pemeriksaan jenazah

7
 PROSEDUR PEMERIKSAAN JENAZAH Pemeriksaan jenazah harus dilakukan pada suatu tempat yang penerangannya baik. Sebelum dokter melakukan pemeriksaan, ia sebaiknya melakukan allo-anamnesis terhadap keluarga korban, khu susnya unt uk men cari data men gen ai riwayat kematia n, adanya gejala yang dikeluhkan atau diketahui diderita almarhum menjelang kematiannya, adanya penyakit yang diderita baik yang baru maupun yang lama serta adanya riwayat pengobatan atau minum obat seb elumny a. Dengan pen get ahu an dan pengal aman kli nis nya , ber das arkan ket eran gan ters ebu t dia tas, dok ter dap at mey aki ni kemung kin an ada nya pen yak it ter tentu sebaga i  pe nye bab kematian ora ng ters ebut. Kes imp ula n dok ter ini mer upa kan tit ik awal unt uk  pencar ian pe nyebab ke matia n yang lebi h past i be rdasark an ha si l-h asil temuan pada  pemeriksaan jenazah. Pada setiap kas us kematian, dok ter har us melakukan pemerik saa n lua r jenazah sec ara seksama, lengkap dan teliti. Jika pada pemeriksaan tersebut dokter tidak menemukan adanya lu ka atau tand a ke ke rasan la in nya, ti da k me ne mu ka n ta nd a- tand a ke racu na n da n ana mne sis nya mengar ah pad a kematia n aki bat pen yakit, mak a dok ter dap at lan gsu ng memberikan surat kematian (Formulir A) dan jenazahnya kepada keluarga korban. Dalam For mulir A, dok ter Pus kes mas har us mencantumkan nomor pen yakit yan g did uga nya mer upa kan pen yeb ab kemati an, ses uai den gan kla sif ika si pen yak it dal am Internati ona l Classification of Diseases (ICD) sebagaimana tercantum pada bagian belakang Formulir A tersebut. Formulir A diperlukan oleh keluarga korban untuk berbagai keperluan administrasi kependudukan, seperti untuk administrasi dalam rangka penyimpanan jenazah, pengangkutan  j enazah keluar kota/ ne geri se rta pembuatan Akte Kemati an (yang di perl ukan untuk  pengurusan pembagian warisan, asuransi, izin kawin lagi dsb).

Upload: asyifaa-purnamiwulan

Post on 15-Jul-2015

187 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemeriksaan jenazah

5/13/2018 pemeriksaan jenazah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-jenazah 1/7

PROSEDUR PEMERIKSAAN JENAZAH

Pemeriksaan jenazah harus dilakukan pada suatu tempat yang penerangannya baik. Sebelum

dokter melakukan pemeriksaan, ia sebaiknya melakukan allo-anamnesis terhadap keluarga

korban, khususnya untuk mencari data mengenai riwayat kematian, adanya gejala yang

dikeluhkan atau diketahui diderita almarhum menjelang kematiannya, adanya penyakit yang

diderita baik yang baru maupun yang lama serta adanya riwayat pengobatan atau minum obat

sebelumnya. Dengan pengetahuan dan pengalaman klinisnya, berdasarkan keterangan

tersebut diatas, dokter dapat meyakini kemungkinan adanya penyakit tertentu sebagai

  penyebab kematian orang tersebut. Kesimpulan dokter ini merupakan titik awal untuk 

  pencarian penyebab kematian yang lebih pasti berdasarkan hasil-hasil temuan pada

 pemeriksaan jenazah.

Pada setiap kasus kematian, dokter harus melakukan pemeriksaan luar jenazah secara

seksama, lengkap dan teliti. Jika pada pemeriksaan tersebut dokter tidak menemukan adanya

luka atau tanda kekerasan lainnya, tidak menemukan tanda-tanda keracunan dan

anamnesisnya mengarah pada kematian akibat penyakit, maka dokter dapat langsung

memberikan surat kematian (Formulir A) dan jenazahnya kepada keluarga korban. Dalam

Formulir A, dokter Puskesmas harus mencantumkan nomor penyakit yang diduganya

merupakan penyebab kematian, sesuai dengan klasifikasi penyakit dalam International

Classification of Diseases (ICD) sebagaimana tercantum pada bagian belakang Formulir A

tersebut. Formulir A diperlukan oleh keluarga korban untuk berbagai keperluan administrasi

kependudukan, seperti untuk administrasi dalam rangka penyimpanan jenazah, pengangkutan

  jenazah keluar kota/negeri serta pembuatan Akte Kematian (yang diperlukan untuk 

 pengurusan pembagian warisan, asuransi, izin kawin lagi dsb).

Page 2: pemeriksaan jenazah

5/13/2018 pemeriksaan jenazah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-jenazah 2/7

Jika oleh suatu alasan tertentu, keluarga ingin menyimpan jenazah lebih dari 24 jam sebelum

dikubur atau dikremasi, maka demi keamanan lingkungan terhadap jenazah selayaknya

dilakukan pengawetan. Pada kasus kematian wajar akibat penyakit, pengawetan jenazah

dapat langsung dilakukan setelah pemeriksaan luar jenazah selesai dilakukan. Pengawetan

  jenazah pada kasus ini terutama dilakukan untuk mencegah atau menghambat proses

 pembusukan, membunuh kuman serta mempertahankan bentuk mayat seperti pada keadaan

awalnya.

Untuk melakukan pemeriksaan luar jenazah, fasilitas yang perlu disiapkan adalah sebagai

 berikut:

1. Meja pemeriksaan: untuk ini dapat digunakan meja atau ranjang apapun, asalkan

dokter dapat melakukan pemeriksaan secara aman dan nyaman dan penerangan nya

cukup.

2. Alat tulis dan alat ukur: yang perlu disiapkan adalah papan alas tulis, pen, penggaris

30 cm serta meteran baju (untuk mengukur tinggi badan)

3. Formulir pemeriksaan luar (laporan obduksi)

4. Wadah untuk pemeriksaan penunjang: berupa kantung plastik, tabung reaksi, gelas

obyek dan spruit.

5. Strip test narkoba: sebaiknya disiapkan strip test yang dapat mendeteksi amfetamin,

met-amfetamin, opiat, kanabis dan kokain.

Page 3: pemeriksaan jenazah

5/13/2018 pemeriksaan jenazah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-jenazah 3/7

Pemeriksaan luar jenazah dilakukan secara teliti dan seksama dengan mengikuti format

laporan obduksi. Adapun data-data yang perlu dicari dan dicatat dalam laporan obduksi

adalah data-data berikut ini:

1. Dokter pemeriksa, nama serta alamat instansinya

2. Tanggal dan jam pemeriksaan

3. Penulis laporan obduksi

4. Identitas jenazah: data ditulis sesuai dengan data pada kartu identitas atau SPV

5. Label: disini dicatat ada tidaknya label, bahan label, ada tidaknya lak dan isi informasi

 pada label.

6. Tutup/bungkus mayat: disini dicatat kain atau selimut yang digunakan untuk 

membungkus atau menutupi mayat, yaitu data mengenai jenis bahan, warna, motif 

 bahan serta keterangan lainnya (lusuh, berlumur lumpur/darah dsb)

7. Perhiasan: disini dicatat mengenai jenis perhiasan, bahan, warna serta keterangan lain

mengenai perhiasan yang dikenakan

8. Pakaian: disini dicatat pakaian yang dikenakan, dideskripsikan mulai dari atas ke

 bawah, dari luar ke dalam, yaitu data mengenai jenis pakaian (baju kemeja lengan

 panjang, kaos oblong dsb), bahan (kaos, katun,dsb), warna, merek serta nomor dan

keterangan lainnya

9. Benda disamping mayat: disini dicatat benda-benda yang ditemukan di samping

mayat.

10.Tanatologi: disini dicatat mengenai perubahan-perubahan setelah kematian yang

meliputi data (1) lebam mayat (lokasinya, warnanya dan apakah hilang atau tidak 

dengan penekanan), (2) kaku mayat (lokasinya, mudah atau tidak dilawan) serta (3)

 perubahan kematian lanjut (jika ada), yaitu tanda tanda pembusukan, adiposera atau

mumifikasi (lokasi dan deskripsinya).

Page 4: pemeriksaan jenazah

5/13/2018 pemeriksaan jenazah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-jenazah 4/7

11. Identitas: disini dicatat mengenai jenis kelamin, ras (apakah orang Indonesia, negro,

kulit putih dsb), warna kulit, status gizi, tinggi badan, berat badan serta kondisi zakar 

(untuk pria) apakah disunat atau tidak.

12. Identitas khusus: disini dicatat identifikasi khusus, yaitu adanya jaringan parut (bekas

luka atau operasi), tattoo, tahi lalat, tompel, tanda lahir, pincang, serta ciri khusus lain.

Deskripsi dilakukan sedetil mungkin, meliputi lokasi, gambaran tanda identifikasi

tersebut serta ukurannya.

13. Bulu-bulu: disini dicatat mengenai rambut, alis mata, bulu mata, kumis, serta jenggot,

yang meliputi deskripsi warna, tumbuhnya (lebat/jarang, lurus/ikal/ keriting) serta

 panjangnya.

14. Mata: disini dicatat kondisi kedua mata meliputi data tentang selaput bening (kornea)

apakah masih jernih atau sudah keruh, teleng mata (pupil) bagaimana bentuknya serta

 berapa diameternya, warna tirai mata (iris), selaput bola mata (sclera atau konjunctiva

 bulbi) apakah warnanya pucat, kuning atau kemerahan serta ada tidaknya bintik atau

  bercak perdarahan, selaput kelopak mata (conjuctiva palpebra) apakah warnanya

 pucat, kuning atau kemerahan dan apakah menunjukkan adanya bintik atau bercak 

 perdarahan.

15. Hidung (dicatat bentuknya, apakah biasa, pesek atau mancung), telinga (dicatat

 bentuknya apakah biasa, atau ada ciri khusus tertentu) dan lidah (dicatat apakah lidah

terjulur atau tergigit).

16. Gigi geligi: disini dicatat gigi geligi pada rahang atas kiri, atas kanan, bawah kiri dan

  bawah kanan, yaitu data mengenai jumlah gigi, keutuhannya, ada tidaknya

 bolong/caries, adanya kelainan bentuk, kawat, tambalan dsb.

17. Lubang-lubang: disini dicatat mengenai apa yang keluar dari lubang-lubang tubuh

(mulut, hidung, telinga, kemaluan dan anus), yaitu bentuknya (cairan, muntahan ,

Page 5: pemeriksaan jenazah

5/13/2018 pemeriksaan jenazah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-jenazah 5/7

darah dsb), warna serta baunya. Khusus untuk mulut dan hidung penilaian dilakukan

setelah pemeriksa menekan dinding dada dan melihat adanya benda yang keluar dari

lubang mulut dan hidung serta membaui hawa yang keluar dengan cara mengibaskan

udara mulut/hidung kearah pemeriksa.

18. Luka luka: disini dicatat luka-luka pada tubuh korban sedetil dan selengkap mungkin

sebagai berikut:

a. Luka lecet geser: dicatat lokasi, koordinat, arah serta ukurannya

Misal: Pada dada kiri, 3 cm dari garis pertengahan depan (GPD), 10 cm dibawah

 bahu terdapat luka lecet geser, arah dari kiri ke kanan, ukuran 3 cm x 2 cm.

 b. Luka lecet gores: dicatat lokasi, koordinat, arah serta panjangnya.

Misal: Pada lengan atas kanan bagian depan, 10 cm dibawah bahu, terdapat luka

lecet gores, arah dari atas ke bawah, sepanjang 10 cm.

c. Luka lecet tekan: dicatat lokasi, koordinat, bentuk, serta ukurannya.

Misal: Pada perut kanan atas, 2 cm dari GPD, 4 cm diatas pusat terdapat luka

lecet tekan, bentuk bulat, diameter 3 cm.

d. Memar: dicatat lokasi, koordinat, warna serta ukurannya.

Misal: Pada punggung kanan, 3 cm dari GPB, 10 cm dibawah puncak bahu

terdapat memar, kebiruan dengan ukuran 4 cm x 10 cm.

e. Luka terbuka: dicatat lokasi, koordinat (sumbu X dan Y serta jarak dari tumit),

tepi luka (rata/tak rata), sudut luka (tajam/tumpul), dinding luka (kotor/bersih),

dasar (jaringan bawah kulit, otot, tulang), adanya jembatan jaringan, sekitar luka

(adanya luka lecet/memar serta ukurannya), ukuran luka dalam keadaan aslinya

dan ukuran setelah luka dirapatkan.

Misal: Pada dada kiri, 3 cm GPD, 10 cm dibawah puncak bahu, 140 cm diatas

tumit, terdapat luka terbuka, tepi rata, sudut kanan atas tajam sudut kiri bawah

Page 6: pemeriksaan jenazah

5/13/2018 pemeriksaan jenazah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-jenazah 6/7

tumpul, dinding luka bersih, dasar otot yang robek, tak ada jembatan jaringan,

sekitar luka bersih, ukuran 4 cm x 1 cm, bila dirapatkan berupa garis yang

 berjalan dari kanan atas ke kiri bawah membentuk sudut 45 derajat dengan gais

horizontal sepanjang 4,5 cm.

f. Luka tembak: dicatat lokasi, kkordinat (sumbu X, Y serta jarak dari tumit), bentuk 

luka (lubang, bintang atau luka terbuka), ukurannya, adanya lecet di sekitar lubang

luka (kelim lecet) serta ukuran lebar lecetnya, adanya jelaga di sekitar luka (kelim

 jelaga) serta ukurannya, adanya bintik-bintik hitam di sekitar luka (kelim tattoo)

serta ukurannya, adanya cekungan di sekitar lubang luka (jejas laras) dan

ukurannya.

Misal: Pada dada kiri, 5 cm dari GPD, 15 cm dibawah bahu, 135 cm diatas tumit

terdapat luka berbentuk lubang bulat berdiameter 6 mm, disekitar lubang terdapat

lecet melingkar, pada sisi kiri, kanan dan atas masing-masing selebar 1 mm dan

 pada sisi bawah lebar 2 mm, di sekitar luka terdapat kotoran jelaga pada daerah

seluas 4 cm x 5 cm dan adanya bintik-bintik hitam pada daerah seluas 2 cm x 3 cm.

g. Jejas jerat atau gantung pada leher: dicatat bentuk luka, lokasi ketinggian luka

 pada GPD, sisi kanan dan kiri, lokasi hilangnya jejas serta lokasi (perkiraan

lokasi) simpul serta lebar luka pada lokasi-lokasi tersebut.

Misal: Pada leher terdapat luka lecet tekan melingkari leher, berupa daerah yang

mencekung, berwarna kecoklatan, pada perabaan keras seperti kertas perkamen,

dengan beberapa gelembung berisi air pada tepi luka di sekitar GPD, pada GPD

setinggi jakun dengan lebar 4 mm, pada sisi kanan 7 cm dibawah lubang telinga

selebar 4 mm, pada sisi kiri 8 cm dibawah lubang telinga selebar 4 mm, pada

 bagian belakang luka menghilang pada 4 cm di kanan dan kiri GPB, 4 cm

Page 7: pemeriksaan jenazah

5/13/2018 pemeriksaan jenazah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pemeriksaan-jenazah 7/7

dibawah batas rambut belakang, jejas simpul tidak ditemukan tetapi diperkirakan

letaknya tepat GPB 2 cm diatas batas rambut belakang.

h. Luka bakar: dicatat lokasi, koordinat, deskripsi luka serta luasnya (mengikuti rule

of nine)

Misal: Pada punggung kanan mulai dari puncak bahu dan GPB terdapat luka

 berupa daerah kulit ari yang mengelupas dengan dasar berwarna kemerahan, pada

 bagian tepi terdapat gelembung-gelembung berisi cairan jernih, meliputi daerah

seluas 9 %.

Patah tulang: disini dicatat mengenai tulang yang patah, yaitu nama tulangnya,

lokasi patahan, jenis patah (terbuka, tertutup).

19. Lain-lain: disini dicatat keterangan tambahan yang ditemukan dan tidak dapat

dimasukkan ke dalam kelompokan data-data diatas, seperti adanya luka-luka lama,

  badan yang basah, kulit yang keriput, luka bekas suntikan, golongan darah, hasil

 pemeriksaan urin dsb.