pemerintahkabupatenburu profildinaskesehatan … · secara spesifik, tingkat kepadatan penduduk...

162
PEMERINTAH KABUPATEN BURU PROFIL DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BURU TAHUN 2017

Upload: dinhdieu

Post on 03-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH KABUPATEN BURUPROFIL DINAS KESEHATAN

TAHUN 2016

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BURUTAHUN 2017

hal.Profil Kesehatan Kab. Buru 2016

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT dimana atas berkah dan

rahmat- Nya, maka tersusunlah buku Profil Kesehatan Kabupaten Buru Tahun 2016

yang merupaka hasil kerja sama dengan para pemegang program di Bidang – Seksi

Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Buru.

Profil Kesehatan Kabupaten Buru Tahun 2016 merupakan salah satu produk

penting sebagai sarana penyajian data dan informasi yang merupakan penunjang bagi

peningkatan pengelolaannya yang dibutuhkan di berbagai tingkat administrasi.

Profil ini kami sampaikan dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagiPemerintah Kabupaten Buru dalam rangka memantau dan mendukung pencapaian VisiDinas Kesehatan “Masyarakat Buru yang Sehat, Mandiri, Sejahtera, dan Berkeadilan dalamMendapatkan Pelayanan Kesehatan”

Sangat disadari bhwa dalam penyusunan dan penyajian data dan informasi di

dalam buku ini masih menggunakan analisi yang sangat sederhana. Untuk itu saran dan

kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan

profil di masa yang akan datang.

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam

penyusunan buku ini, kami menyampaikan terima kasih.

Namlea, April 2017

Kepala Dinas KesehatanKabupaten Buru

SYAFARUDDIN,AMKLNIP.195707121979121004

hal.Profil Kesehatan Kab. Buru 2015

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL I

KATA PENGANTAR Ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BURU 2A. Kondisi Geografis 2

B. Pembagian Wilayah Administratif 3

C. Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Buru 5

D. Topografi, Keadaan Iklim 5

E. Visi 6

F. Misi 6

G. Dinas Kesehatan Kabupaten Buru 6

BAB III SITUASI DERAJAT DAN UPAYA KESEHATAN DAERAH 10A. Pelayanan Kesehatan Keluarga 10

B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat 31

C. Pemberantasan Penyakit Menular 33

D. Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat 50

BAB IV PENUTUP 66

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 1

BAB IPENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional yang padahakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuanhidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan Derajat Kesehatan yang optimal sebagai salah satuunsur kesejahteraan umum dari tujuan Nasional. Dalam Konstitusi WHO Tahun 1948 disepakati antara lainbahwa diperolehnya derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang Fundamental bagi setiap orang.Perubahan pemahaman konsep akan Sehat dan Sakit serta semakin maju ilmu pengetahuan dan Teknologi(IPTEK) dengan informasi tentang Penyebab Penyakit telah menggugurkan pradigma lama pembangunankesehatan yang mengutamakan pelayanan Kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif

Paradigma baru Pembangunan Kesehatan yaitu paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebihmeningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai modal pembangunankesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalammenjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifatpromotif dan preventif.

Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Buru Tahun 2016 berupaya menggambarkan secara umumtentang derajat Kesehatan masyarakat dan hasil pencapaian program kesehatan di Kabupaten Buru serta datapendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data penduduk dan gambaran umum wilayahKabupaten Buru. Di samping itu profil ini merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk mendiskripsikanhasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian program, termasuk kinerja dari penyelenggaraanpelayanan minimal di bidang kesehatan.

Profil kesehatan ini merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan yang masih jauh dari kondisiideal. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, sepertikegiatan pengelolaan data dan informasi yang belum terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanismekerjasama yang baik.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 2

BAB IIGAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BURU

A. Kondisi GeografisKabupaten Buru dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang

Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yang telahdiperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2000. Dengan memperhatikan kepentingan pelayananpublik dan tuntutan rentang kendali pemerintahan, sampai dengan awal tahun 2008 wilayah pemerintahankecamatan di kabupaten Buru mencakup 10 kecamatan.

Selanjutnya, dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 tentangpembentukan Kabupaten Buru Selatan, maka 5 wilayah kecamatan yang secara geografis berada di bagianselatan. Kabupaten Buru terpisah menjadi daerah otonom baru yakni Kabupaten Buru Selatan. Khusus untukwilayah pemerintahan Kabupaten Buru, cakupan wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Buru terdiri:

Kecamatan Ibukota

Namlea Namlea

Airbuaya Airbuaya

Waeapo Waenetat

Waplau Waplau

Batabual Ilath

Gambar 1 : Pulau Buru

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 3

Kabupaten Buru terletak antara 2º 25¹ - 3º 35¹ LS dan 125º 35, 121º - 21 BT dengan memiliki luaswilayah daratan 7.595,58 Km2 dan sebagian besar wilayahnya berada pada Pulau Buru. Kabupaten Burusendiri terletak diantara 3 kota penting di Indonesia Timur yaitu Makassar, Manado (Bitung) dan Ambonserta dilalui laut Sea Line III, telah menempatkan Kabupaten Buru pada posisi yang strategis. Secarageografis, Kabupaten Buru dibatasi oleh :

o Di sebelah utara berbatasan dengan laut Seramo Di sebelah timur berbatasan dengan laut Manipao Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Buru Selatan dan laut Banda.o Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Buru Selatan dan laut Banda

B. Pembagian Wilayah AdministratifKabupaten Buru pada awal pemekaran terdiri atas 3 kecamatan, kemudian Pada tahun 2003

dimekarkan 2 kecamatan baru menjadi 5 kecamatan, atas dasar penetapan SK Bupati Buru Nomor : 146 –25 tahun 2003, yakni penataan dari sebelumnya 5 kecamatan dan 62 desa menjadi 10 kecamatan dengan94 desa. Melalui SK Bupati Buru No. 146-51 tahun 2006 maka jumlah desa bertambah menjadi 104 desadengan 10 kecamatan.

Gambar 2 : Peta Wilayah Administratif Kab. Buru

Pada tahun 2010 melalui SK Bupati Buru No 146 – 202 tahun 2010, maka wilayah kecamatan diKabupaten Buru terbagi atas 5 wilayah dengan 82 desa dan 103 dusun. Penetapan jumlah kecamatan, desadan dusun yang ada di wilayah kabupaten Buru berdasarkan surat keputusan Bupati tersebut dapat dilihatpada tabel berikut :

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 4

Table 1 : Wilayah Kecamatan dan Ibu kota Kecamatan Kabupaten Buru

No. Kecamatan Ibu Kota Jumlah Desa Jumlah Dusun Ket

1.2.3.4.5.

NamleaWaplau

Air buayaWaeapoBatabual

NamleaWaplau

Air buayaWaenetat

Ilath

121023325

8529565

Jumlah 82 103Sumber : BPS kabupaten Buru

Diakhir tahun 2012 dilakukan pemekaran wilayah kecamatan, sehingga kelima kecamatan tersebuttelah dimekarkan menjadi 10 kecamatan sesuai table berikut :

Table 2 : Wilayah Kecamatan dan Ibu kota Kecamatan Kabupaten BuruPasca Pemekaran

Sumber : BPS Kabupaten Buru

Secara umum, jumlah desa di Kabupaten Buru adalah 82 desa. Selain wilayah kecamatan, desa dandusun, di Kabupaten Buru terdapat 4 (empat) wilayah petuanan (regentshape) dengan karakteristik dansistem peradatan, kultur dan kearifan lokal yang kental dimana pengaruh karakteristik itu dalam dimensikeragaman dan kehidupan sosial kemasarakatan masih melekat kuat termasuk proses jalinan asimilasidan akulturasi antar sesama warga masyarakat yang berlangsung aman dan harmonis. Keempatwilayah petuanan / regentshape dimaksud, antara lain :

1. Petuanan Leisela2. Petuanan Liliali3. Petuanan Tagalisa4. Petuanan Kayeli

Masing-masing wilayah petuanan dipimpin oleh pemerintahan adat dan dikepalai oleh seorang Raja.

No. Kecamatan Ibu Kota Jumlah Desa Jumlah Dusun Ket

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

NamleaLilialy

Teluk KayeliWaplau

Air buayaFena Leisela

WaeapoLolong Guba

WaelataBatabual

NamleaSawaKayeli

WaplauAir buayaWamlanaWaenetat

KubalahingWaeloIlath

755101013710

10 + 1 UPT5

9033922824204

Jumlah 82 + 1 UPT 103 82

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 5

C. Luas Wilayah dan kepadatan penduduk Kabupaten BuruLuas Wilayah Kabupaten Buru adalah 7.595,58 Km² dengan jumlah penduduk sekitar 131.773

jiwa pada tahun 2016. Secara umum, kepadatan penduduk Kabupaten Buru tahun 2016 adalah 17 jiwaper Km2. .Secara spesifik, tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi pada kecamatan Waeapo(120 jiwa/Km2 ) dan Kecamatan Batabual (79 jiwa/ Km2) , sedangkan kepadatan penduduk yang relatifrendah terdapat di Kecamatan Fena Leisela (4 jiwa/Km2) dan Kecamatan Airbuaya (6 jiwa/ Km2).

Grafik 1 :Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kab. Buru

Tahun 2015

Grafik 2 :Jumlah Penduduk per Jenis Kelamin di Kab. Buru

Tahun 2016

Jumlah Penduduk : 131.773 Jiwa( Sumber Data BPS)

D. Topografi, Keadaan Iklim1. Topografi

Bentuk wilayah/bentangan lahan dari Kabupaten Buru (termasuk Buru Selatan) dikelompokkanatas :a. Wilayah daratan pantai yang landaib. Wilayah perbukitan pada jarak rata-rata 10 Km dari garis pantaic. Wilayah pegunungan termasuk dataran tinggi, kelerengan bervariasi antara (0-3%), landai

berubah (3–8 % ), bergelombang (8–15 %), agak curam (15 – 40%) sampai dengan curam( >45% ). Terdapat daerah pegunungan 1.000 m dari permukaan laut, puncak gunung tertinggiadalah Gunung Kaku-Gegon yang berada pada wilayah Kecamatan Kepala Madan denganketinggian 2.736 M diatas permukaan laut.

2. IklimPulau Buru memiliki iklim tropis dan iklim musim yang dipengaruhi oleh angin musim sertaberhubungan erat dengan lautan yang mengelilinginya. Kondisi Iklim Pulau Buru dalam tahun2004 secara umum untuk inventarisasi data suhu rata-rata tahunan sebesar 26,7 ºC, dengan rata-rata suhu maksimum 30,9ºC dan suhu minimum 23,3ºC. Musim penghujan terjadi pada bulan

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 6

Januari sampai dengan bulan April dengan curah hujan tertinggi pada bulan Pebruari sebesar245,6 mm, terendah pada bulan September sebesar 12,0 mm. (sumber data : Kantor MeteorologiNamlea ).

E. V i s iVisi Pemerintah Kabupaten Buru Tahun 2012 - 2017 adalah : “Kabupaten Buru yang maju dan

berdaya saing sebagai sentra produksi pertanian dan perikanan menuju Masyarakat Bupolo yang

Mandiri, Sejahtera, Demokrasi dan Berkeadilan“

F. M i s iMisi Pemerintah Kabupaten Buru sebagai berikut:1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Masyarakat

Melalui peningkatan kehidupan beragama, kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan,penanganan sosial dan pengentasan kemiskinan.

2. Pemberdayaan Ekonomi MasyarakatMelalui peningkatan perekonomian daerah dengan pemanfaatan sumber daya alam yangberwawasan lingkungan, menciptakan iklim usaha yang kondusif serta peningkatan pengetahuandan kemampuan pelaku ekonomi, didukung dengan peningkatan infrastruktur dan saranaprasarana

3. Mewujudkan Pemerintah yang Berwibawa dan Pemerintah yang Bersih (Good Government andClean Governance)Melalui peningkatan tata kelola dan pelayanan pemerintahan yang baik dengan kualitas sumberdaya manusia, profesionalisme aparatur dan pelayanan publik yang prima dalam semangatreformasi birokrasi.

4. Pemerataan dan Keadilan PembangunanMelalui pembangunan yang merata di seluruh wilayah sampai ke pelosok, membuka aksesibilitaske daerah-daerah isolasi dan peningkatan partisipasi masyarakat, sehingga mencapaikemandirian dan kesejahteraan.

G. Dinas Kesehatan Kabupaten Buru1. Visi dan Misi

Jika ditelaah visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Buru tersebut, maka DinasKesehatan Kabupaten Buru perlu mensinkronkan dengan visi dan misi Pemerintah KabupatenBuru. Adapun Visi Dinas kesehatan Kabupaten Buru dalam kurun waktu Tahun 5 tahun (2012 –2017) yaitu : “Masyarakat Buru yang Sehat, Mandiri, Sejahtera, dan Berkeadilan dalam

Mendapatkan Pelayanan Kesehatan”. Dilandasi dengan pemikiran diatas maka selayaknyaDinas Kesehatan bertanggung jawab untuk mengemban amanah yang tercermin dalam

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 7

visi tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai standarKementerian Kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan dasar-dasarpembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam rencana PembangunanKesehatan menuju Indonesia Sehat.

Untuk mencapai visi tersebut, maka Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Buru tahun 2012 –2017 adalah sebagai berikut :a. Menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatanb. Terpenuhinya sumber daya tenaga kesehatan yang berkualitasc. Peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan Promotif, Preventif, Kuratif dan

Rehabilitatifd. Pemberdayaan masyarakat dalam upaya penanggulangan masalah kesehatane. Meningkatkan hubungan kerjasama lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam upaya

pembangunan kesehatanDinas kesehatan kabupaten Buru adalah SKPD Pemerintah kabupaten Buru yang

mempunyai tugas untuk melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kabupatenBuru. Dinas kesehatan kabupaten Buru membawahi 3 bidang dan Sekretariat. Bidang tersebutantara lain Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas), Bidang BinaPemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta Bidang Bina PengembanganKesehatan. Sedangkan pada Sekretariat terdapat 3 Sub Bagian diantaranya Sub BagianPerencanaan, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Selain itu, DinasKesehatan Kabupaten Buru juga membawahi 10 Puskesmas dan 1 UPTD Kefarmasian.

2. Sarana dan PrasaranaPerlu diketahui bahwa derajat kesehatan manusia dipengaruhi beberapa faktor antara

lain faktor lingkungan perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor herediter serta ditambah dengansarana prasarana kesehatan. Dari beberapa faktor tersebut yang paling besar pengaruhnya salahsatunya adalah faktor penunjang kesehatan yaitu “ Sarana dan Prasarana Kesehatan “ olehkarena itu sarana kesehatan harus dikelola seoptimal mungkin, dari sisi manajemen dalammenginfentarisasi alat serta sarana dan prasarana yang ada di setiap fasilitas kesehatan agardapat menunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 8

Kondisi sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Buru dapat dilihat pada tabelberikut :

Table 3 : Sarana dan Prasarana Kesehatan Dirinci Menurut KecamatanTahun 2016

Sumber : Sie. Sarana Prasarana Kesehatan

Secara umum, Kabupaten Buru hanya memiliki 1 unit RSU Tipe D yang terletak di desaLala, Kecamatan Namlea yang merupakan SKPD tersendiri. Sedangkan Puskesmas yang ada diKabupaten Buru berjumlah 11 unit yang terdiri dari 3 Puskesmas Non Perawatan dan 8 unitPuskesmas Perawatan (Rawat Inap). Pustu berjumlah 42 unit. Polindes 29 Unit dan Poskesdesberjumlah 24 unit serta Posyandu yang berjumlah 135 yang merupakan bentuk UKBM (usahaKesehatan Berbasis Masyarakat) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat.Untuk sarana Transportasi yang tersebar di seluruh Puskesmas diantaranya Puskesmas Keliling(Pusling) Roda 4 sebanyak 11 unit, Pusling Roda 2 berjumlah 91 unit dan Pusling Laut berjumlah8 unit dengan kondisi rusak berat atau tidak dapat digunakan

3. Ketenagaan - SDM KesehatanSecara umum SDM Kesehatan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kab. Buru masih

kurang baik secara kuantitas maupun kualitasnya yang masih harus ditingkatkan. Permasalahandistribusi atau penyebaran Tenaga kesehatan yang belum merata pun masih menjadi kendala, halini terkait adanya kebijakan secara politis sehingga usulan penempatan tenaga Kesehatan dariDinkes berbeda dengan kenyataannya.

No Namapuskesmas

Jumlah sarana/prasarana

Puskesmas

Pustu

Pusling UKBM

Ri

Non

Ri

Roda

4

Roda

2

Laut

Posk

esde

s

Polin

des

Posy

andu

1 Namlea 0 1 0 1 9 0 1 6 162 Mako 1 0 1 1 8 0 1 0 63 Sawa 0 1 2 1 6 0 0 2 94 Savana jaya 0 1 2 1 12 0 1 4 75 Waelo 0 1 6 1 12 0 5 2 176 Waplau 0 1 7 1 8 0 0 4 107 Ilath 1 0 4 1 7 1 2 1 98 Airbuaya 1 0 3 1 8 2 6 4 179 Wamlana 0 1 6 1 12 0 4 4 1210 Kayeli 0 1 5 1 7 5 1 0 711 Lolong guba 0 1 5 1 3 0 3 2 25

Jumlah 3 8 42 11 91 8 24 29 135

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 9

Kondisi SDM Kesehatan di wilayah kabupaten Buru Tahun 2016 dapat dilihat pada tabelberikut ini :

Table 4 : Gambaran SDM Kesehatan Di Kab. Buru Tahun 2016

S

umber : Subag. Kepegawaian

Dari tabel 4 digambarkan keadaan SDM kesehatan di atas diketahui bahwa jumlahtenaga kesehatan paling banyak adalah perawat dengan jumlah 140 orang yang tersebar diwilayah kerja Puskesmas yang ada di Kabupaten Buru yang 2 diantaranya adalah perawat Gigi,Bidan 54 orang dan Tenaga Kesling 22 orang.

Hal ini tentu mempengaruhi pelayanan kesehatan di beberapa wilayah tertentu yang olehmasyarakat masih merasa kurang menyentuh Pelayanannya .namun pada saat yang sama diwilayah lain terjadi penumpukan tenaga kesehatan seperti pada PKM Namlea. Namun hal initerbantu dengan adanya Tenaga PTT Pusat maupun Daerah serta Penugasan Khusus yang terdiridari Tenaga Dokter, Dokter Gigi, Bidan, Tenaga Gizi maupun Tenaga Kesling sehingga bisamengatasi berbagai kendala pelayanan di masayarakat.

No. SKPD / UPTD /PKM

Jumlah Tenaga

TOTA

L

Dokte

r Spe

sialis

Dokte

r Umu

m

Dokte

r Gigi

Apote

ker +

Far

masi

(S1+

D3+S

MF)

Kesli

ng(S

1,D3,D

1)

Gizi

(S1,D

3,D1)

Kepe

rawa

tan(S

1, D3

,SPK

)

Kepe

rawa

tan G

igi(D

3,SPR

G)Ke

bidan

an(D

3, D1

)

SKM

Anali

s (D

III,SM

AK)

Nake

sLain

nya

Umum

(SD-

S1)

1 Dinkes 0 1 0 0 12 6 13 0 7 14 0 1 16 702 UPTD Farmasi 0 0 0 2 0 0 3 0 0 1 0 0 0 63 Namlea 0 0 0 2 3 2 27 1 11 4 1 0 3 544 Sawa 0 0 0 0 2 2 5 0 4 1 0 0 0 145 Mako 0 0 0 0 1 1 10 0 5 2 0 0 0 196 Savana Jaya 0 0 0 0 1 2 19 0 5 0 0 0 1 287 Waelo 0 0 0 1 1 0 12 0 4 2 0 0 0 208 Kayeli 0 0 0 0 0 1 3 0 2 1 0 0 0 79 Waplau 0 0 1 0 2 2 7 0 3 1 0 0 1 17

10 .Airbuaya 0 0 0 0 0 0 11 1 2 0 0 0 0 1411 Wamlana 0 0 0 1 0 0 14 0 6 0 0 0 0 2112 Ilath 0 0 0 0 0 1 6 0 3 0 0 0 0 1013 Lolong Guba 0 0 0 0 0 0 8 0 2 1 0 1 0 12

TOTAL 0 1 1 6 22 17 138 2 54 27 1 2 21 292

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 10

BAB IIISITUASI DERAJAT DAN UPAYA KESEHATAN DAERAH

A. PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

Mortalitas ( Angka Kematian )Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkanoleh keadaan tertentu. Berikut adalah angka kematian pada bayi, Balita, ibu dan angka kematian kasar.1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yangmeninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 Kelahiran Hidup (KH)pada tahun yang sama. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang lazim digunakanuntuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun nasional.Selain itu, program-program kesehatan di Indonesia banyak yang dititikberatkan pada upayapenurunan AKB. Secara umum Survei Demografi dari tahun ke tahun terjadi penurunan AKB.Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 diperoleh AKB di Indonesiasebesar 34 per 1.000 Kelahiran Hidup.

Grafik 3 : Kematian Bayi per Puskesmas di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Angka Kematian Bayi yang terdapat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Buru tahun 2015sebanyak 52 kasus dan mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu sebanyak 34 kasus danapabila dirinci per puskesmas maka kasus kematian yang terbanyak adalah puskesmas Makosebanyak 11 kasus untuk jumlah kasus tahun 2015 dan tahun 2016 sebanyak 7 kasus yaknipuskesmas Waplau.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untukmenentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya berbagaifasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, sertakesediaaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisioanal ke norma kehidupan moderndalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 11

Menurunnya AKB memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanankesehatan masyarakat. Data yang akurat sangat dibutuhkan dalam menentukan seberapa besarAKB yang terdapat di Kabupaten Buru.

2. Angka Kematian Balita (AKABA)Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat.

Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasarkemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif danawal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Kematian bayi dan balita merupakansalah satu parameter derajat kesejahteraan suatau Negara.

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentudan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 KelahiranHidup. Nilai normative AKABA > 140 “sangat tinggi”, antara 71-140, 20-70 “sedang” dan < 20“rendah” (Pedoman MDG’s). Angka Kematian Balita atau AKABA menggambarkan peluangterjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.

Grafik 4 : Kematian balita per Puskesmas di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Berdasarkan data yang ada tahun 2015, AKABA di Kabupaten Buru sebanyak 58 kasusdan tahun 2016 sebanyak 37 kasus, ini terlihat bahwa terjadinya penurunan kasus sebesar 21kasus. Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita dapat dicegah dengan teknologisederhana di tingkat pelayanan kesehatan dasar, salah satunya adalah dengan menerapkanManajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) serta Manajemen Terpadu Balita Sakit BerbasisMasyarakat (MTBS-M), di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Dari data yang ada terlihat bahwakematian Anak Balita yang terbanyak adalah puskesmas Mako dengan jumlah kasus 12 padatahun 2015 dan 2016 sebanyak 7 kasus pada puskesmas Namlea dan Puskesmas Waplau.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 12

3. Angka Kematian Ibu ( AKI )Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu

penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya ( tidak termasukkecelakaan atau insidentil ) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelahmelahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (KH). Indikatorini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan. AngkaKematian Ibu (AKI) dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum,pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan dan masa nifas

Angka Kematian Ibu (AKI) bersama Angka Kematian Bayi (AKB) senantiasa menjadiindikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacupada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas.Berdasarkan data kementrian kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2015 tercatat ada 305 kematianibu per 100.000 KH,

Grafik 5 : Kematian Ibu per Puskesmas di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Di Kabupaten Buru Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2015 sebanyak 8 kasusdan 2016 sebanyak 12 kasus. Dari data yang ada dapat terlihat bahwa dalam tahun 2015penyumbang kematian terbanyak adalah puskesmas waplau 3 kasus, puskesmas ilath 2kasus,puskesmas namlea 1 kasus, puskesmas savana jaya 1 kasus dan puskesmas waelo 1kasus. tahun 2016 penyumbang kematian terbanyak adalah puskesmas Namlea 3 kasus,Savana jaya 2 kasus, Ilath 2 kasus, waelo 1 kasus, Wamlana 1 kasus, Air Buaya 1 Kasus, kayeli 1kasus dan lolongguba 1 kasus.

Kematian ibu yang terlaporkan pada Dinas Kesehatan mengalami penurunan, walaupunterjadi penurunan, namun angka tersebut masih perlu diperhatikan agar menurun lagi. Hal inidisebabkan karena berbagai faktor antara lain pesalinan masih ditolong oleh tenaga nonkesehatan, serta 3 (tiga) terlambat pun masih sering terjadi. Dalam sistem rujukan pun masihmengalami kendala disebabkan karena puskesmas PONED sudah tidak berjalan sebagaimanayang diharapkan. Peran serta masyarakat dalam membantu menekan angka kematian ibu, bayidan balita sangat diharapkan.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 13

Kematian ibu yang terlaporkan pada Dinas Kesehatan mengalami kenaikan, Hal inidisebabkan karena berbagai faktor antara lain masih tingginya kepercayaan masyarakat terhadapdukun dalam pelaksanaan pertolongan persalinan, minimnya peran serta aparatur desa danmasyarakat terutama tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam memberi masukan terkaitpenanganan persalinan oleh petugas kesehatan, serta 3 terlambat yaitu terlambat mengambilkeputusan, terlambat merujuk dan terlambat mendapat penanganan di fasilitas kesehatan dasar(Puskesmas) maupun rujukan (RSUD) pun masih sering terjadi.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK1. Pelayanan Antenatal (KI) dan (K4)

Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenagakesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standarpelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). TujuanPelayanan Antenatal adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan yangberkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, danmelahirkan bayi dengan sehat. Maka pelayanan antenatal sesuai standar meliputi sepuluh halyang dikenal dengan 10 T yaitu :

1. Timbang Berat badan dan Ukur Tinggi Badan2. Ukur Tekanan darah3. Nilai Status Gizi ( ukur lingkar lengan atas)4. Ukur Tinggi Fundus Uteri5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)6. Skrining status Imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila

diperlukan.7. Pemberian Tablet Zat Besi minimal 90 tablet selama kehamilan.8. Test laboratorium (rutin da khusus)9. Tata Laksana Kasus10. Temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) serta KB pasca persalinan

K1 adalah kunjungan pertama kali ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untukmendapatkan pelayanan antenatal yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan. SedangkanK4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali, yaitu 1 kalipada triwulan pertama kehamilan, 1 kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 14

Grafik 6 : Grafik Cakupan K1 – K4 per Puskesmas di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Dari grafik yang ada terlihat bahwa cakupan pemeriksaan ibu hamil (K1) di KabupatenBuru pada tahun 2016 mengalami penurunan. Pada tahun 2015 adalah 84,5%, pada tahun 2016cakupan K1 menurun menjadi 84,4%. Jika dibandingkan dengan target nasioanal, maka cakupanKI pada tahun 2016 belum mencapai target Nasional yaitu 100%. Untuk cakupan kunjungan K4ibu hamil pun mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2015 adalah 67,1% dan pada tahun 2016naik menjadi 70,2%. Jika dibandingkan dengan target nasional maka cakupan K4 belummencapai target Nasional pada tahun 2016 adalah 95%. Pencapaian K1 pada tahun 2016 terlihatkesenjangan sebesar 15,6 %. Itu artinya masih terdapat 15,6 % ibu hamil yang belum melakukankunjungan K4 pada triwulan ke 3 atau, atau masih terdapat ibu hamil yang kunjungan K4 nya akandilaksanakan pada triwulan I dan II pada tahun 2017.

Walaupun pencapaian kunjungan K1 dan K4 pada tahun 2016 belum mencapai targetsecara nasional, namun ada beberapa puskesmas yang hampir mencapai target cakupan K1yaitu puskesmas Savana Jaya dan Waelo. Sedangkan K4 adalah puskesmas Waelo dan Ilath.Dari semua pencapaian yang telah di uraikan di atas maka secara otomatis masih mempengaruhihasil kunjungaan K1 dan K4 dilihat dari total Kabupaten yang belum mencapai target pada tahun2016 yaitu K1 sebesar 100% dan K4 sebesar 95%.

2. Persalinan Nakes dan Kunjungan NifasPertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang kompeten adalahdokter kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada kenyataan di lapangan, masih terdapat penolongpersalinan yang bukan tenaga kesehatan dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan.Pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Buru pun masihdilakukan di luar fasilitas kesehatan oleh karena itu secara bertahap seluruh persalinan akanditolong oleh tenaga kesehatan kompeten dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 15

Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jamsampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibunifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifasminimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu : kunjungan nifas pertama (KFI) pada 6 jamsetelah persalinan sampai 7 hari, kunjungan kedua (KF2) dilakukan pada minggu kedua setelahpersalinan dan kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu keenam setelah persalinan.

Grafik 7 : Cakupan PN & KNF3 per Puskesmas di Kab. Buru Tahun 2015 – 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Buru mengalami penurunanyaitu pada tahun 2015 sebesar 66% dan tahun 2016 sebesar 65,9%. Jika dibandingkan dengantarget nasional maka cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Buru belummencapai target nasional yaitu 90%. Hal ini terjadi disebabkan karena kemitraan bidan dan dukunyang dilaksanakan di masing-masing puskesmas belum berjalan dengan baik sehingga dukunkampung masih berperan dalam melakukan pertolongan persalinan, juga masih minimnya peranserta tokoh masyarakat terkait kepercayaan masyarakat dengan adat dan tradisi yang masih ada.

Untuk cakupan kunjungan nifas mengalami penurunan ,tahun 2015 sebesar 65,4% ditahun 2016 sebesar 63,1%. Sedangkan untuk cakupan secara nasional tahun 2016 belummencapai target yaitu sebesar 90%. Walaupun cakupan PN dan KNF3 Kabupaten Buru belummencapai target Nasional, namun ada beberapa puskesmas yang hampir mencapai targetnasional yaitu puskesmas Waelo dan Mako.

Cakupan persalinan nakes yang terendah adalah puskesmas Waplau, Namlea, Sawadan Lolong Guba. Dan untuk cakupan KNF3 Puskesmas yang mempunyai cakupan terendahadalah puskesmas Namlea, Waplau dan Wamlana

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 16

3. Kunjungan Neonatal Pertama ( KNI ) Dan Kunjungan Neonatal Lengkap ( KNL )Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatal terhadap pelayanan

kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan padaneonatal. Resiko terbesar kematian neonatal terjadi pada masa 24 jam pertama kehidupan,minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir difasilitas sangatdianjurkan untuk tetap tinggal difailitas kesehatan selama 24 jam pertama.

Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yangdiberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatal sedikitnya 3 kali, selamaperiode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melaluikunjungan rumah. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatal antara lain :1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke

7 setelah lahir3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke

28 setelah lahirGrafik 8 : Cakupan KN1 & KNL per Puskesmas di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Dilihat pada grafik yang telah dipaparkan, terlihat bahwa cakupan Kunjungan Neonatalpertama (6 jam-48 jam) setelah lahir di Kabupaten Buru cenderung mengalami penurunan. Jikapada tahun 2015 cakupan KNI di Kabupaten Buru adalah 66% maka pada tahun 2016 turunmenjadi 65,9%. Untuk cakupan kunjungan neonatal pertama (KNI) Kabupaten Buru pada tahun2015 dan tahun 2016 belum mencapai target nasional yaitu 90%.

Pada cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KNL) terlihat bahwa pada tahun 2015mencapai 65.4% dan terjadi penurunan sekitar 2.3% ditahun 2016 menjadi 63,1%. Sedangkandapat dilihat bahwa cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap di Kabupaten Buru belum mencapai

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 17

target Nasional yaitu 90%. Namun ada beberapa puskesmas yang hampir mencapai targetNasional yaitu puskesmas waelo dan yang terendah adalah puskesmas waplau.

Pencapaian KN1 dan KNL pada tahun 2016 terlihat kesenjangan sebesar 26,9%. Ituartinya masih terdapat 26,9% neonatal yang belum melakukan kunjungan neonatal lengkap padatriwulan ke 3, atau terdapat neonatal yang kunjungan neonatal lengkapnya akan dilaksanakanpada triwulan I dan II pada tahun 2017.

4. Pelayanan KBPelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan) kehamilan. Bagi pasangan usia

subur yang ingin menjarangkan dan/atau menghentikan kehamilan, dapat menggunakan metodekontrasepsi yang meliputi :

- KB ilmiah (system kalender, metode laktasi, coitus interuptus)- Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk)- Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi)

Pelayanan KB BaruPeserta KB Baru adalah PUS yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsitermasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau yang pernah di drop out(DO).

Pelayanan KB Aktif (Contraceptive Pravalence Rate/CPR)Peserta KB Aktif (PA) adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alkon terus-menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan cakupan peserta KB perlu diupayakanpengelolaan program yang berhubungan dengan peningkatan aspek kualitas, teknis dan aspekmanajerial pelayanan KB. Dari aspek kualitas perlu diterapkan pelayanan yang sesuai standar danvariasi pilihan metode KB, sedangkan dari segi teknis perlu dilakukan pelatihan klinis dan non-klinis secara berkesinambungan.

Selanjutnya aspek manajerial, pengelolaan program KB perlu melakukan revitalisasidalam segi analisis situasi program KB dan system pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan KB kepada masyarakat adalah : dokterspesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 18

Grafik 9 : cakupan KB Aktif di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Dilihat dari data yang ada cakupan peserta KB Aktif pada tahun 2015 sebesar 60.5%sedangkan tahun 2016 sebesar 60,7% terjadi peningkatan, jika di bandingkan dengan target

Nasional sebesar 75%. Ini masih jauh dari apa yang diharapkan.

5. Cakupan program GiziProgram perbaikan gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan yang

mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilaksanakan secarasistematis dan berkesinambungan.

Di dalam RPJMN 2015 - 2019, juga tertuang sasaran yang ingin dicapai adalahmeningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan danpemberdayaan masyarakat yang di dukung dengan perlindungan finansial dan pemerataanpelayanan kesehatan, begitu pula dalam strategi pembangunan kesehatan 2015 - 2019 yangsalah satunya meliputi tentang adanya percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat. Mengingat bahwaPerkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, selain masih menghadapimasalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus kita tanganidengan serius.

Tidak hanya secara Nasional, di Kabupaten Buru hampir semua indikator program giziyang menyangkut tentang pemantauan pertumbuhan balita, cakupan pemberian vitamin Abayi/balita dan ibu nifas, Pemantauan garam beryodium di tingkat anak SD, pemberian tablettambah darah pada ibu hamil serta pemberian ASI Eksklusif masih dibawah target nasional.

Mencermati hal tersebut, beberapa dekade hingga saat ini telah dilakukan upayaperbaikan gizi melalui intervensi yang mencakup penyuluhan gizi di posyandu, pemantauanpertumbuhan, pemberian suplemen gizi, (melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dan

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 19

tablet besi), pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga, Pemberian MakananTambahan termasuk Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), serta pemantauan danpenanganan gizi buruk. Namun demikian, hasil intervensinya belum maksimal.

a. Vitamin AVitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang sangat diperlukan oleh tubuh yang

berguna untuk kesehatan mata dan untuk kesehatan tubuh, Selain itu juga diperlukan untukpembentukan epitelisasi jaringan tubuh yang rusak. Sedangkan cakupan bayi balita yangmendapat vitamin A dosis tinggi adalah bayi yang berumur 6-11 bulan mendapat kapsulvitamin A satu kali dengan dosis 100.000 SI ( kapsul warna biru ), dan anak umur 12-59 bulanyang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI ( Kapsul vitamin merah ) sebanyak 2kali yaitu pada setiap bulan Februari dan Agustus di suatu wilayah kerja pada kurun waktutertentu.

Grafik 10 : Cakupan Vitamin A Balita di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Cakupan vitamin A pada bayi dan balita untuk kabupaten Buru tahun 2016 jikadibandingkan dengan tahun 2015 ada terjadi penurunan. Di beberapa puskesmas terdapatvariasi progress cakupannya, di puskesmas Sawa, Mako, Savana Jaya, Wamlana cakupanvitamin A balita menurun dari tahun lalu. Ini disebabkan stok obat vitamin A terbatas dipuskesmas dan kabupaten. Terbatasnya stok obat ini dikarenakan terbatasnya danapengadaan obat vitamin A serta pengelolaan obat gizi yang dilimpahkan ke kabupaten namunterkendala dengan kebijakan Kementrian Kesehatan.

Faktor Sumber Daya Manusia juga berpengaruh terhadap keberlangsungan programgizi, di puskesmas wamlana, kayeli petugas gizi yang ada masih berstatus honorer bahkansukarela. Hal ini akan mempengaruhi kinerja dan keaktifan dalam kegiatan program gizi dipuskesmas.

Pada tahun ini, Cakupan Vitamin A untuk bayi dan balita terendah yaitu PuskesmasWamlana yaitu 25,2 % . Banyaknya daerah sulit lewat pegunungan dan terbatasnya stok obat

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 20

vitamin A di tingkat puskesmas dan kabupaten merupakan kendala program gizi di tahun2016.

Upaya yang telah dilakukan dari pemegang program berupa sweeping vitamin A bagibayi dan balita yang tidak mendapat kapsul vitamin A pada bulan Maret dan Septembermelalui kegiatan integrasi dengan program filariasis, kampanye pemberian vitamin A, dropingobat vitamin A di beberapa sekolah PAUD, TK

Adapun Vitamin A pada ibu nifas diberikan 2 kapsul Vitamin A warna merah, satukapsul diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jamsetelah pemberian pertama.

Grafik 11 : cakupan Vitamin A Ibu Nifas di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Cakupan pemberian vitamin A kepada ibu nifas di Kabupaten Buru masih dibawahtarget, hal ini disebabkan karena stok obat tidak ada di Kabupaten. Puskesmas Waplau adalahpuskesmas dengan cakupan terendah, ini menunjukkan kinerja petugas dan ketersediaan obatyang rendah.

b. ASI EksklusifAsi Eksklusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir

sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain, kecuali obat, vitamin danmineral. Bayi dikatakan mendapatkan Asi Eksklusif, jika pada saat ditemukan masih dilakukanpemberian Asi Eksklusif berdasarkan metode recall 24 jam, Sedangkan Cakupan Asi Eksklusifadalah jumlah bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI saja dibagi jumlah seluruh bayi umur 0-6bulan pada suatu wilayah dikalikan 100 %.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 21

Grafik 12 : cakupan ASI –Ekslusif di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Buru juga masih jauh dari target nasional 80 %.Ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentangpentingnya ASI Eksklusif. Puskesmas kayeli dan Ilath adalah puskesmas dengan cakupan ASIEksklusif terendah yaitu sebesar 2,9% dan 5,9%. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, keduapuskesmas ini paling drastic penurunannya. Ini dapat terjadi dikarenakan banyak ibu yangmempunyai bayi yang bekerja meninggalkan rumah serta banyaknya iklan-iklan atau mediamassa yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayinya tidak optimal .

Untuk dapat meningkatkan cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Buru diperlukanbeberapa terobosan antara lain :

1) Komitmen dan investasi terhadap kesehatan ibu, anak, dan remaja – termasukpemberian ASI – secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi boosterpencapaian target pembangunan berkelanjutan (SDGs) di hampir seluruh sektorpembangunan.

2) Peningkatan pemberian ASI adalah hal yang masih perlu dilakukan, dengan melaluipemberdayaan masyarakat melalui kelompok kelompok yang ada di masyarakatmisalnya KP-Ibu, Klas Ibu hamil, klas ibu balita

3) Goal 5 (Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Wanita), 16 (Pemerintahan yangBaik), dan 17 (Data, Kemitraan Multisektor, dsb) hendaknya dimanfaatkan secaraoptimal sebagai sarana pendukung peningkatan pemberian ASI di Indonesia.

c. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri

Pemberian tablet tambah darah kepada remaja putrid maksudnya pemberian tablettambah darah sebanyak 1 tablet selama seminggu dan 1 tablet setiap hari selama 10 harimasa haid.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 22

Grafik 13 : cakupan FE Remaja Putri di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Pemberian tablet tambah darah kepada remaja putrid maksudnya pemberian tablettambah darah sebanyak 1 tablet selama seminggu dan 1 tablet setiap hari selama 10 harimasa haid.

Cakupan pemberian talet tambah darah bagi remaja putri di Kabupaten Buru rendahsekali sebesar 2 %. Ini disebabkan karena kekosongan obat tablet tambah darah di GudangFarmasi kbupaten. Puskesmas Waplau yang hanya bisa menyuplai kebutuhan obat, untukpuskesmas lain masih 0 karena obat yag ada hanya untuk menyupali kebutuhan ibu hamilsampai 90 tablet tiap ibu hamil.

d. Tablet Tambah Darah ibu hamilTablet tambah darah adalah tablet yang mengandung 200 mg Sulfas Ferosus ( yang

setara dengan 60 mg besi elemental ) dan 0.25 mg asam folat. Ibu hamil yang kekurangandarah atau anemi ( kadar Hb < 11 gram %) maka diberikan tablet tambah darah selama 90hari.

Ibu hamil yang mendapat 90 tablet tambah darah adalah ibu hamil yang telahmendapat minimal 90 tablet tambah darah ( Fe3) selama periode kehamilannya di suatuwilayah kerja. Parameter yang digunakan adalah cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablettambah darah dalam kurun waktu satu tahun.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 23

Grafik 14 : cakupan FE3 di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Cakupan pemberian tablet tambah darah di Kabupaten Buru dalam 2 tahun terakhirini masih dibawah standar Nasional yaitu 95 %. Pada grafik di atas jelas terlihat bahwacakupan pemberian tablet tambah darah pada tahun 2016 ini secara signifikan menurun tajam.Permasalahan ini hamper sama dengan pemberian vitamin A pada balita yang disebabkankarena stok obat Fe di tingkat puskesmas dan kabupaten kurang.

Puskesmas Lolongguba mempunyai cakupan pemberian tablet tambah darahterendah yaitu sebesar 15.8 %. Rendahnya cakupan ini dikarenakan beberapa faktordiantaranya kurangnya upaya pemberian tablet Fe pada saat kunjungan pertama ibu hamil.Selain itu juga dikarenakan kurangnya stok obat Fe di tingkat puskesmas dan kabupaten untukmendapatkan pelayanan ke petugas kesehatan.

Upaya yang telah dilakukan oleh puskesmas/bidan antara lain dengan pembelianobat tablet tambah darah merk lain tanpa mengharapkan stok dari puskesmas, penjaringan ibuhamil di wilayah kerja masing-masing selain itu perlu ditekankan lagi meningkatkanpemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dan petugaskesehatan yang ada, sehingga semua pelayanan maupun informasi dapat diperoleh.

e. Ibu Hamil Anemia

Ibu Hamil anemi adalah ibu hamil yang kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kuragdari 11 gr% pada kunjungan pertama. Pemeriksaan anemi bukan hanya berdasar padapemeriksaan lab saja, bisa juga dilakukan pemeriksaan klinis dengan melihat kelopak mata,kuku.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 24

Grafik 15 : cakupan Bumil Anemia di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

f. Rumah Tangga yang menggunakan Garam BeryodiumGaram beryodium adalah garam yang telah difortifikasi dengan mineral mikro yodium

sebesar 30 ppm yang bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan yodium di masyarakat.Kekurangan yodium dalam jangka waktu panjang bisa mengakibatkan penderita gondok, danapabila terjadi pada ibu hamil akan mengakibatkan keguguran

Grafik 16 : cakupan Garam Youdium di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

. Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Cakupan garam beryodium diperoleh dari jumlah rumah tangga yang mengkonsumsigaram yodium dibagi seluruh jumlah rumah tangga yang disurvey dikalikan 100 %. Cakupangaram beryodium di Kabupaten buru masih rendah, pada tahun 2015 sebesar 60,4 %sedangkan tahun 2016 sebanyak 43,6 %, Penurunan cakupan garam beryodium ini jelas jauhdibawah target nasional 90 %. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat masihmenggunakan garam non yodium karena bebarapa faktor yaitu ekonomis( murah) , praktisuntuk memasak ( mudah dihaluskan ) dan mudah didapatkan di pasar dan warung. Cakupangaram yodium puskesmas Ilath yang paling rendah yaitu 17,1 % , dikarenakan akses wilayah

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 25

kerja puskesmas Ilath ke ibukota kabupaten yang jauh melalui laut, sehingga mempengaruhidistribusi barang termasuk garam beryodium menjadi terhambat.

Upaya yang telah dilakukan petugas puskesmas antara lain dengan pemantauangaram beryodium di tingkat masyarakat (SD) setiap bulan Februari dan Agustus, Penyuluhantentang pentingnya penggunaan garam beryodium bagi pemangku kebijakan didesa/kecamatan. Upaya ini perlu ditingkatkan kembali secara optimal dengan melibatkanpedagang-pedagang garam di kios-kios di desa guna memantau peredaran garam yodiumserta dilakukan peningkatan kapasitas bagi pedagang garam melalui rapat/pertemuan denganpedagang garam dengan melibatkan lintas sektor.

Selain itu, di tingkat Kabupaten juga perlu diaktifkan kembali tim GAKY yangmelibatkan Bappeda dan Dinas Perindag serta bagian Hukum Setda Kabupaten gunamembatasi peredaran garam non yodium yang ada di Buru ini.

g. Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan posyandu ( D/S balita )D/S balita adalah proporsi balita 0-59 bulan 29 hari yang ditimbang terhadap balita 0-

59 bulan 29 hari yang berasal dari seluruh posyandu yang melapor di suatu wilayah padaperiode tertentu x 100 %. Untuk level kabupaten data S ( jumlah balita ) menggunakan angkaproyeksi yang telah ditetapkan guna tujuan evaluasi untuk modifikasi pencapaian program.

Grafik 17 : cakupan D/S Balita di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

SSumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Tahun 2016 data D/S balita meningkat menjadi 48 % dari 45,7 % di tahun 2015 . Inisuatu hal yang menggembirakan Karen berarti kesadaran masyarakat dalam pemanfaatanposyandu mulai meningkat. Namun dari table diatas terlihat bahwa Puskesmas Wamlanamasih jauh dari target kabupaten yaitu hanya sebesar 21 %. Sehingga dari data tersebut diatasmenunjukkan bahwa masyarakat Wamlana masih jauh dalam pemanfaatan posyandu. Perankader dan pemangku desa sangatlah penting dalam pergerakan masyarakat. Kerjasamadengan PKK dan organisasi setempat juga diperlukan sebagai upaya menggerakkan

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 26

masyarakat. Selain dukungan dari pemerintah desa, diperlukan pula keaktifan kader posyandudan ketersediaan sarana pelayanan posyandu.

h. Status Gizi Balita. Status gizi itu pada dasarnya adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan

kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk anak balita,aktifitas, pemeliharaan kesehatan, penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit danproses biologis lainnya di dalam tubuh. ( Depkes RI, 2008 ).

Ukuran yang digunakan dalam menentukan status gizi adalah berat badan, tinggibadan, umur. Ukuran ini biasa disebut antropometri dan disajikan dalam bentuk indeks.Olehkarenanya hasil dimanfaatkan atau digunakan untuk assessment keadaan gizi individuataupun juga penentuan status gizi masyarakat tentunya dengan menggunakan dengan tableantropometri ( bukan KMS ).

Untuk pengukuran antropometri BB/U yang dilihat dari hasil pembacaan KMS balitayang datang menimbang di posyandu. Penilaian berdasarkan indikator BB/U dibedakan dalamklasifikasi berat badan kurang, Baik, lebih dan sangat kurang/buruk.

Grafik 18 : cakupan Status Gizi di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

SSumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Status gizi kurang dan buruk di Kabupaten sudah memenuhi standar nasional yaitu <15 %, namun masih ada kasus gizi buruk yang ditemui di puskesmas. Status gizi balita masihbervariasi di masing-masing puskesmas, baik status gizi kurang maupun status gizi lebih.

Masih terdapatnya anak dengan gizi kurang di masyarakat disebabkan karenapemberian makan yang terlalu dini dan tidak tepat. Untuk itu dilakukan pemantauanpertumbuhan sejak lahir secara rutin dan berkesinambungan.1) Status Gizi Balita berdasarkan PB/U atau TB/U

Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinandan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 27

maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalamkemiskinan

Grafik 19 : cakupan Balita Stunting di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yangmenentukan masa depannya, dan pada periode itu anak Indonesia menghadapigangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat dari 1000 hari,dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk mengatasi stunting, masyarakatperlu dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak balita. Secara aktifturut serta dalam komitmen global (SUN-Scalling Up Nutrition) dalam menurunkanstunting, maka Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama kehidupan (terhitung sejakkonsepsi hingga anak berusia 2 tahun) dalam menyelesaikan masalah stunting secaraterintergrasi karena masalah gizi tidak hanya dapat diselesaikan oleh sektor kesehatansaja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif). Halini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang GerakanNasional Percepatan Perbaikan Gizi.

2) Balita BGMBalita BGM adalah balita dengan status dibawah Garis Merah menurut standar

BB/U yang ada di dalam KMS. Berat badan dibawah garis merah ( BGM ) bukanmenunjukkan keadaan gizi buruk tetapi sebagai “ warning “ untuk konfirmasi dan tindaklanjutnya tetapi perlu diingat tidak berlaku pada anak dengan berat badan awalnyamemang sudah dibawah garis merah. Berat badan yang berada pada garis merah padaKMS merupakan perkiraan untuk menilai seseorang menderita gizi buruk. Pada anakBGM ini perlu discreening ulang menggunakan standar BB/TB per jenis kelamin sehinggaakan didapatkan anak gizi buruk murni.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 28

Grafik 20 : Cakupan Balita BGM di Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Dilihat dari table diatas ada peningkatan keberhasilan program, yang di tahun2015 sebesar 1.6 % menjadi 0.9 % di tahun 2016. Namun untuk puskesmas Kayeli danIlath terjadi peningkatan kasus BGM. Ini dikhawatirkan apabila tidak ditangani sescaraserius akan mengarah menjadi anak gizi buruk. Penanganan anak balita BGM dipuskesmas bisa bervariasi tergantung dengan kondisi wilayah, Pemberian makanantambahan selama 90 hari merupakan penanganan secara langsung guna meningkatkanstatus gizi anak tersebut. Selain itu juga perlu ditindaklanjuti dari Dinas Kesehatanberupa:a) Mengintensifkan bulan timbang balita di posyandub) Konfirmasi balita BGM oleh petugas puskesmas untuk menentukan balita gizi burukc) Identifikasi siapa, berapa, dimana balita yang BGMd) Konfirmasi balita BGM oleh petugas puskesmas untuk menentukan balita gizi buruk

3) Balita Gizi Buruk

Status gizi buruk balita ditentukan dengan indikator berat badan menurut tinggibadan atau panjang badan yang dilihat berdasarkan table yang hasilnya dibawah – 3 SD.Gizi buruk ini juga disertai dengan gejala klinis seperti kulit keriput seperti orang tua,oedem, rambut jarang dan mudah tercabut, baggypants, iga gambang. Tetapi adabeberapa gizi buruk juga disertai dengan komplikasi penyakit seperti TB, diare, malaria,kelainan / cacat bawaan, diare, dll. Pada keadaan balita dengan gizi buruk murni, makapenanganannya hanya rawat jalan sesuai tatalaksana gizi buruk dan kunjungan rumaholeh petugas gizi saja. Namun jika anak balita dengan gizi buruk dengan komplikasipenyakit, maka langsung dirujuk ke RS.

Pada keadaan balita dengan gizi buruk murni, maka penanganannya hanyarawat jalan sesuai tatalaksana gizi buruk dan kunjungan rumah oleh petugas gizi saja.Namun jika anak balita dengan gizi buruk dengan komplikasi penyakit, maka langsungdirujuk ke RS.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 29

Tabel 5 : Jumlah Kasus Gizi Buruk yang ditemukan dan ditanganidi Kab. Buru Tahun 2015 - 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Pada tahun 2016 terjadi penurunan kasus gizi buruk, banyak terjadi dipuskesmas Lolong Guba sebanyak 3 orang. Dari 3 kasus balita gizi buruk yang terjadi diPuskesmas Lolongguba semua berasal dari desa terpencil ( desa adat ) yaitu desa leledan desa Kubalahing. Pengaruh adat istiadat dan kepercayaan setempat sangatmempengaruhi pola asuh dan pola makan di keluarga termasuk pada balita.

Penanganan gizi buruk ini tidak bisa ditanggulangi oleh satu dinas atau satuprogram saja, namun perlu dibutuhkan kerjasama lintas program dan lintas sector,terutama sector pertanian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat, PKK, dll.Upaya dari Dinas Kesehatan yang pernah dilakukan antara lain,a) Balita gizi buruk dirujuk dan ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi buruk di

puskesmas dan di rumah sakitb) Lakukan penyelidikan epidemiologi gizi pada daerah dengan kasus gizi burukc) Koordinasi lintas sektor untuk pencegahan gizi buruk terutama melibatkan pamong

desa dan muspika setempat Intensifkan pelaksanaan SKD KLB gizi buruk

i. Berat Badan Lahir RendahBerat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang

dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir ditimbang dalam 1 jam setelahmasa kelahiran.

NO PUSKESMASTAHUN

KET2015 2016

1 Namlea 1 -

2 Sawa 1 -

3 Waplau 2 -

4 Wamlana 1 1

5 Air Buaya - -

6 Savana Jaya - -

7 Mako 3 -

8 Waelo 1 -

9 Kayeli - 1

10 Lolong Guba - 3Ilath - -

TOTAL 9 5

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 30

Grafik 21 : Cakupan BBLR di Kab. Buru Tahun 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Dari data diatas jelas bahwa jumlah BBLR naik menjadi 16 orang dari 14 orang.Jumlah BBLR terbanyak di puskesmas Savana Jaya dan Mako yaitu 4 orang, banyaknyakasus BBLR ini dikaitkan dengan adanya penambangan emas di Gunung Botak yang beradadi Kecamatan Waeapo. Tambang emas yang tercemar air raksa ( Hg ) secara tidak langsungakan mempengarungi status kesehatan ibu hamil dan kandunganya serta akan berpengaruhbayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang.

Walaupun factor lain juga bisa mentukan adanya BBLR, disebabkan juga olehkehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya.

Upaya yang seharusnya dilakukan oleh puskesmas antara lain dengan mendorongsemua perawatan kesehatan remaja putri dan mengusahakan semua ibu hamil mendapatkanperawatan antenatal yang komprehensif, memperbaiki status gizi ibu hamil serta pemberianPMT bagi ibu hamil KEK, dan menghentikan kebiasaan merokok pada ibu hamil.

j. Bumil KEKIbu hamil KEK adalah ibu hamil dengan kekurangan gizi yang berlangsung lama

dengan ukuran LILAnya <23,5 cm dan dengan salah satu beberapa criteria sebagai berikut :

Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg

Tinggi badan ibu sebelum hamil < 145 cm

Berat badan ibu pada saat hamil trimester III < 45 kg

IMT < 17

Ibu menderita anemiaPada tahun 2016 terjadi penurunan cakupan ibu hamil dengan KEK di Kabupaten

Buru, Jumlah ibu hamil KEK terbanyak di puskesmas Namlea, yang notabene adalah ibukotakabupaten. Banyaknya ibu hamil dengan KEK ini akan berpengaruh pada bayi lahir denganberat bada rendah.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 31

Grafik 22 : cakupan Bumil KEK yang mendapat PMT di Kab. Buru Tahun 2016

Sumber : Sie. Kesga Dinkes Buru

Untuk menanggulangi dan mengatasi masalah ibu hamil dengan Kurang EnergiKronis (KEK) ini perlu diselenggarakan Pemberian Makanan tambahan (PMT) Pemulihanselama 90 hari pemulihan.

B. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Morbiditas ( Angka Kematian )

Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau prevalensi dari suatu penyakit yang terjadipada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas berhubunga dengan terjadinya atau terjangkitnyapenyakit di dalam populasi, baik fatal maupun non fatal. Angka Morbiditas lebih cepat menentukankeadaan kesehatan masyarakat daripada angka mortalitas, karena banyak penyakit yangmempengaruhi kesehatan hanya mempunyai mortalitas yang rendah.

1. Pola 10 Penyakit terbanyak di Kabupaten Buru tahun 2016

Dari data 10 Penyakit terbanyak di Kab Buru Pada Tahun 2016 dapat dilaporkan bahwaPenyakit Arthtritis Lainnya menduduki peringkat terendah dengan presentasi 1,66%, dan penyakitISPA Tidak Spesifik pada peringkat teratas dengan presentasi 19,72% dari total kunjungan 34.515ditahun 2016. Presentasi jumlah 10 Penyakit terbanyak ini mengalami peningkatan pada totalkunjungan ditahun 2016. Dibanding pada Tahun 2015 dengan total Kunjungan hanya 14.485.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 32

Grafik 23 : 10 Penyakit Terbanyak di Kab. Buru Tahun 2016

19,72

6,79

5,44

4,5

2,52

2,19

1,96

1,95

1,89

1,66

Peny ISPA Tidak Spesifik

Influenza

Myalgia

Diare dan Gastroenteritis

Dermatitis Lain Tidak Spesifik (Eksema)

Dispepsia

Demam Yang Tidak Diketahui Penyebabnya

Gout

Dermatitis Kontak

Arthtritis Lainnya

Sumber : Sie. Yankes PKM & RS Total Kunjungan Tahun : 34.515

2. Pola 10 Penyakit terbanyak di RSUD Namlea

Terjadi perubahan pola penyakit pada 10 penyakit terbanyak pada pelayanan Rawat jalandi RSUD namlea pada tahun 2016. Jika dilihat pada Data 2016, didapatkan Penyakit TB PARUBTA (+) menduduki urutan tertinggi dengan presentasi 3,58 % dan Penyakit Pulpa dan Periapikalterendah sebesar 0,11 % dari total Kunjungan Rawat Jalan di RSUD sebanyak 3.383 totalKunjungan..

Grafik 24 : 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan di RSUD Namlea Tahun 2016

3,58

0,30

0,22

0,19

0,17

0,15

0,14

0,13

0,13

0,11

TB Paru BTA (+)

Dyspepsia

Bronchitis, Emfisema dan Peny Paru Obstruktif…

Bronchitis Akut dan Bronchiol itis Akut

Hypertensi Esensial

Peny Hidung dan S inus Hidung Lainnya

Gastri tis dan Duodenitis

Sekuele (Gejala S isa) TB Lainnya

Demam Thypoid dan Paratifoid

Peny Pulpa dan Perriapikal

10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Pada RSUD Namlea Tahun 2016

Sumber : Sie. Yankes PKM & RS

Pada Tahun 2015 Kunjungan Rawat Jalan Pada RSUD Namlea 2.025 sedangkan padatahun 2016 terjadi peningkatan Jumlah Kunjungan Rawat Jalan yakni sebanyak 3.383 totalkunjungan. dari Jumlah Penyakit terbanyak pada tahun 2015 dan 2016 penyakit TB(Tuberkulosis) masih menjadi penyakit yang termasuk dalam uturatan 10 penyakit terbanyak rawatjalan RSUD yaitu 10,6% di tahun 2015 dan 3,58%. di tahun 2016.

Untuk Jumlah kunjungan rawat inap juga ada penignkatan di tahun 2016 di banding tahun2015 .Pada Tahun 2015 Kunjungan Rawat Inap Pada RSUD Namlea 1.153 sedangkan pada

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 33

Tahun 2016 Total Kunjungan Rawat Inap sebanyak 1.886. Sedangkan dari Jumlah Penyakitterbanyak pada tahun 2015 Persalinan Tunggal Spontan mempunyai presentase terbesar yaitu6,38% sedangkan yang terendah adalah Kejang YTT dengan presentase 1,93%. Pada Tahun2016 Persalinan tunggal Spontan juga memiliki presentase terbesar 6,42% dan presentaseterendah adalah Diabetes Melitus YTT 1,96%.

Grafik 25 : 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap RSUD Namlea Tahun 2016

Sumber : Sie. Yankes PKM & RS

Penyebab Pola Penyakit pada pelayanan rawat inap di RSUD Namlea belum dapatdiketahui,kerena diperlukan sebuah penelitian yang mendalam untuk mendapatkan gambaranpenyebab yang jelas.

C. PORGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT1. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

a. Program P2 MalariaKabupaten Buru saat ini tergolong daerah dengan insiden malaria rendah, mengacu

pada angka kesakitan (Annualy Parasite Incidence/API) tahun 2016 sebesar 0,95‰. SebelumnyaAPI Malaria Kabupaten Buru bervariasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 angka API telahmencapai 2,1‰ dan ada beberapa wilayah akan dicanangkan menjadi “daerah eliminasi malaria”.

Namun dinamika perubahan yang terjadi dengan ditemukannya areal pertambanganemas di Desa Wansait Kecamatan Waelata pada tahun 2012 dimana terjadi migrasi besar-besaran penduduk dari luar Kabupaten Buru menyebabkan meningkatnya angka kesakitanbeberapa penyakit menular termasuk malaria. Meningkatnya insidens malaria disebabkan olehbeberapa faktor, antara lain sebagian besar penduduk yang bermigrasi berasal dari daerahendemis malaria seperti Papua, Sulawesi Utara dan Maluku Utara yang kemudian menularkannyake penduduk lokal. Buruknya higienisitas pada daerah sekitar lokasi tambang juga turut andildalam peningkatan insidens malaria. Hal ini berimbas pada meninkatnya API secara signifikan ditahun 2013 menjadi 6,5 ‰.

6,42

5,41

3,98

3,55

3,13

2,76

2,49

2,44

2,39

1,96

Persalinan Tunggal Spontan

Cedera YDT dan Lainnya

Diare dan Gastroenter itis

Dispepsia

Gejala, tanda dan Penemuan Kl inik

Penyulit Kehamilan dan Persal inan Lainnya

Perdarahan Antepartum

Anemia Defisiensi Besi

Demam Ti foid danb Paratifoid

Diabetes Melitus YTT

PRESENTASE 10 PENYAKIT TERBANYAK RAWAT INAP PADA RSUD NAMLEATAHUN 2016

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 34

Dalam rangka mengembalikan kondisi wilayah dari masalah malaria, maka upayapengendalian segera dilakukan melalui langkah-langkah seperti meningkatkan pencarian kasussecara aktif dan mengobatinya, menurunkan risiko penularan melalui distribusi kelambu massal,dan mengendalikan vektor melalui perbaikan lingkungan. Hasil dari kegiatan tersebut akhirnyadapat menurunkan insiden insidens malaria di 2 tahun terakhir menjadi 3,4‰ di tahun 2014 dan2,3‰ di tahun 2015. Dan trend penurunan ini akhirnya menyentuh angka dibawah 1 (0,9‰) padatahun 2016.

Grafik 26 : Trend Annnual Parasites Insidences Tahun 2011 - 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

Menurunnya API pada 2 tahun terakhir ini juga diikuti dengan menurunnya angka SlidePositifity Rate (SPR). Bahkan untuk tahun 2016 SPR Kabupaten Buru turun menjadi 1,52% sesuaidengan target nasional (SPR < 5%). Membaiknya 2 (dua) indikator ini diikuti dengan meningkatnyaangka Annual Blood Examination Rate (ABER) dari tahun ke tahun, dan mencapai puncaknya ditahun 2016 sebesar 6,2%. Indikator ini menunjukkan semakin baiknya kualitas manajemenprogram malaria. Gambar berikut adalah capaian indikator malaria (SPR dan ABER) tahun 2011-2016

Grafik 27 : Trend ABER dan SPR Kabupaten Buru Tahun 2011 - 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 35

Dengan dibuatnya master plan malaria kabupaten Buru dimana kabupaten Buruditargetkan mencapai eliminasi di tahun 2025, maka upaya-upaya menuju eliminasi terusdigalakkan. Di tahun 2017 fokus kegiatan malaria adalah dengan menemukan memeriksa seluruhpasien demam akan kemungkinannya terinfeksi malaria untuk selanjutnya diobati jika positif,memastikan pemakaian kelambu 100% (total Coverage) bagi daerah dgn cluster campaignkelambu serta meangtifkan surveiulans migrasi untuk mendapatkan sedini mungkin kasus malariaimport dari daerah lain. Jika kondisi ini berjalan baik maka tidak menutup kemungkinan upayaeliminasi malaria di Kabupaten Buru akan lebih cepat dari yang ditargetkan

b. Program P2 Tb ParuTuberkulosis (TB) sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat di dunia terutama negara – negara berkembang, walaupun upaya pengendaliandengan strategi DOTS telah diterapkan di banyak negara sejak tahun 1995. Besarnya tantangandalam penanggulangan TB di Indonesia tergambar dalam survey prevalensi TB yang dilakukanBadan Litbang Kemenkes tahun 2013 dan 2014 dimana didapatkan Insiden TB adalah 399 per100.000 penduduk sedangkan prevalensi TB adalah 647 per 100.000 penduduk. Jika jumlahpenduduk Indonesia berkisar 250 juta orang, maka diperkirakan ada sekitar 1 juta pasien TB barudan ada sekitar 1.6 juta pasien TB setiap tahunnya. Sedangkan jumlah kematian karena TB100.000 orang per tahun, atau 273 orang perhari. Situasi tersebut menyebabkan Indonesiamenempati peringkat ke 2 negara yang memiliki beban TB tinggi di dunia, setelah India.

Di Kabupaten Buru tahun 2016 jumlah penderita baru TB Paru (BTA +) sebanyak 100orang (21,37 %) dari 142 kasus TB terdaftar diantara 468 suspek TB. Dari jumlah tersebuttercatat sebanyak 4 orang (3 %) kasus TB terjadi ada anak umur 0-14 tahun.

Angka penemuan kasus baru (Case Detection Rate) TB paru cenderung meningkatdalam 3 tahun terakhir. Tahun 2014 CDR sebesar 41 %, meningkat menjadi 49% di tahun 2015dan 53% di Tahun 2016. Angka ini masih sangat rendah dibanding dengan target nasionalKementerian Kesehatan RI yang menetapkan 90% CDR.

Angka Keberhasilan Pengobatan TB (Treatment Succes Rate) merupakan angka yangmenunjukkan persentase pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis (BTA +) yangmenyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) diantara pasienbaru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang tercatat. Tahun 2016 angka TSR di Kabupaten Burusebesar 76%. Grafik dibawah ini adalah gambaran indikator capaian program pengendalian TB diKabupaten Buru tahun 2016

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 36

Grafik 28 : Capaian Program TB di Kab. Buru Tahun 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

Rendahnya cakupan program TB Paru di Kabupaten Buru dipengaruhi oleh banyakfaktor, antara lain masih tingginya stigma di masyarakat tentang panyakit TB yang menyebabkanpenderita dan keluarganya malu mencari pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan, masihbanyaknya wilayah terpencil dengan transportasi dan komunikasi yang relatif sulit sehinggabanyak penderita TB Paru yang putus berobat, beberapa puskesmas belum memiliki tenagamikroskopis terlatih, rendahnya kinerja petugas pengelola program TB Paru dan tidak adanyajaminan atas pekerjaan yang berisiko mempengaruhi upaya pelacakan kasus baru TB.Permasalahan yang sangat dikhawatirkan dari rendanhnya angka kesembuhan TB adalahmeningkatnya penderita yang putus berobat akan berdampak meningkatnya angka penderitaterduga resistensi obat TB (Multi Drug resisten).

Dalam program Nasional Penanggulangan TB, untuk dapat meraih keberhasilan dalammencapai target program diperlukan penanganan yang sungguh – sungguh danberkesinambungan pada semua komponen DOTS, mulai dari perencanaan, pelaksanaaanmaupun monitoring dan evaluasi.

c. Program P2 PneumoniPneumoni adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang ditandai dengan

batuk diserta sulit bernapas dan napas cepat serta mungkin juga ditemukan adanya tarikandinding dada bagian bawah kedalam. Dinegara berkembang seperti Indonesia penyebab palingsering terjadinya pneumoni adalah bakteri. Balita dengan pneumoni akibat bakteri dapat berujungpada kematian akibat kekurangan oksigen (hipoksia) atau sepsis (infeksi menyebar menyeluruh).Di Kabupaten Buru Tahun 2016 diperkirakan ada sekitar 1.288 orang balita yang menderitapneumoni, namun berdasarkan data yang dihimpum dari laporan puskesmas hanya ditemukansebanyak 36 kasus (2,80%) pneumoni pada balita.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 37

Cakupan penemuan kasus pneumoni balita di Kabupaten Buru tahun 2014 – 2016 dapatdilihat pada gambar berikut :

Grafik 29 : 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap RSUD Namlea Tahun 2014 - 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa angka pemenuan kasus pneumoni balita diKabupaten Buru masih rendah. Tahun 2014 sebanyak 40 kasus (2,8 %) dari 1.413 kasus yangditargetkan, dan tahun 2015 sebanyak 54 kasus (3,5 %) dari 1.537 kasus yang ditargetkan danTahun 2016 sebanyak 36 kasus (2,78%) dari 1297??? kasus yang ditargetkan. Berdasarkan hasilsurvey Baseline Program REACH yang didukung oleh Unicef di empat kabupaten di Indonesia(Jayawijaya, Buru, Timor Tengah Selatan dan Brebes) tahun 2011 menunjukkan bahwa kejadianpneumoni balita di Kabupaten Buru sebesar 9,1 %, dan 8 % penyebab kematian balita adalahakibat pneumoni. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak kejadian pneumonibalita yang tidak mencari dan tidak mendapatkan pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan.Rendahnya cakupan penemuan kasus pneumoni balita di Kabupaten Buru disebabkan berbagaifaktor antara lain rendahnya kesadaran masyarakat untuk mencari pengobatan di fasilitaspelayanan kesehatan, geografis wilayah dengan transportasi dan komunikasi yang relatif sulituntuk menjangkau sasaran maupun untuk menuju ke fasilitas pelayanan kesehatan, distribusitenaga kesehatan yang belum merata terutama di wilayah terpencil dan terisolir.

d. Program P2 KustaDi Kabupaten Buru Kusta masih menjadi masalah kesehatan yang penting . Ini di

buktikan dengan masih tingginya angka penemuan kasus baru (Case Detection Rate) diatara100.000 penduduk. Gambar berikut adalah angka penemuan kasus baru kusta tahun 2012-2016

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 38

Grafik 30 : Trend CDR Kusta di Kabupaten buru Tahun 2012 - 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

CDR Kusta meningkat pada Tahun 2016 (64/100.000 penduduk) dibandingkan dengantahun 2015 (55/100.000 penduduk). Hal ini terjadi karena beberapa puskesmas aktif melakukankegiatan RVS (Rapid Village Survey) walauupun dengan hasil yang belum memuaskan. Angka initentu masih jauh dari target nasional eliminasi kusta yaitu < 5/100.000 penduduk. Proporsi kustapada anak umur 0-14 tahun sebanyak 12,1%, proporsi cacat tk II sebanyak 7,3% dan proporsiperempuan sebanyak 27 %. Gambaran kasus kusta tahun 2016 dapat dilihat dalam gambarberikut :

Grafik 31 : Proporsi Kecacatan Tk. II Kusta di kabupaten Buru Tahun 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

Berdasarkan gambaran data diatas kasus kusta di Kabupaten Buru masih menjadi masalahyang sangat memprihatinkan mengingat saat ini Indonesia telah menyatakan eliminasi kusta sejaktahun 2010. Tingginya kasus kusta pada anak dan perempuan menggambarkan masih tingginyapenularan kusta di masyarakat karena anak dan perempuan merupakan kelompok dengan mobilitas

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 39

yang rendah, sedangkan tingginya cacat tingkat II menggambarkan keterlambatan dalam penemuankasus dan pengobatan di masyarakat. Wilayah yang akan menuju ke eliminasi kusta harus memenuhitarget proporsi anak, proporsi cacat tingkat II, dan proporsi perempuan diantara kasus baru < 5 %.Gambar berikut adalah data angka kesembuhan kusta tahun 2016

Grafik 32 : Trend RFT Rate Kusta di Kabupaten Buru 2012 - 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

Angka kesembuhan (Ralease From Treatmen/RFT Rate) kusta Pausi Basiler (PB)maupun Multi Basiler (MB) juga masih rendah (< 100 %). Penderita yang tidak menyelesaikanpengobatan karena beberapa faktor antara lain mangkir, pindah tempat tinggal, atau meninggal.

Dalam upaya mencapai eliminasi kusta perlu adanya sistem pemberantasan secaraterpadu dan menyeluruh yang meliputi penemuan penderita secara dini, pengobatan yang tepat,memperbaiki tatalaksana penderita termasuk pencegahan cacat, meningkatkan kerja samadengan berbagai unit terkait, disamping itu perlu adanya pencatatan dan pelaporan yang akuratuntuk memperkuat sistem informasi P2 kusta dalam rangka pengambilan keputusan danperencanaan kegiatan di waktu yang akan datang.

e. Program P2 DiarePenyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, baik ditinjau

dari angka kesakitan dan angka kematian serta Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditimbulkan. Diaremerupakan salah satu penyebab tertinggi kematian dan kesakitan anak balita. Di Indonesiadilaporkan bahwa tiap anak mengalami diare sebanyak 1,3 episode per tahun (Depkes 2003).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesi tahun 2007, diare merupakanpenyebab kematian nomor empat (13,2 %) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular.Proporsi diare sebagai penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan padaanak balita (25,2%).

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 40

Berdasarkan hasil Baseline survey Program REACH di Kabupaten Buru tahun 2011bahwa penyebab kematian balita akibat diare sebesar 24 %, dan balita yang menderita diaredalam dua minggu terakhir saat survey dilaksanakan sebesar 9,8 %.

Jumlah penderita diare untuk semua umur meningkat dari 2002 kasus pada tahun 2014menjadi 2025 kasus ditahun 2015, dan menurun menjadi 1975 du tahun 2016. Peningkatan kasusdiare terjadi di wilayah puskesmas Wamlana. Data diare per puskesmas tahun 2016 dapat dilihatdalam gambar berikut.

Grafik 33 : Cakupan pelayanan Diare di Kabupaten Buru Tahun 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

Jumlah kasus diare mulai menunjukkan penurunan yang signifikan, hal ini seiringmeningkatnya upaya promotif dan preventif dalam penanggulangan penyakit menular sertameningkatnya perbaikan hygiene dan sanitasi di masyarakat. Pola penularan diare secara periodikterjadi pada bulan September – Januari dimana terjadi perubahan iklim dari musim kemarau kemusim penghujan. Pada bulan November dan Desember tahun 2016 terjadi peningkatan diarediwilayah puskesmas Wamlana. Kasus diare umumnya terjadi pada balita, sebanyak 37 % diarebalita ditemukan sepanjang tahun 2016 dari 3.349 target yang ditetapkan.

Grafik 34 : Cakupan Pelayanan Diare Balita di Kabupaten Buru Tahun 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 41

f. Program P2HIV-AIDSDi Kabupaten Buru kasus AIDS pertama kali dilaporkan pada tahun 2006 pada seorang

pasien yang dirawat di RSU Namlea, hingga tahun 2007 telah ditemukan sebanyak 5 kasus HV-AIDS. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Provinsi Maluku, tercatatsebanyak 16 orang pengidap dan penderita HV-AIDS yang ditemukan sepanjang tahun 2006-2011, sedangkan pada tahun 2012-2014 ditemukan pula sebanyak 25 kasus baru HV-AIDS,sehingga jumlah kumulatif HIV-AIDS di Kabupaten Buru tahun 2006-2014 sebanyak 41 kasus.Sebanyak 9 kasus HIV/AIDS ditemukan di RSU Namlea melalui Konseling VCT (VolluntaryConseling and Testing) tahun 2013, dari jumlah tersebut 4 orang telah meninggal, 4 orang telahkembali ke daerah asal, dan 1 orang masih dalam pengawasan ketat. Pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 5 kasus HIV-AIDS dengan proporsi perempuan 40 % dan laki-laki 60 %. Darijumlah tersebut 3 orang diantaranya telah meninggal sedangkan 2 orang lainnya sedan menjalanipengobatan ARV. Pada Tahun 2016 ditemukan 9 kasus HIV AIDS, 2 diantaranmya adalah kasusAIDS (1 orang meninggal dunia)dan 7 kasus HIV. Data HIV-AIDS tahun 2012-2016 dapat dilihatdalam gambar berikut

Grafik 35 : Jumlah Kasus HIV – AIDS di Kabupaten Buru Tahun 2012 - 2016

Sie. P2M Dinkes Buru

Dalam 4 tahun terakhir tercatat sebanyak 30 kasus HIV-AIDS yang ditemukan baik dirumah sakit maupun melalui skrining darah bagi kelompok risiko tinggi. Dari jumlah tersebut 13kasus diantaranya telah meninggal.

Walaupun data pasti kasus HIV-AIDS di Kabupaten Buru belum diketahui, namummasalah HIV-AIDS perlu menjadi program prioritas dalam upaya pencegahan danpenanggulangan penyakit menular. Kasus HIV-AIDS merupakan fenomena gunung es dimanakasus yang ditemukan tidak menggambarkan kejadian sebenarnya di masyarakat, kemungkinanmasih banyak kasus yang tidak terdeteksi.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 42

g. Program ImunisasiProgram imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost

effective dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan program ini, Indonesiadinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977 kegiatan imunisasidiperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularanterhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis,Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus ,Hepatitis B, serta Pneumonia.

Program Imunisasi di Kabupaten Buru sudah dimulai sejak pemekaran wilayah PulauBuru dari Kabupaten Maluku Tengan pada tahun 1998, walaupun saat itu cakupan imunisasimenurun sangat drastis akibat konflik sosial masyarakat, namun seiring berjalannya waktuprogram munisasi perlahan mulai menunjukkan hasil yang lebih baik. Berikut adalah gambarancakupan imunisasi dasar di Kabupaten Buru tahun 2016 :

Grafik 36 : Cakupan Imunisasi Rutin di Kabupaten Buru Tahun 2016

Namlea Sawa Wapla

uWamlana

Airbuaya

Savana jaya Mako Waelo Lolon

guba Ilath Kayeli kabupaten

Hb o 58,4 61,5 20,2 47,2 41,3 94,5 83,8 84,3 52,4 27,4 50 55,4BCG 94,1 82,4 69,2 51,5 74 100 92,4 95,1 87,1 71,6 52,1 82,1DPT/HB/Hib 3 94,3 84,4 85,7 48,3 80,6 89,6 91,1 80,3 95,7 99,5 84,4 85,3Polio 4 94,5 92,5 80,5 34,8 62,8 88,8 90,1 81,4 98,2 94,8 80 82,3

0

20

40

60

80

100

120

Sie. P2M Dinkes Buru

Dari grafik diatas dapat dilihat secara Kabupaten cakupan Imunisasi rutin bayi mengalamipeningkatan tetapi bila diuraikan untuk masing-masing puskesmas masih ada puskesmas dengancakupan yang sangat rendah untuk beberapa jenis antigent yaitu puskesmaswamlana,Airbuaya,Ilath dan Kayeli.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 43

Grafik 37 : Cakupan Imunisasi Batita di Kabupaten Buru Tahun 2016

7,1

16,6

0,13,8 3,7 2,5

14,2

27,732,7

0

8,6 9,6

0,7

15,1

0,1

5,73,4 1,7

12,1 10,5

30

4,80,2

6,7

05

101520253035

DPT/HB/Hib CAMPAK

Sie. P2M Dinkes Buru

Imunisasi Batita kabupaten Buru Tahun 2016 masih sangat rendah,target yang diberikankementerian sebesar 80% anak Batita yang dibooster capaian kabupaten sebesar 9,6 % untukcakupan DPt/HB/Hib dan 6,7% untuk cakupan Campak,hal ini disebabakan rendahnya tingkatpartisipasi masyarakat untuk membawa anaknya pada usia diatas 1 tahun ke posyandu sangatrendah.Solusi untuk meningkatkan cakupan Imunisasi Batita yaitu serifikat bebas Imunisasi padaanak yang akan masuk ke jenjang pendidikan PAUD kerjasama dengan Dinas PendidikanKabupaten Buru.Berikut ini grafik Imunisasi Batita.

Imunisasi TT long Life untuk wanita usia subur mengalami peningkatan walaupun tidakterlalu bermakna untuk masing- masing antigent TT seperti terlihat pada grafik dibawah ini

Grafik 38 : Cakupan TT Long Life di Kabupaten Buru Tahun 2016

NAMLEA SAWA WAPLA

UWAMLA

NAAIRBUA

YASAVANA JAYA MAKO WAELO LOLON

GUBA ILATH KAYELI KABUPATEN

TT1 5,6 5,2 5,8 1,3 0 0 1,4 10,4 9,4 3,1 2,2 4,8TT2 4,5 5 3,4 1,4 3,2 1,6 1,4 8,4 8,2 1,7 1,5 3,7TT3 1,2 6,3 1,1 1,5 0,6 0,9 3,8 5,4 11 0,9 0,6 2,7TT4 0,2 4,6 1 0,9 0,6 1,1 4,4 1,4 7,7 0,6 0,6 1,7TT5 0,3 3,6 0,2 0,6 0,1 0,3 3 0,4 5,4 0,1 0,2 1,2

0

2

4

6

8

10

12

Sie. P2M Dinkes Buru

Menggalakan srening TT WUS telah dilaksanakan untuk mendongkrak cakupan TT LongLife dan memberikan penyuntikan TT di anak sekolah baik itu SMP maupun SMA.

Program imunisasi nasional menetapkan target desa UCI tahun 2015 sebesar 90 %,namun hingga saat ini Kabupaten Buru belum dapat memenuhi target tersebut karena barbagai

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 44

kendala baik dari sisi teknis maupun non teknis. Berikut adalah gambaran cakupan desa UCItahun 2014-2016.

Grafik 39 : Cakupan Desa UCI di Kabupaten Buru Tahun 2014 - 2016

82 82 82

3842 43

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

THN 2014 THN 2015 THN 2016JLH DESA JLH DESA UCI

Sie. P2M Dinkes Buru

Rendahnya cakupan desa UCI terutama karena kendala masih banyak wilayah terpencildan sulit dijangkau terutama di dataran Danau Rana Kecamatan Finaleisela dan dataran WaepoKecamatan Lolongguba, stok out vaksin BCG dan ADS selama lebih tiga bulan serta kerusakanlemari penyimpan vaksin di beberapa puskesmas. Tahun 2016 jumlah desa UCI mangalamipeningkatan walaupun tidak terlalu signifikan yaitu dari 82 jumlah desa hanya 43 Desa yangstatus anak dengan Imunisasi dasar lengkap lebih dari 80 % ( Desa UCI).Berikut ini grafik desaUCI 3 Tahun terakhir

Masalah pencapaian desa UCI yang tidak terlalu bermakna ini karena sebagian bayi barulahir tidak mendapatkan Imunisasi HB0 sehingga mempengaruhi cakupan desa UCI.ini disebakankarena masih ada bidan yang belum berani memberikan HB0 pada usia kurang dari 7 hari,selainitu koordinasi antara pengelola program Imunisasi dan bidan belum berjalan dengan baik.

h. Program PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi)Sejauh ini program imunisasi di Kabupaten Buru telah berjalan dengan baik walaupun

cakupan imunisasi rutin masih tergolong rendah (< 90 %) dan cakupan Universal Child Imunization(UCI) hanya 42 % namun kasus-kasus PD3I sudah jarang ditemukan. Tahun 2015 tercatat 1kasus AFP dan 1 kasus tetanus neonatorum.

i. Program Surveilans AFPSurveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis) adalah pengamatan yang dilakukan terhadap

semua kasus lumpuh layu akut (AFP) pada anak usia < 15 tahun yang merupakan kelompok yangrentan terhadap penyakit polio. Pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 1 (satu) kasus AFP padaanak usia 4 tahun diwilayah kerja Puskesmas Waelo Kecamatan Waelata, dengan demikian AFP

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 45

Rate (Non Polio) tahun 2015 sebesar 2,28 % dari 43.802 penduduk usia < 15 tahun sedangkandan pada Tahun 2016 tidak ditemukan kasus AFP.

Pada system Surveilans AFP selalu menekankan untuk menjaring sebanyak mungkinkasus lumpuh layuh akut termasuk pelacakan kasus lumpuh layu pada anak dengan gizi buruk.

j. Program P2 DBDDi Indonesia Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemis

dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan daerah terjangitsemakin meluas hingga mencapai 400 kabupaten/kota dari 474 kabupaten/kota di Indonesia,bahkan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Di Kabupaten Buru Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dilaporkan pada tahun2012 pada seorang anak yang dirawat di RSU Namlea yang berasal dari desa Namlea KecamatanNamlea. Jumlah seluruh kasus DBD tercatat selama tahun 2012 sebanyak 3 orang. Pada bulanDesember tahun 2015 kasus DBD kembali muncul, ditemukan di desa Savanajaya KecamatanWaeapo. Jumlah penderita selama 2015 sebanyak 4 orang, 3 orang berasal dari desa savanajayadan 1 orang berasal dari desa Namlea. Mengingat Kabupaten Buru bukan merupakan wilayahendemis DBD, maka kejadian DBD di tahun 2012 dan 2015 ditetapkan sebagai Kejadian LuarBiasa (KLB). Pada tahun 2016, tidak ada kasus DBD di Kabupaten Buru, walaupun ada beberapakasus yang diperkirakan sebagai kasus DBD, hanya karena belum memenuhi kriteria WHO, makakasus-kasus tersebut belum didiagnosa sebagai kasus DBD.

k. Program P2 FilariasisAngka kesakitan filarisis di Kabupaten Buru secara pasti belum di ketahui. Dilaporkan

penderita filariasis di temukan di Kecamatan Waeapo. Berdasarkan survei darah jari yangdilaksanakan pada tahun 2006 oleh Kementerian Kesehatan RI di 5 desa di Kecamatan Waeapo,ditemukan sebanyak 15 orang positif terinfeksi mikrofilaria dari 501 orang yang diperiksa denganmikrofilaria rate (Mf Rate) 2,99 % dan density (kepadatan) spesies 458,75. Spesies mikrofilariayang ditemukan adalah Brugia malayi.

Berdasarkan laporan surveilans puskesmas tahun 2015 ditemukan 1 kasus filariasis diKecamatan Airbuaya, sebelumnya pada tahun 2008 juga pernah ditemukan sebanyak 7 kasusfilariasis di Kecamatan Waeapo. Oleh karena itu Kabupaten Buru merupakan salah satu wilayahdengan riwayat endemis filariasis.

Pada bulan Oktober 2015 Kementerian Kesehatan melaksanakan agenda nasionalPemberian Obat Pencegah massal (POPM) filariasis di 130 kabupaten/kota dalam rangkamewujudkan Indonesia bebas filariasis tahun 2020. Kabupaten Buru menjadi salah satu wilayahyang melaksanakan agenda tersebut. Dari 121.679 jumlah penduduk sebanyak 80.252 (65,95%)jiwa mendapatkan obat pencegah massal filariasis. Kegiatan POPM akan berlangsung selama 5

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 46

tahun, mulai pada tahun 2015 hingga tahun 2019. Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia akanmendapatkan sertifikasi bebas filariasis oleh WHO.

2. PROGRAM PENGANDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PPTM)Penyakit tidak menuar (PTM) merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia.

Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktubersamaan morbiditas dan mortalitas. Penyakit Tidak Menular makin meningkat, hal ini merupakanbeban ganda dalam pelayanan kesehatan dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan bidangkesehatan.

Di Indonesia kematianakibat Penyakit Tidak Menular meningkatsangatpesat, dari 41% tahun1995 menjadi 59,5% tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2007menunjukkan bahwa dari 10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesi, 6 diantaranya adalahkarena Penyakit Tidak Menular.

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi PTM di provinsiMaluku sebagai berikut; hipertensi (4,1%), penyakitjantung (9,4%), stroke (0,3%), diabetes melitus(0,4%), asma (2,1%) dan tumor (0,2%). Sedangkan, menurut data yang sama prevalensi PTM diKabupaten Buru sebagai berikut; hipertensi (3,8%), penyakit jantung (12,6%), stroke (0,6%), diabetesmelitus (0,4%), asma (2,6%) dan tumor (0,2%).

Untuk mendekatkan upaya deteksi dini faktor risiko PTM di masyarakat, dikembangkan saranaPos Pembinaan terpadu (Posbindu) PTM yang berfungsi melaksanakan upaya promotif dan preventifpengendalian PTM sekaligus memberikan konseling dan rujukan PTM ke sarana pelayanan kesehatan.Di Kabupaten Buru terdapat 36 Posbindu yang berada di 26 desa, dari jumlah itu hanya terdapat 30posbindu aktif. Jumlah kader sebanyak 172 orang, kader terlatih 145 orang dan kader aktif sebanyak67 orang.

Pelayanan Posbindu

Sasaran pelayanan posbindu adalah semua masyarakat usia 15 tahun keatas yangmenyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan secara teratur, namun pada kenyataan hanyasebagian kecil masyarakat mau memanfaatkan posbindu untuk melakukan pemeriksaankesehatan. Kegiatan posbindu ada 8 (delapan) jenis pemeriksaan, namun karena keterbatasanlogistik PTM di posbindu sehingga hanya beberapa jenis pemeriksaan saja yang dapat dilakukandiantaranya pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi badan, lingkar perut, pemeriksaanindex masa tubuh, pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan kolesterol. Gambar berikut adalahhasil pelayanan PTM di posbindu dasar dan posbindu utama. Pelayanan di posbindu dasarberupa pemeriksaan tekanan darah, pengukuran tinggi badan dan berat badan (IMT) sertakonseling.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 47

Pada tahun 2016 total kunjungan Posbindu di kabupaten Buru sebanyak 5.581kunjungan, namun masih ada beberapa peserta posbindu yang tidak melakukan pemeriksaan baikposbindu dasar maupun posbindu utama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 40 : Persentase Kunjungan ke Posbindu di Kabupaten Buru Tahun 2016

Sie. PTM Dinkes Buru

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tidak semua peserta posbindu melakukanpemeriksaan posbindu utama. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil persentase pada pemeriksaangula darah dan cholesterol darah pada puskesmas namlea, sawa, mako dan airbuaya.

a. Pengukuran Tekanan Darah

Berdasarkan data pelayanan di posbindu dasar, pengukuran tekanan darah pada5581orang, terdapat sebanyak 1.552 orang (28%) yang mempunyai risiko hipertensi.Persentase penderita dengan risiko hipertensi berdasarkan wilayah kerja puskesmas dapatdilihat dalam grafik berikut:

Grafik 41 : Persentase Kasus Hipertensi di Posbindu Tahun 2016

Sie. PTM Dinkes Buru

Grafik diatas adalah data hasil pengukuran tekanan darah yang termasuk risikohipertensi sesuai jenis kelamin.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 48

Grafik 42 : Kasus Hipertensi per PKM Tahun 2016

Sie. PTM Dinkes Buru

Dari grafik diatas dapat dilihat kasus hipertensi tahun 2016 sebanyak 1.258 kasus.Gambar diatas tidak berarti kejadian hipertensi lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki, tetapi karena kunjungan perempuan ke sarana pelayanan kesehatan lebih tinggidibanding laki-laki. Untuk puskemas Savana Jaya, puskesmas Wamlana, puskesmas Kaielytidakmelaporkan hasil kegiatan PTM di Puskesmas selama tahun 2016.

b. Pengukuran IndeksMassa Tubuh (IMT)

Pengkuran IMT dilakukan untuk mengetahui berat badan ideal peserta posbindu,IMT juga dapat dipakai untuk menentukan kebutuhan kalori yang dibutuhkan setiap pesertaposbindu untuk memperoleh berat badan idaman. Hasil pengukuran IMT dapatdilihat padagrafik berikut ini:

Grafik 43 : Persentase Obesitas Umum di Posbindu Tahun 2016

Sie. PTM Dinkes Buru

Grafik diatas adalah data hasil pengukuran indeks massa tubuh yang termasuk risikoobesitas per puskesmas. Pengukuran IMT pada 4.966 orang, sebanyak 1.930 orang (39%)yang mempunyai risiko obesitas. Risiko obesitas tertinggi ada di wilayah kerja puskesmasAirbuaya yaitu 62,8% (pengukuran IMT pada 650 orang, 408 orang mempunyai berat badanlebih).

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 49

c. Pemeriksaan Gula Darah

Pemeriksaan gula darah dilakukan untuk mengetahui faktor risiko diabetes millituspada peserta posbindu maupun untuk mengetahui kadar gula darah penderita diabetesmillitus saat itu. Berikut adalah hasil pemeriksaan gula darah di posbindu pada 5 wilayah kerjapuskesmas :

Grafik 44 : Persentase Kasus Hiperglikemia di Posbindu Tahun 2016

Sie. PTM Dinkes Buru

Grafik diatas adalah data hasil pemeriksaan gula darah yang termasuk risikohiperglikemia yang mengarah ke risiko penyakit diabetes millitus menurut jenis kelamin.Pemeriksaan gula darah pada 3.893 orang, sebanyak 230 orang (6 %) yang mempunyai risikohiperglikemia.

d. Pemeriksaan Kolesterol

Pemeriksaan kolesterol darah dilakukan untuk mengetahui faktor risiko hipercholesterolemia pada peserta posbindu untuk selanjutnya mendapatkan rujukan pemeriksaanlanjutan dan pengobatan di puskesmas pandu PTM. Berikut adalah hasil pemeriksaankolesterol di posbindu pada 5 wilayah kerja puskesmas :

Grafik 45 : Persentase Hasil Pemeriksaan Kolesterol di Posbindu Tahun 2016

Sie. PTM Dinkes Buru

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 50

Grafik diatas adalah data hasil pemeriksaan kolesterol darah yang termasuk risikohipercholesterolemia sesuai jenis kelamin. Pemeriksaan kolesterol darah pada 3,840 orang,sebanyak 1,059 orang (28 %) yang mempunyai risiko hipercholesterolemia. Risikohipercholesterolemia tertinggi ada di wilayah kerja puskesmas Airbuaya yaitu 100%

e. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

Pemeriksaan IVA dilakukan pada wanita usia subur yang telah menikah. PemeriksaanIVA bertujuan untuk mengidentifikasi wanita yang mempunya lesi pra kanker yang mengarahke kejadian kanker leher rahim. Hasil sementara pemeriksaan IVA dapat dilihat pada tabelberikut ini:

Tabel 6 : Hasil Pemeriksaan IVA Tahun 2016

Sumber: Data rekapitulasi PTM di Puskesmas

Dari 40 orang wanita yang menjalani pemeriksaan IVA, sebanyak 2 orang

(5%) teridentifikasi memiliki lesi pra kanker yang selanjutnya akan dirujuk untuk

mendapatkan pelayanan krioterapi. Rendahnya cakupan pemeriksaan IVA karena

sosialisasi pentingnya pemeriksaan IVA belum maksimal.

D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKATKesehatan merupakan hak dasar manusia juga merupakan karunia Tuhan yang sangat berharga

serta merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi peningkatan kualitas sumber dayamanusia yang diperlukan untuk menggerakkan roda pembangunan.

Dalam Program Pembanggunan Nasional (Propenas) dinyatakan bahwa tujuan pembanggunankesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat yang optimal dengan sasaran yangingin dicapai yaitu menyangkut 4 hal antara lain :1. Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk memelihara dan memperbaiki keadaan kesehatannya2. Meningkatnya kemampuan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan

efesien3. Terciptanya lingkungan fisik dan sosial yang sehat dan4. Menurunnya prevalensi 4 masalah gizi utama (Kurang Energi Protein, Kurang Vitamin A, Gangguan

Akibat Kekurangan Yodium dan Anemia), khususnya pada kelompok ibu menyusui, bayi dan balita.

No PKMHASIL PEMERIKSAAN IVA

POSITIF NEGATIF

1 Namlea 0 8

2 Mako 2 32

TOTAL 2 40

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 51

Salah satu program pokok dalam rangka pencapaian sasaran tersebut adalah programperilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan individu, kelurgadan masyarakat dalam bidang kesehatan agar dapat memelihara, meningkatkan dan melindungikesehatan individu dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif.

Program promosi kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan dibidang kesehatanyang merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkankesehatannya melalui peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat yang merupakan salah satu pilarutama dalam pencapain Indonesia Sehat dan Millenium Development Goals (MDGs).

Pentingnya peranan promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan telah diakui olehberbagai pihak, oleh sebab itu untuk mencapai Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan RI, melaluikeputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 457 tahun 2008, menetapkan indicator pencapaian 17 sasaranGrand Strategy Departemen Kesehatan RI. Di dalam Grand Strategy Departemen Kesehatan tersebutyaitu pada pencapaian indicator sasaran 2 ditetapkan tujuan agar seluruh masyarakat berperilaku hidupbersih dan sehat.

1. SDM Promosi KesehatanPada saat ini ada kurang lebih 1.000 orang bekerja sebagai pengelola promosi kesehatan di

pusat dan daerah, walaupun sebagian masih merupakan tenaga rangkap. Kwalitas SDM pengelolapromosi kesehatan juga telah ditingkatkan dan telah ditetapkan adanya jabatan fungsional penyuluhankesehatan masyarakat (PKM). Tunjangan jabatan fungsional juga telah keluar sejak akhir tahun 2004.Pendidikan dan pelatihan maupun orientasi dalam rangka peningkatan kualitas tenaga juga selaludiselenggarakan setiap tahun. Pelatihan yang dilaksanakan di Provinsi maupun di pusat dimaksudkandalam rangka peningkatan kemampuan tenaga dalam menyelenggarakan promosi kesehatan disetiaptingkatan adminitrasi.

Dengan adanya otonomi daerah, kebijakan penempatan tenaga sangat tergantung padadaerah masing-masing. Dalam kaitan itu banyak tenaga promosi kesehatan atau yang dipersiapkanmenjadi tenaga promosi kesehatan dimutasi ditempat lain, dan sabagai gantinya pos tersebut diisi olehtenaga baru yang belum memahami tugas promosi kesehatan. Selain itu pada era 1970 an dahulu diPuskesmas ada tenaga PKM (disebut Wakil koordinator PKM, karena koordinator PKM adalah Dokter/Kepala Puskesmas), kini tenaga itu tidak ada lagi. Pada saat ini tugas penyuluhan/promosi kesehatandi puskesmas sebagaian besar dirangkap oleh tenaga sanitarian, perawat, bidan atau tenaga lainnya.

Di masyarakat memang ada tenaga kader, yang banyak membantu tenaga promosi kesehatandi masyarakat. Dengan tetap mengapresiasi terhadap apa yang mereka lakukan, tetapi sebagaianbesar mereka bukan tenaga promosi kesehatan yang seharusnya dapat merencanakan, melaksanakan,memantau dan menilai kegiatan promosi kesehatan di lapangan. Apalagi angka drop out kader sejakera reformasi besar sekali. Pada masa yang akan datang diharapkan adalah tenaga khusus promosiatau penyuluh kesehatan di puskesmas.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 52

Suksesnya upaya promosi kesehatan dan pembangunan kesehatan pada umumnya sangatdipengaruhi oleh keberadaan mereka ini. Diharapkan rencana pemerintah (Kementerian Kesehatan)untuk menambah tenaga penyuluh dipuskesmas melalui inpres dapat diwujudkan. Hal ini tentu sajasangat bagus untuk memperkuat fungsi puskesmas dalam rangka melakukan upaya pemberdayaanmasyarakat pedesaan. Berikut ini tabel tentang gambar sumberdaya promosi kesehatan menurutmenurut jabatan yang ada.

Tabel 7 : Data Ketenagaan Kabupaten Buru Tahun 2016NO KAB/KOTA STRUKTURAL NON FUNGSIONAL

PKMJUMLAH FUNGSIONAL PKMAHLI TERAMPIL

1. BURU 14 11 0 0

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tenaga struktural di kabupaten Buru (setara eselon IIIdan IV) sebanyak 14 orang. Sedangkan Jumlah tenaga non fungsional PKM ada 11 orang yangmenyebar di 11 Puskesmas. Sedangkan di 11 Puskesmas yang ada, tidak ada petugas promosikesehatan yang menempati jabatan fungsional PKM.

2. Sarana Promosi KesehatanPenyelenggaraan promosi kesehatan dapat berjalan dengan baik bila didukung dengan sarana

yang memadai. Berbagai kegiatan promosi kesehatan mulai dengan kegiatan penyuluhan, sosialisasi,sampai dengan kampanye tidak terlepas dari penggunaan sarana promosi kesehatan. Memahamibahwa sarana promosi kesehatan mempunyai andil yang besar dalam memberikan kemudahanklien/audiensi untuk memahami pesan-pesan promosi kesehatan yang diperoleh, maka melaluirancangan Sistem Promosi Kesehatan Daerah telah ditentukan “standar minimal sarana promosikesehatan didaerah baik ditingkat provinsi, kabupaten maupun puskesmas/kecamatan”.

Jenis sarana dan prasarana standar yang wajib dimiliki pengelola program promosi kesehatanditingkat kabupaten yaitu OHP, LCD, Slide proyektor, TV, Video, Kamera Video, Generator set, Kamerafoto, alat reproduksi kaset, public address sistem, wireless, radio cassette recorder, megaphone, PC,note book, mesin stensil, meja loyout, almari media, panel pameran, standar flipchar, video projector,mobil unit penyuluh, peralatan grafis, almari AVA, papan informasi dan studio mini (lihat lampiran).

Tabel 8: Data Sarana Promosi Kesehatan Di Kabupaten Buru Tahun 2016

NO

KAB /KOTA

SARANA PROMOSI KESEHATAN

OHP

SLID

E PR

OJEC

TOR

TV

VIDE

O

KAME

RA V

IDEO

GENE

RATO

R SE

T

KAME

RA F

OTO

PUBL

IC A

DDRE

SS S

YSTE

M

WIR

ELES

S

RADI

O KA

SET

RECO

RDER

MEGA

PHON

E

LCD

MEGA

LAYO

UT

LEMA

RI M

EDIA

PANE

L PAM

ERAN

STAN

DART

FLIP

CHAR

T

VIDE

O PR

OJEC

TOR

MOBI

L UNI

T PR

OMKE

S

PERA

LATA

N GR

AFIS

DEKS

TOP

PUBL

ISHE

R

PAPA

N IN

FORM

ASI

STUD

IO M

INI

LAIN

-LAI

N

1 BURU 4 0 4 0 4 7 4 0 4 4 4 7 0 0 0 0 0 4 0 2 0 3

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 53

Pada tahun 2015, sarana promosi kesehatan yang diadakan Pemerintah Kabupaten Buru yaitumotor penyuluhan kesehatan beserta paket promkes kit sebanyak 4 (empat) unit yang semuanyatersebar pada 4 Puskesmas yaitu Puskesmas Namlea, Savana Jaya, Lolongguba dan Sawa. Dari tabeldiatas dapat diketahui bahwa sarana penunjang program promosi kesehatan di kabupaten Buru masihsangat minim sehingga sangat beralasan jika pelaksanaan program promosi kesehatan di lapangandirasakan masih belum optimal karena belum memenuhi standar minimal sarana yang diharapkan.Kondisi ini tentu mempengaruhi pelaksanaan promosi kesehatan yang diselenggarakan. Padahaltantangan promosi kesehatan semakin tahun semakin besar, berbagai masalah kesehatan yangberbasis perilaku.

3. Pelaksanaan Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakata. Pengembangan Media Promosi Sadar Hidup Sehat

Pengembangan media promosi sadar hidup sehat yang dilaksanakan pada tahun 2016dengan menggunakan anggaran APBD Kabupaten Buru dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 9. Media promosi kesehatan di kabupaten buru Tahun 2016NO KAB/KOTA

MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKJENIS MEDIA TENTANG JENIS MEDIA TENTANG

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 BURU LEMBAR BALIK POSYANDU SPOT RADIO BAHAYA ROKOKLEMBAR BALIK PHBS SEKOLAHLEMBAR BALIK DESA SIAGA AKTIFSTIKER PHBS RUMAH TANGGA

TOTAL 2 4 1 1Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa pada tahun 2016 telah dikembangkan media promosi sadarhidup sehat dalam bentuk Poster, Buku Pedoman dan Standing Banner yang memuat informasitentang Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) dan Cuci Tangan pakai Sabun (CTPS).

b. Pengembangan Desa Siaga AktifPada tahun 2016 dilaksanakan pertemuan advokasi Pengembangan Desa Siaga Aktif

tingkat kabupaten Buru dengan menggunakan dana APBD. Kegiatan pertemuan ini bertujuanuntuk menggalang dukungan serta komitemen dari seluruh stake holder di Kabupaten danKecamatan khususnya dalam pengelolaan Desa/kelurahan Siaga Aktif di Desa, Kecamatan danKabupaten Buru.

Pelaksanaan pengembangan Desa dan Kelurahan siaga aktif selama ini dirasakan belummaksimal. Banyak desa/kelurahan siaga aktif yang dibentuk tapi tidak dikelola secara optimal.Faktor utama yang dirasakan menjadi penghambat dalam pelaksanaan program pengembanganDesa/Kelurahan siaga aktif yaitu masih rendahnya peran serta masyarakat serta pengetahuanmasyarakat tentang program-program kesehatan masyarakatnya. Akibatnya banyak programkesehatan di desa yang belum berjalan dengan baik.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 54

c. Peningkatan Pemanfaatan Sarana KesehatanKegiatan peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan di kabupaten Buru dilaksanakan

pada akhir tahun 2016 dengan tujuan untuk meingkatkan peran serta masyarakat didalampemanfaatan sarana kesehatan yang ada di desa, khususnya Posyandu. Kegiatan inidilaksanakan melalui pertemuan ditingkat kecamatan dengan mengundang stake holder dikecamatan dan desa. Pertemuan ini bertujuan untuk menggalang dukungan dan komitmenseluruh stake holder khususnya didalam menggerakan partisipasi masyarakat didalammemanfaatkan Posyandu. Melalui kegiatan ini diharapkan agar peran serta masyarakat dalampemanfaatan Posyandu di seluruh wilayah kabupaten Buru.

Berikut akan dijelaskan capaian program promosi kesehatan Promosi Kesehatan danPemberdayaan masyarakat kabupaten Buru tahun 2016 berdasarkan KEPMENKES RI NomorHK.02.02/MENKES/52/2015 tentang RENSTRA KEMENKES RI Tahun 2015 – 2019 dikemukan bahwayang menjadi tolok ukur program promosi kesehatan antara lain:a. Persentase Rumah Tangga ber PHBS sebesar 70% diakhir tahun 2016

Persentase rumah tangga ber PHBS di kabupaten Buru tahun 2016 dapat dijelaskan pada tabel berikut:Tabel 10 : Data Rumah Tangga Ber-PHBS Kabupaten Buru 2016

NO PUSKESMASJUMLAH JUMLAH RUMAH TANGGA CAPAIAN

(%) KETRUMAH TANGGA YANG DIPANTAU BER-PHBS

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Namlea 8289 4.741 241 2,92 Kayeli 975 975 29 3,03 Savana Jaya 1.494 1.206 100 6,74 Mako 2.521 2.448 173 6,95 Waelo 3.611 3.467 157 4,36 Sawa 1.993 1.993 229 11,57 Waplau 2.623 593 26 1,08 Wamlana 5.267 1023 260 4,99 Airbuaya 0 0 0 010 Ilath 0 0 0 011 Lolongguba 0 0 0 0

TOTAL 26773 16446 1.215 4,5Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Dari tabel diketahui bahwa pada tahun 2016 cakupan rumah tangga yang ber PHBS dikabupaten Buru sebanyak 4,5 % disebabklan karena ada 3 puskesmas yang belum melakukanpendataan PHBS sehingga mempengaruhi cakupan rumah tangga yang ber PHBS. Capain ini masihsangat jauh dari target Nasional yaitu 70%. Jika pada tahun 2015 cakupan RT ber-PHBS 4,4 % makatahun 2016 ada sedikit kenaikan sebesar 0,1 % menjadi 4,5%. Sedikitnya kenaikan ini disebabklankarena ada 3 puskesmas yang belum melakukan pendataan PHBS sehingga mempengaruhi cakupanrumah tangga yang ber PHBS. Adapun hal lainnya yang sangat segnifikasn yaitu berubahnya carapenilaian terhadap 10 indikator PHBS tatanan RT. Jika sampai tahun 2013, untuk RT yang didata

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 55

apabila memenuhi sekurang-kurangnya 5 indikator positif maka dianggap telah memenuhi kriteriarumah tangga yang ber-PHBS. Berbeda dengan tahun 2014 s.d 2016, rumah tangga yang ber PHBSadalah rumah tangga yang memenuhi seluruh indikator PHBS tatanan rumah tangga yang ada.Sepuluh indikator tersebut adalah :

1) Persalinan oleh tenaga kesehatan2) Memberi Bayi ASI Ekslusif3) Menimbang bayi dan balita setiap bulan4) Mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun5) Menggunakan air bersih6) Menggunakan jamban sehat7) Memberantas jentik di rumah8) Makan sayur dan buah setiap hari9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari10) Tidak merokok di dalam rumahTrend cakupan RT Ber PHBS di kabupaten Buru mulai tahun 2011 sampai 2016 dapat dilihat

pada grafik berikut :Grafik 46 : Cakupan Rumah Tangga ber PHBS Kabupaten Buru Tahun 2016

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Dari grafik diketahui bahwa pada tahun 2011 sampai 2013 terjadi peningkatan cakupan rumahtangga yang ber-PHBS. Akan tetapi pada tahun 2014 - 2015 terjadi penurunan signifikan cakupanmenjadi 5,1% dan 4,4% sedangkan pada tahun 2016 kembali terjadi sedikit kenaikan menjadi 4,5%

Faktor lain yang dirasakan menjadi salah satu penyebab terjadinya sedikitnya kenaikan cakupanrumah tangga yang ber PHBS di kabupaten Buru yaitu berkurangnya jumlah rumah tangga yangdiikutkan dalam pendataan rumah tangga yang ber PHBS pada 3 wilayah Puskesmas sehinggakenaikan cakupan rumah tangga yang didata dalam pendataan PHBS yang dilakukan oleh Puskesmassetiap tahunnya kenaikannya tidak signifikan. Kegiatan PHBS yang dilakukan setiap tahunnya olehPuskesmas selama ini hanyalah difokuskan pada kegiatan pendataan saja. Padahal, upaya pembinaan

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 56

program PHBS juga harus difokuskan pada upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakattentang pentingnya pelaksanaan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan masyarakat yangminim akan berkorelasi positif dengan gaya hidup sehari-hari termasuk didalamnya gaya hidup untukmempraktekkan hidup bersih dan sehat.

b. Persentase Desa siaga aktif sebesar 80% diakhir tahun 2016Desa siaga yang dibentuk di kabupaten Buru pada tahun 2013 yaitu sebanyak 82 desa siaga.

Namun, diantara 82 desa siaga yang dibentuk tersebut sampai tahun 2016 hanya sekitar 24 desa yangdapat dikategorikan sebagai desa siaga aktif karena adanya bangunan Poskesdes dan petugaskesehatan. Namun jika dilihat dari kegiatan yang harus dilakukan di dalam desa siaga tersebut, maka24 desa siaga aktif tersebut semuanya dikategorikan kedalan desa siaga Pratama. Jika dipersentasikanmaka cakupan desa siaga aktif stratifikasi pratama sebesar 29,3%. Capaian ini masih jauh dari targetnasional yaitu 80% diakhir tahun 2016. Data Desa siaga yang ada di Kabupaten buru dapat dilihat padatabel berikut :

Tabel 11 : Data Poskesdes dan Desa Siaga Aktif Kabupaten Buru 2016

NO KAB/KOTA

JUMLAHDESA/Kelura

han

JUMLAHPOSKESDES

YANGBEROPERASI

JUMLAH DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF

PRATAMA

MADYA PURNAMA MANIDIRI

1. BURU 82 24 24 0 0 0

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Pengembangan Desa Siaga sering dihubungkan dengan aktif tidaknya Poskesdes yang ada didesa tersebut serta sejauh mana keterlibatan masyarakat, khususnya stake holder dan para pemangkukepentingan yang ada didesa dalam pelakasanaan program-program kesehatan yang ada di desa.Berikut data Poskesdes yang beroperasi di wilayah kabupaten Buru :

Tabel 12. UKBM Dan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Buru Tahun 2016

NO KAB/KOTA

JUMLAHPOSKESDES

YANGBEROPERASI

JUMLAH JUMLAH YANG DILATIH

KETERANGANKADERPOSYANDU TOMA TOGA KADER

POSKESDES TOMA TOGA

1. BURU 24 466 - - 14 0 0

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Dari tabel diketahui bahwa Poskesdes yang beroperasi di wilayah kabupaten Buru sebanyak 24Poskesdes yang tersebar pada 10 kecamatan. Kader Posyandu di kabupaten Buru sebanyak 466orang, dengan rincian 416 kader Posyandu aktif dan 50 kader Posyandu yang tidak aktif. KaderPoskesdes yang ada di wilayah kabupaten Buru sebanyak 14 orang yang dilatih dan tesebar pada 10kecamatan.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 57

c. Persentase SD yang mempromosikan kesehatan tahun 2016Sekolah sebagai salah satu sasaran dalam pembinaan PHBS pada 5 tatanan utama diharapkan

dapat menjadi tempat yang potensial didalam pembinaan hidup bersih dan sehat, yang pada gilirannyadiharapkan mampu mempromosikan kesehatan bagi seluruh masyarakat dan warga sekolah yang ada.

Pembinaan program PHBS tatanan sekolah tidak bisa dilepaspisahkan dari pengembangan UKSyang ada di sekolah. Oleh karena itu, UKS di sekolah diharapkan dapat menjadi tempat pengembanganprogram sekaligus pembinaan PHBS tatanan sekolah itu sendiri. UKS yang ada di sekolah diharapkandapat menjadi sarana pengembangan program-program kesehatan yang ada di sekolah.

Indikator penting yang sering digunakan dalam menilai tingkat keberhasilan program promosikesehatan di sekolah yaitu dengan menilai sejauh mana dan seberapa banyak sekolah dasar yang adadalam suatu wilayah didalam mempromosikan kesehatan d isekolahnya. Bentuk promosi kesehatanyang dilakukan disekolah dapat secara aktif maupun pasif diantaranya sosialisasi, penyuluhan massal,advokasi program, pemberdayaan warga sekolah serta dengan ikut berpartisipasi mempromosikanpesan-pesan kesehatan melalui media promosi kesehatan seperti spanduk, brosur, lembar balik, stiker,standing banner, dll.

Capaian Sekolah Dasar (SD) yang mempromosikan kesehatan di kabupaten Buru pada tahun2016 dapat dilihat pada tabel 13 berikut :

Tabel.13. Data SD Yang Mempromosikan Kesehatan Di Kabupaten Buru Tahun 2016

NO KAB/KOTA

JUMLAH SEKOLAHDASAR

JUMLAHSEKOLAH YANGMEMILIKI UKS

JUMLAH SEKOLAH YANGMEMPROMOSIKAN

KESEHATANBERDASARKAN STRATA

PERSENTASESEKOLAH

YANGMEMPROMO

SIKANKESEHATAN

KET

NEGE

RI

SWAS

TA

JLH

NEGE

RI

SWAS

TA

JLH

SM SS SO SP

1. BURU 106 39 145 28 6 34 58 3 0 0 59,8%

Sumber : Data Sekunder (Dinas Kesehatan dan Dinas PKPO Kab.Buru)

Tabel di atas memberikan kita gambaran bahwa jumlah SD dikabupaten Buru yang memilikiUKS sebanyak 34 SD. SD yang mempromosikan kesehatan sebanyak 58 sekolah, dengan rincian 3 SDStarata Minimal (SM), 3 SD Strata Standard (SS), 0 Strata Optimal (SO) dan 0 SD Strata Paripurna(SP). Data SD yang mempromosikan kesehatan jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan SDyang memiliki UKS. Idealnya sekolah yang mempromosikan kesehatan jumlahnya harus sama dengansekolah yang memiliki UKS, akan tetapi di Kabupaten Buru sekolah yang telah dilakukan kegiatanpromosi kesehatan lebih tinggi jumlahnya dari SD yang memiliki UKS. Hal ini disebabkan karenasekolah yang belum memiliki UKS juga dilakukan kegiatan promosi kesehatan oleh PetugasPuskesmas.

Dari tabel diatas juga diketahui pula bahwa cakupan SD yang mempromosikan kesehatan dikabupaten Buru tahun 2016 yaitu 59,80%. Diantara 145 SD yang ada, hanya 34 SD yang telah

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 58

mempromosikan kesehatan di sekolahnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, cakupan SD yangmempromosikan kesehatan pada tahun 2016 mengalami Kenaikan. Pada tahun 2015 cakupan SD yangmemperomosikan kesehatan sebesar 38,6%. Secara kualitas program juga mengalami kemajuan. Halini terlihat sudah semakin baiknya pengelolaan UKS di sekolah. Hal ini ditandai dengan semakinbanyaknya kegiatan-kegiatan UKS di SD diantaranya kegiatan penjaringan kesehatan, pelayanankesehatan gigi dan mulut di sekolah, pelatihan guru-guru UKS serta dokter kecil.

Data SMP yang mempromosikan kesehatan di Kabupaten Buru dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 14. Data SMP Yang Mempromosikan Kesehatan Di Kab. Buru Tahun 2016

NO KAB/KOTA

JUMLAH SMP JUMLAH SMP YANGMEMILIKI UKS

JUMLAH SMP YANGMEMPROMOSIKAN

KESEHATAN BERDASARKANSTRATA PERSENTASE

SEKOLAH YANGMEMPROMOSIKAN

KESEHATAN

KET

NEGE

RI

SWAS

TA

JLH

NEGE

RI

SWAS

TA

JLH

SM SS SO SP

1. BURU 31 6 37 12 1 13 19 4 0 0 63,89%

Sumber : Data Sekunder (Dinas Kesehatan dan Dinas PKPO Kab.Buru)

Dari tabel 11 diketahui bahwa SMP yang memiliki UKS pada tahun 2015 yaitu 14 sekolahsedangkan tahun 2016 berjumlah 13. SMP yang mempromosikan kesehatan sebanyak 21 sekolahpada tahun 2015 dengan rincian 16 sekolah berada pada Starata Minimal (SM) dan 5 sekolah padaStrata Standard (SS). SMP yang ada dikabupaten Buru belum ada yang berada pada Stara Optimal(SO) dan Strata Paripurna (SP). Dibandingkan dengan tahun 2016 SMP yang mempromosikankesehatan sebanyak 23 sekolah dengan rincian 19 sekolah berada pada Strata Minimal (SM), dan 4sekolah berada pada Strata Standart (SS). SMP yang ada dikabupaten Buru belum ada yang beradapada Stara Optimal (SO) dan Strata Paripurna (SP). Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatanjumlah SMP yang mempromosikan Kesehatan berada pada strata Standar Minimal (SM). CakupanSMP yang mempromosikan kesehatan di kabupaten Buru pada tahun 2015 adalah 66,2%. Sedangkancakupan SMP yang mempromosikan Kesehatan di Kabupaten Buru pada tahun 2016 adalah 63,89 %.Hal ini berarti adanya jumlah SMP yang mempromosikan kesehatan terjadi penurunan pada stratasandart (SS) pada tahun 2016.

Tabel.15. Data SMA yang Mempromosikan Kesehatan Di Kabupaten Buru Tahun 2016TAHUN

Sumber : Data Sekunder (Dinas Kesehatan dan Dinas PKPO Kab.Buru)

Dari tabel di atas diketahui bahwa SMA yang memiliki UKS yaitu 6 sekolah. SMA yangmempromosikan kesehatan sebanyak 9 sekolah dengan rincian 7 sekolah berada pada Starata

NO KAB/KOTA

JUMLAH SMA JUMLAH SMA YANG MEMILIKIUKS

JUMLAH SMA YANGMEMPROMOSIKAN

KESEHATAN BERDASARKANSTRATA PERSENTASE

SEKOLAH YANGMEMPROMOSIKAN

KESEHATAN

KET

NEGE

RI

SWAS

TA

JLH

NEGE

RI

SWAS

TA

JLH

SM SS SO SP

1. BURU 17 5 18 6 0 6 7 2 0 0 61,5%

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 59

Minimal (SM) dan 2 sekolah pada Strata Standard (SS). SMA yang ada dikabupaten Buru belum adayang berada pada Stara Optimal (SO) dan Strata Paripurna (SP). Cakupan SMA yangmempromosikan kesehatan di kabupaten Buru pada tahun 2015 adalah 60,4% sedangkan pada ahun2016 sebesar 61,5% . dengan adanya kenaikan ini berarti SMA di kabupaten Buru sebagian besarsudah sadar pentingnya kesehatan.

Situasi program UKS pada sekolah yang ada di Kabupaten Buru pada tahun 2016 dapat dilihatpada tabel berikut :

Tabel 16 : Data UKS Kabupaten Buru Tahun 2016

NO KAB

JUMLAH DOKTER KECIL/KADER

KESEHATAN REMAJA

JUMLAH GURU YANG

PERNAH DILATIH UKSJUMLAH KANTIN SEHAT

KET

TK SD/M

I

SMP/

MTs

SMA/

MA

SMK

TK SD/M

I

SMP/

MTs

SMA/

MA

SMK

TK SD/M

I

SMP/

MTs

SMA/

MA

SMK

1 BURU 0 298 140 68 20 0 32 12 3 1 0 10 5 1 0

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Tabel diatas menunjukkan bahwa dokter kecil pada TK yang ada di kabupaten Buru berjumlah0 orang dan SD sebanyak 298 orang. Kader kesehatan remaja pada SMP/MTs sebanyak 140 orangdan pada SMA/MA sebanyak 68 orang. Kader kesehatan remaja pada SMK berjumlah 20 orang. Guruyang pernah dilatih UKS khususnya pada SD berjumlah 32 orang, pada SMP/MTs sebanyak 12orang, SMA/MA sebanyak 3 orang sedangkan pada SMK hanya 1 orang saja. Tidak ada guru yangpernah dilatih UKS pada TK di kabupaten Buru.

Kantin sehat yang ada pada sekolah di kabupaten Buru jumlahnya sangat terbatas. Padatahun 2016 Pada SD kantin sehat berjumlah 10 kantin. Pada SMP/MTs kantin sehat sebanyak 5kantin dan pada SMA/MA kantin sehat berjumlah 1 kantin. Tidak ada kantin sehat pada jenjangpendidikan TK juga dan SMK.

Sekolah yang sehat pada seluruh jenjang pendidikan hendaknya memenuhi syarat kesehatan.UKS diharapkan dapat menjadi pusat penyelenggaraan pembangunan kesehatan di suatu sekolah.UKS dikelola oleh Guru UKS yang telah dilatih dan dibantu dengan dokter kecil/kader kesehatanremaja. Mereka mempunyai tanggung jawab terhadap penyelenggaraan UKS di sekolah, termasukmemastikan bahwa kantin yang ada di sekolah juga harus memenuhi syarat kesehatan sehinggadapat dikatakan sebagai kantin sehat.

Tabel.17. Data Usaha Kesehatan Sekolah Kabupaten Buru Tahun 2016

NO KAB

JUMLAH SEKOLAH YANGDIBINA

JUMLAH SEKOLAH YANGMEMILIKI POJOK UKS

JUMLAH SEKOLAH YANGTERAPKAN KTR

KET

TK SD/M

I

SMP/

MTs

SMA/

MA

SMK

TK SD/M

I

SMP/

MTs

SMA/

MA

SMK

TK SD/M

I

SMP/

MTs

SMA/

MA

SMK

1 BURU 3 62 22 4 3 0 23 12 3 1 4 25 9 2 2

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 60

Tabel diatas menunjukkan bahwa sekolah yang dibina dalam program UKS yaitu SekolahDasar (SD) sebanyak 62 sekolah. Sekolah yang paling banyak memiliki pojok UKS yaitu SD/MI. Halini juga ditemukan pada sekolah yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yaitu pada SD/MIsebanyak 25 sekolah.

d. Program – Program Lain1) Posyandu dan Kader Posyandu

Gambaran hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu di wilayah kabupaten Buru selamatahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 18. Data Posyandu Kabupaten Buru Tahun 2016

NO PUSKESMAS JUMLAHPOSYANDU

TINGKAT POSYANDU

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Namlea 16 0 14 2 02 Sawa 9 0 5 4 03 Savana Jaya 7 0 1 6 04 Mako 6 0 6 0 05 Waelo 17 0 6 11 06 Waplau 10 0 10 0 07 Wamlana 12 2 10 0 08 Airbuaya 17 0 16 1 09 Kayeli 7 0 6 1 010 Ilath 9 0 7 2 011 Lolongguba 25 0 22 3 0

TOTAL 135 2 103 30 0Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar Posyandu yang ada di Kabupaten Burupada tahun 2016 berada pada strata madya. Belum ada Posyandu yang berada pada stratamandiri. Selama 3 tahun terakhir belum ada Posyandu yang masuk didalam kategori sebagaiPosyandu Mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi didalampengelolaan Posyandu. Mengingat bahwa Posyandu adalah UKBM yang dalam pengelolaannyamelibatkan aparat di desa dan seluruh masyarakat di desa, maka pembinaan Posyandu haruslebih difokuskan pada upaya untuk menggerakkan partisipasi masyarakat itu sendiri.

Posyandu adalah UKBM di desa yang digerakkan oleh masyarakat melalui kaderPosyandu yang direkrut dari masyarakat. Sebagai UKBM maka upaya menggerakkan partisipasimasyarakat didalam pemanfaatan Posyandu di desa tidak terlepas dari peran serta seluruh stakeholder yang ada di desa. Stake holder yang ada di desa mempunyai peran yang sangat besaruntuk mendukung Posyandu dan menggerakkan masyarakat dalam memanfaatkan Posyandu.Selain itu, kader Posyandu yang berasal dari masyarakat juga harus dapat berperan serta secaraaktif didalam membantu petugas kesehatan didalam mengelola Posyandu. Situasi kaderPosyandu yang ada di kabupaten Buru dapat dilihat pada tabel berikut :

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 61

Tabel 19:. Data Kader Posyandu Kabupaten Buru Tahun 2016

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAHPOSYANDU

JUMLAH KADERPOSYANDU KET

AKTIF TIDAK AKTIF1 Namlea Namlea 16 63 02 Lilialy Sawa 9 22 33 Waeapo Savana Jaya 7 35 54 Waeapo Mako 6 23 05 Waelata Waelo 17 74 106 Waplau Waplau 10 40 97 Fena Leisela Wamlana 12 32 58 Airbuaya Airbuaya 17 30 159 Airbuaya Kayeli 7 9 2

10 Batabual Ilath 9 30 011 Lolongguba Lolongguba 25 58 1

TOTAL 135 416 50Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Dari tabel diketahui bahwa dari 135 Posyandu aktif dari 141 Posyandu yang ada dikabupaten Buru tahun 2016, kader Posyandu sebanyak 466 orang dengan rincian 416 kaderPosyandu aktif dan 50 kader Posyandu tidak aktif. Rata-rata kader yang bertugas pada setiapPosyandu adalah 3 orang kader Posyandu.

2) Pelayanan AkupresurPelayanan kesehatan pijat akupresur merupakan pelayanan yang dilakukan pada unit

pelayanan (Puskesmas) dengan memberikan pijatan pada titik – titik tertentu yang ada pada tubuhmanusia sesuai keluhan. Pada awalnya, pelayanan akupresur hanya dilakukan di PuskesmasNamlea saja. Akan tetapi dengan berjalannya waktu Pelayanan Akupresur sampai dengan tahun2016 telah dilaksanakan pada 7 Puskesmas. Pelayanan Akupresur merupakan programpengembangan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada paradigma sehat yang menekankanpada pelayanan kesehatan yang lebih bersifat preventif dan promotif. Data pelayanan akupresurdapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 20. Data Pelayanan Akupressur Kabupaten Buru Tahun 2016

NO PUSKESMAS JUMLAHPASIEN

JENIS KELAMIN DIRUJUK

KETL P YA TIDAK

1 NAMLEA 57 11 46 0 57

2 SAVANA JAYA 0 0 0 0 0

3 WAPLAU 0 0 0 0 0

4 WAELO 5 1 4 0 5

5 WAMLANA 2 2 0 0 2

6 SAWA 12 4 8 1 11

7 MAKO 28 8 20 0 28

TOTAL 104 26 78 1 103

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 62

Pasien yang dilayani akupresur selama tahun 2016 pada Puskesmas yang ada dikabupaten Buru sebanyak 104 pasien, dengan rincian 26 pasien laki-laki dan 78 pasienperempuan. Dari 104 kasus yang dilayani, 1 kasus dirujuk ke pelayanan lanjutan sedangkan 103kasus tidak dirujuk.

Jika dilihat dari segi umur pasien yang mendapatkan pelayanan akupresur, banyak beradapada usia 31-35 tahun yaitu sebanyak 30 orang. Pasien yang mendapatkan pelayanan akupresurbanyak dengan keluhan sakit kepala yaitu sebanyak 18 orang.

3) Pelayanan Kesehatan Tradisional (Yankestrad)Pelayanan kesehatan tradisional yang dilaksanakan pada seksi Promosi dan Penelitian

Kesehatan melalui Puskesmas yang ada di Kabupaten Buru bertujuan untuk melaksanakan,mengawasi sekaligus membina proses pelayanan kesehatan tradisional yang ada di Puskesmas.Pelaksanaan program yankestrad di Puskesmas selama ini lebih focus pada manajemanyankestrad itu sendiri. Program Yankestrad merupakan program pengembangan kesehatan yangbiasanya dilaksanakan oleh beberapa program terkait seperti Yankes, Kesling dan Farmasi.Yankestrad dibagi dalam 2 kelompk yaitu Yankestrad Ketrampilan dan Yankestrad Ramuan. Datahasil pelaksanaan program Yankestrad dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 21. Data Pelayanan Kesehatan Tradisional Kabupaten Buru Tahun 2016

NO KAB

HATTRA YANG ADAMENURUT METODE YANG

DIGUNAKAN

KUNJUNGANPASIEN

JUML

AH F

ASILI

TAS

KEST

RAD

PENGEMBANGAN

KET

JENI

SKE

TRAM

PILA

N

JENI

S RA

MUA

N

TTL

JUML

AHKU

NJUN

GAN

PASI

EN Y

ANG

DIRU

JUK

KERS

/PKM

PTGS

DILA

TIH

KADE

RDI

LATI

H

HATT

RADI

LATI

H

TOGA

DIBI

NA

1 BURU 422 25 447 3420 0 0 7 2 0 2

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Pelayanan kesehatan tradisional di kabupaten Buru pada tabel diatas dapat diketahuibahwa pada tahun 2016, Penyehat Tradisional (Hattra) yang ada di kabupaten Buru berjumlah 447orang, yang terdiri dari 422 Hattra dengan jenis ketrampilan dan 25 Hattra dengan jenis ramuan.Hatrra dengan jenis ketrampilan antara lain hattra pijat urut, patah tulang, dukun bayi, hattra sunat,dukun bayi, pijat refleksi, akupunturis, dll. Hattra dengan jenis ramuan antara lain Hattra ramuanIndonesia (Jamu), Hattra Gurah, Shinshe, dll.

Pasien yang datang berkunjung ke Hattra pada tahun 2016 berjumlah 3420 kunjungan,dan tidak ada yang dirujuk ke pelayanan lanjutan (RS). Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah

Penjaringan kesehatan anak sekolah adalah program yang dilaksanakan di sekolah padasemua jenjang pendidikan. Sasaran pelaksanaan penjaringan kesehatan yaitu anak sekolah yangbaru masuk atau anak sekolah kelas 1. Penjaringan kesehatan anak sekolah dilakukan rutin setiaptahun pada awal tahun ajaran baru. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu melakukan screening

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 63

pada anak sekolah untuk memantau status kesehatan anak baru sekolah tersebut untuk dilakukanpelayanan kesehatan seperlunya jika ditemukan masalah kesehatan pada saat dilakukanpenjaringan kesehatan dan pelayanan kesehatan lanjutan jika ada masalah kesehatan yangmemerlukan penanganan lanjutan pada fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas atauRumah Sakit.

Hasil pelaksanaan penjaringan kesehatan anak sekolah pada Dinas KesehatanKabupaten Buru tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21. Data Penjaringan Kesehatan Kabupaten Buru Tahun 2016

di kabupaten Buru dilakukan pada semua Puskesmas kecuali Puskesmas Lolong Guba yang tidakmelakukan laporan penjaringan sehingga mempengaruhi cakupan. Secara umum diketahui bahwadari 145 SD, dilakukan penjaringan kesehatan 103 SD atau sekitar 71,0 %. Dari 48 SMP dilakukanpenjaringan pada 33 sekolah atau sekitar 68,8 %. Untuk SMA dan sedajat, dari 25 sekolah,dilakukan penjaringan kesehatan pada 15 sekolah saja atau sekitar 60,0 %. Secara umum,penjaringan kesehatan pada seluruh jenjang pendidikan belum dilakukan secara maksimal karenabelum dilakukann pada semua sekolah yang ada di kabupaten Buru atau belum mencapai 100%.Faktor yang berpengaruh diantaranya anggaran, tenaga dan wilayah geografis yang sulit sehinggatidak memungkinkan melakukan penjaringan kesehatan pada wilayah yang sulit.

NO PUSKESMAS

Jumlah Sekolah Sekolah Yang Melakukan Pemeriksaan Kesehatan

KETSD

/MI

SLTP

/MT

s

SMA/

MA

SD/MA SLTP/MTs SMA/MA

Abs % Abs % Abs %

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Namlea 17 6 6 17 100 6 100

2 Sawa 7 3 3 7 100 3 100 3 100

3 Savana Jaya 7 1 1 7 100 1 100 1 100

4 Mako 16 5 3 8 50,0 5 100 3 100

5 Waelo 17 6 2 14 82,4 6 100 2 100

6 Waplau 16 5 3 14 87,5 4 80,0 2 100

7 Wamlana 18 4 1 10 55.6 0 0 0 0

8 Airbuaya 14 3 2 11 78,6 0 0 0 0

9 Kayeli 6 2 1 6 100 2 100 1 100

10 Ilath 9 6 3 9 100 6 100 3 100

11 Lolongguba 18 7 1 0 0 0 0 0 0

TOTAL 145 48 25 103 71,0 33 68,8 15 60,0

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2016 penjaringan kesehatan anak sekolah

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 64

Tabel 22. Data Penjaringan Kesehatan Kabupaten Buru Tahun 2016

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Dari tabel 22 diatas diketahui bahwa pada tahun 2016 penjaringan kesehatan anak sekolah dikabupaten Buru dilakukan pada semua Puskesmas kecuali Puskesmas Lolong Guba yang tidakmelakukan data penjaringan kesehatan sehingga mempengaruhi cakupan program. Secara umumdiketahui bahwa dari 2604 siswa SD dan sederajat, dilakukan penjaringan kesehatan 2167 siswa SDatau sekitar 83,2 %. Dari 2123 siswa SMP dan sederajat dilakukan penjaringan pada 1701 siswa atausekitar 80,1 % kecuali di 2 puskesmas (Wamlana dan Air Buaya) yang tidak melakukan penjaringankesehatan sehingga mempengaruhi cakupan. Untuk SMA dan sedajat, dari 1244 siswa, dilakukanpenjaringan kesehatan pada 713 siswa atau 57,3 % kecuali di 2 puskesmas (wamlana dan air buaya)yang tidak melakukan penjaringan kesehatan. Secara umum, penjaringan kesehatan anak sekolahpada seluruh jenjang pendidikan belum dilakukan secara maksimal karena belum dilakukan padasemua siswa sekolah yang ada di kabupaten Buru atau belum mencapai 100%. Faktor yangberpengaruh diantaranya anggaran, tenaga dan wilayah geografis yang sulit sehingga tidakmemungkinkan melakukan penjaringan kesehatan pada wilayah yang sulit. Disamping itu, pada saatpenjaringan kesehatan dilakukan ada anak sekolah yang tidak masuk sekolah sehingga berpengaruhpada cakupan pemeriksaan kesehatan anak sekolah.

NO PUSKESMAS

JUMLAH SISWA SISWA YANG DIPERIKSA KESEHATANNYA

KET

SD/M

I

SLTP

/MT

s

SMA/

MA

SD/MA SLTP/MTs SMA/MA

Abs % Abs % Abs %

1 Namlea 830 682 0 686 82.7 616 90,3 0 0

2 Sawa 203 191 120 124 61,1 136 71,2 82 68,3

3 Savana Jaya 132 100 70 125 94,7 30 30,0 30 42,9

4 Mako 156 188 371 145 92,9 175 93,1 176 47,4

5 Waelo 221 258 151 204 92,3 235 91.1 143 94.7

6 Waplau 260 299 316 214 82.3 246 82,3 137 43,4

7 Wamlana 208 159 76.4

8 Airbuaya 272 232 85,3

9 Kayeli 98 199 76 79 80,6 82 41,2 23 30,3

10 Ilath 224 206 140 199 88.8 181 87,9 122 87,1

11 Lolongguba

TOTAL 2604 2123 1244 2167 83,2 1701 80,1 713 57,3

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 65

e. Jumlah kebijakan teknis promosi kesehatanKebijakan teknis yang diharapkan dapat menjadi acuan serta pedoman dalam pelaksanaan

program promosi kesehatan di kabupaten Buru dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel. 23 : Data Kebijakan Teknis Promosi Kesehatan Di Kabupaten Buru

NO KAB/KOTA JENIS KEBIJAKAN SEHAT DI DAERAH Thn TENTANG

(1) (2) (3) (4) (5)

1. BURU 1. Keputusan Bupati Buru Nomor : 440/37 2013 1. Penetapan Desa Siaga di Kabupaten Buru

2. Keputusan Bupati Buru Nomor : 440.05-274a 2012 2. Pembentukan tim koordinasi dan tim pelaksanaan

distrik team problem golving kesehatan ibu,bayi dan

anak balita di kabupaten Buru

3. Keputusan Bupati Buru Nomor : 443.1.129 2012 3. Pembentukan kondisi penanggulangan AIDS Daerah

Kabupaten Buru

4. Keputusan Bupati Buru Nomor : 441.05-155 2012 4. Pembentukan tim dan sekretariat kelompok kerja

operasional Desa/Kelurahan Siaga Aktif dan UKBM

Sumber : Sie. Promkes Dinkes Buru

Kebijakan teknis yang ada di kabupaten Buru terkait dukungan terhadap program kesehatansebenarnya masih sangat banyak, akan tetapi jika diperhatikan baik-baik maka kebijakan teknis terkaitpengelolaan program Promosi dan Pemberdayaan masyarakat masih sangat minim. Pada tabel diatasdiperlihatkan beberapa kebijakan teknis terkait masalah kesehatan, namum hanya ada 2 kebijakanyang mengatur tentang program promkes dan pemberdayaan masyarakat yaitu nomor 1 dan 4.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 66

BAB IVP E N U T U P

Keberadaan data dan informasi sangat dibutuhkan oleh para penentu kebijakan dan perencanapembangunan kesehatan di segala tingkat administrasi. Oleh karena itu, pentingnya penyajian data daninformasi dalam bentuk narasi dan lampiran profil Dinas Kesehatan Kabupaten Buru ini, diharapkan dapatmenjadi salah satu rujukan untuk menilai pencapaian program yang telah dilaksanakan. Serta berguna untukmengambil langkah-langkah perbaikan terhadap program yang dijalankan sehingga masyarakat dapatmerasakan hasil dari bentuk pelayanan yang bermutu dan terjangkau.

Data dan informasi yang terdapat dalam profil kesehatan Kabupaten Buru ini adalah berdasarkanpencapaian masing-masing program, namun masih ada perbedaan data cakupan program dengan sasaran yangsama,sehingga ini menjadi catatan penting bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Buru dalam menselaraskan dataantar program tersebut.

Untuk perbaikan kedepan terhadap substansi penyajian ataupun waktu terbit dari profil kesehatanKabupaten Buru ini, dibutuhkan adanya komitmen bersama, keseriusan dan dukungan dari segala pihak dilingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Buru agar penyajian data profil kesehatan ini dapat diterimakeakuratannya.agar tujuan profil kesehatan Kabupaten Buru dapat menjadi salah satu sumber data daninformasi dapat tercapai.

Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Buru tahu 2016, walaupun masihjauh dari yang diharapkan semoga narasi dan lampiran ini dapat memenuhi kebutuhan akan data dan inormasikesehatan untuk melihat seberapa jauh perubahan yang telah dicapai dari tahun ke tahun terhadappembangunan kesehatan secara menyeluruh.

Profil Kesehatan Kab. Buru 2016 hal. 67

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L + P SatuanA. GAMBARAN UMUM1 Luas Wilayah 7.596 Km2 Tabel 12 Jumlah Desa/Kelurahan 82 Desa/Kel Tabel 13 Jumlah Penduduk 65.599 62.311 127.910 Jiwa Tabel 24 Rata-rata jiwa/rumah tangga - Jiwa Tabel 15 Kepadatan Penduduk /Km2 16,8 Jiwa/Km2 Tabel 16 Rasio Beban Tanggungan 63,6 per 100 penduduk produktif Tabel 27 Rasio Jenis Kelamin 105,3 Tabel 28 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 39 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3b. SMA/ SMK/ MA 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3d. Diploma I/Diploma II 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3e. Akademi/Diploma III 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3f. Universitas/Diploma IV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATANB.1 Angka Kematian10 Jumlah Lahir Hidup 0 0 2.154 Tabel 411 Angka Lahir Mati (dilaporkan) #DIV/0! #DIV/0! 11 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 412 Jumlah Kematian Neonatal - - 28 neonatal Tabel 513 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) #DIV/0! #DIV/0! 13 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 514 Jumlah Bayi Mati - - 6 bayi Tabel 515 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) #DIV/0! #DIV/0! 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 516 Jumlah Balita Mati 0 0 9 Balita Tabel 517 Angka Kematian Balita (dilaporkan) #DIV/0! #DIV/0! 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 518 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 12 Ibu Tabel 6Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 557 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

B.2 Angka Kesakitan

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ 55 42 97 Kasus Tabel 7 Proporsi kasus baru TB BTA+ 56,70 43,30 % Tabel 7 CNR kasus baru BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 75,30 per 100.000 penduduk Tabel 7 Jumlah seluruh kasus TB 89 59 148 Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB #DIV/0! #DIV/0! 114,89 per 100.000 penduduk Tabel 7 Kasus TB anak 0-14 tahun 10,81 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek #DIV/0! #DIV/0! 18,03 % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA+ 41,67 33,33 38,38 % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA+ 36,67 41,03 38,38 % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 78,33 74,36 76,77 % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan #DIV/0! #DIV/0! 1,55 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 1021 Jumlah Kasus HIV 5 4 9 Kasus Tabel 1122 Jumlah Kasus AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 1123 Jumlah Kematian karena AIDS 1 0 1 Jiwa Tabel 1124 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 1125 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 1226 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 1327 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 53 29 82 Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 80,79 46,54 64,11 per 100.000 penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 13,41 % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 6,10 % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 3,91 per 100.000 penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta 0,61 0,48 0,55 per 10.000 Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,00 33,33 75,00 % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 60,53 28,57 55,56 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th #DIV/0! per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19 Jumlah Kasus Campak 9 4 13 Kasus Tabel 20

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 0,00 0,00 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 2130 Case Fatality Rate DBD #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 2131 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 2232 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 2233 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 2334 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 28,09 24,69 25,18 % Tabel 2435 Persentase obesitas 26,43 38,96 37,08 % Tabel 2536 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 5,88 % Tabel 2637 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,00 % Tabel 2638 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam - % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATANC.1 Pelayanan Kesehatan39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 80 % Tabel 2940 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 70,28 % Tabel 2941 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 65,82 % Tabel 2942 Pelayanan Ibu Nifas 63,09 % Tabel 2943 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 69,26 % Tabel 2944 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 84,72 % Tabel 3045 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 60,31 % Tabel 3246 Penanganan komplikasi kebidanan 52,30 % Tabel 3347 Penanganan komplikasi Neonatal #DIV/0! #DIV/0! 42,40 % Tabel 3348 Peserta KB Baru 8,24 % Tabel 3649 Peserta KB Aktif 60,87 % Tabel 3650 Bayi baru lahir ditimbang #DIV/0! #DIV/0! 95 % Tabel 3751 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) #DIV/0! #DIV/0! 1,32 % Tabel 3752 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) #DIV/0! #DIV/0! 99,30 % Tabel 3853 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) #DIV/0! #DIV/0! 91,27 % Tabel 3854 Bayi yang diberi ASI Eksklusif #DIV/0! #DIV/0! 46,51 % Tabel 3955 Pelayanan kesehatan bayi #DIV/0! #DIV/0! 75,84 % Tabel 4056 Desa/Kelurahan UCI 52,44 % Tabel 4157 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 90,90 76,23 82,84 % Tabel 4358 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 84,80 63,78 73,25 % Tabel 4359 Bayi Mendapat Vitamin A #DIV/0! #DIV/0! 75,63 % Tabel 4460 Anak Balita Mendapat Vitamin A #DIV/0! #DIV/0! 143,32 % Tabel 44

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

61 Baduta ditimbang #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 4562 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 4563 Pelayanan kesehatan anak balita #DIV/0! #DIV/0! 29,62 % Tabel 4664 Balita ditimbang (D/S) 47,37 48,69 48,02 % Tabel 4765 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,90 1,05 0,97 % Tabel 4766 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan #DIV/0! #DIV/0! 100,00 % Tabel 4867 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 11,51 12,34 11,91 %

Tabel 4968 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,15 Tabel 5069 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal - sekolah Tabel 5170 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 72,03 sekolah Tabel 5171 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 11,51 12,34 11,91 % Tabel 5172 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) #DIV/0! #DIV/0! 100,00 % Tabel 5173 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut #DIV/0! #DIV/0! 100,00 % Tabel 5174 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) #DIV/0! #DIV/0! 93,15 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - - % Tabel 5376 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 20,10 20,74 20,42 % Tabel 5477 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 0,11 0,12 0,11 % Tabel 5478 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 pasien keluar Tabel 5579 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 pasien keluar Tabel 5580 Bed Occupation Rate (BOR) di RS #DIV/0! % Tabel 5681 Bed Turn Over (BTO) di RS #DIV/0! Kali Tabel 5682 Turn of Interval (TOI) di RS #DIV/0! Hari Tabel 5683 Average Length of Stay (ALOS) di RS #DIV/0! Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

87 Rumah Tangga ber-PHBS 7,39 % Tabel 57

C.4 Keadaan Lingkungan88 Persentase rumah sehat #DIV/0! % Tabel 58

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 50,59 % Tabel 5990 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan #DIV/0! % Tabel 6091 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 29,33 % Tabel 6192 Desa STBM #DIV/0! % Tabel 6293 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 85,92 % Tabel 63

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi #DIV/0! % Tabel 64TPM tidak memenuhi syarat dibina #DIV/0! % Tabel 65TPM memenuhi syarat diuji petik #DIV/0! % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAND.1 Sarana Kesehatan94 Jumlah Rumah Sakit Umum 1,00 RS Tabel 6795 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 6796 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 3,00 Tabel 6797 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 8,00 Tabel 67

Jumlah Puskesmas Keliling 8,00 Tabel 67Jumlah Puskesmas pembantu 43,00 Tabel 67

98 Jumlah Apotek 20,00 Tabel 6799 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68

100 Jumlah Posyandu 135,00 Posyandu Tabel 69101 Posyandu Aktif 22,22 % Tabel 69102 Rasio posyandu per 100 balita 0,86 per 100 balita Tabel 69103 UKBM

Poskesdes 24,00 Poskesdes Tabel 70Polindes 29,00 Polindes Tabel 70Posbindu 32,00 Posbindu Tabel 70

104 Jumlah Desa Siaga 24,00 Desa Tabel 71105 Persentase Desa Siaga 29,27 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan106 Jumlah Dokter Spesialis - - - Orang Tabel 72107 Jumlah Dokter Umum - - - Orang Tabel 72108 Rasio Dokter (spesialis+umum) - per 100.000 penduduk Tabel 72109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis - 1,00 1,00 Orang Tabel 72110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 0,78 per 100.000 penduduk111 Jumlah Bidan 47,00 Orang Tabel 73112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 36,74 per 100.000 penduduk Tabel 73113 Jumlah Perawat - - 122,00 Orang Tabel 73

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 95,38 per 100.000 penduduk Tabel 73115 Jumlah Perawat Gigi - - 4,00 Orang Tabel 73116 Jumlah Tenaga Kefarmasian - - - Orang Tabel 74117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan - - 12,00 Orang Tabel 75118 Jumlah Tenaga Sanitasi - - 10,00 Orang Tabel 76119 Jumlah Tenaga Gizi - - 11,00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan120 Total Anggaran Kesehatan - Rp Tabel 81121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota #DIV/0! % Tabel 81122 Anggaran Kesehatan Perkapita - Rp Tabel 81

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATANWILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km 2) TANGGA TANGGA per km 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Namlea 951,15 7 0 7 tidak tersedia tidak tersedia 0,002 Lilialy 481,5 5 0 5 tidak tersedia tidak tersedia 0,003 Waplau 585,23 10 0 10 tidak tersedia tidak tersedia 0,004 Fena Leisela 2831,65 13 0 13 tidak tersedia tidak tersedia 0,005 Airbuaya 1702,35 10 0 10 tidak tersedia tidak tersedia 0,006 Teluk Kaiely 141,08 5 0 5 tidak tersedia tidak tersedia 0,007 Batabual 108,6 5 0 5 tidak tersedia tidak tersedia 0,008 Waeapo 102,5 7 0 7 tidak tersedia tidak tersedia 0,009 Waelata 234,5 10 0 10 tidak tersedia tidak tersedia 0,00

10 Lolong Guba 457,02 10 0 10 tidak tersedia tidak tersedia 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.595,6 82 0 82 131.773 - - 17

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota - sumber lain…... (sebutkan)

JUMLAHPENDUDUK

JUMLAHNO KECAMATAN DESA KELURAHAN DESA +

KELURAHAN

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMURKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

JUMLAH PENDUDUKLAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 8.198 7.906 16.104 103,692 5 - 9 8.162 7.585 15.747 107,613 10 - 14 7.567 6.967 14.534 108,614 15 - 19 6.400 6.218 12.618 102,935 20 - 24 5.460 5.381 10.841 101,476 25 - 29 5.888 5.981 11.869 98,457 30 - 34 5.605 5.486 11.091 102,178 35 - 39 4.752 4.788 9.540 99,259 40 - 44 4.184 3.625 7.809 115,4210 45 - 49 2.950 2.698 5.648 109,3411 50 - 54 2.422 2.226 4.648 108,8112 55 - 59 1.931 1.763 3.694 109,5313 60 - 64 1.611 1.360 2.971 118,4614 65 - 69 1.162 967 2.129 120,1715 70 - 75 681 584 1.265 116,6116 75+ 636 629 1.265 101,11

JUMLAH 67.609 64.164 131.773 105,37ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 63

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - Sumber lain…... (sebutkan)

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMINKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUAN1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 0

2 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANGMELEK HURUF 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANGDITAMATKAN:a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!b. SD/MI 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!c. SMP/ MTs 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!d. SMA/ MA 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: …………… (sebutkan)

TABEL 3

JUMLAH PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

NO VARIABEL

TABEL 4

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea 0 0 462 4 466

2 Lilialy Sawa 0 0 157 3 160

3 Waplau Waplau 0 0 150 4 154

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 214 0 214

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 177 2 179

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 77 1 78

7 Batabual Ilath 0 0 126 2 128

8 Waeapo Mako 0 0 169 1 170

Savana Jaya 0 0 112 3 115

9 Waelata Waelo 0 0 273 4 277

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 237 0 237

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 2.154 24 2.178

#DIV/0! #DIV/0! 11,0

Sumber: ………. (sebutkan)

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

JUMLAH KELAHIRAN

NO KECAMATAN NAMAPUSKESMAS

HIDUP

PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Namlea Namlea 0 0 6 6 1 7

2 Lilialy Sawa 0 0 3 3 2 5

3 Waplau Waplau 0 0 5 7 0 7

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 1 1 0 1

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 4 4 0 4

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 1 1 0 1

7 Batabual Ilath 0 0 0 0 0 0

8 Waeapo Mako 0 0 2 2 0 2

Savana Jaya 0 0 4 4 0 4

9 Waelata Waelo 0 0 0 3 0 3

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 2 3 0 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 28 34 3 37#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13 16 1 17

Sumber: ………. (sebutkan)

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN

JUMLAH KEMATIAN

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

BAYIa BALITA BAYIaANAK

BALITA BALITANEONATAL

NO KECAMATAN PUSKESMAS

BALITAANAKBALITA BAYIa

ANAKBALITANEONATAL NEONATAL

TABEL 6JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

< 20tahun

20-34tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20

tahun20-34tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20

tahun20-34tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20

tahun20-34tahun ≥35 tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Namlea Namlea 462 0 1 0 1 0 0 2 2 0 0 0 0 0 1 2 3

2 Lilialy Sawa 157 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Waplau Waplau 150 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Fena Leisela Wamlana 214 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1

5 Airbuaya Airbuaya 177 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1

6 Teluk Kaiely Kayeli 77 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1

7 Batabual Ilath 126 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 2

8 Waeapo Mako 169 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Savana Jaya 112 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 2

9 Waelata Waelo 273 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1

10 Lolong Guba Lolong Guba 237 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1

2.154 0 1 0 1 0 3 7 10 0 0 1 1 0 4 8 12ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 557

Sumber: ………. (sebutkan)Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

KEMATIAN IBUJUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU

JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH LAHIRHIDUP

JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL

TABEL 7

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 31.451 18 54,55 15 45,45 33 36 64,29 20 35,71 56 10 17,86

2 Lilialy Sawa 8.928 5 83 1 16,67 6 5 71 2 28,57 7 0 0,00

3 Waplau Waplau 11.451 2 40 3 60,00 5 5 50 5 50,00 10 0 0,00

4 Fena Leisela Wamlana 13.288 5 71 2 28,57 7 5 56 4 44,44 9 1 11,11

5 Airbuaya Airbuaya 11.084 4 44 5 55,56 9 6 50 6 50,00 12 1 8,33

6 Teluk Kaiely Kayeli 4.082 2 33 4 66,67 6 2 33 4 66,67 6 0 0,00

7 Batabual Ilath 8.569 2 40 3 60,00 5 2 29 5 71,43 7 1 14,29

8 Waeapo Mako 8.608 2 40 3 60,00 5 5 50 5 50,00 10 2 20,00

Savana Jaya 5.674 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

9 Waelata Waelo 13.267 8 67 4 33,33 12 9 69 4 30,77 13 0 0,00

10 Lolong Guba Lolong Guba 12.419 7 78 2 22,22 9 14 78 4 22,22 18 1 5,56

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 128.821 55 57 42 43 97 89 60 59 40 148 16 11

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK #DIV/0! #DIV/0! 75,30

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK #DIV/0! #DIV/0! 114,89

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 127910

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUKMENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KASUS TB ANAK0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUKJUMLAH KASUS BARU TB BTA+

L PL+P

JUMLAH SELURUHKASUS TB

L PL+P

TABEL 7

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 31.451 18 54,55 15 45,45 33 36 64,29 20 35,71 56 10 17,86

2 Lilialy Sawa 8.928 5 83 1 16,67 6 5 71 2 28,57 7 0 0,00

3 Waplau Waplau 11.451 2 40 3 60,00 5 5 50 5 50,00 10 0 0,00

4 Fena Leisela Wamlana 13.288 5 71 2 28,57 7 5 56 4 44,44 9 1 11,11

5 Airbuaya Airbuaya 11.084 4 44 5 55,56 9 6 50 6 50,00 12 1 8,33

6 Teluk Kaiely Kayeli 4.082 2 33 4 66,67 6 2 33 4 66,67 6 0 0,00

7 Batabual Ilath 8.569 2 40 3 60,00 5 2 29 5 71,43 7 1 14,29

8 Waeapo Mako 8.608 2 40 3 60,00 5 5 50 5 50,00 10 2 20,00

Savana Jaya 5.674 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

9 Waelata Waelo 13.267 8 67 4 33,33 12 9 69 4 30,77 13 0 0,00

10 Lolong Guba Lolong Guba 12.419 7 78 2 22,22 9 14 78 4 22,22 18 1 5,56

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 128.821 55 57 42 43 97 89 60 59 40 148 16 11

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK #DIV/0! #DIV/0! 75,30

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK #DIV/0! #DIV/0! 114,89

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 127910

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUKMENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KASUS TB ANAK0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUKJUMLAH KASUS BARU TB BTA+

L PL+P

JUMLAH SELURUHKASUS TB

L PL+P

TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

TB PARU

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea 146 18 15 33 #DIV/0! #DIV/0! 22,60

2 Lilialy Sawa 39 5 1 6 #DIV/0! #DIV/0! 15,38

3 Waplau Waplau 14 2 3 5 #DIV/0! #DIV/0! 35,71

4 Fena Leisela Wamlana 7 5 2 7 #DIV/0! #DIV/0! 100,00

5 Airbuaya Airbuaya 37 4 5 9 #DIV/0! #DIV/0! 24,32

6 Teluk Kaiely Kayeli 27 2 4 6 #DIV/0! #DIV/0! 22,22

7 Batabual Ilath 41 2 3 5 #DIV/0! #DIV/0! 12,20

8 Waeapo Mako 72 2 3 5 #DIV/0! #DIV/0! 6,94

Savana Jaya 28 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,00

9 Waelata Waelo 72 8 4 12 #DIV/0! #DIV/0! 16,67

10 Lolong Guba Lolong Guba 55 7 2 9 #DIV/0! #DIV/0! 16,36

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 538 55 42 97 #DIV/0! #DIV/0! 18,03

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

% BTA (+)TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK

TABEL 9

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Namlea Namlea 18 14 32 7 38,89 3 21,43 10 31,25 7 38,89 4 28,57 11 34,38 77,78 50,00 65,63 0 1 1

2 Lilialy Sawa 4 4 8 1 25,00 0 0,00 1 12,50 2 50,00 4 100,00 6 75,00 75,00 100,00 87,50 0 0 0

3 Waplau Waplau 2 1 3 1 50,00 0 0,00 1 33,33 0 0,00 1 100,00 1 33,33 50,00 100,00 66,67 0 0 0

4 Fena Leisela Wamlana 3 6 9 0 0,00 1 16,67 1 11,11 2 66,67 5 83,33 7 77,78 66,67 100,00 88,89 0 0 0

5 Airbuaya Airbuaya 2 1 3 0 0,00 1 100,00 1 33,33 1 50,00 1 100,00 2 66,67 50,00 200,00 100,00 0 0 0

6 Teluk Kaiely Kayeli 2 1 3 1 50,00 1 100,00 2 66,67 1 50,00 0 0,00 1 33,33 100,00 100,00 100,00 0 0 0

7 Batabual Ilath 2 5 7 1 50,00 3 60,00 4 57,14 1 50,00 1 20,00 2 28,57 100,00 80,00 85,71 0 0 0

8 Waeapo Mako 15 4 19 9 60,00 3 75,00 12 63,16 2 13,33 0 0,00 2 10,53 73,33 75,00 73,68 0 0 0

Savana Jaya 6 2 8 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 83,33 0 0,00 5 62,50 83,33 0,00 62,50 0 0 0

9 Waelata Waelo 6 1 7 5 83,33 1 100,00 6 85,71 1 16,67 0 0,00 1 14,29 100,00 100,00 100,00 0 1 1

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 60 39 99 25 41,67 13 33,33 38 38,38 22 36,67 16 41,03 38 38,38 78,33 74,36 76,77 0 2 2ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK #DIV/0! #DIV/0! 2

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:

* kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkapJumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

P L + P

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH KEMATIANSELAMA PENGOBATAN

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L L + P

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP(COMPLETE RATE)

L PBTA (+) DIOBATI*

ANGKA KEBERHASILANPENGOBATAN

(SUCCESS RATE/SR)

TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Namlea Namlea 1.954 1.914 3.868 195 191 387 0 0 0 0

2 Lilialy Sawa 538 560 1.098 54 56 110 0 0 0 0,0

3 Waplau Waplau 705 703 1.408 71 70 141 0,0 0,0 0 0,0

4 Fena Leisela Wamlana 818 816 1.634 82 82 163 0,0 0,0 0 0,0

5 Airbuaya Airbuaya 675 688 1.363 68 69 136 0,0 0,0 0 0,0

6 Teluk Kaiely Kayeli 267 235 502 27 24 50 0,0 0,0 0 0

7 Batabual Ilath 534 520 1.054 53 52 105 0,0 0,0 0 0,0

8 Waeapo Mako 500 559 1.059 50 56 106 0,0 0,0 0 0,0

Savana Jaya 343 355 698 34 36 70 0,0 0,0 0 0,0

9 Waelata Waelo 869 763 1.632 87 76 163 0,0 0,0 0 0,0

10 Lolong Guba Lolong Guba 791 737 1.528 79 74 153 0,0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.994 7.850 15.844 799 785 1.584 0 0 0 0 0 0

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAANPENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS

PNEUMONIA PADA BALITAPENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

TABEL 11

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+PPROPORSIKELOMPOK

UMURL P L+P

PROPORSIKELOMPOK

UMURL P L+P L P L+P

PROPORSIKELOMPOK

UMUR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 ≤ 4 TAHUN 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

2 5 - 14 TAHUN 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

3 15 - 19 TAHUN 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

4 20 - 24 TAHUN 2 1 3 33,33 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

5 25 - 49 TAHUN 2 3 5 55,56 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

6 ≥ 50 TAHUN 1 1 11,11 0 #DIV/0! 1 1 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 4 9 0 0 0 1 0 1 0 0 0

PROPORSI JENIS KELAMIN 55,56 44,44 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 0,00 #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

NO KELOMPOK UMUR

H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

TABEL 12

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAHSAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING

TERHADAP HIVL P

POSITIF HIV

L + P L P L + PJUMLAH PENDONOR

TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Namlea Namlea 0 0 31.451 0 0 673 173 #DIV/0! 153 #DIV/0! 326 48

2 Lilialy Sawa 0 0 8.928 0 0 191 71 #DIV/0! 71 #DIV/0! 142 74

3 Waplau Waplau 0 0 11.451 0 0 245 84 #DIV/0! 70 #DIV/0! 154 63

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 13.288 0 0 284 216 #DIV/0! 234 #DIV/0! 450 158

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 11.084 0 0 237 99 #DIV/0! 81 #DIV/0! 180 76

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 4.082 0 0 87 52 #DIV/0! 44 #DIV/0! 96 110

7 Batabual Ilath 0 0 8.569 0 0 183 99 #DIV/0! 124 #DIV/0! 223 122

8 Waeapo Mako 0 0 8.608 0 0 184 21 #DIV/0! 18 #DIV/0! 39 21

Savana Jaya 0 0 5.674 0 0 121 38 #DIV/0! 53 #DIV/0! 91 75

9 Waelata Waelo 0 0 13.267 0 0 284 79 #DIV/0! 59 #DIV/0! 138 49

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 12.419 0 0 266 85 #DIV/0! 51 #DIV/0! 136 51

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 128.821 0 0 2.757 1.017 #DIV/0! 958 #DIV/0! 1.975 71,6ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

976 950 1926Sumber: …………….. (sebutkan)

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

DIAREJUMLAH TARGET

PENEMUANDIARE DITANGANI

TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea 0 14 3 17 14 3 17

2 Lilialy Sawa 0 2 2 4 2 2 4

3 Waplau Waplau 0 1 0 1 1 0 1

4 Fena Leisela Wamlana 0 6 1 7 6 1 7

5 Airbuaya Airbuaya 0 1 1 2 1 1 2

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 2 5 7 2 5 7

7 Batabual Ilath 3 1 4 1 3 4 4 4 8

8 Waeapo Mako 0 4 2 6 4 2 6

Savana Jaya 0 1 0 1 1 0 1

9 Waelata Waelo 2 2 4 8 1 9 10 3 13

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 0 8 8 16 8 8 16

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 3 8 48 26 74 53 29 82

PROPORSI JENIS KELAMIN 62,50 37,50 64,86 35,14 64,63 35,37

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 80,79 46,54 64,11

Sumber: …………….. (sebutkan) 6 2 8 49 32 81 89

PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS BARU

TABEL 15

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8

1 Namlea Namlea 17 4 23,53 0 0,00

2 Lilialy Sawa 4 - 0,00 1 25,00

3 Waplau Waplau 1 - 0,00 0 0,00

4 Fena Leisela Wamlana 7 1 14,29 0 0,00

5 Airbuaya Airbuaya 2 1 50,00 1 50,00

6 Teluk Kaiely Kayeli 7 - 0,00 0 0,00

7 Batabual Ilath 8 - 0,00 0 0,00

8 Waeapo Mako 6 - 0,00 2 33,33

Savana Jaya 1 - 0,00 0 0,00

9 Waelata Waelo 13 3 23,08 1 7,69

10 Lolong Guba Lolong Guba 16 2 12,50 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 82 11 13,41 5 6,10ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 4

Sumber: …………….. (sebutkan) 14 5

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

PENDERITA KUSTA0-14 TAHUN

KASUS BARU

CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITAKUSTA

TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Lilialy Sawa 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Waplau Waplau 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Batabual Ilath 0 0 0 3 0 3 3 0 3

8 Waeapo Mako 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Savana Jaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Waelata Waelo 0 2 2 1 1 2 1 3 4

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 2 2 4 1 5 4 3 7ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,61 0,48 0,55

Sumber: …………….. (sebutkan) 63 65

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS TERCATAT

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Namlea Namlea 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 9 3 12 4 44,44 0 0,00 4 33,33

2 Lilialy Sawa 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 1 100,00 0 #DIV/0! 1 100,00

3 Waplau Waplau 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 0 3 3 100,00 0 #DIV/0! 3 100,00

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 1 2 1 100,00 1 100,00 2 100,00

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 0 2 1 50,00 0 #DIV/0! 1 50,00

7 Batabual Ilath 3 1 4 3 100 1 100 4 100,00 5 0 5 1 20,00 0 #DIV/0! 1 20,00

8 Waeapo Mako 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 12 1 13 8 66,67 0 0,00 8 61,54

Savana Jaya 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

9 Waelata Waelo 2 2 4 2 100 0 0 2 50,00 5 2 7 4 80,00 1 50,00 5 71,43

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 3 8 5 100,0 1 33,3 6 75,00 38 7 45 23 60,53 2 28,57 25 55,56

Sumber: …………….. (sebutkan) 18 6 24 8 3 11 57 17 37

PENDERITA MBaL + P

RFT MBL PL PNO KECAMATAN PUSKESMAS RFT PB

L + PPENDERITA PBa

TABEL 18

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP(NON POLIO)

1 2 3 4 5

1 Namlea Namlea 0

2 Lilialy Sawa 0

3 Waplau Waplau 0

4 Fena Leisela Wamlana 0

5 Airbuaya Airbuaya 0

6 Teluk Kaiely Kayeli 0

7 Batabual Ilath 0

8 Waeapo Mako 0

Savana Jaya 0

9 Waelata Waelo 0

10 Lolong Guba Lolong Guba 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN #DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:45.296

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Lilialy Sawa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Waplau Waplau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Batabual Ilath 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Waeapo Mako 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Savana Jaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Waelata Waelo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)

JUMLAH KASUS MENINGGAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUMJUMLAH KASUS MENINGGAL

PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI

JUMLAH KASUS MENINGGAL

TABEL 20

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Namlea Namlea 9 4 13 0 0 0 0 0 0 02 Lilialy Sawa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 Waplau Waplau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 Fena Leisela Wamlana 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 Airbuaya Airbuaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 Batabual Ilath 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 Waeapo Mako 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Savana Jaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 Waelata Waelo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 9 4 13 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,0

Sumber: …………….. (sebutkan)

JUMLAH KASUS PD3I

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CAMPAKJUMLAH KASUS MENINGGAL

POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

2 Lilialy Sawa 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 Waplau Waplau 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

7 Batabual Ilath 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

8 Waeapo Mako 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Savana Jaya 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

9 Waelata Waelo 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0

Sumber: …………….. (sebutkan)Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMASDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

TABEL 22

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Namlea Namlea 652 630 10 #DIV/0! 3 #DIV/0! 13 2,06 0 0 0 0 0 0

2 Lilialy Sawa 741 728 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 Waplau Waplau 1.389 644 1 #DIV/0! 2 #DIV/0! 3 0,47 0 0 0 0,00 0,00 0,00

4 Fena Leisela Wamlana 1.496 1.496 41 #DIV/0! 21 #DIV/0! 62 4,14 0 0 0 0,00 0 0,00

5 Airbuaya Airbuaya 363 304 9 #DIV/0! 6 #DIV/0! 15 4,93 0 0 0 0,00 0,00 0,00

6 Teluk Kaiely Kayeli 250 250 1 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0,40 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

7 Batabual Ilath 359 358 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

8 Waeapo Mako 634 634 1 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0,16 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0

Savana Jaya 364 364 0 #DIV/0! 1 #DIV/0! 1 0,27 0 0 0 #DIV/0! 0,00 0,00

9 Waelata Waelo 1.233 1.233 0 #DIV/0! 1 #DIV/0! 1 0,08 0 0 0 #DIV/0! 0,00 0

10 Lolong Guba Lolong Guba 1.145 1.088 14 #DIV/0! 9 #DIV/0! 23 2,11 0 0 0 0,00 0,00 0,00

11 RSUD 366 366 2 #DIV/0! 1 #DIV/0! 3 0,82 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 8.992 - - 8.095 79 #DIV/0! 44 #DIV/0! 123 1,52 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)

P L+P

SEDIAAN DARAH DIPERIKSA

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CFRMENINGGALSUSPEK

MALARIA

NO KECAMATAN PUSKESMAS POSITIFL

TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Namlea Namlea 0 0 0 0 0 0

2 Lilialy Sawa 0 0 0 0 0 0

3 Waplau Waplau 0 0 0 0 0 0

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 0 0 0 0

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 0 0 0 0

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 0 0 0 0

7 Batabual Ilath 0 0 0 0 0 0

8 Waeapo Mako 0 0 0 0 0 0

Savana Jaya 0 0 0 0 0 0

9 Waelata Waelo 0 0 0 0 0 0

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0

Sumber: …………….. (sebutkan)Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS

PENDERITA FILARIASIS

TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 0 126 #DIV/0! 523 #DIV/0! 649 #DIV/0! 55 43,65 156 29,83 211 32,511556

2 Lilialy Sawa 0 115 #DIV/0! 399 #DIV/0! 514 #DIV/0! 33 28,70 122 30,58 155 30,155642

3 Waplau Waplau 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

5 Airbuaya Airbuaya 0 65 #DIV/0! 578 #DIV/0! 643 #DIV/0! 5 7,69 126 21,80 131 20,37325

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

7 Batabual Ilath 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

8 Waeapo Mako 0 27 #DIV/0! 82 #DIV/0! 109 #DIV/0! 12 44,44 32 39,02 44 40,366972

Savana Jaya 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

9 Waelata Waelo 0 290 #DIV/0! 2.112 #DIV/0! 2.402 #DIV/0! 70 24,14 476 22,54 546 22,731057

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 623 #DIV/0! 3.694 #DIV/0! 4.317 #DIV/0! 175 28,09 912 24,69 1.087 25,179523

Sumber: …………….. (sebutkan)

LAKI-LAKI +PEREMPUAN

HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN

TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 0 37 #DIV/0! 76 #DIV/0! 113 #DIV/0! 24 64,86 51 67,11 75 66,3716814

2 Lilialy Sawa 0 147 #DIV/0! 396 #DIV/0! 543 #DIV/0! 77 52,38 215 54,29 292 53,7753223

3 Waplau Waplau 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

5 Airbuaya Airbuaya 0 65 #DIV/0! 585 #DIV/0! 650 #DIV/0! 16 24,62 302 51,62 318 48,9230769

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

7 Batabual Ilath 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

8 Waeapo Mako 0 37 #DIV/0! 82 #DIV/0! 119 #DIV/0! 12 32,43 30 36,59 42 35,2941176

Savana Jaya 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

9 Waelata Waelo 0 289 #DIV/0! 2.113 #DIV/0! 2.402 #DIV/0! 23 7,96 669 31,66 692 28,8093256

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 575 #DIV/0! 3.252 #DIV/0! 3.827 #DIV/0! 152 26,43 1.267 38,96 1.419 37,0786517

Sumber: …………….. (sebutkan)

OBESITAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMASDAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15

TAHUN

DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Namlea Namlea #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

2 Lilialy Sawa #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 Waplau Waplau #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

5 Airbuaya Airbuaya #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

6 Teluk Kaiely Kayeli #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

7 Batabual Ilath #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

8 Waeapo Mako 34 #DIV/0! 2 5,88 0,00

Savana Jaya #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

9 Waelata Waelo #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 Lolong Guba Lolong Guba #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 34 #DIV/0! 2 5,88 0 0,00

Sumber: …………….. (sebutkan)Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

CBE: Clinical Breast Examination

PEMERIKSAAN LEHER RAHIMDAN PAYUDARA TUMOR/BENJOLAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS PEREMPUANUSIA 30-50 TAHUN

IVA POSITIF

TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN

DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P 0-7

HARI8-28HARI

1-11BLN

1-4THN

5-9THN

10-14THN

15-19THN

20-44THN

45-54THN

55-59THN

60-69THN

70+THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: ………………… (sebutkan)

JUMLAH PENDUDUKTERANCAM

JUMLAHKEC

YANG TERSERANG

2016

WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITAJUMLAH

DESA/KEL

CFR (%)NO JENIS KEJADIAN

LUAR BIASA

ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIAN

TABEL 28

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6

1 Namlea Namlea #DIV/0!

2 Lilialy Sawa #DIV/0!

3 Waplau Waplau #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana #DIV/0!

5 Airbuaya Airbuaya #DIV/0!

6 Teluk Kaiely Kayeli #DIV/0!

7 Batabual Ilath #DIV/0!

8 Waeapo Mako #DIV/0!

Savana Jaya #DIV/0!

9 Waelata Waelo #DIV/0!

10 Lolong Guba Lolong Guba #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 #DIV/0!

Sumber: ………………….. (sebutkan)

KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

TABEL 29

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Namlea Namlea 796 644 80,9 514 64,6 760 464 61,1 400 52,6 463 60,92105

2 Lilialy Sawa 226 175 77,4 160 70,8 216 133 61,6 157 72,7 159 73,61111

3 Waplau Waplau 290 155 53,4 131 45,2 277 148 53,4 152 54,9 154 55,59567

4 Fena Leisela Wamlana 336 285 84,8 239 71,1 321 202 62,9 183 57,0 212 66,04361

5 Airbuaya Airbuaya 280 195 69,6 178 63,6 268 173 64,6 162 60,4 177 66,04478

6 Teluk Kaiely Kayeli 103 77 74,8 62 60,2 99 77 77,8 65 65,7 77 77,77778

7 Batabual Ilath 217 186 85,7 183 84,3 207 128 61,8 121 58,5 126 60,86957

8 Waeapo Mako 218 180 82,6 163 74,8 208 166 79,8 165 79,3 168 80,76923

Savana Jaya 144 137 95,1 105 72,9 137 107 78,1 99 72,3 110 80,29197

9 Waelata Waelo 336 309 92,0 292 86,9 320 266 83,1 242 75,6 274 85,625

10 Lolong Guba Lolong Guba 314 278 88,5 264 84,1 300 185 61,7 218 72,7 236 78,66667

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.260 2.621 80,4 2.291 70,3 3.113 2.049 65,8 1.964 63,1 2.156 69,257951954

Sumber: ………. (sebutkan)

KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMILPERSALINAN

DITOLONG NAKESMENDAPAT

YANKES NIFASIBU NIFAS

MENDAPAT VIT AJUMLAH K1 K4NO

TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Namlea Namlea 796 502 63,1 423 53,1 126 15,8 52 6,5 55 6,9 656 82,4

2 Lilialy Sawa 226 145 64,2 44 19,5 42 18,6 66 29,2 38 16,8 190 84,1

3 Waplau Waplau 290 107 36,9 113 39,0 16 5,5 28 9,7 22 7,6 179 61,7

4 Fena Leisela Wamlana 336 220 65,5 112 33,3 67 19,9 75 22,3 50 14,9 304 90,5

5 Airbuaya Airbuaya 280 127 45,4 123 43,9 80 28,6 26 9,3 15 5,4 244 87,1

6 Teluk Kaiely Kayeli 103 73 70,9 31 30,1 15 14,6 11 10,7 9 8,7 66 64,1

7 Batabual Ilath 217 174 80,2 57 26,3 99 45,6 21 9,7 18 8,3 195 89,9

8 Waeapo Mako 218 150 68,8 59 27,1 64 29,4 61 28,0 9 4,1 193 88,5

Savana Jaya 144 107 74,3 21 14,6 40 27,8 35 24,3 39 27,1 135 93,8

9 Waelata Waelo 336 296 88,1 171 50,9 78 23,2 32 9,5 24 7,1 305 90,8

10 Lolong Guba Lolong Guba 314 247 78,7 96 30,6 99 31,5 65 20,7 35 11,1 295 93,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.260 2.148 65,9 1.250 38,3 726 22,3 472 14,5 314 9,6 2.762 84,7

Sumber: …………….. (sebutkan) 3852 1318 1010 525 250 162 1.947 bps

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU

HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Namlea Namlea 8.177 457 5,6 371 4,5 99 1,2 19 0,2 22 0,3

2 Lilialy Sawa 2.321 120 5,2 115 5,0 146 6,3 107 4,6 84 3,6

3 Waplau Waplau 3.000 173 5,8 102 3,4 32 1,1 1 0,0 7 0,2

4 Fena Leisela Wamlana 3.454 46 1,3 15 0,4 51 1,5 30 0,9 20 0,6

5 Airbuaya Airbuaya 2.881 154 5,3 100 3,5 12 0,4 2 0,1 0 -

6 Teluk Kaiely Kayeli 1.061 23 2,2 16 1,5 9 0,8 2 0,2 2 0,2

7 Batabual Ilath 2.227 70 3,1 37 1,7 15 0,7 13 0,6 0 -

8 Waeapo Mako 2.238 32 1,4 31 1,4 84 3,8 98 4,4 67 3,0

Savana Jaya 3.449 77 2,2 55 1,6 31 0,9 22 0,6 12 0,3

9 Waelata Waelo 1.475 154 10,4 127 8,6 80 5,4 21 1,4 14 0,9

10 Lolong Guba Lolong Guba 3.228 306 9,5 265 8,2 354 11,0 249 7,7 173 5,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 33.511 1.612 4,8 1.234 3,7 913 2,7 564 1,7 401 1,2

Sumber: …………….. (sebutkan) 24002 293 224 392 314 239

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH WUS(15-39 TAHUN)

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS

TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Namlea Namlea 796 427 53,6 256 32,16

2 Lilialy Sawa 226 172 76,1 152 67,26

3 Waplau Waplau 290 155 53,4 131 45,17

4 Fena Leisela Wamlana 336 254 75,6 237 70,54

5 Airbuaya Airbuaya 280 195 69,6 173 61,79

6 Teluk Kaiely Kayeli 103 77 74,8 62 60,19

7 Batabual Ilath 217 174 80,2 157 72,35

8 Waeapo Mako 218 180 82,6 164 75,23

Savana Jaya 144 128 88,9 100 69,44

9 Waelata Waelo 336 309 92,0 270 80,36

10 Lolong Guba Lolong Guba 314 278 88,5 264 84,08

JUMLAH (KAB/KOTA) 3260 2.349 72,1 1.966 60,31

Sumber: ……………… (sebutkan)

KECAMATAN JUMLAHIBU HAMILNO PUSKESMAS

TABEL 33

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

S % L P L + P L P L + P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Namlea Namlea 796 159 129 81,0302 462 - - 69 #DIV/0! #DIV/0! 16 23,1

2 Lilialy Sawa 226 45 25 55,3 157 - - 24 #DIV/0! #DIV/0! 16 67,9

3 Waplau Waplau 290 58 14 24,1 150 - - 23 #DIV/0! #DIV/0! 11 48,9

4 Fena Leisela Wamlana 336 67 8 11,9 214 - - 32 #DIV/0! #DIV/0! 17 53,0

5 Airbuaya Airbuaya 280 56 18 32,1 177 - - 27 #DIV/0! #DIV/0! 9 33,9

6 Teluk Kaiely Kayeli 103 21 1 4,9 77 - - 12 #DIV/0! #DIV/0! 2 17,3

7 Batabual Ilath 217 43 12 27,6 126 - - 19 #DIV/0! #DIV/0! - 0,0

8 Waeapo Mako 218 44 39 89,4495 169 - - 25 #DIV/0! #DIV/0! 26 102,6

Savana Jaya 144 29 21 72,9167 112 - - 17 #DIV/0! #DIV/0! 11 65,5

9 Waelata Waelo 336 67 59 87,8 273 - - 41 #DIV/0! #DIV/0! 16 39,1

10 Lolong Guba Lolong Guba 314 63 15 23,9 237 - - 36 #DIV/0! #DIV/0! 13 36,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.260 652 341 52,3006 - - 2.154 - - 323 - #DIV/0! - #DIV/0! 137 42,4

Sumber: ……………… (sebutkan) 3852

131 773

L + PL P

PENANGANANKOMPLIKASIKEBIDANAN

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATALMENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATAN JUMLAHIBU HAMIL

JUMLAH LAHIR HIDUPPERKIRAAN

BUMILDENGAN

KOMPLIKASIKEBIDANAN

PERKIRAAN NEONATALKOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

TABEL 34

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

PESERTA KB AKTIFMKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KON

DOM % SUNTIK % PIL % OBAT

VAGINA % LAINNYA % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Namlea Namlea 11 0,3 1 0,0 29 0,7 296 6,9 337 7,8 10 0,2 3.039 70,7 912 21,2 0 0,0 0 0,0 3.961 92,2 4.298 100,0

2 Lilialy Sawa 0 0,0 0 0,0 10 1,1 8 0,9 18 2,0 10 1,1 796 87,6 85 9,4 0 0,0 0 0,0 891 98,0 909 100,0

3 Waplau Waplau 0 0,0 0 0,0 18 2,0 95 10,5 113 12,5 2 0,2 706 78,3 81 9,0 0 0,0 0 0,0 789 87,5 902 100,0

4 Fena Leisela Wamlana 0 0,0 0 0,0 0 0,0 52 5,8 52 5,8 0 0,0 589 65,4 259 28,8 0 0,0 0 0,0 848 94,2 900 100,0

5 Airbuaya Airbuaya 3 0,4 0 0,0 5 0,7 122 16,3 130 17,4 1 0,1 539 72,2 77 10,3 0 0,0 0 0,0 617 82,6 747 100,0

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0,0 0 0,0 2 0,6 21 5,8 23 6,4 0 0,0 286 79,0 53 14,6 0 0,0 0 0,0 339 93,6 362 100,0

7 Batabual Ilath 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 616 79,9 155 20,1 0 0,0 0 0,0 771 100,0 771 100,0

8 Waeapo Mako 15 1,2 0,0 8 0,6 499 38,7 522 40,5 3 0,2 582 45,2 181 14,1 0 0,0 0 0,0 766 59,5 1.288 100,0

Savana Jaya 0 0,0 1 0,1 3 0,4 61 8,3 65 8,8 1 0,1 584 79,3 86 11,7 0 0,0 0 0,0 671 91,2 736 100,0

9 Waelata Waelo 30 1,6 3 0,2 11 0,6 862 45,9 906 48,3 10 0,5 773 41,2 187 10,0 0 0,0 0 0,0 970 51,7 1.876 100,0

10 Lolong Guba Lolong Guba 7 0,5 5 0,4 14 1,1 308 24,0 334 26,0 8 0,6 818 63,8 123 9,6 0 0,0 0 0,0 949 74,0 1.283 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 66 0,5 10 0,1 100 0,7 2.324 16,5 2.500 17,8 45 0,3 9.328 66,3 2.199 15,6 0 0,0 0 0,0 11.572 82,2 14.072 100,0

Sumber: ……………….. (sebutkan) 328 51 137 2292 2.808 191 10004 5306 0 0 15.501 18.309 142,45%Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MKJP +NONMKJP

% MKJP +NON MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP

TABEL 35

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

PESERTA KB BARUMKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % OBATVAGINA % LAIN

NYA % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Namlea Namlea 0 0,0 1 0,3 1 0,3 39 9,9 41 10,4 1 0,3 270 68,5 82 20,8 0 0,0 0 0,0 353 89,6 394 100,0

2 Lilialy Sawa 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 43 75,4 14 24,6 0 0,0 0 0,0 57 100,0 57 100,0

3 Waplau Waplau 0 0,0 0 0,0 0 0,0 21 23,6 21 23,6 0 0,0 61 68,5 7 7,9 0 0,0 0 0,0 68 76,4 89 100,0

4 Fena Leisela Wamlana 0 0,0 0 0,0 0 0,0 22 14,2 22 14,2 0 0,0 88 56,8 45 29,0 0 0,0 0 0,0 133 85,8 155 100,0

5 Airbuaya Airbuaya 0 0,0 0 0,0 0 0,0 33 21,7 33 21,7 0 0,0 104 68,4 15 9,9 0 0,0 0 0,0 119 78,3 152 100,0

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 1,1 1 1,1 0 0,0 70 76,1 21 22,8 0 0,0 0 0,0 91 98,9 92 100,0

7 Batabual Ilath 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0,8 99 75,0 32 24,2 0 0,0 0 0,0 132 100,0 132 100,0

8 Waeapo Mako 4 1,8 0 0,0 0 0,0 47 20,8 51 22,6 0 0,0 122 54,0 53 23,5 0 0,0 0 0,0 175 77,4 226 100,0

Savana Jaya 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 1,7 2 1,7 1 0,8 113 95,0 3 2,5 0 0,0 0 0,0 117 98,3 119 100,0

9 Waelata Waelo 1 0,4 5 1,8 2 0,7 118 42,9 126 45,8 0 0,0 113 41,1 36 13,1 0 0,0 0 0,0 149 54,2 275 100,0

10 Lolong Guba Lolong Guba 2 0,9 0 0,0 0 0,0 51 23,7 53 24,7 0 0,0 150 69,8 12 5,6 0 0,0 0 0,0 162 75,3 215 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 7 0,4 6 0,3 3 0,2 334 17,5 350 18,4 3 0,2 1.233 64,7 320 16,8 0 0,0 0 0,0 1.556 81,6 1.906 100,0

Sumber: ……………….. (sebutkan) 13 0 1 1950 1.964 57 2100 1250 0 0 3.407 5.371 57,20%Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NON MKJP MKJP +NONMKJP

% MKJP +NON MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

PESERTA KB BARUJUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Namlea Namlea 5.657 394 7,0 4.298 76,0

2 Lilialy Sawa 1.607 57 3,5 909 56,6

3 Waplau Waplau 2.061 89 4,3 902 43,8

4 Fena Leisela Wamlana 2.329 155 6,7 900 38,6

5 Airbuaya Airbuaya 1.995 152 7,6 747 37,4

6 Teluk Kaiely Kayeli 734 92 12,5 362 49,3

7 Batabual Ilath 1.542 132 8,6 771 50,0

8 Waeapo Mako 1.549 226 14,6 1.288 83,2

Savana Jaya 1.021 119 11,7 736 72,1

9 Waelata Waelo 2.388 275 11,5 1.876 78,6

10 Lolong Guba 2.235 215 9,6 1.283 57,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 23.118 1.906 8,2 14.072 60,924365 5371 57,2 18309 142,45 bkkbn

Sumber: …………….. (sebutkan)23180 446 ok

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 37

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 462 #DIV/0! #DIV/0! 464 100,4 #DIV/0! #DIV/0! 2 0,4

2 Lilialy Sawa 157 #DIV/0! #DIV/0! 133 84,7 #DIV/0! #DIV/0! 4 3,0

3 Waplau Waplau 150 #DIV/0! #DIV/0! 148 98,7 #DIV/0! #DIV/0! 0 0,0

4 Fena Leisela Wamlana 214 #DIV/0! #DIV/0! 202 94,4 #DIV/0! #DIV/0! 0 0,0

5 Airbuaya Airbuaya 177 #DIV/0! #DIV/0! 173 97,7 #DIV/0! #DIV/0! 3 1,7

6 Teluk Kaiely Kayeli 77 #DIV/0! #DIV/0! 77 100,0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0,0

7 Batabual Ilath 126 #DIV/0! #DIV/0! 128 101,6 #DIV/0! #DIV/0! 0 0,0

8 Waeapo Mako 169 #DIV/0! #DIV/0! 166 98,2 #DIV/0! #DIV/0! 3 1,8

Savana Jaya 112 #DIV/0! #DIV/0! 107 95,5 #DIV/0! #DIV/0! 5 4,7

9 Waelata Waelo 273 #DIV/0! #DIV/0! 266 97,4 #DIV/0! #DIV/0! 4 1,5

10 Lolong Guba 237 #DIV/0! #DIV/0! 185 78,1 #DIV/0! #DIV/0! 6 3,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.154 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2.049 95,1 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 27 1,3

Sumber: ………. (sebutkan)

LBAYI BARU LAHIR DITIMBANG

PNO KECAMATAN PUSKESMAS

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P LL + P L + PBBLR

JUMLAH LAHIR HIDUP

TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 0 0 462 #DIV/0! #DIV/0! 458 99,1 #DIV/0! #DIV/0! 454 98,3

2 Lilialy Sawa 0 0 157 #DIV/0! #DIV/0! 156 99,4 #DIV/0! #DIV/0! 137 87,3

3 Waplau Waplau 0 0 150 #DIV/0! #DIV/0! 145 96,7 #DIV/0! #DIV/0! 144 96,0

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 214 #DIV/0! #DIV/0! 214 100,0 #DIV/0! #DIV/0! 137 64,0

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 177 #DIV/0! #DIV/0! 173 97,7 #DIV/0! #DIV/0! 161 91,0

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 77 #DIV/0! #DIV/0! 76 98,7 #DIV/0! #DIV/0! 71 92,2

7 Batabual Ilath 0 0 126 #DIV/0! #DIV/0! 126 100,0 #DIV/0! #DIV/0! 104 82,5

8 Waeapo Mako 0 0 169 #DIV/0! #DIV/0! 167 98,8 #DIV/0! #DIV/0! 168 99,4

Savana Jaya 0 0 112 #DIV/0! #DIV/0! 116 103,6 #DIV/0! #DIV/0! 103 92,0

9 Waelata Waelo 0 0 273 #DIV/0! #DIV/0! 272 99,6 #DIV/0! #DIV/0! 273 100,0

10 Lolong Guba 0 0 237 #DIV/0! #DIV/0! 236 99,6 #DIV/0! #DIV/0! 214 90,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 2.154 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2.139 99,3 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1.966 91,3

Sumber: ………. (sebutkan)

JUMLAH LAHIR HIDUPNO KECAMATAN PUSKESMAS P L + PKUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)

P L + PLKUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)L

TABEL 39

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea 530 #DIV/0! #DIV/0! 354 66,8

2 Lilialy Sawa 285 #DIV/0! #DIV/0! 209 73,3

3 Waplau Waplau 255 #DIV/0! #DIV/0! 100 39,2

4 Fena Leisela Wamlana 798 #DIV/0! #DIV/0! 165 20,7

5 Airbuaya Airbuaya 221 #DIV/0! #DIV/0! 108 48,9

6 Teluk Kaiely Kayeli 68 #DIV/0! #DIV/0! 31 45,6

7 Batabual Ilath 203 #DIV/0! #DIV/0! 110 54,2

8 Waeapo Mako 169 #DIV/0! #DIV/0! 124 73,4

Savana Jaya 112 #DIV/0! #DIV/0! 57 50,9

9 Waelata Waelo 350 #DIV/0! #DIV/0! 127 36,3

10 Lolong Guba 271 #DIV/0! #DIV/0! 132 48,7

JUMLAH (KAB/KOTA) - - 3.262 - #DIV/0! - #DIV/0! 1.517 46,5

Sumber: ……………… (sebutkan) 1103

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFUSIA 0-6 BULAN

L + P

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATANJUMLAH BAYI

0-6 BULANPUSKESMAS L P

TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea 723 #DIV/0! #DIV/0! 607 84,0

2 Lilialy Sawa 205 #DIV/0! #DIV/0! 174 84,9

3 Waplau Waplau 263 #DIV/0! #DIV/0! 205 77,9

4 Fena Leisela Wamlana 306 #DIV/0! #DIV/0! 154 50,3

5 Airbuaya Airbuaya 255 #DIV/0! #DIV/0! 91 35,7

6 Teluk Kaiely Kayeli 94 #DIV/0! #DIV/0! 79 84,0

7 Batabual Ilath 197 #DIV/0! #DIV/0! 182 92,4

8 Waeapo Mako 198 #DIV/0! #DIV/0! 154 77,8

Savana Jaya 131 #DIV/0! #DIV/0! 116 88,5

9 Waelata Waelo 305 #DIV/0! #DIV/0! 250 82,0

10 Lolong Guba 286 #DIV/0! #DIV/0! 235 82,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 2.963 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2.247 75,8

Sumber: ………. (sebutkan)

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYIPELAYANAN KESEHATAN BAYI

TABEL 41

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

1 2 3 4 5 6

1 Namlea Namlea 6 1 16,7

2 Lilialy Sawa 4 4 100,0

3 Waplau Waplau 10 8 80,0

4 Fena Leisela Wamlana 12 - -

5 Airbuaya Airbuaya 10 - -

6 Teluk Kaiely Kayeli 5 - -

7 Batabual Ilath 5 - -

8 Waeapo Mako 4 4 100,0

Savana Jaya 5 5 100,0

9 Waelata Waelo 10 10 100,0

10 Lolong Guba 11 11 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 82 43 52,4

Sumber: …………….. (sebutkan)

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

% DESA/KELURAHANUCINO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH

DESA/KELURAHANDESA/KELURAHAN

UCI

TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

BAYI DIIMUNISASIHb < 7 hari BCG

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 0 0 462 245 #DIV/0! 177 #DIV/0! 422 91,34 336 #DIV/0! 344 #DIV/0! 680 147,19

2 Lilialy Sawa 0 0 157 61 #DIV/0! 65 #DIV/0! 126 80,25 92 #DIV/0! 77 #DIV/0! 169 107,64

3 Waplau Waplau 0 0 150 30 #DIV/0! 23 #DIV/0! 53 35,33 105 #DIV/0! 77 #DIV/0! 182 121,33

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 214 77 #DIV/0! 67 #DIV/0! 144 67,29 87 #DIV/0! 70 #DIV/0! 157 73,36

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 177 56 #DIV/0! 54 #DIV/0! 110 62,15 94 #DIV/0! 104 #DIV/0! 198 111,86

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 77 28 #DIV/0! 19 #DIV/0! 47 61,04 28 #DIV/0! 21 #DIV/0! 49 63,64

7 Batabual Ilath 0 0 126 24 #DIV/0! 22 #DIV/0! 46 36,51 80 #DIV/0! 61 #DIV/0! 141 111,90

8 Waeapo Mako 0 0 169 83 #DIV/0! 83 #DIV/0! 166 98,22 93 #DIV/0! 93 #DIV/0! 186 110,06

Savana Jaya 0 0 112 72 #DIV/0! 51 #DIV/0! 123 109,82 73 #DIV/0! 68 #DIV/0! 141 125,89

9 Waelata Waelo 0 0 273 140 #DIV/0! 117 #DIV/0! 257 94,14 157 #DIV/0! 133 #DIV/0! 290 106,23

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0 237 75 #DIV/0! 75 #DIV/0! 150 63,29 112 #DIV/0! 137 #DIV/0! 249 105,06

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 2154 891 #DIV/0! 753 #DIV/0! 1644 76,32 1257 #DIV/0! 1185 #DIV/0! 2442 113,37

Sumber: …………….. (sebutkan) 3124 799 682 1481 1295 1168 2463

L + P L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH LAHIR HIDUPL P

TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

BAYI DIIMUNISASIDPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Namlea Namlea 316 387 703 324 103 339 88 663 94 350 110,759 314 81,137 664 94,4523 336 106,329 438 113,178 774 110,1 262 82,9114 229 59,1731 491 69,8435

2 Lilialy Sawa 89 110 199 91 102 77 70 168 84 99 111,236 85 77,2727 184 92,4623 97 108,989 105 95,4545 202 101,508 97 108,989 116 105,455 213 107,035

3 Waplau Waplau 116 142 258 96 83 125 88 221 86 96 82,7586 112 78,8732 208 80,6202 94 81,0345 79 55,6338 173 67,0543 162 139,655 106 74,6479 268 103,876

4 Fena Leisela Wamlana 133 163 296 52 39 91 56 143 48 50 37,594 53 32,5153 103 34,7973 47 35,3383 48 29,4479 95 32,0946 36 27,0677 30 18,4049 66 22,2973

5 Airbuaya Airbuaya 111 136 247 83 75 128 94 211 85 83 74,7748 84 61,7647 167 67,6113 72 64,8649 57 41,9118 129 52,2267 52 46,8468 40 29,4118 92 37,247

6 Teluk Kaiely Kayeli 41 49 90 33 80 43 88 76 84 33 80,4878 39 79,5918 72 80 25 60,9756 33 67,3469 58 64,4444 34 58,6207 46 65,7143 80 88,8889

7 Batabual Ilath 88 106 194 105 119 88 83 193 99 96 109,091 88 83,0189 184 94,8454 93 105,682 86 81,1321 179 92,268 77 88,5057 85 80,9524 162 83,5052

8 Waeapo Mako 87 105 192 89 102 86 82 175 91 90 103,448 83 79,0476 173 90,1042 68 78,1609 78 74,2857 146 76,0417 34 25,5639 28 17,284 62 32,2917

Savana Jaya 58 70 128 57 98 57 81 114 89 56 96,5517 57 81,4286 113 88,2813 91 156,897 59 84,2857 150 117,188 58 46,7742 70 46,0526 128 100

9 Waelata Waelo 133 162 295 109 82 128 79 237 80 115 86,4662 125 77,1605 240 81,3559 108 81,203 118 72,8395 226 76,6102 132 150 141 133,019 273 92,5424

10 Lolong Guba Lolong Guba 124 152 276 159 128 105 69 264 96 146 117,742 125 82,2368 271 98,1884 147 118,548 105 69,0789 252 91,3043 155 378,049 118 240,816 273 98,913

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.296 1.582 2.878 1.198 92 1.267 80 2.465 86 1.214 93,6728 1.165 73,641 2.379 82,6616 1.178 90,8951 1.206 76,2326 2.384 82,8353 1.099 84,7994 1.009 63,78 2.108 73,2453

Sumber: …………….. (sebutkan) 1575 1549 3124 1188 1088 1214 1111 1178 1076 1017 1009Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI

(SURVIVING INFANT)L P L + PL P L + PL + P L P L + P L P

TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

L P L+P S Ʒ % S % S % L P L+P S Ʒ % S % S % L P L+P S Ʒ % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 7 8 9 10 20 21 22 23 24 7 8 9 10 29 30

1 Namlea Namlea - - 723 #DIV/0! #DIV/0! 383 52,97 3.145 #DIV/0! #DIV/0! 4.453 141,59 - - 3.868 #DIV/0! #DIV/0! 4.863 125,72

2 Lilialy Sawa - - 205 #DIV/0! #DIV/0! 508 247,80 893 #DIV/0! #DIV/0! 2.302 257,84 - - 1.098 #DIV/0! #DIV/0! 2.610 237,75

3 Waplau Waplau - - 263 #DIV/0! #DIV/0! 181 68,82 1.145 #DIV/0! #DIV/0! 1.381 120,60 - - 1.408 #DIV/0! #DIV/0! 1.562 110,93

4 Fena Leisela Wamlana - - 306 #DIV/0! #DIV/0! 302 98,69 1.329 #DIV/0! #DIV/0! 1.440 108,37 - - 1.635 #DIV/0! #DIV/0! 1.742 106,56

5 Airbuaya Airbuaya - - 255 #DIV/0! #DIV/0! 110 43,14 1.108 #DIV/0! #DIV/0! 2.146 193,61 - - 1.363 #DIV/0! #DIV/0! 2.256 165,47

6 Teluk Kaiely Kayeli - - 94 #DIV/0! #DIV/0! 45 47,87 408 #DIV/0! #DIV/0! 501 122,73 - - 502 #DIV/0! #DIV/0! 546 108,72

7 Batabual Ilath - - 197 #DIV/0! #DIV/0! 31 15,74 857 #DIV/0! #DIV/0! 615 71,77 - - 1.054 #DIV/0! #DIV/0! 646 61,30

8 Waeapo Mako - - 198 #DIV/0! #DIV/0! 157 79,29 861 #DIV/0! #DIV/0! 1.246 144,75 - - 1.059 #DIV/0! #DIV/0! 1.403 132,51

Savana Jaya - - 131 #DIV/0! #DIV/0! 66 50,38 567 #DIV/0! #DIV/0! 764 134,65 - - 698 #DIV/0! #DIV/0! 830 118,84

9 Waelata Waelo - - 305 #DIV/0! #DIV/0! 193 63,28 1.327 #DIV/0! #DIV/0! 2.149 161,98 - - 1.632 #DIV/0! #DIV/0! 2.342 143,53

10 Lolong Guba - - 286 #DIV/0! #DIV/0! 265 92,66 1.242 #DIV/0! #DIV/0! 1.465 117,96 - - 1.528 #DIV/0! #DIV/0! 1.730 113,23

JUMLAH (KAB/KOTA) - - 2.963 - #DIV/0! - #DIV/0! 2.241 75,63 - - 12.882 - #DIV/0! - #DIV/0! 18.462 143,32 - - 15.845 - #DIV/0! - #DIV/0! 20.530 129,57

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun

dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus

MENDAPAT VIT AJUMLAH

PMENDAPAT VIT A

LL PL + PJUMLAH

L + PMENDAPAT VIT ANO KECAMATAN PUSKESMAS

L + PJUMLAH BAYI

PL

TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

2 Lilialy Sawa 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

3 Waplau Waplau 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

7 Batabual Ilath 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

8 Waeapo Mako 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

Savana Jaya 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

9 Waelata Waelo 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

10 Lolong Guba 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

Sumber: ………. (sebutkan)

P L+PNO KECAMATAN PUSKESMAS

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)JUMLAH BADUTADILAPORKAN (S)

DITIMBANG BGMJUMLAH (D) % (D/S) L

TABEL 46

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea 3.145 #DIV/0! #DIV/0! 734 23,3

2 Lilialy Sawa 893 #DIV/0! #DIV/0! 529 59,3

3 Waplau Waplau 1.145 #DIV/0! #DIV/0! 373 32,6

4 Fena Leisela Wamlana 1.329 #DIV/0! #DIV/0! 214 16,1

5 Airbuaya Airbuaya 1.108 #DIV/0! #DIV/0! 281 25,4

6 Teluk Kaiely Kayeli 408 #DIV/0! #DIV/0! 167 40,9

7 Batabual Ilath 857 #DIV/0! #DIV/0! 257 30,0

8 Waeapo Mako 861 #DIV/0! #DIV/0! 426 49,5

Savana Jaya 567 #DIV/0! #DIV/0! 318 56,0

9 Waelata Waelo 1.327 #DIV/0! #DIV/0! 275 20,7

10 Lolong Guba 1.242 #DIV/0! #DIV/0! 242 19,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 12.882 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 3.816 29,6

Sumber: ………. (sebutkan)

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P L + PMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH

TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Namlea Namlea 1.954 1.914 3.868 1.065 1.125 2.190 54,5 58,8 56,6 5 0,5 6 0,5 11 0,5

2 Lilialy Sawa 538 560 1.098 391 378 769 72,7 68 70,0 4 1,0 3 0,8 7 0,9

3 Waplau Waplau 705 703 1.408 196 203 399 27,8 29 28,3 1 0,5 1 0,5 2 0,5

4 Fena Leisela Wamlana 818 816 1.634 172 184 356 21,0 23 21,8 3 1,7 2 1,1 5 1,4

5 Airbuaya Airbuaya 675 688 1.363 489 500 989 72,4 73 72,6 2 0,4 2 0,4 4 0,4

6 Teluk Kaiely Kayeli 267 235 502 81 79 160 30,3 34 31,9 2 2,5 2 2,5 4 2,5

7 Batabual Ilath 534 520 1.054 210 213 423 39,3 41 40,1 3 1,4 5 2,3 8 1,9

8 Waeapo Mako 500 559 1.059 255 222 477 51,0 40 45,0 2 0,8 3 1,4 5 1,0

Savana Jaya 343 355 698 250 242 492 72,9 68 70,5 7 2,8 8 3,3 15 3,0

9 Waelata Waelo 869 763 1.632 342 366 708 39,4 48 43,4 4 1,2 5 1,4 9 1,3

10 Lolong Guba Lolong Guba 791 737 1.528 336 310 646 42,5 42 42,3 1 0,3 3 1,0 4 0,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.994 7.850 15.844 3.787 3.822 7.609 47,4 49 48,0 34 0,9 40 1,0 74 1,0

Sumber: laporan rutin bulanan gizi, sie. Kesga Dinkes Buru

JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA

DILAPORKAN (S)

BALITA

L+PBGM

L PDITIMBANG

TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

KASUS BALITA GIZI BURUK

L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

2 Lilialy Sawa - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

3 Waplau Waplau - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana 1 #DIV/0! #DIV/0! 1 100,0

5 Airbuaya Airbuaya - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

6 Teluk Kaiely Kayeli 1 #DIV/0! #DIV/0! 1 100,0

7 Batabual Ilath - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

8 Waeapo Mako - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

Savana Jaya - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

9 Waelata Waelo - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

10 Lolong Guba 3 #DIV/0! #DIV/0! 3 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) - - 5 - #DIV/0! - #DIV/0! 5 100,0

Sumber: ……………… (sebutkan)

P L + PMENDAPAT PERAWATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS LJUMLAH DITEMUKAN

TABEL 49

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Namlea Namlea 2.447 2.277 4.724 368 15,0 318 14,0 686 14,5 17 17 100,00

2 Lilialy Sawa 721 610 1.331 60 8,3 64 10,5 124 9,3 7 7 100,00

3 Waplau Waplau 1.004 884 1.888 116 11,6 98 11,1 214 11,3 17 14 82,35

4 Fena Leisela Wamlana 1.191 1.083 2.274 79 6,6 80 7,4 159 7,0 22 10 45,45

5 Airbuaya Airbuaya 990 940 1.930 111 11,2 121 12,9 232 12,0 14 11 78,57

6 Teluk Kaiely Kayeli 315 285 600 42 13,3 79 27,7 121 20,2 8 6 75,00

7 Batabual Ilath 705 662 1.367 92 13,0 98 14,8 190 13,9 9 9 100,00

8 Waeapo Mako 450 411 861 71 15,8 74 18,0 145 16,8 8 8 100,00

Savana Jaya 141 133 274 63 44,7 62 46,6 125 45,6 7 7 100,00

9 Waelata Waelo 872 759 1.631 110 12,6 94 12,4 204 12,5 14 14 100,00

10 Lolong Guba 821 770 1.591 0,0 0,0 0 0,0 20 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 9.657 8.814 18.471 1.112 11,5 1.088 12,3 2.200 11,9 143 103 72,03CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 11,5 12,3 11,9

Sumber: ………. (sebutkan)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)L P L + P

SD DAN SETINGKAT

JUMLAH

MENDAPATPELAYANANKESEHATAN

(PENJARINGAN)

%

TABEL 50

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGITETAP

RASIO TUMPATAN/PENCABUTAN

1 2 3 4 5 6

1 Namlea Namlea 22 137 0,2

2 Lilialy Sawa #DIV/0!

3 Waplau Waplau 15 95 0,2

4 Fena Leisela Wamlana #DIV/0!

5 Airbuaya Airbuaya 9 71 0,1

6 Teluk Kaiely Kayeli #DIV/0!

7 Batabual Ilath #DIV/0!

8 Waeapo Mako #DIV/0!

Savana Jaya #DIV/0!

9 Waelata Waelo #DIV/0!

10 Lolong Guba #DIV/0!

JUMLAH (KAB/ KOTA) 46 303 0,2

Sumber: …………… (sebutkan)

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Namlea Namlea 17 0,0 17 100,0 2.447 2.277 4.724 368 15,0 318 14,0 686 14,5 611 ##### ##### 611 100,0

2 Lilialy Sawa 7 0,0 7 100,0 721 610 1.331 60 8,3 64 10,5 124 9,3 54 ##### ##### 54 100,0

3 Waplau Waplau 17 0,0 14 82,4 1.004 884 1.888 116 11,6 98 11,1 214 11,3 151 ##### ##### 151 100,0

4 Fena Leisela Wamlana 22 0,0 10 45,5 1.191 1.083 2.274 79 6,6 80 7,4 159 7,0 59 ##### ##### 59 100,0

5 Airbuaya Airbuaya 14 0,0 11 78,6 990 940 1.930 111 11,2 121 12,9 232 12,0 106 ##### ##### 106 100,0

6 Teluk Kaiely Kayeli 8 0,0 6 75,0 315 285 600 42 13,3 79 27,7 121 20,2 61 ##### ##### 61 100,0

7 Batabual Ilath 9 0,0 9 100,0 705 662 1.367 92 13,0 98 14,8 190 13,9 91 ##### ##### 91 100,0

8 Waeapo Mako 8 0,0 8 100,0 450 411 861 71 15,8 74 18,0 145 16,8 111 ##### ##### 111 100,0

Savana Jaya 7 0,0 7 100,0 141 133 274 63 44,7 62 46,6 125 45,6 61 ##### ##### 61 100,0

9 Waelata Waelo 14 0,0 14 100,0 872 759 1.631 110 12,6 94 12,4 204 12,5 127 ##### ##### 127 100,0

10 Lolong Guba 20 0,0 0,0 821 770 1.591 0,0 0,0 - 0,0 - ##### ##### - #####

JUMLAH (KAB/ KOTA) 143 - 0,0 103 72,0 9.657 8.814 ##### 1.112 11,5 1.088 12,3 2.200 11,9 - - 1.432 - ##### - ##### 1.432 100,0

Sumber: …………… (sebutkan)

%MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN JUMLAH MURID SD/MI

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAHSD/MI

JUMLAHSD/MI DGNSIKAT GIGI

MASSAL

JUMLAHSD/MI

MENDAPATYAN. GIGI

%

TABEL 52

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Namlea Namlea 166 #DIV/0! #DIV/0! 166 100,00

2 Lilialy Sawa 189 #DIV/0! #DIV/0! 188 99,47

3 Waplau Waplau 150 #DIV/0! #DIV/0! 150 100,00

4 Fena Leisela Wamlana 257 #DIV/0! #DIV/0! 255 99,22

5 Airbuaya Airbuaya 44 #DIV/0! #DIV/0! 44 100,00

6 Teluk Kaiely Kayeli 327 #DIV/0! #DIV/0! 211 64,53

7 Batabual Ilath 119 #DIV/0! #DIV/0! 96 80,67

8 Waeapo Mako 236 #DIV/0! #DIV/0! 236 100,00

Savana Jaya 258 #DIV/0! #DIV/0! 258 100,00

9 Waelata Waelo 591 #DIV/0! #DIV/0! 573 96,95

10 Lolong Guba 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 2.337 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2.177 93,15

Sumber: ………. (sebutkan)

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

USILA (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 53

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

%L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 0 0 0 0,00 0,00 0,00

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 0 0,00 0,00 0,00

1.2 PBI APBD 0 0,00 0,00 0,00

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 0 0,00 0,00 0,00

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 0 0,00 0,00 0,00

1.5 Bukan pekerja (BP) 0 0,00 0,00 0,00

2 Jamkesda 0 0,00 0,00 0,00

3 Asuransi Swasta 0 0,00 0,00 0,00

4 Asuransi Perusahaan 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0,00 0,00 0,00

Sumber: ……………….. (sebutkan)

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN

NO JENIS JAMINAN KESEHATANPESERTA JAMINAN KESEHATAN

JUMLAH

TABEL 54

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Namlea 2.787 3.414 6.201 0 11 15 26

2 Puskesmas Sawa 1.117 999 2.116 0 117 133 250

3 Puskesmas Waplau 1.560 1.458 3.018 0 0 0 0

4 Puskesmas Wamlana 2.120 246 2.366 0 56 72 128

5 Puskesmas Airbuaya 304 278 582 17 20 37 0 0 0

6 Puskesmas Kayeli 544 605 1.149 0 0 0 0

7 Puskesmas Ilath 1.749 2.177 3.926 22 23 45 0 0 0

8 Puskesmas Mako 329 336 665 36 29 65 0 0 0

9 Puskesmas Savana Jaya 593 577 1.170 0 10 0 10

10 Puskesmas Waelo 1.248 1.999 3.247 0 24 30 54

11 Puskesmas Lolong Guba 837 837 1.674

SUB JUMLAH I 13.188 12.926 26.114 75 72 147 218 250 468

1 RSUD Namlea 0 0 0

2 RS …. 0 0 03 RS …. 0 0 04 RS …. 0 0 0

0 0 0SUB JUMLAH II 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 02 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 03 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 04 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

0 0 0SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0JUMLAH (KAB/KOTA) 13.188 12.926 26.114 75 72 147 218 250 468JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 65.599 62.311 127.910 65.599 62.311 127.910CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 20,1 20,7 20,4 0,1 0,1 0,1

Sumber: ……………… (sebutkan)Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

TABEL 55

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RSUD Namlea - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

- - - - - - - - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

JUMLAHTEMPAT TIDUR

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN/KOTA

GDR NDRPASIEN KELUAR MATIPASIEN KELUAR(HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR MATI≥ 48 JAM DIRAWATNO

NAMA RUMAHSAKITa

TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKITKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

NONAMA RUMAH

SAKITaJUMLAH

TEMPAT TIDURPASIEN KELUAR(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARIPERAWATAN

JUMLAH LAMADIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 RSUD Namlea 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KABUPATEN/KOTA

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUMLAH JUMLAHDIPANTAU % DIPANTAU JUMLAH

BER- PHBS % BER- PHBS

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Namlea Namlea 8.289 4.741 57,2 241 5,1

2 Lilialy Sawa 1.993 1.993 100,0 229 11,5

3 Waplau Waplau 2.623 593 22,6 26 4,4

4 Fena Leisela Wamlana 5.267 1.023 19,4 260 25,4

5 Airbuaya Airbuaya #DIV/0! #DIV/0!

6 Teluk Kaiely Kayeli 975 975 100,0 29 3,0

7 Batabual Ilath #DIV/0! #DIV/0!

8 Waeapo Mako 2.521 2.448 97,1 173 7,1

Savana Jaya 1.494 1.206 80,7 100 8,3

9 Waelata Waelo 3.611 3.467 96,0 157 4,5

10 Lolong Guba #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 26.773 16.446 61,4 1.215 7,427632 15941 1215

Sumber ……

RUMAH TANGGA

TABEL 57

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Namlea Namlea 7242 6.237 86,12 1005,00 989,00 98,41 573,00 57,94 6810,00 94,03

2 Lilialy Sawa 1474 430 29,17 1044,00 307,00 29,41 657,00 214,01 1087,00 73,74

3 Waplau Waplau 2537 798 31,45 688,00 224,00 32,56 74,00 33,04 872,00 34,37

4 Fena Leisela Wamlana 2606 698 26,78 1517,00 1002,00 66,05 142,00 14,17 840,00 32,23

5 Airbuaya Airbuaya 2415 306 12,67 2109,00 1161,00 55,05 339,00 29,20 645,00 26,71

6 Teluk Kaiely Kayeli 717 480 66,95 116,00 55,00 47,41 48,00 87,27 528,00 73,64

7 Batabual Ilath 1283 311 24,24 301,00 37,00 12,29 0,00 311,00 24,24

8 Waeapo Mako 2107 1.690 80,21 417,00 417,00 100,00 81,00 19,42 1771,00 84,05

Savana Jaya 2630 1.284 48,82 1480,00 1311,00 88,58 874,00 66,67 2158,00 82,05

9 Waelata Waelo 3271 1.329 40,63 1942,00 1942,00 100,00 200,00 10,30 1529,00 46,74

10 Lolong Guba 3128 2.186 69,88 874,00 627,00 71,74 39,00 6,22 2225,00 71,13

JUMLAH (KAB/KOTA) 29.410 15.749 53,55 8.072 #DIV/0! 3027 37,50 18.776 63,84

JUMLAHRUMAH YANG

BELUMMEMENUHI

SYARAT

RUMAH DIBINA RUMAH DIBINA MEMENUHISYARAT

RUMAH MEMENUHISYARAT (RUMAH SEHAT)

Sumber: …………………….. (sebutkan)

TABEL 58

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

SELURUHRUMAH

2015 2016

RUMAH MEMENUHISYARAT (RUMAH SEHAT)

TABEL 59

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 Namlea Namlea 31.451 3 635 3 635 - 0 0 0 0 - 0 0 4 ##### 4 0 1 189 1 189 0 0 0 0,00 1 15600 1 15600 16424 52,221

2 Lilialy Sawa 8.928 1.136 227 579 115 - 0 0 0 241 48 156 31 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 146 1,64

3 Waplau Waplau 11.451 205 1025 64 320 165 825 105 525 10 50 7 35 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 865 4280 797 3940 4820 42,09

4 Fena Leisela Wamlana 13.288 417 4353 411 3922 - 0 0 0 13 64 13 59 0 0 0 0 2 761 1 742 0 0 0 0,00 13 6147 9 4839 9562 71,96

5 Airbuaya Airbuaya 11.084 257 1258 257 1258 1258 11,35

6 Teluk Kaiely Kayeli 4.082 100 3048 100 3048 - 0 0 0 0 - 0 0 1 1.045 1 1045 0 0 0 0 0 0 0 0,00 5 25 19 2514 6607 161,86

7 Batabual Ilath 8.569 90 2054 88 2051 8 40 8 40 16 79 16 75 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 4 673 4 673 2839 33,13

8 Waeapo Mako 8.608 70 343 62 293 272 1438 270 1430 1192 6.460 549 3565 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 1 367 1 367 5655 65,69

Savana Jaya 5.674 388 1048 215 564 - 0 0 0 192 243 192 243 0 - - 0 126 0 0 0 0 0 0 0,00 5 244 5 244 1051 18,52

9 Waelata Waelo 13.267 2.556 7009 2191 6574 147 456 147 456 0 - - 0 9 9 9 9 0 0 0 0,00 4 0 0 0 7039 53,06

10 Lolong Guba 12.419 312 3808 218 2103 280 2938 285 2337 417 3.061 378 3174 0 - - 0 2 738 2 738 0 0 0 0,00 5 1417 5 1417 9769 78,66

JUMLAH (KAB/KOTA) 128.821 2.978 17799 1997 14309 3281 12250 2859 10906 2228 10461 1458 7638 5 11340 5 1045 140 1697 13 1678 0 0 0 0 903 28753 841 29594 65170 50,59

Sumber: ………………… (sebutkan)

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MEMENUHISYARAT

PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)

JUM

LAH

SA

RA

NA MEMENUHI

SYARAT

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA MEMENUHI

SYARAT

MATA AIR TERLINDUNG

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

NOMEMENUHI

SYARATMEMENUHI

SYARAT

KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA

PENDUDUKDENGAN AKSESBERKELANJUTA

N TERHADAP AIRMINUM LAYAK

JUM

LAH

%

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA MEMENUHI

SYARAT

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA MEMENUHI

SYARAT

TABEL 60

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7

1 Namlea Namlea 83 74 68 91,89

2 Lilialy Sawa 3 3 3 100,00

3 Waplau Waplau 8 0 0 #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana 2 1 1 100,00

5 Airbuaya Airbuaya 2 2 2 100,00

6 Teluk Kaiely Kayeli 2 2 2 100,00

7 Batabual Ilath 0 0 0 #DIV/0!

8 Waeapo Mako 0 0 0 #DIV/0!

Savana Jaya 6 6 5 83,33

9 Waelata Waelo 0 0 0 #DIV/0!

10 Lolong Guba 11 4 3 75,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 117 92 84 91,30

Sumber: ………………… (sebutkan)

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

PENYELENGGARAAIR MINUM

JUMLAH SAMPELDIPERIKSA

MEMENUHI SYARAT(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)

TABEL 61

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

KP

EN

GG

UN

A

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

KP

EN

GG

UN

A

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

KP

EN

GG

UN

A

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

KP

EN

GG

UN

A

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Namlea Namlea 31451 #DIV/0! 86 516 86 516 100 #DIV/0! 33 121 33 121 100 637 2,0

2 Lilialy Sawa 8928 #DIV/0! #DIV/0! 968 612 567 345 56,373 - - - - #DIV/0! 345 3,9

3 Waplau Waplau 11451 #DIV/0! 791 3.955 525 2.615 66,1188 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 2615 22,8

4 Fena Leisela Wamlana 13288 41 2.869 25 2.168 75,566 1.113 5.188 1.113 5.188 100 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 7356 55,4

5 Airbuaya Airbuaya 11084 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0,0

6 Teluk Kaiely Kayeli 4082 #DIV/0! 836 295 106 168 56,9492 12 #DIV/0! #DIV/0! 168 4,1

7 Batabual Ilath 8569 - - - - #DIV/0! 311 1.768 311 1.768 100 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 1768 20,6

8 Waeapo Mako 8608 #DIV/0! 1.562 6.588 1.562 6.588 100 166 686 149 593 86,443 334 1.011 257 684 67,656 7865 91,4

Savana Jaya 5674 #DIV/0! 817 880 566 582 66,1364 #DIV/0! 128 144 74 85 59,028 667 11,8

9 Waelata Waelo 13267 #DIV/0! 1.761 5.910 1.761 5.910 100 - - - - #DIV/0! 943 3.364 828 2.330 69,263 8240 62,1

10 Lolong Guba Lolong Guba 12419 #DIV/0! 1.781 7.221 1.779 7.186 99,5153 82 458 53 282 61,572 270 1.408 120 660 46,875 8128 65,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 128.821 41 2.869 25 2.168 75,566 9.058 ##### 7.809 30.521 94,4309 1.228 1.756 769 1.220 69,476 1.708 6.048 1.312 3.880 64,153 37.789 29,3

Sumber: ………………… (sebutkan)

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA MEMENUHI SYARAT

PENDUDUKDENGAN AKSESSANITASI LAYAK(JAMBAN SEHAT)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JENIS SARANA JAMBAN

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK MEMENUHI SYARAT

JUM

LAH

SA

RA

NA

KOMUNAL

MEMENUHI SYARAT

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MEMENUHI SYARAT

JUM

LAH

SA

RA

NA

JUM

LAH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SA

RA

NA

LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG

TABEL 62

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Namlea Namlea 6 2 33,33 1 16,67 0

2 Lilialy Sawa 4 0,0 0,00 0

3 Waplau Waplau 10 5 50,0 0,00 0

4 Fena Leisela Wamlana 12 6 50,0 6 50,00 0

5 Airbuaya Airbuaya 10 3 30,0 0,00 0

6 Teluk Kaiely Kayeli 5 2 40,0 0,00 0

7 Batabual Ilath 5 1 20,0 0,00 0

8 Waeapo Mako 4 - 0,0 0 0,00 0

Savana Jaya 5 2 40,0 2 40,00 0

9 Waelata Waelo 10 7 70,0 0,00 0

10 Lolong Guba 11 7 63,6 1 9,09 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 82 35 42,7 0 0 0

Sumber: ………………… (sebutkan)

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KELURAHAN

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DESA MELAKSANAKANSTBM

DESA STOP BABS(SBS) DESA STBM

TABEL 63

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

SD

SLT

P

SLT

A

PU

SK

ES

MA

S

RU

MA

HS

AK

IT U

MU

M

BIN

TAN

G

NO

NB

INTA

NG

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Namlea Namlea 1 1 1 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 100,0

2 Lilialy Sawa 7 3 3 6 19 5 71,4 3 100,0 3 100,0 6 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 17 89,5

3 Waplau Waplau 16 4 2 10 26 15 93,8 4 100,0 2 100,0 10 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 31 119,2

4 Fena Leisela Wamlana 23 10 1 16 50 13 56,5 3 30,0 1 100,0 11 68,8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 28 56,0

5 Airbuaya Airbuaya 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

6 Teluk Kaiely Kayeli 6 2 1 1 - - - 10 6 100,0 2 100,0 1 100,0 1 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10 100,0

7 Batabual Ilath 3 2 - 0 5 3 5,0 2 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5 100,0

8 Waeapo Mako 7 5 3 4 19 7 100,0 5 100,0 3 100,0 4 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19 100,0

Savana Jaya 8 1 1 9 19 8 100,0 1 100,0 1 100,0 9 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19 100

9 Waelata Waelo 14 6 2 9 31 13 92,9 6 100,0 2 100,0 9 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 30 96,8

10 Lolong Guba 19 6 1 1 26 19 100,0 2 33,3 1 100,0 1 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 23 88,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 104 39 14 56 0 0 0 213 90 86,5 28 71,8 14 100,0 51 91,1 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 183 85,91549

Sumber: …………………….. (sebutkan)

YANG ADA

JUM

LAH

TTU

SARANAKESEHATAN HOTEL

SLTP SLTA

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TEMPAT-TEMPAT UMUM

NO KECAMATAN PUSKESMAS

SARANA PENDIDIKAN TEMPAT-TEMPATUMUM

MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA KESEHATAN

PUSKESMAS RUMAH SAKITUMUM

HOTELSARANA PENDIDIKAN

SD BINTANG NON BINTANG

TABEL 64

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JASA BOGARUMAHMAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIRMINUM(DAM)

MAKANANJAJANAN TOTAL % JASA BOGA

RUMAHMAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIRMINUM(DAM)

MAKANANJAJANAN TOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Namlea Namlea 28 68 96 #DIV/0! 28 6 34 #DIV/0!

2 Lilialy Sawa 4 3 3 75,00 1 1 25,0

3 Waplau Waplau 38 1 4 5 13,16 2 31 33 86,8

4 Fena Leisela Wamlana 91 3 2 86 91 100,00 3 1 42 46 50,5

5 Airbuaya Airbuaya 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

6 Teluk Kaiely Kayeli 1 1 1 100,00 1 1 100,0

7 Batabual Ilath 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

8 Waeapo Mako 34 3 0 0 3 8,82 5 13 13 31 91,2

Savana Jaya 36 4 6 22 32 88,89 3 12 15 41,7

9 Waelata Waelo 56 0 16 9 16 41 73,21 0 5 0 8 13 23,2

10 Lolong Guba 55 7 8 3 16 34 61,82 1 7 8 9 25 45,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 315 7 63 96 140 306 97,14 1 53 30 115 199 63,2

Sumber: …………………….. (sebutkan)

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAHTPM

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

TABEL 65

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JAS

A B

OG

A

RU

MA

H M

AK

AN

/R

ES

TOR

AN

DE

PO

T A

IRM

INU

M (D

AM

)

MA

KA

NA

NJA

JAN

AN

TOTA

L

JAS

A B

OG

A

RU

MA

H M

AK

AN

/R

ES

TOR

AN

DE

PO

T A

IRM

INU

M (D

AM

)

MA

KA

NA

NJA

JAN

AN

TOTA

L

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Namlea Namlea 0 1 1 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

2 Lilialy Sawa 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

3 Waplau Waplau 0 2 13 15 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

4 Fena Leisela Wamlana 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0!

5 Airbuaya Airbuaya 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 1 1 #DIV/0! 0 1 1 #DIV/0!

7 Batabual Ilath 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

8 Waeapo Mako 0 5 13 13 31 #DIV/0! 0 3 13 13 29 #DIV/0!

Savana Jaya 0 4 6 14 24 #DIV/0! 0 4 2 14 20 #DIV/0!

9 Waelata Waelo 0 0 6 11 0 17 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

10 Lolong Guba 0 8 15 11 25 59 #DIV/0! 0 8 8 11 25 52 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 8 32 43 65 148 #DIV/0! 0 8 15 27 52 102 #DIV/0!

Sumber: …………………….. (sebutkan)

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK

JUMLAH TPM DIBINA

PE

RS

EN

TAS

E T

PM

DIB

INA

JUM

LAH

TP

MM

EM

EN

UH

I SY

AR

AT

HIG

IEN

E S

AN

ITA

SI JUMLAH TPM DIUJI PETIK

PE

RS

EN

TAS

E T

PM

DIU

JI P

ETI

K

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUM

LAH

TP

M T

IDA

KM

EM

EN

UH

I SY

AR

AT

TABEL 66

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL

PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN

PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet #DIV/0!

2 Aminofilin tablet 200 mg tablet #DIV/0!

3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet #DIV/0!

4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!

5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!

6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 102.634 68.423 4.960 73383,00 71,50

7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol #DIV/0!

8 Metampiron tablet 500 mg tablet #DIV/0!

9 Metampiron injeksi 250 mg ampul #DIV/0!

10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :AluminiumHidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg tablet #DIV/0!

11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +polimiksin 10.000 IU/g tube #DIV/0!

12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +Heksaklorofen 250 mg supp 3.028 2.019 4.650 6669,00 220,24

13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + AsamSalisilat 3% pot #DIV/0!

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet #DIV/0!

15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +Levodopa 250 mg tablet #DIV/0!

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 499 333 90 423,00 84,77

17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 6.123 4.082 934.500 938582,00 15328,79

18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!

19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!

20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!

21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!

22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul #DIV/0!

23 Betametason krim 0,1 % krim 2.043 1.362 104 1665,00 81,50

24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul #DIV/0!

25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 57.316 38.211 38211,00 66,67

26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!

27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol #DIV/0!

28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet #DIV/0!

29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul #DIV/0!

30 Diazepam tablet 2 mg tablet 3.027 2.018 2018,00 66,67

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL

PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN

PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN

1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

31 Diazepam tablet 5 mg tablet #DIV/0!

32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!

33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!

34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!

35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet #DIV/0!

36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul #DIV/0!

37 Etakridin larutan 0,1% botol 225 170 742 912,00 405,33

38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!

39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul #DIV/0!

40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet #DIV/0!

41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!

42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!

43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol #DIV/0!

44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 2.139 1.426 4.280 5706,00 266,76

45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 2.019 1.346 1346,00 66,67

46 Furosemid tablet 40 mg tablet #DIV/0!

47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!

48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kaliumklorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g sach #DIV/0!

49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 417 278 278,00 66,67

50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet #DIV/0!

51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 169.954 113.303 1.088.000 1201303,00 706,84

52 Gliserin botol #DIV/0!

53 Glukosa larutan infus 5% botol #DIV/0!

54 Glukosa larutan infus 10% botol #DIV/0!

55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul #DIV/0!

56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 31.870 21.247 327.900 349147,00 1095,53

57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!

58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet #DIV/0!

59 Haloperidol tablet 5 mg tablet #DIV/0!

60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 5.061 3.374 132.700 136074,00 2688,68

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL

PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN

PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN

1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

61 Hidrkortison krim 2,5% tube 1.489 993 1.488 2481,00 166,62

62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 41.136 27.424 476.100 503524,00 1224,05

63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet #DIV/0!

64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet #DIV/0!

65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 34.602 23.068 834.300 857368,00 2477,80

66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 36.042 24.028 476.100 500128,00 1387,63

67 Kaptopril tablet 25 mg tablet #DIV/0!

68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet #DIV/0!

69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!

70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!

71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 8.721 5.814 203.300 209114,00 2397,82

72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol #DIV/0!

73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 195.294 130.196 838.000 968196,00 495,76

74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!

75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!

76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 2.068 1.379 6.500 7879,00 381,00

77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet #DIV/0!

78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +Sulfadoxin 500 mg tablet #DIV/0!

79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg +Trimetoprim 40 mg/ 5 ml botol 3.333 2.222 750 2972,00 89,17

80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol400 mg, Trimetoprim 80 mg tablet 44.587 29.725 482.400 512125,00 1148,60

81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol100 mg, Trimetoprim 20 mg tablet 41.040 27.360 413.200 440560,00 1073,49

82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!

83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!

84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial #DIV/0!

85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial #DIV/0!

86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!

87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!

88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!

89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!

90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 6.769 4.513 4513,00 66,67

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL

PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN

PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN

1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul #DIV/0!

92 Metronidazol tablet 250 mg tablet #DIV/0!

93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet #DIV/0!

94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!

95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 77.680 51.787 51787,00 66,67

96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!

97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet #DIV/0!

98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet #DIV/0!

99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 832 555 5.162 5717,00 687,14

100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 3.774 2.516 5.750 8266,00 219,02

101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial #DIV/0!

102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul #DIV/0!

103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 22.437 14.958 6.002 20960,00 93,42

104 Paracetamol tablet 100 mg tablet #DIV/0!

105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 12.051 8.034 8034,00 66,67

106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!

107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet #DIV/0!

108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 19.285 12.857 21.000 33857,00 175,56

109 Povidon Iodida larutan 10 % botol #DIV/0!

110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 7.570 5.047 664 5711,00 75,44

111 Prednison tablet 5 mg tablet 50.254 33.503 179.000 212503,00 422,86

112 Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0!

113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet #DIV/0!

114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet #DIV/0!

115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!

116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!

117 Ringer Laktat larutan infus botol #DIV/0!

118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap4% tube #DIV/0!

119 Salisil bedak 2% kotak #DIV/0!

120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0!

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL

PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN

PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN

1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!

122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!

123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul #DIV/0!

124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!

125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 3.912 2.608 3.500 6108,00 156,13

126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol #DIV/0!

127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol #DIV/0!

128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!

129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 10.560 7.040 180.000 187040,00 1771,21

130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 10.078 6.719 6719,00 66,67

131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 41.967 27.978 50.000 77978,00 185,81

132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!

133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet #DIV/0!

134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!

135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 58.795 39.197 126.900 166097,00 282,5019134

VAKSIN

136 BCG vial 1.296 791 239 1030,00 79,48

137 T T vial 1.186 791 239 1030,00 86,85

138 D T vial 990 660 420 1080,00 109,09

139 CAMPAK 10 Dosis vial 1.591 1.061 239 1300,00 81,71

140 POLIO 10 Dosis vial 3.865 2.577 766 3343,00 86,49

141 DPT-HB vial 1.531 1.021 1.080 2101,00 137,23

142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 18.676 7.820 7820,00 41,87

143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!

144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!

Sumber: …………………….. (sebutkan)

TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKANKABUPATEN/KOTA BURU

TAHUN 2016

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 12 RUMAH SAKIT KHUSUS -

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 3 3 - JUMLAH TEMPAT TIDUR 56 56

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 8 83 PUSKESMAS KELILING 8 84 PUSKESMAS PEMBANTU 43 43

1 RUMAH BERSALIN 1 12 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 13 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 3 34 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN -5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -7 UNIT TRANSFUSI DARAH -

1 INDUSTRI FARMASI -2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -5 PEDAGANG BESAR FARMASI -6 APOTEK 20 207 TOKO OBAT 5 58 PENYALUR ALAT KESEHATAN -

Sumber: ……................ (sebutkan)

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

TABEL 68

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,00

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 100,00

Sumber: ……………… (sebutkan)

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

TABEL 69

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Namlea Namlea 0 0,00 14 87,50 2 12,50 0 0,00 16 2 12,50

2 Lilialy Sawa 0 0,00 5 55,56 4 44,44 0 0,00 9 4 44,44

3 Waplau Waplau 0 0,00 10 100,00 0 0,00 0 0,00 10 0 0,00

4 Fena Leisela Wamlana 2 16,67 10 83,33 0 0,00 0 0,00 12 0 0,00

5 Airbuaya Airbuaya 0 0,00 16 94,12 1 5,88 0 0,00 17 1 5,88

6 Teluk Kaiely Kayeli 0 0,00 6 85,71 1 14,29 0 0,00 7 1 14,29

7 Batabual Ilath 0 0,00 7 77,78 2 22,22 0 0,00 9 2 22,22

8 Waeapo Mako 0 0,00 6 100,00 0 0,00 0 0,00 6 0 0,00

Savana Jaya 0 0,00 1 14,29 6 85,71 0 0,00 7 6 85,71

9 Waelata Waelo 0 0,00 6 35,29 11 64,71 0 0,00 17 11 64,71

10 Lolong Guba Lolong Guba 0 0,00 22 88,00 3 12,00 0 0,00 25 3 12,00

2 1,48 103 76,30 30 22,22 0 0,00 135 30 22,221

2 74Sumber: ……………………. (sebutkan)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

STRATA POSYANDUPRATAMA

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF

TABEL 70

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

POSKESDES POLINDES POSBINDU1 2 3 4 5 6 7

1 Namlea Namlea 6 1 5,00 6

2 Lilialy Sawa 4 - 2,00 7

3 Waplau Waplau 10 - 4,00 -

4 Fena Leisela Wamlana 12 4 4,00 -

5 Airbuaya Airbuaya 10 6 4,00 4

6 Teluk Kaiely Kayeli 5 1 1,00 -

7 Batabual Ilath 5 2 1,00 -

8 Waeapo Mako 4 1 1,00 5

Savana Jaya 5 1 4,00 3

9 Waelata Waelo 10 5 2,00 7

10 Lolong Guba Lolong Guba 11 3 1,00 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 82 24 29 32

Sumber: ………. (sebutkan)

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/KELURAHAN

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

TABEL 71

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Namlea Namlea 6 1 0 0 0 1 16,67

2 Lilialy Sawa 4 0 0 0 0 - 0,00

3 Waplau Waplau 10 0 0 0 0 - 0,00

4 Fena Leisela Wamlana 12 4 0 0 0 4 33,33

5 Airbuaya Airbuaya 10 6 0 0 0 6 60,00

6 Teluk Kaiely Kayeli 5 1 0 0 0 1 20,00

7 Batabual Ilath 5 2 0 0 0 2 40,00

8 Waeapo Mako 4 1 0 0 0 1 25,00

Savana Jaya 5 1 0 0 0 1 20,00

9 Waelata Waelo 10 5 0 0 0 5 50,00

10 Lolong Guba Lolong Guba 11 3 0 0 0 3 27,27

JUMLAH (KAB/KOTA) 82 24 0 0 0 24 29,27

Sumber: ………. (sebutkan)

DESA/KELURAHAN SIAGA

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAHDESA/

KELURAHAN

TABEL 72

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Puskesmas Namlea - - - - - - - - - -

2 Puskesmas Sawa - - - - - - - - - -

3 Puskesmas Waplau - - - - - 1 1 - - 1 1

4 Puskesmas Wamlana - - - - - - - - - -

5 Puskesmas Airbuaya - - - - - - - - - -

6 Puskesmas Kayeli - - - - - - - - - -

7 Puskesmas Ilath - - - - - - - - - -

8 Puskesmas Mako - - - - - - - - - -

9 Puskesmas Savana Jaya - - - - - - - - - -

10 Puskesmas Waelo - - - - - - - - - -

11 Puskesmas Lolong Guba - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - 1 1 - - - - 1 1

1 RSUD NAMLEA - - - - - - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - -dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - -pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - -SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - 1 1 - - - - 1 1RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0 0 0 0,7818 0 0,7818

Keterangan : a termasuk S3

DOKTERGIGI SPESIALIS TOTAL

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

TOTAL

Sumber: ……………… (sebutkan)

DOKTER GIGINO UNIT KERJA

TABEL 73

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Puskesmas Namlea 11 27 1

2 Puskesmas Sawa 4 5 0

3 Puskesmas Waplau 3 7 0

4 Puskesmas Wamlana 6 14 0

5 Puskesmas Airbuaya 2 11 3

6 Puskesmas Kayeli 2 3 0

7 Puskesmas Ilath 3 6 0

8 Puskesmas Mako 5 10 0

9 Puskesmas Savana Jaya 5 19 0

10 Puskesmas Waelo 4 12 0

11 Puskesmas Lolong Guba 2 8 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 47 0 0 122 0 0 4

1 RSUD NAMLEA 0 0

dst. (mencakup RS Pemerintah 0 0

dan swasta dan termasuk 0 0pula Rumah Bersalin) 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 0 0 0 0 0 0SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0JUMLAH (KAB/KOTA) 47 0 0 122 0 0 4RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 36,74 95,38 3,13

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis

BIDAN PERAWATa

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI

TABEL 74

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

TENAGA TEKNISKEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Namlea 2 - - - -

2 Puskesmas Sawa - - - - -

3 Puskesmas Waplau - - - - -

4 Puskesmas Wamlana 1 - - - -

5 Puskesmas Airbuaya - - - - -

6 Puskesmas Kayeli - - - - -

7 Puskesmas Ilath - - - - -

8 Puskesmas Mako - - - - -

9 Puskesmas Savana Jaya - - - - -

10 Puskesmas Waelo 1 - - - -

11 Puskesmas Lolong Guba - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - 4 - - - - - -

1 RSUD NAMLEA - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - -dan swasta dan termasuk - - - - -pula Rumah Bersalin) - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -JUMLAH (KAB/KOTA) - - 4 - - - - - -RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 3,13 0 0

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

TABEL 75

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8

1 Puskesmas Namlea 4 3

2 Puskesmas Sawa 1 2

3 Puskesmas Waplau 1 2

4 Puskesmas Wamlana -

5 Puskesmas Airbuaya - -

6 Puskesmas Kayeli 1 -

7 Puskesmas Ilath - -

8 Puskesmas Mako 2 1

9 Puskesmas Savana Jaya - 1

10 Puskesmas Waelo 2 1

11 Puskesmas Lolong Guba 1 -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - 12 - - 10

1 RSUD NAMLEA - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - -dan swasta dan termasuk - -pula Rumah Bersalin) - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - -SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -JUMLAH (KAB/KOTA) - - 12 - - 10RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 9,38 7,82

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan :a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TABEL 76

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Namlea 2 - - - 2

2 Puskesmas Sawa 2 - - - 2

3 Puskesmas Waplau 2 - - - 2

4 Puskesmas Wamlana - - - - -

5 Puskesmas Airbuaya - - - - -

6 Puskesmas Kayeli 1 - - - 1

7 Puskesmas Ilath 1 - - - 1

8 Puskesmas Mako 1 - - - 1

9 Puskesmas Savana Jaya 2 - - - 2

10 Puskesmas Waelo - - - - -

11 Puskesmas Lolong Guba - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - 11 - - - - - 111 RSUD NAMLEA - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - -dan swasta dan termasuk - - - - -pula Rumah Bersalin) - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -JUMLAH (KAB/KOTA) - - 11 - - - - - 11RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 8,60

Sumber: ……………… (sebutkan)

TOTAL

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TABEL 77

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Puskesmas Namlea - - - - - - -

2 Puskesmas Sawa - - - - - - -

3 Puskesmas Waplau - - - - - - -

4 Puskesmas Wamlana - - - - - - -

5 Puskesmas Airbuaya - - - - - - -

6 Puskesmas Kayeli - - - - - - -

7 Puskesmas Ilath - - - - - - -

8 Puskesmas Mako - - - - - - -

9 Puskesmas Savana Jaya - - - - - - -

10 Puskesmas Waelo - - - - - - -

11 Puskesmas Lolong Guba - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -1 RSUD NAMLEA - - - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - -dan swasta dan termasuk - - - - - - -pula Rumah Bersalin) - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - -

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - -

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0

Sumber: ……………… (sebutkan)

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN

TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTALNO UNIT KERJA

TABEL 78

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 Puskesmas Namlea - - - - - - - - - - - - -

2 Puskesmas Sawa - - - - - - - - - - - - -

3 Puskesmas Waplau - - - - - - - - - - - - -

4 Puskesmas Wamlana - - - - - - - - - - - - -

5 Puskesmas Airbuaya - - - - - - - - - - - - -

6 Puskesmas Kayeli - - - - - - - - - - - - -

7 Puskesmas Ilath - - - - - - - - - - - - -

8 Puskesmas Mako - - - - - - - - - - - - -

9 Puskesmas Savana Jaya - - - - - - - - - - - - -

10 Puskesmas Waelo - - - - - - - - - - - - -

11 Puskesmas Lolong Guba - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -1 RSUD NAMLEA - - - - - - - - - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - - - -dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - - - -pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0

Sumber: ……………… (sebutkan)

ORTETIK PROSTETIKREKAM MEDIS DAN

INFORMASIKESEHATAN

TEKNISI TRANSFUSIDARAH

TEKNISIKARDIOVASKULER JUMLAH

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISIELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI ANALISIS

KESEHATANREFRAKSIONIS

OPTISIEN

TABEL 79

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Namlea - - - - -

2 Puskesmas Sawa - - - - -

3 Puskesmas Waplau - - - - -

4 Puskesmas Wamlana - - - - -

5 Puskesmas Airbuaya

6 Puskesmas Kayeli - - - - -

7 Puskesmas Ilath - - - - -

8 Puskesmas Mako - - - - -

9 Puskesmas Savana Jaya - - - - -

10 Puskesmas Waelo - - - - -

11 Puskesmas Lolong Guba - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - -1 RSUD NAMLEA - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - -dan swasta dan termasuk - - - - -pula Rumah Bersalin) - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 45 - -JUMLAH (KAB/KOTA) - - 45 - - - - - -

Sumber: ……………… (sebutkan)

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAINTOTALPENGELOLA PROGRAM

KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

TABEL 80

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 Puskesmas Namlea - - - - - - - - - - -

2 Puskesmas Sawa - - - - - - - - - - -

3 Puskesmas Waplau - -

4 Puskesmas Wamlana - - - - - - - - - - -

5 Puskesmas Airbuaya - - - - - - - - - - -

6 Puskesmas Kayeli - - - - - - - - - - -

7 Puskesmas Ilath - - - - - - - - - - -

8 Puskesmas Mako - - - - - - - - - - -

9 Puskesmas Savana Jaya - - - - - - - - - - -

10 Puskesmas Waelo - - - - - - - - - - -

11 Puskesmas Lolong Guba - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -1 RSUD NAMLEA - - - - - - - - - - -

dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - -dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - -pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - -INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - -DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 12 14 - - - - - - - - -JUMLAH (KAB/KOTA) - - 12 - - 14 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Sumber: ……………… (sebutkan)

TENAGAPENUNJANGKESEHATAN

LAINNYA

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALPEJABATSTRUKTURAL

STAF PENUNJANGADMINISTRASI

STAF PENUNJANGTEKNOLOGI

STAF PENUNJANGPERENCANAAN TENAGA PENDIDIK JURUTENAGA

KEPENDIDIKAN

TABEL 81

KABUPATEN/KOTA BURUTAHUN 2016

ALOKASI ANGGARAN KESEHATANRupiah %

1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 28.112.867.499 100,00

a. Belanja Langsung 13.644.295.260

b. Belanja Tidak Langsung 14.468.572.239

2 APBD PROVINSI 0,00

- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi

3 APBN : 0,00

- Dana Alokasi Umum (DAU) 0,00

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 0,00

- Dana Dekonsentrasi 0,00

- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 0,00

- Lain-lain (sebutkan) 0,00

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00

28.112.867.499

#DIV/0!

219.786,31

Sumber: ……................ (sebutkan)

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

NO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN