pemodelan aliran daya tiga fasa dalam format …digilib.unila.ac.id/54581/3/skripsi full teks tanpa...
TRANSCRIPT
PEMODELAN ALIRAN DAYA TIGA FASA DALAM FORMAT VEKTOR
DENGAN METODE NEWTON-RAPHSON
(Skripsi)
Oleh
FANDI PRAYOGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PEMODELAN ALIRAN DAYA TIGA FASA DALAM FORMAT VEKTOR
DENGAN METODE NEWTON-RAPHSON
Oleh
FANDI PRAYOGA
Penelitian ini mengusulkan pengaplikasian format vektor pada metode analisis
aliran daya tiga fasa berbasis injeksi daya pada koordinat rektangular. Penelitian ini
menggunakan bahasa pemrograman Python dan library matematisnya sebagai
perangkat lunak komputasi. Komputasi dilakukan pada beberapa kasus, untuk
sistem setimbang dari PT. PLN (Persero) Distribusi Lampung seperti 11 bus,
Penyulang Katu 119 bus, dan Penyulang Kangkung 191 bus; dan untuk sistem tak-
setimbang dari IEEE PES (Power & Energy Society) Distribution Test Feeder
seperti IEEE 13 Node Test Feeder dan IEEE 34 Node Test Feeder. Penelitian ini
juga membandingkan antara format vektor dan non-vektor dalam hal waktu
komputasi. Hasil perbandingan tersebut, format vektor mampu menyelesaikan
komputasi hingga delapan kali lebih cepat dibanding non-vektor. Perangkat lunak
yang dikembangkan dalam penelitian ini dibandingkan dengan perangkat lunak
OpenDSS, dan diperoleh selisih magnitude tidak lebih dari 3 × 10−5 𝑝. 𝑢. Metode
yang ditawarkan juga mampu menyelesaikan permasalahan aliran daya pada sistem
dengan pembebanan yang berat, tanpa harus mengubah jenis pembebanan.
Kata Kunci: aliran daya tiga fasa, Newton-Raphson, injeksi daya, rektangular,
format vektor.
ABSTRACT
THREE PHASE POWER FLOW MODELING IN VECTOR FORMAT
WITH NEWTON-RAPHSON METHOD
By
FANDI PRAYOGA
This research proposes the application of vector form in three phase power flow
analysis method based on power injection in rectangular coordinate. This study
using the Python programming language and its mathematical library as computing
software. Computation is carried out in several cases, for balanced system from PT.
PLN (Persero) Distribusi Lampung such as 11 bus, Katu feeder 119 bus, and
Kangkung feeder 191 bus; and for unbalanced system from IEEE PES (Power &
Energy Society) Distribution Test Feeder such as IEEE 13 Node Test Feeder and
IEEE 34 Node Test Feeder. This study also compares vector and non-vector in term
of computing time. The results of these comparisons, vector form is able to solve
computation up to eight times faster than non-vector. The developed software in
this study is compared with OpenDSS software developed by Electric Power
Research Institute (EPRI), USA, and the obtained by the magnitude difference is
not more than 3 × 10−5 𝑝. 𝑢. The developed method is also able to solve the
problem of power flow in the system with heavy loading, without having to change
the type of loading.
Keywords: three phase power flow, Newton-Raphson, power injection,
rectangular, vector form.
PEMODELAN ALIRAN DAYA TIGA FASA DALAM FORMAT VEKTOR
DENGAN METODE NEWTON-RAPHSON
Oleh
FANDI PRAYOGA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Judul Proposal Skripsi : PEMODELAN ALIRAN DAYA TIGA
FASA DALAM FORMAT VEKTOR
DENGAN METODE NEWTON
-RAPHSON
Nama Mahasiswa : Fandi Prayoga
Nomor Pokok Mahasiswa : 1415031052
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas Teknik : Teknik
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Eng. Lukmanul Hakim, S.T., M.Sc. Herri Gusmedi, S.T., M.T.
NIP. 19720923 200012 1 002 NIP. 19710813 199903 1 003
2. Ketua Jurusan Teknik Elektro
Dr. Ing. Ardian Ulvan, S.T., M.Sc.
NIP. 19731128 199903 1 005
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Eng. Lukmanul Hakim, S.T., M.Sc. …………….
Sekretaris : Herri Gusmedi, S.T., M.T. …………….
Penguji : Osea Zebua, S.T., M.T. …………….
bukan pembimbing
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung
Prof. Drs. Suharno, M.Sc., Ph.D.
NIP. 19620717 198703 1 002
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 24 September 2018
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah dilakukan orang lain dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini
sebagaimana yang disebutkan dalam daftar pustaka. Selain itu, saya menyatakan
pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya sendiri.
Apabila pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia dikenai sangsi sesuai
dengan hukum yang berlaku.
Bandar Lampung, 24 September 2018
Fandi Prayoga
NPM. 1415031052
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tulang Bawang, 3 Desember 1995.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Nurholis dan Ibu Supriati.
Pendidikan penulis SDN 1 Wiratama pada tahun 2002 hingga
2008, SMPN 2 Penawartama pada tahun 2008 hingga 2011, dan SMAN 5 Metro
pada tahun 2011 hingga 2014.
Penulis menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung, pada
tahun 2014 melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri). Selama menjadi mahasiswa, penulis berkesempatan menjadi assisten
dosen mata kuliah Menggambar Teknik dari tahun 2015 hingga 2017 dan tergabung
dalam keanggotaan asisten Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik dari tahun 2017,
serta menjadi asisten mata kuliah Praktikum Analisa Sistem Tenaga pada tahun
2018. Selain itu, penulis tergabung dalam lembaga kemahasiswaan yang ada di
Jurusan Teknik Elektro (Himatro) di Departemen Pengembangan dan Keteknikan
selama satu periode kepengurusan yaitu pada tahun 2015-2016 dan pada periode
kedua yaitu di Departemen Kaderisasi pada tahun 2016-2017. Selain itu juga,
penulis tergabung pada lembaga kemahasiswaan Universitas Lampung yaitu UKM
Silat Nasional Indonesia Perisai Diri, sebagai ketua Departemen Komunikasi dan
Informasi pada tahun 2017, dan sebagai Ketua UKM pada tahun 2018. Pada 10
Agustus – 11 September 2017, penulis melaksanakan kerja praktik di PT. PLN
(Persero) Distribusi Lampung dan mengangkat judul “Profil Koordinasi Rele pada
Penyulang Coklat PT. PLN (Persero) Distribusi Lampung.”
Alhamdulilah Puji dan Syukur Kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala atas Izin dan Ridho-Nya
Karya ini kupersembahkan untuk
Ayah dan Ibu Tercinta
Nurholis dan Supriati
Adik Tersayang
Riyan Fadillah
Keluarga Besar, Dosen, Teman, dan Almamater
MOTTO
“Indeed, my prayer, my rites of sacrifice, my living and my dying are for Allah, Lord of the
worlds”
(Al-An’aam 6:162)
“Only those fear Allah, from among His servants, who have knowledge”
(Faatir 35:28)
“Allah will raise those who have believed among you and those who were given knowledge,
by degrees”
(Al-Mujaadila 58:11)
“Whoever travels a path in search of knowledge, Allah will make easy for him a path to
Paradise”
(Sahih Muslim)
“When a man dies all his good deeds come to an end except three: Ongoing charity (Sadaqah
Jariyah), beneficial knowledge and a righteous son who prays for him”
(Sahih Darussalam)
“Life is a learning process”
(Anonymous)
SANWACANA
Segala puji bagi Allah, atas limpahan nikmat-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Shalawat dan salam senantiasa
dicurahkan kepada Nabi Muhammad, suri teladan yang mampu membuka sesuatu
yang terkunci, penutup dari semua yang terdahulu, penolong kebenaran dengan
jalan yang benar, dan petunjuk kepada jalan-Mu yang lurus.
Tugas Akhir dengan judul “Pemodelan Aliran Daya Tiga Fasa dalam Format
Vektor dengan Metode Newton-Raphson” ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Suharno, M.Sc., Phd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
3. Bapak Dr. Ing. Ardian Ulvan, S.T., M.Sc. selaku Kepala Jurusan Teknik
Elektro Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Lukmanul Hakim, S.T., M.Sc. selaku pembimbing utama dan
pembina UKM, yang telah memberikan bimbingan rutin, motivasi, arahan
xii
dan pandangan kehidupan kepada penulis di setiap kesempatan dengan baik
dan ramah.
5. Bapak Herri Gusmedi, S.T., M.T. selaku pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan nilai-nilai kehidupan kepada penulis
dengan baik dan ramah.
6. Bapak Osea Zebua, S.T., M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis dalam mengerjakan skripsi
ini.
7. Ibu Dr. Ing. Melvi, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing akademik (PA) yang
telah memberikan nasihat, arahan, dan bimbingan yang membangun bagi
penulis dalam mempersiapkan diri menjadi seorang Sarjana Teknik.
8. Segenap Dosen di Jurusan Teknik Elektro yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat, wawasan, dan pengalaman bagi penulis.
9. Segenap Staff di Jurusan Teknik Elektro dan Fakultas Teknik yang telah
membantu penulis baik dalam hal administrasi dan hal-hal lainnya.
10. Segenap Keluarga Besar Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik; Pak
Khairudin atas ilmu dan pengalaman kerja selama studi; Mas Rachman atas
kerjasamanya selama studi; Kak Surya dan Kak Aji Irawan mohon untuk
segera wisuda, kasihan jodohnya menanti lama; Kak Windu, Kak Wira, Kak
Sulton, Mba Zau, Mba Ubai, atas pengalamannya; sahabat karib seranjang,
Fitra, Ferdian, Manda, Amirudin Deslam, Ega, Cahya, dan Dickson; dan
sahabat-sahabat kerja, Ibnu, Yogi, Ruri, Jenni, Ebot, Rafi, Jeshu, Septi, Arief,
Deddy, Firda, Baiti, Mangasi, Panji, dan Yupida.
xiii
11. Segenap Keluarga UKM Silat Nasional Indonesia Perisai Diri, Pak Meizano,
Mas Aji, Bli Nyoman, Kak Deri, Arya, Suci, Deka, Alit, Ketut, Jonathan,
Redho, Harbi, dan seterusnya.
12. Keluarga besar ELITE ’14, mohon segera lulus, jangan terus-terusan
menghabiskan subsidi negara.
13. Keluarga KKN Gunung Batin Udik, Pak Kordes Rudi Wijaya, Mba Sukma,
Abi, Khesy, Intan, dan Grace, terimakasih atas 40 harinya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari semua pihak demi kemajuan
bersama. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandarlampung, September 2018
Fandi Prayoga
DAFTAR ISI
SANWACANA ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xxi
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.5. Manfaat ..................................................................................................... 3
1.6. Hipotesis ................................................................................................... 4
1.7. Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6
2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 6
2.1.1. Aliran Daya Satu Fasa dalam Format Vektor ................................... 6
2.1.2. Aliran Daya Tiga Fasa ...................................................................... 7
2.2. Komponen Sistem Distribusi .................................................................... 8
2.2.1. Model Saluran ................................................................................... 8
xv
2.2.2. Model Regulator Tegangan ............................................................. 13
2.2.3. Model Transformator ...................................................................... 15
2.2.4. Model Kapasitor .............................................................................. 18
2.2.5. Model Beban ................................................................................... 19
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 21
3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................. 21
3.2. Alat dan Bahan ....................................................................................... 21
3.3. Metodologi Penelitian ............................................................................ 22
3.4. Diagram Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 24
3.5. Analisis Aliran Daya Tiga Fasa dalam Format Vektor .......................... 25
3.5.1. Perhitungan Mismatch ..................................................................... 25
3.5.2. Persamaan Koreksi .......................................................................... 26
3.5.3. Update Tegangan ............................................................................ 29
3.6. Proses Komputasi Aliran Daya Tiga Fasa Format Vektor ..................... 30
3.7. Diagram Alir Penelitian Pemodelan Aliran Daya Tiga Fasa dalam Format
Vektor dengan Metode Newton-Raphson ......................................................... 32
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........... Error! Bookmark not defined.
4.1. Perbandingan Waktu Komputasi antara Format Vektor dan Non Vektor
Error! Bookmark not defined.
4.2. Perbandingan Hasil Komputasi antara Format Vektor dan OpenDSS
Error! Bookmark not defined.
xvi
BAB 5. PENUTUP .......................................................................................... 58
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 58
5.2. Saran ....................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
LAMPIRAN A ....................................................... Error! Bookmark not defined.
A.1 Data Kasus 11 Bus....................................... Error! Bookmark not defined.
A.2 Data Kasus Penyulang Katu ........................ Error! Bookmark not defined.
A.3 Data Kasus Penyulang Kangkung ............... Error! Bookmark not defined.
A.4 Data IEEE 13 Node Test Feeder ................. Error! Bookmark not defined.
A.5 Data IEEE 34 Node Test Feeder ................. Error! Bookmark not defined.
A.6 Umum .......................................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN B ....................................................... Error! Bookmark not defined.
B.1 Hasil Komputasi Kasus 11 Bus ................... Error! Bookmark not defined.
B1.1 Format Vektor ....................................... Error! Bookmark not defined.
B1.2 Non-Vektor ............................................ Error! Bookmark not defined.
B.2 Hasil Komputasi Kasus Penyulang Katu ..... Error! Bookmark not defined.
B2.1 Format Vektor ....................................... Error! Bookmark not defined.
B2.2 Non-Vektor ............................................ Error! Bookmark not defined.
B.3 Hasil Komputasi Kasus Penyulang KangkungError! Bookmark not
defined.
B3.1 Format Vektor ....................................... Error! Bookmark not defined.
xvii
B3.2 Non-Vektor ............................................ Error! Bookmark not defined.
B.4 Hasil Komputasi Kasus IEEE 13 Node Test FeederError! Bookmark not
defined.
B4.1 Format Vektor ....................................... Error! Bookmark not defined.
B4.2 Format OpenDSS .................................. Error! Bookmark not defined.
B.5 Hasil Komputasi Kasus IEEE 34 Node Test FeederError! Bookmark not
defined.
B5.1 Format Vektor ....................................... Error! Bookmark not defined.
B5.2 Format OpenDSS .................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian tugas akhir. .................................................. 24
Gambar 3.2 Diagram alir penelitian Pemodelan Aliran Daya Tiga Fasa dalam
Format Vektor dengan Metode Newton-Raphson. ................................................ 32
Gambar 4.1 One-line diagram kasus 11 bus. ......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2 One-line diagram kasus Penyulang Katu.Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.3 One-line diagram kasus Penyulang Kangkung.Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.4 Kode program elemen diagonal penyusun matriks koefisien persamaan
koreksi format non-vektor. ..................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.5 Kode program elemen off-diagonal penyusun matriks koefisien
persamaan koreksi format non-vektor. ................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.6 Kode program elemen penyusun matriks koefisien persamaan koreksi
format non-vektor untuk 𝑃𝑉 bus. ........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.7 Kode program elemen penyusun matriks koefisien persamaan koreksi
metode vektor untuk 𝑃𝑄 dan 𝑃𝑉 bus. .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.8 One-line diagram IEEE 13 Node Test Feeder [9].Error! Bookmark
not defined.
Gambar 4.9 One line diagram IEEE 34 Node Test Feeder [10].Error! Bookmark
not defined.
xix
Gambar 4.10 Selisih magnitude tegangan antara aliran daya tiga fasa dalam format
vektor dan OpenDSS pada sekenario pembebanan dasar kasus IEEE 13 Node Test
Feeder. ................................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.11 Selisih sudut tegangan antara aliran daya tiga fasa dalam format
vektor dan OpenDSS pada sekenario pembebanan dasar kasus IEEE 13 Node Test
Feeder. ................................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.12 Persentase pembebanan dasar daya aktif tiap bus antara penjadwalan,
format vektor, dan OpenDSS pada kasus IEEE 13 Node Test Feeder........... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4.13 Persentase pembebanan dasar daya reaktif tiap bus antara
penjadwalan, format vektor, dan OpenDSS pada kasus IEEE 13 Node Test Feeder.
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.14 Persentase rugi-rugi daya total antara aliran daya tiga fasa dalam
format vektor dan OpenDSS pada kasus IEEE 13 Node Test Feeder............ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4.15 Selisih magnitude tegangan antara format vektor dengan software
OpenDSS pada sekenario pembebanan dasar kasus IEEE 34 Node Test Feeder.
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.16 Selisih sudut tegangan antara aliran daya tiga fasa dalam format
vektor dan OpenDSS pada sekenario pembebanan dasar kasus IEEE 34 Node Test
Feeder. ................................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.17. Persentase pembebanan dasar daya aktif tiap bus antara penjadwalan,
format vektor, dan OpenDSS pada kasus IEEE 34 Node Test Feeder........... Error!
Bookmark not defined.
xx
Gambar 4.18 Persentase pembebanan dasar daya reaktif tiap bus antara
penjadwalan, format vektor, dan OpenDSS pada kasus IEEE 34 Node Test Feeder.
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.19 Persentase rugi-rugi daya total antara format vektor dan OpenDSS
pada kasus IEEE 34 Node Test Feeder. ................. Error! Bookmark not defined.
Gambar A.1 One-line diagram kasus 11 bus. ........ Error! Bookmark not defined.
Gambar A.2 One-line diagram kasus Penyulang Katu.Error! Bookmark not
defined.
Gambar A.3 One-line diagram kasus Penyulang Kangkung.Error! Bookmark
not defined.
Gambar A.4 One-line diagram kasus IEEE 13 Node Test Feeder [9]. .......... Error!
Bookmark not defined.
Gambar A.5 One-line diagram kasus IEEE 34 Node Test Feeder [10]. ........ Error!
Bookmark not defined.
Gambar A.6 Kontruksi tiang 500 [5]. .................... Error! Bookmark not defined.
Ganbar A.7 Kontruksi tiang 505 [5]. ..................... Error! Bookmark not defined.
Gambar A.8 Kontruksi tiang 510 [5]. .................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Tabel rasio efektif regulator (𝑎𝑅) tegangan. ......................................... 13
Table 2.2 Tabel admitansi primitive berdasarkan letak tap. ................................. 15
Table 2.3 Model matematis admitansi transformator primitive. ........................... 18
Tabel 4.1 Waktu komputasi aliran daya tiga fasa dalam format vektor dan non-
vektor...................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Jumlah iterasi aliran daya tiga fasa dalam format vektor dan OpenDSS
pada masing-masing kasus. .................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel A.1 Data Saluran Kasus 11 Bus. .................. Error! Bookmark not defined.
Tabel A.2 Data Beban Kasus 11 Bus. .................... Error! Bookmark not defined.
Tabel A.3 Data Saluran Kasus Penyulang Katu..... Error! Bookmark not defined.
Tabel A.4 Data Beban Kasus Penyulang Katu....... Error! Bookmark not defined.
Tabel A.5 Data Saluran Kasus Penyulang Kangkung.Error! Bookmark not
defined.
Tabel A.6 Data Beban Kasus Penyulang Katu....... Error! Bookmark not defined.
Tabel A.7 Data Konfigurasi Saluran Kasus IEEE 13 Node Test Feeder [9]. Error!
Bookmark not defined.
Tabel A.8 Data Saluran Kasus IEEE 13 Node Test Feeder [9].Error! Bookmark
not defined.
Tabel A.9 Data Kapasitor Kasus IEEE 13 Node Test Feeder [9]. ................. Error!
Bookmark not defined.
xxii
Tabel A.10 Data Regulator Tegangan Kasus IEEE 13 Node Test Feeder [9].
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel A.11 Data Beban Kasus IEEE 13 Node Test Feeder [9].Error! Bookmark
not defined.
Tabel A.12 Data Transformator Kasus IEEE 13 Node Test Feeder [9]......... Error!
Bookmark not defined.
Tabel A.13 Data Konfigurasi Saluran Kasus IEEE 34 Node Test Feeder [10].
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel A.14 Data Saluran Kasus IEEE 34 Node Test Feeder [10]. ................ Error!
Bookmark not defined.
Tabel A.15 Data Kapasitor Kasus IEEE 34 Node Test Feeder [10]. ............. Error!
Bookmark not defined.
Tabel A.16 Data Regulator Tegangan Kasus IEEE 34 Node Test Feeder [10].
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel A.17 Data Beban Kasus IEEE 34 Node Test Feeder [10].Error! Bookmark
not defined.
Tabel A.18 Data Transformator Kasus IEEE 34 Node Test Feeder [10]....... Error!
Bookmark not defined.
Tabel A.19 Data Konduktor [5]. ............................ Error! Bookmark not defined.
Tabel B.1 Jumlah iterasi dan waktu komputasi kasus 11 bus menggunakan format
vektor...................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.2 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus 11 bus menggunakan
format vektor. ......................................................... Error! Bookmark not defined.
xxiii
Tabel B.3 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus 11 bus
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel A.4 Profil daya beban hasil komputasi kasus 11 bus menggunakan format
vektor...................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.5 Jumlah iterasi dan waktu komputasi kasus 11 bus menggunakan non-
vektor...................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.6 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus 11 bus menggunakan
non-vektor. ............................................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.7 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus 11 bus
menggunakan non-vektor. ...................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel A.8 Profil daya beban hasil komputasi kasus 11 bus menggunakan non-
vektor...................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.9 Jumlah iterasi dan waktu komputasi kasus penyulang katu menggunakan
format vektor. ......................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.10 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus penyulang katu
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.11 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus penyulang katu
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.12 Profil daya beban hasil komputasi kasus penyulang katu menggunakan
format vektor. ......................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.13 Jumlah iterasi dan waktu komputasi kasus penyulang katu
menggunakan non-vektor. ...................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.14 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus penyulang katu
menggunakan non-vektor. ...................................... Error! Bookmark not defined.
xxiv
Tabel B.15 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus penyulang katu
menggunakan non-vektor. ...................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.16 Profil daya beban hasil komputasi kasus penyulang katu menggunakan
non-vektor. ............................................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.17 Jumlah iterasi dan waktu komputasi kasus penyulang kangkung
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.18 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus penyulang
kangkung menggunakan format vektor. ................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.19 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus penyulang
kangkung menggunakan format vektor. ................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.20 Profil daya beban hasil komputasi kasus penyulang kangkung
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.21 Jumlah iterasi dan waktu komputasi kasus penyulang kangkung
menggunakan non-vektor. ...................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.22 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus penyulang
kangkung menggunakan non-vektor. ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.0.23 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus penyulang
kangkung menggunakan non-vektor. ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.0.24 Profil daya beban hasil komputasi kasus penyulang kangkung
menggunakan non-vektor. ...................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.25 Jumlah iterasi hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test Feeder
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.26 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test
Feeder menggunakan format vektor. ..................... Error! Bookmark not defined.
xxv
Tabel B.27 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test
Feeder menggunakan format vektor. ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.28 Profil daya beban hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test Feeder
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.29 Profil rugi-rugi daya hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test Feeder
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.30 Jumlah iterasi hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test Feeder
menggunakan OpenDSS. ....................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.31 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test
Feeder menggunakan OpenDSS. ........................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.32 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test
Feeder menggunakan OpenDSS. ........................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.33 Profil daya beban hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test Feeder
menggunakan OpenDSS. ....................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.34 Profil rugi-rugi daya hasil komputasi kasus IEEE 13 Node Test Feeder
menggunakan OpenDSS. ....................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.35 Jumlah iterasi hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test Feeder
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.36 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test
Feeder menggunakan format vektor. ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.37 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test
Feeder menggunakan format vektor. ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.38 Profil daya beban hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test Feeder
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
xxvi
Tabel B.39 Profil rugi-rugi daya hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test Feeder
menggunakan format vektor. ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel B.40 Jumlah iterasi hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test Feeder
menggunakan OpenDSS. ....................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.41 Profil tegangan fasa ke netral hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test
Feeder menggunakan OpenDSS. ........................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.42 Profil daya yang dibangkitkan hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test
Feeder menggunakan OpenDSS. ........................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.43 Profil daya beban hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test Feeder
menggunakan OpenDSS. ....................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel B.44 Profil rugi-rugi daya hasil komputasi kasus IEEE 34 Node Test Feeder
menggunakan OpenDSS. ....................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesetimbangan daya antara pembangkitan-penggunaan dan kualitas daya adalah
dua target penting pada keseluruhan sistem tenaga listrik agar terus dipelihara
dengan cara pengiriman yang paling ekonomis. Kompenen-komponen sistem
tenaga listrik yang merupakan media saat proses pengiriman daya berlangsung,
menyebabkan kerugian pada jaringan sistem tenaga listrik. Untuk itu, perlu
dilakukan studi aliran daya agar target-target tersebut dapat tercapai [1].
Berbeda dengan jaringan transmisi yang direpresentasikan sebagai sistem
setimbang dan cukup dilakukan analisis satu fasa [1][2], pada jaringan distribusi
meliputi; jaringan radial atau beberapa mesh, besarnya rasio 𝑅/𝑋, saluran berfasa
tunggal atau banyak dan gabungan antara saluran udara (overhead line) dan saluran
bawah tanah (undergdound line), pembebanan tidak setimbang, generator distribusi
menghasilkan keluaran yang fluktuasi; sehingga perlu dilakukan analisis aliran
daya tiga fasa agar mampu mengakomodir kondisi ketidaksetimbangan tersebut
[1][2][3].
Secara konvensional, metode solusi aliran daya yang diusulkan sejauh ini dalam
literatur dapat digeneralisasi dalam tiga kelompok, antara lain, metode Fast
Decoupled, Gauss-Seidel, dan Newton-Raphson. Namun, sistem dengan jaringan
2
yang tidak setimbang akan menghasilkan persamaan aljabar non-linear yang tidak
beraturan (ill-conditioned) dan menyebabkan masalah numerik pada metode yang
konvensional tersebut [1][2]. Sehingga, dalam perkembangannya, metode Newton-
Raphson diterapkan dengan menyederhanakan algoritma komputasi aliran daya,
dengan tujuan dapat mengatasi masalah ill-condition tersebut. Diharapkan, dengan
menggunakan neknik ini proses perhitungan aliran daya menjadi konvergen dan
menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan aliran daya tiga fasa [4].
Dari uraian di atas, pengerjaan penelitian ini membahas tentang pemodelan aliran
daya tiga fasa pada sistem tidak setimbang. Penelitian ini berfokus pada cara
memodelkan dan teknik komputasi menggunakan metode Newton-Raphson dalam
koordinat rektangular dalam bentuk format vektor, dengan harapan waktu
komputasi dan konvergensi menjadi lebih baik.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pengerjaan penelitian ini untuk mengetahui waktu komputasi dan
tingkat konvergensi, penggunaan format vektor dalam menyelesaikan
permasalahan aliran daya tiga fasa pada sistem seimbang maupun tidak setimbang.
1.3. Rumusan Masalah
Seperti ulasan pada sub bab sebelumnya, ketidaksetimbangan sistem distribusi
menghasilkan persamaan aljabar non-linear yang tidak beraturan (ill-conditioned)
3
dan menyebabkan masalah numerik pada metode konvensional, sehingga perlu
dilakukan penelitian mengenai bagaiman cara memodelkan dan menyederhanakan
algoritma komputasi analisis aliran daya tiga fasa agar mampu mengakomodir
kondisi ketidaksetimbangan tersebut.
1.4. Batasan Masalah
Tugas akhir ini berfokus cara menyederhanakan algoritma komputasi aliran daya
tiga fasa dalam format vektor rektangular dan membahas performa dari formulasi
tersebut seperti waktu komputasi dan tingkat konvergensi. Dalam melakukan
pengujian, penulis hendak menggunakan data masukan dari penyulang sistem
distribusi dari PT. PLN (Persero) Distribusi Lampung dan IEEE PES (Power &
Energy Society) Distribution Test Feeder dan menggunakan bahasa pemrograman
Python sebagai perangkat lunak komputasi. Pada penelitian ini tidak membahas
secara terperinci mengenai pemodelan komponen sistem tenaga.
1.5. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai metode dalam
menyelesaikan permasalahan aliran daya dan implementasi algoritma format vektor
pada formulasi aliran daya tiga fasa. Selain itu, dengan adanya penelitian ini
diharapkan mampu mengetahui bagaimana performa komputasi dari hasil formulasi
menggunakan format vektor, dan diharapkan dapat menjadi referensi bagi
mahasiswa lain yang bertujuan untuk mengembangkan penelitian ini selanjutnya.
4
1.6. Hipotesis
Pemodelan Aliran Daya Tiga Fasa dalam Format Vektor dengan Metode Newton-
Raphson merupakan pengembangan dari referensi [4]. Pada referensi tersebut,
analisis aliran daya satu fasa menggunakan format vektor memiliki tingkat
konvergansi dan kecepatan komputasi yang baik. Sehingga dapat diasumsikan
bahwa, metode ini mampu menyelesaikan permasalahan analisis aliran daya tiga
fasa, pada kondisi sistem setimbang maupun tak setimbang dengan konvergensi dan
waktu komputasi yang lebih baik. Untuk itu, perlu dilakukan uji aliran daya pada
beberapa kasus sistem seimbang penyulang distribusi dari PT. PLN (Persero)
Distribusi Lampung dan kasus tidak setimbang seperti pada IEEE PES (Power &
Energy Society) Distribuion Test Feeder.
1.7. Sistematika Penulisan
1. BAB 1. PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan latar belakang, masalah, tujuan tugas akhir,
manfaat tugas akhir, perumusan masalah, batasan masalah, hipotesis, dan
sistematika penulisan.
2. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini memaparkan beberapa teori pendukung dan referensi materi
tugas akhir yang diambil dari berbagai sumber buku dan penelitian ilmiah
yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini.
5
3. BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini memaparkan waktu dan tempat, alat dan bahan, metode, dan
pelaksanaan serta pengamatan dalam pengerjaan tugas akhir.
4. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan hasil data komputasi dan pembahasan dari tugas
akhir ini.
5. BAB 5. KESIMPULAN
Pada bab ini menjelaskan kesimpulan yang didasarkan pada hasil data dan
pembahasan dari tugas akhir ini.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
2.1.1. Aliran Daya Satu Fasa dalam Format Vektor
Penggunaan format vektorisasi dalam aliran daya satu fasa pertama kali pada paper
“Solving Power Flow Problems with Matlab Implementation of the Power System
Applications Data Dictionary” (Fernando L. Alvarado, 1999). Kemudian
dikembangkan di paper “Power Flow Calculation Based on Non-linear
Programming Model and Vectorization Mode” (Yang Yude et al., 2007). Lalu salah
satu pengaplikasiannya untuk optimasi aliran daya pada paper “Vectorization
implementation of optimal power flow in rectangular form based on interior point
method” dan optimasi aliran daya kondisi dinamis pada paper “Vectorial dynamic
optimal power flow calculation including wind farms based on step-controlled
primal-dual interior point method” (Zhijun Qin et al., 2008). Selain itu, telah
dilakukan penelitian tentang perbandingan antara metode injeksi daya dan injeksi
arus dalam format vektor dengan judul “Analisa Performansi Metode Vectorized
Algorithm pada Analisa Aliran Daya Berbasis Injeksi Daya dan Injeksi Arus”
(Ahmad Wira Satriawan, 2017).
7
2.1.2. Aliran Daya Tiga Fasa
Sementara pada aliran daya tiga fasa, terdapat beberapa metode untuk
menyelesaikan permasalahan aliran daya tiga fasa. Secara umum, metode yang
sering digunakan adalah Fast Decoupled, Gauss-Seidel, dan Newton-Raphson.
Pada penelitian-penelitian beberapa tahun terakhir mengenai metode penyelesaian
aliran daya tiga fasa yang diketahui yaitu pada paper “Decoupled Three-Phase
Load Flow Method for Unbalanced Distribution Systems” (Hongbo Sun et al.,
2012). Selain itu pada paper “Comprehensive Modeling of Three-Phase
Distribution Systems via the Bus Admittance Matrix” (Mohammadhafez Bazrafshan
et al., 2017) dan pada paper “Newton Power Flow Methods for Unbalanced Three-
Phase Distribution Networks” (Baljinnyam Sereeter et al., 2017).
Dari penelitian-penelitian di atas, belum ditemukan adanya penelitian yang
membahas mengenai pengaplikasian model vektor pada analisis aliran daya tiga
fasa. Untuk itu, pada penelitian ini membahas tentang “Pemodelan Aliran Daya
Tiga Fasa dalam Format Vektor dengan Metode Newton-Raphson”. Pada penelitian
ini menggunakan metode Newton-Raphson yang diformulasikan dalam bentuk
vektor untuk menyeselaikan permasalahan aliran daya tiga fasa berbasis injeksi
daya dan dimodelkan pada sistem koordinat rektangular. Penelitian ini juga
menggunakan perangkat lunak Python sebagai bahasa pemrograman komputasi.
8
2.2. Komponen Sistem Distribusi
Terdapat beberapa komponen pada sistem distribusi seperti saluran, regulator
tegangan, transformator, kapasitor, dan beban. Adapun pemodelan pada masing-
masing komponen adalah sebagai berikut.
2.2.1. Model Saluran
Pemodelan saluran yang digunakan dari buku yang berjudul “Distribution System
Modeling and Analysis Third Edition” (William H. Kersting, 2012). Dari buku
tersebut terdapat dua perhitungan saluran yaitu impedansi series saluran dan
admitansi shunt saluran. Perhitungan impedansi series saluran meliputi resistansi
konduktor, dan reaktansi induktif sendiri dan bersama, berdasarkan medan magnet
sekitar konduktor. Perhitungan admitansi shunt saluran meliputi konduktansi dan
suseptansi kapasitif. Nilai konduktansi diabaikan karena sangat kecil dibanding
suseptansi kapasitif. Besar suseptansi kapasitif dipengaruhi oleh perbedaan
potensial dari tiap-tiap konduktor [5].
Perhitungan impedansi series saluran menerapkan modifikasi persamaan Carson,
yang disederhakan menjadi sebagai berikut,
�̂�𝑖𝑖 = 𝑟𝑖 + 𝜋2𝑓𝐺 + 𝑗4𝜋𝑓𝐺 (𝑙𝑛1
𝐺𝑀𝑅𝑖+ 7.6786 +
1
2𝑙𝑛
𝜌
𝑓) (2.1)
�̂�𝑖𝑗 = 𝜋2𝑓𝐺 + 𝑗4𝜋𝑓𝐺 (𝑙𝑛1
𝐷𝑖𝑗+ 7.6786 +
1
2𝑙𝑛
𝜌
𝑓) (2.2)
9
dengan,
�̂�𝑖𝑖 adalah impedansi sendiri konduktor 𝑖 (Ω/𝑚𝑖𝑙𝑒)
�̂�𝑖𝑗 adalah impedansi bersama antara konduktor 𝑖 dan 𝑗 (Ω/𝑚𝑖𝑙𝑒)
𝑟𝑖 adalah resistansi konduktor 𝑖 (Ω/𝑚𝑖𝑙𝑒)
𝑓 adalah frekuensi sistem (𝐻𝑧)
𝐺 = 0.1609347 × 10−3 (Ω/𝑚𝑖𝑙𝑒)
𝐺𝑀𝑅𝑖 adalah geometric mean radius konduktor 𝑖 (𝑓𝑡)
𝜌 adalah resistansi tanah (Ω − 𝑚)
(𝐷𝑖𝑗) adalah jarak antara konduktor 𝑖 dan 𝑗 (𝑓𝑡)
maka, matrik impedansi primitive impedansi series untuk saluran tiga fasa dengan
satu netral adalah sebagai berikut,
�̂�𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [
�̂�𝑎𝑎 �̂�𝑎𝑏 �̂�𝑎𝑐 �̂�𝑎𝑛
�̂�𝑏𝑎 �̂�𝑏𝑏 �̂�𝑏𝑐 �̂�𝑏𝑛
�̂�𝑐𝑎 �̂�𝑐𝑏 �̂�𝑐𝑐 �̂�𝑐𝑛
�̂�𝑛𝑎 �̂�𝑛𝑏 �̂�𝑛𝑐 �̂�𝑛𝑛
] (2.3)
untuk saluran dua fasa (misalnya fasa 𝑎 dan 𝑐) dengan satu netral adalah sebagai
berikut,
�̂�𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [
�̂�𝑎𝑎 �̂�𝑎𝑐 �̂�𝑎𝑛
�̂�𝑐𝑎 �̂�𝑐𝑐 �̂�𝑐𝑛
�̂�𝑛𝑎 �̂�𝑛𝑐 �̂�𝑛𝑛
] (2.4)
untuk saluran satu fasa (misalnya fasa 𝑏) dengan satu netral adalah sebagai berikut,
�̂�𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [�̂�𝑎𝑎 �̂�𝑎𝑛
�̂�𝑛𝑎 �̂�𝑛𝑛] (2.5)
Sedangkan koefisien potensial sendiri dan bersama adalah sebagai berikut,
�̂�𝑖𝑖 = 11.17689 ∙ 𝑙𝑛𝑆𝑖𝑖
𝑅𝐷𝑖 (2.6)
10
�̂�𝑖𝑗 = 11.17689 ∙ 𝑙𝑛𝑆𝑖𝑖
𝐷𝑖𝑗 (2.7)
dengan,
�̂�𝑖𝑖 adalah koefisien potensial sendiri konduktor 𝑖 (𝑚𝑖𝑙𝑒/𝜇𝐹)
�̂�𝑖𝑗 adalah koefisien potensial bersama antara konduktor 𝑖 dan konduktor 𝑗
(𝑚𝑖𝑙𝑒/𝜇𝐹)
𝑆𝑖𝑖 adalah jarak konduktor 𝑖 dengan pencerminannya 𝑖′ (𝑓𝑡)
𝑆𝑖𝑗 adalah jarak konduktor 𝑖 dengan pencerminan konduktor 𝑗 (𝑓𝑡)
𝑅𝐷𝑖 adalah radius konduktor 𝑖 (𝑓𝑡)
𝐷𝑖𝑗 adalah jarak konduktor 𝑖 dengan konduktor 𝑗 (𝑓𝑡)
bentuk matrik koefisien potensial primitive admitansi shunt
untuk saluran tiga fasa dengan satu netral adalah sebagai berikut,
�̂�𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [
�̂�𝑎𝑎 �̂�𝑎𝑏 �̂�𝑎𝑐 �̂�𝑎𝑛
�̂�𝑏𝑎 �̂�𝑏𝑏 �̂�𝑏𝑐 �̂�𝑏𝑛
�̂�𝑐𝑎 �̂�𝑐𝑏 �̂�𝑐𝑐 �̂�𝑐𝑛
�̂�𝑛𝑎 �̂�𝑛𝑏 �̂�𝑛𝑐 �̂�𝑛𝑛
] (2.8)
untuk saluran dua fasa (misalnya fasa 𝑎 dan 𝑐) dengan satu netral adalah sebagai
berikut,
�̂�𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [
�̂�𝑎𝑎 �̂�𝑎𝑐 �̂�𝑎𝑛
�̂�𝑐𝑎 �̂�𝑐𝑐 �̂�𝑐𝑛
�̂�𝑛𝑎 �̂�𝑛𝑐 �̂�𝑛𝑛
] (2.9)
untuk saluran satu fasa (misalnya fasa 𝑏) dengan satu netral adalah sebagai berikut.
�̂�𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [�̂�𝑏𝑏 �̂�𝑏𝑛
�̂�𝑛𝑏 �̂�𝑛𝑛] (2.10)
11
Selama konduktor netral di tanahkan, maka matriks impedansi primitive maupun
matriks koefisien potensial primitive perlu direduksi untuk menghilangkan
komponen netral. Teknik reduksi Kron yang telah dimodifikasi sebagai berikut,
pada impedansi primitive,
𝑧𝑖𝑗 = �̂�𝑖𝑗 −�̂�𝑖𝑛 ∙ �̂�𝑗𝑛
�̂�𝑛𝑛 (2.11)
pada koefisien potensial primitive,
𝑝𝑖𝑗 = �̂�𝑖𝑗 −�̂�𝑖𝑛 ∙ �̂�𝑗𝑛
�̂�𝑛𝑛 (2.12)
Sehingga, bentuk matriks impedansi series untuk tiga fasa dengan satu netral
menjadi,
𝒁𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠 = [
𝑧𝑎𝑎 𝑧𝑎𝑏 𝑧𝑎𝑐
𝑧𝑏𝑎 𝑧𝑏𝑏 𝑧𝑏𝑐
𝑧𝑐𝑎 𝑧𝑐𝑏 𝑧𝑐𝑐
] (2.13)
untuk dua fasa dengan satu netral menjadi,
𝒁𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠 = [𝑧𝑎𝑎 𝑧𝑎𝑐
𝑧𝑐𝑎 𝑧𝑐𝑐] (2.14)
dan untuk satu fasa dengan satu netral menjadi,
𝒁𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠 = [𝑧𝑎𝑎] (2.15)
dengan 𝒁𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠 merupakan impedansi series dalam satuan 𝑜ℎ𝑚/𝑚𝑖𝑙𝑒.
Sedangkan bentuk matriks koefisien potensial admitansi shunt untuk tiga fasa
dengan satu netral menjadi,
𝑷𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 = [
𝑝𝑎𝑎 𝑝𝑎𝑏 𝑝𝑎𝑐
𝑝𝑏𝑎 𝑝𝑏𝑏 𝑝𝑏𝑐
𝑝𝑐𝑎 𝑝𝑐𝑏 𝑝𝑐𝑐
] (2.16)
untuk dua fasa dengan satu netral menjadi,
12
𝑷𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 = [𝑝𝑎𝑎 𝑝𝑎𝑐
𝑝𝑐𝑎 𝑝𝑐𝑐] (2.17)
untuk satu fasa dengan satu netral menjadi,
𝑷𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 = [𝑝𝑎𝑎] (2.18)
dan matriks kapasitansi, merupakan invers dari matriks koefisien potensial
admitansi shunt,
𝑪𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 = 𝑷𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡−1 (2.19)
dengan 𝑪𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 merupakan kapasitansi admitansi shunt dalam satuan 𝜇𝐹/𝑚𝑖𝑙𝑒.
Sehingga, matriks admitansi dari masing-masing perhitungan saluran adalah
sebagai berikut,
admitansi series,
𝒀𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠 = 𝒁𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠−1 (𝑆/𝑚𝑖𝑙𝑒) (2.20)
admitansi shunt,
𝒀𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 = 𝑗2𝜋𝑓 ∙ 𝑪𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 (𝜇𝑆/𝑚𝑖𝑙𝑒) (2.21)
atau,
𝒀𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 = 𝑗2𝜋𝑓 × 10−6 ∙ 𝑪𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 (𝑆/𝑚𝑖𝑙𝑒) (2.22)
Sedangkan matriks admitansi primitive adalah matriks berukuran 6 × 6, yang
merupakan admitansi terhubung dari dua simpul, yaitu simpul ℎ dan simpul 𝑘,
dimana ℎ dan 𝑘 adalah nomor bus. Pada matriks admitansi primitive, elemen
diagonal merupakan penjumlahan dari admitansi series dan admitansi shunt,
sedangkan elemen off-diagonal merupakan negatif dari admitansi series. Adapun
matriks admitansi primitive dari simpul ℎ ke simpul 𝑘 adalah sebagai berikut,
13
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [𝒀𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠 + 𝒀𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 −𝒀𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠
−𝒀𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠 𝒀𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠 + 𝒀𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡] (2.23)
untuk fasa yang hilang, elemen matriks admitansi primitive bernilai nol.
2.2.2. Model Regulator Tegangan
Pada pemodelan regulator tegangan menggunakan model dari paper “Nodal
Admittance Modeling of Three-phase Step-Voltage Regulators and their
Applications” (Mancheol Shin et al., 2013). Pada paper tersebut menjelaskan,
terdapat dua model regulator tegangan, yaitu jenis A dan jenis B. Dari masing-
masing jenis terdiri dari dua posisi tap, yaitu posisi raise dan posisi lower. Selain
itu, pada penelitian tersebut pemodelan regulator tegangan berdasarkan pada
hubungan belitan, misalnya; hubung Wye, hubung Closed Delta, dan hubung Open
Delta.
Model matematis rasio efektif (𝑎𝑅) berdasarkan posisi tap adalah seperti pada Table
2.1 [6],
Table 2.1 Tabel rasio efektif regulator (𝑎𝑅) tegangan.
Jenis A Jenis B
Raise 𝑎𝑅 = 1 + 0.00625 𝑇𝑎𝑝 Raise 𝑎𝑅 = 1 − 0.00625 𝑇𝑎𝑝
Lower 𝑎𝑅 = 1 − 0.00625 𝑇𝑎𝑝 Lower 𝑎𝑅 = 1 + 0.00625 𝑇𝑎𝑝
dengan 𝑇𝑎𝑝 adalah posisi 0,+1,+2,… ,+16 dan 0,−1,−2,… ,−16.
14
Sehingga, didapatkan matriks koefisien 𝑨, 𝑩, 𝑪, 𝑫, 𝑬, dan 𝑭 sebagai berikut,
𝑨 = 𝑩−1 =
[ 1
𝑎𝑅,𝑎⁄ 0 0
0 1𝑎𝑅,𝑏
⁄ 0
0 0 1𝑎𝑅,𝑐
⁄ ]
(2.24)
𝑪 = [
𝑎𝑅,𝑎𝑏 1 − 𝑎𝑅,𝑏𝑐 0
0 𝑎𝑅,𝑏𝑐 1 − 𝑎𝑅,𝑐𝑎
1 − 𝑎𝑅,𝑎𝑏 0 1𝑎𝑅,𝑐𝑎
⁄
]
−1
(2.25)
𝑫 = [
𝑎𝑅,𝑎𝑏 0 1 − 𝑎𝑅,𝑐𝑎
1 − 𝑎𝑅,𝑎𝑏 𝑎𝑅,𝑏𝑐 0
0 1𝑎𝑅,𝑏𝑐
⁄ 𝑎𝑅,𝑐𝑎
] (2.26)
𝑬 =
[
1𝑎𝑅,𝑎𝑏
⁄ 0 0
0 1𝑎𝑅,𝑐𝑏
⁄ 0
−1𝑎𝑅,𝑎𝑏
⁄ −1𝑎𝑅,𝑐𝑏
⁄ 𝑎𝑅,𝑐𝑎]
(2.27)
𝑭 = [
𝑎𝑅,𝑎𝑏 0 0
−𝑎𝑅,𝑎𝑏 0 −𝑎𝑅,𝑐𝑏
0 0 𝑎𝑅,𝑐𝑏
] (2.28)
dengan 𝑎𝑅,𝑎, 𝑎𝑅,𝑏, 𝑎𝑅,𝑐 adalah rasio efektif regulator fasa 𝑎, 𝑏, 𝑐, dan 𝑎𝑅,𝑎𝑏, 𝑎𝑅,𝑏𝑐,
𝑎𝑅,𝑐𝑎 adalah rasio efektif antar fasa 𝑎𝑏, 𝑏𝑐, 𝑐𝑎.
Sedangkan matriks impedansi series regulator tegangan tiga fasa adalah sebagai
berikut,
𝒀𝑟𝑒𝑔 = 𝒁𝑟𝑒𝑔−1 = [
𝑦𝑎𝑎 𝑦𝑎𝑏 𝑦𝑎𝑐
𝑦𝑏𝑎 𝑦𝑏𝑏 𝑦𝑏𝑐
𝑦𝑐𝑎 𝑦𝑐𝑏 𝑦𝑐𝑐
] (2.29)
dimana 𝑦𝑎𝑏 = 𝑦𝑏𝑎 dan 𝑦𝑎𝑐 = 𝑦𝑐𝑎.
15
Sehingga didapkan model admitansi primitive berdasarkan letak tap pada masing-
masing hubungan belitan seperti pada Table 2.2.
Table 2.2 Tabel admitansi primitive berdasarkan letak tap.
Hubung
Belitan
Primer Sekunder
Hubung Wye 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [𝑨 00 1
] ∙ [𝒀𝑟𝑒𝑔 −𝒀𝑟𝑒𝑔
−𝒀𝑟𝑒𝑔 𝒀𝑟𝑒𝑔] ∙ [
𝑨 00 1
] 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [1 00 𝑨
] ∙ [𝒀𝑟𝑒𝑔 −𝒀𝑟𝑒𝑔
−𝒀𝑟𝑒𝑔 𝒀𝑟𝑒𝑔] ∙ [
1 00 𝑨
]
Hubung
Closed Delta 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [
𝑫 00 1
]−1
∙ [𝒀𝑟𝑒𝑔 −𝒀𝑟𝑒𝑔
−𝒀𝑟𝑒𝑔 𝒀𝑟𝑒𝑔] ∙ [
𝑪 00 1
] 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [1 00 𝑫
]−1
∙ [𝒀𝑟𝑒𝑔 −𝒀𝑟𝑒𝑔
−𝒀𝑟𝑒𝑔 𝒀𝑟𝑒𝑔] ∙ [
1 00 𝑪
]
Hubung Open
Delta 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [
𝑭 00 1
]−1
∙ [𝒀𝑟𝑒𝑔 −𝒀𝑟𝑒𝑔
−𝒀𝑟𝑒𝑔 𝒀𝑟𝑒𝑔] ∙ [
𝑬 00 1
] 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [1 00 𝑭
]−1
∙ [𝒀𝑟𝑒𝑔 −𝒀𝑟𝑒𝑔
−𝒀𝑟𝑒𝑔 𝒀𝑟𝑒𝑔] ∙ [
1 00 𝑬
]
dengan 1 adalah matriks identitas berukuran 3 × 3.
2.2.3. Model Transformator
Pada pemodelan transformator, penulis menggunakan referensi dari paper
“Transformer Modeling for Three-Phase Distribution Network Analysis” (Izudin
Džafić et al., 2014). Pada penelitian tersebut, transformator dimodelkan sebagai
komponen simetris ke dalam koneksi tiga fasa yang berbeda, sehingga mampu
mengakomodir transformator bank yang tidak simetris dengan fasa yang tak
seimbang atau hilang, dan pengaruh impedansi bocor. Pada paper tersebut, model
transformator dibagi berdasarkan hubungan belitan dan jumlah clock [7].
16
Impedansi transformator dihitung berdasarkan impedansi urutan transformator.
Matrik impedansi primitive dalam sistem koordinat 0 − 1 − 2 adalah sebagai
berikut,
𝒁𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒012 = [
𝑧0
𝑧1
𝑧2
] (2.30)
dimana impedansi urutan positif (𝑍1) adalah sama dengan impedansi urutan negatif
(𝑍2) dan impedansi urutan nol (𝑍0) merupakan rasio relatifnya. Sedangkan
admitansi urutan primitive merupkan matriks berukuran 6 × 6 yang merupakan
invers dari impedansi urutan primitive,
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒012 = 𝒁𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒
012 −1= [
𝑦0
𝑦1
𝑦2
] (2.31)
untuk mengakomodir phase shift transformator, berlaku persamaan berikut
𝑡 = 𝑡𝑒𝑗𝛼 (2.32)
dengan 𝑡 merupakan rasio tap, sedangkan 𝛼 dihitung sebagai berikut,
𝛼 = 𝑛 × 30° (2.33)
dengan 𝑛 jumlah clock, sehingga bentuk matriks 𝑇 seperti pada persamaan (2.34).
𝑻 =
[ 1
𝑡1
𝑡
1
𝑡∗]
(2.34)
Sedangkan, matriks admitansi urutan transformator berukuran 6 × 6 dihitung
seperti pada persamaan (2.35),
17
𝒀012 = [ 1𝑻∗] ∙ [
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒012 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒
012
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒012 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒
012 ] ∙ [ 1𝑻
] (2.35)
dengan 1 adalah matriks identitas berukuran 3 × 3, persamaan (2.35) dapat
diringkas menjadi,
𝒀012 = [𝒀012ℎℎ
𝒀012ℎ𝑘
𝒀012𝑘ℎ𝒀012𝑘𝑘
] (2.36)
sehingga, matriks admitansi transformator dapat dihitung sebagai berikut,
𝒀𝑡𝑟𝑓 = [𝑨 ∙ 𝒀012ℎℎ
∙ 𝑨−𝟏 𝑨 ∙ 𝒀012ℎ𝑘∙ 𝑨−𝟏
𝑨 ∙ 𝒀012𝑘ℎ∙ 𝑨−𝟏 𝑨 ∙ 𝒀012𝑘𝑘
∙ 𝑨−𝟏] (2.37)
dengan matriks 𝑨 adalah
𝑨 = [
1 1 11 𝑎𝑠
2 𝑎𝑠
1 𝑎𝑠 𝑎𝑠2] (2.38)
dengan nila 𝑎𝑠 adalah 1.0∠120°.
Persamaan (2.37) dapat diringkas menjadi seperti berikut.
𝒀𝑡𝑟𝑓 = [𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
𝒀𝑡𝑟𝑓ℎ𝑘
𝒀𝑡𝑟𝑓𝑘ℎ𝒀𝑡𝑟𝑓𝑘𝑘
] (2.39)
Secara umum, bentuk matriks admitansi transformator primitive berukuran 6 × 6
adalah sebagai berikut,
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒ℎℎ
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒ℎ𝑘
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒𝑘ℎ𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒𝑘𝑘
] (2.40)
dengan 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒ℎℎ, 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒𝑘𝑘
, dan 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒ℎ𝑘= 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒𝑘ℎ
merupakan
model matematis matriks admitansi transformator primitive berdasarkan hubungan
belitan seperti pada Table 2.3.
18
Table 2.3 Model matematis admitansi transformator primitive.
Clock
Hubung
Belitan
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒ℎℎ 𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒𝑘𝑘
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒ℎ𝑘
0 𝑌 − 𝑌0
= 𝐷 − 𝐷0
𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
3∙ 𝒀𝑣
𝒀𝑡𝑟𝑓𝑘𝑘
3∙ 𝒀𝑣
𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
3∙ (−𝒀𝑣)
0 𝑌𝑔 − 𝑌𝑔0 𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ∙ 𝒀𝑢 𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
∙ 𝒀𝑢 𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ∙ (−𝒀𝑢)
1 𝑌 − 𝐷1
= 𝐷 − 𝑌1
𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
3∙ 𝒀𝑣
𝒀𝑡𝑟𝑓𝑘𝑘
3∙ 𝒀𝑣
𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
√3∙ 𝒀𝑤
𝑇
1 𝑌𝑔 − 𝐷1 𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ∙ 𝒀𝑢
𝒀𝑡𝑟𝑓𝑘𝑘
3∙ 𝒀𝑣
𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
√3∙ 𝒀𝑤
𝑇
1 𝐷 − 𝑌𝑔1 𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
3∙ 𝒀𝑣 𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
∙ 𝒀𝑢 𝒀𝑡𝑟𝑓ℎℎ
√3∙ 𝒀𝑤
𝑇
dengan matriks 𝒀𝑢, 𝒀𝑣, dan 𝒀𝑤 adalah sebagai berikut,
𝒀𝑢 = [1 0 00 1 00 0 1
] (2.41)
𝒀𝑣 = [2 −1 −1
−1 2 −1−1 −1 2
] (2.42)
𝒀𝑤 = [−1 1 00 −1 11 0 −1
] (2.43)
2.2.4. Model Kapasitor
Pada model kapasitor, referensi “Distribution System Modeling and Analysis Third
Edition” (William H. Kersting, 2012) memodelkan kapasitor berdasarkan
koneksinya. Besar suseptansi kapasitor dapat dihitung sebagai berikut [5].
19
Matrik admitansi primitive untuk kapasitor hubung wye adalah sebagai berikut,
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [
𝐵𝑎
𝐵𝑏
𝐵𝑐
] (2.44)
sedangkan matriks admitansi primitive untuk kapasitor hubung delta adalah sebagai beikut,
𝒀𝑝𝑟𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒 = [
𝐵𝑎 0 −𝐵𝑐
−𝐵𝑎 𝐵𝑏 00 −𝐵𝑏 𝐵𝑐
]
dengan 𝐵𝑖 dalam satuan siemens untuk hubung wye,
𝐵𝑖 =𝑘𝑣𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑉𝐿𝑁2 ∙ 1000
(𝑆) (2.45)
sedangkan untuk hubung delta,
𝐵𝑖 =𝑘𝑣𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑉𝐿𝐿2 ∙ 1000
(𝑆) (2.46)
dimana, 𝑖 adalah fasa a, b, atau c, 𝑘𝑉𝐿𝑁 adalah tegangan fasa ke netral dan 𝑘𝑉𝐿𝐿
adalah tegangan fasa ke fasa.
2.2.5. Model Beban
Referensi “Three-Phase Power Flow Calculations Using the Current Injection
Method” (Paulo A. N. Garcia et al., 2000) memodelkan beban distribusi sistem
tenaga listrik. Beban dapat tiga fasa, dua fasa, atau satu fasa dengan kondisi tak
seimbang. Model beban 𝑍𝐼𝑃 meliputi constant impedance (𝑍), constant current (𝐼),
dan constant power (𝑃𝑄).
20
Model matematis untuk mengakomodir beban 𝑍𝐼𝑃 sebagai berikut [8],
𝑠𝐿 = 𝑠𝐿𝑠 ∙ (%𝑧 ∙ 𝒗2 + %𝑖 ∙ 𝒗 + %𝑝) (2.47)
dengan 𝑠𝐿 adalah daya kompleks beban total, 𝑠𝐿𝑠 adalah beban yang dijadwalkan,
%𝑧 adalah persentase beban constant impedance (𝑍), %𝑖 adalah persentase beban
constant current (𝐼), %𝑝 adalah persentase beban constant power (𝑃𝑄), dan 𝒗
adalah magnitude tegangan.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Tugas akhir ini dilaksanakan dari bulan Februari hingga bulan September 2018
yang bertempat di Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik (STE), Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
3.2. Alat dan Bahan
Pada pengerjaan penelitian ini menggunakan satu unit personal komputer dengan
spesifikasi; Processor Intel(R) Core i3 @2.53 GHz (4 CPUs), dengan memori
sebesar 4096 MB RAM, dan menggunakan OS Windows 10 Pro 64-bit; perangkat
lunak Sublime Text v.3.1.1 Build 3176 sebagai editor dan compiler; bahasa
pemrograman Python beserta library-library komputasinya seperti Numpy dan
Scipy; serta kasus sistem tenaga penyulang distribusi dari PT. PLN (Persero)
Distribusi Lampung dan IEEE PES (Power & Energy Society) Distribuion Test
Feeder.
22
3.3. Metodologi Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut;
1. Studi Literatur
Pada tahap ini, penulis mempelajari dan mengumpulkan literatur mengenai
analisis aliran daya tiga fasa pada jaringan tidak setimbang, mempelajari
metode analisis aliran daya format vektorisasi rektangular, dan cara
memodelkan komponen-komponen peralatan distribusi. Literatur tersebut
dari beberapa sumber dan referensi ilmiah, seperti buku materi analisa
sistem tenaga listrik, jurnal ilmiah, dan laporan-laporan penilitan terdahulu.
2. Studi Bimbingan
Pada tahap ini, penulis melakukan diskusi secara berkala dalam
menyelesaikan permasalahan analisis aliran daya tiga fasa dengan format
vektorisasi serta menyelesaikan permasalahan dalam membuat pemodelan
komponen-komponen peralatan listrik tiga fasa, sehingga penulis dapat
memperoleh pengetahuan lebih dan dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada tahap ini, penulis melakukan pengumpulan data yang berasal dari PT.
PLN (Persero) Distribusi Lampung dan IEEE PES (Power & Energy
Society) Distribuion Test Feeder, lalu mengolah data tersebut untuk
dilakukan komputasi analisis aliran daya tiga fasa dengan menggunakan
bahasa pemrograman Python.
4. Pembuatan Laporan
Pada tahap ini, penulis menuliskan mengenai rencana penelitian dalam
bentuk laporan proposal dan hasil dari penelitian dalam bentuk laporan
23
akhir. Laporan ini dapat digunakan sebagai bentuk tanggug jawab penulis
terhadap tugas akhir yang telah dilakukan dan digunakan untuk seminar usul
dan seminar akhir.
24
3.4. Diagram Pelaksanaan Kegiatan
Tahap-tahap pelaksanaan dalam kegiatan tugas akhir ini seperti pada Gambar 3.1.
Mulai
Menyiapkan Referensi dan Program
Studi Bimbingan
Studi Literatur
Pengambilan Data
Pengecekkan Data
Membuat Program
Memasukkan Data
Simulasi
Sesuai Hasil
Laporan
Penelitian
Selesai
Evaluasi ProgramN
Y
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian tugas akhir.
25
3.5. Analisis Aliran Daya Tiga Fasa dalam Format Vektor
Pada bab sebelumnya telah membahas mengenai pemodelan peralatan-peralatan
sistem tenaga listrik ke dalam matrik admitansi. Matriks admitansi sistem diperoleh
dengan cara menjumlahkan semua matriks admitansi primitive pada masing-masing
peralatan, sehingga menghasilkan matriks admitansi sistem tiga fasa (�̅�𝑎𝑏𝑐)
berukuran 3𝑛𝑏 × 3𝑛𝑏 (dimana 𝑛𝑏 adalah jumlah bus). Sehingga persamaan daya
injeksi pada aliran daya tiga fasa dalam format vektor sebagai berikut,
�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐 = �̅�𝑎𝑏𝑐 ∙ 𝒊�̅�𝑏𝑐∗ (3.1)
dengan 𝒊�̅�𝑏𝑐 adalah vektor arus injeksi yang dihitung dengan persamaan berikut,
𝒊�̅�𝑏𝑐 = �̅�𝑎𝑏𝑐 ∙ �̅̇�𝑎𝑏𝑐 (3.2)
sehingga persamaan (3.1) menjadi,
�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐 = �̅�𝑎𝑏𝑐 ∙ (�̅�𝑎𝑏𝑐 ∙ �̅̇�𝑎𝑏𝑐)∗ (3.3)
dengan �̅�𝑎𝑏𝑐 adalah diagonal matriks (�̅̇�1,𝑎, … , �̅̇�1,𝑐, �̅̇�2,𝑎, … , �̅̇�𝑛,𝑎𝑏𝑐) tegangan tiga
fasa berukuran 3𝑛𝑏 × 3𝑛𝑏, 𝑛, 𝑎𝑏𝑐 adalah nomor bus tiga fasa, dan �̅̇�𝑎𝑏𝑐 adalah
vektor tegangan tiga fasa berukuran 3𝑛𝑏.
3.5.1. Perhitungan Mismatch
Terdapat tiga jenis bus dalam melakukan analisis aliran daya, yaitu 𝑃𝑄 bus, 𝑆𝑙𝑎𝑐𝑘
bus, dan 𝑃𝑉 bus. Persamaan kesetimbangan aliran daya (mismatch) tiga fasa dalam
format vektor pada bus 𝑃𝑄 adalah sebagai berikut,
∆�̅�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
= �̅�𝑠𝑐ℎ,𝑎𝑏𝑐(𝑖) − �̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
(𝑖) = 0 (3.4)
26
dengan,
�̅�𝑠𝑐ℎ,𝑎𝑏𝑐(𝑖) = �̅�𝐺,𝑎𝑏𝑐 − �̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐
(𝑖) (3.5)
sehingga persamaan (3.4) menjadi,
∆�̅�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
= �̅�𝐺,𝑎𝑏𝑐 − �̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐(𝑖) − �̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
(𝑖) = 0 (3.6)
dimana �̅�𝑔,𝑎𝑏𝑐 daya komplek tiga fasa yang dibangkitkan, dan �̅�𝑙,𝑎𝑏𝑐(𝑖)
adalah daya
kompleks beban 𝑍𝐼𝑃 tiga fasa dari persamaan (2.47).
Pada bus 𝑠𝑙𝑎𝑐𝑘, merupakan bus referensi, sehingga tegangan selalu tetap 1 𝑝. 𝑢.
pada setiap iterasi, maka mismatch ∆�̅�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
= 0. Sedangkan untuk bus 𝑃𝑉, berlaku
persamaan berikut,
∆�̅�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
= ℜ{∆�̅�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
} + 𝑗∆𝒗𝑎𝑏𝑐2 (𝑖)
= 0 (3.7)
dimana ∆𝒗𝑎𝑏𝑐(𝑖)
adalah selisih magnitude tegangan antara magnitude tegangan iterasi
ke-0 (𝒗𝑎𝑏𝑐(0)
) dan magnitude tegangan iterasi sekarang (𝒗𝑎𝑏𝑐(𝑖)
).
3.5.2. Persamaan Koreksi
Selama �̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐 adalah merupakan fungsi variabel tegangan, persamaan
kesetimbangan daya (3.6), dapat dikembangkan dengan menggunakan teorema
deret Taylor sebagai berikut,
∆�̅�𝑎𝑏𝑐 = �̅�𝐺,𝑎𝑏𝑐 − �̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐 − �̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐 = 0 (3.8)
dengan,
�̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐 = �̅�𝐿𝑠,𝑎𝑏𝑐 ∙ (%̅𝑧 ∙ 𝒗𝑎𝑏𝑐2 + %̅𝑖 ∙ 𝒗𝑎𝑏𝑐 + %𝑝) (3.9)
27
dimana �̅�𝐿𝑠,𝑎𝑏𝑐 adalah matriks diagonal beban kompleks tiga fasa terjadwal, %̅𝑧
adalah matriks diagonal persentase beban constant impedance, %̅𝑖 adalah matriks
diagonal persentase beban constant current, %𝑝 adalah matriks vektor persentase
beban constant power, dan 𝒗𝑎𝑏𝑐 matriks magnitude tegangan tiga fasa yang dapat
dihitung sebagai berikut,
𝒗𝑎𝑏𝑐 = √ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}2+ ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}
2 (3.10)
sehingga deret Taylor dari persamaan kesetimbangan daya menjadi seperti berikut.
�̅�𝐺,𝑎𝑏𝑐(0)
− �̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐(0)
− �̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐(0)
− ∑𝜕�̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}ℜ{∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐}
𝑛𝑏
ℎ=1
− ∑𝜕�̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}ℑ{∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐}
𝑛𝑏
ℎ=1
− ∑𝜕�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}ℜ{∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐}
𝑛𝑏
ℎ=1
− ∑𝜕�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}ℑ{∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐}
𝑛𝑏
ℎ=1
= 0
(3.11)
Persamaan kesetimbangan aliran daya merupakan persamaan non-linear simultan
terhadap fasor tegangan. Metode Newton-Raphson adalah algoritma efisien yang
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan persamaan non-linear simultan
tersebut. Secara umum, persamaan koreksi adalah sebagai berikut,
𝒇(𝒙(𝑖)) = ∇𝑥𝑇𝒇 (𝑖)∆𝒙(𝑖) (3.12)
∆𝒙(𝑖) = [∇𝑥𝑇𝒇(𝑖) ]
−1𝒇(𝒙(𝑖)) (3.13)
28
dimana ∇𝑥𝑇𝒇 adalah koefisien persamaan koreksi yang merupakan turunan terhadap
variabel 𝒙 dan 𝑖 adalah iterasi ke-𝑖. Pada analisis aliran daya tiga fasa dalam format
vektor, persamaan (3.12) menjadi persamaan (3.14).
∆�̅�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
= 𝑱𝑎𝑏𝑐(𝑖) ∙ ∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐
(𝑖) (3.14)
Adapun elemen penyusun dari matriks koefisien persamaan koreksi 𝑱𝑎𝑏𝑐 adalah
turunan sebagian beban 𝑍𝐼𝑃 dan daya injeksi kompleks tiga fasa terhadap variabel
riil dan imajiner tegangan. Sehingga persamaan (3.14) menjadi,
[ℜ{∆�̅�𝑎𝑏𝑐}
ℑ{∆�̅�𝑎𝑏𝑐}]
=
[ ℜ {
𝜕�̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}} + ℜ{
𝜕�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}} ℜ {
𝜕�̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}} + ℜ{
𝜕�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}}
ℑ {𝜕�̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}} + ℑ {
𝜕�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}} ℑ {
𝜕�̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}} + ℑ {
𝜕�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}}]
[ℜ{∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐}
ℑ{∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐}]
(3.15)
untuk 𝑃𝑄 bus, turunan sebagian beban 𝑍𝐼𝑃 kompleks tiga fasa terhadap variabel
tegangan riil dan imajiner tegangan adalah sebagai berikut,
𝜕�̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}= �̅�𝐿𝑠,𝑎𝑏𝑐 ∙ (2 ∙ ℛ{�̅�𝑎𝑏𝑐} ∙ %̅𝑧 +
1
𝒗𝑎𝑏𝑐∙ ℛ{�̅�𝑎𝑏𝑐} ∙ %̅𝑖) (3.16)
𝜕�̅�𝐿,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}= 𝑗�̅�𝐿𝑠,𝑎𝑏𝑐 ∙ (2 ∙ ℑ{�̅�𝑎𝑏𝑐} ∙ %̅𝑧 +
1
𝒗𝑎𝑏𝑐∙ ℑ{�̅�𝑎𝑏𝑐} ∙ %̅𝑖) (3.17)
sedangkan turunan sebagian daya injeksi kompleks tiga fasa terhadap variabel
tegangan riil dan imajiner tegangan adalah sebagai berikut,
𝜕�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}= 𝑰𝑎𝑏𝑐
∗ + �̅�𝑎𝑏𝑐 ∙ �̅�𝑎𝑏𝑐∗ (3.18)
𝜕�̅�𝑖,𝑎𝑏𝑐
𝜕ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}= 𝑗𝑰𝑎𝑏𝑐
∗ − 𝑗�̅�𝑎𝑏𝑐 ∙ �̅�𝑎𝑏𝑐∗ (3.19)
29
untuk 𝑃𝑉 bus, turunan sebagian magnitude tegangan tiga fasa terhadap variabel
tegangan riil dan imajiner tegangan adalah sebagai berikut.
𝜕𝒗𝑖,𝑎𝑏𝑐2
𝜕ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}= 2ℜ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐} (3.20)
𝜕𝒗𝑖,𝑎𝑏𝑐2
𝜕ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐}= 2ℑ{�̅̇�𝑎𝑏𝑐} (3.21)
3.5.3. Update Tegangan
Pada persamaan (3.13), variabel koefisien persamaan koreksi ∇𝑥𝑇𝒇 diinverskan
untuk mendapatkan nilai ∆𝒙. Pada analisis aliran daya tiga fasa dalam format
vektor, persamaan (3.13) menjadi,
∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
= [𝑱𝑎𝑏𝑐]−1∆�̅�𝑎𝑏𝑐
(𝑖) (3.22)
sehingga didapatkan tegangan baru,
�̅̇�𝑎𝑏𝑐(𝑖+1)
= �̅̇�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
+ ∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
(3.23)
dengan �̅̇�𝑎𝑏𝑐(𝑖+1)
adalah tegangan tiga fasa baru pada iterasi ke- 𝑖 + 1, �̅̇�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
adalah
tegangan tiga fasa pada iterasi ke- 𝑖, dan ∆�̅̇�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
selisih tegangan tiga fasa pada
iterasi ke- 𝑖.
Proses komputasi ini akan terus menerus hingga persamaan kesetimbangan daya
(mismatch) memenuhi kondisi berikut,
𝑚𝑎𝑥{|∆�̅�𝑎𝑏𝑐|} < 𝜀 (3.24)
30
atau,
𝑖 = 𝑖𝑚𝑎𝑥 (3.25)
dimana 𝜀 adalah galat (error) yang ditoleransi dan 𝑖 adalah nomor iterasi.
3.6. Proses Komputasi Aliran Daya Tiga Fasa Format Vektor
Berikut ini adalah proses komputasi yang diterapkan pada program,
1. Mengubah format data ke dalam bentuk fungsi agar dapat dibaca oleh
program.
2. Menghitung dan membuat matriks admitansi sistem tiga fasa (�̅�𝑎𝑏𝑐)
berukuran 3𝑛𝑏 × 3𝑛𝑏 berdasarkan data masukan.
Nilai matriks �̅�𝑎𝑏𝑐dihitung dari data impedansi konfigurasi saluran, regulator
tegangan, transformator tiga fasa, dan kapasitor.
3. Mententukan nilai awal untuk magnitude tegangan 𝒗 dan sudut fasa 𝜽 pada
masing-masing fasa. Nilai magnitude tegangan dan sudut fasa pada awalnya
dianggap 1 𝑝. 𝑢. (per unit) dengan sudut 30° pada fasa a, −90° pada fasa b,
dan 150° pada fasa c.
4. Mengubah data tegangan polar menjadi rectangular dalam format vektor
dengan cara, ℜ{�̅�𝑎𝑏𝑐} = 𝒗 cos𝜽 dan ℑ{�̅�𝑎𝑏𝑐} = 𝒗 sin𝜽.
5. Menentukan nilai iterasi awal 𝑖 = 0
6. Menghitung mismatch daya tiga fasa ∆�̅�𝑎𝑏𝑐(𝑖)
dengan persamaan (3.6).
7. Membandingkan nilai mismatch pada iterasi ke 𝑖 dengan mismatch yang
ditoleransi. Jika nilai mismatch kurang dari toleransi (0.00001) atau iterasi
31
𝑖 = 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑖, maka menuju langkah 12. Jika tidak memenuhi kondisi tersebut,
dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
8. Menghitung matriks koefisien persamaan koreksi 𝑱𝑎𝑏𝑐 berdasarkan
persamaan (3.15).
9. Menyelesaikan persamaan koreksi pada (3.22).
10. Menghitung tegangan baru seperti pada persamaan (3.23).
11. Menambah iterasi 𝑖 = 𝑖 + 1 dan kembali ke langkang nomor 6.
12. Menampilkan hasil komputasi dalam bentuk tabel.
32
3.7. Diagram Alir Penelitian Pemodelan Aliran Daya Tiga Fasa dalam
Format Vektor dengan Metode Newton-Raphson
Tahap-tahap penelitian Pemodelan Aliran Daya Tiga Fasa dalam Format Vektor
dengan Metode Newton-Raphson seperti pada diagram alir berikut.
Mulai
Menghitung admitansi saluran
Membuat matriks admitansi
Membuat nilai awal tegangan pada iterasi k=0
k=0
Menghitung mismatch daya
Mismatch < toleransi Output hasil
Input data
Menghitung matriks jacobian
Menyelesaikan persamaan koreksi
Menghitung nilai tegangan baru
k=k+1
Menghitung admitansi regulator
tegangan
Menghitung admitansi transformator
Menghitung admitansi kapasitor
Ya
TidakSelesai
Gambar 3.2 Diagram alir penelitian Pemodelan Aliran Daya Tiga Fasa dalam
Format Vektor dengan Metode Newton-Raphson.
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil komputasi aliran daya tiga fasa dalam format vektor, serta
perbandingan nilai komputasi, maka dapat disimpulkan bahwa,
1. Aliran daya tiga fasa dalam format vektor dapat menyelesaikan aliran daya pada
sistem setimbang hingga 8.65 kali lebih cepat dibandingkan non-vektor dengan
menggunakan bahasa pemrograman Python.
2. Selisih nilai magnitude tegangan maksimal antara hasil komputasi aliran daya
tiga fasa dalam format vektor dengan simulasi perangkat lunak OpenDSS tidak
lebih dari 3 × 10−5 𝑝. 𝑢.
3. Aliran daya tiga fasa dalam format vektor dapat menyelesaikan aliran daya pada
kasus tidak seimbang IEEE 13 Node Test Feeder dan IEEE 34 Node Test Feeder
dengan jumlah iterasi masing-masing sebanyak 3 dan 5 iterasi, sedangkan
OpenDSS dapat menyelesaikan dengan jumlah iterasi sebanyak 2 dan 4 iterasi.
59
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu:
1. Analisis aliran daya tiga fasa dalam format vektor dapat dikembangkan lagi
dengan tingkat konvergensi yang lebih signifikan khususnya pada suatu sistem
tenaga listrik dengan jumlah bus yang sangat banyak.
2. Analisis aliran daya tiga fasa dalam format vektor dapat diaplikasikan dalam
studi optimasi aliran daya, kontingensi, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
[1] E. Demirok, S. B. Kjær, and R. Teodorescu, “Three-Phase Unbalanced Load
Flow Tool for Distribution Networks,” Proc. 2nd Int. Work. Integr. Sol.
Power Syst., p. 9, 2012.
[2] B. Sereeter, K. Vuik, and C. Witteveen, “Newton Power Flow Methods for
Unbalanced Three-Phase Distribution Networks,” Energies, vol. 10, no. 10,
p. 1658, 2017.
[3] H. Ahmadi, J. R. Marti, and A. Von Meier, “A Linear Power Flow
Formulation for Three-Phase Distribution Systems,” IEEE Trans. Power
Syst., vol. 31, no. 6, pp. 5012–5021, 2016.
[4] Y. Yude and Q. Zhijun, “Power Flow Calculation Based on Non-linear
Programming Model and Vectorization Mode,” pp. 1729–1733, 2007.
[5] W. H. Kersting, Distribution System Modeling and Analysis, Third Edition.
2012.
61
[6] M. Shin, C. Park, J. Jung, K. Kim, and S. So, “Nodal Admittance Modeling
of Three-phase Step-Voltage Regulators and their Applications,” Electr.
Mach. Syst. (ICEMS), 2013 Int. Conf., pp. 362–367, 2013.
[7] I. Džafić, R. A. Jabr, and H. T. Neisius, “Transformer Modeling for Three-
Phase Distribution Network Analysis,” IEEE Trans. Power Syst., vol. 30, no.
5, pp. 2604–2611, 2015.
[8] P. A. N. Garcia et al., “Three-Phase Power Flow Calculations Using the
Current Injection Method,” vol. 15, no. 2, pp. 508–514, 2000.
[9] a IEEE Distribution System Subcomitte, “IEEE 13 Node Test Feeder
Report.” pp. 1–11, 2001.
[10] Distribution System Analysis Subcommittee, “IEEE 34 Node Test Feeder,”
IEEE Power Engineering Society. pp. 1–16, 2010.