pembuatan genting keramik

9
Pembuatan Genting Keramik di JL.Veteran Perang kemerdekaan No.4 Disusun Oleh : Lina Kosasih Ariesita Putri P. (I 0106037) Dina Rachmayati (I 0106052) Ermis Vera I. (I 0106065) Indra Fernandi (I 0106083) M.Agus Falahudin (I 0106098)

Upload: dina-rachmayati

Post on 30-Jul-2015

276 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Genting Keramik

Pembuatan Genting Keramikdi JL.Veteran Perang kemerdekaan No.4

Disusun Oleh :

Lina Kosasih

Ariesita Putri P. (I 0106037)

Dina Rachmayati (I 0106052)

Ermis Vera I. (I 0106065)

Indra Fernandi (I 0106083)

M.Agus Falahudin (I 0106098)

JURUSAN TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2010

Page 2: Pembuatan Genting Keramik

1. Pendahuluan

Genteng Keramik adalah suatu unsur bangunan yang berfungsi sebagai

penutup atap yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran dengan

bahan tambahan , dibakar dengan suhu cukup tinggi sehingga tidak dapat

hancur apabila direndam dalam air. Dengan berbagai kelebihan dibandingkan

dengan genteng tanah liat pada umumnya genteng keramik lebih sering dicari,

terutama oleh konsumen yang ingin memberikan sentuahan seni terhadap

rumahnya. Oleh karena itu sebagai seorang ccalon sarjana teknik sipil, kita

harus mengetahui proses pembuatan genting keramik, agar mengetahui cara

memilih genting keramik yang bermutu baik.

2. Pembuatan Keramik

Sebagai salah satu produk keramik maka kita juga harus mengetahui proses

pembuatan keramik. Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan

sifat fisik suatu produk keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada :

tujuan pemakaian, sifat bentuknya dan bahan dasarnya. Ada empat cara

pembentukan produk keramik, yaitu :

1. Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process)

Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang

pembentukannya dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan

pembentukan dengan tangan. Cara ini biasanya dipakai untuk benda-benda

khusus yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain, misalnya untuk

produk keramik halus yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di

dalam proses ini, lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 – 40

%, dengan syarat lempung masih cukup kuat menahan beratnya sendiri

sehingga tidak terjadi perubahan bentuk. Biasanya cara ini dipakai

dalam pembuatan vas, guci, teko, dan produk kerajinan lainnya.

Page 3: Pembuatan Genting Keramik

2. Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud)

Masa yang dipakai berupa lempung kaku yang cukup berat bila

dicetak/dibentuk dengan tangan. Kadar air lempung kaku dalam cara ini

kurang lebih 15 – 30 %. Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk

extruder sehingga dari alat ini dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku.

Kemudian kolom tanah ini dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali

menjadi produk tertentu. Cara ini biasanya dipakai dalam pembuatan

produk keramik berat dan keramik banhan bangunan, misalnya

genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan bentuk

produk keramik kasar lainnya.

3. Cara Pembentukan dengan massa slip

Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk

bubur yang halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung

terdiri dari susunan butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam

lempung ini 12 – 50%. Cara ini biasanya dilakukan dengan membuat

cetakan dari gips yang telah dibakar dan dengan cara mencetak tersebut

dapat dibuat produk yang sama. Selain itu juga memungkinkan untuk

membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau

mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat

produk sanitair (closet, wastafel, dll).

4. Cara Pembentukan dengan proses kering

Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah

4 – 12 %, sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya

dengan alat kempa (press) yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan

produk yang mempunyai kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya

dipakai untuk membuat produk keramik yang mempunyai kepadatan

tinggi tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh, misalnya dalam

pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api.

Page 4: Pembuatan Genting Keramik

3. Pengeringan Keramik

Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30 %

tergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah

dan basah sehingga untuk mengurangi kadar airnya perlu dikeringkan lebih

dulu. Tujuan pengeringan adalah untuk mnguapkan air yang masih

terkandung di dalam produk mentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak

banyak terjadi kerusakan, tidak berubah sifat maupun bentuknya.

Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan

mentah akan menguap sehingga butir-butir masa lempung akan mendekat satu

sama lain. Penyusutan akan terhenti apabila air yang menguap telah mencapai

± ½ – 1/3 kali. Apabila penyusutan telah selesai, maka  produk kering sudah

tidak mengalami perubahan bentuk lagi.

Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Pengeringan alami, yaitu suatu cara pengeringan yang memanfaatkan

matahari dan suhu di sekitar benda tersebut.  Kecepatan pengeringan alami

tergantung oleh : suhu udara di sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan

gerakan udara.

2. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan

tungku pemanas sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk

mengeringkan keramik mentah tadi.

3.

4. Pembakaran Keramik

Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang

bersifat tidak berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air,

padat dan tahan terhadap pengaruh cuaca lainnya. Proses pembakaran terdiri

dari beberapa tahap, yaitu :

Page 5: Pembuatan Genting Keramik

1. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan.

Jumlah air yang terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah

pengeringan ± 3 – 10 %. Pada tahap awal pembakaran, perlu dilakukan

pengeringan air bebas ini. Pada tahap ini, pembakaran dilakukan secara

perlahan-lahan dengan suhu relatif rendah (40 – 150ºC) untuk

menghindari penguapan secara mendadak yang menyebabkan benda retak.

Kenaikan suhu pembakaran biasanya diatur antara 5 atau 10ºC/jam.

2. Tahap Penguapan air mineral.

Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas

pada suhu di bawah 200ºC dan umumnya lepas pada suhu di atas 500ºC –

700ºC. Pada tahap ini, benda keramik menjadi lebih berpori dan kurang

kuat.

3. Tahap Pembakaran Cepat.

Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding

partikel lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk

beberapa produk keramik yang memerlukan penyerapan air rendah, maka

dilakukan peleburan lebih lanjut sehingga pori-pori yang ditinggalkan air

bebas maupun air mineral menjadi tertutup.

Pembuatan Genteng Keramik

Tanah Liat yang cukup plastis (Di ambil dari daerah Karanganyar) sehingga

bila telah dibuat lempengan, kemudian dibentuk genteng tidak menunjukkan

retak atau cacat. Dengan perbandingan 5 Lempung : 1 Ladu.

Sebelum dicetak , diolesi campuran bensin + solar atau minyak tanah + sawit

dengan perbandingan 10 : 1. Pembakaran selama 8 jam.

Page 6: Pembuatan Genting Keramik

Penentuan Kualitas Genting Keramik

Syarat mutu secara umum adalah tidak rembes dan kuat menahan lentur.

Sifat yang Direncanakan Mutu I Mutu II

Besar Kecil Besar Kecil

Penumpangan arah panjang, cm

Penumpangan arah lebar, cm

Tinggi Nok, cm

Lebar Nok, cm

Kuat patah atau lentur, kg

Uji Bocor/rembesan

6,0

9,0

1,6

1,9-2,0

150

4,0

5,0

5,0

1,5-2,0

130 80

4,0

5,0

70

Foto-foto