan pendidikan, yang dilaksanakan dalam bentuk integrasi program Sekolah Sampah ke dalam kurikulum formal sekolah serta kegiatan ekstra-kurikuler bagi siswa, sudah dimulai pada semester genap 2018-2019. Pendampingan dan monitoring evaluasi dilakukan untuk mengkaji perkembangan pelaksanaan kegiatan dan tingkat capaian sasaran. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pendirian dan pengembangan Sekolah Sampah memperoleh dukungan penuh dari pengurus yayasan dan sekolah. Sekolah Pengelolaan Sampah Ar Raihan Bantul telah berbadan hukum (Nomor AHU-0002746.AH.01.07.TAHUN 2019). Pendampingan pendirian Sekolah Pengelolaan Sampah ditandai dengan peresmian oleh Bupati Bantul pada 27 Juli 2019. Kata Kunci: sekolah sampah, pendidikan karakter, penguatan lembaga Pendahuluan

Kelompok pengelola sampah mandiri (KPSM), yang merupakan kelompok masyarakat yang memiliki perhatian terhadap pengelolaan sampah, saat ini sedang berkembang di Yogyakarta. Karakteristik lembaga ini adalah mereka merupakan para relawan yang bekerja sebagian besar secara swakarsa dan swadaya untuk mengurangi dan menangani berbagai jenis sampah, baik sampah organik maupun non organik. Kelompok-kelompok tersebut umumnya mendapatkan keuntungan finansial dari memilah dan mendaur ulang sampah. Bentuk

Page 52: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1802

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

organisasi KPSM sendiri ada beberapa macam diantaranya bank sampah, kelompok shodaqoh sampah, atau bentuk lain yang sejenis. Kelompok pengelola sampah mandiri tersebut diharapkan dapat dibentuk tidak hanya di desa, tetapi hingga tingkat terendah yaitu RT/RW (Pemkab Bantul, 2019). Kabupaten Bantul sendiri meliputi 17 kecamatan, 75 desa, 933 pedukuhan dan 5818 RT .

Di Kabupaten Bantul DIY, sejak akhir 2016 telah berdiri Jejaring Pengelola Sampah Mandiri “Anggayuh Mulyaning Wargo” (JPSM AMOR), dan telah memiliki perwakilan di seluruh 17 kecamatan (Astuti dan Linarti, 2018). Keberadaan JPSM diperkuat oleh Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Pemkab Bantul, 2019). Hingga tahun 2018 tercatat ada sebanyak 143 bank sampah, 15 TPST/TPS 3R, 275 TPS, 3 depo sampah, dan 40 kontainer sampah (Sekber Kartamantul, 2018). Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul telah menggandeng JPSM AMOR sebagai mitra yang bertugas menyebarluaskan informasi dan ketrampilan terkait pengelolaan dan pengolahan sampah. Dengan tugasnya itu, anggota JPSM dituntut untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk memilah, mengurangi dan menangani berbagai jenis sampah. Setiap anggota dituntut untuk mampu meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penanganan sampah serta membentuk karakter peduli lingkungan. Dan di sinilah permasalahan itu muncul, karena penguasaan pengetahuan dan ketrampilan oleh anggota JPSM yang kurang merata, sementara cakupan wilayah kerja cukup luas. Dibutuhkan satu solusi berupa satu sistem pendidikan khusus bagi anggota JPSM dan juga bagi masyarakat pada umumnya.

Pendidikan karakter peduli lingkungan merupakan suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter peduli lingkungan kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Tujuan pendidikan tersebut adalah untuk mencetak generasi dan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola, mengurangi dan menangani sampah secara mandiri, dalam rangka menuju masyarakat yang peduli kebersihan lingkungan dan produktif.

Sekolah sampah merupakan satu solusi yang ditawarkan bagi para pegiat lingkungan dan persampahan. Keberadaan sekolah sampah diharapkan dapat melayani kebutuhan edukasi bagi masyarakat hingga tingkat pedusunan/RT. Program sekolah sampah di antaranya adalah pendidikan dan pelatihan bidang : 1) manajemen bank sampah/KPSM; 2) teknologi tepat guna untuk pengolahan dan penanganan sampah; 3) teknologi informasi untuk keperluan disseminasi kegiatan dan promosi. Sasaran pendirian sekolah sampah diarahkan pada: 1) calon trainer/pelatih bidang persampahan dan lingkungan; 2) pengurus dan anggota KPSM; 3) siswa sekolah (program sekolah Adiwiyata); dan 4) masyarakat umum. Pendirian dan pengembangan sekolah sampah dirasakan sudah sangat mendesak seiring dengan makin besarnya volume dan ragam sampah. Upaya untuk mengurangi dan menangani sampah harus segera mendapatkan perhatian dan menuntut kerjasama semua pihak baik pemerintah,

Page 53: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1803

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

masyarakat maupun swasta. Edukasi yang akan diterima oleh masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi terciptanya lingkungan yang bersih dan masyarakat yang produktif.

Yayasan Pendidikan Ar Raihan Bantul bergerak di bidang pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar dan menengah yang telah beroperasi sejak tahun 1999 (Yayasan Ar Raihan, 2019). Saat ini Yayasan Ar Raihan Bantul menaungi beberapa unit pendidikan yaitu Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KBIT), Raudhatul Athfal (TKIT), SDIT dan SMPIT Ar Raihan Bantul. Dalam waktu dekat juga akan didirikan SMAIT Ar Raihan sebagai pengembangan pendidikan yang telah ada. Pada akhir tahun 2018, SDIT Ar Raihan dikukuhkan sebagai sekolah rintisan Adiwiyata oleh DLH Kabupaten Bantul. Pendirian “Sekolah Pengelolaan Sampah Ar Raihan Bantul”, yang merupakan program pendidikan informal, adalah salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Sekolah sampah ini memiliki sasaran ganda, yaitu pendidikan bagi seluruh anggota Yayasan Ar Raihan Bantul yaitu siswa, guru dan karyawan Selain itu juga ditujukan untuk para pegiat sampah, orang tua/wali siswa dan masyarakat di sekitar sekolah. Metode dan Mekanisme Pelaksanaan 1. Waktu dan tempat kegiatan

Kegiatan mulai dilaksanakan pada awal semester genap 2018-2019 di Yayasan Pendidikan Ar Raihan Bantul

2. Mekanisme pelaksanaan kegiatan Kegiatan dilaksanakan secara bertahap meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini: a. Observasi dan diskusi dilakukan dengan pengelola yayasan dan sekolah dilakukan

untuk mengidentifikasi potensi, merumuskan bentuk program, dan menilai kondisi kesiapan pengurus dan unit-unit pendidikan yang ada di Yayasan Pendidikan Ar Raihan. Kegiatan didahului dengan pemaparan usulan program pada 9 Januari 2019 untuk dinilai oleh pengurus Badan Pelaksana Harian (BPH).

b. Sosialisasi Rencana Program, dilakukan kepada para penanggungjawab unit/satuan

pendidikan (TPA, KB, TK, SD, SMP), supporting system terkait (bagian catering/dapur dan bagian kebersihan), dan calon pengurus Sekolah Sampah. Tujuannya adalah untuk menyebarluaskan rencana program yang telah disetujui oleh pengurus BPH, serta menjaring aspirasi dan masukan terkait kesiapan setiap unit pendidikan di Ar Raihan. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari 2019.

c. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) diberikan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan aplikasi teknologi. Kegiatan pelatihan ditujukan kepada para calon-calon trainer yang sudah disiapkan oleh sekolah (training for trainer/TFT), juga kepada pengurus unit, staf bagian dapur, bagian kebersihan, guru dan karyawan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan bekal penguasaan teknologi bagi calon

Page 54: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1804

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

trainer dari sekolah sampah, dan telah dilaksanakan pada Januari-Juli 2019 dan akan terus dilaksanakan secara berkala dengan sasaran lebih luas. Hasil pelatihan dan praktik aplikasi teknologi akan dipresentasikan oleh masing-masing unit di sekolah sampah.

d. Pendampingan pelaksanaan program pendidikan dilakukan untuk mengawal pelaksanaan kegiatan pelatihan-pelatihan, praktik aplikasi teknologi dan proses pengolahan produk-produk daur ulang sampah yang dilaksanakan oleh para trainer sekolah sampah. Pelaksanaan kegiatan pendidikan, yang dilaksanakan dalam bentuk integrasi program Sekolah Sampah ke dalam kurikulum formal sekolah atau kegiatan ekstra-kurikuler bagi siswa, sudah dimulai pada Juni 2019 bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2018-2019. Sasaran pendampingan pelaksanaan program pendidikan di antaranya adalah: siswa sekolah sendiri, siswa sekolah lain, dan masyarakat umum.

e. Launching Sekolah Pengelolaan Sampah (SPS) diikuti workshop dan pameran produk daur ulang sampah.

f. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat persepsi dan daya adopsi teknologi para peserta pendampingan dan pelatihan.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan a. Hasil Observasi dan Diskusi Rancangan Program

Berdasarkan hasil diskusi dan komunikasi dengan ketua dan pengurus BPH Yayasan Ar Raihan Bantul diperoleh beberapa informasi, antara lain: - Unit/Satuan Pendidikan yang dimiliki: Tempat Pengasuhan Anak (TPA), Kelompok

Bermain (KBIT), Raudhatul Athfal (RA/TK), SDIT, SMPIT - Unit usaha/bisnis yang dimiliki: Sekolah Orang Tua; Rumah Tahfidz Al Quran;

Koperasi serba usaha (KSU); Toko; Katering; dan Penerbit Ar Raihan - Program yang berkait dengan kebencanaan dan lingkungan: Sekolah Siaga Bencana

(2015); Sodaqoh sampah (sejak 2015); Sekolah Adiwiyata (2018) - Jumlah siswa keseluruhan sekitar 1.100 siswa, jumlah guru dan tenaga pendidik adalah

198 orang, termasuk karyawan dan staf pendukung.

- Program full-day school untuk SDIT dan SMPIT, siswa berada 1 hari penuh di sekolah. Seluruh siswa di semua unit mendapatkan jatah snack dan makan siang di sekolah yang disediakan sendiri oleh bagian katering sekolah.

Dari informasi tersebut diperoleh informasi mengenai beberapa sumber sampah yang potensial sebagaimana terlihat dari tabel 1 berikut ini.

Page 55: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1805

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Tabel 1. Sumber sampah yang potensial di lingkungan Yayasan Ar Raihan Bantul Sumber

Sampah Jenis Sampah Penanganan Sampah

1. Kelas, Laboratorium, perpustakaan, kantor

Kertas, plastik, rautan pensil 1. Sampah kering dikumpulkan dan diangkut oleh mobil pengangkut dari DLH

2. Sampah organik padat dikumpulkan, sebagian untuk pakan ternak, sebagian diangkut mobil DLH

3. Sampah berupa cairan dibuang ke saluran pembuangan/sungai

2. Kantin Sisa makanan, kertas dan plastik sisa pembungkus

3. Katering Sampah sayuran/buah-buahan, air cucian beras, ampas teh dan sisa minuman the, minyak jelantah, kertas, plastik, styrofoam/gabus,

4. Kebun Sampah daun dan ranting

Berdasarkan hasil observasi diperoleh gambaran tentang potensi pengolahan dan daur ulang berbagai macam sampah yang dihasilkan sebagaimana terlihat dari tabel 2 berikut.

Tabel 2. Potensi pengolahan dan daur ulang sampah

No Jenis Sampah Bentuk Sampah Potensi Pengolahan/Daur Ulang

1. Sampah organik Sisa makanan, sisa sayuran/buah-buahan, air cucian beras, sisa minuman

1. Pupuk organik cair, kompos 2. Aktivator/starter (sumber MOL) 3. Fitohormon 4. Biopestisida 5. Budidaya maggot/pupa BSF 6. Bioenergi (biogas, bioetanol)

Minyak jelantah Biodiesel, sabun, lilin 2. Sampah non

organik Kertas, plastik, botol plastik, botol kaca

Aneka kerajinan

3. Sampah residu Sisa sampah yang tak termanfaatkan

1. Bahan ameliorasi tanah 2. Diserahkan ke DLH

b. Sosialisasi Rencana Program, telah dilakukan pada 9 Januari 2019. Sosialisasi rencana

program diberikan kepada para penanggungjawab unit/satuan pendidikan, supporting

system terkait, dan calon pengurus Sekolah Sampah. Tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi ini adalah pembentukan dan pengurusan aspek legalitas perkumpulan. Perkumpulan Kelompok Pengelola Sampah Mandiri Ar Raihan Bantul telah memiliki Akte Notaris dan mendapatkan pengesahan pendirian Badan Hukum melalui Surat Keputusan Kemenkumham RI Nomor AHU-0002746.AH.01.07.TAHUN 2019. Hasil penjaringan aspirasi dan masukan terkait kesiapan setiap unit/satuan pendidikan di Ar Raihan menunjukkan kesiapan pengurus dan para penanggungjawab unit untuk ikut

Page 56: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1806

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

mensukseskan pelaksanaan kegiatan ini, dan selanjutnya diikuti dengan pelaksanaan pelatihan-pelatihan untuk para calon trainer.

Gambar 1. Sosialisasi rencana program sekolah sampah

c. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) yang diarahkan untuk menyiapkan

para calon trainer dari sekolah, pengurus unit, staf bagian dapur, bagian kebersihan, guru dan karyawan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan bekal penguasaan teknologi bagi calon trainer dari sekolah sampah berupa Training for Trainer (TfT) untuk bidang: pengolahan sampah organik, pengolahan sampah non organik, dan administrasi bank sampah. Dari kegiatan pelatihan ini diharapkan akan dihasilkan produk-produk olahan/daur ulang, yang akan dipresentasikan pada saat peresmian/launching sekolah sampah. Dalam perkembangannya, pengurus BPH Yayasan Ar Raihan juga memperoleh masukan dari Prof. Judith Schlehe, seorang antropolog dari Universitas Freiburg Jerman, yang saat ini aktif meneliti tentang persampahan di Indonesia (Schlehe and Yulianto, 2018).

Gambar 2. Pelatihan untuk calon trainer dari sekolah sampah

Page 57: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1807

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

d. Pendampingan pelaksanaan program pendidikan dilakukan untuk mengawal pelaksanaan kegiatan pelatihan-pelatihan, praktik aplikasi teknologi dan proses pengolahan produk-produk daur ulang sampah yang dilaksanakan oleh para trainer sekolah sampah. Ssasaran kegiatan pelatihan ini adalah: siswa sekolah Ar Raihan sendiri, siswa sekolah di luar Ar Raihan, dan masyarakat umum. Kegiatan pelatihan bagi siswa Ar Raihan dilaksanakan dalam bentuk integrasi program Sekolah Sampah ke dalam kurikulum formal sekolah atau kegiatan ekstra-kurikuler bagi siswa.

Gambar 3. Pelatihan daur ulang sampah organik dan non organik untuk

siswa/mahasiswa

Page 58: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1808

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 4. Pendampingan pelatihan pengolahan sampah untuk masyarakat

e. Launching/peresmian Sekolah Pengelolaan Sampah (SPS) dan workshop/pameran

produk daur ulang sampah. Peresmian dilaksanakan pada hari Sabtu 27 Juli 2019, dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Bantul, DIY. Pada acara tersebut sekaligus ditampilkan hasil-hasil karya dari setiap unit yang ada di bawah yayasan dan para calon trainer.

Page 59: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1809

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 5. Peresmian pendirian Sekolah Pengelolaan Sampah Ar Raihan Bantul

Gambar 6. Workshop dan pameran produk daur ulang sampah organik/non organik

Page 60: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1810

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Rintisan penyelenggaraan sekolah sampah ini mendapat sorotan dari Lembaga Ombudsman DIY (LO DIY) yang saat ini sedang menaruh perhatian cukup besar pada permasalahan persampahan di DIY. Penyelenggaraan sekolah sampah dinilai mendukung program pemerintah sebagai satu upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah, khususnya yang berkaitan dengan edukasi masyarakat (Yusticia-Arif, 2019).

f. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menilai pelaksanaan keseluruhan kegiatan yang sudah terlaksana hingga saat ini. Evaluasi tingkat persepsi dan daya adopsi teknologi dilakukan terhadap para peserta pendampingan dan pelatihan, dan hasilnya disajikan pada gambar berikut ini.

Gambar 7. Kesiapan peserta pelatihan menjadi pelatih di sekolah sampah

Peserta pelatihan calon trainer umumnya antusias dan berminat mengikuti seluruh

program pelatihan yang disediakan. Sebanyak 26,5% peserta menyatakan sangat siap dan 52,5% menyatakan siap menjadi pelatih pada kegiatan pelatihan yang akan diselenggarakan oleh SPS. Namun masih ada sebanyak 21 % yang menyatakan belum siap, dan ini masih menjadi tugas pengelola SPS untuk memberikan bekal lebih lanjut.

Sementara itu secara umum para peserta pelatihan (siswa, orang tua/wali siswa, dan masyarakat umum) menyatakan bahwa penyelenggaraan sekolah sampah sangat baik dan mereka umumnya berminat untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang akan diselenggarakan oleh sekolah sampah/SPS.

0

10

20

30

40

50

60

Sangat siap Siap Kurang siap Tidak siap

Persentase (%)

Page 61: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1811

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 8. Penilaian umum customer terhadap program pelatihan oleh sekolah sampah

Gambar 9. Minat customer untuk mengikuti program pelatihan yang ditawarkan sekolah

sampah Simpulan Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: 1. Pendirian dan pengembangan Sekolah Sampah memperoleh dukungan penuh dari

pengurus yayasan dan sekolah. 2. Penguatan kelembagaan Sekolah Pengelolaan Sampah Ar Raihan Bantul ditandai dengan

telah ditetapkannya status badan hukum Kemenkumham RI Nomor AHU-0002746.AH.01.07.TAHUN 2019.

3. Pendampingan pendirian Sekolah Pengelolaan Sampah ditandai dengan peresmian oleh Bupati Bantul pada 27 Juli 2019.

4. Respon anggota sekolah dan masyarakat akan adanya sekolah sampah adalah Sangat Baik.

Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak berikut yang telah memfasilitasi terlaksananya kegiatan ini, yaitu: 1. Bupati Kepala Daerah Kabupaten Bantul DIY; 2. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul; 3. Pengurus Badan Pelaksana Harian Yayasan Ar Raihan Bantul; 4. Rektor Institut Pertanian INTAN Yogyakarta;

Daftar Pustaka Astuti, R.D. dan U.Linarti. 2018. Klaster Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri di

Kabupaten Bantul. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT), [S.l.], v. 5, p. 205-211, jan. 2018. Pada http://conference.fgdt-ptm.or.id/index.php/sntt/article/view/306

Desa Pendowoharjo. 2017. Bimtek Pengelolaan Sampah Di Desa Pendowoharjo. Tersedia pada https://pendowoharjo.bantulkab.go.id/index.php/first/artikel/164

0

20

40

60

80

SangatBaik

Baik KurangBaik

TidakBaik

Persentase (%)

0

20

40

60

80

SangatBerminat

Berminat KurangBerminat

TidakBerminat

Persentase (%)

Page 62: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1812

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemkab Bantul. 2019. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. https://jdih.bantulkab.go.id/public_doc/2019/peraturan-daerah-2019-2.pdf

Schlehe, J. and V.I. Yulianto. 2018. Waste, worldviews and morality at the South Coast of Java: an anthropological approach. Southeast Asian Studies at the University of Freiburg (Germany) Occasional Paper Series ISSN 2512-6377. Tersedia pada https://www.southeastasianstudies.uni-freiburg.de/Content/files/occasional-paper-series/op41.pdf

Sekretariat Bersama (Sekber) Kartamantul. 2018. Penyusunan Basis Data Sarana dan Prasarana Persampahan Kabupaten Bantul. Tersedia pada http://kartamantul.jogjaprov.go.id/?cat=6

Yusticia-Arif. 2019. Sekolah Pengolahan Sampah Ar Raihan, untuk Bantul yang Lebih Baik. Tersedia pada https://www.kompasiana.com/yusticiaarif/5d3bfa2e0d8230755412f676/sekolah-pengolahan-sampah-ar-raihan

Yayasan Ar Raihan. 2019. Tersedia pada https://id.wikipedia.org/wiki/Yayasan_Ar_Raihan

Page 63: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1813

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pelatihan Penguatan Kapasitas Manajemen Organisasi Bagi Perempuan Di Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten

Way Kanan Provinsi Lampung

Rahayu Sulistiowati1

, Nana Mulyana2

,Selvi Diana Meilinda3

Jurusan Administrasi Negara FISIP UNILA

Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro, RW.No: 1, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar

Lampung, Lampung 35141

Email: [email protected],

[email protected],

[email protected]

Abstrak

Berbagai hasil riset menunjukkan bahwa selama ini partisipasi perempuan dalam pembangunan masih rendah. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman kader pembangunan terutama perempuan karena kapasitasnya yang masih rendah, diantaranya tentang manajemen organisasi perempuan. Mempertahankan dan mengurus suatu organisasi agar tetap bisa berkembang secara dinamis pada era sekarang ini, merupakan tantangan tersendiri bagi pengurusnya. Beragam hal yang harus dicermati. Selain karena zamannya telah memasuki era globalisasi dan era informasi, juga karena bertambahnya anggota yang harus diurus, menjamurnya organisasi sejenis, juga disebabkan munculnya lembaga swadaya masyarakat yang juga ikut mengontrol jalannya roda suatu organisasi. Hal ini yang menjadi masalah bagi para perempuan pengelola organisasi yang ada di kecamatan Buay bahuga Kab. Way Kanan. Untuk itulah maka diperlukan sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kapasitas kader perempuan agar dapat mengelola organisasi dengan baik. Setelah adanya Pelatihan Penguatan Kapasitas Perempuan dan manajemen organisasi Di Desa Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan ini dapat diketahui bahwa telah ada peningkatan rata-rata pemahaman peserta sebesar 11,8%. Meskipun hasil ini hanya menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, namun kegiatan ini memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk meletakkan dasar pemahaman kepada kader perempuan dalam manajemen dan organisasi sehingga menjadi kader yang berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Kata Kunci: Peningkatan Kapasitas, Manajemen Organisasi, Kader Perempuan, Pembangunan Pendahuluan

Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan terbentuk pada tanggal 19 April Tahun 2005 berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Bumi Agung dan Kecamatan Buay Bahuga. Berdasarkan Perda tersebut, maka yang sebelumnya Kecamatan Bahuga dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Bahuga sebagai kecamatan induk dengan Ibu Kota di Kampung Mesir Ilir, Kecamatan Buay Bahuga dengan Ibu Kota di Kampung Bumi Agung. Masing-masing kecamatan hasil pemekaran yaitu Kecamatan Buay Bahuga dan Kecamatan Bumi Agung dilakukan pelantikan Camat oleh Plt.

Page 64: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1814

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Bupati Way Kanan pada Tanggal 1 Agustus 2005 di halaman ex Kantor Camat Bahuga di Kampung Bumi Harjo.

Kecamatan Buay Bahuga terdiri dari 9 (sembilan) kampung yang sebagian besar berada dijalur jalan provinsi yaitu Jalan Raya Mesir Ilir. Berikut nama kampung, kepala kampung dan jumlah anggota Badan Permusyawaratan Kampung (BPK). Luas wilayah Kecamatan Buay Bahuga ±15.949Ha yang terdiri dari persawahan, perdagangan, perkebunan, perkarangan dan lain-lain. Penduduk Kecamatan Buay Bahuga berdasarkan data monografi tahun 2014 tercatat sebanyak 19.874 jiwa Secara umum untuk Kecamatan Buay Bahuga kondisi keamanan dan ketertiban yang berkaitan dengan epoleksosbudhankam aman dan terkendali. Masyarakat di Kecamatan Buay Bahuga terutama kelompok tani telah menerima berbagai bentuan untuk menunjang peningkatan hasil pertanian.

Penduduk Kecamatan Buay Bahuga sebagian besar berasal dari Suku Jawa hingga mencapai 85 persen, sehingga memungkinkan berkembangnya kelompok-kelompok seni tradisional Jawa. Untuk menghidupkan dan melestarikan budaya Lampung telah terbentuknya sanggar Tari Lampung dari Tari Tigol. Selain itu, budaya berbahasa Lampung sesuai dengan instruksi Bapak Bupati Way Kanan selalu di budayakan di kantor-kantor instansi pemerintah di kecamatan, mata pelajaran sekolah dan sebagainya. Potensi pariwisata yang dapat dikembangkan di Kecamatan Buay Bahuga diantaranya Air Terjun Munggah Lanang yang berada di Kampung Bumiharjo dan Saluran Irigasi dengan panjang lebih dari 7 Km dengan pemandangan kiri dan kanannya sawah terhampar sehingga menjadi objek pemandangan yang

sangat menarik. (Sumber : gambaran umum Buay bahuga kabupaten Waykanan.pdf). Salah satu unsur yang berperan dalam kegiatan pembangunan adalah kader perempuan

yang banyak dilibatkan dalam aktivitas pembangunan di kecamatan tersebut. Namun karena pemahaman yang masih kurang tentang bagaimana mengelola manajemen organisasi yang bersumber dari kapasitas diri yang masih rendah dan untuk itu perlu perlu diberikan pelatihan tentang penguatan kapasitas dan manajemen organisasi perempuan agar para kader perempuan tersebut dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Dari analisis situasi dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi dan dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :: a. Rendahnya kapasitas kader pembangunan di Desa memiliki konsekuensi logis terhadap

rendahnya tingkat pembangunan desa. b. Kapasitas kader pembangunan perlu ditingkatkan agar mereka mempunyai partisipatif

aktif dalam setiap melakukan perannya sebagai seorang kader. c. Diperlukan tindakan nyata untuk meningkatkan kapasitas kader pembangunan agar

mereka mempunyai peran aktif dalam setiap kegiatan bagi seorang kader sehingga akan memberikan dampak pembangunan di Desa.

Pelatihan Penguatan Kapasitas dan Manajemen Organisasi Bagi Perempuan di Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Peningkatan kapasitas manajemen organisasi bagi perempuan di Kecamatan Buay Bahuga

Page 65: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1815

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2. Memperoleh informasi baru untuk membuat kemajuan bagi organisasi perempuan yang ada di Kecamatan Buay Bahuga

Metode Pelaksanaan

Dengan adanya kegiatan Pelatihan ini masalah kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat antara laki-laki dan perempuan dalam pembangunan di desa dapat dikurangi hingga pada akhirnya bukan hanya mendorong tercapainya kesetaraan dan keadilan gender dalam masyarakat, tetapi juga dapat memperkuat peranan dan akses serta kontrol perempuan sebagai salah satu aktor pembangunan di desa.

Sementara itu, karena berhubungan dengan aspek intelektualitas maka kegiatan ini dilaksanakan melalui Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan kapasitas kader pembangunan yang responsif gender dengan pendekatan teoritik sebagai dasar pengetahuan tentang kader yang responsif gender dan juga secara praktik, yaitu dengan studi kasus dan simulasi. Dalam bentuk Matriks, kerangka pemecahan masalah dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 1. Matriks Kerangka Pemecahan Masalah Kondisi saat ini Perlakuan Kondisi yang diharapkan

Rendahnya kemampuan

teknis (Technicall Skill) kader pembangunan yang

berperspektif gender

Meningkatkan kemampuan teknis

(Technicall Skill) kader pembangunan yang berperspektif

Semakin meningkatnya kemampuan

teknis (Technicall Skill) kader

pembangunan yang berperspektif gender

Rendahnya kemampuan kader-kader pembangunan untuk bekerjasama dengan

orang lain (Humman Skill) dalam) dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai kader pembangunan yang

responsif gender

Meningkatkan Kemampuan kader pembangunan untuk dapat bekerjasama dengan orang lain/masyarakat

(Human Skill) terutama kemampuan untuk menjaring dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat desa dalam perencanaan, pelaksanaan , pemantauan, pembangunan

berperspektif gender

Semakin meningkatnya kemampuan kader pembangunan untuk bekerjasama

dengan orang lain (Humman Skill) terutama kemampuan dalam menjaring dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan , pemantauan,

pembangunan berperspektif gender

Rendahnya kemampuan konseptual kader

pembangunan (Conceptual

Meningkatkan kemampuan konseptual kader pembangunan

Semakin meningkatnya kemampuan konseptual kader pembangunan

(Conceptual Skill) dalam mengkoordinasi

Page 66: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1816

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kondisi saat ini Perlakuan Kondisi yang diharapkan

Skill) yaitu kemampuan intelektual untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan kepentingan dan kegiatan organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan , pemantauan, pembangunan

berperspektif gender

(Conceptual Skill) dalam mengkoordinasi dan mengintegrasikan kepentingan dan kegiatan organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan , pemantauan, pembangunan

berperspektif gender

dan mengintegrasikan kepentingan dan kegiatan organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan , pemantauan,

pembangunan berperspektif gender

Sumber: Data diolah, 2019 Sementara itu Kerangka pemecahan masalah dapat juga digambarkan sebagai berikut :

Kegiatan Pelatihan Penguatan Kapasitas Perempuan Dan Manajemen Organisasi bagi Perempuan Di Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung pada tanggal 10 Agustus 2018, bertempat di Balai Kecamatan Buay Bahuga, dengan narasumber Tim Dosen dari Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung. Adapun materi yang disampaikan adalah Peningkatan Kapasitas, Kader Perempuan, Manajemen Organisasi, Pelatihan organisasi.

Khalayak sasaran dalam kegiatan ini yang dilibatkan adalah para kader perempuan, aparat desa dan tokoh masyarakat. Peserta kegiatan diharapkan dapat menjadi focal point yang dapat membagi informasi dan membangun kesadaran masyarakat yang lain. Jumlah khalayak sasaran antara ini adalah 50 orang . Metode kegiatan egiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode : 1. Ceramah 2. Studi Kasus 3. Analisis Kasus

Sementara itu Pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Camat Buay Bahuga sebagai pembina atau atasan dari pemerintahan desa, Kepala

Peran dan Fungsi Kader Perempuan yang

memiliki Kapasitas

Pembangunan

Desa

Tecnicall Skill Humman Skill

Conceptual Skill

Kader Perempuan perem

Page 67: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1817

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

desa, para Kader perempuan serta tokoh masyarakat. Hasil dari kegiatan ini dapat diterapkan langsung oleh para kader perempuan bagi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan

kegiatan di desa yang responsif gender. Sehingga diharapkan kegiatan organisasi perempuan yang akan direncanakan setelah kegiatan ini nantinya akan lebih baik. Hasil dan Pembahasan

Gagasan tentang peningkatan kapasitas bukan sekedar rangkaian aktivitas transfer sumberdaya material dan memberikan training terhadap individu dan organisasi. Lebih dari itu, peningkatan kapasitas adalah proses untuk menempatkan institusi ke dalam system yang ada dan konteks manajemen strategic. Oleh karena itu ada 3 level penting yang harus mengalami intervensi secara simultan saat melakukan penguatan kapasitas, yaitu system, organisasi dan individu. Tentunya dengan tetap membuka kemungkinan bagi pengaruh faktor eksternal dan dinamika proses yang akan berpengaruh terhadap proses peningkatan kapasitas. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengacu penguatan kapasitas pada level individu. Yaitu individu para parakader perempuan pengiiat pembangunan.

Keberadaan sebuah kebijakan mensyaratkan adanya ketersediaan sumberdaya dan kapasitas lokal yang memadai untuk menggunakan sumberdaya tersebut secara efektif. Kapasitas tersebut juga penting untuk memastikan dampak kebijakan dan mengurangi ketergantungan terhadap bantuan eksternal. Setidaknya hingga saat ini tidak ada definisi yang tunggal tentang kapasitas. Secara sederhana kepasitas seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk memastikan sesuatu sampai pada tujuan yang diharapkan. Ide ini bisa dipahami dalam kerangka hasil (output) dan process. Kapasitas juga bisa dipahami sebagai kemampuan suatu individu, suatu organisasi atau suatu system untuk menyelenggarakan fungsinya dan untuk memenuhi tujuannya secara efektif dan efisien. Hal ini seharusnya didasarkan pada pengkajian terus menerus terhadap konteks dan kondisi local dengan penyesuaian dinamis terhadap fungsi dan tujuan (DDN dan BAPPENAS, 2001; Anneli Milen, 2001).

Peningkatan kapasitas dipahami sebagai sebuah proses yang dengannya individu, organisasi, institusi dan masyarakat mengembangkan berbagai kemampuannya (baik secara individu maupun kolektif) untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, memperbaiki masalah-masalah yang muncul serta mengatur dan meraih tujuan-tujuan yang hendak digapai (Mark Schacter, 2001). Dalam prakteknya, peningkatan kapasitas sering disamakan dengan penguatan organisasi dan orang yang memungkinkan pelayanan public yang ada bisa disalurkan secra efektif dan berkesinambungan melalui eksekusi fungsi-fungsi yang berbeda (manajemen pembuatan kebijakan, infrastruktur dan jaringan) (Lisanne Brown, Anne Lafond, Kate Macintyre, 2001; USAID, 2000; Anneli Milen, 2001).

Mempertahankan dan mengurus suatu organisasi agar tetap bisa berkembang secara dinamis pada era sekarang ini, merupakan tantangan tersendiri bagi pengurusnya. Beragam hal yang harus dicermati. Selain karena zamannya telah memasuki era globalisasi dan era informasi, juga karena bertambahnya anggota yang harus diurus, menjamurnya organisasi sejenis, juga

Page 68: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1818

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

disebabkan munculnya lembaga swadaya masyarakat yang juga ikut mengontrol jalannya roda suatu organisasi. Dengan adanya pelatihan tentang kapasitas dan manajemen organisasi perempuan ini maka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para kader khususnya perempuan dalam kapasitas dirinya dan pengetahuannya dalam mengelola organisasi sehingga akan berujung memberikan kontribusi bagi pembangunan di Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten way Kanan Provinsi Lampung. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengacu pada schedule yang telah disusun sebagai berikut:

Tabel 2. Schedule kegiatan Pengabdian Masyarakat

No Kegiatan Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

1. Pengurusan administratif (izin, tempat dan waktu)

X

2. Persiapan materi dan konfirmasi X

3. Pemantapan X 4. Pelaksanaan kegiatan X 5. Pemantauan simulasi X X 6. Post Test dan evaluasi X 7 Pelaporan X

Sumber: data diolah, penulis 2019 Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan selama satu bulan. Minggu pertama

dilakukan pengurusan izin dan persiapan materi serta pemateri. Minggu ke dua pelaksanaan kegiatan berupa pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dan bersamaan dengan

dilaksanakannya pre test terhadap peserta. Selanjutnya, minggu ke tiga pemantauan simulasi dilakukan terhadap peran dan fungsi kader perempuan yang responsif di desa setempat.

Akhirnya pada minggu ke empat dilaksanakan post test sekaligus evaluasi terhadap kemampuan para peserta. Adapun pada saat pelaksanaan kegiatan pelatihan, materi yang disampaikan meliputi Peningkatan Kapasitas Perempuan, Manajemen Organisasi, Pelatihan Organisasi.

Tabel 3. Materi Pelatihan Penguatan Kapasitas Perempuan Dan Manajemen Organisasi

Perempuan

Waktu Materi Instruktur

8.00-8.30 Pembukaan Panitia 8.30-9.30 Pre Test Panitia 9.30-10.30 Peningkatan Kapasitass Rahayu 10.30-11.30 Pembangunan Nana Mulyana 11.30-12.30 I S H O M A Panitia

Page 69: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1819

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Waktu Materi Instruktur 12.30-13.30 Manajemen Organisasi Nana Mulyana 13.30-14.30 Peranan Wanita Dalam Pembangunan Yang

Berwawasan Gender Rahayu

14.30-15.00 Tanya Jawab Panitia 15.00-16.00 Simulasi Panitia 16.00-17.00 Post Test dan Penutupan Panitia

Sumber: Data diolah, penulis 2019 Pada Kegiatan ini evaluasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu evaluasi awal dan evaluasi akhir. Evaluasi dilaksanakan sebelum peserta mendapatkan materi pelatihan sebagai upaya mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan para peserta sebelum pelatihan. Evaluasi akhir dilaksanakan pada akhir kegiatan setelah para peserta mengikuti semua materi yang diberikan. Evaluasi akhir dilakukan dengan memberikan pertanyaan sama dengan evaluasi awal, sebagai upaya untuk mengetahui perkembangan/peningkatan pengetahuan para peserta tentang materi yang diberikan. Adapun hasil evaluasi awal (pretest) dan evaluasi akhir (posttest) dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Evaluasi Peserta Pelatihan Penguatan Kapasitas Perempuan Dan Manajemen

Organisasi Perempuan

NO KODE PESERTA

NILAI PRETEST NILAI POSTEST PRESENTASE KENAIKAN

1 25 40 8,85 2 25 45 11,8 3 30 50 11,8 4 30 45 8,85 5 35 45 5,9 6 27 40 10,03 7 41 60 11,21 8 30 55 6,25 9 32 50 10,62 10 35 65 17,7 11 30 50 11,8 12 35 50 8,85 13 35 60 14,75 14 37 50 7,67 15 30 55 14,75 16 30 47 10,03

Page 70: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1820

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

NO KODE PESERTA

NILAI PRETEST NILAI POSTEST PRESENTASE KENAIKAN

17 25 42 10,03 18 25 48 13,57 19 30 44 8,26 20 35 55 11,8 21 35 49 8,26 22 30 41 6,49 23 40 63 13,57 24 45 58 7,67 25 35 55 11,8 26 35 55 11,8 27 30 40 5,9 28 40 60 11,8 29 30 47 10,03 30 35 55 11.8 31 45 59 8,26 32 46 66 11,8 33 45 55 11,8 34 40 65 14,75 35 45 66 12,39 36 45 68 13,57 37 40 65 14,75 38 40 67 15,93 39 35 64 17,11 40 35 66 18,29

RATA-RATA 11,83

Sumber: data diolah, 2019 Pada dasarnya setiap kegiatan yang terarah tentu harus mempunyai sasaran yang jelas,

oleh karena itu sasaran pelatihan dapat dikategorikan ke dalam beberapa tipe tingkah laku yang diinginkan. Menurut Veithzal Rivai (2011:230) antara lain ;

1. Kategori Psikomotorik Meliputi pengontrolan otot-otot sehingga orang-orang dapat melakukan gerakan-gerakan yang tepat. Sasarannya adalah agar orang tersebut memiliki keterampilan fisik tertentu.

2. Kategori Afektif Meliputi perasaan, nilai dan sikap. Sasaran pelatihan dalam kategori ini adalah untuk membuat orang memnpunyai sikap tertentu.

3. Kategori Kognitif Meliputi proses intelektual seperti mengingat, memahami dan menganalisa. Sasaran pelatihan ini adalah untuk membuat orang mempunyai pengetahuan dan keterampilan berpikir.

Page 71: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1821

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sasaran pelatihan itu sangat penting untuk terwujudnya suatu kegiatan yang mempunyai arah dan tujuan untuk menghasilkan kader yang berkualitas dan dapat meningkatkan produktivitas kerja organisasi. Dan hal ini telah tercapai dari kegiatan tersebut karena seperti yang telah disampaikan bahwa tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah Dikuasainya kemampuan teknis (technicall skill) yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan tentang kesetaraan dan keadilan gender dalam

pelaksaanaan perannya sebagai kader pembangunan .Dikuasainya kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain (humman skill) di dalam gmanajemen organisasi untuk

mendukung pelaksaanaan perannya sebagai kader pembangunan yang responsif gender. Dikuasainya kemampuan konseptual (conceptual skill), yaitu kemampuan intelektual untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan kepentingan dan kegiatan organisasi di dalam

pelaksaanaan perannya sebagai kader perempuan yang unggul. Tujuan-tujuan inilah yang diharapkan dapat dicapai. Setelah adanya Pelatihan Pelatihan Penguatan Kapasitas Perempuan Dan Manajemen Organisasi bagi Perempuan Di Kecamatan Way Kanan Provinsi Lampung ini dapat diketahui bahwa telah ada peningkatan rata-rata pemahaman peserta sebesar 11,83%. Meskipun hasil ini hanya menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, namun kegiatan ini memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk meletakkan dasar pemahaman penguatan kapasitas manajemen organisasi bagi perempuan. Simpulan

Berdasarkan hasil evaluasi awal dan akhir dari kegiatan Pelatihan Penguatan Kapasitas Perempuan Dan Manajemen Organisasi Perempuan di Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung ini dapat diketahui bahwa telah ada peningkatan rata-rata pemahaman peserta sebesar 11,8%. Meskipun hasil ini hanya menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, namun kegiatan ini memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk meletakkan dasar pemahaman penguatan kapasitas organisasi perempuan. Ucapan Terimakasih Tim Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mebantu kegiatan pengabdian masyarakat ini khususnya kepada: 1. Dekan FISIP Universitas Lampung yang telah mendanai kegiatan pengabdian masyarakat

ini. 2. Camat Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung yang telah memfasilitasi

kegiatan pengabdian masyarakat 3. Para peserta kegiatan pengabdian masyarakat khususnya para kader perempuan di

kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan. 4. Semua pihak yang telah membantu kegiatan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 72: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1822

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik,2018, Buay Bahuga Dalam Angka , BPS kabupaten Waykanan.

DEPDAGRI dan BAPPENAS, 2001, Capacity Building to Support Decentralization, A

National Framework, presentasi dalam CGI Meeting

Milen, Anneli, 2001,What Do You Know About Capacity Building? An Interview of Exsisting

Knowleddge and Good Practices, WHO

Rivai , Veithzal, 2011, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Rajawali Pers RajaGrafindo Persada

Page 73: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1823

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemanfaatan Sabut Kelapa Untuk Bahan Dasar Briket Arang Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Nur Hudha Wijaya1

, Rinasa Agistya Anugrah2

1Program Vokasi, Teknik Elektromedik

2Program Vokasi, Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jalan Brawijaya, Kasihan, Bantul Yogyakarta 55183, (0274) 387-656

[email protected]

Abstrak

Dusun Pucanggading adalah salah satu dusun yang berada di Kelurahan Hargomulyo Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Dusun Pucanggading termasuk wilayah yang memiliki populasi pohon kelapa cukup banyak, tentunya dapat menghasilkan buah kelapa yang melimpah, namun hal tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sabut kelapa yang belum dimanfaatkan ini akan diupayakan sebagai bahan bakar yang memiliki nilai ekonomi cukup baik. Oleh karena itu diperlukan bentuk olahan berupa briket dari sabut kelapa. Briket sabut kelapa hal yang sangat mungkin menjadi impian jika dilakukan dengan baik dan bisa menjadi alternatif bahan bakar pengganti bahan bakar gas yang harganya semakin mahal. Briket sabut kelapa merupakan bagian kecil dari energi baru yang saat ini menjadi trend dunia dalam hal pengelolaan energi baru untuk masyarakat. Dibeberapa daerah di Indonesia pemberdayaan Sabut kelapa belum lama dilakukan khususnya di Daerah Istimewah Yogyakarta. Dalam KKN ini, penekanan yang hendak diambil dalam kegiatan KKN Tematik ini adalah pemanfaatan sabut kelapa sebagai briket arang bakar pengganti gas elpiji di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, hal tersebut ikut serta mengidentifikasi potensi energi baru dan terbaharukan, khususnya di dusun Pucanggading Kokap Kulonprogo Yogyakarta. Kata Kunci: Briket, Serabut Kelapa, Arang, Energi alternatif

Pendahuluan

Krisis energi perlahan akan terjadi, perkembangan teknologi semakin maju, masyarakat perlahan mulai menyadari bahwa energi fosil semakin lama akan punah. Energi alternatif dimanfaatkan sebagai pengganti energi fosil yang mulai menipis. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah konsumtif diberbagai hal, kebutuhan tentang energy terfokus kepada penggunaan bahan bakar minyak dan gas LPG yang cadangannya kian menipis, sedangkan pada sisi lain terdapat banyak sejumlah energy biomassa yang memilikinkuantitas cukup melimpah namun sampai saat ini masih belum dioptimalkan penggunaannya (Patabang 2012). Energi alternatif yang melimpah dan selalu ada disekitar kita diantaranya adalah tanaman. Inovasi energi alternatif ini pemicu adanya kompetisi yaitu tanaman yang difungsikan sebagai sumber energi dan tanaman sebagai bahan pangan (Fitri Yani Panggabean1, Muhammad

Page 74: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1824

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Bukhori Dalimunthe2 2018). Dari tanaman tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku serat yang digunakan untuk bahan alternatif sumber energi, tentunya jenis tanaman yang tidak memakan luas lahan dan mudah hidup di pekarangan diantaranya pohon kelapa, pohon ini tidak mangambil alih bahan baku pokok untuk pembuatan briket, karena pohon-pohon lain masih banyak lagi. (Sinta Rismayani 2011). Arang yang didapatkan dengan cara membakar biomassa kering yang memiliki sedikit udara dalam drum (karbonasi). Biomassa merupakan bahan organik yang berasal dari makhluk hidup yaitu tumbuhan dan hewan yang keberadaannya terabaikan sehingga tidak dimanfaatkan secara maksimal sehingga dianggap sebagai sampah tak jarang dimusnakan dengan cara dibakar, perlu untuk diketahui sumber energi biomassa memiliki keuntungan yang luar biasa (Haryanto, Abu Bakar 2015) antara lain :

1. Energi dapat di manfaatkan secara terus menerus karena sifatnya yang renewable resource. 2. Sumber energi ini relative tidak mengandung sulfur, sehingga tidak menyebabkan polusi

udara sebagaimana yang terjadi pada bahan bakar fosil 3. Pemanfaatan energi biomassa juga meningkatkan efisiensi pemanfaatan limbah

pertanian, peternakan dan perkebunan Survey awal (15 Januari 2019) yang dilakukan ke lokasi mitra, ditemukan beberapa

informasi yang disampaikan oleh Ketua Dukuh Pucanggading sebagai berikut: a. Masyarakat mayoritas memiliki pohon kelapa (per orang) rata-rata 7 hingga 10 pohon,

dalam 1 pohon kelapa memiliki buah rata-rata 15 butir, kemudian dijual ke pengepul kelapa dengan harga Rp. 2.500/buah dengan kondisi sudah dipisahkan antara batok kelapa dengan sabutnya. Masyarakat yang bekerja sebagai petani, buah kelapa dianggap sebagai buah yang hanya sebagai penambah perekonomian saja, bukan sebagai pendapatan pokok.

b. Pengepul kelapa, mampu menerima kelapa dari petani ± 5 ton/bulan, kemudian kelapa ini ada yang diolah menjadi minyak kelapa, ada yang dijula keluar kulonprogo. Bagian tempurung dijual ke pabrik pembuat briket arang. Bagian tanaman kelapa yang belum maksimal dalam penggunaannya adalah sabut kelapa.

Selama ini sabut kelapa hanya dianggap sebagai limbah bagi warga pedukuhan pucanggading. Dari buah kelapa hanya dimanfaatkan buah yang diolah menjadi minyak kelapa dan tempurungnya kadang di jual bahkan di biarkan begitu saja (Meytij J. Rampe 2017) seperti pada gambar 1.

Melihat potensi sebagai pemicu gagasan baru untuk memberikan edukasi kepada masyarakat pucanggading, dengan permasalahan melimpahnya sabut kelapa di wilayah dusun pucanggading tersebut, hal yang tepat harus dilakukan yaitu membuat produk yang memiliki nilai ekonomis khususnya untuk warga pucanggading yaitu briket sabut kelapa. Briket salah satu bahan bakar alternatif yang terbuat dari sampah organik yang memiliki nilai kalor bervariasi, tergantung bahan baku yang digunakan (Sulmiyati 2017).

Page 75: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1825

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Tumpukan sabut kelapa

Sumber: dokumen penulis

Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini ialah untuk memperkenalkan dan memberi

pengetahuan kepada mitra dalam mengolah sabut kelapa menjadi briket sebagai solusi alternatif dalam permasalahan yang dihadapi masyarakat dan sebagai usaha yang potensial untuk dikembangkan. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode pelatihan penerapan IPTEKS. Kegiatan ini juga merupakan penelitian kuantitatif eksperimental yang bertujuan untuk memberikan cara alternatif bahan bakar pengganti dari LPG, dalam rangka menemukan ide dan memasyarakatkan usaha pemanfaatan limbah pertanian dengan bahan dasar sabut kelapa sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah pedukuhan. Melatih keterampilan masyarakat dalam membuat bahan bakar alternatif yang tidak terlalu sulit, bahan bakunya tersedia melimpah, teknologinya tidak terlalu rumit dan masyarakat dipastikan punya waktu yang cukup untuk mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Masyarakat diberikan penjelasan tentang kegunaan dan manfaat dari kegiatan ini yaitu untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pedukuhan dalam hal bahan bakar alternatif untuk menurunkan tingkat ketergantungan masyarakat pedukuhan terhadap ketergantungan akan gas LPG, dan kayu bakar, briket juga mampu menambah penghasilan keluarga. Dengan menemukan sumber energi baru dari limbah pertanian yaitu sabut kelapa maka masyarakat mendapatkan informasi dan pengetahuan baru bahwa ada sumber energi lain sebagai pengganti gas elpiji dan kayu bakar. Padahal dari sabut kelapa pun bisa menjadi bahan dasar untuk sumber energi yakni bahan bakar dalam bentuk briket arang yang ramah lingkungan.

a. Peralatan dan Bahan yang diperlukan 1. Drum tempat pembakar sabut kelapa 2. Kompor briket 3. Arang sabut kelapa

Page 76: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1826

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

4. Mesin penghancur arang 5. Tepung tapioka 6. Cetakan dari pralon

b. Proses Penyalaan: 1. Siapkan kompor briket 2. Masukkan sabut kelapa beserta segenggam debu kayu yang di basahi minyak tanah

ke dalam drum 3. Masukkan sabut kelapa kedalam drum sesuai kapasitas dan kebutuhan 4. Sulut dari atas menggunakan karton/koran, api biarkan merambat 5. Setelah api merata dari arah bawah, segera tutup drum tersebut menggunakan daun

pisang, kemudian setiap tepi drum di tempel tanah liat berfungsi sebagai perekat agar udara panas tidak keluar

6. Sebagai pengatur udara berada di bagian bawah drum.

Hasil Dan Pembahasan Langkah kerja dalam pengentasan permasalahan mitra, yaitu : Pelaksanaan tahap dalam

aspek produksi : 1. Pendidikan dan penyuluhan pemanfaatan sabut kelapa sebagai nilai ekonomis untuk

meningkatkan penghematan pendapatan mitra. Pada kesempatan tim penyuluh memberikan pengetahuan tentang nilai tambah dan nilai potensial ekonomis dari pemanfaatan limbah sabut kelapa yang melimpah menjadi briket, serta manfaat briket serabut kelapa dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pendidikan dan penyuluhan tata cara pembuatan arang dan pembuatan briket arang sabut kelapa, bertujuan agar mitra mampu melanjutkan inovasi produk arang setelah program berakhir, Setelah mitra memahami secara penuh. Penyuluhan dan sosialisasi di ilustrasikan pada gambar 2.

Gambar 2. Penyuluhan Pembuatan arang briket serabut kelapa

Sumber: dokumen penulis

Page 77: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1827

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

3. Praktek penggunaan mesin penghancur arang dan alat pembuatan arang serta briket yang dilakukan oleh mitra untuk menghasilkan arang dan briket dari sabut kelapa seperti pada gambar 3. Pada kegiatan ini dilakukan secara bersama oleh tim pelaksana didampingi oleh 9 mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan mitra. Mitra tampak semangat dan antusias mengikuti jalannya tahap-tahap praktik pembuatan briket ini, mulai dari pembakaran sabut kelapa, penghalusan arang sabut kelapa, pemasakan air tepung kanji untuk perekat arang sabut kelapa yang telah dihaluskan, pencetakan dengan menggunakan alat pencetak dari pipa paralon, serta yang terakhir adalah proses pengeringan.

Gambar 3. Praktik penggunaan mesin penghancur arang

Sumber: dokumen penulis

4. Pembuatan arang sabut kelapa dengan proses pembuatannya dimulai dengan memasukkan sabut kelapa ke dalam drum pembakaran seperti pada gambar 4. Selanjutnya dilakukan pembakaran selama kurun waktu 5-7 jam dengan kondisi drum di tutup rapat menggunakan dedaunan kemudian bagian tepi di lem dengan tanah liat. Setelah proses pembakaran sabut kelapa selesai, selanjutnya drum pembakaran dibiarkan selama kurang lebih 8 jam hingga dingin. Setelah dingin, drum dibuka dan selanjutnya dilakukan pemisahan arang sabut kelapa tersebut dari abu, kemudian arang sabut kelapa dikeluarkan dari drum pembakaran.

Gambar 4. Pembakaran Serabut Kelapa dalam Drum

Sumber: dokumen penulis

Page 78: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1828

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

5. Arang sabut kelapa seperti pada gambar 5, yang dikeluarkan dari drum pembakaran kemudian dihancurkan dengan mesin penghancur arang hingga lembut dengan tujuan untuk mempermudah pencampuran dengan lem yang terbuat dari tepung tapioca.

Gambar 5. Arang serabut kelapa

Sumber: dokumen penulis

6. Pencampuran Bahan Perekat Bahan perekat yang digunakan adalah tepung tapioka dengan perbandingan campuran antara perekat dengan arang sabut kelapa (dalam ukuran gram) yaitu : (2,5 : 122,5) ; (5,0 : 120,0) ; (7,5 : 117,5) . Penggunaan bahan perekat bertujuan untuk menarik air dan membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang akan direkat, pencampuran antara lem dengan serbuk arang seperti gambar 6.

Gambar 6. Pencampuran serbuk arang dengan tepung tapioka yang sudah di olah dengan air

Sumber: dokumen penulis

Gambar 7. Arang briket yang sudah di cetak

Sumber: dokumen penulis

Page 79: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1829

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

7. Pembuatan Briket Arang Sabut Kelapa Proses pembuatan briket dari bahan baku sabut kelapa dilakukan dengan mencampur serbuk arang dengan perekat tepung tapioka sesuai dengan perbandingan yang telah ditetapkan dan diaduk hingga adonan homogen. Selenjutnya Adonan dimasukkan ke dalam cetakan yang berbentuk silinder dengan diameter 5 cm dan tinggi 5 cm seperti gambar 7, kemudian ditekan menggunakan pres kayu manual tenaga tangan manusia. briket yang sudah tercetak dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Penjemuran sampel bervariasi, yaitu selama 1 hari, 3 hari, dan 5 hari.

Simpulan

Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini warga masyarakat dukuh pucanggading sangat optimis dan antusias dalam melaksanakan kegiatan pembuatan briket sabut kelapa tersebut. Manfaat dari rangkaian kegiatan pengabdian yang diperoleh masyarakat berupa pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah sabut kelapa menjadi barang yang bernilai ekonomis. Luaran capaian yang diperoleh antara lain: 1) sebanyak 20 orang (50%) dari total peserta kegiatan telah mampu membuat arang dari limbah sabut kelapa; 2) tim penyuluhan telah memberikan mesin penghancur arang beserta kelengkapannya sebanyak 1 paket untuk pembuatan arang dan briket; 3) masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam menumbuhkan gagasan untuk meminimalisir penggunaan gas LPG dengan diselingi menggunakan arang briket buatannya sendiri.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan pendanaan dan kepercayaan kepada Tim untuk melaksanakan program pengabdian. Serta ucapan terima kasih kepada Lembaga Penelitian, Publikasi Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan Nomor: 2816/SK-LP3M/I/2019, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan pengabdian masyarakat, Dukuh Pucanggading dan warganya selalu mendukung dan menerima kegiatan pengabdian ini dengan baik, pihak lain yang tidak disebutkan satu-persatu selalu mendampingi dan memberikan arahan kepada Tim Pelaksana untuk penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat. Daftar Pustaka Fitri Yani Panggabean1, Muhammad Bukhori Dalimunthe2, Joko Suharianto2. 2018.

“Peningkatan Pendapatan Masyarakat Desa Sei Kepayang Tengah Melalui Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa.”

Haryanto, Abu Bakar, Lince Muis. 2015. “Upaya Pembinaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Briket Arang Cangkang Sawit Sebagai Alternatif Bahan Bakar Di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambif.”

Page 80: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1830

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Meytij J. Rampe. 2017. “Pelatihan Pembuatan Briket Dari Arang Tempurung Kelapa Di Kelurahan Kolongan Satu Kota Tomohon.”

Patabang, Daud. 2012. “Karakteristik Termal Briket Arang Sekam Padi.” Jurnal Teknik Mesin

Universitas Tadulako 3 no 2:1–8. Sinta Rismayani, Achmad Sjaifudin T. 2011. “Pembuatan-Bio-Briket-Dari-Limbah-Sabut-

Kelapa Dan Bottom Ash.” Sulmiyati, Nur Saidah Said. 2017. “Pengolahan Briket Bio-Arang Berbahan Dasar Kotoran

Kambing Dan Cangkang Kemiri Di Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar.” 108–18.

Page 81: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1831

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Peningkatan Pemahaman Sistem Budidaya Pertanian Di Lahan Sempit Perkotaan

Lis Noer Aini*, Gunawan Budiyanto

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jl. Brawijaya Tamantirto kasihan Bantul DIY 55515

Telp. 0274-387656 ext 246

Email: [email protected]

Abstrak

Kotagede merupakan kawasan dengan kepadatan penduduk cukup tinggi. Akibatnya, lahan ruang terbuka juga terbatas, termasuk lahan yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman. Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakata yang berkembang di Kotagede. Pengabdian masyarakat yang dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada organisasi otonomi di bawah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kotagede dalam memanfaatkan lahan sempit perkotaan dalam rangka budidaya tanaman yang bermanfaat pada lahan sempit. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan penyuluhan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat sebelum dilakukannya penyuluhan sebesar …. Setelah dilakukan sosialisasi tentang budidaya tanaman pada lahan sempit dan pemanfaatannya, pengetahuan masyarakat mengenai hal tersebut meningkat menjadi 100%. Kata Kunci: lahan sempit, hidroponik, vertikultur, Kotagede. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pendahuluan

Perkampungan Kotagede merupakan salah satu kota tua yang ada di Kota Yogyakarta bagian selatan. Luas wilayahnya sebesar 3,07 Km2 yang didominasi oleh perkampungan penduduk sebesar 2,2286 Km2, jasa 0,0898 Km2, perusahaan 0,1780 Km2, dan industri sebesar 0,1065 Km2. Sedangkan penggunaan lahan untuk pertanian hanya sebesar 0,1553 Km2 (BPS, 2018). Kecamatan Kotagede mempunyai kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yaitu 10,932 jiwa/Km2. Banyaknya jumlah penduduk yang ada membuat permukiman di Kecamatan Kotagede terbilang padat. Rata-rata rumah yang ada, tidak mempunyai lahan pekarangan atau dengan lahan pekarangan yang sempit.

Budidaya tanaman pada lahan sempit setidaknya dapat dilakukan melalui 2 sistem budidaya, yaitu vertikultur dan hidroponik. Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga budidaya tanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun (Kusmiati dan Solikhan, 2015). Tanaman yang dapat dibudidayakan melalui teknik vertikultur sangat beragam, terutama dari komoditas sayuran, tanaman hias,

maupun tanaman obat, atau yang sering disebut sebagai tanaman hortikultura (Mariyam, et al.,

Page 82: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1832

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2018). Sedangkan hidroponik budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, namun

dijalankan dengan menggunakan air sebagai media tanam (Roidah, 2014; Rakhman, et al., 2015). Sistem budidaya menggunakan vertikultur dan hidroponik ini, selain meningkatkan produktivitas pekarangan juga dapat memberikan nilai estetika pada lahan sempit.

Pimpinan Cabang Muhammadiyah merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang terdapat di Kotagede. Melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), peningkatan produktivitas masyarakat selalu diupayakan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pengetahuan mengenai budidaya pertanian di lahan sempit, mengingat lahan di Kotagede sudah sangat terbatas terutama di pusat kegiatannya. Oleh karena itu, sosialisasi pemanfaatan lahan sempit di perkotaan sebagai salah satu lahan budidaya tanaman dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas warga dan menambah nilai estetika kawasan.

Metode Pelaksanaan

Metode pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui penyuluhan. Pemilihan metode dengan penyuluhan dilakukan untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat dalam rangka peningkatan produktivitas masyarakat. Pemilihan reponden dilakukan secara purposive, yaitu responden dipilih secara sengaja terhadap wakil kelompok yang dapat mengembangkan dan menjadi contoh bagi kelompoknya. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner sebelum dan setelah kegiatan dilakukan, kemudian dianalisis untuk mengetahui persentase peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap budidaya lahan sempit. Hasil dan Pembahasan

Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kotagede yang dimotori oleh Majelis Pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu: persiapan, penyuluhan, dan pelaporan. 1. Persiapan

Tahap persiapan pengabdian kepada masyarakat diawali dengan survey lokasi di kawasan yang akan menjadi obyek pengabdian. Survei tersebut dilakukan bekerjasama dengan MPM PCM Kotagede. Sosialisasi kegiatan dilakukan oleh MPM PCM Kotagede terhadap seluruh organisasi otonom di bawah PCM Kotagede. Sedangkan Tenaga Ahli kegiatan mempersiapkan seluruh materi yang akan disampaikan. 2. Penyuluhan Sistem Budidaya Tanaman pada lahan Sempit Perkotaan

Sebelum pelaksanaan penyuluhan, dilakukan tes awal untuk mendapatkan informasi pengetahuan masyarakat terhadap sistem pertanian lahan sempit dan manfaatnya. Pada akhir kegiatan, dilakukan tes akhir untuk mengetahui perubahan pemahaman dari masyarakat. Penyuluhan untuk tingkat pemahaman masyarakat terhadap budidaya tanaman di perkotaan diikuti oleh 40 orang, yang terbagi ke dalam 25 orang laki-laki dan 15 orang perempuan (Tabel 1).

Page 83: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1833

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Jumlah Responden dan Distribusi Jenis Kelamin

Sumber: dokumen penulis

Awal dilakukannya survey, sebanyak 17 orang belum mengetahui pemanfaatan lahan

sempit untuk budidaya tanaman yang dapat dikonsumsi. Sebanyak 13 orang menyatakan ragu-ragu, tentang pemahamannya, sedangkan sebanyak 10 orang menyatakan tidak tahu tentang budidaya tanaman pada lahan sempit (Tabel 2).

Gambar 2. Pengetahuan mengenai pemanfaatan lahan sempit

untuk budidaya tanaman

Sumber: dokumen penulis

Pengetahuan masyarakat terhadap lahan sempit, sebagian masyarakat hanya dapat

digunakan untuk tanaman hias di dalam pot. Budidaya tanaman yang dapat dikonsumsi justru terabaikan. Padahal di lahan sempit perkotaan, potensi untuk melakukan budidaya tanaman

25

15

0

5

10

15

20

25

30

Laki-laki Perempuan

Jum

lah

ora

ng

Jenis Kelamin

1713

10

40

0 00

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tahu Ragu Tidak tahu

Jum

lah

Ora

ng

Tingkat Pemahaman

Sebelum Sesudah

Page 84: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1834

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

yang dapat dikonsumsi sangat besar. Hasil dari budidaya yang dilakukan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Kondisi ini dapat meningkatkan kemandirian masyarakat terhadap pangan.

Sistem budidaya tanaman pada lahan sempit dapat dilakukan secara vertikultur dan hidroponik (Kusmiati dan Solikhan, 2015). Pengetahuan masyarakat Kotagede terhadap system budidaya secara vertikultur dan hidroponik, disajikan pada Tabel 3 dan 4. Pada awal kegiatan, masyarakat yang paham tentang vertikultur sebanyak 13 orang, sedangkan untuk hidroponik sebanyak 3 orang. Secara umum, sistem budidaya secara vertikultur lebih dikenal dibandingkan hidroponik. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan pengetahuan masyarakat terhadap kedua sistem budidaya tersebut. Setelah dilakukan sosialisasi, semua responden memahami kedua teknik budidaya yang dapat dilakukan pada lahan sempit.

Gambar 3. Pengetahuan tentang vertikultur

Sumber: dokumen penulis

Gambar 4. Pengetahuan tentang Hidroponik

Sumber: dokumen penulis

137

20

40

0 00

10

20

30

40

50

Tahu Ragu Tidak Tahu

Jum

ah O

ran

g

Tingkat Pemahaman

Sebelum Sesudah

35

32

40

0 00

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tahu Ragu Tidak Tahu

Jum

lah

Ora

ng

Tingkat Pemahaman

Sebelum Sesudah

Page 85: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1835

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pada awal kegiatan, masyarakat tidak mengetahui perbedaan antara vertikultur dan hidroponik (Tabel 5). Sistem budidaya tersebut pada dasarnya memang berbeda, Sistem budidaya vertikultur teknik budidaya yang dilakukan secara bertingkat, bahkan tidak memerlukan lahan yang luas. Teknik ini dapat digunakan untuk komoditas sayuran, tanaman hias, maupun tanaman obat, atau yang sering disebut sebagai tanaman hortikultura (Kusmiati

dan Solikhan, 2015; Mariyam, et al., 2018). Sedangkan budidaya secara hidroponik,

prinsipnya adalah mengganti media tanam menggunakan air (Roidah, 2014; Rakhman, et al., 2015).

Gambar 5. Perbedaan vertikultur dan hidroponik

Sumber: dokumen penulis

Gambar 6. Media yang dapat digunakan untuk vertikultur

Sumber: dokumen penulis

Vertikultur merupakan sistem budidaya secara vertikal. Pengetahuan masyarakat

Kotagede terhadap media yang digunakan untuk vertikultur beragam. Survei yang dilakukan

0

8

3232

8

0

0

5

10

15

20

25

30

35

Sebelum Sesudah

0

8

32

40

0 00

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tahu Ragu Tidak Tahu

Jum

lah

Ora

ng

Tingkat Pemahaman

Sebelum Sesudah

Page 86: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1836

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

menunjukkan bahwa sebelum dilakukan sosialisasi, 8 orang (20%) ragu tentang media yang dapat digunakan, sedangkan 80% lainnya menyatakan tidak tahu (Tabel 6). Ketidaktahuan dan keraguan masyarakat tersebut, karena beberapa rancu dengan sistem budidaya hidroponik yang memang menggunakan media yang berbeda. Vertikultur sendiri, walaupun dilakukan pada lahan yang terbatas, atau bahkan tidak menggunakan lahan secara khusus. Teknik budidaya ini dapat dilakukan secara bertingkat denan menempelkan media tanam pada tembok atau menggantungkannya. Namun media yang digunakan tetap menggunakan tanah. Setelah egiatan penyuluhan, semua responden menyatakan bahawa telah memahami sistem dan media yang digunakan pada vertikultur. Selain itu, masyarakat juga semakin paham perbedaan media yang digunakan pada vertikultur dan hidroponik.

Tabel 7 menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat untuk menerapkan sistem budidaya tanaman pada lahan sempit. Budidaya tanaman pada lahan sempit setidaknya dapat dilakuakn dengan dua cara, yaitu vertikultur dan hidroponik. Sebelum sosialisasi dilakukan, masyarakat tidak yakin untuk melaksanakan budidaya tanaman pada lahan sempit. Hal ini ditunjukkan dengan 20% masyarakat menjawab ragu-ragu, dan 80% menyatakan tidak tahu. Namun setelah dilakukan sosialisasi, semua responden menyatakan yakin dapat menerapkan teknik budidaya tersebut pada lahan yang sempit. Masyarakat juga mempunyai keyakinan bahwa teknik budidaya tersebut dapat diterapkan di wilayah mereka masing-masing.

Gambar 7. Kemungkinan diterapkan di wilayah masing-masing

Sumber: dokumen penulis

3. Pelaporan Kegiatan penyuluhan yang dilakukan di kawasan Kotagede dilakukan untuk

mengetahui pemahaman masyarakat terhadap sistem budidaya yang dapat dilakukan di kawasan padat penduduk atau pada lahan yang sempit. Gambar berikut menunjukkan proses sosialisasi yang dilakukan.

0

8

32

40

0 00

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tahu Ragu Tidak Tahu

Jum

lah

Ora

ng

Tingkat Pemahaman

Sebelum Sesudah

Page 87: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1837

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 8. Foto Kegiatan Penyuluhan

Sumber: dokumen penulis

Kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM)

Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kotagede telah dilaksanakan. Pola yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap sistem budidaya yang dapat dilakukan pada lahan sempit perkotaan. Hasil dari penyuluhan terlihat bahwa masyarakat sangat antusias, yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang muncul. Pada akhir acara, masyarakat semakin yakin bahwa metode tersebut dapat diterapkan di sekitar pemukiman yang mereka tinggali. Simpulan

Pengetahuan masyarakat Kotagede terhadap sistem budidaya tanaman pada lahan sempit semakin meningkat. Seblum dilakukan penyuluhan, sebagian masyarakat ragu-ragu bahkan tidak tahu teknik budidaya yang dapat diterapkan, namun setelah penyluhan dilakukan, hampir 100% masyarakat memahaminya. Ucapan Terima Kasih Terimakasih disampaikan kepada 1. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melalui LP3M yang telah memberikan

kesempatan dan dana bagi pelaksanaan kegiatan.

Page 88: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1838

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2. MPM PCM Kotagede yang telah bersedia menjadi mitra bagi pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan

Daftar Pustaka [BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Kotagede dalam Angka 2018. BPS Kota

Yogyakarta. https://jogjakota.bps.go.id/publication/2018/09/26/a43d021d32cc9b34827e2b7e/kecamatan-kotagede-dalam-angka-2018.html. Akses tanggal 20 Desember 2018.

Maryam, S., T. Rahayu, Budiwati, D.O. Widiastuti, A.P. Sari, N.P. Rini, A.I. Astuti. 2013.

Implementasi Eco-education di Sekolah Perkotaan Melalui Budidaya Vertikultur Tanaman Hortikultura Organik. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Negeri Yogyakarta. http://lppm.uny.ac.id/sites/lppm.uny.ac.id/files/Siti%20Mariyam_PPM_REG.pdf. Akses 20 Desember 2018.

Kusmiati, A dan U. Solikhah. 2015. Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui Pemanfaatan Pekarangan Rumah Dengan Menggunakan Teknik Vertikultur. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Vol. 4 No. 2, Mei 2015: 94-101.

Roidah, I.S. 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1 No. 2 Tahun 2014: 43-50.

Rakhman, A., B. Lanya, R.A.B. Rosadi, dan M.Z. Kadir. 2015. Pertumbuhan Tanaman Sawi Menggunakan Sistem Hidroponik dan Akuaponik. Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 4, No. 4: 245-25

Page 89: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1839

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Peran Serta Masyarakat Difabel Dalam Pengolahan Sampah Menjadi Ecobrick Di Dusun Botokan, Jatirejo,

Lendah, Kulonprogo

Dinar Westri Andini1, Trisniawati2, Wahyu Setya Ratri3

1,2,3Universitas Sarjanawiyata Tamaniswa Jl. Kusumanegara No 157, Muja-muju, Umbulharjo, Yogyakarta 55165

[email protected]

Abstrak

Kelestarian lingkungan menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat, termasuk warga difabel. Seringkali masih ada stigma negatifdi masyarakat bagi warga difabel, dianggap tidak mampu berkarya dan berperan aktif di dalam kegiatan masyarakat, sehingga warga difabel cenderung malu dan menutup diri.Oleh karena itu kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mewujudkan seluruh partisipasi masyarakat baik warga difabel maupun non-difabel untuk bersama-sama saling mendukung dan bekerjasama dalam pengelolaan sampah khususnya an-organik menjadi ecobrick. Metode pelaksanaan kegiatan diawali dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada warga difabel dalam pemilahan sampah organik dan an-organik, memberikan pelatihan kepada warga difabel dalam membuat ecobrick dari sampah an-organik, penyuluhan kepada warga non-difabel dalam kegiatan yang sama di waktu yang berbeda, mengumpulkan seluruh warga difabel dan non-difabel dalam mengolah sampah an-organik menjadi ecobrick. Hasil pengamatan bahwa sebelum diadakannya pelatihan pengolahan sampah an-organik menjadi ecobrick peran serta warga difabel di tengah-tengah masyarakat memiliki skor rendah dan setelah dilakukan kegiatan pelatihan ini warga difabel mulai diakuai serta terlihat peran serta warga difabel di masyarakat. Warga difabel merasa diterima dan diakui, serta tidak merasa malu lagi untuk keluar rumah. Kata kunci : difabel, pengolahan sampah, ecobrick Pendahuluan

Pengelolaan lingkungan hidup adalah tanggung jawab seluruh warga masyarakat. Peran serta seluruh masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup ini tertuang dalam UU No. 23 tahun 1997 pasal 5,6,7 yang menjelaskan bahwa setiap orang berhak dan wajib berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup, mulai dengan kegiatan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian. Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan, (Slamet, 2002).Menurut Gilbert dkk.(1996),

Page 90: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1840

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

sumber-sumber timbulan sampah adalah sampah dari pemukiman penduduk, sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan, Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah, sampah dari industri, dan sampah Pertanian. Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu kluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.Hal ini jelas bahwa seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali harus ikut berperan serta termasuk warga difabel yang ada di tengah-tengah masyarakat. Difabel adalah seseorang yang memiliki keterbatasan baik fisik maupun mental yang akan mempengaruhi kemampuan dalam melakukan aktivitas keseharian dan kemandirian seseorang, sehingga banyak masyarakat yang memandang sebelah mata kaum difabel untuk berkembang dan berkarya. Stigma negatif yang menganggap bahwa difabel tidak berdaya, tidak mampu melakukan sesuatu masih tertanam di benak warga masyarakat. Pola pikir ini yang harus diluruskan dan diubah agar ke depan terjalin keselarasan kehidupan untuk saling hidup berdampingan satu dengan lainnya(Sholehah, 2017). Seluruh warga masyarakat harus saling berpartisipasi aktif sebagai cermin masyarakat inklusif. Memunculkan peran serta seluruh warga diperlukan kegiatan atau aktivitas yang bertujuan, sehingga mewujudkan partisipasi aktif termasuk difabel di dalam masyarakat itu

sendiri. Sebagaimana dijelaskan dan didukung pula oleh Convention on the Rights of Persons with

disabilities (CRPD) bahwa hak-hak difabel telah diratifikasi oleh negara dalam Undang-Undang No 19 tahun 2011(Rahayu Repindowaty Harahap, S.H., LL.M./Bustanuddin, S.H., 2015). Bahwa hak difabel harus sama dengan orang lain, terhindar dari perlakukan yang tidak manusiawi, semena-mena, merendahkan dan harus mendapatkan penghormatan yang sama seperti orang lain pada umumnya. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengembalikan hak difabel dalam peran serta hidup bermasyarakat dan ikut andil dalam pelestarian lingkungan serta menunjukkan bahwa warga difabel juga mampu berperan serta aktif di kehidupan bermasyarakat hingga akhirnya mampu menunjukkan karya hasil dari kreasi mereka. Dalam hal ini fokus dengan mengolah sampah an-organik untuk bisa dijadikan ecobrick. Ecobrik merupakan usaha pemanfaat limbah sampah an-organik untuk dapat dijadikan barang-barang yang bisa digunakan kembali dan bermanfaat seperti kursi, meja, pot dan benda-benda yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari (Dinar Andini dkk, 2019). Metode Pelaksanaan Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa Jatirejo, Lendah, Kulon Progo yang mana jumlah masyarakat difabel mencapai 97 orang dan khusus di Dusun Botokan terdapat 35 warga dari anak-anak sampai dewasa. Metode pelaksanaan sendiri mulai dari persiapan seperti koordinasi dengan kader desa, identifikasi permasalahan, penyusunan pendekatan, prosedur dan metode, telaah praktek terbaik, inventarisasi sarana dan prasarana, serta persiapan

Page 91: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1841

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

pelatihan dan pendampingan. Langkah kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan warga difabel dalam pengembangan olahan sampah an-oraganik menjadi produk ecobrik sebagai upaya peran serta masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan dengan kader pamong desa, 2. Sosialisasi tentang pemberdayaan kaum difabel dan pembuatan ecobrick,3. Penyuluhan kepada semua warga non-difabel, 4. Pelatihan pengolahan ecobrick menjadi aneka barang bernilai manfaat bersama-sama dengan seluruh warga. Kegiatan yang akan dilakukan bersifat kualitatif . Teknik kualitatif digunakan sebagai pendekatan untuk memahami realitas fenomena yang dimunculkan. Dalam pendekatan kualitatif ini diperlukan pendekatan dengan masyarakat dan penekanan pada proses yaitu melalui pengamatan langsung dan wawancara kepada kader juga warga difabel. Proses pengamatan dimulai sebelum program pelatihan ecobrick ini dilakukan sampai dengan pelatihan bersama-sama dengan semua warga dan menghasilkan barang-barang yang bisa dimanfaatkan. Selain itu untuk mengetahui adanya perubahan peran serta dan keterlibatan warga difabel bersama masyarakatumum dilakukan dengan pengamatan berdasarkan skala penilaian partisipasi denganmelihat5 indikator yaitu kontribusi di masyarakat, peran serta dalam perencanaan, kerjasama, penghargaan, dan kooperatif mendengarkan pendapat orang lain. Analisa data kualitatif dilakukan dengan mengacu pada model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: 338 – 344) dilakukan melalui tahap-tahap yaitu: (1) pengambilan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, (4) penarikan simpulan dan verifikasi.Menurut Moleong (2005: 327), untuk menentukan keabsahan data temuan ada beberapa teknik pemeriksaan meliputi perencanaan dan keterlaksanaannya adanya peran serta seluruh warga masyarakat. Reduksi data mengarah kepada proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan mengabstrasikan serta mentransformasikan data mentah yang ditulis pada catatan lapangan yang dibarengi dengan perekaman. Tahap reduksi data dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut. (a) Peneliti mengkoreksi hasil pada lembar observasi dan dokumentasi. (b) Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi yang kemudian diolah agar menjadi data yang siap digunakan.Penyajian data dilakukan dengan memunculkan kumpulan data yang sudah terorganisir dan terkategori yang memungkinkan dilakukan penarikan kesimpulan. Data yang disajikan berupa hasil keterlaksanaan peran serta masyakarat difabel dan non-difabel untuk berpasrtisipasi aktif serta penambahan data hasil wawancara kader dan masyarakat difabel. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan pendekatan kepada kader untuk mengungkap permasalahan warga, merencanakan kegiatan serta menyusun agenda kegiatan yang akan dilakukan.

1. Koordinasi Bersama Kader Desa

Page 92: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1842

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Koordinasi ini dilakukan bersama pamong dukuh serta kader difabel yang menjadi koordinator kelompok difabel di Dusun Botokan. Hasil diskusi tersebut menyampaikan bahwa warga difabel memiliki kelompok yang berisi kaum difabel dari beragam hambatan mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk memberikan perhatian kepada kaum difabel di dusun tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan setiap bulan sekali di akhir minggu ke-empat. Kegiatan perkumpulan tersebut berisi arisan, menabung dan penyuluhan-penyuluhan yang mungkin ada dari berbagai lembaga baik LSM maupun dari tingkat desa sendiri.

Hasil dari koordinasi tersebut dapat disimpulkan bahwa warga difabel justru dikelompokkan sendiri dan kurang diberdayakan bersama dengan warga masyarakat lainnya.

Gambar 1. Koordinasi bersama Kader

Sumber: dokumen penulis

2. Pendekatan, Penyuluhan dan Sosialisasi bersama warga Difabel Kegiatan selanjutnya dilakukan dengan melakukan pendekatan bersama warga difabel

secara langsung dengan mengikuti kegiatan perkumpulan kelompok difabel.

Gambar 2. Pendekatan dan penyuluhan kepada warga difabel

Sumber: dokumen penulis

Page 93: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1843

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga difabel yang ada di Dusun Botokan. Warga difabel yang mengikuti kelompok ini memiliki berbagai hambatan. Ada yang memiliki hambatan pendengaran (tuli), hambatan intelektual (Down Syndrom), hambatan visual (buta dan low vision) serta hambatan fisik dan motorik. Kegiatan diawali dengan membaca dos bersama-sama, kemudian pengumuman dari kader, arisan, menabung dan sosialisasi dari tim.

Berdasarkan dari wawancara yang dilakukan tim kepada kaum difabel mengenai kebiasaan, keikutsertaan dalam kegiatan masyarakat, wujud kegiatan dan ajakan dari warga. Mayoritas warga difabel menyampaikan bahwa keikutsertaan dalam kegiatan masyarakat adalah pada waktu gotong royong atau kerja bakti dan frekuensi waktu dilaksanakan kegiatan tersebut terkadang satu bulan sekali dan terkadang belum tentu dilakukan. Warga difabel seringkali melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan difabel lainnya pada saat perkumpulan kelompok difabel tersebut dilaksanakan dan jangka waktu yang sama yaitu satu bulan sekali.

3. Penyuluhan kepada semua warga non-difabel

Penyuluhan juga disampaikan kepada warga non-difabel dengan mengumpulkan warga dari Dusun Botokan. Kegiatan juga dihadiri kader desa untuk memberikan sambutan dan juga arahan adanya kegiatan pemilahan sampah serta pengelolaan limbah sampah an-organik untuk dijadikan ecobrick dan menjadi barang-barang yang bisa dimanfaatkan kembali.

Gambar 3. Penyuluhan kepada warga non-difabel

Sumber : dokumen penulis

Penyuluhan ini memberikan penjelasan bagaimana pengelolaan sampah yang dimulai dari pemilahan sampah dan bisa dilakukan dari warga di rumah masing-masing dan kemudian sampah-sampah an-organik akan dijadikan barang yang lebih bermanfaat. Selesai dilakukannya penyukuhan tersebut, kemudian tim menyampaikan bahwa akan dilakukan kegiatan secara bersama-sama bersama warga difabel untuk saling bekerjasama membuat ecobrik. Warga menyetujui akan kegiatan penggabungan tersebut.

Page 94: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1844

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

4. Pelatihan pengolahan ecobrick menjadi aneka barang bernilai manfaat bersama-sama dengan seluruh warga

Kegiatan gabungan dari seluruh warga Dusun Botokan dilakukan setiap akhir pekan dan sudah berjalan selama 3 bulan terhitung dari bulan Mei-Juli 2019. Antusias warga terlihat dari kehadiran dan juga sampah-sampah an-organik yang dibawa dari masing-masing warga. Kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama dan saling berkelompok. Semua warga bersampur menjadi satu dan mengolah limbah sampah an-organik yang dibawa masing-masing untuk dimampatkan di botol yang nantinya menjadi ecobrick. Dari pengamatan yang dilakukan masing-masing warga saling diskusi, bekerjasama dan terjadi interaksi dari semua warga. Warga satu dengan yang lainnya saling membantu dan mengarahkan untuk membuat ecobrick.

Gambar 4. Pelatihan kepada seluruh warga Dusun Botokan

Sumber: dokumen penulis Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan dari proses awal dengan melalui observasi langsung dan juga wawancara kepada warga. Bahwa dengan adanya kegiatan ecobrick ini, warga difabel semakin percara diri, merasa diterima dan diakui keberadaaannya di masyarakat. Warga difabel sendiri menyampaikan setelah mengikuti kegiatan ecobrick,

Page 95: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1845

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

semakin banyak teman, tidak malu untuk keluar rumah. Bahkan sering diajak oleh tetangga membuat ecobrick bersama-sama baik di rumah warga atau di rumahnya sendiri. Simpulan Mewujudkan partisipasi dan peran serta seluruh warga msyarakat diperlukan suatu kegiatan yang memiliki tujuan. Diperlukan tindakan langsung berupa tauladan yang langsung bisa diamati oleh seluruh warga. Berawal dari kurang diberikannya kesempatan kepada warga difabel untuk berperan serta di msyarakat, dengan melihat bahwa warga difabel mampu melakukan dan membuat karya sama seperti warga lainnya, maka muncul kepercayaan diri masyarakat serta pernghargaan bahwa semua warga mampu berperan aktif. Hasil pengamatan dan juga wawancara kepada kader desa dan warga difabel bahwa sebelum diadakannya pelatihan pengolahan sampah an-organik menjadi ecobrick peran serta warga difabel di tengah-tengah masyarakat terlihat rendah, di mana warga difabel selalu melakukan kegiatan yang terpisah dari warga keseluruhan, kegiatan yang dilakukan bersama-sama terkadang tidak teratur dan bahkan hanya dilakukan kadang-kadang saja, yang mana hal ini menunjukkan rendahnya partisipasi dan kerjasama antar warga sehingga membuat warga difabel sendiri merasa kurang diterima. Sedangkan banyak kegiatan di masyarakat selain dari kerjabakti atau gotong royong.

Hasil dari dilakukannya kegiatan pelatihan ini memberikan pengaruh terhadap perubahan pandangan, perilaku sosial dan juga keterlibatan dari seluruh warga difabel maupun non-difabel. Warga difabel mulai diakui keberadaaannya serta terlihat peran serta seluruh warga dalam melakukan kegiatan ecobrick ini. Hal yang dirasakan oleh warga difabel sendiri, bahwa mereka merasa diterima dan diakui, serta tidak merasa malu lagi untuk keluar rumah. Bahkan setiap kali berpapasan dengan warga lainnya di jalan, warga mulai menyapa dan ini menjadi penguatan kepercayaan diri dari warga difabel. Tidak hanya itu, warga non-difabel mulai mengajak serta untuk melakukan kegiatan ecobrick ini di waktu-waktu senggang mereka bersama dengan warga difabel. Hal ini terlihat adanya peningkatan partisipasi dari seluruh warga.

Ucapan Terima Kasih

1. Pengabdian ini didukung penuh oleh Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Kementerian Riset Tehnologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dengan nomor kontrak PKM.DIKTI.02/UST/LP3M/III/2019.

2. Tim PKM dan juga tim mahasiswa dari Fakultas Pertanian UST dan PGSD FKIP UST yang terlibat dalam kegiatan pengabdian ini.

Daftar Pustaka Andini, D.W., Trisniawati, Ratri, W.S. 2019. Ecobrick: Sarana Pengelolaan Sampah Plastik

Menuju DI Yogyakarta Go Green Place. (http://www.lintasindonews.com/2019/06/25/ecobrick-sarana-pengelolaan-sampah-

Page 96: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1846

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

plastik-menuju-di-yogyakarta-go-green-place/) Gelbert, M., Prihanto, D., & Suprihatin, A. 1996. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup

dan ”Wall Chart”. Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup. Malang:PPPGT/VEDC.

Moleong, L.J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rahayu Repindowaty Harahap, S.H., LL.M./Bustanuddin, S.H., L. M. 2015. Perlindungan

hukum, difable/disabilitas, CRPD. 17. Jurnal Inovatif, VIII, 17–29.

Slamet, J.S. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sholehah, I. 2017. Pemberdayaan difabel melalui Asset Based Approach. Jurnal Pemberdayaan

Masyarakat, 1(1). Retrieved from http://journal.uin-suka.ac.id/dakwah/JPMI

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D.

Page 97: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1847

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan Kelompok Tani Melalui Pembuatan Poc Dengan Memanfaatkan Limbah Tahu Cair

Raras Setyo Retno1*

, Sri Utami2*

, Wachidatul Linda Yuhanna3*

1Universitas PGRI Madiun, JalanSetia Budi No. 85 Madiun, 63118, Telp. (0351) 462986

2Universitas PGRI Madiun, JalanSetia Budi No. 85 Madiun, 63118, Telp. (0351) 462986

3Universitas PGRI Madiun, JalanSetia Budi No. 85 Madiun, 63118, Telp. (0351) 462986

1*[email protected],

2*[email protected],

3*[email protected]

Abstrak

Pengolahan tahu menghasilkan limbah berupa ampas tahu berbentuk padat dan cair. Desa Wakah merupakan salah satu desa yang terdapat UMKM tahu. UMKM tahu mempunyai kapasitas produksi 30-45 kg kedelai, menghasilkan limbah cair dan padat ampas tahu kurang lebih 30 kg per harinya. Tujuan dari program ini adalah 1) Memanfaatkan limbah cair tahu menjadi produk berupa pupuk organik cair. 2) Memberdayakan kelompok tani desa Wakah dalam mengolah limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. Metode Pelaksanaan PKM adalah pembuatan pupuk organik cair dengan tahapan pencampuran bahan, pemberian starter, fermentasi, dan pengenceran. Pendekatan yang digunakan yaitu

sosio persuasif yang artinya mengajak kelompok tani dalam mengolah limbah cair tahu dengan pendekatan sosial kemasyarakatan. Hasil dari program ini adalah adanya peningkatan pengalaman dan keterampilan bagi kelompok tani dalam mengoloah limbah cair tahu menjadi POC, mampu mengaplikasan prinsip 5R (refuse, reuse, recycle, reduce, replace), selain itu hasil yang paling utama adalah adanya antusias warga masyarakat khususnya kelompok tani dalam mengikuti program kemitraan sebagai upaya untuk menunjang pertanian. Kesimpulan dari hasil program ini adalah perlu adanya pendampingan intensif kepada masyarakat terutama dalam mengelola limbah yang lain dan juga pendampingan dalam berwirausaha. Sehingga tujuan utama dari program ini tercapai yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi produktif. Kata Kunci: pemberdayaan masyarakat, limbah tahu, POC Pendahuluan

Industri tahu merupakan salah satu unit usaha yang potensial, karena tahu merupakan makanan yang familiar di masyarakat. Pengolahan tahu menghasilkan limbah berupa ampas tahu berbentuk padat dan cair. Limbah padat berupa ampas kedelai, dan limbah cair berupa cairan yang menimbulkan bau yang menyengat dan menganggu lingkungan (Alimsyah, 2013). Kedua macam limbah ini perlu diolah dengan baik agar tidak menganggu lingkungan.

Pengolahan limbah tahu dapat menggunakan prinsip 5R (refuse, reuse, recycle, reduce, replace)

dengan menggunakan konsep zero waste yang artinya pengolahan limbah dengan cara mendaur ulang menjadi produk yang masih bisa digunakan sehingga tidak ada limbah karena semua

Page 98: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1848

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dapat dimanfaatkan (Karno, 2013; USAID, 2015). Limbah cair pada proses produksi tahu berasal dari perendaman, pencucuian kedelai, pencucian peralatan proses produksi tahu, penyaringan dan pengepresan atau pencetakan tahu. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu adalah berupa cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air didih. Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah ini sering dibuang langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menimbulkan bau busuk dan mencemari lingkungan (Kaswinarni, 2007).

Desa Wakah merupakan salah satu desa di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi yang terdapat UMKM tahu. Di desa Wakah terdapat UMKM tahu dengan kapasitas produksi menengah keatas. UMKM tahun ini mempunyai kapasitas produksi 30-45 kg kedelai, menghasilkan limbah cair dan padat ampas tahu kurang lebih 30 kg per harinya. Hal ini sangat mengganggu lingkungan karena menghasilkan bau yang tidak sedap. Limbah tahu ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, tempe gembus, dan dibuang begitu saja. Limbah tahu ini belum dikelola sepenuhnya oleh UMKM. Potensi sumber daya alam berupa limbah ampas tahu cair dan potensi sumber daya manusia kelompok tani usia produktif dapat dikolaborasikan dengan baik agar mampu bersinergi. Kedua potensi tersebut dapat diberdayakan dengan melatih dan mendampingi kelompok tani tersebut dalam mengolah limbah ampas tahu cair menjadi produk pupuk organik cair. Pengelolaan limbah ampas tahu

ini menggunakan konsep zero waste yang artinya tidak ada sampah yang tersisa dan semua termanfaatkan (Pujiati, 2015). Pembuatan pupuk organik cair merupakan konsep yang relevan dikarenakan pupuk olahan limbah cair tahu ini dapat dimanfaatkan masyarakat dalam pertanian, perkebunan maupun pekarangan rumah. Pupuk organic cair ini dapat menggantikan penggunaan pupuk kimia yang harganya mahal dan apabila berlebih dapat mengurangi kesuburan tanah serta bisa merusak lingkungan. Manfaat dari pupuk organik cair adalah dapat meningkatkan kesuburan tanah, mempunyai daya simpan air yang tinggi serta dapat menekan biaya produksi tanaman budidaya. Selain itu manfaat lain dari POC adalah sebagai makanan mikroorganisme tanah.

Pemberdayaan masyarakat dalam mengolah limbah ampas tahu ini meliputi beberapa tahapan. Proses pembuatan pupuk organik cair meliputi penyaringan, pencampuran bahan-bahan, fermentasi, pengenceran dan pengaplikasian pada tanaman. Pelatihan ini menggunakan pendekatan sosio persuasif yang artinya mengajak masyarakat khususnya kelompok tani “sumber rejeki” dalam mengolah limbah ampas tahu cair dengan pendekatan social kemasyarakatan. Pemberdayaan masyarakat secara kompleks dalam mengolah limbah

ampas tahu cair ini tentunya memberikan ilmu pengetahuan, skill dan meningkatkan produktifitas kelompok tani “sumber rejeki”. Pelatihan sekaligus dukungan infrastruktur berupa alat juga dapat membantu keberlanjutan dari program ini. Kerja sama antara UMKM tahu sebagai pemasok bahan, kelompok tani “sumber rejeki” sebagai penyedia SDM serta tim PKM sebagai pelatih dan fasilitator diharapkan mampu menjadi solusi permasalahan yang

Page 99: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1849

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dihadapi mitra dan mampu meningkatkan produktifitas masyarakat Desa Wakah Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

UMKM tahu menghasilkan limbah ampas tahu yang belum termanfaatkan, menimbulkan bau, dan mengganggu lingkungan. Banyak petani yang belum mengetahui manfaat dari penggunaan pupuk organik. Sebagian besar dari mereka menggunakan pupuk kimia sebagai penyubur tanaman perekebunan. Kurangnya sosialisasi tentang pupuk organik, selain itu belum pernah ada pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembutan pupuk organik cair dengan memanfaatkan limbah tahu cair. Tujuan dari program kemitraan masayarakat ini adalah ) Memanfaatkan limbah ampas tahu menjadi produk berupa pupuk organic cair. 2) Memberdayakan pelaku UMKM industri tahu dan kelompok tani “sumber rejeki” desa Wakah dalam mengolah limbah ampas tahu cair menjadi pupuk organik cair. Metode Pelaksanaan

Sasaran program PKM ini adalah pelaku UMKM industri tahu dan kelompok tani “sumber rejeki” Desa Wakah Kecamatan Ngarmbe Kabupaten Ngawi. Berdasarkan analisis situasi dan solusi fokus kegiatan pada program ini adalah pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organic cair. Adapun deskripsi detail program sebagai berikut: 1. Pelatihan pembuatan pupuk organik cair

Pelatihan ini menggunakan berbagai instrumen yang mencakup alat, bahan, dansetting tempat. Setting tempat pelatihan ini adalah diluar ruangan, tim IbM menyiapkan8 paket peralatan dan bahan untuk 8 kelompok yang akan dilatih. Alat yang digunakanyaitu ember, pengaduk, drum palstik besar. bahan yang digunakan yaitu limbah cair tahu, air kelapa, EM4, empon-empon, daun, dan gula

2. Pembuatan buku petunjuk pembuatan pupuk organik cair Pembuatan buku petunjuk pembuatan pupuk organik cair bertujuan untuk mempermudah Kelompok tani Desa Wakah dalam membuat produk dan keberlanjutan program. Selain itu juga dapat digunakan sebagai referensi dalam pengolahan limbahampas tahu dengan berbagai modifikasi produk.

3. Pendampingan dan monitoring Pendampingan dilakukan secara kontinyu tentang kendala dan solusi dalam pembuatan pupuk cair. Pendampingan dilakukan selama 3 bulan. Monitoring juga dilakukan untuk mengetahui perkembangan keterampilan kelompok tani.

4. Keberlanjutan program Setelah pelaksanaan PKM selesai, diharapkan masyarakat tetap menjalankan program secara kontinyu. Tim PKM akan mendorong dan tetap memonitorkeberlanjutan program untuk dikembangkan menjadi lebih luas yang berpotensisebagai produk unggulah Desa Wakah

Page 100: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1850

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pelatihan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, praktik langsung dan pendampingan. Ceramah dilakukan untuk menyampaikan materi secara teori. Diskusi dilakukan untuk memperdalam penguasaan materi peserta. Praktik langsung berupa pelatihan dan pendampingan diberikan agar peserta mampu membuat produk secara langsung. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, mayarakatmenyampaikan kelebihan dan kekurangan program dan keterserapan materi. Tim juga mengevaluasi pembuatan pupuk cair secara praktik Setelah program berakhir, peralatan akan dikoordinasi penggunaannya di rumah produksi yang dikelola oleh ketua kelompok tani untuk progress selanjutnya. Hasil dan Pembahasan

Program kemitraan masyarakat dilakukan pada bulan Juli- September tahun 2019 di Desa Wakah, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi. Sasaran dari PKM ini adalah UMKM indstri tahu sebagai penyedia limbah cair tahu dan kelompok tani “sumber rejeki” produktif sebagai sumber daya manusia. Jumlah anggota kelompok tani ada 30 orang. Alasan kelompok tani diikutsertakan dalam kegiatan ini adalah mereka termasuk kelompok tani produktif, antusias, dan meambhan pengalaman serta keterampilan dalam bercocok tanam. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pelatihan pembutan POC dari limbah cair tahu

Pelatihan dilakukan oleh tim PKM sebagai narasumber dan kelompok tani sebagai peserta pelatihan pembuatan POC dan didampingi oleh perwakilan dinas koperasi dan usaha mikro Kabupaten Ngawi Adapun langkah-langkan pembuatan POC adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Proses pembuatan POC dari limbah cair tahu

Alat : ember, pengaduk, drum plastik 100 liter, alat pemotongBahan : 60 liter limbah tahu, 2 Kg daun serai/daun hijau lain, 5 Kg temulawak, 20 liter air kelapa,, 1 liter alkohol, dan 2 liter bahan mikroorganisme (EM4). Diperam selama minimal 15 hari

Cara pembuatan POC dari limbah tahu cair

Cara pembuatan :

a. Limbah tahu disaring diambil airnya b. Empon-empon dihaluskan c. Mencampurkan semua bahan dan diaduk

merata dalam drum (jangan diisi penuh, sisakan ruang untuk gas hasil fermentasi).

d. Menutup rapat drum e. Dibiarkan selama 1- 2 minggu f. Encerkan dengan kandungan 2% sebelum

digunakan

Page 101: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1851

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2. Pendampingan dan monitoring Pendampingan dilakukan oleh tim PKM dari Universitas PGRI Madiun sebagai upaya untuk memberikan pelatihan pembuatan POC dari limbah tahu cair. Selain itu juga melakukan pendekatan kepada kelompok tani tentang permasalahan yang dihadapi ketika melakukan praktek pembuatan POC. Kelompok tani tersebut juga melakukan diskusi tentang pemnafaatan limbah tahu selain digunakan untuk POC. Selama melakukan pendampingan banyak anggota kelompok tani yang antusias terhadap program ini. Hal ini terbukti dengan banyakanya jumlah peserta yang hadir dan pertanyaan yang dilontarkan serta diskusi yang berlanjut meskipun acara sudah selesai. Sedangkan monitoring dilakukan untuk mengetahui ketrampilan petani dalam membuat POC dan melihat aplikasinya ke tanaman perkebunan maupun pertanian apakah sudah dilakukan atau belum.

3. Pembuatan buku petunjuk pengolahan limbah ampas tahu Program Kemitraan Masyarakat tidak hanya sekedar memberikan pelatihan, pendampingan maupun monitoring tetapi juga membuat buku petunjuk pengolahan amapas tahu. Buku ini bertujuan sebagai referensi kepada masyarakat supaya mudah dalam mengolah limbah tahu menjadi lebih bermanfaat dan memodifikasinya. Adapun isi dari buku tersebut adalah 1) cara pembuatan ampas tahu padat menjadi krupuk, 2) pembuatan pupuk organik cair dari limbah tahu cair.

4. Keberlanjutan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) PKM dari Universitas PGRI Madiun diharapkan tidak hanya sampai disini, akan tetapi berjalan secara kontinyu agar kedepannya masyarakat desa Wakah bisa lebih mandiri,

bisa menerapkan prinsip 5R ((refuse, reuse, recycle, reduce, replace), masyarakat lebih produktif dalam menunjang perekonomian, lebih kreatif lagi dalam menciptakan usaha serta yang paling utama adalah melatih masyarakat ekonomi produktif supaya berkembang dalam berwirausaha. Selain itu untuk kedepannya bisa menjalin kerjasama yang lebih baik lagi. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) sudah terlaksana dengan baik yaitu melakukan

pelatihan pembuatan limbah ciar tahu menjadi pupuk organic cair (POC) di desa Wakah, Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. PKM ini juga memberikan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat kelompok tani untuk meningkatkan keterampilan, dan produktifitas dalam mengolah limbah tahu. Selain itu program keberlanjutan dari kegiatan ini adalah menjadikan limbah ampas tahu menjadi produk yang mempunyai nilai tambah dan nilai jual serta bermanfaat bagi masyarakat. Proses pembuatan pupuk organik cair yang kami lakukan meliputi beberapa tahapan yaitu penyaringan, pencampuran bahan-bahan, fermentasi, pengenceran dan pengaplikasian pada tanaman. Pelatihan ini menggunakan pendekatan sosio persuasif yang artinya mengajak masyarakat khususnya kelompok tani dalam mengolah limbah ampas tahu dengan pendekatansosial kemasyarakatan. Ada beberapa hal yang perlu dibahas dalam kegiatan Program Kemitraan Masyarakat. Pertama berkaitan dengan motivasi kelompok

Page 102: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1852

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

tani, awalnya petani sebagian besar belum memahami istilah POC atau pupuk organik cair kemudian dari kami tim PKM Universitas PGRI Madiun memberikan pelatihan pengolahan limbah tahu menjadi POC, awalnya limbah tahu pada industri tahu Desa Wakah belum dimanfaatkan secara maksimal. Limbah dibuang begitu saja sehingga bisa merusak lingkungan terutama limbah cairnya. Karena kandungan pada limbah cair tahu menyebabkan bau busuk, dan mencemari lingkungan sekitarnya. Sehingga dengan adanya pelatihan ini mampu mengurangi kerusakan lingkungan akibat limbah tahu tersebut. Motivasi kelompok tani meningkat ketika mengetahui bahwa limbah tahu bisa dimanfaatkan menjadi pupuk. Menurut Makiyah, 2013, kandungan limbah tahu yaitu protein (23,35%), lemak (5,54%), karbohidrat (26,92%), abu (17,03%), serat kasar (16,53%) dan air (99,9%). Dari kandungan inilah limbah cair tahu bisa diolah menjadi POC (pupuk organik cair). Pupuk organik cair dapat dibuat dari bahan-bahan organik berbentuk cair dengan cara mengomposkan dan memberi aktivator pengomposan sehingga dapat dihasilkan pupuk organik cair yang stabil dan mengandung unsur hara lengkap, pupuk cair dapat diproduksi dari limbah industri peternakan (limbah cair

dan seterngah padat atau slurry) yaitu melalui pengomposan dan aerasi (Agung, 2012). Melihat antusiasme kelompok tani untuk mengikuti pelatihan pembuatan POC ini,

terlihat para petani menyimak, memperhatikan dan berdiskusi ketika narasumber berbagi pengalaman mengenai bercocok tanam menggunakan POC. Setelah dilakukan observasi dan wawancara, antusisme ini disebabkan oleh keinginan petani untuk meningkatkan produktifitas tanamannya dengan menggunakan pupuk organik. Meskipun prosesnya lama akan tetapi hasilnya jauh lebih bagus dibandingkan dengan pupuk anorganik. Mereka juga termotivasi karena mempunyai ilmu baru dan pengalaman baru. Selanjutnya adalah kendala yang dihadapi oleh kelompok tani ada rasa malas untuk membuat sendiri POC karena membutuhkan bahan yang lebih banyak, jika diaplikasikan ke lahan yang luas membutuhkan bahan dan tenaga yang lebih banyak. Selain itu kelompok tani sudah sebagian besar berusia lanjut sehingga lebih memilih menggunakan pupuk instan. Meskipun terdapat kendala yang dihadapi oleh petani kami tim dari Universitas PGRI Madiun berusah untuk terus melakukan monitoring dan evaluasi tentang kegitan PKM ini. Sehingga tujuan dari PKM bisa terlaksana dengan baik dan dapat memberikan kontribusi terhadap pemberian pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dengan program yang lain.

Adapun Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan POC :

Page 103: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1853

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kesimpulan Hasil kegiatan Program Kemitraan Masyarakat dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan PKM dapat meningkatkan motivasi dan antusias kelompok tani dalam

memanfaatkan limbah cair tahu sebagai pupuk organik cair di Desa Wakah, Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi

2. Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan POC dari limbah tahu mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani

3. Sebagai pengalaman baru dalam bertani secara organik 4. Pemanfaatan limbah tahu menjadi pupuk organik mampu mengurangi pencemaran

lingkungan di Desa Wakah, Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Ucapan Terima Kasih Tim PKM menyampaikan ucapan terimakasih kepada 1) DRPM Kemenristekdikti yang telah memberikan bantuan pendanaan melalui Hibah

Program Kemitraan Masyarakat tahun 2019 dengan nomor kontrak Kemnristekdikti ke LLDIKTI 526/M/KPT.KP/2018 tanggal 17 September 2018.

2) Kelompok Tani “sumber rejeki” Desa Wakah, 3) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Ngawi,

Pemberian materi Kelompok tani “sumber

rejeki”

Praktek pembuatan POC Pelatihan POC POC siap digunakan

Page 104: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1854

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

4) Pemerintah Desa Wakah dan 5) Universitas PGRI Madiun Daftar Pustaka Agung T.R. Winata H.S. (2012). Pengolahan Air Limbah Industri Tahu Dengan

Menggunakan Teknologi Plasma. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 2 (2). 19-28

Alimsyah, A. Damayanti A. (2013). Penggunaan Arang Tempurung Kelapa Dan Enceng

Gondok Untuk Pengelolaan Air Limbah Tahu Dengan Variasi Konsentrasi. Jurnal Teknik POMITS 2 (1) 6-9.

Karno. (2013). Teknologi Pemanfaatan Limbah. IKIP PGRI Madiun Press

Kaswinarni, F. (2007). Kajian Teknis Pengelolaan Limbah Cair dan Padat Industri Tahu. Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Diponegoro Semarang

Makiyah, M. (2013). Analisis Kadar N,P,K pada Pupuk Cair Limbah Tahu dengan

Penambahan Tanaman Matahari (Thitoniadi versivolia). FPMIPA Universitas Negeri Semarang.

Pujiati. (2015). Modul Pemanfaatan Limbah Sintetis. IKIP PGRI Madiun Press. USAID. (2015). Pengolahan Limbah Berbasis Masyarakat. Tim ESP USAID

Page 105: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1855

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Inovasi Mesin Pencacah Untuk Pengelolaan Sampah Botol Plastik Di Dusun Bawuk Minomartani

Rinasa Agistya Anugrah

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta

Email: [email protected]

Abstrak

Lingkungan di Dusun Bawuk Minomartani terdapat banyak sampah rumah tangga dari masyarakat. Masalah-masalah yang sering menjadi polemik di dusun ini adalah masalah penimbunan sampah yang erat kaitannya dengan lingkungan. Sampah yang cukup banyak berasal dari botol plastik. Sampah botol plastik merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan daur ulang. Namun selama ini belum ada upaya dari masyarakat untuk mengolah sampah botol plastik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat Mesin pencacah untuk mencacah botol plastik hingga berukuran kecil sekitar 1 sampai 2 cm. Manfaat dari hasil cacahan botol plastik akan mengurangi pemimbunan botol plastik karena ukurannya yang kecil sehingga lebih efektif dalam volume penyimpanan dan nilai jualnya lebih tinggi. Pengelolaan sampah botol plastik diawali dengan pencacahan. Proses pencacahan dilakukan dengan mesin pencacah botol plastik. Mesin pencacah ini merupakan salah satu alat teknologi tepat guna, sedangkan masyarakat belum banyak yang mengetahui proses kerja dari mesin pencacah botol plastik. Sehingga perlu adanya sosialisasi dan penyuluhan tentang penggunaan alat ini. Mesin ini dapat mengolah sampah botol plastik menjadi sampah yang siap untuk di daur ulang. Sehingga hal ini sangat berguna bagi pengelola Bank Sampah di dusun ini. Pengelola Bank Sampah di dusun ini telah dibentuk mulai dari sosialisasi, pengumpulan sampah rumah tangga, pengelompokkan sampah organik anorganik, dan pengelolaan sampah hingga pendampingan. Kegiatan dilakukan melalui swadaya masyarakat. Saat ini telah dibentuk pula penanggung jawab pengelola sampah dari dusun ini yang berfungsi untuk mensosialisasi masyarakat untuk mengumpulkan dan mengelompokkan sampah. Kata Kunci: mesin pencacah, pengelolaan sampah, sampah botol plastik

Pendahuluan

Berbagai masalah lingkungan dalam kehidupan masyarakat selalu muncul seiring dengan perkembangan zaman. Terutama di Dusun Bawuk Minomartani telah banyak penimbunan sampah dari rumah tangga. Masalah-masalah yang sering menjadi polemik dalam kehidupan masyarakat adalah masalah sampah yang erat kaitannya dengan lingkungan. Sampah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Jenis sampah organik sangat cocok diolah menjadi kompos dan sumber gasbio. Sedangkan sampah anorganik sebagai bahan daur ulang seperti plastik, kertas, logam, kaca, dan karet. Plastik merupakan salah satu

Page 106: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1856

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

jenis sampah yang volumenya semakin meningkat dari tahun ke tahun, saat ini penggunaan plastik akan semakin meningkat (Syamsiro, Hadiyanto, & Mufrodi, 2016). Meskipun plastik merupakan salah satu limbah yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, namun plastik yang ada di lingkungan dapat didaur ulang (Recycle) sehingga diperkirakan penggunaannya menjadi produk lain yang lebih bermanfaat (Azhari & Maulana, 2018).

Situasi telah memburuk sehingga hari ini masalah limbah padat telah menjadi salah satu masalah lingkungan paling serius di lingkungan masyarakat (Orhorhoro, Ikpe, & Tamuno, 2016). Kesadaran masyarakat di Dusun Bawuk Minomartani belum cukup untuk mengelompokkan sampah. Masyarakat perlu menjaga lingkungan sekitar karena semakin lama akan tercemar oleh berbagai sampah. Tentunya setelah masyarakat menyadari bahwa bila hal ini dibiarkan maka kemungkinan dalam waktu relatif singkat lingkungan menjadi sasaran penumpukkan sampah yang belum dikelompokkan. Demikian pula perkembangan teknologi mengarah ke teknologi yang berwawasan lingkungan dan hemat energi. Teknologi daur ulang sampah kini sangat diperlukan untuk menjadikan sampah sebagai barang yang berharga dan dapat diperjualbelikan.

Saat ini di Dusun Bawuk Minomartani terdapat 44 KK dan ada pula usaha kecil hingga menengah yang berkembang di masyarakat. Sampah yang dihasilkan tidak hanya dari rumah tangga tetapi juga dari usaha kecil seperti warung makan, warung sembako dan lainnya. Sampah tersebut biasanya hanya ditumpuk saja bahkan ada beberapa penanganan sampah yang tidak benar seperti dibakarnya sampah anorganik. Semakin banyaknya sampah yang dihasilkan dari Dusun Bawuk Minomartani maka harus semakin dikelola sampah tersebut dengan baik dan benar. Pengelolaannya seperti sampah botol plastik diperkecil untuk mengurangi tempat penimbunan yang nantinya didaur ulang. Sehingga hal ini akan mempermudah Pengelola Bank Sampah yang ada di dusun ini, yang bernama Bank Sampah Gumregah, dalam penyimpanan karena efiseinsi dalam penyimpanan.

Menurut Nugroho (2016) botol plastik kemasan air minum terbuat dari bahan PET

(Polyethylene-Therephthalate), masih banyak mengandung bahan yang dapat dimanfaatkan kembali untuk daur ulang. Dengan adanya kandungan bahan-bahan yang masih bisa

digunakan untuk proses daur ulang (recycle), maka botol bekas kemasan air minum yang selama

ini dibuang begitu saja, diperlukan pengumpulan dan dihancurkan menjadi tatal-tatal (chip). Pada umumnya suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, maka limbah

plastik tersebut harus dalam bentuk tertentu atau bentuk yang lebih kecil seperti serpihan (Junaidi dkk, 2015). Jika botol plastik yang sudah diolah akan jauh lebih mudah dalam hal pengepakan dan pengiriman. Selain itu, nilai jualnya akan lebih tinggi dari pada penjualan sampah plastik yang masih utuh dalam jurnal Ruswandi dan Ayi (2004). Hasil dari cacahan plastik dapat diolah menjadi bahan daur ulang plastik dan memiliki nilai ekonomis. Harga beli sampah botol plastik dari pengepul saat ini berkisar Rp 4500/kg kemudian harga jual setelah dicacah menjadi Rp 7000/kg dalam http://mesingiling-plastik.blogspot.co.id/2013/01/daur-ulang-plastik-bisnis-yang-sangat.html diakses pada tanggal 28 Desember 2018 pukul 19.11 WIB.

Page 107: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1857

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Mesin pencacah Botol Plastik merupakan alat teknologi tepat guna yang menggunakan penggerak motor bensin dengan kapasitas mesin berkisar antara 20 hingga 30 kg/jam. Mesin dengan ukuran yang kompak atau relatif kecil ini memang diaplikasikan untuk industri mikro dan kecil diharapkan lebih efektif dan efisien dalam mengolah sampah botol plastik yang kemudian sebagai tahapan awal untuk proses daur ulang selanjutnya. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan nilai jual sampah botol plastik yang telah dicacah oleh mesin ini karena memang dihibahkan untuk bank sampah di daerah atau lokasi pengabdian ini. Oleh karena itu selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi penimbunan sampah di lingkungan Dusun Bawuk Minomartani Ngaglik Sleman Yogyakarta.

Tujuan yang diharapkan dari program pengabdian masyarakat ini yaitu untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang sehat, tanpa penimbunan sampah terutama sampah botol plastik, memperkenalkan cara mengumpulkan dan mengelompokkan sampah dengan efektif dan meningkatkan perekonomian masyarakat Dusun Bawuk Minomartani dari hasil menjual cacahan botol plastik. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilakukan karena sampah yang dihasilkan banyak dari sampah anorganik seperti botol plastik. Masyarakat membakar botol plastik dengan tujuan mengelola sampah, padahal hal itu dapat mencemari lingkungan dan hasilnya tidak sehat bagi masyarakat. Sampah lainnya hanya dibiarkan dan ditumpuk begitu saja yang kadang dari pihak Pengelola Sampah Dusun belum efektif dalam pengambilan sampah di dusun ini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengenalkan masyarakat untuk membantu memanfaatkan sampah botol plastik menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan bagi masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara mencacahnya dengan mesin pencacah botol plsatik yang dihibahkan dalam program pengabdian masyarakat ini. Hasil cacahan botol plastik dicacah hingga berukuran sekitar 1 sampai 2 cm. Selain meningkatkan efisiensi dalam penyimpanan sampah ini di Bank Sampah Gumregah, hasil cacahan ini jika dijual harganya meningkat dari yang sebelum dicacah. Dengan adanya program ini masyarakat dapat mengelola sampah plastik yang melimpah agar tidak dibuang dan berserakan di halaman atau di tempat sampah rumah. Bersama–sama masyarakat dalam berpartisipasi menciptakan kawasan Dusun Bawuk dengan Bank Sampah Gumregah untuk memiliki pola perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka menciptakan kawasan mandiri yang berbasis lingkungan sehat dan bersih. Hasil dari cacahan plastik dapat diolah menjadi bahan daur ulang plastik dan memiliki nilai ekonomis.

Kemudian tahapan – tahapan yang dilakukan dalam Program Pengabdian ini adalah melakukan Sosialisasi awal mengenai akan dihibahkannya Mesin Pencacah Botol Plastik, Penyuluhan dan sosialisasi penggunaan alat Mesin Pencacah Botol Plastik, Penyuluhan secara

Page 108: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1858

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

praktik, serta monitoring dan pendampingan kegiatan produksi pencacahan botol plastik di Bank Sampah Gumregah.

Adapun tata cara yang dilakukan dalam proses penyuluhan mengenai cara pengoperasian alat ini, yaitu Mesin Pencacah Botol Plastik adalah sebagai berikut:

c. Peralatan dan Bahan yang diperlukan : 1. Sampah botol plastik 2. Bagor atau wadah sampah botol plastik 3. Mesin pencacahan sampah botol plastik

d. Proses Pencacahan dengan Mesin Pencacah : 1. Menyiapkan mesin pancacah sampah botol plastik 2. Menyiapkan sampah botol plastik dan wadahnya 3. Menyalakan mesin pencacah botol plastik 4. Memasukkan sampah botol plastik ke dalam mesin sesuai kapasitas dan kebutuhan 5. Menunggu hasil cacahan keluar dari mesin yang sudah disiapkan wadahnya.

Hasil dan Pembahasan

Langkah kerja dalam pengentasan permasalahan mitra, yaitu : Pelaksanaan tahap dalam aspek produksi :

1. Sosialisasi Awal mengenai akan dihibahkannya Mesin Pencacah Botol Plastik dan pengelolaan sampah plastik. Dalam sosialisasi tersebut disampaikan juga cara pengelolaan sampah plastik. Salah satunya dengan menjelaskan bahwa harga hasil cacahan plastik lebih mahal jika dibandingkan botol plastik yang masih utuh per kilogramnya. Harganya bisa mencapai dua kali lipatnya botol yang masih utuh. Kegiatan sosialisasi awal di ilustrasikan pada Gambar 2.

Gambar 1. Sosialisasi Awal mengenai akan dihibahkannya Mesin Pencacah Botol Plastik dan

pengelolaan sampah plastik

Page 109: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1859

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2. Kegiatan berikutnya adalah penyuluhan dan sosialisasi penggunaan alat Mesin. Kegiatan

ini diawali dengan penyerahan hibah Mesin Pencacah Botol Plastik kepada Bank Sampah Gumregah di Dusun Bawuk Minomartani Ngaglik Sleman. Penyuluhan dilakukan dengan dua tahap yaitu yang pertama pemberian materi secara teoritis, penyampaian materi melalui slide dan handout dibagikan kepada pengelola bank sampah. Kemudian dilakukan penyuluhan praktik pengoprasian alat dengan cara demonstrasi terlebih dahulu setelah itu praktik langsung pengoperasian alat oleh ibu-ibu pengelola Bank Sampah Gumregah. Gambar 2 dan 3 adalah dokumentasi penyuluhan secara teoritis. Warga sangat antusias dan kegiatan ini dihadiri semua anggota pengelola Bank Sampah Gumregah.

Gambar 2. Penyuluhan Secara Teoritis Pengoperasian Mesin Pencacah Botol Plastik

Gambar 3. Warga Antusias Memperhatikan Penyuluhan

Page 110: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1860

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

3. Penyuluhan secara praktik ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah ini, pertama dilakukan demonstrasi terlebih dahulu oleh pemateri kemudian ibu-ibu para pengelola Bank Sampah mencoba untuk mempraktikan sendiri yang terlihat pada Gambar 5. Selanjutnya botol plastik yang awalnya berukuran besar, setelah diproses di mesin pencacah botol, hasilnya berupa cacahan plastik. Hasil cacahan plastik diperlihatkan kepada warga pengelola Bank Sampah Gumregah pada Gambar 6.

Gambar 4. Penyuluhan Praktik Penggunaan Mesin Pencacah Botol Plastik

Gambar 5. Ibu-ibu pengelola Bank Sampah Gumregah Praktik Langsung Pengoperasian Mesin

Pencacah Botol Plastik

Page 111: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1861

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 6. Hasil Cacahan Plastik

4. Kemudian kegiatan monitoring dan pendampingan kegiatan produksi pencacahan

botol plastik di Bank Sampah Gumregah. Kegiatan monitoring harus dilakukan agar selanjutnya anggota Bank Sampah Gumregah bisa menggunakan mesin pencacah botol plastik dengan baik dan benar. Monitoring dan pendampingan dari kegiatan produksi pencacahan botol plastik yang terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Monitoring dan Pendampingan Penggunaan Alat Mesin Pencacah Botol

Plastik

Page 112: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1862

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan program dapat disimpulkan bahwa Program Pengabdian

skema PKM yang memberikan hibah teknologi tepat guna berupa Mesin Pencacah Botol Plastik sangat berguna bagi Bank Sampah Gumregah, karena dengan adanya alat ini semakin mengefisienkan penyimpanan sementara sampah plastik yang ada, lebih ringkas dan tidak memakan banyak tempat. Kemudian hasil cacahan nilai jualnya pun lebih tinggi jika dibandingkan yang masih utuh. Penyuluhan, monitoring, dan pendampingan penggunaan alat dilakukan sehingga semua pengelola Bank Sampah Gumregah bisa mengoperasikan dan merawat alat Mesin Pencacah Botol Plastik. Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan pendanaan dan kepercayaan kepada Tim untuk melaksanakan program pengabdian. Serta ucapan terima kasih kepada Lembaga Penelitian, Publikasi Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan Nomor: 2816/SK-LP3M/I/2019, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan pengabdian masyarakat, Dusun Bawuk RT 29 Minomartani dan warganya selalu mendukung dan menerima kegiatan pengabdian ini dengan baik, pihak lain yang tidak disebutkan satu-persatu selalu mendampingi dan memberikan arahan kepada Tim Pelaksana untuk penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat. Daftar Pustaka

Azhari, C., & Maulana, D. (2018). PERANCANGAN MESIN PENCACAH PLASTIK

TIPE CRUSHER. 8. Junaidi dkk. (2015). Pengembangan Mesin Pencacah Sampah/Limbah Plastik Dengan

Sistem Crusher dan Silinder Pemotong Tipe Reel. Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa, 10(2), 66. https://doi.org/10.30630/jipr.10.2.12 Nugroho S.,2016. Perencanaan Mesin Pencacah Botol Plastik Bekas dengan Kapasitas

18Kg/jam, Politeknik Negeri Padang, Padang Orhorhoro, E. K., Ikpe, A. E., & Tamuno, R. I. (2016). Performance Analysis of Locally

Design Plastic Crushing Machine for Domestic and Industrial Use in Nigeria. European Journal

of Engineering Research and Science, 1(2), 5.

Ruswandi dan Ayi, 2004. Metoda Perancangan, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung. Bandung

Syamsiro, M., Hadiyanto, A. N., & Mufrodi, Z. (2016). Rancang Bangun Mesin Pencacah

Plastik Sebagai Bahan Baku Mesin Pirolisis Skala Komunal. 1, 7. http://mesingiling-plastik.blogspot.co.id/2013/01/daur-ulang-plastik-bisnis-yang-sangat.html

(diakses pada tanggal 28 Desember 2018 pukul 19.11 wib)

Page 113: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1863

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Perkotaan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sayuran Di Kampung Suronatan

Sarjiyah1

, Diah Rina Kamardiani2

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

1Email : [email protected]

Abstrak

Program nasional gerakan menanam di pekarangan rumah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, kemandirian pangan dan kedaulatan pangan sudah dicanangkan sejak 2015. Pemanfaatan lahan pekarangan yang sempit di daerah perkotaan dapat dilakukan melalui teknik budidaya vertikultur dan hidroponik. Teknik budidaya tersebut dapat meminimalisir penggunaan pupuk kimia anorganik dan pestisida. Ibu-Ibu Pengajian 17an di Kampung Suronatan yang berada di pusat Kota Yogyakarta dengan ketersediaan lahan sempit dapat membudidayakan sayuran dengan sistem pertanian vertikultur, hidroponik, polybag untuk terpenuhinya sebagian kebutuhan sayuran yang sehat dan aman dikonsumsi. Tujuan program pengabdian yaitu meningkatkan wawasan dan ketrampilan Ibu-ibu Pengajian 17an dalam memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam berbagai jenis sayuran organik dengan teknik budidaya vertikultur, hidroponik, dan polybag. Untuk mencapai tujuan pengabdian menggunakan beberapa metode yaitu penyuluhan, pelatihan dan praktek budidaya vertikultur, hidroponik, dan polibag dengan menanam bawang merah, sawi, bayam, sledri, tomat, terong dan cabai. Pendampingan dan monitoring evaluasi kegiatan dilaksanakan sampai sebagian tanaman dipanen. Hasil pengabdian pada masyarakat di Kelompok Pengajian Ibu-ibu 17an Suronatan dapat memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman sayuran melalui teknologi vertikultur, hidroponik dan polibag, sehingga dapat menyediakan sebagian kebutuhan sayuran yang sehat dan aman. Luaran program pengabdian ini berupa prosiding seminar nasional yang dilaksanakan di UMY, dan video kegiatan yang diunggah di youtube. Kata Kunci: lahan sempit, hidroponik, vertikultur. sayuran Pendahuluan

Program nasional gerakan menanam tanaman di pekarangan rumah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, kemandirian pangan dan kedaulatan pangan sudah dicanangkan sejak 2015 dan setiap warga rumah tangga wajib berpartisipasi dalam kegiatan tersebut (Delima Hasri Ashahari, 2013).Kegiatan warga rumah tangga yang dapat dilakukan yaitu membudayakan kebiasaan menanam. Bagi warga di pedesaan dapat dengan mudah menanam jenis pangan yang akan mereka konsumsi. Namun, bagi warga perkotaan dengan lahan sempit dapat membudidayakan tanaman pangan seperti buah dan sayur dengan sistem

Page 114: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1864

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

pertanian vertikultur, hidroponik, polibag yang disusun rapi di halaman rumah atau lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan warga setempat. .Zenzen (2016); Supriyanto (2016) mengungkapkan ada beberapa jenis penanaman di lahan sempit dan tentunya dapat untung besar kemudian bisa anda kerjakan di rumah dengan memanfaatkan lahan sempit.Tentunya tidak menguras biaya yang besar.Biasanya dalam budidaya tanaman sekala kecil lebih irit dan perawatan sangat mudah di jangkau. Zenzen memberikan beberapa solusi penanaman yang cocok untuk lahan yang sempit, yaitu : hidroponik, pot, dalam kontainer, berkebun vertikal, kebun buah-buahan, bertanam di atap rumah, dan pohon mikro. Sarjiyah dkk (2016) menyampaikan bahwa dari hasil kegiatan PKM pemanfaatan lahan pekarangan dapat memenuhi kebutuhan bahan pangan keluarga, bahkan dapat dikembangkan menjadi kegiatan bisnis yang bisa menambah pendapatan keluarga.

Penggunan bahan kimia pada pelaku usaha pertanian yang tidak sesuai aturan dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.Oleh karena itu perlu adanya komunikasi kepada seluruh pihak terkait, baik pemerintah, akademisi, industri, maupun masyarakat; untuk mencapai tujuan makanan yang aman, bermutu dan bergizi yang beredar di masyarakat (Anonim, 1993). Teknologi budidaya tanaman sistem vertikultur, hidroponik dan pot/polibag dapat meminimalisir penggunaan pupuk kimia anorganik dan pestisida sehingga dihasilkan produk tanaman yang aman dan sehat.

Kampung Suronatan yang berada di pusat kota Yogyakarta dengan penduduk yang padat dan terbatasnya lahan atau pekarangan yang dapat ditanami berbagai jenis tanaman sayuran untuk kebutuhan sehari. Namun berdasarkan observasi yang dilakukan pengusul terdapat 1 rumah yang ada pekarangannya dengan luas sekitar 25 m2, dan tidak ditempati karena pemiliknya berada di Jakarta. Rumah tersebut biasa digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan RT 46 dan RT 47. Selain itu, terdapat lahan kosong seluas 30 m2 yang belum dioptimalkan pemanfaatannya, hanya ditanami 1 tanaman mangga, daun pandan, dan talas. Terdapat teras di rumah warga yang masih longgar untuk ditanami sayuran atau tanaman lain. Terdapat satu organisasi sosial keagamaan yang berada di Kampung Suronatan, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan yaitu kelompok ibu – ibu Pengajian 17an, yang potensial untuk dapat meningkatkan pengelolaan lahan pekarangannya.

Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok ibu – ibu Pengajian 17an sebagai mitra antara lain luas lahan pekarangan tersedia terbatas, belum ada kegiatan pemanfaatan pekarangan secara produktif, pengetahuan dan wawasan Ibu-Ibu Pengajian 17an dalam hal jenis sayuran yang sehat dan aman dikonsumsi masih rendah, ketrampilan Ibu-Ibu Pengajian 17an dalam budidaya tanaman sayuran pada lahan sempit masih rendah. Mendasarkan pada permasalahan dan alternatif solusi yang ditawarkan, maka tujuan Program ini yaitu meningkatkan wawasan dan ketrampilan Ibu-ibu Pengajian 17an dalam memanfaatkan lahan pekarangan, dan target luaran program pengabdian ini berupa prosiding seminar nasional yang dilaksanakan di UMY, dan video kegiatan yang diunggah di youtube.

Page 115: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1865

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Metode Pelaksanaan Untuk mencapai tujuan program pengabdian menggunakan beberapa metode yang

meliputi penyuluhan, pelatihan dan praktek aplikasi teknologi budidaya serta pendampingan dan monitoring evaluasi. Penyuluhan

Kegiatan ini dilakukan dengan mengundangIbu-Ibu anggota Pengajian 17an untuk mengikuti penyuluhan tentang sistem budidaya vertikultur, hidroponik dan bertanam dalam pot/polibag. Beberapa materi yang diberikan antara lain arti penting konsumsi sayuran yang sehat dan aman, pengelolaan pekarangan, teknologi budidaya hidroponik , vertikultur dan bertanam dalam pot/polibag.

Pendampingan pembentukan kelompok 17an berkebun bagi Ibu-ibu yang berminat dan antusias untuk mengelola budidaya pertanian sayuran.

Pelatihan dan Praktek

Pelatihan penerapan teknologi vertikultur, hidroponik, dan polibag menggunakan peralatan dan bahan yang sudah disiapkan oleh Tim Pelaksana program. Pelatihan dilakukan oleh Tim Pelaksana program, dengan diikuti oleh anggota pengajian Ibu-Ibu 17 an. Selanjutnya Ibu-Ibu Pengajian 17an melakukan praktek budidaya dengan teknologi vertikultur, hidroponik dan bertanam dalam pot/polibag dengan dibimbing oleh Tim Pelaksana program. Jenis sayuran yang ditanam : sledri, sawi hijau (sistem vertikultur), bayam merah, slada, sawi sendok (sistem hidroponik), cabai, tomat, terong, bawang merah (ditanam dalam pot/polibag). Pendampingan dan monev

Monev dilakukan secara periodik sambil dilakukan pendampingan kepada mitra sampai berhasil melakukan praktek penerapan teknologi budidaya tanaman vertikultur, hidroponik dan bertanam dalam pot/polibag. Pada saat pendampingan dan monev, anggota Ibu-Ibu Pengajian 17an dapat berkonsultasi tentang pelaksanaan program sampai mencapai hasil yang optimal. Hasil dan Pembahasan

Koordinasi dan Konsolidasi Koordinasi dilakukan untuk menyusun langkah strategis pelaksanaan Program

Kemitraan Masyarakat. Koordinasi dilakukan secara internal antara Tim Pelaksana dengan Tim Pendukung Pelaksana yaitu laboran dan mahasiswa. Sedangkan konsolidasi dilakukan antara Tim Pelaksana dengan mitra yaitu Pengurus Kelompok Pengajian Ibu-ibu 17 an Suronatan untuk menyamakan persepsi terhadap program dan kegiatan di antara pelaksana program, sehingga setiap pelaksana memahami tahap-tahap pelaksanaan program dan indikator yang harus dicapai dari setiap program yang menjadi tanggungjawab masing-masing.

Page 116: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1866

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke lokasi dan disampaikan tentang gambaran umum kegiatan, didiskusikan pengaturan jadual kegiatan, dan observasi kondisi lingkungan pekarangan.

Penyuluhan Kegiatan penyuluhan di Kelompok Pengajian 17 an Suronatan diikuti oleh seluruh

anggota Kelompok Pengajian 17 an Suronatan sebagai penerima program, dengan nara sumber Tim Pelaksana yang sudah mempunyai pengalaman dalam pengelolaan pekarangan perkotaan dengan teknologi vertikultur,hidroponik dan pot(Gambar 1).

Gambar 1. Suasana kegiatan penyuluhan

Materi yang disampaikan dalam penyuluhan adalah program ketahan pangan dan kemandirian pangan, penyediaan pangan yang sehat dan aman, pengelolaan pekarangan perkotaan, teknologi budidaya tanaman secara vertikultur, hidroponik dan tanaman dalam pot/polibag. Dalam penyuluhan banyak tanggapan dari peserta terutama tentang bahan untuk vertikultur, hidroponik, jenis tanaman yang dapat diusahakan di pekaranagan, pemeliharaan dan proteksi tanaman.

Tingginya kehadiran ibu-ibu kelompok pengajian 17an dalam acra sosialisasi dan penyuluhan tersebut sebagai bentuk komitmen anggota pengajian yang telah diselenggarakan secara rutin setiap tanggal 17, di samping itu dalam acara pengajian rutin tersebut masih jarang diisi materi serupa untuk menambah wawasan bagi ibu-ibu anggota pengajian 17an.

Pelatihan dan Praktek Penanaman Tanaman Sayuran

Kegiatan pelatihan dan praktek penanaman tanaman sayuran dilakukan dua tahap yaitu : Penyiapan media tanam dan pembibitan

Kegiatan pelatihan dan praktek penanaman tanaman sayuran dilakukan setelah penyuluhandengan diawali penjelasan macam sistem pertanaman sayuran di lahan pekarangan

Page 117: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1867

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

perkotaan, macam instalasi alat sistem pertanaman vertikultur dan hidroponik, penyiapan alat dan bahan, penyiapan media tanam, dan penanaman. Penjelasan teknis pertanaman secara vertikultur, hidroponik dan bertanam dalam pot dilakukan oleh Tim pelaksana dan diikuti oleh seluruh anggota Kelompok Pengajian Ibu-ibu 17 an Suronatan(Gambar 2). Kegiatan ini bertujuan agar setiap anggota mitra dapat meningkatkan potensi lahan pekarangannya untuk ketersediaan pangan yang sehat dan aman bagi keluarganya dengan penanaman jenis tanaman sayuran menggunakan teknik vertikultur, hidroponik atau pot sesuai kondisi pekarangannya.

Gambar 2. Penjelasan vertikultur dan hidroponik

Setelah pengenalan macam instalasi vertikultur dan hidroponik selesai, ibu-ibu anggota

mitra dibimbing untuk melakukan penyiapan media tanam untuk sistem pertanaman vertikultur dan pot/polibag yang terbuat dari campuran tanah, sekam padi dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1 (Anonim, 2013). Sekam padi sebagai bahan organik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik tanah yaitu aerasi sehingga nantinya medium tanam dalam wadah tidak memadat, sedangkan pupuk kandang selain untuk memperbaiki sifat fisik tanah juga untuk memperbaiki sifat kimia tanah yaitu menambah unsur hara bagi tanaman (Agus Andoko, 2014). Sedangkan sistem hidroponik menggunakan media tanam air yang dicampur dengan nutrisi (pupuk cair ) tanaman dengan perbandingan 1ml/l air (Untung Prasetyo, 2016).

Selanjutnya medium tanam dimasukkan dalam wadah (pralon tegak untuk vertikultur atau pot/polibag) dan selanjutnya disiram air sampai cukup basah, apabila media tanam memadat, ditambahkan media tanam lagi sampai penuh untuk vertikultur atau ¾ untuk pot/polibag (Gambar 3). Sedangkan media tanam hidroponik (air + pupuk cair) dimasukkan dalam bak plastik (ember) yang akan dialirkan ke instalasi hidroponik menggunakan pompa elektrik, sambil menunggu bahan tanam (bibit) siap untuk ditanam. Bersamaan dengan penyiapan media tanam juga dipersiapkan bahan tanam berupa bibit tanaman sayuran dengan membuat pesemaian/pembibitan tanaman sayuran (cabai, tomat, slada) menggunakan medium yang sudah dibuat (Gambar 4).

Page 118: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1868

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 3. Penyiapan media tanam Gambar 4. Pesemaian dan pembibitan Pelatihan dan Praktek Penanaman Sayuran

Setelah medium tanam didiamkan kira-kira selama 3 minggu danumur bibit siap tanam,

selanjutnya ibu-ibu anggota Kelompok Pengajian 17an dilatih melakukan penanaman bibit sayuran pada instalasi vertikultur, hidroponik dan pot/polibag. Bibit dipilih yang pertumbuhannya baik, seragam dan tidak terkena serangan organisme pengganggu tanaman.Sebelum penanaman, polybag dibuka dengan hati–hati agar tanah yang membungkus akar tanaman tidak pecah. Selanjutnya dibuat lubang tanam pada media tanam.Bibit diletakkan di lubang tanam dan perakaran ditutup dengan tanah agar bibit dapat berdiri tegak.Agar bibit yang ditanam tidak mengalami kelayuan pada awal pertumbuhannya, setelah penanaman dilakukan penyiraman dengan air secukupnya (Gambar 5). Sedangkan penanaman dengan sistem hidroponik diperlukan pot kecil dan spon untuk menanam dan menegakkan tanaman. Setelah tanaman ditanam pada spon dalam pot kecil, agar tanaman segera dapat menyerap air dan nutrisi tanamn maka air dalam bak plastik/ember segera dialirkan ke instalasi hidroponik dengan menyalakan pompa elektrik.

(A) (B)

Gambar 5. Penanaman tanaman sayuran sistem vertikultur (a) dan hidroponik(b)

Page 119: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1869

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pendampingan dan Monitoring Evaluasi Kegiatan pendampingan dan monev dilakukan secara periodik untuk membina dan

mendampingi ibu-ibu anggota mitra sampai berhasil melakukan budidaya tanaman secara vertikultur, hidroponik dan pot/polibag. Kegiatanpendampingan dan monev pertama dilaksanakan kunjungan ke lokasi penanaman sayuran yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok serta memberikan masukan dan arahan kepada ibu- ibu anggota Kelompok Pengajian 17an Suronatan(Gambar 6).

Gambar 6. Hasil karya anggota mitra saat monev

Kegiatan pendampingan juga digunakan sebagai media komunikasi dan konsultasi terkait

penanaman tanaman sayuran, misalnya saat pemeliharaan tanaman antara lain penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama, penyakit dan gulma. Penyiraman merupakan aspek yang sangat penting karena media tanam di dalam wadah terbatas volumenya sehingga agar tanaman dapat bertahan hidup diperlukan kecukupan air. Untuk memenuhi kebutuhan air, maka media tanam disiram dengan frekuensi tergantung pada kondisi tanah. Pemeliharaan yang lain adalah pemupukan, dilakukan menggunakan pupuk organik cair (bila diperlukan) dengan cara

disemprotkan atau dikocorkan pada media tanam, karena produk yang diharapkan dan dihasilkan adalah sayuran organik. Proteksi tanaman dilakukan dengan cara mencabut gulma atau rumput yang tumbuh pada media tanam, sedangkan hama atau penyakit relatif sedikit, secara manual diambil dan dihilangkan menggunakan tangan. Pemeliharaan tanaman dengan sistem hidroponik relatif lebih mudah, tidak perlu menyiram tiap hari dan memupuk, hanya perlu menambah larutan nutrisi dalam bak plastik (ember) bila debit berkurang. Hama dan penyakit relatif sedikit, pengendalian cukup dilakukan secara manual dengan menghilangkan dengan tangan.

Monitoring yang ke dua dilaksanakan sekaligus melakukan evaluasi dan penilaian terhadap hasil pertanaman sayuran yang sudah dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Dari hasil evaluasi penilaian tersebut ditetapkan 3 terbaik sebagai pemenang yang mana masing-masing diberikan hadiah sebagai penyemangat berupa sarana produksi pertanian. Di samping itu untuk menambah fasilitas pengembangan tanaman sayuran di kelompok diberikan sarana prasarana terkait seperti instalasi vertikultur dan hidroponik, cangkul, cethok, gembor, polibag dan benih tanaman sayuran (Gambar 7).

Page 120: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1870

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 7. Serah terima hibah alat pertanian dan hadiah lomba

Pada saat monev yang ke dua ini sebagian tanaman sayuran sudah bisa dipanen yaitu

bayam merah, slada, sledri, sawi, bawang merah (Gambar 8), namun sebagian tanaman yang lain pertumbuhan masih belum maksimal dan belum bisa dipanen yaitu tomat, terong dan cabai.

Gambar 8. Sledri siap panen dan hasil panen bawang merah Kendala yang dirasakan untuk keberlanjutan usaha tanaman sayuran baik secara vertikultur, hidroponik dan pot/polibag di Kelompok Pengajian Ibu-ibu 17an Suronatan adalah : 1) ketersediaan bibit dan pupuk/nutrisi, karena tanaman sayuran yang ditanam adalah tanaman semusim, maka setelah dipanen harus diganti tanaman baru, oleh karena itu untuk kontinyuitas produksi/ penanaman diperlukan bibit tanaman sayuran yang diusahakan/dikelola secara bersama-sama (kelompok); 2) Umur panen tanaman sedikit lebih panjang dikarenakan keterbatasan tempat untuk pertanaman agak terlidung (kurang cahaya) dan nutrisi tanaman kurang karena tidak menggunakan pupuk sintetis untuk menghasilkan produk sayuran organik.

Page 121: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1871

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh tim pelaksana, bahwa sebagian anggota Kelompok Pengajian Ibu-1bu 17an lebih tertarik penanaman tanaman sayuran menggunakan pot/polibag dikarenakan sarana dan bahan mudah didapat dan pemeliharaan mudah dilakukan setiap hari. Namun sebagian anggota mitra yang lain lebih tertarik budidaya tanaman secara hidroponik dikarenakan budidaya dengan sistem ini tidak menggunakan tanah sebagai media tanam sehingga terkesan lebih bersih tempatnya dan tidak perlu menyiram tiap hari dan memupuk.

Hasil kegiatan pengabdian Program Kemitraan Masyarakat yang sudah dilakukan di Kelompok Pengajian Ibu-ibu 17an Suronatan dipublikasikan melalui seminar, jurnal Pengabdian Masyarakat UMY dan video yang diunggah di youtube (https://youtu.be/yP9zEL_b3mo). Kesimpulan 1. Pelaksanaan kegiatan pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) pada kelompok

Ibu-ibu pengajian 17an Kampung Suronatan berjalan dengan baik melalui beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu penyuluhan, pelatihan dan praktek budidaya sayuran teknologi vertikultur, hidroponik maupun pot/polibag mulai pembibitan sampai panen. Pendampingan dan monev tetap dilakukan oleh tim pengabdian.

2. Pengurus Kelompok Pengajian Ibu-ibu 17an Kampung Suronatan dan seluruh anggota memberikan tanggapan yang sangat baik dengan berpartisipasi dan mengikuti semua kegiatan pengabdian secara penuh.

3. Keberhasilan pelaksanaan PKM di Kelompok Pengajian Ibu-ibu 17an Suronatan dalam pemanfaatan pekarangan di daerah perkotaan dengan menanam sayuran bawang merah, sawi, bayam, sledri, tomat, terong dan cabai melalui teknologi vertikultur, hidroponik dan pot/polibag, sehingga dapat menyediakan sebagian kebutuhan sayuran yang sehat dan aman.

Ucapan Terima Kasih Dengan telah selesainya kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, diucapkan terima kasih kepada LP3M yang telah memberikan dana pengabdian berdasarkan SK Nomor 195/SK/-LP3M/I/2019. Daftar Pustaka Anonim. 1993.Prinsip-prinsip Pemahaman Pengendalian Hama Terpadu. Konsep

Pengendalian Hama Terpadu.Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.B.I. Jakarta.

Page 122: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1872

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Anonim. 2013. Budidaya Tanaman Sayuran secara Vertikultur Sederhana.http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/2013/01/19/budidaya-tanaman-sayuran-secara-vertikultur-sederhana/

Agus Andoko. 2014. Budidaya Sayuran Secara vertikultur Organik. Penebar Swadaya Delima Hasri Ashahari. 2013. Membangun Kemandirian pangan dalam rangka meningkatkan

ketahanan Nasional. Litbang Pertanian.go.id. Sarjiyah, Gatot Supangkat dan Eni Istiyanti. 2016. Mewujdkan Desa Mandiri Pangan melalui Pemanfaatan Pekarangan. Jurnal Berdikari. 4(1). http://journal.umy.ac.id/index.php/berdikari/article/view/4464/3520. Supriyanto. 2016. Urban farming, menanam di lahan sempit Urban Farming.

https://supriliwa.wordpress.com/2016/12/05/urban-farming/Diakses. 5 Januari 2019. Jam 17.50

Untung Prasetyo. 2016. Bertanam Sayuran Secara Hidroponik Pekarangan. Agromedia Pustaka.

Zenzen Zainudhin. 2016.7 Cara Agar Lahan Sempit Hasil Melimpah. https://www.agrotani.com/7-cara-agar-lahan-sempit-hasil-melimpah/. Diakses 6 Januari 2019. Jam 20.00

Page 123: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1873

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana Tsunami Bagi Remaja Di SMA N 2 Kotaagung Kabupaten Tanggamus

Selvi Diana Meilinda1

, Nana Mulyana2

, Rahayu sulistiowati3

, Syamsul Maarif4

1,2,3,4. Jurusan Administrasi Negara FISIP UNILA

Email. [email protected]

[email protected]

[email protected]

[email protected]

ABSTRAK Bencana tsunami merupakan salah satu bencana alam yang terjadi akibat adanya fenomena

gempa di lautan yang menyebabkan tingginya gelombang laut serta mampu merusak apapun yang ada di lingkungan sekitar. Faktor utama timbulnya banyak korban akibat bencana tsunami adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bencana dan kesiapan mereka dalam mengantisipasi bencana. Sekolah merupakan salah satu media transformasi ilmu pengetahuan yang paling efektif dalam menyerap dan mengaplikasikan pengetahuan kesiapan menghadapi bencana dengan menggunakan metode yang tepat dan benar. Metode yang dilakukan yaitu simulasi bencana tsunami. Permasalahan yang terjadi pada mitra yaitu pertama, materi pembelajaran mengenai bencana tsunami pada pelajaran geografi hanya sebatas penyampaian materi saja, tidak ada simulasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana tsunami. Kedua, kurangnya pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana tsunami. Ketiga, kurangnya sikap antisipasi terhadap bencana. Pengabdian ini memberikan solusi yaitu menyelenggarakan pelatihan kesiapsiagaan bencana tsunami dengan tujuan pertama, untuk membangun budaya keselamatan dan ketahanan khususnya pelajar SMAN 2 Kotaagung. Kedua, untuk membangun pengetahuan pelajar SMAN 2 Kotaagung mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana tsunami.Ketiga, untuk membangun sikap antisipasi terhadap bencana tsunami. Sasaran Pengabdian ini yaitu pelajar SMAN 2 Kotaagung Kabupaten Tanggamus.

KataKunci: Peningkatan Pengetahuan, Tindakan Kesiapsiagaan, Bencana Tsunami

Page 124: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1874

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pendahuluan Tulisan ini akan menyajikan meningkatkan kesiapsiagaan bencana tsunami bagi remaja

dan pelajar. Remaja sekaligus pelajar merupakan generasi milenial yang bisa kapanpun mengakses dan mendapatkan pengetahuan mengenai layanan mitigasi bencana tsunami melalui media sosial dan gawainya. Akan tetapi pengetahuan mereka tersebut belum menjadi sikap, perilaku dan budaya yang mengkaitkan kehidupannya dengan bencana. Itulah salah satu penyebab masih tingginya kerentanan dan rendahnya kapasitas masyarakat menghadapi bencana. Untuk itu edukasi bencana menjadi penting. Banyak aspek yang penting seputar kebencanaan. Misalnya pengenalan tentang potensi bencana yang ada di sekitar, histori bencana yang pernah terjadi, bentuk antisipasi, meningkatkan kesadaran tanda-tanda bencana, dampak bencana bagi individu, keluarga, dan komunitas, cara penanganan dalam kondisi bencana, serta bagaimana cara menyelematkan diri dari bencana.

Bencana tsunami merupakan serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul

karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi. potensi bencana tsunami, Indonesia

menempati peringkat pertama dari 265 negara di dunia yang disurvei badan PBB. Resiko ancaman tsunami di Indonesia bahkan lebih tinggi dibandingkan Jepang. Dalam itung-itungan UNISDR, ada 5.402.239 orang yang berpotensi terkena dampaknya, termasuk di Lampung. Pesisir wilayah Propinsi Lampung terutama Kotaagung berpotensi besar terjadi tsunami. Berdasarkan data pada Agustus 2019, terjadi gempa gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang Banten dan sejumlah kota di Pulau Jawa, termasuk Kotaagung. Bahkan wilayah Kotaagung ditetapkan oleh BMKG status Waspada (BMKG, 2019). Dalam rangka merespon kondisi ini, maka perlu adanya peningkatan kesiapsiagaan bencana tsunami bagi remaja dan pelajar di wilayah Kecamatan Kotaagung.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode simulasi. Teknik simulasi dapat dibayangkan dengan percobaan (eksperimen), sebagai penyelesaian masalah untuk mempelajari sistem yang kompleks yang tidakdapat dianalisis secara langsung dengan cara analitik. Adapun tahapan kegiatan digambarkan sebagai berikut:

Page 125: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1875

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Sumber: diolah tim, 2019

Berdasarkan gambar tersebut, tahapan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan. Pada tahap ini terdapat 2 kegiatan yaitu membentuk tim perencana

dan menyusun rencana latihan kesiapsiagaan. Tim perencana adalah pihak mitra dari Basarnas yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam menyimulasikan kesiapsiagaan bencana.

2. Tahap persiapan. Tahap ini dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan latihan kesiapsiagaan. Dalam persiapan yang utama dilakukan adalah briefing untuk mematangkan perencanaan lainnya.

3. Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah tanda peringatan, reaksi terhadap peringatan, dan dokumentasi.

4. Tahap evaluasi dan rencana tindak lanjut. Evaluasi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam latihan. Tanpa evaluasi, tujuan dari latihan tidak dapat diketahui, apakah tercapai atau tidak. Dalam mengevaluasi latihan, beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan: Apakah peserta memahami tujuan dari latihan? Siapa saja yang berperan aktif dalam latihan? Bagaimana kelengkapan peralatan pendukung latihan? Bagaimana respon peserta latih? Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan tindakan-tindakan di dalam setiap langkah latihan? Apa hal-hal yang sudah baik dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki?

Hasil dan Pembahasan

Wilayah pesisir Kotaagung adalah bagian dari KabupatenTanggamus yang merupakan salah satu kabupaten diProvinsi Lampung. Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Agung Pusat. Kabupaten Tanggamus diresmikan berdasarkan Undang-UndangNomor 2 Tahun 1997, pada tanggal 21 Maret1997. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.654,98 Km². Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Perencanaan Persiapan PelaksanaanEvaluasi dan

rencana tindak lanjut

Page 126: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1876

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Lampung Tengah

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia 3) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pesisir Barat 4) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu (BPS, 2017).

Berdasarkan batas wilayah ini, wilayah Kotaagung merupakan pesisir pantai teluk

semangka yang sejajar dengan anak gunung Krakatau, hal inilah yang menyebabkan besarnya potensi wilayah Kotaagung sebagai daerah potensi bencana tsunami. Pengabdian dilokasi ini menjadi menarik mengingat salah satu kaum yang rentan terhadap kapasitas kesiapsiagaan bencana tsunami adalah remaja dan pelajar (Tika, 2012). Tim pengabdian telah melakukan observasi selama 2 bulan dan melakukan kajian cepat saat terjadi gempa bumi pada 2 Agustus 2019 yang lalu. Hasil kajian cepat ini kemudian dituangkan dalam perencanaan simulasi kesiapsiagaan bencana tsunami di SMAN 2 Kotaagung.

Hasil pengabdian kepada masyarakat ini dapat dilihat dari aktivitas evaluasi sebanyak 2 kali yaitu evaluasi awal dan evaluasi akhir. Evaluasi dilaksanakan sebelum peserta mendapatkan materi pelatihan sebagai upaya mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan para peserta sebelum pelatihan. Evaluasi awal (Pretest) rata-rata pengetahuan siswa terhadap kesiapsiaagaan bencana tsunami hanya 47%. Siswa belum mengetahui lembaga yang menangani proses mitigasi bencana dan yang seharusnya melakukan sosialisasi terkait bencana alam.

Rendahnya pemahaman dan kemampuan siswa ini mengindikasikan bahwa remaja sekaligus siswa memang menjadi kaum yang rentan dalam menghadapi bencana (Jokowinarno, 2011). Setelah melakukan evaluasi awal, tim melakukan simulasi dengan cara menyimulasikan tahapan-tahapan kesiapsiagaan bencana tsunami dimulai dengan pertama, mencari informasi apakah ada potensi tsunami. Kedua, cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu. Ketiga, jauhi pantai. jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. apabila dapat melihat gelombang, artinya berada terlalu dekat. Segera menjauh. Keempat, waspada apabila terjadi air surut, jauhi pinggir pantai (Nugrahadi, 2014).

Page 127: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1877

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Pemberian Pemahaman Tahapan Bencana Tsunami Kepada Peserta

Sumber. Dokumentasi Tim Pengabdian, 2019

Indikator penyerapan kemampuan kesiapsiagaan bencana tsunami ini dapat diukur dari hasil evaluasi akhir (Posttest) . Evaluasi akhir dilaksanakan pada akhir kegiatan setelah para peserta mengikuti semua materi dan simulasi yang diberikan. Evaluasi akhir dilakukan dengan memberikan pertanyaan sama dengan evaluasi awal, sebagai upaya untuk mengetahui perkembangan/peningkatan pengetahuan para peserta tentang materi yang diberikan. Berdasarkan hasil evaluasi akhir, ada peningkatan sebesar 40% pemahaman dan kemampuan siswa dalam kesiapsiaagaan bencana tsunami. Artinya pengetahuan dan kemampuan remaja sekaligus siswa dalam menanggulangi mencana tsunami menjadi sebesar 87%. Hal ini mengindikasikan bahwa pertama, terbangunnya budaya keselamatan dan ketahanan bagi pelajar di SMAN 2 Kotaagung. Kedua, terbangunnya pengetahuan berkaitan dengan teknis kesiapsiagaan bencana tsunami, ketiga, terbangunnya sikap antisipasi terhadap bencana tsunami mengingat wilayah lokasi pengabdian merupakan daerah pesisir pantai yang selalu waspada dan siaga bencana tsunami. Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi awal dan akhir dari kegiatan Peningkatan kesiapsiagaan bencana tsunami di SMAN 2 Kotaagung, diketahui bahwa telah ada peningkatan rata-rata pemahaman dan kemampuan peserta sebesar 40%. Meskipun hasil ini hanya menunjukkan peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta saat simulasi, namun kegiatan ini memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk meletakkan dasar pemahaman dan kemampuan akan terbangunnya budaya keselamatan dan ketahanan bagi pelajar di SMAN 2 Kotaagung serta terbangunnya pengetahuan berkaitan dengan teknis kesiapsiagaan bencana

Page 128: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1878

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

tsunami, tidak hanya itu, terbangun pula sikap antisipasi terhadap bencana tsunami berdasarkan kondisi wilayah lokasi pengabdian di daerah pesisir pantai yang selalu waspada dan siaga bencana tsunami. Secara umum pelaksanaan kegiatan ini mengarah pada tujuan yang akan dicapai, dari aspek kognitif dan praktik. Hal yang selanjutnya dapat dilakukan adalah melakukan kegiatan sejenis secara berkala untuk masyarakat dan kaum rentan lainnya terhadap potensi bencana tsunami, selain itu juga perlu dilakukan pembinaan dan pendampingan dalam rangka kontinyuitas pengetahuan dan kemampuan kesiapsiagaan bencana tsunami. Ucapan Terimakasih

Terimakasih diucapkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM) Universitas Lampung dan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung atas arahan dan dukungannya. Rasa terimakasih disampaikan pula pada mitra, yaitu Badan Nasioanal Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Lampung dan SMAN 2 Kotaagung Kab. Tanggamus atas kerjasamanya. Tak lupa ucapan terimakasih ditujukan kepada mahasiswa dan

alumni yang telah menjadi supporting team dalam pelaksanaan pengabdian ini. Daftar Pustaka Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (2019). (diakses melalui): https://inatews.bmkg.go.id/new/about_inatews.php?urt=1 (diakses pada 14 Agustus 2019)

Badan Pusat Statistik 2017. Kabupaten Tanggamus Dalam Angka. BPS Tanggamus

Jokowinarno, Dwi. (2011). Mitigasi Bencana Tsunami di Wilayah Pesisir Lampung. Jurnal Rekayasa 15(1)

Nugrahadi, M. S. (2014). Mitigasi Bencana Tsunami Akibat Gempa Bumi (Studi Kasus Bencana

Tsunami di Banyuwangi). Alami 2(3).

Purnama, Sang Gede. (2017). Modul Manajemen Bencana. Universitas Udayana.

Tika, M. P. (2012). Pendidikan Tsunami di Wilayah Gempa dan Bendungan di Indonesia. Jurnal FKIP: REGION 2(1).

Page 129: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1879

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Inovasi Desain Dan Penerapan Pompa Hidram Untuk Penyediaan Dan Edukasi Pengunaan Sumber Air

Perikanan Berkelanjutan

Sukamta1

, Suryanto2

1. Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya,

Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

2 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Email: [email protected], [email protected]

Abstrak

Latar Belakang Kecamatan Nanggulan dan Wates Kulon Progo yang merupaka merupakan kawasan

Minapolitan yang merupakan kawasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk menjadi wilayah pengembangan perikanan dari hulu sampai hilir. Dusun Dengok merupakan salah satu wilayah yang telah mengembangkan wilayah perikanan tersebut. Secara pontensi untuk pengembangan perikanan dusun dengan mempunyai lahan yang cukup luas yakni kisaran 40.000 m2. Dari Area tersebut ada 20.000 m2 sudah dikembangkan untuk wilayah perikanan. Namun, saat ini dari wilayah tersebut yang masih jalan untuk perikanan tinggal sisa sekitar 4000 m2. Salah satu kendala utama pengembangan perikanan di area ini adalah ketersediaan air karena mayoritas area ini berada di atas sumber air Selokan Induk Kalibawang. Saat ini, air yang tersedia adalah dari PDAM kulon progo. Sumber air dari PDAM ini tidak ekonomis sehingga diperlukan penyediaan sumber air yang ekonomis. Metode yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan metode pendekatan

perancangan penyediaan sumber air yang berkelanjutan dan ekonomis serta berbasis kepada kebutuhan masyarakat. Dikarenakan adanya potensi air yang melimpah dari Selokan Induk Kalibawang, maka Pengabdian Kepada Masyarkat Pengembangan Desa Mitra ini menyediakan air yang berkelajutan dengan menaikan air dari sumber air yang rendah ke daerah yang lebih tinggi dengan mengunakan pompa Hidram atau biasa disebut Hydraulic Ram Pump. Hasil dari hibah pengabdiaan ini ialah telah

terpasang pompa hidram. Hydraulic ram pump ini sangat ekonomis karena tidak mengunakan sumber energi lain seperti listrik. Sumber energi satu-satunya adalah berasal dari sumber airnya itu sendiri dengan memanfaatkan kekuatan hantaman air dari titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Kata Kunci: Nanggulan, perikanan, sumber air, pompa, hidram Pendahuluan

Pompa hidram memanfaatkan tekanan air sebagai sumber tenaga. Prinsip kerja pompa hidram menggunakan pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang kemudian mendorong air ke tempat yang lebih tinggi. Menurut Widiarto dan Sudarto

Page 130: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1880

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

(1996) untuk mendapatkan energi potensial dari hantaman air diperlukan syarat utama yaitu

harus ada terjunan air yang dialirkan melalui pipa miring atau penstock dengan beda tinggi elevasi dengan pompa hidram minimal 1 m. Sofwan & Siregar (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh ketinggian terjunan dan volume tabung terhadap kinerja pompa hidram. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode eksperimen, pada penelitian tersebut pompa

hidram yang digunakan memiliki diameter pipa masuk (input) sebesar 1 inch dan pipa keluaran

(output) sebesar 0,5 inch. Variasi terjunan yang dilakukan ada 3 variasi yaitu: 1,5 m, 1,75 m, dan 2 m. Variasi untuk volume tabung yang dilakukan yaitu: 0,0024 m3, 0,0028 m3, 0,0032

m3 dan variasi ketinggian discharge adalah 2,5 m, 3 m, 3,5 m. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa yang paling optimal adalah pada ketinggian terjunan 1,75 m dengan variasi volume tabung udara 0,0028 m3 dan ketinggian discharge 3,5 m di dapatkan hasil

kapasitas discharge sebesar 5,74 liter/menit, efisiensi volumetris sebesar 45% dan efisiensi pompa hidram sebesar 40%. Hasil simulasi menunjukan semakin tinggi terjunan maka semakin tinggi juga energi yang masuk, keseimbangan antara tekanan yang masuk dengan tekanan yang ada

didalam tabung menyebabkan katup hantar terbuka semakin cepat sehingga kapasitas discharge

meningkat. Peningkatan tersebut sebanding dengan peningkatan efisiensi volumetris dan efisiensi pompa. Akhmadi dan Qurohman (2017) meneliti tentang optimasi desain rancang bangun pompa hidram. Perencanaan pompa hidram perlu memperhatikan perbandingan tinggi air masuk dengan air keluar. Hasilnya pada ratio ketinggian air masuk dan keluar sebesar 0,5 efisiensi aliran dapat mencapai 50%-60%. efisiensi menurun sampai dengan 20% untuk menghasilkan debit air 1-5 liter/menit. Sementara itu, Setyawan & Siregar (2015) meneliti tentang pengaruh Berat Katup Limbah dan Ketinggian Discharge Terhadap Kinerja Pompa Hidram. Variabel berat katup limbah yang digunakan dalam penelitian ini 200, 250, 300, 350, 400, 450, gram, yang akan difariasikan dengan pipa inlet diameter 11/4 inch, dan panjang 400 cm, diameter pipa discharge 0.5 inch dengan ketinggian 300, 350, 400 cm, diameter rumah pompa 11/

4 inch. Hasil penelitian menunjukan hasil kapasitas terbaik pada katup limbah 200 gram dengan nilai 7,75 L/min pada discharge 3 meter. Efisiensi volumetris berat katup limbah 200 gram dengan nilai 52,961 % pada discharge 3 m. Efisiensi pompa berat katup limbah 200 gram dengan nilai 60,623 % pada discharge 3 m.

Dusun Dengok terletak wilayah Desa Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo di contour willayah perbukitan di kaki Bukit Menoreh. Sebagian besar wilayah merupakan daerah tegalan untuk wilayah pertanian lahan kering. Tanaman tahunan yang biasa di tanam adalah ketela pohon, jagung, kacang tanah, kedelai, dan berbagai tanaman palawija lainnya serta tanaman keras lainnya ketika musim penghujan. Pada musim kemarau, sebagai wilayah tersebut menjadi lahan kering yang termarjinalkan karena supply air yang tidak ada. Seiring ditetapkannya Kecamatan Nanggualan dan Wates Kulon Progo sebagai daerah Minapolitan yaitu daerah sebagai pengembangan perikanan dari hulu ke hilir (Zuraya, 2014). Sejak Tahun 2006 didirikan kelompok pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang diberi nama Argomino.

Page 131: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1881

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Selanjutnya untuk mengembangkan pemasaran hasil produksi, pada tahun 2012 didirikan kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) hasil perikanan. Kelompok pembudiya Ikan Argomino telah meraih banyak prestasi yang dalam tingkat lokal, regional, maupun nasional. Pokdakan Argomino dusun dengok Tanjungharjo telah meraih juara 2 tingkat kabupaten pada tahun 2007, Juara 1 tingkat kabupaten tahun 2008, dan Juara 1 untuk UPR (Unit Perbenihan Rakyat) tingkat Provinsi tahun 2008, dan Juara 1 Nasional UPR tahun 2010. Sejak tahun 2013 daya kompetisi menurun karena berbagai hal yang mengakibatkan sustainabilitias menurun karena berbagai hal diantaranya, ketersediaan air standar budidaya yang tidak mencukupi. Air yang tersedia hanya dari PDAM yang mengakibatkan biaya produksi meningkat sehingga menurutkan daya kompetisi dipasar.

Kerangka penyelesaian masalah untuk mengatasi permasalahan dalam rangka memberdayakan pengembangan perikanan di dusun Dengok adalah sesuai dengan Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang yang membagi kawasan Agropolitan ke dalam turunan yang disebut Minapolitan (Anonim, 2007). Minapoliatan merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai tempat pengembangan system produksi perikanan dan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia. Mengacu pada asal asul katanya, kata Minapolitan merupakan gabungan dari kata mina yang berarti “ikan dan kata polytan atau polis yang bermakna ‘kota’. Sehingga secara etimolgi kata Minapolitan bisa bermakna kota ikan. Dengan mengurai makna etimologis ini, pembangunan kawasan minapolitan dapat diilustrasikan sebagai pembangunan kawasan kota perikanan dengan berbasis ekonomi perikananan dan kelautan dengan manajemen yang professional dan terintegrasi.

Program Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Pengembangan Desa Mitra diharapkan dapat memberdayakan masyarakat untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Pelakasanaan pembedayaan diawali dengan observasi dan identifkasi permasalahan. Dalam obervasi, banyak potensi yang telah terindentifikasi termasuk ketersediaan Hydroulic Ram Pump. Penyelesain permasalah penyediaan air untuk perikanan ini dilaksanakan melalui pemberdayaan LPMD (Lembaga Perdayaan Masyarakat Desa dusun Dengok), kepala dusun, Takmir Masjid Asy Syams dan kelompok pembudidaya perikanan serta Karang Taruna. Sehingga kegiatan ini bertujuan untuk dapat menyiapkan air bagi Kelompok Pembudidaya Ikat Argomino, Dengok, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo dengan lahan seluas 50 Persen dapat terairi sehingga meningkatkan produktifitasnya. Sedangkan target luaran kegiatan ini adalah ketersediaan air yang mencukupi untuk kegiatan pengembangan budidaya ikan Kelompok Pembudidaya Ikan Argomino, meningkatan manfaat Sadap Selokan Induk Kalibawang yang mempunyai potensi standar debit 7 liter per detik untuk kemanfaatan masyarakat yang luas, dengan memanfaat teknologi hemat listrik dan ramah lingkungan. Tersedianya sumber air berkelanjutan yang ekonomis sehingga juga dapat mengembankan pertanian warung hidup dan apotik hidup.

Metode Pelaksanaan

Page 132: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1882

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Metode yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan metode pendekatan perancangan penyediaan sumber air yang berkelanjutan dan ekonomis serta berbasis kepada kebutuhan masyarakat. Dikarenakan adanya potensi air yang melimpah dari Selokan Induk Kalibawang, maka Pengabdian Kepada Masyarkat Pengembangan Desa Mitra ini menyediakan air yang berkelanjutan dengan menaikan air dari sumber air yang rendah ke daerah yang lebih tinggi dengan mengunakan pompa Hidram atau biasa disebut Hydraulic Ram Pump. Pemberdayaaan pokdakan melalui penyediaan dan edukasi pengunaan sumber air perikanan berkelanjutan berusaha memberdayakan masyarakat Dusun Dengok terutama kelompok pembudidaya ikan untuk mengembangkan potensi yang ada. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan disusun melalui tahapan/perencanaan, sosialisasi, persiapan logistik (sarana/prasarana/perlengkapan), Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi, Rencana Tindak Lanjut yang dilaksanakan secara partisipasif melibatkan masyarakat, pemerintah setempat, instansi terkait, LP3M UMY dan mahasiswa. Hasil dan Pembahasan

Diperoleh data hasil survei di dusun Dengok, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo terdapat Kelompok Pembudidaya Ikat Argomino, namun lahan meraka kering karena tidak ada hujan yang Panjang, seperti ditunjukkan pada gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1. Lahan yang tidak produktif karena kekurangan air

Padahal di bagian bawah dari dusun ini terdapat sumber air yang berasal dari selokan mataram dengan debit melimpah lebih dari 7 liter/detik, seperti ditunjukkan pada gambar 2. Oleh karena itu perlu ada terobosan strategi untuk menaikkan air dari sumber ke lokasi kolam perikanan tersebut. Maka kemudian dilakukan perancangan pompa hidram dan instalasinya oleh tim pengabdian kepada masyarakat UMY sehingga dapat memberikan hasil rancangan dan realisasi teknologi hemat energi dan ramah lingkungan, seperti yang telah pernah juga dilakukan oleh pengabdi sebelumnya (Herlambang dan Heru Dwi Wahjono Peneliti Pada Pusat Teknologi Lingkungan & -bppt, 2006).

Page 133: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1883

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

(a) (b)

Gambar 2 a). Sumber air melimpah di daerah bagian bawah dusun, b). bak penampung/Pelepas tekanan.

Hasil dari perancangan tersebut kemudian direalisasikan dalam bentuk pompa hidram

dan instalasinya seperti ditunjukkan pada gambar 3 dan 4. Gambar 3 mendeskripsikan instalasi perpipaan dari sumber air ke bak penampung atau Pelepas tekanan dan kemudian menuju ke pipa penstock/pesat.

Gambar 3. Instalasi perpipaan, a). bak penampung/pelepas tekanan ke pipa penstock, b).

penstock ke pompa hidram

(a) (b)

Gambar 4. Pompa hidram

Sementara itu gambar 4 menunjukkan gambar detail pompa hidram hasil rancangan dan pabrikasi tim pengabdian kepada masyarakat UMY. Selanjutnya air yang sudah masuk ke pipa

Page 134: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1884

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

pesat/penstock akan dipompa oleh pompa hidraulic ram atau sering disingkat dengan pompa hidram menuju ke kolam penampungan di titik atas dengan elevasi kurang lebih 80 meter seperti ditunjukkan gambar 5b melalui jalur perpipaan atau plambing seperti diperlihatkan pada gambar 5a. Hal ini sudah sesuai dengan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Prijo Utomo & Santoso, 2015) dan (Panjaitan & Sitepu, 2012).

Gambar 5 a). Instalasi perpipaan menuju penampungan air di titik atas, b). Kolam

penampungan air di titik atas. Gambar 6 menunjukkan kolam perikanan yang terisi air penuh dan siap untuk ditebari

bibit-bibit ikan agar lebih produktif.

(a) (b)

Gambar 6. Kolam perikanan yang produktif setelah ada pompa hidram Dengan demikian maka kolam perikanan yang semula tidak produktif karena ketiadaan

air disebabkan karena tidak adanya hujan, maka sekarang dapat produktif kembali setelah adanya pompa hidram terpasang. Hal ini dapat meningkatkan ekonomi penduduk dan menjadikannya lebih mandiri dari sisi pendapatan sector perikanan. Kesimpulan

Pengabdian kepada masyarakat ini benar-benar mampu memberdayakan masyarakat khususnya Kelompok Pembudidaya Ikat Argomino di Dengok, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta ditunjukkan dengan keberhasilan menaikkan air dari sumber yang berada di daerah bagian bawah dusun menuju ke daerah bagian atas dusun

Page 135: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1885

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

yang berbeda elevasi 80 meter, dengan teknologi mesin tanpa sumber listrik dan sekaligus ramah lingkungan, sehingga menjadikan kolam perikanan produktif kembali. Hal ini akan meningkatkan pendapatkan kelompok dan memberdayakan masyarakat sekitar serta menopang pertumbuhan ekonomi penduduk. Keberhasilan ini dapat dijadikan contoh atau model penyelesaian permasalahan air bagi daerah lainnya, terutama yang memiliki problem yang sama. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada LP3M UMY atas pendanaan Pengabdian Pemberdayaan Masyarakat 2018 dengan SK no. 2816/SK-LP3M/I/2019. Daftar Pustaka

Akhmadi & Qurohman. (2017). Optimasi Desain Rancang bangun Pompa Hidram. Jurnal

Infotek mesin, 8 (1), 38-43. Herlambang dan Heru Dwi Wahjono Peneliti Pada Pusat Teknologi Lingkungan, A., & -bppt,

T. (2006). RANCANG BANGUN POMPA HIDRAM UNTUK MASYARAKAT

PEDESAAN (Vol. 2). Panjaitan, D. O., & Sitepu, T. (2012). RANCANG BANGUN POMPA HIDRAM DAN

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI TINGGI TABUNG UDARA DAN PANJANG

PIPA PEMASUKAN TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM. Jurnal E-

Dinamis, II(2). Prijo Utomo, G., & Santoso, E. (2015). ANALISA PENGARUH TINGGI JATUHAN AIR

TERHADAP HEAD POMPA HIDRAM. In Jurnal Pengabdian LPPM Untag Surabaya

Nopember (Vol. 01). Setyawan & Siregar. (2015). Pengaruh Berat Katup Limbah dan Ketinggian Discharge

Terhadap Kinerja Pompa Hidram. JTM, 3 (3), 25-31. Sofwan, M.& I. H. Siregar. (2015). Pengaruh Ketinggian Terjunan dan Volume Tabung Udara

terhadap Kinerja Pompa Hidram. Jurnal Teknik Mesin, 3 (3), 16 – 24. Anonim. 2007. Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang yang membagi

kawasan Agropolitan ke dalam turunan yang disebut Minapolitan

Widarto dan Sudarto 1997. Membuat Pompa Hidram. Kanisius, Jakarta.

Zuraya, N. (2014). Kondisi Jalan di Indonesia yang Baik hanya 60-70 Persen. http://www. republika.

co. id, & 2014, undefined. (n.d.). Republika. M.Mirror.Unpad.Ac.Id. Retrieved from http://m.mirror.unpad.ac.id/koran/republika/2011-03-27/republika_2011-03-27_101.pdf

Page 136: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1886

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Konsep Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Bahan Bakar Gas (Biogas) Sebagai Energi Pendingin Susu

Suroto Munahar1

*, Bagiyo Condro Purnomo2

, Andi Widiyanto3

1,2)Program Studi Mesin Otomotif, Universitas Muhammadiyah Magelang

3)Program Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Magelang

Universitas Muhammadiyah Magelang, Kampus 2, Jln. Mayor Jendral Bambang Soegeng Km.05,

Mertoyudan Magelang, Kode Pos 56172

Telp. (0293) 326945

* Email korespondensi : [email protected]

Abstrak

Boyolali dikenal sebagai kota susu, karena merupakan salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar. Susu Boyolali telah memenuhi kebutuhan susu segar di wilayah sekitar Kabupaten Boyolali, seperti Solo, Klaten, dan Semarang. Namun demikian, produksi susu yang berlimpah tersebut tidak didukung oleh industri pengolahan susu. Permasalahan yang dialami mitra antara lain : peternak tak berdaya menghadapi ketentuan yang ditetapkan industri pengolahan susu, terutama soal penetapan standar kualitas produksi susu yang terlalu tinggi, ketidaktepatan waktu pemerasan dengan waktu pengambilan susu segar untuk ditampung di KUD; pemanfaatan peralatan pendingin susu yang dimiliki dari bantuan pemerintah belum maksimal. Hal tersebut karena alat pendingin susu memerlukan energi listrik yang sangat tinggi, sehingga biaya produksi sangat tinggi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu mitra supanya dapat memanfaatkan energi dari biogas sebagai energi mendinginkan dan mengawetkan susu. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan mengembangkan konsep teknologi pemanfaatan BBG (biogas) sebagai energi pendingin susu. Konsep yang ditawarkan berupa pengelolaan secara komunal baik aspek produksi maupun aspek manajerial. Kata Kunci : Biogas, Bahan Bakar Gas (BBG), Susu. Pendahuluan

Pemanfaatan energi baru dan terbarukan menjadi salah satu urgensi dalam pengembangan teknologi nasional untuk mencapai kemandirian teknologi, terutama pada teknologi pembangkit listrik dengan penggunaan bahan bakar gas (BBG) dengan Biogas (Ristekdikti, 2016). Hal ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan minyak fosil baik skala nasional maupun internasional yang semakin berkurang, sehingga sangat membutuhkan sumber energi baru. Salah satu langkah yang diambil untuk mengatasi permasalahan ini dengan mengembangkan pemanfaatan energi alternative terutama energi baru dan terbarukan. Selama 5 tahun terakhir konsumsi energi nasional mengalami peningkatan sangat signifikan. Kondisi ini mendorong diversifikasi energi nasional untuk pemenuhan kebutuhan energi. Peraturan Pemerintah (PP)

No. 5 Tahun 2006 tentang mix pelaksananaan diversifikasi energi nasional mulai digalakkan.

Page 137: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1887

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Negara menargetkan pemenuhan kebutuhan energi dan tersuplai dengan energi bahan bakar

gas 30% dan renewable mencapai 17% (Elinur, 2010). Biogas sebagai salah satu jenis energi

baru dan terbarukan yang memiliki beberapa kelebihan. Energi biogas dapat direnewable

sehingga peluang sustainable energi sangat besar (Oktavia & Firmansyah, 2016). Produk energi biogas lebih ramah terhadap lingkungan, karena dapat dapat dinetralisir oleh alam sekitar.

Selain itu biogas dapat difungsikan sebagai bahan Solid Oxide Fuel Cell - SOFC (Saadabadi et

al., 2019) dan Direct Biogas Solid Oxide Fuel Cell – DB-SOFC (Saengprajak et al,, 2019). Energi

biogas dapat diperoleh dari hasil perlakuan proses fermentasi bahan - bahan organik melalui

aktivitas anaerobic. Metana (CH4), Hidrogen (H2), Oksigen (O2) , Nitrogen (N2) dan Hidrogen

Sulfida (H2S) merupakan senyawa biogas yang mudah terbakar (Abdul, 2017). Selain itu biogas

dapat diperoleh dari limbah etanol (Gita, 2013), kompos (Destilia, 2012), maupun kotoran hewan (Varho et al., 2019; Darmawati, 2009).

Pengembangan teknologi biogas saat ini mulai ditingkatkan. Negara – negara Eropa mulai

menggunakan teknologi biogas pada bidang transportasi dan electricity (Scarlat, et al., 2018; Torrijos, 2016). Dalam meningkatkan kualitas biogas ada beberapa cara yang ditempuh.

Penggunaan filter dengan bahan dasar carbon dan pemurnian biogas menggunakan zat calcium

hydroxide and amine solution (Fournier, 2017). Panas matahari yang memiliki temperature mencapai 60°C lebih, dapat dimanfaatkan untuk menambah kuantitas biogas yang dihasilkan

oleh aenorobik (Rasul, 2019). Selain memiliki kelebihan, pengembangan teknologi biogas juga memiliki kekurangan, diantaranya masih minimnya litbang dan data-data teknis. Dalam kurun waktu tertentu telah ditemukan lebih dari 50% instalasi biogas produktif gagal berfungsi selama dua tahun. Beberapa intalasi teknologi biogas tidak dapat mempertahankan kualitas

produksinya. Hal ini disebabkan karena inputan digester sebagai reactor biogas memiliki kualitas

logistic yang kurang baik (Tumusime et al., 2019). Disamping itu biogas memiliki beberapa gas pengotor pengotor, diantaranya H2O, CO2, SO2 dan H2S. Namun demikian, Berdasarkan kelebihan yang dimiliki biogas, maka biogas masih dapat dijadikan sebagai salah satu sumber energi alternative untuk membantu memenuhi kebutuhan mix energi nasional.

Kelompok Tani Ternak Tani Makmur sebagai salah satu kelompok tani ternak yang beralamatkan di Kecamatan Cepogo Boyolali merupakan kelompok tani ternak yang sangat aktif. Kelompok ini memiliki sekitar 40 orang anggota dengan jumlah sapi ternak mencapai puluhan, sehingga kotoran sapi yang dihasilkan sudah dapat diolah menjadi biogas dengan jumlah gas cukup banyak. Namun, pemanfaatan biogas belum optimal. Selama ini biogas hanya digunakan untuk memasak saja sehingga sering kelebihan biogas. Disisi lain kebutuhan penggunaan listrik untuk penyimpanan susu cukup besar. Kondisi ini disebabkan karena susu dihasilkan peternak sapi harus disimpan dalam almari pendingin. Jika susu hasil peternak sapi tidak disimpan dalam almari pendingin, maka susu akan cepat basi, sehingga akan mengakibatkan kerugian pada petani ternak. Saat ini almari pendingin susu saat ini yang ada masih menggunakan energi listrik dari PLN. Melihat permasalahan yang ada, maka pada

Page 138: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1888

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

kegiatan ini mengusulkan konsep pengembangan teknologi implementasi pemanfaatan BBG (biogas) sebagai pembangkit energi listrik sebagai penggerak almari pendingin susu secara

komunal. Konsep yang ditawarkan dengan membuat sistem generator pembangkit listrik dengan menggunakan sumber energi dari biogas. Metode Pelaksanaan

Pada tahap awal untuk pengembangan teknologi pemanfaatan biogas perlunya mengenali secara terperinci tentang permasalahan yang ada, diantaranya mengetahui kelebihan, kekurangan dan potensi pengembangan pemanfaatan biogas. Setelah mengetahui kondisi ini, perlu dibangun tentang pengembangan teknologi pemanfaatan biogas. Selama ini biogas yang ada dalam Kelompok Tani Makmur Cepogo Boyolali hanya digunakan kebutuhan memasak, sehingga perlu pengembangan teknologi untuk pemanfaatan energi biogas. Intalasi baik dari

digester telihat dalam gambar 1 disalurkan langsung menuju dapur. Jumlah gas yang dihasilkan

dari digester cukup banyak sehingga potensi pemanfaatan biogas sebagai energi penggerak untuk menghidupkan alat penyimpan dan pendingin susu sangat besar.

(a) (b)

Gambar 1. Instalasi pipa gas dari digester (a) dan pipa saluran untuk memasak di dapur (b).

a. Pengembangan Plant Biogas Terintegrasi Konsep pengembangan plant biogas harus memperhatikan dengan teknologi, ketersediaan

resource inputan maupun manajerial pengelolaan biogas. Kandungan bahan bakar yang ada pada biogas biasanya memiliki prosentase 40% - 70% serta unsur pengotor berupa H2O, CO2, SO2, H2S. Unsur pengotor pada biogas dapat menyebabkan penurunan kualiats biogas serta dapat menyebabkan korosi pada logam. Zat ini dapat diminimalisir dengan menggunakan

proses teknologi pengelolaan biogas secara intensif. Kualitas inputan logistic pada digester biogas

Page 139: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1889

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

sangat mempengaruhi kualitas biogas yang dihasilkan. Pembuatan produksi plant biogas harus mengetahui proses konversi energi biogas dan siklus biogas.

Proses siklus biogas yang dapat direnewable energinya dari hasil pengelolaan kotoran hewan

baik fases padat maupun cair atau limbah organik industri. Siklus biogas dimulai dari hasil kotoran hewan atau limbah organik industri melalui proses fermentasi. Hasil sisa pengelolaan biogas berupa kotoran padat yang dapat diolah menjadi pupuk organik siap pakai. Tanah lahan pertanian, perkebunan sangat membutuhkan unsur hara yang diperoleh dari hasil penguraian kotoran hewan/pupuk organik maupun yang lainnya. Tumbuhan dapat hidup dengan baik apabila mendapat asupan nutrisi dari pupuk organik yang hasilnya hewan dapat mengambil

protein maupun zat - zat dari tumbuh-tumbuhan. Adapun siklus renewable biogas terlihat dalam Gambar 2.

Gambar 2. Siklus renewable biogas dari kotoran hewan.

Dalam hukum kekekalan energi telah dinyatakan bahwa energi tidak bisa dimusnakan atau diciptakan. Namun energi akan berpindah dari energi satu ke energi lain. Energi biogas berasal dari kotoran hewan ternak atau limbah organik yang dilakukan proses fermentasi.

Engine pada genset sebagai penghasil energi listrik berasal dari proses perubahan energi

pengambilan panas pembakaran biogas di mesin menjadi energi gerak. Generator pada genset

Biogas

Page 140: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1890

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

merubah energi gerak yang dihasilkan oleh mesin menjadi energi listrik melalui perubahan medan magnet. Almari pendingin susu merubah energi listrik menjadi energi pembuangan

kalor dalam ruangan freezer. Proses perubahan energi biogas pada siklus pendingin susu terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Proses perpindahan energi biogas.

Dalam pembuatan plant biogas selain mengetahui proses perubahan energi dan siklus

biogas juga perlu mengetahui resource sumber energi, layout plant strategi untuk memudahkan

penanganan dalam produksi biogas maupun posisi distribusi biogas. Plant yang digunakan untuk memproduksi biogas dari hewan ternak sapi memiliki beberapa bagian, diantaranya : 1. Tempat pakan ternak.

Tempat pakan ternak paling ideal ditempatkan paling atas. Sarana transportasi pengangkut pakan ternak dirancang mudah dalam handling pakan ternak.

2. Kandang ternak . Untuk menjaga kesehatan hewan ternak, kandang dibuat dengan posisi agak miring kearah

membelakangi hewan ternak. Kotoran dan urine agak cenderung mengalir menjauhi hewan ternak. Pembersihan kandang dilakukan setiap hari, sehingga kondisi hewan ternak selalu bersih.

3. Primary pit.

Penampungan fases cair dan padat dari kotoran hewan ternak tidak diperbolehkan bercampur dengan ranting atau benda ukuran besar. Material yang diperbolehkan masuk

ke primary pit berupa kotoran ternah berupa fases padat/cair. Untuk itu perlu dipasangkan

filter dipintu masuk primary pit. Setelah masuk ke primary pit kotoran ternah, urine dan air

akan dialirkan ke fermentasi residu store.

4. Fermentasi residu store.

Fermentasi residu store sebagai tempat fermentasi antara kotoran ternak, urine, air maupun

sumber resource lain yang berasal dari limbah organik dari industri misalnya industri tahu.

Tempat ini resource akan dirangsang oleh bakteri anaerobic untuk memproduksi biogas.

5. Digester.

Page 141: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1891

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Material yang berasal dari fermentasi residu store selanjutkan akan dikirim ke digester. Digester akan terjadi produksi biogas secara perlahan dan siap untuk dimanfaatkan ke media

pengguna biogas. Biogas yang dihasilkan dalam digester ditampung terlebih dahulu dalam

gas stored tank.

6. Gas stored tank.

7. Gas network. 8. Gas treatment plant.

Biogas memiliki zat pengotor yang dapat menurunkan kualitas gas diolah dalam treatment

plant. Gas treatment plant berupa filtering gas yang terbuat dari kassa, carbon dan zat – zat lain yang dapat menetralkan biogas.

9. Generator set (Genset). Genset sebagai generator pembangkit listrik tenaga biogas dipasangkan setelah pipa saluran

keluar dari gas treatment plant. Genset pembangkit listrik tenaga biogas dapat bekerja dengan

baik, jika biogas yang dihasilkan harus mencukupi terhadap flow rate-nya terhadap

kebutuhan mesin. Untuk digester yang menghasilkan biogas tidak stabil, sangat

membutuhkan gas stored tank. Bagian ini difungsikan sebagai tempat penyimpanan sementara biogas.

Gambar 4. Manajerial pengelolaan biogas secara terintegrasi dengan komunal.

b. Pengelolaan Pemanfaatan Biogas Secara Komunal

Dalam pengelolaan biogas di Kelompok Tani Ternak (KTT) kondisi saat ini masih parsial. Masing – masing peternak memiliki tempat sendiri dalam memelihara hewan ternaknya. Kondisi ini memiliki kelemahan dalam pengelolaan produksi biogas dalam jumlah besar. Hal

Biogas

Production

Page 142: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1892

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

ini disebabkan tidak ada standar pengelolaan dan quality control untuk menjamin produksi biogas. Konsep pengelolaan pemanfaatan biogas dengan menggunakan konsep secara komunal. Namun, dalam pengelolaan secara komunal tidak akan berjalan dengan baik jika tidak memiliki garis koordinasi dan tanggung jawab pengelolaan. Agar produksi biogas dapat berkualitas, sistem komunal memiliki beberapa aspek pendukung, diantaranya aspek manajerial. Kebutuhan pengelolaan secara professional memungkinkan kejelasan dalam

pembagian tanggung jawab pekerjaan dan garis koordinasi. Unsur production control memiliki bagian urgen dalam pengelolaan biogas secara integrasi. Pengawasan proses produksi dari bahan baku, proses produksi dan output produksi biogas membutuhkan keseriusan

pengelolaan. Supply chain system memungkinkan untuk menjamin sustainable dari sisi bahan baku, material, hasil produksi biogas dari hulu sampai hilir. Konsep manajerial pengelolaan biogas secara terintegrasi dengan komunal terlihat dalam gambar 4.

Gambar 5. Rancangan pengembangan biogas terintegrasi secara komunal.

Hasil Dan Pembahasan

Hasil yang akan diperoleh dari hasil rancangan pengembangan biogas terintegrasi secara komunal diantaranya memudahkan dalam meningkatan kualitas biogas dengan jumlah produksi cukup besar. Rancangan plant biogas secara komunal memiliki beberapa aspek yang perlu diperhitungkan. Aspek lokasi peternakan komunal diaplikasikan untuk mudahkan penanganan produksi biogas. Tempat untuk penempatan pakan ternak dibuat posisi paling atas. Kondisi ini memudahkan perpindahan pakan ternak. Pembuangan kotoran hewan ternak

baik berupa fases padat maupun cair dirancang dengan kontruksi miring ke belakang. Dengan

Page 143: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1893

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

kontruksi ini fases akan cenderung menjauhi hewan ternak dan memudahkan dalam

pembersihan kandang ternak. Kontruksi primary pit dipasangkan lebih rendah dari kandang

tempat hewan ternah berada. Fermentasi residu store dan digester dipasangkan pada posisi paling

rendah, sehingga fases dapat mengalir dengan bantuan gaya grafitasi. Biogas akan keluar dari

digester ditampung dalam gas stored tank. Gas akan dikirim ke gas treatment plant. Tempat ini

berisi tentang rangkaian filtering untuk mengeluarkan, menetralisisr zat – zat yang membuat

agar kualitas biogas semakin meningkat. Genset dipasangkan untuk merubah biogas menjadi

pembangkit listrik. Listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk mengerakkan freezer untuk

mendinginkan susu. Adapun rancangan biogas plant terlihat dalam gambar 5. Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga biogas mengunakan proses konversi dari mesin

bensin yang diintegrasikan dengan generator pembangkit listrik. Konversi mesin bensin ke mesin bahan bakar biogas memiliki beberapa modifikasi. Instalasi mesin dengan tenaga biogas

memiliki beberapa bagian. Energi biogas yang dibangkitkan oleh digester dialirkan ke dalam

regulator. Komponen ini difungsikan untuk menjaga tekanan biogas yang masuk ke mesin agar

selalu kontan. Biogas masuk ke mesin melalui mixture yang telah disesuaikan dengan

kebutuhan. Tekanan biogas yang akan masuk ke mesin dijaga pada tekanan 0,2 bar. Pressure

gauge perlu dipasangkan pada digester untuk memonitor tekanan biogas yang ada pada digester.

Mixture yang dipasangkan pada mesin sebagai pencampur antara biogas dengan udara agar

diperoleh campuran yang homogen. Dimensi mixture dibuat berdasarkan kapasitas mesin

(centimetre cubic – cc) dan daya yang dihasilkan oleh generator listrik. Water filter sebagai penahan uap air dipasangkan pada saluran masuk ke mesin agar uap air agar tidak ikut terbakar oleh mesin.

Penyesuaian saat pengapian mesin (ignition timing) maupun tekanan kompresi perlu disesuaikan berdasarkan kebutuhan. Hal ini perlu dilakukan karena rambatan api dari biogas

lebih lambat dibandingkan dengan rambatan api pada bensin. Ignition timing perlu diajukan

beberapa derajat sebelum Bottom Top Dead Center (BTDC), agar ignition timing lebih awal

menyala. Pengajuan ignition timing dilakukan dengan menggeser igniter pada ignition system. Campuran biogas terhadap udara yang masuk ke mesin agar lebih homogen perlu dilakukan penyelan sesuai dengan kondisi biogas. Penyetelan perlu dilakukan mengingat campuran

stoichiometry biogas dan campuran stoichiometry bensin berbeda. Penyetelan perlu dilakukan

pada posisi main jet dan idle mixture screw. Selanjutnya mesin yang sudah dimodifikasi menjadi mesin dengan bahan bakar biogas akan menggerakkan generator listrik. Listrik yang dihasilkan

berupa aliran arus Alternating Current (AC) yang selanjutnya dapat digunakan untuk

menghidupkan freezer pendinging susu. Rancangan pemanfaatan biogas pada pembangkit listrik tenaga BBG (Biogas) terlihat dalam Gambar 6.

Page 144: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1894

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 6. Rancangan pemanfaatan biogas pada pembangkit listrik tenaga BBG (Biogas). Kesimpulan

Dari konsep yang ditawarkan ada beberapa yang perlu diperhatikan, diantaranya dalam pelaksanaan komunal memutuhkan pengelolaan secara professional. Garis tanggung jawab maupun garis koordinasi menjadi salah satu kunci keberhasilan pengelolaan. Unsur lain yang

perlu diperhatikan tentang pengelolaan produksi biogas. Penjagaan kualitas inputan digester,

kebersihan tempat primary fit, saluran buangan digester, treatment pengelolaan biogas dan pemeriksaan kebocoran biogas. Ucapan Terima Kasih

Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari hasil Pengabdian Kepada Masyarakat telah dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) pada Tahun Anggaran 2018-2019 dan Universitas Muhammadiyah Magelang. Pelaksanaan untuk produksi biogas secara komunal akan dilaksanakan tahun 2020 dengan tujuan untuk mewujudkan kawasan mandiri energi. Ucapan terima kasih diucapkan untuk kedua lembaga tersebut. DAFTAR PUSTAKA Abdul M. R. dan Masrukhi. (2017). Optimasi Kandungan Metana (CH4) Biogas Kotoran Sapi

Menggunakan Berbagai Jenis Adsorben Abdul. Jurnal Rona Teknik Pertanian, 10(2). Retrieved from http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/RTP

Darmawati, D. (2009). Peranan Biogas Limbah Ternak Sapi Bantuan PT . Petrochina Bagi

Peternak Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu

Peternakan, XII(4), 191–195. Destilia A., M. B. P. dan D. B. (2012). PENGARUH JENIS SAMPAH, KOMPOSISI

MASUKAN DAN WAKTU TINGGAL TERHADAP KOMPOSISI BIOGAS DARI

SAMPAH ORGANIK. Jurnal Teknik Kimia, 18(1), 17–23.

Page 145: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1895

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Elinur, P. D. S. dan M. F. (2010). PERKEMBANGAN KONSUMSI DAN PENYEDIAAN

ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA. Indonesian Journal of Agricultural

Economics ( IJAE ), 2(1), 97–119. Fournier, J. (2017). Development Biogas Purification 15th International of Development of

Biogas Purification System Using Calcium Hydroxide and Amine Solution Using Calcium Hydroxide and Amine Solution Assessing the feasibility of using the a heat

demand-outdoor Aphichat fun. In Energi Procedia (Vol. 138, pp. 441–445). Elsevier B.V. https://doi.org/10.1016/j.egypro.2017.10.196

Gita K. dan Ika R. (2013). PENGARUH pH DAN RASIO COD : N TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH INDUSTRI ALKOHOL

( VINASSE ). Jurnal Teknik Kimia Dan Industri, 2(3), 1–7. Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jtki/article/view/2805

Oktavia, I., & Firmansyah, A. (2016). Pemanfaatan Teknologi Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar Alternatif di Sekitar Wilayah Operasional PT . Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field ( Biogas Technology Utilization as Alternative Fuel Source Around Operational

Area of PT . Pertamina EP Asset 2 Pr. Jurnal Resolusi Konflik, CSR, Dan Pemberdayaan, 1(1), 32–36. Retrieved from http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/viewFile/15292/11189

Rasul, G. (2019). Opportunities for solar assisted biogas plant in subtropical climate and Cooling climate Opportunities for International solar assisted biogas in subtropical in Australia : A review in Australia : A review Assessing the feasibility using the heat temperat.

In Energi Procedia (Vol. 160, pp. 683–690). Elsevier B.V. https://doi.org/10.1016/j.egypro.2019.02.192

Ristekdikti. (2016). RENCANA INDUK RISET NASIONAL 2015-2045. Retrieved from http://risbang.ristekdikti.go.id/regulasi/RIRN.pdf

Saadabadi, S. A., Thallam, A., Fan, L., Lindeboom, R. E. F., Spanjers, H., & Aravind, P. V.

(2019). Solid Oxide Fuel Cells fuelled with biogas : Potential and constraints. Renewable

Energi, 134, 194–214. https://doi.org/10.1016/j.renene.2018.11.028 Saengprajak, A., Katcharoen, A., Chockua, W., & Piamdee, J. (2019). Prospective study of

application the direct-biogas solid oxide fuel Prospective study of application the solid oxide fuel cell system to the biogas plant in Thailand cell system to the biogas plant in

Thailand Assessing the feasibility of using the heat d. In Energi Procedia (Vol. 158, pp. 978–983). Elsevier B.V. https://doi.org/10.1016/j.egypro.2019.01.239

Scarlat, N., Dallemand, J., & Fahl, F. (2018). Biogas : Developments and perspectives in

Europe. Renewable Energi, 129, 457–472. https://doi.org/10.1016/j.renene.2018.03.006

Torrijos, M. (2016). State of Development of Biogas Production in Europe. Procedia

Environmental Sciences, 35, 881–889. https://doi.org/10.1016/j.proenv.2016.07.043 Tumusiime, E., Kirabira, J. B., & Musinguzi, W. B. (2019). Long-life performance of biogas

Page 146: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1896

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

systems for productive applications : The role of R & D and policy. Energi Reports, 5, 579–583. https://doi.org/10.1016/j.egyr.2019.05.002

Varho, V., Winquist, E., & Rikkonen, P. (2019). Is biogas an energi or a sustainability product ?

- Business opportunities in the Finnish biogas branch. Journal of Cleaner Production, 233, 1344–1354. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2019.06.181

Page 147: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1897

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Merah Menjadi Pupuk Kompos Di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul

Susanawati1

, Zuhud Rozaki2

, dan Mulyono3

12Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jl. Brawijaya Tamantirto Kasihan Bantul DI Yogyakarta, 55183

2Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jl. Brawijaya Tamantirto Kasihan Bantul DI Yogyakarta, 55183

E-mail korespondensi : [email protected] telp 081568471582

Abstrak

Manfaat utama dari bawang merah yang sebenarnya adalah sebagai bumbu penyedap rasa makanan. Sentra produksi bawang merah di Daerah Istimewa Yogyakarta berada di Kabupaten Bantul tepatnya di Kecamatan Kretek. Petani yang tergabung dalam kelompok tani Ngudi Makmur di Kecamatan Kretek melakukan proses sortasi untuk bawang merah yang sudah dipanen. Dalam proses sortasi bawang merah tersebut, menghasilkan limbah berupa kulit bawang merah yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau dibuang begitu saja. Padahal kulit bawang merah tersebut masih mengandung zat gizi yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Kondisi tersebut menunjukkan masih minimnya pengetahuan petani tentang pengelolaan limbah kulit bawang merah. Berdasarkan analisis situasi tersebut, maka kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat sasaran dalam memanfaatkan limbah kulit bawang merah menjadi pupuk kompos. Adapun metode pelaksanaannya meliputi koordinasi, penyuluhan tentang pemanfaatan limbah kulit bawang merah menjadi pupuk kompos, pelatihan dan demonstrasi tentang teknologi pembuatan pupuk kompos dengan fasilitasi mesin komposter sederhana yang mudah dikuasai dan dikembangkan baik skala rumah tangga maupun kecil di wilayah pedesaan. Masyarakat sasaran sangat antusias mengikuti beberapa tahap kegiatan tersebut. Melalui kegiatan ini diharapkan kesejahteraan masyarakat sasaran dapat meningkat. Kata kunci: Bawang merah, limbah, pupuk kompos, komposter. Pendahuluan

Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan tanaman sayuran semusim dengan umbi berlapis, akar serabut, dan daun berbentuk silinder berongga. Umbi lapis berasal dari pangkal daun yang menyatu membentuk lapisan-lapisan dan membesar sehingga berubah bentuk dan fungsinya (Yong, 2001). Tanaman Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang cukup potensial. Hal ini dikarenakan hingga saat ini jenis komoditas bawang merah secara luas dan umum telah banyak dikembangkan oleh masyarakat dan mempunyai peluang pasar yang cukup baik. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan

Page 148: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1898

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

kesempatan kerja serta mampu memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah.

Bawang merah dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun umbi yang sudah matang (Thompson dan Kelly, 1987). Manfaat dari bawang merah adalah sebagai sumber karbohidrat, vitamin A, B, dan C (Anyanwu, 2003). Menurut Rahayu dan Berlian (2008), dalam umbi bawang merah terdapat komponen lain yang dinamakan allin, yaitu suatu senyawa yang mengandung asam amino tidak berbau, tidak berwarna, dan dapat larut dalam air. Manfaat utama dari bawang merah yang sebenarnya adalah sebagai bumbu penyedap rasa makanan. (Rahayu dan Berlian, 2008).

Sentra produksi bawang merah nasional berada di Pulau Jawa. Wilayah di Pulau Jawa sebagai penghasil bawang merah adalah Kabupaten Brebes Jawa Tengah, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, Kabupaten Cirebon Jawa Barat, dan urutan keempat Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (BPS dan Direktoral Hortikultura, 2012). Sentra produksi bawang merah di Kabupaten Bantul berada di Kecamatan Kretek seperti pada Tabel 1.

Penanganan yang dapat dilakukan untuk menghindari kerusakan bawang merah setelah dipanen meliputi pembersihan, pengeringan, sortasi dan grading, penyimpanan, pengemasan, pengangkutan, dan pengolahan. Kegiatan sortasi dilakukan untuk memisahkan umbi bawang merah yang baik dari cacat, busuk, terkena hama dan penyakit atau kerusakan lainnya. Petani bawang merah di Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul yang tergabung dalam kelompok tani Ngudi Makmur juga melakukan proses sortasi terhadap bawang merah yang sudah dipanen. Dalam proses sortasi tersebut, menghasilkan limbah berupa kulit bawang merah. Selama ini limbah tersebut hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing atau hanya dibuang begitu saja. Kondisi tersebut menunjukkan belum adanya kegiatan penanganan limbah dan peningkatan nilai tambah dari limbah bawang merah.

Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Bawang Merah di Kabupaten Bantul Tahun 2012-2016

No. Kecamatan Luas panen (Ha) Produksi (Kw)

1 Srandakan 9 645 2 Sanden 173 14.961 3 Kretek 3.847 40.604 4 Pundong 0 575 5 Bambanglipuro 0 0 6 Pandak 0 0 7 Bantul 0 0 8 Jetis 194 0 9 Imogiri 1 21.998 10 Dlingo 0 110 11 Pleret 0 0

Page 149: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1899

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

No. Kecamatan Luas panen (Ha) Produksi (Kw) 12 Piyungan 0 0 13 Banguntapan 0 0 14 Sewon 0 0 15 Kasihan 1 79 16 Pajangan 0 0 17 Sedayu 1 75

Sumber : Kabupaten Bantul Dalam Angka Tahun 2017.

Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh kelompok petani bawang merah di Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul dapat dikelompokkan menjadi aspek manajemen dan aspek produksi. Permasalahan dari aspek manajemen yaitu terbatasnya pengetahuan petani bawang merah di Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Bantul tentang pemanfaatan limbah produk pertanian terutama produk bawang merah, sehingga perlu kegiatan penyuluhan dan diskusi tentang pemanfaatan berbagai limbah bawang merah dan pupuk kompos yang berkualitas. Sedangkan permasalahan dari aspek produksi belum adanya pemanfaatan limbah bawang merah hasil proses sortasi yang dilakukan oleh petani. Selama ini limbah tersebut hanya digunakan untuk pakan ternak atau dibuang saja, sehingga perlu transfer teknologi tepat guna berupa teknologi pembuatan pupuk kompos dan fasilitasi mesin pencacah kompos kepada kelompok petani Ngudi Makmur. Solusi untuk permasalahan tersebut adalah penyuluhan dan diskusi serta pelatihan pemanfaatan limbah kulit bawang merah melalui fasilitasi Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa komposter. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan yang digunakan dalam program kegiatan penagbdian masyarakat ini melalui beberapa tahapan, yaitu: A. Penyuluhan dan diskusi

Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan khalayak sasaran strategis (Kelompok petani bawang merah) untuk mengikuti penyuluhan, ceramah dan diskusi tentang pengelolaan teknologi pembuatan pupuk kompos dari limbah bawang merah yang berkualitas. Materi penyuluhan secara lengkap terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Materi Penyuluhan dan Diskusi di Kelompok Tani Ngudi Makmur.

No Materi Sub-Materi 1. Pemanfaatan limbah

pertanian terutama bawang merah.

Jenis limbah pertanian

Pemanfaatan limbah pertanian terutama bawang merah

Page 150: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1900

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemasaran produk olahan limbah pertanian termasuk bawang merah.

2. Pupuk kompos yang berkualitas

Jenis-jenis pupuk

Kriteria pupuk kompos yang berkualitas

B. Demonstrasi dan praktik pembuatan kompos

Kegiatan dilakukan di Kelompok Petani bawang merah Ngudi Makmur di Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul. Demonstrasi dan praktek tentang teknologi pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan limbah bawang merah dari proses sortasi yang memenuhi standar kualitas produksi. Setelah demonstrasi, peserta akan didampingi dan dibina secara intensif yang dilakukan di Kelompok Petani bawang merah yang dikoordinir oleh Ketua kelompok tani. C. Transfer/Alih Teknologi Tepat Guna

Transfer atau Alih Teknologi Tepat Guna melalui teknologi pembuatan kompos dan fasilitasi mesin pencacah kompos kepada Kelompok tani Ngudi Makmur di Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul yang bertujuan meningkatkan nilai tambah dari limbah bawang merah yang akhirnya dapat memberikan keuntungan masyarakat sekitarnya. D. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi sebelum kegiatan Indikator yang digunakan meliputi kesanggupan, antusiasme dan kemampuan khalayak sasaran (Kelompok petani bawang merah) mengikuti kegiatan yang akan dilakukan, tingkat kerjasama dengan aparatur desa dan lapisan masyarakat terkait dalam pelaksanaan pembinaan teknologi pembuatan pupuk kompos yang memenuhi standar kualitas.

2. Evaluasi selama kegiatan berlangsung Indikator yang digunakan meliputi pemahaman khalayak sasaran terhadap materi kegiatan, kemauan dan motivasi untuk mengimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari serta sustanability-nya aparatur desa terkait untuk melanjutkan dan membina khalayak sasaran agar mencapai hasil yang maksimal.

3. Evaluasi setelah kegiatan Indikator yang digunakan meliputi minat dan kemampuannya untuk bisa melanjutkan hasil transfer / alih Teknologi Tepat Guna , pelatihan serta pembinaan dalam

Page 151: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1901

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

peningkatan daya saing kualitas pupuk kompos serta menindaklanjuti agar bisa dimanfaatkan sebagai produk yang potensial sebagai sumber devisa negara.

Hasil dan Pembahasan a. Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan sudah dilakukan pada hari Jumat tanggal 22 Februari 2019, jam 20.00 – 22.00 WIB, bertempat di kios koperasi produsen kelompok tani Ngudi Makmur. Peserta yang hadir pada kegiatan tersebut sebanyak 26 orang. Penyuluhan ini diisi oleh Ir. Mulyono, MP. yang merupakan bagian dari tim pengabdian ini sekaligus sebagai ahli dibidang pembuatan kompos. Materi yang disampaikan mengenai pemanfaatan limbah kulit bawang merah dan limbah rumah tangga, serta pupuk kompos yang berkualitas. Pada kegiatan penyuluhan ini juga dikenalkan alat komposter sederhana yang dibuat dari drum untuk mengolah limbah kulit bawang merah dan rumahtangga menjadi pupuk kompos.

Gambar 1. Komposter Sederhana

Pada kegiatan penyuluhan tersebut, ketika dibuka sesi tanya jawab, peserta sangat

antusias, yang ditunjukkan oleh banyaknya pertanyaan tentang pembuatan kompos yang baik dengan menggunakan sumberdaya yang mereka miliki. Selain itu peserta juga menanyakan tentang permasalahan pupuk organik menggunakan limbah kulit bawang merah.

Page 152: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1902

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 2. Penyampaian materi penyuluhan

Gambar 3. Suasana Penyuluhan

Gambar 4. Foto bersama Peserta

Page 153: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1903

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

b. Pelatihan Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada Hari Kamis Tanggal 28 Februari jam 13.00 –

15.00 WIB sebagai tindak lanjut dari kegiatan penyuluhan yang sudah dilakukan sebelumnya. Kegiatan tersebut dilakukan di kios koperasi produsen kelompok tani Ngudi Makmur. Pematerinya sama yaitu Ir. Mulyono, MP., dengan membawa alat komposter sederhana. Nara sumber tersebut melatih peserta yang hadir untuk membuat kompos dengan bahan dasar limbah kulit bawang merah dan limbah rumah tangga. Untuk kelancaran kegiatan pelatihan, peserta diwajibkan membawa bahan-bahan yang akan dibuat pupuk kompos antara lain kulit bawang merah dan limbah rumahtangga. Kemudian bahan-bahan tersebut dihancurkan dan dimasukkan kedalam alat komposter sederhana yang ditambah tetes tebu.

Gambar 6. Suasana Pelatihan 1

Gambar 7. Suasana Pelatihan 2

Page 154: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1904

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 8. Foto bersama Peserta Pelatihan

Kesimpulan

Limbah kulit bawang merah yang selama ini hanya digunakan sebagai pakan ternak atau dibuang ternyata dapat diolah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk kesuburan tanah dan tanaman. Selain itu juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani bawang merah. Harapan selanjutnya adalah petani bawang merah dapat mengembangkan pupuk kompos yang berasal kulit bawang merah ini menjadi produk komersial. Ucapan Terimakasih Terima kasih kami ucapkan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melalui LP3M UMY yang telah memberikan dana hibah pengabdian masyarakat Tahun 2018/2019 untuk skema Program Kreativitas Masyarakat, sehingga kegiatan pengabdian dengan judul Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Merah Menjadi Pupuk Kompos di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul dapat terlaksana dengan baik. Daftar Pustaka Anyanwu, B.O. 2003. Agricultural Science For School and College. Africa First Publisher, Onistha,

Nigeria. Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul Dalam Angka Tahun 2017. www.bantul.go.id. Diakses

tanggal 20 November 2018.

Rahayu, E dan Nur Berlian. 1998. Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Thompson, H.C. and Kelly, C.N. 1987. Vegetable Crops. Fifth edition. McGraw Hills Book Coompany, New York, Toronto London.

Yong, Y.M. 2001. Bawang Merah. www.wikipedia.org. diakses tanggal 23 April 2017.

Page 155: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1905

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Penyuluhan Manajemen Bencana Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Ahun 2007 Di Kalangan Pelajar Sma

Negeri 2 Kotaagung Kabupaten Tanggamus

Syamsul Ma’arif*, Eko Budi Sulistio**, Simon Sumanjoyo H***

*, **, *** Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung

Jalan Prof. DR. Soemantri Brodjonegoro No 01 Kota BandarLampung 35145

Email: [email protected]/+6281328650506

Abstrak

Kegiatan pengabdian ini dimaksudkan untuk mendorong masyarakat khususnya para pelajar agar memiliki kesadaran sejak dini untuk menghindari risiko, mengendalikan risiko, mengurangi risiko, menanggulangi maupun memulihkan diri dari dampak bencana. Tujuan dari kegiatan ini adalah: (1) Meningkatnya kapasitas pemahaman masyarakat khususnya pelajar mengenai konteks situasi potensi bencana di wilayah tempat mereka tinggal; (2) Meningkatnya kapasitas pemahaman masyarakat khususnya pelajar mengenai penanggulangan bencana berikut tahapan-tahapan penanggulangan bencana; (3) Meningkatnya kesadaran beserta kesiapan masyarakat khususnya pelajar untuk turut berpartisipasi dalam rangka mengantisipasi timbulnya dampak potensi bencana. Oleh karena itu, proses pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah yang dikombinasikan dengan diskusi dan tanya jawab. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata peserta cenderung mengalami peningkatan kapasitas pengetahuan 38,45 persen dibanding sebelum mengikuti pelatihan. Hal ini mengindikasikan bahwa penyuluhan berhasil merubah tingkat kemampuan masing-masing peserta. KATA KUNCI: penyuluhan, penanggulangan bencana, pelajar Pendahuluan

Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung merupakan salah satu kawasan yang rawan dilanda bencana alam tsunami dan gempa bumi. Kawasan ini dinyatakan sebagai daerah dengan potensi bencana tsunami tertinggi di Lampung mengingat kabupaten ini dilalui oleh tiga sumber potensi bencana tsunami berdasarkan jalur patahan lempeng bumi yang meliputi jalur suduksi atau lempeng benua Indo Australia - Eurasia, patahan Bukit Barisan, dan potensi volcano tsunami dari gunung anak Krakatau. Jika terjadi pergeseran tanah di bawah laut, maka hal ini dapat berpotensi menyebabkan bencana tsunami. Sedangkan potensi bencana gempa bumi di Kabupaten Tanggamus berasal dari patahan jalur Bukit Barisan. Di Tanggamus patahan ini bercabang dua, yakni ke wilayah Kecamatan Pematangsawa sampai ke Pulau Belimbing dan cabang ke arah Kecamatan Kotaagung, Limau, hingga Kelumbayan. Salah satu peristiwa gempa bumi pernah terjadi di tahun 2003 di antara Kotaagung Timur dan Limau. Peristiwa gempa tersebut berlangsung sampai puluhan kali sehari dalam kurun waktu hingga

Page 156: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1906

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2 bulan (http://www.lampost.co/berita-duh-wilayah-tanggamus-miliki-potensi-tsunami-tertinggi-se-lampung.html, diakses 17 april 2019).

Fakta obyektif di atas menunjukkan bahwa Provinsi Lampung dan khususnya Kabupaten Tanggamus berada di tengah lingkungan gunung berapi, pantai berombak besar, dan lempeng tektonik yang selalu aktif bergeser. Aneka ragam potensi bencana alam tersebut sewaktu-waktu mengancam kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara luas dan bahkan dapat menyebabkan timbulnya banyak korban jiwa manusia. Oleh karena itu Pemerintah Pusat telah mengeluarkan regulasi berupa Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana yang di dalamnya menampakkan kemajuan besar terkait paradigma penanggulangan bencana. Undang-Undang tersebut memandang penanggulangan bencana tidak semata-mata tanggungjawab pemerintah, melainkan menjadi tanggungjawab semua pihak. Kesadaran tersebut timbul setelah melihat fakta bahwa pemerintah memiliki keterbatasan sehingga perlu mengajak pihak lain khususnya aktor non pemerintah seperti elemen masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam penanggulangan bencana.

Bencana (disaster) itu sendiri menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana didefisinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sedangkan kegiatan penanggulangan bencana adalah seluruh aspek kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana pada sebelum terjadi, saat terjadi dan sesudah terjadi bencana yang dirancang untuk memberikan kerangka bagi orang perorangan atau komunitas yang berisiko terkena bencana untuk menghindari risiko, mengendalikan risiko, mengurangi risiko, menanggulangi maupun memulihkan diri dari dampak bencana.

Dalam konteks ini, pendidikan kebencanaan sejak dini di sekolah menjadi kebutuhan mendesak yang harus segera diterapkan karena suka atau tidak suka masyarakat di kawasan ini telah ditakdirkan untuk hidup berdampingan dengan berbagai jenis bencana alam. Jika kaum terpelajar selaku generasi muda penerus bangsa tidak memahami kondisi kawasan tempat mereka berpijak, maka bencana kemanusiaan di masa mendatang mungkin akan bisa terjadi dengan dahsyat dan memilukan. Pendidikan kebencanaan kemudian menjadi semakin penting untuk saat ini dan saat mendatang agar masyarakat selalu dalam kondisi siap merespons dan menyikapi secara tepat berbagai ancaman bencana alam yang akan selalu ada dan terjadi dari waktu ke waktu. Pendidikan kebencanaan dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam menghadapi bencana alam.

Sayangnya masih banyak peserta didik khususnya di kalangan pelajar yang belum memahami hakikat bencana. Kebanykan peserta didik dari kalangan pelajar sekolah menengah belum memiliki pemahaman memadai mengenai: konsep bencana, macam-macam bencana,

Page 157: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1907

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

faktor-faktor penyebabnya, macam-macam bencana, tahapan-tahapan penanggulanan bencana, kebutuhan para korban bencana, maupun kelompok yang paling rawan terdampak bencana, maupun peran para pihak dalam menangguangi bencana. Materi tentang pendidikan kebencanaan memang diakui sebagian telah tercakup dalam mata pelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran geografi. Namun materi pendidikan kebencanaan dalam mata pelajaran tersebut lebih banyak memandang bencana sebagai gejala alam, padahal tidak semua bencana bersumber dari alam. Selain itu, materi pelajaran kebencanaan lebih banyak bersifat pengetahuan dan dirasakan belum memberikan pemahaman mengenai kesiapan menghadapi resiko bencana. Hal ini tak lepas dari orientasi pengajaran di sekolah menengah yang umumnya lebih banyak dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar sukses dalam memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, masyarakat usia sekolah perlu diberikan pemahaman yang memadai mengenai konteks situasi bencana dimana mereka tinggal berikut tahapan-tahapan penanggulangannya. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengantisipasi timbulnya bencana yang pada gilirannya mendukung upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan ketahanan daerah di bidang penanggulangan bencana. Metode Pelaksanaan

Penyuluhan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dipilih sebagai materi pengabdian karena ia lebih dapat mengakomodasi kebutuhan daerah dalam mempersiapkan diri mengurangi resiko bencana. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan meliputi tim penyuluh, peserta pengabdian, dan mitra kegiatan. Tim penyuluh terdiri para dosen dibantu oleh sejumlah mahasiswa. Peserta yang menjadi sasaran penyuluhan dikhususkan terdiri para pelajar SMA Negeri 2 Kotaagung Kabupaten Tanggamus dengan pertimbangan para pelajar merupakan warga masyarakat usia sekolah yang perlu mendapatkan pendidikan kebencanaan sejak dini berkaitan dengan kondisi lokasi wilayah Kabupaten Tanggamus yang berada di .jalur patahan tektonik sehingga berpotensi terjadi gempa dan tsunami. Sedangkan mitra kegiatan ini adalah pihak Dinas Pendidikan Daerah khususnya SMA Negeri 2 Kotaagung Kabupaten Tanggamus yang berperan memberikan alokasi waktu, menyediakan fasilitas ruang, sekaligus mengumpulkan para siswa untuk mengikuti acara penyuluhan.

Kegiatan penyuluhan diawali dengan koordinasi antara tim dan para peserta agar kedua pihak siap melaksanakan kegiatan. Materi penyuluhan terbagi ke dalam 3 materi penyuluhan dan dilaksanakan secara interaktif dan silih berganti. Selanjutnya, tahapan kegiatan dilaksanakan sebagai berikut: (1) Perkenalan tim penyuluh kepada para peserta penyuluhan; (2) Evaluasi kualitatif dengan mengemukakan pertanyaan terbuka kepada sebagian peserta yang dipilih secara acak untuk mengetahui kemampuan awal peserta terkait dengan pengetahuan yang akan disampaikan dalam penyuluhan; (3) Pre test dengan membagikan lembaran tertulis berisi daftar sejumlah pertanyaan terkait dengan pengetahuan dasar

Page 158: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1908

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

penanggulangan bencana; (4) Pemutaran 2 judul film animasi yaitu 1 judul tentang mitigasi bencana dan 1 judul tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana; (5) Penyajian materi disertai dialog dan tanya jawab; (6) Pemantauan secara langsung atas berlangsungnya proses interaksi penyuluh dan peserta; (7) Konsultasi di luar kelas; (8) Post test dengan membagikan lembaran tertulis berisi daftar sejumlah pertanyaan terkait dengan pengetahuan dasar penanggulangan bencana; (9) Evaluasi kualitatif dengan mengemukakan pertanyaan terbuka kepada sebagian peserta yang dipilih secara acak untuk mengetahui kemampuan akhir peserta terkait dengan pengetahuan yang telah disampaikan dalam penyuluhan. Hasil dan Pembahasan

Untuk mewujudkan kondisi ideal seperti yang diharapkan, maka kegiatan penyuluhan diawali dengan perkenalan antara anggota tim penyaji dan para peserta. Untuk mengetahui kemampuan awal peserta, tim penyaji mengemukakan pertanyaan terbuka atas sebagian aspek yang akan menjadi materi penyajian kepada peserta secara acak.

Tim Penyuluh dibantu mahasiswa membagikan lembar pre test

Hal ini dilanjutkan dengan evaluasi kuantitatif dalam bentuk pelaksanaan evaluasi pre test di mana para peserta diberikan kesempatan untuk menjawab sejumlah pertanyaan tertulis terkait materi penyuluhan. Dari hasil pre test diketahui bahwa rata-rata skor peserta sebesar 60,71. Kegiatan pre test dilanjutkan dengan penyajian materi penyuluhan. Namun sebelumnya, penyajian materi didahului pemutaran 2 judul film animasi yaitu 1 judul tentang mitigasi bencana dan 1 judul tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana. Para anggota tim penyuluhan kemudian silih berganti menyampaikan materi sesuai dengan daftar pertanyaan dalam pre test. Materi penyuluhan terbagi ke dalam 3 judul penyajian: (a) Konsepsi dan Karakteristik Bencana; (b) Perubahan Paradigma Penanggulangan Bencana; (c) Sistem Penyelenggaraan penanggulangan Bencana Nasional.

Page 159: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1909

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Penyajian materi oleh ketua tim

Selain penyampaian materi di dalam kelas, para peserta diberikan kesempatan untuk melakukan pendalaman materi dengan cara melakukan diskusi bersama para pemateri di luar kelas. Diskusi di luar kelas dilakukan dengan cara duduk lesehan dimana jarak antara para peserta dengan pemateri menjadi relatif lebih dekat sehingga tidak terkesan formal. Cara ini dimaksudkan agar para peserta lebih leluasa dalam menyampaikan gagasannya sekaligus dapat bertukar pengalaman lebih banyak dengan para pemateri melalui pola komunikasi yang bersifat dua arah. Cara semacam ini amat efektif dalam turut meningkatkan kapasitas para peserta untuk saling bekerja sama dan berkomunikasi secara aktif, mengidentifikasi, membahas, dan memecahkan masalah yang menjadi topik bahasan.

Para peserta berdiskusi dengan para penyaji materi di luar kelas

Puncak dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan adalah evaluasi post test untuk mengetahui ada tidaknya perubahan pengetahuan para peserta. Pada tahap ini, para peserta diminta kembali masuk ke kelas. Dengan dibantu oleh seorang mahasiswa, tim penyuluh membagikan lembaran-lembaran kertas berisi beberapa pertanyaan tertulis kepada semua peserta.

Page 160: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1910

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pertanyaan yang diberikan masih sama seperti saat pre test yaitu terkait pengetahuan-pengetahuan yang materi dasar dalam penyuluhan. Hasil evaluasi post menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan peserta antara sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebelumnya kemampuan peserta di awal penyuluhan menunjukkan angka rata-rata sebesar 60,71. Dengan dilakukannya penyuluhan, kemampuan peserta pasca penyuluhan mengalami peningkatan dengan kenaikan rata-rata sebesar 82,10. Peningkatan nilai ini memberi gambaran bahwa kegiatan penyuluhan membawa dampak perubahan persepsi dan kognisi pada diri para peserta penyuluhan.

Para peserta menjawab soal pertanyaan post test

Para peserta berfoto bersama dengan para penyuluh

NILAI PRE TEST DAN POST TEST

NO NAMA SISWA NILAI TEST KENAIKA

N %

PRE TEST POST TEST

1 Fitria Rifa Ayu 50 79 29 58

2 Ayu Adila 57 79 22 38.60

3 Elyza Melinda 50 84 34 68

4 Agrifista Julia Andania 54 85 31 57.41

Page 161: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1911

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

NO NAMA SISWA NILAI TEST KENAIKA

N %

PRE TEST POST TEST

5 Intan Mutiara 57 86 29 50.88

6 Cucu Sunengsih 51 86 35 68.63

7 Dilan 56 87 31 55.36

8 Letty Nugraha Putri 53 85 32 60.38

9 Syifa Ulfina 56 75 19 33.93

10 Yeti Nur Sapitri 50 83 33 66

11 Yopi Yan Syah 56 86 30 53.57

12 Nisa Novita P.S 58 84 26 44.83

13 Cristina Yola Aryanti 73 87 14 19.18

14 Devi Fatmawati 64 84 20 31.25

15 Ayu Agustin 68 79 11 16.18

16 Widiya Sari 56 81 25 44.64

17 M Aliko Putra Ramdho 70 87 17 24.29

18 Septi Sentia 69 85 16 23.19

19 Dely Novita Sari 58 78 20 34.48

20 Bela Yuliati 66 86 20 30.30

21 Meika Khairun Nisa 70 83 13 18.57

22 Herlinda 58 75 17 29.31

23 Melinta Natalia 68 83 15 22.06

24 Nesi Setiani 36 82 46 127.78

25 Bagas Langgeng Saputra 71 84 13 18.31

26 Puja Utopia 70 74 4 5.71

27 Rahma Syinta 70 70 0 0

28 Suci Puspita Dewi 69 85 16 23.19

29 Septania Shifa Melani 66 83 17 25.76

30 Rovika Yani 67 84 17 25.37

31 Heriyana 65 76 11 16.92

RATA-RATA 60.71 82.10 21.39 38.45

Secara umum kegiatan ini mampu mendorong peningkatan kemampuan pengetahuan

para peserta. Peningkatan terendah terjadi sebesar 0 persen. Rendahnya tingkat kenaikan sebesar 0 persen ini dipengaruhi oleh kemampuan peserta yang bersangkutan yang memang sejak awal telah memiliki bekal pengetahuan secara memadai. Sedangkan peningkatan tertinggi terjadi sebesar 127,78 persen dari nilai awal sebesar 36. Secara umum peserta mengalami peningkatan kemampuan 38,45 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan ini telah mampu meningkatkan kapasitas pemahaman peserta mengenai manajemen penanggulangan

Page 162: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1912

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

bencana. Selanjutnya, melalui evaluasi kualitatif data diperoleh informasi bahwa terdapat kesadaran di kalangan para peserta bahwa kerjasama yang dilakukan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan pihak masyarakat hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan manfaat yang dapat diraih dari kerjasama tersebut bagi pengurangan resiko bencana. Kesimpulan dan Saran

Evaluasi atas kegiatan Penyuluhan Manajemen Bencana Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 memperlihatkan tingkat pemahaman peserta pada umumnya amat beragam. Namun, secara umum tiap-tiap peserta cenderung mengalami peningkatan kapasitas pengetahuan sebesar 38,45 persen. Meski angka tersebut berada pada ranah kognitif, namun kegiatan ini memberikan dampak positif memberikan dasar pemahaman bagi para pelajar tentang pentingnya mengurangi resiko bencana. Tim pengabdian memberikan saran bahwa pengembangan kapasitas bagi para pelajar memerlukan langkah lanjutan yang menuntut keberanian aparat pemerintah daerah untuk mengambil inisiatif memasukkan pendidikan bencana dalam kurikulum sekolah. Pengembangan kapasitas pelajar dalam pengurangan resiko bencana perlu dibarengi dengan partisipasi stakeholder lainnya dalam hal ini elemen masyarakat daerah untuk melakukan pembinaan, disertai langkah memfasilitasi melalui pelatihan. Ucapan Terimakasih

Terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada pihak dekanat FISIP Universitas Lampung yang telah memberikan pendanaan kegiatan pengabdian DIPA Fakultas tahun 2019. Terimakasih yang sebesar-besarnya juga kami ucapkan kepada Kepala SMA Negeri 2 Kotaagung yang telah membantu melalui penyediaan tempat pelaksanaan maupun mendatangkan peserta kegiatan. Begitu pula ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada para mahasiswa yang telah berpartisipasi membantu menyaiapkan keperluan teknis penyelenggaraan kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN Undang-Undang Nonor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana INTERNET http://www.lampost.co/berita-duh-wilayah-tanggamus-miliki-potensi-tsunami-tertinggi-se-lampung.html, diakses 17 april 2019

Page 163: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1913

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Implementasi Pengurangan Risiko Bencana Di Sekolah

Wahyu Widodo1

, Jazaul Ikhsan2

dan Amin Sunarhadi3

1,Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya, Tamantirto,

Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183, Telp. +62(274) 387656

2,Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya, Tamantirto,

Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

3,Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta 57162

Email: [email protected]

Abstrak

Sekolah/Madrasah merupakan tempat pengembangan model pendidikan pengurangan risiko bencana (PRB) yang melibatkan partisipasi siswa sebagai hak anak dalam aktivitas manajemen satuan pendidikan aman bencana (SPAB). Pendidikan pengurangan risiko dilakukan pada dua area, yaitu mitigasi dan kesiapsiagaan. Tujuan kegiatan ini adalah menerapkan upaya mitigasi yang meliputi struktural maupun non struktural di sekolah MBS (Muhammadiyah Boarding School) Pleret. Permasalahan mitra adalah (1) sekolah belum melakukan kajian risiko bencana di sekolah, (2) belum memahami kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, (3) belum menyusun rencana aksi penanggulangan bencana di sekolah. Pengabdian dilakukan untuk meningkatkan mitigasi dan kesiapsiagaan Sekolah melalui peningkatan kapasitas berbasis partisipasi. PRB di Sekolah tepat diimplementasikan di MBS Pleret karena merupakan solusi dari permasalahan mitra sehingga diharapkan menjadi bagian sistem pengelolaan sekolah yang berkelanjutan dan mandiri. Metode yang digunakan berupa pelatihan/worlshop, FGD, dan survey lingkungan sekolah yang hasilnya diterapkan langsung di sekolah. Kata Kunci: pengurangan risiko bencana, sekolah, pendidikan aman bencana Pendahuluan

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa - Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor (BNPB, 2016).

Selain itu, wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim.

Page 164: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1914

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia (BNPB, 2016).

Pendidikan merupakan salah satu sektor strategis dalam menyokong visi negara Indonesia sebagai 8 besar kekuatan dunia di Tahun 2045. Pendidikan Pengurangan Risiko Bencanan di sekolah/madrasah merupakan bagian pembangunan ketangguhan/resiliensi masyarakat (resilient community) terhadap bencana. Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) merupakan bagian untuk memperkuat ketangguhan warga komunitas terhadap bencana melalui pendidikan (Modul Sekolah Aman Kemendikbud, 2015).

Secara khusus, pengurangan risiko bencana dilaksanakan sebagai tanggapan terhadap(1) frekuensi kejadian bencana dan tingkat kerusakan maupun korban jiwa semakin meningkat di Indonesia, (2) belum banyak institusi yang mengerjakan pendidikan kebencanaan sebagai fokus kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, (3) respon positif masyarakat terhadap kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat bidang kebencanaan, dan (4) pendidikan pengurangan resiko (mitigasi) bencana menjadi agenda yang mendesak untuk dilakukan baik lokal, regional, dan nasional.

Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah menempatkan Fikih Kebencanaan sebagai landasan dan warna gerakan pendidikan PRB yang kemudian implementasikan melalui tiga komponen, yaitu pembelajaran PRB, manajemen PRB, dan pengadaan fasilitas yang berorientasi PRB. Kerangka PRB memiliki tiga tahapan pengembangan, yaitu tahap kepedulian, tahap kesiapsiagaan, dan tahap mitigasi sekolah/madrasah. Hal ini sesuai dengan kerangka PRB sebagai strategi masyarakat yang hidup berdampingan dengan bencana (Twigg, 2015). Kerangka ini membantu seklah dalam melakukan pengurangan risiko bencana. Kegiatan pengabdian ini mitra sekolah sebagai sekolah implentasi PRB. Sekolah tersebut adalah Muhammadiyah Boarding School (MBS) Pleret.

MBS Pleret yang belokasi di Kanggotan, Pleret, Bantul, DI Yogyakarta, didirikan oleh yayasan Muhammadiyah dan merupakan salah satu pondok pesantren modern di Yogyakarta. Pada tahun ajaran 2018/2019, MBS Pleret memiliki sekitar 176 santri dan 33 tenaga pengajar. MBS Pleret memiliki 3 bangunan yaitu 1 asrama putri dengan 3 lantai, 1 asrama putra dengan 3 lantai, dan 1 asrama putra dengan 2 lantai.

MBS Pleret merupakan salah satu sekolah yang mempunyai ancaman bencana yang tinggi, khususnya bencana gempa bumi (Gambar 1). Selain itu, terdapat juga potensi ancaman angin ribut dan kebakaran.

Page 165: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1915

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Peta ancaman gempa bumi Bantul

Terdapat juga beberapa faktor yang dapat memperburuk kondisi pada saat terjadi bencana.

1. Sekolah belum melakukan kajian risiko bencana di sekolah, 2. Sekolah belum memahami kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, dan 3. Sekolah belum menyusun rencana aksi penanggulangan bencana di sekolah. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa sekolah tersebut saat ini menghadapi

permasalahan mengenai kesiapsiagaan dan mitigasi yang dapat diatasi dengan kegiatan Pengurangan Risiko Bencana, maka dirasa perlu untuk melakukan kegiatan pengabdian dengan judul Implementasi Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah. Metode Pelaksanaan 2.1 Persiapan

Tahap persiapan berupa pengumpulan data-data mengenai MBS Pleret, penentuan jadwal dan lokasi kegiatan. Gambar 2 menunjukkan pertemuan dengan Direktur MBS dalam rangka penentuan jadwal dan lain sebagainya.

Page 166: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1916

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 2. Diskusi dengan Direktur MBS Pleret mengenai persiapan pelaksanaan kegiatan

2.2 Workshop “Inisiasi Sekolah Aman Bencana MBS Pleret” untuk siswa

Kegiatan workshop ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa MBS Pleret tentang arti bencana, macam bencana, pengurangan resiko bencana, kerentanan bencana dan penjelasan secara umum tentang Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB). Pelaksanaan workshop ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 23 Maret 2019 bertempat di Aula Pondok Putri untuk siswa/santri putri dan di Aula Pondok Putra untuk santri Putra. Pemateri di sesi worshop untuk santri putri disampaikan oleh Bu Restu Faizah, ST., MT dan sesi workshop untuk santri putra disampaikan oleh Bapak Ir. Wahyu Widodo, MT dan Bapak Jazaul Ikhsan, ST., MT., Ph. D. Jumlah santri yang hadir pada workshop ini terdiri dari 93 santri putri dan 61 santri putra. Gambar 3 menunjukkan suasana workshop dengan santri.

Gambar 3. Penyampaian materi workshop oleh Bapak Wahyu Widodo

Page 167: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1917

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2.3 Workshop “Inisiasi Sekolah Aman Bencana MBS Pleret” untuk pengurus, staff dan ustad/ustadzah Kegiatan workshop ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman, kepedulian dan

pengetahuan staff dan ustadz/ustadzah tentang pentingnya kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana. Dalam workshop ini dibahas pengertian bencana, macam bencana secara umum, bencana yang mungkin terjadi di MBS Pleret, kerentanan bencana, resiko bencana dan pengurangan resiko bencana. Kegiatan ini diikuti oleh 20 staff/ustadz/ustadzah dan juga pengurus MBS Pleret. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Maret 2019, di Aula Putri, MBS Pleret. Sebagai fasilitator dalam kegiatan ini adalah Bapak Jazaul Ikhsan, S.T., M.T., Ph.D. (Gambar 4)

Gambar 4. Kegiatan workshop Inisiasi Sekolah Aman Bencana di MBS Pleret untuk Pengurus, Staff dan Ustadz/Ustadzah

2.4 Workshop “Pilar Sekolah Aman Bencana dan Jalur Evakuasi MBS Pleret” untuk staff

dan ustad/ustadzah Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 6 April 2019 bertempat di Aula Putri, MBS

Pleret. Fasilitator dalam kegiatan ini adalah Bapak Jazaul Ikhsan, ST., MT., Ph.D. Materi workshop adalah tentang pilar pendukuk Sekolah Madrasah Aman Bencana, penilaian kesiapsiagaan mandiri oleh staff/ustadz/ustadzah dan diskusi pembuatan jalur evakuasi. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan staff dan ustadz/ustadzah dan pimpinan MBS Pleret,

Page 168: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1918

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dengan peserta sebanyak 21 orang. Gambar 5 menunjukkan suasasana workshop pilar sekolah aman bencana dan jalur evakuasi MBS Pleret.

Gambar 5. Kegiatan workshop Pilar Sekolah/Madrasah Aman Bencana dan Jalur Evakuasi

Hasil dan Pembahasan 3.1 Workshop “Inisiasi Sekolah Aman Bencana MBS Pleret” untuk siswa

Hasil yang dicapai. 1) Tersampaikannya pengetahuan tentang konsep sekolah/madrasah aman bencana. 2) Meningkatnya pengetahuan, identifikasi, dan ketrampilan peserta dalam mengenali

ancaman, kapasitas, kerentanan, dan evakuasi di sekitar sekolah/madrasah dengan metode yang disesuaikan.

3) Meningkatnya pengetahuan siswa tentang sebab, dampak, tanda-tanda dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi bencana.

4) Adanya partisipasi aktif anak dalam kegiatan.

3.2 Workshop “Inisiasi Sekolah Aman Bencana MBS Pleret” untuk pengurus, staff dan ustad/ustadzah

Hasil yang dicapai. 1) Tersampaikannya pengetahuan kerangka kerja sekolah/madrasah aman bencana. 2) Terlaksanakannya pelatihan para tenaga pendidikan, tenaga kependidikan dan komite

sekolah untuk pendampingan implementasi SMAB di sekolah.

Page 169: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1919

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

3.3 Workshop “Pilar Sekolah Aman Bencana dan Jalur Evakuasi MBS Pleret” untuk staff dan ustad/ustadzah

Hasil yang dicapai. 1) Tersusunnya prosedur tetap kedaruratan bencana sekolah/madrasah berdasarkan hasil

kajian risiko bencana yang sebelumnya telah dilakukan dan disepakati. Protap dilengkapi peta jalur evakuasi, rambu evakuasi, titik kumpul, dan sistem peringatan dini.

2) Terpasangnya peta jalur evakuasi, rambu evakuasi, dan titik kumpul. 3) Tersedia media publikasi sekolah untuk mengkomunikasikan hasil-hasilnya.

Gambar 6. Jalur Evakuasi Asrama Putra 2 lantai

Page 170: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1920

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 7. Jalur Evakuasi Asrama Putri 3 lantai

Gambar 8. Jalur Evakuasi Asrama Putra 3 lantai

Page 171: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1921

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kesimpulan Program pengabdian dengan tema Implementasi Sekolah Aman Bencana di MBS Pleret

telah dilakukan. Hasil telah yang diperoleh adalah telah memberikan pemahaman kepada siswa/santri, staff, ustadz/ustadzah dan pengurus tentang perlunya kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan upaya-upaya lanjutan untuk memenuhi kriteria pilar Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB) sesuai dengan Perka BNPB dan panduan dari Kemendikbud, yang tentunya memerlukan partisipasi dari semua pihak, waktu dan finansial untuk memenuhinya. Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMY yang telah memberikan dana hibah untuk kegiatan pengabdian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Direktur, Staff, Ustadz/ah, Santriwan dan Santriwati MBS Pleret yang bersedia menjadi lokasi pengabdian dan juga telah membantu pelaksanaan program pengabdian ini. Daftar Pustaka

BNPB, 2016, Risiko Bencana Indonesia, Jakarta. Colwell, R.N., 1997, Manual of Photographic Interpretation, American Society for

Photogrammetry & Remote Sensing. Hackeloeer, A., Klasing, K., Krisp, J.M., dan Meng, L., 2014, Georeferencing: a review of

methods and applications. Annals of GIS, 20(1), 61–69. Kemendikbud, 2015, Modul Sekolah Aman Bencana, Jakarta.

Page 172: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1922

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pendampingan Manajemen Usaha Penjahit “Atmia Karya”

Winarso1

, Rita Kusumawati2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta,

55183

Email: [email protected]

Abstrak

Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra dalam program ini antara lain. Permasalahan pemasaran yaitu daerah pemasaran masih terbatas, papan nama usaha yg sudah tidak layak, belum memanfaatkan internet untuk memasarkan jasanya. Sedangkan permasalahan operasional usaha: layout tidak tertata dengan baik, belum adanya rak untuk menyimpan/memajang hasil jahitan. Solusi yang ditawakan dalam program ini adalah : mitra akan disarankan untuk mebuat papan nama yang baru agar mudah ditemukan oleh pelanggan, mitra didampingi dalam pembuatan nedia promosi (brosur dan media promosi di internet), mitra akan didampingi dalam penataan layout usaha untuk memudahkan operasional usahanya, mitra akan dibantu dalam pengadaan display hasil jahitannya. Hasil dari program pendampingan ini adalah mitra memiliki papan nama yang baru yang lebih menarik, memiliki titik usaha dalam google map, memiliki media promosi, layout yang rapi dan menarik dan memiliki rak display.. Kata kunci : usaha jahit, media promosi, umkm, sleman. Pendahuluan

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah sebagai sarana mengentaskan masyarakat kecil dari jurang kemiskinan. UMKM selama ini perperan dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi, data milik Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2011menunjukkan lebih dari 55,2 juta unit UMKM mampu menyerap sekitar 101,7 juta orang. Angka tersebut meningkat menjadi sekitar 57,8 juta unit UMKM dengan jumlah tenaga kerja mencapai 114 juta orang. UMKM juga memiliki peran yang sangat penting dalam pemerataan ekonomi masyarakat. Berbeda dengan perusahaan besar, UMKM memiliki lokasi di berbagai tempat. Termasuk di daerah yang jauh dari jangkauan perkembangan zaman sekalipun. Keberadaan UMKM di 34 provinsi yang ada di Indonesia tersebut memperkecil jurang ekonomi antara yang miskin dengan kaya. Selain itu, bisnis kecil ini juga mampu memberikan sumbangsih terhadap PDB yang tercatat mencapai 7,1 persen.

Namun meskipun UMKM ini memiliki peran penting dan memberikan kontribusi yang cukup besar untuk Negara, bisnis UMKM ini juga masih memiliki kelemahan saat beroperasi

Page 173: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1923

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

sehingga pemerintah perlu untuk memberikan dukungan dan sokongan agar bisnis UMKM ini bisa berjalan dengan lancar. Beberapa permasalahan yang bisa kita jumpai pada bisnis UMKM ini adalah seperti kesulitan pemasaran, keterbatasan SDM, kesulitan bahan baku, keterbatasan inovasi dan teknologi, hingga kesulitan akses ke sumber pembiayaan yang cukup terbatas. Dengan mengetahui beberapa permasalahan tersebut, maka sudah semestinya pemerintah untuk memperhatikan bisnis kecil ini karena jika berkembang maka Negara juga akan mendapatkan keuntungan pemasukan

Salah satu UMKM di Wilayah Gamping Sleman adalah usaha penjahit yang dirintis oleh pemiliknya bu Mia Kurniawati pada tahun 2010 dan diberi nama “Penjahit Atmia Karya. Perkembangan usaha ini cukup menggembirakan, dari awal hanya bermodalkan 1 mesin jahit dan hanya dikerjakan sendiri hingga saat ini usaha tersebut memiliki 8 mesin jahit dengan 8 karyawan.

Pelanggan usaha ini beberapa daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, terdiri dari pelanggan perseorangan dan juga dari toko busana. Selama ini promosi dilakukan dengan cara

konvensional yaitu dengan cara “word of mouth’. Usaha ini belum memanfaatkan media promosi yang tersedia di era digital ini.

Lokasi usaha jadi satu dengan rumah tinggal pemilik. Layout usaha terkesan amburadul, tidak tertata dengan baik. Padahal layout ini sangat penting sekali bagi usaha jasa untuk menunjang kenyamanan pegawai juga kenyamanan pelanggan. Permasalahan Berdasarkan hasil kunjungan ke mitra, prioritas program yang akan dijalankan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Prioritas Permasalahan Mitra No Prioritas Permasalahan

Mitra Penjelasan

1 Masalah Produksi Layout masih berantakan , belum tertata dengan rapi sehingga berdampak pada kenyamanan pegawai dan juga pelanggan. Disamping itu mitra belum memiliki rak display untuk memajang hasil jahitan atau menyimpan kain yang akan dijahit. Rak display diperlukan menyimpan kain dan untuk memajang hasil jahitan yang belum diambil pelangan agar terlihat rapi dan pakaian tidak kotor terkena debu.

2 Masalah pemasaran Pelanggan masih terbatas, mitra belum memanfaatkan media promosi yg memanfaatkan internet. Papan nama usaha yang dimiliki mitra sudah terlihat usang

Sumber: data penulis

Page 174: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1924

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Solusi dan Target Luaran Tabel 2. Solusi dan Target Luaran

Masalah Solusi Target Luaran

Produksi: Layout masih berantakan Belum adanya lemari penyimpanan/ display

Mitra akan didampingi dalam penataan layout usaha agar rapi dan nyaman bagi pegawai juga bagi pelanggan, disamping itu juga mitra akan dibantu dalam pengadaan lemari penyimpanan/display hasil jahitan

Layout usaha yg rapi dan nyaman Lemari penyimpanan /display

Pemasaran: Pelanggan masih terbatas di wilayah lokal Belum memanfaatkan media promosi yang optimal

Mitra akan didampingi dalam memperluas pelanggan dengan membuat media promosi berupa papan nama, buku profil usaha, dan video profil. disamping itu untuk memudahkan pelanggan mencari lokasi usaha, akan dibuatkan titik dalam google map.

Titik usaha di googlemaps Media promosi berupa papan nama usaha, buku profil.dan video profil

Sumber: data penulis Metode Pelaksanaan

Berdasarkan prioritas permasalahan yang telah disepakati oleh mitra, metode pelaksanaan dalam pemecahan masalah yang dihadapi mitra dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3 Metode Pelaksanaan Pemecahan Masalah

No Permasalahan Mitra Metode Pelaksanaan

1 Permasalahan Produksi/Operasional

Mitra akan dibantu dalam menata layout usaha agar rapi dan nyaman bagi pegawai dan pelanggan; disamping itu mintra akan dibantu dalam pengadaan lemari penyimpan/display hasil jahitan dengan menggunakan dana program, Partisipasi mitra: Mitra akan turut membiayai pengadaan lemari.

2 Permasalahan Pemasaram Mitra akan didampingi dalam pembuatan media promosi di internet, dan pembaruan papan nama Partisipasi mitra : Mitra membantu menyediakan data dan informasi yang diperlukan dan menyediakan tenaga untuk memasang papan nama dan mengoperasikan

marketplace

Sumber: data penulis

Page 175: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1925

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hasil dan Pembahasan Persaingan usaha di dunia jahit busana ini, menuntut pemilik usaha untuk menampilkan

kualitas dan disain terbaik dalam setiap produknya. Disamping menjaga kualitas, pelaku usaha jahit perlu memanfaatkan media promosi untuk mengenalkan usahanya ke pasar. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka dalam program pengabdian ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka membantu usaha jahit “atmia karya” agar lebih maju dan berkembang.. Berikut adalah penjelasan rinci pelaksanaan kegiatan pengabdian PKM di usaha jahit atmia karya

1. Manajemen Operasional

Gambar 1. Layout usaha sebelum pendampingan

Sumber: dokumen penulis

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi usaha penjahit atmia karya dimana layout usaha jahit tersebut kurang rapi dan tidak adanya tempat untuk menyimpan bahan/kain jahitan/hasil jahitan. Hal inilah yang menyebabkan ruangan kelihatan berantakan dan menimbulkan kesulitan dalam mencari kain pelanggan, bahkan kadangkala kain pelanggan terselip. Suasana ruang kerja(penjahit) yang berantakan bisa mempengaruhi kenyamanan pekerja juga pelanggan yang datang.

Gambar 2 Layout usaha setelah pendampingan

Sumber: dokumen penulis

Page 176: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1926

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Karena itu, dalam program ini tim memberikan pemahaman kepada pemilik usaha dan juga pekerja untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian ruang kerja. Untuk mendukung layout yang rapi, tim memberikan bantuan hibah rak display yang berfungsi untuk menyimpan kain pelanggan. Layout setelah program pendampingan dengan rak display dapat dilihat pada gambar berikut.

2. Manajemen Pemasaran Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi kelompok usaha jahit atmia karya di bidang pemasaran, maka dilakukan beberapa upaya, diantaranya dengan pembuatan papan nama, pembuatan katalog produk, pembuatan video profile, dan pembuatan titik di google map dan pendampingan manajemen pemasaran.

1. Pembuatan papan nama usaha Papan nama penting bagi suatu usaha sebagai identitas usaha atau brand atau produk disuatu tempat atau lokasi.berdasarkan fungsinya tersebut. Papan nama juga merupakan suatu media promosi bagi usaha. Papan nama yang dimiliki oleh usaha jahit atmia karya sebelum pendampingan sudah tidak layak, tulisan terlihat suram sehingga tidak mudah terbaca oleh orang yang melihat papan nama tersebut. Karena itu, tim memandang penting untuk membuat papan nama yang baru yang lebih cerah dan mudah terbaca oleh orang yang kebetulan lewat.

Gambar 3 Papan nama usaha

Sumber: dokumen penulis

2. Pembuatan Katalog produk

Page 177: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1927

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Katalog produk berfungsi untuk menampilkan produk/ hasil karya suatu usaha. Katalog produk penting dan merupakan salah satu media promosi. Sebalum dilakukan pendampingan, usaha jahit atmia karya belum memiliki katalog produk, sehingga menyulitkan untuk melakukan promosi. Untuk mempermudah promosi usaha maka usaha jahit atmia karya dibantu/didampingi untuk membuat katalog produk yang berisi beberapa contoh hasil disain dan jahitan dalam bebrapa katagori..

Kegiatan pembuatan katalog ini melibatkan semua tim dan pemilik usaha jahit. Mulai dari pengumpulan materi sampai ke disain katalog melalui hasil diskusi tim dengan pemilik usaha. Adapun buku katalog produk kelompok usaha konveksi dan bordir dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Buku katalog usaha Jahit Atmia Karya

Sumber: dokumen penulis

3. Pembuatan titik usaha di google map

Pembuatan titik usaha di googlemaps ditujukan agar lokasi usaha jahit atmia karya mudah ditemukan oleh pelanggan atau calon pelanggan.. Berikut adalah titik usaha jahit atmia karya

di googlemaps

Page 178: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1928

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 5 Titik usaha di googlemaps

Sumber: dokumen penulis

4. Pembuatan video profile Untuk melengkapi media promosi usaha jahit atmia karya didampingi dalam membuat video profil usaha. Video profil penting bagi suatu usaha karena dengan memiliki video profil, sebuah usaha dapat menyajikan presentasi, promosi, sampai product launching serta dokumentasi projek dengan lebih mudah, terjangkau, dan lebih menarik. Berbagai materi yang menarik, komunikatif, dan memukau dapat di kemas menjadi satu media elegan dan eksklusif, yaitu DVD video format. Selain memuat isi yang menarik dengan gabungan animasi slide dan foto, seluruh materi akan lebih mudah merupakan solusi kreatif dan inovatif untuk berbagai kebutuhan, terutama untuk keperluan digital media advertising yang sedang populer sekarang ini. dimengerti dan diingat. Berikut video profile usaha jahit Atmia karya.

https://drive.google.com/file/d/1zPr9QtE5D_H_FUU68J3NTBBVI1Wsrgxq/view?usp=drivesdk.

5. Pendampingan manajemen usaha James A.F Stoner mengartikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan terhadap sumberdaya organisasi lainnya supaya tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan yang ditetapkan. Sedangkan bisnis merupakan satu kegiatan yang bertujuan untuk menjual produk-produk dalam bentuk barang maupun jasa.

Dari pengertian manajemen dan pengertian bisnis di atas dapat simpulkan bahwa manajemen bisnis adalah suatu kegiatan mengatur penjualan produk-produk berupa

Page 179: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1929

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

barang atau jasa yang dapat memberikan keuntungan sebesar-besarnya pada pelaku usaha/bisnis-nya.

Pentingnya manajemen bisnis dalam usaha karena pelaku usaha membutuhkan pengaturan yang efekstif dan efisien untuk menjalankan usahanya. Untuk mengolah yang ada dalam usahanya harus menggunakan prinsip manajemen. jika tidak memakai prinsip menajemen maka perjalanan usaha dalam sistem pengelolaannya tersebut tidak bisa berjalan atau beroperasi dengan baik.

Gambar 6 Pendampingan manajemen usaha

Sumber: dokumen penulis

Dalam rangka membantu pemilik usaha memahami manajemen usaha jahit,

maka dalam program ini dilakukan pendampingan manajemen usaha. Pendampingan dilakukan selama 3 bulan dengan frekuensi pertemuan 4 kali setiap bulannya. Dalam proses pendampingan tersebut permasalahan-permasalahan yang terkait dengan pengelolaan usaha jahit didiskusikan dan dicari solusinya.

Kesimpulan Kesimpulan dari pelaksanaan program PPM KKN ini adalah:

1. Terbangunnya kesadaran UMKM untuk mengelola usahanya dengan profesional 2. Terbangunnya kesadaran UMKM untuk mengelola kegiatan pemasaran dengan optimal 3. Terbangunnya kesadaran UMKM untuk melakukan promosi usaha 4. Terbangunnya kesadaran UMKM untuk menjaga kerapian dan layout yang menarik

sehingga dapat membuat kenyaman dalam bekerja. Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:

Page 180: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1930

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

1. LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mendanai program pengabdian masyarakat ini dengan skema PPM KKN

Daftar Pustaka Meliala, A. S., Matondang, N., & Sari, R. M. (2014). Strategi Peningkatan Daya Saing Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) Berbasis Kaizen. Jurnal Optimasi Sistem Informasi , 641-664

Pambudy R., Budi W., Burhanuddin (2017), Kewirausahaan Dan Manajemen Bisnis Kecil, Idemedia.

Trihatmoko A., Harsono M., (2017), Kewirausahaan : Membentuk dan Mengembangkan Unit

Bisnis Handal dan Mapan, UPP STIM YKPN.

Page 181: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1931

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemanfaatan Cangkang Keong Sawah Untuk Pakan Ayam Di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten

Zuhud Rozaki1

*, Nur Rahmawati1

dan Lestari Rahayu1

1Program Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Email: [email protected]

Abstrak

Keong menjadi hama bagi petani, untuk mengatasinya banyak orang yang mengumpulkan keong untuk dijadikan makanan. Makanan berbahan daging keong ini biasanya dibuat menjadi sate keong. Ternyata citarasa sate keong cocok dengan lidah orang Jawa, sehingga bisnis sate keong mulai menjalar di banyak daerah. Klaten, daerah Jawa Tengah yang memiliki sentra pembuatan sate keong, salah satunya di Desa Melikan, Kecamatan Wedi. Limbah cangkang keong ini biasanya dibuang ke sungai, hal ini menyebabkan kedangkalan pada sungai. Kondisi ini menunjukkan perlu adanya solusi pemanfaatan limbah cangkang keong agar masyarakat tidak membuang sembarangan ke sungai. Salah satu alternatif permasalan ini adalah penyuluhan dan diskusi tentang pemanfaatan limbah cangkang keong untuk dibuat menjadi pakan ayam dengan transfer tekonologi pembuatan pakan ayam dengan fasilitasi mesin penggiling yang aplikatif dan mudah digunakan oleh masyarakat umum. Kegiatan ini berhasil dilaksanakan dengan 3 tahapan yaitu koordinasi, penyuluhan dan pelatihan. Koordinasi berisi tentang rencana penyuluhan dan pelatihan yang akan dilakukan. Penyuluhan berisi tentang menjaga lingkungan yang baik dan pembuatan pakan ternak dari limbah cangkang keong yang baik. Pelatihan berisi tentang bagaimana cara membuat pakan ternak yang baik menggunakan limbah cangkang keong dan alat yang digunakan adalah mesin penggiling. Luaran yang berhasil dilaksanakan adalah publikasi di media massa yaitu Radar Jogja. Kata kunci: cangkang keong, pakan ternak, pengabdian, lingkungan Pendahuluan A. Latar belakang

Keong sawah dengan nama latin Pila ampullacea adalah jenis siput yang sering hidup di sawah, bagi petani hewan ini menjadi hama yang menyerang padi dimana intensitas serangannya bisa mencapai 13,2 sampai 96,5 % (Delvita et al, 2015). Siput ini hidup di air tawar, selain di sawah juga ditemukan di sungai (Tanjung, 2013). Sebagai hama bagi padi, berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi hama ini, salah satunya yaitu menangkapnya kemudian dijadikan makanan. Meskipun daging yang ada pada keong sawah tidaklah banyak, akan tetapi memiliki citarasa yang khas (Suktiningsih, 2016).

Berdasarkan studi, kebutuhan proten harian minimal seseorang adalah 0,8 dikali berat badan (kilogram). Pada 100 gram keong sawah, mengandung 12 gram protein, ini tidak jauh

Page 182: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1932

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dengan kandungan protein dari daging sapi yaitu 19 gram (Anonim, 2017). Dengan kandungan protein yang cukup tinggi, dan rasa yang cocok dengan lidah lokal, keong sawah menjadi makanan favorit, terutama dijajakkan di hik (warung kopi lokal). Masyarakat memiliki cara bermacam untuk memasak keong sawah, ada yang ditumis bersamaan dengan cangkangnya, ada pula yang memasak dagingnya saja dan cangkangnya dibuang. Yang sering ditemukan adalah jenis memasak yang dibuang cangkangnya kemudian dagingnya dibuat sate. Karena sudah menjadi makanan favorit, bisnis keong sawah digeluti banyak orang, ada yang berperan sebagai pencari keong sawah dan ada yang menjadi pengepul untuk dimasak menjadi sate keong. Siput ini tidak bisa ditemukan setiap saat, biasanya banyak ditemukan di musim penghujan. Oleh karena itu pencari keong sawah menjadikan kegiatan ini sebagai mata pencaharian sampingan. Dengan pekerjaan utama yang beragam.

Salah satu sentra pembuatan sate keong adalah di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Banyak masyarakat yang mencari keong sawah untuk dijual ke produsen sate keong. Mereka menjualnya dalam bentuk daging yang sudah direbus dan dibuang cangkangnya. Karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan tentang pemanfaatan cangkang keong sawah, membuat warga membuang cangkang ke sungai atau tempat lain. Hal ini menimbulkan permasalahan lingkungan, yaitu sungai mengalami pendangkalan. Jika dibiarkan, permasalahan ini akan semakin besar dan mengurangi fungsi sungai.

Kandungan mineral yang utama pada cangkang keong sawah yaitu kalsium karbonat (CaCO3), zat besi, magnesium, kalium dan fosfor (Delvita et al, 2015). Hal ini menunjukkan bahwa ada potensi pemanfaatan cangkang keong sawah yang bisa diedukasikan kepada masyarakat. Dengan kandungan kalsium yang bagus, cangkang keong sawah bisa dimanfaatkan untuk pakan ayam. Hewan ternak satu ini membutuhkan asupan kalsium yang cukup agar kualitas telurnya bagus. Selain bisa mengurangi masalah limbah cangkang, upaya ini bisa meningkatkan nilai ekonomis dari limbah cangkang, dan ekonomi masyarakat pencari keong sawah bisa meningkat. B. Permasalahan Mitra

Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten dapat dikeompokkan menjadi aspek manajemen dan aspek produksi. Permasalahan dari aspek manajemen yaitu terbatasnya pengetahuan masyarakat di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten tentang pemanfaatan limbah cangkang keong sawah sehingga perlu kegiatan penyuluhan dan diskusi tentang pemanfaatan cangkang keong sawah untuk pakan ayam. Sedangkan permasalahan dari aspek produksi yaitu belum adanya pemanfaatan limbah cangkang keong sawah hasil produksi sate keong sawah yang dilakukan masyarakat. Selama ini limbah tersebut hanya dibuang begitu saja ke sungai. Sehingga perlua trasfer pengetahuan dan teknologi, serta fasilitasi mesin penggiling kepada masyarakat di sekitas sentra pembuatan sate keong sawah.

Page 183: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1933

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Metode Pelaksanaan A. Penyuluhan dan Diskusi

Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan khalayak sasaran strategis (masyarakat di sekitar sentra pembuatan sate keong) untuk mengikuti penyuluhan, ceramah dan diskusi tentang pengelolaan teknologi pembuatan pakan ayam dari limbah cangkang keong sawah. Materi penyuluhan secara lengkap terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Materi Penyuluhan dan Diskusi di Desa Melikan.

No Materi Sub-Materi 1. Menjaga lingkungan Pentingnya menjaga lingkungan (sungai) 2. Pemanfaatan keong sawah Manfaat keong sawah

Pemanfaatan keong sawah termasuk cangkangnya

Pemasaran produk olahan limbah cangkang keong sawah

B. Demonstrasi dan Praktek Teknologi Pembuatan Paka Ternak

Kegiatan dilakukan di massyarakat dekat sentra pembuatan sate keong di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Demonstrasi dan praktek tentang teknologi pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan limbah cangkang keong sawah hasil dari pembuatan sate keong. Setelah demonstrasi, peserta akan didampingi dan dibina secara intensif untuk bisa mengembangkan produk pakan ayam dari limbah cangkaang keong sawah.

C. Transfer/ Alih Teknologi Tepat Guna Transfer atau Alih Teknologi Tepat Guna melalui teknologi pembuatan pakan ayam dan fasilitasi mesin penggiling kepada masyarakat di sekitar sentra pembuatan sate keong di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten yang bertujuan meningkatkan nilai tambah dari limbah cangkang keong sawah di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Selain meningkatkan nilai tambah juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

D. Konsultasi dan Pendampingan / Pembinaan Kegiatan ini dilakukan secara periodik untuk membina dan mendampingi masyarakat sasaran strategis sampai berhasil memproduksi dan memanfaatkan Transfer Teknologi Tepat Guna dalam menghasilkan pakan ayam yang berkualitas dengan tidak membatasi jenis konsultasi yang diinginkan oleh masyarakat sasaran.

E. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan 1. Evaluasi Sebelum Pelaksanaan Kegiatan

Page 184: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1934

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Parameter yang digunakan meliputi kesanggupan, antusiasme dan kemampuan masyarakat sasaran dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan, kemampuan inisiatif dan pengembangan produk, dan tingkat kerjasama dengan aparatur desa dan lapisan masyarakat terkait dalam pelaksanaan pembinaan teknologi pembuatan pakan ayam yang memenuhi standar kualitas.

2. Evaluasi Selama Kegiatan Berlangsung Indikator yang digunakan meliputi pemahaman masyarakat sasaran terhadap materi kegiatan, kemauan dan motivasi untuk mengimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari serta sustanability-nya aparatur desa terkait untuk melanjutkan dan membina masyarakat sasaran agar mencapai hasil yang maksimal.

3. Evaluasi Setelah Kegiatan Selesai Indikator yang digunakan meliputi minat dan kemampuannya untuk bisa melanjutkan hasil transfer / alih Teknologi Tepat Guna, pelatihan serta pembinaan dalam peningkatan daya saing kualitas pakan ternak serta menindaklanjuti agar bisa dimanfaatkan sebagai produk yang potensial sebagai sumber devisa negara.

Hasil dan Pembahasan A. Rangkaian Kegiatan Rangkaian kegiatan pengabdian ini berhasil dilakukan dengan detail sebagai berikut: 1. Koordinasi

Koordinasi ini dilakukan pada Selasa 26 Februari 2019 bertempat di rumah Sdr. Arief Wedi Klaten dengan dihadiri oleh 6 warga terkait. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk upaya mendapatkan waktu yang tepat untuk pelaksanaan penyuluhan. Dengan kesibukan masing-masing pihat, akhirnya disepakati penyuluhan dilakukan pada Minggu, 10 Maret 2019 bertempat di Rumah Bapak Aji, Pengepul daging keong, Wedi Klaten

Page 185: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1935

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1 Koordinasi untuk perencanaan kegiatan

2. Penyuluhan

Penyuluhan ini dilakukan pada Minggu 10 Maret 2019 dari jam 9 pagi sampai jam 11 siang bertempat di rumah Bapak Aji selaku pengepul daging keong. Warga yang hadi sebanyak 17 orang. Kegiatan ini diisi oleh Zuhud Rozaki, PhD. tentang peduli lingkungan dan Bapak Fakih, beliau merupakan praktisi bidang ternak dan juga pakan ternak. Materi yang disampaikan oleh Zuhud Rozaki, PhD. yaitu tentang pentingnya menjaga lingkunga, dan ini bukan menjadi tanggungjawab satu orang, akan tetapi menjadi tanggungjawab semua pihak. Dan Bapak Fakih menyampaikan tentang potensi pengembangan cangkang keong untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak, tidak hanya unggah tetapi juga ternak kaki empat. Beliau juga menyampaikan bagaiman takaran antara bubuk cangkang keong dengan konsentrat agar mendapatkan paduan yang pas.

Page 186: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1936

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 2 Kegiatan pengolahan daging keong

Pada kesempatan penyuluhan ini, 17 orang hadir, dan ketika dibuka sesi tanya jawab, banyak dari peserta yang bertanya tentang komposisi yang baiknya dilakukan jika ingin menggabungkan antara cangkang keong yang sudah digiling dengan konsentrat.

Page 187: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1937

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 3 Suasana penyuluhan

3. Pelatihan

Hari, tanggal : Minggu, 10 Maret 2019 Waktu : 11:00-13:00 Tempat : Rumah Bapak Aji, Pengepul daging keong Jumlah peserta : 17 orang Pelatihan ini dilakukan pada Minggu 10 Maret 2019 dari jam 11 sampai 13 WIB bertempat di rumah bapak Aji. Warga yang hadir yaitu sebanyak 17 orang. Kegiata ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari penyuluhan yang sudah dilakukan sebelumnya. Pematerinya yaitu Bapak Fakih., dengan menggunakan penggiling yang dihibahkan kepada masyarakat ini.

Page 188: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1938

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 4 Suasana pelatihan

Gambar 5 Penyerahan mesing penggiling

Page 189: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1939

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 6 Publikasi di Radar Jogja Online

B. Proses Pemberdayaan

Dengan dilaksanakannya penyuluhan, pengetahuan mitra semakin meningkat terkait dengan kepedualian lingkungan dan pemanfaatan cangkang keong untuk pakan ternak, sekaligus potensinya untuk meningkatkan ekonomi lewat pengolahan cangkang keong menjadi pakan ternak. Kemudian dengan pelatihan yang melibatkan mitra langsung menjadikan peningkatan ketrampilan mitra dalam memanfaatkan kekurangan menjadi kelebihan. Potensi pengembangan pengolahan cangkang keong menjadi pakan ternak ini mampu diterima oleh mitra dengan baik dengan dibentukanya kelompok peduli lingkungan.

Page 190: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1940

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kesimpulan Kegiatan pendampingan ini secara umum berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan. Harapan selanjutnya adalah masyarakat sasaran meningkat kesadarannya akan pentingnya menjaga lingkungan. Dan diharapkan pelatihan pembuatan pakan ternak dari limbah cangkang keong ini bisa ditindaklanjuti agar permasalah limbah cangkang keong bisa terselesaikan meskipun tidak langsung selesai.

Ucapan Terima Kasih Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selaku pihak yang mendanai pengabdian ini. Kami juga menyampaikan terimakasih kepada warga Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Daftar Pustaka Anonim. (2017). Anjuran Ahli Gizi Saat Makan Keong Sawah untuk Sumber Protein. Sumber:

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171207103634-255-260745/anjuran-ahli-gizi-saat-makan-keong-sawah-untuk-sumber-protein. Diakses pada 4 Desember 2018.

Delvita H., Djamas D., dan Ramli. (2015). Pengaruh Variasi Temperatur Kalsinasi Terhadap

Karakteristik Kalsium Karbonat (Caco3) Dalam Cangkang Keong Sawah (Pila

Ampullacea) Yang Terdapat Di Kabupaten Pasaman. Pillar of Physics Vol 6 Hal 17-24. Suktiningsih, W. (2016). Leksikon Fauna Masyarakatsunda: Kajian Ekolinguistik. Retorika:

Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 2. Hal. 142-160. Tanjung, L.R. (2013). Kandungan Gizi Dan Nilai Ekonomis Pensi, Tutut dan Cherax dari

Danau Maninjau. Disampaikan pada Seminar Nasional Riset Program, Obat-obatan dan Lingkungan untuk Kesehatan. Bogor, 27-28 Juni 2013.

Page 191: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1941

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Sosialisasi Sistem Layanan Mitigasi Bencana Di Kotaagung Kabupaten Tanggamus

Meiliyana1

, Dedi Hermawan2

, Yulianto3

, Selvi Diana Meilinda4

1,2,3,4. Jurusan Administrasi Negara FISIP UNILA

Jalan Soemantri Brojonegoro, No.1 Gedongmeneng, Bandarlampung, 35145

Telp : 08127245021

[email protected]

ABSTRAK

Pelayanan public adalah kegiatan/rangkaian kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan public. Kotaagung merupakan ibukota dari Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung yang terletak di pesisir Teluk Lampung dimana wilayah ini termasuk dalam kawasan yang berpotensi rawan bencana terutama gempa bumi dan tsunami. Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang terjadi akibat adanya fenomena gempa di lautan yang menyebabkan tingginya gelombang laut serta mampu merusak apapun yang ada di lingkungan sekitar. Oleh sebab itu dibutuhkan kesadaran dan kepedulian yang tinggi dari masyarakat di wilayah tersebut untuk sigap dalam menghadapi bencana sehingga dampak buruk darai bencana tersebut dapat diminimalisir. Untuk itulah maka diperlukan sosialisasi yang luas tentang mitigasi bencana dan layanan mitugasi bencana yang diberikan oleh lembaga penyelenggara layanan public yang dalam hal ini adalah BASARNAS. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dihadapan siswa-siswa sekolah menengah umum negeri 2 Kotaagung karena sekolah merupakan media transformasi ilmu pengetahuan yang paling efektif. Hasil dari kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, serta berkontribusi cukup baik dalam menggugah kepedulian dan kesadaran siswa-siswa terhadap kegiatan mitigasi bencana dan menambah pengetahuan mereka tentang layanan public yang diselenggarakan oleh BASARNAS sebagai lembaga pemerintah yang memberikan layanan mitigasi bencana. Keywords : Pelayanan Publik, Mitigasi Bencana, Tsunami Pendahuluan

Makalah ini akan memaparkan kegiatan sosialisasi tentang layanan public khususnya

layanan tentang mitigasi bencana yang diberikan oleh kantor BASARNAS (Badan search and

rescue Nasional) Provinsi Lampung. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan bagi siswa-siswa SMUN negeri 2 Kotaagung karena pelajar (remaja) adalah generasi muda era millennial yang sangat cepat mencari dan menyerap informasi melalui berbagai media yang saat ini sangat mudah diakses oleh mereka. Namun terkadang dalam menyikapi informasi yang mereka dapat

Page 192: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1942

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

tersebut, para remaja belum memiliki kepedulian dan kesadaran yang tinggi dalam memilih dan memilah tentang pentingnya sebuah informasi.

Kecamatan Kota Agung merupakan salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Tanggamus. Kecamatan Kota Agung terletak di bawah kaki Gunung Tanggamus dan di sisi pantai Teluk Semaka. Kecamatan ini terletak 100 km di barat ibukota Provinsi Lampung. Karena letaknya yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan dekat dengan Selat Sunda, wilayah perairan laut Kabupaten Tanggamus umumnya memiliki gelombang yang besar. Kotaagung yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanggamus terletak di pesisir Teluk Lampung yang termasuk dalam kawasan yang berpotensi rawan

bencana. Untuk itu dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepedulian (awareness) dari masyarakat khususnya generasi muda di kota Kotaagung terhadap potensi bencana ini serta memberikan pemahaman tentang layanan mitigasi bencana yang dapat diakses dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) Provinsi Lampung,sehingga dampak negative dari bencana alam dapat diminimalisir, maka kegiatan sosialisasi ini dilakukan.

Setelah melakukan analisis situasi, terdapat beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi yaitu 1. 1.Masih minimnya wawasan dan pengetahuan para siswa SMU tentang layanan yang ada

di Basarnas Provinsi Lampung. 2. 2.Masih minimnya wawasan dan pengetahuan para siswa SMU tentang pentingnya

pengetahuan mitigasi bencana 3. Tidak adanya tempat yang memadai untuk melakukan pelatihan mitigasi bencana di

Kotaagung. 4. 4.Masih kurang stabilnya jaringan komunikasi (internet) yang baik untuk bisa mengkases

informasi dari Basarnas Provinsi Lampung. Dengan demikian maka perlu dilakukan sosialiasi langsung bagi masyarakat (dalam hal ini

pelajar/remaja) di kecamatan Kotaaging Kabupaten Tanggamus sehingga diharapkan pemahaman mereka tentang layanan-layanan yang disediakan oleh Basarnas Provinsi Lampung dan pemahaman mereka tentang mitigasi bencana akan meningkat. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan simulasi dengan tahapan kegiatan digambarkan sebagai berikut:

Page 193: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1943

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Metode danTahapan Kegiatan

Sumber: diolah tim, 2019

Berdasarkan gambar tersebut, tahapan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan. Pada tahap ini terdapat 2 kegiatan yaitu membentuk tim perencana

dan menyusun rencana kegiatan. Tim perencana adalah pihak mitra dari Basarnas yang memiliki informasi tentang layanan mitigasi bencana serta kemampuan dan keahlian dalam menyimulasikan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

2. Tahap persiapan. Tahap ini dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Dalam persiapan yang utama dilakukan adalah melakukan kontak ke tempat

sosialissi, memyiapkan alat dan bahan serta briefing untuk mematangkan perencanaan lainnya.

3. Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah memberi informasi sejelas jelasnya melalui metode ceramah serta melakukan simulasi dalam mengakses informasi-informasi yang tersedia dalam website baik itu berbentuk gambar ataupun informasi tertulis maupun nomor-nomir telepon penting yang dapat dihubungi ketika terjadi bencana ataupun setelah bencana.

4. Tahap evaluasi dan rencana tindak lanjut. Evaluasi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam setiap kegiatan. Tanpa evaluasi tidak dapat dilihat apakah tujuan kegiatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi dari kegiatan ini beberapa hal berikut menjadi perhatian, yaitu : Apakah peserta memahami tujuan dari kegiatan sosialisasi? Siapa saja yang aktif dalam kegiatan? Bagaimana respon/antusiasme peserta ketika mendapatkan informasi dan melakukan simulasi dalam mengakses informasi? Berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk mengakses dan memahami informasi dari layanan BASARNAS ? Apa hal-hal yang sudah baik dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki?

Hasil dan Pembahasan

Pelayanan public adalah kegiatan/rangkaian kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administrative yang disediakan oleh

Perencanaan

Persiapan

Pelaksanaan

Evaluasi dan rencana

tindak lanjut

Page 194: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1944

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

penyelenggara pelayanan public. Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pelayanan public adalah kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, kesederhanaan, taggungjawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan dan keramahan serta kenyamanan (Keputusan Menpan nomor 63/KEP/M.PAN/2003) . Sementara itu penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

BASARNAS (Badan Pencarian dan pertolongan Nasional) berkedudukan sebagai lembaga pemerintah non kementrian yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden . Tugas pokok dari Basarnas sesuai Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan , membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka kegiatan pengabdian pada masyarakat yang kami lakukan ini bekerjasama dengan BASARNAS Provinsi Lampung untuk memberikan informasi tentang berbagai layanan mitigasi bencana yang diberikan oleh bafan tersebut. Simpulan

Berdasarkan hasil evaluasi awal (pre test) dan evaluasi akhir (post test) Sosialisasi Sisem Layanan Mitigasi Bencana Bagi Siswa SMU di Kabupaten Tanggamus yang dalam hal ini dilakukan di SMUN 2 Kotaagung terlihat peningkatan pemahaman peserta tentang layanan publik dan informasi yang disediakan oleh BASARNAS Provinsi Lampung dalam hal mitigasi bencana. Diketahui bahwa ada peningkatan rata-rata pemahaman dan kemampuan peserta sebesar 35%. Meskipun hasil ini hanya menunjukkan peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta saat simulasi, namun kegiatan ini memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk meletakkan dasar pemahaman akan pentingnya pengetahuan tentang mitigasi bencana serta kemampuan peserta untuk mengakses layanan public yang diberikan oleh BASARNAS tentang mitigasi bencana. Melalui kegiatan ini juga terbangun kesadaran sikap antisipasi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami serta apa yang harus mereka lakukan ketika terjadi bencana alam tersebut dan kepada siapa dan kemana mereka bisa mencari bantuan ketika hal tersebut terjadi. Secara umum pelaksanaan kegiatan ini mengarah pada tujuan yang akan dicapai, dari aspek kognitif dan praktik. Hal yang selanjutnya dapat dilakukan adalah melakukan kegiatan sejenis secara berkala untuk masyarakat dan kaum rentan lainnya terhadap potensi bencana gempa bumi dan tsunami, selain itu juga perlu dilakukan pembinaan dan pendampingan dalam rangka kontinyuitas pengetahuan dan kemampuan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tersebut. Ucapan Terimakasih Terimakasih kami haturkan kepada :

Page 195: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1945

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) Universitas Lampung dan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung atas arahan dan dukungan dana yang diberikan sehingga kegiatan ini dapat kami laksanakan.

2. Badan Nasioanal Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Provinsi Lampung 3. Kepala sekolah, guru-guru, serta siswa siswi SMAN 2 Kotaagung Kab. Tanggamus atas

kerjasamanya.

4. Semua pihak yang terlibat sebagai supporting team dalam pelaksanaan pengabdian ini. Daftar Pustaka

Adi, I.R, 2001, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan intervensi Komunitas, FE UI

Badan Pusat Statistik, , 2017, Garis kemiskinan BPS Provinsi lampung, Bandar Lampung

Badan Pusat Statistik 2017, Kabupaten Tanggamus Dalam Angka, BPS Tanggamus

Badan Pusat Statistik 2017, Kota Agung Dalam Angka, BPS Tanggamus Dinas kelautan dan Perikanan, 2016, Tanggamus dalam Angka, DKPP Tanggamus

Dahuri, R, Rais, Ginting SP Sitepu M.J, 2001, Pengelolaan SDM Wilayah Pesisir dan Lautan

secara Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta

Hikmat Harry, 2001 , Strategi Pemberdayaan masyarakat, Humaniora Utama Press, Bandung http://perpustakaan. Bappenas. Go.id

Page 196: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1946

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pembuatan Desain Kemasan Ramah Lingkungan Serta Sosialisasi Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana

Peningkatan Perluasan Pasar Kripik Singkong Semuluh Kidul

Muhammad Muttaqien, S.Ikom., M.Sn1

, Linda Kusumastuti Wardana, S.Pd.,

M.Sc2

1 Ilmu Komunikasi, UMY

2 D3 Akutansi, UMY

[email protected]

ABSTRAK

Luasnya lahan pertananian dan tanah yang cocok untuk ditanami palawija dan ubi-ubian, membuat masyarakat Dusun Semuluh Kidul, Kecamatan Semanu, Desa Ngeposari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta bersama-sama mengolah ubi-ubian menjadi kripik yang diberi nama “Pik-Kong Nyai Semuluh Kidul”. Namun, produk tersebut belum dimanajemen dengan baik mulai dari logo, desain kemasan hingga tata cara penjualan dengan pemanfaatan media social. Oleh karena itu, untuk memperkuat pemasaran produk “Pik-Kong Nyai Semuluh Kidul ” program pengabdian kali ini fokus pada branding dan sosialisasi pemasaran melalui media social. Pelaksanaan dibagi menjadi 2 tahapan, pra program dan pelaksanaan program. Tahap pra program dibagi menjadi empat kegiatan yaitu, brainstroming dengan tim, observasi, mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, membuat desain logo dan kemasan. Tahap pelaksaan dibagi menjadi dua tahap, yaitu sosialisasi penggunaan media social dan branding sebagai sarana peningkatan penjualan produk, dan pelatihan pengemasan produk. Hasil dari program ini adalah adanya desain kemasan baru yang sudah menggunakan logo dan kemasan yang lebih menarik. Selain itu juga meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya media sosial sebagai sarana publikasi dan pemasaran. Untuk pengabdian berikutnya direkomendasikan untuk meneruskan penyempurnaan penggunaan kemasan yang lebih baik dalam menyerap minyak yang dihasilkan oleh olahan produk. Kata kunci : media sosial, semuluh kidul, branding PENDAHULUAN

Gunung Kidul merupakan salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah Kabupaten Gunung Kidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa. Dengan luas lahan pertanian yang besar, lahan di gunung kidul cocok untuk ditanami dengan palawija dan ubi-ubian. Salah satu yang memiliki potensi sumber daya yang besar adalah dusun semuluh

Page 197: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1947

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

kidul, desa ngeposari. Warga semuluh kidul sudah memiliki produk unggulan yang diberi nama “Pik-Kong Nyai Semuluh Kidul”, yaitu mengolah ubi menjadi keripik singkong. Meskipun masyarakat sudah mengolah produk tersebut, namun masih banyak yang belum memanfaatkan potensi yang ada, terutama dalam hal pemasaran dengan menggunakan media

online serta pemahaman terhadap manfaat desain dan branding atau pemerekan sebagai salah satu cara untuk membedakan dengan produk keripik singkong lainnya.

Selain kemasan sebagai salah satu bentuk promosi sebuah produk, juga pedagang harus mengikuti perkembangan jaman yang saat ini Teknologi yang cepat telah menciptakan sistem

cyber-pshycal, dimana hampir semua berbentuk virtual, konektivitas antara mesin dengan data yang memudahkan mencari sumber informasi terutama dari internet. Diambil dari

wearesocial.com, pada januari 2019 ada 7.676 milyar penduduk di bumi, 4.388 milyar menjadi pengguna internet dan 3.484 milyar aktif menggunakan media social. Media social saat ini menjadi media promosi yang sangat efektif, karena selain lebih bisa memangkas biaya promosi atau biaya membuat toko, media social juga memiliki cakupan pasar yang sangat luas yang dimana pedagang juga bisa berinteraksi dengan konsumen selama 24 jam tanpa harus bertatap muka.

Merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari saru penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiaikan produk atau jasa dari para pesaing. Ada enam pemilihan kriteria merek, diantaranya adalah : pertama, dapat diingat yaitu merek harus dapat diingat dan dikenali dengan mudah oleh konsumen. Kedua, berarti yaitu merek harus kredibel dan mencirikan karakter yang sesuai, serta menyiratkan sesuatu tentang bahan atau tipe orang yang mungkin menggunakan merek. Ketiga, dapat disukai yaitu seberapa menarik estetika dari merek dan dapat disukai secara visual, verbal dan lainnya. Keempat, dapat dipindahkan yaitu merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda dengan melintasi batas geografiis dan segmen pasar. Kelima, dapat disesuaikan yaitu merek harus dengan mudah dapat disesuaikan atau diperbarui sesuai dengan kebutuhan pasar. Keenam, dapat dilindungi, yaitu merek harus dapat dipatenkan atau dapat dilegalkan secara hukum, sehingga tidak mudah ditiru oleh pesaing (Kotler 2009).

Menurut Rulli Nasrullah (2017), media social adalah media online yang mendukung interaksi social. Social media menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa situs media social yang popular sekarang ini antara lain : blog, twitter, facebook, Instagram, path, dan Wikipedia. Definisi lain dari social media juga dijelaskan oleh Van Dijk, media social adalah platfrom media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media social dapat dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan social.

Untuk strategi penjualan sebuah produk tidak hanya dilihat dari bentuk produk tersebut, namun juga bagaimana produk dikemas. Tidak semua pelaku bisnis menyadari bahwa kemasan

Page 198: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1948

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

produk yang mereka tawarkan memberikan pengaruh besar terhadap angka penjualan produk mereka. Apalagi jika para pelakunya adalah pengusaha kecil, mereka hanya fokus kepada menciptakan produk saja namun tidak memperhatikan kemasan. Tujuan kegiatan kali ini

adalah dengan membantu membuat kemasan ramah lingkungan berbahan kertas food grade serta pembuatan logo serta meningkatkan pmehaman masyarakat tentang pengunaan media social sebagai sarana meningkatkan penjualan produk.

Target sasaran dari pelatihan pengabdian adalah masyarakat Semuluh kidul secara luas dan kelompok usaha kecil menengah secara khusus yang diharapkan dengan adanya pelatihan pengemasan dan sosialisasi pentingnya penggunaan media social dalam berpromosi agar mampu mengembangkan pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam memproduksi produk dari Semuluh Kidul untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Pengabdian yang dilakukan belum sempurna, oleh karena itu diharapkan untuk kedepannya dalam pengabdian di Semuluh Kidul mampu menemukan bahan kemasan yang lebih baik dikarenakan untuk bahan kemasan yang sekarang masih belum mampu untuk menahan minyak yang keluar dari hasil penggorengan keripik. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini menggunakan pendekatan komunikasi persuasif melalui diskusi dengan warga Semuluh Kidul agar pesan dari komunikator dapat diterima dengan baik. Tujuan dari kegiatan ini adalah diharapkan masyarakat Semuluh Kidul memahami betapa pentingnya brand/merek, baik logo maupun kemasan serta media social untuk pemasaran. Berikut tahapan pelaksaan kegiatan,

1. Melakukan pembekalan serta brainstorming dengan tim 2. Melakukan observasi sebelum pelaksanaan kegiatan dengan tujuan mengidentifikasi

masalah produk yang ada di Semuluh Kidul. Observasi ini ada dua macam, yaitu observasi produk dan pasar.

3. Mempersiapkan kebutuhan untuk kegiatan, mulai dari waktu, alat, tenaga dan sebagaianya

4. Membuat desain dan logo untuk kemasan produk Semuluh Kidul 5. Sosialisasi pentingnya penggunaan media online sebagai sarana peningkatan penjualan

kepada masyarakat Semuluh Kidul 6. Melakukan pelatihan pengemasan dengan masyarakat Semuluh Kidul 7. Evaluasi bersama tim dan masyarakat Semuluh Kidul

Hasil dan Pembahasan

Kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu pra pelaksanaan, pelaksanaan. 1. Pra pelaksanaan

a. Pembekalan dan Brainstroming dengan tim

Page 199: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1949

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Mendiskusina apa yang harus dipersiapkan untuk melakukan program pengabdian ini.

b. Observasi Tim melakukan observasi yang dibagi menjadi dua, yaitu observasi produk dan observasi pasar. Hasil dari observasi, tindak lanjut masalah disajikan pada tabel 1.

Tabel 1

Hasil Observasi dan Tindak Lanjut Masalah

No. Hasil Observasi Tindak Lanjut

1 Produk sudah ada, namun belum ada logo.

Membuat logo untuk produk Semuluh Kidul

2 Kemasan masih menggunakan plastic biasa tanpa ada desain.

Membuat kemasan dengan kertas yang ramah lingkungan dengan diberi desain

3 Kurang memahami pentingnya media promosi online/internet

Sosialisasi pentingnya penggunaan media online

c. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

Setelah observasi dan brainstorming dengan tim, maka dilakukan persiapan baik alat, bahan maupun waktu pelaksanaan. Berapa hal yang disiapkan sebagai berikut : 1. Membeli alat sealer 2. Membeli kemasan dari kertas food grade 3. Membeli kertas stiker untuk ditempel pada kemasan 4. Membuat social media, Instagram Semuluh Kidul

d. Membuat desain logo dan kemasan

Tahap berikutnya setelah melakukan observasi dan persiapan, kemudian tim mulai merancang desain, mulai dari logo untuk produk-produk UMKM Semuluh Kidul hingga kemasan untuk produk Nyai Pik-Kong Semuluh Kidul. Logo produk dan kemasan dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2.

Page 200: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1950

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Logo Semuluh Kidul

Filosofi logo semuluh kidul

Gambar kacang dan jagung : Selain memproduksi keripik dari singkong, sumber alam lain yang melimpah di Semuluh Kidul adalah kacang dan jagung, yang dimana sumber alam ini juga bisa diproduksi menjadi olahan-olahan seperti marning dan sebagainya.

Gunung dan pohon : mewakili lokasi gunung kidul yang berada di pegunungan. Gambar 2. Kemasan produk Keripik Singkong Semuluh Kidul

Page 201: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1951

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2. Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan dilakukan 2 tahap, yaitu :

a. Sosialisasi pentingnya penggunaan media social dan branding sebagai sarana peningakatan penjualan produk Semuluh Kidul. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar masyarakat Semuluh Kidul memahami tentang pentingnya media promosi untuk mendongkrak penjualan produk. Pelatihan ini mengundang masyarakat semuluh kidul sebagai peserta, yang akan didampingi langsung oleh tim dan pemateri. Materi yang disampaikan berisi pembahasan tentang apa itu branding hingga pentingnya media social sebagai sarana promosi.

Gambar 3. Sosialisasi branding dan media sosial

b. Pelatihan pengemasan

Pelatihan ini ditujukan agar masyarakat Semuluh Kidul mulai memperhatikan penggunaan kemasan sebagai media untuk meningkatkan citra sebuah produk. Selama ini produk Semuluh Kidul hanya dikemas menggunakan plastik tanpa memperhatikan nilai jual kemasan. Untuk kegiatan ini, penulis dan tim membelikan 5 buah alat sealer dan kemasan kertas makanan serta stiker untuk memperlihatkan nama produk.

Gambar 4. Pelatihan kemasan kepada perwakilan masyarakat Semuluh Kidul

Page 202: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1952

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 5. Serah terima kemasan kepada perwakilan masyarakat Semuluh Kidul

Ada beberapa indikator untuk melihat keberhasilan program pengabdian ini. Pertama, masyarakat Semuluh Kidul, mempunyai pandangan baru bahwa untuk meningkatkan penjualan produk memerlukan unsur-unsur branding baik logo hingga kemasan. Kedua, dengan adanya sosialisasi tentang pentingnya media social, membuka wawasan masyarakat Semuluh Kidul khusunya pemilik produk-produk setempat bahwa untuk memasarkan produk tidak susah karena hanya dengan bermodalkan smartphone dapat membuka toko online tanpa harus membayar biaya sewa bangunan.

Kesimpulan

Program pemberdayaan masyarakat melalui pembuatan desain kemasan serta sosialisasi penggunaan media online sebagai sarana peningkatan perluasan pasar produk Semuluh Kidul, Yogyakarta ini dapat memberikan beberapa alternative pemecahan masalah, seperti berikut ini :

1. Masyarakat memiliki pandangan bahwa untuk melalukan pemasaran produk tidak harus menyawa bangunan untuk membuka toko tapi bisa juga hanya bermodalkan smartphone sudah dapat melalukan pemasaran online

2. Dengan adanya logo dan kemasan baru, membantu produk Semuluh Kidul untuk meningkatkan image atau reputasi di mata konsumen.

3. Kemasan yang digunakan dalam pengabdian ini belum berhasil dengan sempurna karena masih belum menemukan jenis kemasan yang lebih kuat dalam menahan minyak yang dihasilkan oleh olahan keripik, oleh karena itu diharapan untuk pengabdian berikutnya mampu memberikan alternative pilihan kemasan yang lebih baik.

Ucapan Terimakasih

Terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melalui LP3M yang telah memberikan bantuan hibah, Perangkat desa dan masyarakat Dusun Semuluh Kidul,

Page 203: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1953

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Prodi Ilmu Komunikasi beserta tim yang sudah membantu dalam melaksanakan pengabdian masyarakat ini.

Daftar Pustaka Nasrullah, Rulli (2017). Media Sosial : Prespektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi.

Bandung; Remaja Rosdakarya Kotler, Phillip (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 13. Jakarta; Erlan

Page 204: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1954

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pelatihan Penguatan Resiliensi Siswa Sekolah Menengah Atas Dalam Menghadapi Bencana Alam Pada SMAN 2

Kotaagung Kabupaten Tanggamus

¹, Simon Sumanjoyo Hutagalung Ita Prihantika², Meiliyana, Dewie Brima

Atika³

¹²³Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung

Email: [email protected]

ABSTRAK Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu daerah di Provinsi Lampung yang berlokasi pada morfologi pegunungan dan berbatasan langsung dengan lautan. Daerah ini merupakan daerah rawan bencana tsunami, gempa bumi dan bencana alam lainnya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan sasaran adalah siswa –siswi SMA N 2 Kotaagung, Kabupaten Tanggamus sebanyak 32 orang. Metode pelatihan dilakukan dengan ceramah, diskusi, menonton film, dengan evaluasi dilakukan melalui pre dan post test. Hasilnya pelatihan ini mampu meningkatkan resiliensi peserta dalam menghadapi bencana sebesar 33.6 persen. Kata Kunci: Bencana, Resiliensi, Siswa PENDAHULUAN

Kotaagung merupakan ibukota dari Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Kota Agung merupakan salah satu daerah yang sedang melakukan berbagai pembangunan dan perbaikan infrastruktur demi kemajuan daerahnya. Wilayah Kota Agung berada pada lokasi yang memiliki morfologi yang beragam dari pesisir, perbukitan dan pegunungan, mulai dari ketinggian 0 – 920 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kota Agung masih termasuk bagian punggungan busur belakang (back arc) dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang terbentuk akibat adanya aktivitas subduksi lempeng tektonik aktif Samudera Hindia-Australia terhadap lempeng Eurasia di sebelah Barat. Selain dipengaruhi secara aktif oleh gera tektonika pada lajur tunjaman, wilayah ini dipengaruhi juga oleh gerak patahan aktif Sumatera yang membentang dari Provinsi Aceh hingga Provinsi Lampung. Kondisi ini menyebabkan wilayah ini kerap dilanda gempabumi. Dengan melihat latar belakang, statistik kejadian gempabumi besar di Indonesia dan pengalaman dampak gempa yang pernah tercatat pada 2003 pernah terjadi gempa diantara Kotaagung Timur dan Limau. Gempa ini terjadi sampai puluhan kali sehari dalam kurun waktu 2 bulan. Hal itu paralel dengan potensi tsunami yang dikemukakan oleh BPBD Tanggamus bahwa Kabupaten Tanggamus dinyatakan sebagai daerah potensi bencana tsunami tertinggi di Lampung. Hal itu dikarenakan kabupaten ini dilalui oleh 3 sumber potensi bencana tsunami berdasarkan jalur patahan lempeng bumi dimana terdapat 3

Page 205: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1955

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

sumber potensi ini meliputi jalur suduksi atau lempeng benua Indo Australia - Eurasia, patahan Bukit Barisan dan ketiga potensi volcano tsunami dari gunung anak Krakatau.

Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanggamus menyatakan ada 12 kecamatan di Bumi Begawi Jejama ini yang masuk dalam katagori rawan bencana banjir dan tanah longsor. Itu terjadi karena selain berada diwilah perbukitan juga sungai yang berukuran besar. Sembilan kecamatan tersebut yakni Kecamatan Airnaningan, Ulubelu, Kota Agung Timur, Kota Agung, Kota Agung Barat, Wonosobo, Bandar Negeri Semuong (BNS), Semaka, Pamatangsawa, limau cukuh balak dan Kelumbayan. Kecamatan tersebut memang bisa di bilang daerah langganan bencana banjir dan longsor disetiap musim penghujan tiba. Wilayah dengan resiko bencana ini selayaknya mengantisipasi segala hal, termasuk aspek ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Tekanan yang terjadi dalam kehidupan merupakan proses yang tidak terkecuali dialami oleh semua individu, salah satunya adalah tekanan akibat bencana alam dan konflik, namun yang membedakan antara individu yang satu dengan lainnya adalah pada keberhasilan individu dalam beradaptasi dengan tekanan-tekanan yang ada. Bagi individu yang mampu beradaptasi dengan baik, mereka akan menghasilkan performa- performa positif dalam hidupnya, sebaliknya bagi individu yang kurang mampu beradaptasi mereka akan tetap berada dalam kondisi tidak menyenangkan tersebut. Istilah yang menggambarkan kualitas pribadi yang memungkinkan individu dan komunitasnya untuk tumbuh walaupun berada dalam ketidakberuntungan disebut resiliensi (Connor, 2006). Menurut Luthar (dalam MacDermid, Samper, Schwarz, Nishida & Nyaronga, 2008), resiliensi didefinisikan sebagai suatu fenomena atau proses yang secara relative mencerminkan adaptasi positif saat mengalami ancaman atau trauma yang signifikan.

Secara umum resiliensi dipahami sebagai kemampuan untuk tetap bangkit kembali melanjutkan kehidupan yang sudah porak poranda sebagai akibat dari hebatnya kesulitan yang dialami. Resiliensi dipahami sebagai kemampuan untuk bangkit kembali dari tantangan yang dapat timbul dalam hidup (Campbell-Sills & Stein, 2007). Dalam konteks bencana, resiliensi berarti kapasitas atau kemampuan untuk menghadapi atau bangkit dari bencana (Keim, 2008). Dengan demikian resiliensi adalah kemampuan untuk mengadaptasi dan bangkit dari bencana. Seseorang atau komunitas yang resilien terhadap peristiwa alam lebih berpotensi untuk menangkis peristiwa alammenjadi bencana, dan sekalipun terjadi bencana mereka dengan mudah dapat bangkit dari bencana tersebut, sehingga peristiwa alam tidak mesti menjadi ancaman yang cukup berarti.

Brenda (2008) menyatakan bahwa kondisi siswa yang belajar di tempat yang mengalami bencana, penuh dengan konflik dan wilayah yang pernah terkena bencana mengalami kondisi rasa tidak aman. Frank, dkk. (2006) mengatakan bahwa bencana banyak menimbulkan dampak psikologis, khusus terjadi pada anak-anak dan remaja. Gejala yang mereka alami rata-

rata trauma, gangguan emosional, dan depresi. Frank, et.al. (2006) mengungkapkan bahwa

Page 206: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1956

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

penyebab dampak paling besar yang dialami oleh anak dan remaja karena mereka belum mempunyai pengalaman tentang musibah dan kesulitan hidup.

Vijayakumar et. al. (2006) menyatakan bahwa anak dan remaja yang memiliki kemampuan resiliensi cenderung akan bisa melewati keadaan hidup yang menyulitkan, seperti dalam keadaan bencana. Resiliensi merupakan suatu hal yang penting untuk diteliti karena pengembangan resiliensi dapat meningkatkan kerentanan terhadap trauma dan berguna pada

masa perkembangan selanjutnya (Clauss-Ehlers, et.al.,2008). Ibeaghad, dkk., (dalam Masdianah, 2010) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi resiliensi adalah faktor protektif. Faktor protektif adalah hal-hal yang membuat individu bertahan dari dampak yang diakibatkan oleh tekanan yang diterima, membantu mengatasi keadaan tidak menyenangkan tersebut dan mampu menyesuaikan diri dalam keadaan mengancam tersebut (Ibeaghad, dkk, 2004). Sejalan dengan definisi tersebut dikatakan pula bahwa faktor protektif adalah keadaan yang mengurangi dampak dari stres dini dan cenderung memprediksi hasil positif dari keadaan tidak menyenangkan (Maten & Coatsworth, dalam Papaplia, 2004). Faktor protektif berasal dari dua sumber yaitu internal

dan eksternal. Faktor protektif internal meliputi self-esteem dan self-eficcacy, sedangkan faktor protektif eksternalmeliputi keluarga, sekolah dan lingkungan sehari-hari. Berdasarkan

pendapattersebut,dapat dikatakan bahwa self esteem merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi resiliensi.

Linquanti (dalam Iqbal, 2011) memberikan definisi resiliensi sebagai kualitas dalam diri anak yang walaupun dihadapkan dengan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup tidak mengalami kegagalan dalam hal kehidupan akademisnya. Paavola (1995) mengatakan bahwa sekolah merupakan lingkungan di mana anak tidak hanya memperoleh pelajaran akademik, tetapi merupakan tempat mereka memperoleh pengalaman, interaksi sosial dan emosional dengan orang dewasa dan teman sebayanya, yang memungkinkan mereka

memupuk harga diri (self-esteem) dan mengembangkan kompetensi sosialnya. Pengalaman ini sangat penting untuk meningkatkan prospek keberhasilannya dikemudian hari dalam membina hubungan sosial, karier, dan pencapaian cita-cita pribadinya.

Untuk dapat mengkategorikan anak sebagai siswa yang resilien sebelumnya harus terdapat dua kriteria yang harus dipenuhi (Iqbal, 2011). Pertama, terdapat sebuah keadaan yang merupakan ancaman atau sifatnya berbahaya bagi individu tersebut seperti cacat, kekerasan, kemiskinan, bencana alam, perceraian, dan sebagainya. Kedua, individu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan tidak menyenangkan tersebut dengan baik. Keadaan yang sifatnya berbahaya dan mengancam anak serta memungkinkan timbulnya hasil negatif dari kejadian yang dialami disebut sebagai faktor resiko (Mash & Wolfe,2005).

Chaplin (2000) menyatakan bahwa self esteem adalah penilaian diri yang dipengaruhi sikap, interaksi penghargaan, dan penerimaan orang lain terhadap individu. Pendapat lain yang

dikemukakan oleh Arndt & Pelham (dalam Walgito, 2010) menyebutkan bahwa self esteem

Page 207: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1957

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

adalah evaluasi seseorang terhadap dirinya sendri, dapat berupa positif maupun negatif.

Menurut Minchinton (1995) self-esteem adalah penilaian terhadap diri sendiri dan merupakan tolak ukur harga diri kita sebagai seorang manusia, berdasarkan pada kemampuan penerimaan

diri dan perilaku sendiri atau tidak. Self-esteem dapat juga dideskripsikan sebagai penghormatan terhadap diri sendiri atau perasaan mengenai diri yang berdasarkan pada keyakinan mengenai apa dan siapa diri kita sebenarnya. Menurut Heatherton & Polivy (1991) ada tiga aspek

resiliensi yaitu psyhcial self esteem, social self esteem, dan performance selfesteem. Hasil penelitian Hidayati (2014) menyebutkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan

antara self-esteem dengan resiliensi. Semakin tinggi nilai self-esteem maka akan semakin tinggi

resiliensi remaja sekolah menengah, sebaliknya semakin rendah nilai self-esteem maka semakin

rendah pula resiliensinya. Menurut Synder & Lopez (dalam Harmi, 2012) bahwa self-esteem merupakan faktor internal yang mempengaruhi pembentukan resiliensi seseorang. Individu

dengan self-esteem yang tinggi mampu menghargai diri sendiri, melakukan penilaian baik terhadap diri sendiri dengan menerima kemampuan yang dimilikinya, menerima segala kekurangan yang dimiliki, bertanggung jawab atas hidup yang dijalaninya dengan menerima kenyataan baik maupun buruk yang terjadi dalam kehidupannya. Individu tersebut tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tetapi juga mampu menghargai orang lain dan memiliki relasi sosial atau hubungan yang baik terhadap orang-orang disekitarnya. Hal tersebut akan membentuk individu yang memiliki resiliensi tinggi.

Bertolak belakang dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, Kaya (2007) dalam penelitiannya

tentang hubungan self-esteem dengan resiliensi pada siswa di Asrama Daerah Sekolah Dasar

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan resiliensi karena siswa yang tinggal di asrama menghabiskan sedikit waktu mereka dengan keluarga

mereka, menerima sedikit dukungan dari keluarga mereka yang menyebabkan self esteem mereka rendah walaupun resiliensi mereka tinggi.

Fenomena yang didapati, bahwa setiap anak yang menjadi korban banjir dan tanah longsor

memiliki harga diri (self esteem) yang rendah, sehingga saat bencana itu terjadi mereka tidak mempu menghadapai bencana yang datang, mereka juga diduga mempunyai resiliensi yang rendah karena mereka tidak mampu bangkit dari rasa trauma dan takut akibat bencana banjir yang mereka alami. Setiap anak yang kehilangan keluarga maupun rumah tempat mereka tinggal pastinya akan mengalami trauma saat hujan datang. Karena saat hujan, mereka akan merasa takut dan khawatir untuk melakukan aktivitas, seperti bersekolah. Mereka masih tetap waspada saat hujan turun. Dengan demikian, mereka tidak akan ke sekolah dan motivasi belajar mereka akan berkurang akibat trauma akan bencana alam yang menimpa mereka. Hal ini didukung dari tempat tinggal sementara (barak) yang dipinjamkan pemerintah oleh korban bencana banjir yang berlokasi di daerah bencana tersebut. Anak-anakpun akan semakin sulit untuk keluar dari situasi-situasi tertentu seperti trauma akan bencana banjir dan itu sangat berpengaruh pada masa depan mereka di duniapendidikan.

Page 208: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1958

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Melihat hasil penelitian dan fenomena yang ada, maka penulis ingin melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakatdengan meningkatkan kapasitas resiliensi pada siswa di daerah Kota Agung Kabupaten Tanggamua. Alasan memilih lokasi ini ialah, karena daerah ini merupakan salah satu wilayah yang rentan terhadap bencana hidrologi dan fokus kepada siswa karena mereka adalah kelompok yang rentan mengalami tekanan psikologis berat namun juga memiliki motivasi yang besar apabila tepat pendekatannya.

Dari analisis situasi yang telah dijabarkan sebelumnya, dapat diidentifikasi bahwa permasalahan prioritas dalam peningkatan kapasitas resiliensi bagi siswa sekolah di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung adalah aspek kapasitas personal dan kapasitas kelompok. Secara lebih spesifik kondisi tersebut terkait dengan dua aspek sebagai berikut; 1. Sumber daya manusia, khususnya dalam hal kapasitas dan kualitas diri dalam menghadapi

dan mengatasi bencana. 2. Kelembagaan, khususnya dalam ketersediaan perangkat pendukung yang disediakan

dalam rangka meningkatkan kapasitas personal, misalnya instrumen pelatihan, sosialisasi tentang penggunaan perlatana darurat dsb. Konsisten dengan identikasi persoalan prioritas tersebut, kebutuhan mitraguna mengatasi

masalah tersebut berupa kegiatan pelatihan yang bersifat meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya yang dapat menunjang peningkatan kapasitas resiliensi siswa dalam menghadapi bencana. METODE PELAKSANAAN

Permasalahan prioritas terdapat dua aspek spesifik yaitu; sumber daya manusia, khususnya dalam hal kapasitas dan kualitas resiliensi siswa dalam menghadapi bencana serta aspek kelembagaan, khususnya dalam ketersediaan kelompok yang dapat memperkuat resiliensi siswa tersebut. Dalam hal solusi bagi persoalan kapasitas dan kualitas resiliensi siswa dalam menghadapi bencanadapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan yang bersifat meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya. Berikut adalah solusi dan jenis luaran yang diharapkan tercapai dari kegiatan ini:

No Persoalan Prioritas

Solusi Keluaran Pemateri

1. Rendahnya kapasitas resiliensi siswa

Pelatihan peningkatan kapasitas resiliensi siswa

Meningkatnya k kapasitas resiliensi siswa menjadi 100%

Simon Sumanjoyo

2. Belum optimalnya kapasitas resiliensi

Pelatihan peningkatan kapasitas resiliensi

Meningkatnya kapasitas resiliensi kelompok

Ita Prihantika

Page 209: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1959

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

No Persoalan Prioritas

Solusi Keluaran Pemateri

kelompok pendukung siswa

kelompok pendukung siswa

pendukung siswa menjadi 100%

3. Belum dipahaminya kemanfaatan pengetahuan resiko bencana

Sosialisasi peningkatan pemahaman tentang resiko bencana

Peningkatan pemahaman resiko bencana jadi 100%

Untuk mencapai tujuannya kegiatan ini akan dilakukan pendekatan edukatif yaitu pendekatan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan sebagai saranatransfer ilmu pengetahuan dan pendidikan untuk pemberdayaan masyarakat.Sasaran pelaksanaan pengabdian ini adalah siswa sekolah menengah atas di daerah Kota Agung sebagai salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana alam seperti gempa, tsunami dan tanah longsor. Secara khusus dipilih siswa pada SMAN 2 Kota Agung yang memiliki posisi sekolah dekat dengan Pantai Terbaya.

Ada dua rancangan evaluasi yang akan digunakan untuk kegiatan ini, yaitu; (1). Evaluasi

secara kuantitatif melalui pre test dan post test. Rancangan tersebut digunakan untuk mengukur perubahan pengetahuan dan kemampuan/kapasitas seluruh peserta kegiatan, (2). Evaluasi secara kualitatif dilakukan melalui diskusi/ tanya jawab dengan pemantauan selama proses pemaparan materi yang disajikan berlangsung antara penyaji materi dengan peserta/sasaran kegiatan, khususnya yang terkait dengan aspek yang berhubungan dengan tema kegiatan. PEMBAHASAN

Menurut Wolins (dalam Ekasari & Andriyani, 2013) menyatakan bahwa resiliensi adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki individu dalam menghadapi kesulitan, untuk bangkit dari kesulitan yang menjadi fondasi dari semua karakter positif dalam membangun kekuatan emosional dan psikologis sehat.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa resiliensi adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki individu dalam menghadapi kesulitan, untuk bangkit dari kesulitan yang menjadi fondasi dari semua karakter positif dalam membangun kekuatan emosional dan psikologis sehat serta menjadi suatu kualitas seseorang dalam hal kemampuan untuk menghadapi penderitaan.

Conor & Davidson (2003) disebutkan ada lima aspek tentang resiliensi yang menjelaskan tentang resiliensi siswa yang mengalami konflik yaitu : a. Kompetensi pribadi, standar yang tinggi dan keuletan. Kompetensi pribadi

memperlihatkan bahwa seseorang merasa sebagai orang yang mampu mencapi tujuan dalam situasi kemunduran ataukegagalan.

Page 210: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1960

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

b. Percaya pada diri sendiri, memiliki toleransi terhadap afek negatif dan kuat/tegar dalam

menghadapi stres. Aspek ini berhubungan dengan ketenangan, cepat melakukan coping terhadap stres, berpikir secara hati-hati dan tetap focus sekalipun sedang dalam menghadapimasalah.

c. Menerima perubahan secara positif dan dapat membuat hubungan yang aman (secure) dengan orang lain. Aspek berhubungan dengan kemampuan beradaptasi atau kemampuan beradapasi jika menghadapiperubahan.

d. Kontrol diri dalam mencapai tujuan dan bagaimana meminta atau mendapatkan bantuan dari oranglain

e. Pengaruh spiritual yaitu yakin pada Tuhan ataunasib. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhiResiliensi

Ibeaghad, dkk., (dalam Masdianah, 2010) mengatakan bahwa seorang anak dapat disebut

sebagai anak yang resilien apabila mereka memenuhi kriteria yang diperlukan. Kriteria pertama adalah terdapatnya sebuah keadaan yang merupakan ancaman atau sifatnya berbahaya bagi individu tersebut. Keadaan demikian disebut juga sebagai fakor resiko. Kedua, kualitas penyesuaian individu terhadap keadaan tersebut sesuai dengan tahap perkembangannya dimana hal ini juga dikenal sebagai protektif. a. FaktorResiko

Mah & Wolf (2005) mendefenisikan faktor resiko sebagai variabel yang berkemungkinan memberikan dampak negatif dari kejadianyang dialami individu. Faktor resiko yang melibatkan siswa dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu faktor genetik seperti kemunduran mental, faktor prenatal seperti masalah kesehatan saat berada dalam kandungan, faktor prenatal yang berkaitan dengan penanganan kesehatan dan faktor yang berasal dari lingkungan seperti kemiskinan, wilayah konflik, bencana alam, atau perceraian (Rivkel & Becker, dalam Berns2007).

b. Faktor Protektif

Faktor protektif adalah hal-hal yang membuat individu bertahan dari dampak yang diakibatkan oleh tekanan yang diterima, membantu mengatasi keadaan tidak menyenangkan tersebut dan mampu menyesuaikan diri dalam keadaan mengancam tersebut (Ibeaghad, dkk, 2004). Sejalan dengan definisi tersebut dikatakan pula bahwa faktor protektif adalah keadaan yang mengurangi dampak dari stres dini dan cenderung memprediksi hasil positif dari keadaan tidak menyenangkan (Maten & Coatsworth, dalam Papaplia, 2004). Faktor protektif berasal

dari dua sumber yaitu internal dan eksternal. Faktor protektif internal meliputi self-esteem dan

self-eficcacy, sedangkan faktor protektif eksternal meliputi keluarga, sekolah dan lingkungan sehari-hari.

Page 211: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1961

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pada pelaksanaan kegiatan di SMAN 2 Kota Agung, acara dimulai dengan ice breaking pemutaran video film dokumenter letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Kemudian dilanjutkan dengan pre test, pemberian materi dan pelaksanaan post tes.

Gambar 1. Penyampaian Materi dan Foto Bersama dengan Peserta Kegiatan

Sumber: Dokumentasi Tim Pengabdian, 2019

Secara keseluruhan hasil pre – post tes adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pre dan Post Tes

No Nama Peserta Pre Test Post Tes Kenaikan / Penurunan

Persentase Kenaikan /Penurunan

1 Nia Safira 37.50 41.67 4.17 11.1

2 Otniel Nainggolan 54.17 73.33 19.17 35.4

3 Sandra 89.17 98.33 9.17 10.3

4 M Ali Akbar 89.17 75.00 -14.17 -15.9

5 Tiara 66.67 87.50 20.83 31.3

6 Reza Pahlevi 70.83 83.33 12.50 17.6

7 Agung Apriyawan 62.50 66.67 4.17 6.7

8 Fifi Berliani 62.50 95.83 33.33 53.3

9 Pebriyana Ratna Sari 12.50 45.83 33.33 266.7

10 Syifa Choirunnissa Erli 50.00 62.50 12.50 25.0

11 Alia Miranti 58.33 54.17 -4.17 -7.1

12 Altalarin Givanti 50.00 62.50 12.50 25.0

13 Lesli Apriliyanti 45.83 62.50 16.67 36.4

14 Riki Ali Syahbana 62.50 79.17 16.67 26.7

15 Dwi Mulia Anantasya 70.83 79.17 8.33 11.8

16 Erma Lisa 29.17 29.17 0.00 0.0

17 Dewa Puja Pangestu 79.17 95.83 16.67 21.1

18 M Fairuz Azhari 83.33 91.67 8.33 10.0

19 Deska Anandita 25.00 83.33 58.33 233.3

20 M Syahrial Naido 91.67 95.83 4.17 4.5

Page 212: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1962

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

No Nama Peserta Pre Test Post Tes Kenaikan / Penurunan

Persentase Kenaikan /Penurunan

21 Nadiah 25.00 79.17 54.17 216.7

22 Nabila 58.33 75.00 16.67 28.6

23 Maya Aprilia 91.67 91.67 0.00 0.0

24 Junita 41.67 70.83 29.17 70.0

25 Amelia Agustina 87.50 91.67 4.17 4.8

26 Azma Yusnida 58.33 66.67 8.33 14.3

27 Egis Antani 37.50 95.83 58.33 155.6

28 Adib Faishal Pratama 66.67 79.17 12.50 18.8

29 Adira Suganda 54.17 62.50 8.33 15.4

30 Adi Surya Dharma 62.50 75.00 12.50 20.0

31 Sinta Almayada 37.50 70.83 33.33 88.9

32 Heni Sustina 50.00 87.50 37.50 75.0

Nilai rata-rata 58.18 75.29 13.02 33.6

Sumber: Hasil Pengabdian, 2019.

Secara keseluruhan nilai rata-rata peserta sebelum dilaksanakan kegiatan sosialisasi adalah 58.18 dan mengalami kenaikan menjadi 75.29 setelah dilaksanakan kegiatan sosialisasi. Kenaikan rata-rata sebesar 13.02 poin atau setara dengan 33.6 persen. Rendahnya nilai pemahaman peserta tentang resiliansi disebabkan kegiatan tentang manajemen bencana, terutama dengan tema resiliansi yang dilaksanakan oleh tim pengabdian adalah kegiatan pertama yang mereka ikuti. Sebanyak 30 peserta menyatakan kegiatan ini adalah yang pertama sedangkan hanya dua peserta yang pernah mengikuti kegiatan sejenis. KESIMPULAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan peserta siswa siswi SMAN 2 Kotaagung, Kabupaten Tanggamus mampu meningkatkan konsep resiliensi peserta dalam menghadapi bencana. Secara keseluruhan terjadi peningkatan konsep resiliansi peserta sebesar 33.6 persen. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2012). Penyesunan skala Psikolgi.Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Campbell-

Sills, L. & Stein, M. B. (2007). Psychometric Analysis and Refinement of the Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC): Validation of a 10-item measure of resilience.

Journal of Traumatic Stress 20(6), 1019-1028. Clauss-Ehlers, C. S., Yang, Y. T., Chen, W. C. (2008). Resilience from Childhood stressors:

The Role of Cultural Resilience, Ethnic Identity, and Gender Identity. Journal of Infant,

Child, and Adolescent Psychoterapy 5(1),124-138.

Page 213: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1963

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Connor, K. M. (2006). Assesment of Resiliensce in the Aftermath of Trauma. J. ClinPsychiatry,

67 (2), 46-49. Hartuti, A. & Frieda, M. (2009). Pengaruh Faktor-faktor Protektif Internal dan Eksternal Pada

Resiliensi Akademis Siswa Penerimaan Bantuan Khusus Murid Miskin (BKMM) Di

SMA Negeri Di Depok. Jurnal Psikologi Indonesia 4(2), 107- 119. Heatherton, T. F. & Polivy, J. (1991). Development and validation of a scale fo measuring state

self-esteem. Journal of Personality and Social Psychologhy 60, 895-910. Hidayati, N. L. (2014) Hubungan Antara Self Esteem Dengan Resiliensi Pada Remaja Di SMP

Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Surkarta: Fakultas Psikologi Universitas MuhammadiyahSurakarta.

Iqbal, M. (2011). Hubungan Antara Self Esteem Dan Religuitas terhadap Resiliensi Pada

Remaja di Yayasan HIMMATA. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah.

Martin, A. J. & Marsh, H.W. (2006). Academic resilience and its psychological and educational

correlates; A construct validity approach. Psychology in The School 43 (3),404-410 Mann, M., Hosman, C. M., Schaalma, H. P., & de Vries, N. K. (2004). Self-esteem in abroad-

spectrum approach for mental health promotion. Health Education Research 19,357−372. Masdianah. (2010). Hubungan antara resiliensi dengan presentasi belajar anak binaan Yayasan

Smart Ekselensia Indonesia. (Skripsi) Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattulah.

Mehrotra S & Chadda U.A. (2013). Relational Study of Protective Factors, Resilience and Self

Esteem in Pre Medical Dropouts. International Journal of Humanities and Social Science

Invention 2 (9), 103-106. Kaya, G. S. (2007). The Role Of Self Esteem, Hope and Rexternal Factors In Predicting

Recilience Among Regional Boarding Elementary School. Thesis. The Departement of Educational Sciences.

Paavola, J. K. C. et al. (1995). Health Services in the Schools: Building Interdisciplinary

Partnerships. Digest. Washington DC: American PsychologicalAssociation.

Page 214: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1964

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan Limbah Pertanian-Peternakan Dan Rumah Tangga Secara Terpadu Di Dusun Ngaglik Ngeposari

Semanu Gunungkidul

Sutrisno

Program Studi Agribisnis

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

[email protected]

Abstrak

Tujuan dari kegiatan ini adalah memberdayaan potensi limbah peternakan, pertanian dan limbah rumahtangga agar terbentuk pola keterpaduan dalam rangka perbaikan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masalah yang ditangani adalah petani masih banyak yang belum memanfaatkan limbah pertanian untuk pakan ternak dan limbah ternak untuk pertanian karena belum memiliki ketrampilan yang cukup. Kendala lain adalah ketersediaan bahan decomposer yang digunakan untuk proses pemanfaatan tersebut, Pada satu sisi, limbah dari rumahtangga (sampah) termasuk sampah dari sisa pepohonan disekitar pemukiman juga belum dimanfaatkan secara optimal. Dalam program ini dilakukan kegiatan pelatihan membuat decomposer, pelatihan pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan sapi, dan pemanfaatan sampah organic dari rumah tangga untuk pemupukan tanaman di halaman rumah. Tanaman yang diujicobakan adalah Jambu Jamaika yang dalam jangka panjang diharapkan menjadikan Dusun Ngaglik menjadi sentra buah-buahan unggulan dalam rangka pengembangan Desa Ngeposari sebagai Desa Wisata dan Budaya. Kata kunci : limbah pertanian, peternakan, sampah, pakan ternak, pertanian terpadu Pendahuluan

Dusun Ngaglik Desa Ngeposari, berjarak sekitar 2 Km dari Balaidesa Ngeposari yang terletak di Jalan Raya Wonosari – Wonogiri – Pacitan. Berjarak 5 Km dari Kota Kecamatan dan 10 Km dari Wonosari (Ibukota Kabupaten Gunungkidul) dan berjarak sekitar 50 km dari Pusat Ibukota Propinsi DIY. Memiliki penduduk 380 jiwa dari 95 KK, terdiri atas perempuan berjumlah 187 jiwa, dan laki-laki 193 jiwa. Profesi penduduk utamanya adalah petani (90%), pedagang 5 %, PNS dan profesi lain (5%). Mayoritas petani menggarap lahan kering tadah hujan dengan rata-rata luas garapan sebesar 5000 m2 (5 kesuk). Luas lahan garapan petani mencapai luas 45 hektar. Komoditas utama adalah setelah padi gogo di musim hujan, musim tanam selanjutnya banyak petani yang menanam jagung, kacang tanah dan ketela pohon baik secara monokultur maupun tumpangsari. Beberapa petani yang lahannya berdekatan dengan sungai (sumber air alam) terbiasa menanam sayuran misalnya bayam, cabai, tomat, sawi dan kacang panjang. Hasil pertanian merupakan sumber pendapatan pokok warga Dusun Ngaglik terutama yang berprofesi hanya sebagai petani. Sehingga keberhasilan tanam dan produksi

Page 215: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1965

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

yang tinggi, harga produksi yang tinggi dan menekan biaya usahatani merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi petani.

Sebagian besar petani merupakan anggota kelompoktani, namun yang terlibat aktif dalam kegiatan kelompok hanya sekitar 40 – 50 petani. Mereka rata-rata memiliki ternak terutama sapi yang dipelihara secara tradisional sebagai tabungan (dibesarkan) kemudian dijual. Sebagian sapi juga dimanfaatkan sebagai tenaga untuk membajak lahan pertanian. Mereka petani rata-rata memiliki sapi antara 1 sampai 3 ekor, sehingga jumlah sapi dalam pedukuhan Ngaglik lebih dari 100 ekor. Peternakan sapi menghasilkan kotoran sapi sekitar 500 kg/ekor/bulan. Kalau ada sekitar 100 ekor maka akan terdapat potensi kotoran sapi sebanyak 50 ton/bulan atau sekitar 500 ton per tahun. Jika dimanfaatkan sebagai pupuk kandang, dengan dosis 10 ton per hektar/tahun maka jumlah kotoran sapi tersebut sudah mencukupi kebutuhan luasan 45 hektar. Namun sampai saat ini baru ada pemanfaatan oleh sekitar 10 % petani. Sebagian besar petani hanya membiarkan saja kotoran sapi menumpuk di sekitar kandang dan belum memanfaatkan secara optimal.

Kelompok ibu-ibu rumah tangga (PKK) Dusun Ngaglik tergolong aktif dalam pertemuan, baik tingkat dasa wisma, maupun RT dan Pedukuhan (tingkat Dusun). Pertemuan rutin mereka lakukan 1 x setiap bulan. Kegiatan yang biasa mereka lakukan adalah arisan dan kegiatan tambahan berupa pengelolaan pekarangan dan lingkungan untuk menciptakan hunian yang bersih dan asri. Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah lomba kebersihan tingkat desa, yang diikuti oleh seluruh pedusunan di Ngeposari dalam rangka Bersih Desa. Untuk beberapa elemen dusun Ngaglik telah memperoleh nilai yang tinggi, tetapi masih ada komponen yang memiliki nilai rendah yaitu pengaturan limbah rumah tangga (IPAL) dan Lubang Sampah untuk menampung sampah organik dan sisa-sisa dedaunan dari pepohonan yang berada di sekitar rumah tinggal. Hasil lomba telah menyadarkan mereka bahwa ada kearifan tradisonal yang sudah mereka tinggalkan yaitu membuat lubang sampah di tanah untuk menampung sampah organik. Potensi ini dapat disinkronkan dalam sebuah pola keterpaduan sehingga terjadi pemanfaatan sumber daya dari sektor pertanian – peternakan – aktifitas pemanfaatan lahan pekarangan dan perbaikan lingkungan tempat tinggal.

Keterpaduan kegiatan pemberdayaan meliputi 1) Pelatihan pembuatan pakan sapi dari limbah pertanian, 2) Pelatihan pembuatan dekomposer, 3) Pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi, 4) Gerakan pemanfaatan sampah organik dengan membuat lubang sampah di sekitar rumah dan 5) Penanaman Jambu Jamaika di sekitar lubang sampah. Aliran pemanfaatan energi dalam sistem terpadu ini tergambar dalam bagan berikut :

Page 216: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1966

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Limbah Pertanian (sisa tanaman, sisa pengolahan,

produk afkir)

Pelatihan Pembuatan Pakan Sapi

dari Limbah Pertanian

Limbah Peternakan

(Kotoran Ternak)

Pertanian Padi, Palawija dan Sayuran

Peternakan Sapi

Pelatihan Pembuatan Pupuk

Organik dari Kotoran Ternak

Rumahtangga

Petani & Peternak Pemanfaatan Sampah Organik

dengan Lubang Sampah

Pelatihan

Pembuatan

Dekmposer

Penanaman Jambu

Jamaika

Page 217: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1967

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Metode Pelaksanaan Metode dasar dalam rangkaian kegiatan pemberdayaan ini adalah peningkatan

pengetahuan dengan penyuluhan, peningkatan ketrampilan dengan pelatihan dan pembiasaan perilaku dengan pendampingan. Pelatihan pembuatan pakan sapi dari limbah pertanian, pelatihan pembuatan decomposer dan pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi sasarannya adalah anggota kelompok tani yang memiliki ternak. Kegiatan diawali dengan penyuluhan lisan dan FGD untuk menentukan teknis pelaksanaan pelatihan. Gerakan pemanfaatan sampah organik dengan membuat lubang sampah di sekitar rumah dan penanaman tanaman Jambu Jamaika di sekitar lubang sampah sasarannya adalah anggota keluarga di masing-masing rumah tangga berjumlah 90 keluarga. Pendampingan dilakukan selama kurang lebih satu bulan oleh pelaksana dan dibantu oleh mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari – Februari 2019 Hasil dan Pembahasan 1. Penyuluhan dan FGD

Kegiatan ini merupakan diseminasi ipteks kepada seluruh warga masyarakat, utamanya adalah petani dan peternak. Kegiatan ini bersamaan arisan warga pedukuhan Ngaglik sehingga bisa dihadiri oleh seluruh kepala keluarga (KK) kecuali yang ijin karena berhalangan hadir. Mayoritas yang hadir adalah petani dan peternak, beberapa peserta berprofesi dagang atau pegawai atau karyawan. Penyuluhan berisi materi tentang teknis dan filosofi pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk, pemaanfaatan limbah pertanian untuk pakan dan pemanfaatan sampah organik dengan pembuatan lubang sampah dan menanam tanaman unggulan di halaman rumah. Pada kegiatan penyuluhan dan FGD ini juga direncanakan dan ditetapkan teknis kegiatan, pengadaan bahan dan rencana pendampingan.

Gambar Suasana FGD dan Penyuluhan 2. Pelatihan Pembuatan Konsentrat Sapi dari Limbah Tanaman Jagung, Kacang Tanah

dan Kedelai Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan yang diusulkan khusus oleh kelompokternak yang tergabung dalam kelompoktani Sedyo Utomo Dusun Ngaglik. Pelatihan diikuti oleh

Page 218: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1968

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

pengurus kelompoktani khususnya yang memelihara ternak sapi. Kegiatan pelatihan dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan berupa tongkol jagung, kulit kacang, tepung gaplek afkir, tepung kedelai afkir (bisa diganti dengan kleci), tetes tebu, bekatul dan mineral mix. Material tertentu seperti tongkol jagung, kulit kacang, dan kleci perlu digiling agar ukurannya lebih halus. Kemudian bahan dicampur dengan formula yang sudah ditentukan berdasarkan pengalaman riset dan praktek sebelumnya. Formula yang digunakan adalah :

1) Kulit kacang (10%) 2) Tongkol jagung (30%) 3) Tepung Gaplek afkir (25%) 4) Dedak (Bekatul Kw 3) (25%) 5) Tepung Kedelai Afkir (5%) 6) Tetes tebu (2%) 7) Mineral mix (3%)

Setelah bahan dihaluskan, kemudian diaduk secara merata (pengadukan lebih baik jika menggunakan mesin mixer). Setelah diaduk merata, pakan konsentrat dari limbah pertanian siap diberikan kepada ternak sapi. Jika akan dikemas, maka campuran konsentrat harus diangin-anginkan dulu agar tidak terlalu lembab dan tidak berjamur jika disimpan. Pada pelatihan ini, total pakan konsentrat yang dibuat adalah 100 kg (1 kwintal). Berdasarkan hitungan ekonomi konversi harga bahan pada saat itu, biaya pembuatan konsentrat tersebut adalah Rp 177.500 atau setara Rp 1.775/kg. Bila dibandingkan dengan harga konsentrat di pasaaran daerah Semanu Gunungkidul pada saat itu berkisar Rp 3,000.000 – 3.500/kg, maka peternak dapat menekan biaya pakan sampai 60%. Meskipun bentuk konsentrat belum sempurna seperti konsentrat pabrikan, namun pelatihan ini telah menggugah kesadaran petani untuk memanfaatkan limbah pertanian yang mereka miliki.

Pada pelatihan ini juga diberikan penjelasan bahwa sebenarnya limbah pertanian dapat dimanfaatkan secara sendiri-sendiri. Masing-masing limbah pertanian memiliki kandungan nutrisi yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan kebutuhan gizi pada ternak. Tongkol Jagung, menurut Prakassi (1999) memiliki kandungan nutrisi berupa protein kasar (3%), lemak (0,5%), serat kasar (26%), TDN (48%). Kulit Kacang Tanah dapat digunakan sebagai bahan serat pengganti rumput atau hijauan pakan ternak dan juga sumber protein. Kadar protein kulit kacang tanah mencapai 4 sampai 7 % dan serat kasar 67,5 sampai 79,23 % (Noor, 1987 dalam Rosningsih, 2004). Untuk meningkatkan kadar protein sampai 14% dapat dilakukan fermentasi (Rosningsih,2004). Proses fermentasi maupun amoniasi juga mampu menurunkan kadar serat kasar serta menaikkan daya cerna atau TDN (Sujarwo, 2012) dan Yulistiani, dkk (2012). Dedak Padi, yang kasar memiliki kandungan protein kasar sebesar 4.1 %, lemak 1.6 %, serat kasar 35.3 % dan TDN 19 %, sedangkan dedak padi halus memiliki kandungan protein kasar 9.5%, lemak 3.3 %, serat kasar 16,4 dan TDN 53 % (Prakkasi,1999) dan Sujarwo 2012). Selama ini, penggunaan dedak padi atau bekatul kebanyakan dicampukan

Page 219: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1969

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dengan air sebagai minuman komboran, padahal dedak padi atau bekatul bisa juga diberikan ke ternak dalam bentuk kering dengan air minum yang diberikan secara terpisah. Pemberian dedak dalam bentuk kering akan lebih baik jika karena sisa dedak tidak cepat membusuk dan berbau jika tidak habis dimakan

Gambar Penghalusan limbah tongkol jagung dan kulit kacang

Gambar pakan konsentrat yang telat dibuat dan aplikasi pada Sapi

3. Pelatihan Pembuatan Pupuk dan Dekomposer Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari penyuluhan yang dilakukan sebelumnya. Jika penyuluhan bersifat memberikan pengetahuan dan memperbaiki sikap, maka praktek ini bertujuan meningkatkan ketrampilan petani dan peternak. Petani dan peternak berlatih membuat dekomposer dan pupuk organik dari kotoran sapi. Diharapkan petani dan peternak ketrampilannya meningkat mulai dari mempersiapkan bahan, membuat pupuk organik dan implementasi pupuk organik untuk pertaniannya.

Page 220: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1970

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar Praktek Pembuatan Pupuk Organik dan Dekomposer

4. Pembuatan Lubang Sampah dan Lubang Tanam Pohon Buah Jambu di Pekarangan Rumah Warga Kegiatan ini merupakan usulan warga khususnya dari pengurus PKK bahwa salah satu unsur yang mendapatkan skor penilaian rendah dalam lomba PKK adalah minimnya lubang sampah organik. Selama ini warga tidak memiliki lubang sampah di sekitar rumahnya meskipun memiliki halaman yang luas. Mayoritas masyarakat mengumpulkan sampah yang belum dipilah antara sampah organik dan an organik, kemudian membakarnya. Lubang sampah yang dibuat difungsikan untuk membuang sampah organik baik dari pekarangan maupun limbah dapur. Lubang sampah dibuat berdekatan dengan lubang tanam untuk tanaman buah yang dipilih. Jarak lubang sampah dengan lubang tanam berkisar 50 cm, sehingga sampah yang dibuang di lubang bisa menjadi pupuk bagi tanaman yang dipilih. Target awal hanya 50 KK yang ikut menanam pohon buah, tetapi selama kegiatan akhirnya ada 87 lubang sampah dan lubang tanam pohon buah yang siap. Dari hasil diskusi, akhirnya ditentukan pohon jambu Jamaika yang dipilih sebagai ikon dengan berbagai pertimbangan. Yang pertama karena pohon Jambu Jamaika lebih tahan terhadap serangan hama uret dan mudah dalam perawatan. Yang dikedua diharapkan jika seluruh warga Dusun Ngaglik menanam, maka dapat dirintis sentra Jambu Jamaika, yang dapat dibranding sebagai oleh-oleh khas Desa Wisata Ngeposari yang sudah digagas sebelumnya. Pembuatan lubang tanam di sekitar rumah berdasarkan kelayakan terutama keterjangkauan sinar matahari minimal selama 5 jam. Dari 90 rumah warga, hanya 87 yang memenuhi persyaratan. Pengadaan bibit jambu bersifat bantuan dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat. Penetuan letak lubang sampah disesuiakan dengan kondisi dan ketersediaan lahan pekarangan atau halaman rumah masing-masing keluarga. Letak lubang sampah ada yang disisi depan rumah, samping kanan atau kiri rumah maupun di belakang rumah. Lubang sampah dan lubang tanam jambu dibuat sedemikan rupa sehingga memenuhi syarat teknis tetapi tidak

Page 221: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1971

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

mengganggu estetika. Pembuatan lubang ini dilakukan secara mandiri oleh anggota keluarga masing-masing rumah tangga. Pendampingan dilakukan pada saat penentuan titik lubang dan proses pekerjaan menggali lubang oleh mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata UMY.

Gambar Pembuatan lubang sampah dan lubang tanam Jambu Jamaika

Gambar Bibit Jambu Jamaika yang siap ditanam

5. Pendampingan dan Fasilitasi Pembiasaan Rumah Tangga dalam Memilah Sampah Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa warga mulai terbiasa membuang sampah dengan memilah antara sampah organik dan no organik. Kegiatan memilah sampah harus dilakukan oleh seluruh penghuni rumah tangga. Pada awalnya setiap rumah tangga difasilitasi 2 kantong plastik untuk memilah sampah. Sampah organik dibuang ke lubang sampah yang sudah dibuat di pekarangan. Sedangkan sampah non organik dibuang melalui tukang sampah atau sebagian warga masih membakarnya. Pada kegiatan pendampingan ini difokuskan pada kebiasaan masyarakat membuang sampah organik ke lubang sampah. Membuang sampah organik baik yang berasal dari dapur atau sisa-sisa tanaman (daun, ranting dan sebagainya) bermanfaat sebagai tabungan pupuk organik yang

Page 222: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1972

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

bermanfaat sebagai cadangan bahan organik bagi tanaman Jambu Jamaika di dekat lubang sampah. Pendampingan juga dilakukan untuk memberi sedikit kotoran ternak yang dimiliki seperti ayam atau kambing dan memastikan sampah organik di lubang sampah tidak tercampur dengan sampah anorganik misalnya plastik, kaca dan sebagainya. Kepada anggota keluarga juga diharapkan dapat merawat tanaman jambu Jamaika pada proses pertumbuhan awal dengan menyiram air jika kondisinya kering. Seminggu sekali diharapkan menyiram tempat sampah untuk menciptakan kelembaban yang sesuai untuk proses dekomposisi bahan organik secara alami

Secara keseluruhan rangkaian kegiatan ini telah menunjukan adanya sistem terpadu yang memungkinkan terjadinya aliran energi dengan adanya saling pemanfaatan limbah sebagai

masukan (input). Secara ekologi ada optimalisasi limbah menuju zerro waste sesuai sumberdaya

yang ada di suatu wilayah yang akhirnya bisa menciptakan lingkungan dengan prinsip ecovillage (Surahman dan Sudrajat (2019). Pertanian terpadu dengan memanfaatkan kotoran ternak juga akan meningkatkan perbaikan unsur hara (Agus, 2015) dan bias mendukung pertanian organic (Bintang, dkk, 2016) Kesimpulan

Rangkaian kegiatan pemberdayaan yang dilakukan dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan dan mendapat respon positif dari kelompok sasaran. Penyuluhan dan pelatihan serta pendampingan yang dilakukan telah berhasil meningkatkan pengetahuan, motivasi dan ketrampilan sehingga masyarakat sudah mulai merubah kebiasaan untuk memanfaatkan

Page 223: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1973

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

limbah baik pertanian, peternakan maupun limbah rumah tangga. Diharapkan efek dari pemanfaatan limbah tersebut menghasilkan reduksi biaya usahatani dan ternak sehingga berdampak pada pendapatan rumah tangga Ucapan Terima Kasih 1. Kepala LP3M UMY beserta staff 2. Kepala Desa Ngeposari, Kadus Nganglik Ngeposari, Pengurus Kelompoktani Dusun

Ngaglik dan anggota PKK Dusun Ngaglik Ngeposari Semanu 3. Kelompok Mahasiswa KKN UMY Periode Januari – Februari 2019 di Dusun Ngaglik

Daftar Pustaka Agus, Cahyono., Ali Agus dan Bambang Suhartanto. 2015. Pengembangan Sistem Pertanian

Siklus- Bio Terpadu Untuk Peningkatan Produktivitas Ternak Sapi Pada

Kelompokternak Desa Margoagung, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Indonesian Journal Of

Community Engagement. Volume 01, Nomor 01, Septermebr 2015 Bintang, M.Cyccu Tobing, Posma Marbu dan Yunilas.2016.Pertanian Terpadu Sistem

Integrasi Ladang, Sawah dan Ternak Itik untuk Mendukung Sistem Pertanian Organik. Abdimas Talenta 1(1) 2016 : 97 -100 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas

Parakkasi, Aminuddin. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press. Jakarta

Rosningsih, Sonita. 2004. Pengaruh Fermentasi Aspergilus niger Terhadap Kandungan Nutrient dan Kecernaan Protein In Vitro Kulit Kacang Tanah Sebagai Sumber Pakan Berserat. Buletin Peternakan. Vol.28 (4) hal. 155 – 160

Sujarwo, Edy. 2012. Cara Mudah Budidaya Sapi Potong. Genius Publisher, Cetakan I. Yogyakarta

Surahman, M dan Sudrajat. 2019. https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/81610/2/Sistem%20Pertan

ian%20Terpadu.pdf diakses 15 Agustus 2019 Yulistiani, D, W. Puastuti, E. Wina dan Supriati, 2012. Pengaruh Berbagai pengolahan

terhadap Nilai Nutrisi Tongkol Jagung: Komposisi Kimia dan Kecernaan In Vitro.

JITV Vol. 17 No 1 Th. 2011: 59-66

Page 224: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1974

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemanfaatan Sumber Air Tak Terpakai Untuk Kesejahteraan Masyarakat Di Dusun Brengosan,

Kabupaten Sleman

Yashinta Farahsani1

, Novi Caroko2

, Harini Sosiati3

1,2,3Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhamamdiyah Yogyakarta Jl. Brawijaya,

Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Program KKN PPM ini bertujuan untuk membentuk masyarakat yang mandiri dan sadar lingkungan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam peningkatan ekonomi dengan memanfaatkan hasil produksi domestik daerah tersebut. Program KKN PPM ini dilaksanakan di dusun Brengosan, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Salah satu permasalahan yang muncul di dusun ini adalah terdapat sumber air yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh warga. Oleh sebab itu, target dalam program KKN PPM ini adalah pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pendistribusian air yang akan bermanfaat untuk mendukung kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan seperti mencuci, mandi, dan pemanfaatan yang lain. Demi mewujudkan hal ini, perlu adanya kerjasama antara pengurus dan masyarakat sehingga terbentuk komunikasi yang baik dan program kerja dapat berjalan dengan baik dan efektif. Manfaat dari kegiatan ini di kemudian hari adalah masyarakat tidak lagi kekurangan air saat musim kemarau. Metode yang digunakan untuk pelaksanaan program ini adalah 1) sosialisasi kepada warga terkait program distribusi air dari sumber air, ke tower, lalu dialirkan ke rumah-rumah warga, 2) memberikan pendampingan dalam proses pipanisasi. Untuk mengawali program ini, tim KKN PPM membuat peta jalur pipa yang terhubung ke rumah-rumah warga. Setelah itu, program pipanisasi dalam dilakukan dan dapat dikembangkan sendiri oleh warga setelah program KKN PPN berakhir. Kata kunci: distribusi air, jalur pipa, peta jalur pipa, pemasangan pipa

PENDAHULUAN Analisis Situasi

Dusun Brengosan masuk dalam wilayah desa Donoharjo, kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman. Wilayah desa Donoharjo terletak hanya sekitar 4,6 km dari kecamatan Ngaglik. Luas wilayah desa Donoharjo adalah 938 Ha yang terdiri dari jumlah penduduk kurang lebih 15.817 jiwa. Desa ini terdiri dari 13 dusun, yaitu dusun Balong, Banteran, Bantarjo, Brengosan, Jetis Gondolayan, Gondanglutung, Donolayan, Jetis Suruh, Kayunan, Ngemplak, Ngepas Kidul, Ngepas Lor, Panasan, Penen, Suruh, dan Wonosari. Usaha hasil produk yang paling terkenal

Page 225: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1975

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dari desa in iadalah sirup jahe. Akan tetapi setiap daerah mempunyai potensi sendiri yang dapat dikembangkan. Letak geografis dari desa ini adalah 300 meter di atas permukaan laut dengan suhu

merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Mata pencaharian penduduk dusun Brengosan paling besar yaitu bekerja sebagai petani

dan peternak. Hanya sebagian kecil yang menjadi PNS, wiraswasta, dan pensiunan. Dusun ini adalah dusun yang telah berkembang sehingga tingkat pendidikannya juga sudah lumayan tinggi. Sebagian besar merupakan lulusan SMA atau sederajat sampai Sarjana (S1). Letak geografis dusun Brengosan merupakan dataran yang beraspal menunjukkan bahwa jalur transportasi kea rah desa sudah cukup bagus. Dusun ini terletak di tengah kota Yogyakarta sehingga akses untuk pergi ke manapun mudah dan banyak dilalui transportasi umum. Akan tetapi sudah banyak warga yang menggunakan transportasi pribadi untuk berkendara, membuat alat transportasi umum tidak terlalu populer pada jaman sekarang. Sarana prasarana di dusun ini sudah sangat mudah sehingga masyarakat dapat mengakses informasi, teknologi, maupun untuk mengembangan jaringan usaha dengan mudah.

Kondisi geografis sangat mendukung masyarakat untuk mengakses kebutuhan air. Hal ini membuktikan bahwa sumber air di dusun Brengosan sangat dibutuhkan oleh masyarakatnya. Terdapat dua sumber air di dusun Brengosan. Salah satunya sudah dimanfaatkan oleh warga setelah dilaksanakan tes layak konsumsi. Sumber air tersebut didistribusikan ke rumah-rumah warga, akan tetapi belum mampu untuk memenuhi kebutuhan untuk semua warga di dusun Brengosan. Oleh karena itu, warga berinisiasi untuk membuat sumur pribadi di rumah-rumah mereka. Yang menjadi kendala adalah sumur tersebut menjadi kering saat musim kemarau tiba. Dusun Brengosan adalah dusun yang paling kering di antara dusun-dusun yang ada di desa Donoharjo. Sedangkan satu sumber air lainnya hanya dibiarkan begitu saja karena setelah dilakukan uji kelayakan, air dari sumber tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Pada akhirnya, sumber air tersebut menjadi terbangkalai karena tidak dimanfaatkan.

Gambar 1. Sumber air yang belum dimanfaatkan oleh warga

terendah 27oC. Bentangan desa Donoharjo ini berupa tanah yang datar dan berombak yang

Page 226: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1976

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Terdapat empat tower air di dusun Brengosan tersebut. Sayangnya, hanya dua yang baru dimanfaatkan. Sedangkan 2 tower air lainnya masih teronggok di depan rumah warga. Dari empat tower air tersebut, hanya satu yang baru berfungsi. Tower tersebut menerima air dari sumber air yang terbengkalai. Sumber tersebut mengalirkan air hanya dengan menggunakan gravitasi bumi, tidak dengan pompa air, sehingga aliran menjadi kurang lancar. Jarak dari sumber air ke tower air kurang lebih 400 m. Untuk mengalirkan air dari sumber air menuju tower air tersebut menggunakan pipa berukuran sedang yang hanya diletakkan di tepi jalan tanpa perlindungan apapun. Oleh karenanya, jika pipa tersebut terlindas kendaraan yang lewat, besar kemungkinan akan bocor dan menghambat proses distribusi air.

Gambar 2. Tower air yang sudah terpasang

Pada keadaan inilah permasalahan warga muncul untuk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari. Terdapat beberapa hal yang perlu dicermati terhadap permasalahan distribusi air di dusun Brengosan ini, yaitu:

1. Kondisi pipa dari sumber air ke tower air tidak mendapatkan perlindungan yang cukup sehingga rentan terlindas kendaraan yang lalu lalang.

2. Debit air dari sumber air menuju tower air relative kecil karena pemompaan air hanya menggunakan proses gravitasi bumi, dan belum menggunakan pompa air.

3. Tidak adanya pengelolaan air dari sumber air sehingga air menjadi sangat kotor dan tidak terlindungi.

4. Tidak adanya pembagian yang merata dari penggunaan tower air yang sudah dimanfaatkan, sehingga banyak terdapat konflik iri antar warga, karena hanya warga yang rumahnya berjarak paling dekat dengan tower airlah yang mendapatkan aliran air tersebut.

Undang-Undang No. 7 tahun 2004 tentang sumber daya air, khususnya pasal 40

menyebutkan tentang jaminan ketersediaan kebutuhan air bersih yang keberadaannya diperlukan dan diutamakan bagi pemenuhan kebutuhan air rumah tangga, maka diperlukan suatu evaluasi untuk mengetahui kekurangan dari sistem tersebut. Agar sistem distribusi air di dusun Brengosan desa Donoharjo dapat terus berlanjut dan berjalan dengan baik, diperlukan evaluasi pada sistem penyediaan air di lingkungan dusun tersebut, mulai dari kualitas air di

Page 227: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1977

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

sumber air, proses pemompaan air menuju pipa ke tower air, dan pemerataan distribusi air ke rumah-rumah warga. Spesifikasi tower air untuk penampungan air tersebut adalah kapasitas 5300 liter dengan berat 85 kg, diameter 1780 mm dan tinggi 2400 mm.

Oleh karena itu, perlu revitalisasi atau penataan kembali sistem pemipaan dari sumber air, tower air, lalu distribusi dari rumah ke rumah. Hal ini sangat membutuhkan kerja sama antara perangkat desa, perangkat dusun, dan warga agar program ini dapat terlaksana dengan baik dan maksimal. Tujuan program KKN PPM ini sebagai berikut:

1. Membentuk masyarakat yang mandiri dan sadar lingkungan 2. Membuat peta jalur pipa untuk program distribusi air 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pipanisasi atau distribusi air

Rumusan Masalah

Dari hasil diskusi dengan perangkat dusun dan masyarakat, disepakati bersama bahwa yang menjadi permasalahn utama mereka adalah sebagai berikut: a. Bagaimana cara agar masyarakat mempunyai jiwa sadar lingkungan? b. Bagaimana cara menyalurkan air dari sumber air agar dapat dimanfaatkan secara

maksimal? c. Bagaimana agar program distribusi air dapat berjalan dengan lancar dan efektif?

Target dan Luaran

Berdasarkan analisa situasi, permasalahan yang telah diuraikan target luaran dari kegiatan KKN PPM bagi masyarakat di dusun Brengosan desa Donoharjo adalah: a. Terlaksananya sistem distribusi air dengan adanya partisipasi dari masyarakat dan

perangkat dusun. (Produk) b. Adanya peta jalur air yang memudahkan masyarakat untuk melaksanakan program

distribusi air khususnya di RT 2 dan RT 4. c. Setiap anggota masyarakat mampu mengelola sistem pipanisasi air, di mana output dari

kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas SDM serta mandiri bagi masyarakat itu sendiri.

(Jasa) d. Menciptakan kerjasama Antara perangkat dusun dan masyarakat sehingga terbentuk

komunikasi yang efektif sehingga program berjalan dengan baik. e. Terbentuknya jaringan pipanisasi yang bagus sehingga mewujudkan kehidupan

masyarakat yang tertib, nyaman, dan aman karena adanya tambahan cadangan air dari sumber air tersebut untuk kehidupan sehari-hari.

(Metode) Dampak hasil luaran yang telah diuraikan sebelumnya bagi masyarakt adalah sebagai berikut:

Page 228: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1978

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

a. Pembuatan peta jalur pipa untuk membantu program pelaksanaan distribusi air di dusun Brengosan desa Donoharjo.

b. Program distribusi air dari tower air ke rumah-rumah warga. METODE PELAKSANAAN Tempat dan Waktu Kegiatan

Program pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di dusun Brengosan, desa Donoharjo, kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Program ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu satu bulan saat pelaksanaan program KKN PPM oleh mahasiswa, dan dua bulan untuk tindak lanjut program tersebut. Pelaksanaan Kegiatan

Adapun pelaksanaan kegiatan KKN PPM ini meliputi sosialisasi ke masyarakat untuk pemanfaatan sumber air yang belum maksimal, pembuatan jalur pipa, dan pelaksanaan program distribusi air. Tahapan-tahapan pelaksanaan KKN PPM ini dijelaskan sebagai berikut: a. Sosialisasi awal dengan warga dusun Brengosan untuk menjelaskan pelaksanaan

program KKN PPM ini. Dalam sosialisasi ini dilakukan untuk mnsinkronkan tujuan dari program KKN PPM dengan apa yang menjadi permasalahan warga dusun Brengosan terutama dalam hal kebutuhan air. Pada kegiatan ini, dosen pembimbing lapagan (DPL), mahasiswa, dan masyarakat merencanakan apa yang harus dilakukan dalam memenuhi kebutuhan air, terutama saat musim kemarau dan sumur mongering. Dalam perencanaan itu, diperoleh kesepakatan untuk melakukan program distribusi air untuk memanfaatkan sumber air yang ada. Walaupun kandungan air yang terdapat di sumber air itu tidak layak konsumsi, setidaknya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang lain, misalnya mandi, mencuci, dan membuat kolam ikan.

b. Survey lapangan ke sumber air dan tower air yang sudah ada, serta melihat jalur pipa yang sudah terpasang sebelumnya. Hal ini menjadi dasar pembuatan jalur pipa untuk distribusi air ke rumah-rumah warga dan untuk pemasangan pipa.

c. Kegiatan berikutnya yaitu membaut jalur pipa yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN PPM yang berasal dari program studi Teknik Sipil, dibantu oleh perangkat dusun.

d. Setelah peta jalur pipa selesai dibuat, para warga bergotong royong melaksanakan program pipanisasi, terutama di RT 2 dan RT 4 yang merupakan area terdekat dengan tower air.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diperoleh dari hasil program KKN PPM mahasiswa pada semester gasal tahun akademik 2018/2019. Dari keinginan warga dusun Brengosan, desa Donoharjo, kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman, Yogyakarta yang disampaikan mahasiswa KKN PPM adalah adanya sumber air yang tidak terpakai sampai saat ini dan program distribusi air yang terhenti sejak tiga tahun terakhir.

Page 229: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1979

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kegiatan ini dilaksanakan dengan pembuatan jalur pipa dari tower air yang sudah terpasang di sebelah utara dusun Brengosan menuju ke rumah-rumah warga, terutama yang jaraknya paling dekat dengan tower tersebut, yaitu RT 2 dan RT 4.

Gambar 3. Peta jalur distribusi air

Setelah dibuat peta jalur pipa, masyarakat dapat mulai melaksanakan program pipanisasi ke rumah-rumah warga berdasarkan jalur pipa tersebut. Telah terdapat pipa induk yang telah terpasang lama di pinggir jalan utama. Agar air dapat terdistribusi secara merata, warga memasang pipa T yang kemudian disambungkan dengan pipa yang lain menuju ke rumah-rumah warga. Lalu setelah sampai di depan rumah, dipasang kran air dari pipa yang telah terpasang. Setiap warga mendapatkan satu aliran pipa dan satu kran yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, walaupun air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Setidaknya, dengan adanya program distribusi air ini, sumber air yang tidak terpakai tersebut dapat bermanfaat untuk keperluan sehari-hari yang lain, misalnya mandi dan mencuci.

Page 230: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1980

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 4. Pipanisasi oleh warga

KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengabdian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

1. Kegiatan pengabdian mendapat respon yang sangat baik bagi masyarakat sasaran dan pemerintah daerah, khususnya di lingkungan Dusun Brengosan.

2. Peta jalur pipa yang dibuat oleh mahasiswa KKN PPM sebagai dasar untuk distribusi air sangat berguna untuk tindak lanjut program di kemudian hari.

3. Program distribusi air yang diinisiasi oleh KKN PPM UMY telah ditindaklanjuti oleh perangkat dusun dan masyarakat dengan dana dari desa.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada LP3M UMY selalu pemberi dana untuk kegiatan KKN PPM ini. Selain itu, kami ucapkan terima kasih kepada perangkat dusun dan warga dusun Brengosan, desa Donoaharjo, kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman atas kerjasamanya dalam pelaksanaan program dan telah menjadi sumber ilmu yang tak ternilai untuk mahasiswa KKN PPM yang telah melaksanakan kegiatan di sana selama satu bulan penuh. Ucapan terima kasih terakhir kami ucapkan untuk kelaurga kecil kami, suami dan anak-anak yang senantiasa mendukung dan memberikan cinta yang luar biasa. DAFTAR PUSTAKA Kustiani, Ika, dkk. 2016. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Kawasan Ekowisata

Pesisir Pulau Sebesi. Proposal KKN-PPM Universitas Lampung Lufira, Rahmah Dara, Suharjono, Suwanto Marsudi. 2012. Optimasi dan Simulasi Sistem

Penyediaan Jaringan Air Bersih di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Jurnal Teknik Pengairan. Vol. 3. No. 1. Universitas Brawijaya, Malang

Mas’ud, Mochamad, Rukma Nur Patriya, dan Januar Sasongko. 2017. Pengolahan Sumber Air untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Karangrejo, Dusun Gutean, Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 1, No. 1, Mei 2017,Hal. 1-13

Page 231: Penaggulangan Bencana Dan Pelestarian Lingkungan Hidupsemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-6.pdf · serapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup

1981

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Nelwan, Fenny, E.M. Wuisan, L. Tanudjaja. 2013. Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Kima Bajo Kecamatan Wori. Universitas Sam Ratulangi, Manado