pembimbing i : myrna sofia, se.m.si pembimbing ii : hj. asmaul...
TRANSCRIPT
Skripsi Karya Ilmiah Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji Februari 2018
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP TIMBULNYA
KESENJANGAN ANGGARAN DENGAN INFORMASI ASIMETRI,
BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI
PADA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
ZAINAL ABIDIN
100462201162
Pembimbing I : Myrna Sofia, SE.M.Si
Pembimbing II : Hj. Asmaul Husna, SE.Ak, MM, CA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris
tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap kesenjangan anggaran dengan
informasi asimetri, budaya dan komitmen organisasi sebagai moderasi pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Riau dengan menggunakan
metode purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Metode
statistic yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Ampel pada penelitian ini berjumlah 62 orang, Hasil penelitian
menunjukan bahwa hanya budaya oraganisasi yang mempengaruhi hubungan
partisipasi anggaran terhadap Kesenjangan Anggaran.
Kata kunci : partisipasi anggaran terhadap kesenjangan anggaran dengan
informasi asimetri, budaya dan komitmen organisasi sebagai
moderasi.
PENDAHULUAN Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap praktik akuntansi
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik negara/
daerah, dan berbagai organisasi lainnya dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Terdapat tuntutan yang lebih besar dari masyarakat untuk dilakukan transparansi
dan akuntanbilitas publik oleh lembaga-lembaga sektor publik terutama pada
sektor pemerintahan.
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.
Anggaran ini dimaksudkan agar pemerintah mengetahui sebatas mana
kemampuan yang dimiliki pemerintah dalam melaksanakan tugasnya agar selaras
dengan tujuan pemerintah dan kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain melalui pemanfaatan anggaran terdapat pula prilaku yang tidak
mendukung yang dinamai Kesenjangan Anggaran. Dikatakan sebagai
Kesenjangan Anggaran apabila dalam proses pembuatan anggaran dilakukan
dengan meninggikan biaya atau mengurangi pendapatan dari yang seharusnya.
Pendekatan ini mengamsumsikan bahwa bawahan dimotivasi oleh kepentingan
diri sendiri dan percaya bahwa anggaran dapat dicapai lebih mudah dengan
pengenalan kesenjangan anggaran.
Pada saat sekarang ini pemerintah dalam proses perencanaan anggarannya
memakai metode Partisipasi, yang merupakan gabungan dari metode top down
dan bottom up. Partisipasi Anggaran adalah sebuah proses yang menggambarkan
dimana individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran yang mempunyai
pengaruh terhadap target anggaran, dan perlunya penghargaan atas pencapaian
anggaran tersebut (Falikhatun, 2007) dalam Rukmana (2013)
Govindarajan (2005) dalam Falikhatun (2007) menyatakan bahwa
perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan
kontijensi (contingency approach). Hal ini dilakukan dengan memasukkan
variabel lain yang mungkin mempengaruhi partisipasi dengan kesenjangan
anggaran. Pengaruh partisipasi anggaran dan senjangan anggaran di pengaruhi
oleh beberapa variabel pemoderasi diantaranya yaitu: seperti Infomasi Asimetri,
Budaya Organisasi dan Komitmen organisasi.
Menurut Dunk (2004) dalam Falikhatun (2007) mendefinisikan informasi
asimetri sebagai suatu keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi
informasi yang dimiliki atasannya, termasuk lokal maupun informasi pribadi.
Dengan terdapatnya asimetri informasi dan perbedaan tujuan antara atasan dengan
bawahan maka bawahan dapat mengambil kesempatan dari partisipasi
penganggaran dan memberikan informasi yang bias dari informasi pribadi mereka
dengan memuat anggaran yang relatif lebih mudah dicapai, sehingga terjadilah
kesenjangan anggaran, yaitu melaporkan anggaran dibawah kinerja yang
diharapkan.
Variabel pemoderasi lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Budaya Organisasi dan Komitmen Orgnisasi. Budaya Organisasi merupakan
seperangkat atau asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma-norma yang
di kembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan intergrasi
internal (Mangkunegara:2005) dalam Sembiring (2012:39). Dari suatu budaya
Organisasi maka akan timbul suatu komitmen Organisasi yang merupakan derajat
yang mana karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan
tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi. (Mathis dan Jackson:2000)
dalam Sopiah (2008). Hal tersebut menggambarkan bahwa karyawan yang
memiliki komitmen tinggi akan menggunakan anggaran untuk tujuan organisasi
sedangkan karyawan yang memiliki komitmen rendah akan memilih untuk
memenuhi tujuan dirinya sendiri sehingga akan terjadi kesenjangan anggaran
Kajian Pustaka
1. Anggaran
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial
(Murdiasmo, 2002:61)
Menurut Wahyono, (2010) Anggaran merupakan suatu rencana yang
disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang di
nyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)
tertentu.
2. Partisipasi Anggaran
Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “participation” yang berarti
pengambilan bagian atau keikutsertaan. Partisipasi anggaran adalah proses yang
menggambarkan individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan
mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas
pencapaian target anggaran tersebut (Brownell, 1982) dalam Falikhatun (2007).
Warindrani (2006: 99) dalam Armaeni (2012) menjelaskan tentang
adanya tiga potensi masalah yang dapat ditimbulkan dari partisipasi anggaran,
yaitu:
a. Menetapkan standard yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
b. Timbulnya kesenjangan anggaran
c. Adanya partisipasi semu
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat ditarik suatu simpulan bahwa
partisipasi anggaran merupakan keikutsertaan berbagai pihak yang berkepentingan
dengan anggaran untuk bersama-sama mengambil peran guna menentukan dan
mencapai anggaran yang merupakan suatu cerminan tujuan organisasi.
3.Informasi Asimetri
Anggaran mempunyai dua fungsi yaitu sebagai alat pengendalian dan
sebagai alat perencanaan. Dalam beberapa hal, untuk memenuhi fungsi tersebut,
anggaran dapat disusun dengan tingkat kesulitan yang sama. Akan tetapi
penentuan anggaran yang tepat mungkin tidak mudah dan akan menjadi masalah
apabila manejer bawah dan menengah memiliki informasi yang lebih baik
dibandingkan dengan informasi yang dimiliki manejer atas. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Dunk (1993) dalam Falikhatun (2007) bahwa perbedaan informasi
yang dimiliki antara manejer atas dengan manejer bawah atau manejer menengah
inilah yang disebut dengan asimetri informasi.
Adanya informasi asimetri merupakan salah satu faktor yang
menimbulkan prilaku negatif dalam hal ini adalah kesenjangan anggaran
dijelaskan oleh Suartana (2010:139) dalam Rukmana (2013) bahwa: “ Konsep
informasi asimetri yaitu atasan mungkin mempunyai pengetahuan dan wawasan
yang lebih daripada bawahan, ataupun sebaliknya.
4. Budaya Organisasi
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya
yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik
dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan
masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak
menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat
menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku
atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam
organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi
efektivitas organisasi secara keseluruhan (Gusti, 2013).
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan budaya organisasi
merupakan seperangkat asumsi, kepercayaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang
telah disepakati sebelumnya untuk dilaksanakan oleh para anggota baru dalam
mengatasi setiap permasalahan organisasi, baik secara internal maupun eksternal
dalam mencapai tujuan utama dari organisasi tersebut
5. Komitmen Organisasi
Komitmen merupakan sikap seseorang yang menunjukan kesetiaan dan
loyalitas terhadap sesuatu hal. Dalam hal ini komitmen yang difokuskan adalah
komitmen pada organisasi. Komitmen organisasi adalah loyalitas terhadap
organisasi melalui penerimaan sasaran-sasaran, nilai-nilai organisasi, kesediaan
atau kemauan untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi serta keinginan
untuk bertahan didalam organisasi.
Newstrooms (1989) dalam Sopiah (2008:156) menyatakan definisikan
komitmen organisasi adalah sebagai daya relatif dari keberpihakan dan
keterlibatan seseorang terhadap organisasi. Newstroom (1989) dalam Sopiah
(2008:156) melanjutkan bahwa secara konseptual komitmen organisasi ditandai
oleh tiga hal yaitu :
1. Adanya rasa percaya yang kuat dan penerimaan seseorang terhadap tujuan
dan nilai-nilai organisasi.
2. Adanya keinginan seseorang untuk melakukan usaha secara sungguh-
sungguh demi organisasi.
3. Adanya hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam suatu
organisasi.
6. Kesenjangan Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan, (2001) dalam Giusti (2013)
kesenjangan anggaran adalah perbedaan jumlah anggaran yang diajukan oleh
bawahan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi. Kesenjangan
anggaran dilakukan oleh bawahan yaitu dengan menyajikan anggaran dengan
tingkat kesulitan yang rendah agar mudah dicapai dan kesenjangan ini cenderung
dilakukan oleh bawahan karena mengetahui bahwa kinerja mereka diukur
berdasarkan tingkat pencapaian anggaran yang telah ditetapkan bersama.
Hermanto (2003) dalam Falikhatun (2007) menyatakan ada tiga faktor
utama manajer melakukan Kesenjangan anggaran adalah :
a. Orang-orang yang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan
dilihat bagus di mata atasan jika mereka dapat mencapai anggarannya.
b. Senjangan anggaran selalu digunakan untuk mengatasi kondisi ketidak
pastian. Jika tidak ada kejadian yang terduga, yang terjadi manajer
tersebut dapat melampui/mencapai anggarannya.
c. Rencana anggaran selalu di potong dalam proses pengalokasian sumber
daya.
Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya yang telah di
uraikan maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
H1 = Partisipasi Anggaran mempunyai pengaruh terhadap
kesenjangan anggaran
H2 = Informasi asimetri berpengaruh terhadap hubungan partisipasi
anggaran dengan kesenjangan anggaran.
H3 =Budaya organisasi berperngaruh terhadap hubungan partisipasi
anggaran dengan kesenjangan anggaran
H4 =Komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan partisipasi
dengan kesenjangan anggaran.
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun objek dan ruang lingkup penelitian ini adalah pada Dinas-Dinas
Provinsi? Kepulauan Riau yang tergabung dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Adapun waktu penelitian ini 1 (satu) bulan
1.1 Metode Penelitian
Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau memiliki 24 Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang Berupa 1 Inspektorat. 1 Sekretariat Daerah, 8
Badan, 14 Dinas.
Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling, dengan
beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Sampel yang dipilih hanya dinas-dinas yang tergabung dalam Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dikarenakan besarnya tugas dan pokok (tupoksi)
yang ada di dinas-dinas SKPD Kepulauan Riau.
2. Sampel yang dipilih berdasarkan undang-undang no 32 pasal 151 dan 33 pasal
81 ayat 2 tahun 2004 yang hanya berkaitan dengan proses penyusunan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran, maka sampel dalam
penelitian terdiri dari Sekretaris, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Dinas.
3. .Provinsi Kepulauan Riau memiliki 14 dinas yang bergabung dengan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dimana setiap dinas tersebut memiliki 1
Kepala Dinas, 1 Sekretaris, dan 3 Kepala Sub, Bagian. Maka total dari
keselurahan dinas adalah 70 Responden.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Partisipasi Anggaran (X)
Menurut Brownell (1982). Partisipasi anggaran adalah proses yang
menggambarkan individu-individu terlibat dalam penyusunan
anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan
perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut
2. Informasi Asimetri (Z1)
Menurut Dunk (1993) informasi asimetri sebagai suatu keadaan
apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang
dimiliki atasannya, termasuk lokal maupun informasi pribadi.
3. Budaya Organisasi (Z2)
Menurut Edy (2010) budaya Organisasi merupakan suatu
perangkat sistem nilai-nilai (values) kepercayaan (beliefs), asumsi
(asumption) atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati
dan dikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman
perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya, baik itu
masalah internal maupun eksternal organisasi.
4. Komitmen Organisasi (Z3)
Mowday, Porter, dan Steers (1989) mendefinisikan komitmen
organisasi sebagai daya relative dari keberpihakan dan keterlibatan
seseorang terhadap organisasi.
5. Kesenjangan Anggaran (Y)
Menurut Anthiny dan Govindradjan (2001) Kesenjangan anggaran,
Kesenjangan anggaran adalah perbedaan jumlah anggaran yang
diajukan oleh bawahan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari
organisasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Sampel dan Tingkat Penyebarannya
Keterangan Jumlah
Total Kuesioner yang dibagikan
Total Kuesioner yang tidak Kembali
Total Kuesioner yang Kembali
70
8
62
100%
11.43%
88.57%
Sumber : data kuesioner peneliti
Tabel 4.2 Data demografi Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Jabatan Kepala Dinas
Kepala Sub
Bagian
14
34
22.58%
54.83%
Kepala Seksi
!4
22.58%
Total 62
Sumber : Data Kuesioner Peneliti
Tabel 4.3 Deskriptif variabel
sumber Output Data Olahan SPSS Versi 22
1. Uji Validitas
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Data
No Item Pertanyaan Pearson corelation Sig (2-
tailed)
Kesimp
ulan
1
X1.1 0.862 000 Valid
2
X1.2 0.410 000 Valid
3
X1.3 0.826 000 Valid
4
X1.4 0.724 000 Valid
5
X1.5 0.789 000 Valid
6
Z1.1 0.732 000 Valid
7
Z1.2 0.851 000 Valid
8
Z1.3 0.759 000 Valid
9
Z1.4 0.837 000 Valid
10
Z1.5 0.818 000 Valid
11
Z1.6 0.657 000 Valid
12
Z2.1 0.720 000 Valid
13
Z2.2 0.447 000 Valid
14
Z2.3 0.758 000 Valid
15
Z2.4 0.677 000 Valid
16
Z2.5 0.695 000 Valid
17
Z3.1 0.832 000 Valid
18
Z3.2 0.647 000 Valid
19
Z3.3 0.798 000 Valid
20
Z3.4 0.843 000 Valid
21
Z3.5 0.781 000 Valid
22
Z3.6 0.834 000 Valid
23
Z3.7 0.540 000 Valid
24
Z3.8 0.772 000 Valid
25
Z3.9 0.538 000 Valid
26
Y.1 0.654 000 Valid
27
Y.2 0.670 000 Valid
28
Y.3 0.638 000 Valid
29
Y.4 0.659 000 Valid
30
Y.5 0.751 000 Valid
31
Y.6 0.585 000 Valid
Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 22
2. Uji Reliabilitas
Tabel 4.5 Hasil uji Reliabilitas
NO Variabel Cronbach alpha Kriteria
1 Partisipasi Anggaran 0,792 Reliable
2 Informasi asimetri 0,868 Reliable
3 Budaya Organisasi 0,669 reliable
4 Komitmen Organisasi 0,888 reliable
5 Kesenjangan Anggaran 0,737 Reliable
Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 22
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
Sumber Output Data Olahan SPSS Versi 22
2. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 22
3. Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 22
4.2.3 Uji Hipotesis Penelitian
Tabel 4.9 Uji hipotesis
Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 22
Berdasarkan uji t diperoleh t hitung untuk Partisipasi anggaran sebesar
1.591 < t-tabel 1.672 atau nilai signifikansinya 0.118 > 0.05 artinya Partisipasi
anggaran tidak berpengaruh terhadap Kesenjangan anggaran.
Untuk variabel Moderasi Informasi asimetri (X1.Z1) diperoleh t hitung
0.565 < t tabel 1.672 atau nilai signifikansinya 0.575 > 0.05 artinya variabel
moderasi tersebut tidak berpengaruh dengan variabel Kesenjangan anggaran
artinya Informasi asimetri tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan Partisipasi
anggaran dengan Kesenjangan anggaran.
Untuk variabel Moderasi Budaya organisasi (X1.Z2) diperoleh t hitung -2.
263 > t table 1.672 atau nilai signifikansinya 0.028 < 0.05 artinya Variabel
Budaya Organisasi memberikan pengaruh terhadap variabel Kesenjangan
anggaran artinya intraksi Partisipasi anggaran dengan Budaya organisasi dapat
mempengaruhi variabel Kesenjangan anggaran
Dan untuk variabel moderasi Komitmen organisasi (X1.Z3) diperoleh t
hitung 0.412 < t tabel 1.672 atau nilai signifikansinya 0.682 > 0.05 artinya
Variabel Komitmen organisasi tidak berpengaruh dengan variabel Kesenjangan
anggaran artinya Komitmen organisasi tidak memiliki pengaruh terhadap
hubungan Partisipasi anggaran dengan Kesenjangan anggaran.
4.3 Pembahasan
Hipotesis 1, Partipasi Anggaran mempunyai pengaruh terhadap
Kesenjangan Anggaran
Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan Partisipasi anggaran
berpengaruh terhadap Kesenjangan anggaran, dari hasil pengujian dapat dilihat
nilai signifikansi sebesar 0,118 > 0,05 dan t hitung 1.591 < 1.672. Hal ini
menunjukan bahwa Partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh terhadap
kesenjangan anggaran. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan
bahwa tinggi atau rendahnya Partisipasi anggaran tidak memberi pengaruh
terhadap Kesenjangan anggaran. Dengan demikian maka hipotesis pertama
ditolak. Berdasarkan keterangan maka peneliti menyimpulkan bahwa banyak atau
sedikitnya yang menyusun anggaran di Provinsi Kepulauan Riau Khususnya pada
Inspektorat dan Dinas-Dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tidak
memberi pengaruh terjadinya Kesenjangan anggaran di karenakan setiap pejabat
Pemerintah terutama SKPD memberikan yang kinerja yang terbaik untuk
kepentingan organisasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dunk (1993), dalam
Apriyandi (2011), yang menyatakan bahwa Partisipasi anggaran tidak
berpengaruh terhadap Kesenjangan anggaran. Namun penelitian ini tidak sejalan
dengan hasil penelitian Armaeni (2012), dan Falikhatun (2007), yang
membuktikan bahwa Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap Kesenjangan
anggaran.
Hipotesis 2, Informasi Asimetri berpengaruh terhadap hubungan Partisipasi
Anggaran dengan Kesenjangan Anggaran
Hipotesis kedua (H2), yang menyatakan Informasi asimetri berpengaruh
terhadap hubungan Partisipasi anggaran dengan Kesenjangan anggaran, variabel
moderasi X1.Z1 atau interaksi Informasi asimetri dengan Partisipasi anggaran
terhadap Kesenjangan anggaran diperoleh t hitung sebesar 0.565 < t tabel 1.672
dan nilai signifikansi 0.575 > 0.05 artinya interaksi Variabel moderasi Informasi
asimetri tersebut tidak berpengaruh terhadap hubungan Partisipasi anggaran
dengan Kesenjangan anggaran. Dengan demikian dari hasil pengujian maka
hipotesis kedua ditolak. Berdasarkan keterangan maka peneliti menyimpulkan
bahwa Perbedaan tinggi atau rendahnya Informasi yang dimiliki pejabat
pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Kepulauan Riau,
baik itu dari atasan atau bawahan tidak memberi pengaruh terjadinya Kesenjangan
anggaran dikarenakan setiap pejabat Pemerintah Kepulauan Riau khususnya pada
level SKPD selalu memberikan Informasi yang bermanfaat untuk menghasil
kinerja yang terbaik demi kepentingan organisasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Putranto (2012), yang
menyatakan bahwa Informasi asimetri tidak berpengaruh terhadap hubungan
Partisipasi anggaran dengan kesenjangan anggaran, dan penelitian ini tidak sejalan
dengan Falikhatun (2007), yang menyatakan bahwa Informasi asimetri berpengaruh
terhadap hubungan Partisipasi anggaran dengan kesenjangan anggaran.
Hipotesis 3, Budaya Organisasi berpengaruh terhadap hubungan Partisipasi
Anggaran dengan Kesenjangan Anggaran
Hipotesis ketiga (H3), yang menyatakan Budaya organisasi berpengaruh
terhadap hubungan Partisipasi anggaran dengan kesenjangan anggaran, variabel
moderasi X1.Z2 atau interaksi Budaya organisasi dengan hubungan Partisipasi
anggaran terhadap kesenjangan anggaran diperoleh t hitung sebesar -2.263 > t
tabel 1.672 dan nilai signifikansi 0.028 < 0.05 artinya artinya interaksi Budaya
Organisasi dan Partisipasi Anggaran memperlemah hubungan Pertisipasi
Anggaran dengan Senjangan Anggaran. Budaya Organisasi adalah nilai-nilai dan
keyakinan (belief yang dimiliki para anggota organisasi, yang dimanifestasikan
dalam bentuk norma-norma perilaku para individu atau kelompok organisasi yang
bersangkutan (pendekatan dimensi praktik)., dengan hasil pengujian tersebut
maka hipotesis ketiga diterima. Berdasarkan keterangan maka peneliti
menyimpulkan Budaya Organisasi para pejabat level SKPD Provinsi Kepulauan
Riau Khususnya pada Inspektorat dan Dinas-Dinas Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) sudah dapat menurunkan Kesenjangan anggaran akan tetapi
interaksi antara Partisipasi anggaran dengan Budaya organisasi koefisien
regresinya berharga negatife sehingga interaksi Budaya organisasi dengan
Partisipasi anggaran akan memperlemah hubungan Pertisipasi anggaran dengan
Kesenjangan anggaran yg artinya Kesenjangan anggarannya akan menurun . Hal
ini dikarenakan Budaya organisasi di SKPD-SKPD Provinsi Kepulauan Riau
sudah cukup baik, sehingga kesempatan untuk berpartisipasi dalam penyusunan
anggaran benar-benar dimanfaatkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Giusti (2013) yang
menyatakan Budaya organisasi berpengaruh terhadap Hubungan Partisipasi
anggaran dengan Kesenjangan anggaran Namun penelitian ini tidak sejalan dengan
Sinaga (2013), yang menyatakan Budaya oganisasi tidak berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dengan kesenjangan anggaran.
Hipotesis 4, Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap hubungan
Partisipasi Anggaran dengan Kesenjangan Anggaran.
Hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Komitmen organisasi
berpengaruh terhadap hubungan Partisipasi anggaran dengan Kesenjangan
anggaran. variabel moderating X1.Z3 atau interaksi Komitmen organisasi dengan
hubungan Partisipasi anggaran terhadap kesenjangan anggaran diperoleh t hitung
sebesar 0.412 < t tabel 1.672 dan nilai signifikansi 0.682 > 0.05 artinya Komitmen
organisasi tidak berpengaruh terhadap hubungan Partisipasi anggaran dengan
Kesenjangan anggaran. Dengan demikian dari hasil pengujian maka hipotesis
keempat ditolak. Berdasarkan keterangan maka peneliti menyimpulkan bahwa
tinggi atau randahnya komitmen Organisasi di Provinsi Kepulauan Riau
Khususnya pada Inspektorat dan Dinas-Dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) tidak memberi pengaruh terjadinya Kesenjangan anggaran di karenakan
Pemerintah mempunyai peraturan-peraturan yang harus dipatuhi baik itu yang
tertulis dan tidak tertulis sehingga dengan peraturan-peraturan tersebut dapat
memberikan hasil yang semaksimal mungkin demi mencapai keberhasilan
organisasi.
Hasil penelitian ini sejalan Pratama (2013) yang menyatakan bahwa
komitmen oganisasi tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dengan senjangan anggaran. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
Amalliyah (2011) yang menyatakan bahwa Komitmen organisasi berpengaruh
terhadap hubungan Partisipasi anggaran dengan Kesenjangan anggaran.
Penutup
Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab 4,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh antara Partisipasi anggaran terhadap
Kesenjangan anggaran.
2. Variabel Informasi asimetri tidak berpengaruh terhadap variabel
hubungan Partisipasi anggaran dengan Kesenjangan anggaran..
3. Budaya organisasi berpengaruh terhadap hubungan Partisipasi anggaran
dengan Kesenjangan anggaran.
4. Komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap hubungan Partisipasi
anggaran dengan Kesenjangan anggaran.
Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka saran yang diajukan peneliti
untuk perbaikan penelitian mendatang antara lain:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode penelitian lain
seperti wawancara dan observasi sehingga dapat meningkatkan kualitas data
yang diperoleh.
2. Bagi peneliti lain yang tertarik meneliti judul yang sama, maka peneliti
menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar dapat menambahkan dan
menggunakan pemoderasi lain seperti Gaya kepemimpinan, Penekanan
anggaran dan Ketidakpastian lingkungan.
3. Daftar Pustaka
4.
5. Armaeni (2012). Analisi Pengaruh Partisipasi Angaran, Informasi
Asimentri Dan Penekanan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran
(Budgetary Slack). Studi Kasus pada SKPD Pemerintahan
Kabupaten Pinrang) Skripsi.Universitas Hasanuddin.
6. Alfebriano (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Slack
Anggran Pada PT.BRI Di Kota Jambi.( E-Jurnal Binar Akuntansi.
Vol, 2 No. 1, Januari 2013)
7. Amalliyah Nurkhijah (2011). Analisi Pengaruh Partisipasi
Anggaran terhadap Kesenjangan Anggaran Dengan Variabel
moderasi Komitmen Organisasi dan Gaya Kepmpinan
8. Bastian Indra. 2005. Akuntasi sektor public: Suatu Pengantar.
Erlangga. Jakarta
9. DB Rukmana Paingga (2013). Pengaruh Partisipasi Anggaran dan
Informasi asimetri terhadap Timbulnya Budgetary slack. (Study
empiris pada kota padang
10. Falikhatun (2007). Interaksi Informasi Asimentri, Budaya
Organisasi, Dan Group Cohensiveness Dalam Hubungan
Antara Partisipasi Penganggaran Dan Budgetary Slack.(Studi
kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Se Jawa TengahI.
(Simposium Nasional Akuntansi X.
11. Giusti Guido. (2013). Pengaruh Partisipasi ANggaran terhadap
Senjangan Anggaran Sengan Budaya organisasi sebagai Variabel
Moderating (Studi empiris pada SKPD Kabupaten Jember)
12. Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta
13. Pratama Reno (2013). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap
Kesenjangan Anggaran, Dengan komitmen Organisasi dan Motivasi
Sebagai Pemoderasi.Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah di Kota Padang. Skripsi.Universitas Negeri Padang.
14. Putranto Yohanes Andri (2012). Pengaruh moderasi Informasi
Asimetri dan Group Cohesiveness terhadap Hubungan Partisipasi
Penganggaran dengan Budgetary Slack
15. Rahim Rahman ABD (2014). Analisis Pengaruh Asimentri Informasi
(Information Asymmetry) dan Tekanan Anggaran (Budget Emphasis)
Terhadap Kesenjangan Anggran (Budgetary Slack) pada Pemerintah
Kabupaten Pinrang.
16. Sinaga Tua Mardongan (2013). Pengaruh Partisipasi Anggaran
Terhadap Kesenjangan Anggaran, Budaya Organisasi Sebagai
Variabel Moderasi. Skripsi. Universitas Negeri Padang.
17. Sembiring Masana. (2012). Budaya & Kinerja Organisasi. Fokos
media.
18. Bandung.
19. Sopiah (2008). Prilaku Organisasional
20. Sunyoto Danang. (2011). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis.
Cetakan pertama. Caps. Yogyakarta
21. Wijaya Toni. (2012). Praktis dan Simpel cepat menguasai SPSS 20.
Cahaya atma Yogyakarta
22. Wahjono Imam Sentot. (2010). Penganggaran Perusahaan teori dan
aplikasi. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta
Lampian 1
KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP TIMBULNYA
KESENJANGAN ANGGARAN DENGAN INFORMASI ASIMETRI,
BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI
DATA PRIBADI RESPONDEN
Nama (boleh tidak diisi) : .......................................................
Umur : ....................................................... tahun
Jenis Kelamin : Pria / Wanita
Pendidikan Terakhir : SLTA / D3 / S1 / S2 / S3
Jabatan Sekarang : .........................................................
Lamanya Bapak/Ibu/Sdr (i) Bekerja pada Instansi ini :....................
1. Partisipasi Anggaran
PETUNJUK MENGERJAKAN
Bacalah baik-baik setiap pernyataan berikut yang berkaitan dengan Partisipasi anda
dalam penyusunan anggaran dimana anda berkerja. Tolong tunjukan tingkat
persetujuan anda dengan melingkari salah satu nomor antar 1 sampai dengan 5
Dimana:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
KS = Kurang setuju
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
NO
Pernyataan 1
(
STS)
2
(
TS)
3
(
KS)
4
(
S)
5
(
SS)
1 Dalam penyusunan anggaran, saya
memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam menentukan sasaran yang harus
saya capai.
2 Saya memiliki pengaruh yang sangat
kecil dalam menentukan sasaran
anggaran.
3
Penetapan sasaran anggaran saya,
sebahagian besar dibawah
pengendalian saya.
4 Atasan saya selalu meminta pendapat
saya pada saat menentukan sasaran
anggaran saya.
5 Anggaran saya tidak akan diputuskan
sampai saya merasa yakin.
2. Informasi Asimentri
PETUNJUK MENGERJAKAN
Pada bagian ini, Bapak/Ibu diminta untuk membandingkan informasi yang dimiliki
oleh Bapak/Ibu dengan informasi yang dimiliki atasan Bapak/Ibu. Bapak/ Ibu
diminta untuk memberi tanda (√) pada nomor 1 sampai dengan 5.
1 = Sangat Tidak Setuju 4 = Setuju
2 = Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju
3 = Kurang Setuju
No
Pernyataan 1
(
STS)
2
(
TS)
3
(
KS)
4
(
S)
5
(
SS)
1 Dibandingkan atasan, saya memiliki informasi yang
lebih baik terkait dengan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab saya.
2 Dibandingkan atasan, saya lebih mengetahui apa
yang dapat dicapai pada bidang yang menjadi
tanggung jawab saya.
3 Secara teknis, saya lebih mengetahui pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab saya, daripada atasan.
4 Dibandingkan atasan, saya lebih mengetahui dengan
pasti kinerja potensial pada bidang yang menjadi
tanggung jawab saya.
5 Dibandingkan dengan atasan, saya lebih mengetahui
jumlah biaya yang dibutuhkan dalam proses
penyusunan anggaran.
6 Dalam proses penyusunan anggaran, informasi yang
saya berikan bertujuan agar tercapainya target
anggaran.
3. Budaya Organisasi
Bacalah baik-baik setiap Pernyataan berikut akan menggambarkan persepsi
Bapak/Ibu terhadap budaya dalam organisasi.dan pilihlah salah satu jawaban yang
sesuai dengan keadaan saudara dengan memberi tanda sesuai dengan petunjuk pada
setiap pernyataan di atasanya.
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
No
Pernyataan 1
(
STS)
2
(
TS)
3
(
KS)
4
(
S)
5
(
SS)
1 Ditempat Bapak/Ibu bekerja,
keputusankeputusan
yang penting lebih sering
dibuat
secara berkelompok.
2 Ditempat Bapak/Ibu bekerja,
lebih tertarik pada orang yang mengerjakan
dibandingkan
hasil pekerjaan.
3 Ditempat Bapak/Ibu bekerja,
memberikan
petunjuk yang jelas kepada
pegawai baru.
4 Ditempat Bapak/Ibu bekerja,
para pimpinan
cenderung mempertahankan
karyawan yang
berprestasi pada instansinya.
5 Ditempat Bapak/Ibu bekerja,
peduli terhadap
masalah-masalah pribadi
pegawai.
4. Komitmen Organisasi
Bapak / Ibu dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan dibawah ini, dengan
cara
memberikan tanda (v) pada salah satu ketentuan dibawah ini untuk menyatakan
persepsinya.
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang
Setuju
S : Setuju SS : Sangat Setuju
N
No
Pertanyaan 1
(
STS)
2
(
TS)
3
(
KS)
4
(
S)
5
(
SS)
1 Saya merasa ikut memiliki organisasi di
tempat saya bekerja.
2 Saya merasa terikat secara emosional
dengan organisasi di tempat saya bekerja
3 Organisasi di tempat saya bekerja sangat
berarti bagi saya.
4 Saya merasa menjadi bagian dari
organisasi di tempat saya bekerja.
5 Saya merasa masalah organisasi di tempat
saya bekerja juga seperti masalah saya.
6 Saya mau berusaha di atas batas normal
untuk mensukseskan perusahaan di tempat
saya bekerja
7 Saat ini saya tetap tinggal di perusahaan
karena komitmen terhadap organisasi.
8 Alasan utama saya tetap bekerja di
perusahaan ini adalah karena loyalitas
terhadap perusahaan
9 Saya sulit terikat dengan organisasi lain
seperti organisasi di tempat saya bekerja
5. Kesenjangan Anggaran
Bapak / Ibu dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan dibawah ini, dengan
cara
memberikan tanda (v) pada salah satu ketentuan dibawah ini untuk menyatakan
persepsinya.
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang
Setuju
S : Setuju SS : Sangat Setuju
No Pertanyaan 1
(
STS)
2
(
TS)
3
(
KS)
4
(
S)
5
(
SS)
1 Standar yang digunakan dalam anggaran
mendorong
produktivitas yang tinggi diwilayah
tanggungjawab
saya
2 Anggaran untuk departemen saya dapat
saya pastikan
dapat terlaksana
3 Karena adanya keterbatasan jumlah
anggaran yang
disediakan, saya harus memonitor setiap
pengeluaran-pengeluaran yang menjadi
wewenang
saya
4 Anggaran yang menjadi tanggungjawab
saya, tidak
begitu tinggi tuntutannya
5 Adanya target anggaran yang harus saya
capai, tidak
terlalu membuat saya ingin memperbaiki
tingkat
efisiensi
6 Sasaran yang dijabarkan dalam anggaran
susah untuk
dicapai atau di realisasikan