pemrosesan rutin data seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas
DESCRIPTION
ahsvhvasvaskvckhascvahsbjabsjvjabkjskbjavsvoasbovasoxbjasbxjbasjbxjbasjbxasTRANSCRIPT
P E R M O H O N A N K E R J A P R A K T E K
D I A J U K A N K E P A D A
PUSLITBANG GEOLOGI KELAUTAN
BANDUNG
Oleh,
REZA ADITYA HERNAWAN
NIM. 115.050.015
DAFTAR ISI :
1. Permohonan Kerja Praktek
2. Proposal Kerja Praktek
3. Curriculum Vitae
4. Transkip Nilai
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“ YOGYAKARTA
Alamat : Jl . SWK.104 (Lingkar Utara ) Condong Catur, Sleman, Yogyakarta 55283
T e l p . ( 0 2 7 4 ) 4 8 6 7 3 3 , 4 8 6 4 0 3 , F a x . ( 0 2 7 4 ) 4 8 6 4 0 3 ,
E m a i l g e o u p n @ i n d o s a t . n e t . i d
P E R M O H O N A N K E R J A P R A K T E K
D I A J U K A N K E P A D A
PUSLITBANG GEOLOGI KELAUTAN
BANDUNG
Oleh,
REZA ADITYA HERNAWAN
NIM. 115.050.020
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memperoleh Kerja Praktek di Puslitbang Geologi Kelautan Bandung, sebagai
salah satu syarat kelulusan di Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran ” Yogyakarta.
Diajukan oleh,
Nama : Reza Aditya Hernawan
NIM : 115.050.020
Jurusan : Jurusan Teknik Geofisika
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
Yogyakarta, 25 April 2007
Dosen Pembimbing
Dra. Yatini, Msi
NIP.030.207.691
Mahasiswa
Reza Aditya Hernawan
NIM. 115.050.020
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Geofisika
Ir. Agus S a ntoso, Msi
NIP. 030.194.852
I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Geeofisika Fakultas Teknologi
Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta TA. 2005/2006 setiap mahasiswa dalam mencapai gelar
kesarjanaan program pendidikan Strata 1 (S1) sebelum melakukan Tugas Akhir harus
melaksanakan kerja praktek yang topiknya sesuai dengan teori yang didapat dalam bangku kuliah
serta aplikasinya di lapangan kerja.
Sebagai salah satu metode dalam geofisika, metode seismik banyak digunakan dalam
eksplorasi, terutama eksplorasi hidrokarbon. Keunggulan dari metode ini dibanding dengan
metode geofisika lain adalah tingkat akurasi, resolusi dan penetrasi yang lebih tinggi.Metode ini
sangat berkembang pesat disertai dengan teknologi tinggi dalam hal aquisisi data, pemrosesan
data seismik, sampai dengan interpretasi data seismik.
Eksplorasi dengan menggunakan metode seismik ini sangat popular di dunia industri
perminyakan dikarenakan data hasil interpretasinya bersifat akurat, juga dapat mendeskripsikan
secara geologi tentang kondisi bawah permukaan bumi.
Secara umum ada tiga kegiatan besar dalam metode seismik agar dapat menghasilkan suatu
informasi yang benar – benar bisa akurat dan bernilai ekonomis, yaitu:
a. Akuisisi Data Seismik
Akuisisi data merupakan pekerjaan bagian terdepan dari suatu eksplorasi. Persiapan
awal yang harus dilakukan adalah menentukan parameter – parameter lapangan yang
cocok,dari suatu daerah yang hendak disurvey. Penentuan parameter – parameter ini
sangat penting karena akan menentukan kualitas data yang akan diperoleh. Maksud dari
penentuan parameter lapangan ini adalah untuk menetapkan parameter awal dalam suatu
rancangan survey (akuisisi data) yang dipilih sedemikian rupa sehingga dalam
pelaksanaan akan diperoleh informasi target selengkap mungkin dengan noise serendah
mungkin.
b. Pengolahan Data Seismik
Data seismik direkam kedalam pita magnetic di lapangan. Setelah itu data tersebut
diproses di pusat pengolahan data seismik. Tujuan dari pengolahan data seismik adalah
menghasilkan penampang seismik dengan S/N ( signal to noise ratio ) yang baik tanpa
mengubah bentuk kenampakan- kenampakan refleksi, sehingga dapat diinterpretasikan
keadaan dan bentuk dari perlapisan di bawah permukaan bumi seperti apa adanya. Dengan
demikian mengolah data seismik merupakan pekerjaan untuk meredam noise dan atau
memperkuat sinyal.
c. Interpretasi Data Seismik
Interpretasi data seismik secara geologi merupakan tujuan dan produk akhir dari
pekerjaan seismik. Interpretasi yang dimaksud adalah menentukan atau memperkirakan
arti geologis data – data seismik. Sering interpretasi juga termasuk reduksi data, pemilihan
event - event tertentu dan lokalisasi reflector atau target yang akan dicari. Dari hasil
interpretasi kemudian diuji dengan data – data yang lain.
Dari ketiga rangkaian kegiatan dalam metode seismik ini maka tujuan akhir dari suatu
pekerjaan eksplorasi bisa didapatkan hasilnya, yaitu berupa informasi geologis dari daerah survei
yang untuk kemudian bisa ditindak lanjuti dengan kegiatan yang lain di dalam perusahaan, yang
berkelanjutan. Oleh karena itu untuk lebih megetahui tentang tahapan – tahapan dalam akuisisi,
pengolahan dan interpretasi data seismik, kami bermaksud mengikuti kesempatan kerja di
Puslitbang Geologi Kelautan Bandung.
II. LATAR BELAKANG
Interaksi antara mahasiswa dan perusahaan dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak.
mahasiswa dapat mengetahui strategi dan metode yang diterapkan dalam lingkungan perusahaan
khususnya di Puslitbang Geologi Kelautan, sedangkan pihak perusahaan dapat pula mengetahui
pemikiran, konsep yang telah dipelajari oleh mahasiswa untuk kelancaran kegiatan perusahaan di
masa akan datang. Kegiatan eksplorasi di bidang minyak dan gas bumi sangat dibantu dengan
pemrosesan data seismik yang baik sesuai urutan pemrosesan yang benar, dengan etika dan
estetika pemrosesan data. Dalam hal ini bagian yang ditekankan adalah pemrosesan rutin data
seismik. Pemrosesan data yang baik akan memeberikan gambaran bawah permukaan yang baik
dan selanjutnya akan dapat diinterpretasi dengan benar bedasarkan data penampang dari hasil
pemrosesan data lapangan.
III. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA MANFAAT
III.1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
serta mempelajari pengolahan data seismik secara langsung dalam hal ini adalah proses
pengolahan rutin data seismik, sehingga teori - teori perkuliahan dapat diterapkan dengan
baik.
Kerja praktek dilakukan agar mahasiswa dapat melihat dan mengetahui aplikasi ilmu
Geofisika yang berbasis Geologi pada lapangan kerja, selain itu mahasiswa dapat mengenal
alat – alat yang dipergunakan dalam Pengambilan data dan Prosesing data Geofisika yang
dipakai dalam perusahaan. Yang akhirnya dapat mengkorelasikan hasil dari pengamatan
alat tersebut dengan analisa mahasiswa berdasarkan teori yang didapat dari bangku kuliah.
Oleh sebab itu kami berharap memiliki kesempatan untuk dapat kerja praktek pada
Puslitbang Geologi Kelautan.
III.2 Tujuan
III.2.1 Tujuan Umum
a. Mempermudah penerapan antara teori dan praktek dari metode geofisika
dengan cara melihatnya secara langsung pada dunia kerja.
b. Mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh di jenjang
perguruan tinggi.
c. Menambah pengalaman serta wawasan dan mendapat keterampilan bagi
mahasiswa Teknik Geofisika
d. Memenuhi syarat utama pada Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknologi
Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
III.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengenal bagaimana kinerja Puslitbang Geologi Kelautan dan bagaimana
Puslitbang Geologi Kelautan tersebut telah menggunakan topik yang kami
pilih kedalam lingkungan kerjanya.
b. Memperdalam kemampuan mahasiswa Teknik Geofisika dalam mengolah
data seismik dengan baik dan benar khususnya proses migrasi.
III.3 Manfaat
III.3.1 Puslitbang Geologi Kelautan
· Membangun hubungan kemitraan antara Puslitbang Geologi Kelautan
dengan UPN “Veteran” Yogyakarta
· Memperoleh tenaga kerja tambahan dari mahasiswa yang melaksanakan
Kerja Praktek
· Mempermudah Puslitbang Geologi Kelautan dalam merekrut calon
pegawai atau karyawan yang profesional dengan Mahasiswa sebagai
parameternya
III.3.2 UPN “Veteran” Yogyakarta
· Membina hubungan kemitraan antara UPN “Veteran” Yogyakarta dan
Puslitbang Geologi Kelautan dalam sarana dan prasarana pendidikan
· Membekali kemampuan dasar kepada mahasiswa UPN “Veteran”
Yogyakarta untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam dunia kerja
III.3.3 Mahasiswa
· Melengkapi ilmu teori yang didapatkan di bangku kuliah terutama tentang
Migrasi, Seismik Refleksi
· Memperoleh kesempatan mencari pengalaman, wawasan, dan promosi
IV. TOPIK KERJA PRAKTEK
Topik kerja praktek diharapkan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni yaitu:
1. PEMROSESAN RUTIN DATA SEISMIK.
2. Atau dapat menyesuaikan dengan alternatif topik yang diajukan Puslitbang Geologi
Kelautan, dengan mempertimbangkan efektifitas, efisiensi, dan ketersediaan data - data
yang ada pada Puslitbang Geologi Kelautan.
V. LOKASI KERJA PRAKTEK
Lokasi kerja praktek rencananya akan dilaksanakan pada salah satu perusahaan yaitu:
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (PUSLITBANG) GEOLOGI
KELAUTAN BANDUNG
VI. DASAR TEORI
Data seismik direkam ke dalam pita magnetik di lapangan. Setelah tiga sampai enam
minggu kemudian informasinya baru sampai kepada interpreter sebagai peta penampang seismik
(seismik section). Selama waktu tersebut data dalam tape magnet diproses di pusat pengolahan
data seismik. Lebih dari 10 sampai 20 tahapan proses digunakan di dalam pemrosesannya.
Masing-masing perusahaan pengolahan data mempunyai paket program sendiri-sendiri, walaupun
pada umumnya pokok-pokok pikirannya identik atau sama.
Tujuan dari pengolahan data seismik adalah menghasilkan penampang seismik dengan S/N
(singnal to noise ratio) yang baik tanpa mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi,
sehingga dapat diinterpretasikan keadaan dan bentuk dari perlapisan di bawah permukaan bumi
seperti apa adanya. Dengan demikian mengolah data seismik merupakan pekerjaan untuk
meredam noise dan atau memperkuat sinyal.
Biasanya urutan pemrosesan data seismik dapat dipertimbangkan berdasarkan:
1. Kualitas data lapangan (jelek, sedang atau bagus)
2. Lingkungan geologinya (marine, land, transition)
3. Philosofi proses masing-masing perusahaan
4. Kemampuan/pengalaman orang yang mengerjakan
5. Harga
Seperti disebutkan diatas, bahwa pengolahan data seismik bertujuan memperbaiki S/N
ratio. Hal ini berarti semua noise yang mengganggu/menyelubungi informasi refleksi sedapat
mungkin diredam dan sebaliknya semua informasi refleksi dipertahankan dan bahkan diperkaya
(spektrum amplitudonya) dan dikoreksi (spektrum phasenya), sehingga akan diperoleh
penampang seismik yang benar (tidak dibuat-buat secara tidak wajar).
Gambar 1. Diagaram alir pengolahan data seismik
Pengaturan Rutinitas Data mengerjakan reformating, sorting dan editing. Reformating
termasuk demultiplexing, pelabelan dan trace gathering
1. Field Tape
Data seismik direkam ke dalam pita magnetik dengan standar format tertantu.
Standarisasi ini dilakukan oleh SEG (Society of Exploration Geophysics). Magnetic tape
yang digunakan biasanya adalah tape dengan format: SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-D, dan
SEG-Y. Format data terdiri dari header dan amplitudo. Header berisi informasi mengenai
survei, project dan parameter yang digunakan dan informasi mengenai data itu sendiri
(Gambar 4).
2. Demultiplex
Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex dalam pita magnetik lapangan
sebelum diperoses terlebih dahulu harus diubah susunannya. Data yang tersusun
berdasarkan urutan pencuplikan disusun kembali berdasarkan receiver atau channel
(demultiplex). Proses ini dikenal dengan demultiplexing.
3. Gain Recovery
Akibat adanya penyerapan energi pada lapisan batuan yang kurang elastis dan efek
divergensi sferis maka data amplitudo (energi gelombang) yang direkam mengalami
penurunan sesuai dengan jarak yang ditempuh. Untuk menghilangkan efek ini maka perlu
dilakukan pemulihan kembali energi yang hilang sedemikian rupa sehingga pada setiap titik
seolah-olah datang dengan jumlah energi yang sama. Proses ini dikenal dengan istilah
Automatic Gain Control (AGC) sehingga nantinya menghasilkan kenampakan data seismik
yang lebih mudah diinterpretasi.
Gain (penguatan) yang dikenakan pada trace seismik di lapangan berbentuk suatu fungsi
yang tidak smooth, karena harganya bisa naik atau turun secara otomatis (instranteneous
floating point), maka mengakibatkan distorsi. Tetapi fungsi gain tersebut ikut terekam di
dalam pita magnetik. Di pusat pengolahan data, fungsi gain tadi ditiadakan dengan cara
mengalikan harga-harga trace seismik dengan kebalikan fungsi gain, kemudian dihitung
harga rata-rata amplitudo trace seismik tersebut menurut fungsi waktu. Dari sini bisa
ditentukan parameter-parameter fungsi gain yang baru sedemikian rupa sehingga fungsi
gain yang dipergunakan menjadi smooth.
Fungsi gain yang benar akan menghasilkan trace seismik dengan perbandingan
amplitudo-amplitudo sesuai dengan perbandingan dari masing-masing koefisien
refleksinya. Perbandingan koefisien refleksi yang benar akan memudahkan interpretasi
sifat-sifat refleksi dan lapisan-lapisan batuan. Secara umum fungsi gain g(t) berupa
Gain (dB) = A.t + B.20 log (t) + C (1.1)
Dengan t adalah waktu, A faktor atenuasi, B faktor spherical divergensi dan C tetapan gain.
Terdapat beberapa jenis gain :
1. PGC (Programmed Gain Control) adalah fungsi gain yang sederhana, bekerja
berdasarkan interpolasi antara harga skalar amplitudo sampel pada laju pencuplikan
dengan satu jendela tertentu. Contoh hasil PGC ditunjukkan pada gambar 1.3.
2. AGC (Automatic Gain Control) adalah gain g(t) yang bekerja dengan menggunakan
metode rms (root mean square). Amplitudo masing-masing sampel dikuadratkan, lalu
dihitung rms-nya pada satu jendela tertentu, contoh hasil AGC diberikan oleh gambar
1.4. Sedangkan gambar 1.5 menunjukkan contoh proses gain recovery dan
sebelumnya.
Gambar 1.3. Perhitungan gain dengan PGC Gambar 1.4. Perhitungan gain dengan AGC
Gambar 1.5. Contoh data sebelum dan sesudah dikenakan gain recovery
4. Editing dan Muting
Editing adalah proses untuk menghilangkan semua rekaman yang buruk, sedangkan mute
adalah proses untuk menghilangkan sebagian rekaman yang diperkirakan sebagai sinyal
gangguan seperti ground roll, first break dan lainnya yang dapat mengganggu data (Gambar 4).
Jenis noise yang biasanya diedit adalah :
1. Trace mati, karena geophonennya sengaja tidak dipasang, sehingga kanalnya akan berisi
noise instrumen atau karena kerusakan kanal.
2. Trace yang mengandung noise elektro statik, biasanya frekuensi tinggi
3. Trace yang merekam getaran langkah orang yang berjalan dekat geophone pada saat
perekaman berlangsung
4. Cross feed
5. Polaritas terbalik (hal ini tidak perlu dimatikan, karena bisa dikoreksi pada komputer)
6. Daerah first arrival (gelombang bias, pakai initial muting)
7. Noise di dalam trace yang mengelompok (pakai surgical muting)
5. Koreksi statik
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh topografi (elevasi shot dan receiver)
sehingga shot point dan receiver seolah-oleh ditempatkan pada datum yang sama. Walaupun
koreksi statik telah dilakukan sebelum analisa kecepataan, tetapi koreksi tersebut tidaklah
sempurna. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti :
a. Kesalahan pengukuran elevasi
b. Ketidaktelitian membaca up hole time
c. Ketidaktepatan mengukur kecepatan replacement
d. Adanya manipulasi kedalaman lubang bor oleh regu bor
e. Adanya problem surface unconsistent static
6. Dekonvolusi
Dekonvolusi dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll,
multiple, reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh
noise. Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena konvolusi merupakan suatu filter. Bumi
merupakan low pass filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah menjadi wavelet yang
panjangnya sampai 100 ms. Wavelet yang terlalu panjang mengakibatkan turunnya resolusi
seismik karena kemampuan untuk membedakan dua event refleksi yang berdekatan menjadi
berkurang.
7. Analisis Kecepatan
Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan kecepatan yang sesuai untuk
memperoleh stacking yang terbaik. Pada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi
yang dihasilkan akan mengikuti bentuk pola hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan pada
proses stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga memberikan stack
yang maksimum (Gambar 5).
8. Koreksi Dinamik/Koreksi NMO
Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset antara shot point dan
receiver pada suatu trace yang berasal dari satu CDP (Common Depth Point). Koreksi ini
menghilangkan pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul datang dalam arah
vertikal (normal incident) (Gambar 6).
Gambar 6. Koreksi NMO: (a) belum dikoreksi (b)kecepatan yang sesuai (c) kecepatan yang lebih rendah
(d) kecepatan yang lebih tinggi (VAN DER KRUK, 2001)
9. Stacking
Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace dalam satu gather data yang bertujuan
untuk mempertinggi sinyal to noise ratio (S/N). Proses ini biasanya dilakukan berdasarkan CDP
yaitu trace-trace yang tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi NMO kemudian
dijumlahkan untuk mendapat satu trace yang tajam dan bebas noise inkoheren (Gambar 7).
Gambar 7. Proses penjumlahan trace-trace dalam satu CDP (stacking)
10. Filtering
Filter digunakan untuk meredam noise dan menjaga sinyal. Ada dua jenis filter :
1. Filter frekuensi (satu dimensi)
Hanya meredam frekuensi tertentu yang tidak diinginkan. Tipe filter ini berupa low pass
filter, high pass filter, band pass filter, dan notch filter. Filter di dalam pengolahan data pada
umumnya bersifat zero phase, sehingga tidak menggeser phase data.
2. Filter F-K (dua dimensi)
Digunakan untuk meredam noise yang memiliki frekuensi sama dengan frekuensi sinyal
tetapi bilangan gelombangnya berbeda. Ada dua jenis filter F-K, yaitu notch dan band pass
filter.
11. Migrasi
Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada posisi dan
waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena
penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan kedudukan yang sebenarnya, karena
rekaman normal incident belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan, terutama untuk
bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat menghilangkan pengaruh difraksi
gelombang yang muncul akibat adanya struktur-struktur tertentu (patahan, lipatan)
12. Equalization
Adalah proses untuk menaikkan atau menurunkan harga amplitudo tanpa merubah
perbandingan amplitudo refleksi-refleksinya. Dalam hal ini digunakan window yang panjang,
setelah harga rata-rata diperoleh dalam window tersebut lalu dicari faktor skalanya atau
faktor pengali sedemikian rupa sehingga harga rata-rata itu menjadi suatu harga yang
dikehendaki (2”). Faktor skala yang diperoleh, dipergunakan untuk mengalikan semua amplitudo
trade tersebut. Bila digunakan banyak window (overlap/baku tindih 50 %) maka faktor skala
setiap window dikalikan pada amplitudo trace di windownya masing-masing. Pada daerah baku
tindih dilakukan interpolasi.
13. Plotting
Pengolahan data dianggap selesai kalau hasil pengolahan telah diplot pada film. Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada plot film adalah :
a. Skala horizontal (trace/mm atau trace/inch) dan skala vertikal (detik/cm)
b. Bias, dinyatakan dalam % yaitu tebal garis trace terhadap jarak antara dua trace
c. Display mode, bisa wiggle saja, wiggle variable area atau wiggle variable saja
d. Polaritas (normal/reverse) dan garis waktu (timing line)
e. Informasi pada film (titik perpotongan lintasan, sumur, dll)
f. Arah plot, harus sesuai dengan arah penembakan lintasan
g. Gain, fokus, sambungan film (bila perlu penyambungan) harus sama densitasnya
VII. TAHAPAN PENELITIAN
Sistematika peneltian yang akan dilakukan antara lain:
1. Studi pustaka
Melakukan studi pustaka dari literatur, makalah dan laporan dari penulis-penulis
terdahulu mengenai tahapan dan cara pengolahan (processing) data seismik. Sebagai
langkah awal untuk pendalaman materi sebelum melakukan pengolahan data seismik
secara langsung di lapangan.
2. Pengumpulan data
Merupakan tahapan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian berupa data yang telah diperoleh dari tahapan akuisisi (tape) di lapangan.
3. Prosesing dan analisis data
Melakukan pengolahan data dan analisis data terhadap data-data yang telah
dikumpulkan untuk mencapai tahapan penelitian yang telah disusun dan direncanakan
sehingga dapat mencapai tujuan dari penelitian tersebut yang sesuai dengan tema yang
diangkat.
VIII. WAKTU PENELITIAN
Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik,waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini
direncanakan selama 5 minggu yaitu pada 16 juni 2008 atau pada waktu lain yang telah
ditentukan oleh perusahaan.Rencana kerja yang diusulkan
Jenis KegiatanMinggu
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Prosesing
Analisis Data dan
Diskusi
Presentasi dan Evaluasi
IX. ALAT DAN FASILITAS SERTA AKOMODASI
X.1 Alat
Untuk mendukung kegiatan penelitian maka dibutuhkan beberapa alat pendukung
yang diantaranya:
1. Data –data penelitian
2. Seperangkat computer (PC)
3. Literatur yang berkait dengan penelitian
4. Peralatan yang menunjang penelitian
X.2 Fasilitas
1. Akses ke perpustakaan
2. Akses ke internet
3. Akses untuk penggandaan data
X.3 Akomodasi
Adanya beberapa pertimbangan antara lain jarak yang begitu jauh antara daerah asal
mahasiswa peneliti dengan daerah penelitian dan waktu penelitian yang relatif
lama,makadibutuhkan beberapa fasilitas yang menunjang dan memperlancar penelitian
antaralain: akomodasi dan konsumsi untuk mahasiswa selama waktu penelitian.Pemberian
tunjangan intensif selama penelitian di PT.ELNUSA GEOSAINS sangat diperlukan, selain
akomodasi dan konsumsi. Ketentuan mengenai pemberangkatan dan kedatangan mahasiswa
peneliti lebih lanjut diatur oleh pihak perusahaan PT.ELNUSA GEOSAINS.
X. LAPORAN
Semua hasil pengolahan data selama kerja praktek akan disusun dalam bentuk laporan
tertulis yang akan dilaporkan kepada PT.ELNUSA GEOSAINS dan kemudian diberikan
pengesahan sebagai bukti telah menempuh mata kuliah wajib kerja praktek sebanyak 1 sks.
Sedangkan jadwal kegiatan pengolahan data disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan dari
PT.ELNUSA GEOSAINS.
XI. KONTRIBUSI PENELITIAN
Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa dalam melakukan Kerja Praktek di dunia
industri perminyakan dan geoservis akan dapat membuka wawasan akademisi khususnya
mahasiswa yang bersangkutan pada bidang teknologi geofisika yang dipakai untuk eksplorasi
hidrokarbon secara langsung.
Selain itu juga diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
pengembangan lokasi-lokasi produksi sehingga dapat menambah produksi dan mengurangi resiko
geologi.
XII. PEMBIMBING
Untuk pembimbing di lapangan diharapkan dapat disediakan oleh perusahaan sedangkan
untuk pembimbing di kampus dari salah satu staf pengajar pada Jurusan Teknik Geofisika
Universitas Pembangunan Nasional ‘ Veteran ‘ Yogyakarta.
XIII. PENUTUP
Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk melaksanakan Kerja Praktek di
perusahaan akan lebih mengenalkan dan mendekatkan mahasiswa pada lingkungan kerja yang
sebenarnya sehingga keterkaitan antara lembaga Perguruan Tinggi dengan kebutuhan kerja akan
semakin cepat dalam proses penyesuaian mahasiswa dalam menghadapi pekerjaan dalam industri
kerja perminyakan nantinya. Kesempatan yang diberikan oleh perusahaan dalam hal ini PT
Chevron Pacific Indonesia – Rumbai Pekanbaru kepada mahasiswa tentunya akan
dimanfaatkan sebaik mungkin dan mahasiswa akan berusaha menyelesaikan dan memberikan
laporan penelitian dengan sebaik mungkin.
Semoga akan terjalin kerja sama yang baik dan menguntungkan antara lembaga Perguruan
Tinggi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta dengan pihak perusahaan yaitu
PT Chevron Pacific Indonesia – Rumbai Pekanbaru dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas yaitu mahasiswa yang lebih kompeten dalam industri perminyakan.
DAFTAR PUSTAKA