pemeriksaan kgd dan ttgo

7
MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A : Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Tes Toleransi Glukosa Oral Nomor Kode Mata Kuliah : IKK 1532 Beban SKS : 2 SKS Oleh : Ns. Rondhianto, M.Kep NIP : 198303242006041002 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHUN 2014

Upload: bella-alvionitta

Post on 11-Apr-2016

133 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

SOP

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan KGD Dan TTGO

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A :Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan

Tes Toleransi Glukosa Oral

Nomor Kode Mata Kuliah : IKK 1532Beban SKS : 2 SKS

Oleh :

Ns. Rondhianto, M.KepNIP : 198303242006041002

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANTAHUN 2014

Page 2: Pemeriksaan KGD Dan TTGO

MODUL A.PEMERIKSAN GULA DARAH DAN TES TOLERANSI GLUKOSA

Standar KompetensiSetelah menyelesaikan pembelajaran praktikum mahasiswa mampu menjelaskan dan mendemostrasikanteknik pemeriksaan diagnostik pada penderita diabetes mellitusKompetensi DasarSetelah menyelesaikan pembelajaran praktikum mahasiswa mampu :1. Menjelaskan konsep dasar pemeriksaan diagnostik pada penderita diabetes mellitus2. Menjelaskan kadar gula darah normal dalam tubuh3. Menjelaskan dan mendemonstrasikan prosedur pemeriksaan gula darah4. Menjelaskan dan mendemonstrasikan prosedur tes toleransi glukosaA. Konsep Dasar Diabetes MellitusDiabetes Mellitus (DM) merupakan suatu karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresiinsulin, kerja insulin atau kedua-duanya. DM merupakan kelompok penyakit metabolik kronis yangmembutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri dan dukungan untuk mencegahkomplikasi akut dan menurunkan resiko komplikasi jangka panjang (ADA, 2010). Menurut Suyono (2009)pada penderita diabetes, didapatkan jumlah insulin yang kurang atau keadaan kualitas insulinnya tidak baik(resistensi insulin), meskipun insulin ada dan reseptor juga ada, tapi karena kelainan di dalam sel itu sendiri,maka pintu masuk sel tetap tidak dapat terbuka sehingga glukosa tidak dapat masuk sel untukdimetabolisme. Akibatnya glukosa tetap berada di luar sel, hingga kadar glukosa dalam darah meningkat.Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknyaglukosa ke dalam sel. Patogenesis DM tipe 2 ditandai adanya resistensi insulin perifer, gangguan hepaticglucose production (HGP), dan penurunan fungsi sel beta, yang akhirnya menuju ke kerusakan total sel beta.Pada stadium pre diabetes, mula-mula terjadi resistensi insulin yang kemudian disusul peningkatan sekresiinsulin untuk mengkompensasi adanya resistensi tersebut agar glukosa darah tetap normal. Lama kelamaansel beta akan tidak sanggup lagi mengkompensasi resistensi sehingga kadar glukosa darah meningkat danfungsi sel beta makin menurun. Saat itulah diagnosis diabetes ditegakkan. Ternyata penurunan sel betaberlangsung secara progresif sampai akhirnya sama sekali tidak mampu lagi mensekresikan insulin, suatukeadaan yang menyerupai DM tipe 1 sehingga kadar glukosa darah semakin meningkat.Kegagalan fungsi sel beta menurut DeFronzo (2008) di dalam Suyono (2009) meliputi : glukotoksisitas(peningkatan kadar glukosa darah yang berlangsung lama akan menyebabkan stress oksidatif, IL-1β dan NF-kβ dengan akibat peningkatan apoptosis sel beta), lipotoksisitas (peningkatan asam lemak bebas yangberasal dari jaringan adiposa dalam proses lipolisis akan mengalami metabolisme non oksidatif menjadiceramide yang toksik terhadap sel beta sehingga sel beta mengalami apoptosis), penumpukan amiloid(akibat resistensi insulin, sel beta akan melakukan kompensasi dengan mensekresikan insulin hingga terjadihiperinsulinemia.Peningkatan sekresi insulin juga diikuti oleh sekresi amylin dari sel beta yang ditumpuk disekitar sel betahingga menjadi jaringan amiloid dan akan mendesak sel beta itu sendiri hingga akhirnya jumlah sel betadalam pulau langerhans menjadi berkurang sampai 50-60 % dari jumlah normal), resistensi insulin yangdiantaranya disebabkan oleh obesitas, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kurang gerak badan, danfaktor keturunan (herediter). Selain itu adanya efek inkretin yang mempunyai efek langsung terhadap selbeta dengan cara meningkatkan proliferasi sel beta, meningkatkan sekresi insulin dan mengurangi apoptosissel beta dan adanya faktor resiko DM, yaitu faktor genetik (TCF 7 L2) ditenggarai sebagai salah satupenyebabnya. Namun tidak hanya itu saja untuk menyebabkan DM, diperlukan faktor pencetus misalnyakegemukan, pola makan salah, minum obat-obatan yang bisa menaikkan kadar glukosa darah, proses menua(usia lebih dari 45 tahun), stress dan lain-lain.Menurut PERKENI (2006) diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah bukanadanya glukosuria. Bahan pemeriksaan yang dianjurkan adalah darah plasma vena, namun dapat juga darahkapiler.

Tabel 1. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Diagnosis DMBukan DM Belum pasti DM DMKadar glukosa darah Plasma vena < 100 100-199 ≥ 200

Page 3: Pemeriksaan KGD Dan TTGO

sewaktu (mg/dl) Darah kapiler < 90 90 -199 ≥ 200Kadar glukosa darahpuasa (mg/dl) Plasma vena < 100 100-125 ≥ 126Darah kapiler <90 90-99 ≥ 100(PERKENI, 2006)Menurut Tjokroprawiro (2010) langkah-langkah diagnosis DM dapat dilakukan dengan memperhatikangejala klasik yang muncul maupun jika tidak ada keluhan klasik. Keluhan klasik penderita DM adalah :1) Penurunan Berat Badan dan rasa lemahTerjadi penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relatif singkat dan badan terasa lemah. Hal inidisebabkan gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakaruntuk menghasilkan tenaga. Sumber tenaga terpaksa diambil dari sel lemak dan otot (protein).Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.2) Banyak kencing (poliuri)Jika kadar gula darah melebihi nilai ambang ginjal (> 180 mg/dl), gula akan keluar bersama urin. Untukmenjaga agar urin yang keluar tidak terlalu pekat, maka tubuh menarik air sebanyak mungkin ke dalamurin sehingga volume urin banyak dan sering kencing terutama pada malam hari.3) Banyak minum (polidipsi)Dengan banyaknya urin yang keluar, badan akan kekurangan cairan. Untuk mengatasi hal tersebuttimbullah rasa haus sehingga penderita selalu ingin minum. Tidak jarang yang dipilihnya minumandingin, enak dan manis. Sehingga hal ini akan semakin membuat gula darah naik.4) Banyak makan (polifagi)Pemasukan gula ke dalam sel berkurang, sehingga sel kekurangan energi, sehingga orang merasa kurangtenaga. Timbullah keinginan selalu makan.Menurut Tjokroprawiro (2010) langkah-langkah diagnosis DM dapat dengan memperhatikan gejala klasikyang muncul maupun jika tidak ada keluhan klasik.Ada keluhan klasik DMJika ada keluhan klasik, maka dilakukan pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dan gula darah sewaktu (GDS):(1) Jika GDP ≥ 126 mg/dl atau GDS ≥200 mg/dl, maka didiagnosis DM(2) Jika GDP < 126 mg/dl atau GDS < 200 mg/dl, periksa ulang GDP atau GDS. Jika GDP ≥ 126 mg/dl atauGDS ≥ 200 mg/dl, maka diagnosis DM dapat ditegakkan. Jika GDP < 126 mg/dl atau GDS < 200mg/dl, maka diperiksa TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) atau glukosa darah 2 jam setelah makan.Jika hasilnya ≥ 200 mg/dl, maka diagnosis DM dapat ditegakkkan. Jika hasilnya 140 -199 mg/dl,disebut TGT (Toleransi Glukosa Terganggu), jika < 140 mg/dl, maka dikatakan normal.Tidak ada keluhan klasik DMApabila tidak ada keluhan klasik DM, maka untuk skrining dilakukan pemeriksaan GDP dan GDS.(1) Jika GDP ≥ 126 mg/dl atau GDS ≥ 200 mg/dl, maka GDP dan GDS diperiksa ulang. Jika GDP ≥ 126mg/dl atau GDS ≥ 200 mg/dl, maka diagnosis DM dapat ditegakkan. Jika GDP dan GDS normal, makabisa dilakukan pemeriksaan TTGO dengan ketentuan jika hasilnya ≥ 200 mg/dl, maka diagnosis DMdapat ditegakkan. Jika hasilnya 140-199 mg/dl, maka disebut TGT. Jika < 140 mg/dl, maka pasiendikatakan normal.(2) Apabila didapatkan GDP 100-125 mg/dl, atau GDS 140-199 sedangkan salah satunya normal, makaberlaku ketentuan sebagai berikut :a. Jika GDP 100-125 mg/dl dan GDS normal, dilakukan tes TTGO. Jika hasilnya ≥ 200 mg/dl, makadiagnosis DM dapat ditegakkan. Jika hasilnya 140-199, maka disebut GDPT (Gula Darah PuasaTerganggu). Jika hasilnya < 140 mg/dl, maka dikatakan normalb. Jika GDS 140-149 dan GDP normal, dilakukan tes TTGO. Jika hasilnya ≥ 200 mg/dl, makadiagnosis DM dapat ditegakkan. Jika hasilnya 140-199, maka disebut TGT (Toleransi GlukosaTerganggu). Jika hasilnya < 140 mg/dl, maka dikatakan normal.B. Prosedur Pemeriksaan Gula DarahProsedur pemeriksaan gula darah dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun oleh pasien sendiri(Pemeriksaan Gula Darah Mandiri: PGDM). Dengan melakukan pemeriksaan glukosa arah secara mandiri danteratur maka pasien akan mengetahui dampak penatalaksanaan DM pada dirinya dan semakin memperkuatperilaku perawatan dirinya. Beberapa ketentuan adalah sebagai berikut :1) PGDM terutama dianjurkan bagi pasien dengan pengobatan insulin atau obat pemicu sekresi insulin.2) Waktu pemeriksaan PGDM bervariasi, tergantung pada terapi. Waktu yang dianjurkan adalah, padasaat sebelum makan, 2 jam setelah makan (menilai ekskursi maksimal glukosa), menjelang waktutidur (untuk menilai risiko hipoglikemia), dan di antara siklus tidur (untuk menilai adanyahipoglikemia nokturnal yang kadang tanpa gejala), atau ketika mengalami gejala seperti

hypoglycemic spells3) Pemeriksaan dilakukan 2 kali dalam seminggu.

Page 4: Pemeriksaan KGD Dan TTGO

4) Darah yang bisa digunakan adalah darah kapiler.

Gambar 1. Langkah-langkah diagnostik DM (PERKENI, 2006)

Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan di laboratorium maupun dapat dilakukan dengan menggunakanalat pengukur glukosa darah digital, seperti Glukotest, Gluko M, Gluko-DR dan lain-lain yang dapat dibeli diapotek terdekat. Cara melakukan pemeriksaan adalah sebagi berikut :1) Cucilah tangan sebelum melakukan pemeriksaan2) Siapkan alat yang akan digunakan di dekat anda. Pasang atau masukkan reagen strip ke dalam alat.3) Lakukan desinfeksi pada ujung jari yang akan ditusuk dengan alkohol 70 %4) Tusuk jari ujung jari di bagian tepi dengan lanset5) Bila darah yang keluar sedikit, biarkan tangan tergantung ke bawah dan urut jari tersebut beberapakali kearah ujung jari.6) Kenakan tetes darah pada reagen strip7) Tunggu beberapa saat, dan anda akan melihat berapa nilai kadar glukosa anda.8) Bandingkan dengan nilai ambang.9) Catat dalam buku catatan harianC. Pelaksanaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)TTGO dilakukan jika diagnosis DM belum bisa ditegakkan secara pasti. Jika GDP dan GDS normal, maka bisadilakukan pemeriksaan TTGO dengan ketentuan jika hasilnya ≥ 200 mg/dl, maka diagnosis DM dapatditegakkan. Jika hasilnya 140-199 mg/dl, maka disebut Toleransi Glukosa Terganggu (TGT). Jika < 140mg/dl, maka pasien dikatakan normal. Menurut Tjokroprawiro (2010) pelaksanaan TTGO dilakukan dengancara yaitu :1. Tiga hari sebelum tes, pasien makan karbohidrat cukup dan melakukan kegiatan jasmani sepertiyang biasa dilakukan.2. Kemudian pasien puasa semalam (10-12 jam, minimal 8 jam)3. Besok paginya glukosa darah puasa diperiksa.4. Setelah itu pasien diberikan glukosa 75 gram, dlarutkan dalam air 250 ml, diminum dalam waktu 5menit dan berpuasa kembali.5. Setelah 2 jam dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah.6. Selama pemeriksaan pasien tetap istirahat, tidak boleh merokok, tetapi boleh minum air putih.

Page 5: Pemeriksaan KGD Dan TTGO

D. Prosedur Kerja Pemeriksaan Glukosa Darah

PSIK

UNIVERSITASJEMBER

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH(DIGITAL METHODE)

PROSEDURTETAP

NODOKUMEN

NO REVISI HALAMAN

TANGGALTERBIT

DITETAPKAN OLEH1 PENGERTIAN Pemeriksaan gula darah yang dilakukan untuk mengetahui status guladarah klien melalui gula darah kapiler2 TUJUAN Mengetahui kadar gula darah pasien : gula darah puasa, gula darah 2jam PP atau gula darah sewaktu3 INDIKASI 1. DM tipe 12. DM tipe 24 KONTRA INDIKASI -5 PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien2. Kaji kondisi klien dan KGD terakhir3. Beritahu dan jelaskan pada klien atau keluarganya tindakan ygdilakukan4. Jaga privacy klien5. Posisi klien : duduk, tidur6 PERSIAPAN ALAT 1. Alat periksa gula darah digital (glukotest, gluko M, Gluko-DR, dll)2. Gluko test strip3. Lanset dan alat pendorongnya (lancing device)4. Swab alcohol 70 %5. Sarung tangan6. Bengkok/ tempat sampah7. Lembar hasil periksa dan alat tulis7 CARA BEKERJA Tahap Orientasi1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan padaklien/keluargaTahap Kerja1. Berikan kesempatan klien bertanya atau melakukan sesuatusebelum kegiatan dilakukan2. Menanyakan keluhan utama klien3. Jaga privacy klien4. Memulai dengan cara yang baik5. Atur posisi yang nyaman bagi klien6. Gunakan sarung tangan bersih7. Siapkan alat yang akan digunakan di dekat anda. Pasang ataumasukkan reagen strip ke dalam alat.8. Pilih jari yang akan ditusuk (bisa jari tengah/jari manis)9. Lakukan desinfeksi pada ujung jari yang akan ditusuk denganalkohol 70 %10. Tusuk jari ujung jari di bagian tepi dengan lanset11. Bila darah yang keluar sedikit, biarkan tangan tergantung kebawah dan urut jari tersebut beberapa kali kearah ujung jari.12. Kenakan tetes darah pada reagen strip13. Tunggu beberapa saat, dan anda akan melihat berapa nilai kadarglukosa anda.14. Tulislah hasil pada lembar kerja.15. Bandingkan dengan nilai ambang darah kapiler.16. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman17. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah18. Cuci tangan8 HASIL 1. Evaluasi respon klien2. Berikan reinforcement positif

Page 6: Pemeriksaan KGD Dan TTGO

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya4. Mengakhiri kegiatan dengan baik9 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAPE. Prosedur Kerja Pelaksanaan TTGO

PSIK

UNIVERSITASJEMBER

TES TOLERANSI GLUKOSA ORAL

PROSEDURTETAP

NODOKUMEN

NO REVISI HALAMAN

TANGGALTERBIT

DITETAPKAN OLEH1 PENGERTIAN TTGO adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mengetahui toleransiseseorang terhadap glukosa2 TUJUAN Bahan rujukan untuk menegakkan diagnosis DM secara pasti3 INDIKASI DM belum pasti dengan :- GDP : 100 -125 mg/dl- GDS : 140 -199 mg/dl4 KONTRA INDIKASI -5 PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien2. Kaji kondisi klien dan KGD terakhir (GDP dan atau GDS)3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yangdilakukan4. Jaga privacy klien5. Posisi klien6 PERSIAPAN ALAT 1. Alat periksa gula darah digital (glukotest, gluko M, Gluko-DR, dll)2. Gluko test strip3. Lanset dan alat pendorongnya (lancing device)4. Swab alcohol 70 %5. Sarung tangan6. Bengkok/ tempat sampah7. Lembar hasil periksa dan alat tulis7 CARA BEKERJA Tahap Orientasi1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)4. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan padaklien/keluarga

Tahap Kerja6. Berikan kesempatan klien bertanya atau melakukan sesuatusebelum kegiatan dilakukan7. Menanyakan keluhan utama klien8. Jaga privacy klien9. Memulai dengan cara yang baik10. Atur posisi yang nyaman bagi klien11. Gunakan sarung tangan12. Berikan penjelasan pada klien : Tiga hari sebelum tes, pasien makan karbohidrat cukup danmelakukan kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan. Sebelum hari H pemeriksaan pasien puasa semalam (10-12 jam,minimal 8 jam)13. Pada hari H pada pagi hari glukosa darah puasa diperiksa.14. Setelah diperiksa GDP pasien diberikan glukosa 75 gram, dilarutkandalam air 250 ml, diminum dalam waktu 5 menit dan berpuasakembali.15. Setelah 2 jam dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam PP16. Selama pemeriksaan pasien tetap istirahat, tidak boleh merokok,tetapi boleh minum air putih.

Page 7: Pemeriksaan KGD Dan TTGO

17. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman.18. Catat dalam lembar kerja19. Bandingkan dengan nilai ambang : GDP dan GD 2 Jam PP20. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah21. Cuci tangan8 HASIL 1. Evaluasi respon klien2. Berikan reinforcement positif3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya4. Mengakhiri kegiatan dengan baik9 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

DAFTAR PUSTAKAADA. (2010). Standards of Medical Care in Diabetes 2010. Journal of Diabetes Care, Vol. 33, Supplement 1,January 2010, 11-61. Diperoleh dari http://care.diabetesjournals.org/ pada tanggal 10 Februari2011.PERKENI. (2006). Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Diperoleh darihttp://perkeni.net/old/ pada tanggal 2 Januari 2011.Suyono, S. (2009). Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes. Dalam Soegondo et al (Ed.).Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke-2. Jakarta : Balai Penerbit FKUITjokroprawiro, A., (2010). Rumus Klinik Praktis : Diabetologi-Endokrionologi-Metabolisme Bidang PenyakitDalam Fokus : Diabetes. Suarbaya : PERKENI Cabang Surabaya.