pemikiran pembaharuan pendidikan kh. ahmad...

64
PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD DAHLAN DALAM MENINGKATKAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA Oleh: Ahmad Farid 105011000170 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: others

Post on 26-Dec-2019

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN

KH. AHMAD DAHLAN DALAM MENINGKATKAN

MUTU SUMBER DAYA MANUSIA

Oleh:

Ahmad Farid

105011000170

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

LEMBAR PERNYATAAN

Bismillahirrohmanirrohim

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ahmad Farid

NIM : 105011000170

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (SI) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

berdasarkan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta,1O Desember 2009

Penulis

Ahmad Farid

Page 3: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

ABSTRAK

Ahmad farid, “Pemikiran Pembaharuan Pendidikan KH. Ahmad Dahlan

Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia”. Skripsi Prodi Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pembaharuan pendidikan pada akhir

abad 19 di indonesia, sehingga membawa pengaruh terhadap dunia pendidikan hingga

saat ini, adanya pembaharuan pendidikan baik itu sekolah-sekolah umum ataupun yang

berlandaskan islam di sekolah tersebut muncullah sekolah-sekolah modern yang berbeda

dari segi sistem dan kurikulumnya, perubahan tersebut tersebut kita tidak pernah

menyadari bahwa munculnya sekolah-sekolah tersebut sebagai implikasi dari

pembaharuan yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan pada akhir abad 19. oleh karena

itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

pembaharuan yang berpengaruh pada bidang pendidikan pada umumnya dan khusus pada

pendidikan islam dari sisi metodologi, kurikulum, dan sistem administrasi dan apa saja

implikasi dari pembaharuan tersebut.

Page 4: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbi al-a’lamin. Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih sayang serta petunjukNya yang

dengannya yang telah membimbing kita setiap saat, mengajari kita lewat kejadian-

kejadian yang telah diperbuatNya, menunjukkan jalan yang kita tempuh untuk

menemuiNya. Dialah Tuhan yang menciptakan akal sebagai mediator untuk berpikir dan

merenung tentang kekuasanNya, untuk mempelajari lautan ilmuNya, dan yang terpenting,

untuk menyadari, mengetahui, mengingat menyaksikan akan eksistensiNya setiap saat.

Shalawat teriring salam semoga tetap tercurahkan kehariban junjungan alam,

Sayyidina Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh para pengikutnya

yang senantiasa berpegang teguh terhadap ajaranNya dalam menjalankan Agama Allah

SWT. Semoga ‘udwatun hasanah yang Beliau contohkan, menjadikan penulis

khususnya, dan para pembaca umumnya pengikut yang senantiasa mengikutinya dalam

kehidupan sehari-hari.

Penulis bersyukur, setelah proses yang cukup panjang yang syarat akan gangguan

dan hambatan, akhirnya dengan limpahan rahmat dan karuniaNya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pemikiran Pembaharuan

Pendidikan KH. Ahmad Dahlan Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya

Manusia”. sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

dan merupakan kewajiban akademis di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis sangat sadar bahwa kehadiran skripsi ini jauh

dari kesempurnaan dan banyak sekali kekurangan. Dan berdasarkan perasaan tersebut

pula, penulis menyadari akan kelemahan, dan kekurangan dalam proses penyusunan

skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya serta

rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Page 5: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam serta seluruh staf jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

3. Bpk. Dr. Abdul Fattah Wibisono, M.A, sebagai dosen pembimbing yang

senantiasa membimbing penulis dan meluangkan waktunya untuk membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Hj. Nur’aini Ahmad M.HUM, sebagai dosen pembimbing akademik

yang selalu memberikan motivasi untuk membentu penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah sekaligus membantu penulis dalam proses penulisan skripsi

ini.

6. Pemimpin dan staf Perpustakaan Utama Perpustakaan Ilmu Tarbiyah Dan

Keguruan, tempat penulis memperoleh berbagai informasi dan sumber-sumber

skripsi.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT., sebagai pemegang kekuasaan alam

raya agar skripsi ini dapat memberikan nilai manfaat khususnya bagi penulis sendiri, dan

umumnya bagi para pembaca sekalian.

10 Desember 2009

Penulis

Page 6: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Studi Terdahulu .................................................................................. 9

C. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................ 10

D. Tujuan dan Signifikasi Penelitian ...................................................... 11

E. Metodologi Penelitian .........................................................................12

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 14

BAB II PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA DI INDONESIA ............................................ 16

A. Pengertian Pemikiran Pembaruan Di Bidang Pendidikan ..................... 16

B. Lintasan Sejarah Pembaruan Di Bidang Pendidikan ............................ 21

C. Faktor-Faktor Pendukung Pembaruan Di Bidang Pendidikan .............. 24

D. Kondisi Sumber Daya Umat Islam Abad ke-20 .................................. 26

BAB III KH. AHMAD DAHLAN DALAM KONTEKS SOSIO-BUDAYA-

POLITIK UMAT ISLAM ............................................................................. 28

A. KH. Ahmad Dahlan Dan Latar Belakang Keluargannya .................... 28

B. KH. Ahmad Dahlan Dan Latar Belakang Pendidikannya ....................29

C. Kondisi Sosio–Budaya–Politik Masyarakat Islam Pada Masa KH. Ahmad

Dahlan ...............................................................................................32

Page 7: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

BAB IV PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD DAHLAN

DALAM MENINGKATKAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA ........... 34

A. Landasan Filosofis Pemikiran ........................................................... 34

1. Al-Qur’an Sebagai Inspirasi Manusia .......................................... 34

2. Akal Untuk Memahami Al-Qur’an Diaktulisasikan Dalam

Kehidupan ..................................................................................... 37

3. Konsep pendidikan Akal Melalui Mantiq ..................................... 39

B. Model Pendidikan Yang Dikembangkan Oleh KH. Ahmad Dahlan .... 40

1. Penerapan Sistem Pendidikan Barat Kedalam Lembaga

Pendidikan Agama ........................................................................ 41

2. Memasukan Pendidikan Agama Islam Ke Lembaga Pendidikan

Barat ............................................................................................ 43

C. Hasil Pencapaian KH. Ahmad Dahlan Dalam Mengembangkan Mutu Sumber

Daya Manusi ..................................................................................... 45

1. Konsep Pendidikan KH. Ahmad Dahlan ..................................... 45

2. Pendidikan Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitans SDM Melalui Peran

Muhamadiyah .............................................................................. 50

D. RESPON MASYARAKAT TERHADAP GAGASAN YANG

DILONTARKAN KH. AHMAD DAHLAN ...................................... 55

1. Jasa – Jasa KH. Ahmad Dahlan ................................................ 55

2. Beberapa Kritik Terhadap Gagasan KH. Ahmad Dahlan ........... 56

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 60

A. Kesimpulan ........................................................................................ 60

B. Saran .................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

Page 8: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makhluk yang diciptakan Allah paling sempurna adalah manusia, manusia

merupakan mahluk yang dilengkapi dengan struktur jasmaniah dan rohaniah terbaik di

antara makhluk lainnya dan dalam struktur jasmaniah dan rohaniah itu Allah

memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kemampuan untuk

berkembang. Kemampuan dasar tersebut kemudian dikenal dengan istilah sumber daya

manusia atau disingkat dengan SDM. Sumber Daya Manusia (SDM) secara konseptual

memandang manusia sebagai suatu kesatuan jasmani dan rohani. Kemampuan dasar

tersebut kemudian dikenal dengan istilah sumber daya manusia atau disingkat dengan

SDM. Sumber Daya Manusia (SDM).1

Pengembangan kualitas atau mutu sumber daya manusia menjadi sangat penting,

Hal ini tak bisa dipungkiri mengingat era globalisasi dikenal dengan situasinya yang

penuh dengan persaingan (hypercompetitive situation). Oleh karena itu, Argumen

panjang lebar tak perlu dipaparkan lagi bahwa masyarakat Muslim tak bisa

menghindarkan diri dari proses globalisasi dengan segala tuntutan dan tantangannya,

apalagi jika ingin survive dan berjaya di tengah perkembangan dunia yang kian

kompetitif. Untuk menjawab tuntutan dan tantangan global, ‘keunggulan-keunggulan’

mutlak yang harus dimiliki umat Islam Indonesia adalah penguasaan atas sains teknologi

dan keunggulan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni. Kemajuan dan

penguasaan atas sains teknologi akan mendorong terjadinya percepatan transformasi

masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, yang di Indonesia lebih dikenal dengan

istilah pembangunan.2 Merasuknya globalisasi, berkembangnya profesionalisasi dan

semakin menajamnya kompetisi antar negara, menuntut adanya pelurusan orientasi

pembangunan pada peningkatan kualitas manusia.

1 Muzayyin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 88 2 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 2000), Cet. II, h. 46

Page 9: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat

dilakukan melalui berbagai jalur, diantaranya melalui pendidikan. Pendidikan ini

merupakan jalur peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih menekankan pada

pembentukan kualitas dasar, misalnya keimanan dan ketakwaan, kepribadian, kecerdasan,

kedisiplinan, kreativitas dan sebagainya.3

Nama KH. Ahmad Dahlan bukanlah nama yang asing dalam dunia pendidikan, ia

lebih banyak dikenal orang sebagai pendakwah atau pembaharu sosial budaya di

Indonesia. Namun satu hal yang tidak dapat dipungkiri, ia telah memberikan nilai-nilai

yang berharga pada pendidikan Islam agar dapat selangkah lebih maju dengan orang-

orang eropa.

KH. Ahmad Dahlan juga sebagai pahlawan nasional yang banyak memberikan

kontribusi pada dunia pendidikan Islam di Indonesia ini. Ia seorang da’i sekaligus

organisatoris Islam yang mampu mewujudkan suatu sistem lembaga Islam yang terpadu

yang hasilnya kini terus dikembangkan oleh para generasi pengikutnya.4

KH Ahmad Dahlan adalah pendiri Muhammadiyah, semasa hidup dia telah

meletakkan dasar-dasar pemikiran tentang kehidupan manusia yang baik. KH. Ahmad

Dahlan merupakan sosok pembaharu Islam Indonesia yang kaya akan cita-cita dan

kemauan untuk memperbaiki keadaan dan sikap masyarakat terhadap agama, terutama

yang terkait dengan ajaran-ajaran sosial dan akidah.5

Cita-cita K.H. Ahmad Dahlan sebagai ulama cukup tegas, Beliau ingin

memperbaiki masyarakat Indonesia berlandaskan cita-cita Islam. Usaha-usahanya lebih

ditujukan untuk hidup beragama. Keyakinannya bahwa untuk membangun masyarakat

haruslah terlebih dahulu dibangun semangat bangsa. Dengan keuletan yang dilakukan

oleh K.H. Ahmad Dahlan, dengan gerakannya yang tidak pernah luput dari amal,

kelenturan dan kebijaksaan dalam membawa misinya, telah mampu menempatkan posisi

strategis, baik pada zaman penjajahan maupun pada masa kemerdekaan. Jejak langkah

3 Abdul Latif, Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Menghadapi Era Pasar

Bebas, (Jakarta: DPP HIPPI, 1996), h. 11 4 Suwito dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 2003), h. 324 5 Arbiyah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh; Suatu Studi Perbandingan,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 17

Page 10: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

K.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan dan melawan

kebodohan serta keterbelakangan yang senantiasa berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.6

Menurut KH. Ahmad Dahlan, upaya strategis untuk menyelamatkan umat Islam

dari pola berpikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui

pendidikan. Pendidikan hendaknya ditempatkan pada skala prioritas utama dalam proses

pembangunan umat. Dengan kata lain, pendidikan merupakan media yang sangat

strategis untuk mencerdaskan umat. Melalui Pendidikan, umat akan semakin kritis dan

memiliki daya analisa yang tajam dan membaca peta kehidupan masa depannya yang

dinamis. Dalam konteks ini, setidaknya pemikiran pendidikan Ahmad Dahlan dapat

diletakkan sebagai upaya sekaligus wacana untuk memberikan inspirasi bagi

pembentukan dan pembinaan peradaban umat masa depan yang lebih proporsional.7

Pendidikan yang dimaksud oleh K.H. Ahmad Dahlan adalah pendidikan yang

berorientasi pada pendidikan modern, yaitu dengan menggunakan sistem klasikal. Apa

yang dilakukannya merupakan sesuatu yang masih cukup langka dilakukan oleh lembaga

pendidikan Islam pada waktu itu. Di sini, ia menggabungkan sistem pendidikan Belanda

dengan sistem pendidikan tradisonal.8

KH. Ahmad Dahlan berpandangan bahwa untuk melahirkan individu yang

berkualitas harus menguasai ilmu umum dan agama, material dan spiritual serta dunia

dan akhirat. Baginya kedua hal tersebut (ilmu umum dan agama, material dan spiritual

serta dunia dan akhirat) merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Gagasan itu direalisasikan dengan membentuk lembaga pendidikan yang memadukan

pendidikan Barat – Islam (Sekolah umum dan Pesantren ).9

Upaya mewujudkan visi, misi, dan tujuan pendidikan tersebut dilaksanakan lebih

lanjut oleh KH. Ahmad Dahlan melalui organisasi Muhammadiyah yang didirikannya,

6 Abdul Mut’i, Konsep Pendidikan Kiayi Haji Ahmad Dahlan, Dalam buku karya Abdul Khaliq,

Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik Dan Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,

1999), h. 201 7 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis, Teoritis, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), h. 107 8Maksum, Madrasah Sejarah Dan Perkembangannya, Cet 1 (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h.

96 9 Abdul Mut’i, Konsep Pendidikan Kiayi Haji Ahmad Dahlan, dalam buku karya Abdul Khaliq,

Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik Dan Kontemporer,…., h. 203

Page 11: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

pada tahun 1911 KH. Ahmad Dahlan mendirikan sebuah Madrasah yang diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan kaum muslimin terhadap pendidikan agama dan pada saat

yang sama dapat memberikan mata pelajaran umum.10

Kemudian pada tahun 1912, untuk

melaksanakan cita-cita pembaharuannya di Nusantara KH. Ahmad Dahlan mendirikan

sebuah organisasi yang bernama Muhammadiyah, Dua tahun setelah berdiri,

Muhammadiyah membentuk perkumpulan khusus bagi kaum wanita yakni pada tahun

1914 yang diberi nama Sapatresna. Perkumpulan ini mempunyai tugas khusus yakni

menyelenggarakan pengajian khusus bagi wanita yang simpati kepada Muhammadiyah.

Perkumpulan tersebut, pada tahun 1922 diubah namanya menjadi Aisiyah yang kita kenal

sekarang ini sebagai organisasi otonom yang berhak mengatur rumah tangga

organisasinya sendiri dengan tetap bertanggung jawab kepada Muhammadiyah yang

secara khusus membina anggota putri Muhammadiyah.11

Pada awalnya, dahlan dengan organisasi Muhammadiyah yang mengadopsi sistem

pendidikan Barat (Belanda) dianggap sebagai tokoh kontroversial karena jalan

pikirannya yang menentang arus, tidak sejalan dengan sistem pendidikan Islam

tradisional. Namun sebenarnya disitulah letak gagasan “pembaharuan” KH. Dahlan

dalam dunia pendidikan Islam Indonesia. Ia mengambil alih sistem pengajaran Barat

dengan ilmu pengetahuan umum sekaligus mengajarkan ilmu-ilmu keislaman.12

Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan yang telah

didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya

pada 8 Dzulhijjah 1330 H, bersesuaian dengan tanggal 18 Nopember 1912.13

Pendirian

organisasi ini, antara lain, dipengaruhi oleh gerakan tajdîd (reformasi, pembaruan

pemikiran Islam) yang digelorakan oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab (1703-1792) di

10Ahmad Adaby Darban, Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah,

(Yogyakarta : Tarawang, 2000), h. 13 11 Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Dan Muhammadiyah: Dalam Perspektif

Perubahan Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 31 12 Arbiyah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh;Suatu Studi Perbandingan,

…., h. 103 13 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidukan Islam, cet 4 (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.171

Page 12: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Arab Saudi, Muhammad ‘Abduh (1849-1905), Muhammad Rasyîd Ridhâ (1865-1935) di

Mesir, dan lain-lain.14

Masing-masing tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu

dengan yang lain. Jika Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian akidah,

sehingga gerakannya lebih bersifat puritan (purifikasi), yaitu dengan bersumber kepada

qur’an dan sunnah15

sedangkan Muhammad ‘Abduh lebih menekankan pemanfaatan

budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih

bersifat modernis dan populis.16

Sementara itu, Rasyîd Ridhâ menekankan pentingnya

keterikatan pada teks-teks al-Qurân dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal

dengan al-Rujû’ ilâ al-Qur’ân wa al-Sunnah (kembali kepada Al-Qur’an dan al-

Sunnah).17

Dari telaah biografi KH. Ahmad Dahlan, terlihat bahwa betapa pendiri

Muhammadiyah itu sangat terkesan dan sedikit banyak terpengaruh oleh pemikiran-

pemikiran tokoh di atas yang kemudian direalisasikan di Indonesia. Ketika itu,

masyarakat Indonesia berada dalam kondisi terjajah, terbelakang, mundur, miskin, dan

keberagamaan sebagian mereka cenderung mengidap penyakit tahuyul bid’ah dan

khurafat. Dengan kata lain, Pendidikan harus membekali siswa dengan pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kemajuan materiil dan pendidikan yang

baik adalah pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat di mana siswa itu hidup.

Dengan pendapatnya itu, sesungguhnya Ahmad Dahlan mengkritik kaum tradisionalis

yang menjalankan model pendidikan yang diwarisi secara turun temurun tanpa melihat

relevansinya dengan perkembangan zaman.18

Secara umum, ide-ide pembaharuan KH. Ahmad Dahlan dapat diklasifikasikan

kepada dua dimensi, yaitu; Pertama, berupaya memurnikan (purifikasi) ajaran

Islam dari khurafat, tahayul, dan bid’ah yang selama ini telah bercampur dalam

14 Departemen Agama RI, Direktori Tokoh Ulama Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral

Bimbingan Masyarakat Islam, 2008), h. 84 15 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidukan Islam, …., h. 121 16 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidukan Islam, …., h. 122 17 Harun Nasution, Pembaruan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran Dan Gerakan, cet ke 13 (Jakarta:

Bulan Bintang, 2003), h. 64-65 18 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidkan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001) h. 166

Page 13: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

akidah dan ibadah umat Islam.19 Kedua, mengajak umat Islam untuk keluar dari

jaring pemikiran tradisional melalui reinterpretasi terhadap doktrin Islam dalam

rumusan dan penjelasan yang dapat diterima oleh rasio sehingga akan mampu

mengikuti perkembangan zaman.20

Berdasarkan hal tersebut, penulis menyimpulkan bahwa titik sentral yang menjadi

kunci berhasil atau tidaknya suatu bangsa dalam membangun negaranya, ditentukan oleh

kualitas sumber daya manusianya. Penulis berpendapat, Islam, khususnya di Indonesia,

bisa bangkit dengan Muslim yang kuat dan berkualitas jika memiliki tiga faktor yang

telah terpenuhi, yaitu iman, ilmu, dan amal shaleh atau perbuatan produktif yang menjadi

indikator tinggi rendahnya mutu sumber daya manusia. Manusia yang memiliki iman

teguh, ilmu yang tinggi dan bermanfaat serta kerja yang produktif merupakan sumber

daya manusia unggul yang harus diwujudkan di masa yang akan datang.

Hal-hal itulah yang mendorong penulis untuk mengkaji tentang Pemikiran

Pembaharuan pendidikan KH. Ahmad Dahlan dalam meningkatkan mutu sumber daya

manusia. Adapun mengenai jasa – jasanya kepada bangsa Indonesia dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan umat Islam untuk

menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan

berbuat;

2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak

memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang

menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat,

dengan dasar iman dan Islam;

3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial

dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa,

dengan jiwa ajaran Islam

19 Suwendi, Sejarah Dan Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.2004), h.

59 20 Suwendi, Sejarah Dan Pemikiran Pendidikan Islam, …., h. 61

Page 14: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah

mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan

berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.21

Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud menuangkan kajian pemikiran

pembaharuan KH. Ahmad Dahlan dengan landasan filosofis pemikirannya, konsep

pemikiran pembaharuannya, tantangan dan hambatan yang dihadapi, dan apa saja yang

dihasilkan oleh KH. Ahmad Dahlandalam pengembangan mutu sumber daya manusia di

Indonesia, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji yaitu “PEMIKIRAN

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD DAHLAN DALAM

MENINGKATKAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA”

B. Studi Terdahulu

Dalam skripsi ini, penulis bermaksud mengkaji tentang pemikiran pembaharuan

Pendidikan KH. Ahmad Dahlandi Indonesia. Meskipun telah banyak ditemukan studi

mengenai pemikiran pembaharuan KH. Ahmad Dahlan, antara lain, dalam skripsi

Nurhuda yang berjudul “Kontribusi Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Dalam Memadukan

Bidang Studi Umum Dan Agama” dalam skripsi ini yang menjadi objek pokoknya adalah

adanya integrasi antara bidang studi umum dengan bidang studi agama di lembag-

lembaga pendidikan Indonesia.22

Kemudian dalam skripsi Husnul Mubarok yang

berjudul: “Usaha-Usaha KH. Ahmad Dahlan Dalam Pendidikan Islam”, dalam skripsi

ini yang menjadi intisari kajiannya yaitu menekankan integrasi studi umum dan agama

dengan menggunakan institusi dan fasilitas seperti di sekolah–sekolah modern (Belanda)

21Atas jasa-jasa KH. Ahmad Dahlandalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui

pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden No. 657 tahun 1961, lihat Yunan Yusuf, Teologi

Muhammadiyah,Cita Tajdid Dan Realitas Sosial (Jakarta: IKKIP Muhammadiyah Jakarta Press, 1995), h.

40 22 Nurhuda, Skripsi:Kontribusi Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Dalam Memadukan Bidang Studi

Umum Dan Agama, (Jakarta, UIN, 2004), h. 6

Page 15: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

pada saat itu.23

Selain itu, dalam skripsi Agus Sohib yang berjudul “Pemikiran

Pembaharuan Pendikan Islam Di Indonesia, Studi Kasus: KH. Ahmad Dahlan”

didalamnya mengemukakan juga bagaimana terjadinya perubahan kurikulum pendidikan

Islam dari yang tradisional menjadi modern.24

Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud menuangkan wacana pembahasan

tentang KH. Ahmad Dahlan bukan hanya dari segi pemikiran atau bentuk pembaharuan

atau usaha – usaha pembaharuannya saja akan tetapi juga mengenai landasan filosofis

pemikiran pembaharuan Pendidikan KH. Ahmad Dahlan dalam membentuk manusia

yang bermutu.

C. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a) Alasan yang melatarbelakangi KH. Ahmad Dahlan untuk meningkatkan

mutu sumber daya manusia

b) Konsep pemikiran pembaharuan KH. Ahmad Dahlan untuk meningkatkan

sumber daya manusia?

c) Tantangan dan hambatan apa saja yang dihadapi KH. Ahmad Dahlan dalam

meningkatkan mutu sumber daya manusia

d) Respon masyarakat terhadap gagasan yang dilontarkan oleh KH. Ahmad

Dahlan dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia

e) Keberhasilan apa saja yang dicapai KH. Ahmad Dahlan dalam

pengembangan mutu sumber daya manusia di Indonesia

f) Landasan filosofis pemikiran KH. Ahmad dahlan dalam meningkatkan mutu

sumber daya manusia

23 Husnul Mubarok, Skripsi:Usaha-Usaha KH. Ahmad Dahlan Dalam Pendidikan Islam, , (Jakarta,

UIN, 2006), h. 5 24 Agus Sohib, Skripsi: Pemikiran Pembaharuan Pendikan Islam Di Indonesia, Studi Kasus: KH.

Ahmad Dahlan, , (Jakarta: UIN, 2005), h. 6

Page 16: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

2. Pembatasan Masalah

Ranah pemikiran pembaharuan KH. Ahmad Dahlan yang sangat luas.

Maka penulis membatasi penelitian mengenai:

a) Bagaimana Landasan Filosofis KH. Ahmad Dahlan dalam membentuk

manusia yang bermutu?

b) Hasil pencapaian KH. Ahmad Dahlan dalam pengembangan mutu sumber

daya manusia di Indonesia

c) Bagaimana Respon masyarakat terhadap gagasan yang dilontarkan oleh KH.

Ahmad Dahlan?

3. Perumusan Masalah

a) Bagaimana landasan filosofis KH. Ahmad Dahlan dalam membentuk manusia

yang bermutu?

b) Bagaimana strategi yang dikembangkan oleh KH. Ahmad Dahlan dalam

meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia?

c) Hasil apa yang dicapai oleh KH. Ahmad Dahlan dalam rangka

pengembangan mutu sumber daya manusia di Indonesia

D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Memberikan informasi mengenai pembaharuan Pendidikan Islam Indonesia

yang ditawarkan oleh KH. Ahmad Dahlan dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia (SDM)

b) Memberikan sebuah wacana dalam rangka mengembangkan pendidikan Islam

di Indonesia.

c) Memberikan wancana tentang pentingnya meningkatkan mutu Pendidikan di

Indonesia.

2. Signifikansi Penelitian

Page 17: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

a) Menambah wacana kajian sejarah pembaharuan Pendidikan di Indonesia

b) Meningkatkan kualitas pendidikan Islam di era globalisasi

c) Memberikan kontribusi pemikiran bagi peningkatan kualitas sumber daya

manusia, khususnya umat Islam Indonesia.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam upaya mengungkapkan permasalahan yang ada maka peneliti menggunakan

pendekatan secara kualitatif, bogdan dan tayor mendefinisikan metode penelitian

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilaku diamati.25

Dalam penulisan skripsi ini,

penulis menggunakan metode deskriptif yang dapat diartikan sebagai prosedur/cara

memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diselidiki

(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) sebagaimana adanya berdasarkan fakta-

fakta aktual pada saat sekarang.26

Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan (library

research). Artinya, permasalahan dan pengumpulan data berasal dari kajian kepustakaan.

Data-data yang dikumpulkan berasal dari tulisan KH. Ahmad Dahlan sebagai data utama

(primer) dan sumber-sumber lainnya yang relevan dengan pembahasan sebagai data

sekunder, baik itu berupa buku, majalah, hasil-hasil penelitian ataupun buletin yang ada

kaitanya dengan penulisan skripsi ini.

2. Tekhnik Pengumpulan Data.

Sebagaimana karya ilmiah secara umum, setiap pembahasan suatu karya ilmiah

tentunya menggunakan metode untuk menganalisa dan mendeskripsikan suatu masalah.

25Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, cet-1, (Jakarta: Islamic Reserearch

Publising,2009), h. 35 26 Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 1992), h. 67

Page 18: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Metode itu sendiri berfungsi sebagai landasan dalam mengelaborasi suatu masalah,

sehingga suatu masalah dapat diuraikan dan dijelaskan dengan gamblang dan mudah

dipahami.

Teknik pengumpulan data berasal dari data dokumen, yang artinya barang-barang

yang tertulis dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian. Di dalam melaksanakan

metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti:buku, majalah,

artikel, makalah, hasil-hasil penelitian ataupun buletin yang ada kaitannya dengan

penelitian skripsi ini. Hanya data yang betul-betul terkait dengan topik penelitian yang

penulis cantumkan dalam skripsi ini.27

Atau bisa juga dengan dokumentasi yaitu dengan

meneliti bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan

penelitian.28

Dengan menggunakan studi dokumen peneliti dapat mengumpulkan data tertulis

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang berupa buku yang ada di

perpustakaan maupun catatan yang tertulis di lokasi penelitian. Untuk memperoleh data

informasi yang berhubungan dengan tujuan penelitian, maka sumber datanya meliputi:

1. Data primer: yaitu data yang langsung berasal dari sumbernya, dalam hal ini

adalah buku-buku yang berkaitan langsung dengan permasalahan di atas.

2. Data sekunder: yaitu data tidak langsung yang berupa catatan-catatan atau

dokumen-dokumen, buku jurnal, internet, majalah, dan bahan-bahan bacaan yang

dapat diambil sesuai dengan pokok bahasan.

3. Tekhnik Penulisan

Sedangkan teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”

F. Sistematika Penulisan

27 Lexi J. Moelang, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet ke 8 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1997), h. 10 28 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 1987), h. 30

Page 19: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Sebagai sebuah karya ilmiah, penulisan skripsi ini mengacu kepeda ketentuan-

ketentuan penulisan ilmiah.29

Pembahasan tesis ini dibagi menjadi 5 bab

BAB I PENDAHULUAN

Bab Ini Berisi, Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah,

Pembatasan Dan Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat

Penelitian, Metode Penelitian, Dan Sistematika Penulisan.

BAB II PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI

INDONESIA

Pengertian Pemikiran Pembaharuan di bidang Pendidikan

Lintasan Sejarah Pembaharuan Pendidikan di Indonesia Abad 20

Faktor–faktor Yang Menelatar Belakangi Pembaharuan

Pendidikan Abad 20

Kondisi SDM Umat Islam Abad 20

BAB III KH. AHMAD DAHLAN DALAM KONTEKS SOSIO–

BUDAYA–POLITIK UMAT ISLAM INDONESIA ABAD 20

KH. Ahmad Dahlan dan Latar Belakang Keluarga

KH. Ahmad Dahlan Dan Latar Belakang Pendidikan

Kondisi Sosio – Budaya – Politik Masyarakat pada masa KH.

Ahmad Dahlan

BAB IV PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN

KH. AHMAD DAHLAN DALAM MENINGKATKAN MUTU

SUMBER DAYA MANUSIA

Landasan Filosofis KH. Ahmad Dahlan Dalam Membentuk

Manusia Yang Bermutu

Model Pendidikan Yang Dikembangkan Oleh KH. Ahmad

Dahlan

Hasil pencapaian KH. Ahmad Dahlan Dalam Pengembangan

Mutu Sumber Daya Manusia Di Indonesia

29 Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, …., h. 125

Page 20: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Respon Masyarakat Terhadap Gagasan Yang Dilontarkan

Oleh KH. Ahmad Dahlan

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi: kesimpulan dan saran

Page 21: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

BAB II

PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA DI INDONESIA

A. Pengertian pemikiran Pembaharuan Di Bidang Pendidikan

Secara etimologi pemikiran berasal dari kata dasar pikir, berarti proses, cara atau

perbuatan memikir yaitu menggunakan akal budi untuk memutuskan suatu persoalan

dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana. Dalam konteks ini pemikiran

dapat diartikan sebagai upaya cerdas dari proses kerja akal dan kalbu untuk melihat

fenomena dan berusaha mencari penyelesaiannya secara bijaksana "30

Pembaharuan merupakan terjemahan bahasa Barat “modenisasi” atau dalam bahasa

arab al-tajdid,” mempunyai pengertian “pikiran, gerakan untuk menyesuaikan paham–

paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan–

kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern.” dengan jalan itu pemimpin-

pemimpin Islam modern mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari sesuana

kemunduran kepada kemajuan.31

Inovasi berasal dari kata latin, innovation32

yang berarti pembaruan dan perubahan.

Kata kerjanya inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah suatu

perubahan yang baru yang menuju kearah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang

ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara

kebetulan).33

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah

invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru

artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu benda yang sebenarnya

telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan

30 http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/07/melacak-akar-pemikiran-pendidikan-islam.html

31Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2007), h. 302 32A S Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, (Newyork: Oxford

University Press, 1995), h. 614 33 Achmad Maulana dkk, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Absolut, 2004), h. 170

Page 22: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Oleh

karena itu, inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian,

metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok

orang (masyarakat).

Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan

tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah. Proses dan tahapan perubahan itu ada

kaitannya dengan masalah pengembangan (development), penyebaran (diffusion),

diseminasi (dissemination), perencanaan (planning), adopsi (adoption), penerapan

(implementation) dan evaluasi (evaluation).34

Selain itu, istilah perubahan dan pembaharuan ada perbedaan dan persamaannya.

Perbedaannya, kalau pada pembaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya, yakni sama-

sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Pembaruan pendidikan itu

sendiri adalah perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang sebelumnya)

serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu

dalam pendidikan.

Untuk mengetahui dengan Jelas perbedaan antara inovasi dengan perubahan, mari

kita lihat definisi yang diungkapkan oleh Nichols35

“Change refers to ” continuous reappraisal and improvement of existing practice

which can be regarded as part of the normal activity ….. while innovation refers to ….

Idea, subject or practice as new by an individual or individuals, which is intended to

bring about improvement in relation to desired objectives, which is fundamental in

nature and which is planned and deliberate.”

Nichols menekankan perbedaan antara perubahan (change) dan inovasi

(innovation) sebagaimana dikatakannya di atas, bahwa perubahan mengacu kepada

kelangsungan penilaian, penafsiran dan pengharapan kembali dalam perbaikan

34 Subandiah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (PT Raja Grafindo Persada-Yogyakarta,

1992), h. 77 - 80 35R. Nicholls, Managing Educational Innovation. London, (George, Allen and Unwin, 1983), h. 4

Page 23: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

pelaksanaan pendidikan yang ada yang diangap sebagai bagian aktivitas yang biasa.

Sedangkan inovasi menurutnya adalah mengacu kepada ide, obyek atau praktek sesuatu

yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki

tujuan yang diharapkan.

Modernisasi dapat disebut juga pembaharuan, dalam masyarakat Barat

“modernisme” mengandung arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha – usaha untuk

mengubah paham – paham, adat istiadat, institusi – institusi lama dan lain sebagainya,

agar semua itu menjadi sesuai dengan pendapat – pendapat dan keadaan baru yang

ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern.36

Lahirnya modernisasi atau pembaharuan disebuah tempat akan selalu beriringan

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang berkembang pada saat itu.

Artinya, tidak mungkin akan ada pembaharuan tanpa ada dukungan perkembangan ilmu

pengetahuan. Pengertian Modenisasi juga berarti proses pergeseran sikap dan mentalitas

mental sebagai warga masyarakat untuk bias hidup sesuai dengan tuntutan hidup masa

kini.37

Pembaharuan atau modernisasi biasa diartikan apa saja yang belum dipahami,

diterima, atau dilaksanakan oleh penerima pembaruan, meskipun bukan hal yang baru

bagi orang lain. Pembaruan biasanya dipergunakan sebagai proses perubahan untuk

memperbaiki keadaan yang ada sebelumnya ke cara atau kondisi yang lebih baik dan

lebih maju, untuk mencapai suatu tujuan yang lebih baik dari sebelumnnya. Dengan kata

lain, pembaruan sesungguhnya lebih merupakan upaya atau usaha perbaikan keadaan,

baik dari segi cara, konsep dan serangkaian metode yang bias diterapkan dalam rangka

mengantarkan keadaan yang lebih baik.

Dengan demikian apabila kita kaitkan dengan pembaharuan pendidikan islam

akan memberi pengertian bagi kita, sebagai suatu upaya melakukan perubahan proses

kurikulum, cara, metodologi, situasi, dan londisi pendidikan dari yang tradisional

36 Harun Nasution, Pembaruan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran Dan Gerakan, …., h. 3 37 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam: Pada Periode Klasik Dan Pertengahan, (Jakarta:

Ciputat pers, 2003), h. 187

Page 24: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

(orthodox) ke arah yang lebih rasional, dan prefesional sejalan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan tekhnologi pada saat itu.38

Merujuk dari beberapa pengertian diatas, ada beberapa komponen yang menjadi

ciri suatu aktivitas dikatakan sebagai suatu aktivitas pembaruan, antara lain: pertama,

pembaruan akan selalu mengarah kepada upaya perbaikan secara simultan, kedua, dalam

upaya melakukan suatu pembaruan disana akan meniscayakan pengaruh yang kuat

adanya ilmu pengetahuan dan tekhnologi, ketiga, upaya pembaruan biasanya juga

dilakukan secara dinamis, inovatif, dan progresif sejalan dengan perubahan cara berpikir

seseorang.39

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemikiran pembaharuan pendidikan

adalah proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara bersungguh-sungguh dalam

melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan dan berupaya untuk membangun

sebuah peradaban pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan

pengembangan peserta didik secara paripurna. Dari pengertian di atas, pendidikan

merupakan sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek

kehidupan. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak

menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.

B. Lintasan Sejarah Pembaharuan Pendidikan di Indonesia abad 20

Pada awal abad ke-20 semangat nasionalisme muncul diberbagai wilayah

nusantara. Pergerakan-pergerakan yang terhimpun dalam organisasi-organisasi dan

lembaga-lembaga mulai menggema. Salah satu diantaranya adalah lembaga pendidikan

Islam, sehingga pada abad ini dikatakan sebagai era kebangkitan dan pencerahan bagi

pendidikan Islam.40

38 Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, cet 1 (Jakarta: Kencana, 2005) h. 162 39 Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, …., h. 161-162 40 Abdur Rahman Assegaf, dkk, Pendidikan Islam Di Indonesia (Yogyakarta: Suka Press, 2007),

h.82

Page 25: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Usaha-usaha pembaruan pendidikan Islam Indonesia pada mulanya telah dimulai

sejak awal abad kedua puluh. Dimotivasi baik oleh kondisi intern umat Islam maupun

faktor ekstern. Pembaruan itu terkonsentrasikan kepada dua hal yaitu sistemnya, dan

materi pelajaran.41

Sebelum mengalami pembaharuan, pendidikan Islam masih bersifat non-klasikal,

tidak terdapat lamanya waktu belajar, mata pelajaran bersumber kepada kitab klasik dan

menggunakan metodelogi tradisonal (sorogan, wetonan, hafalan dan muzakarah) sera

tidak adanya tanda bukti tamat belajar (Ijazah), kemudian setelah masuknya ide-ide

pembaruan maka beberapa ciri dari lembaga pendidikan Islam juga disesuaikan antara

lain dengan berubanya sistem non-klasikal menjadi klasikal, dan mata pelajaran tidak lagi

semata-mata berpegang kepada materi pelajaran agama dengan titik tumpu pada kitab-

kitab klasik.42

Pada awal abad ini muncul beberapa tokoh - tokoh pembaharuan pemikiran Islam

di Indonesia. Para tokoh pembaharu banyak bergerak dalam bidang organisasi sosial,

pendidikan dan politik. Diantaranya H. Ahmad Dahlan dengan gerakan

Muhammadiyahnya, KH. Hasyim Asy ‘ari dengan organisasi Nahdatul Ulama dan H.

Hasan dengan persatuan umat Islam dsb.

Latar belakang pembaharuan dalam pendidikan Islam di Indonesia dipengaruhi

oleh dua faktor. Pertama pembaharuan pendidikan yang bersumber dari ide – ide yang

muncul dari luar yang dibawa oleh para tokoh atau Ulama yang pulang ke tanah air

setelah beberapa lama bermukim di luar negeri (Mekkah, Madinah, Kairo). Ide – ide yang

mereka peroleh dari perantauan itu menjadi wacana pembaharuan setelah mereka kembali

ke tanah air.43

masuknya ide tersebut juga melalui orang yang naik haji, serta melalui

majalah al Manar yang beredar ke Nusantara. KH. Ahmad Dahlan merupakan salah

seorang yang berkenalan dengan pembaharuan di Mesir dan ia juga gemar membaca

tafsir al-Manar, bahkan dalam sejarahnya ia pernah bertemu dengan Rasyid Ridha ketika

41 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan Dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2007), h. 49 42 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan Dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia,

…., h. 50 43 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan Dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di

Indonesia,…., h. 41-42

Page 26: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

ia naik haji, dan sempat bertukar Pikiran sehingga cita-cita pembaharuan meresap

kedalam hati sanubari KH. Ahmad Dahlan.44

Selain dari itu, faktor yang bersumber dari kondisi tanah air juga banyak

mempengaruhi pendidikan Islam di Indonesia. Kondisi tanah air Indonesia pada awal

abad ke-20 adalah dikuasai oleh kaum penjajah Barat. Dalam bidang pendidikan

pemerintah kolonial Belanda melakukan kebijakan – kebijakan pendidikan dikriminatif.

Lembaga pendidikan dikala itu ditanah air dibagi atas tiga strata. Strata pertama adalah

strata tertinggi yaitu sekolah untuk anak–anak Belanda ELS, HBS dan seterusnya ke

perguruan tinggi. Strata kedua adalah untuk anak–anak bumi putera yang orang tua

memiliki kemampuan ekonomi dan mempunyai posisi di pemerintahan, dapat disebut

sebagai kelompok elit masyrakat Indonesia. Anak – anak mereka dmasukan ke sekolah

HIS, MULO, AMS selanjutnya ke perguruan tinggi. Strata terendah adalah anak – anak

bumi putera, yaitu kelompok orang kebanyakan hanya boleh mengecap pendidikan

sekoalah desa (tiga tahun) atau sekolah kelas dua (lima tahun).

Sementara itu dikalangan umat Islam memilki lembaga pendidikan pesatren,

Rangkang, Dayah, Surau. Dengan menekankan mata pelajaran agama yang bersumber

dar kitab – kitab klasik. Pendidikan pesantren ini sama sekali amat berbeda sistemnya

dengan sekolah – sekolah pemerintah. Melihat kondisi yang demikian itu, maka sebagian

dari tokoh – tokoh umat Islam berupaya mengadakan pembaharuan dalam bidang

pendidikan. Dikalangan Muhammadiyah, berdirilah sekolah–sekolah yang mengambil

nama sama dengan sekolah – sekolah pemerintah–HIS, MULO, AMS yang diberi dengan

muatan keagamaan. Sekolah yang demikian itu diberi nama HIS met de Qur’an, MULO

met de Qur’an, dan sebagainya. 45

Tanggapan para tokoh pembaruan di akhir abad 19 dan awal abad ke- 20 terhadap

dampak Barat bagi masyarakat muslim terwujud dalam usaha sungguh – sungguh untuk

menginterprestasi Islam dalam menghadapi perubahan kehidupan. Mereka menekankan

sikap dinamis, luwes, dan dapat menyesuaikan diri dengan zaman, baik itu bisang hukum,

pendidikan, dan sains. Mereka juga menekankan pembaruan internal melalui proses

44 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), h. 115 45 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan Dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia,

…., h. 43

Page 27: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

reinterprestai (ijtihad) dan adaptasi secara selektif (Islamisasi) terhadap ide dan ideologi

Barat, sebab pembaruan Islam merupakan suatu proses kritik-diri ke dalam dan

perjuangan untuk menetapkan Islam kembali guna menunjukan relevansinya dengan

situasi-situasi baru dihapi masyarakat Islam.46

C. Faktor – Faktor Pendukung Terhadap Pembaharuan Pendidikan Abad ke-20

Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara, maupun

pemerintah. Karena penting, maka pendidikan harus selalu ditumbuh kembangkan secara

sistimatis oleh para pengambil kebijakan yang berwenang di Republik ini.47

Upaya

pendidikan yang dilakukan suatu bangsa selalu memiliki hubungan yang signifikan

dengan rekayasa bangsa tersebut di masa mendatang. Pendidikan selalu dihadapkan pada

perubahan, baik perubahan zaman maupun perubahan masyarakat. Maka, mau tidak mau

pendidikan harus didisain mengikuti irama perubahan tersebut, kalau tidak pendidikan

akan ketinggalan. Oleh karena itu, tuntutan perubahan pendidikan selalu relevan dengan

kebutuhan masyarakat, baik pada konsep, kurikulum, proses, fungsi, tujuan, manajemen

lembaga-lembaga pendidikan, dan sumber daya pengelolah pendidikan.

Pembaruan pendidikan merupakan suatu proses multi-dimensional yang

kompleks, dan tidak hanya bertujuan untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan

yang dirasakan, tetapi terutama merupakan suatu usaha penelaahan kembali atas aspek-

aspek sistem pendidikan yang berorientasi pada rumusan tujuan yang baru dan senantiasa

berorientasi pada kebutuhan dan perubahan masyarakat.48

Oleh karena itu, upaya

pembaruan pendidikan tidak akan memiliki ujung akhir sampai kapanpun. "Mengapa

demikian? Karena persoalan pendidikan selalu saja ada selama peradaban dan kehidupan

manusia itu sendiri masih ada. Pembaruan pendidikan tidak akan pernah dapat diakhiri,

apalagi dalam abad informasi seperti saat ini, tingkat obselescence dari program

pendidikan menjadi sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena perkembangan teknologi

yang digunakan oleh masyarakat dalam sistem produksi dapat mengembangkan teknologi

46 Azyumardi Azra, Ekslopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 2005), h. 32 47 Suyanto dan Djihad Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium

III, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa , 2000), h. 17 48 Jusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 65

Page 28: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

dengan kecepatan yang amat tinggi kerana ia harus bersaing dengan pasar ekonomi

secara global, sehingga perhitungan efektivitas dan efesiensi harus menjadi pilihan

utamanya. Tetapi sebaliknya disisi lain, "dunia pendidikan tidak dapat dengan mudah

mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi di masyarakat sebagai akibat sulit

diterapkannya perhitungan-perhitungan ekonomi yang mendasarkan pada prinsip

efesiensi dan efektivitas terhadap semua unsurnya. Tidak semua pembaruan pendidikan

dapat dihitung atas dasar efisiensi dan untung rugi karena pendidikan memiliki misi

penting yang sulit dinilai secara ekonomi, yaitu misi kemanusiaan". 49

Suatu usaha pembaruan pendidikan karena adanya tantangan kebutuhan dan

perubahan masyarakat pada saat itu, dan pendidikan juga diharapkan dapat menyiapkan

produk manusia yang mampu mengatasi kebutuhan dan perubahan masyarakat tersebut.

Dengan demikian, pendidikan sebenarnya lebih bersifat konservatif, karena selalu

mengikuti kebutuhan dan perubahan masyarakat. Sebagai contoh : misalnya, pada

masyarakat agraris, konsep pendidikan didisain agar relevan dengan perkembangan dan

kebutuhan masyarakat pada era tersebut, begitu juga apabila perubahan masyarakat

menjadi masyarakat industrial dan era informasi, maka pendidikan juga didisain

mengikuti irama perkembangan masyarakat industri dan masayarakat era informasi, dan

seterusnya. Demikian gambaran siklus perkembangan perubahan pendidikan.

Jika kita menggunakan pendekatan – pendekatan sistem (sistem approach) yang

dikemukakan oleh Don Adams, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

pembaharuan pendidkan di Indonesia, antara lain50

:

1. Ideologis – normatif dan kultural:: orientasi – orientasi ideologis dan kultural

tertentu yang diekspresikan dalam norma–norma di masyarakat (kembali

kepada Al-Qur’an dan Sunnah) menuntut sistem pendidikan untuk memperluas

dan memperkuat wawasan keagamaan dan kebudayaan anak didik.

2. Mobilisasi Politik: adalah sifat perlawanan nasional terhadap penguasa kolonial

Belanda

49Suyanto dan Djihad Hisyam, Refleksi Dan Reformasi Pendidikan, …., h. 17 50 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, …., h. 33 -

34

Page 29: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

3. Mobilisasi sosial dan ekonomi: adanya usaha–usaha dari umat Islam untuk

memperkuat bidang sosial dan ekonomi

Selain itu juga, faktor intern dalam pendidikan dapat dijadikan sebagai pendukung

terjadinya pembahartuan dalam pendidikan Islam di Indonesia, yaitu adanya

ketidakpuasaan terhadap penggunaan metode tradisional dalam mempelajari studi agama

Islam.

D. Kondisi Sumber Daya Manusia Umat Islam Pada Abad ke- 20

Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung

terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun

negatif, dalam pelaksanaan pembaruan pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung

atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang

ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik

teutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat

sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila

mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi

pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam

pelaksanakan inovasi pendidikan.

Pada permulaan abad ke-20 masyarakat Islam Indonesia telah mengalami

beberapa perubahan, baik dalam bentuk kebangkitan agama, perubahan, maupun

pencerahan. Banyak alasan yang dapat menjelaskan perubahan ini. Salah satunya adalah

dorongan untuk melawan penjajahan bangsa Belanda. Tidak mungkin bangsa Indonesia

mempertahankan segala aktivitas dengan cara tradisional untuk melawan kekuatan–

kekuatan kolonialisme Belanda. Mereka mulai menyadari perubahan–perubahan apakah

dengan menggali mutiara – mutiara Islam dari masa laul yang telah memberi

kesanggupan umat Islam pada abad pertengahan untuk mengatasi Barat dalam

pengetahuan serta dalam memperluas pengaruh, atau dengan menggunakan metode–

metode baru yang telah dibawa ke Indonesia oleh Belanda.51

51 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidkan Islam, …., h. 154

Page 30: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Kondisi masyarakat Indonesia secara keseluruhan yang tengah menghadapi

perjuangan pergerakan kemerdekaan dan semangat nasionalisme yang dibangun atas

dasar kesadaran dan pemikiran kolektif untuk cita–cita nasional bersama. Pergerakan

kemerdekaan dan semangat nasionalisme menimbulkan dinamika dan mobilitas sosial,

hampir dari seluruh lapisan masyarakat. Pemberlakuan politik etis kolonialisme Belanda

sebagai salah satu indikasi ke arah itu, karena yang menikmati pendidikan yang

diselenggarakan pihak kolonial hanya dikalangan pribumi elite dan priyayi. Sedangkan

selebihnya tidak diperhatikan. Pemberlakuan politik kolonial ini memicu sebagian tokoh

agama untuk mendirikan lembaga–lembaga pendidikan agama yang bisa mewadahi

kebutuhan rakyat khususnya umat Islam sebagai rakyat mayoritas yang miskin.52

52 Abdur Rahman Assegaf, dkk, Pendidikan Islam Di Indonesia, …., h. 84

Page 31: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

BAB III

KH. AHMAD DAHLAN DALAM KONTEKS SOSIO – BUDAYA

POLITIK UMAT ISLAM INDONESIA

A. KH. Ahmad Dahlan Dan Latar Belakang Keluarga

Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada tahun 1869 M/ 1285 H. Beliau adalah

putra asli Kauman Yogyakarta. Kauman adalah suatu tempat yang biasanya berada

disekitar keraton atau kompleks penguasa seperti bupati atau kepala daerah, yang

dilengkapi dengan alun-alun dan mesjid besar. Namanya semasa kecil adalah Muhammad

Darwis. Adapun silsilah adalah K.H. Ahmad Dahlan bin K.H. Abubakar bin K.H.

Muhammad Sulaiman bin kiyai Murtadho bin kiyai Teyas bin Maulana sulaiman bin

Maulana Ishaq dan seterusnya hingga Sayyidina Husein, cucu Rasulullah SAW.53

Ayahnya adalah seorang ulama bernama K.H. Abu bakar bin K.H. Sulaiman,

pejabat katib di Mesjid besar kesultanan Yogyakarta. Ibunya adalah putri H. Ibrahim bin

K.H Hasan, seorang pejabat penghulu kesultanan. Melihat garis keturunannya, maka dia

adalah anak orang yang berada dan berkedudukan baik dalam masyarakat. KH. Ahmad

Dahlan mempunyai saudara sebanyak tujuh orang dan dia adalah ke-empat. Sebagaiman

lazimnya kehidupan para kiyai pada waktu itu yang umumnya mempunyai istri lebih dari

satu, K.H. Ahmad Dahlan juga menikah beberapa kali. Dan terakhir menikah dengan ibu

Walidah binti Kiyai penghulu Haji Fadhil (terkenal dengan kiyai Ahmad Dahlan) yang

mendampinginya hingga ia meninggal dunia.54

K.H. Ahmad Dahlan Wafat pada tanggal

23 Februari 1923 dalam usia 55 tahun dan dimakamkan di karangkajen, Yogyakarta.

B. KH. Ahmad Dahlan Dan Latar Belakang Pendidikan

Sewaktu kecil, KH. Ahmad Dahlan tidak sempat menikmati pendidikan Barat untuk

anak-anak kaum ningrat yang lulusannya biasanya disebut kapir landa, malahan ia

mendapat pendidikan tradisional di kauman, Yogyakarta, dimana ayahnya sendiri

menjadi guru utamanya yang mengajarkan pelajaran-pelajaran dasar menganai agama

Islam. Ahmad Dahlan dikirim ke beberapa pesantren di Jawa untuk belajar pelajaran

53 Depag R.I. Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Direktur Jenderal

Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 85 54 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, …., h. 133-114.

Page 32: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

qira'ah, tafsir, fiqih, dan bahasa Arab. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di

Madrasah dan pesantren, ia berangkat ke Makkah untuk pertama kali pada 1890, selama

setahun ia belajar disana, salah seorang gurunya adalah Syaikh Ahmad Khatib, seorang

pembaharu dari Minangkabau Sumatera Barat. Sekitar tiga tahun kemudian, 1903, untuk

kedua kalinya berkunjung ke Makkah selama dua tahun.

Diyakini, bahwa selama tinggalnya dikota suci Makkah itulah Ahmad Dahlan

bertemu dengan ide-ide pembaharuan Islam yang dipelopori Jamaluddin Al-Afghani,

Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho.55

Semangat dan cita-cita pembaharuannya telah

tertanam sejak kembali dari Makkah pada kunjungannya yang pertama. Ia

memperkenalkan cita-cita yang muali dari pembetulan posisi kiblat, arah orang

bersembahyang sebelumnya kiblat tersebut mengarah lurus ke barat. Kemudian, ia

membetulkan posisi kiblat ke arah Ka'bah dan mengajak masyarakat menyadari

lingkungan sehat dengan mengorganisasikan kawan-kawannya di daerah Kauman untuk

melakukan kerja sosial dalam memperbaiki lingkungan, seperti membersihkan jalan dan

parit.56

Secara tradisional, seseorang akan dipengaruhi faktor geografis yang menunjukan

bahwa latar belakang sosial berpengaruh terhadap proses pendewasaanya. Kampung

kauman sebagai tempat kelahiran Darwis terkenal sebagai daerah lingkungan santri.

Menurut pandangan Pijtper, kauman yang terletak di dekat masjid dimungkinkan sebagai

penjelmaan dari keinginan untuk dekat kepada sesuatu “yang suci”

Dahlan dibesarkan dalam lingkungan masyarakat kauman, dan oleh karena itu ia

sangat dipengaruhi oleh tradisi sosial didaerah tersebut. Pengaruh itu nampak dari

kebiasaan-kebiasaannya yang ulet dalam memperdalam pengetahuan keagamaan. Darwis

sejak kecilnya tidak dididik pada lembaga pendidikan formal yamg diselenggarakan oleh

pemerintah Hindia Belanda, karena barang siapa yang memasukan anaknya ke sekolah

tersebut akan dianggap sebagai orang kafir karena telah memasuki pola kehidupan kafir

Belanda. Namun tidak berarti Darwis tidak menuntut pengetahuan. Sebagai alternatif,

oleh ayahnya dia di didik sendiri melalui cara pengajian. Ketika beliau telah dianggap

55 Depag R.I. Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam, …., h. 88 56 Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1997), h. 78

Page 33: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

memiliki pengetahuan keIslaman yang cukup ia kemudiyan dikirim untuk belajar kepada

beberapa guru mengaji yang lain. Pada saat itu (abad 19) memang berkembang tradisi

mengirimkan anak kepada guru untuk menuntut ilmu.57

Guru-guru Kiai Ahmad Dahlan sebagian dari dalam negeri dan lainnya dari luar

negeri khususnya Saudi Arabia. Guru-gurunya antara lain: ayahnya sendiri (KH Abu

Bakar), KH Mohammad Shaleh (Kakak iparnya), untuk ilmu Fiqih, KH Muchsin dan KH

Abdul Hamid untuk ilmu Nahwu, KH Raden Dahlan (Pesantren Termas), untuk ilmu

falaq, Kiai Machfud (Pesantren Termas) untuk ilmu Fiqih dan Hadits, Syekh Khayyat

untuk ilmu Hadits, Syekh Amin dan Sayyid Bakri Satock untuk Qiroatul Qur’an, Syekh

Hasan untuk ilmu Pengobatan dan Racun, Sayyid Ba-bussijjil untuk ilmu Hadits, Mufti

Syafi’i untuk ilmu Hadits, Kiai Asy’ari Baceyan dan Syekh Misri Makkah untuk Qiroatul

Qur’an dan ilmu Falaq.58

KH. Ahmad Dahlan bukanlah seorang penulis Oleh karena itu, gagasan-gagasan

pemikiran ia sampaikan secara lisan dan karya nyata. Untuk itu ia lebih dikenal sebagai

pelaku dibandingkan sebagai pemikir. Ahmad Dahlan juga menjadi sebagai khatib di

mesjid kesultanan Yogyakarta dan menjadi guru di sekolah-sekolah pemerintah seperti

OSV IA di Magelang. 59

adapun sebagai seorang ulama islam, ia merupakan seseorang

yang mempunyai otak brilian dan jiwa toleran yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat

dari pribadinya yang memberikan perhatian utamanya kepada kehidupan religius,

ketidakefisienan pendidikan agama, aktifitas misionaris Kristen, dari sinilah ia disebut

sebagai pemimpin yang memiliki komitmen yang tinggi kepada sikap moderat dan

toleransi agama.60

C. Kondisi Sosio – Budaya – Politik Masyarakat Islam Pada Masa KH. Ahmad

Dahlan

Perkembangan kehidupan umat Islam dan pemikiran Islam di Indonesia

sesungguhnya identik dengan perkembangan dakwah Islam yang berlangsung berabad-

57 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 322 58Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Dan Muhammadiyah: Dalam Perspektif

Perubahan Sosial,(Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 6 59 Arbiyah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh; Suatu Studi Perbandingan,

…., h.14 60 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 325

Page 34: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

abad lamanya di bumi nusantara Indonesia. Islam, dan dakwah Islam, secara intensif

masuk dalam kultur sosial dan budaya Indonesia. Tanpa harus disangkal, bahwa agama

Hindu dan Buddha telah memimpin kehidupan sosial di nusantara selama puluhan abad.

Agama-agama di atas meninggalkan warisan budaya dan kultur sosial yang meluas,

mendalam dan melekat dalam struktur kepribadian berbagai macam suku bangsa.61

Tidak

jauh berbeda kondisi masyarakat pada masa KH. Ahmad Dahlan, Sikap beragama umat

Islam saat itu pada umumnya belum dikatakan sebagai sikap beragama yang rasional.

Syirik, taklid, dan bid’ah masih menyelubungi kehidupan umat Islam, terutama dalam

kehidupan Keraton, dimana kebudayaan Hindu telah jauh tertanam. Sikap beragama yang

demikian bukanlah terbentuk secara tiba-tiba pada awal abad kedua puluh itu, tetapi

merupakan warisan yang mengakar jauh pada masa terjadinya proses Islamisasi beberapa

abad sebelumnya.seperti diketahui proses Islamisasi di Indonesia 62

Selain itu juga, kehadiran Belanda di Jawa tidak hanya mengeksploitasi kekayaan

alam Indonesia, tetapi juga menekan politik dan kehidupan keagamaan rakyat. Penetrasi

Belanda menghancurkan elemen-elemen kehidupan perdagangan orang Jawa, kegiatan

umat Islam dalam politik. Berikut perdagangan orang Jawa, kegiatan umat Islam dalam

politik. Berikutnya, segala aktifitas umat Islam yang berkaitan dengan kehidupan

keagamaan ditekan. Belanda terus menerapkan langkah-langkah yang membatasi gerak

pengamalan agama Islam. Upacara–upacara keagamaan yang dilakukan dilarang. Ibadah

haji dibatasi dan setiap jama’ah haji yang pulang ke Indonesia diawasi dengan ketat

untuk mengantisipasi pengaruh muslim yang sudah haji yang dapat membangkitkan

semangat perlawanan terhadap pemerintah Belanda.63

Pada waktu itu, ada beberapa kondisi yang dihadapi KH. Ahmad Dahlan, pertama;

modernisme dari kolonialisme Belanda, kedua; tradisonalisme dan Jawaisme.

Modernisme dijawab oleh KH. Ahmad Dahlan dengan mendirikan sekolah-sekolah

dikarenakan Pendidikan yang berjalan dalam masyarakat pada waktu itu bukan

mengajarkan tentang keterbukaan tetapi menjadi taklid buta terhadap mazhab fiqh, imam,

61Arbiyah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh; Suatu Studi Perbandingan,

…., h. 20 62Arbiyan Lubis, Pemikran Muhammadiyah Dan Muhammad Abduh; Studi Perbandingan, …., h.

19 63 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidkan Islam, …., h. 150 - 151

Page 35: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

guru, kayi dan syekh. Sikap tersebut berjalan pada pendidikan yang bercorak tradisional

yang dalam metode pembelajarnya top-down, ditambah lagi kitab yang dipakai hanya

satu mazhab. membuat pertanyaan serta membantah pendapat guru atapun kyai

merupakan hal yang tabu. Lembaga pendidikan bukannya untuk tranformasi pengetahuan

tetapi sebagai pelanggeng ajaran konservatistisme dan memumupuk jiwa jumud serta

taqlid. Serta pendidikan modern yang telah dilakukan oleh bangsa Barat yang berjalan

ditanah air bercorak sekulerisme. Pendidikan itu, hanya untuk golongan tertentu dan umat

Islam tidak dapat meng-akses agar dapat merasakan pendidikan modern.64

Dalam menghadapi Jawaisme KH. Ahmad Dahlan menggunakan metode positive

action (dengan mengedepankan amar ma’ruf) dan tidak secara frontal meyerangnya akan

tetapi dengan menunjukan keteladanan yang baik. Sedangkan menghadapi

tradisionalisme KH. Ahmad Dahlan dengan cara menggunakan metode tabligh

(menyampaikan) dengan mengunjungi murid-muridnya dan Praktik pembaharuan yang

telah dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan, adalah pembenahan arah kiblat yang masjid

kasultanan tetapi ditetangkeras.65

64 Arbiyah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh; Suatu Studi Perbandingan,

…., h. 24 65 Arbiyan Lubis, Pemikran Muhammadiyah Dan Muhammad Abduh; Suatu Studi Perbandingan,

…., h. 15

Page 36: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

BAB IV

PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH.

AHMAD DAHLAN DALAM MENINGKATKAN MUTU SUMBER DAYA

MANUSIA

A. Landasan Filosofis Pemikiran KH. Ahmad Dahlan

1. Al-Qur’an Sebagai Sumber Inspirasi Manusia

Al-Qur’an dan Sunah merupakan sumber hukum yang tetap dan tidak berubah yang

berubah adalah pemahaman serta tafsiran terhadap sumber tersebut. Islam juga tidak

membatasi pada bilangan atau pandangan tertentu, dan pandangan keagmaan sangat luas.

Pandangan yang luas ditentukan oleh kapasitas penafsir yang dilakukan oleh manusia,

semakin luas pengetahuan dalam memahami ajaran agama maka semakin mudah untuk

menerimanya. Prisip relativisme dalam memahami ajaran agama melahirkan sikap

menghargai ide-ide lain, karena diakui bahwa seseorang tidak dapat mencapai kebenaran

sempurna terhadap agama dengan pengetahuan yang terbatas. Relativitas ini akan

mendorong setiap untuk terbuka terhadap ide-ide baru. Dalam menerima ide-ide baru

akan melahirkan kesipan bagi pengalaman baru yang pada gilirannya bisa

mengekspresikan diri dari berbagai bentuk dan konteks.66

Dalam pandangan Islam, paling tidak ada dua sisi tugas penciptaan manusia, yaitu

sebagai `abd Allah dan khalifah fi al-ardh. Dalam proses kejadiannya, manusia diberikan

Allah ruh dan akal. Untuk itu, media yang dapat mengembangkan potensi al-ruh untuk

menalar penunjuk pelaksanaan ketundukan dan kepatuhan manusia kepada Khaliqnya.67

Di sini eksistensi akal merupakan potensi dasar bagi peserta didik yang perlu dipelihara

dan dikembangkan guna menyusun kerangka teoretis dan metodologis bagaimana menata

hubungan yang harmonis secara vertikal maupun horizontal dalam konteks

penciptaannya. Islam menekankan kepada umatnya untuk mendayagunakan semua

66 Ahmad Jainuri, Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah Periode Awal (Surabaya:

LPAM, 2002), h.63 67 A.Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, cet 1 (Bandung: Mizan, 1998) h. 161

Page 37: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

kemampuan yang ada pada dirinya dalam rangka memahami fenomena alam semesata,

baik alam makro maupun mikro.68

Meskipun dalam banyak tempat Al-Qur`an senantiasa menekankan pentingnya

menggunakan akal, akan tetapi Al-Qur`an juga juga mengakui akan keterbatasan

kemampuan akal. Ada fenomena yang tak dapat dijangkau oleh indera dan akal manusia

ini disebabkan, karena wujud yang ada di alam ini memiliki dua dimensi, yaitu pisika dan

metapisika. Manusia merupakan integrasi dari kedua dimensi tersebut, yaitu dimensi ruh

dan jasad.

Batasan di atas memberikan arti, bahwa dalam epistemologi pendidikan Islam, ilmu

pengetahuan dapat diperoleh apabila peserta didik (manusia) mendayagunakan berbagai

media, baik yang diperoleh melalui persepsi inderawi, akal, wahyu maupun ilham.

Oleh karena itu, aktivitas pendidikan dalam Islam hendaknya memberikan

kemungkinan yang sebesar-besarnya bagi pengembangan ke semua dimensi tersebut.

Menurut Dahlan, pengembangan tersebut merupakan proses integrasi ruh dan jasad.

Konsep ini diketengahkannya dengan menggariskan perlunya pengkajian ilmu

pengtahuan secara langsung, sesuai prinsip-prinsip al-Qur`an dan sunnah, bukan semata-

mata dari kitab tertentu.

Dalam konteks purifikasi, Al-Qur’ân dan Al-Sunnah secara tekstual normatif

merupakan paradigma utama dalam komitmen aqidah maupun pelaksanaan ibadah

mahdhah. Dari paradigma tekstual normatif ini melahirkan doktrin segala sesuatu

diyakini dan dilaksanakan bila ada perintah (Al-Qurân dan Al-Sunnah). Sedangkan dalam

konteks rasionalisasi, al-Qurân dan al-Sunnah juga tetap menjadi rujukan pokok, namun

dalam keyakinan dan pengamalan bidang muamalah duniawiyah ini berlaku kaidah

ushul: al-ashl fi al-asyyâ’ al-ibâhah (semua urusan muamalah duniawiyah boleh

dikerjakan) selama tidak ada larangan atau tidak bertentangan dengan al-Qurân dan al-

Sunnah.69

68Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis: Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah

Periode Awal, …., h. 101

69 Ahmad Jainuri, Ideologi ksum Reformis: Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah

Periode Awal, …., h.79

Page 38: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Oleh karena itu, penulis menyimpulkan Mengenai pelaksanaan pendidikan menurut

Dahlan hendaknya didasarkan pada landasan yang kokoh yaitu Al-Qur an dan Sunnah.

Landasan ini merupakan kerangka filosofis bagi memrumuskan konsep dan tujuan ideal

pendidikan Islam, baik secara vertikal (khaliq) maupun horizontal (makhluk).

2. Akal Sebagai Media Untuk Memehami Al-Qur’an Yang Diaktualisasikan

Dalam Kehidupan Yang Nyata.

KH. Ahmad Dahlan memandang bahwa setiap manusia harus menggunakan akal

untuk memperbaharui keyakinan, usaha, tujuan hidup ini, serta memahami kebenaran. Ia

percaya bahwa dengan akal seseorang bisa menentukan tingkah lakunya yang baik dan

mencapai tujuan-tujuan dunia ini dan akhirat kelak. Agama merupakan kebutuhan dasar

manusia, maka penafsiran agama harus didasarkan pada akal untuk diterapkan dalam

kehidupan praktis. Ajaran agama diorientasikan pada kemajuan serta perbaikan yang

dalam pemahamannya menggunakan akal. Akal merupakan alat untuk memahami sumber

kebenaran yakni Al-Qur’an dan Sunah, dikerenakan dengan akal akan mudah menerima

suatu kebenaran dari ajaran-ajarannya. Penggunaan akal ini berdampak pada pemimpin

Muhammadiyah yang memaknakan bahwa ritual sejajar dalam konteks sosial yang nyata.

Secara prinsip akal dapat menerima semua pengetahuan, dan pengembangan akal yang

paling penting adalah logika yang mengkaji sesuai dengan kehidupan nyata.70

KH. Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan berpendapat bahwa pengembangan akal

membutuhkan enam elemen:

Pertama, masalah tersebut harus dirumuskan atas dasar pemahaman terhadap

realitas; kedua, berpikir dan bertindak harus dilakukan secara bersungguh-sungguh;

ketiga, setiap tindakan harus didasarkan pada akal yang jelas untuk menghindari

kesalahan; keempat, seseorang harus memelihara apa yang sudah dicapai karena ia

merupakan modal yang berharga; kelima, harus ada keyakinan teguh dalam membuat

pilihan; keenam, seseorang harus mampu menempatkan dan memecahkan masalah secara

benar, karena pengetahuanya hanya akan menjadi sia-sia jika tidak diamalkan sesuai

70 Yunan Yusuf, Teologi Muhammadiyah,Cita Tajdid Dan Realitas Sosial (Jakarta: IKKIP

Muhammadiyah Jakarta Press, 1995), h. 101

Page 39: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

dengan situasi yang nyata. Semua criteria ini mendorong individu-individu untuk

memiliki integritas intelektual dan moral, yang pada giliran berikutnya akan

membawanya kepada kebiksaan. Keseimbangan ini merupakan aspek penting kehidupan

keagamaan individu, kata Ahmad Dahlan. Lebih jauh, ia berpendapat bahwa agama

merupakan suatu keniscayaan bagi setiap manusia; bahwa ia mempunyai prinsip-prinsip

dasar yang harus ditaati; bahwa refleksi keagamaan pada kehidupan nyata bergantung

pada individu yang harus mengekspresikannya; bahwa individu harus dilengkapi dengan

pengetahuan, yang menjadi dasar pengamalan agama.71

Alat penting pengembangan akal ialah logika yang mengkaji segala sesuatu yang

sesuai dengan kehidupan nyata, bagi Ahmad Dahlan logika dapat membedakan idealitas

dan realitas.72

Ajaran Islam ideal dengan logika menuntut untuk implementasi konreat

ajaran Islam dan penerjemahan dalam realitas sosial. Ini menekankan bahwa Islam bukan

saja bersifat teoritis tetapi bersifat praktis. KH. Ahmad Dahlan dalam memahami Islam

bedasarkan pada prinsip ajaran Islam Al-Qur’an dan sunah sebagai sumber primer,

sedangkan akal menjabarkan isi sumber-sumber itu, penerjemahan pemahaman

keagamaan kedalam realitas konkreat.73

Menurut pendapat KH.Ahmad Dahlan Al-Qur’an dan Al-Sunah merupakan dasar

pokok jika dari keduanya tidak ditemukan kaidah hukum yang eksplisit maka ditentukan

berdasarkan kemampuan berpikir logis (akal pikiran) serta ijma dan Qias.74

Ahmad Dahlan menyadari bahwa akal harus dikembangkan melalui pendidikan. Ia

berpendapat bahwa, secara prinsipil, akal bisa menerima setiap pengetahuan, karena

pengetahuan itu merupakan prasyarat nya. Ia kemudian membuat analogi akal dan benih

tanaman, dengan menyatakan:

Akal itu seperti benih yang ditanam ditanah, dan agar ia bisa tumbuh menjadi

pohon yang besar ia harus disiram secara rutin. Demikian pula akal manusia; ia tidak

71Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis: Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah

Periode Awal,…., h. 104-105 72Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis: Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah

Periode Awal, …., h. 104 73 Yunan Yusuf, Teologi Muhammadiyah,Cita Tajdid Dan Realitas Sosial, …., h 38-39 74Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Dan Muhammadiyah: Dalam Perspektif

Perubahan Sosial, …., h. 8

Page 40: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

akan tumbuh sempurna jika tidak disirami dengan pengetahuan. Namun, usaha

menyiram akal dengan pengetahuan harus sesuai dengan kehendak tuhan.75

3. Konsep Pendidikan Akal Melalui Mantiq

Menurut KH. Ahmad Dahlan puncak tertinggi dari pendidikan akal adalah ilmu

mantik yakni pembicaraan yang cocok dengan kenyataan. Sebagaimana diketahui, ilmu

mantiq sebenarnya warisan aristoteles yang masuk kedalam pemikiran Islam dimasa

penerjemahan dibawah ayoman daulah bani abbas. Para filsuf Islam mengambil mantiq,

yakni premis – premis yang di munculkan dalam membuktikan adanya tuhan dalam

teologi (ilmu kalam) pada hakekatnya sejalan dengan premis – premis tersebut. Namun

tentu saja mantiq aristoteles tersebut mengalami modifikasi ketika ia menjadi khajanah

pemikiran Islam itu sendiri. Maka di tangan KH. Ahmad Dahlan ilmu mantik muncul

sebagai metode korespondensi antara pemikiran dan kenyataan. Bila hal tersebut ditarik

kedalam pemikiran Islam, maka dengan ilmu mantiq tersebut hendak dimunculkan

pelaksanaan konkrit dari isyarat–isyarat serta perintah–perintah Al-Qur’an kedalam

realitas sosial.76

KH.Ahmad Dahlan menyatakan bahwa tindakan nyata adalah wujud konkrit dari

penterjemahan Al-Qur’an, dan organisasi adalah wadah dari tindakan tersebut. Untuk

memperoleh pemahaman demikian, orang Islam harus selalu memperluas dan

mempertajam akal pikirannya dengan ilmu mantiq.77

Corak pemikiran keagamaan merupakan model pendekatan yang cukup signifikan

untuk sekarang dalam mengkoneksikan Islam dalam realitas sosial. Pemikiran KH.

Ahmad Dahlan dalam teori sekarang bercorak hermeneutic dimana selalu

mendilaektikakan antara normativitas wahyu dengan realitas pada waktu itu. Hasil

pendekatan yang digunakan oleh KH. Ahmad Dahlan langsung dipraktekan sehingga

75Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis: Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah

Periode Awal,…., h. 103-104 76 Yunan Yusuf, Teologi Muhammadiyah,Cita Tajdid Dan Realitas Sosial, …., h. 37-38 77 Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Dan Muhammadiyah: Dalam Perspektif

Perubahan Sosial, …., h. 8

Page 41: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

menjdikan nilai-nilai Islam sebagai rahmat dan memberikan manfaat bagi sesesama

manusia.78

B. MODEL PENDIDIKAN YANG DIKEMBANGKAN OLEH KH. AHMAD

DAHLAN

Pemikiran pendidikan yang dicetuskan oleh Ahmad Dahlan berpangkal dari rasa

tidak puasnya terhadap sistem pendidikan yang dualistis saat itu, yaitu sistem pendidikan

Barat yang mengembangkan aspek intelektual, dan sistem pendidikan Islam yang kurang

memperhatikan perkembangan aspek tersebut. Pendidikan Barat yang berada dibawah

aturan Belanda pada saat itu membuka kesempatan yang lebih luas bagi anak golongan

elite Indonesia dan golongan menengah untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Dengan jenis dan jenjang yang bervariasi, sebahagian mereka menjadi kaum intelektual

yang memegang posisi penting dalam pemerintahan. Perluasan pendidikan inilah yang

menjadi akar perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat yang mempengaruhi elit

Indonesia.

Dalam satu sisi pendidikan Barat berjasa mengangkat generasi muda Indonesia

ketingkat pendidikan tinggi dan memasukan mereka kedalam golongan intelektual tetapi

disisi lain dengan corak pendidikan sekuler, umumnya mereka tumbuh menjadi muslim

yang bersifat negative terhadap agama dan membuat jarak sosial dengan mayoritas

kelompok lainnya. Dalam waktu yang sama lembaga pendidikan Islam tetap

mempertahankan ciri pendidikannya yang khas, yang belum tersentuh oleh arus

kebudayaan Barat. Bahan pelajarannya masih terpusat kepada kitab-kitab lama dengan

metode yang belum banyak berubah sejak lembaga pendidikan itu didirikan.79

Dengan melihat keadaan lembaga pendidikan seperti itu KH. Ahmad Dahlan

berusaha menuangkan pemikirannya dengan menciptakan lembaga pendidikan yang

menekankan dari segi agamanya dan ilmu umumnya oleh karena itu diciptakan model-

model lembaga pendidikan sebagai berikut:

78Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis: Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah

Periode Awal, …., h. 329

79 Arbiyah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh; Suatu Studi Perbandingan,

…., h. 102-103

Page 42: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

1. Penerapan Sistem Pendidikan Barat Kedalam Lembaga Pendidikan Agama

Adanya dikotomi, pemisahan antara pendidikan agama dan pendidikan sains Barat,

terlihat pada orientasi berikut yaitu di satu pihak lembaga-lembaga pendidikan Islam saat

itu tidak bisa menghasilkan ilmuwan yang mempunyai otoritas karena mementingkan

masalah keakhiratan semata, dan di pihak lain pendidikan yang diselenggarakan oleh

kolonial penjajah Belanda sama sekali tidak memperhatikan masalah-masalah kehidupan

keakhiratan, hanya mementingkan kehidupan keduniawiaan. Akibatnya terjadilah

pemisahan, dikotomi yang sangat lebar antara lulusan lembaga pendidikan Islam dan

lulusan sekolah Barat, yang sekuler (menjauhkan ajaran Islam dan pendangkalan

terhadap ajaran Islam.)80

Menurut KH. Ahmad Dahlan, pendidikan hendaknya diarahkan pada usaha

membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas

pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan

masyarakatnya. Tujuan pendidikan tersebut merupakan pembaharuan dari tujuan

pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan

pendidikan sekolah model Belanda. Di satu sisi pendidikan pesantren hanya bertujuan

utnuk menciptakan individu yang salih dan mengalami ilmu agama. Sebaliknya,

pendidikan sekolah model Belanda merupakan pendidikan sekuler yang didalamnya tidak

diajarkan agma sama sekali. Akibat dualisme pendidikan tersebut lahirlah dua kutub

intelegensia : lulusan pesantren yang menguasai agama tetapi tidak menguasai ilmu

umum dan sekolah Belanda yang menguasai ilmu umum tetapi tidak menguasai ilmu

agama.81

Untuk tercapainya tujuan pendidikan Islam, maka materi pendidikan menurut

Dahlan, adalah pengajaran Al-Qur`an dan Hadis, membaca, menulis, berhitung, ilmu

bumi dan menggambar Oleh karena itu berdirilah sekolah–sekolah dengan sistem dan

kelembagaan modern dengan mendirikan Madrasah Mu’allimin dan Madrasah

80 Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam Indonesia, cet 1 (Jakarta: PT logos Wacana Ilmu,

2001), h. 27-28 81Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 338

Page 43: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Mua’llimat, madrasah yang dikembangkan oleh Muhammadiyah ini tidaklah menjadikan

sistem dan kelembagaan Islam tradisional sebagai basisnya.82

Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa Pembaharuan di bidang ide dan

penyelenggaraan dirumuskan oleh Ahmad Dahlan dengan menyempurnakan kurikulum

pendidikan Islam, dengan memasukkan pendidikan agama ke sekolah umum dan

pengetahuan umum ke sekolah agama. Sedangkan di bidang teknik penyelenggaraan,

pembaharuan yang dilakukan meliputi metode, alat dan sarana pengajaran, serta

organisasi sekolah, Bentuk pembaharuan teknis ini diambil dari sestem pendidikan

modern.

Dari perpaduan ini, maka pendidikan Muhammadiyah memperoleh hasil yang

berlipat ganda. Pertama, menambah kesadaran nasional bangsa Indonesia melalui ajaran

Islam; Kedua, melalui sekolah Muhammadiyah, ide pembaharuan bisa disebarkan secara

luas; ketiga, mempromosikan ilmu pengetahuan praktis dari pengetahuan modern.

2. Memasukan Pendidikan Agama Islam Ke Lembaga Pendidikan Barat

Adanya politik etis yang dilakukan oleh Belanda dengan menetapkan kebijakan

pendidikan dan merealisasikannya kedalam berbagai program pendidikan dengan

membangun lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh pemerintah Belanda

menimbulkan kekhawatiran bagi kaum ulama dan santri pada saat itu dikarenakan

pendidikan itu akan menjadi alat penetrasi kebudayaan Barat yang akan melahirkan

intelektual pribumi sekular dan menjadikan umat Islam jauh dari agamanya. Oleh sebab

itu, lahirlah tokoh–tokoh pembaharu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah KH.

Ahmad Dahlan. 83

Komitmen KH. Ahmad Dahlan terhadap pendidikan agama demikian kuat. Oleh

karena itu, antara faktor utama yang mendorongnya masuk organisasi Boedi Oetomo

pada tahun 1909 adalah untuk mendapatkan peluang memberikan pengajaran agama

kepada para anggotanya. Strategi yang ditempuhnya dimaksudkan untuk membuka

kesempatan memberikan pelajaran agama di sekolah-sekolah pemerintah. Pendekatan ini

82 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, …., h. 37 83Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, ….,

h. 123

Page 44: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

dilakukan karena para anggota organisasi Boedi Oetomo pada umumnya bekerja di

sekolah dan kantor pemerintahan waktu itu. Komitmenmya terhadap pedidikan agama

selanjutnya menjadi salah satu ciri khas oraganisasi yang didirikan pada tahun 1912,

yaitu oraganisasi Muhammadiyah.84

Sekolah yang dibangun K.H. Ahmad Dahlan itu agaknya sama dengan sekolah

setingkat dalam sistem pendidikan pemerintah hindia Belanda. Sekolah ini tampaknya

sekolah Islam swasta yang memenuhi persyaratan untuk menerima subsidi pemerintah

Belanda yang kemudian memang mendapat subsidi dari pemerintah Belanda. Pada sistem

ini guru – guru pribumi dilibatkan dalam sekolah itu sebagai tenaga pengajar dengan

silabus modern yang memasukan pelajaran umum dan agama yang berdasarkan pelajaran

bahasa arab dan tafsir. Dalam sekolah dengan menggunakan sistem gubernemen ini

agaknya Muhammadiyah melengkapi kekurangan materi keagamaan dengan memasukan

materi keagamaan atau paling tidak ada wacana keagamaan, dengan penambahan

pelajaran bahasa arab dan tafsir.85

C. HASIL PENCAPAIAN KH. AHMAD DAHLAN DALAM

MENGEMBANGKAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA

1. Konsep Pendidikan KH. Ahmad Dahlan

KH. Ahmad Dahlan adalah tokoh yang tidak banyak meninggalkan tulisan. Beliau

lebih menampilkan sosoknya sebagai manusia amal atau praktisi dari pada filosof yang

banyak melahirkan pemikiran dan gagasan tetapi sedikit amal. Sekalipun demikian tidak

berarti KH. Ahmad Dahlantidak memiliki gagasan. Amal usaha Muhammadiyah

merupakan refleksi dan manisfestasi pemikiran beliau dalam bidang pendidikan dan

keagamaan. Istilah pendidikan disini digunakan dalam konteks yang luas tidak hanya

terbatas pada sekolah formal tetapi mencangkup semua usaha yang dilaksanakan secara

sistematis untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan, nilai dan keterampilan dari

generasi terdahulu kepada generasi muda. Dalam konteks ini termasuk dalam pengertian

pendidikan adalah kegiatan pengajian, tablig dan sejenisnya.86

84 Azyumardi Azra, M.A. Ekslopedia Islam, …., h. 32 85 Suwendi, M.Ag sejarah dan pemikiran pendidikan Islam, …., h. 97-99 86 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 327

Page 45: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

a. Tujuan Pendidikan

Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi untuk masa

yang akan datang dengan cara memprediksi hal-hal apa saja yng diinginkan ataupun

dihindari, maupun yang tidak bisa dielakan terjadinya. Perhitungan akan berbagai macam

kejadian di masa mendatang merupakan studi khusus dan hasilnya mesti dihubungkan

dengan kenyataan sekarang, sehingga program pendidikan dapat menampung proses

pembentukan manusia yang mempersiapkan untuk kemungkinan-kemungkinan

tersebut.87

KH. Ahmad Dahlan tidak secara khusus menyebutkan tujuan pendidikan. Tetapi

dari pernyataan yang disampaikannya dalam berbagai kesempatan, tujuan pendidikan

KH. Ahmad Dahlan adalah Dadijo Kijahi Sing Kemaddjoen, Adja Kesel Anggonmu

Njamboet Gawe Kanggo Moehammaddijah artinya jadilah kiyai yang berpikir maju

jangan pernah lelah bekerja untuk muhammadiyah, di dalam pernyataan sederhana

tersebut terdapat beberapa hal yang penting, yaitu Kijahi, Kemadjoen, dan njamboet

gawe kanggo moehamddijah.

Istilah kiai meripakan sosok yang sangat menguasai ilmu agama, dalam masyarakat

jawa, seorang kiai adalah figure yang sholeh, berakhlak mulia, dan menguasi ilmu agama

secara mendalam. Istilah kemajuan secara khusus kepada kemodernan sebagai lawan dari

kekolotan dan konservatisme, pada masa KH. Ahmad Dahlan kemajuan sering

diindentikan dengan penguasaan ilmu-ilmu umum atau intelektualitas dan kemajuan

secara material. Sedangkan kata njamboet gawe kanggo moehammaddijah. Merupakan

manisfestasi dari keteguhan dan komitmen untuk membantu dan mencurahkan pikiran

dan tenaga untuk kemajuan umat Islam, pada khususnya, dan kemajuan pada masyarakat

pada umumnya.

Berdasarkan pada pemahaman tersebut, tujuan pendidikan menurut KH. Ahmad

Dahlan adalah untuk membentuk manusia yang alim dalam ilmu agama, berpandangan

luas, dengan memiliki pengetahuan umum, siap berjuang, mengabdi untuk

Muhammadiyah dalam menyantuni nilai-nilai keutamaan dalam masyarakat.

87 Jusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, …., h. 68

Page 46: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Rumusan tujuan pendidikan tersebut merupakan “Pembaharuan” dari tujuan

pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan

pendidikan sekolah model Belanda.88

b. Materi Pendidikan

Berangkat dari tujuan pendidikan tersebut, KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa

kurikulum atau materi pendidikan hendaknya meliputi:

a) Pendidikan moral, akhlak yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia

yang baik berdasarkan Al-Qur’an dan as-sunah.

b) Pendidikan individu yaitu sebagai usha untuk menumbuhkan kesadaran individu

yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kasadaran individu yang utuh, yang

berkeseimbangan antara perkembangan mental dan jasmani, antara keyakinan dan

intelek, antara perasaan dan akal pikiran serta antara dunia dan akhirat.

c) Pendidikan kemasyarakatan yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan

dan keinginan kehidupan masyarakat. Untuik menumbuhkan kesediaan dan

keinginan hidup bermasyarakat.

Meskipun demikian, KH. Ahmad Dahlan belum memiliki konsep kurikulum dan

materi pelajaran yang baku. Muatan materi kurikulum pelajaran agama menurut KH.

Ahmad Dahlan bisa dilihat dari materi pelajaran agama yang diajarkannya dalam

pengajian-pengajian di Madrasah dan pondok Muhammadiyah. 89

Bahan-bahan pelajaran yang diberikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah sejak

awal mencangkup pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Dalam masa awal belum

ditetapkan presentase masing-masing pengetahuan tersebut dalam sebuah lembaga

pendidikan. Pengetahuan agama tampaknya diambil dari lembaga pendidikan Islam

tradisional dengan beberapa perubahan dalam mata pelajaran tertentu diantara pelajaran

agamanya yaitu Al-Qur’an hadis, kitab-kitab fiqih dari mazhab Syafi’i, ilmu tasauf

karangan Al-ghazali, kitab tafsir Jalalain, Al-Manar dan ilmu kalam. Sedangkan

pengetahuan umum meliputi ilmu sejarah, ilmu hitung, menggambar, bahasa inggris,

88 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 338 89 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h.337

Page 47: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

bahasa Belanda, dan bahasa melayu. bahan pelajaran di atas diberikan secara berencana.

Artinya bahan pelajaran tertentu diberikan dikelas tertentu dengan waktu atau lama

belajar yang telah ditetapkan.90

Sejalan dengan ide pembaharuaanya, KH. Ahmad Dahlan seorang pendidik yang

sangat menghargai dan menekankan pendidikan akal. Dia berpendapat bahwa akal adalah

sumber pengetahuan. Tetapi sering kali akal tidak mendapatkan perhatian yang

semestinya, seperti biji yang terbenam dalam bumi. Karena itulah maka pendidikan harus

memberikan siraman dan bimbingan yang sedemikian rupa sehingga akal manusia dapat

berkembang dengan baik. Hal ini penting karena menurut beliau akal merupakan

instrument penting untuk memahami dan mendalami agama untuk mengembangkan

pendidikan akal beliau menganjurkan diberikannya pelajaran ilmu mantiq dilembaga-

lembaga pendidikan.91

c. Metode Mengajar

Didalam menyampaikan pelajaran agama, KH. Ahmad Dahlan tidak menggunakan

pendekatan tekstual tetapi kontekstual. Disamping menggunakan penafsiran yang

kontekstual, beliau berpendapat bahwa pelajaran agama tidak cukup hanya dihafalkan

atau dipahami secara kognitif, tetapi harus diamalkan sesuai situasi dan kondisi. Gagasan

Ahmad Dahlan tentang “pembumian” ajaran Al-Qur’an tersebut antara lain tercemin

dalam pengajaran surat Al-Ma’un.92

KH. Ahmad Dahlan merupakan seorang pragmatikus, yang menekankan semboyan

kepada murid-muridnya “sedikit bicara banyak kerja”. Salah satu contohnya yabng

terkenal adalah mengenai implementasi surat al-maun, yang berisikan tentang ajaran

berbuat baik dan beramal kepada oreang-orang yang sedang kekurangan: tahukah kalian

semua apa maksud dari surat al-maun?”. Beras, pakaian yang masih bagus itu, nanti kita

bagikan kepada mereka yang memerlukan dan fakir miskin.93

90 Arbiyah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh; Suatu Studi Perbandingan,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1993), 107 91 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 338 92 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 340 93 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 327

Page 48: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Dari gambaran di atas, penekanan Ahmad Dahlan dalam memberikan pelajaran

bukan hanya pada pengajaran, akan tetapi pada nilai amaliah (practicable and aplicaple)

oleh para murid-muridnya, metode ini ia lakukan guna memenuhi harapannya untuk

membentuk manusia menjadi “Intelektual Kiai” dan “Kyai Intelektual” maksudnya

adalah seorang tersebut mempunyai wawasan yang luas dan brilian serta menjadi panutan

masyarakat yang luas dengan akhlak yang karimah dan kepribadian yang Islami.94

Adapun pembelajaran amaliah ini didasarkan pada tiga landasan pokok:

a) Tarbiyah, yang mempunyai makna menanamkan dan mewujudkan kesadaran

secara prikemanusiaan untuk hidup bersama, sehingga anak-anak didik

mempunyai tanggung jawab individual selaku mahluk sosial.

b) Ta’lim, yang mempunyai maksud mencerdaskan sains dan tekhnologi di otak anak

didik, sehingga mereka menjadi ilmuan-ilmuan Islam yang mantap

c) Ta’dib, memberikan pelajaran dan pengamalan kepada anak didik untuk berlaku

sopan dan mempunyai adab yang baik.

Ketiga hal di atas menjadikan sosok manusia yang lebih kurang ideal yaitu manusia

yang menguasai ilmu pengetahuan, mempunyai perikemanusiaan yang tajam dan peka

wawasan kemasyarakatannya, dan terutama menjadikan manusia yang betul-betul tinggi

adab dan sopan santunnya. Itulah makna yang tersirat yang diingikan oleh k.h. Ahmad

Dahlan.95

Untuk mewujudkan gagasan tersebut, KH. Ahmad Dahlan melakukan dua langkah

strategis yaitu dengan mengajarkan pelajaran agama disekolah ala Belanda, dan

memasukan sistem sekolah ala Belanda dalam mengajarkan agama di Madrasah.

Dilihat dari siswanya, sekolah yang didirikan Ahmad Dahlan tidak hanya

menerima siswa laki-laki tetapi juga siswa wanita. Umumnya sekolah hanya menerima

laki-laki dan perempuan yang bisa sekolah biasanya mereka yang berasal dari golongan

94 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 328 95 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 327

Page 49: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

ningrat. Sedangkan di pesantren siswa laki-laki dan wanita biasanya dipisah tidak

diajarkan bersama-sama.96

2. Pendidikan Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas SDM Melalui Peran

Muhammadiyah.

Perbincangan tentang pendidikan sebagai wahana pengembangan kualitas sumber

daya manusia akan senantiasa menyertakan umat Islam (sebagai mayoritas). Keadaan ini

akan memberikan dua kemungkinan sekaligus, yakni kredit dan diskredit. Kemungkinan

yang pertama akan terjadi bila sumber daya manusia yang dimiliki memberikan akses

positif bagi proses pembangunan. Sebaliknya, diskredit bila sumber daya manusia umat

Islam kurang dapat diandalkan. Dalam konteks inilah lembaga pendidikan Islam

berpeluang besar memerankan diri secara optimal dalam upaya meningkatkan sumber

daya manusia yang dibutuhkan.97

Dahulu pendidikan lebih merupakan model untuk pembentukan maupun pewarisan

nilai–nilai keagamaan dan tradisi masyarakatnya. Artinya, kalau anaknya sudah memiliki

sikap positif dalam beragama dan dalam memelihara tradisi masyarakatnya, maka

pendidikan dinilai sudah menjalankan misinya. Tentang seberapa jauh persoalan

keterkaitan dengan kepentingan ekonomi, ketanakerjaan dan sebagainya merupakan

persoalan kedua.98

Kelahiran Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan dan sosial

kemasyarakatan yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan bukanlah muncul dalam ruang

yang kosong. Akan tetapi Muhammadiyah hadir dalam kompleksitas persoalan

kehidupan yang berada pada era penjajahan kolonialisme. Dan ketika itu umat Islam

berada pada posisi yang sangat terpuruk dan memprihatinkan. Mereka terbelakang

dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah, kemakmuran ekonomi yang parah serta

kemampuan politis yang tak berdaya. Kondisi ini pun diperparah lagi oleh

membudayanya paham dan praktek keberagamaan yang bersifat spritualistik dan bersifat

mistik.

96 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 341 97 Jusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, …., h. 59 98 A. Malik Fadjar, Madrasah Dan Tantangan Modenitas, …., h. 9

Page 50: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Seperti dalam kehidupan berakidah (keyakinan hidup) banyaknya praktek-praktek

kepercayaan terhadap benda-benda keramat, semacam keris, tombak, batu aji, dan masih

percaya pada adanya hari baik dan buruk, serta kepercayaan terhadap kesaktian kuburan

para wali . Begitu juga halnya dengan praktek keberagamaan dalam kehidupan beribadah,

banyaknya praktek-praktek ubudiyah yang telah bercampur aduk antara ajaran Islam

dengan kepercayaan-kepercayaan lain. Seperti tradisi sesajian yang ditujukan kepada para

arwah, kepada roh-roh halus, slametan saat kematian dan sebagainya.99

Kondisi objektif yang mendorong lahirnya Muhammadiyah adalah juga kenyataan

terhadap kemajuan zending Kristen dan misi Katolik. Penyebaran agama Kristen dan

agama Katolik mendapat dukungan dari pemerintahan kolonial Belanda. Untuk

menyiarkan agama mereka di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di tanah Jawa.

Dengan peralatan yang cukup canggih dan organisasi yang teratur berujud sekolah-

sekolah dan lain sebagainya memperoleh kemajuan besar dalam merebut hati rakyat.

Sebaliknya umat Islam dalam kondisi kemunduran apalagi alat-alat tabligh, penyiaran

yang digunakan masih secara kuno, tempat-tempat pendidikan Islam masih ketinggalan

zaman.100

Dari sinilah kemudian tergerak bagi K.H.Ahmad Dahlan untuk melakukan

pembaharuan terhadap paham keagaamaan dan budaya pendidikan yang kolot saat itu.

Yaitu dengan meluruskan kembali paraktek keberagamaan dengan jargon “Kembali

Kepada Ajaran Al-Qur’an Dan Sunnah” serta mendirikan lembaga-lembaga pendidikan

yang dapat menciptakan kader-kader yang memiliki kepekaan sosial (sens of crisis) dan

mampu untuk meneruskan cita-cita Islam.101

Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang berdasarkan agama Islam, sosial,

dan kebangsaan; organisasi atau perkumpulan ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan.

Adapun yang menjadi dasar pendidikan Muhammadiyah adalah pertama, tajdid;

kesediaan jiwa berdasarkan pemikiran baru untuk mengubah cara berpikir dan cara

berbuat yang sudah terbiasa demi mencapai tujuan pendidikan. Kedua, kemasyarakatan

antara individu dan masyarakat supaya diciptakan sesuana saling membutuhkan. Yang

99 Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., .h. 337 100 Suwendi, Sejarah Dan Pemikiran Pendidikan Islam, …., h. 97-99 101 Yunan Yusuf, Teologi Muhammadiyah,Cita Tajdid Dan Realitas Sosial, …., h.101

Page 51: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

dituju adalah keselamatan masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Ketiga, aktivitas; anak

didik harus mengamalkan semua ilmu yang diketahuinya, keempat, kreativitas; anak

didik harus mempunyai kecakapan dalam menentukan sikap dalam menghadapi situasi-

situasi baru. Kelima, optimism;anak harus yakin bahwa dengan keridaan tuhan,

pendidikan akan membawa kepada hasil yang dicita-citakan, asal dilaksanakan dengan

penuh dedikasi dan tanggung jawab serta sesuai dengan ajaran Islam.102

Munculnya Muhammadiyah merupakan sebagai gerakan sosial keagamaan dalam

sosial budaya waktu itu merupakan “eksperimen sejarah” yang cukup spektakuler

Muhammadiyah pada awal berdirinya merupakan suatu gerakan organisasi keagamaan,

bukan sekedar tampil beda dan beberapa kemudian hilang ditelan masa tetapi merupakan

organisasi yang kuat dan maju untuk memperjuangkan nasib umat Islam.103

Misi Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada pembaruan keagamaan; sebagian

besar kegiatannya sesungguhnya diarahkan untuk menumbuhkan solidaritas sosial, yang

pada giliran berikutnya memberikan inspirasi terhadap upaya-upaya sosial dan

pendidikan. Jadi, sementara purifikasi akidah dan ibadah dari pengaruh menyimpang

sesungguhnya diperlukan, dan merupakan sine qua non bagi implementasi keyakinan dan

ritual Islam bagi kehidupan sehari-hari orang Islam, namun diakui bahwa pengaruh-

pengaruh itu akan hilang jika orang-orang telah menguasai pengetahuan yang cukup.

Untuk tujuan semacam ini, pengajian untuk orang dewasa dikoordinasi oleh bagian

tabligh dan anak-anak diajari keyakinan yang benar secara simultan dengan pendidikan

formal mereka. Namun demikian, pendidikan agama hendaknya diberikan sedini

mungkin. Sungguh, pendidikan agama diyakini sangat penting sehingga banyak energy

dicurahkan ubtuk program ini dalam jangka panjang. Karenanya, sekolah-sekolah yang

dibangun oleh gerakan ini tidak hanya memberikan pengetahuan secular tetapi juga

pengetahuan tentang ajaran-ajaran Islam untuk praktik keagamaan siswa sehari-hari.104

Dalam sejarah, Muhammadiyah yang telah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan,

organisasi ini mempunyai peran penting dalam memperkenalkan modernitas, terutama

102 Enung K. Rukiyati. dkk, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia,

2006) h. 83-84 103 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidkan Islam, ….., h. 166 104 Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis: Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah

Periode Awal, …., h. 87

Page 52: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

dalam pendidikan. Model pendidikan pesantren yang dulu digunakan diganti dengan

model pendidikan Barat (Belanda), yang memakai kelas dan kurikulum. Hal itu didorong

oleh kesadaran beragama yang modernis, yakni menjadikan modernitas sebagai

kebenaran yang netral dan tidak identik dengan Barat.105

Selain itu, Sistem yang dikembangkan adalah konveregensi antara sistem

pendidikan Islam yang tradisional dengan sistem pendidikan modern. Tujuan akhir

(uktimate goal) yang hendak dicapai ialah menghasilkan lulusan yang memiliki

pengetahuan umum yang memadai atau istilah tren sekarang “ulama intelek”

Sikap Muhammadiyah yang mengambil jalan tengah dalam sistem pendidikannya,

membawa pengaruh atau efek cukup luas pada perkembangan kehidupan keagamaan di

Indonesia, yakni menepis budaya “paternalistic kiai-santri”, melahirkan paham

persamaan manusia atau egaliter, serta membawa nuansa baru perkembangan pemikiran

Islam di Indonesia.106

Pendidikan umat Islam di Indonesia pada awal abad ke 20 masih dalam keadaan

belum memprioritaskan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, mereka belum ada

kesanggupan untuk melaksanakan ajaran Islam dengan sebenar-benarnya. Bahwa

Muhammadiyah berpandangan hanya dengan melalui pendidikan Islam yang diterapkan

dengan metode yang tepat, kiranya ketertinggalan umat Islam akan dapat terkejar.

Metodologi yang digunakan Muhammadiyah adalah menjadikan Al-Qur’an dan

hadis sebagai sumber utama, tetapi pembacaannya berorientasi kepada modernitas.

Maksudnya, modernitas dijadikan kerangka berpikir sedang Al-Qur’an sebagai “rimba

belantara” yang senantiasa digali untuk dicarikan relevansinya dengan modernita,

sehingga dengan metodologi pendidikan seperti itu pendidikan bagi umat islam akan

sesuai dengan perkembangan zaman sehingga diharapkan terciptanya pemikiran-

pemikiran yang tidak usang dimakan zaman dan tentu saja itu akan berguna bagi

perkembangan kualitas sumber daya umat islam indonesia.107

105Arbiyan Lubis, Pemikran Muhammadiyah Dan Muhammad Abduh; Studi Perbandingan, …., h.

105 106 Enung K. Rukiyati, Dkk ,Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, …., h. 86 107 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, …., h. 311-312

Page 53: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

D. RESPON MASYARAKAT TERHADAP GAGASAN YANG DILONTARKAN

KH.AHMAD DAHLAN

1. Jasa – Jasa KH. Ahmad Dahlan

Kegiatan KH. Ahmad Dahlan dalam dunia pembaharuan Islam diawali dengan

melihat suatu fenomena, bahwa Islam pada saat itu adalah suatu agama yang ajarannya

sempit dan dogmatis serta tidak dibonsaikan dengan ajaran-ajaran Islam yang keluar

jalur. Masyarakat pada saat itu telah terpasung oleh dogma-dogma yang mengikat,

sehingga tidak mau bekerja dan berkarya.

Dengan keteguhannya, dahlan mencoba memperkenalkan Islam dengan nuansa baru

dan dimensi pesan universal (rahmatan lil alamin), ia katakana bahwa Islam bukanlah

wajah desa dan kota kecil.

Untuk itu perlu diketahui jasa-jasa beliau dalam mewujudkan nuansa Islam yang

edukatif, yaitu:

a. Mengubah dan membetulkan arah kiblat yang tidak tepat menurut semestinya,

umumnya mesjid-mesjid dan langgar di Yogyakarta menghadap ketimur dan orang-

orang shalat menghadap keBarat lurus, padahal kiblat yang sebenarnya menuju

ka’bah haruslah miring ke utara kurang lebih 24 derajat dari sebelah Barat.

b. Mengajarkan dan menyiarkan agama Islam secara populer, bukan saja dipesantren,

melainkan pergi ke beberapa tempat, dari situ ia dikatakan mubaligh Islam Jawa

Tengah.

c. Memberantas bid’ah-bid’ah dan khurafat serta adat istiadat yang bertentangan

dengan ajaran Islam.

d. Mendirikan perkumpulam Muhammadiyah sebagai sarana pendidikan Islam

Adapun jasa-jasa beliau khusus dalam dunia pendidikan Islam sebagai berikut:

Page 54: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

a. Ahmad Dahlan membawa pembaruan dalam pembentukan lembaga pendidikan

Islam dari sistem pesantren menjadi sekolah

b. Ahmad Dahlan memasukan pelajaran-pelajaran umum kepada sekolah-sekolah

agama atau Madrasah

c. Ahmad Dahlan telah melakukan perubahan dalam metode pengajaran dari sorogan

kepada metode pelajaran yang bervariasi

d. Ahmad Dahlan telah mengajarkan sikap hidup toleran dan terbuka.

e. Dengan organisasi Muhammadiyah, Ahmad Dahlan mampu mengembangkan

lembaga pendidikan menjadi variatif.108

2. Beberapa Kritik Terhadap Gagasan Pendidikan KH. Ahmad Dahlan

K.H. Ahmad Dahlan merupakan tokoh pembaharu yang telah meletakan landasan

bagi lahirnya pendidikan Islam modern. Sumbangan KH. Ahmad Dahlan tersebut paling

tidak dapat dilihat paling tidak dari dua sisi. Dari sisi filosofis, K.H. Ahmad Dahlan telah

meletakan tujuan rumusan pendidikan yang “utuh” yaitu menciptakan ulama yang intelek

dan intelek yang ulama. Atau individu yang menguasai ilmu agama dan ilmu umum

sekaligus, rumusan tujuan pendidikan tersebut merupakan terobosan terhadap masalah

pendidikan pada masa itu, yang hanya mampu melahirkan dua kutub intelegensia yang

saling bertentangan: kelompok ulama yang hanya menguasai ilmu agama sebagai produk

pendidikan pesantren dan kelompok intelektual sebagai produk dari pendidikan Belanda.

Secara kelembagaan, KH. Ahmad Dahlan telah berhasil meletakan landasan

lahirnya lembaga pendidikan Islam yang modern. Sistem sekolah Islam dan Madrasah

yang sekarang ini merupakan model lembaga pendidikan Islam yang paling dominan

merupakan pengembangan yang dikembangkan oleh KH. Ahmad Dahlan dan

Muhammadiyah.

Gagasan KH. Ahmad Dahlan yang sangat cerdas dan cemerlang tersebut,

merupakan wujud dari pemahaman agama Islam yang sangat mendalam dan kemampuan

serta komitmen yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah umat dan bangsa.

108 Suwito dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 326-327

Page 55: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Melalui pemahaman agamanya yang mendalam, KH. Ahmad Dahlan dengan sangat kritis

mengadopsi sistem pendidikan Barat yang sering dianggap kafir kedalam pendidikan

Islam. Dalam konteks ini beliau melihat Barat tidak sebagai representasi “Kafir” dan arab

sebagai representasi “Islam”.109

Persoalannya kini, apakah lembaga pendidikan Muhammadiyah sudah difungsikan

secara optimal sebagai wahana penyediaan SDM yang dibutuhkan masa depan?

Dilihat dari segi kelembagaan, Muhammadiyah mempunyai lembaga pendidikan

yang cukup banyak, secara tentatif, Muhammadiyah telah memainkan peranan penting

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian, perlu dicatat bahwa secara

kuantitatif Muhammadiyah telah berhasil dalam pelaksanaan pemerataan pendidikan,

akan tetapi peran tersebut masih dipertanyakan, jika dihubungkan dengan upaya

penyediaan sumber daya manusia. Dalam konteks ini, lembaga pendidikan

Muhammadiyah dihadapkan kepada persoalan. Yakni belum memperlihatkan kepedulian

yang tinggi untuk menjadi pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai

orientasi utama dalam proses pendidikannya. Selain itu pada dimensi yang lain, seperti

kurikulum, metodologi, manajemen dan lain sebagainya juga terjadi status quo. Jadi,

secara kelembagaan, pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah terkesan masih dikelola

dengan cara-cara tradisional yang mengekibatkan pengembangan SDM didalamnya tidak

begitu mendapat perhatian yang serius. Cara-cara tradisional yang dimaksud adalah:

orientasi pendirian dan pelaksanaan pendidikannya sekadar mengikuti arus kebutuhan

formalisasi jenjang pendidikan.110

Usaha-usaha pembaruan ke arah modernisasi pendidikan pada yang terjadi pada

masa awal abad ke-20, nampaknya masih relative terbatas. Usaha-usaha pembaruan

dalam bidang pendidikan dilhami oleh wacana modernisasi yang terjadi diberbagai

belahan dunia Islam lainnya. Di Indonesia misalnya telah tampil kyai haji Ahmad Dahlan

dengan mendirikan organisasi Muhammadiyah. Namun, pembaruan yang diupayakan

109 Suwito dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 342 110 A.Malik Fadjar, Madrasah Dan Tantangan Modenitas, …., h. 162

Page 56: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

justru mengabaikan khazanah keislaman klasik yang menjadi elemen pertama dan

terpenting dalam pandangan Nurcholis Madjid.

Kehadiran Muhammadiyah bila dilihat dari sisi yang lebih sempit, berupaya

menghilangkan kekuatan sistem pendidikan pesantren yang popular pada saat itu (bahkan

sampai sekarang). Pendidikan dalam dunia pesantren dipandang terlalu tradisional dan

dianggap tidak terlalu memenuhi kebutuhan zaman terutama dalam penguasaan ilmu

pengetahuan “Baru”. Muhammadiyah memperkenalkan sekolah-sekolah yang

diselenggarakan dengan mengacu kepada sistem ala “Barat”. Tetapi, ironisnya kehadiran

sekolah-sekolah itu justru mengabaikan, bahkan menghilangkanelemen penting dari misi

pendidikan Islam, sehingga sistem ini dinilai memiliki kelemahan.

Orientasi yang difokuskan pada sistem “Barat” dengan mengabaikan wawasan

khazanah Islam klasik, menurut Nucholish Madjid menyebabkan Muhammadiyah

kehilangan jejak intelektualisme Islam, akibat adanya suatu fase dalam pemikiran Islam

di Indonesia yang ramai-ramai meninggalkan kitab lama. Kegagalan itu juga disebabkan

orientasi kepraktisan yang menjadi titik berat organisasi Muhammadiyah. Oleh karena itu

Muhammadiyah lebih dikenal sukses terutama sebagai gerakan amaliah. Akibatnya,

Muhammadiyah selama ini selalu mendapat “suplay” ulama (“infus” dalam istilah

Nurcholish Madjid dari pesantren. Bergabungnya tenaga ulama atau kiai dari pesantren

yang kemudian tergabung sebagai inti keanggotaan Muhammadiyah adalah sebagai

indikatornya. Sehingga tidak terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa Muhammadiyah

tidak atau sedikit sekali memprodusir ulamanya sendiri. Karena dilihat dari pertumbuhan

dan perkembangannya hanya lembaga pendidikan pesantrenlah yang mampu melahirkan

produk-produk ulama tersebut.111

Selain itu juga, gagasan K.H. Ahmad Dahlan memadukan dua kutub Barat-Islam,

atau sistem pendidikan sekolah-pesantren ke dalam satu lembaga pendidikan sekolah atau

Madrasah juga memiliki kelemahan. Hasil perpaduan yang tidak seimbang kadang-

kadang justru menghasilkan alumni lembaga pendidikan yang tanggung: tidak mendalami

111 Yasmadi, Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (Jakarta: Ciputat

Press, 2002) h.114

Page 57: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

ilmu umum dan tidak matang dalam ilmu agama. Produk inilah yang sering terlihat dalam

pendidikan Muhammadiyah dan produk lembaga pendidikan Islam modern (madrasah)

pada umumnya. Dalam kajian inilah pengkajian terhadap pemikiran para tokoh

pendidikan Islam relevan untuk terus dilakukan. Kajian terhadap pemikiran tersebut akan

merupakan wacana yang mampu memperkaya langkah untuk menyempurnakan

pendidikan Islam masa kini dan masa akan datang.112

112 Suwito dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, …., h. 343

Page 58: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Landasan filosofis KH. Ahmad Dahlan dalam membentuk sumber daya manusia

yang berkualitas diantaranya menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai landasan

yang pokok menurut KH. Ahmad Dahlan pendidikan hendaknya didasarkan pada

landasan yang kokoh yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Landasan ini merupakan

kerangka filosofis bagi memrumuskan konsep dan tujuan ideal pendidikan Islam,

baik secara vertikal maupun horizontal

2. Landasan ke dua yaitu akal, KH. Ahmad Dahlan memandang bahwa setiap manusia

harus menggunakan akal untuk memperbaharui keyakinan, usaha, tujuan hidup ini,

serta memahami kebenaran. Ia percaya bahwa dengan akal seseorang bisa

menentukan tingkah lakunya yang baik dan mencapai tujuan-tujuan dunia ini dan

akhirat kelak.

3. Mengenai respon masyarakat, ada yang berpendapat positif terhadap Pembaruan

yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan berpendapat bahwa KH. Ahmad

Dahlan adalah memadukan dua kutub Barat-Islam, atau sistem pendidikan sekolah-

pesantren ke dalam satu lembaga pendidikan sekolah atau Madrasah sehingga ia

berhasil meletakan landasan lahirnya lembaga pendidikan Islam yang modern.

Sistem sekolah akan tetapi ada yang menyikapi berbeda dengan alasan pembaharuan

yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan terdapat kekurangan yaitu hasil perpaduan

yang tidak seimbang kadang-kadang justru menghasilkan alumni lembaga

pendidikan yang tanggung: tidak mendalami ilmu umum dan tidak matang dalam

ilmu agama. Produk inilah yang sering terlihat dalam pendidikan madrasah.

Page 59: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

B. SARAN

1. Adanya dualisme pendidikan mempunyai kelebihan dan kekurangan solusi yang

tepat adalah adanya perpaduan bentuk dari institusi pendidikan itu sehingga

melahirkan pendidikan Islam yang komprerhensif, tidak hanya saja menekankan

penguasaan terhadap khazanah keilmuan Islam klasik tetapi juga mempunyai

integritas keilmuan modern.

2. Lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai bagian dari proses modernisasi maka

sudah saatnya lembaga pendidikan Muhammadiyah harus dipandang sebagai suatu

insvestasi Pilihan tersebut tidak dapat ditunda karena kalau melihat kecendrungan

besar dalam dunia pendidikan saat ini, masyarakat sudah mulai memandang

pendidikan sebagai suatu insvestasi. Kecendrungan lama yang memandang

pendidikan sebagai konsumsi yaitu untuk mempeoleh pengetahuan, keterampilan dan

nilai hanya untuk keperluan yang bersifat sementara sudah memudar.

Page 60: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Daftar Pustaka

Arifin, Muzayyin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidkan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001

Assegaf, Abdur Rahman dkk, Pendidikan Islam Di Indonesia , Yogyakarta: Suka Press,

2007

Azra, Azyumardi, Ekslopedia Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 2005

--------------, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 1999

Darban, Ahmad Adaby, Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah,

Yogyakarta : Tarawang, 2000

Daulay, Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan Dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di

Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007

Departemen Agama RI, Direktori Tokoh Ulama Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral

Bimbingan Masyarakat Islam, 2008

-------------, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Direktur

Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005

Fadjar, A.Malik , Reorientasi Pendidikan Islam, Bandung: Mizan, 1998

---------, Madrasah Dan Tantangan Modernitas, Bandung: Mizan, 1998

Faisal, Jusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1995

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999

Hornby, A S,Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, Newyork:

Oxford University Press, 1995

http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/07/melacak-akar-pemikiran-pendidikan-islam.html

Jainuri, Ahmad, Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah Periode Awal,

Surabaya: LPAM, 2002

Khaliq, Abdul, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik Dan Kontemporer,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999

Page 61: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Lubis, Arbiyah, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh; Suatu Studi

Perbandingan, Jakarta: Bulan Bintang, 1993

Maksum, Madrasah Sejarah Dan Perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999

Maulana, Achmad, dkk, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Absolut, 2004

Moelang, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1997

Mubarok, Husnul, Skripsi:Usaha-Usaha KH. Ahmad Dahlan Dalam Pendidikan Islam, ,

Jakarta, UIN, 2004

Muhaimin, Pembaharuan Islam;Refleksi Pemikiran Rasyid Ridha Dan Tokoh – Tokoh

Muhammadiyah, Yogyakarta: Dinamika, 2000

Mulkhan, Abdul Munir, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Dan Muhammadiyah: Dalam

Perspektif Perubahan Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1999

Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Sejarah Peradaban Islam

Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007

Nasution, Harun, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1997

------------, Pembaruan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran Dan Gerakan, Jakarta: Bulan

Bintang, 2003

Nata, Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam: Pada Periode Klasik Dan Pertengahan,

Jakarta: Ciputat pers, 2003

Nawawi, dan Hadari, Martini, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 1992

Nicholls, R., Managing Educational Innovation. London, George, Allen and Unwin,

1983

Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis, Teoritis, Jakarta: Ciputat

Pers, 2002

Notoatmodjo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta,

1998

Nuraida dan Alkaf, Halid, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Islamic Reserearch

Publising, 2009

Nurhuda, Skripsi:Kontribusi Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Dalam Memadukan Bidang

Studi Umum Dan Agama, Jakarta, UIN, 2004

Page 62: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan

Rahim, Husni, Arah Baru Pendidikan Islam Indonesia, Jakarta: PT logos Wacana Ilmu,

2001

Sohib, Agus, Skripsi: Pemikiran Pembaharuan Pendikan Islam Di Indonesia, Studi

Kasus: KH. Ahmad Dahlan, , Jakarta: UIN, 2004

Subandiah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, PT Raja Grafindo Persada-

Yogyakarta, 1992

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Gravindo Persada,

1987

Suhandana, Anggan, Pendidikan Nasional Sebagai Instrumen Pengembangan SDM,

Bandung: Mizan, 1997

Suwendi, M.Ag, Sejarah Dan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Gravindo

Persada.2004

Suwito , Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2005

Suwito Dan Faujan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, Bandung: Angkasa,

2003

Suyanto dan Hisyam, Djihad, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki

Milenium III, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa , 2000

Yusuf, Yunan, Teologi Muhammadiyah,Cita Tajdid Dan Realitas Sosial, Jakarta: IKKIP

Muhammadiyah Jakarta Press, 1995,

Zuhairini dkk, Sejarah Pendidukan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995,

Page 63: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan
Page 64: PEMIKIRAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KH. AHMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46923/1/AHMAD FARID-FITK.pdfK.H. Ahmad Dahlan senantiasa menitik-beratkan pada pemberantasan