pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk mahkota tiruannya...
TRANSCRIPT
![Page 1: Pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk mahkota tiruannya nanti.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071708/55cf904f550346703ba4c23c/html5/thumbnails/1.jpg)
Pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk
mahkota tiruannya nanti. Pada gigi yang masih vital (karies belum mencapai pulpa,
persyarafan gigi masih vital), pengasahan ini dapat menyebabkan pasien merasakan
sensitivitas terhadap panas atau dingin terutama jika pembuatan crown kurang baik di bagian
tepi, yaitu di perbatasan crown dengan gusi. Selain itu, pembuatan crown metal-porcelain
yang kurang baik dapat menyebabkan tepi crown tidak pas dengan tepi gusi sehingga batas
logam akan nampak di daerah leher gigi, secara estetika kurang baik. Kondisi ini juga bisa
meningkatkan resiko peradangan gusi, apalagi jika pasien kurang bersih dan telaten dalam
merawat dan menjaga kebersihan gigi.
Selain metal porcelain, ada juga jenis crown all porcelain, dimana tidak ada logam di
bagian dalam/belakang mahkota. Secara estetik baik sekali karena warnanya dapat
disesuaikan dengan gigi sebelah, namun karena sifat porcelain yang rigid maka kemungkinan
untuk patah labih besar terutama jika tekanan kunyah pasien besar. Selain itu all porcelain
crown juga dapat menyebabkan gigi yang berlawanan lama-lama menjadi aus.
Intinya, mahkota tiruan adalah restorasi pilihan pada gigi dengan kerusakan mahkota
berat dan tidak lagi dapat ditambal dengan bahan tambal biasa. Secara estetik pun baik sekali
terutama yang menggunakan material porcelain/metal porcelain dan kekuatannya relatif
paling baik dibandingkan mahkota dari bahan resin akrilik atau komposit. Namun untuk
dapat bertahan lama (crown dapat bertahan hingga mencapai 10 tahun), dibutuhkan skill dari
dokter gigi dan kedisiplinan pasien dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Tambal gigi crown (mahkota gigi) merupakan salah satu cara untuk memperbaiki
kondisi gigi. Tambal gigi crown biasanya digunakan saat seseorang mengalami patah gigi,
sehingga untuk memperoleh bentuk yang bagus seperti semula dilakukan tambal gigi crown,
atau karena lubang pada gigi sudah terlalu besar. Teknik ini memang banyak digunakan, tapi
bukan berarti para penggunanya bebas dari efek samping tambal gigi crown.
Salah satu efek samping tambal gigi crown diakibatkan bahan dasar pembuat crown
itu sendiri. Crown dibuat dari porcelain. Porcelain yang ditempelkan pada gigi ini bisa pecah
atau retak. Bila porcelain ini pecah, bisa diperbaiki atau diganti.
![Page 2: Pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk mahkota tiruannya nanti.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071708/55cf904f550346703ba4c23c/html5/thumbnails/2.jpg)
Tapi, bila pecah atau retaknya sangat parah justru dapat membuat gigi terasa sangat
sakit. Maka, pemeriksaan rutin ke dokter gigi harus dilakukan agar dokter dapat mengecek
apakah crown pecah, retak, atau baik-baik saja. Kerusakan pada crown dapat membuat gigi
tidak terlindungi dan memicu kerusakan pada gigi. Selain itu, porcelain yang digunakan pada
crown akan membentuk permukaan yang kasar sehingga bila terjadi gesekan pada gigi lain,
akan mengikis enamel gigi yang lain.
Efek samping lainnya adalah crown dapat memicupenyakit gusi. Plak dapat
mudah terbentuk pada gusi atau pada dasar crown (mahkota gigi). Plak ini dapat
meningkatkan risiko sakit gusi. Crown pada gigi juga bisa longgar atau lepas. Hal ini
dapat terjadi karena adanya kerusakan pada semen gigi yang menyangga crown. Bila crown
ini terlepas, crown ini bisa tertelan dan masuk ke dalam perut tanpa dihancurkan sebelumnya
karena crown yang terlepas ini bisa sangat kecil dan halus sekali. Selain itu, crown yang
terlepas dapat menimbulkan ruang pada gigi. Ruang ini dapat menjadi tempat yang cocok
bagi bakteri untuk berkembang biak dan akhirnya merusak gigi.