pembukaan rahasia medis pwerpoin

26
SKENARIO 2 PEMBUKAAN RAHASIA MEDIS UNTUK PIHAK KETIGA KELOMPOK B.14 Ketua : Suci Firva Septia (1102009277) Sekretaris : Soraya Muchlisa (1102009272) Anggota : Sofia Putri Nirmala (1102009271) Sri Fatmawati (1102009273) Sri Rahayu Indrawati(1102009274) Suci Asnatasia R. (1102009276)

Upload: suci-asnatasia-ramadhini

Post on 21-Jan-2016

152 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

SKENARIO 2PEMBUKAAN RAHASIA MEDIS

UNTUK PIHAK KETIGA

KELOMPOK B.14

Ketua : Suci Firva Septia (1102009277)

Sekretaris : Soraya Muchlisa (1102009272)

Anggota : Sofia Putri Nirmala (1102009271)

Sri Fatmawati (1102009273)

Sri Rahayu Indrawati(1102009274)

Suci Asnatasia R. (1102009276)

Supriyatna (1102009278)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

2009

Skenario 2

Pembukaan Rahasia Medis Untuk Pihak Ke Tiga

 

            Dokter Haidar bekerja pada sebuah perusahaan otomotif dikawasan industri Cikarang. Sebagai dokter perusahaan dokter Haidar memegang teguh Sumpah Hippocrates yang diucapkannya pada waktu Bai’at Wisuda dokter (sesuai nilai-nilai akhlak Islam) di Universitas YARSI, sehingga dokter Haidar sangat memegang Rahasia Medis karyawan yang diperiksanya, karena seperti diketahui bahwa dokter termasuk salah satu dari banyak orang yang mempunyai wajib simpan rahasia medis. Pada suatu hari dr Haidar dipanggil oleh menejer personalia dan diberi tugas untuk memeriksa kesehatan semua karyawan perusahaan otomotif tersebut yang berjumlah 500 karyawan tersebut. Semua karyawan sudah diberitahukan tentang pemeriksaan ini dan sudah ditentukan kapan harus melakukan pemeriksaan darah dan rontgen thorax. Karyawan juga disuruh mambaca dan mengisi informed consent tentang pemeriksaan kesehatan ini. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan untuk meningkatkan produktifitas kerja perusahaan otomotif tersebut, dan semua hasil pemeriksaan rutin ini diletakkan dalam berkas Rekam Medis. Dokter Haidar yang menyadari dia tidak melanggar sanksi hukum dan etik tentang pembukaan rahasia medis kemudian menemui menejer perusahaan tersebut untuk melaporkan siapa saja yang menderita penyakit TBC.

STEP 1

Clarify Unfamiliar Terms

 

1. Sumpah Hippocrates   : dasar sumpah jabatan tentang etik yang harus dilakukan dalam menjalankan praktek profesinya yang diucapkan saat menerima jabatan dokter.

2. Rahasia Medis             : segala sesuatu yang diketahui oleh dokter tentang pasiennya selama menjalankan profesinya yang harus dijaga kerahasiaannya.

3. Nilai-Nilai Akhlak Islam : sifat yang berperan baik dzohir maupun batin yang tertanam dalam jiwa manusia yang daripadanya timbul perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu.

4. Rekam Medis              : berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

5. Informed Consent       : suatu persetujuan baik lisan maupun tertulis yang menunjukkan komukasi efektif antara dokter dengan pasien atau keluarganya tentang apa yang akan dan tidak dilakukan terhadap pasien, serta resiko yang akan didapat.

6. Sanksi Hukum & etik pembukaan rahasia medis        : balasan bagi dokter yang  tidak bisa menjaga kerahasiaan medis pasiennya berupa teguran, skorsing, pencabutan SIP, sanksi pidana atau perdata.

STEP II

Define Problems

1. Mengapa seorang dokter wajib menyimpan rahasia medis pasiennya?2. Siapa saja yang mempunyai kewajiban simpan rahasia medis?3. Apakah tujuan dan fungsi dokter melakukan informed consent?4. Apa saja isi dan manfaat rekam medis?5. Apa saja isi informed consert?6. Apa saja isi dan kegunaan sumpah Hippocrates?7. Kapan seorang dokter dapat membuka rahasia medis pasiennya?8. Apakah tindakan dokter Haidar melanggar hukum dan etik kedokteran?9. Apa saja sanksi hukum dan etik kedokteran tentang pembukaan rahasia medis?

 

STEP III

Brainstorm Possible Explanations

 

1. Karena Segala informasi yang disampaikan oleh pasien kepada dokter merupakan hak pribadi pasien yang wajib disimpan dan tidak disebarluaskan agar terjalin kepercayaan antara dokter dan pasien.

2. Pihak yang wajib menjaga rahasia medis adalah : perawat apoteker bagian administrasi laboran petugas radiology keluarga pasien dokter

3. Tujuan informed consent  :         melindungi pasien atas segala tindakan medis yang dilakukan tanpa     

sepengetahuan pasien

         Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat negatif.

Fungsi informed consent    :

         Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia.

         Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri.

         Mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien.

         Menghindari penipuan dan miss leading oleh dokter.

         Mendorong diambilnya keputusan yang lebih rasional.

 

4.      Manfaat rekam medis :

         Pengobatan pasien

         Peningkatan kualitas pelayanan

         Pembiayaan

         Bahan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian

         Sebagai bahan statistic kesehatan

         Pembuktian masalah hukum, disiplin dan etik

 

            Isi Rekam medis :

         Identitas pasien

         Pemeriksaan

         Pengobatan

         Tindakan dan pelayanan lainnya

5.      Isi informed consert :

         Data diri pasien atau keluarga

         Pernyataan persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan

         Tindakan yang dilakukan

 

6.      Isi sumpah Hippocrates :

         Tidak melakukan tindakan yang merugikan pasien

         Memperlakukan pasien menurut tingkat dan pelayanan yang terbaik

         Tidak pernah meracuni pasien

         Tidak pernah melakukan aborsi

         Tidak pernah melakukan pembedahan yang tidak terlatih

         Tidak pernah melukai pasien secra pribadi

 

Kegunaan sumpah Hippocrates :

         Mengatur tindakan yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang dokter dalm menjalankan profesinya.

 

7.      Seorang dokter dapat membuka rahasia medis pasien saat :

         Memenuhi permintaan masalah hukum atas perintah peradilan atas izin pasien itu sendiri.

         Rujukan ke pelayanan lain demi kepentingan pasien dan keluarganya.

         Perintah atasan yang mempunyai hak

         Pengobatan pasien

         Peningkatan kualitas pelayanan

         Pembiayaan

         Bahan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian

         Sebagai bahan statistic kesehatan

         Pembuktian masalah hukum, disiplin dan etik

 

8.      Tindakan dokter Haidar tidak melanggar hukum dan etik kedokteran karena, sesuai dengan pasal 51 KUHP tentang perintah jabatan, bahwa:

1)      Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang tidak dipidana.

2)      Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyababkan hapusnya pidana kecuali jika yang diperintah, dengan itikad baik mengira bahwa perintah diberikan dengan wewenang dan pelaksanaannya termasuk dalam lingkingan pekerjaannya.

9.      Sanksi hukum dan etik kedokteran tentang pembukaan rahasia medis adalah

         Teguran

         Skorsing

         Pencabutan SIP

         Pidana

         Pidata

STEP IV

 

Setiap dokter harus menjaga rahasia medis baik lisan maupun tertulis yang berupa rekam medis , sesuai dengan sumpah Hippocrates , etik kedokteran , dan UU kedokteran. Pada kondisi tertentu , rahasia medis dapat dibuka untuk kepentingan memenuhi permintaan masalah hukum atas perintah peradilan atas izin pasien itu sendiri, rujukan ke pelayanan lain demi kepentingan pasien dan keluarganya, perintah atasan yang mempunyai hak, pengobatan pasien, peningkatan kualitas pelayanan, pembiayaan, bahan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian, sebagai bahan statistik kesehatan, pembuktian masalah hukum, disiplin dan etik.

Sebelum melakukan tindakan medis , dokter harus melakukan Informed Consent yang bertujuan untuk   melindungi pasien atas segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasien dan memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat negatif.

Rahasia medis wajib disimpan oleh dokter, perawat, apoteker, bagian administrasi, laboran, petugas radiology, keluarga pasien. Tujuan penyimpanan rahasia medis adalah karena segala informasi yang disampaikan oleh pasien kepada dokter merupakan hak pribadi pasien yang wajib disimpan dan tidak disebarluaskan agar terjalin kepercayaan antara dokter dan pasien. Pelanggaran yang dilakukan dapat menimbulkan sanksi berupa teguran, skorsing, pencabutan SIP, sanksi pidana atau perdata.

 

STEP V

 

1.      Memahami dan menjelaskan Sumpah Hippocrates

1.1  Definisi

1.2  Isi 

2.      Memahami dan menjelaskan Rahasia Medis

1.1  Definisi

1.2  Wajib Simpan Rahasia Medis

1.3  Pembukaan Rahasia Medis

1.4  Sanksi Hukum dan Etik

3.      Memahami dan menjelaskan Informed Consent dan Rekam Medis

1.1  Informed Consent

1.2  Rekam Medis

4.      Memahami dan menjelaskan akhlak islam

STEP VII

1. Memahami dan menjelaskan sumpah hippocrates

1.1 Definisi Sumpah HippocratesSumpah Hippokrates adalah sumpah yang secara tradisional dilakukan

oleh para dokter tentang etika yang harus mereka lakukan dalam melakukan praktek profesinya. Sebagian besar orang menganggap bahwa sumpah ini ditulis sendiri Hippocrates pada 400 tahun sebelum masehi atau oleh salah seorang muridnya. Seorang peneliti, Ludwig Edelstein mengajukan pendapat lain bahwa sumpah tersebut ditulis oleh Pythagorean. Akan tetapi teori ini masih diragukan karena sedikitnya bukti yang mendukungnya.

1.2 Isi Sumpah Definisi Hippocrates

Saya bersumpah demi (Tuhan) ... bahwa saya akan memenuhi sesuai dengan kemampuan saya dan penilaian saya guna memenuhi sumpah dan perjanjian ini.

Memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu (kedokteran) ini kepada saya seperti orangtua saya sendiri dan menjalankan hidup ini bermitra dengannya, dan apabila ia membutuhkan uang, saya akan memberikan, dan menganggap keturunannya seperti saudara saya sendiri dan akan mengajarkan kepada mereka ilmu ini bila mereka berkehendak, tanpa biaya atau perjanjian, memberikan persepsi dan instruksi saya dalam pembelajaran kepada anak saya dan anak guru saya, dan murid-murid yang sudah membuat perjanjian dan mengucapkan sumpah ini sesuai dengan hukum kedokteran, dan tidak kepada orang lain.

Saya akan menggunakan pengobatan untuk menolong orang sakit sesuai kemampuan dan penilaian saya, tetapi tidak akan pernah untuk mencelakai atau berbuat salah dengan sengaja. Tidak akan saya memberikan racun kepada siapa pun bila diminta dan juga tak akan saya sarankan hal seperti itu.

Juga saya tidak akan memberikan wanita alat untuk menggugurkan kandungannya, dan saya akan memegang teguh kemurnian dan kesucian hidup saya maupun ilmu saya. Saya tak akan menggunakan pisau, bahkan alat yang berasal dr batu pada penderita(untuk percobaan), akan tetapi saya akan menyerahkan kepada ahlinya.

Ke dalam rumah siapa pun yang saya masuki, saya akan masuk untuk menolong yang sakit dan saya tidak akan berbuat suatu kesalahan dengan sengaja dan merugikannya, terutama menyalahgunakan tubuh laki-laki atau perempuan, budak atau bukan budak.

Dan apa pun yang saya lihat dan dengar dalam proses profesi saya, ataupun di luar profesi saya dalam hubungan saya dengan masyarakat, apabila tidak diperkenankan untuk dipublikasikan, maka saya tak akan membuka rahasia, dan akan menjaganya seperti rahasia yang suci.

Apabila saya menjalankan sumpah ini, dan tidak melanggarnya, semoga saya bertambah reputasi dimasyarakat untuk hidup dan ilmu saya, akan tetapi bila saya melanggarnya, semoga yang berlawanan yang terjadi.

2. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis

2.1 Definisi Rahasia Medis

Menurut PP No. 10 tahun 1996, rekam medis adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa yang diketahui dan di dapatkan selama menjalani praktik lapangan kedokteran, baik yang menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang masih hidup atau yang sudah meninggal.

(www.fk.ukws.ac.id)

2.2 Wajib Simpan Rahasia Medis

Pihak-pihak yang berkewajiban menyimpan rahasia medis adalah :

1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi, dan asisten apoteker4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,

mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan, dan sanitarian.5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisen6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis, dan terapis wicara7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknis gigi, teknisi

elektromedis, analisi kesehatan, dan lain-lain

(Chrisdiono M. Achadiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman)

2.3 Pembukaan Rahasia Medis

Menurut Profesor Sudarto, SH :

“Perlu dipertimbangkan adanya azas professional dan azas subsider dalm menggunakan hak tolaknya”

Azas professional adalah menghendaki adanya pertimbangan-pertimbangan yang lebih diutamakan. Sedangkan azas subsider adalah menyangkut masalah pemilihan tindakan yang harus dilakukan dokter sebelum melepaskan kewajiban untuk menyimpan rahasia.

Dalam KUHP terdapat tiga pasal yang mengatur pembukaan rahasia medis :

KUHP Pasal 48

“tidak boleh dihukum barang siapa melakukan perbuatan karena terdorong tipu paksa”

KUHP Pasal 50

“Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan kepetingan undang-undang tidak dipidana”

KUHP Pasal 51

“tidak boleh dihukum barang siapa melakukan perbuatan / menjalankan perintah jabatan”

(www.fk.ukws.ac.id/arsip/depart/forensik)

Pembukaan rahasia medis dilakukan untuk :

1. Pendidikan2. Pasien adalah korban kekerasan3. Adanya penyakit menular yang membahayakan orang sekitar4. Perintah jabatan5. Ijin / otoritas pasien6. Memenuhi permintaan aparatur hukum atas perintah peradilan

2.4 sanksi pembukaan rahasia medis

Sanksi Pidana

KUHP Pasal 112

“Barang siapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita, atau keterangan-keterangan yang diketahuinya bahwa harus dirahasiakan untuk kepentingan negara atau dengan sengaja memberitahukan / memberikannya kepada negara asing, kepada seorang raja / suku bangsa, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.”

KUHP Pasal 322

“Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pekerjaan yang sekarang maupun yang dahulu, diancam pidana penjara paling lama sembilan bulan atau paling banyak denda sebesar Rp9000,00.”

“Jika kejahatan dilakukan pada orang tertentu mka perbuatannya itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang tersebut.”

Sanksi Perdata

KUHP Pasal 1366

“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya.”

KUHP Pasal 1365

“Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya yang mengakibatkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut.”

KUHP Pasal 1367

“Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan dan disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan karena perbuatan orang-orang yang berada dibawah pengawasannya.

Sanksi Administratif :

Teguran atau tuntutan secara lisan atau tulisan Penundaan gaji atau pangkat Penurunan gaji atau pangkat setingkat lebih rendah Dicabut ijin praktik dokter untuk sementara atau selamanya Pada kasus-kasus pelanggaran etik kolegal diberikan hukuman sesuai peraturan

kepegawaian yang berlaku dan diproses ke pengadilan.

3. memahami dan menjelaskan informed consent dan rekam medis

3.1 Menjelaskan Informed Concent

3.1.1 definisi informed consent

Informed consent adalah suatu izin atau pernyataan setuju dari pasien yang diberikan secara bebas,sadar,dan rasional setelah ia memperoleh informasi yang lengkap,valid,dan akurat dan dipahamidari dokter tentang keadaan penyakitnya serta tindakan medis yang akan di perolehnya .

Informed consent adalah suatu proses komunikasi antara dokter terhadap pasiennya atau keluarganya atau walinya tentang kesepakatan tindakan medis yang akan dan tidak akan dilakukan dokter terhadap pasiennya.

3.1.2 Isi Informed Concern

Persetujuan tindakan medis(informed consent) diatur dalam Permenkes RI no.585/menkes/per/IX/1988 yang berisikan:

Ketentuan umum Persetujuan Informasi Yang berhak memberikan persetujuan Tanggung jawab Sanksi Ketentuan lain Ketentuan penutup

Hal-hal yang perlu disampaikan dalam informed consent:

1. tujuan dan manfaat baik langsung maupun tidak langsung dari tindakan medis tersebut2. resiko yang melekat pada tindakan medis tersebut3. kemungkinan timbulnya efek samping4. alternatif lain dari tindakan medis tersebut

5. kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bila tidak dilakukan tindakan medis tersebut

6. sifat dan resiko tindakan7. berat atau ringannya resiko8. kemungkinan resiko terjadi9. kapan resiko timbul

hal-hal yang harus diperhatikan dalam informed consent:

1. harus diberikan baik diminta ataupun tidak2. tidak boleh memakai istilah kedokteran3. informasi harus diberikan sesuai tingkat pendidikan,kondisi, dan situasi pasien4. informasi diberikan secara lengkap dan jujur5. dapat diberikan kepada keluarga terdekat6. untuk tindakan operasi harus diberikan oleh dokter yang akan mengoperasi , untuk

tindakan bukan operasi dapat dilakukan oleh dokter maupun pemantu-pembantunya .

Sebenarnya informed consent adalah dasar etik yang terkait dengan keharusan bagi setiap dokter untuk menghormati kemandirian (otonomi) pasien .

3.1.3 Jenis Informed Concent

1. dinyatakan(expressed), yakni secara lisan (oral) atau tertulis(written)2. dianggap diberikan(implied or tacit consent), yakni dalam keadaan biasa atau normal

atau dalam keadaan gawat darurat.

yang berhak memberikan persetujuan setelah pendapat informasi:

1. pasien dewasa,sadar dan sehat mental2. berumur 21 tahun atau telah menikah3. pasien dibawah pengampuan oleh wali atau kurator4. pasien gangguan mental bisa oleh orang tua atau wali atau kurator5. pasien dibawah 21 tahun dan tidak empunyai orang tua maka bisa diwakilkan ke

keluarga terdekat

persetujuan tidak diperlukan pada saat :

1. pasien tidak sadar/pingsan, tidak ada pendamping atau gawat darurat2. perluasan operasi yang tidak diduga sebelumnya untuk keselamatan pasien, diberitahu

setelah operasi selesai3. sesuai dengan program pemerintah untuk kepentingan masyarakat luas

3.2 Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis

3.2.1 Definisi Rekam Medis

Pasal 46 ayat 1 UU Praktik Kedokteran :

Berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749A/Menkes/XII/1989 :

Berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Edna K. Huffman :

Berkas yang menyatakan siapa, apa, dimana, kapan, dan bagaimana pelayanan yang diperoleh seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan.

Gemala Hatta :

Kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan, saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

3.2.2 Manfaat Rekam Medis

Ada berbagai macam manfaat rekam medis, antara lain :

Pengobatan PasienRekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.

Peningkatan Kualitas PelayananMembuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

Pendidikan dan PenelitianRekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.

PembiayaanBerkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.

Statistik KesehatanRekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.

Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan EtikRekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.

Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lain seperti perawat, ahli terapi, dan lain-lain.

Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi (data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit

(Manual Rekam Medis, Konsil Kedokteran Indonesia, 2006)

3.2.3 Isi Rekam Medis

Isi rekam medis pasien rawat jalan sekurang-kurangnya memuat catatan / dokumen tentang :

Identitas pasien Pemeriksaan fisik Diagnosis / masalah Tindakan / pengobatan Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

Isi rekam medis pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat :

Identitas pasien Pemeriksaan Diagnosis / masalah Persetujuan tindakan medis Tindakan / pengobatan Pelayanan lain yang telah diberikan kepada manusia

(Agus M Algozi, Departemen Forensik dan Medikolegas FK UNAIR – RSU Dr. Soetomo Surabaya)

3.2.4 Kepemilikan Rekam Medis

Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen menjadi milik pasien.

3.2.5 Penyimpanan Rekam Medis

Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter gigi dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25 tahun.

(Manual Rekam Medis, Konsil Kedokteran Indonesia, 2006)

3.2.6 Kerahasiaan Rekam Medis

KUHP Pasal 322(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang menurut jabatannya atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, ia diwajibkan menyimpannya, dihukum penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 9.000(2) Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seorang yang ditentukan maka perbuatan itu hanya dituntut atas pengaduan orang itu.

KUHAP Pasal 120(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat meminta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.(2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dimuka penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta

KUHAP Pasal 170(1) Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.(2) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.

(Agus M Algozi, Departemen Forensik dan Medikolegas FK UNAIR – RSU Dr. Soetomo Surabaya)

3.2.7 Sanksi Pembukaan Rekam Medis

UU RI No 29 Tahun 2004Pasal 79Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang:Dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)

Sanksi AdministratipUU RI No 29 Tahun 2004Pasal 69(1) Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia mengikat dokter, dokter gigi dan Konsil Kedokteran Indonesia.(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa dinyatakan tidak bersalah atau pemberian sanksi disiplin.

(3) Sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa:a. pemberian peringatan tertulis.b. rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktikc. kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1419/Menkes/Per/X/2005Pasal 24(1) Menteri, Konsil Kedokteran Indonesia, Pemerintah Daerah, dan organisasi profesi melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan ini sesuai dengan fungsi, tugas dan wewenang masing-masing.(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan pada pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1419/Menkes/Per/X/2005

Pasal 25• Dalam rangka pembinaan dan pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratip terhadap pelanggaran ini.• Sanksi administratip sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berupa peringatan lisan, tertulis sampai pencabutan SIP.• Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberikan sanksi administratip sebagaimana dimaksud ayat (2) terlebih dahulu dapat mendengar pertimbangan organisasi profesi.

Pasal 26Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIP dokter dan dokter gigi:a. Atas dasar keputusan MKDKIb. STR dokter atau dokter dicabut oleh Konsil Kedokteran Indonesia c. Melakukan tindakan pidana

(Agus M Algozi, Departemen Forensik dan Medikolegas FK UNAIR – RSU Dr. Soetomo Surabaya)

Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi disiplin yaitu :a. Pemberian peringatan tertulis.b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izinpraktik.c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusipendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.

(Manual Rekam Medis, Konsil Kedokteran Indonesia, 2006)

4. Memahami dan menjelaskan akhlak islam yang berhubungan dengan praktik dokter

Akhlak adalah kondisi jiwa yang tertanam kuat yang darinya terlahir sikap amal secara mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Di dalam khasanah islam, kita akan menemukan banyak penekanan akan akhlak dan etika dalam dunia medis dalam rangka menjaga keselamatan jiwa masyarakat tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, bangsa, warna kulit, dan lain-lain. Para dokter hendaknya memperhatikan berbagai akhlak yang sangat ditekankan dalam islam, yaitu melayani pasien dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, juga menjaga kerahasiaan pasien. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah tidak melakukan berbagai pelanggaran agama, seperti pengguguran kandungan atau aborsi.

Implementasi akhlak bagi seorang dokter dalam praktik kedokterannya bisa dengan berbagai cara, yaitu :

Siddiq

Kejujuran, kesetian (pada janji dan komitmen), perkataan dan berbuat apa adanya. Hubungan dokter pasien layaknya hubungan transaksional layaknya jual beli. Dokter memiliki ilmu dalam mengobati pasien dan pasien memberikan keercayaan sepenuhnya kepada dokter untuk mengobati penyakitnya. Kejujuran dokter yang berperan, keputusan medik apapun yang diambil dokter, kemungkinan pasien tidak tahu, apalagi dalam keadaan darurat.

Dalam sebuah hadits, “penjual (dokter) dan pembeli (pasien) mempunyai hak untuk menentukan pilihan selama belum saling berpisah. Jika keduanya berlaku jujur dan menjelaskan yang sebenarnya, berkatilah transaksi mereka, namun jika keduanya saling menyembunyikan kebenaran dan berdusta, keduanya bisa saling mendapatkan keuntungan tapi melenyapkan keberkahan tramsaksinya

(HR Muttafaqalaih dari Hakim Ibn Hizam)

Adil

Meletakkan sesuatu pada tempatnya, bisa berarti sikap hidup dalam keseimbangan.

Firman Allah QS An-Nahl : 90

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, member kepadamu kaum kerabat….”

Sikap adil diperlukan dalam praktik kedokteran agar hak-hak pasien tidak dirampas.

Amanah

Dapat dipercaya

Firman Allah QS Al Anfal 27

Sabar

Usaha untuk menahan dirin dari hal-hal yang tidak disukai dengan penuh kerelaan dan kepasrahan. Kesabaran diperlukan ketika pasien berkonsultasi dengan dokter. Dokter yang baik harus dapat menghadirkan dirinya secara utuh untuk pasien.

Tawadhu

Merendahkan diri tanpa merendahkan martabatnya

Itsar

Mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Sebagai dokter yang baik hendaknya selalu mengutamakan orang-orang lemah agar bisa hidup dengan layak dan sehat.

Ramah

Cinta dan kasih sayang. Keramahan dan perhatian dokter hendaknya tulus dari dasar hatinya, tidak hanya berpura-pura.

Ihsan

Mengerjakan sesuatu secara profesional