pemilu latar belakang

14
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Mendengar kata pemilu bukanlah sesuatu yang asing lagi di tengah masyarakat yang menganut sistem demokrasi. Banyak masyarakat yang mengartikan pemilu sebagai pesta demokrasi di negeri ini. Seperti yang kita rasakan saat ini, walaupun pemilihan umum atau pemilu presiden baru akan dilaksanakan tahun 2014 nanti, namun berbagai persiapan telah banyak dilakukan oleh bakal calon presiden. Berita-berita di televisi dan media-media lain sudah mulai menduga-duga siapakah kader partai politik yang akan maju dalam ajang pemilu presiden 2014 mendatang. Di sisi lain dunia politik semakin diwarnai dengan hadirnya para artis tanah air yang bersiap mencalonkan diri menjadi kandidat dalam pada pemilu mendatang. Banyaknya kalangan artis yang terjun ke ajang pemilu tidak menunjukkan semakin besarnya kesadaran masyrakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam dunia politik tanah air. Di satu sisi, masih ada sebagian masyarakat yang tidak lagi peduli dengan adanya pemilu karena mereka menganggap pemilu hanyalah sekedar permainan politik semata yang tidak merubah keadaan masyarakat. Pada demokrasi modern atau demokrasi tidak langsung, kedaulatan negara dijalankan oleh para wakil-wakil rakyat yang ditentukan sendiri oleh rakyat. Untuk menentukan

Upload: taruna-yotatulu

Post on 13-Feb-2015

198 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

latar belakang pemilu

TRANSCRIPT

Page 1: pemilu latar belakang

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Mendengar kata pemilu bukanlah sesuatu yang asing lagi di tengah

masyarakat yang menganut sistem demokrasi. Banyak masyarakat yang mengartikan

pemilu sebagai pesta demokrasi di negeri ini. Seperti yang kita rasakan saat ini,

walaupun pemilihan umum atau pemilu presiden baru akan dilaksanakan tahun 2014

nanti, namun berbagai persiapan telah banyak dilakukan oleh bakal calon presiden.

Berita-berita di televisi dan media-media lain sudah mulai menduga-duga siapakah

kader partai politik yang akan maju dalam ajang pemilu presiden 2014 mendatang. Di

sisi lain dunia politik semakin diwarnai dengan hadirnya para artis tanah air yang

bersiap mencalonkan diri menjadi kandidat dalam pada pemilu mendatang.

Banyaknya kalangan artis yang terjun ke ajang pemilu tidak menunjukkan semakin

besarnya kesadaran masyrakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam dunia politik

tanah air. Di satu sisi, masih ada sebagian masyarakat yang tidak lagi peduli dengan

adanya pemilu karena mereka menganggap pemilu hanyalah sekedar permainan

politik semata yang tidak merubah keadaan masyarakat.

Pada demokrasi modern atau demokrasi tidak langsung, kedaulatan negara

dijalankan oleh para wakil-wakil rakyat yang ditentukan sendiri oleh rakyat. Untuk

menentukan siapakah yang berwenang mewakili rakyat, maka dilaksanakanlah

pemilu. Di dalam pemilihan umum masyarakat mengharapkan wakil-wakil yang

dipilih dapat benar-benar mewakili aspirasi, keragaman, kondisi serta keinginan dari

rakyat sehingga rakyat tidak lagi bersikap apatis terhadap pemerintahan.

Sampai saat ini Indonesia telah melaksanakan pemilu sebanyak sepuluh kali

himgga tahun 2009. Pemilihan umum di Indonesia semakin banyak diikuti oleh partai

politik. Pemilihan umum di Indonesia pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955.

Pemilu di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 orde yaitu : orde lama, orde

baru, dan reformasi.

Melihat realita tersebut, kami bermaksud untuk menganalisa mengenai

pemilihan umum yang berlangsung di Indonesia dalam makalah ini yang berjudul

“Pemilihan Umum di Indonesia”.

Page 2: pemilu latar belakang

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemilu?

2. Bagaimana pelaksanaan pemilu di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemilu.

2. Untuk mengetahui pelaksaan pemilu yang ada di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan diskusi kelas.

2. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu

Politik.

3. Sebagai referensi.

4. Sebagai sarana untuk lebih mengetahui tentang pemilihan umum yang terjadi di

Indonesia.

5. Untuk meningkatkan wawasan mengenai pemilihan umum.

\

Page 3: pemilu latar belakang

Bab II

Isi

A. Dasar Teori

Pemilihan Umum (pemilu) adalah suatu cara memilih wakil-wakil rakyat yang

akan duduk di lembaga perwakilan rakyat serta salah satu pelayanan hak-hak asasi

warga negara dalam bidang politik. Untuk itu, sudah menjadi keharusan bagi

pemerintahan demokrasi untuk melaksanakan pemilihan umum dalam waktu-waktu

yang telah ditentukan.

B.Pembahasan

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa pemilihan umum (pemilu)

adalah suatu cara pemilihan untuk menentukan wakil-wakil rakyat yang akan

menduduki lembaga-lembaga perwakilan rakyat.

Pemilu di Indonesia telah dilaksanakan sebanyak sepuluh kali dalam 3 masa

(orde), yaitu pada masa orde lama pada tahun 1955, masa orde baru pada tahun

1971,1977,1982,1987,1992, dan 1997, serta pada era reformasi yaitu pada tahun 1999,

2004, 2009. Pemilu di Indonesia dilaksanakan setiap kurun waktu lima tahun sekali

dengan maksimal dua kali terpilih pada kedudukan yang sama.

Di setiap tahunnya, pemilu di Indonesia mengalami sedikit banyak perubahan,

namun dilihat dari aspek pesertanya, semakin lama peserta pemilu semakin banyak,

baik yang diusung oleh partai politik dan koalisi maupun jalur independent. Namun,

samapai saat ini bakal calon terpilih lebih banyak dari calon partai politik koalisi.

1. Pemilu Orde Lama Tahun 1955

Pemilihan umum pertama ini dilaksanakan pada masa demokrasi

liberal. Keinginan untuk mengadakan pemilu pertama ini sudah ada sejak tiga

bulan pasca kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Keinginan tersebut

tertuang dalam Maklumat Wakil Presiden Muhammad Hatta No. X tanggal 3

November 1945, yang berisi anjuran pembentukan partai politik. Dalam

maklumat tersebut juga menyebutkan, pemilu untuk memilih anggota DPR

dan MPR pada bulan Januari 1946. Akan tetapi, rencana tersebut tidak bisa

direalisasikan. Sebab, Indonesia belum memiliki perangkat yang memadai

untuk menyelenggarakan sebuahprosesi demokrasi yang tidak sederhana.

Page 4: pemilu latar belakang

Selain itu, perlawanan terhadap ancamankemerdekaan dari imperialis Belanda

yang hendak kembali menjajah Indonesia, tidakmemungkinkan pemilu

diselenggarakan.

Pada akhirnya pemilu pertama baru dilaksanakan sepuluh tahun setelah

proklamasi, yaitu pada masa demokrasi parlementer saat kabinet Burhanuddin

Harahap. Pemilu ini diadakan untuk dua lembaga yang berbeda. Pertama, 29

September 1955 untuk memilih272 anggota DPR. Yang kedua, 15 Desember

1955 untuk memilih 542 anggota DewanKonstituante. Pemilu anggota DPR

diikuti 118 peserta yang terdiri dari 36 partai politik, 34 organisasi

kemasyarakatan, dan 48 perorangan. Sedangkan untuk Pemilu

anggotaKonstituante diikuti 91 peserta yang terdiri dari 39 partai politik, 23

organisasikemasyarakatan, dan 29 perorangan. Pemilu pertama ini

dimenangkan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI).

2. Pemilu Orde Baru

Pelaksanaan pemilu di masa orde baru diatur dalam Undang-undang

No.15 tahun 1969 tentang Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu pada masa ini

memiliki karakteristik yang berbeda dari pemilu sebelumnya dan juga pemilu

sesudahnya. Masa ini merupakan rezim Soeharto dimana partai Golongan

Karya selalu memenangkan pemilu di masa ini secara berturut-turut.Soeharto

berhasil melakukan pemilu secara berkala dan melakukan tekanan politik

bahwa Golkar merupakan pemenang. Dan pada masa orde baru Soeharto

berhasil mengontrol dan melakukan sentralisasi kekuasaan.

Pemilu orde baru diadakan sebanyak lima kali yaitu pada tahun 1971,

1977, 1982, 1987 dan juga pada tahun 1992. Pemilu pada orde ini berasaskan

JURDIL (Jujur dan Adil) artinya dalam penyelenggaraan pemilu,

penyelenggara atau pelaksana, pemerintah dan partai politik serta semua pihak

yang terlibat secara tidak langsung bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku. Sedangkan yang dimaksud adil ialah

pemilih dan parpol perserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas

dari kecurangan pihak manapun.

Namun, pada realita perjalanannya, asas tersebut dilanggar oleh partai

Golkar yang selalu ingin berkuasa dan menjadi pemenang dalam setiap

pemilu.GOLKAR yang dengan kekuasaanya bebas menginterpensi

Page 5: pemilu latar belakang

masyarakat terutama para pegawai negeri berserta keluarga besarnya, ketika

dilantik diharuskan untuk memilih GOLKAR pada saat pemilu. Ini sudah jelas

ada tekanan terhadap para pemilih sehingga pemilu yang diharapakan JURDIL

tidak akan didapatkan pada masa orde baru. dan ketidak adilan juga terlihat di

UU No 15 tahun 1975 tentang pemilihan umum pada pasal 2, yaitu warga

Negara Republik Indonesia bekas organisasi terlarang Partai Komunis

Indonesia, termasuk organisasi masanya atau yang terlibat langsung maupun

tidak langsung dalam, gerakan kontra revolusi G.30 S/P.K.I. atau organisasi

terlarang lainnya tidak diberi hak untuk memilih dan dipilih. Pasal ini sudah

jelas tidak ada keadilannya.

Pada pemilu tahun 1971 yang diikuti oleh sepuluh partai politik.

Pemilu tersebut memenangkan golkar dengan presentase suara sebanyak 62,

82% dan mendapatkan 236 kursi. Presentase tersebut terpaut jauh dari partai

NU yang berada di urutan kedua dengan presentase 18, 68% atau sama dengan

58 kursi.

Pada pemilu tahun 1977, terjadilah peleburan fusi atau peleburan partai

politik. Dari sepuluh peserta partai politik yang mengikuti pemilu 1971,

akhirnya melebur menjadi tiga partai politik yaitu, Partai Persatuan

Pembangunan (fusi atau penggabungan dariNU, Parmusi, Perti, dan PSII),

Golongan Karya (GOLKAR), Partai Demokrasi Indonesia (fusi atau

penggabungan dari: PNI, Parkindo,Partai Katolik, Partai IPKI, dan Partai

Murba).

3. Pemilu Reformasi

a. Pemilu Tahun 1999

Pemilu Tahun 1999 merupakan pemilu pertama pada masa

reformasi, pemilu tahun 1999 dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999.

Sistem pemilu yaitu system perwakilan berimbang ( proporsional )

dengan stelsel daftar. Pemilu tahun 1999 diikuti oleh 48 partai

politik.Pemilu tahun 1999 dimenangkan oleh Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan.

b. Pemilu Tahun 2004

Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama yang memungkinkan

rakyat memilih langsung wakil mereka untuk duduk di DPR, DPD, dan

Page 6: pemilu latar belakang

DPRD serta memilih langsung presiden dan wakil presiden. Pemilu

2004 diselenggarakan pada tanggal 5 April 2004 untuk memilih 550

Anggota DPR, 128 Anggota DPD, serta Anggota DPRD (DPRD Provinsi

maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2004-2009.

Sedangkan untuk memilih presiden dan wakil presiden untuk masa

bakti 2004-2009 diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004 (putaran I)

dan 20 September 2004 (putaran II).

Pemilu 2004 dilaksanakan dengan sistem yang berbeda dari

pemilu-pemilu sebelumnya.Pemilu untuk memilih Anggota DPR dan

DPRD (termasuk didalamnya DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota) dilaksanakan dengan sistem perwakilan berimbang

(proporsional) dengan sistem daftar calon terbuka. Partai politik akan

mendapatkan kursi sejumlah suara sah yang diperolehnya. Perolehan

kursi ini akan diberikan kepada calon yang memenuhi atau melebihi

nilai Bilangan Pembagi Pemilih (BPP). Apabila tidak ada, maka kursi

akan diberikan kepada calon berdasarkan nomor urut. Pemilu untuk

memilih Anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil

banyak.

c. Pemilu Tahun 2009

Pemilu 2009 merupakan pemilu ketiga pada masa reformasi

yang diselenggarakansecara pada tanggal 9 April 2009 untuk memilih

560 Anggota DPR, 132 Anggota DPD, serta Anggota DPRD (DPRD

Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia

periode 2009-2014. Sedangkan untuk memilih presiden dan wakil

presiden untuk masa bakti 2009-2014 diselenggarakan pada tanggal 8

Juli 2009.

Pemilu 2009 untuk memilih Anggota DPR, DPRD Provinsi,

DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan sistem perwakilan

berimbang (proporsional) dengan sistem daftar calon terbuka. Kursi

yang dimenangkan setiap partai politik mencerminkan proporsi total

suara yang didapat setiap parpol. Mekanisme sistem ini memberikan

peran besar kepada pemilih untuk menentukan sendiri wakilnya yang

Page 7: pemilu latar belakang

akan duduk di lembaga perwakilan. Calon terpilih adalah mereka yang

memperoleh suara terbanyak. Untuk memilih Anggota DPD

dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak. Lingkup distrik

adalah provinsi, di mana setiap provinsi memiliki 4 (empat)

perwakilan.

UUD 1945 menyebutkan bahwa Pemilihan Umum

dilaksanakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum yang bersifat

nasional, tetap, dan mandiri. Penyelenggara pemilu ditingkat nasional

dilaksanakan oleh KPU, ditingkat provinsi dilaksanakan oleh KPU

Provinsi, ditingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh KPU

Kabupaten/Kota.

Selain badan penyelenggara pemilu di atas, terdapat juga

penyelenggara pemilu yang bersifat sementara (adhoc) yaitu Panitia

Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk

tingkat desa/kelurahan, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan

Suara (KPPS) untuk di TPS. Untuk penyelenggaraan di luar negeri,

dibentuk Panitia Pemungutan Luar Negeri (PPLN) dan Kelompok

Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN).

Page 8: pemilu latar belakang

BAB III

KESIMPULAN

Pemilu di Indonesia telah dilaksanakan sebanyak sepuluh kali dalam 3 masa

(orde), yaitu pada masa orde lama pada tahun 1955, masa orde baru pada tahun

1971,1977,1982,1987,1992, dan 1997, serta pada era reformasi yaitu pada tahun 1999,

2004, 2009. Pemilu di Indonesia dilaksanakan setiap kurun waktu lima tahun sekali

dengan maksimal dua kali terpilih pada kedudukan yang sama.

1. Pemilu Orde Lama Tahun 1955

Pemilihan umum pertama ini dilaksanakan pada masa demokrasi

liberal. Keinginan untuk mengadakan pemilu pertama ini sudah ada sejak tiga

bulan pasca kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Keinginan tersebut

tertuang dalam Maklumat Wakil Presiden Muhammad Hatta No. X tanggal 3

November 1945, yang berisi anjuran pembentukan partai politik. Dalam

maklumat tersebut juga menyebutkan, pemilu untuk memilih anggota DPR

dan MPR pada bulan Januari 1946. Akan tetapi, rencana tersebut tidak bisa

direalisasikan. Pemilu ini diadakan untuk dua lembaga yang berbeda. Pertama,

29 September 1955 untuk memilih272 anggota DPR. Yang kedua, 15

Desember 1955 untuk memilih 542 anggota Dewan Konstituante. Pemilu

pertama ini dimenangkan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI).

2. Pemilu Orde Baru

Pelaksanaan pemilu di masa orde baru diatur dalam Undang-undang

No.15 tahun 1969 tentang Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu pada masa ini

memiliki karakteristik yang berbeda dari pemilu sebelumnya dan juga pemilu

sesudahnya. Masa ini merupakan rezim Soeharto dimana partai Golongan

Karya selalu memenangkan pemilu di masa ini secara berturut-turut.Soeharto

berhasil melakukan pemilu secara berkala dan melakukan tekanan politik

bahwa Golkar merupakan pemenang. Dan pada masa orde baru Soeharto

berhasil mengontrol dan melakukan sentralisasi kekuasaan. Pemilu orde baru

diadakan sebanyak lima kali yaitu pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987 dan

Page 9: pemilu latar belakang

juga pada tahun 1992. Pemilu pada orde ini berasaskan JURDIL (Jujur dan

Adil).

3. Pemilu Reformasi

a. Pemilu Tahun 1999

Pemilu Tahun 1999 merupakan pemilu pertama pada masa

reformasi, pemilu tahun 1999 dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999.

Sistem pemilu yaitu system perwakilan berimbang ( proporsional )

dengan stelsel daftar. Pemilu tahun 1999 diikuti oleh 48 partai

politik.Pemilu tahun 1999 dimenangkan oleh Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan.

b. Pemilu Tahun 2004

Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama yang memungkinkan

rakyat memilih langsung wakil mereka untuk duduk di DPR, DPD, dan

DPRD serta memilih langsung presiden dan wakil presiden. Pemilu

2004 diselenggarakan pada tanggal 5 April 2004 untuk memilih 550

Anggota DPR, 128 Anggota DPD, serta Anggota DPRD (DPRD Provinsi

maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2004-2009.

Sedangkan untuk memilih presiden dan wakil presiden untuk masa

bakti 2004-2009 diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004 (putaran I)

dan 20 September 2004 (putaran II).

c. Pemilu Tahun 2009

Pemilu 2009 merupakan pemilu ketiga pada masa reformasi

yang diselenggarakansecara pada tanggal 9 April 2009 untuk memilih

560 Anggota DPR, 132 Anggota DPD, serta Anggota DPRD (DPRD

Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia

periode 2009-2014.