pemeriksaan fisik

7
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik system pernafasan meliputi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan auskultasi. Adapun penjelasan dari masing-masing pemeriksaan tersebut adalah: 1. Inspeksi Perhatikan dinding dada penderita dengan cermat dan teliti. Perhatikan adanya jaringan parut bekas pembedahan dan sifat serta pola pembuluh darah subkutan. Pada pola pernafasan, perhatikan kecepatan, kedalaman, simetris dan pola pergerakan pernafasan penderita, ingat selalu bahwa penderita secara terus-menerus mengadakan perubahan tekanan di dalam rongga dadanya agar dapat mengalirkan udara keluar dan masuk ke dalam alveolus paru-paru melewati saluran-saluran udara yang tersedia. Waktu inspirasi normal, diafragma akan bergerak ke arah bawah, sementara rongga dada akan bergerak ke atas dan luar. Ekspirasi akan terjadi kalau otot –otot pernafasan mengalami relaksasi dan ranka rongga toraks yang elastis memungkinkan kembali kepada kedudukan istirahatnya. 2. Palpasi Palpasi pada toraks merupakan pemeriksaan tambahan yang bermanfaat pada inspeksi. Untuk melakukan hal ini, maka anda harus berdiri di belakang penderita

Upload: lely-astri-situmorang

Post on 23-Jun-2015

625 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik system pernafasan meliputi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan

auskultasi. Adapun penjelasan dari masing-masing pemeriksaan tersebut adalah:

1. Inspeksi

Perhatikan dinding dada penderita dengan cermat dan teliti. Perhatikan

adanya jaringan parut bekas pembedahan dan sifat serta pola pembuluh darah

subkutan. Pada pola pernafasan, perhatikan kecepatan, kedalaman, simetris

dan pola pergerakan pernafasan penderita, ingat selalu bahwa penderita secara

terus-menerus mengadakan perubahan tekanan di dalam rongga dadanya agar

dapat mengalirkan udara keluar dan masuk ke dalam alveolus paru-paru

melewati saluran-saluran udara yang tersedia. Waktu inspirasi normal,

diafragma akan bergerak ke arah bawah, sementara rongga dada akan bergerak

ke atas dan luar. Ekspirasi akan terjadi kalau otot –otot pernafasan mengalami

relaksasi dan ranka rongga toraks yang elastis memungkinkan kembali kepada

kedudukan istirahatnya.

2. Palpasi

Palpasi pada toraks merupakan pemeriksaan tambahan yang bermanfaat

pada inspeksi. Untuk melakukan hal ini, maka anda harus berdiri di belakang

penderita dan letakkan masing-masing ibu jari tangan anda tepat pada sisi

prosesus spinosus di daerah toraks tengah. Pada saat yang sama rentangkan

ujung-ujung jari anda sampai mencapai garis midaksilaris kedua sisi. Pada

waktu penderita menarik nafas dalam-dalam, maka lakukan penilaian derajat

dan asimetris pengembangan dadanya.

Rabalah masing-masing tulang iga dan semua bagian dinding dada dengan

tekanan yang kuat. Pada saat yang sama tanyakan pada penderita adanya

perasaan nyeri dan perhatikan bukti adanya perasaan tidak nyaman.

Fremitus Taktil merupakan tindakan palpasi yang penting pada

pemeriksaan dada. Untuk menimbulkna fremitus, letakkan kedua tangan pada

dada secara simetris, masing-masing pada satu sisi dan suruh penderita

mengulangi kata “satu, dua, tiga” atau “sembilan puluh sembilan” dengan

Page 2: Pemeriksaan Fisik

suara yang dalam dan kuat. Pindahkan tangan anda ke berbagai bagian dada

pnderita, dengan tetap mempertahankan agar tangan tetap simetris dan

bandingkan getaran yang dihasilkan dinding dada oleh suara tersebut.

Perubahan fremitus biasanya paling baik dirasakan oleh ujung tangan.

Fremitus akan meninggi apabila terjadi konsolidasi paru-paru, seperti pada

pneumonis, lebih mudah dirasakan di atas daerah yang mengalami

konsolidasi, jika dibandingkan dengan bagian dada lainnya.

Fremitus berkurang atau bahkan menghilang, apabila terdapat keadaan

patologis yang mengganggu penghantaran gelombang suara dari paru-paru

kepermukaan dada.

3. Perkusi

Perkusi terbagi menjadi dua yaitu perkusi langsung dan tidak langsung.

Perkusi langsung adalah pemeriksaan dimana dinding dada diketuk ringan

dengan dengan ujung jari tengah. Pada perkusi tidak langsung bagian distal

jari tengah dan telunjuk jari tangan yang satu kita tempelkan dengan erat pada

dinding dada. Kemudian jari tengah tangan yang lain kita pergunakan untuk

mengetuk dengan kuat jari yang ditempelkan pada dinding dada.

Suara-suara pokok perkusi:

a. Resonan: kata resonan merupakan kata istilah yang bersifat relative,

tidak mempunyai standar referensi yang mutlak.

b. Redup: Perkusi yang redup akan terjadi apabila suara resonan

teredam, kalau peredaman yang terjadi lengkap, maka suarqa yang

timbul dikatakan “pekak”.

c. Suara timpani: perkusi timpani mempunyai sifat yang lebih musical

dan bersuara seperti gendering, sesuai namanya, ia memiliki nada

suara yang lebih dapat dibedakan, disamping bersifat lebih murni,

jika dibandingkan dengan suara resonan dan suara redup. Suara

timpanai biasanya terjadi pada perkusi lambung.

Page 3: Pemeriksaan Fisik

Perkusi pada dada normal,

Apabila memungkinkan perkusi pada dada dilakukan pada pasien

yang duduk atau berdiri. Lakukan perkusi mulai dari apeks, terus menurun

kebawah dengan selalu membandingkan titik-titik yang simetris pada

dada. Pertama lakukan perkusi pada salah satu sisi, kemudian lanjutkan

dengan mengetuk daerah yang sama pada sisi yang lain. Ketuklah dengan

kekuatan yang sama mereka pada kedua sisi dada dan bandingkan derajat

resonansinya.

Penemuan abnormal pada perkusi

Daerah-daerah pekak yang ditimbulkan oleh jantung dan hati

adalah pengecualian normal satu-satunya dalam daerah yang dikuasai oleh

resonan, seperti:

a. Hiperesonan: terjadi apabila udara yang terdapat dalam paru-

paru atau rongga dada sangat meningkat atau hamper bersifar

timpani, seperti pada emfisema pulmonum atau pneumotoraks.

b. Redup dan pekak: diakibatkan oleh setiap keadaan yang

menggangu pembentukan getaran resonan normal dalam paru-paru.

Oleh karena itu, konsolidasi parenkim paru-paru mengakibatkan

suara perkusi redup. Penyebab tersering konsolidasi paru-paru

adalah pneumonia lobaris atau neoplasma.

c. Redup Beralih ( Shifting Dulness) yaitu redup yang berpindah

tempat apabila penderita mengubah posisinya.

4. Auskultasi

Terdapat dua cara pada auskultasi yakni auskultasi langsung, yaitu

menempelkan telinga pada dada. Dan auskultasi tidak langsung yaitu dengan

menggunakan stetoskop yang ditempelkan di dada penderita.

Suara nafas normal

a. Suara pernafasan vesikuler, yaitu suara yang terdengar dari paru-paru

sehat dan berfungsi baik. Suara ini relative rendah dengan frekuensi antara

Page 4: Pemeriksaan Fisik

200 sampai 300 spd, dan hampir tidak pernah mempunyai frekuensi lebih

dari 500 spd. Suara ini didugfa timbul oleh udara yang secara berulang-

ulang masuk dan keluar dari alveolus ketika alveolus mengalami ventilasi.

b. Pernafasan bronchial atau tubular: yaitu suara yang terdengar waktu

inspirasi dan ekspirasi dalam laring, trakea, dan cabang-cabang bronkus

utama. Pada pernafasan bronchial, suara ekspirasi lebih kerasa daripada

inspirasi, sedangkan pada pernafasan trakea, inspirasi lebih terdengar

keras.

Suara nafas Abnormal

a. Ronki basah, yaitu suara berderak yang berasal dari alveolus. Suara ini

disebabkan oleh membukanya saluran udara secara tiba-tiba, pada daerah

paru-paru yang telah dikempeskan sampai hanya tersisa volume residu.

b. Ronki Kering, biasanya dipakai untuk suara yang berasal dari jalan udara

yang lebih besar. Suara tesebut dilukiskan sebagai suara mengorok atau

yang gemerincing dan sering timbul pada pemulaan siklus penafasan.

c. Wheezing, merupakan suara tiupan atau siulan yang tinggi, timbul sebagai

akibat adanya penyumbatan parsial saluran udara. Mempunyai kualitas

suar musical dan terjadi pada waktu inspirasi maupun ekspirasi.tetapi

biasanya terdengar lebih keras dan lebih menetapselama ekspirasi karena

saluran udara dilalui lebih sempit.

d. Friction Rub Pleura, adalah suara yang ditemukan pada penderita

pneumonia, “paru-paru membeku pada tulang iga dan bergerit seperti

sabuk kulit”.

e. Tanda Hamman, merupakan suara mengkerkah, gemeretak, yang timbul

sinkrondengan denyut jantung, kalau terdapat emfisema interstitial atau

emfisema mediastinal.