pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat ...repository.uinjambi.ac.id/2767/2/skripsi mirliani -...
TRANSCRIPT
-
PEMBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL NURUL
YAQIN DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KABUPATEN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
Oleh
MIRLIANI
TRA. 152172
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
-
PEMBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL NURUL
YAQIN DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KABUPATEN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S1) Dalam Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Oleh
MIRLIANI
TRA. 152172
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
-
PERSEMBAHAN
Syukur Alahamdulillah dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis
ucapkan kehadirat Allah SWT telah memberikan penulis kesempatan untuk
menyelesaikan Skripsi ini kupersembahkan karyaku untuk Orang- orang yang
berarti dalam hidupku terutama buat yang tersayang Ayahanda M. Sani dan
Ibunda Maryam tercinta yang telah membimbing, mengasuh dan mendidik
ananda dari lahir hingga dewasa dengan penuh cinta kasih sayang, mungkin
tanpa kalian aku bukan siapa-siapa dihari ini, terima kasih ku ucapkan kepada
saudara perempuanku satu-satunya Syuhada, S. Pd (Ayuk), Saudara laki-laki ku
Imron Rosyadi, ST (Abang), Herman, S. Pd (Udo), Masyhuri S. Pd.I (Uthe),
Fadli, ST (Cik Fad), Nawazir (Bang Cik), ku persembahkan juga karyaku
teruntuk keponakan-ponakanku Hestiani Utami(kak hes), Maiza Mufida(kak
za), Mulia Aura(adek ya), Aqiila(kakak rumit), Rafka Akram Arsalan (abang
ka), Ayra Asyeqaa (adek chika) dan Ghulam Mubarak(adek ghulam).
Terima kasih atas dukungannya baik secara moril, materil dan do‟a
yang selalu mengiringi perjalanan ku tidak mungkin saya jadi seperti sekarang
ini. Terima kasih juga untuk sahabat-sahabatku PHM SQUAD (fazalina, dwi
kurniawati, ismi windayani, indah Ibrahim, nurhabibah, dan Ananda febyza).
Teruntuk seseorang yang masih dirahasiakan Allah semoga kita segera
dipertemukan dan secepatnya di segerakan. dan teman- teman seperjuangan
khususnya Pendidikan Islam Anak Usia Dini angkatan 2015 yang telah berjasa
untuk saya selama masa perjuanganku di bangku kuliah sampai saya
menyelesaikan skripsi ini.
-
MOTTO
(سورة البقرة)“ ابِۡیَه َو یُِحبُّ اۡلُمتَطَہِِّرۡیه َ یُِحبُّ التَّوَّہ
اِنَّ ّللّا …”
Artinya: “… Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al- Baqarah:222)
-
ABSTRAK
Nama : Mirliani
Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul : Pembiasaan Berperilaku Hidup Sehat Pada Anak Usia Dini di
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa Simpang Sungai Duren
Kabupaten Muaro Jambi
Skripsi ini membahas tentang Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Pada Anak Usia Dini. Penelitian ini dilakukan pada kelas BI Raudhatul
Atfhal Nurul Yaqin Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia Dini serta untuk
mengetahui kendala yang ada di sekolah tersebut. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara,
dan dokumentasi untuk mengetahui pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak usia dini pada kelas BI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat 3 langkah dalam Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada
Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Kabupaten Muaro Jambi yaitu
pembiasaan, kerja sama, dan kebijakan. adapun kendala yang dialami oleh guru
dalam pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia tersebut adalah
siswa, sarana dan prasarana kurang memadai. sedangkan upaya yang dilakukan
oleh guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah dengan melatih setiap hari
mencuci tangan dan membuang sampah pada tempatnya dan sarana prasarana
masih dalam proses menuju yang lebih baik agar proses belajarnya nyaman.
penelitian mengenai pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dapat membuat
siswa terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membuang sampah
pada tempatnya dan akan menjadikan pola hidup yang sehat Di Raudhatul Atfhal
Nurul Yaqin Kabupaten Muaro Jambi.
Kata Kunci : Pembiasaan Pada Anak, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat,
Kelas BI
-
ABSTRACT
Name : Mirliani
Department : Early Childhood Islamic Education
Title : Healthy Life Habitualization for Early Childhood in
Raudhatul Atfhal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Village, Jambi Luar City District, Muaro Jambi Regency
This thesis discusses about Habits of Clean and Healthy Life Behavior in
Early Childhood. This research was conducted at Raudhatul BI class Athfal Nurul
Yaqin Simpang Sungai Duren Village, Jambi Luar City District, Muaro Jambi
Regency. The purpose of this study was to find out the Habits of Clean and
Healthy Life Behavior in Early Childhood and to find out the obstacles that exist
in the school. This research is a qualitative research, data collection is done by
observation, interviews, and documentation to find out the habit of clean and
healthy lifestyle in early childhood in the BI class. The results of this study
indicate that there are 3 steps in the habit of clean and healthy behavior in early
childhood in Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, Muaro Jambi, namely habituation,
cooperation, and policy. As for the obstacles experienced by teachers in the habit
of clean and healthy living behavior for children of this age are students, facilities
and infrastructure are inadequate. while the efforts made by the teacher in
overcoming these obstacles are to train every day to wash their hands and dispose
of garbage in its place and infrastructure in the process of getting better so that the
learning process is comfortable. Research on the habit of clean and healthy living
can make students accustomed to washing their hands before and after meals,
throwing garbage in its place and will make a healthy lifestyle in Raudhatul Athfal
Nurul Yaqin, Muaro Jambi Regency.
Keywords: Habits in Children, Clean and Healthy Life Behavior, Class BI
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT/ Tuhan Yang Maha
„Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas
iradahnya hingga skripsi ini dapat di rampungkan. Shalawat dan salam atas
Nabi Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Dr. H. Hadri Hasan, MA. selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Islam Anak Usia Dini
4. Dra. RTS. Mahdalena, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Amrindono,M.Pd.I, sebagai Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi
mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan
Pengetahuan penulis.
6. Bapak Kabag dan Kasubbag beserta karyawan dan karyawati di
lingkungan akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
-
7. Ibu Suriyanti, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah RA Nurul Yaqin
Simpang Sungai Duren Kabupaten Muaro Jambi dan Ibu
Fatmawati, S.Sos selaku guru wali kelas B1 yang telah
memberikan izin untuk mengadakan Riset Penelitian dan
memberikan kemudahan kepada Penulis untuk memperoleh data
di lapangan.
8. Sahabat-sahabat mahasiswa Piaud kelas A yang telah menjadi
partner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Dan lain-lain sesuai kebutuhan akhirnya semoga Allah SWT
berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang
telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, 28 April 2019
Mirliani
NIM.TRA.152172
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................... 4 C. Rumusan Masalah ........................................................................ 4 D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 6 B. Study Relavan .............................................................................. 26
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian .............................................. 29 B. Setting dan Subjek Penelitian ..................................................... 29 C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 30 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 31 E. Teknik Analisis Data .................................................................. 34 F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................... 35 G. Jadwal Penelitian ........................................................................ 36
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ............................................................................ 38 B. Temuan Khusus ........................................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 59 B. Saran ........................................................................................... 60 C. Penutup ....................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 cara mencuci tangan dengan sabun dan air ................................. 20
-
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Indikator Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat .................................... 16
Tabel 2. 2 Kompetensi Inti Dan Dasar Perilaku Hidup Sehat.......................... 18
Tabel 4. 1 Profil Raudhatul Athfal Nurul Yaqin .............................................. 42
Tabel 4. 2 Struktur Organisasi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ........................ 44
Tabel 4. 3 Data Guru Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ...................................... 47
Tabel 4. 4 Daftar Nama Siswa Kelas BI Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ........ 48
Tabel 4. 5 Keadaan Sarana Prasarana Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ............ 49
Tabel 4. 6 Ruangan/Bangunan Fisik ................................................................ 50
-
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, Menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 79 Ayat kesatu (1) Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Ayat kedua (2) Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselenggarakan melalui sekolah formal dan informal atau
melalui lembaga pendidikan lain.
Pendidikan anak usia dini memerlukan pendekatan yang bersifat
holistik, yaitu keseimbangan dalam pemenuhan asupan gizi, layanan
kesehatan, psikosional, dan stimulasi pendidikan yang dilaksanakan secara
terpadu baik oleh pemerintah maupun oleh komponen masyarakat, maka
dalam kesempatan ini untuk memberdayakan dan memaksimalkan peran dan
fungsi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini sebagai wadah
untuk menyatukan visi dan misi dalam rangka peningkatan mutu program
pendidikan anak usia dini. (Mukhtar Latif,dkk, 2013:9)
Anak adalah individu yang utuh, oleh karena itu program terintegrasi
diperlukan untuk memenuhi semua kebutuhan dasar anak agar dapat tumbuh
kembang dengan sempurna. Proses tumbuh kembang dipengaruhi 3 pilar
utama, yaitu “gizi, kesehatan, dan stimulasi psikososial” yang dilaksanakan
secara terpadu. Keterlambatan intervensi kesehatan, gizi, dan psikososial
mengakibatkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki atau diganti dikemudian
hari.
-
Menurut lembaga organisasi kesehatan dunia WHO (world healthy
organitation), kesehatan adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental,
maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, tetapi juga
diukur dari produktifitasnya dimana seluruh aspek kehidupan sangat
mendukung kondisi kesehatan manusia. Kesehatan merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Jika kesehatan anak tidak
diperhatikan sejak dini maka anak sering sakit-sakitan dan mengalami
kelambatan atau kesulitan dalam perkembangannya. (Novan Ardy Wiyani,
2014:101)
Anak yang pintar dan cerdas tidak lahir begitu saja, melainkan
terbentuk melalui proses pengasuhan dan pendidikan yang dimulai sejak anak
itu lahir hingga mereka dewasa. Setidaknya, menurut para pakar, pola hidup
sehat ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu faktor genetis, faktor gizi dan
juga faktor lingkungan. Tetapi untuk faktor gizi dan lingkungan, itu
tergantung dari bagaimana kita mengasuh dan mengarahkannya. (Yuli Astuti,
2016:15)
Pertama-tama harus diketahui bahwa gizi atau nutrisi merupakan
kebutuhan pokok dalam membantu proses tumbuh kembang anak. Tanpa
nutrisi atau gizi yang cukup sulit bagi anak menjalani masa tumbuh
kembangnya dengan baik. Selain sebagai pendukung utama aktivitas tumbuh
kembang anak, nutrisi atau gizi yang seimbang juga berfungsi sebagai
pencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan nutrisi dalam
tubuh, seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium,
defisiensi seng, defisiensi vitamin A, dan lain-lain yang dapat menghambat
tumbuh kembang anak.
Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang normal dan wajar, yaitu sesuai dengan standar pertumbuhan fisik anak
pada umumnya, dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak
seusianya. Selain itu, anak yang sehat tampak ceria, mau bermain dan berlari,
berteriak, melompat, memanjat, dan tidak berdiam diri saja. Kondisi sehat
sejak usia anak-anak akan memberi kesempatan tumbuhnya sumber daya
-
menusia yang sehat dan berkualitas dimasa depan. Agar anak dapat
melaksanakan kegiatannya seperti bermain yang bermakna dan
menyenangkan, anak memerlukan gizi yang seimbang. Anak pada masa usia
dini perlu mendapat pelayanan kesehatan yang lebih besar, karena daya tahan
tubuhnya masih rendah sehingga mudah terinfeksi atau kekurangan gizi. Oleh
karena itu diperlukan perhatian khusus terhadap anak-anak tentang
pendidikan dan pemantauan kesehatan dalam perkembangan mereka.
Zat gizi sangat diperlukan oleh anak, terutama anak usia 0-4 tahun,
karena sangat berperan pada kehidupan anak. Anak usia kelompok bermain
sedang mengalami tumbuh kembang yang amat pesat, terjadi perubahan fisik
emosi, dimana prosesnya dipengaruhi oleh faktor dari diri anak sendiri
maupun lingkungannya yang terbiasa memberi asupan gizi yang seimbang
sesuai dengan usia pertumbuhan dan perkembangannya.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, sekolah tersebut sudah
menerapkan sebagian dari perilaku hidup bersih dan sehat, tetapi sebagian
besar belum terlaksana dengan baik. Ada beberapa faktor, yakni terlihat guru
tidak memperhatikan anak pada saat membuang sampah pada tempatnya, dan
guru tidak memperhatikan anak dalam cara mencuci tangan yang baik, setelah
melakukan kegiatan mewarnai, olahraga anak-anak tidak mencuci tangan,
dan ketika anak-anak mencuci tangan tidak dengan air yang mengalir,
melainkan hanya menggunakan dua ember yang berisi air untuk tiga kelas,
sedangkan jumlah anak-anak ada 63 siswa.
Sewaktu istirahat anak jajan sembarangan di kantin sekolah, jajanan
yang dimakan oleh anak adalah makanan ringan yang mengandung banyak
pengawet dan tidak sehat bagi tubuh anak, peneliti juga melihat banyak anak
yang membawa makanan siap saji. Seperti, mie, nugget, fried chicken.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
judul penelitian mengenai “Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa Simpang
Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi”.
-
B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, dijelaskan bahwa yang menjadi
objek penelitian adalah kurangnya Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa Simpang
Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Namun
demikian, untuk menghindari berbagai permasalahan yang mungkin timbul,
maka perlu ditetapkan fokus dan sub fokus penelitian.
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan anak tentang
perilaku hidup sehat. Berdasarkan fokus ini, dikemukan sub-sub fokus
penelitian, yaitu : 1) Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kepada
Anak, 2) Pembiasaan Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Makan.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Situasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Raudhatul
Athfal Nurul Yaqin?
2. Bagaimana Penerapan Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin?
3. Apa Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Pembiasaaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui:
a. Untuk mengetahui situasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Raudhatul Atfhal Nurul Yaqin
b. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengetahui penerapan
Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di RA Nurul Yaqin
c. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam Penerapan
Pembiasaaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
-
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoritik
setelah melakukan penelitian ini, diharapkan hasilnya dapat
menjadi bagian langkah dalam pengembangan keilmuan bidang
pendidikan pada umumnya, dan secara khusus bahwa Pentingnya
Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
b. Kegunaan praktik
Penelitian ini juga bermanfaat sebagai pembelajaran tentang
pembiasaan hidup sehat di RA Nurul Yaqin Desa Simpang Sungai
Duren terutama bagi kelas BI.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembiasaan Pada Anak
1. Pembiasaan Pada Anak
Pramono Yony Abdillah (2010:130) Pembiasaan pada anak
merupakan hal yang harus diperhatikan baik oleh orang tua maupun guru
sebagai pendidik disekolah. Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan
secara rutinitas, anak-anak akan melakukan kebiasaan tersebut tanpa
diperintah. Dalam pendidikan anak usia dini pembiasaan yang bersifat
positif sangatlah dibutuhkan anak misalnya membiasakan mencuci tangan
sebelum makan, pembiasaan disiplin dan perilaku hidup sehat.
Secara etimologi, pembiasaan berasal dari kata “biasa”. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, “biasa” berarti 1) Lazim atau umum, 2)
Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Dengan adanya prefiks “pe” dan sufiks “an”
menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan
proses membuat sesuatu/seseorang menjadi terbiasa. dapat dikatakan
bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk
membiasakan anak didik berfikir, bersikap, bertindak sesuai dengan
tuntunan ajaran Islam.
Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan untuk melatih anak agar memiliki kebiasaan-kebiasaan
tertentu, yang umumnya berhubungan dengan pengembangan kepribadian
anak seperti emosi, disiplin, budi pekerti, kemandirian, penyesuaian diri,
hidup bermasyarakat, dan lain sebagainya. Pembiasaan menurut Zainal
Aqib merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan perilaku
anak, yang meliputi perilaku keagamaan, sosial, emosional dan
kemandirian. Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan.
Kebiasaan adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi
tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukan secara
-
berulang-ulang untuk hal yang sama. Pembiasaan adalah sesuatu yang
sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi
kebiasaan.
Menurut Abdullah Nasih Ulwan, pendidikan dengan proses
pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam membentuk iman,
akhlak mulia, keutamaan jiwa dan untuk melakukan syariat yang
lurus.Kebiasaan terbentuk karena sesuatu yang dibiasakan, sehingga
kebiasaan dapat diartikan sebagai perbuatan atau ketrampilan secara terus-
menerus, secara konsisten untuk waktu yang lama, sehingga perbuatan dan
keterampilan itu benar-benar bisa diketahui dan akhirnya menjadi suatu
kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Kebiasaan dapat juga diartikan sebagai
gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah-olah berjalan
dengan sendirinya. (Maulidya Ulfah,dkk, 2015:131)
Demikian halnya dengan cara mendidik anak. Untuk dapat
membina agar anak mempunyai sifat-sifat terpuji, tidaklah mungkin
dengan menggunakan penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu
membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang baik yang diharapkan
nanti dia akan memiliki sifat itu, serta menjauhi sifat tercela. Kebiasaan
dan latihan itulah yang membuat dia cenderung untuk melakukan yang
baik dan meninggalkan yang buruk. Maka, semakin kecil umur anak,
hendaknya semakin banyak latihan dan pembiasaan agama dilakukan pada
anak, dan semakin bertambah umur anak, maka hendaknya semakin
bertambah pula penjelasan dan pengertian tentang agama itu diberikan
sesuai dengan tingkat perkembangannya. Berdasarkan pengertian diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa pembiasaan berarti cara untuk melakukan
suatu tindakan dengan teratur dan telah terpikir secara baik-baik dan
dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan yang
sulit untuk ditinggalkan.
Pembiasaan dalam pendidikan merupakan hal yang penting
terutama bagi anak-anak usia dini. Anak-anak belum menyadari apa yang
disebut baik dan tidak baik dalam arti susila. Ingatan anak-anak belum
-
kuat, perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang
terbaru dan disukainya. Dalam kondisi ini mereka perlu dibiasakan dengan
tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir tertentu.
Proses pembiasaan berawal dari peniruan, selanjutnya dilakukan
pembiasaan di bawah bimbingan orang tua, dan guru, peserta didik akan
semakin terbiasa. Bila sudah menjadi kebiasaan yang tertanam jauh di
dalam hatinya, peserta didik itu kelak akan sulit untuk berubah dari
kebiasaannya itu. Hal ini disebabkan karena kebiasaan itu merupakan
perilaku yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan terlebih dahulu,
berlangsung begitu saja tanpa dipikirkan lagi.
Kebiasaan terbentuk karena sesuatu yang dibiasakan, sehingga
kebiasaan dapat diartikan sebagai perbuatan atau ketrampilan secara terus-
menerus, secara konsisten untuk waktu yang lama, sehingga perbuatan dan
keterampilan itu benar-benar bisa diketahui dan akhirnya menjadi suatu
kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Kebiasaan dapat juga diartikan sebagai
gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah-olah berjalan
dengan sendirinya. Perbuatan ini awalnya dikarenakan pikiran yang
melakukan pertimbangan dan perencanaan, sehingga nantinya
menimbulkan perbuatan yang apabila perbuatan ini diulang-ulang maka
akan menjadi kebiasaan.
Agar pembiasaan itu benar-benar dapat terlaksana dengan baik
pada anak, peran orang tua lah yang akan menjadikan contoh dan teladan
bagi anak dirumah. Anak sering disebut dengan peniru ulung oleh karena
nya kita sebagai orang harus menjadi panutan untuk anak-anaknya, ketika
disekolah hanya lebih menegaskan, melaksanakan, mengajarkan bahwa
pembiasaan pada anak usia dini itu penting. Kerja sama antara orang tua
dan guru disekolah harus lah berkesinambungan
http://www.referensimakalah.com/2011/11/material-makalah-peran-keluarga_9513.html
-
3. Pengertian Anak Usia Dini
Seorang psikolog terkemuka, Howard Gardner menyatakan
bahwa anak-anak pada usia lima tahun pertama selalu diwarnai
dengan keberhasilan dalam belajar mengenai segala hal. Ia
menyatakan bahwa anak usia enam atau tujuh tahun menaruh harapan
yang tinggi untuk berhasil dalam mempelajari segala hal, meskipun
dalam praktiknya selalu buruk.Dari pendapat tersebut menginspirasi
para pakar pendidikan sehingga untuk menciptakan generasi yang
berkualitas, pendidikan harus dimulai sejak dini (0-6 tahun).
(Maulidyah Ulfah, 2015:3)
Di Indonesia, anak usia dini ditujukan kepada anak yang
berusia 0 sampai 6 tahun (Masnipal, 2013). Dalam proses
pendidikannya, biasanya mereka dikelompokkan menjadi beberapa
tahapan berdasarkan golongan usia. Misalnya untuk usia 2-3 tahun
masuk kelompok taman penitipan anak, usia 3-4 tahun untuk
kelompok bermain, dan 4-6 tahun untuk taman kanak-kanak atau
raudhatul atfhal. Sementara itu, The National Asoociation for the
Education for Young Children (NAECY), membuat klasifikasi rentang
usia dini (Early Childhood) yaitu sejak lahir sampai dengan usia 8
tahun, dengan beberapa varian tahapan pembelajaran. (Novi Mulyani,
2016:7)
Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002
menyatakan bahwa, setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dan kekerasan
dan diskriminasi. (Maidin Gultom, 2014:19)
Dalam pasal 4 menyebutkan bahwa setiap anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
minat dan bakatnya. Dan selain hak anak sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1), khususnya bagia anak yang
menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar
-
biasa, sedangkan anak yang memiliki keunggulan juga
mendapatkan pendidikan khusus.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani-rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Kemudian, pada bagian ketujuh pasal 28 dijelaskan bahwa:
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6
tahun yang sedang mengalami perkembangan dan
pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi
yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan
maksimal. Pemberian stimulasi tersebut melalui lingkungan
keluarga, PAUD jalur non formal seperti tempat penitipan
anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan PAUD jalur
formal seperti TK dan RA.
Pada umur 0 sampai 5 tahun, anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Masa itu adalah masa keemasan (golden age atau the
golden years), sehingga pada umur itu adalah hal yang harus diperhatikan
untuk memberikan gizi kepada si anak. Tetapi gizi saja bukan satu-
satunya, pendidikan dan pembelajaran dari para orang tua dan lingkungan
keluarga adalah hal yang utama untuk mencetak anak yang cerdas. (Yuli
Astuti, 2016:26)
Pada masa itu hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka
untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan
setiap anak tidak sama karena individu memiliki perkembangan yang
berbeda. Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka
anak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik.
-
Masa anak usia dini merupakan masa peletakan dasar atau pondasi
awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak
pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari
lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada
pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. (Suyadi,
2013:5)
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak
1. Pengertian Perilaku Anak Usia Dini
Perilaku adalah cerminan kepribadian seseorang yang tampak
dalam perbuatan dan interaksi terhadap orang lain dalam lingkungan
sekitarnya. Perilaku merupakan internalisasi nilai-nilai yang diserap oleh
seseorang selama proses berinteraksi dengan orang di luar dirinya.
Perilaku seseorang menunjukkan tingkat kematangan emosi, moral,
agama, sosial, kemandirian dan konsep dirinya. Tak heran karena perilaku
manusia terbentuk selama proses perjalanan kehidupannya.
Perilaku anak usia dini pada masa ini sedang dalam pembentukan,
selain karena faktor genetik, lingkungan sangat berpengaruh dalam
pembentukan kepribadiannya. Anak usia dini bersifat imitatif atau peniru,
apa yang ia lihat, rasakan dan lihat dari lingkungannya akan diikutinya
karena ia belum mengetahui batasan benar dan salah, baik dan buruk, serta
pantas dan tidak pantas. Anak masih belajar coba-ralat berperilaku yang
dapat diterima oleh lingkungannya.
Oleh karena itu, masa usia dini ini adalah masa yang peka untuk
menerima pengaruh dari lingkungannya. Hal ini merupakan kesempatan
bagi lingkungan, dalam hal ini orang tua-guru-sekolah, untuk memberikan
pengaruh edukatif seluas-luasnya kepada anak, agar membantu
mengembangkan perilaku anak yang positif.
Pada anak, perilaku dapat terbentuk melalui kebiasaan sehari-hari
secara non-formal. Artinya, suatu perbuatan yang dilakukan atas anjuran
orang dewasa ataupun perilaku orang dewasa yang sengaja ditujukan
-
kepada anak untuk diikuti. Dalam pendidikan anak usia dini, hal ini dapat
dilakukan misalnya berdoa bersama, mencuci tangan, berbagi dalam
bermain, menjaga kebersihan, bersikap sopan-santun, mengucapkan terima
kasih-maaf-permisi.
Perilaku anak usia dini mencakup moral, disiplin, sikap beragama,
sosial, emosi, dan konsep diri. Dalam pembelajaran anak usia dini pada
lembaga pendidikan anak usia dini pengembangan perilaku moral, agama,
sosial, dan emosi dilakukan melalui pembiasaan sehari-hari.
Untuk membantu pengembangan perilaku anak, tentunya seorang
guru anak usia dini perlu tahu perkembangan anak dalam aspek-aspek
moral, agama, sosial dan emosi, agar dapat mengetahui stimulasi apa yang
perlu dilakukan dan dengan strategi pembelajaran yang bagaimana dapat
membantu mengembangkan perilaku anak tersebut.
Untuk itu marilah kita bahas satu per satu aspek-aspek yang
membantu mengembangkan perilaku anak:
1) Moral
Moral berasal dari bahasa Latin: Mores, yang artinya tata cara,
kebiasaan dan adat. Sedangkan Perilaku moral adalah perilaku
yang sesuai dengan standar moral dari kelompok sosial
tertentu. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep
moral. (Mursyid, 2015:76)
2) Konsep moral
(a) Terbentuk dari peraturan perilaku yang telah menjadi
kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
(b) Konsep moral inilah yang menentukan perilaku yang
diharapkan dari seluruh anggota kelompok.
(c) Perilaku tak bermoral: perilaku yang tidak sesuai dengan
harapan sosial. Penyebabnya/dasarnya: ketidaksetujuan
dengan standar sosial atau kurang adanya perasaan wajib
menyesuaikan diri.
(d) Perilaku amoral/nonmoral
-
2. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Anak Usia Dini
1) Faktor Herediter
Faktor herediter atau nature merupakan karakteristik bawaan
atau faktor gen yang turunkan dari orang tua kandung kepada anaknya
(Novan Ardy Wiyani, 2014:16). Faktor hereditas ini merupakan salah
satu faktor penting yang mempengaruhi perilaku anak usia dini.
Menurut penelitian, faktor hereditas ini mempengaruhi perilaku dan
kepribadian seseorang. Islam bahkan telah mengidentifikasi
pentingnya faktor hereditas dalam perilaku anak sejak 14 abad yang
lalu. Nabi Muhammad Saw “menikahlah kalian dengan sumber
(penghentian) yang baik, karena sesungguhnya hal itu akan menurun
kepada anak-anaknya”.
Dalam sudut pandang hereditas, karakteristik seseorang
dipengaruhi oleh gen yang merupakan karakteristik bawaan yang
diwariskan (genotip) dari orang tuanya, yang akan terlihat sebagai
karakteristik yang dapat diobservasi (fenotip). Pembawaan yang telah
terdapat pada anak telah ditentukan sejak dilahirkan itulah yang
menentukan perilakunya kelak.
2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini sering disebut dengan istilah nurture.
Faktor lingkungan diartikan sebagai kekuatan kompleks dari dunia
fisik dan sosial yang mempengaruhi susunan biologis dan pengalaman
psikologis anak sejak belum ada dan sesudah lahir. Faktor ini meliputi
semua pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya pengaruh-
pengaruh berikut:
(a) Keluarga
Dalam perspektif ilmu pendidikan, keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Jadi dapatlah
dikatakan lingkungan keluarga memainkan peranan utama
dalam menentukan perilaku anak, dan di lungkungan keluarga
inilah anak mula-mula pendidikan. Orang tua mereka
-
merupakan pendidik bagi mereka. Pola asuh orang tua, sikap,
serta situasi dan kondisi yang sedang melingkupi orang tua
dapat mempengaruhi perilaku anak. selain itu, kedudukan anak
dalam lingkungan keluarga serta banyaknya anggota keluarga
juga dapat mempengaruhi perilaku anak.
(b) Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak, di
sekolah anak berinteraksi dengan pendidik PAUD dan teman
sebayanya. Proses interaksi antara anak dengan pendidik
PAUD dan anak dengan teman sebayanya dapat
mempengaruhi perilaku anak.
Stimulus yang diberikan oleh pendidik PAUD terhadap
anak memiliki andil yang tidak sedikit dalam mengoptimalkan
perilaku anak. Pendidik PAUD merupakan wakil dari orang
tua mereka saat mereka berada disekolah. Pola asuh dan
perilaku yang ditampilkan oleh pendidik PAUD dihadapan
anak juga dapat mempengaruhi perilakunya. Perilaku yang
ditampilkan oleh teman sebaya juga memiliki andil dalam
menentukan perilaku seorang anak. jika seseorang anak dan
teman sebayanya dapat bermain sesuai dengan aturan, maka
dapat itu dapat mengoptimalkan perilaku anak.
(c) Masyarakat
Kebiasaan pada suatu masyarakat dapat mempengaruhi
cara belajar dan hasil belajar anak, religiusitas suatu
masyarakat juga akan sangat menentukan dalam perilaku
moral dan agama anak, dan lainnya.
3) Faktor Umum
Faktor umum di sini maksudnya merupakan unsur-unsur
yang dapat digolongkan kedalam kedua faktor diatas (faktor
hereditas dan lingkungan). Jadi mudahnya, faktor umum
merupakan campuran dari faktor hereditas dan faktor lingkungan.
-
3. Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan
menerapkan kebiasaan memelihara kebersihan sejak dini. Hal ini sangat
bermanfaat untuk selalu dilakukan agar kesehatan tubuh tetap terjaga.
Akan tetapi upaya dalam mewujudkan kondisi yang sehat baik lingkungan
maupun individu, diperlukan langkah-langkah yang kongkrit untuk
mencapainya.
Penanaman perilaku hidup bersih dan sehat melalui sekolah
merupakan langkah yang sangat strategis. Hal ini dikarenakan anak
sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Selain itu, anak usia sekolah
merupakan anak diusia muda, yaitu usia yang berada dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan sehingga masih peka terhadap
penanaman perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendidikan.
Perilaku Hidup Bersih di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Kepala Bidang PSD PP-PAUD
dan Dikmas Jawa Barat, 2017:17). PHBS disekolah adalah upaya untuk
memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat.
-
Tabel 2.1 Indikator Perilaku Sehat
NO ASPEK INDIKATOR
1 Kebersihan
Lingkungan
a. Membuang sampah
b. Merapikan mainan
c. Membantumembereskan piring setelah
makan
d. Membantumembersihkanlingkungan
sekolah dan rumah
e. Meletakan sepatu/sandal pada
tempatnya
f. Buang air kecil dan besar pada
tempatnya
2 Kebersihan Diri a. Mandi dua kali sehari
b. Mandi menggunakan sabun
c. Keramas setiap 2 hari sekali
d. Menggunakan pasta gigi untuk
menggosok gigi
e. Sikat gigi 2 kali sehari
f. Membersihkan telinga
3 Perilaku Makan
dan Minum
a. Terbiasa Sarapan pagi
b. Minum susu setiap hari
c. Makan 3 kali sehari
d. Mau makan sayur
e. Cuci tangan sebelum makan
f. Mau minum air putih matang
4 Perilaku Sakit
Penyakit
a. Memotong kuku
b. Cuci tangan sebelum makan
-
a. Indikator PHBS untuk anak usia dini
Beberapa indikator PHBS Individu anak usia dini meliputi:
1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin Sekolah
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4) Olahraga yang teratur dan terukur
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Tidak merokok di Sekolah
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6
bulan sekali
8) Membuang sampah pada tempatnya
Perilaku hidup bersih dan sehat pada hakikatnya sangat erat
kaitannya dengan respon seseorang terhadap perilaku kehidupan
sehari-harinya, penerapan perilaku atau upaya yang dilakukan untuk
c. Cuci kaki dan tangan
d. Mau minum obat pada saat sedang
sakit
e. Minta diantar ke dokter pada saat tidak
enak badan
f. Mengganti baju
5 Perilaku
Keseimbangan
a. Saat sekolah anak mengantuk
b. Bangun pagi sebelum jam 5 pagi
c. Tidur lebih dari jam 9
d. Melakukan aktifitas tidur siang
e. Berangkat sekolah jalan kaki
f. Olah raga seminggu sekali
-
menjaga dan memelihara kesehatan yaitu: (Kepala Bidang PSD PP-
PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017:32)
1) Memelihara kebersihan diri
2) Memilih makanan yang sehat dan bergizi
3) Istirahat
4) Olahraga
5) Menghindari terjadinya penyakit
6) Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohani
7) Melakukan pemeriksaan kesehatan
8) Melakukan kebiasaan sehat
b. Indikator PHBS di Sekolah
Indikator PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga
secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di sekolah (Sri Yuniarti, Ema Wulan,dkk, 2015:9)
yaitu:
Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Dasar Perilaku Hidup Sehat
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KI-2. Memiliki perilaku
hidup sehat, percaya diri,
disiplin, mandiri, peduli,
mampu menghargai dan
toleran kepada orang lain,
mampu menyesuaikan diri,
jujur, rendah hati dan santun
dalam berinteraksi dengan
2.1 memiliki perilaku yang mencerminkan hidup
sehat
2.2 memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
percaya diri
2.3 memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
disiplin
2.4 memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
-
keluarga, pendidik dan teman sabar (mau menunggu giliran, mau
mendengarkan ketika orang lain berbicara)
1) Lembaga Pendidikan memiliki sarana mencuci tangan dan
warga sekolah terbiasa mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun.
2) Lembaga Pendidikan melakukan Program Gizi Holistik dalam
rangka pemenuhan gizi anak dan menghindari makanan yang
tidak aman bagi anak usia dini
3) Lembaga Pendidikan menyediakan dan warga sekolah
menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4) Lembaga Pendidikan memiliki Program Olahraga yang teratur
dan terukur.
5) Lembaga Pendidikan memberantas jentik nyamuk secara
berkala.
6) Lembaga Pendidikan melaksanakan penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan minimal 1 (satu) bulan sekali.
7) Lembaga Pendidikan menyediakan tong sampah dan warga
sekolah membuang sampah pada tempatnya.
c. Mencuci Tangan
Beberapa penelitian menunjukan mencuci tangan saja tanpa
sabun tidak efektif untuk kebersihan terutama untuk membunuh
kuman, padahal mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu
upaya pencegahan penyakit.
Cuci tangan adalah tindakan yang sering kita anggap sepele,
namun merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga hygiene
tangan maupun kulit serta salah satu upaya mencegah infeksi
nosokomial.
-
Para ahli kesehatan menjelaskan bahwa cara mencuci tangan
yang benar adalah dengan cara menyelah-menyelah jari, berikut
merupakan cara mencuci tangan menurut para ahli kesehatan:
1) Tahapan cuci tangan yang baik dan benar
a) Basahi tangan yang mengalir.
b) Pakailah sabun sambil membersihkan bagian-bagian
tangan dengan rinci selama 20 detik.
c) Bersihkan telapak tangan dengan cara menggosok-
gosokkan telapak tangan yang saling berhadapan.
d) Bersihkan punggung tangan dengan cara menggosok-
gosokkan punggung tangan yang satu dengan telapak
tangan yang lain secara bergantian.
e) Bersihkan jari jemari dan persendian dengan cara
meremas antara jari-jari tangan kiri dan kanan.
f) Bersihkan ibu jari dengan cara menggenggam ibu jari
yang satu dengan jari lainnya dan saling memutar-mutar
denganarah berlawanan secara begantian.
g) Bersihkan ujung jari dengan cara menggosok-gosokkan
ujung jari terhadap telapak tangan yang satunya secara
bergantian.
h) Bersihkan pergelangan tangan dengan cara memegang
pergelangan tangan yang satu dengan yang lain dan
saling memutar dari arah berlawanan.
i) Bilas pada air yang mengalir guna membersihkan tangan
dari sabun.
j) Keringkan dengan handuk atau di angina-anginkan.
2) Manfaat mencuci tangan
a) Membersihkan tangan dari bakteri, bahan kimia dan
kotoran lainnya.
-
b) Dengan tangan yang bersih dapat mencegah penyakit
dan bahan berbahaya lainnya agar tidak masuk tubuh
yang dapat menimbulkan sakit.
c) Membiasakan diri untuk selalu hidup bersih dan sehat
guna untuk keuntungan diri sendiri dan orang lain.
3) Waktu mencuci tangan
a) Sebelum dan sesudah makan.
b) Sesudah dari kamar mandi
c) Sesudah memegang benda kotor (uang dan hewan)
d) Sepulang dari bepergian.
e) Sebelum menyiapkan makanan.
Tangan merupakan bagian tubuh yang banyak bersentuhan
dengan sumber-sumber kuman baik secara lansung maupun tidak
lansung. Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia
dan binatang (faeses), air seni (urin), ataupun cairan tubuh lain (seperti
ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci
dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada
orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan.
Berikut beberapa penyakit akibat tidak cuci tangan yang dapat
dicegah dengan mencuci tangan dengan benar dan bersih: diare,
cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), TBC. Selain untuk
membunuh kuman yang menempel pada tangan, sabun juga berperan
dalam melepaskan lemak dan kotoran yang menempel. Didalam
lemak dan kotoran yang menempel inilah terdapat kuman penyakit
hidup.
Mencuci tangan membutuhkan waktu lebih lama sedikit, Waktu
yang diperlukan mencuci tangan dengan sabun lebih kurang 1 (satu)
menit. Hal ini yang menyebabkan kadangkala anak usia dini bahkan
orang dewasa cenderung mencuci tangan tanpa sabun. Untuk
mencegah infeksi pada anak usia dini apalagi bayi yang sangat rentan
terhadap infeksi maka pendidik/pengasuh harus memastikan bahwa
-
tangannya selalu dalam keadaan bersih dan kuku sebaiknya terpotong
pendek, mencuci tangan harus menjadi kebiasaan secara teratur
pendidik.
Pendidik harus mengajarkan dan membangun pembiasaan
mencuci tangan pada anak usia dini, sudah bisa didorong melakukan
cuci tangan sendiri, fasilitas mencuci tangan harus disediakan di
lembaga PAUD, bentuk dan kenyamanannya. Waktu mencuci tangan
bagi Anak Usia Dini: Sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air
besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), sesudah bermain, esudah
memegang atau bersentuhan semua benda yang menjadi sumber
kuman.
d. Makanan dan Minuman yang Sehat
Manusia dalam melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari
memerlukan suatu hal yang disebut energi. Energi yang dibutuhkan
manusia didapatkan diantaranya berasal dari makanan dan minuman.
Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sunita Almatsier (2009: 7)
bahwa semua zat gizi yang diperlukan tubuh terdapat di dalam
makanan yang kita makan sehari-hari.
Menurut Yuli Astuti (2016 : 15), sehat adalah makanan yang
seimbang. Makanan yang seimbang merupakan makanan yang
memiliki zat gizi atau nutrisi yang cukup bagi tubuh. Misalnya
karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air. Makanan sehat
juga merupakan makanan yang terhindar dari bibit-bibit penyakit dan
harus bebas dari kuman-kuman yang membawa penyakit berbahaya
bagi tubuh.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan asupan
cairan dalam tubuhnya sekitar 1,6 - 2 liter air. Sunita Almatsier (2009:
6) memaparkan bahwa manusia harus menjaga keseimbangan air yang
ada di dalam tubuhnya, karena jika tubuh kekurangan air maka akan
timbul dehidrasi yang memiliki dampak buruk bagi tubuh.
-
Kesehatan dan gizi anak sangat penting untuk diperhatikan
sejak dini mulai dari kandungan. Kesehtan gizi sangat mempengaruhi
perkembangan, kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal
yang mendatangkan sehat dab kebaikan dengan membeikan zat
makanan yang dibutuhkan tubuh. (Mursid, 2015: 143).
Perilaku terhadap makanan dan minuman yang bergizi
meliputi beberapa hal :
1) Pemilihan Jenis dan kebersihan makanan dan minuman
Setiap orang perlu mengkonsumsi beraneka ragam
makanan yang didalamnya terdapat unsur-unsur zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh. menurut (Endang L Achadi, 2014:14)
macam-macam zat gizi yang diperlukan oleh tubuh yaitu ;
(a) Zat tenaga
Zat tenaga yang didapatkan dari : beras, jagung,
gandum, kentang. Makanan dengan kandungan zat tenaga
sangat menunjang dalam memberikan tenaga guna
melakukan aktivitas sehari-hari.
(b) Zat pembangun
Zat Pembangun yang terdiri dari dua sumber yaitu
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau nabati yang terdiri dari
kacang-kacangan, tempe, tahu. Berasal dari hewan yang
terdiri dari telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan
seperti keju. Zat pembangun sangat berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
(c) Zat pengatur
Zat pengatur yang didapatkan dari semua sayur-
sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung
berbagai vitamin dan 31 mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi fungsi organ tubuh.
-
2) Waktu dan jumlah Makanan dan minuman
Menurut Giri Wiarto (2012: 31), waktu makan disarankan 3
kali dalam sehari yaitu pagi (pukul 07.00), siang (13.00) dan
malam (19.00). Makan 3 kali dalam sehari ini dimaksudkan untuk
memenuhi energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Semakin banyak
beraktivitas maka energi yang dibutuhkan seseorang juga akan
lebih banyak.
Makan terlalu banyak akan menyebabkan perut sesak. Perut
yang penuh akan menekan jantung dan paru-paru sehingg kita akan
sulit untuk bernafas. Selain itu dapat membuat kita mual dan
mengantuk.
e. Kebersihan Tubuh dan Pakaian
Upaya pertama agar seseorang selalu dalam keadaan sehat
yaitu dengan menjaga kebersihan diri sendiri atau kebersihan pribadi.
Menurut (Giri Wiriarto 2012: 9), kebersihan pribadi segala usaha dan
tindakan seseorang untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan
derajat kesehatannya sendiri dalam batas-batas kemampuannya, agar
mendapatkan kesenangan hidup dan mempunyai tenaga kerja yang
sebaik-baiknya.
usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam upaya menjaga
kebersihan pribadi, antara lain:
1) Menjaga kebersihan rambut, hidung, telinga, gigi dan
kuku
Memelihara kesehatan rambut pada hakekatnya adalah
dengan menjaga kesehatan kulit kepala, vitamin A merupakan
vitamin yang paling penting untuk menjaga kesehatan kulit kepala
dan sekaligus mencegah kerontokan. Dalam menjaga kesehatan
kulit kepala hendaknya selalu memperhatikan kebersihan rambut.
Membersihkan rambut dengan cara mencucui haruslah dilakukan
secara seksama, sehingga kotoran-kotoran yang melekat di rambut
dan di kulit kepala dapat terangkat.
-
Demikian juga dengan kuku, hidung dan telinga. Kuku
dapat memanjang dengan sendirinya. Ketika memegang sesuatu,
mengambil sebongkah tanah misalnya. Secara tidak sadar terdapat
puluhan anak cacing yang masuk kedalam sela-sela kuku. hidung
merupakan tempat menyaring kotoran yang berasal dari debu-debu
yang ikut bersama udara yang kita hirup. Bila terlalu banyak debu
atau kotoran yang menumpuk di dalam hidung, maka akan kotoran
tersebut akan mempersulit kita untuk bernafas. Oleh karena itu,
dalam menjaga kebersihan hidung, kita harus rajin membersihkan
kotoran-kotoran yang ada dalam hidung kita. Bila perlu gunakanah
masker jika akan bepergian jauh atau sedang beraktifitas di tempat
yang berdebu. Telinga harus selalu dibersihkan dari benda-benda
yang mengganggu. Dalam membersihkan telinga, gunakanlah
bahan yang lembut, seperti cotton bud. Jangan terlalu dalam ketika
membersihkannya, karena akan merusak gendang telinga.
Mulut termasuk didalamnya lidah dan gigi merupakan
sebagian dari alat pencernaan makanan. Menurut (Djoned
Soetatmo, 1979: 94), gigi merupakan alat yang penting dalam
pencernaasssn makanan. Makanan yang masuk ke dalam mulut
dilembutkan dengan gigi, gigi-gigi yang sehat diperlukan dalam
upaya mewujudkan kesehatan badan seluruhnya.
Dengan seringnya makanan masuk kedalam mulut maka
kebersihan mulut dan gigi secara teratur harus selalu dijaga. Hal ini
penting untuk selalu diperhatikan mengingat gigi sangat rawan
terserang bakteri atau penyakit yang dapat megakibatkan gigi
berlubang, karang gigi dan bahkan gusi bengkak.
2) Memakai Pakaian yang Bersih dan Rapi
Memakai pakaian yang bersih dan rapi menurut (Eko
Harsono, 2010: 45), pakaian adalah suatu benda yang dipakai untuk
menutup badan (melindungi sebagian tubuh). Pakaian harus dipilih
dengan memperhatikan kebersihan dan keserasian dengan badan
-
serta kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukan. Misalnya
pakaian pada saat melakukan kegiatan olahraga tentu saja berbeda
dengan pakaian yang dikenakan pada saat bepergian.
Pakaian mempunyai kegunaan masing-masing sesuai
jenisnya. Misalnya, pakaian bermain, pakaian seragam sekolah dan
pakaian tidur. Pemeliharaan pakaian pun harus di perhatikan agar
pakaian tetap bersih dan rapi. Pakaian yang bersih dan rapi
mencegah penyakit kulit.
C. Studi Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Skripsi Apriliana Kuntoro Astuti Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini 2016 Universitas Kristen Satya Wacana
dengan judul “Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak Usia Dini Di Paud
Purwomukti Desa Batur Kecamatan Getasan”. Skripsi tersebut
membahas tentang bagaimana Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak
Usia Dini dan apa saja faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskritif dengan bentuk penelitian
kualitatif. Paud Purwomukti Desa Batur Kecamatan Getasan berjumlah
27 orang siswa, terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak
Usia Dini di PAUD Purwomukti sebagai partner orang tua harus terus
melakukan pembinaan perilaku kebersihan lingkungan melalui program
parenting sehingga terjadi kesinambungan dalam pembelajaran dan
pembiasaan perilaku kebersihan lingkugan anak usia dini. Persamaan
penelitian ini terletak pada perilaku sehat pada usia dini sedangkan
perbedaannya, penelitian ini menggunakan metode survei dan subyeknya
pun orang tua /wali murid sedangkan yang saya teliti pada guru dan
siswa. (Apriliana Kuntoro Astuti, 2016, Skripsi)
2. Skripsi Dedy Sugianto Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pendidikan jasmani 2017 Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “
Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat Di Sekolah Dasar Se-
-
Kecamatan Jetis Yogyakarta”. Skripsi tersebut membahas tentang
Permasalahan dari kurangnya Implementasi atau penerapan Perilaku
Hidup Bersih Sehat di Sekolah Dasar Negeri Se-kecamatan Jetis
Yogyakarta. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat terhadap kebersihan
Pribadi di Sekolah Dasar Negeri Se-kecamatan Jetis Yogyakarta.
penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan metode angket. Instrumen
penelitian berupa tes Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat di
Sekolah Dasar Negeri Se-kecamatan Jetis Yogyakarta dibantu dengan
program SPSS seri 14. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V di
Sekolah Dasar Negeri Se-kecamatan Jetis Yogyakarta dan Sampel
berjumlah 189 Siswa, jumlah Siswa laki-laki berjumlah 91 orang Siswa
dan jumlah anak perempuan berjumlah 98 orang siswa. Hasil penelitian
ini bahwa Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat di Sekolah Dasar
Negeri Se-kecamatan Jetis Yogyakarta adalah baik. Persamaan penelitian
ini terletak pada Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat sedangkan
perbedaannya, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
Kuantitatif metode angket dan subyeknya seluruh siswa kelas V Se-
kecamatan Jetis. (Dedy Sugianto, 2017, Skripsi)
3. Skripsi Sulistiarini Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlanggadengan judul
“Hubungan Perilaku Hidup Sehat Dengan Status Kesehatan Masyarakat
Kelurahan Ujung”. Skripsi tersebut membahas tentang Status kesehatan
di Kecamatan Semampir termasuk rendah. Status kesehatan rendah
disebabkan perilaku tidak sehat dari masyarakat. Metode penelitian yang
digunakan adalah Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di RW XIII
Kelurahan Ujung Kecamatan Semampir Surabaya pada bulan Januari
2017. Populasi dalam penelitian adalah 35.000 Orang dengan 1242
Kepala Keluarga (KK). Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara
konsumsi sayur dengan status kesehatan serta adanya hubungan antara
-
konsumsi buah dengan status kesehatan dengan, namun hubungan
bersifat lemah. Persamaan penelitian ini terletak pada Hubungan Perilaku
Hidup Sehat Dengan Status Kesehatan Masyarakat sedangkan
perbedaannya, penelitian ini menggunakan bersifat kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional. (Sulistriarini, 2017, Skripsi)
4. Skripsi Ria Fitri Rochaeni Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul “Hubungan Antara Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Dengan Status Gizi Siswa Kelas IV Dan V Tahun
Ajaran 2016/2017 SD Negeri Kembaran Candimulyo Kabupaten
Magelang Jawa Tengah”. Skripsi tersebut membahas tentang
Berdasarkan Informasi Dari Guru Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Setiap Semester Juga Tidak Pernah Mengukur Tinggi Badan Dan Berat
Badan Siswa Untuk Melihat Status Gizi Siswanya. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian korelasi dengan metode survei.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV dan V SD Negeri Kembaran
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang berjumlah 34 anak.
Hasil penelitian ini Hasil penelitian menunjukan korelasi product
moment di atas menunjukkan nilai r hitung sebesar 0,613 > rtabel(0,05)(33)
(0,296). Maka hipotesisnya berbunyi, Ha: diterima dan Ho: ditolak,
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan
antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan status gizi siswa kelas IV
Dan V SD Negeri Kembaran Candimulyo Magelang. Persamaan
penelitian ini terletak pada Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Dengan Status Gizi Siswa sedangkan perbedaannya, penelitian ini
menggunakan bersifat penelitian korelasi dengan metode survei,
sedangkan peneliti menggunakan penelitian kualitatif. (Ria Fitri
Rochaeni, 2017, Skripsi)
-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting). Penelitian kualitatif dapat dikemukan bahwa walaupun
peneliti kualitatif belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi
dapat langsung memasuki obyek/lapangan. Peneliti kualitatif akan melihat
segala sesuatu yang ada ditempat itu, yang masih bersifat umum (Sugiyono,
2015:19)
Bogan dan Taylor (dalam lexy moleong, 2013:21) mendefenisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang diamati. Penelitian ini berupaya mendeskripsikan secara utuh
Pembiasaan Berperilaku Hidup Sehat Pada Anak di Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting penelitian
Penelitian ini dilakukan Pada Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa
Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi. Pemilihan RA Nurul Yaqin tersebut sebagai tempat penelitian,
didasarkan atas pemikiran bahwa fokus permasalahan penelitian yang akan
menjadi objek ini relevan dengan keadaan pokok permasalahan penelitian
ini.
Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu : a) keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti;
baik dari segi tenaga maupun efisiensi waktu, b) situasi sosial ; sebelum
-
penelitian, peneliti telah melakukan komunikasi kepada pihak sekolah dan
anak kelas BI yang akan diteliti.
2. Subjek Penelitian
Burhan Bungin (2001: 109) menyatakan bahwa subjek penelitian
merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral, karena pada subjek
peneliti itulah data dapat diperoleh. Subjek penelitian dapat berupa benda,
orang, atau tempat. Subjek penelitian ini adalah siswa dan pendidik (guru).
Siswa kelas BI di RA Nurul Yaqin, jumlah siswa yang akan diteliti
sebanyak 21 orang dalam satu kelas. Terdiri dari 14 orang laki-laki dan 7
orang perempuan, tidak hanya siswa saja yang menjadi sasaran peneliti
sebagai subjek penelitian, tetapi guru kelas juga akan dijadikan sebagai
subjek penelitian untuk informasi (key informan) lebih lanjut.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive
sampling, yang mana teknik purposive sampling adalah teknik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu
yang bertujuan agar data diperoleh nantinya lebih representative
(Sugiyono, 2015:220).
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya
orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan,
atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi obyek/situasi sosial yang teliti (Sugiyono, 2012:300).
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2015:193), data primer yang dikumpulkan
berupa informasi mengenai permasalahan perilaku hidup bersih dan
sehat siswa Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren.
-
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data pendukung yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian yang diperoleh dari sekolah tersebut.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan dokumen.
Dalam penelitian ini sumber data dipilih menjadi beberapa bagian, yaitu :
pencatatan yang dilakukan peneliti melalui observasi, wawancara (catatan
lapangan), dan dokumentasi (Burhan Bungin, 2008:80).
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini di paparkan
masing-masing metode tersebut.
1. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung dilakukan peneliti terhadap
objek penelitian. Observasi berkaitan dengan fokus penelitian ditujukan
kepada siswa, dan guru. Observsi berguna untuk mendapatkan informasi
secara akurat melalui pengamatan langsung oleh peneliti (Sugiyono,
2015:226). Sehingga Peneliti hanya sebagai pengamat semata, dan
mengetahui gambaran lapangan pembiasaan perilaku hidup sehat pada
anak usia dini di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa Simpang Sungai
Duren.
a) Observasi Partisipasif
Sugiyono (2015:227) dalam observasi ini, peneliti terlibat
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,
dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak.
b) Obsevasi terus terang atau samar-samar
-
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data
menyatakan terus terang kepada yang ingin di amati yaitu anak
murid dan guru, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi
mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang
aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus
terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari
kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih
dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang,
maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi
(Sugiyono, 2015:228).
c) Observasi tak berstruktur
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan
tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus
observasi akan berkembang selama kegiatan observasi
berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti
penelitian dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat
dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman
observasi.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa
yang akan mengamati. Dalam melakukan peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa
rambu-rambu pengamatan (Sugiyono, 2015:228).
2. Metode Wawancara
Sugiyono (2015:231) wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan
merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang lebih berhadapan
secara fisik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau
-
informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek
penelitian (Imam Gunawan, 2014:160).
Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur,
dimana wawancara tidak terstruktur bersifat lebih luwes dan terbuka.
Wawancara tidak terstruktur dalam pelaksanaannya lebih bebas
dibandingkan dengan wawancara terstruktur karena dalam melakukan
wawancara dilakukan secara alamiah untuk menggali ide dan gagasan
informan secara terbuka dan tidak menggunakan pedoman wawancara
(Imam Gunawan, 2014:163).
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen
sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan
material bidang pembangunan misalnya, bila akan melakukan penelitian
untuk mengetahui respon masyarakat terhadap berbagai pembangunan
yang telah diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
maka perlu membawa foto-foto atau brosur tentang perilaku hidup sehat.
Wawancara ditujukan kepada orang tua dan guru. Wawancara
berguna untuk mendapatkan data tentang tindakan dan pendapat
mengenai topic atau fokus penelitian. Di sisi lain, wawancara berguna
untuk melakukan triangulasi data yang diperoleh melalui observasi,
wawancara ditujukan kepada orang tua dan guru.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber
dari dokumen tertulis seperti gambar, catatan harian, majalah, dan
sebagainya. Dokumen yang dikumpulkan ditelaah yang disesuaikan
dengan domain atau fokus penelitian. Dokumentasi berguna untuk
melengkapi data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.
Dokumen-dokumen yang diperlukan disesuaikan dengan
kebutuhan sebagai bukti pendukung dalam penelitian ini. Dokumen yang
dibutuhkan diantaranya yaitu: catatan pertumbuhan dan perkembangan
anak disekolah, anekdot, foto.
-
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi tanda, dan mengkategorikannya sehingga
diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin di jawab
(Imam Gunawan, 2014:209).
Miles dan Huberman mengemukakan kegiatan yang dilakukan model
analisis ini berlangsung terus menerus, sehingga data yang dikumpulkan
sampai jenuh. Langkah-langkah yang dilakukan model Miles dan Huberman
yaitu : 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) kesimpulan. Ketiga jenis kegiatan
analisis ini dapat dikemukakan dengan siklus interaksi analisis flow model
(Sugiyono, 2015:246).
1. Reduksi data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola nya dan
membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2015:247). Dengan demikian data
yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data, dan
mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa saja yang telah
dipahami tersebut (Sugiyono, 2015:249).
3. Conclusion Drawing/verification
Menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mungkin juga tidak, karena seperti ini telah ditemukan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
-
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan
(Sugiyono, 2015:253).
F. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang
dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi
kesalahan dalam proses perolehan data penelitian, yang tentu nya akan
berimbas terhadap akhir dari suatu penelitian.
Maka dari itu, dalam proses pengecekan keabsahan data pada
penelitian ini harus melalui beberapa teknik pengujian data. Adapun teknik
pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data
yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan
pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan
semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin
terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan (Sugiyono, 2015:270).
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data
dan urutan perisriwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.
Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan mak, peneliti dapat
memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati (Sugiyono, 2015:272).
-
3. Triangulasi Data
Triangulasi merupakan suatu cara mendapatkan data yang benar-
benar absah dengan menggunakan pendekatan metode ganda. Triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data
atau sebagai pembanding terhadap data itu (Imam Gunawan, 2015:219).
G. Jadwal Penelitian
Rencana waktu penelitian akan dilakukan selama tiga bulan, yaitu :
mulai bulan Januari sampai Maret 2019. Rencana waktu ini masih bersifat
tentative, artinya dapat berubah berdasarkan situasi dan kondisi secara teknis
administratif maupun kondisi di lapangan. Berikut ini dapat diberikan uraian
tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian dilaksanakan.
-
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Berdirinya Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Berdirinya Raudhatul Athfal ini merupakan jawaban dari tuntutan
masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini berbasis agama di
Desa Simpang Sungai Duren ini. Pada awalnya Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin ini berdiri atas swadya masyarakat yang memang berkeinginan
untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan anak usia dini berbasis
agama, yang mana sebelumnya sudah didirikan terlebih dahulu Madrasah
Ibtidayah Nurul Yaqin, mengingat akan pentingnya pendidikan agama
sejak dini maka masyarakat setempat berkeinginan pula untuk mendirikan
RA/TK agar adanya keselarasan antara MI dan RA, maka didirikanlah RA
Nurul Yaqin ini.
Yayasan Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Kabupaten Muaro Jambi didirikan pada tahun 2007, yang berciri khas
agama islam yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama, hal ini
dipertegas oleh ibu jamilah selaku ketua yayasan sebagai berikut:
“Awalnya yayasan ini hanya berupa pendidikan masrasyah
ibtidayah saja, namun seiring berjalannya waktu dan adanya
perubahan dari peraturan untuk memasuki MI/SD, para orang tua
yang mau menyekolahkan anak mereka menuntut pula untuk
didirikan RA/TK, yang mana memang sebagai salah satu syarat
untuk melanjutkan kejenjang MI/SD. Maka dari pada itu didirikan
RA Nurul Yaqin ini.
Yayasan Nurul Yaqin ini yang terdiri dari RA dan MI pada
awalnya masih memakai gedung puskesmas yang lama yang sudah tidak
terpakai lagi, namun sudah dihibahkan oleh kepala desa untuk didirikan
madrasah. Pada tahun 2009 sudah mulai membangun 3 gedung baru
-
sebanyak 3 lokal. Dananya diperoleh dari pemerintah yaitu dana
blockgreen yang diperoleh dari kantor kementrian agama kabupaten muaro
jambi. RA Nurul Yaqin Terdapat 4 ruangan yang mana masing-masing 3
ruang kelas dan 1 ruang kantor.
2. Visi, Misi dan Tujuan RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Visi Dan Misi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin adalah sebagai
berikut : (Dokumentasi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, 2019)
a. Visi :
“Terwujudnya Generasi Qur’ani, Sehat, Cerdas, dan Mandiri”
b. Misi
1) Gemar mengaji setiap hari
2) Menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya sejak dini
3) Membiasakan pelaksanaan ibadah sesuai aturan Al Qur‟an dan
tuntunan Rasululloh SAW
4) Menanamkan semangat untuk belajar dan menuntut ilmu
5) Memberikan stimulasi seluruh aspek perkembangan anak
sehingga anak terbiasa kemandiriannya dan siap menuju
jenjang pendidikan berikutnya
6) Membiasakan perilaku hidup sehat
7) Menanamkan sikap peduli kepada sesama manusia dan
lingkungan sekitar.
c. Tujuan
Tujuan Raudhatul Athfal (RA) Nurul Yaqin Desa Simpang
Sungai Duren:
1) Mewujudkan Generasi cinta Al Qur‟an
2) Mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT
3) Membentuk generasi yang berakhlaqul karimah seperti
yang diteladani Nabi Muhammad SAW.
4) Rajin belajar taat ibadah
5) Peduli terhadap lingkungan yang bersih dan sehat.
-
3. Letak Geografis Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ini berlokasi di RT 2 Jalan Jambi
KM. 17 Simpang Sungai Duren Kec. Jambi Luar Kota, Muaro Jambi.
Yayasan Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Kabupaten Muaro Jambi 237.745 M². dengan batas-batas tanah sebagai
berikut: (Profil Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, 2019)
a. Sebelah Barat dengan tanah Ibrahim
b. Sebelah Timur dengan Kantor Perpustakaaan Daerah
c. Sebelah Utara dengan tanah Malik
d. Sebelah selatan dengan Jalan Jambi Muaro Bulian
Tabel 4.1 Profil Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
No PROFIL RAUDHATUL ATHFAL
1 Nama Raudhatul Athfal RA Nurul Yaqin
2 No Statistik Raudhatul Athfal 11121505050008
3 NPSN 60704696
4 Akreditasi RA B
5 Alamat Lengkap Raudhatul Athfal RT.02 / RW 02 Desa
Simpang Duren Kec.
Jambi Luar Kota Kab.
Muaro Jambi
6 NPWP 15.162.559.7-331.000
7 Nama Kepala RA Suriyanti, S.Pd.I
8 No Telp / HP 085368999033
9 Kepemilikan Tanah Pemerintah
-
10 Status Tanah -
11 Luas Tanah 2372,745 m²
12 Status Bangunan Pemerintah
13 Luas Bangunan 216 m²
4. Struktur Organisasi
Struktur adalah suatu susunan personil yang bergabung dalam suatu
organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas, wewenang dan
bidang kerja yang ada dalam organisasi tersebut. Struktur juga dapat
membentuk skema yang menunjukkan gambaran dalam bidang masing-
masing personil. Dengan adanya struktur organisasi tersebut akan
memudahkan pimpinan mengadakan pengawasan, koordinasikan.
Sedangkan organisasi tanpa struktur sulit untuk melaksanakan
aktifitas dalam melakukan kegiatan program kerja dan tujuan organisasi.
Sekolah merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi dan misi, oleh
karena itu dibutuhkan struktur dimana setiap bagian pada struktur itu
mempunyai fungsi dan sosialisasi kerja sehingga sekolah terorganisasi
dengan baik.
-
Tabel 4.2 Struktur Organisasi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
PELINDUNG
Kepala Desa
PENGELOLA
Dra. Jamilah, M.Pd.I
MAJELIS GURU PENGAWAS
KEPALA SEKOLAH
Suriyanti, S.Pd.I
Fatmawati, S.Sos
Megawati, SH
Siti Maisaroh, S.Pd
Juniwati, S.Pd.I
Mustanirah
BENDAHARA
Fatmawati, S.Sos
KOMITE SEKOLAH
SEKRETARIS
Siti Maisaroh, S.Pd
KETUA YAYASAN
Drs. Djunaidi, M.Pd.I
TATA USAHA
Megawati, SH
OPERATOR
Juniwati, S.Pd.I
-
5. Tata Tertib Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
a. Guru dan Karyawan
1) Hari senin setiap guru dan karyawan wajib hadir disekolah
paling lambat jam 06:45, jam 07:00 upacara.
Selasa sampai sabtu setiap guru diwajibkan hadir disekolah
paling lambat 07:15 dan pulang sekolah jam 11:30 wib.
2) Guru yang berhalangan hadir dikarenakan sakit atau keperluan
yang mendadak wajib memberitahu kepada kepala sekolah.
3) Tidak meninggalkan kelas saat proses belajar mengajar
berlangsung kecuali dengan izin kepala sekolah.
4) Mengisi daftar hadir
5) Membuat perangkat mengajar prota, promes, RPPM, RPPH,
yang harus dikumpulkan kepada kepala sekolah awal semester.
6) Berpakaian seragam sesuai ketentuan yayasan.
b. Siswa
1) Hari senin setiap siswa wajib disekolah paling lambat 15 menit
sebelum upacara dimulai.
Hari selasa sampai sabtu wajib hadir disekolah paling lambat 15
menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan meninggalkan
sekolah pukul 10:30 untuk hari senin sampai kamis. Dan hari
jum‟at sampai sabtu pukul 09:30.
2) Berpakaian rapi, bersepatu dan berkaos kaki dengan ketentuan
seragam:
(a) Hari senin sam[ai selasa memakai baju seragam putih-hijau
memakai topi hijau.
(b) Hari rabu sampai kamis memakai seragam batik.
(c) Hari jum‟at memakai seragam muslim putih dan bagi laki-
laki memakai peci putih dan perempuan memakai jilbab putih
polos.
(d) Hari sabtu memakai seragam olahraga
3) Membawa makanan dan minuman dari rumah
-
4) Apabila berhalangan hadir harus memberitahu lewat
surat/telepon.
6. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Majelis guru merupakan tenaga edukatif yaitu tenaga sekaligus
sebagai pendidikan merupakan sumber informasi bagi siswa, karena
guru merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Guru bukanlah hanya bertugas menstransfer ilmu saja kepada
siswa, melainkan sebagai fasilitator.
Guru harus mampu memotivasi siswa supaya siswa lebih tertarik
dengan pelajaran yang disampaikan. Sedangkan staf tata usaha dan
pegawai lainnya mengambil peran yang sangat penting dalam suatu
lembaga pendidikan. Urusan-urusan yang berkaitan dengan keuletan
staf ini.
Guru mempunyai peranan yang besar dalam keberhasilan
siswanya dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran di sekolah.
Keberhasilan guru mengajar tergantung dari sejauh mana guru tersebut
melaksanakan peranan dan tanggung jawabnya. Untuk saat ini guru
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 6
orang dengan kelas 3 ruangan. kepala Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Kabupaten Muaro Jambi saat ini adalah Ibu Suriyanti, S.Pd.I Berikut
wawancara dengan Ibu Suriyanti, S. Pd.I.
“ Ada 6 orang guru termasuk saya, dan perangkat sekolah seperti
sekretaris, bendahara, tata usaha, dan operator masih dikelola oleh
guru, yang mana seharusnya memang ada yang mengemban sendiri
tugas tersebut, jadi di RA ini masih kurangnya staff untuk
administrasi sekolah ”
-
Tabel 4.3
Data guru Raudhatul Atfhal Nurul Yaqin tahun ajaran 2018/2019
No Nama / NIP Gol Pendidikan
Terakhir
Status
Kepegawaian
Status
Sertifiksi
1 Suriyanti, S.Pd.I - S I Honorer Belum
2 Patmawati,S.Sos - S I Honorer Belum
3 Siti Maisaroh,
S.Pd - S I Honorer Belum
4 Juni Wati, S.Pd.I - S I Honorer Belum
5 Megawati, SH - S I Honorer Belum
b. Keadaan Siswa
Jumlah keseluruhan siswa Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 63 orang siswa, masing-masing
kelas A 22 siswa, BI 21 siswa dan B2 20 siswa. Yang mana siswa laki-
laki berjumlah 44 orang dan si