pemeriksaan fisik asma
DESCRIPTION
pemeriksaan fisik asmaTRANSCRIPT
Pemeriksaan fisik
Pulse oximetry (SpO2), Pengukuran SpO2 diindikasikan saat pasien
mengalami gagal napas dan membutuhkan penatalaksanaan yang lebih intensif.
Target pengobatan ditentukan agar SpO2 > 92% tetap terjaga.
Analisa gas darah (AGD), Jika pasien yang diterapi dengan oksigenasi
tidak membaik sampai 90%, perlu dilakukan pemeriksaan AGD.
Foto toraks, Foto toraks dilakukan hanya pada pasien dengan tanda dan
gejala adanya pneumothoraks, pada pasien yang dicurigai adanya pneumonia
atau pasien asma yang setelah 6-12 jam dilakukan pengobatan secara intensif
tetapi tidak respon terhadap terapi.
Monitor irama jantung, Elektro kardiografi dilakukan secara rutin pada
pasien lansia dan pasien yang menderita penyakit jantung. Irama jantung yang
ditemukan adalah sinus takikardi dan supra ventricular tarkikardi.
Respon terhadap terapi, Pengukuran terhadap perubahan PEFR atau FEV1
dilakukan setiap saat untuk menilai pasien asma akut dan memperkirakan
apakah pasien perlu dirawat atau tidak. Respon awal terhadap pengobatan
(PEFR atau FEV1 pada 30’ pertama), merupakan predictor terpenting terhadap
hasil terapi. Variasi nilai PEFR diatas 50 L/menit dan PEF > 40% normal yang
diukur 30 menit setelah dimulainya pengobatan, merupakan predictor yang baik
bagi hasil akhir pengobatan yang baik pula