pemenuhan hak pekerja hotel terkait pengaturan jam kerja...

35
Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja Dan Hari Libur (Studi Kasus: Hotel Le Beringin Salatiga) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pariwisata Peneliti : Rindo Bagus Sanjaya (732013601) Yesaya Sandang, M.Hum. Lasti Nur Satiani, M.Pd. Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga November 2014

Upload: dinhngoc

Post on 29-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja

Dan Hari Libur

(Studi Kasus: Hotel Le Beringin Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pariwisata

Peneliti :

Rindo Bagus Sanjaya (732013601)

Yesaya Sandang, M.Hum.

Lasti Nur Satiani, M.Pd.

Program Studi Destinasi Pariwisata

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

November 2014

Page 2: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Page 3: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Page 4: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Page 5: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Page 6: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Page 7: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

1

Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja dan Hari

Libur

(Studi Kasus: Hotel Le Beringin Salatiga)

1Rindo Bagus Sanjaya,

2Yesaya Sandang,

3Lasti Nur Satiani

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected], 3)

[email protected]

Abstract

In the practice of tourism, human right is one component should be considered.

Hospitality industry is the tourism dimension which cannot inseparable from the

fulfillment of the rights of workers, because it requires a lot of labor operations. Right

fulfillment deals with working hours and day off. Realizing that it is necessary to discuss

the topic above, this study aims to lift the topic related to the fulfillment of the hotel

workers' right working hours and day off. This study used a mixed methods to obtain

results which could be supplemented each other, because it cannot be done with a single

method only. Data were taken from four divisions at the Hotel Le Beringin Salatiga,

namely Front Office, Food & Beverage, Housekeeping, and Security. This study uses data

collection questionnaire and interviews gathered on 22nd

-27th September, 2014. The

questionnaire was adapted from the Human Rights Compliance Assessment (2006) and

“Indonesian Law No. 13/2003 about Labour”, and Beddoe (2004) who also conducted a

research on human rights of workers in tourism sectors. The results of the questionnaires

and interviews were analyzed, then concluded the findings that have been obtained. This

finding may indicate whether the rights of the workers are fulfilled or not by emphasizing

the specific reasons behind them. From the finding of this study, some recommendations

were also proposed to increase the “rights of workers” fulfillment.

Keywords : Rights of Workers, Working Hours, Day Off

Pendahuluan

Di Indonesia, pariwisata ikut berkontribusi dalam memberikan dampak

positif bagi berbagai lapisan masyarakat. Salah satu dampak tersebut dapat dilihat

dari terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Penyerapan tenaga kerja

dari sektor kepariwisataan pada tahun 2013 mencapai 10,18 juta orang atau 8,89

persen dari total tenaga kerja nasional (Pangestu, 2014). Tenaga kerja tersebut

tersebar di berbagai usaha pariwisata, di mana salah satunya adalah sarana

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Destinasi Pariwisata, Universitas Kristen

Satya Wacana 2 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Destinasi Pariwisata, Universitas

Kristen Satya Wacana 3 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Destinasi Pariwisata, Universitas

Kristen Satya Wacana

Page 8: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

2

akomodasi atau perhotelan. Hotel termasuk dalam kategori usaha padat modal dan

padat karya, artinya selain membutuhkan modal yang besar, hotel juga

menggunakan tenaga kerja yang banyak (Arief, 2005).

Dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap, hak-hak pekerja di sektor

perhotelan harus diperhatikan dengan seksama. Sebagaimana dituliskan dalam UU

Kepariwisataan4, bahwa pariwisata juga mempunyai prinsip untuk menjunjung

tinggi hak asasi manusia. Salah satu hak pekerja tersebut adalah jam kerja dan hari

libur. Jam kerja adalah waktu yang telah ditetapkan dan diatur dalam periode

tertentu bagi satu kelompok orang untuk bekerja di suatu tempat kerja (Tayari &

Smith, 1997). Hari libur sendiri adalah hari untuk istirahat dan tidak bekerja

(KBBI).

Hotel merupakan sektor usaha yang selalu beroperasi setiap hari, di mana

tingkat okupansi tamu dan season tertentu (terkhusus high season) dapat

mempengaruhi jam kerja dan hari libur pegawainya. Oleh sebab itu, hotel

dikategorikan sebagai sektor usaha dengan jam kerja yang fleksibel

(Widoatmodjo, 2005). Namun dalam prakteknya, ternyata ada berbagai persoalan

dalam jam kerja dan hari libur di sektor perhotelan. Contoh kasus, di Nile Cruise,

Mesir, pekerja kapal pesiar harus bekerja lebih dari standar jam kerja yang

ditentukan, dengan upah lembur yang tidak dibayarkan. Kemudian, di Grand

Canaria, Spanyol, 6 (enam) pekerja dari divisi laundry harus menyetrika 3000

seprei, 5000 handuk, 3000 serbet, dan 1000-2000 taplak hanya pada jam kerja

sore (Beddoe, 2004).

Jam kerja dan hari libur merupakan hak pegawai yang perlu diperhatikan

sebagai tanggung jawab dari pengelola dan managemen perusahaan. Dengan

diperhatikannya hak perkerja terkait pengaturan jam kerja dan pemberian hari

libur, dapat memberikan dampak positif bagi usaha dan aktivitas perhotelan.

Seperti kinerja, efisiensi dan produktivitas yang lebih baik, retensi staf meningkat,

tingkat stres pekerja menurun, serta pelayanan yang memuaskan, di mana

perhotelan merupakan sektor usaha yang mengedepankan sikap keramahtamahan.

Seperti halnya di Hotel Le Beringin Salatiga.

Hotel Le Beringin Salatiga merupakan salah satu hotel berbintang 3 (tiga)

di Salatiga, di mana hak pegawai terkait jam kerja dan hari libur juga perlu

diperhatikan, supaya dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan aturan dan

undang-undang yang berlaku. Hotel Le Beringin Salatiga diharapkan dapat

menjadi salah satu komponen pariwisata yang menjunjung hak asasi pekerja

terkait dengan pengaturan jam kerja dan pemberian hari libur bagi pegawainya.

4 UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Pasal 5.

Page 9: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

3

1. Rumusan Masalah

Didasari pada masalah hak pekerja hotel yang telah disampaikan

sebelumnya, penelitian ini akan membahas tentang masalah jam kerja dan hari

libur kerja di Hotel Le Beringin di Kota Salatiga. Salatiga merupakan kota yang

terletak di antara kota besar, yaitu Semarang, Solo, dan Jogja, di mana di

dalamnya terdapat sarana penunjang pariwisata seperti hotel, restauran, obyek

daya tarik wisata, dan sebagainya. Sehingga, banyak orang yang datang untuk

menikmati Kota Salatiga sebagai salah satu tujuan wisata, khususnya untuk

menikmati sarana akomodasinya. Oleh karena itu, Salatiga dikenal sebagai kota

transit (Web resmi Pemerintahan Kota Salatiga, 2014).

Pertanyaan utama penelitian ini adalah: bagaimana pemenuhan hak

pekerja di Hotel Le Beringin Salatiga terkait jam kerja dan pemberian hari libur.

Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan sebagian potret serta

identifikasi awal praktek yang dialami oleh pekerja hotel. Manfaat penelitian ini

bagi pekerja adalah untuk mengangkat masalah hak pekerja terkait pengaturan

jam kerja dan hari libur. Bagi pihak hotel adalah sebagai bahan evaluasi dan

penilaian seberapa baik pemenuhan hak terkait pengaturan jam kerja dan hari libur

yang diterima oleh pekerja.

2. Jam Kerja dan Hari Libur

Ada penelitian terdahulu terkait masalah standar pekerja di sektor

pariwisata dengan judul “Labour Standards Social Responsibility and Tourism”.

Terkait dengan jam kerja, banyak masalah yang dihadapi oleh pekerja, di mana

pekerja memiliki sedikit waktu untuk keluarga, kelelahan secara mental dan fisik

karena jam kerja yang panjang, serta merasa dirugikan karena hak lembur yang

tidak dibayarkan dengan baik. Hak pekerja ini seringkali terabaikan dan belum

sepenuhnya diberikan. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan jam kerja yang

panjang dapat mempengaruhi perilaku dan kondisi pekerja. Selain itu jam kerja

tambahan atau lembur perlu menjadi perhatian perusahaan. Perusahaan dapat

memberikan ketentuan lama jam lembur bagi pekerja dan memberikan upah yang

sesuai (Beddoe, 2004).

Jam kerja ini mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan dalam hal

psikologis, sosial dan pribadi. Pengaruh-pengaruh jam kerja tersebut dapat

diklasifikasikan sebagai berikut (Tayari & Smith, 1997) :

Berdasarkan tipe pekerjaan. Ada pekerjaan yang membutuhkan ketelitian,

kesabaran dan kehati-hatian secara khusus. Dengan adanya jam kerja yang

tidak teratur, akan mengurangi hal-hal khusus yang diperlukan dalam

pekerjaan tersebut. Pekerjaan khusus itu seperti inspeksi atau kontrol kualitas,

dan sebagainya. Sehingga dengan memberikan pengaturan jam kerja yang

jelas, akan lebih meningkatkan kualitas dan ketelitian bagi setiap pekerja,

terlebih bagi pekerja dalam bidang-bidang khusus.

Tipe sistem pengaturan jam kerja. Gangguan irama tubuh (circadian rhythms)

dapat terjadi jika pergantian jam kerja tidak teratur, seperti menurunnya

kemampuan fisik dan mental. Jam kerja yang selalu berubah-ubah tersebut

Page 10: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

4

juga rentan terhadap masalah kesehatan, untuk itu harus ada standar jam kerja

yang jelas untuk pegawai.

Tipe pekerja. Pekerja yang sudah berusia lanjut memiliki kemampuan yang

minimal untuk menstabilkan irama tubuh ketika perubahan jam kerja. Jadi,

biasanya pekerja usia lanjut tidak mempunyai pergantian jam kerja, tetapi

sudah ditetapkan bahwa jam kerja pekerja tersebut tidak berubah-ubah.

Lier et al (2010) menyatakan, untuk hari libur kerja ada dua kategori, yaitu

libur wajib dan libur hari raya, serta ada kesempatan cuti bagi pekerja hotel. Libur

wajib ini didapatkan oleh pekerja setelah 5 hari kerja, karena hotel menggunakan

sistem kerja 5 hari dan 1 hari libur, kemudian ada pergantian jam kerja setelah itu.

Untuk libur hari raya, pekerja biasanya tidak mendapatkan libur ketika hari raya

berlangsung, tetapi libur didapatkan sehari sebelum atau sesudah hari raya

tersebut. Ini dikarenakan hotel merupakan sektor usaha yang selalu beroperasi

setiap hari, sehingga harus ada penyesuaian jam kerja dan hari libur pekerja.

Tetapi beberapa hotel memberikan kebijakan merayakan hari raya bagi pekerja

yang memang merayakannya. Tetapi semua kebijakan tersebut mempunyai

kesepakatan-kesepakatan sebelumnya, dan setiap hotel mempunyai aturannya

sendiri-sendiri.

Menurut Grubb dan Wells (1993), jam kerja dibagi menjadi dua kategori,

yaitu full time (kerja penuh) dan part time (paruh waktu). Jam kerja yang

ditetapkan bagi kedua kategori ini juga berbeda. Untuk full time atau kerja penuh,

pekerja dalam satu minggu dapat bekerja tidak lebih dari 45 jam, dengan jam

kerja 8 atau 9 jam perhari. Kemudian untuk part time sendiri belum ada ketentuan

jelasnya berapa jam yang harus diperlukan. Grubb dan Wells (1993)

menambahkan, managemen hotel seringkali memanfaatkan tenaga part time untuk

meng-cover jam kerja full time yang pekerjaannya belum selesai, sehingga pekerja

paruh waktu seringkali mendapatkan total jam kerja yang sama terhadap jam kerja

full time. Perusahaan juga perlu memperhatikan standar-standar waktu bekerja

bagi pegawainya, yaitu:

Standar maksimum bekerja perminggu. Perusahaan menetapkan standar waktu

bekerja pegawainya dalam kurun bekerja satu minggu, jika melebihi jam kerja

yang telah ditentukan, maka ada upah kerja sesuai dengan waktu yang

ditempuh oleh pekerja.

Ruang lingkup untuk distribusi jam yang fleksibel di seluruh minggu atau

bulan. Perusahaan dapat menetapkan distribusi jam yang fleksibel, ini terkait

pengaturan jam kerja. Walaupun fleksibel tetapi harus ada kejelasan dalam

pelaksanaannya. Perusahaan menetapkan jam kerja terjadwal bagi

pegawainya, supaya rotasi bekerja pegawai jelas dan pasti.

Pembatasan kerja yang berlaku untuk hari Sabtu dan kerja malam. Pembatasan

kerja Sabtu dan kerja malam ini hanya untuk divisi tertentu saja. Untuk divisi

lain tetap mengikuti standar kerja hotel 5 hari kerja dan 1 hari libur.

3. Konteks Indonesia

Dalam konteks Indonesia, peran pariwisata tidak dapat terlepas dalam

menjunjung hak asasi manusia dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Page 11: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

5

Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa,

kepariwisataan telah berkembang menjadi suatu fenomena global, menjadi

kebutuhan dasar, serta menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus

dihormati, serta dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan,

kesetaraan, dan proporsionalitas. Pariwisata juga memiliki fungsi sebagai aset

sumber daya manusia, di mana selain memberdayakannya, pariwisata juga harus

memberikan kesejahteraan bagi setiap pelaku pariwisata tersebut.

Hak pekerja terkait jam kerja dan hari libur juga tercatat di dalam UU. No.

13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 77-85 serta dalam Human

Rights Compliance Assesment/HRCA (2006). Di mana pekerja berhak menerima

hak sesuai dengan aturan yang telah berlaku dalam undang-undang tersebut. UU

ketenagakerjaan maupun HRCA telah menetapkan standar-standar bekerja pada

sektor usaha dan perusahaan tertentu terkait jam kerja dan hari libur, yaitu:

Waktu Kerja

Pengusaha wajib melaksanakan waktu kerja yang telah diatur dalam

peraturan perburuhan/ketenagakerjaan. Untuk waktu kerja seminggu 6 hari

kerja, buruh maksimal bekerja selama 7 jam sehari atau 40 jam seminggu.

Sedangkan untuk waktu kerja seminggu 5 hari kerja, buruh bekerja maksimal

8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

Upah Lembur

Upah yang diberikan ketika pekerja melebihi waktu kerja yang sudah

ditentukan, yaitu lebih dari 8 jam sehari untuk 5 hari kerja, dan 7 jam sehari

untuk 6 hari kerja. Atau jumlah akumulasi kerjanya lebih dari 40 jam

seminggu. Dalam memberikan jam lembur, harus ada persetujuan dengan

pekerja/buruh yang bersangkutan.

Untuk waktu kerja lembur hanya dilakukan paling banyak 3 jam dalam satu

hari dan 14 jam dalam bekerja 1 minggu. Tetapi ada pengecualian pada sektor

usaha atau pekerjaan tertentu untuk lembur tidak lebih dari 3 jam dalam sehari

atau 14 jam dalam seminggu, ini disesuaikan kembali dengan tipe dan jenis

pekerjaan serta di mana pekerjaan itu dilaksanakan.

Waktu Istirahat, Libur, dan Cuti Kerja

Pengusaha wajib untuk memberikan waktu istirahat bagi buruh setelah bekerja

selama 4 jam terus menerus. Waktu istirahat ini tidak termasuk hitungan jam

kerja dan dilakukan selama setengah jam. Karena fleksibilitas jam kerja di

hotel, maka dalam prakteknya hotel biasa memberikan jam istirahat sekaligus

1 jam dalam kurun bekerja 8 jam.

Dalam UU disebutkan bahwa waktu istirahat bagi pekerja dalam kurun

bekerja 6 hari adalah 1 hari waktu istirahat, sedangkan dalam kurun bekerja 5

hari mendapatkan 2 hari waktu istirahat.

Untuk cuti tahunan, perusahaan sekurang memberikan 12 hari libur berbayar

bagi pegawainya, tetapi kebijakan tersebut diatur dalam perjanjian kerja,

peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

Pekerja Wanita

Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan sebelum

melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter

kandungan atau bidan. Dalam praktek pengambilannya dapat disepakati oleh

Page 12: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

6

pekerja dan pengusaha yang dituangkan dalam perjanjian kerja bersama atau

peraturan perusahaan.

Artinya, mekanisme pengambilan cuti hamil yang dimaksud tidak mesti 1,5

bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Bisa diatur

apakah satu minggu atau dua minggu sebelum melahirkan. Yang penting total

istirahat selama periode melahirkan adalah 3 bulan.

Selama masa cuti melahirkan, pekerja tersebut tetap berhak mendapat

upahnya secara penuh, kecuali tunjangan yang tidak tetap. Selain itu,

Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan

sepatutnya.

4. Metode Penelitian

Dua metode dilakukan untuk memperoleh data di lapangan, yaitu metode

kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara

pengisian kuesioner yang bertujuan untuk membuat kesimpulan dari temuan-

temuan yang ada. Sedangkan metode penelitian kualitatif selanjutnya dilakukan

untuk melengkapi data kuantitatif supaya data menjadi lebih jelas.

Data diambil dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi managemen sebagai

pihak yang memberi wewenang pelaksanaan pekerjaan dan dari sisi operasional

sebagai pihak yang melaksanakan wewenang. Data kuantitatif diambil

menggunakan pengambilan sampel acak terstrata. Pengambilan sampel acak

terstrata digunakan ketika perbandingan dari sub-kelompok diketahui dalam

populasi, kemudian pemilahan dilakukan secara acak dari setiap strata yang ada

(Tashakkori & Teddlie, 2010). Kuesioner yang dibagikan merupakan jenis

kuesioner tertutup yang diadaptasi dari Human Rights Compliance Assessment

(2006) dan UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Data sampel dibatasi pada 4 divisi dengan kriteria kerja fulltime, supaya

penelitian ini dapat lebih fokus. Pekerja fulltime adalah pekerja dengan jam kerja

tetap yang sama setiap harinya. Dalam hal ini, Hotel Le Beringin menggunakan

sistem 5 hari kerja dan 1 hari libur, dengan waktu kerja 8 jam dalam kurun bekerja

1 hari. Empat divisi terpilih merupakan divisi hotel yang mempunyai jam kerja

yang berbeda dengan divisi lainnya, seperti jam malam, pemberian cuti dan hari

libur, serta rotasi bertemu tamu. Divisi terpilih ini yaitu Front Office, Food &

Beverage, House Keeping, dan Security. Pembagian kuesioner dilakukan langsung

per-divisi yang dibawahi oleh HRD.

Kuesioner diisi dengan beberapa kategori, yaitu dari status kepegawaian,

jenis kelamin, dan status pernikahan. Status kepegawaian terdiri dari pegawai

tetap dan pegawai kontrak. Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Status pernikahan terdiri dari menikah dan belum menikah. Kemudian pilihan

jawaban pernyataan dibagi menjadi 2 jawaban, yaitu; Ya dan Tidak.

Responden dan perwakilan setiap pegawai menghendaki supaya penulisan

nama disamarkan baik dalam pengisian kuesioner maupun wawancara. Hal ini

bertujuan agar kerahasiaan dapat terjaga dan tidak merugikan pihak-pihak yang

ikut berkontribusi. Dari sisi managemen dilakukan wawancara untuk

mengkorelasikan jawaban antara pegawai dan pemberi wewenang. Sedangkan

Page 13: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

7

wawancara kepada perwakilan tiap divisi untuk mengetahui alasan-alasan pekerja

terkait pemenuhan hak atas jam kerja dan hari libur yang tidak dapat diperoleh

dari hasil kuesioner.

Pengisian kuesioner dilakukan sepenuhnya oleh pegawai hotel tanpa ada

intervensi dari pihak managemen. Kemudian wawancara kepada pegawai

dilakukan setelah temuan diketahui. Sedangkan wawancara dengan pihak

managemen dilakukan seiring dengan pengambilan kuesioner di hotel, di mana

temuan belum diketahui.

Setelah data terkumpul, data kuesioner dikelompokkan berdasarkan

kategorinya, dan hasil wawancara diidentifikasi sesuai dengan jawaban yang

sudah diberikan oleh informan. Kemudian, semua gagasan utama diringkas ke

dalam empat bagian: 1) libur dan cuti kerja; 2) ijin kerja; 3) jam kerja dan lembur;

dan 4) jam istirahat.

5. Hasil dan Pembahasan

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Data kuesioner dan wawancara dipresentasikan mengikuti

rumusan masalah. Untuk memberikan informasi yang jelas tentang responden dan

narasumber, disajikan tabel di bawah ini:

Tabel 1. Data Responden

Divisi Pekerjaan Status Pegawai Jenis Kelamin Status Pernikahan

PT PK L P M BM

Front Office 2 6 5 3 2 6

Food & Beverage 2 5 6 1 6 -

House Keeping 17 - 16 1 16 -

Security 7 - 7 - 7 -

Total 28 11 34 5 31 6

PT = Pekerja Tetap; PK = Pekerja Kontrak; L = Laki-Laki; P = Perempuan;

M = Menikah; BM = Belum Menikah

Tabel 1 menjelaskan data responden per-divisi dari status kepegawaian,

jenis kelamin, dan status pernikahan. Total semua responden yang mengisi

kuesioner adalah 39 responden. Responden tersebut merupakan keseluruhan

pekerja pada 4 divisi terpilih yang diambil dari status kepegawaian tetap dan

kontrak (fulltime workers). Jumlah responden setiap divisi adalah; Front Office 8

responden, Food & Beverage 7 responden, House Keeping 17 responden, dan

Security 7 responden. 34 responden terdiri dari pekerja laki-laki, dan 5 responden

pekerja perempuan. Status pernikahan responden adalah 31 responden sudah

menikah dan 6 responden belum menikah.

Page 14: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

8

Tabel 2. Data Informan

Kode Informan Divisi

Pekerjaan Status Pegawai Jenis Kelamin

Status

Pernikahan

Prana HRD Managemen Laki-Laki Menikah

P1 Front Office

Pegawai Kontrak Perempuan Belum Menikah

P2 Food& Beverage

Pegawai Harian Laki-Laki Menikah

P3 House Keeping

Pegawai Tetap Laki-Laki Menikah

P4 Security Pegawai Tetap Laki-Laki Menikah

Prana = Nama HRD Hotel Le Beringin, P = Participant

Tabel 2 menjelaskan data informan yang diwawancarai. Informan dari

pihak managemen bersedia dicantumkan namanya, sedangkan dari perwakilan

setiap divisi tidak bersedia dicantumkan namanya, maka identitas informan dari

perwakilan setiap divisi disamarkan.

Libur dan Cuti Kerja

Pelakasanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori libur dan cuti kerja

bagi pegawai Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:

Perusahaan memberikan sekurangnya 24 jam waktu istirahat dalam kurun

bekerja 7 hari.

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait kebijakan perusahaan memberikan waktu istirahat

sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari, maka diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 3

Hak libur 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 5 2 -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 37 2 -

Page 15: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

9

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 37 responden

menjawab bahwa hak libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari

sudah dipenuhi. Namun ada 2 responden yang tidak setuju dengan

terpenuhinya hak libur sekurangnya 24 jam tersebut.

Berdasarkan tabel di atas dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari

mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas, 94.87% responden sudah mendapatkan haknya

terkait libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari. Dari hasil

wawancara pegawai di 4 divisi, P1, P2, P3, P4 mengatakan bahwa “waktu

kerja di hotel itu 5 hari kerja dan 1 hari libur...”. Beberapa responden belum

memahami kuesioner dengan baik jika dilihat dari pernyataan yang sudah

diberikan perwakilan pegawai tersebut. Dalam hal ini, dapat disimpulkan

bahwa pemenuhan hak atas pemberian hari libur sekurangnya 24 jam dalam

kurun bekerja 7 hari sudah terpenuhi.

Perusahaan memberikan sekurangnya 12 hari libur cuti kerja berbayar

pertahunnya kepada pegawai setelah yang bersangkutan bekerja selama 12

bulan secara terus menerus

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja 4 divisi di Hotel Le Beringin

Salatiga terkait kebijakan perusahaan memberikan hak cuti berbayar

sekurangnya 12 hari libur dalam setahun, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4

Hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 39 responden

menjawab bahwa perusahaan memberikan hak cuti berbayar sekurangnya 12

hari libur dalam setahun.

A x 100% = 37 x 100% = 94.87%

B 39

Page 16: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

10

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak atas pemberian cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur dalam

setahun di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase

sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% keseluruhan responden

pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan hak cuti

berbayar sekurangnya 12 hari libur dalam setahun. Dalam hal ini, disimpulkan

bahwa perusahaan sudah memberikan hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari

kepada pekerja dengan baik.

Terkhusus bagi perempuan yang akan melahirkan, perusahaan memberikan

waktu istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum dan 1,5 (satu

setengah) bulan sesudah melahirkan kepada pegawai perempuan.

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait pemberian waktu istirahat bagi perempuan sebelum

dan sesudah melahirkan, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5

Waktu istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 6 2 2

Food & Beverage 3 2 -

House Keeping 17 - -

Security 4 3 -

Jumlah 30 7 2

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 30 responden

menjawab ya, 7 responden menjawab tidak, dan 2 responden tidak menjawab

pernyataan kuesioner terkait hak istirahat bagi perempuan sebelum dan

sesudah melahirkan. Menurut hasil wawancara dengan pihak managemen, dan

perwakilan divisi Front Office menyatakan:

“Managemen memberikan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah

melahirkan, sama halnya dengan keguguran... terkadang ada pekerja

perempuan yang meminta seminggu sebelum melahirkan, kemudian

A x 100% = 39 x 100% = 100%

B 39

Page 17: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

11

ketika sesudah melahirkan ditambahkan yang kemaren tidak diambil,

jadi semuanya tetap 3 bulan meskipun pengambilannya tidak 1,5

sebelum dan 1,5 bulan sesudah...”.(Prana)

“...kadang milih masuk untuk mengisi kegiatan, jadi liburnya ntar

diambil setelah melahirkan...”. (P1)

Melihat hasil wawancara tersebut, untuk kebijakan istirahat bagi

perempuan sebelum dan sesudah melahirkan tergantung dari kesepakatan

antara pekerja dan managemen. Walaupun waktu istirahat tidak mengikuti

standar 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah, tetapi perusahaan tetap

memberikan waktu penuh 3 bulan bagi perempuan dalam hal melahirkan.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak waktu istirahat bagi wanita sebelum dan sesudah melahirkan

di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai

berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa hanya 76.92% responden

yang terpenuhi haknya terkait hak istirahat bagi perempuan sebelum dan

sesudah melahirkan. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa pemenuhan hak

istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan pada 4 divisi di

Hotel Le Beringin belum diberikan sepenuhnya kepada pekerja dengan

ketentuan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Karena hak

istirahat bagi perempuan ini disesuaikan kembali dengan kesepakatan pekerja,

tetapi tetap dengan standar hak istirahat 3 bulan penuh.

Ijin Kerja

Pelakasanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori ijin kerja bagi pegawai

Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:

Perusahaan memberikan ijin libur berbayar kepada pegawai yang sedang

melaksanakan tugasnya sebagai orang tua dalam mengurus anak baru lahir

(termasuk apabila sakit dan keperluan menyusui).

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait pemberian ijin libur berbayar kepada pegawai yang

sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua, maka diperoleh data

sebagai berikut:

A x 100% = 30 x 100% = 76.92%

B 39

Page 18: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

12

Tabel 6

Ijin libur berbayar kepada pegawai yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai

orang tua dalam mengurus anak baru lahir

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 2 - 5

House Keeping 17 - -

Security 3 4 -

Jumlah 30 4 5

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 30 responden

menjawab ya, 4 responden menjawab tidak, dan 5 responden tidak menjawab

pernyataan kuesioner terkait hak ijin berbayar kepada pegawai yang sedang

melaksanakan tugasnya sebagai orang tua.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak ijin berbayar kepada pegawai yang sedang melaksanakan

tugasnya sebagai orang tua di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai

perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa hanya 76.92% responden

yang terpenuhi haknya terkait ijin berbayar bagi pegawai yang melaksanakan

tugasnya sebagai orang tua. Menurut hasil wawancara dengan pihak

managemen, dan 3 pekerja dari perwakilan divisi menyatakan:

“...biasanya jarang yang minta ijin, karena tidak ada aturan yang

mengatur secara khusus, tetapi hotel tidak menghalangi orang tua untuk

mengurus anak selama tidak mengganggu tanggung jawabnya sebagai

pekerja...”. (Prana)

“...orang tua boleh ijin khusus merawat anak, asal ada surat

keterangannya...”. (P1)

“Ijin merawat anak karena sakit, menyusui, atau keperluan menyangkut

anak ada ijinnya, ada form khusus untuk ijin keluar dari hotel waktu jam

kerja...”. (P3)

“...ijin sebagai orang tua bisa ada ijin kalau ada teman yang backup,

biasanya konfirmasi sama teman sebelum ajuin ijin...” (P4)

A x 100% = 30 x 100% = 76.92%

B 39

Page 19: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

13

Dapat disimpulkan bahwa pemenuhan hak ijin berbayar bagi pegawai yang

sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua hanya 76,92% pekerja yang

terpenuhi haknya. Dalam hal ini, perusahaan belum memberikan hak tersebut

sepenuhnya kepada pekerja.

Walaupun pada dasarnya memang belum ada ijin khusus dari perusahaan

dalam hal mengurus anak tersebut. Namun sesuai dengan UU No.13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 83 dan Human Rights Compliance

Assesment (HRCA) tertulis bahwa perusahaan dapat memberikan ijin khusus

bagi pegawai yang menjalankan tugasnya sebagai orang tua perihal mengurus

anak baru lahir seperti menyusui atau sakit. Perusahaan dapat memperhatikan

kembali pemenuhan hak tersebut sebagai bagian dari kebijakan perusahaan,

supaya hak pegawai sebagai orang tua yang baru melahirkan dapat terpenuhi.

Perusahaan memberikan ijin sakit untuk pegawai tanpa mengurangi upah

standar pegawai tersebut

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait pemberian hak ijin sakit tanpa mengurangi upah

standar pegawai, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 7

Ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 39 responden

menjawab bahwa perusahaan memberikan hak ijin sakit tanpa mengurangi

upah standar pegawai.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai di Hotel Le

Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

A x 100% = 39 x 100% = 100%

B 39

Page 20: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

14

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi

di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan hak ijin sakit tanpa

mengurangi upah standar pegawai. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa

perusahaan sudah memberikan hak ijin sakit tanpa mengurangi upah standar

pegawai dengan baik.

Perusahaan tidak mengurangi hak libur pegawai untuk menggantikan

ketidakhadiran karena sakit

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait perusahaan tidak mengurangi hak libur pegawai

mengganti ketidakhadiran karena sakir, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 8

Tidak mengurangi hak libur untuk mengganti ketidakhadiran karena sakit

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 7 1 -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 16 1 -

Security 6 1 -

Jumlah 36 3 -

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 36 responden

menjawab bahwa perusahaan tidak mengurangi hari libur untuk mengganti

ketidakhadiran karena sakit. Tetapi ada 3 responden menjawab tidak untuk

penyataan kuesioner yang diberikan.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak terkait perusahaan tidak mengurangi hari libur karena

ketidakhadiran di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan

persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 92.30% responden pada 4

divisi di Hotel Le Beringin Salatiga sudah mendapatkan haknya. Dalam hal

ini, dapat disimpulkan bahwa terkait perusahaan tidak mengurangi hari libur

untuk mengganti ketidakhadiran karena sakit bagi pegawai sudah diberikan

dengan baik, tetapi masih ada beberapa pekerja yang belum menerima hak

tersebut. Pekerja yang belum menerima haknya terkait perusahaan tidak

A x 100% = 36 x 100% = 92.30%

B 39

Page 21: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

15

mengurangi hari libur untuk mengganti ketidakhadiran dapat dilihat dari

pernyataan managemen yang menyatakan:

“...upah tidak dikurangi atau tidak perlu mengganti jam kerja kalau

pegawai benar-benar sakit dan dapat menunjukkan surat ijin sakit dari

dokter.” (Prana)

Untuk kebijakan cuti tanpa mengganti jam kerja, pegawai harus

memberikan ijin dan keterangan jelas dari dokter. Oleh sebab itu, jika pekerja

tidak memenuhi persyaratannya, maka pekerja dapat kehilangan hari liburnya

untuk mengganti ketidakhadiran.

Jam Kerja dan Lembur

Pelaksanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori jam kerja dan lembur bagi

pegawai Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:

Jam kerja pegawai dibatasi 40 jam per minggu, apabila pegawai melebihi

batas tersebut maka dihitung sebagai upah lembur

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait batas jam kerja pegawai per minggu, selebihnya

dihitung sebagai upah lembur, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 9

Jam kerja pegawai dibatasi 40 jam perminggu, selebihnya dihitung upah lembur

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak terkait jam kerja pegawai dibatasi 40 jam perminggu,

selebihnya sebagai upah lembur di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai

perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

A x 100% = 39 x 100% = 100%

B 39

Page 22: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

16

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi

di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya terkait batas bekerja

40 jam per minggu, selebihnya dihitung sebagai upah lembur. Dalam hal ini,

dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut

dengan baik.

Jam kerja di luar batasan (lembur) dilakukan tanpa paksaan namun tetap

menyesuaikan kebutuhan perusahaan

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait jam lembur tanpa paksaan, maka diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 10

Jam lembur dilakukan tanpa paksaan, namun menyesuaikan kebutuhan perusahaan

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak lembur tanpa paksaan tetapi menyesuaikan kebutuhan

perusahaan di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase

sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi

di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya bahwa jam kerja

diluar batasan (lembur) dilakukan tanpa paksaan tetapi menyesuaikan

kebutuhan perusahaan. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan

sudah memenuhi hak pekerja tersebut dengan baik.

Jam kerja di luar batasan (lembur) diberikan upah sesuai kesepakatan antara

perusahaan dan pegawai

A x 100% = 39 x 100% = 100%

B 39

Page 23: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

17

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait hak upah lembur sesuai kesepakatan, maka diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 11

Jam kerja lembur diberikan upah sesuai kesepakatan

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 15 - 2

Security 6 1 -

Jumlah 36 1 2

Dari hasil kuesioner yang didapat, 36 responden sudah mendapatkan

haknya, 1 responden tidak mendapatkan, dan 2 responden tidak mengisi

pernyataan kuesioner. Menurut hasil wawancara dengan pihak managemen,

Xx mengatakan bahwa:

“...perhitungan upah lembur itu kalau 1 jam pertama dianggap sebagai

loyalitas, tetapi setelah satu jam akan dihitung, jadi kalau lemburnya 3

jam ya dibayar 3 jam, bukan 2 jam... itu harus ada kesepakatan dulu

kalau lembur, itu lewat depthead. Jadi bisa saja pegawai tidak pulang

karena ujan trus minta lembur, jadi harus ada persetujuan dulu kalau

memang ada pekerjaan yang mengharuskan lembur...”. (Prana)

Kebijakan lembur di Hotel Le Beringin dilakukan tanpa ada paksaan,

tetapi menyesuaikan dengan pekerjaan. Departement head yang menentukan

lembur tidaknya pekerja, kemudian waktu lembur disetujui oleh pihak

managemen (HRD). Hal ini dimaksudkan supaya pengupahan lembur jelas

dan pekerja tidak mengambil keuntungan karena jamnya yang bertambah

tetapi bukan karena urusan pekerjaan.

Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak lembur diberikan upah sesuai kesepakatan di Hotel Le

Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 92.31% responden sudah

mendapatkan haknya terkait jam kerja lembur diberikan upah sesuai

A x 100% = 36 x 100% = 92.31%

B 39

Page 24: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

18

kesepakatan antara perusahaan dan pegawai. Dalam hal ini, dapat disimpulkan

bahwa perusahaan sudah memberikan hak tersebut dengan baik.

Namun, terlepas dari pemenuhan hak terkait upah lembur diberikan sesuai

kesepakatan, perusahaan dapat memperhatikannya kembali supaya hak

tersebut dapat dirasakan oleh semua pekerja tanpa terkecuali.

Jam kerja di luar batasan (lembur) tidak lebih dari 12 jam perminggunya

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait hak lembur tidak lebih dari 12 jam perminggunya,

maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 12

Jam lembur tidak lebih dari 12 jam perminggu

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 7 1 -

Food & Beverage 5 0 2

House Keeping 13 4 -

Security 2 5 -

Jumlah 27 10 2

Dari hasil kuesioner di atas, terlihat bahwa 27 responden sudah

mendapatkan haknya, 10 responden belum mendapatkan haknya, dan 2

responden tidak menjawab. Menurut hasil wawancara dengan pihak

managemen dan perwakilan pekerja, ada beberapa hal yang menyebabkan

mengapa terkadang jam kerja melewati jam kerja yang telah ditentukan.

Menurut pihak managemen dan salah satu perwakilan pekerja menyatakan:

“...jam lembur itu tergantung dari kondisi pekerjaan per divisi, kalau

memang perlu lembur ya lembur. Untuk jam lembur tergantung dari

kebutuhan operasional, dibatasi maksimal 3 jam dalam sehari...”.

(Prana)

“...lembur itu tergantung dari keperluan hotel...”. (P3)

Kebijakan lembur menurut managemen pada dasarnya sama, bahwa dalam

sehari tidak boleh lebih dari 3 jam. Tetapi, kebutuhan lembur tiap divisi

berbeda-beda. Karena hotel merupakan usaha yang selalu beroperasi setiap

hari, maka tingkat kedatangan tamu dan okupansi juga ikut berpengaruh dalam

panjang tidaknya jam lembur pegawai. Jam lembur juga menyesuaikan

kembali kebutuhan hotel.

Page 25: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

19

Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak lembur tidak lebih dari 12 jam dalam seminggu di Hotel Le

Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa ternyata hanya 69.23%

responden saja yang mendapatkan hak lembur tidak lebih dari 12 jam dalam

seminggu. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum

memenuhi hak tersebut dengan baik.

Namun, terlepas dari hak lembur tidak lebih dari 12 jam dalam seminggu

yang belum terpenuhi dengan baik, hotel dapat menggunakan alternatif

penambahan pekerja supaya efektivitas pekerja dapat berjalan dengan baik.

Sehingga pekerja tetap menggunakan jam tambahannya tidak lebih dari 3 jam

dalam sehari atau 12 jam dalam seminggu.

Jam Istirahat

Pelakasanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori jam istirahat bagi pegawai

Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:

Perusahaan memberikan sekurangnya 60 menit waktu istirahat dalam kurun

waktu bekerja 8 jam per harinya kepada pegawai

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait hak istirahat sekurangnya 60 menit dalam kurun

bekerja 8 jam, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 13

60 menit waktu istirahat dalam kurun bekerja 8 jam per hari

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak istirahat sekurangnya 60 menit waktu istirahat dalam kurun

A x 100% = 27 x 100% = 69.23%

B 39

Page 26: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

20

bekerja 8 jam di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan

persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi

di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya bahwa perusahaan

memberikan sekurangnya waktu istirahat 60 menit dalam kurun bekerja 8 jam.

Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak

pekerja tersebut dengan baik.

Perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu,

maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 14

Perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 4 4 -

Food & Beverage 3 3 1

House Keeping 14 3 -

Security 3 4 -

Jumlah 24 14 1

Dari hasil kuesioner di atas, terlihat bahwa hanya 24 responden saja yang

mendapatkan haknya terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu

bagi pegawainya. Menurut pihak managemen, Prana menyatakan:

“Jam istirahat tergantung dari departement masing-masing... biasanya

karena kesibukan yang tidak mungkin ditinggalkan pegawai, maka

pegawai tetap melaksanakan istirahatnya setelah pekerjaan tersebut

selesai... waktu tetap sama 1 jam...”.

Karena dalam usaha perhotelan terbagi banyak divisi dengan kategori

pekerjaan yang berbeda-beda, maka untuk jam istirahat disesuaikan kembali

dengan pekerjaan masing-masing divisi. Walaupun jam istirahat tersebut

berbeda-beda, tetapi pada dasarnya perusahaan tetap memberikan 1 jam

A x 100% = 39 x 100% = 100%

B 39

Page 27: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

21

istirahat bagi pekerjanya. Kemudian menurut pekerja, P1, P2, P3, dan P4

menyatakan bahwa:

“...jam istirahat itu gak nentu, jadi kita bisa saling gantian. Kalau

pegawai sih gak sesaklek itu, kalau istirahat ya istirahat aja, kalau rame

ya jam istirahatnya ditunda...”. (P1)

“...menyesuaikan pekerjaan yang dilakukan, tidak terpatok pada jam

istirahatnya sendiri...”. (P2)

“...tidak terpancang waktu istirahat yang dijadwalkan...”. (P3 & P4)

Jam kerja di hotel sangat fleksibel, sehingga waktu istirahat bagi pekerja

menyesuaikan kembali dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Jam istirahat

bagi pekerja hotel biasanya dilakukan secara bergantian, supaya dalam

melayani tamu dapat lebih maksimal. Untuk itu harus ada pekerja yang stand

by pada divisinya masing-masing.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak pegawai terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat

tertentu di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase

sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa hanya 61.54% responden saja

yang mendapatkan haknya terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat

tertentu. Dalam hal ini, perusahaan belum memberikan hak tersebut kepada

pegawai dengan baik.

Perusahaan dapat lebih memperhatikan penjadwalan jam istirahat bagi

pegawainya, supaya regulasi jam istirahat dapat dilaksanakan dengan baik.

Sehingga jam istirahat pekerja tidak akan mempengaruhi kepuasan pelanggan

jika tamu yang datang sangat banyak. Pelanggan mendapatkan kepuasannya,

dan pegawai mendapatkan jam istirahatnya.

Perusahaan memberikan kebebasan bagi pegawainya untuk makan,

meregangkan badan, ke toilet, ataupun keperluan pribadinya selama jam

istirahat

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait kebebasan pegawai melakukan keperluan pribadi

pada jam istirahat, maka diperoleh data sebagai berikut:

A x 100% = 24 x 100% = 61.54%

B 39

Page 28: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

22

Tabel 15

Kebebasan melakukan keperluan pribadi selama jam istirahat

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak pegawai melakukan keperluan pribadi selama jam istirahat di

Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai

berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% keseluruhan responden

pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya terkait

kebebasan melakukan keperluan pribadi selama jam istirahat. Dalam hal ini,

dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut

dengan baik.

Perusahaan tidak mencegah pegawainya melaksanakan jam istirahat dengan

bujukan bonus bagi pegawainya yang tidak istirahat

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait perusahaan tidak mencegah jam istirahat dengan

bujukan bonus, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 16

Perusahaan tidak mencegah jam istirahat dengan bujukan bonus

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 4 4 -

Food & Beverage 6 1 -

A x 100% = 39 x 100% = 100%

B 39

Page 29: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

23

House Keeping 13 4 -

Security 4 3 -

Jumlah 27 12 -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak pegawai terkait perusahaan tidak mencegah jam istirahat

dengan bujukan bonus di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan

persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat ternyata hanya 69.23% responden

yang mendapatkan haknya terkait perusahaan tidak mencegah jam istirahat

dengan bujukan bonus. Dalam hal ini, perusahaan belum memenuhi hak

pekerja dengan baik. Menurut pernyataan pihak managemen, Xx menyatakan:

“...karyawan tidak pernah diimingi bonus... karyawan juga tidak saklek

minta istirahat ketika sibuk. Mending kerjaan kelar kemudian istirahat...

ada pembagian uang service tiap bulannya...”. (Prana)

Pada dasarnya, perusahaan tidak mencegah pegawai untuk tidak istirahat

dengan bujukan bonus. Beberapa pekerja salah mengartikan uang bonus dan

uang service yang diberikan oleh perusahaan. P1, P2, P3, dan P4 menyatakan

bahwa “...tidak ada iming-iming bonus untuk tidak melakukan istirahat”. Dari

pernyataan pegawai tersebut dapat dilihat bahwa pemberian uang bonus untuk

mencegah jam istirahat memang tidak ada. Dalam hal ini, perusahaan dapat

menjelaskan kembali masalah uang service dan jam istirahat kepada pegawai,

supaya keseluruhan pegawai dapat memahami dengan jelas ketentuan-

ketentuan jam istirahat dan uang service.

Terkhusus untuk keperluan pribadi di toilet, perusahaan memberikan ijin

kepada pegawai kapanpun dibutuhkan dan tidak hanya saat istirahat

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat, maka

diperoleh data sebagai berikut:

A x 100% = 27 x 100% = 69.23%

B 39

Page 30: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

24

Tabel 17

Ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak pegawai terkait ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat di

Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai

berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden sudah

mendapatkan haknya terkait ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat.

Dalam hal ini, perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut dengan baik.

Perusahaan menyediakan ruangan khusus karyawan/ Employee Dining Room

untuk jam istirahat serta menyediakan makan sesuai shift pegawai

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le

Beringin Salatiga terkait perusahaan menyediakan Employee Dining Room

untuk jam istirahat, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 18

Perusahaan menyediakan Employee Dining Room untuk jam istirahat

Divisi Pekerjaan Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 16 1 -

Security 7 - -

A x 100% = 39 x 100% = 100%

B 39

Page 31: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

25

Jumlah 38 1 -

Dari hasil kuesioner di atas, terlihat bahwa 38 responden sudah

mendapatkan haknya, tetapi masih ada 1 responden yang belum mendapatkan

haknya. Dari pihak managemen, Prana menyatakan “Di hotel disediakan

kantin atau employee dining room bagi karyawan...”. Sedangkan menurut

pekerja, P1, P2, P3, dan P4 menyatakan “Di hotel sudah disediakan EDR,

disana disediakan makan untuk karyawan, kadang kita makan juga disitu...”.

Pada dasarnya, perusahaan sudah menyediakan Employee Dining Room bagi

pegawainya. Employee Dining Room ini merupakan tempat untuk beristirahat

dan keperluan makan bagi seluruh pegawai di hotel.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan

pemenuhan hak pegawai terkait perusahaan menyediakan Employee Dining

Room untuk jam istirahat pegawai di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai

perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 97.44% responden sudah

mendapatkan haknya terkait perusahaan menyediakan Employee Dining

Room untuk jam istirahat pegawai. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa

perusahaan sudah memberikan pemenuhan hak pekerja terkait penyediaan

Employee Dining Room dengan baik.

Terlepas dari pemenuhan hak pekerja terkait penyediaan Employee Dining

Room untuk jam istirahat bagi pegawai yang terpenuhi. Perusahaan dapat lebih

mengoptimalkan kembali fungsi dari Employee Dining Room, supaya

fungsinya dapat dirasakan oleh semua pegawai tanpa terkecuali.

Hasil keseluruhan kuesioner kemudian dihitung dan dibagi dengan jumlah

variabel. Perhitungan ini untuk membandingkan total nilai responden dengan nilai

yang diinginkan peneliti. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19

Daftar pertanyaan kuesioner

No Pernyataan Persentase Pemenuhan

Libur dan Cuti Kerja

1 Perusahaan memberikan sekurangnya 24 jam

waktu istirahat dalam kurun bekerja 7 hari 94.87% Terpenuhi

2 Perusahaan memberikan sekurangnya 12 hari

libur cuti kerja berbayar pertahunnya kepada

pegawai setelah yang bersangkutan bekerja

selama 12 bulan secara terus menerus

100% Terpenuhi

3 Perusahaan memberikan waktu istirahat

selama 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan 76.92% Belum Sepenuhnya

A x 100% = 38 x 100% = 97.44%

B 39

Page 32: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

26

sesudah melahirkan bagi pegawai perempuan

Ijin Kerja

4 Perusahaan memberikan ijin libur berbayar

kepada pegawai yang sedang melaksanakan

tugasnya sebagai orang tua dalam mengurus

anak baru lahir (sakit dan keperluan

menyusui)

76.92% Belum Sepenuhnya

5 Perusahaan memberikan ijin sakit tanpa

mengurangi upah standar 100% Terpenuhi

6 Perusahaan tidak mengurangi hak libur

pegawai untuk menggantikan ketidakhadiran

karena sakit

92.30% Terpenuhi

Jam Kerja dan Lembur

7 Jam kerja pegawai dibatasi 40 jam

perminggu, melebihi batas tersebut maka

dihitung sebagai upah lembur

100% Terpenuhi

8 Jam kerja lembur dilakukan tanpa paksaan 100% Terpenuhi

9 Jam kerja lembur diberikan upah sesuai

kesepakatan antara perusahaan dan pegawai 92.31% Terpenuhi

10 Jam kerja lembur tidak lebih dari 12 jam

perminggu 69.23% Belum Sepenuhnya

Jam Istirahat

11 Perusahaan memberikan sekurangnya 60

menit waktu istirahat dalam kurun bekerja 8

jam

100% Terpenuhi

12 Perusahaan menjadwalkan jam istirahat

tertentu 61.54% Belum Terpenuhi

13 Perusahaan memberikan kebebasan bagi

pegawainya untuk makan, meregangkan

badan, ke toilet, atau melakukan keperluan

pribadi selama istirahat

100% Terpenuhi

14 Perusahaan tidak mencegah istirahat dengan

bujukan bonus 69.23% Belum Sepenuhnya

15 Terkhusus keperluan ke toilet, perusahaan

memberikan ijin tidak hanya saat jam

istirahat

100%

Terpenuhi

16 Perusahaan menyediakan Employee Dining

Room 97.44% Terpenuhi

Total

1.430.79%

Untuk mengetahui persentase jawaban terpenuhi atau tidaknya hak pekerja

terkait pengaturan jam kerja dan hari libur, maka digunakan perhitungan sebagai

berikut:

Jumlah Keseluruhan Persentase = 1.430.79 % = 89.42% Variable 16

Page 33: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

27

Pada perhitungan di atas menunjukkan bahwa pemenuhan hak pekerja

terkait pengaturan jam kerja dan hari libur di Hotel Le Beringin memperoleh

angka 89.42%. Responden sudah memberikan penilaian masalah pemenuhan hak

terkait pengaturan jam kerja dan hari libur berdasarkan apa yang sebenarnya

terjadi di lapangan dengan hasil 89.42%.

6. Simpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

dari hasil hitungan variabel, maka Hotel Le Beringin Salatiga sudah memenuhi

hak pekerja terkait pengaturan jam kerja dan hari libur pada pegawainya dengan

baik. Untuk pemenuhan hak terkait jam kerja dan hari libur ada beberapa syarat

yang harus dipenuhi oleh pekerja.

Pegawai harus memberikan surat keterangan dari dokter untuk

mendapatkan ijin sakit berbayar dan tanpa mengurangi upah standar. Dalam UU

no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Human Rights Compliance

Assessment (2006), kebijakan waktu istirahat bagi perempuan yang akan

melahirkan adalah 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Tetapi di

Hotel Le Beringin Salatiga ada kesepakatan bersama antara pihak managemen dan

pegawai perempuan, bahwa pegawai perempuan dapat mengatur kembali waktu

cutinya (tidak selalu 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah) tetapi tetap

diberikan selama 3 bulan penuh.

Karena para koresponden adalah pekerja jasa sektor perhotelan yang

mengharuskan pelayanan 24 jam kepada tamu, maka jam istirahat harus

menyesuaikan tinggi rendahnya okupansi maupun kebutuhan intern setiap divisi.

Jam kerja tambahan di hotel dilihat kembali dari kebutuhan operasional, di mana

jam tersebut dilakukan atas kesepakatan pekerja dan managemen, sehingga jam

kerja tambahan bukan merupakan paksaan. Perhitungan upah lembur adalah satu

jam pertama dihitung sebagai loyalitas, kemudian jam setelahnya dibayarkan

sesuai kesepakatan bersama.

Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah;

Perusahaan dapat lebih memperhatikan hak pekerja terkait pengaturan jam kerja

dan hari libur, di mana masih ada beberapa komponen yang belum sepenuhnya

diterima oleh pekerja. Seperti ijin mengurus anak baru lahir yang belum tercantum

dalam kebijakan hotel, sebagaimana dalam UU Ketenagakerjaan ada aturan

khusus yang mengaturnya, penjadwalan jam istirahat yang belum optimal, serta

mensosialisasikan kembali uang service dan tips, karena masih ada pekerja yang

menganggap bahwa perusahaan mencegah pekerja melakukan istirahat dengan

bujukan bonus;

Perusahaan dapat lebih membuka diri dalam hal pemenuhan hak

pekerjanya, tidak hanya terkait jam kerja dan hari libur saja, tetapi dapat meliputi

segala aspek yang berhubungan dengan sumber daya manusia lainnya. Contoh

beberapa aspek tersebut adalah tentang kejelasan kontrak kerja, kesehatan dan

keselamatan kerja, emosional pekerja, upah standar dan uang service.

Page 34: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

28

7. Daftar Pustaka

Adisu, Edytus. (2008). Hak karyawan atas gaji & pedoman Menghitung:

Gaji pokok, uang lembur, gaji sundulan, insentif, bonus, thr, pajak atas gaji,

iuran pensiun, pesangon, iuran jamsostek/dana sehat. Jakarta: Niaga Swadaya

Arief, Abd. Rachman. (2005). Pengantar Ilmu Perhotelan & Restoran.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Beddoe, Chris. (2004). Labour Standards, Social Responsibility and

Tourism. Tourism Concern, 5:4-10,16

Bohle, P., et al. (2010). Flexible Works in Call Centres : Working Hours,

Work-Life Conflict & Health. Faculty of Health Sciences, The University of

Sydney, 2:219-221

Grubb, David., & William, Well. (1993). Employment Regulation and

Patterns of Work in EC Countries, 21:17-21

Human Rights Compliance Assessment (HRCA) Quick Check. (2006). The

Danish Institute for Human Rights, 6:53-58

Jehani, Libertus. (2008). Hak-hak Karyawan Kontrak. Jakarta; Niaga

Swadaya

Jordhus-Lier, D., et al. (2010). Hotel Workplace in Oslo and Akershus.

Oslo: Norwegian Institute for Urban and Regional Research Guastadalléen 21, 23-

25

Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/

Lockwood, A. & Medlik, S. (2001). Tourism and Hospitality in The 21st

Century. Burlington: Elseiver-Butterworth Heinemann

Mill, Robert Christie. (2000). Tourism: The International Business.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf).

http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=110&id=1416

Pemerintahan Kota Salatiga. http://salatigakota.go.id/index.php

Riduwan, M.B.A. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel

Penelitian. Bandung: Alfabeta

Setiowati, Ardya. (2014). Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap

Pelaksanaan Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan Di Kota Makasar.

Makasar: Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makasar

Page 35: Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13299/2/T1_732013601_Full... · Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

29

Tashakkori, Abbas, & Charles Teddlie. (2010). Mixed Methodology.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tayyari, F., & Smith, J.L. (1997). Occupational Ergonomics Principles

and applications. T.J. Press Ltd, Great Britain

Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Wagen, Lynn V.D. & Goonetilleke, A. (2004). Hospitality Management-

Strategy Operations. Pearson Education Australia

Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi

Offset

Widoatmodjo, Sawidji. (2005). Business Model: Strategi Ampuh

Menangani Bisnis Di Abad ke-21. Bagaimana perusahaan lama bertahan dan

bagaimana perusahaan baru masuk. Jakarta; PT. Gramedia