pembuatan bioetanol

20
PERBANDINGAN PENGGUNAAN RAGI TAPE dan Zymomonas mobilis SEBAGAI FERMENTOR DALAM PEMBUATAN BIOETANOL dengan BAHAN BAKU SAMPAH ORGANIK PROPOSAL diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian oleh : Ervi Afifah 1006470 PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

Upload: ervi-afifah

Post on 19-Jul-2015

239 views

Category:

Environment


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan bioetanol

PERBANDINGAN PENGGUNAAN RAGI TAPE dan Zymomonas mobilis

SEBAGAI FERMENTOR DALAM PEMBUATAN BIOETANOL dengan

BAHAN BAKU SAMPAH ORGANIK

PROPOSAL

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

oleh :

Ervi Afifah

1006470

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Page 2: Pembuatan bioetanol

A. Judul

“Perbandingan Penggunaan Ragi Tape dan Zymomonas mobilis Sebagai

Fermentor dalam Pembuatan Bioetanol dengan Bahan Baku Sampah

Organik”.

B. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Sampah merupakan masalah besar di Negara Indonesia. Indonesia

merupakan negara yang menghasilkan tumpukan sampah terbesar di dunia.

Hal itu disebabkan karena Indonesia memiliki pengelolaan sampah yang

kurang baik. Sampah biasanya hanya di kumpulkan, kemudian diangkut dan

barulah dibuang. Padahal pengelolaan sampah seperti ini tidak menuntaskan

masalah, masalah yang lain akan timbul terutama terhadap dampak

lingkungan yang cukup besar.

Sampah di negara ini, sudah seharusnya memiliki sistem pengelolaan yang

baik. Salah satunya yaitu dengan cara mendaur ulang dan kesulitan yang

terjadi di negara ini sampah yang dibuang tidak dibedakan mana yang

termasuk sampah organik dan mana yang non organik. Karena dalam pendaur-

ulangan sampah pengelompokkan kedua sampah tersebut sangatlah penting.

Menurut Pramono (2006), Indonesia berdasarkan data Bank Dunia tahun

1999, komposisi sampah organiknya sampai 70,2 % sedangkan untuk Kota

Bandung sendiri sampah organik yang dihasilkan sebesar 63,5 %.

Oleh karena itu, sampah organik yang merupakan komposisi sampah

terbesar alangkah baiknya jika sampah ini didaur ulang dengan baik. Bukan

hanya dijadikan sebagai kompos, tetapi sampah ini dapat didaur ulang dan

dijadikan sebagai bioetanol melalui proses fermentasi. Bioetanol ini berfungsi

tidak hanya untuk menanggulangi sampah saja, melainkan dapat dijadikan

Page 3: Pembuatan bioetanol

sebagai energi alternatif pengganti BBM, yang dimana sedang terjadi krisis

BBM di negara ini.

Penelitian tentang pemanfaatan sampah organik sebagai Bioetanol telah

dilakukan oleh para peneliti dengan menggunakan berbagai macam agen

untuk mempercepat proses fermentasi. Seperti yang telah dilakukan oleh

Kusnadi dkk (2009), dalam pembuatan bioetanol menggunakan inokulum ragi

tape dan sampah organik sebagai bahan bakunya. Hasil dari penelitian tersebut

didapatkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 31% dengan perlakuan yaitu

penggunaan inokulum jenis ragi tape dengan konsentrasi 3% (b/v) dengan

lama fermentasi 4-6 hari dan suhu inkubasi 300C. Namun, penelitian ini

terdapat kekurangan yaitu hasil (rendemen) dan produktivitas yang dihasilkan

masih rendah. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut agar mendapatkan

hasil yang optimal.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi diperlukan

agen lain sebagai fermentor. Aulia (2011) telah melakukan penelitian dengan

menggunakan inokulum Zymomonas mobilis untuk proses fermentasi

bioetanol dan diperoleh hasil sebesar 10,52% dengan penggunaan ekstrak

sampah buah sebagai bahan baku, penggunaan 1,5 ml H2SO4 6 N untuk

proses hidrolosis dengan lama fermentasi 9 hari.

Untuk penelitian kali ini, peneliti akan membandingkan penggunaan kedua

fermentor yaitu ragi tape dan Zymomonas mobilis dengan perlakuan yang

sama terhadap objek yang sama pula yaitu sampah organik berupa sayur-

mayur. Diharapkan dengan penelitian ini, peneliti mengetahui agen mana yang

tepat untuk digunakan sebagai fermentor sehingga memperoleh kadar

bioethanol yang cukup tinggi.

Maka dengan itu peneliti memilih judul yaitu “Perbandingan Penggunaan

Ragi Tape dan Zymomonas mobilis Sebagai Fermentor dalam Pembuatan

Bioetanol dengan Bahan Baku Sampah Organik”.

Page 4: Pembuatan bioetanol

2. Rumusan Masalah

“Berapa kadar bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi sampah

organik baik yang menggunakan inokulum ragi tape maupun Zymomonas

mobilis?”

3. Batasan Masalah

1. Sampah organik yang dipakai yaitu campuran sampah sayur-

mayur yang diperoleh dari Pasar Ciroyom Kota Bandung

2. Sampah sayuran yang dipakai terutama sampah sayuran basah

yang kadar airnya cukup tinggi yakni kubis, sawi putih, sawi

hijau, dan wortel.

3. Jenis ragi tape dengan merk dagang yang sama.

4. Jenis bakteri Zymomonas mobilis berasal dari kultur yang sama.

5. Konsentrasi ragi yang dipakai adalah 0%, 3%, 6% dan 9% b/v.

6. Konsentrasi Zymomonas mobilis yang digunakan adalah 0%, 3%,

5%, dan 7% v/v.

7. Persamaan langkah kerja pada keduanya.

8. Parameter yang diamati yaitu kadar etanol yang dihasilkan.

C. Tujuan

Menguji kadar bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik baik

yang menggunakan inokulum ragi tape maupun Zymomonas mobilis.

D. Kegunaan Penelitian

Memberikan informasi mengenai kadar bioetanol yang dapat dihasilkan dari

sampah organik baik yang menggunakan inokulum ragi tape maupun Zymomonas

mobilis.

Page 5: Pembuatan bioetanol

E. Sampah Organik Sebagai Bahan Bioetanol Melalui Proses Fermentasi

Oleh Ragi Tape atau Zymomonas mobilis

1. Sampah Organik

Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,

perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Atau dengan kata lain sampah

adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu

yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan

manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang bersifat biologis.

(Fachrurozi, 2012)

Berdasarkan jenisnya sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah organik

(dapat terurai) dan sampah anorganik (tidak dapat terurai). Berdasarkan

penelitian tentang sampah yang dilakukan oleh Pramono (2006) Indonesia

menghasilkan sekitar 70% sampah organik dan sisanya merupakan sampah

anorganik.

Keberadaan sampah tersebut terkadang menimbulkan masalah yang cukup

besar, dikarenakan sistem pengelolaan yang kurang baik. pengelolaan sampah

selama ini adalah dikumpulkan, ditampung di tempat pembuangan sementara

(TPS) dan akhirnya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) (Kusniaty

dkk, 2011). Oleh karena itu, masalah seperti semakin sempitnya ruang untuk

TPA atau jauhnya jarak dari kota ke tempat TPA maka terkadang sampah

tidak diangkut dan hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan di daerah

warga sekitar.

Oleh sebab itu, pengelolaan sampah haruslah diperbaiki. Sistem

pembuangan TPA semestinya sydah mengalami perbaikan dan sistem

pengelolaan yang lebih baik. Sebagaimana yang terjadi di negara ini, sampah

dibuang tidak dikelompok-kelompokan sesuai jenisnya. Jadi, sudah

semestinya pemisahan antar sampah organik dan anorganik dilakukan dengan

konsisten. Sehingga mempermudah pengelolaannya.

Page 6: Pembuatan bioetanol

Pengelolaan sampah, khususnya sampah organik dapat dijadikan sebagai

bahan baku bioethanol. Sampah organik menurut Pramono (2006), sekitar

60% merupakan sayur-sayuran dan 40% merupakan daun-daunan, kulit buah-

buahan dan sisa makanan. Melihat tingginya persentasi sampah sayuran yang

ada maka dapat dijadikan sebagai bioethanol. Menurut Nugroho (2008) dalam

Kusnadi (2009) menyatakan bahwa sampah organik terutama sampah sayuran

dan buah-buahan banyak mengandung pati, gula, dan hemiselulosa, sehingga

sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bioethanol.

2. Bioetanol

Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan melalui bantuan agen biologis.

Etanol secara luas telah digunakan di Brazilia sejak tahun 2000 sebagai bahan

bakar kendaraan bermotor, baik dalam bentuk etanol murni ataupun dalam

bentuk campuran dengan bensin. Etanol dapat dibuat dari berbagai bahan hasil

pertanian yang mengandung turunan gula seperti molase, gula tebu, gula bit,

dan sari buah, bahan yang mengandung pati seperti biji–bijian, umbi, dan ubi.

Disamping itu juga bahan yang mengandung selulosa seperti kayu. (Hill,

et.al., 2006 dalam Widyastuti, ___ )

Proses pembuatan bioetanol meliputi dua tahap yang pertama yaitu

hidrolisis dan yang kedua yaitu dengan tahap fermentasi. Hidrolisis adalah

proses konversi pati menjadi glukosa. Pati merupakan homopolimer glukosa

dengan ikatan a-glikosidik. Prinsip dari hidrolisis pati pada dasarnya adalah

pemutusan rantai polimer pati menjadi unit-unit dekstrosa (C6H12O6)

(Musanif, 2012). Pembuatan bioetanol dari sampah organik dengan jenis

sayuran tidaklah mudah. Pada tahap hidrolisis ini, sayuran mengandung lignin

dan selulosa sehingga diperlukan tahap pre-treatment. Berdasarkan penelitian

Kusnadi (2009), proses pretreatment yakni tahap perlakuan awal untuk

menghilangkan kandungan lignin dalam lignoselulosa dan menghidrolisis

selolusa dan hemiselulosa itu sendiri menjadi gula sederhana yang selanjutnya

dikonversi menjadi etanol. Proses pretreatment yang dilakukan bisa dengan

Page 7: Pembuatan bioetanol

tiga cara, yakni secara fisik dengan panas dan tekanan tinggi, secara kimia

dengan menggunakan asam encer, secara biologis dengan menggunakan agen

biologis.

Tahap kedua yaitu fermentasi untuk mengkonversi glukosa (gula) menjadi

etanol dan CO2 (Musanif, 2012). Fermentasi mengubah glukosa menjadi

etanol dan CO2 dengan proses yaitu glukosa akan dipecah menjadi asam

piruvat dengan melalui jalur glikolisis. Lalu setelah dipecah menjadi asam

piruvat dilanjutkan dengan proses fermentasi secara anaerob. Menurut

Campbell (2008), pada fermentasi alkohol, piruvat diubah menjadi etanol (etil

alkohol) dalam dua langkah. Langkah pertama melepaskan karbon dioksida

dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa berkarbon-dua, asetildehid.

Langkah kedua, asetaldehid direduksi menjadi etanol oleh NADH.

Gambar 1. Skema Fermentasi Alkohol

Sumber gambar : http://biologigonz.blogspot.com

Untuk memurnikan kadar bioetanol maka dilakukan destilasi. Destilasi

dilakukan dengan cara larutan hasil fermentasi dialirkan ke kolom distilator

untuk memurnikan bioethanol. Dan etanol pun siap digunakan (Kusnadi,

2009).

Page 8: Pembuatan bioetanol

Bioetanol dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti bensin.

Kelebihan bioetanol dibandingkan energi alternatif lainnya adalah

pembakaran lebih sempurna, gas buang menjadi lebih bersih, Irit bahan bakar

sampai dengan 20 %, ramah lingkungan, dan nilai Oktan lebih tinggi

(Anonim, 2012).

3. Ragi Tape

Ragi tape atau yang sering disebut sebagai “ragi” adalah starter untuk

membuat tape ketan atau tape singkong. Di dalam ragi ini terdapat

mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula

sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa

jenis mikroorganisme yang terdapat dalam ragi adalah Chlamydomucor

oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp., Saccharomyces cerevicae,

Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain (Rochintaniawati, ____)

Meskipun banyak spesies yang ditemukan pada ragi tape, untuk

mempelajari metabolismenya maka dilihatlah proses metabolisme yang

dilakukan oleh Saccharomyces cerevicae. Spesies pada ragi ini, menggunakan

jalur EMP (Embden-Meyerhof Pathway) pada metabolisme glukosa dengan

kondisi pH netral atau tidak terlalu asam dan kondisi anaerob (Albert, et, al.,

2002).

EMP biasa digunakan oleh Saccharomyces untuk memproduksi etanol dan

CO2. Jalur ini digunakan oleh bakteri asam homolaktat dan digunakan oleh

bakteri lainnya untuk memproduksi berbagai macam asam lemak, alkohol dan

gas. Beberapa produk akhir dari fermentasi EMP adalah komponen penting

yang terdapat pada makan, minuman, bahan bakar dan pelarut industri (Todar,

____ ).

Page 9: Pembuatan bioetanol

Gambar 2. Jalur EMP dalam proses oksidasi glukosa menjadi 2 asam piruvat

Sumber gambar : http://textbookofbacteriology.net

Gambar 3. Jalur EMP dalam proses fermentasi yang dilakukan oleh

Saccharomyces

Sumber gambar : http://textbookofbacteriology.net

Page 10: Pembuatan bioetanol

4. Zymomonas mobilis

Zymomonas mobilis adalah bakteri gram negatif dan bersel tunggal. Sepasang

atau beberapa filamennya tidak motil. Memilki alat gerak berupa flagela yang

berjumlah empat buah. Zymomonas mobilis pada umumnya ditemukan

kontaminan di tempat pembuatan bir. Bakteri ini memiliki karakter khusus yaitu

memiliki kempampuan mengkonversi glukosa atau fruktosa menjadi etanol dan

CO2 melalui jalur Entner-Doudoroff . pertumbuhannya akan terhambat dalam

keadaan etanol 8%. Ia juga dapat mati dalam tekanan suhu 600C (Kallmeyer,

2004).

Gambar 4. Bakteri Zymomonas mobilis

Sumber gambar : biotechnologyadvance.blogspot.com

Zymomonas adalah bakteri yang hidup dipermukaan tanaman, yaitu pada

tanaman sekulen seperti kaktus atau pada tempat pembuatan anggur yang

difermentasi menjadi wine. Di Meksiko, kaktus mengalami fermentasi oleh

bakteri ini menjadi “bir kaktus”, saat didestilasi bir ini dijadikan sebagai minuman

tequila. Fermentasi yang dilakukan oleh Zymomonas berbeda dengan yang

dilakukan oleh Saccharomyces, namun keduanya dapat dipilih sebagai fermentor.

Kelebihan dari Zymomonas memilki potensi yang lebih besar dibandingkan ragi

dalam memproduksi alkohol. Notabenenya Zymomonas memiliki jalur Entner-

Doudoroff sebagai jalur fermentasinya, jalur ini digunakan untuk mendegradasi

karbohidrat. Jalur Entner-Doudoroff menghasilkan 2 asam piruvat dari glukosa

(sama dengan jalur EMP) tetapi sama dengan jalur phosphoketolase, oksidasi

Page 11: Pembuatan bioetanol

terjadi sebelum terbagi dan hasilnya yaitu 1 mol ATP per 1 mol glukosa (Todar,

____ ).

Gambar 5. Entner-Doudoroff Pathway dalam fermentasi yang dilakukan oleh

Zymomonas. Reaksi menghasilkan 2 ethanol + 2 CO2 + 1 ATP

Sumber gambar : http://textbookofbacteriology.net

Page 12: Pembuatan bioetanol

F. Metode Penelitian

1. Metode Penentuan Daerah dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Pendidikan

Biologi FPMIPA UPI Jalan Dr. Setiabudi No. 229. Pada waktu Desember 2013.

2. Metode Pengumpulan Data

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Teknik

penelitiannya adalah observasi.

3. Metode Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan yakni sampah organik berupa sayur-mayur yang

diperoleh dari pasar Ciroyom. Jenis ragi yang diperoleh dengan merk dagang yang

sama dan bakteri Zymomonas mobilis dari kultur yang sama.

4. Alat dan Bahan

Alat

No. Nama Alat Jumlah

Unit

1. Alat Destilasi 1

2. Blender 1

3. Panci Penangas 1

4. Autoklaf 1

5. Kompos gas 1

6. Shaker 1

7. Hot Plate 1

8. Cawan petri 1

9. pH meter 1

10. Botol fermentasi skala

laboratorium dan kelengkapannya.

1

Page 13: Pembuatan bioetanol

Tabel 1. Alat-alat untuk penelitian

Gambar 6. Alat fermentasi

Sumber gambar: jurnal.pdii.lipi.go.id

Gambar 7. Alat Destilasi

Sumber gambar: dc261.4shared.com

Bahan

Page 14: Pembuatan bioetanol

No. Nama Bahan Jumlah

1. Sampah Organik Sesuai yang dibutuhkan

2. Aquades 1 Liter

3. Gula Pasir 1 Kg

4. Ragi Tape ½ Kg

5. Kultur Zymomonas mobilis 2 kultur

6. Alkohol ½ Liter

7. Agar-agar 2 sachet

Tabel 2. Bahan-bahan untuk penelitian

5. Prosedur Kerja

Langkah kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

Pembuatan Sari sampah dan perlakuan awal (Pretreatment)

Sampel sampah berupa sayuran dan buah-buahan dicuci dengan air

bersih, kemudian diblender sampai menjadi bubur sampah,.

Selanjutnya disaring dengan kain untuk mendapatkan sari sampah.

Perlakuan awal dilkuan unutk hidrolisis selulosa menjadi gula

sederhana, dilakuan secara fisik dengan mendidihkan bubur dan sari

sampah

Proses Fermentasi etanol sari sampah Sari sampah yang sudah

diberi perlakuan awal, selanjutnya diferementasi dengan penambahan

inokulum ragi tape, serta kultur murni Zymomonas mobilis dengan

variasi konsentrasi, lama inkubasi dan penambahan kadar gula awal

yang berbeda. Fermentasi dilakuan dengan metode kultur curah pada

fermentor sederhana dengan suhu inkubasi rata-rata 30 oC pada

kondisi anaerobik. Fermentasi dilakukan selama 6 hari.

Proses Destilasi dilakukan untuk pemurnian bioetanol. Proses ini

menggunakan alat detilator dengan mengalirkan hasil cairan

fermentasi ke dalamnya.

Page 15: Pembuatan bioetanol

6. Metode analisa Data

Untuk menganalisa data digunakan tahapan sebagai berikut:

1) Dari setiap perlakuan akan ditentukan jumlah destilat (V) dan kadar

alkohol (% A) dalam destilat.

2) Berdasarkan nilai BJ destilat terukur ditentukan kadar etanol dengan

menggunakan tabel 3 -20 Perry Chemical Engineer’s Handbook.

3) Kemudian dihitung rendemen proses dengan rumus perhitungan sebagai

berikut : Rendemen = V x A x 100%

Total gula reduksi

4) Rendemen rata-rata dari perlakuan pertama dibandingkan dengan

rendemen rata-rata dari perlakuan ke dua untuk waktu fermentasi yang

sama.

5) Kondisi optimum masing-masing perlakuan dibaca dari grafik hubungan

antara rendemen hasil dan waktu fermentasi (Widyastuti, ___).

G. Alur penelitian

Page 16: Pembuatan bioetanol

H. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Minggu ke :

Fermentasi di Laboratorium

Fermentasi dengan ragi

tape

Fermentasi dengan

Zymomonas mobilis

Destilasi Bioetanol

Pengolahan Data

Hasil

Pretreatment Sampah

Organik

Page 17: Pembuatan bioetanol

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Penyusunan Proposal

2. Penyusunan Instrumen

3. Seminar proposal

4. Pengajuan validitas dan reliabilitas

instrumen

5. Penentuan Sampel

6. Pengumpulan data

7. Analisi Data

8. Pembuatan draft skripsi

9. Seminar skripsi

10. Penyempurnaan skripsi

11. Penggandaan skripsi

Tabel 3. Jadwal Penelitian

I. Anggaran Dana

Page 18: Pembuatan bioetanol

No. Nama Barang Jumlah Harga

1. Sampah Organik Sesuai yang

dibutuhkan -

2. Aquades 1 Liter Rp. 5.000

3. Gula Pasir 1 Kg Rp. 15.000

4. Ragi Tape 5 gandu Rp. 10.000

5. Kultur Zymomonas

mobilis

2 kultur Rp. 200.000

6. Alkohol ½ Liter Rp. 35.000

7. Agar-agar 2 sachet Rp. 10.000

10. Penyewaan peralatan

Lab.

Sesuai yang

dibutuhkan Rp. 300.000

Total Harga Rp. 590.000

Tabel 4. Anggaran Dana

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: Pembuatan bioetanol

Albert. et al. (2002). Microbial Physiology. [Online]. Tersedia:

http://docencia.izt.uam.mx/hgm/bq_fisiol_microbiana/documentos/pdf/

Moat_microbial_physiol/cap_11.pdf (3 Januari 2013)

Anonim. (2012). Manfaat Bioetanol. [Online]. Tersedia:

http://tipspedia.net/manfaat-bioetanol# (1 Januari 2013)

Fachrurozi. (2012). Sampah Organik dan Anorganik. [Online]. Tersedia:

http://www.pantonanews.com/1663-sampah-organik-dan-anorganik (2

Januari 2013)

Kallmeyer . (2004). Brewery Bacterial Contaminants. [Online]. Tersedia:

http://www.draymans.com/articles/arts/08.html (2 Januari 2013)

Kusnadi, dkk. (2009). Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Baku

Produksi Bioetanol Sebagai Energi Alternatif. LAPORAN

PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

(ENERGI TERBARUKAN). [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1968050

91994031-KUSNADI/Laporan_akhir_HIBAH_STranas2009.pdf (1

Januari 2013)

Musanif, Jamil. (____). Bio-Eetanol. [Online]. Tersedia:

http://pphp.deptan.go.id/xplore/files/PENGOLAHANHASIL/BioEnergi

Lingkungan/BioEnergiPerdesaan/BIOFUEL/Bioetanol/Bioethanol.pdf

(2 Januari 2013)

Rochintiawati. (____). Pembuatan Ragi Tape. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/DIANA

_ROCHINTANIAWATI/BIOLOGY_TERAPAN/PEMBUATAN_RA

GI_TAPE_%26_TAPE.pdf (2 Januari 2013)

Todar, Kenneth. (____).Diversity of Metabolism in Procaryotes . [Online].

Tersedia: http://textbookofbacteriology.net/metabolism_3.html (3

Januari 2013)

Page 20: Pembuatan bioetanol

Widyastuti. (___). “Pembuatan Bioetanol Dari Limbah Buah Pisang (Musaceae)

Dengan Proses Hidrolisis dan Fermentasi”. Jurnal Kimia dan

Teknologi. ISSN 0216 – 163 X. [Online]. Tersedia:

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/art66110_0216%E2%80%9316

3X.pdf (2 Januari 2013)

Sumber Gambar

Anonim2. (2010). Fermentasi. [Online]: Tersedia:

http://biologigonz.blogspot.com/2010/03/skema-fermentasi.html (3

Januari 2013)

Anonim3. (___). Alat Destilasi. [Online]. Tersedia: dc261.4shared.com (3

Januari 2012)

Chrisnasari. (2010). Optimization of Ethanol Production from Palmyra Sap by

Zymomonas mobilis ZM4 using Response Surface Methodology

(RSM). [Online]. Tersedia:

http://biotechnologyadvance.blogspot.com/2010/08/optimization-of-

ethanol-production-from.html. (4 Januari 2013)

Todar, Kenneth. (____). Diversity of Metabolism in Procaryotes . [Online].

Tersedia: http://textbookofbacteriology.net/metabolism_3.html (3

Januari 2013)