pembuatan tepung wortel ( daucus carrota l ) dengan variasi

46
Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi Suhu Pengering OLEH: CHAERAH AMIRUDDIN G 621 07 018 Skripsi Hasil Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian Pada Program Studi Keteknikan Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: ledan

Post on 09-Feb-2017

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

i

Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

Suhu Pengering

OLEH:

CHAERAH AMIRUDDIN

G 621 07 018

Skripsi Hasil Penelitian

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknologi Pertanian

Pada

Program Studi Keteknikan Pertanian

Jurusan Teknologi Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L)

Dengan Variasi Suhu Pengering

Nama : Chaerah Amiruddin

Stambuk : G 621 07 018

Program Studi : Keteknikan Pertanian

Jurusan : Teknologi Pertanian

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Helmi A. Koto, Ms

NIP. 9419460101197702 1 001

Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc

NIP. 19631231 198811 1 005

Mengetahui

Ketua Jurusan

Teknologi Pertanian

Ketua Panitia

Ujian Sarjana

Prof. Dr. Ir. Mulyati M.Tahir, MS

NIP. 19570923 198312 2 001

Dr. Iqbal, STP, M.Si

NIP. 19781225 200212 1 001

Tanggal Pengesahan : Februari 2013

Page 3: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

iii

ABSTRAK

CHAERAH AMIRUDDIN. (G62107018). Pembuatan Tepung Wortel

( Daucus carrota L ) Dengan Variasi Suhu Pengering (Di Bawah Bimbingan:

Helmi A. Koto dan Salengke).

Wortel (Daucus carrota L) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya

berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu. Salah satu kandungan tanaman

wortel yang paling tinggi yaitu Vitamin A atau β-karoten. Wortel Chantenay 100 g

memiliki kandungan kadar β-karoten berkisar 1358,5 mg dan kadar air awal 90,20.

β-karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif yang terdiri atas 2 molekul retinol

yang saling berkaitan. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan

kandungan β-karoten pada tepung wortel (Daucus carrota L) dan kegunaan penelitian ini

adalah memberikan pengetahuan bagi masyarakat atau pihak yang terkait dalam industri

pangan pada pembuatan tepung wortel dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian

selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2012,

di Laboratorium Processing Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi

Pertanian, Fakultas Pertanian dan Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian ini dilakukan dengan

pengeringan mekanis (tray dryer model EH-TD-300 Eunha Fluid Science ). Pada 4 level

suhu : unheater, suhu 30, 45, 60 0C, dan kecepatan udara pengering : 1,5 m/s. Pengirisan

dengan ketebalan 1, 2, 3 mm. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah Kadar air

berkurang selama proses pengeringan, ini disebabkan karena selama pengeringan terjadi

perpindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan energi panas dari alat

pengering traydryer. Selan itu perbedaan ketebalan dan suhu menyebabkan laju

pengeringan yang dihasilkan berbeda sehingga kadar air yang dihasilkan juga berbeda

dimana semakin tebal sampel yang dikeringkan maka waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai kesetimbangan lingkungan semakin lama. Kandungan β-karoten pada tepung

wortel (Daucus carrota L) yang memberikan hasil paling baik diperoleh pada suhu

pengeringan 45 ⁰C. Dilihat dari nilai β-karoten yang tinggi (1,62%), kadar air (9% bb),

rendemen (1,19%). Perubahan volume total berbanding lurus terhadap lama pengeringan

dimana semakin lama pengeringan yang dilakukan maka bahan yang dikeringkan

semakin menyusut.

Kata Kunci: Pembuatan tepung wortel, β-karoten, Pengeringan

Page 4: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

iv

RIWAYAT HIDUP

Chaerah Amiruddin. Lahir pada tanggal 12 Oktober 1989, di

Sunggumianasa-Gowa, Sulawesi Selatan. Anak ketiga dari 3

bersaudara, dari pasangan (alm) H. Amiruddin dan

Hj. ST. Nurdeli.

Jenjang pendidikan formal yang pernah dilalui adalah :

1. Pada tahun 1995 sampai pada tahun 2001, terdaftar sebagai murid di SD

Negri Sungguminasa V

2. Pada tahun 2001sampai pada tahun 2004, terdaftar sebagai siswa di SMP

Negeri 2 Sungguminasa.

3. Pada tahun 2004 sampai pada tahun 2007, terdaftar sebagai siswa di SMA

Negeri 2 Makassar.

4. Pada tahun 2007 sampai pada tahun 2013, diterima dipendidikan Universitas

Hasanuddin, Fakultas Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Program Studi

Keteknikan Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa Teknologi Pertanian, penulis mempunyai

pengalaman tersendiri menjadi salah satu warga KMJ-TP UH dan ikut terlibat

didalam kegiatan organisasi Jurusan Teknologi Pertanian.

Page 5: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini sebagaimana mestinya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penyusunan dan penulisan skripsi tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak dalam bentuk bantuan dan bimbingan. Olehnya itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ibunda tercinta, Kakak dan keluarga besar atas doa dan dukungannya

sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas

Hasanuddin, Makassar.

2. Bapak Ir. Helmi A. Koto, MS dan Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc sebagai dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan curahan ilmu, petunjuk,

pengarahan, bimbingan, saran, kritikan dan motivasi sejak pelaksanaan

penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Beserta Seluruh Dosen

Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, khususnya Jurusan

Teknologi Pertanian, program studi Keteknikan Pertanian yang telah

memberikan ilmunya dalam membimbing kami selama Penulis kuliah.

3. Seluruh teman – teman di Fakultas Pertanian khususnya angkatan 2007.

Penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu nama yang ada, akan tetapi

keberadaan kalian didalam hidup penulis telah mengukir sebuah cerita

tersendiri yang tidak akan penulis lupakan.

Penulis menyadari bahwa, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan skripsi ini selanjutnya. Amin

Makassar, Februari 2013

Penulis

Page 6: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

RINGKASAN .................................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 2

1.3. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Wortel ( Daucus carrota L ) ............................................................. 3

2.2. Jenis – Jenis wortel ........................................................................... 4

2.3. Manfaat Wortel ................................................................................. 5

2.4. Penanganan Pasca Panen................................................................... 7

2.5. Pengeringan ....................................................................................... 7

2.6. Tray Dryer ......................................................................................... 8

2.7. Tepung Wortel .................................................................................. 10

2.8. β-karoten .......................................................................................... 10

2.9. Stabilitas β-karoten ............................................................................. 12

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................ 13

3.2. Alat dan Bahan .................................................................................. 13

3.3. Metode Penelitian.............................................................................. 13

3.4. Prosedur Penelitian............................................................................ 14

Page 7: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

vii

3.4.1 Pembuatan Tepung Wortel ....................................................... 14

3.4.2 Parameter Pengamatan ............................................................. 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kadar Air Selama Pengeringan ......................................................... 17

4.2. Kadar β-karoten ( Vitamin A ) Pada Tepung Wortel ........................ 20

4.3. Dimensi ............................................................................................ 22

V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 32

LAMPIRAN ....................................................................................................... 34

Page 8: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Komposisi Kandungan Gizi Wortel per 100 g Bahan ............................... 4

Page 9: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Tepung Wortel ......................... 14

2. Gambar 2. Grafik Kadar Air Basis Basah Selama Proses

Pengeringan Wortel Dengan Berbagai Variasi Suhu Dengan

Ketebalan 1 mm Dan Kecepatan Udara Pengering 1,5 m/s ................. 17

3. Gambar 3. Grafik Kadar Air Basis Basah Selama Proses

Pengeringan Wortel Dengan Berbagai Variasi Suhu Dengan

Ketebalan 2 mm Dan Kecepatan Udara Pengering 1,5 m/s ................. 18

4. Gambar 4. Grafik Kadar Air Basis Basah Selama Proses Pengeringan

Wortel Dengan Berbagai Variasi Suhu Dengan Ketebalan 3 mm Dan

Kecepatan Udara Pengering 1,5 m/s .................................................... 19

5. Gambar 5. Grafik kandungan kadar β-karoten dengan menggunakan 4

perlakuan dengan ketebalan 1 mm dan kecepatan udara pengering

1.5 m/s .................................................................................................. 20

6. Gambar 6. Grafik kandungan kadar β-karoten dengan menggunakan

4 perlakuan dengan ketebalan 2 mm dan kecepatan udara pengering

1.5 m/s .................................................................................................. 20

7. Gambar 7. Grafik kandungan kadar β-karoten dengan menggunakan

4 perlakuan dengan ketebalan 3 mm dan kecepatan udara pengering

1.5 m/s .................................................................................................. 21

8. Gambar 8. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan unheater pada ketebalan 1 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 23

9. Gambar 9. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan unheater pada ketebalan 2 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 23

Page 10: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

x

10. Gambar 10. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan unheater pada ketebalan 3 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 24

11. Gambar 11. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan suhu 30⁰C pada ketebalan 1 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................ 25

12. Gambar 12. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan suhu 30⁰C pada ketebalan 2 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 25

13. Gambar 13. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan suhu 30⁰C pada ketebalan 3 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 26

14. Gambar 14. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan suhu 45⁰C pada ketebalan 1 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 27

15. Gambar 15. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan suhu 45⁰C pada ketebalan 2 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................ 27

16. Gambar 16. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan suhu 45⁰C pada ketebalan 3 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 28

17. Gambar 17. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan suhu 60⁰C pada ketebalan 1 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 29

18. Gambar 18. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan suhu 60⁰C pada ketebalan 2 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 29

19. Gambar 19. Grafik Kadar air, Perubahan volume total dengan

perlakuan suhu 60⁰C pada ketebalan 3 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ................................................................................. 30

Page 11: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Lampiran 1. Hasil pengamatan selama proses pengeringan wortel

dengan menggunakan 4 level suhu : unheater, 30, 45, 60 ⁰C dengan

ketebalan 1, 2, 3 mm dan kecepatan udara pengering 1,5 m/s ........... 34

2. Lampiran 2. Hasil pengamatan β-karoten wortel selama proses

pengeringan dengan menggunakan 4 level suhu : unheater, 30, 45,

60 ⁰C serta dengan ketebalan 1, 2, 3 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s ............................................................................... 35

3. Lampiran 3. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan unheater pada

ketebalan 1 mm dan kecepatan udara pengering 1,5 m/s ................... 36

4. Lampiran 4. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan unheater pada

ketebalan 2 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s ............................................................................................... 37

5. Lampiran 5. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan unheater pada

ketebalan 3 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s………………………………… ............................................ 38

6. Lampiran 6. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan suhu 30 ⁰C pada

ketebalan 1 mm dan kecepatan udara pengering 1,5 m/s ................... 39

Page 12: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

xii

7. Lampiran 7. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan suhu 30 ⁰C pada

ketebalan 2 mm dan kecepatan udara pengering 1,5 m/s ..................... 40

8. Lampiran 8. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan suhu 30 ⁰C pada

ketebalan 3 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s ................................................................................................. 41

9. Lampiran 9. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan suhu 45 ⁰C pada

ketebalan 1 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s…………………………………... ........................................... 42

10. Lampiran 10. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan suhu 45 ⁰C pada

ketebalan 2 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s………………………………… .............................................. 42

11. Lampiran 11. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan suhu 45 ⁰C pada

ketebalan 3 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s………………………………… .............................................. 43

12. Lampiran 12. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan suhu 60 ⁰C pada

ketebalan 1 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s………………………………… .............................................. 43

Page 13: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

xiii

13. Lampiran 13. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan suhu 60 ⁰C pada

ketebalan 2 mm dan kecepatan udara pengering 1,5 m/s ..................... 44

14. Lampiran 14. Hasil pengamatan dimensi potongan wortel dengan

menggunakan pengukuran ketebalan dan diameter dengan

pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan perlakuan suhu 60 ⁰C pada

ketebalan 3 mm dan kecepatan udara pengering 1,5 m/s ..................... 44

15. Lampiran 15. Dokumentasi .................................................................. 45

Page 14: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wortel (Daucus carrota L) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi

yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu.

Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya.

Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 - 24 bulan) yang

menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut

berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1 m

dengan bunga berwarna putih.

Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di

Jawa Barat yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam

perkembangannya menyebar luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa

dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman

sayuran di Indonesia (BPS, 1991) luas areal panen wortel nasional mencapai

13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,

Lampung, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya.

Wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan dapat

dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mengkonsumsi wortel

sangat dianjurkan, terutama untuk menghadapi masalah kekurangan vitamin

A. Dalam setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A, serta

kaya akan β-karoten, merupakan bahan pangan bergizi tinggi, harga murah

dan mudah di dapat.

Proses pengolahan wortel sangat menentukan kandungan gizi akhir

dari wortel tersebut terutama kandungan β-karoten, dimana β-karoten

merupakan senyawa kimia pembentuk vitamin A. Pengolahan yang baik

akan menjaga kandungan β-karoten pada wortel. Salah satu proses

pengolahan yang perlu diperhatikan adalah proses pengeringan, karena pada

saat proses pengeringan akan terjadi memucatnya pigmen warna pada

Page 15: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

2

wortel, padahal warna orange tua pada wortel menandakan kandungan

β-karoten yang tinggi.

Pengeringan adalah salah satu bentuk pengolahan dengan

mengeluarkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan air yang

dikandung melalui pengunaan energi panas. Pengurangan kandungan air

menyebabkan mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Dalam

proses pengeringan wortel (Daucus carrota L). Pada umumnya ada dua

metode pengeringan yaitu cara buatan menggunakan alat pengering

(tray dryer) dan pengeringan dengan matahari langsung akan cenderung

mengalami kehilangan vitamin C khususnya β-karoten pada wortel.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian ini

untuk mengetahui perubahan kandungan β-karoten pada pembuatan tepung

wortel dengan pengaruh suhu pengeringan.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan

kandungan β-karoten pada tepung wortel (Daucus carrota L).

Kegunaan penelitian ini adalah memberikan pengetahuan bagi

masyarakat atau pihak yang terkait dalam industri pangan pada pembuatan

tepung wortel dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 16: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Wortel (Daucus carrota L)

Tanaman wortel (Daucus carrota L) termasuk jenis tanaman sayuran

umbi semusim, berbentuk semak (perdu) yang tumbuh tegak dengan

ketinggian antara 30 cm – 100 cm atau lebih, tergantung jenis varietasnya.

Wortel merupakan tanaman perkebunan yang banyak diusahakan oleh

petani selain itu wortel sangat berguna sebagai tumbuhan pendamping bagi

petani. Dilihat dari hubungan kekerabatannya tanaman wortel ternyata

masih satu family dengan seledri, parsley, dll (Cahyono, 2002).

Wortel (Daucus carrota L) merupakan sayuran umbi semusim

berbentuk rumput. Wortel memiliki batang pendek yang hampir tidak

tampak. Akarnya berupa akar tunggang yang tumbuh membengkok,

membesar, dan memanjang menyerupai umbi. Umbi wortel berwarna

kuning kemerahan yang di sebabkan kandungan karoten yang tinggi.

Kulitnya tipis. Teksturnya agak keras dan renyah. Rasanya gurih dan agak

manis (Berlian Nur et al. 2003).

Menurut Berlian Nur et al. (2003) tanaman wortel dalam tata nama

atau sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan wortel diklasifikasi sebagai

berikut:

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub divisi : Angiospermae (biji terdapat dalam buah)

Kelas : Dycotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)

Ordo : Umbelliferales

Famili : Umbelliferae / Apiaceae / Ammiaceae

Genus : Daucus

Species : Daucus carota L.

Tanaman wortel (Daucus carrota L) memiliki kandungan gizi yang

banyak diperlukan oleh tubuh terutama sebagai sumber vitamin A. Umbi

wortel banyak mengandung vitamin A yang disebabkan oleh tingginya

kandungan karoten yakni suatu senyawa kimia pembentuk vitamin A.

Page 17: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

4

Senyawa ini pula yang membuat umbi wortel berwarna kuning kemerahan.

Selain vitamin A, wortel memiliki kandungan gizi yang lain. Berdasarkan

angka yang tercantum dalam daftar komposisi bahan makanan yang

di susun Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. Kandungan gizi wortel

tertera pada tabel berikut :

Tabel 1. Komposisi Kandungan Gizi Wortel Per 100 gr Bahan.

No Bahan penyusun Kandungan gizi

1. Kalori (kal) 42,00

2. Karbohidrat (g) 9

3. Lemak (g) 0,2

4. Protein (g) 1

5. Kalsium (mg) 33

6. Fosfor (mg) 35

7. Besi (mg) 0,66

8. Vitamin A (SI) 835

9. Vitamin B (mg) 0,6

10. Vitamin C (mg) 1,9

11. Air (g) 88,20

12. Bagian yang dapat dimakan (%) 88,00

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979

2.2. Jenis – Jenis Wortel

Berdasarkan panjang umbinya, wortel dapat dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu wortel berumbi pendek, berumbi sedang, dan berumbi panjang

(Berlian Nur et al. 2003).

1. Wortel berumbi pendek

Umbi pendek adalah ciri umumnya, jenis wortel ini ada yang

mempunyai umbi berbentuk bundar seperti bola golf dengan panjang

sekitar 5 – 6 cm. Ada pula yang memanjang seperti silinder seukuran

jari dengan panjang sekitar 10 – 15 cm. Wortel berumbi pendek ini

lebih cepat matang. Warnanya kuning kemerahan, berkulit halus,

rasanya agak manis, serta memiliki cita rasa yang baik.

Page 18: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

5

2. Wortel berumbi sedang

Panjang sekitar 15 – 20 cm. Jenis wortel ini memiliki tiga bentuk.

Wortel dengan panjang umbi sedang ini paling baik untuk ditanam

sebagai tanaman pekarangan. Warnanya kuning memikat, berkulit tipis,

berasa garing dan agak manis, serta sangat cocok untuk ditanam di

daerah dingin. Beberapa varietas wortel berumbi sedang yang

dikenal adalah sebagai berikut :

Bertipe Imperator (Meruncing)

Bertipe Chantenay (Tumpul)

Bertipe Nantes (Memanjang silinder)

3. Wortel berumbi panjang

Bentuk umbinya lebih panjang dari kedua jenis yang sdh disebutkan

diatas, yakni sekitar 20 – 30 cm, bentuk umbi seperti kerucut. Jenis ini

tidak cocok ditanam sebagai tanaman pekarangan. Wortel ini perlu

struktur tanah yang dalam, gembur, dan terkena sinar matahari penuh.

Dari ketiga jenis wortel diatas, petani di Indonesia umumnya

menanam wortel berumbi panjang dan sedang. Wortel berumbi pendek

jarang sekali ditanam karena tidak bernilai ekonomis tinggi.

2.3. Manfaat Wortel

Daun tanaman wortel berkhasiat untuk mengobati luka – luka dalam

mulut, sariawan dan radang gusi, dengan cara menguyah daun wortel segar.

Daun tanaman wortel juga memperbaiki pencernaan makanan, mencegah

pembentukan endapan dalam saluran kencing dan memperkuat organ –

organ penting yang lain (jantung, paru – paru, mata dan hati). Selain itu

daun tanaman wortel juga dapat di olah menjadi sari daun wortel yang dapat

digunakan sebagai obat luar untuk mengobati gatal – gatal pada kulit,

jerawat dan noda – noda hitam pada wajah. Sedangkan rimpang atau

akarnya dapat mengobati pada cacing kremi, memelihara kesehatan mata,

pencernaan, dan sebagai obat luar untuk luka bakar (Cahyono, 2002).

Page 19: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

6

Warna orange tua pada wortel menandakan kandungan β-karoten yang

tinggi. Makin jingga warna wortel, makin tinggi kadar β-karotennya. Kadar

β-karoten yang terkandung dalam wortel lebih banyak dibanding kangkung,

caisim dan bayam. β-karoten ini dapat mencegah dan mengatasi kanker,

darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol dan mengeluarkan angin dari

dalam tubuh. Kandungan tinggi antioksidan karoten juga terbukti dapat

memerangi efek polusi dan perokok pasif (Anonima, 2011).

Senyawa karoten (Pro-vitamin A) yang akan di ubah dalam

tubuh menjadi vitamin A sehingga dapat mencegah penyakit rabun senja.

β-karoten yang menyebabkan warna oranye pada wortel bisa juga

menimbulkan warna kekuningan pada kulit manusia yang kebanyakan

minum jus atau perasan wortel. Meskipun demikian warna kuningnya

berbeda dengan yang menderita sakit kuning demikian pula warna matanya

tidak kuning (Cahyono, 2002).

Kandungan potasiumnya yang tinggi bisa menetralkan keasaman

darah yang kelewat tinggi pada pecandu rokok, alkohol dan pemakai

obat-obatan berbahaya. Potasium yang terkandung dalam wortel juga

berpotensi untuk membantu menjinakkan racun, terutama logam berat yang

ditimbulkan polusi udara. Makan wortel paling sedikit lima kali setiap

minggu dapat menurunkan risiko terkena stroke sebesar 68 persen

(Anonima, 2011).

Dengan demikian apabila dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai

dengan kebutuhan tubuh, wortel akan dapat meningkatkan kesehatan dan

ketahanan terhadap berbagai macam penyakit. Selain itu, juga dapat

meningkatkan energi dan produktivitas kerja, karena umbi wortel dapat

memperkuat organ – organ tubuh (Cahyono, 2002).

Page 20: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

7

2.4. Penanganan Pasca Panen

1. Ciri dan Umur Panen

Panen adalah kegiatan akhir dari produksi tanaman dilapangan pada

pemanenan hal yang perlu diperhatikan adalah umur dan ciri tanaman

wortel yang akan kita panen. Umur panen wortel tergantung dari jenisnya.

Pada umumnya tanaman wortel varietas lokal dapat di panen setelah

berumur sekitar 3 bulan atau 90 – 97 hari setelah tanam, biasanya pada

saat daun tua berjumlah 3 – 5 helai. Wortel jenis hibrida seperti red sky

dan terracotta pada umur 100 – 120 hari setelah tanam. Umbi wortel yang

di panen memiliki bobot 100 – 250 g/buah, panjang 15 – 20 cm, dan

diameter 2 – 4 cm. Khusus bila dipanen umur muda atau “Baby Carrot”

dapat dilakukan dengan kriteria umur panen sekitar 50-60 hari setelah

tanam dan ukuran umbi sebesar ibu jari tangan, panjangnya antara 6-10 cm

dan diameternya sekitar 1-2 cm (Cahyono, 2002).

2. Cara Panen

Bagian tanaman wortel yang diambil hasilnya adalah umbinya. Cara

pemanenan wortel cukup mudah dilakukan, yaitu dengan mencabut

batangnya. Panen tersebut dilakukan dengan sekali memanen saja.

Pencabutan umbi harus dilakukan dengan hati – hati agar umbi tidak

patah. Untuk memudahkan pencabutan, lahan harus disiram terlebih dulu

atau digemburkan dengan garpu (Cahyono, 2002).

2.5. Pengeringan

Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan uap air secara

simultan yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air

yang dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan dengan media

pengering yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan adalah

mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan

mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan

Page 21: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

8

terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat

disimpan dalam waktu yang lama. Pada pengeringan terjadi disorganisasi

konsentrasi dan subtansi-subtansi yang larut (Apandi, 1984).

Menurut Apandi (1984), tujuan dari pengeringan yaitu :

1. Agar produk dapat disimpan lebih lama

2. Mempertahankan daya fisiologik biji-bijian/benih

3. Pemanenan dapat dilakukan lebih awal

4. Mendapatkan kualitas yang lebih baik

5. Menghemat biaya pengangkutan

Menurut Apandi (1984), cara pengeringan ada 2 cara yaitu :

1. Pengeringan dengan Sinar Matahari

Cara ini adalah cara yang mudah dan murah dilakukan. Akan tetapi

produk yang dihasilkan sangat tergantung pada cuaca. Jadi kualitasnya

tidak selalu terjamin. Proses pengeringan yang lama menyebabkan

hilangnya gula oleh respirasi dan fermentasi menurunkan kualitas dan

produksi.

2. Pengeringan dengan menggunakan alat pengering buatan

Keuntungan yang diperoleh dengan cara ini yaitu kondisi pengeringan

terkontrol dan waktu pengeringan bisa lebih cepat dengan tidak tergantung

oleh cuaca. Kedua hal ini menyebabkan produk bisa lebih baik

kualitasnya, namun memerlukan banyak biaya (Taib, 1987).

2.6. Tray Dryer

Dalam memilih alat pengering yang akan digunakan, serta menentukan

kondisi pengeringan harus diperhitungkan jenis bahan yang akan dikeringkan.

Juga harus diperhitungkan hasil kering dari bahan yang diinginkan. Setiap

bahan yang akan dikeringkan tidaklah sama kondisi pengeringannya, karena

ikatan air dan jaringan ikatan tiap bahan akan berbeda (Rachmawan, 2001).

Pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan alat mekanis

(pengering buatan) akan mendapatkan hasil yang baik bila kondisi

pengeringan dapat ditentukan dengan tepat dan selama pengeringan dikontrol

Page 22: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

9

dengan baik. Setiap alat pengeringan digunakan untuk jenis bahan tertentu,

misalnya tray dryer untuk pengeringan bahan padat atau lempengan yang

dikeringkan dengan system batch (Rachmawan, 2001).

Tray dryer atau alat pengering berbentuk rak, mempunyai bentuk

persegi dan di dalamnya berisi rak-rak, yang digunakan sebagai tempat bahan

yang akan dikeringkan. Bahan diletakkan di atas rak (tray) yang terbuat dari

logam dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari lubang-lubang ini

untuk mengalirkan udara panas dan uap air. Pada alat pengering ini, bahan

ditempatkan langsung pada rak-rak dapat juga ditebarkan pada wadah lain

misalnya baki atau nampan. Kemudian baki atau nampan ini disusun di atas

rak yang ada di dalam alat pengering (Rachmawan, 2001).

Prinsip kerja alat pengering tipe rak adalah udara pengering

dari ruang pemanas dengan bantuan kipas akan bergerak menuju dasar rak

dan melalui lubang-lubang yang terdapat pada dasar rak tersebut akan

mengalir melewati bahan yang dikeringkan dan melepaskan sebagian

panasnya sehingga terjadi proses penguapan air dari bahan. Dengan

demikian, semakin ke bagian atas rak suhu udara pengering semakin turun.

Penurunan suhu ini harus diatur sedemikian rupa agar pada saat mencapai

bagian atas bahan yang dikeringkan, udara pengering masih mempunyai suhu

yang memungkinkan terjadinya penguapan air. Di samping itu kelembaban

udara pengering pada saat mencapai bagian atas harus dipertahankan tetap

tidak jenuh sehingga masih mampu menampung uap air yang dilepaskan. Di

dalam penggunaan alat pengering ini perlu diperhatikan pengaturan suhu,

kecepatan aliran udara pengering, dan tebal tumpukan bahan yang

dikeringkan sehingga hasil kering yang diharapkan dapat tercapai

(Rachmawan, 2001).

2.7. Tepung Wortel

Tepung wortel adalah produk awetan yang dapat dijadikan alternatif

untuk memperpanjang umur simpan, memudahkan penyimpanan dan

transportasi, memperluas jangkauan pemasaran dan mudah diolah menjaadi

Page 23: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

10

produk-produk lain. Tepung wortel sebagai sumber provitamin A dan

pewarna pangan. Dalam hubungan ini dipelajari stabilitas provitamin A dan

warna dalam proses pembuatan maupun selama penyimpanannya. Selain itu

dipelajari pula pengaruh penambahan suatu antioksidan dalam usaha

mempertahankan stabilitasnya. Pembuatan tepung wortel akan meningkatkan

keanekaragaman pemanfaatan wortel dan yang lebih penting adalah untuk

menjadikannya sebagai sumber provitamin A dan pewarna pangan. Dalam

bentuk tepung daya simpannya akan meningkat, transportasinya mudah dan

penggunaan selanjutnya lebih mudah dari pada dalam bentuk segar. Sebagai

sumber provitamin A dan pewarna pangan, tepung wortel dapat ditambahkan

antara lain pada makanan bayi, saus, sup, dan sebagai bahan pembuat kue

(Anonimb, 2011 ).

Pada umumnya umbi-umbian dan buah-buahan mudah mengalami

pencoklatan setelah dikupas. Hal ini disebabkan oksidasi dengan udara

sehingga terbentuk reaksi pencoklatan oleh pengaruh enzim yang terdapat

dalam bahan pangan tersebut (browning enzymatic). Pencoklatan karena

enzim merupakan reaksi antara oksigen dan suatu senyawa phenol yang

dikatalisis oleh polyphenol oksidase. Untuk menghindari terbentuknya warna

coklat pada bahan pangan yang akan dibuat tepung dapat dilakukan dengan

mencegah sedikit mungkin kontak antara bahan yang telah dikupas dan udara

dengan cara merendam dalam larutan air/larutan garam 1% dan/atau proses

blansir (Widowati et al. 2001).

2.8. β-karoten

Istilah karoten digunakan untuk menunjuk ke beberapa senyawa yang

berhubungan yang memiliki formula C40H56. Karotenoid terdapat di dalam

kloroplas tanaman dan berperan sebagai katalisator dalam fotosintesis yang

dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu karoten paling banyak terdapat dalam

sayuran berwarna hijau tua. Secara kimia, karoten adalah terpena, disintesis

secara biokimia dari delapan satuan isoprena. Di antara ratusan karetenoid

yang terdapat di alam, hanya alfa, beta, dan gama serta krirtosntin yang

Page 24: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

11

berperan sebagai provitamin A. β-karoten adalah bentuk provitamin A paling

aktif yang terdiri atas 2 molekul retinol yang saling berkaitan

(Amatsier, 2001).

Rantai karbon β-karoten

β-karoten sebagaimana karotenoid lain di alam sebagian besar berupa

hidrokarbon yang larut dalam air dan lemak serta berikatan dengan senyawa

yang strukturnya menyerupai lemak. Adanya struktur ikatan rangkap pada

molekul β-karoten (11 ikatan rangkap pada 1 molekul beta karoten)

menyebabkan bahan ini mudah teroksidasi ketika terkena udara. Oksidasi

karotenoid akan lebih cepat dengan adanya sinar dan katalis logam,

khususnya tembaga, besi dan mangan (Masni, 2004).

Secara umum karotenoid mempunyai sifat fisik dan kimia yaitu larut

dalam lemak, larut dalam kloroform, pewarna, karbon disulfida, petroleum

eter, sukar larut dalam alkohol, sensitif terhadap oksidasi, stabil terhadap

panas di dalam udara bebas oksigen kecuali untuk beberapa perubahan stereo

isometric (Surfiana, 2002).

Menurut Amatsier (2001), fungsi β-karoten tersebut adalah :

1. Sebagai prekusor vitamin A yang secara enzimatis berubah menjadi

retinol, zat aktif vitamin A dalam tubuh. Dilaporkan konsumsi vitamin A

yang selalu cukup dalam jangka waktu beberapa tahun, di dalam hati akan

tertimbun cadangan vitamin A yang dapat memenuhi kebutuhan sampai

sekitar tiga bulan tanpa konsumsi vitamin A dari makanan. Vitamin A

sangat berperan dalam proses pertumbuhan, reproduksi, penglihatan, serta

pemeliharaan sel-sel epitel pada mata. Vitamin A juga sangat penting

dalam meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap serangan

penyakit.

Page 25: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

12

2. Sebagai anti-oksidan yang kuat untuk menetralisir keganasan radikal

bebas, penyebab penuaan dini dan pencetus aneka peyakit degenerative

seperti kanker dan penyakit jantung.

3. Menghaluskan kulit dan menyehatkan mata. Hal ini sangat penting

terutama bagi wanita yang ingin berkulit halus dan memiliki kecantikan

alami.

2.9. Stabilitas β-karoten

Beberapa macam kerusakan karotenoid yang mungkin terjadi

1. Kerusakan pada suhu tinggi

Karotenoid akan mengalami kerusakan pada suhu tinggi melalui

degradasi thermal sehingga terjadi dekomposisi karotenoid yang

mengakibatkan turunnya intensitas warna karoten atau terjadi pemucatan

warna. Hal ini terjadi dalam kondisi oksidatif (Eskin, 1979).

Suhu pengeringan 60 ⁰C dapat mempertahankan asam askorbat dan

rehidrasi wortel kering, sedangkan suhu pengeringan 45 ⁰C baik untuk

mempertahankan kandungan karoten dan warna wortel kering

(Mohamed et al. 1994).

2. Oksidasi

Oksidasi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu oksidasi enzimatis dan

oksidasi non enzimatis. Oksidasi enzimatis dikatalis oleh enzim

lipoksigenase. Hasil proses oksidasi ini berupa hidroksi beta karoten, semi

karoten, beta karotenon, aldehid, dan hidroksi beta neokaroten yang

menyebabkan penyimpangan cita rasa (Eskin, 1979).

Page 26: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

13

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2012,

di Laboratorium Processing Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan

Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian dan Laboratorium Teknologi Hasil

Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar.

3.2. Alat Dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah tray dryer model

EH-TD-300 Eunha Fluid Science, cutter, baskom, kawat kasa, timbangan

digital, ayakan 80 mesh, micrometer, grinder, botol sampel, pipet volume 25

ml, shaker, kuvet, spektrofotometer.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah wortel

malino, air, aluminium foil, kertas label, pelarut aseton (1:4b/v), kertas saring

Whatman no 1.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan dengan pengeringan mekanis (tray dryer

model EH-TD-300 Eunha Fluid Science ). Pada 4 level suhu : unheater, suhu

30, 45, 60 0C, dan kecepatan udara pengering : 1,5 m/s. Pengirisan dengan

ketebalan 1, 2, 3 mm.

Page 27: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

14

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Pembuatan Tepung Wortel

Adapun proses pembuatan tepung wortel dapat digambarkan pada

diagram alir sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Tepung Wortel

Pencucian

Wortel Segar Berumur ± 3 Bulan

Pengupasan

Pengirisan Dengan Ketebalan 1,2, dan 3mm

Memasukkan dalam

wada

h Menimbang Bahan dan Wadah

Memasukkan Ke Dalam Try Dryer

Mengeringkan Dengan Suhu 30, 45, 60 ⁰C

Dengan Kecepatan Udara Pengeringan 1,5 m/s

Setelah berat bahan konstan, bahan dimasukkan ke

oven selama 3 jam pada suhu 1020C

Menghaluskan Wortel Dengan

Menggunakan Grinder

Menyaring Tepung Wortel Dengan

Menggunakan Ayakan 80 Mesh

Melakukan Uji β – karothen Pada

Tepung Wortel

Mengeringkan Dengan Suhu 30, 45, 60 ⁰C

Dengan Kecepatan Udara Pengeringan 1,5 m/s

berat bahan konstan, bahan dimasukkan

ke oven selama 3 jam pada suhu 1020C

Menghaluskan Wortel Dengan

Menggunakan Grinder

Menyaring Tepung Wortel dengan

Menggunakan Ayakan 80 Mesh

Melakukan Uji β – karothen Pada

Tepung Wortel

Analisis Data

Selesai

Page 28: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

15

1. Menyiapkan wortel segar dengan ukuran rata-rata 20 g. Wortel segar

diperoleh dari Desa Lembanna, Kec. Malino. Kab. Gowa dengan umur panen

±3 bulan.

2. Mencuci wortel segar untuk menghilangkan kotoran tanah.

3. Menancapkan pipa aluminium di tengah wortel untuk mendapatkan diameter

yang sama

4. Mengiris wortel dengan ketebalan 1, 2, 3 mm dengan menggunakan cutter.

Kemudian memasukkan hasil irisan wortel ke dalam kawat kasa (berat wadah

sudah diketahui sebelumnya) .

5. Menimbang bahan dan kawat kasa untuk mengetahui berat bahan dan berat

kawat kasa.

6. Mengeringkan irisan wortel dengan menggunakan tray dryer, dengan dua

perlakuan pertama, mengeringkan dengan unheater dan kedua, mengeringkan

pada suhu 30, 45, 60 ⁰C, dengan masing-masing kecepatan udara pengering

1,5 m/s. Selama pengeringan dilakukan penimbangan pada setiap jam.

Pengeringan dihentikan hingga berat bahan menjadi konstan.

7. Setelah berat bahan konstan, bahan dimasukkan ke oven selama 3 jam pada

suhu 102 ⁰C untuk mendapat berat akhir atau berat padatan/ kering bahan.

8. Menghaluskan irisan wortel pada masing-masing perlakuan dengan

menggunakan grinder hingga merata.

9. Mengayak hasil irisan wortel yang telah dihaluskan pada masing-masing

perlakuan dengan menggunakan ayakan 80 mesh.

10. Tepung wortel yang halus pada masing-masing perlakuan siap untuk

digunakan untuk melakukan uji β-karoten.

Page 29: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

16

3.4.2. Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kadar air

M (bb) = x 100 % …...………………………........... ( 1 )

Dimana : m = Kadar air basis basah (%)

A = BeratAwal

B = BeratAkhir

b. Kadar β-karoten

Kandungan β-karoten (Vitamin A) yang terkandung dalam wortel

dengan rumus : % K = [ ]

…... ( 2 )

c. Dimensi

Dimensi potongan wortel dapat diketahui dengan mengukur tebal

dan diameter dengan pengambilan 4 slice (iris) wortel dengan masing-

masing ketebalan 1 , 2 , 3 mm dan 4 level suhu : unheater, suhu 30,

45, 60 0C, dan kecepatan udara pengering 1,5 m/s. Dimana rumus :

Volume =

……………………………...…………………. ( 3 )

Perubahan Volume Total =

……….………..………………. ( 4 )

Page 30: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kadar Air Selama Pengeringan

Pengeringan wortel yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan 4 perlakuan suhu pengeringan (unheater, 30, 45, 60 ⁰C) serta

dengan ketebalan 1, 2, 3 mm dan kecepatan udara pengering 1,5 m/s. Dari

hasil pengamatan yang telah dilakukan, kadar air selama proses pengeringan

mengalami penurunan. Semakin lama proses pengeringan maka penurunan

kadar air bahan akan semakin jelas terlihat dan ketebalan pada wortel

mengalami penyusutan.

Pengaruh lama proses pengeringan terhadap penurunan kadar air basis

basah wortel pada perlakuan suhu pengeringan (unheater, 30, 45, 60 ⁰C)

dengan ketebalan 1 mm dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2. Grafik rata-rata kadar air basis basah selama proses pengeringan

wortel dengan berbagai variasi suhu dengan ketebalan 1 mm dan

kecepatan udara pengering 1,5 m/s.

Dari Gambar 2 dapat dilihat penurunan kadar air tanpa unheater dan

menggunakan suhu 30 oC tidak memberikan penurunan kadar air yang

signifikan sedangkan perlakuan pada suhu 40 oC dan 60

oC memberikan

penurunan kadar air yang signifikan hal ini menunjukkan bahwa semakin

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( jam )

unheater

suhu 30 ⁰C

suhu 45 ⁰C

suhu 60 ⁰C

Page 31: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

18

tinggi suhu yang digunakan maka penguapan air pada bahan akan semakin

tinggi.

Pengaruh lama proses pengeringan terhadap penurunan kadar air basis

basah wortel pada perlakuan suhu pengeringan ( unheater, 30, 45, 60 ⁰C )

dengan ketebalan 2 mm dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik rata-rata kadar air basis basah selama proses pengeringan

wortel dengan berbagai varisi suhu dengan ketebalan 2 mm dan

kecepatan udara pengering 1,5 m/s.

Semakin tinggi suhu yang di gunakan maka penurunan kadar air pada

bahan akan semakin signifikan dan laju pengeringan pada bahan akan

semakin cepat. Ketebalan wortel 2 mm juga memberikan pengaruh pada laju

penurunan kadar air pada bahan. Hal ini menunjukkan kadar air dipengaruhi

oleh ketebalan pada bahan dan suhu pemanasan yang digunakan.

Pengaruh lama proses pengeringan terhadap penurunan kadar air basis

basah wortel pada perlakuan suhu pengeringan (unheater, 30, 45, 60 ⁰C)

dengan ketebalan 3 mm dapat dilihat pada gambar 4.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( jam )

unheater

suhu 30 ⁰C

suhu 45 ⁰C

suhu 60 ⁰C

Page 32: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

19

Gambar 4. Grafik rata-rata kadar air basis basah selama proses pengeringan

wortel dengan berbagai varisi suhu dengan ketebalan 3 mm dan

kecepatan udara pengering 1,5 m/s.

Makin lama waktu pengeringan dan makin tinggi suhu pengeringan,

kadar air wortel yang dihasilkan semakin menurun. Dimana pada ketebalan

3 mm terjadinya penurunan disebabkan karena penggunaan suhu dan waktu

pengeringan berbeda sehingga laju proses pengeringan yang dihasilkan juga

akan berbeda.

4.2. Kadar β-karoten (Vitamin A) Pada Tepung Wortel

Pengamatan kadar β-karoten dilakukan untuk mengetahui kandungan

β-karoten yang terkandung dalam bahan pangan, khususnya pada wortel.

Diketahui bahwa wortel mengandung β-karoten (Vitamin A) yang tinggi

dibandingkan wortel lainnya.

Untuk mengetahui penurunan kadar β-karoten pada saat pengeringan,

dapat dilihat pada grafik penurunan β-karoten selama pengeringan dibawah

ini.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( jam )

unheater

suhu 30 ⁰C

suhu 45 ⁰C

suhu 60 ⁰C

Page 33: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

20

Gambar 5. Grafik kandungan kadar β-karoten dengan menggunakan 4

perlakuan dengan ketebalan 1 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

Gambar 6. Grafik kandungan kadar β-karoten dengan menggunakan 4

perlakuan dengan ketebalan 2 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

0.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%4.50%5.00%5.50%6.00%6.50%7.00%7.50%8.00%8.50%9.00%9.50%

10.00%

β-k

aro

ten

dan

Kad

ar A

ir (

%)

Perlakuan Pengeringan

Ketebalan 1 mm

β-karoten Awal

β-karoten Akhir

Kadar Air Akhir

0.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%4.50%5.00%5.50%6.00%6.50%7.00%7.50%8.00%8.50%9.00%9.50%

10.00%

U1

un

hea

ter

U1

su

hu

30

⁰C

U1

su

hu

45

⁰C

U1

su

hu

60

⁰C

U2

un

hea

ter

U2

su

hu

30

⁰C

U2

su

hu

45

⁰C

U2

su

hu

60

⁰C

U3

un

hea

ter

U3

su

hu

30

⁰C

U3

su

hu

45

⁰C

U3

su

hu

60

⁰C

β-k

aro

ten

dan

Kad

ar A

ir (

%)

Perlakuan Pengeringan

Ketebalan 2 mm

β-karoten Awal

β-karoten Akhir

Kadar Air Akhir

Page 34: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

21

Gambar 7. Grafik kandungan kadar β-karoten dengan menggunakan 4

perlakuan dengan ketebalan 3 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

Dari ketiga gambar diatas memperlihatkan bahwa terdapat interaksi

antara perlakuan lama pengeringan, suhu pengeringan dan ketebalan

pemotonagn wortel terhadap kandungan β-karoten pada tepung wortel.

Menurut Goldman et al. (1983), β-karoten merupakan salah satu unsur pokok

dalam bahan pangan yang mempunyai peranan sangat penting, yaitu

memberikan kontribusi terhadap warna bahan pangan (warna oranye) dan juga

nilai gizi sebagai provitamin A.

Kandungan kadar β-karoten yang terdapat didalam wortel chantenay

100 g = 1358,5 mg dan kadar air awal 90,20%. Kadar β-karoten wortel selama

pengeringan terdapat 4 perlakuan yaitu unheater dan suhu 30, 45, 60 ⁰C serta

dengan ketebalan 1, 2, 3 mm dan kecepatan udara pengering 1,5 m/s. Nilai

persentase kandungan β-karoten wortel pada suhu 30 ⁰C dengan ketebalan 1

mm menghasilkan nilai kadar β-karoten terendah (0,83%) sedangkan kadar

β-karoten pada suhu 45 ⁰C dengan ketebalan 3 mm menghasilkan nilai

β-karoten yang tertinggi (1.69 %). Pada grafik tersebut bila lama pengeringan

0.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%4.50%5.00%5.50%6.00%6.50%7.00%7.50%8.00%8.50%9.00%9.50%

10.00%β

-kar

ote

n d

an K

adar

Air

(%

)

Perlakuan Pengeringan

Ketebalan 3 mm

β-karoten Awal

β-karoten Akhir

Kadar Air Akhir

Page 35: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

22

wortel maka kadar β-karoten cenderung meningkat dengan semakin tingginya

suhu sampai dengan 45 ⁰C , namun pada suhu 60 ⁰C terjadi penurunan

kembali. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu tinggi telah terjadi degradasi

karoten. Andarwulan dan Koswara (1992) menyatakan bahwa degradasi

karoten yang terjadi selama pengolahan diakibatkan oleh proses oksidasi pada

suhu tinggi yang mengubah senyawa karoten menjadi senyawa ionon berupa

keton. Senyawa karatenoid mudah teroksidasi terutama pada suhu tinggi yang

disebabkan oleh adanya sejumlah ikatan rangkap dalam struktur molekulnya.

β-karoten bersifat tidak stabil jika berada pada suhu tinggi dengan lama waktu

lebih panjang.

Pada ketebalan 1 mm rendemen tertinggi diperoleh pada perlakuan

U2 suhu 45⁰ C yaitu 1,19 % dan rendemen terendah diperoleh pada perlakuan

U1 suhu 30 ⁰C yaitu 0,61 %. Pada ketebalan 2 mm rendemen tertinggi

diperoleh pada perlakuan U2 suhu 45⁰ C yaitu 1,20% dan rendemen terendah

diperoleh pada perlakuan U1 suhu 30 ⁰C yaitu 0,64 %. Pada ketebalan 3 mm

rendemen tertinggi diperoleh pada perlakuan U2 suhu 45⁰

C yaitu 1,24% dan

rendemen terendah diperoleh pada perlakuan U2 suhu 60⁰ C yaitu 0,65 %.

4.3. Dimensi

Pola perubahan dimensi selama proses pengeringan serta kecepatan

udara terhadap waktu berlangsungnya proses pengeringan disajikan pada

gambar 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19

Page 36: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

23

Gambar 8. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

unheater pada ketebalan 1 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s.

Gambar 9. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

unheater pada ketebalan 2 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l (%

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar AirPerubahan volume total

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar Air

Perubahan volume total

Page 37: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

24

Gambar 10. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

unheater pada ketebalan 3 mm dan kecepatan udara pengering

1,5 m/s.

Pada Gambar 8 ,9 dan 10 dapat dilihat penurunan kadar air dan

dimensi dari perlakuan tanpa pemanasan dengan 3 perlakuan ketebalan. Pada

perlakuan ketebalan 1, 2, 3 mm penurunan kadar air berbanding terbalik

terhadap lama pengeringan dimana kadar air semakin menurun seiring

lamanya waktu pengeringan yang dilakukan dan perubahan volume total

pada bahan berbanding lurus. Pada perlakuan ketebalan 1 mm dibutuhkan

waktu 300 menit untuk mencapai kadar air konstan dan perubahan volume

total. Untuk perlakuan ketebalan 2 mm dibutuhkan waktu 360 untuk

mencapai kadar air konstan dan perubahan volume total dan untuk ketebalan

3 mm dibutuhkan waktu 420 menit untuk mencapai kadar air konstan dan

perbuhan volume total.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

kadar air

Perubahan Volume Total

Page 38: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

25

Gambar 11. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

suhu 30 ⁰C pada ketebalan 1 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

Gambar 12. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

suhu 30 ⁰C pada ketebalan 2 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0 30 60 90 120 150 180

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar Air

Perubahan Volume Total

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan (menit)

Kadar Air

Perubahan Volume Total

Page 39: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

26

Gambar 13. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

suhu 30 ⁰C pada ketebalan 3 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

Pada Gambar 11, 12 dan 13 dapat dilihat penurunan kadar air dan

dimensi dari perlakuan tanpa pemanasan dengan 3 perlakuan ketebalan.

Pada perlakuan ketebalan 1, 2, 3 mm penurunan kadar air berbanding

terbalik terhadap lama pengeringan dimana kadar air semakin menurun

seiring lamanya waktu pengeringan yang dilakukan dan perubahan volume

total pada bahan berbanding lurus. Pada perlakuan ketebalan 1 mm

dibutuhkan waktu 180 menit untuk mencapai kadar air konstan dan

perubahan volume total. Untuk perlakuan ketebalan 2 mm dibutuhkan waktu

300 menit untuk mencapai kadar air konstan dan perubahan volume total

dan untuk ketebalan 3 mm dibutuhkan waktu 360 menit untuk mencapai

kadar air konstan dan perubahan volume total.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390

Pe

ub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar AirPerubahan volume total

Page 40: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

27

Gambar 14. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

suhu 45⁰C pada ketebalan 1 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

Gambar 15. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

suhu 45 ⁰C pada ketebalan 2 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0 30 60 90 120

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar AirPerubahan Volume Total

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0 30 60 90 120 150

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar AirPerubahan volume total

Page 41: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

28

Gambar 16. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

suhu 45 ⁰C pada ketebalan 3 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

Pada Grafik 14 ,15 dan 16 dapat dilihat penurunan kadar air dan

dimensi dari perlakuan tanpa pemanasan dengan 3 perlakuan ketebalan.

Pada perlakuan ketebalan 1, 2, 3 mm penurunan kadar air berbanding

terbalik terhadap lama pengeringan dimana kadar air semakin menurun

seiring lamanya waktu pengeringan yang dilakukan dan perubahan volume

total pada bahan berbanding lurus. Pada perlakuan ketebalan 1 mm

dibutuhkan waktu 90 menit untuk mencapai kadar air konstan dan perubahan

volume total. Untuk perlakuan ketebalan 2 mm dibutuhkan waktu 120 menit

untuk mencapai kadar air konstan dan perubahan volume total dan untuk

ketebalan 3 mm dibutuhkan waktu 150 menit untuk mencapai kadar air

konstan dan perubahan volume total.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

0 30 60 90 120 150 180

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar Air

Perubahan Volume Total

Page 42: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

29

Gambar 17. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

suhu 60 ⁰C pada ketebalan 1 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

Gambar 18. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

suhu 60 ⁰C pada ketebalan 2 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0 30 60 90

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar Air

Perubahan Volume Total

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0 30 60 90 120

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar Air Perubahan Volume Total

Page 43: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

30

Gambar 19. Grafik Kadar Air, Perubahan volume total dengan perlakuan

suhu 60 ⁰C pada ketebalan 3 mm dan kecepatan udara

pengering 1,5 m/s.

Pada Grafik 17 ,18 dan 19 dapat dilihat penurunan kadar air dan

dimensi dari perlakuan tanpa pemanasan dengan 3 perlakuan ketebalan.

Pada perlakuan ketebalan 1, 2, 3 mm penurunan kadar air berbanding

terbalik terhadap lama pengeringan dimana kadar air semakin menurun

seiring lamanya waktu pengeringan yang dilakukan dan perubahan volume

total pada bahan berbanding lurus. Pada perlakuan ketebalan 1 mm

dibutuhkan waktu 60 menit untuk mencapai kadar air konstan dan perubahan

volume total. Untuk perlakuan ketebalan 2 mm dibutuhkan waktu 90 menit

untuk mencapai kadar air konstan dan perubahan volume total dan untuk

ketebalan 3 mm dibutuhkan waktu 120 menit untuk mencapai kadar air

konstan dan perubahan volume total.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

0 30 60 90 120 150

Pe

rub

ahan

Vo

lum

e T

ota

l ( %

)

Kad

ar A

ir b

b (

% )

Lama Pengeringan ( menit )

Kadar AirPerubahan Volume Total

Page 44: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

31

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan analisis diperoleh informasi sebagai

berikut :

1. Perubahan kadar air sangat dipengaruhi oleh perbedaan ketebalan dan suhu

dimana menyebabkan laju pengeringan yang dihasilkan berbeda sehingga

kadar air yang dihasilkan juga berbeda. Semakin tebal sampel yang

dikeringkan maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan

lingkungan semakin lama.

2. Kandungan β-karoten pada tepung wortel (Daucus carrota L) yang

memberikan hasil paling baik diperoleh pada suhu pengeringan 45 ⁰C.

Dilihat dari nilai β-karoten yang tinggi (1,62%), kadar air (9% bb),

rendemen (1,19%).

3. Perubahan volume total berbanding lurus terhadap lama pengeringan

dimana semakin lama pengeringan yang dilakukan maka bahan yang

dikeringkan semakin menyusut.

Page 45: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

32

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunit., 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Andarwulan, N. dan S. Koswara. 1992. Kimia vitamin. Penerbit CV. Rajawali,

Jakarta.

Anonim, 2011a. Wortel. http://id.wikipedia.org/wiki/wortel.htm. di akses pada

tanggal 23 – 04 – 2011

Anonim, 2011b. Tepung Wortel. http://id.wikipedia.org/wiki/wortel.htm. di akses

pada tanggal 25 - 04 - 2011

Apandi, Muchidin., 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Alumni. Bandung.

Berlian Nur, dan Hartuti, 2003. Wortel dan Lobak. Penebar Swadaya. Jakarta

Cahyono Bambang, 2002 Wortel Teknik Budidaya dan Analisa Usaha Tani.

Kanisius. Yogyakarta

Eskin. 1979. Plant Pigmen, Flavor and Texture. New York : Academic Press.

Goldman, M., B. Horev and I. Saguy. 1983. Decolorization of β-carotene in

model systems simulating dehydrated foods. Mechanism and kinetic

principles. J. Food. Sci. 48:751-754.

Masni. 2004. Kajian Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit sebagai Sumber

Karotenoid [disertasi]. Bogor : Fakutas Pascasarjana, Institut Pertanian

Bogor

Mohamed, S dan R. Hussein. 1994. Effect Of Low Temperature Blanching,

Cysleing-HCL, N-acetyl-L-Cysteine, Na Metabisulphite And Drying

Temperatures on The firmness and Nutrient Content of Dried Carrots.

Jurnal Processing and Preservat.

Rachmawan, O. 2001. Pengeringan, Pendinginan, dan Pengemasan Komoditas

Pertanian. Buletin Agroindustri Edisi 5 Hal. 12-23.

Surfiana. 2002. Formulasi Minuman Emulsi Kaya Akan β-Karoten Dari Minyak

Sawit Merah. Bogor.: Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Page 46: Pembuatan Tepung Wortel ( Daucus carrota L ) Dengan Variasi

33

Taib, Gunarif., Gumbira Said, dan S. Wiraatmadja. 1988. Operasi Pengeringan

Pada Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Mediyatama Sarana Perkasa,

Jakarta.

Widowati, S dan D.S. Damardjati., 2001. Menggali Sumberdaya Pangan Lokal

dalam Rangka Ketahanan Pangan. Majalah Pangan No. 36/X/Jan/2001.

Bulog, Jakarta.

`