pemerintah kabupaten jeneponto tentang tata … filedewan perwakilan rakyat daerah yang ... mengenal...

21
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 03 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 04 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 111 Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 Tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, maka dipandang perlu menetapkan Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa . b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto. Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 29 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah – daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1822 ) ;

Upload: ngokhue

Post on 29-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH

NOMOR : 03 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 03

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

NOMOR : 04 TAHUN 2000

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 111

Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 Tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, maka dipandang perlu menetapkan Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa .

b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas,

perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto.

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 29 Tahun 1959 Tentang

Pembentukan Daerah – daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1822 ) ;

2. Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3839 ) ;

3. Undang – undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3848 ) ;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun

1999 Tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri, dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Mengenai Pelaksanaan Undang – undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa ;

5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63

Tahun 1999 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyesuaian Peristilahan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan ;

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64

Tahun 1999 Tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa ;

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Jeneponto . b. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta

Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Jeneponto .

c. Kepala Daerah adalah Bupati Jeneponto . d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang

selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legeslatif Daerah Kabupaten Jeneponto .

e. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai

Perangkat Daerah Kabupaten Jeneponto . f. Desa adalah kesatuan masyarakat Hukum yang

memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten Jeneponto .

g. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka – pemuka masyarakat yang ada di desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa .

BAB II

SYARAT – SYARAT MENJADI CALON KEPALA DESA

Pasal 2

Yang Dapat di Pilih menjadi Kepala Desa adalah Penduduk Desa Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan syarat – syarat : a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa . b. Setia dan Taat Kepada Pancasila, Undang –

undang Dasar 1945 Negara dan Pemerintah RI . c. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak

langsung dalam kegiatan yang menghianati Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945, G.30.S/PKI dan atau kegiatan organisasi terlarang lainnya.

d. Berpendidikan sekurang - kurangnya Berijasah

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) . e. Berumur sekurang – kurangnya 25 Tahun dan

setinggi – tingginya 60 tahun.

f. Sehat jasmani dan rohani g. Nyata – nyata tidak terganggu jiwa / ingatannya h. Berkelakuan baik, jujur dan adil i. Tidak pernah di hukum penjara kerena melakukan

tindak pidana. j. Tidak di cabut hak pilihnya berdasarkan keputusan

Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. k. Mengenal Daerahnya dan di kenal oleh masyarakat

di desa setempat l. Bersedia di calonkan menjadi kepala Desa m. Para calon Kepala Desa sebelum pemilihan

di laksanakan harus menyiapkan visi dan misinya di depan pemilihnya

BAB III

MEKANISME PENCALONAN KEPALA DESA

Pasal 3

(1). Sebelum di laksanakan Pemilihan Kepala Desa terlebih dahulu Badan Perwakilan Desa membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa.

(2). Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagaimana di

maksud pada ayat (1) terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang Sekretaris, 1 (satu) orang Bendahara dan 2 (dua) orang Anggota.

Pasal 4

Tugas Panitia Pemilihan Kepala Desa adalah : 1. Mengadakan pendaftaran wajib pilih ; 2. Menetapkan biaya pemilihan Kepala Desa ; 3. Menerima dan meneliti persyaratan administrasi

bakal calon Kepala Desa ; 4. Melakukan Penyaringan / tes bagi Calon Kepala

Desa ; 5. Menetapkan Bakal Calon Kepala Desa menjadi

calon Kepala Desa yang berhak ikut pemilihan ; 6. Menyiapkan kartu suara, undangan dan

kelengkapan lainnya ; 7. Menentukan waktu dan tempat pemungutan suara ; 8. Mengumumkan di papan pengumuman daftar wajib

pilih dan nama–nama calon yang telah ditetapkan ;

9. Mengadakan persiapan agar pelaksanaan pemilihan

berjalan dengan lancar, amam dan tertib 10. Melaksanakan pemungutan suara ; 11. Membuat Berita Acara jalannya pemungutan suara

dan berita acara jalannya perhitungan suara ;

12. Membuat laporan pertanggungjawaban tentang penggunaan dana biaya pemilihan Kepala Desa ;

Pasal 5

(1). Permohonan bakal calon Kepala Desa diajukan

secara tertulis disertai kelengkapan administrasi lainnya kepada panitia pemilihan Kepala Desa.

(2). Panitia Pemilihan Kepala Desa setelah menerima

berkas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) melakukan penelitian dan pemeriksaan.

(3). Bakal calon Kepala Desa yang telah memenuhi

persyaratan selanjutnya dilakukan tes penyaringan dan tes – tes yang lain di sesuaikan denggan kondisi osial masyarakat desa yang bersangkutan.

Pasal 6

(1). Bakal Calon Kepala Desa yang dinyatakan lulus tes

penyaringan di tetapkan oleh Badan Perwakilan Desa sebagai calon Kepala Desa yang berhak ikut dalam pemilihan .

(2). Pemilihan di lakukan secara Demokrasi Luber dan

Jurdil.

Pasal 7 (1). Tata Cara Pendaftaran Wajib Pilih :

a. Pendaftaran di lakukan secara serentak dengan menentukan batas waktu.

b. Pendaftaran dilaksanakan pada tiap – tiap dusun secara berurutan sesuai dengan nomor ururt rumah.

c. Menghindari adanya daftar wajib pilih

tambahan yang menimbulkan kerawanan. (2). Persyaratan Wajib Pilih :

a. Terdaftar sebagai penduduk desa secara syah dan bertempat tinggal tetap sekurang – kurangnya 1 tahun yang di buktikan denga KTP dan identitas lainnya.

b. Sudah berusia 17 tahun atau sudah kawin. c. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan

Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

d. Tidak pernah terlibat langsung maupun tidak

langsung dalam gerakan yang menghianati Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 Negara dan Pemerintah Republik Indonesia, seperti G.30.S/PKI atau Organisasi terlarang lainnya kecuali di tentukan oleh Peraturan Perundang – Undangan.

BAB IV

PELAKSANAAN PEMILIHAN

Pasal 8

Sekurang – kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum dilakukan Pemilihan Kepala Desa, panitia pemilihan harus memberitahukan kepada masyarakat yang berhak ikut

memilih dan mengumumkan secara luas melalui tempat – tempat umum dan strategis tentang akan di laksanakannya pemungutan suara.

Pasal 9

(1). Pemungutan suara di lakukan pada 1 (satu) tempat yang telah di tentukan oleh panitia pemilihan Kepala Desa dalam wilayah desa yang bersangkutan.

(2). Panitia Pemilihan Kepala Desa berkewajiban

menjamin pelaksanaan pemungutan suara agar berlangsung secara Demokrasi, Luber dan Jurdil dan menjaga agar setiap orang hanya menggunakan hak pilihnya satu suara dan menolak pemberian suara yang di wakilkan dangan alasan apapun.

(3). Calon Kepala Desa di haruskan ada di tempat untuk

mengikuti jalannya pemungutan suara. (4). Untuk Calon Kepala Desa yang tidak harus seperti

di maksud ayat (3) diatas tanpa alasan yang sah dari pejabat yang berwenang, dinyatakan gugur.

Pasal 10

(1). Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah

calon yang mendapat dukungan suara terbanyak dari jumlah pemilih yang menggunakan haknya.

(2). Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Calon Kepala

Desa yang mendapat jumlah suara tertinggi sama, maka pemilihan dinyatakan di ulang.

(3). Pengulangan Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (2) hanya berlaku bagi calon yang mendapat dukungan suara tertinggi yang sama.

Pasal 11

(1). Dalam hal calon Kepala Desa hanya terdapat 1

(satu) orang, maka calon Kepala Desa tersebut baru dinyatakan terpilih apabila mendapat dukungan sekurang – kurangnya 2/3 dari jumlah pemilih yang menggunakan haknya.

(2). Dalam hal calon Kepala Desa yang hanya 1 (satu)

orang yang tidak mendapat dukungan suara sebagaimana di maksud dalam ayat (1), maka pemilihan di nyatakan di ulang.

(3). Pemilihan baru dinyatakan sah apabila di hadiri

oleh sekurang – kurangnya 2/3 dari jumlah wajib pilih yang terdaftar.

Pasal 12

Apabila di dalam pemilihan Kepala Desa ternyata di temukan adanya kecurangan yang dapat di buktikan sah secara hukum, maka pemilihan di nyatakan di ulang.

Pasal 13 (1). Pemilihan ulangan dilaksanakan selambat –

lambatnya 3 (tiga) hari setelah pemilihan pertama di laksanakan .

(2). Apabila di dalam pemilihan ulangan hasilnya masih

juga sama, maka penentuan Kepala Desa terpilih ditetapkan oleh Bupati atas usul BPD.

Pasal 14

(1). Setelah pemungutan suara telah selesai, maka ketua panitia pemilihan Kepala Desa pada hari itu juga segera :

a. Menandatangani Berita Acara jalannya

pemungutan suara bersama – sama dengan para Calon Kepala Desa.

b. Membuka kotak suara dan menhitung jumlah

suara yang masuk setelah di teliti dan di saksikan oleh Calon Kepala Desa.

(2). Setelah perhitungan suara telah selesai maka panitia

pemilihan Kepala Desa menandatangani Berita Acara perhitungan suara bersama dengan para Calon Kepala Desa.

(3). Apabila salah seorang Calon Kepala Desa yang

tidak mau menandatangani Berita Acara, maka perhitungan suara tetap dinyatakan sah.

(4). Panitia pemilihan Kepala Desa selambat 15 (lima

belas) hari terhitung sejak tanggal pemungutan suara selesai, harus menyampaikan Berita Acara dan laporan dari Calon Kepala Desa yang di nyatakan terpilih kepada BPD.

(5). BPD menetapkan Calon Kepala Desa terpilih

selambat – lambatnya 15 hari dan menyampaikan kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan.

BAB V

TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH / JANJI

DAN PELANTIKAN KEPALA DESA

Pasal 15

(1). Selambat – lambatnya 30 (tiga puluh ) hari setelah Surat Keputusan Bupati tentang pengesahan Kepala Desa diterbitkan, maka Kepala Desa yang bersangkutan sudah harus dilantik oleh Bupati atau Pejabat lain yang di tunjuk olehnya.

(2). Pada saat Pelantikan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) Kepala Desa yang bersangkutan bersumpah dan berjanji didepan Bupati, para anggota BPD dan pemuka – pemuka masyarakat lainnya yang sempat hadir pada waktu pelantikan.

(3). Pada saat pelantikan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (2) diatas dilaksanakan pula serah terima jabatan dari pejabat lama ke pejabat baru.

Pasal 16

Masa jabatan Kepala Desa 5 (lima) Tahun sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

BAB VI

MEKANISME PELAKSANAAN PERTANGGUNGJAWABAN

DAN LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS

KEPALA DESA

Pasal 17

Tugas dan Kewajiban Kepala Desa : a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintah dan

Pembangunan Desa. b. Membina kehidupan masyarakat Desa. c. Membina Perekonomian Desa. d. Memelihara Ketentraman dan Ketertiban

masyarakat Desa. e. Mendamaikan perselisihan masyarakat di Desa. f. Mewakili desanya didalam dan diluar pengadilan

dan dapat menunjuk kuasa hukumnya.

Pasal 18

Dalam melaksanakan Tugas dan Kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 diatas Kepala Desa : a. Bertanggung jawab kepada rakyat melalui

Badan Perwakilan Desa dan

b. Menyampaikan laporan mengenai pelaksanakan tugasnya kepada Bupati.

Pasal 19

(1). Sekurang - kurangnya satu kali dalam satu

tahun Kepala Desa memberikan keterangan pertanggung jawaban kepada rakyat melalui BPD.

(2). Sekurang –kurangnya satu kali dalam satu tahun

Kepala Desa harus menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Kepada Bupati.

BAB VII

LARANGAN KEPALA DESA

Pasal 20

Kepala Desa dilarang : a. Melakukan sesuatu tindakan atau melalaikan

tugasnya yang mengakibatkan kerugian bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan warga masyarakat Desa.

b. Melakukan suatu tindakan yang bertentangan

dengan Peraturan Perundang – undangan, Agama dan Adat Istiadat yang berlaku dalam masyarakat.

c. Berdomisili diluar Wilayah Daerah yang

bersangkutan.

d. Beristri lebih dari satu, kecuali dengan alasan – alasan tertentu atau atas persetujuan istri pertama.

BAB VIII

TINDAKAN PENYIDIKAN TERHADAP KEPALA DESA

Pasal 21

(1). Tindakan penyidikan terhadap Kepala Desa

dapat dilakukan setelah ada persetujuan secara tertulis oleh Bupati, kecuali Kepala desa yang bersangkutan tertangkap tangan melakukan suatu tindak kejahatan.

(2). Apabila Kepala desa tertangkap tangan

melakukan suatu tindak kejahatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas, maka selambatnya – lambatnya 1 x 24 jam harus disampaikan secara tertulis kepada Bupati.

BAB IX

PEJABAT YANG MEWAKILI KEPALA DESA DALAM HAL KEPALA DESA BERHALANGAN

Pasal 22

(1). Dalam hal Kepala Desa berhalangan kurang

dari 7 hari, maka Sekretaris Desa menjalankan fungsi, wewenang tugas dan kewajiban Kepala Desa.

(2). Dalam hal Sekretaris Desa juga berhalangan, maka fungsi wewenang tugas dan kewajiban Kepala Desa dijalankan oleh seorang Kepala Urusan yang anggap mampu.

Pasal 23

(1). Dalam hal Kepala Desa berhalangan lebih dari

7 hari, maka BPD harus mengadakan musyawarah untuk menunjuk Pejabat Kepala Desa.

(2). Pejabat Kepala Desa dimaksud dalam ayat (1)

diusulkan Kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan.

(3). Pejabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) baru dapat melaksanakan tugasnya setelah mendapat persetujuan dari Bupati.

BAB X

PEMBERHENTIAN SEMENTARA KEPALA DESA

Pasal 24

(1). Apabila Kepala Desa terbukti melakukan suatu

tindakan yang mengakibatkan kerugian terhadap masyarakat dan terbukti melakukan suatu tindakan kejahatan, maka atas persetujuan BPD dapat diberhentikan sementara.

(2). Pemberhentian semantara sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Bupati.

(3). Selama Kepala Desa dikenakan pemberhentian sementara, maka pekerjaan sehari – hari dilakukan oleh seorang pejabat yang ditunjuk oleh Bupati.

Pasal 25

(1). Atas usul dan sasaran dari BPD dengan

berdasarkan kepada keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, maka Bupati dapat mencabut pemberhentian sementara Kepala Desa yang bersangkutan dalam hal yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah.

(2). Apabila Kepala Desa yang bersangkutan

dinyatakan bersalah dengan berdasarkan atas keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, maka Bupati memberhentikan Kepala Desa yang bersangkutan tidak dengan hormat.

(3). Selambatnya – lambatnya 1 (satu) tahun terhitung

sejak tanggal pemberhentian Kepala Desa sudah harus dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa.

BAB XI

PEMBERITAHUAN DARI BPD KEPADA

KEPALA DESA MENGENAI AKAN BERAKHIRNYA MASA JABATAN KEPALA DESA

Pasal 26

(1). BPD memberitahukan kepada Kepala Desa

mengenai akan berakhirnya masa jabatannya Kepala Desa secara tertulis selambatnya –

lambatnya 6 bulan sebelum masa jabatan Kepala Desa berakhir.

(2). 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa

jabatan Kepala Desa, BPD meminta kepada Kepala Desa untuk menyampaikan pertanggung jawaban akhir masa jabatan kepada BPD.

(3). Apabila keterangan Pertanggung jawaban

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diterima BPD, maka Kepala Desa yang bersangkutan tidak dapat dicalonkan kembali untuk masa jabatan berikutnya.

(4). Selambat – lambatnya 2 (dua) bulan sebelum

berakhirnya masa jabatan Kepala Desa,BPD segera memproses Pemilihan Kepala Desa yang baru.

BAB XII

PENGATURAN MENGENAI PENYELENGGARAAN PENCALONAN DAN PEMILIHAN KEPALA DESA

TIDAK TEPAT WAKTU

Pasal 27

(1). Apabila masa jabatan Kepala Desa sudah berakhir dan belum juga dilaksanakan pemilihan Kepala Desa yang baru, maka BPD mengusulkan Kepada Bupati untuk penunjukan Pejabat Kepala Desa.

(2). Masa jabatan pejabat Kepala Desa paling lama 1

(satu) tahun dan dapat diperpanjang setelah mendapat persetujuan dari BPD.

(3). Selama masa tugas Pejabat Kepala Desa, BPD sudah harus memproses, Pemilihan Kepala Desa.

BAB XIII

MEKANISME PENGANGKATAN PEJABAT

KEPALA DESA

Pasal 28

(1). Pejabat Kepala Desa diangkat oleh Bupati atas usul dari BPD dengan memperhatikan syarat – syarat sebagaimana dalam pasal 2.

(2). Pengangkatan Pejabat Kepala Desa dilakukan,

karena Kepala Desa berhenti atau diberhentikan oleh Bupati sebagaimana dimaksud dalam pasal 103 Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

BAB XIV

BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA

DAN PEMBEBANANNYA

Pasal 29

(1). Biaya Pemilihan Calon Kepala Desa ditetapkan oleh panitia pemilihan setelah melalui musyawarah BPD.

(2). Biaya Pemilihan Calon Kepala Desa dipergunakan

untuk : a. Honorarium Petugas Pendaftaran wajib Pilih. b. Biaya Alat Tulis. c. Biaya rapat – rapat.

d. Biaya pembuatan Kartu suara, undangan dan semacamnya.

e. Biaya pembuatan kotak dan bilik suara. f. Honorarium Panitia pemilihan. g. Honorarium petugas keamanan.

Pasal 30

(1). Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan kepada

Pemerintah Daerah bersama warga desa yang bersangkutan.

(2). Dalam hal biaya pemilihan dari masyarakat masih

di anggap kurang, maka biaya pemilihan Kepala Desa di mungkinkan untuk di pungut dari partisifasi calon Kepala Desa.

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

(1). Segala Peraturan yang bertentangan dengan

Peraturan Daerah ini di nyatakan tidak berlaku. (2). Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan

Daerah ini sepanjang mengenai aturan pelaksanaannya akan di tetapkan oleh Bupati Kepala Daerah.

Pasal 32 (1). Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak

tanggal diundangkan.

(2). Agar setiap Orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkan di dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto.

Ditetapkan di : Jeneponto Pada tanggal : 5 September 2000

BUPATI JENEPONTO

ttd

Dr. Ir. H. BAHARUDDIN BASO TIKA, MS Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor : 03 Tanggal 15 September 2000 Seri : Nomor : 03 SEKRETARIS DAERAH ttd Drs.H. SYAHRIR WAHAB Pangkat : Pembina Utama Muda Nip : 580 007 694. Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum dan Organisasi Setda Kabupaten Jeneponto BAKKARANG, SH Pangkat : Penata Tk. I Nip : 110 048 877