pemeriksaan air
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
PEMERIKSAAN AIR
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air.
2. Untuk mengetahui jenis bakteri yang mencemari sampel.
3. Untuk mengetahui kualitas dari sampel air yang diujikan.
B. TEORI
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup
memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air
dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik,
menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler
(Campbell dkk., 2002). Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena
air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme
yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona dkk., 2007).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan
kehadiran bakteri indikator seperti coliform dan fecal coli (Ramona dkk., 2007). Ciri-ciri
coliform yaitu bentuk batang, merupakan bakteri gram negatif, tidak membentuk spora,
aerobik atau anaerobik fakultatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan
asam dan gas dalam waktu 48 jam dan suhu 35°C (Pelczar dan Chan., 2006). Adanya bakteri
coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan adanya mikroba yang bersifat
enteropatogenik yang berbahaya bagi kesehatan (Dwijoseputro., 2005).
Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya
Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. Coli merupakan
bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan
pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada air minum menandakan air
tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus
(Dwijoseputro., 2005). Uji kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji
dugaan (Presumtive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test)
(Ramona dkk., 2007).
Parameter bakteriologis yang dipakai sebagai jasad indicator di dalam substrat air,
bahan makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad yang berbahaya adalah kelompok
Bakteri Coliform. Adapun sifat Coliform ini : gram negative berbentuk batang, tidak
membentuk spora dan mampu memfermentasi kaldu laktosa pada temeperatur 37 C dengan
membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam ( Suriawara, 1993 )
Menurut Jutono, dkk (1980) ada 2 cara perhitungan jumlah mikrobia yaitu
perhitungan secara langsung (direct method) dan secara tidak lengsung (indirect method).
1. Perhitungan secara langsung
Perhitungan jumlah mikrobia secara langsung, dipakai untuk menentukan jumlah
mikrobia keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup. Ada beberapa cara
perhitungan antara lain:
a. Menggunakan cara pengecatan dan pengamatan mikrospis
Pada cara ini mula-mula dibuat preparat mikroskopik pada gelas benda,
suspensi bahan atau biakan mikrobia yang telah diketahui vulumenya diratakan di
atas gelas benda pada suatu luas tertentu setelah itu preparat dicat dan dihitung
jumlah rata-rata sel tiap petak atau tiap bidang pemandangan mikroskop. Luas
bidang pemandangan mikroskop dihitung dengan mengukur garis tengahnya. Jadi
jumlah mikrobia yang terdapat pada gelas benda seluruhnya dapat dihitung, sehingga
dapat diperoleh jumlah mikrobia tiap cc bahan atau cairan yang diperiksa (Jutono
dkk, 1980).
b. Menggunakan filter membrane (miliphore filter)
Suspensi bahan mula-mula disaring sejumlah volume tertentu kemudian
disaring dengan filter membrane yang telah disterilkan terlebih dahulu. Dengan
menghitung jumlah sel rata-rata tiap kesatuan luas pada filter membran dapat
dihitung jumlah sel dari volume suspensi yang disaring (Jutono dkk, 1980).
c. Menggunakan counting chamber
Perhitungan ini dapat menggunakan haemacytometer, Petroff-
Hausser BacteriaCounter, dan alat-alat lainnya yang sejenis. Dasar perhitungannya
ialah dengan menempatkan 1 tetes suspensi bahan atau biakan mikrobia pada alat
tersebut, ditutup dengan gelas penutup kemudian diamati dengan mikroskop dengan
perbesaran sesuai besar kecilnya mikrobia. Dengan menentukan jumlah sel rata-rata
tiap petak (ruangan) yang telah diketahui volumenya dan alat tersebut dapat
ditentukan jumlah sel mikrobia tiap cc (Jutono dkk, 1980). Perhitungan jumlah
organisme uniseluler dalam suspensi dapat ditentukan secara mikroskopik dengan
menghitung individu sel dalam volume yangs angat kecil secara akurat. Seperti
perhitungan yang biasanya dilakukan dengan mikroskop khusus (slide) yang dikenal
dengan “counting chamber”. Counting chamber terdiri dari kotak-kotak teratur yang
telah diketahui areanya, yang disusun dari liquid film dimana telah diketahui
kedalamannya dan dapat dibedakan antara slide dan cover slip. Akibatnya volume
dari cairan yang dituangkan tiap kotak dengan pasti volumenya dapat diketahui.
Seperti perhitungan langsung yang dikenal dengan “total cell count” merupakan
perhitungan yang meliputi sel hidup dan sel yang tidak hidup, sejak ini pada kasus
bacteria yang tidak dibedakan dengan pengamatan mikroskopik (Stainer, 1986).
2. Perhitungan secara tidak langsung
Perhitungan mikrobia secara tidak langsung, dipakai untuk menentukan jumlah
mikrobia keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup atau hanya menentukan
jumlah mikrobia yang hidup saja. Untuk menentukan jumlah mikrobia yang hidup dapat
dilakukan setelah suspensi bahan atau biakan mikrobia diencerkan beberapa kali dan
ditumbuhkan dalam medium dengan cara tertentu tergantung dari macamnya bahan
dan sifat mikrobianya (Jutono dkk, 1991).
Metoda yang digunakan untuk mengetahui kandungan dan jenis bakteri
indikator pencemaran pada praktikum ini adalah metoda TEKNIK MEMBRAN FILTER,
yang merupakan metoda secara langsung (direct Methode). Hanya dalam waktu 18 – 24
jam jumlah dan jenis bakteri dapat langsung diketahui.
Method tersebut menggunakan selaput tipis berpori terbuat dari asetat selulosa.
Kollidion atau metri yang serupa, ukuran pori 0,5 mikron atau lebih kecil. Kekurangan
method ini adalah tidak dapat digunakan untuk menyaring air yang mengandung lumpur
atau sedimen, karena dapat menyumbat penyaring tersebut.
Metoda membrane filtration lebih sederhana dan memberikan hasil quantitative
yang jauh lebih cepat. Teknik membrane filter biasanya digunakan untuk menguji air
minum tetapi mempunyai keterbatasan pada air yang terkontaminasi berat atau
mempunyai banyak bakteri non coliform.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Cawan petri
2. Rangkaian peralatan teknik millipore
3. inkubator
4. Bunsen
5. Erlenmeyer
Bahan:
1. Air ledeng atau air sumur
2. Endoagar
3. Alkohol 70%
4. Aquades steril
D. BAGAN KERJA
Dibersihkan serangakaian peralatan teknik membran filter
(mikropor) menggunakan alkohol kemudian dipasang
↓
Dimasukan sampel air kedalam mikropor yang sebelumnya telah
dipasang membran. Digunakan membran filter dengan diameter
pori pori 0,45 mikron untuk bakteri E Coli dan Coliform
↓
Dihidupkan Vacum pressure pump sehingga proses penyaringan
sampel terdapat di dalam “steril funnel” akan tersedot melalui
membrane filter kedalam “sterill receiver flask”
↓
↓
Diinkubasi pada suhu 35 C selama 24 jam
↓
Dilihat tumbuhnya koloni – koloni bakteri pada permukaan atas
membrane filter setelah diinkubasi. Koloni coliform berwarna
merah muda atau merah tua dengan penampakan kemilau
cahaya
↓
Dihitung kepadatan koloni bakteri dari sampel
Dimasukan kedalam media endo agar yang sudah disiapkan
E. DATA PENGAMATAN
Data I : ) E. Coli : Total Koloni / 100 ml = 103 / 100 = 1,03
: ) Coliform : Total Koloni / 100 ml = 3 / 100 = 0,03
MikrobaData
I II
E Coli 103 55
Coliform 3 -
Data II : ) E. Coli : Total Koloni / 100 ml = 55 / 100 = 0,05
: ) Coliform : Total Koloni / 100 ml = 0 / 100 = 0,00
Rata rata :
E. Coli : (1,03+0,05)/2 = 0,54
Coliform : (0,03+0,00)/2 =0,015
F. PEMBAHASAN
Salah satu parameter pemeriksaan kualitas air adalah adanya bakteri pathogen dalam
air tersebut yang ditandai dengan kehadiran bakteri indicator seperti coliform. Pada
praktikum kali ini dipakai methohde Teknik Membran Filter, keuntungan method ini adalah
tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui jumlah dan jenis dari bakteri serta
Mikrobia tidak mati mikroiba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari
filtratnya. Kerugian dari method ini adalah tidak bisa menganalisa mikroba jika air sampel
keruh karena akan menyumat pori pori merman karena ukuran koloid lebih besar dari pada
ukuran membran dan mikroba, sehingga diperlukan penyaringan awal sebelum di uji
menggunakan Teknik Membran Filter.
Membran filter yang digunakan berukuran 0,5 mikrometer karena secara morfologis,
bakteri E coli dan coliform mempunyai batang pendek dengan ukuran panjang berkisar 0,5
hingga 1,0 mikrometer dan memiliki lebar 1.3 hingga 3 mikrometer. Sehingga, bakteri E coli
dapat tertahan dalam membran dan terpisah dengan filtratnya.
Media yang digunakan dalam Teknik Membran Filter adalah Endo Agar karena media
ini sangat cocok untuk menumbuhkan bakteri yang hidup di usus. Media ini mengandung
natrium sulfit dan “basic fuchsin” yang dapat menghambat pertumbuhan gram positif. Asam
yang dihasilkan dari perombakan laktosa dapat dideteksi dengan asetaldehida dan natrium
sulfit.
Hasil yang didapat dalam percobaan kali ini yaitu terdapatnya koloni bakteri E coli
yang berwarna merah tua mengkilap pada kedua media dengan rata rata bakteri sebanyak
0,54 /100 ml sedangkan coliform ditandai dengan adanya koloni bakteri berwarna merah
muda yang terdapat hanya pada media I dengan rata rata bakteri sebanyak 0,015 / 100 ml.
Pada Media II tidak terdapat koloni Coliform dikarenakan sedikitnya bakteri Coliform yang
terkandung dalam sampel.
Dengan kehadiran bakteri indicator E Coli dan Coliform pada analisa Pemeriksaan air
kali ini mengindikasikann bahwa kemungkinan adanya bakteri patogenik lainya karena
jumlah koloni bakteri E Coli pasti berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung
E. coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO dalam setiap tahun, 95%
dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, tidak ada sampel yang
mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari
10 dalam 100 ml, tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dan dua sampel yang berurutan. Hal
ini menunjukan bahwa air yang digunakan sebagai sampel dalam percobaan kali ini tidak
layak untuk langsung dikonsumsi dan harus melalui proses lebih lanjut untuk memenuhi
baku mutu air minum seperti dilakukan pemanasan maupun penyinaran sinar Ultra Violet.
G. KESIMPULAN
1. Pada pemeriksaan air untuk parameter biologis didapat jumlah bakteri :
a. Bakteri E Coli : 0,540 / 100 ml
b. Bakteri Coliform : 0,015 / 100 ml
2. Bakteri Coliform dan E coli merupakan indikator adanya bakteri patogenik lainya.
3. Air sampel yang digunakan untuk percobaan tidak memnuhi standar baku mutu air
minum yang ditetapkan WHO.
H. DAFTAR PUSTAKA
Thayib, Soeminarti, dkk.1997. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Teknik. Serpong:
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Teknologi Indonesia.
Fardiaz,S,1993.Analisis Mikrobiologi Pangan.Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.
Lay,B.W,1994.Analisa Mikroba di Laboratorium.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta
Ganjar,I.,I.R.Kuntjoro,L.Soebagjo, dan W. Mangunwardojo, 1986.Pedoman Praktikum
Mikrobiologi Umum.Jur.Biologi,FMIPA-UI.