pemijahan ikan betok

18
PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus bloch) Word Count 1410 NAMA : MU'TASIM BILLAH NIM : 1314521018 PROGRAM STUDI : MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

Upload: mutasim-billah

Post on 09-Nov-2015

191 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

pemijahan ikan betok

TRANSCRIPT

PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus bloch)Word Count 1410

NAMA: MU'TASIM BILLAHNIM: 1314521018PROGRAM STUDI: MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS UDAYANA2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jimbaran, 19 Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

COVERiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISI..iiiBAB I PENDAHULAN..11.1 Latar Belakang................................................................................................11.2 Rumusan Masalah...........................................................................................21.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2BAB II PEMBAHASAN............................................................................32.1 Klasifikasi ikan betok.32.2 Morfologi.....32.3 Habitat.42.4 Proses Pembuahan.42.5 Pemijahan...4BAB III PENUTUP63.1 Kesimpulan.63.2 Saran6DAFTAR PUSTAKA.7

7

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKegiatan budidaya air tawar di Indonesia semakin berkembang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan potensi dan sebagai usaha untuk menigkatkan pendapatan petani ikan. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya petani ikan melakukan budidaya air tawar yang banyak terdapat di perairan umum serta meningkatnya kegemaran masyarakat mengkomsumsi ikan.Untuk meningkatkan produksi dari hasil budidaya dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : perbaikan teknik budidaya, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemberian pakan dalam jumlah dan mutu yang cukup serta penggunaan bibit unggul. Selain itu, hal lain yang sangat menunjang dalam proses pertumbuhan ikan, baik panjang maupun berat adalah jenis pakan yang cocok, dosis, tambahan vitamin, dan waktu pemberian pakan yang tepat serta padat penebaran yang disesuaikan dengan tempat pemeliharaan. Demikian juga halnya dengan kualitas air, baik parameter fisika, kimia dan biologi harus diperhatikan sesuai dengan keperluan ideal ikan yang dibudidayakan.Banyak jenis ikan lokal di Kalimantan Timur yang mempunyai prospek baik untuk dibudidayakan, satu diantaranya yaitu ikan betok (Anabas testudineus Bloch). Ikan betok merupakan jenis ikan lokal yang mempunyai rasa daging cukup enak. Ikan ini sudah jarang ditemukan dipasar, kalaupun ada ukurannya masih terlalu kecil untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh intensitas penangkapan yang berlebihan atau rusaknya habitat ikan tersebut. Oleh karena itu perlu tindakan dan usaha untuk menjaga kelestarian, sehingga keperluan ikan tersebut dapat terpenuhi. Beberapa kelebihan yang dimiliki ikan betok yaitu mempunyai toleransi terhadap fluktuasi temperatur yang tinggi, tahan terhadap kekeringan dan kekurangan O2 dalam air (Sterba and Gunther, 1973. dalam Rasdiansyah, 1986).Ikan betok (Anabas testudineus Bloch) atau ikan papuyu (Banjar) (Kottelat et al.1993) merupakan salah satu ikan air tawar yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis cukup tinggi, harga ikan betok mencapai Rp 20.000,- sampai Rp.40.000,-/kg. Produksi ikan betok melalui hasil tangkapan di Provinsi Kalimantan Timur antara tahun 2004-2005 mengalami peningkatan pada tiap tahunnya yaitu 91 ton pada tahun 2004 menjadi 1505 ton pada tahun 2005. Semakin meningkatnya penangkapan terhadap ikan ini menimbulkan kekhawatiran akan menurunnya populasi ikan ini di kemudian hari (Media Indonesia, 2003 dalam Pellokila, 2009).Salah satu aspek yang harus dipenuhi untuk menunjang industri budidaya ikan betok adalah perbenihan. Kontinuitas ketersediaan benih ikan betok sampai saat ini masih belum terjamin. Sebagian besar benih masih diperoleh dari tangkapan alam. Benih hasil budidaya jumlahnya relatif sedikit, karena tidak banyak pembudidaya ikan betok yang menguasai teknologi pembenihan ikan ini. Jumlah induk yang terbatas dan sedikit juga menjadi kendala dalam hal ini. Masalah lain yang sering kali dihadapi adalah waktu pemijahan yang sering kali dipengaruhi oleh cuaca. Ikan betok banyak memijah pada musim-musim tertentu.

1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana klasifikasi serta habitat dan cara hidup dari ikan betok tersebut?2. Bagaimana proses pembuahan dari ikan betok tersebut?3. Kapan musim memijah ikan betok berlangsung?4. Apa saja ciri-ciri pemijahan ikan betok?

1.3 Tujuan1. Mengetahui klasifikasi, habitat dan cara hidup dari ikan betok2. Mengetahui proses pembuahan dari ikan betok itu sendiri3. Mengetahui musim memijah ikan betok4. Mengetahui ciri-ciri pemijahan ikan betok

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Ikan BetokIkan betok (Anabas testudineus Bloch) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang tergolong komersil, mempunyai nilai ekonomis penting dan sangat digemari oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Menurut Saanin (1986), ikan betok diklasifikasikan sebagai berikut :Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataKelas : PiscesOrdo : LabyrinthiciFamili : AnabantidaeGenus : AnabasSpesies : Anabas testudineusBlochNamaUmum : Walking fish atauClambing PerchNamadaerah : Betik (Jawa dan Sunda), Papuyu (Banjarmasin), Puyu (Malaya), Puyo puyo (Bintan), Geteh geteh (Manado), Kusang (Danau Matuna).

2.2 MorfologiMenurut Djuhanda (1981), ikan betok (Anabas testudineus Bloch) ditutupi oleh sisik yang berwarna hijau kehitaman pada bagian punggung dan putih mengkilat/putih kehijau-hijauan dibagian perut. Ikan ini termasuk ordo labyrinthici dikenal sebagai ikan labirin karena di dalam rongga insang bagian atas insang tersebut terdapat alat pernapasan berbentuk labirin setiap ruang pada labirin tersebut terdapat pembuluh-pembuluh darah yang dapat (mengekstrasi) oksigen dari udara yang masuk ke dalam labirin.Secara umum ikan betok berbentuk lonjong lebih ke belakang menjadi pipih kepala relatif besar, mulut tidak dapat ditonjolkan. Gurat sisi sempurna dan di bagian belakang di bawah sirip punggung yang berjari-jari lunak menjadi putus. Sirip punggung terdiri dari 17 buah jari-jari keras dan lemah, sirip disokong oleh 10 buah jari-jari keras dan 15 buah jari-jari lemah sirip perut mempunyai 1 buah jari-jari keras dan 3 buah jari-jari lemah.

2.3 HabitatBetok umumnya ditemukan di rawa-rawa, sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga pada kolam-kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengan saluran air terbuka. Ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Betok jarang dipelihara orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar.

2.4 Proses PembuahanMenurut Sjafei et al. (1992), pembuahan adalah proses dimana spermatozoa membuahi sel telur dan disebut juga dengan fertilisasi yang menjadi asosiasi gamet. Pertemuan antar gamet menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan pada spermatozoa yang mempengaruhi bagian pertama dan terpenting yakni akrosom. Pembuahan ikan betok terjadi di luar tubuh, setelah induk betina melepaskan telur maka induk jantan akan melepaskan spermatozoa. Karena mikrofil yang merupakan ruang atau tempat bertemu dengan sel telur sangat kecil. Oleh karena itu, sperma dikeluarkan dalam jumlah yang sangat banyak dibandingkan dengan telur yang akan dibuahi. Namun semua spermatozoa memiliki kesempatan yang sama untuk dapat membuahi sel telur (Sutisna dan Ratno, 1995).2.5 PemijahanPada pertengahan tahun 2004 secara tak sengaja ditemukan sekitar 30 ekor anak ikan puyu (ikan betok) berukuran hampir satu centimeter di dalam akuarium kaca yang berisi induknya dengan eceng gondok (Echidornia crassipes) di panti bibit ikan, Balai Kelautan, Dumai. Hal ini memberi harapan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemijahan ikan puyu tanpa ransangan dan manipulasi lingkungan di lingkungan yang terbatas dan dikendalikan menjadi mungkin.Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama proses tersebut berlangsung sebagian besar hasil metabolism dialokasikan untuk pematangan gonad. Penerapan artificial maturation Terlihat telah meningkatkan beberapa parameter perlakuan dibandingkan dengan kontrol. Diameter telur adalah paramater yang diperlukan untuk menilai kualitas terkait dengan volume pemijahan. Dimater telur sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan pemijahan, kuning telur yang merupakan sumber energi bagi embrio dan pada masa awal kehidupannya sebelum bisa makan pakan dari luar. Semakin besar volume kuning telur, maka cadangan makanan dari proses perkembanganya embrio dan larva semakin terjamin.Kecepatan pematangan gonad pada ikan betok berpengaruh terhadap produktivitas atau kegiatan produksi budidaya ikan. Di alam, pemijahan ikan betok terjadi sekali setahun pada waktu musim penghujan, dan ikan ini termasuk jenis ikan yang sangat sulit memijah secara alami dalam lingkungan budidaya (Muhammad et al. 2003). pada saat musimnya ikan ini mampu memijah 2 3 kali dengan jumlah telur (fekunditas) 5.000 15.000 butir. Ikan betok hingga saat ini belum dapat dibudidayakan, karena teknik perkembangbiakan dan pembesaran yang belum diketahui dengan baik. Salah satu upaya untuk pengembangan budidaya ini adalah dengan menyediakan benih melalui reproduksi, dengan proses pemijahan induk di hatchery.Kegiatan pemijahan ikan betok, ditandai dengan kegiatan saling kejar mengejar terutama yang jantan selalu mengejar untuk menghalangi gerakan induk betina dari depan dilakukan terus menerus sampai terjadi kontak body selama kurang lebih 1015 detik yang dilakukan berulang kali. Pada waktu terjadi kontak body induk betina mengeluarkan telur dan jantan mengeluarkan sperma (pemijahan). Penetasan telur yang telah dipijahkan oleh induk ikan dilakukan pada bak pemijahan yang diberi aerasi sebagai penambah oksigen terlarut di dalam air. Telur ikan Puyu akan menetas antara 10 12 jam.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanIkan betok (Anabas testudineus Bloch) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat digemari oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Betok umumnya ditemukan di rawa-rawa, sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga pada kolam-kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengan saluran air terbuka. Pembuahan ikan betok terjadi di luar tubuh, setelah induk betina melepaskan telur maka induk jantan akan melepaskan spermatozoa.Ikan betok (ikan puyu) melakukan pemijahan pada musim penghujan saja. Pada musim ini ikan betok mampu memijah 2 3 kali dengan jumlah telur (fekunditas) 5.000 15.000 butir. Kegiatan pemijahan ikan betok, ditandai dengan kegiatan saling kejar mengejar terutama yang jantan selalu mengejar untuk menghalangi gerakan induk betina dari depan dilakukan terus menerus sampai terjadi kontak body selama kurang lebih 1015 detik yang dilakukan berulang kali. Pada waktu terjadi kontak body induk betina mengeluarkan telur dan jantan mengeluarkan sperma (pemijahan).

3.2 SaranData tentang pemijahan ikan betook masih sedikit, dan mengenai pembudidayaan ikan betook masih belom bias di budidayakan, maka dari itu saran dari makalah ini yaitu kurangnya referensi yang di dapat dari jurnal maupun dari sumber yang lain.

DAFTAR PUSTAKAAhmad, M dan Fauzi. 2010. Percobaan pemijahan ikan puyu (Anabas testudineus). Jurnal Perikanan dan Kelautan. 15 (1) : 16-24.Ahmad, M. 2007. Perikanan Ikan Puyu. Jurnal Ilmu Perairan II (1): Ahmad, M. dan Fauzi. 2003. Penjinakan Ikan Puyu (Anabas testudineus). Jurnal Dinamika Pertanian Vol. XVIII (No 3): 255 264.Effendi, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Cetakan Pertama. Yayasan Dewi Sri. Bogor.122 hal.Eryswan 2008. Komunikasi pribadi keberhasilannya memijahkan ikan puyu dengan perlakuan hormon dan induk massal. Farm, arisandi. 2013. Cara budidaya ikan pepuyu. http://arisandifarm.blogspot.com/2012/09/cara-budidaya-ikan-pepuyu.html . Di akses tanggal 18 Mei 2015Pellokila NAY. 2009. Biologi Reproduksi Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch, 1792) di Rawa Banjiran DAS Mahakam, Kalimantan Timur. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.The, gunners. 2012. IKAN BETOK (Anabas testudineus BLOCH). http://perikanan88.blogspot.com/2012/09/ikan-betok-anabas-testudineus-bloch.html. Di akses tanggal 18 Mei 2015