pemodelan spasial abrasi di pantai caringin desa...

172
PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA CARINGIN KECAMATAN LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : SANI ALFIA CHAIRANI 11140150000030 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: buidan

Post on 17-Mar-2019

252 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN

DESA CARINGIN KECAMATAN LABUAN KABUPATEN

PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

SANI ALFIA CHAIRANI

11140150000030

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 3: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 4: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 5: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 6: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 7: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

i

ABSTRAK

Sani Alfia Chairani (11140150000030) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul

skripsi “Pemodelan Spasial Abrasi Di Pantai Caringin Desa Caringin

Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai dan dampak

yang ditimbulkan oleh abrasi di Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan

Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dari tahun 2004 – 2017. Selain

itu, bertujuan untuk menggambarkan pemodelan spasial prediksi daratan yang

mengalami abrasi pada tahun 2031. Metode yang digunakan adalah mix methods.

Penelitian ini memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan

menganalisis citra landsat dan dilakukan pembuktian langsung ke lapangan.

Adapun populasi yang digunakan adalah pantai di sepanjang Desa Caringin dan

sampelnya adalah wilayah yang mengalami abrasi dan tidak abrasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pantai Caringin telah mengalami

abrasi. Hal ini dibuktikan dengan hilangnya sebagian daratan pantai dan membuat

garis pantai semakin maju ke daratan. Abrasi yang terjadi di Pantai Caringin dari

tahun 2004 - 2017 adalah seluas 12,87 ha. Analisis untuk mengetahui abrasi ini

dihitung mulai dari tahun 2004 - 2010 dan 2010 - 2017. Pada tahun 2004 - 2010

daerah yang mengalami abrasi seluas 10,51 ha dan pada tahun 2010 - 2017 daerah

yang mengalami abrasi seluas 2,36 ha, sehingga total daerah yang mengalami

abrasi dari tahun 2004 - 2017 seluas 12,87 ha. Dampak dari abrasi tersebut telah

dirasakan secara langsung oleh penduduk seperti garis pantai semakin maju

menuju daratan sehingga lahan semakin berkurang, pasir yang semakin berkurang

sehingga karang-karang bermunculan, hilangnya vegetasi seperti pohon kelapa

dan hilangnya biota laut.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik binner terdapat dua variabel yang

berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari sungai dan kepadatan

penduduk. Setelah dilakukan analisis pada ArcGis 10.1 dapat diprediksikan bahwa

pada tahun 2031 daratan pantai Desa Caringin akan hilang seluas 18 ha dengan

rincian pemukiman 10,42 ha, sungai 2,05 ha, sawah, 14,44 ha, kebun 1,88 ha,

vegetasi 1,83 ha dan tanah kosong seluas 0,62 ha.

Kata kunci : Abrasi, Garis Pantai, Prediksi, Sistem Informasi Geografi.

Page 8: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

ii

ABSTRACT

Sani Alfia Chairani (11140150000030), Departement of Social Education,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif

Hidayatullah Jakarta. The title of undergraduate thesis is “Spatial Modeliing of

Abrasion in Caringin Beach, Caringin Village, Labuan Subdistrict, Pandeglang

Regency, Banten Province”

This study aims to know the change of shoreline and the impact which is

caused by abrasion in Caringin Beach, Caringin Village, Labuan Subdistrict,

Pandeglang Regency, Banten Province from 2004 - 2017. In addition, it aims to

describe the spatial modeling of prediction of land that has abrasion in 2031. It

uses the mix method. This study utilizes the Geographic Information System (GIS)

by analyzing landsat imagery and it is estabilished directly to the field. The

population used is the beach along Caringin Village and the sample is an area

which has abrasion and not abrasion.

The results of this study indicate that Caringin Beach has experienced

abrasion. This is evidenced by the loss of part of the coastal land and it makes the

coastline goes to land. The abrasion that occurred at Caringin Beach from 2004 -

2017 is 12.87 ha. Analysis to find out this abrasion is calculated starting from

2004 - 2010 and 2010 - 2017. In 2004 - 2010, the area that has abrasion covering

10.51 ha and in 2010 - 2017 the area that has abrasion is 2.36 ha, so the total

area which has abrasion from 2004 - 2017 covering 12.87 ha. The impact of

abrasion has been felt directly by the population such as the coastline go forward

to the mainland, the result is the land becomes lessening. Moreover, lessening of

the sand causes coral appears, and the loss of vegetation such as coconut trees

and loss of marine biota.

Based on the results of binner logistic regression analysis there are two

variables that influence the changes in coastline, namely the distance from the

river and population density. After analyzing ArcGis 10.1 it can be predicted that

in 2031 the mainland of Caringin Village will disappear 18 hectares with details

of settlement 10.42 ha, river 2.05 ha, paddy fields, 14.44 ha, gardens 1.88 ha,

vegetation 1 , 83 ha and 0.62 ha.

Keywords : Abrasion, Coastline, Prediction, Geographic information System.

Page 9: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT karena atas nikmat

yang diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pemodelan Spasial Abrasi di Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan

Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi syarat dalam mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si dan Anissa Windarti, M.Sc selaku dosen pembimbing

yang telah membimbing, meluangkan waktu dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan semangat dan telah memberikan pengalaman yang sangat

menyenangkan selama studi.

6. Kedua orang tua yang saya cintai (Rofi’ah dan Su’udi), yang telah mendukung,

memberikan semangat dan mendo’akan dengan ikhlas setiap saat untuk

kesuksesan penulis.

7. Siti Badriyah Chairani, Sulis Muliya Chairani dan Rubi Al-Farizi sebagai

kakak dan adik tersayang yang selalu memberikan semangat dan perhatian

yang luar biasa agar penulis tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

iv

8. Keluarga besar yang saya banggakan, yang telah menyemangati untuk terus

sekolah meskipun dengan keterbatasan materil yang dimiliki, namun tetap

memberikan dukungan sangat besar untuk sekolah ke jenjang lebih tinggi.

9. UPT Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Kementrian Kelautan

dan Perikanan Provinsi Banten yang telah memberikan informasi terkait Pantai

Caringin.

10. Kepala Desa Caringin beserta staff yang telah memberikan izin, membantu,

memberikan data, informasi dan pengarahan terkait wilayah serta penduduk

setempat sampai akhirnya skripsi ini selesai.

11. Penduduk Desa Caringin khususnya para responden yang telah meluangkan

waktunya dan bersedia memberikan informasi.

12. Tim GIS and Remote Sensing UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tim

yang luar biasa yang pernah saya kenal dan telah membantu penulis untuk

sharing dalam pembuatan peta serta selalu memberikan semangat kepada

penulis agar segera menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman Pendidikan IPS khususnya konsentrasi geografi angkatan 2014

yang selalu membantu dan saling menyemangati dan satu sama lain.

14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini,

semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang luar biasa.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, khususnya bagi

penulis dan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan ilmu pengetahuan

yang semakin berkembang.

Alhamdulillahirobbilalamin

Jakarta, 12 Oktober 2018

Penulis

Sani Alfia Chairani

Page 11: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK .......................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6

D. Perumusan Penelitian ........................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis .............................................................................. 9

1. Pemodelan Spasial ........................................................................ 9

2. Penginderaan Jauh ......................................................................... 10

3. Sistem Informasi Geografis .......................................................... 14

4. Abrasi ............................................................................................ 16

5. Pantai ............................................................................................ 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 27

C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 31

Page 12: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

vi

B. Metode Penelitian ............................................................................... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 33

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 33

E. Alat dan Bahan ................................................................................... 34

F. Data dan Perangkat Lunak ................................................................. 34

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 34

H. Uji Validitas Instrumen Wawancara .................................................. 38

I. Pengolahan Data Penginderaan Jauh.................................................. 41

J. Teknik Analisis Data .......................................................................... 43

K. Diagram Alir ...................................................................................... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian.................................................. 48

1. Kondisi Fisik ............................................................................. 48

2. Kondisi Sosial ........................................................................... 51

3. Kondisi Ekonomi ...................................................................... 56

B. Hasil Analisis Data ............................................................................. 57

1. Hasil Analisis Citra ................................................................... 57

2. Hasil Analisis Ground Check ................................................... 60

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Garis

Pantai ....................................................................................... 69

4. Analisis Faktor Pengaruh Perubahan Garis Pantai ................... 72

5. Hasil Wawancara Analisis Dampak yang Ditimbulkan ........... 81

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 89

1. Perubahan Garis Pantai ............................................................. 89

2. Dampak yang Ditimbulkan ....................................................... 89

3. Pemodelan Spasial Prediksi Daratan yang Mengalami Abrasi

Pada Tahun 2031 ...................................................................... 90

4. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 92

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan......................................................................................... 93

B. Implikasi ............................................................................................. 94

Page 13: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

vii

C. Saran ................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 96

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 99

Page 14: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 27

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pra-Penelitian ....................................................... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Penelitian ........................................................... 38

Tabel 3.4 Teknik Pemeriksaan Data Kualitatif Moleong...................................... 39

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Desa Caringin ....................................................... 48

Tabel 4.2 Orbitrasi ............................................................................................... 49

Tabel 4.3 Topografi .............................................................................................. 51

Tabel 4.4 Etnis Penduduk .................................................................................... 52

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Wilayah .................................................... 52

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Agama ...................................................... 53

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Usia .......................................................... 54

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ............................................... 55

Tabel 4.9 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Caringin ............................. 56

Tabel 4.10 Abrasi Pantai Caringin Tahun 2004 - 2017 ....................................... 59

Tabel 4.11 Hasil Ground Check Lapangan Berdasarkan Interpretasi Citra ......... 60

Tabel 4.12 Hasil Uji Akurasi Interpretasi ............................................................ 62

Tabel 4.13 Luas Penggunaan Lahan Desa Caringin ............................................ 66

Tabel 4.14 Luas Penggunaan Lahan Desa Caringin Tahun 2004 - 2010 ............. 68

Tabel 4.15 Luas Penggunaan Lahan Desa Caringin Tahun 2010 - 2017 .............. 68

Tabel 4.16 Case Processing Summary ................................................................. 74

Tabel 4.17 Classification ..................................................................................... 74

Tabel 4.18 Omnibus Test of Model Coefficients .................................................. 75

Tabel 4.19 Classification ..................................................................................... 75

Tabel 4.20 Correlations ....................................................................................... 76

Tabel 4.21 Variables in The Equition ................................................................... 76

Tabel 4.22 Model Summary ................................................................................. 77

Tabel 4.23 ANOVA ............................................................................................. 77

Tabel 4.24 Coefficients ......................................................................................... 78

Tabel 4.25 Luasan Penggunaan Lahan Prediksi Tahun 2031 .............................. 81

Page 15: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Penelitian .................................................................................. 30

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian .............................................................................. 31

Gambar 3.2 Diagram Alir .................................................................................... 47

Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Caringin ..................................................... 50

Gambar 4.2 Piramida Penduduk Desa Caringin Tahun 2018 ............................... 54

Gambar 4.3 Garis Pantai ...................................................................................... 57

Gambar 4.4 Hasil Overlay Citra Landsat Tahun 2004, 2010 dan 2017 ............... 58

Gambar 4.5 Tingkat Abrasi Pantai Caringin Tahun 2004 - 2017 ......................... 59

Gambar 4.6 Peta Penggunaan Lahan Desa Caringin Tahun 2004 ....................... 63

Gambar 4.7 Peta Penggunaan Lahan Desa Caringin Tahun 2010 ........................ 64

Gambar 4.8 Peta Penggunaan Lahan Desa Caringin Tahun 2017 ........................ 65

Gambar 4.9 Ilustrasi Penggunaan Lahan di Desa Caringin ................................. 67

Gambar 4.10 Peta Jarak dari Sungai .................................................................... 70

Gambar 4.11 Peta Jarak dari Jalan ........................................................................ 71

Gambar 4.12 Peta Interpolasi ............................................................................... 71

Gambar 4.13 Peta Vegetasi .................................................................................. 72

Gambar 4.14 Distribusi Spasial Titik Sampel di Daerah Penelitian .................... 73

Gambar 4.15 Peta Prediksi Perubahan Garis Pantai Caringin Tahun 2031 .......... 79

Gambar 4.16 Peta Prediksi Abrasi Tahun 2031 .................................................... 80

Gambar 4.17 Kondisi Pantai Caringin ................................................................. 87

Gambar 4.18 Formasi Pres-caprae di Pantai Caringin ......................................... 89

Page 16: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta

Lampiran 2 Lembar Observasi Pra-Penelitian

Lampiran 3 Hasil Ground Check Lapangan

Lampiran 4 Dokumentasi Wawancara

Lampiran 5 Kondisi Pantai Caringin

Lampiran 6 Transkrip Wawancara

Lampiran 7 Lembar Uji Referensi

Lampiran 8 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

Page 17: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara maritim, sebuah negara kesatuan yang

memiliki beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut. Secara

geografis Indonesia terletak pada 6° LU sampai 11°LS dan 95° sampai

141°BT, terdiri dari pulau pulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang lebih

17.504 pulau. Tiga perempatnya adalah laut (5,9 juta km2) dengan panjang

garis pantai 95.161 km, terpanjang kedua setelah Kanada.1 Di sepanjang garis

pantai terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit tetapi memiliki daya alam

yang berpotensi. Sebagian besar wilayah pantai dipakai sebagai tempat tinggal

penduduk Indonesia. Pantai di Indonesia memiliki perkembangan yang pesat,

berbagai keperluan di antaranya sebagai daerah pelabuhan, Tempat Pelelangan

Ikan (TPI), pemukiman, kawasan wisata sehingga dapat disimpulkan bahwa

wilayah pantai merupakan wilayah yang sangat berpotensi memberikan

keuntungan ataupun kerugian tersendiri. Kehidupan manusia tidak bisa

dipisahkan dari lingkungan hidup. Segala aktivitas dan sumber kehidupan ada

di dalamnya.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan

hidup, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri,

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk

hidup lain. Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaa,

pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakkan

hukum.2

Manusia dengan lingkungan hidup memiliki hubugan yang sangat erat,

saling memberi dan menerima pengaruh yang sangat besar. Manusia

1 Ridwan Lasabuda, Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif Negara

Kepulauan Republik Indonesia, Jurnal Ilmiah Platax, Vol. 1 -2, Januari 2013, ISSN: 2302-3589,

hlm 93. 2 http://ppid.kemendagri.go.id/front/dokumen/detail/300005671, UU Nomor 32 Tahun 2009

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Dinas Lingkungan Hidup, Publikasi

27 November 2017). Diakses pada Rabu, 14 Maret 2018, pukul 08.30 WIB.

Page 18: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

2

memberikan pengaruh yang sangat aktif terhadap alam. Kemampuan

eksploratif yang dimiliki manusia mampu mengubah kondisi alam. Melalui

tindakan manusia yang begitu aktif, alam juga dapat memberikan suatu

pengaruh secara langsung ataupun tidak langsung. Lingkungan yang indah dan

nyaman dapat memberikan dampak positif bagi manusia.

Ketika manusia melakukan tindakan yang penuh kasih sayang terhadap

alam, maka alam akan menjamin keberlangsungan kehidupan manusia dengan

aman dan nyaman. Begitu pula sebaliknya, ketika manusia melakukan tindakan

tanpa memerhatikan alam, maka akan terjadi kerusakan. Kerusakan lingkungan

tersebut dapat terjadi di darat maupun di lautan, seperti firman Allah SWT

dalam Q.S Ar-Rum (30) ayat 41 yang berbunyi :

“Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan

sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan

yang benar).”3

Kondisi kenyataan tersebut telah lebih dulu tertuang dalam firman Allah

SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Benar. Manusia

akan mendapatkan balasan apa yang telah diperbuatanya. Indonesia merupakan

negara yang kaya akan pesona wilayahnya, sehingga sangat patut untuk kita

lindungi dan lestarikan agar keindahan alam tersebut tidak hilang.

Tindakan-tindakan manusia yang tidak menjaga keseimbangan alam,

mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada lingkungan. Kerusakan tersebut

dapat merusak keseimbangan ekosistem, salah satunya ekosistem pantai.

Kerusakan lingkungan yang terjadi di pantai adalah abrasi. “Proses pengikisan

pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak.”4

Abrasi ini telah terjadi di Pantai Caringin karena tindakan penduduk yang

tidak menjaga keseimbangan alam, misalnya penduduk Desa Caringin

mengambil pasir, karang dan rumput laut sebanyak-banyaknya, namun tidak

ada upaya perbaikan untuk mencegah abrasi, sehingga pesisir menjadi rusak

3 Syaamil Quran, Cordova Alquran dan Terjemah, Kementrian Agama RI, 2012.

4 http://www.bnbp.go.id/home/definisi, Definisi dan Jenis Bencana, (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana). Diakses pada Rabu, 14 Maret 2018, pukul 08.30 WIB.

Page 19: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

3

dan abrasi yang tidak terhindarkan. Seperti halnya mengeruk habis pasir yang

tersedia di pantai sehingga mengakibatkan daratan pesisir banyak terkikis.

Provinsi Banten mempunyai panjang pantai mencapai kurang lebih 847,11 km.

Dari total panjang pantai tersebut diperkirakan sekitar 100 km atau sekitar 11,4

persen telah mengalami abrasi yang mengakibatkan terjadinya kerusakan baik

fisik maupun infrastrukturnya pada tahun 2008. Masalah erosi dan abrasi

pantai yang terjadi di Provinsi Banten sebenarnya berlangsung sudah cukup

lama sehingga menimbulkan kondisi pantai yang kritis.5

Pantai Caringin, merupakan suatu pantai yang belum terkenal. Akan tetapi

Pantai Caringin memiliki permasalahan yang cukup besar. Pada mulanya

Pantai Caringin berjarak jauh dengan pemukiman penduduk, namun pada saat

ini jarak antara pemukiman dengan pantai hanya sekitar ±250 meter.6 Hal

tersebut membuktikan bahwa abrasi telah mengakibatkan pemukiman warga

semakin dekat dengan garis pantai. Daratan pesisir ini akan terus berkurang

dan penduduk akan kehilangan tempat tinggalnya. Dapat diprediksikan luas

daratan pesisir yang akan habis terkena abrasi karena abrasi berjalan secara

dinamis jika tidak dilakukan penanganan.

Penanganan merupakan suatu antisipasi yang dilakukan untuk mencegah

abrasi agar tidak semakin meluas. Namun sampai sekarang belum ada

penanganan yang dilakukan kembali dan belum ada pula penelitian prediksi

laju abrasi di Pantai Caringin sehingga tidak ada antisipasi yang dilakukan

untuk mencegah abrasi yang semakin meluas.

Daratan pesisir yang sudah mulai dekat dengan garis pantai telah

membuktikan bahwa pantai ini membutuhkan perhatian khusus agar

gelombang laut tidak menghilangkan daratan yang difungsikan sebagai

pemukiman masyarakat. Menurut Dahuri dkk “wilayah pesisir adalah suatu

wilayah peralihan antara ekosistem daratan dan lautan yang saling berinteraksi

dan membentuk suatu kondisi lingkungan atau ekologis yang unik.”7 Pengaruh

interaksi daratan dan lautan ini yang jika tidak ada pencegahan, maka abrasi

5 R.D. Ambarwati, ST, MT, Pengamanan Pantai Di wilayah provinsi Banten, Bidang Sungai

Dinas SDAP Provinsi Banten, 2008, hlm 1-2. 6 Lembar observasi pra penelitian, (Aspek fisik, point 5).

7 Muhammad Miqdam Shidqi dan Agung Sugiri, Bentuk-bentuk Adaptasi Lingkungan

Terhadap Abrasi Di Kawasan Pantai Sigandu Batang, Teknik PWK, Vol 4 No 4, 2015, hlm 703.

Page 20: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

4

tidak dapat terhindarkan. Pada hakikatnya, abrasi ini akan terus berlangsung

karena abrasi ini bersifat dinamis. Ketika abrasi dibiarkan dengan begitu saja,

maka akan sangat berpengaruh terhadap ekosistem-ekosistem yang ada di

sekitarnya.

Abrasi yang terus bergerak secara dinamis ini tentunya sangat

mengkhawatirkan penduduk. Peningkatan gelombang laut di Pantai Caringin

mengakibatkan abrasi yang cukup besar. Tidak hanya melalui pengamatan

peneliti, kondisi pantai Caringin ini diperkuat dengan adanya pengamanan

pantai di Provinsi Banten salah satu alasanya adalah telah terjadinya abrasi dan

erosi. Lingkup pekerjaan dalam pengamanan ini adalah melakukan

pembangunan reveatment sepanjang ±50 meter pada tahun 2008.8 Reveatment

merupakan bangunan yang memisahkan daratan dan perairan pantai, yang

terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan

gelombang (overtopping) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat

di belakang bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya

gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring.9 Bangunan reveatment yang

telah dibuat oleh pemerintah Provinsi Banten ini sudah hancur dan gelombang

kembali menghempas daratan secara langsung.

Tindakan-tindakan penduduk Desa Caringin yang memicu terjadinya abrasi

ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran mengenai

bahaya abrasi sehingga mengakibatkan rusaknya ekosistem pesisir dan dapat

menurunkan daya tarik wisata Pantai Caringin. Hal ini dapat dilihat dari

penduduk yang mengambil pasir untuk bahan bangunan, mendirikan lahan

berdagang langsung di atas pasir, mengalirkan limbah rumah tangga secara

langsung ke laut, sampah-sampah berserakan di atas pasir serta sisa air dari

kamar mandi yang dialirkan secara langsung menuju pantai. Kegiatan-kegiatan

tersebut telah membuat pantai menjadi kotor dan berkurangnya keindahan

Pantai Caringin. Abrasi yang terjadi telah banyak merusak daratan di sekitar

Pantai Caringin. Bahkan saat ini yang pada mulanya daratan, sekarang telah

berubah menjadi karang-karang di pinggir pantai.

8 R.D. Ambarwati, ST, MT, op.cit, hlm 13.

9 Harman Ajiwibowo, dan Nita Yuanita, Model Fisik Pengamanan Pantai, (Bandung:ITB,

2011), hlm 22.

Page 21: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

5

Penelitian dengan model seperti ini juga pernah dilakukan juga oleh Sodikin

dengan judul “Analisis Abrasi Dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan

Jauh (Studi Kasus di Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong Kabupaten

Bekasi).” Hasil penelitiannya adalah terdapat perbedaan garis pantai yang

signifikan, mulai dari citra tahun 1999 hingga 2014 di beberapa titik terus

mengalami pengurangan pantai dan titik lain ada juga yang mengalami

penambahan daratan atau disebut juga akresi.10

Perubahan garis pantai tersebut

menunjukkan bahwa di Desa Pantai Bahagia telah terjadi peristiwa abrasi

dengan tingkat tinggi sebesar 1.269,5 ha dan akresi sebesar 24,37 ha.11

Informasi mengenai seberapa luasnya daratan yang sudah terkikis setiap

tahunnya dan prediksi abrasi yang akan terjadi beberapa tahun kemudian akan

menjadi kajian yang sangat penting karena untuk digunakan dalam rencana

pembangunan dan pengelolaan pesisir, untuk mitigasi bencana serta untuk

pencegahan abrasi, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pemodelan Spasial Abrasi di Pantai Caringin Desa Caringin

Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat

diidentifikasikan adalah :

1. Tindakan-tindakan manusia yang tidak menjaga keseimbangan alam,

mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada lingkungan hidup.

2. Peningkatan gelombang laut di Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan

Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten telah mengakibatkan abrasi

yang cukup besar.

3. Kegiatan masyarakat di sekitar Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan

Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang mengakibatkan abrasi

terjadi.

4. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran penduduk Desa Caringin mengenai

bahaya abrasi sehingga mengakibatkan rusaknya ekosistem pesisir dan dapat

10

Sodikin, Analisis Abrasi Dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh (Studi Kasus

di Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi), Seminar Nasional Peran

Geospasial dalam membingkai NKRI 2016, hlm 6. 11

Ibid, hlm 8.

Page 22: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

6

menurunkan daya tarik wisata Pantai Pantai Caringin Desa Caringin

Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

5. Belum adanya penelitian prediksi laju abrasi di Pantai Caringin sehingga

tidak ada antisipasi yang dilakukan untuk mencegah abrasi yang semakin

meluas.

C. Pembatasan Masalah

Abrasi pantai yang terjadi di Pantai Caringin terjadi karena hempasan

gelombang pasang. Adanya abrasi di wilayah pesisir mengakibatkan

berkurangnya wilayah daratan dan mengganggu kegiatan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, karena luasnya pembahasan maka perlu dilakukan

penelitian prediksi laju abrasi untuk mengetahui kisaran laju abrasi di Pantai

Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi

Banten untuk memberikan solusi penanggulangannya, sehingga peneliti akan

memfokuskan kajian pada pemodelan spasial abrasi di Pantai Caringin Desa

Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

D. Perumusan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang ditemukan, maka pertanyaan

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perubahan garis pantai di Pantai Caringin Desa Caringin

Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dari tahun

2004-2017?

2. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh abrasi di Pantai Caringin Desa

Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten?

3. Bagaimana pemodelan spasial prediksi daratan yang mengalami abrasi pada

tahun 2031 di Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten

Pandeglang Provinsi Banten?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui :

1. Perubahan garis pantai di Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dari tahun 2004 – 2017.

Page 23: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

7

2. Dampak yang ditimbulkan oleh abrasi di Pantai Caringin Desa Caringin

Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

3. Pemodelan spasial prediksi daratan yang mengalami abrasi pada tahun 2031

di Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten

Pandeglang Provinsi Banten.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni manfaat secara teoritis

dan manfaat secara paraktis.

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

dan pemikiran baru untuk dunia pendidikan yang semakin berkembang dan

praktisi keilmuan khususnya bidang geospasial serta dapat disempurnakan

dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini berguna untuk memecahkan suatu permasalahan. Secara

praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

a. Pembelajaran

Dapat dijadikan sebagai referensi pendukung dalam pembelajaran

geografi untuk menggambarkan secara langsung pemanfaatan Sistem

Informasi Geografis (SIG) yang terdapat dalam bab penginderaan jauh

dan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada kelas X dan XII SMA/MA.

b. Pemerintah Desa Caringin

Diharapkan memberikan solusi dalam penyusunan program

pencegahan abrasi untuk memecahkan masalah abrasi yang bersifat

dinamis.

c. UPT Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Kementrian

Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten

Diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai sumber

informasi untuk menjawab permasalahan yang terjadi terhadap kerusakan

lingkungan terutama mengenai abrasi.

Page 24: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

8

d. Masyarakat

Diharapkan memberikan gambaran pada masyarakat mengenai abrasi

yang berjalan secara dinamis sehingga diperlukan pencegahan.

e. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat dikembangkan sehingga menjadi semakin

berkualitas dengan menggunakan teori dan cara-cara yang lebih canggih

untuk referensi penelitian selanjutnya.

Page 25: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

Dalam penelitian ini akan dijelaskan beberapa kajian mengenai pemodelan

spasial, penginderaan jauh, abrasi dan pantai. Berikut ini penjelasannya.

1. Pemodelan Spasial

Menurut Berger et al dalam Munibah, model adalah abstraksi dari

sistem dunia nyata yang memiliki kedetilan masalah yang signifikan

dengan masalah yang sedang dipelajari dan juga memiliki transparansi

sehingga mekanisme dan faktor kunci yang mempengaruhi perubahan

dapat diidentifikasi.1

Melalui identifikasi tersebut, maka dapat dilakukan perencanaan

pencegahan untuk mengurangi dapak yang akan terjadi. Model tersebut

mampu merencanakan yang dijadikan sebagai bahan panduan untuk

menjaga suatu hal dapat terjadi, sehingga dapat meminimalisir hal yang

dapat yang merugikan. Selain itu juga dapat digunakan untuk

memprediksikan hal-hal yang akan terjadi.

Menurut Indarto dan Arif Faisol mengemukakan bahwa model

merupakan representasi dari realitas dalam bentuk yang lebih sederhana,

supaya kita dapat lebih mudah memahami masalah yang sedang kita

hadapi. Model akan membantu kita untuk memahami, mendeskripsikan

atau memprediksi bagaimana fenomena atau realitas berjalan (bekerja)

pada dunia nyata tersebut.2

Adapun maksud dari representasi tersebut adalah ketika seseorang

menangkap sebuah objek, sehingga objek tersebut ditangkap atau diterima

dan menghasilkan sebuah ide atau gagasan yang kemudian akan

disampaikan kembali atau diwujudkan melalui sebuah tidakan. Suatu model

dibedakan menjadi :

1 Munibah Khursatul, Model Spasial Perubahan Penggunaan Lahan dan Arahan Penggunaan

Lahan Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus DAS Cidanau Provinsi Banten), Skripsi Institut

Pertanian Bogor, Bogor, 2008, hlm 1. 2 Indarto dan Arif Faisol, Konsep Dasar Analisis Spasial, (Yogyakarta:Andi Offset, 2012), hlm

3.

Page 26: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

10

a. Representation Model

“Suatu model berbasis representasi mendeskripsikan objek-objek di

permukaan bumi (seperti bangunan, sungai, jalan dan hutan) melalui

layer data di dalam Sistem Informasi Geografis.”3

b. Process Model

“Suatu model yang digunakan untuk mengambarkan interaksi

antarobjek yang dimodelkan pada model representatif.”4 Hubungan

interaksi antarobjek ini dapat dimodelkan menggunakan berbagai metode

analisis spasial (Spatial analysis tools). Spatial Analyst dapat dilakukan

memakai ArcGIS dan software lain yang lainnya seperti GRASS,

WhiteBoxGAT, Mapwindow GIS, Idrisi dll yang menyediakan banyak

tool (algorithma/operator/fingsi/menu) untuk menyatakan interaksi antar

objek-objek tersebut.

Penelitian yang dilakukan ini tergolong pada model proses. Di mana

selain untuk menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu

masalah yang diakibatkan dari suatu interaksi, model proses juga mampu

untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di periode selanjutnya.

Suatu model dapat menginspirasi seseorang untuk melakukan suatu

analisis. Suatu analisis sangat diperlukan, dapat dipergunakan untuk

mengidentifikasi suatu masalah dan merumuskan penanggulangannya

serta suatu analisis juga dapat membuat suatu prediksi sehingga dapat

dijadikan suatu gambaran dan membuat perencanaan sebagai tindakan

preventifnya.

2. Penginderaan Jauh

Kegiatan mengumpulkan informasi mengenai objek atau daerah dari

kejauhan dengan menggunakan data yang diambil dari satelit dapat disebut

dengan penginderaan jauh. Data tersebut akan lebih akurat karena diambil

secara langsung dengan menggunakan suatu alat sensor. “Di Inggris,

penginderaan jauh di kenal dengan romote sensing, di Prancis dikenal

dengan teledection, di Spanyol disebut sensoria remote, di Jerman disebut

3 Ibid, hlm 3-4.

4 Ibid, hlm 4-5.

Page 27: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

11

femerkundung dan di Rusia disebut distansionaya. Di Indonesia

penginderaan jauh lebih dikenal dengan remote sensing”.5

Menurut Sri Hartati Soenarmo penginderaan jauh atau disingkat

INDERAJA, ilmu di sini menggambarkan ilmu atau sains yang

diperlukan baik dalam konsep, perolehan data maupun pengolahan dan

analisis, untuk mendapatkan teknik pelaksanaan pengambilan data yang

tepat dan baik serta sesuai dengan tujuan perolehan data.6

Selain itu, penginderaan jauh dapat digunakan untuk memperoleh suatu

informasi yang berupa data yang tereferensi secara geografi atau koordinat

geografi misalnya data curah hujan dan kemiringan lereng. Adapun cara

pengambilan data tersbut tidak dilakukan kontak secara langsung dengan

objek namun menggunakan sensor.

a. Pengertian Penginderaan Jauh

Terdapat beberapa pengertian penginderaan jauh, berikut adalah

pengertian penginderaan jauh menurut beberapa ahli yaitu :

1) Liliesand and Keiffer

Penginderaan jauh adalah ilmu atau teknik dan seni untuk

mendapatkan informasi tentang objek, wilayah atau gejala dengan cara

menganalisis data-data yang diperoleh dengan suatu alat, tanpa

hubungan langsung dengan objek wilayah atau gejala yang dikaji.

2) Avery

Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh,

menunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan

sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.

3) Campbell

Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi

mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang

diperoleh dari jarak jauh.

5 Sodikin, Modul Pembelajaran Penginderaan Jauh : Petunjuk Teknis Pengolahan Citra

Landsat Dengan Er Mapper 7.0, (Pendidikan IPS, 2017), hlm 1. 6 Sri Hartati Soenarmo, Penginderaan Jauh dan Pengenalan Sistem Informasi Geografis Untuk

Bidang Ilmu Kebumian, (Bandung:ITB, 2009), hlm 1.

Page 28: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

12

4) Colwell

Penginderaan jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada

objek dipermukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau

jauh dari objek yang diindera.

5) Curran

Penginderaan jauh yaitu penggunaan sensor radiasi

elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat

diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.7

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa penginderaan jauh adalah suatu cara untuk mendapatkan

informasi atau data dari sebuah objek atau gejala dan cara untuk

memperoleh data tersebut tidak dilakukan kontak secara langsung

namun menggunakan suatu alat sensor.

b. Komponen Penginderaan Jauh

Terdapat tujuh komponen penginderaan jauh yakni sebagai berikut.

1) Sumber Tenaga

Komponen yang diperlukan untuk menyinari objek yang terdapat di

permukaan bumi kemudian memantulkannya ke sensor. Sumber

tenaga alami yaitu penginderaan jauh yang menggunakan tenaga

matahari (sistem pasif). Sumber tenaga buatan yaitu penginderaan

jauh yang menggunakan tenaga buatan (sistem aktif).

2) Atmosfer

Atmosfer membantu melewatkan, menyebarkan dan merambatkan

gelombang elektromagnetik. Kondisi atmosfer sangat mempengaruhi

terhadap pancaran energi yang masuk ke permukaan bumi.

3) Wahana

Wahana terdiri dari pesawat, balon udara, helicopter, roket dan

satelit.

4) Sensor

Alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat ataupun

satelit.

7 Sodikin, op.cit. hlm 1-2.

Page 29: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

13

5) Interaksi antara tenaga dengan objek

Objek yang memiliki daya pantul tinggi, akan terlihat cerah pada

citra. Sedangkan objek yang memiliki daya pantulnya rendah, akan

terlihat gelap pada citra.

6) Perolehan data

Cara memperoleh data tersebut, di dalam penginderaan jauh, data

dapat diperoleh dengan cara manual ataupun digital.

7) Pengguna data

Penguasaan pengetahuan mengenai setiap disiplin ilmu atau cara

pengumpulan data dari penginderaan jauh merupakan kemampuan

pengguna data untuk menerapkan hasil penginderaan jauh. Data yang

sama dapat digunakan untuk mencari info yang berbeda bagi

pengguna yang berbeda pula. 8

Komponen yang telah dijelaskan tersebut saling berkaitan. Cara untuk

mendapatkan suatu informasi memerlukan suatu pencahayaan (sumber

tenaga) melalui suatu energi (atmosfer). Informasi atau data tersebut

diperoleh tanpa kontak langsung dengan objek namun menggunakan

wahana yang dilengkapi dengan alat sensor. Data akan diperoleh karena

adanya suatu interaksi antara tenaga dengan objek. Kemudian data

tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan.

c. Sistem Penginderaan Jauh

Sistem penginderaan jauh ini dapat dibedakan menjadi dua yakni

sistem aktif dan sistem pasif. Berikut ini penjelasannya.

1) Sistem aktif

Penginderaan jauh dengan sumber cahaya menggunakan sinar

buatan, misalnya lidar dan radar. Radar (radio detection and ranging)

untuk mengamati awan dan hujan, pesawat musuh dan sebagainya.

Sebuah wahana yang diletakkan di permukaan bumi. Sedangkan lidar

(laser imaging radar) untuk memperoleh data atmosfer vertikal atau

profil atmosfer. Suatu wahana diletakkan di permukaan dan

menghadap ke atas. Wahana tersebut digunakan untuk mengambil

8 Ibid, hlm 3.

Page 30: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

14

data profil kondisi fisis dari lapisan-lapisan atmosfer. Sistem lidar

menggunakan sensor gelombang elektromagnetik cahaya laser, yang

dipantulkan oleh partikel-partikel dalam lapisan-lapisan atmosfer.9

2) Sistem pasif

Penginderaan jauh dengan sumber cahaya menggunakan sinar

langsung dari matahari. Sistem ini menggunakan gelombang makro

dan pantulan sinar matahari namun penginderaan jauh sistem pasif

hanya dapat beroperasi pada siang hari.

3. Sistem Informasi Geografis

Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, kebutuhan untuk analisis

dan penyimpanan data yang berstruktur kompleks dengan jumlah besar

semakin dibutuhkan. Melalui sistem informasi yang berbasis spasial ini

diharapkan dapat membantu proses pengambilan keputusan atau kebijakan.

Proses tersebut dapat dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG).

a. Pengertian Sistem Informasi Geografis

Berikuti ini adalah pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

menurut beberapa ahli :

1) Eddy Prahasta

Pada dasranya, istilah sistem informasi geografis merupakan

gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi dan geografis.

Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur pokok ini akan

sangat membantu dalam memahami SIG.10

2) Demers

SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan dan menganalisa

informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.11

3) Esri

SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras

komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang

9 Sri Hartati Soenarmo, op.cit. hlm 2-3.

10 Eddy Prahasta, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, (Bandung:Informatika,

2002), hlm 49. 11

Ibid, hlm 55.

Page 31: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

15

secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate,

memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk

informasi yang bereferensi geografi.12

4) Star

SIG adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan

data yang tereferensi secara spasial atau koordinat geografi. Dengan

kata lain SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan-

kemampuan khusus dalam menangani data yang tereferensi secara

spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan

terhadap data tersebut.

5) Agus Suryanto

Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan ilmu pengetahuan

yang berbasis pada perangkat lunak komputer yang digunakan untuk

memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaan geografi

bumi sehingga membentuk suatu informasi keruangan yang tepat dan

akurat.13

SIG dapat membantu menganalisis suatu masalah. Penggunaan

perangkat SIG yang dilengkapi oleh software dapat mempermudah

model analisis. Analisis dapat dilakukan dengan pengolahan suatu bahan

menggunakan aplikasi sehingga dapat ditemukan hasil-hasil yang lebih

akurat. Suatu informasi geografis merupakan di mana suatu tempat

berada di permukaan bumi sekaligus informasi keterangan-keterangan

yang terdapat di dalamnya. Hal ini merupakan bagian dari analisis spasial

yang akan dikaji dalam penelitian ini.

b. Komponen Sistem Informasi Geografis

SIG merupakan sistem yang terintegrasi yang terdiri dari beberapa

komponen, seperti perangkat keras, perangkat lunak, data dan informasi

geografi dan manajemen.14

12

Ibid. 13

Agus Suryantoro, Integrasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis, (Yogyakarta:Ombak,

2013), hlm 2. 14

Eddy Prahasta, op.cit. hlm 58.

Page 32: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

16

1) Perangkat keras

SIG menggunakan perangkat keras seperti komputer, mouse,

digitizer, printer, plotter dan scanner.

2) Perangkat lunak

Setiap subsistem yang dimiliki SIG (data input, data output, data

manajemen, data manipulasi dan analisis) diimplementasikan dengan

menggunakan perangkat lunak, yang terdiri dari beberapa modul.

3) Data dan informasi geografi

SIG mampu mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi

yang diperlukan baik dengan cara memindahkannya dari perangkat

lain atau dengan cara membuatnya sendiri.

4) Manajemen

Suatu hasil dari mengoperasian SIG akan berhasil ketika dilakukan

dengan manajemen yang bagus dan dengan keahlian yang dimiliki di

bidang ini.

Terdapat empat komponen SIG yang saling berkaitan, digunakan

perangkat keras sebagai alat yang dipakai dengan modul sebagai

panduan untuk mengolah data dan informasi geografi sebagai bahan

kajian sehingga menghasilkan data yang dibutuhkan. Pengolahan tersebut

diperlukan seorang ahli dengan manajemen yang baik agar hasil yang

diperoleh semakin akurat.

4. Abrasi

Laut merupakan medium yang tidak pernah berhenti bergerak, baik di

permukaan maupun di bawahnya. Laut memang banyak memberikan

manfaat bagi kehidupan. Air laut bisa diolah menjadi garam dan di sana

juga terdapat banyak ikan-ikan dan potensi lainnya yang bisa digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Selain manfaat yang diberikan terdapat pula

dampak negatif yang ditimbulkan oleh laut seperti abrasi.

a. Pengertian Abrasi

Abrasi merupakan suatu proses pelepasan energi balik gelombang laut

ke arah daratan, menghempas daerah pinggir pantai, kemudian

menghanyutkan rombakan tanah sepanjang lereng pantai dan akhirnya

Page 33: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

17

diendapkan di laut. Makin besar kekuatan gelombang makin besar abrasi

dilakukan, semakin banyak rombakan tanah yang dihanyutkan. Secara

singkat, luas daratan yang terkena abrasi makin lama makin mengecil.15

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut

dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi

pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya

keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa

disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut penyebab

utama abrasi.16

“Menurut Seztifa Miyasyiwi mengemukakan bahwa

abrasi merupakan proses terjadinya pengikisan daratan oleh gelombang

sehingga menyebabkan hanyutnya substrat dan berkurangnya luas

daratan.”17

Sedangkan menurut Triatmodjo dalam karya Budin A. Hakim,

Suharyanto dan Wahju Krisna Hidajat mengemukakan bahwa abrasi

merupakan salah satu masalah yang mengancam kondisi pesisir, yang

dapat mengancam garis pantai sehingga mundur ke belakang, merusak

tambak maupun lokasi persawahan yang berada di pinggir pantai dan

juga mengancam bangunan yang berbatasan langsung dengan air laut,

baik bangunan yang difungsikan sebagai penunjang wisata maupun

rumah penduduk. Abrasi pantai didefinisikan sebagai mundurnya garis

pantai dari posisi asalnya.18

Banyaknya pengertian abrasi dapat disimpulkan bahwa abrasi

merupakan suatu pengikisan atau pengurangan daratan yang diakibatkan

oleh aktivitas gelombang laut, proses abrasi dapat berjalan secara

dinamis sehingga diperlukan penanggulangan khusus agar tidak terjadi

pengikisan daratan pesisir secara terus menerus.

15

Sukandarrumidi, Bencana Alam dan Bencana Antropogene, (Yogyakarta:Kanisius, 2014),

hlm 243. 16

http://www.bnbp.go.id/home/definisi, Definisi dan Jenis Bencana, (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana). Diakses pada Rabu, 14 Maret 2018, pukul 08.30 WIB. 17

Veranita Hadyanti dan Adjie Pamungkas, Identifikasi Kawasan Rentan Terhadap Abrasi di

Pesisir Kabupaten Tuban, Jurnal Teknik POMITS, Vol. 2, No. 2, 2013, hlm 114. 18

Budin A. Hakim, dkk., Efektivitas Penanggulangan Abrasi Menggunakan Bangunan Pantai

di Pesisir Kota Semarang, (Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Lingkungan:Semarang, 2012), hlm 122

Page 34: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

18

“Proses abrasi yang paling dominan disebabkan oleh kinerja

gelombang laut. Abrasi sudah bermula di daerah pinggiran muara

sungai pada saat terjadi pasang surut muka laut. Abrasi akan semakin

besar, menuju daerah muara sungai, daerah teluk dan daerah tebing

yang curam. Boleh dikatakan, bentuk pantai dapat menggambarkan

besaran gelombang yang membentur daratan.”19

“Menurut Anugerah Nontji menjelaskan bahwa gelombang yang

terhempas ke pantai melepaskan energinya. Semakin tinggi gelombang,

makin besar tenaganya memukul ke pantai.”20

Aktivitas gelombang laut

yang menghempas daratan pesisir, kemudian membawa pasir-pasir

menuju laut. Pasir tersebut akan sulit kembali dan mengendap di laut,

maka semakin lama daratan pesisir akan habis. Untuk mengetahui berapa

luasan yang berkurang setiap tahunnya, dapat dilihat pada formulasi

berikut.21

∆L = Tingkat perubahan area

Lt1 = Wilayah pengamatan awal

Lt2 = Daerah di tahun observasi selanjutnya

∆t = Selisih tahun observasi

b. Faktor-faktor Penyebab Abrasi

Abrasi memberikan pengaruh besar pada wilayah pesisir. Abrasi

tersebut disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.:

1) Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin

2) Pasang surut yang disebabkan oleh adanya daya tarik benda-benda

angkasa

3) Pola arus laut akibat pengaruh pola sirkulasi arah kecepatan angin.22

Selain itu, abrasi dapat disebabkan oleh dua faktor, yakni oleh faktor

alami dan faktor manusia. Berikut ini penjelasannya :

19

Sukandarrumidi, op cit, hlm 245. 20

Anugerah Nontji, Laut Nusantara, (Jakarta:Djembatan, 2005), hlm 89. 21

Sodikin, dkk., Spatial analysis of mangrove deforestation and mangrove rehabilitation

directive in Indramayu Regency, West Java, Indonesia, (AACL Bioflux, 2017, volume 10, Issue

6), hlm 1654. 22

Ricky Shuhenry, Abrasi Pantai Wilayah Pesisir Kota Bengkulu : Analisis Faktor Penyebab

dan Konsep Penanggulangannya, Tesis Universitas Dipenogoro, Semarang, 2004, hlm 13.

Page 35: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

19

a) Faktor alami

(1) Kenaikan muka air laut yang secara perlahan relatif terhadap

daratan terjadi di banyak tempat di dunia.

(2) Perubahan asupan sedimen ke Littoral Zone. Perubahan pola

cuaca bumi yang menyebabkan kemarau dapat menyebabkan

menurunnya debit dari air sungai yang membawa sedimen ke

pantai.

(3) Gelombang besar pada saat badai. Gelombang yang curam (steep

wave) akibat badai menyebabkan berpindahnya pasir dari pantai

ke arah laut dan disimpan sebagai sand bar yang pada proses

alami yang lama akan dikembalikan ke pantai.

(4) Overwash adalah fenomena yang terjadi pada saat storm surge

terjadi dan pada saat terjadi gelombang besar. Gelombang akan

menyapu pantai dan memindahkan pasir ke arah daratan.

(5) Deflasi yakni pemindasan material lepas dari pantai akibat angin

dapat menyebabkan abrasi secara signifikan.

(6) Angkutan sedimen sejajar pantai (Longshore Sediment

Transport). Pasir ditransportasikan (diangkut) sejajar pantai oleh

gelombang yang pecah yang mendekati pantai dengan arah tidak

tegak lurus pantai.

(7) Pemisahan partikel sedimen pantai yang menghasilkan distribusi

baru dari partikel-partikel sedimen di sepanjang pantai sesuai

dengan ukurannya. Partikel-partikel kecil akan terbawa oleh

gelombang. 23

Faktor alami terjadi karena fenomena alam yang tidak

dikehendaki oleh perilaku manusia namun ini terjadi karena kehendak

alam sendiri sehingga membuat abrasi tidak terhindarkan. Manusia

diharuskan untuk meminimalisir hal yang akan terjadi dan diharuskan

untuk membuat perencanaan untuk menanggulanginya.

23

Harman Ajiwibowo, dan Nita Yuanita, Model Fisik Pengamanan Pantai, (Bandung : ITB,

2011), hlm 17.

Page 36: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

20

b) Faktor manusia

(1) Penurunan daratan akibat dikeluarkannya material dari perut

bumi. Pengeluaran sumber daya alami, seperti gas, minyak,

batubara dan air tanah yang berada di daerah pantai dapat

menyebabkan turunya daratan pantai.

(2) Pengurangan suplai sedimen ke pantai. Pada beberapa daerah,

suplai sedimen dari sungai menjadi sumber utama material.

Pembangunan bendungan di sungai akan menyebabkan

terperangkapnya sedimen di hulu sungai dan juga mengurangi

debit banjir yang pada akhirnya akan mengurangi suplai sedimen

ke pantai sehingga akan terjadi abrasi.

(3) Pemusatan energi gelombang di pantai. Bangunan-bangunan di

pantai (seperti dinding vertikal), dapat meningkatkan jumlah

energi gelombang yang harus diredam oleh pantai di depan

struktur sehingga dapat meningkatkan laju abrasi.

(4) Peningkatan variasi elevasi muka air. Pendalaman dan pelebaran

alur masuk pada inlet dapat memberikan pengaruh yang

merugikan karena dapat mempengaruhi rentang pasang surut di

kolam pelabuhan dan dapat menyebabkan gelombang yang lebih

tinggi masuk.

(5) Merubah pelindung pantai alami. Pengerukan di nearshore bar

dan daerah-daerah dangkal di dekat pantai dapat merubah pola

disipasi energi di pantai. Bila perubahan yang terjadi

menyebabkan meningkatnya energi gelombang yang datang,

abrasi dapat terjadi.

(6) Pengangkutan material dari pantai. Terjadi di banyak tempat.

Material ini seringkali digali untuk mendapatkan mineral yang

terkandung di dalamnya dan di tempat yang lain digunakan untuk

keperluan konstruksi seperti pengurukan. 24

Selain itu, abrasi pantai yang disebabkan oleh manusia terjadi

karena hal berikut ini :

24

Ibid, hlm 18.

Page 37: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

21

(1) Perusakan perlindungan pantai alami (penebangan bakau,

pemanen terumbu karang, pengambilan pasir dll).

(2) Perubahan imbangan transportasi sedimen sejajar pantai akibat

pembuatan bangunan pantai (jetty, pemecah gelombang,

pelabuhan, tembok ke arah laut dll).

(3) Perubahan suplai sedimen dari daratan (perubahan aliran sungai,

pembuatan bendungan di hulu sungai dll).

(4) Perubahan gaya gelombang yang mengenai pantai.

(5) Pengembangan pantai yang tidak sesuai dengan proses pantai.25

Faktor manusia merupakan suatu tindakan yang dikehendaki.

Kegiatan manusia di wilayah pesisir walaupun dilakukan untuk

kebutuhan sehari-hari namun terkadang mengganggu kelestariannya

sehingga diperlukan usaha untuk menyadarkan dan memperbaiki pola

pikir mengenai pentingnya menjaga keseimbangan alam.

c. Dampak Abrasi

Beberapa perubahan kenampakan alam dan fungsi merupakan

dampak abrasi yang terjadi sepanjang pantai, antara lain sebagai

berikut :

1) Luas daratan atau pulau berkurang. Apabila hal ini terjadi, akan

berdampak pada keterbatasan pengadaan lahan untuk pertanian,

permukiman dan dermaga.

2) Topografi pantai menjadi terjal sehingga mengurangi tempat

pendaratan kapal nelayan.

3) Tiang dermaga sedikit demi sedikit terkikis atau mengalami korosi

sehingga memperpendek usia dermaga dan akhirnya tidak layak

untuk difungsikan.

4) Rusaknya tanggul pantai, bagian dasar tanggul terabrasi, terkikis

dan akhirnya tanggul tidak berfungsi lagi karena roboh.

5) Berubahnya fungsi pantai, yang semula merupakan kawasan wisata

terpaksa dialihfungsikan menjadi hutan lindung. 26

25

Salamun, Penanganan Abrasi Pantai Pasir Mayang, Berkala Ilmiah Teknik Keairan No. 1

(Juni, 2006), hlm 39. 26

Sukandarrumidi, op.cit. hlm 246.

Page 38: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

22

Dampak Abrasi akan semakin meluas ketika tidak dilakukan

penanggulangan. Daerah yang sudah terkena abrasi yang sudah terjadi

akan sulit untuk kembali seperti semula. Hal tersebut akan

mengakibatkan kerugian kepada penduduk sekitar salah satunya

adalah kehilangan tempat tinggalnya karena daratan akan semakin

berkurang.

d. Tindakan dan Pencegahan Terjadinya Abrasi

Berikut ini adalah tindakan yang harus dilakukan ketika abrasi

sudah terjadi :

1) Jika terjadi di pantai tanpa permukiman dapat diantisipasi dengan

membuat tanggul sederhana dan karung yang berisi pasir dan

ditempatkan di sepanjang pantai yang diterjang ombak.

2) Jika terjadi di pantai yang berpenduduk atau berdekatan dengan

aktivitas warga.

a) Pastikan mengevakuasi terlebih dahulu warga sekitar

b) Kemudian beri penanda tempat yang mudah longsor akibat

abrasi.

c) Memperkuat tepian pantai dengan tanggul alami dari karung

berisi pasir atau material padat lainnya.

d) Jika pantai telah mengalami kerusakan, akan dibuat

talud/tanggul atau pemecah ombak (jetty).27

Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan tersebut dapat

meminimalisir abrasi yang terjadi sehingga penduduk dapat

terselamatkan. Di samping itu, diperlukan pengarah untuk

mengarahkan penduduk mengenai langkah-langkah yang harus

dilakukan.

Selain itu, diperlukan adanya pencegahan abrasi. Hal yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Pelestarian terumbu karang

2) Melestarikan tanaman bakau/mangrove

3) Melarang penggalian pasir pantai

27

M. Isa Ramadhan, Buku Panduan Pencegahan Abrasi Pantai, Jurusan Pendidikan geografi,

Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, hal 3.

Page 39: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

23

4) Pada pantai yang telah atau akan mengalami abrasi akan dibuatkan

pemecah ombak atau talud untuk mengurangi dampak dari

terjangan ombak tindakan ini sering juga disebut tindakan

pencegahan secara teknis.28

Menjaga keseimbangan alam perlu dilakukan, sebagai manusia

yang menghargai alam seharusnya tidak hanya memakai isi alam

tersebut namun diharuskan memiliki sikap bertanggungjawab. Laut

memiliki banyak potensi yang dapat digunakan untuk kebutuhan

sehari-hari. Banyaknya keuntungan yang diberikan oleh laut juga

dapat menimbulkan kerugian tersendiri, baik yang ditimbulkan secara

alami ataupun buatan.

Pencegahan-pencegahan yang dapat dilakukan oleh manusia

merupakan hal yang seharusnya ditanamkan di dalam diri sehingga

dapat menimbulkan suatu rasa tanggungjawab untuk melestarikannya.

5. Pantai

Pantai merupakan potensi wisata bahari yang sangat indah, banyak

manusia yang menyukai pantai. Mereka datang mengunjungi pantai untuk

beristirahat dan menghibur diri dari hiruk-pikuknya keadaan kota. Pantai

juga memberikan mata pencaharian pada penduduk. Mereka yang berjualan

dan ada pula menawarkan jasa bermain wahana. Tidak sedikit manfaat yang

diberikan oleh pantai, namun alam dan manusialah yang mengubah manfaat

tersebut menjadi hal yang berguna atau bahkan menimbulkan bencana.

a. Pengertian Pantai

Berikut ini adalah pengertian pantai menurut beberapa ahli:

1) Solihuddin

Pantai merupakan bagian wilayah pesisir yang bersifat dinamis,

artinya ruang pantai (bentuk dan lokasi) berubah dengan cepat sebagai

respon terhadap proses alam dan aktivitas manusia. Faktor-faktor yang

mempengaruhi dinamisnya lingkungan pantai di antaranya adalah

iklim (temperatur, hujan), hidro-oseanografi (gelombang, arus,

pasang-surut), pasokan sedimen (sungai, erosi pantai), perubahan

28

Ibid, hlm 4.

Page 40: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

24

muka air laut (tektonik, pemanasan global) dan aktivitas manusia

seperti reklamasi pantai dan penambangan pasir.29

2) M.S.Wibisono

Daerah pinggir laut atau wilyah darat yang berbatasan langsung

dengan bagian laut disebut pantai. Pantai juga bisa didefinisikan

sebagai wilayah pertemuan antara daratan dan lautan.30

3) Coastal Engineering Research Center (CERC)

Pantai ialah jalur sempit daratan pada pertemuan dengan laut,

meliputi daerah di antara garis air tinggi dan garis air rendah.31

4) Snead

Pantai merupakan jalur daratan yang membatasi tubuh perairan

yang kadang-kadang tergenang oleh pasang surut atau gelombang.32

5) Komar

Pantai yaitu jalur daratan yang membatasi tubuh perairan, baik

daratan itu berupa batuan padu atau sedimen lepas.33

Dapat disimpulkan bahwa pantai merupakan daerah yang berbatasan

langsung dengan laut. Pada daerah ini dipertemukan langsung pengaruh

dari laut. Pantai sering dijadikan sebagai tempat wisata. Pantai memiliki

keindahan tersendiri yang diidentikkan dengan adanya pasir dan karang.

Menurut Sastroprawiro dalam skripsi Ardi Herdian Purwadinata

menyatakan bahwa terdapat tiga utama bagian pantai yaitu :

1) Beach (daerah pantai). Daerah yang langsung mendapat pengaruh air

laut dan selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang surut.

2) Shoreline (garis pantai). Jalur pemisah yang relatif berbentuk baris

dan relatif merupakan batas antara daerah yang dapat dicapai air laut

dan yang tidak bisa.

29

Tb Solihuddin, Karakteristik Pantai dan Proses Abrasi Di Pesisir Padang Pariaman,

Sumatera Barat, Globe Volume 13 No. 2, Desember 2011, hlm 114. 30

M.S.Wibisono, Pengantar Ilmu Kelautan, (Jakarta:UI-Press, 2011), Edisi 2, hlm. 38. 31

Purwanto, dkk., Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi Untuk Pemodelan Spasial

Pengembangan Wisata Pantai Di Kabupaten Tulungagung, Jurnal Pendidikan Geografi, Th 20,

No. 1, Januari 2015, hlm 13. 32

Ibid. 33

Ibid.

Page 41: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

25

3) Coast (pantai, pesisir). Daerah yang bersekatan dengan laut dan masih

mendapat pengaruh dari air laut.34

b. Karakteristik Pantai

Pantai merupakan sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir yang

letaknya berada di pesisir laut. Menurut Snead dan Coastal Engineering

Research Center (CERC) dalam Purwanto dkk mengemukakan bahwa

garis batas antara barat dan permukaan laut disebut sebagai garis pantai

(shoreline). Garis pantai menandai interaksi antara muka laut dan daratan

yang bergeser naik dan turun sesuai dengan pasang dan surut.35

Berdasarkan konsep tentang pantai tersebut, dapat diketahui bahwa

pantai memiliki karakteristik sebagai berikut.

1) Pantai berhubungan langsung dengan laut.

2) Pantai berkedudukan di antara garis air tinggi dan garis air rendah.

3) Pantai dapat terjadi dari material padu, lepas dan lembek.

4) Pantai yang bermaterial lepas dengan ukuran krikil atau pasir disebut

gisik (beach).

5) Pantai dapat berelief rendah (datar, berombak atau bergelombang)

namun dapat pula berelief tinggi (berbukit atau bergunung).

6) Pantai secara genetik dapat berasal dari bentukan marin, organik,

vulkanik, tektonik, fluviomarin, denudasional atau solusional. 36

Daerah pantai berbeda dengan daerah yang lainnya. Pantai dapat

berubah secara terus-menerus karena aktivitas gelombang selalu berjalan

dengan dinamis. Pantai memiliki keindahan tersendiri yakni berpasir dan

berkarang. Tak jarang juga sebuah pantai memiliki ciri yang khas dengan

pantai yang lainnya.

c. Bentuk Pantai

Bentuk pantai dapat dibedakan berdasarkan materi penyusun dan

juga bentuk tipe yang dapat menentukan jenis vegetasi yang tumbuh

di areal tersebut. Berikut ini penjelasannya.

34

Ardi Herdian Purwadinata, Prediksi Laju Abrasi Dengan menggunakan Citra Satelit di

Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan. Fakultas

Teknologi Pertanian. IPB, 2013, hlm 3. 35

Ibid, hlm 13. 36

Purwanto, dkk , op.cit. hlm 13-14.

Page 42: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

26

1) Berdasarkan materi penyusun pantai

a) Pantai berbatu

Dinding pantainya terjal yang langsung berhubungan dengan

laut dan sangat dipengaruhi oleh serangan gelombang.

b) Pantai berpasir

Pantai tipe ini terbentuk oleh proses di laut akibat erosi,

gelombang, pengendapan sedimen dan material organik.

Mineral penyusun terdiri atas pasir bercampur batu yang berasal

dari daratan yang terbawa aliran sungai atau berasal dari daratan

di belakang pantai tersebut.

c) Pantai berlumpur

Pantai berlumpur yang banyak dijumpai di muara sungai

yang ditumbuhi oleh hutan mangrove, energi gelombang

terdisipasi oleh hutan mangrove dan berlumpur. Pantai tipe ini

relatif mudah berubah bentuk, mengalami deformasi dan

tererosi.37

2) Berdasarkan bentuk tipe dan dapat menentukan jenis vegetasi yang

tumbuh di areal tersebut.

a) Pantai pasir, dapat ditemui jenis-jenis tanaman menjalar

Ipomoea pes caprae serta Spinifex littoreus (rumput lari).

Kondisi seperti ini dapat dijumpai di pantai utara jawa.

b) Pantai pasir lumpur, terutama di wilayah teluk dengan perairan

relatif lebih tenang. Bisa dijumpai formasi mangrove terutama

dari jenis Rhizophora sp.

c) Pantai pasir karang, bisa dijumpai jenis-jenis cemara laut

(Casuarina equisetifolia), waru laut (Hibiscus tiliaceus), kingkit

(Triphasia trifolia). Jenis pantai dengan formasi ini dapat

dijumpai di pantai Pulau Rambut (kepulauan Seribu).

d) Pantai karang, bsa dijumpai jenis-jenis seperti Pidada

(Sonneratia alba).

37

Ardi Herdian Purwadinata, op.cit. hlm 4.

Page 43: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

27

e) Pantai berbatu, bisa dijumpai formasi Barringtonia. Contohnya

di bagian selatan dari Pulau Karimun Kecil (Kepulauan Riau)

dan Pantai Tikus (Pulau Bangka).

f) Pantai curam, bisa dijumpai di Pangandaran (pantai selatan Jawa

Barat), sebagian pantai Bengkulu, pantai Karang Bolong di

pantai selatan Jawa Tengah, pantai Teluk Sape di Sumbawa dan

Fyord di Skandinavia. 38

Setiap pantai memiliki suatu ciri khas masing-masing. Macam-

macam bentuk pantai membuat pantai menjadi beragam dan

diperlukan usaha untuk melestarikannya agar keindahannya tidak

hilang dihantam oleh gelombang. Sebagai wilayah batasan antara

daratan dan lautan, pantai memiliki keunikan ekosistem. Kawasan

yang memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan serta

sebagai lahan untuk mencari nafkah.

B. Hasil Penelitian yang relevan

Penulis telah menelaah beberapa hasil kajian penelitian sebelum melakukan

penelitian terhadap masalah yang didapatkan yaitu mengenai Pemodelan

Spasial Tingkat Abrasi di Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Seperti yang terdapat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Sodikin39

Analisis

Abrasi

Dengan

Menggunakan

Teknologi

Penginderaan

Jauh (Studi

Kasus di

Pantai

Bahagia

Kecamatan

Muara

Gembong

Kabupaten

Hasil penelitian ini

adalah ada

perbedaan garis

pantai yang

signifikan, mulai

dari citra tahun

1999-2014.

Perubahan garis

pantai tersebut

menunjukkan

bahwa di Desa

Pantai Bahagia

telah terjadi

peristiwa abrasi

Persamaan

dengan

penelitian ini

adalah untuk

mengetahui

tingkat abrasi

yang terjadi

dengan

memanfaatkan

teknologi yang

mudah, cepat

dan akurat.

Perbedaan

dengan

penelitian ini

adalah

melakukan

prediksi

abrasi yang

akan terjadi

pada tahun

2031.

38

M.S.Wibisono, op.cit. hlm 39 – 40. 39

Sodikin, op.cit., hlm 7-8.

Page 44: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

28

Tabel 2.1 (Lanjutan) Bekasi) dengan tingkat

tinggi sebesar

1.269,5 ha dan

akresi sebesar 24,37

ha.

.2 Buddin A.

Hakim,

Suharyanto

dan Wahju

Krisna

Hidajat40

Efektivitas

Penanggulang

an Abrasi

Menggunakan

Bangunan

Pantai di

Pesisir Kota

Semarang

Hasil penelitian ini

adalah wilayah

pesisir mempunyai

potensi yang bersar

terhadap adanya

abrasi karena salah

satunya dipengaruhi

oleh manusia

terhadap

penanganan

wilayah pesisir.

Dari pemodelan

dengan

menggunakan

software CERDAS

2.01 didapatkan

terjadinya abrasi

dan akresi di lokasi

penelitian pada

tahun 2015 dan

2020.

Persamaan

dengan

penelitian ini

adalah untuk

mengetahui

luasan abrasi

sehingga dapat

diketahui dan

ditetapkan

penanggulang

an nya

Perbedaan

dengan

penelitian ini

adalah hanya

menggunaka

n satu

software

yaitu Er

Mapper 7.0

3 Ardi

Herdian

Purwadinat

a41

Prediksi Laju

Abrasi dengan

Menggunakan

Citra Satelit di

Kabupaten

Tangerang

Provinsi

Banten

Hasil penelitian ini

adalah terlihat pola

perubahan garis

pantai sedikit demi

sedikit mengalami

perubahan.

Pengurangan

daratan yang

dipengaruhi oleh

abrasi berbanding

lurus dengan waktu.

Perubahan tersebut

tidak lepas dari

faktor-faktor yang

mempengaruhi

abrasi yaitu

keberadaan

bangunan pantai

dan keberadaan

mangrove sebagai

ekosistem di

wilayah pesisir

Persamaan

dengan

penelitian ini

adalah untuk

megidentifikas

i perubahan

garis pantai

dengan

memakai

teknologi

penginderaan

jauh dan

memprediksi

laju abrasi di

sepanjang

wilayah

pesisir.

Perbedaan

dengan

penelitian ini

adalah fokus

dilakukan

pada satu

daerah.

40

Budin A. Hakim, dkk., op.cit. hlm 127. 41

Ardi Herdian Purwadinata, op,cit. hlm 14.

Page 45: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

29

Tabel 2.1 (Lanjutan) pantai. Dari hasil

peta yang ada,

dapat dilihat tidak

semua daerah

pesisir mengalami

abrasi .

C. Kerangka Berpikir

Desa Caringin merupakan salah satu desa di Kecamatan Labuan yang

sebagian wilayahnya berada di pinggir pantai. Banyak penduduk yang

bertempat tinggal di wilayah pesisir. Pantai Caringin merupakan pantai yang

mengalami abrasi. Pemukiman yang kini semakin dekat dengan pantai

membuat penduduk semakin khawatir akan kehilangan tempat tinggalnya.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan abrasi, yakni dari segi aktivitas

alam dan manusia yang dibedakan ke dalam aspek fisik, sosial dan ekonomi.

Aspek fisik tersebut di antaranya adanya Badai Dahlia yang menerjang wilayah

Banten, terjadi penyusutan daratan, adanya gelombang yang besar, pasir yang

terbawa oleh gelombang, pemukiman warga semakin dekat dengan garis pantai

dan tidak adanya vegetasi mangrove yang ditanam. Aspek sosial penduduk

yang menyebabkan abrasi yaitu perilaku pengambilan pasir, karang dan rumput

laut yang dilakukan dengan tanpa pertanggungjawaban. Aspek yang lainnya

adalah ekonomi penduduk membuka lahan berdagang di pantai serta

membuang sampah dan sisa makanan yang didagangkan ke laut. Dari aktivitas

tersebut telah menyebabkan abrasi yang semakin meningkat.

Penelitian ini mencoba melakukan pemodelan spasial dari tahun 2004-2017

sehingga akan diperoleh prediksi laju abrasi pada tahun 2031 di Pantai

Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi

Banten. Selain itu dibahas pula mengenai dampak yang ditimbulkan dari abrasi

sehingga penduduk dapat mengetahui dan memberikan informasi agar

berperilaku baik terhadap lingkungan pesisir. Kerangka pemikiran rencana

penelitian ini terlihat pada alur penelitian yang disajikan pada Gambar 2.1

Page 46: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

30

Prediksi Tahun 2031 Pencegahan

Aktivitas Alam dan Manusia

Fisik

1. Adanya Badai Dahlia

2. Terjadi penyusutan

daratan

3. Adanya gelombang yang

besar

4. Pasir yang terbawa oleh

gelombang

5. pemukiman warga

semakin dekat dengan

garis pantai

6. Tidak adanya vegetasi

mangrove yang ditanam

Sosial

1. Perilaku

pengambilan pasir

2. Perilaku

pengambilan karang

3. Perilaku pengambil

rumput laut

Ekonomi

1. Membuka lahan

berdagang di

pantai

2. Membuang

sampah dan sisa

makanan yang

didagangkan ke

laut

Abrasi

Model Spasial Abrasi Tahun 2004 - 2017

Gambar 2.1 Alur Penelitian

Page 47: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu pantai yakni Pantai Caringin Desa

Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

Secara geografis, Desa Caringin terletak antara 6°35’86.86” Lintang Selatan

dan 105°82’92.97” Bujur Timur. Adapun peta lokasi penelitian seperti

terlihat pada Gambar 3.1

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu bulan,

terhitung dari bulan Januari 2018 sampai bulan Oktober 2018. Adapun

waktu penelitian ini terlihat pada Tabel 3.1

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

Page 48: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

32

No Jenis

Kegiatan

Waktu

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agu Sep Okt

1. Observasi

Pra

Penelitian

2. Penyusunan

BAB I

3. Penyusunan

BAB II

4. Penyusunan

BAB III

5. Penyusunan

BAB IV

6 Penyusunan

BAB V

7 Editing

Penyusunan

Laporan

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode gabungan atau kombinasi (mixed

methods) yaitu gabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif di dalam satu

penelitian. Gabungan dari kedua metode penelitian ini digunakan untuk

memperoleh informasi yang lengkap. Melalui metode kuantitatif dapat dilihat

suatu perbandingan, hubungan dan penyederhanaan variabel. Kemudian hasil

dari metode kuantitatif dibuktikan dengan metode kualitatif yang lebih

menekankan pada aspek pemahaman mendalam pada suatu masalah. Kedua

gabungan metode penelitian tersebut disebut dengan metode penelitian

kombinasi. “Metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian yang

mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode

kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam satu kegiatan

penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan

obyektif.”1

Metode kombinasi dalam penelitian ini menggunakan sequential model

yaitu suatu prosedur penelitian di mana peneliti mengembangkan hasil

penelitian dari satu metode dengan metode lain. Model sequential (model

secara berurutan) yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis sequential

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method), (Bandung, Alfabeta2017), hlm 404.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Page 49: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

33

Explanatory Design. Cirinya adalah pengumpulan data dan analisis data

kuantitatif pada tahap pertama dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis

data kualitatif pada tahap kedua, untuk memperkuat hasil penelitian kuantitatif

yang dilakukan pada tahap pertama.2

Metode yang dominan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yang

digunakan untuk menghitung luas wilayah yang terkena abrasi dan melakukan

prediksi pada tahun 2031. Kemudian, metode kualitatif dijadikan sebagai

metode pelengkap yakni melakukan wawancara kepada masyarakat mengenai

benar atau tidak wilayah tersebut terjadi abrasi.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah wilayah Desa Caringin dan sampelnya adalah

pantai di sepanjang Desa Caringin yang mengalami abrasi dan tidak abrasi.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.3 Variabel dibedakan menjadi

dua bagian, yaitu :

1. Variable independent atau sering disebut variable stimulus, predictor,

antecedent merupakan variabel bebas yang memengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).4 Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah jarak dari sungai, jarak

dari jalan, kepadatan penduduk dan vegetasi.

2. Variable Dependent atau sering disebut sebagai variabel output, kriteria dan

konsekuen merupakan variabel terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.5 Dalam penelitian ini, yang menjadi

variabel terikat adalah garis pantai.

2 Ibid, hlm 409.

3 Ibid, hlm 63..

4 Ibid, hlm 64.

5 Ibid.

Page 50: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

34

E. Alat dan Bahan

1. Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Laptop

b. Aplikasi Er Mapper 7.0 dan ArcGis 10.1

c. IBM SPSS Statistic 20

d. GPS Essentials

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Citra landsat perekaman 7 tahun 2004 dan 2010

b. Citra landsat 8 perekaman tahun 2017

c. Data shape file (Shp)

F. Data dan Perangkat Lunak

Penelitian ini menggunakan data satelit citra landsat perekaman tahun 2004

dan 2017 yang dapat dibuka melalui link http://earthexplorer.usgs.gov/ dan

untuk mengolah data citra tersebut peneliti menggunakan perangkat lunak

yakni Er Mapper 7.0 dan ArcGis 10.1

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data citra

Data citra akan diperoleh dari web USGS Explorer dengan link

http://earthexplorer.usgs.gov/ dengan cara download. Selanjutnya akan

dilakukan interpretasi citra. Citra yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah

citra landsat 7 tahun 2004 dan tahun 2010, citra landsat 8 tahun 2017.

Adapun data yang dibutuhkan adalah :

a. Garis Pantai

b. Jarak dari sungai

c. Jarak dari jalan

d. Kepadatan penduduk

e. Vegetasi

2. Observasi

Penelitian ini menggunakan teknik observasi untuk melakukan

pengamatan secara langsung mengenai perubahan daratan yang terjadi yang

Page 51: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

35

diakibatkan oleh abrasi. Observasi berasal dari kata observation yang berarti

pengamatan. Metode ini dilakukan dengan cara mengamati perilaku,

kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. Kemudian

mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya

terjadi.6 Observasi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

a) Observasi partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Oservasi partisipatif ini digolongkan menjadi empat :

1) Partisipasi pasif yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang

diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

2) Partisipasi moderat yaitu dalam mengumpulkan data, peneliti ikut

observasi partisipatif di beberapa kegiatan tetapi tidak semuanya.

3) Partisipasi aktif yaitu peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh

narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.7

b) Observasi terus terang atau tersamar

Dalam hal ini, dalam pengumpulan data peneliti peneliti menyatakan

terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian.

Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang dalam observasi.

Hal ini digunakan untuk menghindari jika suatu data yang dicari

merupakan data yang masih dirahasiakan.8

c) Observasi tidak berstruktur

Fokus observasi dalam jenis ini dapat dikatakan belum jelas karena

dapat berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi

tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara

sistematis tentang apa yang akan diobservasi.9

Sebelum penelitian dimulai, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu

ke tempat yang menjadi kajian penelitian yaitu Pantai Caringin Desa

Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

6 Aunu Rofiq Djaelani, Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif, (FPTK IKIP

Veteran Semarang, Vol : XX, No :1, Maret 2013), hlm 84. 7 Sugiyono, op.cit, hlm 310-311.

8 Ibid, hlm 312.

9 Ibid

Page 52: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

36

Observasi yang digunakan adalah observasi partisipan dengan jenis

partisipasi pasif. Peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan.

Peneliti melakukan observasi pra penelitian dengan menggunakan kisi-kisi

yang digunakan seperti terlihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Kisi-kisi Observasi Pra Penelitian Pemodelan Spasial Abrasi di

Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten

Pandeglang Provinsi Banten

No Aspek

a. Ekonomi 1) Berdagang

b. Sosial

1) Perilaku pengambilan pasir

2) Perilaku pengambilan karang

3) Perilaku pengambil rumput laut

c. Fisik

1) Gelombang

2) Pesisir

3) Pasir

4) Karang

5) Garis Pantai

6) Vegetasi mangrove

7) Vegetasi pohon kelapa

3. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu

topik tertentu.10

Pada dasarnya wawancara merupakan proses tanya jawab

yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mendapatkan informasi baik itu

memakai pedoman atau bisa juga tidak, sebagai teknik pengumpulan data,

wawancara dilakukan melalui interaksi dan komunikasi untuk mengungkap

tentang sikap, pengakuan, dan pengalaman. Wawancara terbagi ke dalam

beberapa jenis, yaitu :

a) Menurut prosedurnya

1) Wawancara bebas adalah proses wawancara di mana interview tidak

secara sengaja mengarahkan Tanya jawab pada pokok-pokok

persoalan dari fokus penelitian dan orang yang diwawancarai.

10

Ibid, hlm 316.

Page 53: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

37

2) Wawancara terpimpin adalah wawancara yang menggunakan pandua

pokok-pokok masalah yang diteliti.

3) Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi antara wawancara

bebas dan terpimpin. Dibuatkan pokok-pokok masalah yang akan

diteliti, kemudian ketika wawancara berlangsung maka harus pandai

mengarahkan narasumber agar tidak menyimpang dalam

pembahasan.11

b) Menurut sasaran penjawabannya

1) Wawancara perorangan adalah apabila proses tanya jawab tatap muka

itu berlangsung secara langsung antara pewawancara dengan yang

diwawancarai.

2) Wawancara kelompok adalah berlangsung secara dua orang atau lebih

pewawancara menghadapi yang diwawancarai sebanyak dua orang

atau lebih juga.12

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara mendalam yaitu suatu

kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung

dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara dengan yang

diwawancarai. Bahkan keduanya dapat dilakukan bersamaan di mana

wawancara dapat digunakan untuk menggali lebih dalam lagi data yang

didapat dari observasi. Wawancara ini ditujukan kepada pemerintahan Desa

Caringin, UPT Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL)

Kementrian Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten dan sebagian

penduduk Desa Caringin. Adapun kisi-kisi wawancara yang digunakan

pada penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 3.3

11

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Bumi Aksara,

2016), hlm 84-85. 12

Ibid.

Page 54: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

38

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara Penelitian Pemodelan Spasial Abrasi di Pantai

Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten

Variabel Dimensi

Variabel Indikator Variabel

No

Soal

Penduduk 1. Identitas

Penduduk

a. Nama, usia dan

pekerjaan penduduk

Desa Caringin

1

b. Waktu tinggal di Desa

Caringin 2

Gelombang laut

yang tinggi

mengakibatkan

daratan berkurang

2. Keadaan

pantai

c. Perbedaan pantai dulu

dengan sekarang 3

d. Jarak air laut ke

daratan ketika terjadi

pasang

4

Tindakan

Penduduk yang

merusak pantai dan

penanganannya

3. Perilaku

Penduduk

dan

pencegahan

yang

dilakukan

e. Perilaku mengambil

pasir

5

f. Perilaku mengambil

karang

6

g. Perilaku mengambil

rumpu laut

7

h. Membuka lahan

untuk berdagang

8

i. Pembuangan limbah

dagangan

9

j. Penanaman vegetasi

mangrove

10

k. Program pemerintah 11

4. Ground check

Ground check ini dilakukan untuk membuktikan hasil dari pengolahan

data. Proses ini dilakukan langsung ke lapangan dengan tujuan untuk

melihat langsung kebenaran antara hasil interpretasi yang telah diperoleh

dengan data di lapangan. Tahap ini dilakukan dengan pengambilan sampel

di lapangan menggunakan GPS.

H. Uji Validitas Instrumen Wawancara

Hasil penelitian harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk

mengatasi keraguan, maka diperlukan mekanisme pengujian keabsahan data

sehingga dapat menjamin bahwa hasil penelitian ini tepat berdasarkan

informasi dari narasumber di lapangan. Memvalidasi hasil penelitian berarti

peneliti menentukan akurasi dan kredibilitas hasil melalui strategi yang tepat,

Page 55: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

39

seperti melalui member checking atau triangulasi. Triangulasi data berarti

menggunakan bermacam-macam data, menggunakan lebih dari satu teori,

beberapa teknik analisa dan melibatkan lebih banyak peneliti. Member

checking berarti bahwa data hasil wawancara kemudian dikonfrontasikan

kembali dengan partisipan yang harus membaca, mengoreksi atau memperkuat

ringkasan hasil wawancara yang dibuat oleh peneliti. Sedangkan auditing

menunjukkan peranan para ahli dalam memperkuat hasil penelitian. 13

Hasil

tersebut akan maksimal ketika peneliti melakukan penelitian dengan

menggunakan bahasa yang baik dan menuliskan ringkasan penelitiannya

dengan bahasa yang mudah dimengerti. Dalam hal ini, peneliti harus memiliki

kemampuan berbahasa yang baik. Dengan bahasa kita mengungkapkan diri,

menilai oranglain dan memahami dunia melalui arti kehidupan.14

Hal lain yang menentukan validitas hasil penelitian adalah kredibilitas

peneliti. Apakah peneliti memiliki pengetahuan yang cukup terhadap bidang

penelitiannya? Apakah peneliti benar-benar memiliki kompetensi? Faktor lain

yang menentukan kredibilitas peneliti adalah kualitas bahan pendukung yang

digunakan seperti buku, jurnal yang dapat memperkaya hasil dan menjamin

kredibilitas hasil.15

Agar tidak ada keraguan dalam penelitian, perlu dilakukan pengujian

keabsahan hasil penelitian. Menurut Moleong dalam Burhan Bungin terdapat

beberapa teknik pemeriksaan data kualitatif, seperti terlihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Teknik Pemeriksaan Data Kualitatif Moleong16

Kriteria Teknik Pemeriksaan

Kredibilitas (derajat kepercayaan) 1) Perpanjangan keikutsertaan

2) Ketekunan pengamatan

3) Triangulasi

4) Pengecekan sejawat

5) Kecukupan referensial

6) Kajian kasus negatif

7) Pengecekkan anggota

13

Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya), (Jakarta:PT

Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), hlm 133-134 14

Ibid, hlm 87 15

Ibid, hlm 135. 16

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu

Sosial Lainnya), (Jakarta:Prenada Media Group, 2007), hlm 262-267.

Page 56: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

40

Tabel 3.4 (Lanjutan)

Kepastian 1) Uraian rinci

Kebergantungan 2) Audit kebergantungan

Kepastian 3) Audit kepastian

1. Perpanjangan keikutsertaan merupakan kehadiran peneliti dalam setiap

penelitian membantu memahami semua data yang dihimpun dalam

penelitian, karena itu hampir dipastikan bahwa peneliti kualitatif adalah

orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi.

2. Menemukan siklus kesamaan data yaitu ketika peneliti menguji keabsahan

data penelitiannya dengan informasi yang baru dan apabila tetap sama

dengan informasi data sebelumnya maka sudah ditemukan siklus kesamaan

data.

3. Ketekunan pengamatan yaitu penelitian yang tidak hanya mengandalkan

kemampuan pancaindera namun diperlukan juga ketekunan peneliti.

4. Triangulasi

Mengacu pada Denzin pelaksanaan triangulasi memanfaatkan peneliti,

sumber, metode dan teori.

a) Triangulasi kejujuran peneliti

Dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivitas dan kemampuan

merekam data oleh peneliti di lapangan.

b) Triangulasi dengan sumber data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang

berbeda.

c) Triangulasi dengan metode

Dilakukan untuk melakukan pengecekkan terhadap penggunaan

metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan

metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil

observasi sama dengan informasi yang diberikan ketika di-interview.

d) Triangulasi dengan teori

Dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan

penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan

pembanding.

Page 57: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

41

5. Pengecekkan melalui diskusi

Diskusi akan memberikan informasi yang berarti kepada peneliti sebagai

upaya untuk menguji keabsahan hasil penelitian. Bertujuan untuk

menemukan kebenaran hasil penelitian serta mencari titik-titik kekeliruan

interpretasi dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain.

6. Kajian kasus negatif

Dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak

sesuai dengan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan

digunakan sebagai bahan pembanding.

7. Pengecekkan anggota tim

Pada prinsipnya adalah konfirmasi langsung dengan kelompok anggota

tim yang terlibat pada saat penelitian dengan cara mengonfirmasi ikhtisar

hasil wawancara.

8. Kecukupan referensi

Hal ini dapat menguji dan mengoreksi hasil penelitian yang telah

dilakukan baik referensi yang berasal dari orang lain maupun yang diperoleh

selama penelitian.

9. Uraian rinci

Suatu upaya untuk memberi penjelasan kepada pembaca dengan

menjelaskan yang serinci-rincinya. Suatu temuan yang bik akan dapat

diterima orang apabila dijelaskan dengan terperinci, logis dan rasional.

10. Auditing

Konsep manajerial yang dilakukan secara ketat dan dimanfaatkan untuk

memeriksa ketergantungan dan kepastian data.

I. Pengolahan Data Penginderaan Jauh

Dengan menggunakan perangkat lunak Er Mapper 7.0 dan ArcGis 10.1 citra

landsat akan diolah baik secara digital maupun visual. Adapun langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut17

:

a) Pemotongan citra (Cropping)

Pemotongan citra atau cropping dilakukan karena citra awal yang didapat

memiliki cakupan area yang terlalu luas. Bertujuan agar pengolahan data

17

Sodikin, Modul Pembelajaran Penginderaan Jauh : Petunjuk Teknis Pengolahan Citra

Landsat Dengan Er Mapper 7.0, (Pendidikan IPS, 2017), hlm 3.

Page 58: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

42

menjadi lebih mudah, efektif dan efisien karena area citra baru menjadi

lebih kecil yang dilakukan dengan menggunakan Arcgis 10.1

b) Pemulihan citra

Pemulihan citra terdiri atas koreksi geometrik dan koreksi radiometrik.

Hal ini dilakukan agar citra yang akan diolah sesuai dengan keadaan

sebenarnya.

1) Koreksi geometrik, dilakukan untuk memperbaiki kesalahan posisi atau

letak objek yang terekam pada citra, yang disebabkan adanya distorsi

geometrik.

2) Koreksi radiometrik, dilakukan untuk memperbaiki nilai-nilai piksel

yang tidak sesuai dengan nilai pantulan atau pancaran spektral objek

yang sebenarnya.

c) Penajaman citra

Proses penajaman citra bertujuan untuk memperjelas kenampakan objek

pada citra. Sehingga citra semakin informatif. Hal ini dapat memperbaiki

kenampakan citra dan membedakan objek yang ada pada citra dan

informasinya dapat mudah diinterpretasi.

d) Komposit band

“Dalam analisis atau klasifikasi data citra digital, perlu dicari

gabungan dari tiga band yang tampilan datanya dapat memberikan

gambaran dan detil informasi yang jelas mengenai penggunaan lahan,

vegetasi dan yang lainnya…”18

Adapun penggunaan komposit band adalah berbeda-beda karena

bergantung pada kebutuhan. Komposit band berguna pada saat

menampilkan data ketika menjadi sebuah peta. Band yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 542 untuk landsat 7 dan untuk landsat 8 menggunakan

band 653. Kombinasi band tersebut digunakan untuk melihat garis pantai.

e) Klasifikasi tidak terbimbing (Unsupervised Clasification)

Klasifikasi tidak terbimbing merupakan metode yang memberikan

mandat sepenuhnya kepada sistem/komputer untuk mengelompokkan data

raster berdasarkan nilai digitalnya masing-masing, intervensi pengguna

18

Wahyunto, Sri Retno Murdiyati dan Sofyan Ritung, “Aplikasi Teknologi Penginderaan Jauh

dan Uji Validasinya untuk Deteksi Penyebaran Lahan Sawah dan Penggunaan/Penutupan

Lahan.” Jurnal Informatika Pertanian, Vol. 13, 2014, hlm 749.

Page 59: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

43

dalam hal ini diminimalisasi.19

Klasifikasi tidak terbimbing dalam penelitian

ini dilakukan menggunakan perangkat lunak Er Mapper 7.0

J. Teknik Analisis Data

1. Penghitungan Abrasi

Penghitungan perubahan lahan yang mengalami abrasi dilakukan dengan

cara membandingkan garis pantai dari citra landsat antara tahun 2004, 2010

sampai dengan 2017. Proses ini dilakukan dengan teknik overlay sehingga

dapat diketahui perubahannya atau menggunakan analisis Raster Calculator

yang terdapat pada Arcgis 10.1.

2. Analisis Faktor-faktor Penyebab Abrasi

a) Kepadatan Penduduk

Salah satu penyebab dari kerusakan lingkungan adalah kepadatan

penduduk. Kepadatan penduduk yang semakin tinggi menyebabkan

segala bentuk kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pasti akan

dilakukan. Begitu juga dengan pengelolaan laut, laut menyediakan

berbagai potensi yang baik untuk kehidupan namun manusia

memanfaatkannya tanpa melestarikannya. Dalam hal ini, penduduk Desa

Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang memanfaatkan

potensi keindahan pantai yang dijadikan sebagai tempat wisata dan di

dalamnya mereka berperan sebagai pengelola dan pedagang, selain itu

mereka juga mengambil karang dan pasir sebagai bahan bangunan.

Tindakan tersebut seringkali dilakukan sehingga daratan pantai mulai

banyak yang terabrasi dan tidak adanya peran semasyarakat untuk

menanam mangrove sebagai penahan ombak.

Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk mengolah

data spasial. Kepadatan penduduk ini akan diolah dengan menggunakan

interpolasi. Interpolasi perlu dilakukan karena untuk mendapatkan nilai

di antara titik sampel. Tujuannya untuk menyeimbangkan hasil

perbandingan antara nilai observasi dengan nilai model. Setelah

diinterpolasi, dilakukan penghitungan proyeksi penduduk yang

digunakan untuk memprediksi penduduk pada tahun 2031 sehingga dapat

19

Sodikin, op.cit, hlm 106

Page 60: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

44

diketahui penggunaan lahan yang akan berubah. Penghitungan proyeksi

penduduk dapat dihitung dengan menggunakan metode aritmatik20

seperti yang terlihat di bawah ini :

Keterangan :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t

P0 = Jumlah penduduk pada tahun dasar

r = laju pertumbuhan penduduk

t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)

n = Lamanya waktu P0 dengan Pt

b) Vegetasi Pantai

Salah satu pelindung dari abrasi adalah vegetasi pantai. untuk melihat

vegetasi pantai ini perlu dilakukan klasifikasi terbimbing (supervised

classification) yang merupakan metode yang dipandu dan dikendalikan

sebagian besar atau sepenuhnya oleh pengguna dalam proses

pengklasifikasiannya. Syarat utamanya adalah kemampuan pengguna

dalam penguasaan informasi lahan yang menjadi kajiannya. Variabel ini

akan dibuat melalui Euclidean Distance yang diolah menggunakan

perangkat lunak ArcGis 10.1

c) Jarak dari Jalan

Faktor penyebab abrasi yang selanjutnya adalah jarak dari jalan. Jalan

merupakan suatu akses untuk membuat masyarakat sampai ke suatu

tempat. Melalui jalan tersebut masyarakat dapat dimudahkan dalam

maksud dan tujuannya salah satunya untuk mengeksploitasi suatu

wilayah. Jarak dari jalan akan dibuat melalui Euclidean Distance yang

diolah menggunakan perangkat lunak ArcGis 10.1

d) Jarak dari Sungai

Sungai merupakan salah satu akses, di sebagian wilayah sungai

merupakan akses untuk transportasi sehingga berfungsi sebagai jalan.

Jalan tersebut merupakan fator yang menjadi penyebab abrasi. Sungai di

Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten

20

Pedoman Penghitungan Proyeksi Penduduk dan Angkatan Kerja, Badan Pusat Statistik

Jakarta Indonesia, hlm 5.

Pt = P0 (1+rt)n

Page 61: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

45

Pandeglang ini berdekatan dengan muara. Perahu-perahu besar nelayan

melalui jalur ini, selain itu juga menjadi tempat singgahnya perahu-

perahu dari luar daerah yang menyebabkan akses jalannya semakin

melebar dan mengikis wilayah daratan. Jarak dari sungai akan dibuat

melalui Euclidean Distance yang diolah menggunakan perangkat lunak

ArcGis 10.1

3. Analisis akurasi interprestasi Kappa

Penelitian dengan menggunakan analisis akurasu interpretasi Kappa ini

bertujuan untuk melihat kesamaan antara data yang telah diperoleh dengan

bukti yang didapat melalui hasil lapangan.21

Uji ketelitian bertujuan untuk

mengetahui keakuratan hasil pengolahan citra dengan nilai ambang akurasi

citra 85%, nilai tersebut digunakan sebagai nilai minimum diterima atau

tidaknya suatu interpretasi citra.22

Untuk mengetahui nilai akurasi

menggunakan interpretasi Kappa ini dilakukan dengan membandingkan

jumlah titik sampel yang benar dengan jumlah titik sampal yang disurvei

seluruhnya kemudian dikalikan dengan 100%.23

Adapun formulasinya dapat

dilihat di bawah ini.

4. Analisis Regresi Logistik Binner

Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai

satu variabel terhadap satu variabel yang lain. Pada perkembangan

selanjutnya, analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat

perkiraan nilai suatu variaabel dengan menggunakan beberapa variabel lain

yang berhubungan dengan variabel lain.24

Regresi logistic binner (binnary

logistic regression) bekerja dengan variabel respon (dependent) yang

21

Ikbal Maulana, Analisis Faktor Perubahan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bekasi Pada

Tahun 2015 dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh, (Skripsi

Pendidikan IPS, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), hlm 41. 22

Nita Inopianti, „Pemanfaatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh

untuk Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan di Kabupaten Sukabumi, (Skripsi Pendidikan IPS,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), hlm 49. 23

Ikbal Maulana, op.cit, hlm 42. 24

Algifari, Analisis Regresi (Teori, Kasus dan Solusi), (Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, 2013),

hlm 2.

Tingkat Kebenaran Interpretasi = Jumlah titik benar x 100%

Jumlah tititk yang disurvei

Page 62: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

46

bersifat biner atau dichotomy dan sejumlah variabel pengaruh yang berupa

semua tipe data.25

Persamaan regresi umum dapat dituliskan di bawah ini :

Pada persamaan regresi tersebut, γ adalah variabel respon, α adalah

konstanta regresi, X1 adalah pengaruh ke-1, β1 adalah koefisien dari variabel

X1. Xn adalah variabel pengaruh ke-n dan βn adalah koefisien dari Xn.

Variabel tidak bebas yang digunakan adalah perubahan lahan menjadi

kawasan terabrasi sedangkan variabel bebas yang digunakan adalah jenis

tanah, jarak jalan, sungai dan pemukiman, keadatan penduduk dan jenis

vegetasi pantai. Persamaan regresi logistik yang digunakan adalah :

Keterangan :

Log : Logit perubahan

β0 : Konstanta

β1 - n : Nilai koefisien variabel bebas ke-1 sampai ke-n

X1 - n.i : Variabel bebas ke-1 sampai ke-n, pada variabel tidak bebas i

n : jumlah variabel

25

Ikbal Maulana, op.cit, hlm 47.

γ = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 … + βnXn

Log (-) = β0 + β1 X1.i + β2 X2.i + … + βn Xn.i

Page 63: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

47

K. Diagram Alir

Diagram alir pada penelitian ini seperti terlihat pada Gambar 3.2

BAB IV

Gambar 3.2 Diagram Alir

Prediksi tahun 2031

Citra landsat 2004 Citra landsat 2010

Koreksi geometrik Koreksi radiometrik

Penajaman Citra

Digitasi garis pantai

Overlay

Perubahan garis pantai

Abrasi Tidak Abrasi

Regresi logistik biner

Citra landsat 2017

Page 64: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Kondisi Fisik

a. Letak dan Luas Wilayah

Desa Caringin merupakan salah satu desa dari sembilan desa di

Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang berada

di bagian barat Pulau Jawa. Secara geografis, batas dari Desa Caringin

adalah :

a) Utara berbatasan dengan Desa Pejamben (Kecamatan Carita)

b) Barat berbatasan dengan Selat Sunda

c) Selatan berbatasan dengan Desa Teluk

d) Timur berbatasan dengan Desa Banyubiru1

Desa Caringin terletak antara 6°35’86.86” Lintang Selatan dan

105°82’92.97” Bujur Timur. Letak astronomis lintang tersebut

mengakibatkan Desa Caringin memiliki iklim tropis dan menurut

pembagian waktu, letak bujurnya menunjukkan bahwa Desa Caringin

adalah wilayah bagian Indonesia Barat.

Desa Caringin mempunyai luas wilayah sebesar 364,90 ha. Secara

administratif, Desa Caringin terbagi menjadi 20 Rukun Tetangga (RT)

dan 6 Rukun Warga (RW). Adapun penggunaan lahan di Desa Caringin

terlihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1

Penggunaan Lahan Desa Caringin

No Jenis Penggunaan Luas (ha)

1. Luas tanah sawah 110,90

2. Luas tanah kering 141,20

3. Luas tanah basah 5,00

4. Luas tanah perkebunan 101,00

5. Luas fasilitas umum 0,80

6. Luas tanah hutan 6,00

Jumlah 364,90

Sumber : Profil Desa Caringin, 2018.

1 Profil Desa Caringin, 2018.

Page 65: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

49

Letak Desa Caringin menuju pusat pemerintahan cukup jauh. Orbitrasi

Desa Caringin menuju pusat pemerintahan kecamatan, kabupaten sampai

dengan provinsi yang terlihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2

Orbitrasi

No Pemerintahan Jarak Kendaraan Durasi

1 Kecamatan 2 km

Pribadi 0,10 jam

Umum 40,00 unit

Berjalan kaki 0,45 jam

2 Kabupaten 45 km

Pribadi 1,20 jam

Umum 70,00 unit

Berjalan kaki 12,00 jam

3 Provinsi 50 km

Pribadi 2,00 jam

Umum 30,00 unit

Berjalan kaki 21,00 jam

4 Ibu kota 144,8 km

Pribadi 5 jam

Umum 7 jam

Berjalan kaki

Sumber : Profil Desa Caringin, 2018.

Letak Desa Caringin yang cukup jauh ini membutuhkan waktu yang

lama untuk sampai ke pusat pemerintahan tersebut. Menurut data yang

diperoleh bahwa jarak Desa Caringin menuju ibukota sangat jauh yaitu

144,8 km.2 Biasanya untuk sampai ke ibukota dibutuhkan waktu sekitar 5

jam menggunakan kendaraan pribadi, namun jika memakai kendaraan

umum dibutuhkan waktu sekitar 7 jam. Berikut ini disajikan peta

administrasi Desa Caringin yang terlihat pada Gambar 4.1

2 Profil Desa Caringin, 2018.

Page 66: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

50

Gam

bar

4.1

Pet

a A

dm

inis

trasi

Des

a C

ari

ngin

Page 67: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

51

b. Topografi

Secara umum, keadaan Desa Caringin merupakan dataran rendah

dengan ketinggian 0-3 mdpl. Desa Caringin memiliki iklim tropis dengan

curah hujan sedang, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap

aktivitas pertanian dan pola tanam di desa ini.3 Pertanian sangat

membutuhkan pasokan air yang cukup sehingga hujan sangat

berpengaruh terhadap pertanian dan pola tanam. Pertanian yang

mengalami kekeringan dapat merugikan penduduk dan penduduk harus

mengganti pola tanamnya menjadi pertanian yang tidak banyak

membutuhkan air. Berikut ini pembagian luas wilayah topografi Desa

Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten

yang terlihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3

Topografi

No Jenis Luas (ha)

1 Dataran Rendah 2.00

2 Berbukit-bukit 2.00

3 Dataran Tinggi 268,00

4 Tepi Pantai/Pesisir 21,00

5 Aliran Sungai 15,00

6 Lain-lain 2,00

Sumber : Profil Desa Caringin, 2018.

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar wilayah Desa

Caringin adalah dataran tinggi yang mencapai 268,00 ha. Penduduk di

wilayah ini cukup banyak dan wilayah ini juga dijadikan sebagai tempat

evakuasi pengungsian jika terjadi bencana banjir atau tsunami.

2. Kondisi Sosial

a. Etnis penduduk

Suatu etnis biasanya mengacu pada budaya, baik itu budaya

keturunan, keturunan atau bahasa. Terdapat beberapa etnis yang tersebar

di Desa Caringin ini, namun untuk etnis mayoritas adalah sunda.

Penduduk di Desa Caringin menerima dengan baik penduduk yang

3 Ibid.

Page 68: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

52

berasal dari luar wilayah dan hidup bersama dengan keselarasan. Etnis

penduduk Desa Caringin seperti terlihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4

Etnis Penduduk

No Etnis Laki-laki Perempuan

1 Aceh 7 4

2 Minang 13 11

3 Sunda 3.407 3.482

4 Jawa 37 31

Jumlah 3.464 3.528

Sumber : Profil Desa Caringin, 2018.

b. Jumlah penduduk menurut wilayah

Wilayah Desa Caringin terbagi menjadi 20 Rukun Tetangga (RT) dan

6 Rukun Warga (RW). Terdapat 12 kampung yang tersebar di dalamnya

dengan jumlah penduduk yang berbeda-beda. Adapun jumlah penduduk

seluruhnya menurut wilayah mencapai 6.992 jiwa. Lebih jelas dapat

dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Jumlah Penduduk Menurut Wilayah

No Kampung RT/RW

Jumlah Penduduk

(jiwa)

L P Total

1. Pangulon 001/001 208 180 388

2. Pangulon 002/001 197 165 362

3. Cieksel 003/001 126 131 257

4. Citanggok 004/002 285 276 561

5. Taulandu 005/002 160 167 327

6. Taulandu 006/002 147 164 311

7. Sukarela 007/002 121 117 238

8. Pangsor 008/003 166 171 337

9. Caringin 009/003 163 186 349

10. Caringin 010/003 403 395 798

Page 69: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

53

Tabel 4.5 (Lanjutan)

11. Caringin 011/003 189 186 375

12. Kademangan 012/004 161 167 328

13. Caringin Lor 013/004 152 167 313

14. Caringin Lor 014/004 165 159 324

15. Siruang 015/005 144 128 272

16. Siruang 016/005 108 115 223

17. Rawayana 017/006 134 133 267

18. Jambangan 018/006 192 196 388

19. Siruang 019/005 138 152 290

20. Siruang 020/005 139 139 278

Jumlah 3.498 3.494 6.992

Sumber : Profil Desa Caringin, 2018.

Berdasarkan Tabel 4.5 jumlah penduduk menurut wilayah dapat

diketahui bahwa penduduk Desa Caringin paling banyak berada di Kp.

Caringin RT/RW 010/003 yaitu mencapai 798 jiwa dan paling sedikit

berada di Kp. Siruang RT/RW 016/005 yaitu 223 jiwa.

c. Jumlah penduduk menurut agama

Penduduk Desa Caringin menganut agama Islam, Kristen dan

Katholik. Adapun jumlah penduduk berdasarkan agama dapat dilihat

pada Tabel 4.6

Tabel 4.6

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Laki-laki Perempuan

1. Islam 3.510 3.452

2. Kristen 12 11

3. Katholik 4 3

4. Hindu 0 0

5. Budha 0 0

Jumlah 3.526 3.466

Total 6.992

Sumber : Profil Desa Caringin, 2018.

Page 70: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

54

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa terdapat tiga agama di

Desa Caringin dan penduduknya mayoritas menganut agama Islam serta

tidak ada yang menganut agama Hindu dan Budha.

d. Jumlah penduduk menurut usia

Komposisi penduduk berdasarkan usia di Desa Caringin sangat

beragam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7

Jumlah Penduduk Menurut Usia

Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 12 bulan 61 66 127

1 - 10 tahun 615 680 1.301

11 - 20 tahun 608 671 1.279

21 - 30 tahun 463 474 937

31 - 40 tahun 457 436 893

41 - 50 tahun 395 385 777

51 - 60 tahun 382 380 762

61 - 70 tahun 293 269 582

> 70 tahun 190 167 357

Total 3.464 3.528 6.992

Sumber : Profil Desa Caringin, 2018.

Desa Caringin memiliki jumlah penduduk yang berusia 1-20 tahun

sangat banyak dibandingkan dengan lanjut usia. Jumlah penduduk

tersebut disajikan dalam bentuk piramida terlihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Piramida Penduduk Desa Caringin Tahun 2018

1000 500 00 500 1000

0 - 12 bulan

1 - 10 tahun

11 - 20 tahun

21 - 30 tahun

31 - 40 tahun

41 - 50 tahun

51 - 60 tahun

61 - 70 tahun

> 70 tahun

Piramida Penduduk Desa Caringin

Tahun 2018

Perempuan Laki-laki

Page 71: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

55

Desa Caringin memiliki bentuk piramida penduduk muda (expansive),

bentuk piramida ini menyerupai limas yang berarti bahwa tingkat angka

kelahiran di Desa Caringin adalah tinggi dan angka kematian rendah,

sehingga Desa Caringin memiliki penduduk muda yang cukup banyak.

e. Jumlah penduduk menurut pendidikan

Pendidikan merupakan pilar penting dalam bermasyarakat dan sebagai

upaya untuk membentuk moral yang baik. Pendidikan di desa ini cukup

masih memprihatinkan, jumlah penduduk menurut pendidikan seperti

terlhat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

No Jenjang Pendidikan L P

1 Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk TK 97 112

2 Usia 7 - 18 tahun yang sedang sekolah 440 423

3 Usia 18 - 56 tahun yang tidak pernah sekolah 32 55

4 Usia 18 - 56 tahun pernah SD tapi tidak tamat 315 312

5 Tamat SD/sederajat 994 903

6 Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP 319 386

7 Usia 18 - 56 tahun tidak tamat SLTA 654 591

8 Tamat SMP/sederajat 290 300

9 Tamat SMA/sederajat 234 215

10 Tamat D-1/sederajat 33 30

11 Tamat D-2/sederajat 42 44

12 Tamat D-3/sederajat 45 33

13 Tamat S-1/sederajat 45 36

14 Tamat S-2/sederajat 5 2

15 Tamat SLB C 3 2

Jumlah Total 3.548 3.444

Sumber : Profil Desa Caringin, 2018.

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa penduduk di Desa Caringin

berpendidikan masih rendah yaitu tamat SD.sederajat mencapai 1.897

jiwa (laki-laki dam perempuan). Terdapat penduduk yang pernah SD,

SLTA dan SMA namun tidak tamat dan jumlahnya cukup banyak yaitu

mencapai 2.577 jiwa. Penduduk yang memiliki pendidikan D-1 sampai

dengan S-2 itu hanya sedikit, hal tersebut dapat disebabkan karena faktor

Page 72: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

56

keluarga yang kurang mendukung baik itu dukungan moral ataupun

materil.

3. Kondisi Ekonomi

Penduduk di setiap wilayah akan memiliki keberagaman mata

pencaharian pokok, seperti yang terlihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9

Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Caringin

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

1 Petani 342 142

2 Buruh Tani 115 31

3 Buruh Migran 0 17

4 Pegawai Negeri Sipil 42 39

5 Peternak 19 4

6 Nelayan 284 0

7 Montir 12 0

8 Dokter swasta 0 0

9 Bidan swasta 9 3

10 POLRI 2 0

11 Pengusaha kecil, menengah dan besar 62 56

12 Dosen swasta 2 2

13 Pedagang keliling 37 43

14 Pembantu rumah tangga 5 38

15 Dukun tradisional 2 4

16 Arsitektur/Desainer 2 0

17 Karyawan perusahaan swasta 44 37

18 Buruh harian lepas 743 21

19 Buruh jasa perdagangan hasil bumi 17 23

20 Buruh usaha jasa transportasi dan

perhubungan

12 0

21 Buruh usaha hotel dan penginapan

lainnya

2 0

22 Apoteker 3 0

Jumlah 1.747 460

Total 2.207

Sumber : Profil Desa Caringin, 2018.

Berdasarkan tabel tersebut, penduduk Desa Caringin dapat sebagian

besar berprofesi sebagai buruh harian lepas. Meskipun letak Desa Caringin

di pinggir pantai, namun penduduk yang berprofesi nelayan lebih sedikit

dibandingkan dengan petani. Jika melihat pada luasan penggunaan lahan di

Page 73: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

57

Desa Caringin, sebagian besar lahan digunakan untuk sawah yaitu seluas

110,90 ha dari 364,90 ha. Jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan hanya

2.207 jiwa sedangkan jumlah penduduk Desa Caringin mencapai 6.992

jiwa. Sisa dari jumlah penduduk tersebut, termasuk ke dalam penduduk

yang tidak memiliki pekerjaan, ibu rumah tangga, pelajar, balita dan lansia.

B. Hasil Analisis Data

Setelah melalui langkah-langkah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan pengumpulan citra, observasi, wawancara dan ground check di

lapangan, maka dihasilkan analisis data sebagai berikut.

1. Hasil Analisis Citra untuk Mengetahui Tingkat Abrasi di Desa

Caringin Berdasarkan Citra Landsat

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengolah citra landsat, di mana

citra yang digunakan adalah landsat 7 untuk tahun 2004 dan 2010 dengan

komposit band yaitu RGB = 542. Kemudian citra tahun 2017 menggunakan

landsat 8 dengan RGB = 653. Komposit band tersebut digunakan untuk

melihat perubahan garis pantai. Setelah melakukan komposit band, langkah

yang dilakukan selanjutnya adalah proses digitasi. Adapun garis pantai hasil

digitasi pada masing-masing citra, terlihat pada Gambar 4.3

(a) (b)

Page 74: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

58

(c)

Gambar 4.3 Garis Pantai (a) Citra Landsat Tahun 2004, (b)

Citra Landsat Tahun 2010 dan (c) Citra Landsat Tahun 2017.

Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa pada tahun 2004, 2010 dan 2017

terdapat perubahan garis pantai. Proses selanjutnya adalah overlay, ini

dilakukan untuk mengetahui perubahan garis pantai. Hasil overlay yang

dilakukan pada citra landsat 2004, 2010 dan 2017, terlihat pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 Hasil Overlay Citra Landsat Tahun 2004, 2010 dan 2017

Page 75: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

59

Berdasarkan hasil overlay dapat diketahui bahwa Pantai Caringin

mengalami perubahan garis pantai, ini terlihat dari laut yang bergerak maju

menuju daratan. Hal tersebut terlihat dari perubahan garis pantai dari tahun

2004-2017. Gambar tersebut menjelaskan bahwa garis pantai berwarna

merah (tahun 2004) bergerak menuju daratan sampai pada garis warna

kuning (tahun 2010) kemudian bergerak kembali sampai pada warna biru

(tahun 2017). Secara kuantitatif, tingkat abrasi Pantai Caringin dapat dilihat

dalam Tabel 4.10

Tabel 4.10 Abrasi Pantai Caringin Tahun 2004 - 2017

Nama Desa Tingkat Abrasi (ha)

2004-2010 2010-2017 2004-2017

Desa Caringin 10,51 2,36 12,87

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat perubahan yang diakibatkan oleh abrasi.

Perubahan yang terjadi pada tahun 2004-2010 sebanyak 10,51 ha,

perubahan yang terjadi pada tahun 2010-2017 sebanyak 2,36 ha dan

perubahan sepanjang tahun 2004-2017 adalah 12,87 ha. tingkat abrasi

Pantai Caringin juga dapat dilihat pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Tingkat Abrasi Pantai Caringin Tahun 2004-2017

0

2

4

6

8

10

12

2004 - 2010 2010 - 2017

H

e

k

t

a

r

Tingkat Abrasi Pantai Caringin

Tahun 2004 - 2017

Se…perubahan

Page 76: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

60

Berdasarkan pada Gambar 4.5 abrasi paling luas terjadi pada tahun 2004-

2010, hal ini juga terjadi karena pada tahun 2004-2010 perilaku penduduk

masih belum sepenuhnya menyadari akan bahaya abrasi, penduduk Desa

Caringin pada tahun tersebut masih ada yang mengambil pasir dan tidak

adanya penahan ombak. Pada tahun 2010-2017 abrasi yang terjadi sudah

berkurang karena terdapat suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah

abrasi seperti pengedaman. Upaya tersebut dilakukan cukup, namun

dilakukan secara pribadi. karena pantai tersebut langsung berbatasan dengan

tanah pribadi. Selain abrasi, terdapat pula penambahan daratan yang disebut

dengan akresi yang terjadi karena proses sedimentasi dari badan sungai

menuju laut. Di Pantai Caringin, terdapat muara yang cukup besar, muara

tersebut merupakan ujung dari sungai yang berada di Desa Caringin

sehingga sangat dibenarkan apabila di Pantai Caringin terdapat akresi.

2. Hasil Analisis Ground Check

Dalam analisis perubahan garis pantai, diperlukan gorund check di

lapangan yang dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran hasil klasifikasi

citra. Keberhasilan interpretasi citra dapat dipercaya jika tingkat

kebenarannya >85%. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah

100 dengan klasifikasi sebanyak 6 yaitu pemukiman, sungai, sawah, kebun,

vegetasi dan tanah kosong. Pengambilan sampel ground check dapat dilihat

pada Tabel 4.11

Tabel 4.11

Hasil Ground check Lapangan Berdasarkan Interpretasi Citra

No Citra Interpretasi Koordinat

Hasil

Ground

Check

Foto Ket

1.

Pemukiman

6°20’58”S

105°49’34” E Pemukiman

S

2.

Kebun

6°20’39”S

105°49’27” E Kebun

S

3.

Vegetasi

6°21’21”S

105°49’48” E Vegetasi

S

4.

Sungai

6°21’33”S

105°49’21” E Sungai

S

Page 77: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

61

Tabel 4.11 (Lanjutan)

5.

Sawah

6°20’56”S

105°49’43” E Sawah

S

6.

Tanah

Kosong

6°21’57”S

105°49’31” E Tanah

Kosong

S

7.

Pemukiman

6°21’23”S

105°49’31” E Pemukiman

S

8.

Kebun

6°20’40”S

105°49’27” E Kebun

S

9.

Vegetasi

6°21’54”S

105°49’53” E Vegetasi

S

10.

Sungai

6°21’34”S

105°49’22” E Sungai

S

11.

Sawah

6°20’53”S

105°49’43” E Sawah

S

12.

Tanah

Kosong

6°21’57”S

105°49’32” E

Tanah

Kosong

S

13.

Pemukiman 6°21’23”S

105°49’31” E Pemukiman

S

14.

Kebun 6°20’37”S

105°49’28” E Kebun

S

15.

Vegetasi 6°21’44”S

105°50’08” E Vegetasi

S

16.

Sungai 6°21’33”S

105°49’24” E Sungai

S

17.

Sawah 6°20’57”S

105°49’52” E Sawah

S

18.

Tanah

Kosong

6°21’56”S

105°49’31” E

Tanah

Kosong S

19.

Pemukiman 6°21’4”S

105°49’38” E Pemukiman

S

20.

Kebun 6°20’38”S

105°49’28” E Kebun

S

Sumber : Pengambilan Data, 2018.

Keterangan :

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

Page 78: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

62

Berdasarkan Tabel 4.11 merupakan sampel ground check di lapangan

dengan enam kategori yaitu pemukiman, kebun, vegetasi, sungai, sawah dan

tanah kosong dan seluruhnya berjumlah 100 sampel (20 sampel tersedia di

hasil analisis data Tabel 4.11 dan 80 sampel tersedia di lampiran). Ground

check dilakukan di daerah penelitian untuk mengecek kebenaran. Hasil dari

groundcheck tersebut adalah seluruh sampel terbukti benar baik itu hasil

dari klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised classification) dengan

menggunakan perangkat lunak Er Mappper 7.0 dan hasil dari ground check

di lapangan.

Pengambilan data ground check ini dilakukan di wilayah populasi

penelitian, yaitu Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten dengan mengambil sampel secara acak sesuai dengan

kategori masing-masing dan dibantu menggunakan GPS Essentials untuk

mencari koordinat. Setelah mendapatkan data di lapangan, kemudian

disesuaikan dengan hasil klasifikasi citra.

a. Hasil Interpretasi Kappa

Hasil ground check seperti yang terlihat pada Tabel 4.11 dapat diuji

menggunakan kebenaran interpretasi Kappa. Telah didapatkan 100

sampel benar dari total sampel 100, maka didapatkan tingkat kebenaran

interpretasi Kappa di Desa Caringin sebesar 100%. Perhitungan akurasi

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Hasil Uji Akurasi Interpretasi

Hasil Interpretasi Jumlah

Sampel

Kondisi Lapangan Tingkat

Akurasi Benar Salah

Penggunaan Lahan 100 100 0 100%

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

1) Perhitungan Akurasi

Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan yaitu : sungai,

pemukiman, kebun, sawah, lahan kosong, dan vegetasi. Penggunaan

lahan Desa Caringin tersebut telihat pada Gambar 4.6 Gambar 4.7 dan

Gambar 4.8

Tingkat Kebenaran Interpretasi = 100 x 100% = 100%

100

Page 79: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

63

Gam

bar

4.6

Pet

a P

engg

un

aan

Lah

an

Des

a C

ari

ngin

Tah

un

2004

Page 80: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

64

Gam

bar

4.7

Pet

a P

engg

un

aa

n L

ah

an

Des

a C

ari

ngin

Tah

un

2010

Page 81: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

65

Gam

bar

4.8

Pet

a P

engg

un

aa

n L

ah

an

Des

a C

ari

ngin

Tah

un

2017

Page 82: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

66

Berdasarkan Gambar 4.6 Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 dapat

disimpulkan bahwa terdapat perubahan penggunaan lahan di Desa

Caringin yang didominasi oleh pemukiman. Luas masing-masing jenis

penggunaan lahan di Desa Caringin terlihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13

Luas Penggunaan Lahan Desa Caringin

No Jenis Penggunaan

Lahan

Luas (ha)

Tahun

2004

Tahun

2010

Tahun

2017

1. Pemukiman 80,11 82,54 142,65

2. Sungai 21,34 38,57 18,17

3. Sawah 105,96 138,70 79,40

4. Kebun 58,51 23,99 58,55

5. Vegetasi 61,60 29,50 19,22

6. Tanah Kosong 37,38 51,60 46,91

Total 364.90 364.90 364.90

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Berdasarkan hasil Tabel 4.13 terlihat bahwa secara keseluruhan, dari

tahun 2004-2017 peningkatan yang paling besar terjadi pada pemukiman.

Pemukiman selalu meningkat setiap tahunnya, dari tahun 2004-2010

seluas 2,43 ha dan dari tahun 2010-2017 seluas 60,11 ha. Ini dapat terjadi

jumlah penduduk pasti bertambah dan semakin meningkatnya kebutuhan

tempat tinggal. Selain itu, terdapat penurunan pada luas pengguanan

lahan Desa Caringin. Luas sawah dan vegetasi selalu mengalami

penurunan setiap tahunnya. Sedangkan untuk luas sungai kebun dan

tanah kosong mengalami naik turun selama tahun 2004-2017.

Penggunaan lahan Desa Caringin juga dapat dilihat melalui ilustrasi

hasil pengolahan citra landsat tahun 2004-2017 dengan menggunakan

perangkat lunak Er Mapper 7.0, terlihat pada Gambar 4.9

Page 83: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

67

(a) Penggunaan Lahan Tahun

2004

(b) Penggunaan Lahan Tahun

2010

(c) Penggunaan Lahan Tahun

2017

Gambar 4.9 Ilustrasi Penggunaan Lahan Di Desa Caringin

Page 84: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

68

Perubahan penggunaan lahan yang dianalisis adalah hasil dari

supervised classification citra landsat tahun 2004, 2010 dan 2017. Luas

masing-masing perubahan penggunaan lahan di Desa Caringin tahun

2004-2010 dan 2010-2017 terlihat pada Tabel 4.14 dan Tabel 4.15

Tabel 4.14

Luas Perubahan Penggunaan Lahan di Desa Caringin

Tahun 2004-2010

Jenis Luas (ha)

No Penggunaan Tahun Tahun Perubahan

Ket

Lahan 2004 2010

1. Pemukiman 80, 11 82,54 2,43 Meningkat

2. Sungai 21,34 38,57 17,23 Meningkat

3. Sawah 105,96 138,70 32,74 Meningkat

4. Kebun 58,51 23,99 34,52 Menurun

5. Vegetasi 61,60 29,50 32,51 Menurun

6. Tanah Kosong 37,38 51,60 14,22 Meningkat

Total 364,90 364,90 133,65

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Tabel 4.15

Luas Perubahan Penggunaan Lahan di Desa Caringin

Tahun 2010-2017

Jenis Luas (ha)

No Penggunaan Tahun Tahun Perubahan

Ket

Lahan 2010 2017

1. Pemukiman 82,54 142,65 60,11 Meningkat

2. Sungai 38,57 18,17 20,4 Menurun

3. Sawah 138,70 79,40 59,3 Menurun

4. Kebun 23,99 58,55 34,56 Meningkat

5. Vegetasi 29,50 19,22 10,28 Menurun

6. Tanah Kosong 51,60 46,91 4,69 Menurun

Total 364,90 364,90 189,34

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Berdasarkan Tabel 4.14 luas perubahan lahan yang terjadi pada tahun

2004-2010 didominasi oleh peningkatan sawah, Pada mulanya lahan

tersebut merupakan vegetasi yang kemudian berganti menjadi sawah

sehingga sawah meningkat seluas 32,74 ha. Selain itu juga terdapat

peningkatan sungai seiring dengan bertambahnya sawah sehingga

diperlukan pengairan yang cukup banyak. Sungai mengalai kenaikan

seluas 17.23 ha. Semakin banyaknya penduduk, pemukiman juga

Page 85: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

69

mengalami kenaikan seluas 2,43 ha, namun penduduk kurang

memanfaatkan lahan sehingga terdapat peningkatan tanah kosong seluas

14,22 ha yang pada mulanya adalah kebun dan vegetasi namun kebun

dan vegetasi mengalami penurunan seluas 34,52 ha dan 32,51 ha.

Luas perubahan lahan juga terjadi pada tahun 2010-2017, perubahan

yang signifikan terjadi pada peningkatan pemukimaan seluas 60,11 ha

yang disebabkan oleh semakin banyaknya penduduk yang berkeluarga

dan membangun tempat tinggalnya masing-masing. Lahan yang berubah

menjadi pemukiman adalah kebun, vegetasi lahan kosong dan sawah.

Selain itu juga terdapat peningkatan kebun seluas 34.56 ha. Hal ini

diakibatkan oleh penurunan lahan sawah 59,3 ha, penurunan lahan

kosong seluas 4,69 ha, penurunan vegetasi seluas 10,28 ha. Selain itu

juga, terdapat penurunan sungai seluas 20,4 ha.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Garis Pantai di Pantai

Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten

Abrasi merupakan mundurnya garis pantai dari posisi asalnya.4

Kerusakan lingkungan yang terjadi di sepanjang pantai ini akan

menghabiskan daratan ppantai apabila terus dibiarkan. Analisis mengenai

perubahan garis pantai dilakukan dengan analisis regresi logistik binner dan

menggunakan variabel penduga yaitu jarak dari sungai, jarak dari jalan,

kepadatan penduduk dan vegetasi. Karakteristik dari faktor-faktor tersebut

dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya abrasi di masa yang akan

datang.

a. Jarak

Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda

berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu.5 Pada umumnya nilai

sebuah jarak selalu bernilai positif. Dalam penelitian ini variabel jarak

yang digunakan adalah jarak dari sungai dan jarak dari jalan.

4 Budin A. Hakim, dkk., Efektivitas Penanggulangan Abrasi Menggunakan Bangunan

Pantai di Pesisir Kota Semarang, (Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber

Daya Alam dan Lingkungan:Semarang, 2012), hlm 122.

5 Wikipedia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/jarak, Diakses pada Rabu, 14 Maret 2018,

pukul 08.30 WIB.

Page 86: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

70

1) Jarak dari sungai

Sungai merupakan salah satu akses bahkan di sebagian wilayah.

Akses tersebut dapat sebagai transportasi sehingga berfungsi sebagai

jalan. Sungai di Pantai Caringin ini berdekatan dengan muara. Perahu-

perahu penduduk berlayar melalui jalur ini menuju laut. Selain itu

juga digunakan untuk tempat singgahnya perahu-perahu besar yang

berasal dari luar daerah. Jarak dari sungai dijadikan salah satu variabel

penduga yang menyebabkan abrasi karena Sungai Caringin yang

berbatasan langsung dengan muara ini akan semakin melebar yang

diakibatkan oleh aktivitas penduduk yang memanfaatkan muara ini

sebagai jalan menuju laut dan lokasi untuk persinggahan atau bahkan

pemberhentian akhir perahu.

2) Jarak dari jalan

Jarak dari jalan digunakan sebagai variabel independent dalam

terjadinya perubahan garis pantai di Desa Caringin. Desa Caringin

merupakan desa yang memiliki jalan dengan berbagai tipe. Tipe jalan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah jalan utama, jalan setapak

dan jalan lainnya yang diperoleh dari SHP Administrasi Desa

Kabupaten Pandeglang Tahun 2009. Adapun peta jarak dari sungai

dan jalan terlihat pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11

Gambar 4.10 Peta Jarak dari Sungai

Page 87: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

71

3) Kepadatan penduduk

Luas wilayah Desa Caringin sebesar 364,90 ha dengan jumlah

penduduk 6.992 jiwa. Sebagian besar penduduknya berusia muda

sehingga Desa Caringin memiliki piramida penduduk jenis expansive.

Jumlah penduduk yang cukup banyak ini menimbulkan kebutuhan

akan pemukiman akan semakin bertambah. Adapun kepadatan

penduduk di Desa Caringin adalah 191.61 jiwa/km2. Kepadatan

penduduk ini dapat dinterpolasikan seperti terlihat pada Gambar 4.12

Gambar 4.11 Peta Jarak dari Jalan

Gambar 4.12 Peta Interpolasi

Page 88: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

72

4) Vegetasi

Salah satu penyebab terjadinya abrasi adalah kurangnya vegetasi

pesisir. Vegetasi yang berfungsi untuk menahan gelombang laut

memiliki peran sangat penting sehingga sangat diperlukan. Adapun

peta vegetasi dapat dilihat pada Gambar 4.13

4. Analisis Faktor Pengaruh Perubahan Garis Pantai

Pengaruh perubahan garis pantai dalam penelitian ini disusun dengan

menentukan sampel yang mengalami abrasi atau tidak abrasi dan analisis

regresi logistik binner.

a. Menentukan Sampel

Dalam menganalisis perubahan garis pantai, diperlukan sampel yang

digunakan untuk mengkombinasikan nilai variabel dependent dengan

variabel independent yang selanjutnya akan digunakan untuk menyusun

analisis regresi logistik binner. Sampel ditentukan secara acak dan

tersebar di wilayahnya masing-masing dan harus berasal dari kedua

kategori tersebut (abrasi dan tidak abrasi). Di dalam penelitian ini

menggunakan 100 titik sampel yang terbagi menjadi 50 sampel daerah

yang mengalami abrasi dan 50 sampel yang tidak mengalami abrasi.

Persebaran sampel di daerah penelitian ini terlihat pada Gambar 4.14

Gambar 4.13 Peta Vegetasi

Page 89: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

73

(a)

(b) (c)

Gambar 4.14 Distribusi Spasial Titik Sampel di Daerah Penelitian

Gambar a menunjukkan daerah yang mengalami abrasi dan tidak

abrasi. Daerah yang mengalami abrasi disimbolkan dengan warna putih

dan daerah yang tidak mengalami abrasi disimbolkan dengan warna

merah muda. Gambar b merupakan perbesaran dari Gambar b yaitu

sampel daerah yang mengalami abrasi. Gambar c merupakan perbesaran

dari Gambar a yaitu sampel daerah yang tidak mengalami abrasi.

Page 90: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

74

b. Analisis Regresi Logistik Binner

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat

lunak IBM SPSS Statistic 20. Proses ini dilakukan dengan cara

memasukkan nilai variabel pengaruh dan variabel respon. Pemodelan ini

menggunakan prosedur enter yaitu sistem eliminasi manual kemudian

diperoleh koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas dan akan

diperoleh juga taraf signifikansinya. Proses analisis regresi logistik

binner yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak IBM SPSS

Statistic 20 menghasilkan data dalam bentuk tabel. Seperti yang terlihat

pada Tabel 4.16

Tabel 4.16

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected

Cases

Included in

Analysis 200 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 200 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 200 100.0

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Berdasarkan Tabel 4.16 terlihat bahwa analisis ini menggunakan 200

sampel dan tidak ada missing data. Hal ini dibuktikan dengan Missing

Cases bernilai 0. Jumlah 200 sampel ini diambil secara acak dari variabel

abrasi dan tidak abrasi yang tersebar di seluruh daerah penelitian yaitu

sepanjang garis pantai di Desa Caringin. selain itu, dapat pula diketahui

tingkat akurasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.17

Tabel 4.17

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Koding Percentage

Correct Tidak Abrasi Abrasi

Step 0 Koding

Tidak

Abrasi 0 100 .0

Abrasi 0 100 100.0

Overall

Percentage

50.0

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Classification Table memberikan informasi mengenai keakuratan

prediksi. Menurut data yang diolah telah didapatkan bahwa tingkat

Page 91: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

75

akurasi prediksi ini sebesar 50%. Pengujian data secara keseluruhan yang

sedang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 4.18

Tabel 4.18

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

3.949 1 .047

3.949 1 .047

3.949 1 .047

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients menyajikan uji serentak

semua koefisien variabel di dalam regresi logistik. Nilai Chi-square

sebesar 3.949 dengan df sebesar 1. Nilai Chi-square ini signifikan terlihat

pada kolom sig. yaitu sebesar 0,047. Nilai tersebut lebih kecil dari 5%.

Secara umum model tersebut signifikan. Model signifikan tersebut tidak

terlepas dari sampel. Pengambilan sampel selanjutnya harus

dikelompokkan sesuai dengan kategori masing-masing. Seberapa baik

pengelompokkan sampel ini dapat dilihat pada Tabel 4.19

Tabel 4.19

Classification Tablea

Observed

Predicted

Koding Percentage

Correct Tidak

Abrasi

Abrasi

Step 1 koding

Tidak Abrasi 3 97 3.0

Abrasi 0 100 100.0

Overall Percentage 51.5

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Classification Table menunjukkan seberapa baik model tersebut

mengelompokkan sampel baik itu abrasi ataupun tidak abrasi. Kakuratan

prediksi secara menyeluruh sebesar 51,5%. Hal ini lebih baik dari model

yang sebelumnya yaitu hanya memiliki keakuratan 50%. Tingkat akurasi

pada sampel abrasi sebesar 100% dan untuk tidak abrasi sebesar 3%.

Selain itu, diperlukan nilai signifikansi yang digunakan untuk melihat

apakah model data yang digunakan signifikan atau tidak sehingga dapat

ditarik kesimpulan apakah variabel tersebut memiliki pengaruh atau

tidak. Nilai signifikansi tersebut terlihat pada Tabel 4.20

Page 92: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

76

Tabel 4.20

Correlations

Koding Jarak sungai

Pearson

Correlatio

n

Koding 1.000 -.123

Jarak sungai -.123 1.000

Sig. (1-

tailed)

Koding . .041

Jarak sungai .041 .

N Koding 200 200

Jarak sungai 200 200

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Berdasarkan Tabel Correlations terlihat bahwa garis pantai sebagai

variabel dependent mengalami pengaruh dari variabel independent yaitu

jarak dari sungai, hal ini terlihat dari nilai signifikan koding dan jarak

sungai lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa secara statistik model

tersebut signifikan. Secara lengkap, hasil output regresi logistic binner ini

terlihat pada Tabel 4.21

Tabel 4.21

Variables in the Equiation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step

1a

Jarak sungai -.002 .002 1.198 1 .041 .998

Constant .030 .143 .046 1 .831 1.031

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Berdasarkan pada Tabel 4.21 kolom B menunjukkan nilai konstanta

dan koefisien regresi. Pada kolom SE merupakan nilai standard error,

kolom Wald merupakan rasio antara B dan SE yang dikuadratkan. Kolom

sig menunjukkan nilai signifikansi, kemudian kolom Exp (B)

menunjukkan prediksi perubahan Odd dengan meningkatnya variabel

pengaruh. Berdasarkan Tabel 4.21 ini persamaan regresi dapat dihasilkan

dengan satu variabel independent. Nilai dari variabel independent lainnya

tidak signifikan karena memiliki nilai sig < 0,05. Dari hasil anallisis ini

diperoleh nilai konstanta sebesar 0,030. Kemudian data jarak dari sungai

diolah kembali dengan IBM SPSS 20. Pengolahan tersebut dilakukan

dengan kepadatan penduduk. Data jumlah penduduk prediksi tahun 2031

yang menghasilkan persamaan seperti yang terlihat pada Tabel 4.22

Page 93: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

77

Tabel 4.22

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of

the Estimate

1 .817a .668 .666 12328.925

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Tabel model summary yang kedua ini diperoleh dari analysis regresi

variabel jarak ke sungai dengan prediksi penduduk tahun 2031 dengan

metode enter. Berdasarkan Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa R Square

memiliki nilai 0,668. Artinya prediksi penduduk dan sungai dapat

merubah keadaan garis pantai yaitu sebesar 66,8%. Variabel penduga

dalam hal ini sangat berpengaruh untuk merubah variabel terikat. Kedua

variable tersebut harus memiliki hubungan yang linear, informasi

tersebut terlihat pada Tabel 4.23

Tabel 4.23

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression

Residual

Total

6049351857

1.224

3009647480

7.555

9058999337

8.780

1

198

199

60493518571.22

4

397.97

7 .000

b

152002398.018

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Pada Tabel ANOVA dapat diketahui bahwa nilai F hitung = 397.977,

ketika taraf signifikansinya ditetapkan sebesar 5% maka untuk F tabel

diperoleh F1, 198, 0.05 = 3,846. Perbandingan antara F hitung dengan F tabel

adalah

F hitung > F tabel

397.977 > 3,84

Melalui nilai tersebut dapat kita ketahui bahwa variabel dependent dan

independent tersebut memiliki hubungan yang linear. Selain itu, dapat

juga diketahui dengan cara membandingkan nilai signifikansi yang

diperoleh dengan yang ditetapkan yaitu:

6 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, (Yogyakarta : UPP Sekolah Tinggi

Ilmu Manajemen YKPN, 2010), hlm 353.

Page 94: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

78

Sig α

0,0000 < 0,05

Berdasarkan nilai sig, terlihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh

adalah lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang linear. Kemudian, dalam proses memprediksi perubahan

garis pantai, dapat dihitung berdasarkan Tabel 4.24

Tabel 4.24

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B SE Beta

1 (Constant)

Penduduk 2031

878.389

19.480

876.17

9

.976

.817 1.003

19.94

9

.317

.000

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Tabel 4.24 menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang dimiliki oleh

prediksi penduduk adalah 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa

0,000 < 0,005 artinya terdapat hubungan yang linear dan signifikan pada

variabel yang dipakai dan dapat mempengaruhi perubahan garis pantai.

Melalui Tabel 4.24 dapat dibuat persamaan regresi, yaitu :

γ = 878,389 - 0,02 X1 + 19.480 X2

c. Perubahan Garis Pantai Hasil Prediksi Tahun 2031

Dengan menggunakan analisis regresi logistik binner, akan diperoleh

suatu persamaan yang harus dilakukan analisis kembali pada perangkat

lunak yang lain yairu ArcGis 10.1. Dengan menggunakan analisis regresi

logistik binner, akan diperoleh suatu persamaan yang harus dilakukan

analisis kembali pada perangkat lunak yang lain yairu ArcGis 10.1 yang

dilakukan analisis pada raster calculate maka akan diperoleh prediksi

perubahan garis pantai tersebut. Output-nya adalah sebuah peta yang

menggambarkan bahwa akan ada hilangnya daratan di pesirir Pantai

Caringin seperti yang terlihat pada Gambar 4.15 dan Gambar 4.16

Page 95: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

79

Ga

mb

ar

4.1

5 P

eta P

red

iksi

Per

ub

ah

an

Gari

s P

an

tai

Cari

ngin

Tah

un

2031

Page 96: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

80

Ga

mb

ar

4.1

6 P

eta P

red

iksi

Ab

rasi

Tah

un

2031

Page 97: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

81

Berdasarkan Gambar 4.15 perubahan garis pantai di Pantai Caringin

sangat jelas terlihat, yaitu pada warna kuning. Perubahan itu didapat pada

hasil penghitungan persamaan regresi logistik binner pada raster

calculator pada ArcGis 10.1. Hal ini juga berdampak pada penggunaan

lahan yang lain yaitu luasan penggunaan lahan lainnya akan berubah.

Luasan masing-masing jenis penggunaan lahan di Desa Caringin

Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2017

dapat dilihat pada Tabel 4.25

Tabel 4.25

Luasan Penggunaan Lahan Hasil Prediksi Tahun 2031

No

Jenis

Penggunaan

Lahan

Luas (ha)

Ket Tahun

2017

Tahun

2031 Perubahan

1. Pemukiman 142,65 132,23 10,42 Menurun

2. Sungai 18,17 16,11 2,054 Menurun

3. Sawah 79,40 64,96 14,44 Menurun

4. Kebun 58,55 56,67 1,88 Menurun

5. Vegetasi 19,22 17,39 1,83 Menurun

6. Tanah Kosong 46,91 46,28 0,622 Menurun

Total 364,90 333,64 31,26

Sumber : Hasil Analisis Data, 2018.

Prediksi perubahan garis pantai pada tahun 2031 ini dilakukan untuk

memberikan gambaran sehingga dilakukan pencegahannya. Abrasi yang

sudah dan diprediksi pada tahun 2031 ini akan menghabiskan daratan

pesisir seperti pemukiman yang hilang seluas 10,42 ha.

5. Hasil Wawancara Analisis Dampak yang Ditimbulkan oleh Abrasi Di

Pantai Caringin

Pantai Caringin adalah salah satu destinasi untuk menikmati sunset.

Pengunjung yang datang biasanya cukup banyak dan akan ramai ketika

weekend serta liburan sekolah.

“Pantai ini terdapat di sepanjang Desa caringin tepatnya di RT/RW

08/003, 10/003, 14/004, 12/004 dan 17/006. Pantai yang dibuka untuk

khalayak umum terletak di RT/RW 10/003, 14/004, 12/004 dan 17/006.

Sedangkan pantai di RT/RW 08/003 tidak sembarang orang bisa masuk,

karena dikelola secara khusus oleh pemiliknya. Sebagian besar tanah di

pesisir adalah bukan milik penduduk Desa Caringin.”7

7 Trankrip wawancara Kepala Desa Caringin, Sabtu, 25 Agustus 2018.

Page 98: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

82

Sebagian besar Pantai Caringin memiliki masalah abrasi yang cukup

berat. Di mana pasir-pasir di sana sebagian besar sudah berubah menjadi

karang. Selain itu juga, daratan pesisir sudah banyak yang hilang. Hal

tersebut diakibatkan oleh aktivitas gelombang laut dan perilaku manusia

yang kurang bersahabat dengan alam. Beberapa aspek telah menyebabkan

abrasi semakin meluas, seperti aspek fisik, sosial dan ekonomi. Beberapa

aspek fisik tersebut adalah gelombang, pesisir, pasir, karang, garis pantai,

vegetasi mangrove dan pohon kelapa. Aspek sosial yang diambil adalah

mengenai perilaku penduduk yang mengambil karang, pasir dan rumput

laut. Sedangkan aspek ekonomi adalah berdagang. Beberapa aspek tersebut

dianggap penyebab terjadinya abrasi. Keadaan Pantai Caringin sekarang

dengan beberapa tahun yang lalu sudah sangat berbeda. Perbedaan yang

paling menonjol terlihat dari garis pantai. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Bapak Mugni.

“Pantainya semakin maju, sekarang semakin dekat dengan

permikiman, kisaran 100 meter yang hilang. Hilangnya daratan tersebut

saya kurang tahu hilangnya karena apa.”8

Pantai Caringin yang semakin maju dan semakin dekat dengan

pemukiman sudah dirasakan secara langsung oleh penduduk tersebut.

Abrasi terjadi karena adanya peningkatan gelombang yang mengakibatkan

pasir pantai berpindah ke arah laut sehingga terjadi penyusutan daratan

sehingga lahan bagi penduduk yang tinggal di pinggir pantai menjadi

semakin sempit. Gelombang yang besar mengangkut butiran-butiran pasir

menuju laut dan sulit kembali menuju pesisir. Karang-karang juga semakin

terlihat, yang awalnya terhalang oleh pasir namun semakin munculan.

Akibat dari abrasi tersebut secara langsung dirasakan oleh penduduk Desa

Caringin. Salah satu responden pelaku pengambil pasir juga mengatakan

akibat dari abrasi tersebut.

“Banyak perubahan mengenai pantai ini, kurang lebih sudah hilang

200-300 meter. Karang-karang juga belum muncul, pedagang juga belum

ada banyak seperti ini. Kita mau pasang jaring untuk mengambil ikan

juga tidak khawatir karena tidak ada karang. Perubahan tersebut mungkin

karena ombak, pasirnya sendiri banyak yang hilang.”9

8 Transkrip wawancara Bpk. Mugni, Sabtu, 25 Agustus 2018.

9 Transkrip wawancara Bpk. Ahyani, Sabtu, 25 Agustus 2018.

Page 99: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

83

Abrasi telah mengakibatkan pemukiman warga semakin dekat dengan

garis pantai. Hal ini dapat terlihat dari jarak antara pantai dengan

pemukiman hanya sekitar 250 meter.10

Pencegahan yang dilakukan oleh

masyarakat Desa Caringin ini masih belum dilaksanakan. Tidak adanya

pohon mangrove di pesisir pantai, membuat gelombang besar semakin cepat

mengkikis daratan pesisir. Pemerintah Desa Caringin telah melakukan

perlindungan pantai dengan cara membangun reveatment namun sudah

hancur diterjang ombak. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh

Kepala Desa Caringin.

“Program yang dilakukan pemerintah untuk mencegah abrasi yang

semakin meluas sudah dilaksanakan di sekitar pantai penziarahan, tapi

hancur terkena ombak. Kita berencana untuk melakukan pengedaman

pantai lagi, sosialisasi sudah dilakukan ke masyarakat namun masyarakat

masih ada pro-kontra.”11

Setiap musim liburan tiba atau setiap hari minggu, Pantai Caringin ramai

oleh pengunjung, sehingga penduduk berinisiatif untuk berdagang. Untuk

mendirikan tempat berdagang, tidak jarang penduduk harus menebang

pohon-pohon yang ada di sekitarnya, yang menurutnya mengganggu atau

menghalangi. Kerugian ini juga salah satunya adalah hilangnya vegetasi

pohon kelapa. Secara tidak sadar, salah satu pemicu abrasi telah mereka

lakukan dengan sengaja. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ibu Eti

(Pedagang di Pantai Caringin).

“Pantai Caringin ada perubahan, sekarang laut semakin mendekat.

Pada awalnya banyak pohon kelapa namun sekarang sudah jarang.”12

Perilaku-perilaku penduduk yang dilakukan untuk mengeksploitasi alam

lebih banyak dari pada perilaku untuk memperbaiki alam. Sebagian

penduduk Desa Caringin telah mengambil kekayaan pesisir seperti pasir,

karang dan rumput laut untuk kepentingan pribadi atau bahkan untuk di jual.

Berdasarkan hasil wawancara bersama para pelaku pengambil pasir, karang

dan rumput laut, seluruhnya tidak mengatakan responden tersebut adalah

pelaku. Hanya saja saja responden mengakui bahwa Pantai Caringin ini

10

Lembar observasi pra penelitian. 11

Trankrip wawancara Kepala Desa Caringin, Sabtu, 25 Agustus 2018. 12

Transkrip wawancara Ibu Eti, Sabtu, 25 Agustus 2018.

Page 100: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

84

rusak diakibatkan karena diambil pasir dan karang seperti salah satu

jawaban dari reponden yaitu dari Bapak Jasiming.

“Pasir di ambil, sekarang kurang lebih 6 tahun tidak diambil pasirnya.

Tidak ada yang menutupi orang-orang yang mengambil pasir. Sekarang

penduduk yang tidak mengambil pasir sudah punya rumah, tanah, motor

dibandingkan pada saat mereka mengambil pasir. Dahulu orang-orang

yang mengambil pasir tidak bisa dicegah. Mereka beranggapan karena

tanah pinggir pantainya bukan milik mereka.13

Penduduk mengambil pasir secara terang-terangan, belum ada teguran

pada saat itu. Belum ada kesadaran penduduk akan bahaya abrasi, namun

seiring berjalannya waktu penduduk Desa Caringin mendapatkan pekerjaan

yang berbeda dan dapat merubah kesejahteraan keluarganya. Adapun asal-

mula dari pengambilan pasir tersebut telah diungkapkan oleh Bapak

Muhaemin.

“Pasir di pantai tersebut di ambil oleh alm. Amad. Pada saat itu,

penduduk banyak yang jadi pengangguran, maka penduduk

mengikutinya. Untuk dijual dan dipakai membangun rumah. Pasir

tersebut juga dijual ke daerah luar. setelah pasir habis, sekitar tahun

1997/1998 mulai karangnya diambil oleh penduduk. Namun sekarang

sudah tidak untuk dijual dan membangun rumah..”14

Berdasarkan informasi dari Bapak Muhaemin tersebut bahwa terdapat

satu pihak yang menggerakkan penduduk untuk mengambil pasir, karang

atau rumput laut. Beliau adalah alm. Bapak Amad (bukan penduduk Desa

Caringin), penduduk Desa Caringin mengambil pasir dan dijual kepadanya.

Salah satu responden yang juga berprofesi buruh dan pelaku pengambil

karang mengatakan hal lain mengenai berhentinya mengambil pasir dan

karang.

“Dulu itu yang mengambil pasir dan karang itu ada, sekarang sudah

tidak ada. Sejak peraturan undang-undang semakin tegas.”15

Berdasarkan hal tersebut bahwa sanksi tegas yang diberlakukan dalam

Undang-Undang Dasar 1945 membuat pelaku tersebut merasa takut. Salah

satu penyebab abrasi adalah rusaknya karang akibat dari pengambilan

rumput laut. Abrasi juga dirasakan oleh pengambil rumput laut tersebut.

Bapak Ujang.

13

Transkrip wawancara Bpk. Jasimin, Sabtu, 25 Agustus 2018. 14

Transkrip wawancara Bpk. Muhaemin, Sabtu, 25 Agustus 2018. 15

Transkrip wawancara Bpk. Sudjono, Sabtu, 25 Agustus 2018.

Page 101: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

85

“Pantai Caringin mengalami perubahan, dahulu itu rumput lautnya

bagus, banyak namun sekarang sedikit apalagi semenjak dibangunnya

CCI (Carita Coconut Island). Sudah tidak ada ikan kecil-kecil (ikan hias)

sudah susah dicari satupun.”16

Berdasarkan informasi tersebut, biota-biota pesisir laut sudah hilang. CCI

(Carita Coconut Island) adalah salah satu tempat bermain air yang cukup

besar. Lokasi CCI ini sangat persis di pesisir pantai, sehingga pembuangan

air kolam renang yang apabila dilakukan ke laut dan mempengaruhi biota-

biota laut tersebut. Kondisi Pantai Caringin yang telah hilang biota lautnya

juga dikatakan oleh Bapak Saman.

“Pantai Caringin sekarang terdapat perubahan, yaitu hilangnya biota

laut pesisir pantai seperti ikan kecil. Terdapat abrasi namun bagian ini

karena milik pribadi jadi terlindungi. Kira-kira dilakukan pada tahun

1999. Di sini tidak ada pasir, karena bagian pasirnya sudah dibuat

villa.”17

Perilaku-perilaku penduduk seperti mengambil pasir. karang, rumput

laut, telah membuat nilai keindahan pantai semakin berkurang. Terdapat hal

lain juga yang perlu diperhatikan, perilaku penduduk tersebut dapat terjadi

karena penduduk Desa Caringin membutuhkan lapangan pekerjaan.

Menurut data yang diperoleh, penduduk Desa Caringin masih banyak

pengangguran dibandingkan dengan penduduk yang sudah memiliki

pekerjaan.

Kondisi daerah yang dekat dengan pantai dan dengan pengetahuan

seadanya, penduduk Desa Caringin mengelola pantai yang dijadikan sebagai

objek wisata lokal. Peran pemerintah sangat diperlukan, baik untuk

melindungi kondisi pantai dan kesejahteraan para penduduknya. Apabila

abrasi terus diabaikan dan tidak mendapat perhatian khusus dari pemerintah

setempat. Gelombang laut akan terus menghantam daratan pesisir Pantai

Caringin dan akan membuat penduduk Desa Caringin kehilangan tempat

tinggalnya. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Mumu Mukhlis

Jazuli.

“Sebetulnya dari pemerintahan pusat maupun daerah, upaya

pemeliharaan pantai sudah ada yaitu pengedaman bahkan sudah dilaksanakan. Untuk tahun ini belum terlaksana, sebetulnya anggaran

16

Transkrip wawancara Bpk. Ujang, Minggu, 26 Agustus 2018. 17

Transkrip wawancara Bpk Saman, Sabtu, 25 Agustus 2018.

Page 102: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

86

sudah ada namun sosialisasi ke masyarakat masih belum menyeluruh, sehingga masih pro-kontra. Sangat disayangkan, tidak tahu penyebabnya

apa. padahal kami sangat membutuhkannya. Jika abrasi ini terus dibiarkan, maka akan dibawa ke mana warga kita?”

18

Kebijakan pemerintah setempat perlu dilakukan, menurut data yang ada,

wilayah penduduk dengan kapasitas paling banyak adalah salah satunya di

RT/RW 10/003 yaitu sebanyak 798 jiwa tepatnya di wilayah pesisir pantai

ini. Terdapat satu sumber yang mengatakan bahwa sebagian tanah di pesisir

Desa Caringin adalah bukan milik penduduk Desa Caringin. Sebagian di

Pantai Caringin juga diperhatikan secara khusus oleh pemiliknya. Hal

tersebut dilakukan agar abrasi tidak semakin meluas yang dilakukan dengan

cara Pengedaman seperti yang dikatakan oleh Bapak Saman.

“Pantai bagian ini karena miilik pribadi jadi terlindungi. Telah

dilakukan pengedaman, kira-kira dilakukan pada tahun 1999. Di sini

tidak ada pasir, karena bagian pasirnya sudah dibuat vila.”19

Berdasarkan lokasi, pantai di bagian wilayah ini berada di RT/RW

08/003. Pantai tersebut tidak diperuntukkan bagi khalayak umum, karena

tanah tersebut milik pribadi dan telah dibuat villa. Untuk menjaga

daratannya dari gelombang, dilakukan pengedaman sepanjang wilayah

miliknya. Manfaatnya dapat dirasakan, yaitu terjadinya penambahan daratan

pesisir. Seperti yang dikatakan oleh Bpk. Tata Rukita.

“Pantai ini tanahnya milik pribadi dan pemiliknya memperhatikan,

alhamdulillah ada pembangunan. Mengenai daratannya dulu itu habis

terkena ombak tapi sekarang karena ada pengedaman dan mengurangi

abrasi. Pengedaman tersebut dilakukan pada tahun seitar tahun 2015

yang dilakukan 2 kali penggarapan.”20

Berdasarkan informasi tersebut, telah terlihat bahwa perlindungan pantai

sangat bermanfaat agar mencegah abrasi yang semakin luas. Pembangunan

tersebut dilakukan oleh pihak pribadi dari pemilik tanah. Pantai yang telah

dilakukan pengedaman tersebut terdapat pernambahan pasir dan kondisi

gelombang juga terpecah sebelum bertemu daratan sehingga mengurangi

kerusakan daratan pesisir. Kondisi pantai ini terlihat berbeda dengan pantai

yang lainnya. Seperi terlihat pada Gambar 4.17

18

Transkrip wawancara Ketua RT/RW 10/003, Sabtu, 25 Agustus 2018

19 Transkrip wawancara Bpk Saman, Sabtu, 25 Agustus 2018.

20 Transkrip wawancara Bpk Tata Rukita, Minggu, 26 Agustus 2018.

Page 103: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

87

(a) (b)

(c)

Gambar 4.17 Kondisi Pantai Desa Caringin (a) Pantai berkarang (b)

Dampak Abrasi (c) Pantai yang Dilakukan Pengedaman

Pantai Caringin mengalami abrasi yang dampaknya terasa secara

langsung oleh penduduk. Penduduk Desa Caringin sudah semakin sadar

akan bahaya abrasi hal ini terlihat dari tidak adanya penduduk yang

mengambil pasir secara besar-besaran. Sudah hampir 6 tahun pasir di sini

tidak diambil, menurut Bapak Jasiming (salah satu penambang pasir).

Namun menurut Kepala Desa Caringin, penduduk masih ada yang

mengambil pasir tapi dengan cara sembunyi-sembunyi. Hal tersebut sangat

kontra, hampir semua responden mengatakan bahwa mereka sudah berhenti

mengambil pasir.

Page 104: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

88

Peran pemerintah sangat penting, terutama untuk memperbaiki pola pikir

penduduk setempat. Sosialisasi akan bahaya abrasi harus segera

dilaksanakan agar penduduk semakin paham bahwa telah banyak kegiatan

yang merusak kondisi pesisir dan segera diperbaiki. Pencegahan abrasi juga

telah dilaksankan oleh UPT Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut

(PSPL) Provinsi Banten dengan cara trasplantasi karang, penanaman

mangrove dan mamasang pemecah gelombang. Seperti yang dikatakan oleh

Dimas (salah satu staff PSPL).

“Kita pernah melaksanakan tranplatasi karang bekerja sama dengan

marinir, sekitar 500 meja transplatasi kami buat di sekitar pantai

belakang kantor. Untuk mangrove, substrat di sini kurang mendukung

karena lebih banyak pasir dan juga substrat berlumpurnya sudah menjadi

bangunan. Kita juga sudah pernah melaksanakan pembangunaan dengan

membuat batu-batu untuk menghalangi gelombang dan memecahkannya

tapi batu tersebut cepat hilang. Meskipun batu tersebut sudah kami ikat

dengan kawat dan halangi dengan jaring.”21

Pantai Caringin adalah pantai yang tidak berlumpur sehingga sulit untuk

pertumbuhan mangrove. Pantai ini termasuk ke dalam pantai pasir karang.

Pada pantai pasir karang, dapat dijumpai (Casuarina equisetifolia), waru laut

(Hibiscus tiliaceus), kingkit (Triphasia trifolia).22

Berdasarkan sumber

tersebut dapat dibenarkan bahwa di Pantai Caringin terdapat tumbuhan

seperti formasi Pes-caprae. Tumbuhan ini menjalar di pesisir pantai

tepatnya berada di atas pasir. Seperti terlihat pada Gambar 4.18

Gambar 4.18 Formasi Pes-caprae di Pantai Caringin

21

Transkrip wawancara UPT PSPL Provinsi Banten, Senin, 27 Agustus 2018.

22 M.S.Wibisono, Pengantar Ilmu Kelautan, (Jakarta:UI-Press, 2011), Edisi 2, hlm 39 – 40.

Page 105: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

89

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Perubahan Garis Pantai di Pantai Caringin Desa Caringin Kecamatan

Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dari Tahun 2004-2017

Proses perubahan garis pantai secara umum disebabkan oleh gelombang

yang menghantam secara langsung mengikis tanah dan perilaku penduduk

setempat, kemudian apabila dibiarkan secara terus-menerus maka daratan akan

habis. Berdasarkan hasil analisis citra landsat, dihasilkan bahwa Pantai

Caringin telah mengalami abrasi. Hal ini dibuktikan dengan hilangnya sebagian

daratan pantai dan membuat garis pantai semakin maju ke daratan. Abrasi yang

terjadi di Pantai Caringin dari tahun 2004-2017 adalah seluas 12,87 ha.

Analisis untuk mengetahui abrasi ini dihitung mulai dari tahun 2004-2010 dan

2010-2017. Pada tahun 2004-2010 daerah yang mengalami abrasi seluas 10,51

ha dan pada tahun 2010-2017 daerah yang mengalami abrasi seluas 2,36 ha,

sehingga total daerah yang mengalami abrasi dari tahun 2004-2017 seluas

12,87 ha.

Perubahan garis pantai ini dapat dilihat dari peta hasil overlay yang

merupakan salah satu analisis penting dalam Sistem Informasi Geografis (SIG).

Peta overlay garis pantai tersebut meyajikan posisi garis pantai yang berbeda-

beda setiap tahunnya. Perbedaan posisi tersebut merupakan pergerakan yang

dinamis karena terdapat faktor yang mempengaruhinya.

2. Dampak yang Ditimbulkan oleh Abrasi di Pantai Caringin

Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi dan wawancara, dapat

disimpulkan bahwa dampak dari abrasi di Pantai Caringin ini telah dirasakan

oleh penduduk setempat. Dampak tersebut sebagai berikut.

a. Pasir pantai yang semakin berkurang yang disebabkan oleh aktivitas

gelombang laut yang tinggi sehingga membawa pasir menuju laut dan sulit

kembali lagi.

b. Terjadinya penyempitan daratan pesisir yang mengakbatkan pemukiman

penduduk semakin dekat dengan pantai.

c. Timbulnya karang-karang akibat dari pasir yang terbawa oleh gelombang,

selain itu juga pasir tersebut diambil oleh penduduk Desa Caringin untuk

dijual dan digunakan secara pribadi.

Page 106: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

90

d. Berkurangnya vegetasi pohon kelapa, hal ini terjadi karena pohon tersebut

ditebang untuk membuka lahan berdagang.

e. Berkurangnya nilai keindahan pantai, hal ini dapat dilihat dari daratan

pesisir yang terkikis oleh gelombang menjadikannya rusak dan kurang indah

dilihat.

f. Hilangnya biota pesisir pantai. Berubanya kondisi pantai menjadi karang-

karang yang rusak akibat dari perilaku penduduk mengakibatkan ikan-ikan

kecil kehilangan habitatnya.

3. Pemodelan Spasial Prediksi Daratan yang Mengalami Abrasi Pada Tahun

2031

Penelitian ini menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu

masalah yang diakibatkan dari suatu interaksi, kemudian memprediksikan apa

yang akan terjadi di periode selanjutnya. Abrasi merupakan suatu

permasalahan yang harus dikaji mengenai faktor penyebab dan dampak yang

ditimbulkannya kemudian diprediksikan seberapa besar akibat yang

ditimbulkan apabila terus dibiarkan. Dengan mengintegrasikan kemampuan

SIG dan perangkat lunak IBM SPSS Statistic 20 penelitian ini diolah.

Variabel yang digunakan untuk menghitung abrasi ini adalah jarak (jarak

dari sungai dan jalan), kepadatan penduduk dan vegetasi. Setelah dilakukan

analisis regresi logistik binner, variabel yang berpengaruh dan menjadi

penyebab prediksi abrasi pada tahun 2031 adalah jarak dari sungai dan

kepadatan penduduk yang memiliki nilai signifikansi 0,041 dan 0,000. Hasil

output dari analisis regresi logistik binner ini berupa persamaan yang

selanjutnya akan diolah melalui raster calculator pada ArcGis 10.1.

pengolahan tersebut akan menghasilkan sebuah peta baru dengan perubahan

garis pantai yang signifikan. Perubahan akan berdampak pada penggunaan

lahan yang lain yaitu luasan penggunaan lahan lainnya akan berubah.

Perubahan garis pantai yang disebabkan oleh variabel jarak sungai ini sesuai

dengan yang dikatakan Sukandarrumidi proses abrasi yang paling dominan

disebabkan oleh kinerja gelombang laut. Abrasi sudah bermula di daerah

pinggiran muara sungai pada saat terjadi pasang surut muka laut. Abrasi akan

semakin besar menuju daerah muara sungai, daerah teluk dan daerah tebing

Page 107: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

91

yang curam. Boleh dikatakan, bentuk pantai dapat menggambarkan besaran

gelombang yang membentur daratan. Pantai Caringin memiliki muara yang

cukup besar dan digunakan sebagai lahan transportasi penduduk ketika hendak

melaut dan bahkan dijadikan sebagai tempat singgah perahu-perahu besar dari

luart daerah. Tidak jarang pula dilakukan pembuatan perahu di daratan

pinggiran sungai. Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan suatu penyebab bahwa

sungai semakin hari akan semakin meluas.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Sodikin yang melakukan penelitian mengenai analisis abrasi dengan

menggunakan teknologi penginderaan jauh (Studi kasus di Pantai Bahagia

Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi). Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa sebagian besar Desa pantai Bahagia mengalami abrasi

dengan abrasi yang cukup tinggi. Pada kurun waktu 15 tahun terakhir telah

terjadi abrasi di Desa Pantai Bahagia sebesar 1269,5 ha. Selain terjadi abrasi di

Desa Pantai Bahagia tepatnya di kawasan Muara Bendera terjadi juga proses

sedimentasi. Hal ini terjadi karena kawasan Muara Bendera merupakan muara

dari Sungai Citarum.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sodikin terlihat jelas

bahwa abrasi juga terjadi di pantai yang berbatasan langsung dengan muara

sungai. Seperti hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa abrasi terjadi di

Pantai Caringin yang berbatasan langsung dengan muara sungai bahkan jarak

dari sungai dapat menjadi salah satu variabel penduga untuk memprediksikan

perubahan garis pantai pada tahun 2031. Untuk mengetahui perubahan garis

pantai di Desa Caringin yang didapatkan dari hasil penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 4.3 diatas.

Abrasi mengakibatkan pengurangan daratan, jika hal ini terus dibiarkan

maka akan semakin besar daratan yang hilang. Setelah dilakukan analisis pada

Raster Calculate pada ArcGis sehingga diperoleh bahwa daratan pantai Desa

Caringin akan hilang seluas 18 ha pada tahun 2031 dengan rincian pemukiman

10,42 ha, sungai 2,05 ha, sawah, 14,44 ha, kebun 1,88 ha, vegetasi 1,83 ha dan

tanah kosong seluas 0,62 ha. Pemukiman akan terus berlanjut dari waktu ke

waktu, sehingga kebutuhan akan tempat tinggal pasti sangat dibutuhkan,

Page 108: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

92

namun pada kenyataannya lahan akan semakin berkurang namun penduduk

semakin bertambah,

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian mengenai pemodelan spasial abrasi di Pantai Caringin Kecamatan

Labuan Kabupaten Pandeglan Provinsi Banten ini memiliki beberapa

keterbatasan yang menncakup hal-hal di bawah ini :

1. Variabel independent yang dipakai hanya berjumlah empat variabel yaitu

jarak dari sungai, jarak dari jalan, pemukiman dan vegetasi. Diduga masih

banyak variabel yang lain yang dapat mempengaruhi abrasi.

2. Penelitian hanya berfokus pada wilayah pantai di sepanjang Desa Caringin,

sedangkan masih terdapat banyak pantai di sekitarnya dengan kondisi yang

sama.

3. Responden yang digunakan hanya berjumlah 11 orang sehingga informasi

yang didapatkan masih kurang luas.

Page 109: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

93

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Pantai Caringin telah mengalami abrasi yang dibuktikan dengan garis pantai

yang semakin maju ke daratan sehingga menyebabkan hilangnya sebagian

daratan tersebut. Hasil analisis citra menunjukkan bahwa luas abrasi Pantai

Caringin pada tahun 2004-2017 adalah seluas 12,87 ha. Analisis untuk

mengetahui luasan abrasi tersebut dihitung mulai dari tahun 2004-2010 dan

2010-2017. Pada tahun 2004-2010 daerah yang mengalami abrasi seluas

10,51 ha dan pada tahun 2010-2017 daerah yang mengalami abrasi seluas

2,36 ha, sehingga total daerah yang mengalami abrasi dari tahun 2004-2017

seluas 12,87 ha.

2. Dampak yang disebabkan oleh abrasi semakin terasa oleh penduduk

setempat. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil wawancara beberapa

penduduk yang seluruhnya menyatakan garis pantai semakin maju menuju

daratan sehingga lahan semakin berkurang. Selain itu, dampak yang

ditimbulkan oleh abrasi ini antara lain pasir yang semakin berkurang

sehingga karang-karang bermunculan, hilangnya vegetasi seperti pohon

kelapa dan hilangnya biota laut. Dampak tersebut akan semakin meluas

apabila abrasi tetap dibiarkan.

3. Hasil analisis prediksi perubahan garis pantai menyatakan bahwa terdapat

dua variabel yang berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

sungai dan kepadatan penduduk. Setelah dilakukan analisis pada ArcGis

10.1 diperoleh bahwa pada tahun 2031 daratan pantai Desa Caringin akan

hilang seluas 18 ha dengan rincian pemukiman 10,42 ha, sungai 2,05 ha,

sawah, 14,44 ha, kebun 1,88 ha, vegetasi 1,83 ha dan tanah kosong seluas

0,62 ha akan hilang pada tahun 2031 tersebut.

Page 110: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

94

B. Impilkasi

Berdasarkan hasil penelitian, variabel jarak dari sungai dan kepadatan

penduduk merupakan dua variabel yang berpengaruh dalam perubahan garis

pantai di Pantai Caringin. Dapat diimplikasikan bahwa letak Pantai Caringin

berbatasan langsung dengan muara sebagai pertemuan dari sungai menuju laut.

Faktor tersebut menjadi salah satu penyebab abrasi karena muara tersebut

digunakan sebagai jalur transportasi masuk dan keluarnya perahu-perahu besar

dan kecil untuk menuju laut sehingga kondisi muara semakin melebar. Selain

itu, kepadatan penduduk juga menjadi salah satu penyebab abrasi. Daerah yang

berbatasan langsung dengan pantai memiliki kepadatan penduduk paling

banyak di antara daerah di Desa Caringin yang lainnya dan sebagian besar

penduduk nya berprofesi pedagang di pantai tersebut.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis akan memberikan saran

yang dapat digunakan sebagai solusi sehingga dapat bermanfaat khususnya

bagi penduduk Desa Caringin. Saran yang dapat disampaikan dari hasil

penelitian ini adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap abrasi yang terjadi di Pantai

Caringin Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi

Banten. Bahkan tidak hanya di Pantai Caringin ini, diperlukan juga

penelitian-penelitian yang sama di pantai lainnya untuk memberikan

informasi agar penduduk dan pemerintah segera menanggulanginya.

2. Bagi penduduk Desa Caringin, diperlukan sosialisasi mengenai abrasi untuk

memberikan informasi dan memperbaiki perilaku agar dapat memanfaatkan

sumber daya pesisir dengan baik dan ramah lingkungan.

3. Bagi pemerintah Desa Caringin, hendaknya segera melakukan pencegahan

masalah abrasi agar tidak semakin meluas. Diperlukan kebijakan pembuatan

peraturan khusus dalam pengelolaan pantai sehingga penduduk dapat

memanfaatkan pantai sebagai pariwisata dengan pengelolaan yang baik dan

ramah lingkungan. Selain itu, diperlukan sanksi khusus kepada penduduk

yang masih mengambil pasir, karang dan rumput laut di sekitar pantai.

Page 111: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

95

4. Bagi Dinas Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Provinsi

Banten yang terletak di Desa Caringin Kecamatan Kecamatan Labuan

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten diharapkan segera membantu

menanggulangi abrasi khususnya di Pantai Caringin.

5. Bagi pendidikan diperlukan pembelajaran yang didukung oleh kegiatan

praktek secara langsung khususnya dalam materi Penginderaan Jauh dan

Sistem Informasi Geografis (SIG) agar siswa-siswi tidak hanya memahami

melalui teori saja.

6. Untuk kelancaran dan kemudahan dalam hal menganalisis citra landsat yang

akan digunakan dalam pengolahan data agar segera dilakukan perbaikan,

sehingga para peneliti dengaan cepat melakukan analisisnya.

7. Bagi peneliti selanjutnya diharapakan dapat melakukan penelitian dengan

lebih lengkap, memberikan solusi dan mampu menyadarkan penduduk

dalam memanfaatkan potensi sumber daya pesisir dengan lebih baik.

Page 112: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

96

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ajiwibowo Harman dan Yuanita Nita, Model Fisik Pengamanan Pantai,

Bandung:ITB, 2011.

Algifari, Analisis Regresi (Teori, Kasus dan Solusi), Yogyakarta:BPFE

Yogyakarta, 2013.

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik

dan Ilmu Sosial Lainnya), Jakarta:Prenada Media Group, 2007.

Indarto dan Faisol Arif, Konsep Dasar Analisis Spasial, Yogyakarta:Andi Offset,

2012.

Nontji Anugerah, Laut Nusantara, Jakarta:Djembatan, 2005.

Narbuko Cholid dan Achmadi Abu, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi

Aksara, 2016

Pedoman Penghitungan Proyeksi Penduduk dan Angkatan Kerja, Badan Pusat

Statistik, Jakarta-Indonesia.

Prahasta Eddy, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis,

Bandung:Informatika, 2002.

Quran Syaamil, Cordova Alquran dan Terjemah, Kementrian Agama RI, 2012.

Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya),

Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010.

Ramadhan M. Isa, Buku Panduan Pencegahan Abrasi Pantai, Jurusan Pendidikan

geografi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

Sodikin, Modul Pembelajaran Penginderaan Jauh : Petunjuk Teknis Pengolahan

Citra Landsat Dengan Er Mapper 7.0, Pendidikan IPS, 2017.

Soenarmo Hartati Sri, Penginderaan Jauh dan Pengenalan Sistem Informasi

Geografis Untuk Bidang Ilmu Kebumian,, Bandung:ITB, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method), Bandung, Alfabeta, 2017.

Suryantoro Agus, Integrasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis,

Yogyakarta:Ombak, 2013.

Wibisono M.S, Pengantar Ilmu Kelautan, Jakarta:UI-Press, 2011, Edisi 2.

Widarjono Agus, Analisis Statistika Multivariat Terapan, Yogyakarta : UPP

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2010.

Page 113: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

97

Jurnal

Ambarwati, R.D. ST, MT, Pengamanan Pantai Di wilayah provinsi Banten,

Bidang Sungai Dinas SDAP Provinsi Banten, 2008,

Djaelani Rofiq Aunu, Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif,

FPTK IKIP Veteran Semarang, Vol : XX, No :1, Maret 2013.

Hadyanti Veranita dan Pamungkas Adjie, Identifikasi Kawasan Rentan Terhadap

Abrasi di Pesisir Kabupaten Tuban, Jurnal Teknik POMITS, Vol. 2, No. 2,

2013.

Hakim, A.Budin dkk., Efektivitas Penanggulangan Abrasi Menggunakan

Bangunan Pantai di Pesisir Kota Semarang, Prosiding Seminar Nasional

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan:Semarang, 2012.

Lasabuda Ridwan, Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif

Negara Kepulauan Republik Indonesia, Jurnal Ilmiah Platax, Vol. 1 -2,

Januari 2013, ISSN: 2302-3589.

Purwanto, dkk., Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi Untuk Pemodelan

Spasial Pengembangan Wisata Pantai Di Kabupaten Tulungagung, Jurnal

Pendidikan Geografi, Th 20, No. 1, Januari 2015.

Salamun, Penanganan Abrasi Pantai Pasir Mayang, Berkala Ilmiah Teknik

Keairan No. 1 (Juni, 2006

Shidqi Miqdam Muhammad dan Sugiri Agung, Bentuk-bentuk Adaptasi

Lingkungan Terhadap Abrasi Di Kawasan Pantai Sigandu Batang, Teknik

PWK, Vol 4 No 4, 2015.

Sodikin, Analisis Abrasi Dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh

(Studi Kasus di Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong Kabupaten

Bekasi), Seminar Nasional Peran Geospasial dalam membingkai NKRI

2016.

Solihuddin, Karakteristik Pantai dan Proses Abrasi Di Pesisir Padang Pariaman,

Sumatera Barat, Globe Volume 13 No. 2, Desember 2011, hlm 114.

Wahyunto, Murdiyati Retno Sri dan Ritung Sofyan, “Aplikasi Teknologi

Penginderaan Jauh dan Uji Validasinya untuk Deteksi Penyebaran Lahan

Sawah dan Penggunaan/Penutupan Lahan.” Jurnal Informatika Pertanian,

Vol. 13, 2014.

Page 114: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

98

Disertasi

Khursatul Munibah, Model Spasial Perubahan Penggunaan Lahan dan Arahan

Penggunaan Lahan Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus DAS Cidanau

Provinsi Banten), Skripsi Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2008.

Tesis

Shuhendry Ricky, Abrasi Pantai Wilayah Pesisir Kota Bengkulu : Analisis

Faktor Penyebab dan Konsep Penanggulangannya, Tesis Universitas

Dipenogoro, Semarang, 2004.

Skripsi

Purwadinata Herdian Ardi, Prediksi Laju Abrasi Dengan menggunakan Citra

Satelit di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Departemen Teknik Sipil

dan Lingkungan. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB, 2013.

Maulana Ikbal, Analisis Faktor Perubahan Penggunaan Lahan Di Kabupaten

Bekasi Pada Tahun 2015 dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan

Penginderaan Jauh, Skripsi Pendidikan IPS, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2018.

Inopianti Nita, „Pemanfaatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan

Penginderaan Jauh untuk Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan di

Kabupaten Sukabumi, Skripsi Pendidikan IPS, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2017.

Internet

http://ppid.kemendagri.go.id/front/dokumen/detail/300005671, UU Nomor 32

Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

(Dinas Lingkungan Hidup, Publikasi 27 November 2017). Diakses pada

Rabu, 14 Maret 2018, pukul 08.30 WIB.

http://www.bnbp.go.id/home/definisi, Definisi dan Jenis Bencana, (Badan

Nasional Penanggulangan Bencana). Diakses pada Rabu, 14 Maret 2018,

pukul 08.30 WIB.

Wikipedia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/jarak, Diakses pada Rabu, 14 Maret

2018, pukul 08.30 WIB.

Page 115: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

LA

MP

IRA

N 1

PE

TA

Page 116: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 117: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 118: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 119: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 120: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 121: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

LAMPIRAN 2

LEMBAR OBSERVASI PRA PENELITIAN

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN

KECAMATAN LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG

PROVINSI BANTEN

NO ASPEK HASIL OBSERVASI

A. FISIK

1) Gelombang Adanya Badai Dahlia yang muncul pada bulan

November 2017 berpengaruh pada peningkatan

gelombang yang mengakibatkan pasir pantai

berpindah ke arah laut.

2) Pesisir Terjadi penyusutan daratan sehingga lahan bagi

penduduk yang tinggal di pinggir pantai menjadi

semakin sempit

3) Pasir Adanya gelombang yang besar mengangkut

butiran-butiran pasir menuju laut dan sulit untuk

mengembalikannya

4) Karang Butiran pasir yang terbawa oleh gelombang

mengakibatkan karang-karang yang awalnya

terhalang oleh pasir namun semakin munculan

5) Garis Pantai Jarak antara pantai dengan permukinman hanya

sekitar 250 meter, sehingga membuktikan bahwa

abrasi telah mengakibatkan pemukiman warga

semakin dekat dengan garis pantai

6) Vegetasi

Mangrove

Tidak adanya vegetasi mangrove yang ditanam di

bagian wilayah pantai Caringin

7) Vegetasi

pohon kelapa

Adanya aktivitas masyarakat yang menebang

pohon kelapa di pinggir pantai dengan tujuan

keselamatan karena akan membuka lahan

berjualan menyebabkan tidak adanya penahan

hantaman datangnya ombak

Page 122: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

B. SOSIAL

1) Perilaku

pengambilan

pasir

Adanya kebiasaan masyarakat mengambil pasir

sebagai bahan bangunan menjadikan daratan

semakin berkurang.

2) Perilaku

pengambilan

karang

Kebiasaan masyarakat mengambil karang untuk

keperluan bangunan menjadikan bagian daratan

pasir berubah menjadi karang

3) Perilaku

pengambil

rumput laut

Sebagian penduduk mengambil rumput laut untuk

dibuat menjadi agar-agar dan pengambilannya

menggunakan pisau sehingga merusak karang dan

mengakibatkan abrasi

C. EKONOMI

1) Berdagang Masyarakat membuka lahan berdagang di pantai dan

melakukan aktivitas yang tidak ramah lingkungan

seperti membuang sisa makanan dan sampah ke laut.

Page 123: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

LAMPIRAN 3

HASIL GROUND CHECK LAPANGAN

No Citra Interpretasi Koordinat

Hasil

Ground

Check

Foto Ket

1.

Pemukiman

6°20’58”S

105°49’34” E Pemukiman

S

2.

Kebun

6°20’39”S

105°49’27” E Kebun

S

3.

Vegetasi

6°21’21”S

105°49’48” E Vegetasi

S

4.

Sungai

6°21’33”S

105°49’21” E Sungai

S

5.

Sawah 6°20’56”S

105°49’43” E

Sawah

S

6.

Tanah

Kosong

6°21’57”S

105°49’31” E

Tanah

Kosong

S

7.

Pemukiman 6°21’23”S

105°49’31” E

Pemukiman

S

8.

Kebun 6°20’40”S

105°49’27” E

Kebun

S

9.

Vegetasi 6°21’54”S

105°49’53” E

Vegetasi

S

10.

Sungai 6°21’34”S

105°49’22” E

Sungai

S

11.

Sawah 6°20’53”S

105°49’43” E

Sawah

S

12.

Tanah

Kosong

6°21’57”S

105°49’32” E

Tanah

Kosong

S

13.

Pemukiman 6°21’23”S

105°49’31” E Pemukiman

S

14.

Kebun 6°20’37”S

105°49’28” E Kebun

S

15.

Vegetasi 6°21’44”S

105°50’08” E Vegetasi

S

16.

Sungai 6°21’33”S

105°49’24” E Sungai

S

17.

Sawah 6°20’57”S

105°49’52” E Sawah

S

Page 124: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

18.

Tanah

Kosong

6°21’56”S

105°49’31” E

Tanah

Kosong S

19.

Pemukiman 6°21’4”S

105°49’38” E Pemukiman

S

20.

Kebun 6°20’38”S

105°49’28” E Kebun

S

21.

Vegetasi 6°21’43”S

105°50’08” E Vegetasi

S

22.

Sungai 6°21’34”S

105°49’25” E Sungai

S

23.

Sawah

6°20’51”S

105°49’53” E Sawah

S

24.

Tanah

Kosong

6°21’57”S

105°49’31” E Tanah

Kosong

S

25.

Pemukiman

6°21’8”S

105°49’54” E Pemukiman

S

26.

Kebun

6°20’39”S

105°49’27” E Kebun

S

27.

Vegetasi

6°21’41”S

105°50’08” E Vegetasi

S

28.

Sungai

6°21’34”S

105°49’26” E Sungai

S

29.

Sawah

6°21’15”S

105°50’24” E Sawah

S

30.

Tanah

Kosong

6°21’50”S

105°49’37” E Tanah

Kosong

S

31.

Pemukiman

6°21’25”S

105°50’5” E Pemukiman

S

32.

Kebun

6°20’33”S

105°49’41” E Kebun

S

33.

Vegetasi

6°21’40”S

105°50’07” E Vegetasi

S

34.

Sungai

6°21’35”S

105°49’27” E Sungai

S

35.

Sawah

6°21’11”S

105°50’21” E Sawah

S

36.

Tanah

Kosong

6°21’51”S

105°49’34” E Tanah

Kosong

S

37.

Pemukiman

6°21’18”S

105°49’24” E Pemukiman

S

38.

Kebun

6°20’37”S

105°49’37” E Kebun

S

Page 125: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

39.

Vegetasi

6°21’41”S

105°50’07” E Vegetasi

S

40.

Sungai

6°21’34”S

105°49’27” E Sungai

S

41.

Sawah

6°21’17”S

105°50’21” E Sawah

S

42.

Tanah

Kosong

6°21’54”S

105°49’32” E Tanah

Kosong

S

43.

Pemukiman

6°21’13”S

105°49’49” E Pemukiman

S

44.

Kebun

6°20’57”S

105°49’27” E

Kebun

S

45.

Vegetasi

6°21’39”S

105°50’04” E Vegetasi

S

46.

Sungai

6°21’36”S

105°49’28” E Sungai

S

47.

Sawah

6°21’20”S

105°50’19” E Sawah

S

48.

Tanah

Kosong

6°21’55”S

105°49’31” E Tanah

Kosong

S

49.

Pemukiman

6°21’22”S

105°49’34” E Pemukiman

S

50.

Kebun

6°20’56”S

105°49’32” E

Kebun

S

51.

Vegetasi

6°21’38”S

105°50’13” E Vegetasi

S

52.

Sungai

6°21’35”S

105°49’28” E Sungai

S

53.

Sawah

6°21’14”S

105°50’1” E Sawah

S

54.

Tanah

Kosong

6°21’56”S

105°49’30” E Tanah

Kosong

S

55.

Pemukiman

6°21’4”S

105°49’40” E Pemukiman

S

56.

Kebun

6°20’55”S

105°49’34” E Kebun

S

57.

Vegetasi

6°21’32”S

105°50’09” E Vegetasi

S

58.

Sungai

6°21’36”S

105°49’29” E Sungai

S

59.

Sawah

6°21’43”S

105°49’37 E Sawah

S

60.

Tanah

Kosong

6°21’57”S

105°49’32” E Tanah

Kosong

S

Page 126: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

61.

Pemukiman

6°21’7”S

105°49’54” E Pemukiman

S

62.

Kebun 6°20’55”S

105°49’32” E

Kebun

S

63.

Vegetasi 6°21’27”S

105°50’11” E

Vegetasi

S

64.

Sungai 6°21’35”S

105°49’29” E

Sungai

S

65.

Sawah 6°21’44”S

105°49’51 E

Sawah

S

66.

Tanah

Kosong

6°21’51”S

105°49’25” E

Tanah

Kosong

S

67.

Pemukiman 6°21’3”S

105°49’46” E

Pemukiman

S

68.

Kebun 6°20’58”S

105°49’33” E

Kebun

S

69.

Vegetasi 6°21’26”S

105°50’15” E

Vegetasi

S

70.

Sungai 6°21’36”S

105°49’30” E

Sungai

S

71.

Sawah 6°21’30”S

105°49’48 E

Sawah

S

72.

Tanah

Kosong

6°21’50”S

105°49’24” E

Tanah

Kosong

S

73.

Pemukiman 6°21’32”S

105°49’31” E

Pemukiman

S

74.

Kebun 6°20’59”S

105°49’32” E

Kebun

S

75.

Vegetasi 6°21’29”S

105°50’19” E

Vegetasi

S

76.

Sungai 6°21’09”S

105°50’15” E

Sungai

S

77.

Sawah 6°21’25”S

105°49’54” E

Sawah

S

78.

Tanah

Kosong

6°21’48”S

105°49’24” E

Tanah

Kosong

S

79.

Pemukiman

6°21’20”S

105°49’29” E Pemukiman

S

80.

Kebun

6°21’03”S

105°49’31” E

Kebun

S

81.

Vegetasi

6°21’24”S

105°50’08” E Vegetasi

S

Page 127: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

82.

Sungai

6°21’10”S

105°50’16” E Sungai

S

83.

Sawah

6°21’34”S

105°49’56” E Sawah

S

84.

Tanah

Kosong

6°21’42”S

105°49’26” E Tanah

Kosong

S

85.

Pemukiman

6°21’30”S

105°49’39” E Pemukiman

S

86.

Kebun

6°21’16”S

105°49’47” E

Kebun

S

87.

Vegetasi

6°21’10”S

105°49’53” E Vegetasi

S

88.

Sungai

6°21’09”S

105°50’12” E Sungai

S

89.

Sawah

6°21’42”S

105°49’42” E Sawah

S

90.

Tanah

Kosong

6°21’20”S

105°49’21” E Tanah

Kosong

S

91.

Pemukiman

6°20’54”S

105°49’40” E Pemukiman

S

92.

Kebun

6°21’23”S

105°49’43” E

Kebun

S

93.

Vegetasi

6°21’14”S

105°49’51” E Vegetasi

S

94.

Sungai

6°21’10”S

105°50’17” E Sungai

S

95.

Sawah

6°21’36”S

105°49’22”E Sawah

S

96.

Tanah

Kosong

6°21’13”S

105°49’31” E Tanah

Kosong S

97.

Pemukiman 6°21’30”S

105°49’38” E

Pemukiman

S

98.

Kebun 6°21’21”S

105°49’40” E

Kebun

S

99.

Vegetasi 6°21’22”S

105°50’03” E

Vegetasi

S

100.

Sungai 6°21’10”S

105°50’19” E

Sungai

S

Page 128: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI WAWANCARA

Wawancara bersama Kepala Desa

Caringin (Bpk. Ade M. Supi)

Wawancara bersama UPT PSPL

Provinsi Banten KKP yang berasa di

Desa Caringin

Wawancara bersama ketua RW

(Bpk. TB Mumu M. Jazuli )

Wawancara bersama ketua RT

(Bpk. Tata Rukita)

Wawancara bersama pengambil pasir

dan karang (Bpk. Muhaemin) Wawancara bersama pengambil pasir

(Bpk.Ahyani)

Page 129: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

Wawancara bersama pengambil karang

(Bpk. Sudjono)

Wawancara bersama pengambil pasir

(Bpk. Jasimin)

Wawancara bersama pengambil rumput

laut (Bpk. Ujang)

Wawancara bersama penjaga vila

pribadi di pinggir pantai (Bpk. Saman)

Wawancara bersama pedagang (Ibu Eti)

Wawancara bersama pedagang (Bpk.

Mugni)

Page 130: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

LAMPIRAN 5

KONDISI PANTAI CARINGIN

Pantai Caringin ketika pasang Pantai Caringin ketika surut

Kondisi Pantai Caringin yang dilakukan

pengedaman oleh pribadi

Penahan ombak hancur dan terjadi

pengikisan daratan

Sebagian Pantai Caringin berkrikil Pantai Caringin ramai pengunjung

Page 131: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

Pedagang mendirikan tempat berdagang

percis di pasir pantai

Limbah yang dialirkan langsung ke

pantai

Sampah di Pantai Caringin Kondisi muara yang dilalui oleh

perahu-perahu besar

Pembuatan perahu percis di pinggir

muara

Page 132: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

LAMPIRAN 6

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Responden : Kepala Desa

Nama Responden : Ade M Sufi, S.H

Umur : 37 tahun

1. Apakah jabatan Bapak di Desa Caringin ini? Sudah berapa lama melaksanakan

jabatan tersebut?

Jawab : Jabatan saya saat ini sebagai kepala Desa Caringin, sejak tahun 2015.

2. Sudah berapa lama Bapak tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : dari lahir saya di Caringin

3. Menurut pemantauan Bapak apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai

Caringin dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : Pantai ini terdapat di sepanjang Desa caringin tepatnya di RT/RW

08/003, 10/003, 14/004, 12/004 dan 17/006. Pantai yang dibuka untuk khalayak

umum terletak di RT/RW 10/003, 14/004, 12/004 dan 17/006. Sedangkan

pantai di RT/RW 08/003 tidak sembarang orang bisa masuk, karena dikelola

secara khusus oleh pemiliknya. Sebagian besar tanah di pesisir adalah bukan

milik penduduk Desa Caringin. Perbedaanya Sangat jauh berbeda, dulu itu

agak jauh, tidak seperti sekarang.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Apakah sudah ada pelindung yang mencegah ombak tersebut?

Jawab : naik ke daratan mungkin untuk penduduk sekitar pantai sudah

merasakannya semua. Jika dari sisi pantainya lebih dari 10 meter.

Pelindungnya sudah ada, tapi hanya di sekitar tempat ziarah.

5. Apakah ada masyarakat yang mengambil pasir? Bagaimana konsekuensinya?

Jawab : sekarang paling hanya satu atau dua orang secara sembunyi-sembunyi

untuk kepentingan pribadinya. Tapi dulu itu diangkut besar-besaran dan

dibiarkan saja.

Page 133: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

6. Apakah ada masyarakat yang mengambil karang? Bagaimana konsekuensinya?

Jawab : sekarang sudah tidak ada, namun dahulu masih ada dan digunakan

untuk pribadi serta dijual, dulu itu diperbolehkan saja belum ada

konsekuensinya.

7. Apakah ada masyarakat yang mengambil rumput laut? Bagaimana

konsekuensinya?

Jawab : tidak ada.

8. Apakah masyarakat Desa Caringin yang berdagang di sekitar pantai memiliki

izin untuk membuka lahan berdagang?

Jawab : banyak penduduk yang berdagang di sekitar pantai, untuk izin secara

tertulis itu tidak ada. Hanya saja karena sudah kebiasaan saja, ketika pantai

rame maka akan banyak pedagangnya. Izin secara tertulis dari desa tidak ada,

namun penduduk yang ingin berdagang biasanya berkoordinasi dengan

kepercayaan pemilik tanah, karena tanah pantai di Desa Caringin hampir

seluruhnya bukan milik penduduk Desa Caringin.

9. Apakah pemerintah desa menyediakan tempat penampungan sampah untuk

masyarakat membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab : tidak ada, pedagang tersebut biasaya koordinasi bersama pemilik

pantai.

10. Apakah di Pantai Caringin ini pernah dilakukan penanaman mangrove?

Jawab : ada penanaman kembali dari KKN IPB 2017 tapi hanya di sebagian

muara saja.

11. Apakah ada program yang akan dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan pantai yang semakin luas? Jika ada, sebutkan!

Jawab : sudah dilaksanakan di sekitar pantai penziarahan, tapi hancur terkena

ombak. Kita berencana untuk melakukan pengedaman pantai lagi, sosialisasi

sudah dilakukan ke masyarakat namun masyarakat masih ada pro-kontra.

Page 134: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Responden : Ketua RW 003

Nama Responden : Tb. Mumu Mukhlish Jazuli

Umur : udah hampir 70 tahun.

1. Apakah jabatan Bapak di Desa Caringin ini? Sudah berapa lama melaksanakan

jabatan tersebut?

Jawab : ketua RW

2. Sudah berapa lama Bapak tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : dari lahir

3. Menurut pemantauan Bapak apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai

Caringin dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : perubahan pantai di Caringin terjadi khususnya pada saat musim hujan.

Pantai tersebut daratannya terkikis kira-kira setiap tahunnya tidak kurang dari 2

atau 3 meter terkena abrasi. Menurut saya dari tahun 2004-sekarang sudah

habis 2 sampai 5 meter terkikis. Abrasi tersebut terjadi secara lurus dan Pantai

Caringin ini sebagian ada yang berkarang tapi sebagiannya tidak. Dahulu

masih banyak pohon kelapa, tapi pohon mangrove tidak ada.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Apakah sudah ada pelindung yang mencegah ombak tersebut?

Jawab : kurang lebih 1 meter

5. Apakah ada masyarakat yang mengambil pasir? Bagaimana konsekuensinya?

Jawab : sekitar 5 - 6 tahun ke belakang, Pantai Caringin sudah aman dari

pengambil pasir. Dahulu banyak orang-orang yang mengambil pasir untuk

dijual dan untuk kepentingan pribadi. Dahulu dibiarkan saja, tapi sekarang

sudah tidak boleh.

6. Apakah ada masyarakat yang mengambil karang? Bagaimana konsekuensinya?

Page 135: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

Jawab : untuk di lingkungan saya, tidak ada yang mengambil karang namun di

kampung sebelah karangnya sudah habis diambil karena mungkin tidak ada

pengawasan.

7. Apakah masyarakat yang mengambil rumput laut? Bagaimana

konsekuensinya?

Jawab : tidak ada.

8. Apakah masyarakat Desa Caringin yang berdagang di sekitar pantai memiliki

izin untuk membuka lahan berdagang?

Jawab : masalah izin kepada aparat itu tidak ada, namun mereka meminta izin

kepada kepercayaan pemilik tanah.

9. Apakah pemerintah desa menyediakan tempat penampungan sampah untuk

masyarakat membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab : tidak disediakan, jadi sebisanya mereka saja membuang kemana.

Namun saya selalu menekankan terutama kepada pemuda agar kebersihan

tersebut tetap terjaga.

10. Apakah di Pantai Caringin ini pernah dilakukan penanaman mangrove?

Jawab : untuk di pantainya tidak pernah, pantai kita di sini sudah gundul.

11. Apakah ada program yang akan dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan pantai yang semakin luas? Jika ada, sebutkan!

Jawab : sebetulnya dari pemerintahan pusat maupun daerah, upaya

pemeliharaan pantai sudah ada yaitu pengedaman bahkan sudah dilaksanakan.

Untuk tahun ini belum terlaksana, sebetulnya anggaran sudah ada namun

sosialisasi ke masyarakat masih belum menyeluruh, sehingga masih pro-kontra.

Sangat disayangkan, tidak tahu penyebabnya apa. padahal kami sangat

membutuhkannya. Jika abrasi ini terus dibiarkan, maka akan dibawa ke mana

warga kita?

Page 136: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Responden : Ketua RT 17

Nama Responden : Tata Rukita

Umur : 1967

1. Apakah jabatan Bapak di Desa Caringin ini? Sudah berapa lama melaksanakan

jabatan tersebut?

Jawab : Ketua RT 17 dari tahun 2013

2. Sudah berapa lama Bapak tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : dari tahun 1982

3. Menurut pemantauan Bapak apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai

Caringin dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : selama saya di sini, alhamddulillah sekarang sudah bagus, dulu untuk

menuju pantai itu harus melewati hutan belantara, jalannya juga seetapak. Tapi

karena di pantai ini tanahnya milik pribadi dan pemiliknya memperhatikan,

alhamdulilla ada pembangunan. Mengenai daratannya dulu itu habis terkena

ombak tapi sekarang karena ada pembangunan DAM dan mengurangi abrasi.

Pengedaman tersebut dilakukan pada tahun seitar tahun 2015 yang dilakukan 2

kali penggarapan.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Apakah sudah ada pelindung yang mencegah ombak tersebut?

Jawab :

5. Apakah ada masyarakat yang mengambil pasir? Bagaimana konsekuensinya?

Jawab : alhamdulillah pantai itu dilindungi, sekarang jika ada yang mengambil

pasir akan didikenakan sanksi. Dulu banyak yang mengambil karang. Kira-kira

berhentinya pada tahun 2004.

6. Apakah ada masyarakat yang mengambil karang? Bagaimana konsekuensinya?

Jawab : dulu ada, sekarang tidak ada karena karangnya juga sudah tidak ada

tertutuup lagi oleh pasir, akibat dari pengedaman itu.

Page 137: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

7. Apakah masyarakat yang mengambil rumput laut? Bagaimana

konsekuensinya?

Jawab : waktu itu ada pengambilnya bukan penduduk Caringin tapi dari

wilayah lain dan sekarang sudah tidak ada lagi.

8. Apakah masyarakat Desa Caringin yang berdagang di sekitar pantai memiliki

izin untuk membuka lahan berdagang?

Jawab : terkadang di pantai bagian RT 17 ini memang ada yang datang, tapi

tidak banyak jadi tidak ada yang berdagang.

9. Apakah pemerintah desa menyediakan tempat penampungan sampah untuk

masyarakat membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab :

10. Apakah di Pantai Caringin ini pernah dilakukan penanaman mangrove?

Jawab : sekitar tahun 2017 , ada lembaga yang melakukan penanaman tapi

tidak tumbuh karena tidak ada yang merawatnya.

11. Apakah ada program yang akan dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan pantai yang semakin luas? Jika ada, sebutkan!

Jawab : tidak ada, pengedaman yang dilakukan itu hanya bersifat pribadi.

Page 138: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Responden : UPT Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Provinsi

Banten

Nama : Dimas

Jabatan : Staff

1. Pada tahun berapa UPT PSPL ini didirikan?

Jawab : Tahun 2010

2. Sudah berapa lama UPT PSPL ini berada di Desa Caringin Kecamatan Labuan

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten?

Jawab : Tahun 2014

3. Sudah berapa lama Bapak bekerja di PSPL? Pada bidang apa Bapak bekerja?

Jawab : Sudah 4 tahun sebagai staff di bidang pendayagunaan dan pelestarian.

4. Menurut pemantauan Bapak, apakah terdapat perubahan garis pantai di Desa

Caringin setiap tahunnya?

Jawab : jika dilihat secara visual, pasti ada perubahan yang disebabkan oleh

banyaknya aktivitas. Contohnya di sebelah kantor PSPL sendiri baru saja ada

pembangunan CCI (Carita Coconut Island). Hal tersebut adalah salah satu

faktor kerusakan wilayah pesisir. Di belakang kantor kita juga terdapat

penduduk yang mengambil rumput laut. Selain itu di dekat muara juga ada

yang mengambil pasir, karang yang digunakan untuk pembangunan rumah dan

lain sebagainya.

5. Menurut pemantauan Bapak, kira-kira setiap tahunnya berapa meter daratan

pesisir Desa Caringin terkikis?

Jawab : kita tidak bisa mengatakan perkiraan karena harus dilakukan

pemodelan terlebih dahulu yang diolah melalui citra sehingga dapat diketahui

perubahannya berapa, jika dilihat secara kasat mata maka tidak dapat dikatakan

secara pasti. Setiap tahunnya pasti terdapat daratan yang habis oleh gelombang.

6. Bagaiamana pendapat Bapak mengenai penduduk yang membuat tempat

berdagang di pinggir pantai?

Page 139: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

Jawab : itu adalah salah satu kegiatan yang merusak pesisir, di mana penduduk

tersebut melakukan penebangan pohon padahal pohon tersebut berguna untuk

menahan abrasi.

7. Ketika air laut pasang, sampai berapa meter naik ke daratan ?

Jawab : hal tersebut dapat dilihat tergantung musim. Jika musim barat, kadang-

kadang bisa lebih 2 meter.

8. Apakah pernah melaksanakan program pencegahan abrasi seperti penanaman

mangrove atau terumbu karang?

Jawab : kita pernah melaksanakan tranplatasi karang bekerja sama dengan

marinir, sekitar 500 meja transplatasi kami buat di sekitar pantai belakang

kantor. Untuk mangrove, substrat di sini kurang mendukung karena lebih

banyak pasir dan juga substrat berlumpurnya sudah menjadi bangunan.

9. Apakah ada pembangunan lain yang akan dilaksanakan untuk mencegah abrasi

semakin meluas?

Jawab : kita sudah pernah melaksanakan pembangunaan dengan membuat

batu-batu untuk menghalangi gelombang dan memecahkannya tapi batu

tersebut cepat hilang. Meskipun batu tersebut sudah kami ikat dengan kawat

dan halangi dengan jaring.

Page 140: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Nama Responden : Muhaemin

Umur : 52 Tahun

1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

Jawab : nelayan

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : dari lahir

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai Caringin

dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : sangat jauh perbedaannya, dahulu itu tidak ada karang di pinggir

pantainya hanya terlihat pasir. Tanah nenek saya pun sudah habis oleh ombak.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Jawab : pada saat musim penghujan, sekitar 10 meter lebih ke daratan.

5. Apakah bapak/ibu pernah mengambil pasir? Jika pernah, untuk apa pasir

tersebut?

Jawab : pasir di pantai tersebut di ambil oleh alm. Amad. Pada saat itu,

penduduk banyak yang jadi pengangguran, maka penduduk mengikutinya.

Untuk dijual dan dipakai membangun rumah. Pasir tersebut dijual juga ke

daerah luar.

6. Apakah bapak/ibu pernah mengambil karang? Jika pernah, untuk apa karang

tersebut?

Jawab : setelah pasir habis, sekitar tahun 1997/1998 mulai karangnya diambil

oleh penduduk. Namun sekarang sudah tidak. Untuk dijual dan membangun

rumah.

7. Apakah bapak/ibu pernah mengambil rumput laut? Jika pernah, untuk apa

rumput laut tersebut dan bagaimana cara mengambilnya?

Jawab : dulu ada, untuk dijual tapi sekarang sudah ada, saya juga

mengambilnya sama ibu.

Page 141: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

8. Untuk membuka lahan berdagang, apakah Bapak/Ibu harus menebang pohon

kelapa yang ada di pinggir pantai?

Jawab : saya tidak berdagang di pinggir laut tapi untuk mendirikan tempat

jualan di sana biasanya izin kepada pihak yang dipercayai oleh pemilik tanah.

9. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab : bagaimana pedagang di sana saja

10. Apakah di Pantai Caringin ini terdapat pohon mangrove?

Jawab : tidak ada

11. Apakah ada program yang dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan Pantai Caringin ini? Jika ada, sebutkan!

Jawab : baru ada rencana dari pemerintah, kemarin saya ikut rapat mengenai

hal itu, hasilnya belum bisa dilaksanakan karena masih ada kendala dari pihak

yang memperjuangkan penduduk Desa Caringin untuk menjadi pekerja dan ada

juga satu pihak lain yang memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi.

Program tersebut berasal dari kementrian, sudah dilakukan pengukuran juga

yaitu sekitar 5 meter ke arah laut.

Page 142: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Nama Responden : Jasiming

Umur : 55 Tahun

1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

Jawab : pedagang terkadang juga tukang bangunan

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : saya asli Caringin

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai Caringin

dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : perubahan pantai ini jelas sudah habis. Daratan pantai ini seingat saya

sekitar 200-300 meter sudah hilang. Paling drastis perubahan ini ketika diambil

pasirnya, dari zaman Bapak Amad sampai berikutnya.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Jawab : kira-kira 10 meter

5. Apakah bapak/ibu pernah mengambil pasir? Jika pernah, untuk apa pasir

tersebut?

Jawab : pasir di ambil, sekarang kurang lebih 6 tahun tidak diambil pasirnya.

Tidak ada yang menutupi orang-orang yang mengambil pasir. Sekarang

penduduk yang tidak mengambil pasir sudah punya rumah, tanah, motor

dibandingkan pada saat mereka mengambil pasir. Dahulu orang-orang yang

mengambil pasir tidak bisa dicegah. Mereka beranggapan karena tanah pinggir

pantainya bukan milik mereka.

6. Apakah bapak/ibu pernah mengambil karang? Jika pernah, untuk apa karang

tersebut?

Jawab : setelah pasir habis, karanglah yang menjadi sasarannya.

7. Apakah bapak/ibu pernah mengambil rumput laut? Jika pernah, untuk apa

rumput laut tersebut dan bagaimana cara mengambilnya?

Jawab : tidak

Page 143: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

8. Untuk membuka lahan berdagang, apakah Bapak/Ibu harus menebang pohon

kelapa yang ada di pinggir pantai?

Jawab : tidak, namun ada satu atau dua pohon yang ditebang segaja oleh

pedagang yang lain yang akan membuat tempat jualan (saung).

9. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab : dibakar.

10. Apakah di Pantai Caringin ini terdapat pohon mangrove?

Jawab : tidak, tapi sekarang sudah bertambah daratanya. Pohon kelapa juga

pada jadi sendiri. Dari sampah kelapa yang terbawa air dan terpendam di tanah,

kemudian tumbuh menjadi pohon kelapa.

11. Apakah ada program yang dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan Pantai Caringin ini? Jika ada, sebutkan!

Jawab : belum ada

Page 144: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Nama Responden : Sujono

Umur : 60 Tahun

1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

Jawab : Buruh

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : Tahun 1985 saya tinggal di Caringin

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai Caringin

dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : Perubahannya habis oleh ombak, dulunya itu hutan tapi sekarang itu

sudah jadi laut. Daratan yang sudah hilang itu banyakan dari pada yang ada

sekarang menurut pengetahuan saya. Hilangnya sekitar 40 meter, habisnya

karena erosi ombak. Apalagi pada saat musim penghujan.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Jawab :

5. Apakah bapak/ibu pernah mengambil pasir? Jika pernah, untuk apa pasir

tersebut?

Jawab : dulu itu ada, sekarang mah sudah tidak ada. Semenjak peraturan

undang-undang semakin tegas.

6. Apakah bapak/ibu pernah mengambil karang? Jika pernah, untuk apa karang

tersebut?

Jawab : pernah, paling hanya untuk kebutuhan pribadi saja.

7. Apakah bapak/ibu pernah mengambil rumput laut? Jika pernah, untuk apa

rumput laut tersebut dan bagaimana cara mengambilnya?

Jawab : saya tidak, tapi orang lain ada, cara mengambilnya menggunakan

sampan dan dijual ke para penampungnya.

8. Untuk membuka lahan berdagang, apakah Bapak/Ibu harus menebang pohon

kelapa yang ada di pinggir pantai?

Jawab : saya bukan pedagang.

Page 145: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

9. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab : mungkin bagaimana mereka saja.

10. Apakah di Pantai Caringin ini terdapat pohon mangrove?

Jawab : tidak ada

11. Apakah ada program yang dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan Pantai Caringin ini? Jika ada, sebutkan!

Jawab : belum ada, mungkin nanti akan ada jika pemerintah sudah melihat

tanah ini habis sampai pinggir jalan.

Page 146: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Nama Responden : Mugni

Umur : 45 tahun

1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

Jawab : Pedagang

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : Dari lahir, saya jualan dari tahun 2000. Pengunjung rame pada saat

hari minggu, libur hari raya dan sekolah serta saat mau puasa. Sepinya di sini

ketika cuaca yang tidak bersahabat.

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai Caringin

dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : Pantainya semakin maju, sekarang semakin dekat dengan permikiman,

kisaran 100 meter yang hilang. Hilangnya daratan tersebut saya kurang tahu

hilangnya karena apa.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Jawab : kira-kira 10 meter

5. Apakah bapak/ibu pernah mengambil pasir? Jika pernah, untuk apa pasir

tersebut?

Jawab : tidak, tapi dahulu orang-orang mengambil pasir untuk dijual dan

digunakan pribadi namun sudah sekitar 3 tahun pasir di sini tidak diambil lagi.

Untuk sekarang juga terkadang masih ada yang mengambil paling sebanyak 1

atau 2 gerobak hanya untuk pribadi.

6. Apakah bapak/ibu pernah mengambil karang? Jika pernah, untuk apa karang

tersebut?

Jawab : tidak

7. Apakah bapak/ibu pernah mengambil rumput laut? Jika pernah, untuk apa

rumput laut tersebut dan bagaimana cara mengambilnya?

Jawab : tidak

Page 147: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

8. Untuk membuka lahan berdagang, apakah Bapak/Ibu harus menebang pohon

kelapa yang ada di pinggir pantai?

Jawab : saya jualan seperti kopi, gorengan, es setiap hari, awalnya meminta

izin kepada orang kepercayaan yang punya tanah yaitu pak Jakiman. Di mana

kami membayar Rp. 150.000 setiap bulannya. Saya membuat warung ini di

atas pasir sini saja, jadi tidak ada pohon.

9. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab : ke pasir belakang kemudian di bakar.

10. Apakah di Pantai Caringin ini terdapat pohon mangrove?

Jawab : tidak

11. Apakah ada program yang dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan Pantai Caringin ini? Jika ada, sebutkan!

Jawab : belum ada.

Page 148: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Nama Responden : Eti

Umur : 40 Tahun

1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

Jawab : Pedagang

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : dari lahir, saya jualan di sini dari tahun 2008. Pengunjung ramai di hari

minggu, setelah hari raya dan menjelang puasa.

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai Caringin

dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : ada perubahan, sekarang laut semakin mendekat. Pada awalnya banyak

pohon kelapa namun sekarang sudah jarang.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Jawab : sampai ke warung saya juga. Kira-kira kurang lebih 10 meter.

5. Apakah bapak/ibu pernah mengambil pasir? Jika pernah, untuk apa pasir

tersebut?

Jawab : saya hanya jualan saja.

6. Apakah bapak/ibu pernah mengambil karang? Jika pernah, untuk apa karang

tersebut?

Jawab : tidak

7. Apakah bapak/ibu pernah mengambil rumput laut? Jika pernah, untuk apa

rumput laut tersebut dan bagaimana cara mengambilnya?

Jawab : tidak

8. Untuk membuka lahan berdagang, apakah Bapak/Ibu harus menebang pohon

kelapa yang ada di pinggir pantai?

Jawab : saya mendirikan tempat jualannya harus meminta izin dulu pada

kepercayaan pemilik tanah. Paling ada satu atau dua pohon yang kira-kira

menghalangi baru ditebang.

9. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Page 149: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

Jawab : tidak ada tempat khusus, paling hanya dibakar saja. Banyak sampah

apalagi pada saat musim hujan.

10. Apakah di Pantai Caringin ini terdapat pohon mangrove?

Jawab : tidak

11. Apakah ada program yang dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan Pantai Caringin ini? Jika ada, sebutkan!

Jawab : tidak

Page 150: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Nama Responden : Ahyani

Umur : 41 Tahun

1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

Jawab : Tukang Bangunan

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : asli Desa Caringin

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai Caringin

dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : banyak perubahan mengenai pantai ini, kurang lebih sudah hilang 200-

300 meter. Karang-karang juga belum muncul, pedagang juga belum ada

banyak seperti ini. Kita mau pasang jaring untuk mengambil ikan juga tidak

khawatir karena tidak ada karang. Perubahan tersebut mungkin karena ombak,

pasirnya sendiri banyak yang hilang.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Jawab :

5. Apakah bapak/ibu pernah mengambil pasir? Jika pernah, untuk apa pasir

tersebut?

Jawab : pernah, dari tahun 1999 harga semobilnya juga masih Rp. 700. Pasir

tersebut dijual, banyak yang angkut. Namun sekarng sudah tidak.

6. Apakah bapak/ibu pernah mengambil karang? Jika pernah, untuk apa karang

tersebut?

Jawab : pernah tapi sekarang sudah ada.

7. Apakah bapak/ibu pernah mengambil rumput laut? Jika pernah, untuk apa

rumput laut tersebut dan bagaimana cara mengambilnya?

Jawab : tidak.

8. Untuk membuka lahan berdagang, apakah Bapak/Ibu harus menebang pohon

kelapa yang ada di pinggir pantai?

Page 151: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

Jawab : dulu ada kelapa, namun semenjak banyak pedagang sekarang sudah

banyak yang ditebang. Hanya saja ada inisiatif dari pedagang yang menanam

pohon seperti ini disamping warungnya supaya tidak ada abrasi.

9. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab : -

10. Apakah di Pantai Caringin ini terdapat pohon mangrove?

Jawab : tidak

11. Apakah ada program yang dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan Pantai Caringin ini? Jika ada, sebutkan!

Jawab : baru rencana katanya.

Page 152: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Nama Responden : Ujang

Umur : 27 Tahun

1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

Jawab : Pengambil rumput laut di pesisir pantai Caringin, kira-kira dari tahun

2007.

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : asli Caringin

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai Caringin

dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : ada perubahan di pantai ini, dahulu itu rumput lautnya bagus, banyak

namun sekarang sedikit apalagi semenjak dibangunnya CCI (Carita Coconut

Island). Sudah tidak ada ikan kecil-kecil (ikan hias) sudah susah dicari satupun.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Jawab : sekitar 5-10 meter.

5. Apakah bapak/ibu pernah mengambil pasir? Jika pernah, untuk apa pasir

tersebut?

Jawab : tidak

6. Apakah bapak/ibu pernah mengambil karang? Jika pernah, untuk apa karang

tersebut?

Jawab : tidak

7. Apakah bapak/ibu pernah mengambil rumput laut? Jika pernah, untuk apa

rumput laut tersebut dan bagaimana cara mengambilnya?

Jawab : itu pekerjaan saya, untuk dijual ke penampungnya. Biasanya dapat 70

kg setiap dua kali turun harganya Rp. 1.200 per kg. Masih banyak rumput laut

di sini, terkadang saya ambil di pinggir pantai atau di tengah. Cara

mengambilnya dengan dicabut saja, saya menyelam (jika dalam). Rumput laut

tersebut digunakan untuk diolah menjadi kosmetik atau pupuk.

Page 153: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

8. Untuk membuka lahan berdagang, apakah Bapak/Ibu harus menebang pohon

kelapa yang ada di pinggir pantai?

Jawab : tidak tahu.

9. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab : tidak tahu.

10. Apakah di Pantai Caringin ini terdapat pohon mangrove?

Jawab : tidak ada.

11. Apakah ada program yang dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan Pantai Caringin ini? Jika ada, sebutkan!

Jawab : belum tau.

Page 154: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

TRANSKRIP WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Nama Responden : Saman

Umur : 1974

1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

Jawab : penjaga villa Probo, kurang lebih 20 tahun.

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab : asli Caringin

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai Caringin

dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab : ada perubahan, yaitu hilangnya biota laut pesisir pantai seperti ikan

kecil. Terdapat abrasi namun bagian ini karena miilik pribadi jadi terlindungi.

Kira-kira dilakukan pada tahun 1999. Di sini tidak ada pasir, karena bagian

pasirnya sudah dibuat villa.

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Jawab : sekitar 5-10 meter.

5. Apakah bapak/ibu pernah mengambil pasir? Jika pernah, untuk apa pasir

tersebut?

Jawab : tidak

6. Apakah bapak/ibu pernah mengambil karang? Jika pernah, untuk apa karang

tersebut?

Jawab : tidak

7. Apakah bapak/ibu pernah mengambil rumput laut? Jika pernah, untuk apa

rumput laut tersebut dan bagaimana cara mengambilnya?

Jawab : tidak

8. Untuk membuka lahan berdagang, apakah Bapak/Ibu harus menebang pohon

kelapa yang ada di pinggir pantai?

Jawab : tidak

9. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab : tidak ada pedagang

Page 155: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

10. Apakah di Pantai Caringin ini terdapat pohon mangrove?

Jawab : ada, tapi masuknya ke muara, bukan di bagian pantainya.

11. Apakah ada program yang dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan Pantai Caringin ini? Jika ada, sebutkan!

Jawab : tidak ada, ini hanya bersifat pribadi.

Page 156: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

INSTRUMEN WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Responden : Kepala Desa, Ketua RT dan Ketua RW

Nama :

Umur :

1. Apakah jabatan Bapak di Desa Caringin ini? Sudah berapa lama melaksanakan

jabatan tersebut?

Jawab :

2. Sudah berapa lama Bapak tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab :

3. Menurut pemantauan Bapak apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai

Caringin dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab :

4. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Apakah sudah ada pelindung yang mencegah gelombang tersebut?

Jawab :

5. Apakah ada masyarakat yang mengambil pasir? Bagaimana konsekuensinya?

Jawab :

6. Apakah ada masyarakat yang mengambil karang? Bagaimana konsekuensinya?

Jawab :

7. Apakah masyarakat yang mengambil rumput laut? Bagaimana

konsekuensinya?

Jawab :

8. Apakah masyarakat Desa Caringin yang berdagang di sekitar pantai memiliki

izin untuk membuka lahan berdagang?

Jawab :

9. Apakah pemerintah desa menyediakan tempat penampungan sampah untuk

masyarakat membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab :

10. Apakah di Pantai Caringin ini pernah dilakukan penanaman mangrove?

Page 157: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

Jawab :

11. Apakah ada program yang akan dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan pantai yang semakin luas? Jika ada, sebutkan!

Jawab :

Page 158: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

INSTRUMEN WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Responden : UPT Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL)

Nama :

Umur :

10. Pada tahun berapa UPT PSPL ini didirikan?

Jawab :

11. Sudah berapa lama UPT PSPL ini berada di Desa Caringin Kecamatan Labuan

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten?

Jawab :

12. Sudah berapa lama Bapak bekerja di PSPL? Pada bidang apa Bapak bekerja?

Jawab :

13. Menurut pemantauan Bapak, apakah terdapat perubahan garis pantai di Desa

Caringin setiap tahunnya?

Jawab :

14. Menurut pemantauan Bapak, kira-kira setiap tahunnya berapa meter daratan

pesisir Desa Caringin terkikis?

Jawab :

15. Bagaiamana pendapat Bapak mengenai penduduk yang membuat tempat

berdagang di pinggir pantai?

Jawab :

16. Ketika air laut pasang, sampai berapa meter naik ke daratan ?

Jawab :

17. Apakah pernah melaksanakan program pencegahan abrasi seperti penanaman

mangrove atau terumbu karang?

Jawab :

18. Apakah ada pembangunan lain yang akan dilaksanakan untuk mencegah abrasi

semakin meluas?

Jawab :

Page 159: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

INSTRUMEN WAWANCARA

PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN KECAMATAN

LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Responden : Penduduk

Nama :

Umur :

12. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

Jawab :

13. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Desa Caringin, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

Jawab :

14. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perbedaan mengenai keadaan Pantai Caringin

dulu dengan sekarang? Jelaskan!

Jawab :

15. Biasanya ketika air laut pasang, kira-kira sampai berapa meter naik ke daratan?

Jawab :

16. Apakah bapak/ibu pernah mengambil pasir? Jika pernah, untuk apa pasir

tersebut?

Jawab :

17. Apakah bapak/ibu pernah mengambil karang? Jika pernah, untuk apa karang

tersebut?

Jawab :

18. Apakah bapak/ibu pernah mengambil rumput laut? Jika pernah, untuk apa

rumput laut tersebut dan bagaimana cara mengambilnya?

Jawab :

19. Untuk membuka lahan berdagang, apakah Bapak/Ibu harus menebang pohon

kelapa yang ada di pinggir pantai?

Jawab :

20. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah sisa bahan dagangannya?

Jawab :

21. Apakah di Pantai Caringin ini terdapat pohon mangrove?

Jawab :

Page 160: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

22. Apakah ada program yang dilakukan oleh pemerintah Desa Caringin,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten untuk mencegah

berkurangnya daratan Pantai Caringin ini? Jika ada, sebutkan!

Jawab :

Page 161: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 162: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 163: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 164: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 165: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 166: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 167: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 168: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 169: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 170: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 171: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari
Page 172: PEMODELAN SPASIAL ABRASI DI PANTAI CARINGIN DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42478/1/SANI... · berpengaruh dalam perubahan garis pantai yaitu jarak dari

BIOGRAFI PENULIS

Sani Alfia Chairani, NIM 11140150000030 Jurusan

Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis merupakan anak kedua

yang dilahirkan di Pandeglang pada 07 Juli 1995 dari

pasangan Su’udi dan Rofi’ah. Bertempat tinggal di Kp.

Caringin Lor, RT/RW : 01/01 Desa Pejamben Kecamatan

Carita Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

Riwayat pendidikan berawal dari Taman Kanak-Kanak Az-zahra 2000-2001 SDN

Caringin 1 2002-2007 SMPN 2 Labuan 2008-2010 dan SMAN 4 Pandeglang

2011-2013. Skripsi ini didedikasikan untuk orangtua, kakak dan adik tercinta yang

telah mendukung sepenuhnya terhadap studi penulis. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Email :

[email protected]