pemeriksaan fisik asma

1
Pemeriksaan fisik Pulse oximetry (SpO 2 ), Pengukuran SpO 2 diindikasikan saat pasien mengalami gagal napas dan membutuhkan penatalaksanaan yang lebih intensif. Target pengobatan ditentukan agar SpO 2 > 92% tetap terjaga. Analisa gas darah (AGD), Jika pasien yang diterapi dengan oksigenasi tidak membaik sampai 90%, perlu dilakukan pemeriksaan AGD. Foto toraks, Foto toraks dilakukan hanya pada pasien dengan tanda dan gejala adanya pneumothoraks, pada pasien yang dicurigai adanya pneumonia atau pasien asma yang setelah 6-12 jam dilakukan pengobatan secara intensif tetapi tidak respon terhadap terapi. Monitor irama jantung, Elektro kardiografi dilakukan secara rutin pada pasien lansia dan pasien yang menderita penyakit jantung. Irama jantung yang ditemukan adalah sinus takikardi dan supra ventricular tarkikardi. Respon terhadap terapi, Pengukuran terhadap perubahan PEFR atau FEV 1 dilakukan setiap saat untuk menilai pasien asma akut dan memperkirakan apakah pasien perlu dirawat atau tidak. Respon awal terhadap pengobatan (PEFR atau FEV 1 pada 30’ pertama), merupakan predictor terpenting terhadap hasil terapi. Variasi nilai PEFR diatas 50 L/menit dan PEF > 40% normal yang diukur 30 menit setelah dimulainya pengobatan, merupakan predictor yang baik bagi hasil akhir pengobatan yang baik pula

Upload: corrywigati

Post on 14-Dec-2014

31 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pemeriksaan fisik asma

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Fisik Asma

Pemeriksaan fisik

Pulse oximetry (SpO2), Pengukuran SpO2 diindikasikan saat pasien

mengalami gagal napas dan membutuhkan penatalaksanaan yang lebih intensif.

Target pengobatan ditentukan agar SpO2 > 92% tetap terjaga.

Analisa gas darah (AGD), Jika pasien yang diterapi dengan oksigenasi

tidak membaik sampai 90%, perlu dilakukan pemeriksaan AGD.

Foto toraks, Foto toraks dilakukan hanya pada pasien dengan tanda dan

gejala adanya pneumothoraks, pada pasien yang dicurigai adanya pneumonia

atau pasien asma yang setelah 6-12 jam dilakukan pengobatan secara intensif

tetapi tidak respon terhadap terapi.

Monitor irama jantung, Elektro kardiografi dilakukan secara rutin pada

pasien lansia dan pasien yang menderita penyakit jantung. Irama jantung yang

ditemukan adalah sinus takikardi dan supra ventricular tarkikardi.

Respon terhadap terapi, Pengukuran terhadap perubahan PEFR atau FEV1

dilakukan setiap saat untuk menilai pasien asma akut dan memperkirakan

apakah pasien perlu dirawat atau tidak. Respon awal terhadap pengobatan

(PEFR atau FEV1 pada 30’ pertama), merupakan predictor terpenting terhadap

hasil terapi. Variasi nilai PEFR diatas 50 L/menit dan PEF > 40% normal yang

diukur 30 menit setelah dimulainya pengobatan, merupakan predictor yang baik

bagi hasil akhir pengobatan yang baik pula