pembuatan film dokumenter drama rudat …ppta.stikom.edu/upload/upload/file/08510160080makalah-okky...
TRANSCRIPT
-
1
PEMBUATAN FILM DOKUMENTER DRAMA RUDAT DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN REKONSTRUKSI SEJARAH
Okky Yolanda1)
1) Program Studi DIV Komputer Multimedia STIKOM Surabaya Email: [email protected]
abstract
A drama documentary film is a documentary with a script. The roles played are adapted to the scenario, but not all of it. Drama documentary films are usually used when making documentary films that reconstruct history. Nowadays, there are not many teenagers or youngsters that appreciate the cultural heritage. When asked about local arts, they would need to think for quite a long time to answer. It is based on this premise that a drama documentary film on reconstructing the history of Rudat. The making of this drama documentary aims to preserve the existing cultural heritage. Methods used in the making are analysis, study eksisiting, and interviews; the results of all the methods can then summarize the stages of the filmmaking of Rudat historical drama documentary film. After going through three stages, namely pre-production, production and post production, the Rudat historical documentary is created. This drama documentary film is hoped to initiate other alternatives for people to learn and recognize and preserve their culture. Keyword: Documentary Film, Drama Documentary, Rudat History, Classic and Unique
Pulau Nusa Tenggara Barat
dikenal melalui keindahan panorama
dan kebudayaannya yang masih sangat
kental. Pulau Nusa Tenggara Barat
meliputi pulau Lombok, Sumbawa,
Bima dan Dompu. Di pulau Lombok
ada salah satu kesenian daerah yang
masih sangat kental nilai budayanya
bernama langkah Rudat. Langkah Rudat
juga dikenal sebagai langkah
penyambutan untuk wisatawan. Namun,
perkembangan saat ini Rudat kurang
dikenal orang akibat tidak adanya lagi
waktu yang disediakan oleh pemerintah
setempat saat menyambut tamu dari
dalam maupun luar negeri. Kedudukan
Rudat sudah digantikan oleh ceramah
dan sebagainya.
Di pulau Lombok ini nilai-nilai
sejarah dan budaya tradisionalnya masih
melekat, hal inilah yang menjadi daya
tarik wisatawan untuk datang
berkunjung. Dengan menyuguhkan
pemandangan yang indah dan keramah
tamahan penduduk diharapkan dapat
meningkatkan daya tarik wisatawan
asing maupun wisatawan lokal
berkunjung ke pulau ini untuk
menikmati nilai-nilai tradisi yang ada di
pulau Lombok, salah satu tradisi yang
sampai saat ini masih ada ialah Rudat.
Dikisahkan dahulu para mubaliqh
dari Banjarmasin memakai gerakan
-
2
Rudat ini sebagai media penyebaran
agama Islam di pulau Lombok. Rudat
pertama kali ada di daerah Pemenang
yang kemudian menyebar ke seluruh
pulau Lombok dan sekitarnya.
Dewasa ini, banyak yang tidak
mengetahui apa dan bagaimana Rudat
tersebut, yang disebabkan oleh
banyaknya kebudayaan barat yang
masuk dan kurangnya niat pemerintah
untuk melestarikan Rudat tersebut.
Rudat yang merupakan langkah
penyambutan kini kurang diminati dan
dianggap remeh oleh pemuda-pemudi,
padahal Rudat adalah warisan budaya
yang harus selalu dilestarikan, hal ini
disampaikan oleh seorang budayawan
setempat bernama H. Jalaludin Arzaki.
Sama halnya dengan tari Pendet yang
menjadi simbol pulau Dewata, Rudat
pun merupakan simbol budaya yang ada
di Nusa Tenggara Barat, khususnya di
pulau Lombok. Hanya saja saat ini
jarang sekali yang membuat rekaman
atau film dokumenter tentang sejarah
Rudat, sehingga Rudat menjadi
terbengkalai.
TUJUAN
Tujuan pembuatan Film
dokumenter drama Rudat dengan
menggunakan pendekatan
rekonstruksi sejarah ini adalah untuk
menceritakan kembali sejarah Rudat
dan menjadikannya salah satu warisan
budaya yang akan terus dikenang oleh
masyarakat. Juga dapat mengemas
sejarah Rudat sesuai asal mula, filosofi
dan perkembangan yang ada.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Film:
Film hingga saat ini banyak yang
telah beredar, dengan berbagai jenis, isi,
makna dan lain-lain. Menurut Rayya
Makarim (Makarim, 2003) dijelaskan
bahwa film adalah salah satu sarana
komunikasi massa, selain jaringan
radio, televisi dan telekomunikasi. Film
membawa pesan-pesan komunikasi
utnuk diperlihatkan pada penonton,
sesuai yang ingin diberikan oleh
sutradara entah dalam drama, horor,
komedi, dan action.
2. Genre Film:
Dalam pembuatan film sineas
memiliki sebuah idealisme dalam
menentukan tema untuk membungkus
cerita agar dapat diterima oleh
penontonnya. Beberapa genre tersebut
antara lain:
1. Film Drama
Genre film ini memberikan alur
cerita mengenai kehidupan.
Keharuan lebih ditonjolkan dalam
film ini agar penonton bisa ikut
-
3
merasakan apa yang dirasakan para
tokohnya. Seperti Romeo and
Juliet, Haciko.
2. Film Laga atau action
Genre film ini banyak
menampilkan unsur pertarungan
dalam setiap scene.Sehingga
penonton dibawa ke dalam
kecepatan dan ketegangan gerak
tubuh para tokoh yang tengah
berkelahi.
3. Film Horor
Genre film ini banyak
menempatkan legenda yang
menyeramkan pada suatu daerah
atau legenda yang sengaja dibuat
untuk menghadirkan film ini.Antara
lain Kuntilanak, Suster Ngesot, The
Ring, dan sebagainya.
4. Film Thiller
Genre film ini selalu
mengedepankan ketegangan yang
dibuat tak jauh dari unsur logika.
Karena sepanjang jalan cerita
penonton akan disuguhkan dengan
peristiwa pembunuhan. Hal ini
memacu ketakutan tersendiri dalam
diri.
5. Film Fantasi
Genre film ini mempunyai alur
cerita yang diluar nalar manusia.
Sesuatu yang tidak mungkin, akan
terjadi di film ini. Kelebihannya,
film ini akasn selalu menyodorkan
sesuatu yang membuat decak
kagum penonton akanmakhluk dan
benda-benda yang tidak ada dalam
kehidupan nyata. Contoh Harry
Potter, Golden Compas dan
sebagainya.
6. Film Perang
Genre film ini sering juga disebut
dengan film kolosal.Film yang alur
ceritanya dibuat bedasarkan sejarah
atau hanya sebuah imajinasi belaka.
Contoh 300, The Last Samurai, dan
sebagainya.
7. Film Ilmiah
Genre film ini biasa disebut dengan
sci-fi. Ilmuan akan selalu ada dalam
genre film ini karna apa yang
sesuatu mereka hasilkan akan
menjadi konflik utama dalam
alur.Contoh Jurassic Park, Splice
dan sebagainya.
8. Film Dokumenter
Menurut Sheila Curran Bernard
(Bernard, 2004) film dokumenter
merupakan film non-fiksi yang
menggambarkan situasi kehidupan
nyata dengan setiap individu
menggambarkan perasaan dan
pengalamannya dalam situasi apa
adanya, tanpa persiapan, atau
-
4
langsung pada kamera atau
pewancara. Dokumenter dapat
diambil di lokasi apa adanya, atau
disusun secara sederhana dari
bahan-bahan yang sudah
diarsipkan.
3. Dokumenter Drama:
Film jenis ini merupakan
penafsiran ulang terhadap kejadian
nyata, bahkan selain peristiwanya
hampir seluruh aspek filmnya (tokoh,
ruang dan waktu) cenderung
direkonstruksi. Ruang (tempat) akan
dicari yang mirip dengan tempat aslinya
bahkan bila memungkinkan dibangun
lagi hanya untuk keperluan film
tersebut. Begitu pula dengan tokoh,
pastinya akan dimainkan oleh aktor
yang sebisa mungkin dibuat mirip
dengan tokoh aslinya.
4. Rudat:
Berdasarkan naskah rekaman
gambar dan suara (NTB, 1996)
Kesenian Rudat adalah salah satu
bentuk kesenian tradisional Lombok
(Sasak) yang tergolong dalam rumpun
kesenian Melayu Islam. Ada dua bentuk
dalam penyajian kesenian ini, yaitu
bentuk kemidi (teater tradisional) dan
langkah/gerak Rudat.
Rudat adalah salah satu kesenian
dari Lombok yang disebut seni
belangkah sambil menyanyikan lagu
yang bernafaskan Islam.Seni belangkah
atau Rudat biasanya dibawakan oleh 8
sampai 12 orang. Gerakannya seperti
pencak silat sedangkan lagunya
kebanyakan menggunakan bahasa Arab
yang kebanyakan ucapannya sudah
tidak jelas lagi makna sebenarnya
karena sudah terpengaruh lidah
Indonesia. Ada pula beberapa bait lagu
yang berbahasa Indonesia tetapi
berirama padang pasir.
5. Dasar Pembuatan Film:
Panca Javandalasta (Javandalasta,
2011), menjelaskan tahapan produksi
sebuah film, deskripsi kerja, dan
manajemen produksi. Hal-hal yang
harus disiapkan dalam produksi film
antara lain:
1. Penulisan dan Penyutradaraan
2. Sinematografi
3. Tata Suara
4. Tata Artistik
5. Editing
METODE PENELITIAN
Bidang kajian multimedia, boleh
dikatakan sebagai disiplin ilmu baru,
jika dibanding dengan ilmu-ilmu seni
lainnya. Oleh karena itu metode yang
dilakukan dalam proses pembuatan
Tugas Akhir ini, menggunakan
gabungan dari metode-metode yang
-
5
sudah ada pada ilmu lain. Pada
perkuliahan Metodologi Penelitian oleh
Karsam MA., Ph, D (Karsam MA.,
2009) dijelaskan bahwa, metode
penelitian memiliki ruang yang sangat
luas. Dilihat dari jenis penelitian, maka
penelitian dapat dibedakan menjadi 3
klasifikasi, yaitu penelitian aplikatif,
penelitian maksud, dan penelitian
berdasarkan jenis informasi. Pada
penelitian aplikatif, terdapat 2 jenis
penelitian, yaitu penelitian murni dan
terapan. Dalam dalam film Tugas Akhir
ini yang di gunakan adalah penelitian
terapan. Penelitian terapan adalah
penelitian yang hasilnya dapat
digunakan langsung untuk
menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi.
Gambar 1 Tahap Analisa Metode Penelitian
PERANCANGAN KARYA
1. Konsep
Ide membuat film dokumenter
datang ketika melihat pertunjukan seni
di Pekan Seni Tradisional. Kurangnya
minat pada sejarah berdatangan sejak
banyaknya budaya barat yang
berdatangan ke Indonesia, khususnya
pulau Lombok. Serta untuk memberi
nuansa baru dalam film dokumentasi
drama Indonesia, dan kebudayaan
bangsa Indonesia pun juga dapat
dikenal bangsa lain serta dicintai bangsa
sendiri. Konsep old-fashion dalam reka
ulang sejarahnya diharapkan dapat
memberi kesan penekanan pada cerita
sejarah Rudat itu sendiri.
2. Sinopsis
Dikisahkan, ada mubaliqh yang
baru datang di desa Trengan. Para
mubaliqh ini, mendatangai masjid di
desa itu. Namun, mereka prihatin
karena tak banyak orang yang
menunaikan ibadah di masjid itu. Para
mubaliqh kemudian diskusi, bagaimana
baiknya mereka bersikap dan bertindak,
agar warga ingin mengenal Islam lebih
dalam melalui kesenian yaitu Rudat.
-
6
3. Alur rancangan
Alur cerita pada film dokumenter
drama Rudat memiliki beberapa tahapan
atau segmentasi, yaitu:
pembuka/cuplikan gambaran keadaan
kota, drama reka ulang/rekonstruksi
sejarah, cuplikan wawancara dan
kemudian penutup yang berupa
rekaman langkah gerak Rudat itu
sendiri.
Gambar 2 Bagan Perancangan
IMPLEMENTASI
1. Produksi
Setelah melakukan beberapa observasi
atau penelitian barulah dilakukan
wawancara kepada narasumber terkait.
Dalam produksi dilapangan yang paling
ditekankan adalah rekonstruksi atau
reka ulang sejarah.
Gambar 3 Cuplikan Wawancara
Gambar 4 Shooting Reka Ulang Sejarah
Gambar 5 Shooting Reka Ulang Sejarah
2. Pasca Produksi
Pada tahapan pasca produksi ini
silakukan proses editing dan spesial
efek dengan beberapa langkah yang
harus dilakukan, yaitu:
1. Proses pemilihan vidio
Proses awal dimana menyeleksi
beberapa stock shoot yang telah
diambil. Materi pemilihan
berdasarkan kelayakan gambar
secara visual dan audio.
2. Proses Penataan stock shoot
Proses ini dilakukan dengan
bantuan program editing video.
Setelah melakuan pemilihan video
stock shoot, Proses selanjutnya
-
7
melakukan penataan yang mengacu
kepada treatment.
Gambar 6 Proses Penataan Stock Shoot
Gambar 7 Proses Penataan Stock Shoot
3. Proses Coloring
Dalam proses ini, Coloring adalah
proses merubah atau memodifikasi
warna terhadap gambar sehingga
menimbulkan kesan tertentu.
Pemilihan warna didasari oleh
pemilihan keyword pada bab
sebelumnya
Gambar 8 Proses Coloring
4. Editing Suara
Dalam proses ini penambahan
backsound dilakukan guna mendukung
tatanan visual. Proses sound editing
pada film dokumenter drama rudat
menggunakan musik free lisence yang
didapat dari berbagai situs musik di
internet.
Gambar 9 Proses Editing Suara
5. Rendering
KESIMPULAN
1. Berdasarkan observasi Rudat
adalah kesenian Islam yang bisa
menghibur sekaligus mengajarkan
ajaran Islam kepada masyarakat
melalui gerak, lagu, dan kostum
Rudat sendiri. Dalam proses
pembuatan film dokumenter drama
ini dilakukan berbagai tahapan
yaitu, pra produksi, produksi dan
paska produksi. Pada pra produksi
dilakukannya observasi dan survey
lokasi kemudian wawancara dengan
berbagai narasumber yang ada.
Setelah semua selesai barulah
diadakan kegiatan produksi. Bila
produksi telah diselesaikan, maka
kegiatan paska produksi dapat
dilaksanakan. Paska produksi inilah
akhir dari proses pembuatan film
dokumenter drama ini.
-
8
2. Dengan mencoba menampilkan
reka ulang peristiwa atau
menghidupkan sejarah pada film
History Of Rudat ini diharapkan
mampu memperkenalkan dan
melestarikan langkah Rudat secara
nyata di masyarakat khususnya di
pulau Lombok dan masyarakat luas
pada umumnya.
SARAN
Observasi tentang fenomena
keberadaan sejarah Rudat sebagai
kesenian Islam yang di aplikasikan
kedalam sebuah karya video
dokumenter drama ini diharapkan dapat
menjadi wawasan, inspirasi dan hiburan
bagi para khalayak luas. Penulis
berharap bagi peneliti selanjutnya
supaya dapat menampilkan sejarah
Rudat dengan sudut pandang yang
berbeda.
Penulis mengakui masih banyak
kekurangan dalam mengaplikasikan
hasil observasi ini kedalam video
dokumenter drama karena dalam
pembuatan film dokumenter drama ini
sangat diperlukan perencanaan dan
perancangan yang lebih matang dan
didukung oleh beberapa crew dengan
spesifikasi (Job descirptions) tersendiri.
Namun dalam pembuatan video
dokumenter drama berjudul Hystory Of
Rudat ini dikerjakan dengan jumlah
crew yang terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Ayawaila, G. R. (2008). Dokumenter:
Dari Ide sampai Produksi.
FFTV-IKJ Press.
Bernard, S. C. (2004). Documentary
storytelling for film and
videomakers. Focal press.
Bouvier, H. (2002). Seni musik dan
pertunjukan dalam masyarakat
madura.
Efendi, H. (2009). Mari Membuat Film.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fenner, D. E. (2008). Art in Context.
Ohio: Ohio University.
Javandalasta, P. (2011). Lima Hari
Mahir Bikin Film. Surabaya:
MUMTAZ Media.
Makarim, R. (2003). Rumah ke-7.
Michigan: Metafor Pub.
NTB, D. K. (1996). Naskah rekaman
gambar dan suara TARI
RUDAT. Mataram: DIKBUD
KANWIL NTB.
-
9
Wahyudi, J. B. (1986). Media
Komunikasi Massa Televisi.
Michigan: Alumni.
-
10