pemerintah kota batu - biro hukum file7. pusat kesehatan masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya...

20
PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan pencapaian tujuan penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan perlu digali sumber-sumber pendapatan yang berasal dari retribusi pelayanan kesehatan ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a konsideran diatas, maka perlu mengatur tentang Retibusi Pelayanan Kesehatan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495) ; 2. Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048) ; 3. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) ; 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesian Nomor 4844);

Upload: trandan

Post on 10-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KOTA BATU

NOMOR 3 TAHUN 2009

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU,

Menimbang

:

a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan

kepada masyarakat dan pencapaian tujuan penyelenggaraan

pembangunan di bidang kesehatan perlu digali sumber-sumber

pendapatan yang berasal dari retribusi pelayanan kesehatan ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a konsideran diatas,

maka perlu mengatur tentang Retibusi Pelayanan Kesehatan

yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3495) ;

2. Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997

Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 nomor 246, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4048) ;

3. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) ;

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang

Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4118);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesian Nomor

4844);

Page 2: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang

Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah dalam Bidang

Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987

Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor

119);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun

2005 Nomor 140);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/ Kota

Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor , Tambahan

Lembaran Negara Nomor );

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993

tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah

Perubahan ;

13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1994

tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas) ;

14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997

tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ;

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997

tentang Pedoman tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ;

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997

tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan di Bidang

Retribusi Daerah ;

17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998

tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah

Tingkat I dan Daerah Tingkat II ;

18. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1998

tentang Penetapan Komponen Tarip Retribusi ;

19. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam

Negeri Nomor 934/MENKES/SKB/II/1996 dan Nomor 17

Tahun 1986 tentang Pelayanan Kesehatan ;

20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

735/Men.Kes/SK/VII/1993 tentang Penyerahan Secara

Nyata Sebagian Urusan Pemerintah dalam bidang Kesehatan

kepada Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I dan

Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II ;

21. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan Daerah Kota Batu ;

Page 3: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

22. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batu.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATU

dan

WALIKOTA BATU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

KESEHATAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kota Batu ;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu ;

3. Walikota adalah Walikota Batu ;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD,

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batu sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah ;

5. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Batu ;

6. Dinas Daerah yang selanjutnya disebut Dinas adalah unsur

pelaksana otonomi daerah Kota Batu ;

7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya

disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

yang melaksanakan sebagian dari tugas pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya termasuk memberikan pelayanan kesehatan pada

perorangan dan masyarakat bertempat di Puskesmas induk,

Puskesmas Pembantu, Pondok bersalin desa, serta posyandu ;

8. Puskesmas Perawatan adalah Puskesmas yang dilengkapi dengan

fasilitas ruang perawatan beserta sarana penunjangnya untuk pasien

rawat inap ;

9. Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar yang

selanjutnya disebut Puskesmas PONED adalah Puskesmas

Perawatan yang mampu memberikan pelayanan penanggulangan

kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal dasar ;

10. Pelayanan kesehatan adalah seluruh kegiatan pelayanan di bidang

kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

yang ditujukan baik pada perorangan maupun masyarakat dengan

lokasi di Puskesmas dan jaringannya ;

Page 4: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

11. Pelayanan rawat jalan adalah seluruh kegiatan pelayanan kepada

perorangan mulai dari anamnesa, diagnosa, pengobatan, pemberian

tindakan tanpa menginap ;

12. Pelayanan rawat inap adalah seluruh kegiatan pelayanan kepada

perorangan mulai dari anamnesa, diagnosa, pengobatan, pemberian

tindakan yang mengharuskan pasien untuk menginap dan

menggunakan fasilitas ruang perawatan di Puskesmas perawatan ;

13. Pelayanan gawat darurat adalah tindakan pelayanan kepada

perorangan yang dilaksanakan secepatnya dan bertujuan

mengurangi resiko kecacatan dan kematian ;

14. Pelayanan Rawat Sehari (one day care) adalah pelayanan observasi,

perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau

pelayanan lain yang menempati tempat tidur di Puskesmas

Perawatan kurang dari 1 (satu) hari;

15. Pertolongan Persalinan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada ibu hamil selama proses persalinan oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi sesuai ;

16. Pelayanan Medis adalah pelayanan kesehatan terhadap pasien yang

dilaksanakan oleh tenaga medis ;

17. Pengujian Kesehatan Umum adalah pemeriksaan kesehatan yang

dilakukan untuk maksud pemberian surat keterangan sehat atau

sakit yang dipergunakan untuk keperluan tertentu ;

18. Pelayanan laboratorium adalah pelayanan penunjang medis untuk

menegakkan diagnosa atau untuk mengikuti perjalanan penyakit dan

monitoring hasil terapi ;

19. Pelayanan pendidikan dan pelatihan adalah pelayanan

pendampingan dan konsultasi yang diberikan kepada peserta didik

yang telah memenuhi syarat dan prosedur yang ditentukan untuk

melaksanakan studi banding, magang, praktek atau penelitian di

Dinas Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya ;

20. Pelayanan Medico Legal adalah pelayanan yang diberikan oleh

dokter atau tenaga ahli lain yang diberikan untuk kepentingan

Pengadilan (Pro Justicia) ;

21. Tindakan Medis Operatif adalah tindakan pembedahan yang

menggunakan atau tidak menggunakan tindakan anestesi yang

dibedakan dalam kategori kecil, sedang, sedang dengan keahlian

khusus, besar, dan tindakan jahit;

22. Tindakan Medis Non Operatif adalah tindakan medis tanpa

pembedahan yang dikelompokkan dalam kategori kecil, sedang dan

besar ;

23. Visite dokter adalah kunjungan pemeriksaan oleh tenaga medis

terhadap pasien diluar atau pada jam dinas, baik atas dasar

kebutuhan medis maupun atas dasar permintaan pasien ;

24. Pelayanan Penunjang Medis adalah pelayanan untuk menunjang

penegakan diagnosis dan terapi ;

25. Dokter umum adalah tenaga professional yang melaksanakan tugas

memeriksa, menegakkan diagnosa penyakit, menentukan terapi dan

menentukan tindakan medis terhadap pasien ;

26. Dokter spesialis adalah dokter umum yang telah melanjutkan

pendidikan profesionalnya menurut bidang disiplin ilmunya

masing-masing ;

Page 5: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

27. Peserta PT ASKES adalah Pegawai Negeri Sipil, penerima pensiun,

Veteran dan Perintis Kemerdekaan dan keluarganya yang

membayar iuran untuk jaminan kesehatan dan mempunyai kartu

tanda pengenal yang syah sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

28. Tarip adalah seluruh atau sebagian biaya penyelenggaraan, kegiatan

pelayanan medis dan non medis yang dibebankan kepada pasien

atau penjamin sebagai imbalan atas pelayanan yang diterima ;

29. Jasa medis adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan

kesehatan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka

observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi

medis dan atau pelayanan lainnya ;

30. Jasa Sarana adalah imbalan yang diterima oleh Puskesmas atas

pemakaian sarana, fasilitas, obat-obatan, bahan kimia dan alat

kesehatan habis pakai dasar yang digunakan langsung dalam rangka

observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau

pelayanan kesehatan lainnya ;

31. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau

diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan umum serta

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan ;

32. Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya dapat disebut

retribusi adalah pembayaran atas pelayanan kesehatan di

Puskesmas, Pustu, Polindes dan Pusling ;

33. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut

peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan

pembayaran retribusi ;

34. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat

disingkat SPORD adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi

untuk melaporkan data obyek retribusi dan wajib retribusi yang

terutang menurut perundang-undangan retribusi daerah ;

35. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD

adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi

yang terutang ;

36. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya

disingkat SKRDKB adalah surat keputusan yang menentukan

besarnya jumlah retribusi yang terutang, jumlah kredit retribusi,

jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi

administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar ;

37. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang

selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang

menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan ;

38. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya

disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan

jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit

retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau tidak

seharusnya terutang ;

39. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD

adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi

administrasi berupa bunga dan atau denda ;

40. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan

terhadap SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT

dan SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi ;

Page 6: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

41. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,

mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya

dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban

retribusi berdasarkan peratauran perundang-undangan Retribusi

Daerah ;

42. Penyidik tindak pidana di bidang Retribusi Daerah adalah

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai

Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari

serta mengumpulkan bukti.Bukti tersebut membuat terang tindak

pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan

tersangkanya.

BAB II

NAMA OBYEK DAN SUBYEK

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut retribusi

sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan di Puskesmas

Pasal 3

(1) Obyek Retribusi adalah pelayanan kesehatan yang meliputi

pelayanan kesehatan di puskesmas ;

(2) Tidak termasuk obyek retribusi adalah :

a. Pelayanan pendaftaran ;

b. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Propinsi Jawa Timur dan pihak swasta

Pasal 4

Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan

pelayanan kesehatan dari Puskesmas

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi pelayanan kesehatan digolongkan sebagai retribusi jasa

umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

(1) Tingkat penggunaan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas

diukur berdasarkan frekuensi, jenis, klasifikasi dan kelas

perawatan

(2) Tingkat penggunaan mobil puskesmas keliling diukur

berdasarkan jarak tempuh

Page 7: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP

Pasal 7

(1) Prinsip dalam penetapan struktur dan besarnya tarip retribusi

dimaksud adalah untuk meningkatkan mutu serta aksesibilitas

pelayanan kesehatan kepada masyarakat;

(2) Sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarip retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk pelayanan

rawat jalan rawat inap, rawat darurat, dan perawatan kesehatan

dasar lain yang ditujukan untuk meningkatkan mutu dan

aksesibilitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat ;

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP

Pasal 8

(1) Struktur retribusi digolongkan berdasarkan klasifikasi dan jenis

pelayanan kesehatan yang terdiri dari jasa sarana dan jasa

pelayanan ;

(2) Struktur dan besarnya tarip retribusi pelayanan di Puskesmas

untuk semua jenis pelayanan dan kelas perawatan ditetapkan

sebagaimana tersebut dalam Lampiran dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VII

JENIS PELAYANAN KESEHATAN

Pasal 9

(1) Jenis pelayanan kesehatan menurut klasifikasinya meliputi :

a. Rawat Jalan ;

b. Rawat Inap ;

c. Pengujian kesehatan ;

d. Pelayanan gawat darurat ;

e. Pelayanan kesehatan gigi ;

f. Pelayanan medis non operatif ;

g. Pelayanan medis operatif ;

h. Pelayanan rawat sehari ( One Day Care )

i. Pelayanan persalinan ;

j. Pelayanan perawatan neonatal ;

k. Visite tenaga medis ;

l. Pemeriksaan penunjang ;

m. Pemeriksaan laboratorium ;

n. Pelayanan pendidikan dan pelatihan ;

o. Jasa mobil puskesmas keliling ;

p. Pelayanan medico legal

Page 8: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

(2) Seluruh jenis pelayanan kesehatan sebagaimana diatur dalam

ayat 1 pasal ini, kecuali pelayanan rawat jalan tanpa tindakan,

dikenakan tarif retribusi yang besarnya diatur dalam lampiran

Peraturan Daerah ini.

BAB VIII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 10

Retribusi yang terutang dipungut di Wilayah Daerah tempat pelayanan

kesehatan diberikan.

BAB IX

SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 11

Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya Surat

Keputusan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang

dipersamakan.

BAB X

TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 12

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus ;

(2) Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran

retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah.

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 13

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan ;

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen

lain yang dipersamakan.

BAB XII

TATA CARA PENGELOLAAN

Pasal 14

(1) Hasil retribusi pelayanan kesehatan di Puskesmas, Pustu, Polindes

dan Puskesmas Keliling disetorkan seluruhnya ke kas daerah Kota

Batu ;

(2) Pengembalian retribusi pelayanan kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui dokumen pelaksanaan

Page 9: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

anggaran SKPD Dinas Kesehatan Kota Batu dengan prosentase

jasa pelayanan ditetapkan sebesar 40 % (empat puluh perseratus)

dari total besaran retribusi

(3) Pembagian jasa pelayanan kepada pemberi pelayanan di

Puskesmas ditetapkan menggunakan sistem remunerasi ;

(4) Pengembalian retribusi pelayanan kesehatan ke Puskesmas

diperuntukkan peningkatan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat.

BAB XIII

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 15

(1) Pengeluaran surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis

sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dilakukan

segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran ;

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal

teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus

melunasi retribusinya yang terutang ;

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan

oleh pejabat yang ditunjuk.

BAB XIV

KEDALUARSA PENAGIHAN

Pasal 16

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluarsa setelah

melampau jangka waktu 3 (tiga ) tahun terhitung sejak saat

terutangnya retribus, kecuali apabila wajib retribusi melakukan

tindak pidana dibidang retribusi ;

(2) Kedaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tertangguh apabila :

a. Diterbitkan surat teguran atau ;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik

langsung maupun tidak langsung.

BAB XV

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 17

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang

membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 %

(dua perseratus) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang

yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan

STRD.

Page 10: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

BAB XVI

KEBERATAN

Pasal 18

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala

Daerah atau Pejabat yang ditunjuk atau SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB ;

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia

dengan disertai alasan-alasan yang jelas ;

(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan

retribusi, Wajib Retribusi harus dapat membuktikan

ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut ;

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2

(dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali

apabila Wajib Retibusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka

waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar

kekuasaannya ;

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dalam pasal ini tidak

dianggap sebagai Surat Keberatan, sehingga tidak

dipertimbangkan ;

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar

retribusi dan pelaksaan penagihan retibusi.

Pasal 19

(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan

setelah tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi

keputusan atas keberatan ;

(2) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

pasal ini telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu

keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap

dikabulkan.

BAB XVII

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 20

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat

mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah;

(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran Retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pasal ini harus

memberikan keputusan;

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah

dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan,

permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap

dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu

paling lama 14 (empat belas) hari ;

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retibusi lainnya,

kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) langsung diperhitungkan untuk melunasi, terlebih dahulu

utang retribusi tersebut ;

Page 11: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam jangka waktu paling lama

2 (dua) bulan setelah diterbitkannya SKRDLB ;

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan

setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah

memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persertatus) sebulan

atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.

Pasal 21

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retibusi

diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah dengan memberi :

a. Nama dan Alamat Wajib Retribusi ;

b. Masa Retribusi ;

c. Besarnya kelebihan pembayaran ;

d. Alasan yang singkat dan jelas.

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi

disampaikan secara langsung dan melalui Pos Tercatat ;

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman Pos

Tercatat merupakan bukti asal permohonan diterima oleh Kepala

Daerah.

Pasal 22

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan

Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi ;

(2) Apabila kelebihan pembayaran Retribusi diperhitungkan dengan

utang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 19

ayat (4) pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan

bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran

BAB XVIII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 23

(1) Pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi diberikan

dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi ;

(2) Dalam keadaan bencana atau Kejadian Luar Biasa (KLB) yang

ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, maka masyarakat dibebaskan

dari retribusi pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya akan

diatur lebih lanjut melalui Keputusan Kepala Daerah ;

(3) Bagi masyarakat miskin yang telah ditetapkan dengan keputusan

kepala daerah, seluruh retribusi pelayanan kesehatan ditanggung

oleh pemerintah baik pusat untuk peserta jamkesmas maupun

Pemerintah Daerah untuk peserta jamkesda ;

(4) Untuk pelayanan kesehatan rawat jalan tanpa tindakan di

Puskesmas bagi seluruh masyarakat di Kota Batu seluruh retribusi

ditanggung oleh Pemerintah Daerah melalui rekening bantuan

sosial ;

(5) Bagi penderita yang membayarnya dijamin oleh Asuransi

Kesehatan (Askes), pungutan retribusi dilaksanakan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 12: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

BAB XIX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 24

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya dan

ketentuan dalam Peraturan Daerah ini sehingga merugikan

Keuangan Daerah diancam pidana ;

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini yaitu

kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4

(empat) kali jumlah retribusi terutang. (tetap)

BAB XX

PENYIDIKAN

Pasal 25

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah

Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk

melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi Daerah ;

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini

adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan

atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang

retribusi daerah;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai

orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang

dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah ;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau

badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi

daerah ;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-

dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang

retribusi daerah ;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen, serta

melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan terhadap tenaga ahli dalam rangka

pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi

daerah ;

g. Menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan

atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan

memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana

retribusi daerah ;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi ;

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut

hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 13: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini

memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil

penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

BAB XXI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah

Kota Batu Nomor 41 Tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan

Kesehatan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 27

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini,

sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh

Kepala Daerah.

Pasal 28

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam

Lembaran Daerah Kota Batu.

Ditetapkan di Batu

Pada tanggal 15 Juni 2009

WALIKOTA BATU,

ttd

EDDY RUMPOKO

LEMBARAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2009 NOMOR 1 / B

Diundangkan di Batu Pada tanggal 24 Agustus 2009 Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU

ttd SUNDJOJO Pembina Utama Muda NIP. 19530111 198303 1 009

Page 14: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU, POLINDES

DI DINAS KESEHATAN KOTA BATU

NO JENIS PELAYANAN JASA

SARANA (Rp)

JASA PELAYA

NAN (Rp)

BESARAN TARIF

RETRIBUSI (Rp)

KETERANGAN

1 2 3 4 5 6

A RAWAT JALAN

1 Karcis pengobatan 3.000 2.000 5.000

B PELAYANAN GAWAT DARURAT

1 Perawatan & pengobatan gawat darurat 9.000 6.000 15.000

C PENGUJIAN KESEHATAN

1 Pengujian kesehatan calon pengantin/ orang

4.500 3.000 7.500

2 Pengujian kesehatan untuk melanjutkan sekolah

2.100 1.400 3.500

3 Pengujian kesehatan untuk mencari pekerjaan

3.000 2.000 5.000

D PELAYANAN KESEHATAN GIGI

1 Pencabutan gigi sulung 3.000 2.000 5.000

2 a. Pencabutan gigi tetap seri, taring, pre molar 1,2, molar 1, 2 atas

9.000 6.000 15.000

b. Pencabutan gigi tetap seri, taring, pre molar 1,2, molar 1, 2 bawah

6.000 4.000 10.000

3 a. Pencabutan gigi molar 3 atas 12.000 8.000 20.000

b. Pencabutan gigi molar 3 bawah 15.000 10.000 25.000

4 Pencabutan gigi dengan komplikasi kecuali molar 3

18.000 12.000 30.000

5 Tumpatan gigi sementara 3.000 2.000 5.000

6 Tumpatan gigi tetap dengan amalgam 9.000 6.000 15.000

7 Tumpatan gigi tetap dengan komposit 45.000 30.000 75.000

8 Perawatan saraf gigi 6.000 4.000 10.000

9 Pembersihan karang gigi per regio 6.000 4.000 10.000 Tarif per regio

E TINDAKAN MEDIS/ GAWAT DARURAT NON OPERATIF

a. Tindakan kecil 4.500 3.000 7.500

b. Tindakan sedang 18.000 12.000 30.000

c. Tindakan besar 30.000 20.000 50.000

Lampiran Peraturan Daerah Kota Batu Nomor : 3 Tahun 2009

Tanggal : 15 Juni Tahun 2009

Page 15: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

F TINDAKAN MEDIS/ GAWAT DARURAT OPERATIF

a. Tindakan kecil 36.000 24.000 60.000

b. Tindakan sedang 180.000 120.000 300.000

c.Tindakan sedang dengan keahlian

khusus 600.000 400.000 1.000.000

d. Tindakan besar 900.000 600.000 1.500.000 Untuk sectio (khusus Puskesmas PONED)

e. Tindakan luka Jahit/ jahitan 3.000 2.000 5.000

G PELAYANAN RAWAT SEHARI

Pemeriksaan & pengobatan tanpa tindakan 12.000 8.000 20.000

H PERSALINAN

1 Ditolong tenaga bidan

- Normal 240.000 160.000 350.000

2 Ditolong tenaga dokter umum

- Normal 270.000 180.000 450.000

3 Ditolong tenaga dokter spesialis

- Normal 330.000 220.000 550.000

- Tak normal tanpa alat 360.000 240.000 600.000 Khusus Puskesmas PONED

- Tak normal dengan alat 450.000 300.000 750.000 Khusus Puskesmas PONED

I PERAWATAN NEONATAL

1 Kelas Utama

Perawatan Neonatal/ hari 24.000 16.000 40.000

Perawatan Neonatal dg Inkubator/ hari 30.000 20.000 50.000

2 Kelas I

Perawatan Neonatal/ hari 21.000 14.000 35.000

Perawatan Neonatal dg Inkubator/ hari 27.000 18.000 45.000

3 Kelas II

Perawatan Neonatal/ hari 18.000 12.000 30.000

Perawatan Neonatal dg Inkubator/ hari 24.000 16.000 40.000

4 Kelas III

Perawatan Neonatal/ hari 15.000 10.000 25.000

Perawatan Neonatal dg Inkubator/ hari 18.000 12.000 30.000

J RAWAT INAP

1 Kelas Utama

Rawat Inap dengan perawatan di kelas Utama/ hari

30.000 20.000 50.000

Makan rawat inap di kelas Utama/ hari 45.000 - 45.000

Page 16: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

2 Kelas I

Rawat Inap dengan perawatan di kelas I/ hari

24.000 16.000 40.000

Makan rawat inap di kelas I/ hari 40.000 - 40.000

3 Kelas II

Rawat Inap dengan perawatan di kelas II/ hari

18.000 12.000 30.000

Makan rawat inap di kelas II/ hari 35.000 - 35.000

4 Kelas III

Rawat Inap dengan perawatan di kelas III/ hari

12.000 8.000 20.000

Makan rawat inap di kelas III/ hari 30.000 - 30.000

K VISITE DOKTER

a. Dokter umum

- Rawat Inap dengan perawatan di kelas

Utama/ hari - 30.000 30.000

- Rawat Inap dengan perawatan di kelas

I/ hari - 25.000 25.000

- Rawat Inap dengan perawatan di kelas

II/ hari - 20.000 20.000

- Rawat Inap dengan perawatan di kelas

III/ hari - 10.000 10.000

b. Dokter spesialis

- Rawat Inap dengan perawatan di kelas

Utama/ hari - 50.000 50.000

- Rawat Inap dengan perawatan di kelas

I/ hari - 40.000 40.000

- Rawat Inap dengan perawatan di kelas

II/ hari - 30.000 30.000

- Rawat Inap dengan perawatan di kelas

III/ hari - 20.000 20.000

L PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan USG 24.000 16.000 40.000

b. Pemeriksaan ECG 24.000 16.000 40.000

c. Pemeriksaan Fetal Heart Monitor 15.000 10.000 25.000

d. Pemeriksaan radiologis 30.000 20.000 50.000 Kerja sama dengan RS Paru

M PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a. Pemeriksaan darah rutin 9.000 6.000 15.000

b. Pemeriksaan Gula Darah 9.000 6.000 15.000

c. Pemeriksaan Fungsi hati SGOT 4.500 3.000 7.500

d. Pemeriksaan SGPT 4.500 3.000 7.500

e. Pemeriksaan Cholesterol 9.000 6.000 15.000

f. Pemeriksaan trigliserida 9.000 6.000 15.000

g. Pemeriksaan HDL cholesterol 9.000 6.000 15.000

Page 17: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

h. Pemeriksaan LDL cholesterol 9.000 6.000 15.000

i. Pemeriksaan Urin rutin 9.000 6.000 15.000

j. Pemeriksaan feses lengkap 6.000 4.000 10.000

k. Pemeriksaaan Bakteri Tahan Asam 3.000 2.000 5.000

l. Pemeriksaan Preparat GO 9.000 6.000 15.000

m. Pemeriksaan jamur 3.000 2.000 5.000

n. Tes kehamilan 9.000 6.000 15.000

o. Pemeriksaan golongan darah 9.000 6.000 15.000

p. Pemeriksaan WIDAL 4.500 3.000 7.500

q. Pemeriksaan Hb sahli 1.800 1.200 3.000

r. Pemeriksaan Hb Spektrofotometer 4.500 3.000 7.500

s. Pemeriksaan ureum 9.000 6.000 15.000

t. Pemeriksaan kreatinin 9.000 6.000 15.000

u. Pemeriksaan asam urat 9.000 6.000 15.000

N JASA MOBIL PUSKESMAS KELILING

a. Pemakaian s/d 5 km Pertama termasuk

BBM 9.000 6.000 15.000

b. Pemakaian > 5 km termasuk BBM

dikenai biaya tambahan per kilometernya

1.800 1.200 3.000

c. Tarif crew per orang untuk 1 kali PPs 20.000 20.000

O PELAYANAN MEDICO LEGAL

a. Visum luka luar 12.000 8.000 20.000

b. Visum jenazah 60.000 40.000 100.000

P PELAYANAN PENDIDIKAN & PELATIHAN

1 Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan :

a. Studi Banding Min. 10 Orang 90.000 210.000 300.000

b. Studi Banding :

- Fasilitator Dinas 50.000 350.000 400.000

- Fasilitator Puskesmas 50.000 250.000 300.000

c. Konsultasi 100.000 250.000 350.000 Per orang

d. PKL ( Praktek Kerja Lapangan) Per orang

- SLTA/ SMK 1.000 4.000 5.000

- D I 5.000 10.000 15.000

- D II 5.000 15.000 20.000

- D III 7.500 17.500 25.000

- S I 10.000 20.000 30.000

- S II 15.000 35.000 50.000

- S III 30.000 70.000 100.000

Page 18: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

e. Penelitian Per orang

- SLTA/ SMK 5.000 15.000 20.000

- D I 10.000 25.000 35.000

- D II 15.000 30.000 45.000

- D III 25.000 50.000 75.000

- S I 30.000 70.000 100.000

- S II 50.000 150.000 200.000

- S III 100.000 200.000 300.000

WALIKOTA BATU,

ttd

EDDY RUMPOKO

Page 19: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

MEMORI PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA BATU

NOMOR 3 TAHUN 2009

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai pengganti Undang Undang

Nomor 11 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah dan Undang

Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah, maka

semua pungutan retribusi daerah harus ditinjau dan disesuaikan dengan jiwa dan

prinsip-prinsip dari Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 dimaksud.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam upaya memberikan pelayanan

kesehatan secara optimal kepada masyarakat, Peraturan Daerah Kota Batu yang

mengatur Puskesmas Perawatan, Puskesmas dan Puskesmas Keliling diatur dalam

suatu Peraturan Daerah dengan penyesuaian-penyesuaian sebagaimana mestinya.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Pasal 2

Pasal 3

Pasal 4

Pasal 5

Pasal 6

Pasal 7

Pasal 8

Pasal 9

Pasal 10

Pasal 11

Pasal 12

Pasal 13

Pasal 14

Pasal 15

Pasal 16

Pasal 17

Pasal 18

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Adanya pengertian tentang istilah dalam pasal ini dimaksudkan

untuk mencegah timbulnya salah tafsir dan salah pengertian

dalam memahami dan melaksanakan pasal-pasal yang

bersangkutan.

Pengertian-pengertian yang terdapat pada pasal 1 mengandung

pengertian yang baku dan teknis dalam Retribusi Daerah.

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Page 20: PEMERINTAH KOTA BATU - Biro Hukum file7. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan

Pasal 19 ayat 1

Ayat 2

Pasal 20

Pasal 21

Pasal 22

Pasal 23

Pasal 24

Pasal 25

Pasal 26

Pasal 27

Pasal 28

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Yang dimaksud dengan tidak dapat diborongkan adalah seluruh

proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan

kepada pihak ketiga, tetapi dalam pengertian ini bukan berarti

bahwa Peraturan Daerah ini tidak boleh bekerja sama dengan

pihak ketiga. Pemerintah Daerah dengan selektif dapat

mengajak kerja sama dengan badan tertentu yang karena

profesionalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan

sebagian tugas pemungutan retribusi secara lebih efisien.

Kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat

dikerjawsamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan

penghitungan besarnya retribusi yang terutang, pengawasan

penyetoran retribusi dan penagihan retribusi.

Yang dimaksud dengan dokumen lain yang dipersamakan

antara lain berupa karcis.

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas