pembuatan media animasi 2 dimensi sistem kerja …lib.unnes.ac.id/17873/1/5201408106.pdf · membuat...

157
PEMBUATAN MEDIA ANIMASI 2 DIMENSI SISTEM KERJA SHOCK ABSORBER MOBIL TIPE TWIN TUBE UNTUK MENDUKUNG MATERI PEMBELAJARAN CHASIS Oleh Raharjo Edi Prasetyo 5201408106 Pendidikan Teknik Mesin FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Upload: trinhtu

Post on 11-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PEMBUATAN MEDIA ANIMASI 2 DIMENSI SISTEM KERJA SHOCK

ABSORBER MOBIL TIPE TWIN TUBE UNTUK MENDUKUNG MATERI

PEMBELAJARAN CHASIS

Oleh

Raharjo Edi Prasetyo

5201408106

Pendidikan Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

ii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji,

Drs. Masugino, M.Pd.

NIP. 195207211980121001

Anggota I Anggota II

Drs. Supraptono, M.Pd. Heri Yudiono, S.Pd. M.T.

NIP. 195508091982031002 NIP. 196707261993031003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik

Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd.

NIP. 19660215 199102 1 001

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Raharjo Edi Prasetyo

NIM : 5201408106

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S 1

Judul : Pembuatan Media Animasi 2 Dimensi Sistem Kerja Shock

Absorber Mobil Tipe Twin Tube Untuk Mendukung Materi

Pembelajaran Chasis

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan diterima sebagai bagian

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Panitia Ujian,

Ketua : Dr. M. Khumaedi, M.Pd ( )

NIP. 196209131991021001

Sekretaris : Drs. Aris Budiyono,MT ( )

NIP. 19670405 1994021001

Dewan penguji,

Pembimbing I : Drs. Supraptono, M.Pd ( )

NIP. 195508091982031002

Pembimbing II : Heri Yudiono, S.Pd., M.T. ( )

NIP. 196707261993031003

Penguji Utama : Drs. Masugino, M.Pd. ( )

NIP. 195207211980121001

Penguji Pendamping I : Drs. Supraptono, M.Pd ( )

NIP. 195508091982031002

Penguji Pendamping II : Heri Yudiono, S.Pd., M.T. ( )

NIP. 196707261993031003

Ditetapkan di Semarang

Tanggal, 23 Agustus 2013

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Teknik

Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd

NIP. 196602151991021001

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 2013

Raharjo Edi Prasetyo

NIM. 5201408106

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

Punggung pisaupun bila diasah akan menjadi tajam.

Ojo nggumunan (Soeharto)

PERSEMBAHAN :

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Adik dan kakak

3. Para Sahabat, Imamul Huda, Nuryo

Permono, dan Koko

4. Dwi Utami Zuliawati

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Alloh SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Pembuatan Media Animasi 2 Dimensi Sistem

Kerja Shock Absorber Mobil Tipe Twin Tube Untuk Mendukung Materi

Pembelajaran Chasis”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Semarang.

Selesainya penyusunan skripsi ini bukan hanya karena usaha dari penulis

semata akan tetapi ada banyak pihak yang turut membantu. Sebab itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mendapatkan pendidikan di bangku Perguruan Tinggi.

2. Drs. Harlanu, M.Pd., selaku dekan Fakultas Teknik yang telah mendukung

izin pelaksanaan penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. M. Khumaedi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin yang telah

menyetujui usulan judul skripsi dari penulis.

4. Bapak Wahyudi, S.Pd, M.Eng., selaku Kepala Program Pendidikan Teknik

Mesin yang telah membantu dalam pengurusan administrasi skripsi..

5. Drs. Supraptono, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

vii

6. Heri Yudiono, S.Pd., M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar

telah menuntun dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Drs. Murdani, M.Pd., selaku Dosen Wali penulis yang telah senantiasa

memberikan perhatian selama masa kuliah.

8. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Mesin yang telah menularkan ilmu

pengetahuan dan pengalaman serta memberikan pelayanan yang terbaik.

9. Keluarga besar SMK Negeri 4 Semarang yang telah membantu dan

memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh data penelitian.

10. PT SHOWA Indonesia, M.Fg. yang telah memberikan kesempatan untuk

bekerja dan menimba ilmu.

11. Universitas Dian Nuswantoro yang telah mengizinkan salah satu staf Ahli

game pendidikan, Ari Maulana, SS. untuk membimbing skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Semoga Alloh SWT memberikan balasan yang lebih baik kepada segenap

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. Akhir

kata, besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat kepada pembaca dan

dapat digunakan sebagai referensi penulisan skripsi selanjutnya.

Semarang,

Penulis

viii

ABSTRAK

Raharjo Edi Prasetyo. 2013. Pembuatan Media Animasi 2 Dimensi Shock

Absorber Mobil Tipe Twin Tube Untuk Mendukung Materi Pembelajaran Chasis.

Skripsi. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing Drs. Supraptono., M.Pd, Pembimbing II Heri Yudiono, S.Pd., M.T.

Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran shock absorber di SMK

Negeri 4 Semarang masih menggunakan media konvensional. Dampaknya siswa

kurang paham mengenai materi tersebut. Pendidik belum menggunakan media

animasi shock absorber yang dapat memberikan gambaran lebih nyata terhadap

materi dalam pembelajaran shock absorber. Penelitian ini bertujuan untuk

Membuat produk animasi 2 dimensi sistem kerja shock absorber mobil tipe twin

tube sebagai penunjang materi pembelajaran chasis.

Penelitian menggunakan metode research and development. Produk

animasi yang telah dibuat kemudian dianalisis kelayakannya dari segi kriteria

tampilan media, kriteria kualitas teknik, dan kriteria isi materi. Data diperoleh dari

angket yang diberikan kepada 5 pakar media dan 3 pakar materi chasis. Angket

tersebut dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif.Hasil uji media

yang dilakukan oleh para pakar media adalah sebagai berikut: 1) Kriteria

Tampilan Media bernilai 90,11% termasuk dalam kategori sangat baik. 2) Kriteria

Kualitas Teknis bernilai 92% termasuk dalam kategori sangat baik. 3) Kriteria Isi

bernilai 84,44% termasuk dalam kategori sangat baik.

Simpulan dari penelitian ini yaitu 1) Pembuatan media animasi

pembelajaran dimulai dari analisis kebutuhan, desain media sesuai kebutuhan,

pembuatan media, implementasi media pada perangkat komputer, evaluasi media

yang dilakukan oleh para pakar, yang terakhir validasi media bila telah dinyatakan

layak oleh para pakar.

2) Dari hasil uji media yang telah dilakukan terhadap media animasi

sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube oleh 7 pakar, maka disimpulkan

bahwa media animasi tersebut valid dan layak digunakan untuk membantu

pembelajaran. Diperlukan penelitian lanjutan terhadap media animasi sistem kerja

shock absorber mobil tipe twin tube untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa setelah menggunakan media animasi.

Kata Kunci: Animasi Dua Dimensi, Pembuatan, Shock Absorber.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

PENGESAHAN ......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

PERNYATAAN ........................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

C. Tujuan ......................................................................................... 5

D. Batasan Masalah ......................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

F. Penegasan Istilah ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9

A. Dasar-Dasar Dalam Pembelajaran ............................................. 9

B. Indikator Program ...................................................................... 13

x

C. Suspensi Mobil .......................................................................... 19

D. Kerangka Berpikir ..................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 25

A. Pendekatan Penelitian ................................................................ 25

B. Kriteria Pembuatan Media Pembelajaran Animasi ................... 27

C. Rancangan Pengembangan Pembuatan Media Pembelajaran ... 29

D. Pengujian Produk Media Animasi ............................................. 33

E. Metode Analisis Data ................................................................ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 40

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 40

B. Hasil Pengembangan ................................................................. 44

C. Proses Validasi .......................................................................... 50

D. Hasil Akhir ................................................................................ 75

E. Pembahasan ............................................................................... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 87

A. Simpulan .................................................................................... 87

B. Saran .......................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 89

LAMPIRAN .............................................................................................. 90

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Istilah Pengujian Keabsahan Data Metode Kualitatif

dan Kuantitatif .......................................................................... 34

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ..................................................................... 35

Tabel 2.3 Range Presentase dan Kriteria Untuk Angket Pakar ............... 38

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Animasi ........................................................ 52

Tabel 4.2 Perubahan Penilaian Pada Pewarnaan Tidak Mengacaukan

Media ........................................................................................ 53

Tabel 4.3 Perubahan Penilaian Pewarnaan Pada Tulisan.......................... 54

Tabel 4.4 Perubahan Penilaian Penggunaan Bahasa Indonesia ................ 55

Tabel 4.5 Perubahan Penilaian Penggunaan Font ..................................... 56

Tabel 4.6 Perubahan Penilaian Penggunaan Hyperlink ............................ 57

Tabel 4.7 Perubahan Penilaian Hyperlink Berfungsi Baik ....................... 57

Tabel 4.8 Perubahan Penilaian Gambar Sesuai Tema .............................. 58

Tabel 4.9 Perubahan Penilaian Grafis Mempermudah Mengingat

Materi ........................................................................................ 59

Tabel 4.10 Perubahan Penilaian Animasi Mempermudah Memahami

Materi ........................................................................................ 60

Tabel 4.11 Perubahan Penilaian Animasi Tidak Terlalu Cepat dan

Lambat...................................................................................... 61

Tabel 4.12 Perubahan Penilaian Animasi Jelas........................................... 62

Tabel 4.13 Perubahan Penilaian Animasi Dapat Dikendalikan .................. 63

Tabel 4.14 Perubahan Penilaian Pengelompokan Tombol

Mempermudah Pengguna.......................................................... 63

xii

Tabel 4.15 Perubahan Penilaian Tombol Pengendali Mempermudah

Pengguna ................................................................................... 64

Tabel 4.16 Perubahan Penilaian Letak Tombol Strategis ........................... 65

Tabel 4.17 Perubahan Penilaian Kualitas Desain Pembelajaran ................. 66

Tabel 4.18 Perubahan Penilaian Pengelompokan Tombol dan Border ...... 66

Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Uji Pakar Tampilan Media ......................... 67

Tabel 4.20 Rekapitulasi Perubahan Penilaian Pakar ................................... 67

Tabel 4.21 Perubahan Penilaian Media Dapat Dijalankan Dengan

Lancar ........................................................................................ 68

Tabel 4.22 Perubahan Penilaian Media Dapat Digunakan Secara

Mandiri ...................................................................................... 69

Tabel 4.23 Perubahan Penilaian Media Cocok Dengan Semua Jenis

Komputer .................................................................................. 70

Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Uji Pakar Kualitas Teknik .......................... 70

Tabel 4.25 Rekapitulasi Perubahan Penilaian Pakar ................................... 71

Tabel 4.26 Perubahan Penilaian Materi Pembelajaran Tertata Dengan

Baik ........................................................................................... 72

Tabel 4.27 Perubahan Penilaian Media Memberi Informasi Yang Benar .. 73

Tabel 4.28 Perubahan Penilaian Konsep Gambar dan animasi Sesuai

Materi ........................................................................................ 73

Tabel 4.27 Rekapitulasi hasil Uji Pakar Isi Materi ..................................... 74

Tabel 4.19 Rekapitulasi Perubahan Penilaian Pakar ................................... 74

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ......................................... 10

Gambar 2.2 Interface swishMax .............................................................. 14

Gambar 2.3 Bagian-bagian Shock Absorber mobil .................................. 21

Gambar 3.1 Flowchart Produk Animasi .................................................. 31

Gambar 4.1 Interface Awal Animasi Shock Absorber OTO-HUI ........... 41

Gambar 4.2 Interface Pembagian Ruang Gerak Fluida ............................ 42

Gambar 4.3 Interface Aliran Fluida .......................................................... 43

Gambar 4.4 Halaman Pembukaan Media Animasi ................................... 46

Gambar 4.5 Halaman Utama Media Animasi ........................................... 47

Gambar 4.6 Halaman Pengertian Media Animasi..................................... 47

Gambar 4.7 Halaman Komponen Media Animasi .................................... 48

Gambar 4.8 Halaman Assembling Media Animasi................................... 49

Gambar 4.9 Halaman Cara Kerja Media Animasi .................................... 49

Gambar 4.10 Halaman Kesimpulan Media Animasi .................................. 50

Gambar 4.11 Rekapitulasi Analisis Tampilan Media ................................. 67

Gambar 4.12 Rekapitulasi Analisis Kualitas Teknik ................................. 71

Gambar 4.13 Rekapitulasi Analisis Materi ................................................. 74

Gambar 4.14 Halaman Pembukaan ............................................................. 75

Gambar 4.15 Halaman Judul Media Animasi ............................................. 76

Gambar 4.16 Halaman Utama Media Animasi ........................................... 76

Gambar 4.17 Halaman Petunjuk Media Animasi ....................................... 77

xiv

Gambar 4.18 Halaman Pengertian Media Animasi..................................... 77

Gambar 4.19 Halaman Komponen Media Animasi .................................... 78

Gambar 4.20 Halaman Assembling Media Animasi................................... 79

Gambar 4.21 Halaman Cara Kerja Media Animasi .................................... 79

Gambar 4.22 Halaman Kesimpulan Media Animasi .................................. 80

Gambar 4.23 Halaman Latihan Soal Media Animasi ................................. 80

Gambar 4.24 Halaman Penutup Media Animasi ........................................ 81

Gambar 4.25 Halaman Interface gerakan shock absorber ......................... 85

Gambar 6.1 Peneliti Menerangkan Maksud Penyebaran Angket ............. 141

Gambar 6.2 Siswa Kelas XII MO 2 Mengisi Angket Kebutuhan Siswa .. 141

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing.................. 90

Lampiran 2. Daftar Nama Siswa ............................................................... 91

Lampiran 3. Angket Observasi ................................................................. 92

Lampiran 4. Rekap Observasi ................................................................. 94

Lampiran 5. Permohona Ijin Uji Media ................................................... 98

Lampiran 6. Angket Kelayakan Uji Media .............................................. 101

Lampiran 7. Rekap Penilaian Media ........................................................ 108

Lampiran 8. Silabus ................................................................................. 121

Lampiran 9. Surat Keterangan Observasi ................................................ 123

Lampiran 10. Surat Keterangan Validasi Media ........................................ 124

Lampiran 11. Manual Media Animasi ........................................................ 125

Lampiran 12. Dokumentasi ........................................................................ 141

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses pengembangan daya nalar, keterampilan

dan moralitas kehidupan berdasarkan pada potensi diri yang dimiliki oleh setiap

manusia. Perkembangan daya nalar dan keterampilan menyebabkan seseorang

dapat hidup kapanpun, dimanapun dan dalam situasi apapun. Faktor utama yang

mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah proses pembelajaran.

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta

didik dan sumber belajar (materi) pada suatu lingkungan belajar. Proses ini

bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar dan memahami suatu

konsep, materi, serta perilaku. Pembelajaran yang berhasil diindikasikan dengan

adanya penambahan ilmu dan pengetahuan, perubahan sikap dan tabiat serta

kepercayaan diri peserta didik menjadi lebih baik. Pembelajaran dapat

memberikan hasil yang memuaskan apabila ketiga faktor tadi yaitu pendidik,

peserta didik dan materi harus sesuai. Seorang siswa yang memiliki motivasi

belajar yang tinggi membutuhkan layanan yang sesuai serta didukung dengan

materi yang memadai dari guru.

Salah satu faktor yang memiliki peranan penting di dalam sebuah proses

pembelajaran adalah materi. Materi adalah bahan yang akan dipelajari dan digali

lebih dalam dalam suatu proses pembelajaran.Pembelajaran tidak akan berjalan

tanpa adanya materi, walaupun ada peserta didik dan pendidik.

2

Materi itu sendiri bisa berupa pengalaman hidup, hasil pengamatan, isi

dari sebuah buku dan lainnya. Berdasar pengertian tersebut bisa dikatakan bahwa

materi di dalam sebuah pembelajaran merupakan bahan ajar yang akan

disampaikan dalam pembelajaran tersebut. Dalam proses pembelajaran, materi

tidak akan bisa sampai kepada siswa tanpa adanya suatu alat peyampai pesan. Alat

penyampai pesan atau informasi itu disebut dengan media.

Menurut Heinich dalam Susilana dan Riyana (2008: 6) media merupakan

alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata “medium” yang secara harfah berarti “perantara” yaitu perantara

sumber pesan (a sorce) dengan penerima pesan (a receiver). Media berfungsi

sebagai alat untuk menyampaikan materi dari informan (guru) kepada penerima

informasi (siswa) guna mencapai proses belajar yang lebih baik.

Media pembelajaran yang digunakan di sekolah selama ini sebagian besar

terdiri dari buku, papan tulis dan kapur, dan gambar. Penggunaan media-media

tersebut diatas memerlukan tambahan tenaga dan waktu, karena guru harus

menulis materi di papan tulis atau menggambar di papan. Media papan tulis,

kapur, dan gambar saat ini sudah mulai ditinggalkan. Sebagai penggantinya

adalah sebuah komputer atau laptop yang bisa menyimpan file materi

pembelajaran, dan proyektor yang digunakan untuk memproyeksikan layar dari

komputer ke media layer.

Perangkat computer dan LCD memungkinkan guru untuk memaksimalkan

waktu dalam pembelajaran sehingga nantinya target hasil belajar bisa dicapai.

Media computer dan LCD juga mengandung kelemahan yaitu membutuhkan

3

energi listrik, pada waktu aliran listrik terganggu pembelajaran akan ikut

terganggu. Ironi muncul terhadap media pembelajaran menggunakan perangkat

komputer ketika pembelajaran model ini masih belum bisa memberikan hasil

pembelajaran yang diinginkan. Perangkat computer dan LCD ini pada

pelaksanaannya hanya digunakan untuk menampilkan halaman dari dokumen

yang berisi materi ( slide show ). Guru hanya memindah materi yang ada di buku

ke depan kelas menggunakan media computer dan LCD, tanpa adanya variasi

ataupun inovasi dalam penyampaian materi. Rasa jenuh siswa timbul karena harus

memperhatikan layar tanpa adanya variasi atau sesuatu yang memberikan

motivasi agar siswa tetap semangat dalam belajar.

Media yang mampu memberikan ketertarikan dan tetap menyampaikan

materi diperlukan agar semangat siswa dalam usaha memahami materi yang

disampaikan menjadi lebih baik. Media pembelajaran animasi merupakan media

pembelajaran yang menarik dan bisa memberikan motivasi belajar juga tetap

menyampaikan materi pembelajaran. Media ini lebih mudah untuk dicerna akan

materi yang terkandung di dalamnya karena media ini merupakan sebuah gambar

bergerak dengan penjelasan yang disampaikan secara tertulis atau juga dengan

suara.

Siswa akan lebih tertarik dengan media animasi dibandingkan yang

hanya menampilkan halaman dari sebuah dokumen materi. Ketertarikan tersebut

menjadi motivasi dari diri siswa sendiri untuk mengetahui kelanjutan isi di

dalamnya.

4

Ketertarikan yang telah timbul dalam diri siswa diharapkan mampu

menambah pemahaman siswa akan materi yang disampaikan menjadi lebih cepat

dan maksimal. Pemahaman yang maksimal akan meningkatkan hasil belajar, hal

ini pernah diteliti oleh Ramadhian, dkk. (2012: 13) yang berjudul Pemahaman

Sistem Bahan Bakar Konvensional Menggunakan Media Animasi Di SMK Yosef

Cepu, menghasilkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman siswa antara

yang menggunakan pembelajaran dengan media animasi sistem bahan bakar

konvensional dengan siswa yang menggunakan pembelajaran ceramah

konvensional pada kelas X otomotif di SMK Yosef Cepu. Hal tersebut dapat

dilihat dari hasil rata-rata post-test , pembelajaran siswa yang menggunakan media

animasi pada sistem bahan bakar konvensional mempunyai nilai rata-rata 80,17

dan pembelajaran siswa yang menggunakan ceramah konvensional mempunyai

rata-rata 71,29.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 24 November s.d. 25

November 2012 di Sekolah Menengah Kejuruan 4 Semarang diperoleh hasil

bahwa pembelajaran chasis, kompetensi dasar memahami cara kerja sistem

suspensi dan memeriksa komponen-komponennya masih menggunakan media

konvensional yaitu buku petunjuk dan gambar di papan tulis. Video animasi yang

disajikan sebagai pendukung belum mempunyai rincian tentang komponen dan

proses assembling. Angket kebutuhan siswa yang diberikan kepada para siswa

untuk diisi menunjukkan hasil sebanyak 96,16% siswa kelas XII menyatakan

membutuhkan media animasi shock absorber untuk mempermudah memahami

mata pelajaran sistem suspensi. Pengadaan media pembelajaran animasi untuk

5

kegiatan pembelajaran dalam dunia pendidikan dan dapat digunakan sebagai

referensi pendukung materi khususnya materi sistem suspensi mobil untuk guru

jurusan otomotif serta berdasarkan uraian tersebut di atas maka dipilih judul

“Pembuatan Media Animasi 2 Dimensi Sistem Kerja Shock Absorber Mobil

Untuk Mendukung Materi Pembelajaran Chasis”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dari masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Bagaimana cara pembuatan media animasi 2 dimensi shock absorber mobil tipe

twin tube sebagai penunjang materi pembelajaran chasis.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Membuat produk animasi 2 dimensi sistem kerja shock absorber mobil tipe twin

tube sebagai penunjang materi pembelajaran chasis.

D. Batasan Masalah

Perencanaan pembuatan media animasi 2 dimensi sistem kerja shock absorber

mobil tipe twin tube sangatlah kompleks, sehingga diperlukan adanya suatu

batasan dalam pembahasan dan penelitian. Berdasarkan permasalahan yang perlu

dibatasi yaitu :

6

1. Materi yang dibahas dalam media animasi shock absorber mobil ini adalah

pokok-pokok bahasan sistem kerja shock absorber tipe twin tube kompetensi

dasar memperbaiki sistem suspensi.

2. Pengujian perangkat lunak (software) yang dibuat hanya meliputi pengujian

efektifitas/kelayakan dari media animasi tersebut, tidak diuji pengaruhnya

terhadap hasil belajar/prestasi siswa.

3. Program yang dipakai untuk membuat media animasi 2 dimensi shock

absorber mobil tipe twin tube adalah SwishMax.

E. Manfaat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis kepada siswa, guru, peneliti dan dunia pendidikan.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil akhir dari penelitian dapat dijadikan bahan pedoman dalam pembelajaran

materi sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube dalam kompetensi

memperbaiki sistem suspensi.

b. Ikut menyumbangkan sebuah karya bagi pembuatan ilmu pengetahuan dalam

rangka ikut serta mensukseskan proses kegiatan belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Siswa menjadi termotivasi untuk belajar dan lebih mudah dalam menangkap

materi-materi yang disampaikan melalui media pembelajaran animasi dan

7

akhirnya akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar serta pemahaman

terhadap sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube.

b. Bagi guru mata pelajaran

Media pembelajaran animasi dapat dijadikan sarana pendukung dalam

penyampaian materi dan juga dapat digunakan secara mandiri pada proses

pembelajara ketika guru mata pelajaran berhalangan hadir.

c. Bagi Peneliti

Menambah wawasan mengenai pembuatan media animasi dan penggunaanya

dalam proses pembelajaran serta sebagai wujud nyata keikutsertaan

mengembangkan pendidikan serta sebagai sumbangan karya ilmiah untuk

almamater dan masyarakat.

d. Bagi dunia pendidikan

Dapat dijadikan referensi media pembelajaran baru dalam bentuk animasi dan

sebagai pedoman untuk pegembangan media pembelajaran selanjutnya.

F. Penegasan Istilah

Diperlukan suatu penegasan istilah agar tercipta kesatuan anggapan dari

makna istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini, sehingga tidak

terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. Istilah yang perlu ditegaskan dalam

penelitian ini antara lain :

8

1. Pembuatan media animasi 2 dimensi

Pembuatan media animasi 2 dimensi berarti melakukan suatu kegiatan produksi

hingga menghasilkan produk gambar yang bergerak dengan kecepatan frame

tertentu bidang yang memiliki ukuran panjang dan lebar namun tidak memiliki

tinggi atau tebal. Bisa juga dikatakan merupakan suatu bidang yang memiliki

sumbu x dan y tetapi tidak memiliki sumbu z.

2. Sistem kerja shock absorber mobil

Sistem kerja shock absorber mobil berarti cara kerja shock absorber kendaraan

roda 4 dalam menyerap goncangan yang terjadi karena kondisi jalan yang tidak

rata.

3. Tipe twin tube

Di dalam shock absorber tipe twin tube terdapat pressure tube dan outer tube

yang membatasi working chamber (silinder dalam) dan reservoir chamber

(silinder luar)

4. Pembelajaran Chasis

Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan

bahan ajar. Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk menympaikan materi

yang ada dalam kurikulum. Pengajar atau fasilitator menuangkan materi dalam

simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal, non verbal maupun visual. Dalam

penelitian ini yang akan dibahas adalah pembelajaran chasis kompetensi dasar

memahami cara kerja sistem suspensi dan memeriksa komponen-komponennya

yang merupakan materi pembelajaran teori dan praktek yang diajarkan di sekolah

menengah kejuruan.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dasar Dalam Pembelajaran

Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Schramm dalam Susilana dan Riyana (2008: 6) berpendapat

bahwa media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional

yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media pembelajaran

dapat diartikan sebagai sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan

pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai semua yang bisa

menyampaikan pesan materi atau informasi dari informan (guru) kepada penerima

informasi (siswa) serta memberikan rangsangan kepada siswa untuk melihat,

mendengar dan memperhatikan sehingga terjadi proses belajar.

Media mempunyai 2 unsur yaitu, unsur isi (materi) dan unsur alat

(perangkat). Contoh yang bisa diambil, seorang guru mengajar menggunakan

metode ceramah, maka media yang digunakan adalah mulut sang guru. Mulut

adalah unsur perangkat dari media dan isi yang disampaikan dengan perantara

mulut adalah materi.

Berkembangnya teknologi juga menyebabkan munculnya berbagai macam

media yang lebih baik dari sebelumnya. Media tersebut sudah diperbaiki dengan

mengacu dari media-media terdahulu sehingga memiliki tingkat keefektifan yang

lebih baik. Kerucut pengalaman yang diciptakan Edgar Dale dalam Susilana dan

10

Riyana (2008: 7) juga menjadi acuan untuk menciptakan atau mengembangkan

sebuah media baru yang dapat menambah tingkat pemahaman dari siswa. Edgar

Dale mengadakan klasfikasi menurut tingkat dari yang paling konkrit ke tingkat

abstak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut

pengalaman” dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam

menentukan alat bantu yang paling sesuai dengan pengalaman mengajar.

Gambar 2.1 : Kerucut Pengalaman Dale

2. Manfaat Media Pembelajaran

Selain fungsinya yang digunakan untuk menyampaikan pesan informasi,

Secara umum media pembelajaran Susilana dan Riyana (2008: 9) memiliki

beberapa manfaat sebagai berikut:

11

Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbal.

a. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.

b. Menimbulkan gairah belajar, interaksi langsung antara siswa dengan

sumber belajar.

c. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakatdan kemampuan

visual, auditory dan kinestetiknya.

d. Memberi rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman dan

menciptakan kesamaan persepsi.

3. Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan jenisnya media dibedakan menjadi (1) media audiktif, (2) media

visual dan (3) media audio visual.

a. Media audiktif merupakan media yang menggunakan suara sebagai

penyampai pesan informasi.

b. Media visual yaitu media yang menggunakan penggambaran sehingga

dapat diamati menggunakan indera penglihatan.

c. Media audio visual merupakan kombinasi dari media audiktif dan visual

sehingga terdapat unsur suara dan gambar di dalam media ini.

Media audio visual sendiri masih dibagi menjadi audio visual diam dan

audio visual bergerak. Audio visual diam yaitu memiliki unsur suara dan

gambar yang diam, sedangkan audio visual bergerak menggunakan

gambar yag bergerak. Dalam penelitian ini media yang akan dibuat adalah

sebuah media animasi 2 dimensi sistem kerja shock absorber mobil tipe

twin tube, termasuk dalam media audio visual.

12

4. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2002: 12), ada tiga ciri yang

menjadi alasan mengapa media digunakan yaitu :

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan merekam, menyimpulkan,

melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu obyek

dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape,

audio tape, disket komputer dan film. Media ini memungkinkan suatu

rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada satu waktu tertentu

ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Ciri manipulatif merupakan pengaturan atau manipulasi dimana suatu

kejadian yang memakan waktu lama bisa disajikan hanya dalam satu atau dua

menit dengan teknik pengambilan gambar sehingga hasil dari rekaman dapat

dipercepat dan diperlambat juga diputar mundur serta dapat disunting untuk

diambil bagian intinya saja.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Suatu objek atau kejadian diubah melalui ruang dan secara bersamaan

kejadian tersebut disajikan kepada peserta didik dengan stimulus pengalaman

yang relatif sama mengenai kejadian itu.

13

B. Indikator Program

1. Animasi

Menurut Puspitosari (2010: 2) animasi merupakan pergerakan gambar-

gambar yang mengikuti suatu alur aturan-aturan tertentu. Animasi dapat dibuat

menggunakan berbagai cara, misalnya menggunakan kertas, komputer dan lain

sebagainya. Animasi atau yang lebih akrab disebut dengan film animasi adalah

film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi

gambar yang bergerak.

Proses pembuatan sebuah animasi tersusun dari gambar yang lebih dari

satu dan di setiap gambar terdapat perbedaan letak obyek atau obyek itu sendiri,

kemudian di dalam suatu ruangan gambar-gambar tadi disusun menjadi 1 lalu

dimainkan dengan cepat sehingga terkesan obyek pada gambar hidup dan

bergerak. Pembuatan animasi sekarang menjadi lebih mudah dengan adanya

komputer. Obyek yang tadinya dibuat pada kertas gambar kini beralih pada

sebuah lembar virtual di dalam komputer. Menurut Soegiharjo (2001: 29),

simulasi sistem dengan menggunakan computer sudah menjadi bagian yang

sangat penting dalam proses perancangan. Dengan simulasi berbagai kondisi riil

bisa diimplementasikan ke dalam model untuk dianalisis.

Presentasi saat ini sudah terbiasa menggunakan teknologi animasi.

Animasi yang disajikan dalam presentasi menjadikan peserta lebih mudah dalam

menangkap materi dan masa jenuh dari peserta menjadi berkurang bahkan hilang.

Media animasi yang berhasil digunakan dalam presentasi menjadikan adanya

kemungkinan penggunaan animasi di dalam suatu pembelajaran. Pemanfaatan

14

media animasi dalam pembelajaran dilakukan mengubah media pembelajaran

yang tadinya hanya berupa tulisan dan gambar diam bisa diubah menjadi sebuah

media animasi dengan gambar bergerak, suara dan tulisan.

Media animasi sama halnya dengan sebuah pesentasi, prosentase adanya

teks pada media animasi juga dibuat seminimal mungkin agar lebih menarik tanpa

mengurangi pesan yang terkandug di dalamnya.

2. SwishMax

Gambar 2.2. interface SwishMax

SwishMax adalah sebuah editor untuk membuat animasi atau gambar

bergerak dua dimensi. SwishMax merupakan pengembangan dari Program Swish

15

v.2, yang kini telah memiliki 230 bulit-in efek seperti efek Explode, Vortex, 3D

Spin, Snake dan banyak lainnya.

Seperti halnya Swish, SwishMax juga memiliki alat bantu untuk membuat

garis, kotak, elips, kurva bazier, gerak animasi, sprite, tombol roll over dan

lainnya. Untuk menginstal SwishMax membutuhkan spesifikasi kebutuhan

hardware untuk dapat berjalan dengan baik sbb:

a) Windows 95/98/NT4/2000/XP.

b) Pentium P264Mb RAM.

c) Monitor 800x600 pixel dengan 256 warna.

Main Menu merupakan menu utama dari SwishMax, karena didalamnya

terdapat menu-menu yang akan sering kita gunakan. Main menu terletak dibagian

paling atas dari window SwishMax. Menu-menu yang terdapat pada main menu

adalah:

a) File

Menu file memiliki beberapa submenu, diantaranya:

1. New (Ctrl+N): digunakan untuk membuat movie baru.

2. Open (Ctrl+O): digunakan untuk membuka file .swi (movie SwishMax) atau

file-file atau format lain tapi masih didukung oleh SwishMax.

3. Save (Ctrl+S): digunakan untuk menyimpan movie yang sedang aktif.

4. Save As: digunakan untuk menyimpan movie yang aktif dengan nama baru.

5. Export: digunakan untuk mengekspor movie SwishMax menjadi file .swf,

movie(.avi).

6. file .html dan file execute (.exe).

16

b) Edit

Menu Edit memungkinkan kita melakukan editing/perubahan pada suatu movie.

Submenu dari menu edit antara lain:

1. Copy: digunakan untuk meng-copy object atau efek yang dipilih ke clipboard.

2. Paste: digunakan untuk men-paste object atau efek dari Clipboard ke movie

SwishMax yang sedang aktif.

3. Delete: digunakan untuk menghapus object atau efek yang sedang dipilih

c) View

Menu View berisi fasilitas untuk mengubah tampilan movie, mengatur toollbar

yang ditampilkan, menampilkan grid dan sebagainya. Menu View memilki

submenu antara lain:

1. Zoom In: digunakan untuk memperbesar tampilan pada panel layout.

2. Zoom Out: digunakan untuk mempekecil tampilan pada panel layout.

3. Fit Scene In Window: digunakan untuk menampilkan supaya scene tampak

semuanya/mencukupi pada panel layout.

d) Insert

Menu Insert digunakan untuk menambahkan suatu objek kedalam movie, baik

berupa text, button, sprite dan lainnya. Selain objek, melalui menu ini juga efek

dan Script ditambahkan kedalam objek atau movie. Submenunya antara lain :

1. Scene : untuk menambahkan scene baru kedalam movie.

2. Text : digunakan untuk menyisipkan teks kedalam scene/sprite/group.

3. Button:digunakan untuk menambahkan button/tombol kedalam

scene/sprite/group.

17

4. Sprite: digunakan untuk menyisipkan sprite kedalam scene/sprite/group.

5. Image: digunakan untuk menyisipkan image/gambar kedalam

scene/sprite/group.

6. Content: untuk menyisipkan file eksternal kedalam movie. Perintah ini sama

dengan perintah File Import.

7. Effect: igunakan untuk menambahkan efek pada objek yang dipilih. Efek yang

tersedia cukup banyak pada SwishMax, dan dapat langsung dilihat.

8. Script: digunakan untuk menambahkan script/ perintah pada suatu objek atau

pada frame yang dipilih. Script disini dapat berupa Event, Action atau Difine

Functions. Script yang telah dibuat dapat diedit pada Panel Script (berbentuk

“tab” berdampingan dengan Layout”.

e) Modify

Menu ini menyediakan fasilitas untuk melakukan perubahan pada property dari

satu objek. Menu yang paling sering nanti digunakan adalah:

1. Group as Group: digunakan untuk menjadikan sekelompok objek menjadi satu

group. Efek komplek dapat diaplikasikan ke group.

2. Group as Button: untuk menjadikan sekelompok objek yang dipilih menjadi

suatu Button/tombol.

3. Group as Sprite: untuk menjadikan sekelompok objek yang dipilih menjadi

suatu sprite.

4. Group As Shape: untuk menjadikan sekelompok objek yang dipilih menjadi

sebuah shape.

5. Ungroup: untuk memecah group atau sprite menjadi objek terpisah.

18

6. Convert to button: untuk mengkonversi suatu objek menadi sebuah button.

7. Convert to Sprite: untuk mengkonversi suatu objek mendjadi sebuah sprite.

f) Control

Menu Control menyediakan fasilitas bagaiman movie terseut akan dimainkan dan

di preview. Submenunya antara lain:

1. Play Movie: Memainkan movie secara keseluruhan.

2. Play Timelin : untuk memainkan Scene atau Sprite yang sedang aktif.

3. Play Effect: untuk memainkan bagan dari Scene yang mengandung efek yang

dipilih.

4. Stop: untuk menghentikan movie, scene, atau efek yang sedang dimainkan.

g) ToolBox

Toolbox merupakan sekelompok tombol-tombol sebagi alat bantu yang diletakkan

dalam suatu area yang akan digunakan untuk menghasilkan suatu objek. Tollbox

secara default teretak paling kiri dari Panel Layout .Tool yang tersedia antara lain:

1. Select: untuk memilih, memindahkan atau menskala objek dengan cara

mengklik dan men-drag objek yang dipilih.

2. Reshape: untuk membentuk ulang grafik cara mengklik dan men-drag objek

yang dipilih.

3. Fill transporm: untuk mentrasformasi gradient atau image fill tanpa merubah

objek.

4. Motion Path: untuk memplot jalur gerak dari suatu objek dengan cara

mengklik dan men-drag objek yang dipilih.

5. Line: untuk menggambar garis.

19

6. Pencil: untuk menggambar bebas.

7. Bezier: untuk menggambar set dari kurva bazier atau segemen garis.

8. Text: untuk menambahkan teks pada movie.

9. Elipse/Circle: untuk menggambar elips atau lingkaran.

10. Rectangle/Square: untuk menggambar kotak/kurva.

11. Auto Shape: untuk menggambar objek dengan bentuk-bentuk tertentu.

C. Suspensi Mobil

1. Pengertian

Sistem suspensi merupakan salah satu komponen sistem pada bagian

chasis kendaraan. Suspensi berfungsi untuk menyerap getaran, goncangan

maupun kejutan pada kendaraan akibat permukaan jalan yang rusak (berlubang-

lubang, miring, maupun bergelombang) dan tentunya akan melindungi

penumpang atau barang yang diangkutnya Triyono (2002: 8).

Menurut Darmadi dan Haryadi (2001: 21), salah satu faktor yang selalu mendapat

perhatian dari industry otomotif adalah faktor kenyamanan, dalam hal ini faktor

kenyamanan tidak terlepas dari peran shock breaker sebagai peredam getaran

pada kendaraan untuk kondisi jalan yang tidak rata dan bergelombang. Beberapa

komponen yang berperan sebagai shock breaker pada kendaraan adalah: pegas

balik yang berupa pegas keong (coil spring), pegas daun (leaf spring), yang

bekerjasama dengan sebuah peredam viscous yang memiliki piringan berkatup

(dashpot) untuk menahan laju gerak bolak-balik dari getaran kendaraan yang

diterima oleh pegas. Sistem kerja dari shock absorber mobil tipe twin tube adalah

20

pada saat kendaraan berjalan, kemudian roda melewati jalan yang tidak rata maka

roda akan bergerak naik turun sesuai dengan kondisi jalan.

a) Saat kompresi (bounding) kondisi tekanan tinggi akan mengakibatkan

kecepatan batang torak seolah-olah bergerak ke bawah juga tinggi sehingga fluida

akan mengalir ke ruang diatas piston melalui katup non return tanpa hambatan

(tidak meredam). Pada saat yang bersamaan, sejumlah fluida sebanyak yang

dipindahkan ke ruang di atas piston mengalir melalui orifice dan menekan katup

daun pada bottom piece menuju ke reservoir (terjadi peredaman). Kondisi

tekanan rendah, kecepatan batang torak rendah sehingga tekanan pada ruang

dibawah piston juga rendah. Dalam kondisi seperti ini katup nonreturn, baik yang

ada di piston maupun bottom piece tetap, berada dalam keadaan tertutupdan fluida

akan mengalir melalui orifice menuju ke ruang di bawah piston dan reservoir.

b) Saat ekspansi (rebounding) kondisi tekanan tinggi pada gerakan

sebaliknya sebagai akibat dari oskilasi pegas, batang torak akan bergerak seolah-

olah ke atas dengan kecepatan tinggi. Hal ini akan menyebabkan tekanan fluida

pada ruang diatas piston meningkat, akibatnya katup daun akan membuka dan

fluida akan mengalir ke ruang fluida di bawah piston (meredam). Kondisi tekanan

rendah, akan mengakibatkan kecepatan balik batang torak rendah sehingga

tekanan yang timbul di ruang atas piston juga rendah. Fluida yang ada di ruang

atas piston akan mengalir ke ruang bawah piston melalui orifice. Dalam kondisi

ini daya serap yang ditimbulkan kecil saja.

Peredam kejut tipe teleskopik bekerja meredam tekanan yang timbul

dengan cara menahan tekanan tersebut melalui fluida dengan mengalirkannya

21

melalui celah yang sempit (orifice) saat piston bekerja naik turun Triyono (2008:

32), sehingga dapat diambil kesimpulan shock absorber berfungsi untuk membuat

posisi kendaraan tetap stabil walaupun kondisi jalan tidak rata.

2. Bagian- bagian shock absorber mobil

Gambar 2.3. Bagian-bagian shock absorber mobil

1) Nut, berfungsi untuk mengunci rangkaian shock absorber.

2) Mount rubber, berfungsi untuk meredam suara akibat gerakan dari spring.

3) springseat atas, berfungsi sebagai tempat meletakkan ujung spring bagian

atas.

4) Rod guard, karet yang berfungsi menutup rod agar tidak kotor karena terkena

debu.

22

5) Stopper rubber, berfungsi untuk menahan gerakan rod agar tidak sampai

mentok, dan juga berfungsi sebagai pembersih rod otomatis saat roa naik-

turun.

6) Spring, berfungsi untuk meredam kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata

dengan cara mengkerut dan mengembang.

7) Spring seat bawah, berfungsi untuk meletakkan ujung spring bagian bawah.

8) Bottom tube, body dari shock absorber itu sendiri.

Selain yang tampak pada gambar diatas, beberapa bagian yang tidak tampak dari

luar yaitu:

a) Bump stopper, pengunci lubang bottom tube, tempat rod naik turun.

b) Cylinder, tempat bergeraknya piston naik turun serta tempat menempelnya

bottom piece.

c) Bottom piece, susunan valve, check valve, dan carbon valve yang berfungsi

mengatur kecepatan aliran fluida.

3. Jenis-jenis shock absorber mobil

a. Menurut cara kerjanya

1. Shock absorber kerja tunggal (single action)

Efek meredam hanya terjadi pada waktu shock absorber berekspansi.

Sebaliknya pada saat kompresi tidak terjadi efek meredam.

2. Shock absorber kerja ganda (multiple action)

Baik saat ekspansi maupun kompresi absorber selalu bekerja meredam. Pada

umumnya kendaraan sekarang memakai tipe ini.

23

b. Menurut konstruksi

1. Shock absorber tipe twin tube

Di dalam shock absorber tipe ini terdapat pressure tube dan outer tube yang

membatasi working chamber (silinder dalam) dan reservoir chamber (silinder

luar)

2. Shock absorber tipe mono tube

Di dalam shock absorber hanya terdapat satu silinder (atau tanpa reservoir)

D. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran memerlukan alat untuk menyampaikan materi

kepada siswa. Alat yang dapat menyampaikan materi itulah yang disebut dengan

media pembelajaran. Media pembelajaran sistem kerja shock absorber mobil tidak

hanya disampaikan secara lisan, tetapi berkembang dengan memanfaatkan

teknologi komputer. Salah satunya adalah media pembelajaran animasi.

Media pembelajaran animasi memiliki tujuan untuk mempermudah siswa

dalam menerima dan memahami materi sistem kerja shock absorber mobil

Pembuatan media animasi memiliki 5 tahap yaitu; analisa kebutuhan siswa,

perancangan produk animasi, pembuatan produk animasi, percobaan

pengeoperasian produk animasi, pengujian yang dilakukan oleh pakar media, dan

yang terakhir validasi oleh pusat pengembangan media. Diharapkan dengan tahap-

tahap yang dilakukan, akan tercipta produk animasi yang berkualitas dan layak

digunakan sebagai media pembelajaran.

24

Dalam penelitian ini pembuatan media pembelajaran dengan

menggunakan bentuk penggambaran animasi membutuhkan sebuah perangkat

lunak (software) agar dapat membuat animasi tersebut. Software yang digunakan

oleh penulis adalah SwishMax.

Media animasi sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube yang dibuat

mempunyai beberapa kemungkinan dalam implementasinnya. Kemungkinan

positifnya siswa dapat lebih mudah dalam memahami sistem kerja shock absorber

mobil tipe twin tube karena penyampaian materi dilengkapi dengan animasi,

motivasi siswa akan terbangun karena ketertarikan terhadap media yang disertai

dengan lagu dan pewarnaan yang menarik. Kemungkinan buruk yang bisa terjadi

adalah apabila pengajar belum menguasai perangkat komputer, pengajar akan

kebingungan dalam menyampaikan materi. Kelemahan dari pembelajaran yang

menggunakan perangkat computer dan LCD adalah memerlukan tenaga listrik,

apabila listrik padam maka akan mengganggu pembelajaran.

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berbasis penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono

(2009: 297), Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya

Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Metode

penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu

alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi seperti alat-alat elektronik,

pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan

bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan

melalui penelitian dan pengembangan

Pada penelitian ini pengembangan produk dilaksanakan sampai produk

benar-benar dinyatakan layak oleh para pakar media. Penelitian tentang

kelayakan suatu produk menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :

1. Analysis (analisa)

2. Design (disain/perancangan)

3. Development (pembuatan/pengembangan)

4. Implementation (implementasi/eksekusi)

5. Evaluation (evaluasi/umpan balik)

6. Validation (validasi dari pakar )

26

Langkah analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan

dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis

kebutuhan), dan mengidentifikasi masalah (kebutuhan). Observasi yang telah

dilaksanakan menemukan masalah yaitu siswa kesulitan dalam memahami materi

pembelajaran cara kerja shock absorber mobil karena materi berupa gambar diam.

Siswa kesulitan membayangkan aliran fluida dan cara kerja katup yang ada di

dalam shock absorber mobil. Observasi menyimpulkan bahwa siswa

membutuhkan media pembelajaran yang mampu menggambarkan cara kerja

shock absorber secara dinamis, yaitu berupa media animasi.

Langkah desain dikenal juga dengan istilah membuat rancangan

(Flowchart). Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun

(Flowchart) diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Pertama merumuskan tujuan

pembelajaran yang SMARA (Spesifik, Measurable, Applicable, realistic, dan

Akademik). Spesifik yaitu fokus pada satu materi, measurable adalah bisa diukur

pengaruhnya, applicable bisa diaplikasikan dalam pembelajaran, realistic artinya

sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, dan akademis berperan dalam

dunia pendidikan. Secara umum terdapat tiga langkah utama dalam memproduksi

animasi sebagai media pembelajaran yaitu : (1) membuat desain program media

animasi sistem kerja shock absorber mobil dengan menganalisis kurikulum dan

kompetensi sehingga menghasilkan satuan pelajaran untuk dituangkan secara garis

besar pada media, (2) membuat flowchart media animasi, (3) programming

menggunakan SwishMax dengan pengolahan computer sebagai alat utama

pembuatan dengan software dan hardware yang sesuai.

27

Langkah pembuatan produk, proses ini mewujudkan blueprint atau desain

menjadi kenyataan. Desain yang telah dibuat diwujudkan dalam produk yang

benar-benar sesuai dengan kebutuhan menggunakan program SwishMax.

Langkah keempat adalah implementasi, yaitu langkah nyata untuk

mencoba produk yang telah peneliti buat. Produk yang telah dibuat diinstal atau

diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa

diimplementasikan, apabila produk bisa dijalankan di semua jenis komputer

berarti tahap ini telah berhasil.

Langkah evaluasi, yaitu proses untuk melihat apakah produk yang telah

peneliti buat berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Tahap evaluasi

meliputi review ahli media untuk memberikan input terhadap rancangan yang

telah kita buat. Produk animasi shock absorber mobil memiliki 3 aspek yang perlu

diuji, yaitu: tampilan media, kualitas teknis, dan isi materi. Tampilan media

memiliki sub aspek yang berjumlah 17 poin yang isinya tentang kualitas animasi

yang dibuat ditinjau dari warna dan keluwesan gerakan. Kualitas teknik memiliki

3 sub aspek yang berisi teknis media bila diinstal pada perangkat computer. Isi

materi memiliki 3 sub aspek yang isinya penilaian terhadap isi media apakah

sudah sesuai dengan kurikulum, apakah isi materi sudah lengkap, dan apakah

penyampaian materi dalam media sudah runtut.Langkah terakhir adalah validasi,

yaitu pelegalan produk yang telah dibuat untuk dipakai.

28

B. Kriteria Pembuatan Media Pembelajaran Animasi

Indikator kerja perlu ditetapkan untuk menghindari adanya berbagai

macam persepsi tentang bagaimana nantinya program aplikasi akan dibuat,

kriteria pendidikan (educational criteria) yang akan di jadikan indikator kerja

dalam pengembangan media pembelajaran otomotif yaitu:

1. Pembelajaran

a. Program dapat digunakan untuk pembelajaran individu, kelompok kecil, dan

besar.

b. Program mempunyai topik yang jelas.

2. Kurikulum

a. Program sesuai dengan kurikulum.

b. Program relevan dengan materi yang harus dipelajari oleh siswa.

3. Isi Materi

a. Isi materi mempunyai konsep yang benar dan tepat, sesuai dengan

kompetensi yang ada.

b. Program memiliki simulasi setiap materi.

4. Interaksi

a. Struktur program fleksibel dan aplikatif terhadap materi yang diajarkan pada

siswa.

5. Penanganan Masalah

Pengguna dapat mengoreksi kesalahan dan memasukkan input kecuali yang benar.

29

C. Rancangan Pengembangan Pembuatan Media Pembelajaran

Menurut pribadi (2011:125), salah satu model desain sistem pembelajaran

yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang

sederhana dan mudah dipahami yaitu model ADDIE (Analysis Design

Development Implement Evaluate) disempurnakan dengan validasi. ADDIE

muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.

Fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan

infrastruktur program yang efektif. Dalam pembuatan media dibutuhkan beberapa

komponen yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Komponen-komponen

tersebut antara lain :

1. Komputer (Processor Dual Core, RAM 2 GB, VGA 1 Gb)

Komputer yang digunakan dengan spesifikasi yang tinggi bertujuan agar pada

proses pembuatan animasi flash dapat berjalan dengan lancar dan hasil rendering

baik.

2. Software SwishMax

SwishMax adalah sebuah editor untuk membuat animasi atau gambar bergerak dua

dimensi. SwishMax merupakan pengembangan dari Program Swish v.2, yang kini

telah memiliki 230 bulit-in efek.

3. Disc Blank

Sebagai media simpan media pembelajaran agar dapat aplikatif serta mobilitas

pada saat akan digunakan sebagai media belajar.

30

Rancangan produk animasi yang hendak dibuat adalah media animasi yang

mampu memvisualisasikan kompetensi , Alur prosedur kerjanya yaitu :

analysis

design

development

tidak

Implementation

ya

evaluation

tidak

ya

validation

mulai

Menganalisis kebutuhan

dan identifikasi masalah

siswa

Merancang media sesuai dengan

kebutuhan siswa dan kurikulum.

Membangun flowchart.

Uji coba produk,

penginstalan pada

computer lain.

Pemrograman produk

animasi menggunakan

SwishMax

Pengujian tampilan

media, kualitas teknik,

dan materi oleh pakar

Produk

valid

Produk animasi

Produk

terinstal

validasi

selesai

31

Secara umum terdapat tiga langkah utama dalam memproduksi animasi

sebagai media pembelajaran yaitu : (1) membuat desain program media animasi

sistem kerja shock absorber dengan menganalisis kurikulum dan kompetensi

sehingga menghasilkan satuan pelajaran untuk dituangkan secara garis besar pada

media, (2) membuat flowchart program pembelajaran media animasi dan, (3)

programming menggunakan SwishMax dengan pengolahan komputer sebagai alat

utama pembuatan dengan software dan hardware yang sesuai.

Langkah selanjutnya adalah membuat flowchart. Flowchart adalah alur

program yang dibuat mulai dari pembuka (start), isi sampai keluar program

(exit/quit). Alur program tertuang dalam flowchart sebagai berikut :

Tahap-tahap pembuatan animasi sistem kerja shock absorber mobil

kompetensi dasar memperbaiki sistem suspensi:

1. Penyiapan materi bahan ajar

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menyiapkan materi yang akan disusun

kedalam bahan ajar digital yang nantinya akan dikemas dalam media

pembelajaran animasi sistem kerja shock absorber mobil.

Gambar 3.1. Flowchart produk animasi

Pembukaan Petunjuk

Pengertian

Cara kerja penutup Kesimpulan

dan latian

Nama

komponen

assembly

32

Materi yang akan disusun disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Materi-

materi ini didapat dari media cetak, media internet, dan modul-modul yang

dipakai disekolahan.

2. Mengumpulkan bahan pendukung

Sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti bahan ajar, gambar,

animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat dilakukan dengan cara

mencari melalui internet (browsing) menggunakan data yang ada pada direktori

komputer, juga memproduksi sendiri, gambar, dan suara.

3. Membuat format naskah

Selanjutnya adalah membuat format naskah berdasarkan Garis Besar Program

Media (GBPM). Format naskah berisi desai tampilan pada layar monitor. Desain

tampilan sekurang-kurangnya memuat informasi tentang judul materi, nama

frame/file, halaman, kotak tampilan jika dilihat dilayar komputer, teks narasi,

keterangan tampilan, dan keterangan tentang gambar animasi.

4. Membuat Cheklist Media Pembelajaran

Cheklist ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana isi tentang media ini,

cakupannya yaitu kepada dosen pembimbing kemudian untuk dosen yang dalam

hal ini sebagai ahli media menguji kelayakannya dan evaluasi yang digunakan

untuk evaluasi media pembelajaran tersebut, selain itu juga mengkaji

kelangsungan program, kejelasan program serta tampilan program sehingga

program atau media pembelajaran tersebut layak atau tidak.

33

5. Waktu dan Lokasi

a. Waktu

Pengujian kelayakan media dilaksanakan kepada pakar ahli media, yang

dilaksanakan setelah media sudah siap.

b. Lokasi

Pengujian kelayakan media dilaksanakan di kantor pengujian media

pembelajaran UNNES dan Universitas Dian Nuswantoro.

D. Pengujian Produk Media Animasi

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2010: 363) dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama

terhadap data hasil penelitian penelitian adalah valid, reliabel dan obyektif.

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Terdapat dua macam

validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas

internal berkenaan dengan kesesuaian desain penelitian dengan hasil yang dicapai.

Validitas eksternal berkenaan dengan validitas perencanaan program yang akan

dijadikan pengembangan kemudian di uji keabsahannya/kelayakannya oleh pakar-

pakar yang ditunjuk apakah hasil perancangan program tersebut dapat

digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi (siswa) sebagai media

pembelajaran. Bila hasil pengembangan program representatif dan layak,

instrumen penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan analisis data

benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi, dan layak

34

digunakan sebagai media belajar yang baik.

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif

menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif Perbedaan

tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.1. berikut:

Tabel 2.1.

Perbedaan Istilah Pengujian Keabsahan

Data Metode Kualitatif Dan Kuantitatif

Aspek Metode Kualitatif Metode Kuantitatif

Nilai kebenaran . Validitas Internal Kredibilitas

(credibility)

Penerapan Validitas eksternal

(generalisasi)

Transferability/

Keteralihan Konsistensi Reliabilitas Auditability, dependability

Netralitas Obyektivitas Confirmability

dikonfirnasi)

Pengujian yang digunakan adalah pengujian transferability, transferability

ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal

menunjukkan uji kelayakan dan ketepatan pengembangan antara model lama dan

pengembangan media baru yang berbasis program atau dapat diterapkannya hasil

penelitian ke siswa sebagai pengantar pembelajaran, yaitu dengan di uji

kelayakannya terhadap pakar media yang dituju adalah dosen sebagai pakar utama

media.

Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan

untuk checklist kelayakan program, yang mana hasil dari pengembangan tersebut

setelah uji validitas ekternal kemudian penelitian dapat diterapkan atau digunakan

dalam situasi lain, yaitu dunia pendidikan sebagai pengantar pembelajaran sebagai

media belajar.

35

Penerapan media hasil penelitian dapat dilakukan bila dalam pembuatan

program memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

Uraian yang rinci, jelas, sistematis membuat pengujian terhadap rancangan

pengembangan menjadi valid dan hasil pengembangan tersebut dapat

digeneralisasikan, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk

mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

a) Metode checklist

checklist adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan atau pernyataan

tentang identitas dan faktor-faktor yang akan diteliti yang barkaitan dengan

subyek itu. Metode ini digunakan untuk mengukur indikator yang berkenaan

dengan indikator program yang dapat dinilai sendiri dan tdak membutuhkan

pendapat orang lain. Dengan checklist program diamati dan digeneralisasikan

dengan variabel-variabel pada indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan checklist ditentukan lima variabel pilihan yaitu variabel 1-5.

Untuk pertanyaan-pertanyaan kriteria yang terdapat pada program, berikut ini

kriteria penilaiaanya dijelaskan pada Tabel 2.2

Tabel 2.2

Kriteria Penilaian

Kriteria Skor

STM= Sangat Tidak

LLLayaMemenuhi

1

TM= Tidak Layak 2

KM= Kurang Memenuhi 3

M= Memenuhi 4

SM= Sangat Memenuhi 5

36

Metode ini digunakan untuk mengukur keluwesan dari media. Hal yang akan

diukur merupakan isi materi didalam media tersebut dalam fungsinya dapat

dipahami oleh siswa yang belum pernah mendapat materi sistem kerja shock

absorber mobil kompetensi dasar memperbaiki sistem suspensi. Metode ini juga

digunakan untuk pengukuran kesesuaian isi materi berdasarkan kriteria

pendidikan oleh beberapa pakar ahli media pembelajaran yang diberi kewenangan

untuk menilai media sistem kerja shock absorber mobil kompetensi dasar

memperbaiki sistem suspensi. Dari data yang diperoleh dari perlakuan tersebut

kemudian dicari hasil pengukurannya.

2. Metode angket

Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang

akan diukur (responden). Dengan angket ini seseorang dapat diketahui tentang

keadaan data diri, pengalaman, sikap, atau pendapatnya. Keuntungan metode

angket antara lain:

a. Setiap responden menerima jumlah pertanyaan yang sama.

b. Responden mempunya kebebasan untuk memberikan keterangan atau jawaban.

c. Pengaruh subjektifitas dapat dihindarkan.

d. Angket dapat digunakan untuk responden yang banyak dengan waktu relatif

singkat serta sedikit tenaga.

37

Keterbatasan metode angket antara lain :

a. Kemungkinan ada responden yang tidak bersedia mengisi angket.

b. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket telah ditentukan yang tidak dapat

diubah sesuai dengan kemampuan responden.

c. Teknik ini belum merupakan jaminan bahwa responden akan memberikan

jawaban yang tepat.

E. Metode Analisis Data

Cara menganalisis data checklist dilakukan sebagai berikut :

1. Mengkuantitatifkan data hasil checklist sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan

sebelumnya.

2. Membuat tabulasi data.

3. Menghitung presentase dari tiap-tiap sub variabel dengan menggunakan

rumus:

Keterangan : n = jumlah nilai yang diperoleh.

N = jumlah seluruh nilai yang diperoleh.

% = prosentase

Ali (1993: 186)

38

4. Dari prosentase yang diperoleh kemudian ditrasformasikan kedalam kalimat

yang bersifat kualitatif. Untuk menentukannya dlakukan dengan cara sebagai

berikut :

a. Menentukan presentase skor ideal (skor maksimal) = 100 %

b. Menentukan presentase skor terendah (skor minimal) = 20 %

c. Menentukan range = 20-100

d. Menentukan interval yang dikehendaki yang sangat baik, baik, kurang

baik, tidak baik, sangat tidak baik.

e. Menentukan lebar interval = (100/5) = 20

Berdasarkan perhitungan maka range presentase dan kriteria kualitatif

adalah seperti dalam Tabel 2.3. berikut :

Tabel 2.3

Range Presentase dan Kriteria untuk angket pakar

Interval Kriteria

80%≤skor≤100% Sangat Layak

60%≤skor<80% Layak

40%≤skor<60% Kurang Layak

20%<skor<40% Tidak Layak

Skor=20% Sangat Tidak Layak

39

Cara menganalisis angket dilakukan sebagai berikut :

1) Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapannya kemudian

disusun sesuai dengan angket responden.

2) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberi skor sesuai

dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.

3) Membuat tabulasi data.

Menghitung presentase dan tiap-tiap sub variabel. Adapun presentase tiap-tiap

variabel dengan rumus sesuai yang digunakan dengan perhitungan checklist. Dari

presentase yang diperoleh kemudian ditransformasikan kedalam kalimat yang

bersifat kualitatif terhadap hasil.

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

engembangan dilakukan berdasar animasi yang dikeluarkan oleh raul c

ock a or er - - YouTube.flv. OTO-HUI adalah forum otomotif

penyedia animasi 2 dimensi, 3 dimensi, dan video tentang proses perakitan,

perbaikan, dan sistem kerja komponen-komponen otomotif. Animasi yang

dikeluarkan oleh OTO-HUI bersifat umum, ditujukan untuk memberikan

pemahaman secara lugas bagi orang awam. Produk animasi yang dikeluarkan oleh

OTO-HUI memiliki beberapa kekurangan sehingga perlu dilakukan perbaikan

agar bisa dijadikan media pendukung pembelajaran. Beberapa kekurangan yang

terdapat dalam animasi shock absorber OTO-HUI yaitu; nama dan fungsi

komponen belum dijelaskan secara rinci, belum ada animasi proses perakitan

shock absorber, gambar kabur sehingga sulit melihat batas antar komponen, dan

kontras warna yang kurang tajam.

1. Nama dan fungsi komponen belum dijelaskan secara rinci.

Pada interface awal terlihat gambar rangkaian shock absorber tipe bersatu

dengan pegas koil. Dalam interface belum dijelaskan nama-nama komponen

pembentuk rangkaian shock absorber tersebut, sehingga bila ingin dijadikan

media pembelajaran animasi yang baik harus ditambakan nama-nama komponen

dan fungsinya. Penjelasan nama dan fungsi komponen akan mempermudah

41

pengguna dalam memahami sistem kerja shock absorber. Interface awal animasi

shock absorber OTO-HUI dapat diliat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Interface Awal Animasi Shock Absorber OTO-HUI

2. Belum ada animasi proses perakitan shock absorber.

Proses perakitan diperlukan untuk membuat pengguna paham bagaimana cara

merakit sebuah shock absorber. Proses perakitan kebalikan dari proses

pembongkaran sehingga bila pengguna dapat memahami proses perakitan

otomatis bisa melakukan pembongkaran dengan benar.

3. Gambar kabur sehingga sulit melihat batas antar komponen.

Gambar yang kabur atau kurang jelas membuat kita mengalami kesulitan dalam

membedakan komponen-komponen yang ada. Pada interface ruang gerak fluida

yang dibatasi oleh inner tube dan outer tube, garis yang mewakili cylinder terlihat

kurang tajam. Interface ruang gerak fluida dapat dilihat pada Gambar 4.2.

42

Gambar 4.2. Interface Pembagian Ruang Gerak Fluida

4. Kontras warna yang kurang

Untuk memperjelas tampilan pada sebuah animasi diperlukan kontras yang tepat.

Kontras dikatakan tepat apabila dengan kontras warna tersebut pengguna bisa

dengan mudah membedakan antar komponen. Kontras yang terlalu mencolok

akan membuat mata mudah lelah, sehingga diperlukan keahlian khusus dalam

memadukan warna agar terjadi kontras yang tepat. Pada interface aliran fluida

animasi shock absorber OTO-HUI warna fluida yang bergerak dengan warna

penampang yang masih kosong hampir serupa, sehingga mengakibatkan kontras

kurang jelas. Fluida yang dibuat warna ungu terkesan suram, sehingga saat dilihat

akan membuat mata menjadi cepat bosan. Animasi membutuhkan warna yang

lebih cerah dan lebih jelas kontrasnya agar menarik untuk dilihat dan mudah

untuk dipahami. Interface aliran fluida dapat dilihat pada Gambar 4.3.

43

Gambar 4.3. Interface Aliran Fluida

Pengembangan media pembelajaran animasi dilaksanakan dengan

memperbaiki kekeliruan dan menambah kekurangan dari animasi yang

dikeluarkan oleh OTO-HUI. Animasi yang telah dikembangkan memiliki prolog

dan epilog sebagai pengantar media pembelajaran yang baik, judul animasi jelas,

manfaat animasi jelas untuk kepentingan pembelajaran, garis pada animasi dibuat

lebih tajam sehingga terliat jelas batas antar komponen, kontras diperjelas, dibuat

hyperlink tiap sub bab pembahasan, ditambahkan lagu pengiring untuk membuat

media animasi semakin menarik, dan animasi yang dibuat disesuaikan dengan

hukum sprung weight dan unsprung weight, sehingga yang menyesuaikan kondisi

jalan adalah shock absorber bukan kabin yang menyesuaikan kondisi shock

absorber.

44

B. Hasil Pengembangan

1. Desain Media Animasi

Desain media animasi shock absorber tipe twin tube dibuat sesuai dengan kaidah

pembuatan media animasi pembelajaran yang baik dan benar. Langkah pertama

yang dilaksanakan adalah mencari materi sebanyak-banyaknya dari buku,

literatur, keterangan dari pabrik, dan internet agar media yang dibuat mempunyai

konten yang lengkap. Materi yang lengkap dan rinci menjadi dasar sebuah media

pembelajaran yang baik. Proses selanjutnya adalah menyiapkan program

pembuatan animasi yang bisa mengakomodasi animasi sistem kerja shock

absorber, dalam penelitian ini memakai program SwishMax. Desain alur media

pembelajaran animasi merupakan perwujudan minor dari desain sistem

pembelajaran, menurut Pribadi (2009: 202) desain sistem pembelajaran pada

dasarnya merupakan suatu proses yang sistematik dan sistemik. Pendekatan

sistem memandang pembelajaran sebagai keseluruhan, memiliki bagian-bagian

yang saling mempengaruhi untuk mengoptimalkan penguasaan materi dan

kompetensi. Desain alur media animasi yang disusun secara sistematis dan

sistemik adalah sebagai berikut:

a) Pembukaan diawali dengan animasi menunggu (loading), hal ini selain

sebagai hiasan juga mempunyai tujuan agar pada saat membuka media

pembelajaran pengguna mempunyai kesempatan untuk menyiapkan diri dan

berkonsentrasi sebelum masuk ke materi.

b) Masuk ke halaman sampul pengguna akan menjumpai judul media, gambar

sebagai presentasi shock absorber, nama pembuat, instansi yang menaungi

45

pembuat, dan tujuan awal pembuatan media animasi pembelajaran, serta

tombol enter dan exit.

c) Masuk ke halaman utama, pengguna akan menjumpai 6 hyperlink yaitu;

petunjuk, pengertian, komponen, assembling, cara kerja, dan kesimpulan.

d) Hyperlink petunjuk berisi keterangan tentang tombol-tombol yang ada dalam

media, setiap tombol mempunyai fungsi tersendiri.

e) Hyperlink pengertian berisi tentang pengertian dari shock absorber tipe twin

tube.

f) Hyperlink komponen berisi keterangan komponen-komponen yang ada di

dalam sebuah shock absorber.

g) Hyperlink assembling berisi cara perakitan sebuah shock absorber.

h) Hyperlink cara kerja berisi cara kerja shock absorber dalam meredam kejutan

yang terjadi di jalan.

i) Hyperlink kesimpulan berisi kesimpulan dari sistem kerja shock absorber

mobil tipe twin tube. Diharapkan pengguna dapat memahami sistem kerja dari

sebuah shock absorber. Dalam kesimpulan ditambahkan menu latihan soal

yang berguna untuk mengukur tingkat pemahaman dari pengguna. Tampilan

terakhir dari media pembelajaran ini adalah penutup yang berisi ucapan

terimakasih kepada semua pendukung yang telah membantu terciptanya

media pembelajaran animasi sistem shock absorber ini.

46

2. Hasil Pengembangan

Pembuatan media animasi yang telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur pada

gambar 5. (analisis, design, development) menghasilkan sebuah produk yaitu

“media animasi 2 dimensi shock absorber mobil tipe tw n tu e” dengan tampilan

yang berbasis komputer. Rincian dari media tersebut adalah sebagai berikut:

a) Pembukaan

Gambar 4.4. Halaman Pembukaan Media Animasi

Halaman pembukaan berisi judul media animasi yang akan dipaparkan, tujuan

dari pembuatan media animasi, gambar shock absorber sebagai ikon materi yang

akan dipelajari, nama pembuat, dan petunjuk penggunaan tombol-tombol yang

ada di dalam media animasi. Judul adalah identitas awal dari media animasi, dari

judul pengguna bisa memprediksi apa yang ada di dalam media animasi. Ikon

yang ditampilkan sebagai gambaran terjhadap materi yang akan disampaikan.

Nama pembuat media harus jelas sehingga media dapat dipertanggungjawabkan.

Menu petunjuk berisi informasi cara pengoperasian media animasi.

47

b) Halaman Utama

Gambar 4.5. Halaman Utama

Halaman utama berisi menu utama yang ada di dalam media animasi.

c) Halaman Pengertian

Gambar 4.6. Halaman Pengertian Media Animasi

Halaman pengertian berisi pengertian dari shock absorber tipe twin tube.

48

d) Halaman Komponen

Gambar 4.7. Halaman Komponen Media Animasi

Halaman Komponen berisi gambar konstruksi shock absorber terpotong untuk

melihat komponen-komponen yang ada dalam rangkaian shock absorber. Setiap

komponen mempunyai tombol pengenal berwarna hijau, sehingga bila tombol

tersebut dipilih akan muncul penjelasan di samping gambar potongan. Penjelasan

yang ada di samping gambar potongan berisi gambar sesungguhnya dari

komponen yang dipilih dan keterangan berupa teks tentang karakteristik

komponen. Tombol yang sedang dipilih akan terus berkedip sehingga

mempermudah pengguna dalam memahami komponen yang sedang dipelajari.

Halaman komponen memiliki 14 tombol yaitu; nut, washer ring, rubber

mounting, rod, mounting, spring, stopper rubber, rod guide, stopper, piston,

cylinder, bottom tube, fluida, dan bottom piece.

49

e) Halaman Assembling

Gambar 4.8. Halaman Assembling Media Animasi

Halaman assembling berisi proses assembling shock absorber dari awal sampai

akhir hingga shock absorber menjadi satu kesatuan yang utuh.

f) Halaman Cara Kerja

Gambar 4.9. Halaman Cara Kerja Media Animasi

50

Halaman cara kerja berisi animasi cara kerja shock absorber, pergerakan fluida di

bottom piece, dan pergerakan fluida di piston.

g) Halaman Kesimpulan

Gambar 4.10. Halaman Kesimpulan Media Animasi

Halaman kesimpulan berisi poin-poin kesimpulan dari cara kerja shock absorber

yang telah dianimasikan dalam menu cara kerja.

C. Proses Validasi

Media pembelajaran yang telah selesai dibuat selanjutnya dilakukan pengujian

untuk mendapatkan validasi sesuai dengan karakteristik media. Bentuk pengujian

berupa beberapa pertanyaan yang meliputi aspek: tampilan media (17 sub aspek) ,

kualitas teknis (3 sub aspek), dan kualitas materi (3 sub aspek).

51

Validasi ahli dilakukan oleh pakar media yang dilaksanakan oleh 2 dosen Teknik

Mesin UNNES, 2 dosen TIK UNNES, 1 Validator Pengembangan Media

UNNES, 1 dosen ahli game pendidikan UDINUS, dan 1 guru SMKN 3 Kendal.

Daftar Nama Penguji Pakar Media:

1. Dr. Djuniadi, M.T. (Dosen Elektro, UNNES)

2. Fedi Setio Pribadi, S.Pd., M.T. (Dosen TIK, UNNES)

3. Ari Maulana Syarrif, SS. (Pakar Game Pendidikan, UDINUS )

4. Eko Febrianto, S.Pd., M.Kom. (Pusat pengembangan Media, UNNES )

Validasi ahli selanjutnya adalah ahli materi yang dilakukan oleh 2 dosen dan 1

guru senior sebagai pembanding kondisi sebenarnya dilapangan.Daftar Nama

Penguji Pakar Materi:

1. Drs. Suwahyo, M.Pd (Dosen Chasis UNNES)

2. Drs. Supraptono, M.Pd (Dosen, UNNES )

3. Subuh Widayat, S.Pd. (Guru, SMKN 3 Kendal)

Evaluasi dilakukan oleh para pakar terhadap media animasi yang telah dibuat.

Pakar media memberikan masukan terhadap kekurangan-kekurangan yang

terdapat pada media animasi. Angket yang berisi pernyataan yang bersifat tertutup

dan pertanyaan terbuka diberikan kepada para validator untuk diisi. Perbaikan

media dan isinya dilakukan untuk penyempurnaan media animasi. Adapun hasil

dan analisis dari uji validasi media animasi ini adalah sebagai berikut:

52

2.1. Tampilan Media

Penilai (Validator) tampilan media animasi sistem kerja shock absorber mobil tipe

twin tube adalah:

1. Dr. Djuniadi, M.T. (Dosen Elektro, UNNES)

2. Fedi Setio Pribadi, S.Pd., M.T. (Dosen TIK, UNNES)

3. Ari Maulana Syarrif, SS. (Pakar Game Pendidikan, UDINUS )

4. Eko Febrianto, S.Pd., M.Kom. (Pusat pengembangan Media, UNNES )

5. Drs. Suwahyo, M.Pd (Dosen Chasis UNNES)

Tabel 4.1. Kriteria Penilaian Media Animasi

Kriteria Skor

STM= Sangat Tidak Memenuhi 1

TM= Tidak Memenuhi 2

KM= Kurang Memenuhi 3

M= Memenuhi 4

SM= Sangat Memenuhi 5

a) Pewarnaan pada media tidak mengacaukan dalam memahami materi.

Warna ialah kualitas rupa yang dapat membedakan kedua obyek atau

bentuk yang identik raut, ukuran, dan nilai gelap terangnya.warna berkaitan

langsung dengan perasaan dan emosi, karena itu warna menjadi unsur penting

dalam ungkapan seni rupa dan desain (Sunaryo, 2002: 12). Pewarnaan sangat vital

dalam sebuah media animasi. Warna yang terlalu mencolok akan membuat mata

sulit untuk berkonsentrasi, kombinasi pewarnaan yang keliru juga akan membuat

konten dari media tidak tersampaikan secara baik. Pewarnaan pada media

mendapatkan banyak koreksi saat diujikan. Validator 1 memberi koreksi

53

pewarnaan terlalu mencolok, Validator 2 memberi koreksi background diganti

supaya lebih kontras, Validator 3 memberi koreksi background dibuat lebih

smooth, Validator 4 memberi koreksi pewarnaan terlalu ramai. Perubahan

penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.2.

Perubahan Penilaian Pada Pewarnaan Tidak Mengacaukan Media

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 2 2 1 2 3

Pewarnaan pada media tidak mengacaukan dalam memahami materi dijelaskan

pada Tabel 4.2. Media sebelum direvisi mendapat penilaian 2 validator memberi

nilai Sangat Tidak Memenuhi, 2 validator Tidak Memenuhi, dan 1 validator

Kurang Memenuhi. Media kemudian direvisi, hasilnya 2 validator memberi nilai

Memenuhi, dan 3 validator memberi nilai Sangat Memenuhi. Presentase nilai 92%

masuk kriteria sangat layak.

b) Adanya pewarnaan pada tulisan mempermudah pengguna dalam mengingat

materi.

Pilihan warna adalah hak prerogative setiap orang Bates 1960 dalam Sunaryo

(2002: 2). Suatu warna akan menampakkan kesan yang berbeda bila berada pada

lingkungan warna yang lain Sunaryo (2002: 29). Pewarnaan pada tulisan juga

sama pengaruhnya seperti pada media. Warna tulisan yang sama atau mirip

dengan background akan membuat tulisan sulit untuk dibaca sehingga

54

pemahaman materi akan berjalan lambat. Validator 4 memberikan koreksi agar

jangan memakai warna merah untuk font. Perubahan penilaian setelah perbaikan

dijelaskan dalam Tabel 4.3

Tabel 4.3.

Perubahan Penilaian Pewarnaan Pada Tulisan

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 2 3 2 3

Pewarnaan pada tulisan tidak mendapat koreksi dari para validator. Pada Tabel

4.3. dijelaskan bahwa media sebelum direvisi 2 validator memberi nilai

Memenuhi, dan 3 validator Sangat Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh

92% masuk kriteria sangat layak sehingga media tidak perlu direvisi.

c) Program menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar wajib hukumnya dalam

pembuatan sebuah media animasi pembelajaran karena digunakan secara luas.

Penggunaan bahasa asing bila diperlukan juga bisa dilakukan. Validator 1

memberikan koreksi konsistensi kalimat tidak jelas. Perubahan penilaian setelah

perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.4.

55

Tabel 4.4.

Perubahan Penilaian Penggunaan Bahasa Indonesia

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 1 1 3 2 3

Penggunaan bahasa Indonesia dijelaskan pada Tabel 4.4. bahwa media sebelum

direvisi 1 validator memberi nilai Sangat Tidak Memenuhi, 1 Memenuhi, dan 3

validator Sangat Memenuhi Setelah media direvisi 2 validator memberi nilai

Memenuhi, dan 3 validator memberi nilai Sangat Memenuhi. Presentase nilai

yang diperoleh 92% masuk kriteria sangat layak.

d) Penggunaan font (jenis dan ukuran) sesuai etika dan mudah dibaca

Ukuran dan jenis font yang tepat berpengaruh dalam membuat mata nyaman,

sehingga kan lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Ukuran yang terlalu

besar akan menghabiskan space, jenis font yang tidak tepat mengakibatkan tulisan

sulit dibaca. Menurut Graves 1951 dalam Sunaryo (2002: 32) keserasian

mencakup dua jenis yakni keserasian fungsi dan keserasian bentuk. Keserasian

(harmony) merupakan prinsip desain yang mempertimbangkan keselarasan dan

keserasian antar bagian dalam suatu keseluruan sehingga cocok antara satu

dengan yang lain serta terdapat keterpaduan yang tidak saling bertentangan.

Susunan yang harmonis menunjukkan adanya keserasian dalam bentuk raut dan

garis, ukuan, warna-warna, dan tekstur. Validator 2 memberi koreksi font agar

lebih diperbesar dan kata-katanya dibuat pointed saja, Validator 5 memberi

56

koreksi agar font diganti yang lebih luwes dan kalimat dikurangi. Perubahan

penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5.

Perubahan Penilaian Penggunaan Font

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 1 1 3 1 4

Penggunaan font yang tepat dan mudah dibaca mendapat 1 koreksi seperti

dijelaskan pada Tabel 4.5. bahwa media sebelum direvisi 1 validator memberi

nilai Tidak Memenuhi, 1 validator Memenui, dan 3 validator Sangat Memenuhi

Setelah media direvisi 1 validator memberi nilai Memenuhi, dan 4 validator

memberi nilai Sangat Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 96% masuk

kriteria sangat layak.

e) Hyperlink pada program media pembelajaran dapat digunakan untuk

memasuki materi atau menu yang lain.

Hyperlink sangat diperlukan dalam sebuah media pembelajaran karena tidak

mungkin materi yang cukup banyak ditumpuk dalam satu halaman. Halaman-

halaman disimpan dalam menu dan sub menu. Hyperlink berfungsi sebagai

jembatan untuk memasuki sub menu yang ingin kita buka. Validator 1 memberi

masukan agar tombol exit ada di semua halaman. Perubahan penilaian setelah

perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.6.

57

Tabel 4.6.

Perubahan Penilaian Penggunaan Hyperlink

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 1 4 5

Penggunaan hyperlink untuk memasuki materi atau menu baru dijelaskan pada

Tabel 4.6. bahwa media sebelum direvisi 1 validator memberi nilai Tidak

Memenuhi, dan 4 validator Sangat Memenuhi Setelah media direvisi 5 validator

memberi nilai Sangat Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 100% masuk

kriteria sangat layak.

f) Hyperlink berfungsi dengan baik.

Hyperlink yang baik harus bisa berfungsi dengan cepat dan tidak error saat

digunakan, sehingga saat kita tekan hyperlink saat itu juga muncul sub menu yang

diwakili oleh hyperlink tersebut. Perubahan penilaian setelah perbaikan dijelaskan

dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7.

Perubahan Penilaian Hyperlink Berfungsi Baik

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 1 4 1 4

Hyperling berfungsi dengan baik tidak mendapat koreksi dari para validator

seperti dijelaskan pada Tabel 4.7. bahwa media sebelum direvisi 1 validator

58

memberi nilai Memenuhi, dan 4 validator Sangat Memenuhi. Presentase nilai

yang diperoleh 96% masuk kriteria sangat layak sehingga media tidak perlu

direvisi.

g) Gambar/grafis sesuai dengan tema yang disajikan (shock absorber tipe twin

tube).

Gambar shock absorber sesuai dengan fisik sebuah shock absorber yang

sesungguhnya. Komponen-komponen dalam shock absorber tergambar dengan

jelas dan rinci dalam grafis potongan. Validator 1 memberi koreksi agar ditambah

diagram dan grafis tipe yang lain, Validator 3 memberi koreksi agar teknik

pemisahan gambar utuh menjadii satuan dan sebaliknya diperhalus. Perubahan

penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8.

Perubahan Penilaian Gambar Sesuai Tema

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 2 1 2 2 3

Gambar sesuai tema mendapat 2 koreksi seperti dijelaskan pada Tabel 4.8. bahwa

media sebelum direvisi 2 validator memberi nilai Tidak Memenuhi, 1 validator

Memenuhi, dan 2 validator Sangat Memenuhi. Setelah media direvisi 2 validator

memberi nilai niliai Memenuhi, dan 3 validator memberi nilai Sangat Memenuhi.

Presentase nilai yang 92% masuk kriteria sangat layak.

59

h) Adanya grafis/gambar mempermudah memahami materi.

Gambar yang disajikan membuat pengguna bisa membayangkan secara langsung

bentuk dan komponen-komponen yang ada dalam sebuah shock absorber.

Validator 4 memberi koreksi agar pewarnaan pada fluida disamakan sehingga

tidak menimbulkan kerancuan dalam memahami materi. Perubahan penilaian

setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.9.

Tabel 4.9.

Perubahan Penilaian Grafis Mempermudah Mengingat Materi

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 1 2 2 2 3

Grafis mempermudah mengingat materi dijelaskan pada Tabel 4.9. bahwa media

sebelum direvisi 1 validator memberi nilai Tidak Memenuhi, 2 Memenuhi, dan 2

validator Sangat Memenuhi Setelah media direvisi 1 validator memberi nilai

Memenuhi, dan 4 validator memberi nilai Sangat Memenuhi. Presentase nilai

yang diperoleh 92% masuk kriteria sangat layak.

i) Animasi mempermudah memahami dan mengingat materi.

Animasi pergerakan fluida, memendek dan memanjang spring, menutup dan

membukanya katup membuat pengguna semakin mudah memahami materi.

Pergerakan animasi yang sistematis membuat pengguna lebih mudah dalam

mengingat materi. Validator 3 memberi koreksi agar animasi dibuat lebih detail

dan diberikan narasi saat gerakan assembling. Perubahan penilaian setelah

perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.10.

60

Tabel 4.10.

Perubahan Penilaian Animasi Mempermudah Memahami Materi

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 1 4 1 4

Animasi Mempermudah Memahami Materi mendapat 1 koreksi seperti dijelaskan

pada Tabel 4.10. bahwa media sebelum direvisi 1 validator memberi nilai Sangat

Tidak Memenuhi, dan 4 validator Sangat Memenuhi Setelah media direvisi 1

validator memberi nilai Kurang Memenuhi, dan 4 validator memberi nilai Sangat

Memenuhi. Presentase nilai yang 96% masuk kriteria sangat layak.

j) Animasi tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

Gerakan animasi harus pas, gerakan animasi yang terlalu cepat akan membuat

pengguna kesulitan mengikuti alur animasi. Gerakan animasi yang terlalu lambat

akan membuat pengguna menunggu terlalu lama dan menjadi bosan. Validator 3

memberi koreksi animasi terlalu cepat dan ditambahkan narasi mengikuti gerakan

animasi. Perubahan penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.11.

Tabel 4.11.

Perubahan Penilaian Animasi Tidak Terlalu Cepat dan Lambat

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

jumlah 1 1 3 1 1 3

61

Animasi tidak terlalu cepat atau terlalu lambat dijelaskan pada Tabel 4.11. bahwa

media sebelum direvisi 1 validator memberi nilai Sangat Tidak Memenuhi, 1

validator Memenuhi, dan 3 validator Sangat Memenuhi Setelah media direvisi 1

validator memberi nilai Kurang Memenuhi, 1 validator Memenuhi, dan 3

validator memberi nilai Sangat Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 88%

masuk kriteria sangat layak.

k) Animasi jelas.

Animasi dikategorikan jelas bila mampu memberikan pemahaman secara cepat

dan tepat terhadap materi yang disajikan. Dalam sebuah media animasi diberi

unsur suara dan efek pencahayaan untuk memperjelas maksud dari gerakan

animasi tersebut. Efek kedip memperjelas bagian yang sedang dipilih dengan yang

lain. Efek kedip memberikan dominasi terhadap komponen yang lain. Dominasi

adala pengaturan peran atau penonjolan bagian atas bagian lainnya dalam suatu

keseluruhan. Dengan peran yang menonjol pada bagian itu maka akan menjadi

pusat peratian (center of interest) dan merupakan tekanan (emphasis), karena itu

menjadi bagian yang penting dan yang diutamakan Sunaryo (2002: 36). Validator

1 memberi koreksi agar ditambahkan suara, Validator 2 memberi koreksi agar

ditambahkan efek kedip pada menu yang dipilih. Perubahan penilaian setelah

perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.12.

62

Tabel 4.12.

Perubahan Penilaian Animasi Jelas

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

jumlah 1 1 1 2 1 2 2

Animasi jelas mendapat 2 koreksi seperti dijelaskan pada Tabel 4.12. bahwa

media sebelum direvisi 1 validator memberi nilai Sangat Tidak Memenuhi,1

validator Tidak Memenuhi, 1 validator Memenuhi , dan 2 validator Sangat

Memenuhi. Setelah media direvisi 1 validator memberi nilai Kurang Memenuhi, 2

validator Memenuhi, dan 2 validator memberi nilai Sangat Memenuhi. Presentase

nilai yang diperoleh 84% masuk kriteria sangat layak.

l) Animasi dapat dikendalikan.

Animasi harus dapat dikendalikan agar lebih nyaman saat digunakan.

Pengendalian berupa adanya tombol untuk start, pause, stop, dan reload. Tombol-

tombol tersebut berfungsi untuk memulai atau menunda jalannya animasi, animasi

kadangkala perlu ditunda atau dijalankan ulang bila kita belum jelas dalam

memahami animasi. Pengendalian juga bisa dilakukan terhadap lagu pengiring

animasi. Validator 1 memberi koreksi agar diberikan intro, Validator 3 memberi

koreksi agar ditambahkan control untuk interaksi media sepert di windows media.

Perubahan penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.13.

63

Tabel 4.13.

Perubahan Penilaian Animasi Dapat Dikendalikan

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

jumlah 2 2 1 1 2 2

Perubahan penilaian animasi dapat dikendalikan dijelaskan pada Tabel 4.13.

bahwa media sebelum direvisi 2 validator memberi nilai Sangat Tidak

Memenuhi, 2 validator Memenuhi, dan 1 validator Sangat Memenuhi. Setelah

media direvisi 1 validator memberi nilai Kurang Memenuhi, 2 validator

Memenuhi, dan 2 validator memberi nilai Sangat Memenuhi. Presentase nilai

yang diperoleh 84% masuk kriteria sangat layak.

m) Pengelompokan tombol mempermudah pengguna dalam mengoperasikan

media pembelajaran.

Peletakan tombol pada satu range tersendiri (satu kelompok ) mempermudah

pengguna dalam pengoperasian karna tidak harus mencari-cari tombol yang lain.

Perubahan penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.14.

Tabel 4.14.

Perubahan Penilaian Pengelompokan Tombol Mempermudah Pengguna

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

jumlah 3 2 3 2

64

Pada poin pengelompokan tombol mempermudah pengguna dijelaskan pada

Tabel 4.14. bahwa media sebelum direvisi 3 validator memberi nilai Memenuhi,

2 validator Sangat Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 88% masuk kriteria

layak sehingga media tidak perlu direvisi.

n) Adanya tombol pengendali mempermudah pengoperasian media

pembelajaran animasi

Tombol pengendali mempermudah pengguna dalam menggunakan media

pembelajaran animasi sesuai dengan kebutuhan. Validator 3 memberi koreksi agar

media pembelajaran animasi dapat dioperasikan seperti format WMV. Perubahan

penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.15.

Tabel 4.15.

Perubahan Penilaian Tombol Pengendali Mempermudag Pengguna

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 4 1 4 1

Tombol pengendali mempermudah pengguna tidak mendapat koreksi dari para

validator seperti dijelaskan pada Tabel 4.15. bahwa media sebelum direvisi 4

validator memberi nilai Memenuhi, dan 1 validator Sangat Memenuhi. Presentase

nilai yang diperoleh 84% masuk kriteria sangat layak sehingga media tidak perlu

direvisi.

o) Tombol menu, sub menu, enter, dan exit letaknya strategis dan mudah

dioperasikan

65

Letak tombol harus strategis agar mudah ditemukan selain itu tombol juga harus

mudah dioperasikan. Perubahan penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam

Tabel 4.16.

Tabel 4.16.

Perubahan Penilaian Letak Tombol Strategis

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

jumlah 2 3 2 3

Poin penilaian letak tombol strategis dijelaskan pada Tabel 4.16. bahwa media

sebelum direvisi 2 validator memberi nilai Memenuhi , dan 3 validator Sangat

Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 92% masuk kriteria sangat layak

sehingga media tidak perlu direvisi.

p) Kualitas desain pembelajaran baik.

Desain pembelajaran yang baik harus mempunyai prolog dan epilog, selain itu

media pembelajaran harus tersusun secara sistematis sehingga saat pembelajaran

berjalan runtut. Validator 1 memberi koreksi agar dibuat epilog dan penutup yang

baik. . Perubahan penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.17.

Tabel 4.17.

Perubahan Penilaian Kualitas Desain Pembelajaran

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

jumlah 1 2 2 1 2 2

66

Perubahan penilaian kualitas desain pembelajaran dijelaskan pada Tabel

4.17.bahwa media sebelum direvisi 1 validator memberi nilai Kurang Memenuhi,

2 validator Memenuhi, dan 2 validator Sangat Memenuhi. Setelah media direvisi

1 validator memberi nilai Kurang Memenuhi, 2 validator Memenuhi, dan 2

validator memberi nilai Sangat Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 84%

masuk kriteria sangat layak.

q) Animasi tampak lebih rapi dengan border dan pengelompokan tombol

Background dan border merupakan kosmetik dari media pembelajaran.

Background yang tepat semakin memperindah tampilan, selain itu border dan

pengelompokan tombol juga membuat media pembelajaran animasi menjadi lebih

rapi. Perubahan penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.18.

Tabel 4.18.

Perubahan Penilaian Pengelompokan Tombol dan Border

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 4 4 4 1

Perubahan penilaian pada poin Pengelompokan Tombol dan Border dijelaskan

pada Tabel 4.18. bahwa media sebelum direvisi 4 validator memberi nilai

Memenuhi, dan 1 validator Sangat Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh

84% masuk kriteria sangat layak sehingga media tidak perlu direvisi.

67

Tabel 4.19. Rekapitulasi Hasil Uji Pakar Tampilan Media

no reviewer

Point penilaian

a b c d E f g h I j

k

k l m N o p q Total

1 Djuniadi 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 76

383

2 Fedi 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 81

3 Ari 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 69

4 Eko 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 76

5 Suwahyo 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 71

Jumlah 23 23 23 24 25 24 23 23 23 22 21 21 22 21 23 21 21 383

Prosentase 92 92 92 96 100 92 92 92 92 88 84 84 88 84 92 84 84 90,11

Skor ideal penilaian tampilan media yang terdiri dari 17 pertanyaan, 5 skor

penilaian dan 5 reviewer adalah: 5x5x17= 425. Hasil akhir penilaian pakar

terhadap tampilan media sebesar 383, prosentase yang diperoleh 90,11% dari

skor ideal 425. Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tampilan

media masuk dalam kategori penilaian “sangat layak”.

Tabel 4.20. Rekapitulasi Perubahan Penilaian Pakar

No Viewer Skor awal Prosentase Skor akhir Prosentase

1. Djuniadi 55 64,7 % 76 89,4%

2. Fedi setio P. 75 88,2% 81 95,2%

3. Ari Maulana S. 55 64,7% 69 81,1%

4. Eko Febrianto 69 81,1% 81 95,2%

5. Suwahyo 76 89,4% 76 89,4%

Jumlah 330 77,6% 383 90,11%

68

3.2. Kualitas teknis

Penilai (Validator) kualitas teknis animasi sistem kerja shock absorber mobil tipe

twin tube adalah:

1. Dr. Djuniadi, M.T. (Dosen Elektro, UNNES)

2. Fedi Setio Pribadi, S.Pd., M.T. (Dosen TIK, UNNES)

3. Ari Maulana Syarrif, SS. (Pakar Game Pendidikan, UDINUS )

4. Eko Febrianto, S.Pd., M.Kom. (Pusat pengembangan Media, UNNES )

5. Drs. Suwahyo, M.Pd (Dosen Chasis UNNES)

a) Media dapat berjalan dengan baik dan lancar pada komputer kondisi normal

(tidak memmerlukan software khusus)

Media pembelajaran animasi yang baik harus bisa dioperasikan di semua jenis PC

atau laptop kondisi standar atau normal, media pembelajaran tidak memerlukan

software khusus untuk pengoperasian. Perubahan penilaian setelah perbaikan

dijelaskan dalam Tabel 4.21.

Tabel 4.21.

Perubahan Penilaian Media Dapat Dijalankan Dengan Lancar

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

jumlah 2 3 2 3

69

Media Dapat Dijalankan Dengan Lancar tidak mendapat koreksi dari para

validator seperti dijelaskan pada Tabel 4.21. bahwa media sebelum direvisi 2

validator memberi nilai Memenuhi, 3 validator Sangat Memenuhi. Presentase nilai

yang diperoleh 92% masuk kriteria sangat layak sehingga media tidak perlu

direvisi.

b) Media dapat dioperasikan pengguna secara mandiri.

Media pembelajaran dapat dioperasikan secara mandiri sehingga pengguna tidak

membutuhkan bantuan orang lain saat mempelajari materi yang ada di dalamnya.

Media pembelajaran yang mandiri memiliki konten yang lengkap, sistematis,

mudah dipelajari dan memiliki evaluasi untuk mengetahui berapa besar materi

yang terserap pengguna. Perubahan penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam

Tabel 4.22.

Tabel 4.22.

Perubahan Penilaian Media Dapat Digunakan Secara Mandiri

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

jumlah 1 2 2 2 3

Media Dapat Digunakan Secara Mandiri dijelaskan pada Tabel 4.22. bahwa

media sebelum direvisi 1 validator memberi Tidak Memenuhi, 2 validator

Memenuhi, 2 validator Sangat Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 92%

masuk kriteria sangat layak.

70

c) Media dapat dijalankan di semua jenis komputer atau laptop

Media pembelajaran animasi yang baik harus bisa dioperasikan di semua jenis PC

atau laptop, hal itu dikarenakan produk PC dan laptop sangat banyak varian dan

specifikasinya. Perubahan penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel

4.23.

Tabel 4.23.

Perubahan Penilaian Media Cocok Dengan Semua Jenis Komputer

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Djuniadi X X

2. Fedi Setio P. X X

3. Ari Maulana S. X X

4. Eko Febrianto X X

5. Suwahyo X X

Jumlah 1 2 2 2 3

Perubahan Penilaian Media Cocok Dengan Semua Jenis Komputer dijelaskan

pada Tabel 4.23. bahwa media sebelum direvisi 1 validator memberi nilai tidak

memenuhi, 2 validator Memenuhi, 2 validator Sangat Memenuhi. Presentase nilai

yang diperoleh 92% masuk kriteria sangat layak.

Tabel 4.24. Rekapitulasi Hasil Uji Pakar Kualitas Teknis

no viewer

Point penilaian

a B c Total

1 Djuniadi 4 5 5 14

2 Fedi 5 4 5 14

3 Ari 4 4 4 12

4 Eko 5 5 5 15

5 Suwahyo 5 5 4 15

Jumlah 23 23 23 69

Prosentase 92 92 92 92

71

Skor ideal penilaian kualitas teknis yang terdiri dari 17 pertanyaan, 5 skor

penilaian dan 5 reviewer adalah: 3x5x5= 75. Hasil akhir penilaian pakar terhadap

kualitas teknis sebesar 69, prosentase yang diperoleh 92% dari skor ideal 75. Dari

hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas teknis masuk dalam

kategori penilaian “sangat layak”.

Tabel 4.25. Rekapitulasi Perubahan Penilaian Pakar

No Viewer Skor awal Prosentase Skor akhir Prosentase

1. Djuniadi 14 93,3 % 14 93,3 %

2. Fedi setio P. 14 93,3 % 14 93,3 %

3. Ari Maulana S. 12 80% 12 80%

4. Eko Febrianto 9 60% 15 100%

5. Suwahyo 14 93,3 % 14 93,3 %

Jumlah 63 84% 69 92%

3.3. Materi

Penilai (Validator) materi animasi sistem kerja shock absorber mobil tipe twin

tube adalah:

1. Drs. Suwahyo, M.Pd (Dosen Chasis UNNES)

2. Drs. Supraptono, M.Pd (Dosen, UNNES )

3. Subuh Widayat, S.Pd. (Guru, SMKN 3 Kendal)

a) Struktur materi sudah tertata dengan baik (runtut dari awal)

Materi yang tersusun secara rapi dan runtut akan mempermudah pengguna dalam

memahami materi yang dipaparkan dalam media pembelajaran. Materi

pembelajaran diawali dengan pengertian, pengenalan komponen, assembling,

72

kemudian cara kerja dan diakhiri dengan kesimpulan. Diharapakan dengan urutan

pembelajaran yang runtu pengguna bisa memahami materi dengan cepat.

Validator 1 memberi koreksi agar ditambahkan gambar suspensi rigid, validator 3

memberi koreksi agar ditambah gambar pemakaian pada kendaraan. Perubahan

penilaian setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.26.

Tabel 4.26.

Perubahan Penilaian Materi Pembelajaran tertata Dengan Baik

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Suwahyo X X

2. Supraptono X X

3. Subuh Widayat X X

Jumlah 2 1 2 1

Pada poin Materi Pembelajaran Tertata Dengan Baik dijelaskan pada Tabel 4.26.

bahwa media sebelum direvisi 2 validator memberi nilai Tidak Memenuhi, 1

validator Sangat Memenuhi. Setelah direvisi 2 validator member nilai Memenuhi,

dan 1 validator Sangat Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 86,6 % masuk

kriteria sangat layak.

b) Informasi yang disampaikan sudah sesuai (tidak ada kesalahan informasi

yang diberikan)

Isi materi yang disampaikan dalam media pembelajaran animasi shock absorber

sesuai dengan kondisi di lapangan. Nama komponen, cara kerja, dan specifikasi

sesuai dengan proses pembuatan shock absorber di pabrik. Validator 1

memberikan koreksi ditambahkan diagram oksilasi, validator 3 memberikan

koreksi ditambahkan pengertian umum shock absorber. Perubahan penilaian

setelah perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.27.

73

Tabel 4.27.

Perubahan Penilaian Media Memberi Informasi Yang Benar

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Suwahyo X X

2. Supraptono X X

3. Subuh Widayat X X

Jumlah 3 3

Media Memberi Informasi Yang Benar tidak mendapat koreksi dari para validator

seperti dijelaskan pada Tabel 4.27. bahwa media sebelum direvisi 3 validator

memberi nilai Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 80% masuk kriteria

sangat layak sehingga media tidak perlu direvisi.

c) Konsep gambar dan animasi yang ada sudah sesuai dengan materi yang

disampaikan.

Gambar penuh maupun gambar potongan shock absorber sesuai dengan

konstruksi shock absorber yang sesungguhnya. Animasi gerakan spring, aliran

fluida, dan gerakan katup sesuai dengan proses kerja shock absorber. Review 3

memberikan koreksi animasi berjalan terlalu cepat. Perubahan penilaian setelah

perbaikan dijelaskan dalam Tabel 4.28.

Tabel 4.28.

Perubahan Penilaian Konsep Gambar dan animasi Sesuai Materi

No. Validator Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Suwahyo X X

2. Supraptono X X

3. Subuh Widayat X X

Jumlah 2 1 2 1

Konsep Gambar dan Animasi Sesuai Materi dijelaskan pada Tabel 4.28. bahwa

media sebelum direvisi 2 validator memberi nilai Memenuhi , 1 validator Sangat

74

Memenuhi. Presentase nilai yang diperoleh 86,6 % masuk kriteria sangat layak

sehingga media tidak perlu direvisi.

Tabel 4.29. Rekapitulasi Hasil Uji Pakar Isi Materi

Skor ideal penilaian isi materi yang terdiri dari 17 pertanyaan, 5 skor penilaian

dan 5 reviewer adalah: 3x3x5= 45. Hasil akhir penilaian pakar terhadap isi materi

sebesar 38, prosentase yang diperoleh 84.44% dari skor ideal 45. Dari hasil

perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa isi materi masuk dalam kategori

penilaian “sangat layak”.

Tabel 4.30. Rekapitulasi Perubahan Penilaian Pakar

No Viewer Skor awal Prosentase Skor akhir Prosentase

1. Suwahyo 11 73,3 % 13 86,6 %

2. Suppraptono 13 86,6 % 13 86,6 %

3. Subuh Widayat 10 66,6% 12 80%

Total 34 75,5% 38 84,4%

Skor total 23 point penilaian media oleh para pakar media:

x 100%=

x 100 = 93,33% dari skor ideal 525, bernilai “sangat layak”

Maka media animasi ini telah dinyatakan “Valid”

no viewer

Point penilaian

a b c Total

1 Suwahyo 4 4 5 13

2 Suppraptono 5 4 4 13

3 Subuh

Widayat

4 4 4 12

Jumlah 13 13 14 38

Prosentase 86,6 80 86,6 84,4

75

D. Hasil Akhir

Pembuatan media animasi yang telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur pada

gambar 5. (analisis, design, development, implementacion, evaluation)

menghasilkan sebuah produk yaitu “media animasi 2 dimensi shock absorber

mobil tipe tw n tu e” dengan tampilan yang berbasis komputer. Rincian dari

media tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan

Gambar 4.14. Halaman Pembukaan Media Animasi

Halaman ini selain sebagai hiasan juga berisi efek menunggu agar pengguna bisa

bersiap-siap dan berkosentrasi sebelum masuk materi yang akan dipelajari.

Halaman pembukaan akan berakhir saat penunjuk loading berhenti di pojok kanan

dan berganti dengan complete.

76

2. Halaman Judul

Gambar 4.15. Halaman Judul Media Animasi

Halaman Judul berisi gambar shock absorber sebagai ikon materi yang akan

dipelajari, judul media, nama pembuat, gambar logo UNNES sebagai instansi

pendidikan yang menaungi pembuat, tujuan dari pembuatan media, dan 2 tombol

menu yaitu; tombol enter dan tombol exit.

3. Halaman Utama

Gambar 4.16. Halaman Utama Media Animasi

Halaman utama berisi menu utama yang ada di dalam media animasi.

77

4. Halaman Petunjuk

Gambar 4.17. Halaman Petunjuk Media Animasi

Halaman petunjuk berisi petunjuk tombol-tombol yang berfungsi untuk

mengoperasikan media animasi shock absorber mobil tipe twin tube. Tombol-

tombol yang ada adalah: enter, exit, music on, music off, menu, sub menu, play,

pause, reload, back.

5. Halaman Pengertian

Gambar 4.18. Halaman Pengertian Media Animasi

78

Halaman pengertian berisi pengertian dari shock absorber tipe twin tube disertai

gambar dan keterangan gambar agar lebih jelas dan mudah untuk dipahami oleh

pengguna.

6. Halaman Komponen

Gambar 4.19. Halaman Komponen Media Animasi

Halaman Komponen berisi gambar konstruksi shock absorber terpotong untuk

melihat komponen-komponen yang ada dalam rangkaian shock absorber. Setiap

komponen diberi tombol, sehingga bila tombol tersebut dipilih akan muncul

penjelasan di samping gambar potongan. Halaman komponen memiliki 14 tombol

yaitu; nut, washer ring, rubber mounting, rod, mounting, spring, stopper rubber,

rod guide, stopper, piston, cylinder, bottom tube, fluida, dan bottom piece.

79

7. Halaman Assembling

Gambar 4.20. Halaman Assembling Media Animasi

Halaman assembling berisi proses assembling shock absorber dari awal sampai

akhir hingga shock absorber menjadi satu kesatuan yang utuh.

8. Halaman Cara Kerja

Gambar 4.21. Halaman Cara Kerja Media Animasi

Halaman cara kerja berisi animasi cara kerja shock absorber, pergerakan fluida di

bottom piece, dan pergerakan fluida di piston.

80

9. Halaman Kesimpulan

Gambar 4.22. Halaman Kesimpulan Media Animasi

Halaman kesimpulan berisi poin-poin kesimpulan dari cara kerja shock absorber

yang telah dianimasikan dalam menu cara kerja.

10. Halaman Latihan Soal

Gambar 4.23. Halaman Latihan Soal Media Animasi

Halaman latihan soal berisi soal-soal yang berfungsi untuk memberi evaluasi

singkat terhadap media animasi yang telah dipelajari.

81

11. Halaman Penutup

Gambar 4.24. Halaman Penutup Media Animasi

Halaman penutup berisi ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan media animasi shock absorber mobil tipe twin tube.

E. Pembahasan

1. Validasi Pakar Ahli Media

Hasil uji kualitas media pembelajaran terhadap kriteria tampilan program dan

kualitas teknis menyimpulkan bahwa media animasi 2 dimensi sistem kerja shock

absorber mobil tipe twin tube sudah memenuhi aspek kriteria penilaian media dan

dinyatakan valid untuk digunakan sebagai pendukung dalam pembelajaran mata

pelajaran chasis. Persentase keseluruhan dapat dilihat dari rekapitulasi angket

pernyataan tertutup yang telah diujikan yaitu:

a) Untuk tampilan media bernilai 90,11% dikategorikan “sangat layak”, dapat

dilihat pada Gambar 4.20 Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

82

Pewarnaan pada media sudah tepat, warna tidak mencolok dan background

memakai tipe smooth sehingga lebih nyaman untuk dilihat. Pewarnaan pada

tulisan dibuat kontras agar lebih mudah untuk dibaca pengguna. Program

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga bisa dipahami

seluruh suku bangsa di Indonesia. Jenis dan ukuran font dibuat luwes dan mudah

dibaca. Hyperlink berfungsi dengan baik dan kata kuncinya dapat mewakili sub

menu yang dimaksud. Gambar grafis shock absorber penuh dan potongan sesuai

dengan konstruksi shock absorber yang sebenarnya. Gambar grafis yang jelas dan

rinci mempermudah pengguna dalam membayangkan komponen shock absorber.

Animasi yang ditampilkan jelas dan mudah dipahami karena ukurannya relative

besar dan proses kerja yang di animasikan terlihat jelas. Kecepatan animasi tidak

terlalu cepat sehingga pengguna mudah dalam memahami proses kerja shock

absorber. Animasi dapat dikendalikan sehingga bila pengguna belum paham bisa

ditahan dulu atau diulang dari awal sehingga pemahaman materi berjalan dengan

baik. Tombol-tombol yang ada dalam media pembelajaran animasi mudah

dikenali, mudah dioperasikan dan tidak mudah error. Tombol-tombol dalam

media pembelajaran animasi dikelompokkan dalam satu area agar lebih mudah

pengoperasiannya. Kualitas desain pembelajaran dibuat runtut dan sistematis

sehingga mempermudah pengguna dalam mempelajari materi.

b) Kualitas teknis bernilai 92% (sangat layak), dapat dilihat pada Gambar 4.25

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Media animasi dapat di copy ke CD, flashdisk, dan dapat dikirim via email. Media

dapat dioperasikan tanpa memerlukan software khusus sehingga memudahkan

83

pengguna dalam mengoperasikan media animasi. Penggunaan secara mandiri juga

bisa dilakukan pengguna karena media animasi dilengkapi dengan petunjuk

pemakaian dan evaluasi soal untuk mengukur tingkat penyerapan materi

pembelajaran animasi. Media dapat dioperasikan di semua jenis komputer tanpa

memerlukan spesifikasi khusus.

2. Validasi Ahli Materi

Hasil uji kualitas media pembelajaran terhadap kriteria materi menyimpulkan

bahwa media animasi 2 dimensi sistem kerja shock absorber mobil tipe twin

sudah memenuhi aspek kriteria penilaian media dan dinyatakan valid untuk

digunakan sebagai pendukung dalam pembelajaran mata pelajaran chasis.

Kualitas materi media pembelajaran animasi bernilai 84,44 (sangat layak),

Rincian analisis materi adalah sebagai berikut: Materi yang tersusun secara rapi

dan runtut akan mempermudah pengguna dalam memahami materi yang

dipaparkan dalam media pembelajaran. Materi pembelajaran diawali dengan

pengertian, pengenalan komponen, assembling, kemudian cara kerja dan diakhiri

dengan kesimpulan. Diharapakan dengan urutan pembelajaran yang runtu

pengguna bisa memahami materi dengan cepat. Isi materi yang disampaikan

dalam media pembelajaran animasi shock absorber sesuai dengan kondisi di

lapangan. Nama komponen, cara kerja, dan specifikasi sesuai dengan proses

pembuatan shock absorber di pabrik. Gambar penuh maupun gambar potongan

shock absorber sesuai dengan konstruksi shock absorber yang sesungguhnya.

84

Animasi gerakan spring, aliran fluida, dan gerakan katup sesuai dengan proses

kerja shock absorber.

3. Spesifikasi Media

Media animasi yang dibuat dan telah divalidasi mempunyai judul "ANIMASI

SISTEM KERJA SHOCK ABSORBER MOBIL" dengan format program .exe.

Format program .exe mempunyai kelebihan yaitu bisa dijalankan di komputer

tanpa memerlukan software kusus, sehingga komputer standar pun bisa

menjalankan program ini.

Format gambar yang terdapat dalam media adalah JPEG dengan format

animasi yang digunakan tipe 2 dimensi. Ukuran layar maksimal media pada

komputer 1200 x 800 pixels. Kecepatan animasi atau disebut frame rate 25

frames/second. Durasi media animasi total 30 menit dan dapat disesuaikan

dengan kebutuhan proses pembelajaran. Media Animasi ini ditujukan kepada

siswa SMK jurusan otomotif, mahasiswa jurusan otomotif, dan lembaga

pelatihan yang membutuhkan pemahaman tentang sistem kerja shock absorber

mobil tipe twin tube.

Materi yang disajikan dalam media animasi ini adalah materi shock absorber

mobil tipe twin tube berupa pengertian, komponen dan penjelasannya, proses

perakitan, cara kerja, kesimpulan, latihan soal dan daftar pustaka.

85

4. Keunggulan dan Kelemahan Media

Media animasi sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube yang dibuat

mempunyai beberapa kelebihan yaitu mempunyai tampilan yang menarik dengan

aliran smoothing yang membuat mata nyaman saat memandang media animasi.

Media animasi memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga bisa

digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Isi dari media animasi tertata dengan

baik dalam menu dan sub menu membuat pengguna mudah untuk mempelajari

dan menemukan materi yang diinginkan.

Grafis komponen shock absorber digambarkan dengan jelas dalam bentuk utuh

dan potongan sehingga pengguna lebih mudah dalam membayangkan bentuk

komponen yang sesungguhnya. Animasi bisa dikendalikan sesuai kebutuhan.

Hyperlink dalam media animasi yang berfungsi sebagai tombol mudah dikenali

dan berfungsi dengan baik. Animasi yang dibuat disesuaikan dengan hukum

sprung weight dan unsprung weight, sehingga yang menyesuaikan kondisi jalan

adalah shock absorber bukan kabin. Animasi yang telah dikembangkan

ditampilkan seperti pada Gambar 4.25.

Gambar 4.25. Interface gerakan shock absorber Media Animasi

86

Desain pembelajaran tersusun secara sistematis dan dapat dijalankan secara

mandiri. Media animasi tidak membutuhkan software khusus atau membutuhkan

spesifikasi tertentu untuk dijalankan, sehingga dapat dijalankan di semua jenis

komputer.

Media animasi sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube memiliki

kelemahan yaitu animasi berbentuk 2 dimensi, tipe yang disajikan hanya satu tipe

yaitu twin tube, dan file media animasi cukup besar dengan memory 12,6 Mb.

87

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembuatan media animasi pembelajaran dimulai dari analisis kebutuhan,

desain media sesuai kebutuhan, pembuatan media, implementasi media

pada perangkat komputer, evaluasi media yang dilakukan oleh para pakar,

yang terakhir validasi media bila telah dinyatakan layak oleh para pakar.

2. Hasil uji media animasi shock absorber mobil tipe twin tube Kriteria

Tampilan Media bernilai 90,11%, Kriteria Kualitas Teknis bernilai 92%,

Kriteria Isi Materi bernilai 84,44% semua masuk dalam kategori sangat

baik. Dari hasil uji media yang telah dilakukan terhadap media animasi

sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube oleh 7 pakar, maka

disimpulkan bahwa media animasi tersebut valid dan layak digunakan

untuk membantu pembelajaran.

88

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan bahwa:

1. Program media animasi sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube

dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi 3 dimensi dilengkapi dengan tipe

yang lain dan analisa kerusakan.

2. Pengembangan penelitian terhadap media animasi sistem kerja shock

absorber mobil tipe twin tube untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa setelah menggunakan media animasi.

89

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Darmadi, Djarot B. dan Gunawan D. Haryadi. 2001. Pengaruh Zalir dan Putaran

Katup Terhadap Unjuk Kerja Peredam Viskous. Jurnal Teknik Mesin

Universitas Brawijaya Malang Rotasi-volume 3 nomor 2. Hal. 21-27

Pribadi, Benny A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian

Rakyat

Puspitosari, Heni A. 2010. Membuat Presentasi Multimedia. Yogyakarta : Skripta

Media Creative.

Ramadhian, Harizal Rizki, Boenasir, dan Widi Widayat. 2012. Pemahaman

System Bahan bakar Konvensional Menggunakan Media Animasi di SMK

Yosef Cepu. Automotive Science and Education Journal. Volume 1. No. 1.

Hal. 10-13

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2008. Media Pembelajaran Hakikat,

Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung : CV Wacana

Prima.

Soegihardjo, Oegik. 2001. Simulasi Komputer untuk Analisis karakteristik Model

Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa. Jurnal Teknik Mesin Universitas

Kristen Petra volume 3 nomor 1. Hal. 29-34

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Untuk

Kependidikan. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sunaryo, Aryo. 2002. Paparan Perkuliahan Mahasiswa NIRMANA. Universitas

Negeri Semarang.

Triyono, Wahyu. 2009. Modul Pemeriksaan dan Pemeliharaan/ Service Sistem

Suspensi untuk SMK dan MAK. Jakarta: ERLANGGA

90

91

DAFTAR NAMA RESPONDEN SISWA

XII OTOMOTIF 2

SMK NEGERI 4 SEMARANG 2011/2012

No Responden Nama Instansi

1. RES 1 Muh. Guntur S. SMK N 4 Semarang

2. RES 2 Angga Fahreza A.P. SMK N 4 Semarang

4. RES 3 Evan Davio O. SMK N 4 Semarang

4. RES 4 Haris Ardianto SMK N 4 Semarang

5. RES 5 Haris Khairurozi SMK N 4 Semarang

6. RES 6 Ikbar Husaini SMK N 4 Semarang

7. RES 7 Dani Iman saiful SMK N 4 Semarang

8. RES 8 Muh. Asikin SMK N 4 Semarang

9. RES 9 Damas Setyo P. SMK N 4 Semarang

10. RES 10 Audi Praztyo SMK N 4 Semarang

11. RES 11 Doni Satya W. SMK N 4 Semarang

12. RES 12 Purwanto Adi S. SMK N 4 Semarang

14. RES 13 Rahman Hidayat SMK N 4 Semarang

14. RES 14 Arif Wicaksono SMK N 4 Semarang

15. RES 15 Agus Kurniawan SMK N 4 Semarang

16. RES 16 Agil Saputra SMK N 4 Semarang

17. RES 17 Erick Herlambang SMK N 4 Semarang

18. RES 18 Handy Dwi Cahyo SMK N 4 Semarang

19. RES 19 Ismail Adiyoso P. SMK N 4 Semarang

20. RES 20 Fikri SMK N 4 Semarang

21. RES 21 R. Immannuel E.H. SMK N 4 Semarang

22. RES 22 Satrio D.W. SMK N 4 Semarang

24. RES 23 Fajar F. SMK N 4 Semarang

24. RES 24 Uki Prasetiya SMK N 4 Semarang

25. RES 25 Rifandi S. Nugroho SMK N 4 Semarang

26. RES 26 Alvian Nur Yulianto SMK N 4 Semarang

92

LEMBAR ANGKET MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Tulislah terlebih dahulu identitas Anda di lembar yang telah disediakan.

2. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat.

3. Jawablah pernyataan secara jujur sesuai dengan keadaan Anda tanpa pengaruh

pengaruh orang lain .

4. Beri tanda silang (x) pada jawaban yang Anda pilih sesuai dengan pilihan yang

disediakan.

5. SS= Sangat Setuju, S= Setuju, R= ragu-ragu, TS= Tidak Setuju, STS= Sangat

Tidak Setuju

6. Teliti kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan.

7. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai Anda.

IDENTITAS

Nama : ______________

Kelas/jurusan : ______________

KEPUASAN SISWA

No Pernyataan Pilihan Sikap

SS S R TS STS

1 Mata pelajaran memperbaiki system

suspensi adalah pelajaran yang menarik

untuk dipelajari.

2 Saya malas memperhatikan ketika guru

menerangkan pelajaran memperbaiki sistem

suspensi.

3 Mata pelajaran memperbaiki system

suspensi adalah pelajaran yang sulit untuk

dipahami.

4 Saya belum paham materi sistem suspensi

setelah pelajaran berakhir.

5 Saya merasa puas dengan pengetahuan

yang saya kuasai tentang system suspensi

93

PRESENTASI MATERI

No Pernyataan Pilihan Sikap

SS S R TS STS

1 Materi pelajaran system suspensi sudah

lengkap dan rinci.

2 Materi pelajaran mengenal system

suspensi tidak membutuhkan media saat

pembelajaran.

3 Media pembelajaran yang digunakan oleh

guru bukan media animasi.

4 Media pembelajaran yang digunakan oleh

guru mencakup seluruh materi pelajaran

mengenal komponen sistem suspensi.

5 Media animasi dibutuhkan untuk

mempermudah memahami system suspensi

PRESENTASI GURU

No Pernyataan Pilihan Sikap

SS S R TS STS

1 Guru menerangkan dengan jelas materi

pelajaran mengenal komponen system

suspensi.

2 Guru memakai media pembelajaran yang

menarik saat menerangkan.

3 Guru menggunakan alat peraga saat

mengajar.

4 Guru menggunakan media animasi saat

mengajar tapi belum rinci.

5 Media pembelajaran yang digunakan oleh

guru menarik.

94

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS

Mata pelajaranmemperbaiki

system suspensiadalah

pelajaran yangmenarik untuk

dipelajari.

Saya malasmemperhatikan

ketika gurumenerangkan

pelajaranmemperbaiki

sistem suspensi.

Saya malasmemperhatikan

ketika gurumenerangkan

pelajaranmemperbaiki

sistem suspensi.

Saya belumpaham materisistem suspensi

setelahpelajaranberakhir.

Saya merasapuas denganpengetahuan

yang sayakuasai tentang

system suspensi

Materipelajaran

system suspensisudah lengkap

dan rinci.

Materipelajaranmengenal

system suspensitidak

membutuhkanmedia saat

pembelajaran.

1 2 3 4 5 6 7

jumlah

prosentase

95

0

10

20

30

40

50

60

70

80

SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS

Mediapembelajaran

yang digunakanoleh guru bukanmedia animasi.

Mediapembelajaran

yang digunakanoleh gurumencakup

seluruh materipelajaranmengenal

komponen sistemsuspensi.

Media animasidibutuhkan untuk

mempermudahmemahami

system suspensi

Gurumenerangkandengan jelas

materi pelajaranmengenalkomponen

system suspensi.

Guru memakaimedia

pembelajaranyang menarik

saatmenerangkan.

Gurumenggunakan

alat peraga saatmengajar.

Gurumenggunakanmedia animasisaat mengajar

tapi belum rinci.

Mediapembelajaran

yang digunakanoleh gurumenarik

8 9 10 11 12 13 14 15

Series1

Series2

96

97

98

99

ANGKET KELAYAKAN

MEDIA PEMBELAJARAN SHOCK ABSORBER

MOBIL TIPE TWIN TUBE

Petunjuk pengisian angket:

Angket ini merupakan evaluasi untuk media pembelajaran shock absorber

type twin tube

Berikanlah pendapat Bapak/Ibu terhadap kelayakan media pembelajaran ini

dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya.

Penilaian Bapak terhadap kelayakan terkait dalam tampilan media, kualitas

teknis, dan isi materi disajikan dengan memberi tanda centang (√) pada skor

yang diberikan.

Kriteria Skor

STM= Sangat Tidak Memenuhi 1

TM= Tidak Memenuhi 2

KM= Kurang memenuhi 3

M= Memenuhi 4

SM= Sangat Memenuhi 5

100

ANGKET KELAYAKAN MEDIA PEMBELAJARAN SHOCK ABSORBER

MOBIL TIPE TWIN TUBE

Kriteria : Tampilan Media (Cosmetics)

Sub

kriteria No Pertanyaan

Jawaban

1 2 3 4 5

Pewarnaan

(colouring)

1 Pewarnaan pada media tidak

mengacaukan anda dalam

memahami keseluruhan materi.

Komentar / Saran :

2 Adanya pewarnaan pada tulisan

mempermudah pengguna

dalam mengingat materi

pembelajaran.

Komentar / Saran :

Tata

bahasa

3 Program menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

Komentar / Saran :

4 Penggunaan font (jenis dan

ukuran huruf) sudah sesuai dan

mudah dibaca oleh pengguna.

Komentar / Saran :

Tombol

interaktif

(hypertext)

5 Hyperlink pada program media

pembelajaran dapat digunakan

untuk memasuki materi/menu

yang lain.

Komentar / Saran :

101

Sub

kriteria No Pertanyaan

Jawaban

1 2 3 4 5

6 Hyperlink yang ada pada media

pembelajaran ini dapat

berfungsi dengan baik

Komentar/ saran :

Gambar/

grafis

7 Gambar/grafis sesuai dengan

tema yang disajikan (Shock

Absorber mobil tipe twin tube)

Komentar / Saran :

8 Adanya grafis/gambar

mempermudah memahami

materi.

Komentar / Saran :

Animasi

dan video

9 Animasi dapat membantu

mengingat materi yang telah

disampaikan.

Komentar / Saran :

10 Animasi tidak terlalu cepat dan

juga tidak terlalu lambat.

Komentar / Saran :

11 Animasi terlihat jelas dan

mudah untuk dipahami

Komentar / Saran :

12 Animasi dapat dikendalikan

102

Sub

kriteria No Pertanyaan

Jawaban

1 2 3 4 5

Komentar / Saran :

Tombol

(button)

13 Pengelompokan tombol

mempermudah pengguna

dalam mengoperasikan media.

Komentar/saran :

14 Adanya tombol pengendali

mempermudah pengoperasian

animasi.

Komentar / Saran :

15 Tombol menu, sub menu, enter,

dan exit letaknya strategis dan

mudah dioperasikan.

Komentar / Saran :

Desain

interface

16 Kualitas desain tampilan dari

media pembelajaran ini baik

Komentar / Saran :

17 Media animasi lebih rapi dan

terkelompok dengan pemberian

garis kelompok tombol.

Komentar / Saran :

103

Kriteria : Kualitas Teknis (Technical Quality)

Sub kriteria No Pertanyaan Jawaban

1 2 3 4 5

Pengoperasian

Media

18 Media dapat berjalan dengan

lancar dan baik pada komputer

dengan kondisi normal (bebas

virus).

Komentar / Saran :

Penggunaan

Media

19 Media dapat dioperasikan

pengguna secara mandiri,

Komentar / Saran :

20 Media dapat dijalankan di

semua jenis komputer/laptop

Komentar / Saran :

…………, .........................................

..........................................................

NIP....................................................

104

ANGKET KELAYAKAN

MEDIA PEMBELAJARAN SHOCK ABSORBER

MOBIL TIPE TWIN TUBE ( MATERI )

Keterangan simbol jawaban

Kriteria Skor

STM= Sangat Tidak Memenuhi 1

TM= Tidak Memenuhi 2

KM= Kurang memenuhi 3

M= Memenuhi 4

SM= Sangat Memenuhi 5

Petunjuk pengisian angket:

Angket ini merupakan evaluasi untuk media pembelajaran shock absorber mobil type twin tube

Berikanlah pendapat Bapak/Ibu terhadap kelayakan media pembelajaran ini dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya.

Berikanlah tanda cek (√) pada kolom isian untuk masing-masing item pernyataan.

105

ANGKET KELAYAKAN MEDIA PEMBELAJARAN SHOCK ABSORBER

MOBIL TIPE TWIN TUBE (MATERI)

Kriteria : Materi Shock Absorber MOBIL TYPE TWIN TUBE

Sub

kriteria No Pertanyaan

Jawaban

1 2 3 4 5

Struktur

materi

1 Struktur materi sudah tertata

dengan baik (runtut dari awal)

Komentar / Saran :

Isi materi 2 Informasi yang disampaikan

sudah sesuai (tidak ada

kesalahan informasi).

Komentar / Saran :

Gambar

dan

Animasi

3 Konsep gambar dan animasi

yang ada sudah sesuai dengan

informasi materi yang

disampaikan.

Komentar / Saran :

…………, .........................................

..........................................................

NIP....................................................

106

REKAP EXPERT JUDGEMENT

PENILAI (Viewer)

5. Dr. Djuniadi, M.T. (Dosen Elektro, UNNES)

6. Fedi Setio Pribadi, S.Pd., M.T. (Dosen TIK, UNNES)

7. Ari Maulana Syarrif, SS. (Pakar Game Pendidikan, UDINUS )

8. Eko Febrianto, S.Pd., M.Kom. (Pusat pengembangan Media, UNNES )

9. Drs. Suwahyo, M.Pd (Dosen Chasis UNNES)

Kriteria Skor

STM= Sangat Tidak Memenuhi 1

TM= Tidak Memenuhi 2

KM= Kurang Memenuhi 3

M= Memenuhi 4

SM= Sangat Memenuhi 5

A. Kriteria: Tampilan Media

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

1.

Pewarnaan

pada media

tidak

mengacaukan

dalam

memahami

materi

1

sebelum X 4

sesudah X

komentar Pewarnaan terlalu mencolok

2

sebelum X 5

sesudah X

komentar Background diganti supaya

lebih kontras

3

sebelum X 5

sesudah X

komentar Background diganti model

smooth

4

sebelum X 4

sesudah X

komentar Pewarnaan terlalu ramai

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

107

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

2.

Adanya

pewarnaan pada

tulisan

mempermudah

pengguna dalam

mengingat

materi

1

sebelum 4

sesudah X

komentar -

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum 5

sesudah X

komentar -

4

sebelum X 4

sesudah X

komentar Dihindari pewarnaan merah

untuk font

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

3.

Program

menggunakan

Bahasa

Indonesia yang

baik dan benar

1

sebelum X 4

sesudah X

komentar Konsistensi kalimat tidak

jelas

2

sebelum 4

sesudah X

komentar -

3

sebelum 5

sesudah X

komentar -

4

sebelum 5

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

108

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

4.

Penggunaan

font (jenis dan

ukuran) sesuai

etika dan

mudah dibaca

1

sebelum 5

sesudah X

komentar -

2

sebelum X 5

sesudah X

komentar Font diperbesar dan kata-kata

Poined saja

3

sebelum 5

sesudah X

komentar -

4

sebelum 5

sesudah X

komentar -

5

sebelum 4

sesudah X

komentar Font dirubah, kalimat lebih

sedikit (intinya saja)

x 100%=

x 100 = 96% (sangat baik)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

5.

Hyperlink pada

media

pembelajaran

dapat dipakai

untuk

memasuki

menu yang lain

1

sebelum X 5

sesudah X

komentar Tombol exit harus ada

dimana saja

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum 5

sesudah X

komentar -

4

sebelum 5

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 100% (sangat baik)

109

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

6.

Hyperlink

berfungsi

dengan baik

1

sebelum 4

sesudah X

komentar -

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum 5

sesudah X

komentar -

4

sebelum 5

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar -

x 100%=

x 100 = 96% (sangat baik)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

7.

Gambar/grafis

sesuai dengan

tema yang

disajikan (shock

absorber tipe

twin tube)

1

sebelum X 5

sesudah X

komentar Ditambah diagram dan tipe

lain

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum X 4

sesudah X

komentar Teknik pemisahan gambar

utuh menjadi satuan kurang

detail/ runtut

4

sebelum 5

sesudah X

komentar -

5

sebelum 4

sesudah X

komentar Perlu ditambahkan diagram

oksilasi

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

110

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

8.

Adanya

grafis/gambar

mempermudah

memahami

materi

1

sebelum 5

sesudah X

komentar -

2

sebelum 4

sesudah X

komentar -

3

sebelum 4

sesudah X

komentar -

4

sebelum X 5

sesudah X

komentar Pewarnaan pada fluida

disamakan

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

9.

Animasi

mempermudah

memahami dan

mengingat

materi

1

sebelum 5

sesudah X

komentar -

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum X 3

Sesudah X

komentar Animasi kurang detail,

narasi-gerakan objek

4

sebelum 5

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

111

No. Poin

Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5

Skor

akhir

10.

Animasi

tidak terlalu

cepat atau

terlalu lambat

1

sebelum 4

sesudah X

komentar -

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum X 3

sesudah X

komentar Animasi terlalu cepat,

tambahkan narasi mengikuti

gerakan

4

sebelum 5

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar

x 100%=

x 100 = 88% (sangat baik)

No. Poin

Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5

Skor

akhir

11.

Animasi

terlihat jelas

dan mudah

dipahami

1

sebelum X 4

sesudah X

komentar Tambahkan suara

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum X 3

sesudah X

komentar Diberikan efek kedip pada

menu terpilih

4

sebelum 4

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 84% (sangat baik)

112

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

12. Animasi dapat

dikendalikan

1

sebelum X 5

sesudah X

komentar Tambahkan intro

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum X 3

sesudah X

komentar Tambahkan control untuk

interaksi animasi seperti di

windows media player

4

sebelum 4

sesudah X

komentar -

5

sebelum 4

sesudah X

komentar Diberi efek redup atau kelip

pada menu yang dipilih

x 100%=

x 100 = 84% (sangat baik)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

13.

Pengelompokan

tombol

mempermudah

pengguna dalam

mengoperasikan

media

pembelajaran

1

sebelum 4

sesudah X

komentar -

2

sebelum

5 sesudah X

komentar -

3

sebelum 4

sesudah X

komentar -

4

sebelum 4

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 88% (sangat baik)

113

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

14.

Adanya tombol

pengendali

mempermudah

pengoperasian

animasi

1

sebelum 4

sesudah X

komentar -

2

sebelum 4

sesudah X

komentar -

3

sebelum 4

sesudah X

komentar Pengendali kurang, seperti

format WMP

4

sebelum 4

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 84% (sangat baik)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

15.

Tombol menu,

sub menu,

enter, dan exit

mudah

dioperasikan

1

sebelum 5

sesudah X

komentar -

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum 4

sesudah X

komentar -

4

sebelum 4

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

114

No. Poin Penilaian P Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

16. Kualitas design

pembelajaran baik

1

sebelum X 5

sesudah X

komentar Buat epilog, dan penutup yang

baik

2

sebelum

4 sesudah X

komentar -

3

sebelum 3

sesudah X

komentar -

4

sebelum 4

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 84% (sangat baik)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

17.

Animasi tampak

lebih rapid an

tersusun dengan

border dan

pengelompokan

tombol

1

sebelum 4

sesudah X

komentar -

2

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah bagus

3

sebelum 4

sesudah X

komentar -

4

sebelum 4

sesudah X

komentar -

5

sebelum 4

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 84% (sangat baik)

115

B. Kriteria: Kualitas teknis (Technical Quality)

PENILAI (Viewer)

1. Dr. Djuniadi, M.T. (Dosen Elektro, UNNES)

2. Fedi Setio Pribadi, S.Pd., M.T. (Dosen TIK, UNNES)

3. Ari Maulana Syarrif, SS. (Pakar Game Pendidikan, UDINUS )

4. Eko Febrianto, S.Pd., M.Kom. (Pusat pengembangan Media, UNNES )

5. Drs. Suwahyo, M.Pd (Dosen Chasis UNNES)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

18.

Media dapat

berjalan

dengan baik

dan lancer pada

computer

kondisi normal

1

sebelum 4

sesudah X

komentar -

2

sebelum 5

sesudah X

komentar -

3

sebelum 4

sesudah X

komentar -

4

sebelum 5

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

116

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

19.

Media dapat

dioperasikan

pengguna

secara mandiri

1

sebelum 5

sesudah X

komentar -

2

sebelum 4

sesudah X

komentar -

3

sebelum 4

sesudah X

komentar -

4

sebelum X 5

sesudah X

komentar -

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

20.

Media dapat

dijalankan di

computer atau

laptop

meskipun

tidak terinstal

program flash.

1

sebelum 5

sesudah X

komentar -

2

sebelum 5

sesudah X

komentar Bisa dioperasikan memakai

gom

3

sebelum 4

sesudah X

komentar -

4

sebelum X 5

sesudah X

komentar Tidak usah disertakan adobe

flash

5

sebelum 4

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

117

x 100%=

x 100 = 92% (sangat baik)

C. Kriteria: Materi Shock Absorber Mobil Tipe Twin Tube

PENILAI (Viewer)

1. Drs. Suwahyo, M.Pd (Dosen Chasis UNNES)

2. Drs. Supraptono, M.Pd (Dosen, UNNES )

3. Subuh Widayat, S.Pd. (Guru, SMKN 3 Kendal)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

1.

Struktur materi

sudah tertata

dengan baik

(runtut dari

awal)

5

sebelum 4

sesudah X

komentar Ditambahkan gambar

suspense rigid

6

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

7

sebelum 4

sesudah X

komentar Diberikan contoh pemakaina

pada mobil

x 100%=

x 100 = 86,6% (sangat baik)

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

2.

Informasi yang

disampaikan

sudah

sesuai(tidak

ada kesalahan

informasi yang

diberikan)

5

sebelum 4

sesudah X

komentar Ditambahkan diagram

oksilasi

6

sebelum 4

sesudah X

komentar -

7

sebelum 4

sesudah X

komentar Diberikan pengertian umum

shock absorber

x 100%=

x 100 = 80% (baik)

118

No. Poin Penilaian Viewer Tindakan 1 2 3 4 5 Skor

akhir

3.

Konsep gambar

dan animasi

yang ada sudah

sesuai dengan

materi yang

disampaikan.

5

sebelum 5

sesudah X

komentar Sudah memenuhi

6

sebelum 4

sesudah X

komentar -

7

sebelum 4

sesudah X

komentar Animasi terlalu cepat

x 100%=

x 100 = 86,6% (sangat baik)

119

SILABUS NAMA SEKOLAH : SMKN 4 SEMARANG MATA PELAJARAN : MEMPERBAIKI SISTEM SUSPENSI KELAS/SEMESTER : XII / GASAL STANDAR KOMPETENSI : MEMPERBAIKI SISTEM SUSPENSI KODE STANDAR KOMPETESI : 020. KK. 14 ALOKASI WAKTU : 60 JAM PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIA

N

ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR

NILAI KARAKTE

R TM

PS PI

KOTA SEMARANG

DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 4 SEMARANG

Jln.Pandanaran II / 7 Telp.024-8311534 Fax 024-8454673 Semarang 50241 Web : www.smkn4smg.sch.id e-mail : [email protected]

FORM-01

KUR-01-6.3-01

120

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIA

N

ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR

NILAI KARAKTE

R TM

PS PI

14.1 Memahami cara kerja sistem supensi dan memeriksa komponen-komponenya

Memahami cara kerja sistem suspensi dan komponen-komponennya.

Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami

Pemeriksaan sistem suspensi di pakai berdasarkan metode dan perlengkapan yang sesuai terhadap spesifikasi pabrik.

Kondisi sistem/komponen ditentukan dengan membandingkan kondisi komponen yang sebenarnya (standar) pada spesifikasi pabrik untuk batasan/toleransi seseuai dengan perundang-perundangan kelaikan kendaraan

Macam dan jenis sistem suspensi

Mengidentifikasi komponen sistem suspensi

Mengidentifikasi fungsi dan prosedur pemeriksaan sistem suspensi

Mempelajari fungsi suspensi

Mempelajari sifat suspensi.

Mempelajari cara kerja dan macam suspensi

Mempelajari pemeriksaan komponen suspensi

Tes Tertulis

Non test (observasi/cek list) dan lisan

Buku manual

Unit kendaraan

Alat tangan

Siswa dapat bertanggung jawab dalam memeriksa sistem suspensi dan komponen-komponennya

121

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIA

N

ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR

NILAI KARAKTE

R TM

PS PI

14.1 Merawat sistem suspensi dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis sistem suspensi dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen/sistem lainnya.

Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

Pemeliharaan/servis sistem suspensi dilaksanakan dengan menggunakan metode, perlengkapan dan toleransi yang sesuai dengan spesifikasi pabrik

Menjelaskan komponen sistem suspensi

Menjelaskan komponen yang perlu dipelihara/di servis dari sistem suspensi

mempelajari macam konstruksi suspensi

Mempeljari jenis pemeliharaan yang dilakukan pada komponen suspensi

Tes tertulis

Non test (observasi/cek list) dan lisan

Buku manual

Unit kendaraan

Alat tangan

Siswa dapat bertanggung jawab dalam merawat sistem suspensi dan komponen-komponennya

122

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIA

N

ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR

NILAI KARAKTE

R TM

PS PI

14.2 Memperbaiki sistem suspensi dan komponen-komponennya

Perbaikan sistem suspensi dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen / sistem lainnya.

Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

Perbaikan sistem suspensi dilaksanakan dengan metode dan perlengkapan dan toleransi yang sesuai terhadap spesifikasi pabrik

Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil perbaikan

Menjelaskan komponen sistem suspensi

Menjelaskan perbaikan sistem suspensi dengan metode yang benar dan sesuai spesifikasi pabrik

Melaksanakan penggantian peredam kejut ( shock absorber ) pada suspensi depan tipe macpherson

Melaksanakan peggantian batang stabilizer

Melaksanakan pemasangan kembali komponen-komponen suspensi

Tes Tertulis

Non test (observasi/cek list) dan lisan

Buku manual

Unit kendaraan

Alat tangan

Siswa dapat bertanggung jawab dalam merawat sistem suspensi dan komponen-komponennya

123

124

125

126

MANUAL

"MEDIA ANIMASI SISTEM KERJA SHOCK ABSORBER

MOBIL TIPE TWIN TUBE"

OLEH:

RAHARJO EDI PRASETYO

NIM: 5201408106

DIBUAT UNTUK MENDUKUNG MATERI PEMBELAJARAN CHASIS DI SMK,

UNIVERSITAS, DAN LEMBAGA-LEMBAGA PELATIHAN

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

127

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta

didik dan sumber belajar (materi) pada suatu lingkungan belajar. Proses ini

bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar dan memahami suatu

konsep, materi, serta perilaku. Dalam proses pembelajaran, materi tidak akan bisa

sampai kepada siswa tanpa adanya suatu alat peyampai pesan. Alat penyampai

pesan atau informasi itu disebut dengan media.

Selama ini media pembelajaran yang digunakan di sekolah sebagian besar

terdiri dari buku, papan tulis dan kapur, dan gambar. Dalam pelaksanaannya,

penggunaan media-media tadi memerlukan tambahan tenaga dan waktu karena

guru harus menulis materi di papan tulis atau menggambar di papan. Untuk itu

maka diperlukan suatu media yang lebih efisien dan mampu memberikan

ketertarikan juga tetap menyampaikan materi sehingga semangat siswa dalam

usaha memahami materi yang disampaikan menjadi lebih baik.

Dari uraian diatas maka peneliti memutuskan untuk membuat “Media

Animasi Sistem Kerja Shock Absorber Mobil Tipe Twin Tube” menggunakan

software SwishMax dengan output program berupa .exe. Diharapkan dengan

media animasi ini dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran

chasis secara lebih efektif dan efisien.

B. TUJUAN PROGRAM

Diharapkan siswa mampu memahami cara kerja, komponen, cara

perakitan dan sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube.

128

C. RUANG LINGKUP

Materi yang disajikan dalam media animasi ini adalah materi

shock absorber mobil tipe twin tube berupa:

1. Pengertian shock absorber tipe twin tube

2. Komponen dan shock absorber tipe twin tube dan

penjelasannya.

3. Proses perakitan shock absorber tipe twin tube.

4. Cara kerja shock absorber tipe twin tube.

5. Kesimpulan.

6. Latihan soal dan daftar pustaka.

D. SASARAN ATAU AUDIENS

Media Animasi ini ditujukan kepada siswa SMK jurusan otomotif,

mahasiswa jurusan otomotif, dan lembaga pelatihan yang membutuhkan

pemahaman tentang sistem kerja shock absorber mobil tipe twin tube.

E. FORMAT PROGRAM

Program ini menggunakan format .exe. Format program .exe mempunai

kelebihan yaitu bisa dijalankan di komputer yang tidak terinstal program flash, sehingga

komputer standar pun bisa menjalankan program ini .

129

D. SINOPSIS

Program ini menampilkan media animasi shock absorber mobil tipe

twin tube. Slide 1 dimulai dengan pembukaan, durasinya 1 menit. Slide 2

menampilkan judul animasi, gambar komponen yang akan dibahas, dan

identitas pembuat durasinya sekitar 2 menit.

Slide 3 akan muncul secara tombol enter diklik. Slide 3 berisi MENU:

PETUNJUK (durasi sekitar 2 menit), PENGERTIAN(durasi sekitar 3 menit),

KOMPONEN (durasi sekitar 10 menit), ASSEMBLING (durasi sekitar 3 menit),

CARA KERJA (durasi sekitar 10 menit), dan KESIMPULAN (durasi sekitar 5

menit). Berikut penjelasan dari dari tiap -tiap menu :

Gambar 1. Pembukaan

130

[{

Gambar 2. Halaman awal

1. PETUNJUK

Menu petunjuk berisi penjelasan tentang fungsi tombol dalam media

animasi. Tombol-tombol yang ada adalah: enter, exit , music on,

music off, menu, sub menu, play, pause, reload, back.

Gambar 3. Gambar interface petunjuk

131

2. PENGERTIAN

Apabila menu pengertian di klik maka akan muncul keterangan tentang

karakteristik shock absorber tipe twin tube.

Gambar 4. Interface pengertian

3. KOMPONEN

Apabila menu komponen di klik maka akan muncul gambar rangkaian shock

absorber dan nomor untuk tiap komponen.

1. Apabila nomor 1 di klik maka akan muncul NUT dan keterangannya.

2. Apabila nomor 2 di klik maka akan muncul WASHER RING dan

keterangannya.

3. Apabila nomor 3 di klik maka akan muncul RUBBER MOUNTING dan

keterangannya.

4. Apabila nomor 4 di klik maka akan muncul ROD dan keterangannya.

132

5. Apabila nomor 5 di klik maka akan muncul MOUNTING dan keterangannya.

6. Apabila nomor 6 di klik maka akan muncul SPRING dan keterangannya.

7. Apabila nomor 7 di klik maka akan muncul STOPPER RUBBER dan

keterangannya.

8. Apabila nomor 8 di klik maka akan muncul ROD GUIDE dan

keterangannya.

9. Apabila nomor 9 di klik maka akan muncul STOPPER dan keterangannya.

10. Apabila nomor 10 di klik maka akan muncul PISTON dan keterangannya.

11. Apabila nomor 11 di klik maka akan muncul CYLINDER dan keterangannya.

12. Apabila nomor 12 di klik maka akan muncul BOTTOM TUBE dan

keterangannya.

13. Apabila nomor 13 di klik maka akan muncul FLUIDA dan keterangannya.

14. Apabila nomor 14 di klik maka akan muncul BOTTOM PIECE dan

keterangannya.

Gambar 5. Interface komponen

133

3.ASSEMBLING

Apabila menu assembling di klik maka akan muncul proses assembling shock

absorber dengan urutan:

1. Piston bergerak ke atas bergabung dengan rod.

2. Nut bergerak ke atas bergabung dengan rod.

Momen kekencangan nut 5-7 ft/lb sesuai spesifikasi produk. Setelah itu rod di

133iveting (dikeling) agar aman.

3. Cylinder bergerak ke bawah bergabung dengan bottom piece.

Proses penyatuan cylinder dg bottom piece dengan pres.

4. Gabungan cylinder dan bottom piece bergerak masuk ke dalam bottom tube.

Diikiuti dengan memasukkan fluida ke dalam bottom tube sesuai spesifikasi

produk.

5. Gabungan rod, piston, dan nut bergerak masuk ke dalam bottom tube.

Bagian luar piston yang lunak tidak boleh sampai robek terkena cylinder,

akan mengakibatkan bocor.

6. Rod guide bergerak masuk ke dalam bottom tube.

Setelah rod guide masuk, kemudian bottom tube di rolling, setelah di rolling

shock absorber akan dicek performanya menggunakan mesin damping force.

7. Bump stopper bergerak masuk ke dalam bottom tube.

Bump stopper di press dengan bottom tube untuk keamanan shock absorber

agar tidak jebol.

8. Stopper rubber bergerak masuk ke dalam rod.

Stopper rubber diberi grease agar rod tidak tergores.

134

9. Spring bergerak menyatu dengan bottom tube.

10. Mounting bergerak menyatu dengan spring.

11. Rubber mounting bergerak masuk ke dalam rod di atas mounting.

12. Washer ring bergerak masuk ke rod diatas rubber mounting.

13. Nut bergerak masuk ke rod lalu mengunci shock absorber.

Momen kekencangan lock nut 12-17 ft/lb.

Gambar 6. Interface assembling

135

4.SISTEM KERJA

Apabila menu sistem kerja di klik maka akan muncul animasi shock absorber

bekerja dan 4 pilihan yaitu:

Gambar 7. Interface cara kerja

1. LANGKAH MEMENDEK TEKANAN RENDAH

2. LANGKAH MEMENDEK TEKANAN TINGGI

3. LANGKAH MEMANJANG

4. LANGKAH MEMENDEK DAN MEMANJANG

136

1. LANGKAH MEMENDEK TEKANAN RENDAH

Apabila di klik maka akan muncul animasi shock absorber langkah memendek

kecepatan rendah, pergerakan fluida di bottom piece, pergerakan fluida di piston,

keterangan text, dan animasi shock absorber langkah memendek.

Gambar 8. Interface langkah 1

137

2. LANGKAH MEMENDEK TEKANAN TINGGI

Apabila di klik maka akan muncul animasi shock absorber langkah memendek

kecepatan tinggi, pergerakan fluida di bottom piece, pergerakan fluida di piston,

keterangan text, dan animasi shock absorber langkah memendek tekanan tinggi.

Gambar 9. Interface gerakan 2

138

3. LANGKAH MEMANJANG

Apabila di klik maka akan muncul animasi shock absorber langkah memanjang,

pergerakan fluida di bottom piece, pergerakan fluida di piston, keterangan text,

dan animasi shock absorber langkah memanjang.

Gambar 10. Interface gerakan 3

139

4. LANGKAH MEMENDEK MEMANJANG

Apabila di klik akan mucul keseluruhan langkah memendek dan memanjang,

pergerakan bolak balik fluida di piston dan bottom piece, serta gerakan animasi

shock absorber naik turun.

Gambar 11. Interface langkah 4

5. KESIMPULAN

Apabila di klik akan muncul kesimpulan dari media animasi, latihan soal,

kunci jawaban dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu pembuatan media animasi shock absorber mobil tipe twin tube.

140

Gambar 12. Interface kesimpulan

Gambar 13. Interface soal

141

Gambar 14. Interface ucapan terimakasih

Demikianlah manual dari media animasi shock absorber mobil tipe twin

tube, partisipasi pengguna dalam penggunaan media dan masukan-masukan untuk

perbaikan sangat diperlukan untuk menyempurnakan media ini. Kritik dan saran

yang membangun dapat dikirimkan ke email address:

[email protected].

142

Dokumentasi Proses Observasi di SMKN 4 Semarang

Gambar 6.1 Peneliti Menerangkan Maksud Penyebaran Angket

Gambar 6.2 Siswa Kelas XII MO 2 Mengisi Angket Kebutuhan Siswa