pemeriksaan fisik

Upload: stefani-priscilla

Post on 04-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Keperawatan

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN FISIK THORAKS DAN JANTUNGDISUSUNOLEH:1. 2. Sofia Lorain3. Sri Nasrani4. Sri Waty5. Srinta Decy6. Stefani Priscilla7. Sulistyowati8. Timo Rauli9. Tris Hayati10. Vera Andrina11. Vinni Adriani12. Wahyuningsih13. Wiweka Zega14. Yeni Adytia

PRODI NERS TAHAP AKADEMIKSTIKes SANTA ELISABETH MEDANT.A. 2014/20151. PEMERIKSAAN DADAGaris bayangan yang digunakan dalam pengkajian dada:a. Garis midsternal: garis yang memanjang ke bawah di tengah sternumb. Garis midklavikula: garis vertical yang sejajar dengan garis midsternal dan memanjang ke bawah dari pertengahan tulang klavikula kanan dan kiric. Garis aksila anterior: garis yang memanjang ke bawah dari lipatan aksila anteriord. Garis aksila posterior: garis yang memanjan ke bawah dari lipatan aksila posteriore. Garis midaksila: garis vertikala yang memanjang ke bawah dimulai dari pertengahan antara garis aksila anterior dan posteriorf. Garis midspinal: garis yang terletak ditengah-tengah punggung dan ditentukan oleh prosesus spinosusg. Garis midskapula: garis vertical yang terletak pada dinding dada sejajar dengan garis midspinal dan memanjang melalui puncak scapulah. Daerah infraskapula: daerah dinding belakang dada yang terletak di bawah daerah scapulai. Daerha interskapula: daerah dinding belakang dada yang terletak diantara dua scapula

a. Pemeriksaan Dada Bagian AnteriorKetika diperiksa dalam posisi terlentang, pasien harus berbaring dengan nyaman sementara kedua lengannya sedikit diabduksikan.1) INSPEKSIAmatilah bentuk dada pasien dan gerakan dinding dada.Perhatikan:1. Deformitas atau asimetri2. Retraksi abnormal ruang sela iga bawah pada saat inspirasi3. Tertinggalnya atau terganggunya bagian dada yang bersifat local pada gerakan respirasi2) PALPASIPalpasi memiliki empat manfaat yang potensial1. Identifikasi daerah-daerah yang nyeri ketika ditekan2. Penilaian terhadap abnormalitas yang terlihat3. Penilaian lebih lanjut terhadap ekspansi dada4. Penoilain fremitus taktil

3) PERKUSILakukan perkusi dada bagian anterior dan lateral, dengan sekali lagi membandingkan kedua sisi dada. Jantung dalam keadaan normal akan menghasilkan daerah redup disebelah kiri os sternum dari sela iga ke-3 hingga ke-5. Lakukan perkusi paru kiri disebelah lateral daerah redup ini.4) AUSKULTASIDengarkan dada disebalah anterior dan lateral ketika pasien melakukan perrnapasan dengan mulut terbuka yang agak lebih dalam dari pada pernapasan normal. Bandingkan daerah-daerah paru yang simetris, dengan menggunakan pola yang dianjurkan untuk perkusi dan lanjutkan pemeriksaan auskultasi ini kedaerah-daerah disekitarnya. Dengarkan bunyi perrnapasan dengan memperhatikan intensitasnya dan mengenali setiap variasi dari pernapasan vesicular yang normal. Biasanya bunyi pernapasan lebih keras pada lapang paru anterior atas. Bunyi pernapasan bronkovesikular dapat terdengar pada saluran napas yang besar, kususnya pada sisi sebelah kanan.Kenali setiap bunyi tambahan, tentukan waktu terdengarnya dalam siklus respiratori, dan tentukan lokasi bunti tersebut pada dinding dada. Jika diperlukan dengarkan bunyi suara yang ditransmisikan

b. Pemeriksaan Fisik Dada bagian Posterior1) INSPEKSIDari posisi garis tengah di belakang tubuh pasien, perhatikan bentuk dada dan cara dada bergerak yang meliputi:a. Deformitas atau ketidaksimetrisan (Asimetri)b. Retraksi ruang sela iga yang abnormal pada saat inspirasi. Retraksi tampak paling jelas pada ruang sela iga bagian bawah. Sering disertai retraksi supraklavikula.c. Gangguan gerak pernapasan pada salah satu atau kedua sisi atau tertinggalnya (terlambatnya) gerak pernapasan yang unilateral

2) PALPASIKetika melakukan palpasi dada, fokuskan perhatian anda terhadap nyeri tekan dan abnormalitas pada kulit yang berada diatasnya, ekspansi respiratorius, dan fremitus.a. Tes ekspansi dada.Letakan ibu jari kedua tangan disekitar ketinggian iga ke-10 dengan jari-jari tangan yang memegang secara longgar dinding dada (rib cage) sebelah lateral dan sejjar dengan dinding tersebut.b. Lakukan palpasi untuk merasakan fremitus taktilFemitus merupakan getaran atau vibrasi yang ditransmisikan melalui percabangan bronkopulmonalis ke dinding dada yang dapat dirasakan dengan palpasi ketika pasien berbicara . untuk mendeteksi fremitus,gunakan permukaan ventral( bagian tulang telapak tangan atau pangkal jari tangan) atau permukaan ulnar tangan anda untuk mengoptimalkan sensitivitas getaran pada tulang-tulang tangan. Minta pasien untuk mengulangi perkataan tujuh-tujuh.c. Lakukan palpasi dan bandingkan daerah simetris paru dengan pola yang terlihat dalam foto.

Kenali dan tentukan lokasi setiap daerah dengan getaran fremitus yang bertambah,berkurang,atau tidak teraba. Fremitus secara tipikal lebih menonjol di daerah interskapular dibandingkan pada lapang paru bawah,dan seringkali lebih menonjol pada sisi kanan dibandingkan pada sisi kiri. Getaran ini menghilang dibawah diafragma.3) PERKUSIPerkusi merupakan salah satu teknik pemeriksaan fisik yang paling penting. Perkusi dada menggunakan dinding dada serta jaringan dibawahnya sebagai landasan ketukan agar menghasilkan bunyi yang dapat didengar dan getaran yang dapat dirasakan.Ketika mempraktikan perkusi, dengarkan perubahan bunyi yang ditimbulkan oleh perkusi pada berbagai tipe material atau berbagai bagian tubuh.1. Lakukan hiperekstensi jari tengah tangan kiri anda yang dikenal sebagai jari tangan pleksimeter. Buat sendi interfalangeal distal menekan kuat pada permukaan yang akan di perkusi. Perhatikan bahwa ibu jari,jari telunjuk,jari manis dan jari kelingking tidak menyentuh permukaan dada yang akan di perkusi.2. Posisikan lengan kanan bawah anda cukup dekat dengan permukaan yang akan di perkusi, sementara tangan anda di fleksikan kearah dorsal. Jari tengah harus dalam keadaan fleksi yang parsial, rileks dan siap untuk mengetuk.3. Dengan gerakan pergelangan tangan yang cepat tetapi rileks ( tidak kaku), ketuklah jari pleksimeter dengan jari tengah tangan kanan anda atau jari pleksor. Arakan ketukan itu pada sendi dan interfalangeal distal.4. Angkat jari tangan anda yang mengetuk dengan cepat untuk menghindari peredaman terhadap getaran yang telah anda buat. Gerakan terjadi pada pergelangan tangan. Gerakan mengetuk itu harus terarah, cepat, tetapi rileks( tidak kaku) dan sedikit memantul.Penilaian suara yang ditimbulkan oleh perkusi:1) Pekak adalah suara perkusi jaringan yang padat seperti pada : Adanya cairan di rongga pleura Perkusi daerah jantung Perkusi daerah hepar2) Redup adalah suara perkusi jaringan yang lebih padat/ konsolidasi paru-paru seperti pneumonia3) Sonor adalah suara perkusi jaringan yang normal4) Hipersonor/tympany adalah suara perkusi pada daerah yang lebih berrongga kosong seperti : Daerah caverne-caverne paru Penderita asma kronik terutama dengan bentuk dada barrel-chest akan terdengar seperti ketukan benda-benda kosong.

4) AUSKULTASIAuskultasi paru merupakan teknik pemeriksaan yang paling penting dalam menilai aliran udara melalui percabangan trakeobronkial.Auskultasi meliputi:1. Mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh pernapasan2. Mendengarkan setiap bunyi tambahan3. Jika terdapat kecurigaan akan abnormalitas, mendengarkan bunyi yang di timbulkan oleh suara atau bisikan pasien ketika suara tersebut ditransmisikan melalui dinding dada. Bunyi Napas (Bunyi Paru)

Bunyi napas yang normal adalah:1. Vesicular: Terdengar di semua lapangan paru yang normal bersifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang daripada ekspirasi2. Bronchovesikular : terdengar di daerah percabangan bronkus dan trakea, jadi sekitar sternum dan region interscapular, nadanya sedang, lebih kasar dibandingkan vesicular, inspirasi sama panjang dengan ekspirasi3. Bronchial: terdengar di daerha trakea (leher) dan suprasternal notch. Bersifat kasar, nada tinggi, inspirasi lebih pendek dibandingkan ekspirasiBerikut adalah beberapa bunyi tambahan pada paru-paru :a.) Bunyi yang dihasilkan oleh eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernapasan memngembang pada inspirasi Rales halus, terdengar meritik halus pada akhir inspirasi Rales sedang, terdengar lenih kasar dan ditengah fase akhir inspirasi Rales kasar, terdengar lebih lama yaitu pada seluruh fase inspirasi

b.) Ronchi ; Terutama terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi diatas trakea dan bronkus secara terus menerus, nadanya rendah, c.) Mengi (wheezing) : terdengar ngi.ikk atau pendek ngik yang bis adidapat pada fase inspirasi atau ekspirasi bahkan lebih jelas pada ekspirasi.d.) Pleural friction rub: suatu bunyi yang terdengar kering persing seperti suara gosokan amplas pada kayue.) Stridor: terdengar secara terus menerus pada fase inspirasi seperti suara kerokan yang kasar.

2. PEMERIKSAAN JANTUNGPada sebagian besar pemerriksaan jantung, pasien harus berbaring terlentang Setara tubuh bagian atas ditinggikan dengan menaikan kepala ranjang atau meja-periksa sehingga sudut sekitar 300. Ada dua macam posisi yang diperlukan:1. Posisi berbaring miring ke kiri2. Posisi membungkuk ke depan.Pemeriksa harus berdiri di sisi kanan pasienUrutan pemeriksaan jantungPosisi pasienPemerikssaan

Berbaring terrlentang dengan kepala ranjang dinaikan hingga sudut 300Lakukan inspeksi dan palpasi diderah prekordial: ruang sela iga ke-2; ventrikel kanan; dan ventrikel kiri termasuk iktus kordis (diameter, lokassi, amplitudo, durasi)

Posisi dekubitus lateral-kiriLakukan palpasi iktus kordis jika sebelumnya tidak berhasil terdeteksi. Dengarkan pada daerah apeks dengan menggunakan bagian sungkup/corong dari tetosko[p (bell)

Berbaring terlentang dengan kepala ranjang dinaikan pada sudut300Dengarkan pada daerah tricuspid dengan menggunakan bagian sungkup dari stetoskop.Dengarkan pada semua daerah auskultassi dengan menggunakan bagian membrane dari stetoskop

Duduk dengan tubuh miring kedepan sesudah menarik napas secara penuhDebgarkan disepanjang tepi os sternum dan pada daerah apeks

Pemeriksaan jantung meliputi inspeksi, palpasi,perkusi dan auskultasia) INSPEKSIPengamatan pertama mencari ictus cordis, yaitu denyutan dinding thorax karena pukulan ventrikel kiri pada dinding thorax. Bila normal akan berada di ICS-5 pada linea medioclavikularis kiri selebar 1 cm saja. Inspeksi ictus cordis sulit didapat pada pasien-pasien yang gemuk, berotot besar atau kelenjar mammaeyang besar. Dengan mengetahui letak ictus, secara tidak langsung bias diperroleh gambaran tentag ada tidaknya pembesaran jantung (pembesaran jantung ictus cordis bias sampe berada di linea axilaris anterior). Ictus cordis yang sangat nyata/=kuat sesuai juga dengan meningkatkan kerja ventrikel kiri seperi pada seorang yang sedang sangat berdebar ketakutan atau hipertensi sistolik. Bulging precodial (daerah precordial yang lebih menonjol dari dinding thorax yang lain). Menunjukan kemungkinan pembesaran ventrikel kanan atau aneurysma pangkal aorta.b) PALPASI Pada ictus cordis meraba ictus cordis dengan telapak jari II-III-IV(seringkali juga ictus tidak tampak namun bias teraba). Dirasakan kekuatan pukul dan ditentukan lebarnya ictus cordis yang normal tidak lebih dari 1 cm persegi. Kalau teraba lebuh lebar dan pukulannya kuat serta letaknya bergeser kekiri hal ini sesuai dengan Hipertrifi Ventrikel Kiri (misalnya karena Hipertensi yang lama). Sedangkan Hipertrofi Ventrikel Kanan akan menimbulkan gerakn naik turun didaerah linea sternalis kiri. Keadaan ini disebut Rigth Ventricular Lift/=Heaving.Hitung frekuensi jantung/= hear rate(HR). Pada palpasi dihitung frekuensi jantung (HR) selama 1 menit penuh serta diamati teratur tidaknya denyut jantung. Kemudian membandinkan HRdengan frekuensi nadi yang telah kita hitang sebelumnya (atau lebih tepat bersamaan waktu bila ada pemeriksaan lain yang membantu). Bila ternyata ada perbedaan jumlah denyut nadi dengan HR . Hal ini sesuai dengan adanya Fibrilasi Atrium. Memeriksa ada tidaknya thrill, yaitu getaran ictus cordis, tidak lain ini adalah murmur (pada auskultasi) derajat 5-6 yang karena kers/kasarnya dapat kita raba.Ictus kordis atau apical impulse (PMI, Point Of Maximal Impuls)- Daerah ventrikel kiri.Ictus kordis merepresentasikan pulsasi dini ventrikel kiri yang cepat pada saat denyutan ini bergerak ke anterior ketika terjadi kontraksi dan menyentuh dinding dada. Pada keadaan yang jarang dijumpai,seorang pasien dapat memiliki dekstrocardial- jantung yang berada di sebelah kanan dengan demikian ictus cordis akan di temukan pada sisi kanan. Jika tidak dapat menemukan ictus kordis, lakukan perkkusi untuk menentukan pekak jantung serta hati dan untuk menemukan bunyi timpani lambung. Pada situs inversus, ketiga struktur ini berada pada sisi yang berlawanan dengan keadaan normalnya. Jantung yang berada disisi kanan dengan hati dan lambung yang letaknya normal biasanya menyertai penyakit jantung kongenitalc) PERKUSIPada pemeriksaan perkusi ditentukan batas-batas jantung, karena daerah jantung terdengar pekak. Dengan demikian, dapat ditentukan ukuran jantung apakah lebih besar dari pada batas-batas normal ataukah tidak membesar. Pembesaran jantung yang dapat diperiksa dengan perrkusi adalah pembesaran ventrrikel kiri, yaitu dapat membessar kekiri agak ke bawah.Pembesaran ventrikel kanan kurang dapat ditentukan dengan perkusi karena pembesarannya lebih ke arah antero posterior. Perkusi pada pasien gemuk atau sangat berotot akan menyulitkan penetuan batas-batas jantung dengan baik.d) AUSKULTASIAuskultasi jantung yaitu mendengar bunyi jantung dengan alat stetoskop. Untuk itu, diperlukan suasana yang tenang agar bunyi jantung terdengar baik. Kesalahan terbanyak pada auskultasi adalah ingin mendengar sekaligus/seketika semua bunyi-bunyi jantung yang semestinya satu demi satu sesuai dengan tempatnya, bunyi jantung mana yang kita perhatikan. Mula-mula gunakanlah sisi membrane dengan tekanan kuat untuk mendengar nada-nada yang lebih tinggi, kemudian sisi bell dengan tekanan ringan untuk mendengar nada-nada yang lebih rendah.a. ) Bunyi jantung (BJ)BJ I. adalah bunyi menutupnya katup mitral dan tricuspidalisBJ II. Adalah bunyi menutupnya katup aorta dan pulmonalisMaka kita berupaya mendengar bunyi ke empat katup itu sesuai dengan tempat penjaran bunyi bunyi tersebut di dinding thorax. Perlu diketahui bahwa penjalaran bunyi jantung sesuai dengan arah aliran darahnya. Oleh karena itu, tempat tempat mendengar BJ tidak persis sama dengan proyeksi anatomik katup katup jantung.Ada lima tempat mendengar BJ untuk empat buah katup :(a.) Katup Aorta/A di ICS-2 Linea Sternalis Kanan di sini terutama disimak BJ II-A.(b.) Katup Pulmonalis/P di ICS-2 Linea Sternalis Kiri dan ICS-3 Linea Sternalis Kiri, di sini terutama disimak BJ II-P.(c.) Katup Tricuspidal/T di ICS-4 Linea Sternalis Kiri, di sini terutama disimak BJ I-T.(d.) Katup Mitral/M di ICS-5 Linea Medio-Clavicularis Kiri (atau diapex ictus cordis), di sini terutama disimak BJ I-M.Suara tambahan ini disebut bising jantung= murmur ( m )1. Bising jantung/Murmur ( m )Murmur adalah fibrasi / getaran yang terjadi di dalam jantung atau pembuluh darah besar yang diakibatkan oleh bertambahnya arus Turbulensi darah. Arus darah yang normal adalah stream line.Bila darah melewati celah sempit, terjadilah arus turbulensi.Hal inilah yang menimbulkan bising.Bila didengar/murmur harus dideskripsi :1. Tempatnya ( M,T,P ) dan penjalarannya/tidak menjalar.2. Terjadinya pada fase sisitolik atau diastolik.3. Derajatnya.4. Tinggi rendahnya nada.5. Kualitasnya.Daftar pustakaAgustinus, Andy Santosa. 2010. Pemeriksaan Fisik Physical Assessment. Jakarta: Akademi Keperawatan st. Carolus.Bickley, Lynn S. 2009. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC Kedokteran.Debora, Oda. 2012. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Medika.Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.