pemberontakan pki di madiun

2
Pemberontakan PKI di Madiun Ketika bangsa Indonesia sedang berjuang menghadapi agresi militer Belanda yang ingin menjajah kembali, muncul pengkhianatan dalam bentuk pemberontakan yang berasal dari dalam negeri sendiri, yaitu dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun. Pemberontakan bersenjata ini diawali dari keinginan Amir Syarifuddin untuk menjatuhkan Kabinet Hatta di Suarakarta pada tanggal 26 Februari 1948. Upaya yang dilakukan oleh PKI dalam menggalang kekuatan massa untuk memberontak dimulai dengan mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berasal dari Partai Sosialis, Partai Komunis Indonesia (PKI), Pesindo, PBI, dan Sobsi para tanggal 28 Juni 1948. Beberapa langkah yang ditempuh oleh Front Demokrasi Rakyat (FDR) untuk menyusun kekuatan antara lain sebagai berikut: 1. Membentuk Front Nasiaonal melalui parlemen untuk mempersatukan berbagai kekuatan sosial dan politik dalam rangka menjatuhkan Kabinet Hatta. 2. Menghasut rakyat yang berwawasan sempit agar tidak percaya pada pemerintah dengan cara mogok kerja secara umum dan berbagai bentuk pengacauan. 3. Menarik pasukan yang pro terhadap Front Demokrasi Rakyat (FDR) dari medan pertempuran untuk memperkuat wilayah yang telah dibina. 4. Menjadikan Madiun sebagai basis pemerintahan dan Surakarta sebagai daerah liar (seba kacau) dalam rangka mengalihkan perhatian Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kegiatan FDR selanjutnya dikendalikan oleh PKI. Langkah PKI selanjutnya adalah menyusun pertahanan pertahanan yang kuat serta menempatkan Muso dan Amir Syarifudin sebagai ketua dan seketaris pertahanan. Kedua tokoh ini selanjutnya berkeliling ke Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk melakukan kegiatan yang sangat picik seperti meningkatkan propaganda tentang PKI, menghasut rakyat agar anti- pemerintah serta mengadu domba kesatuan TNI. Faktor inilah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya pemberontakan PKI di Madiun atau perisitwa yang dikenal dengan “Madiun Affair”.

Upload: paranody

Post on 14-Jun-2015

6.859 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemberontakan pki di madiun

Pemberontakan PKI di Madiun

Ketika bangsa Indonesia sedang berjuang menghadapi agresi militer Belanda yang ingin menjajah kembali, muncul pengkhianatan dalam bentuk pemberontakan yang berasal dari dalam negeri sendiri, yaitu dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun. Pemberontakan bersenjata ini diawali dari keinginan Amir Syarifuddin untuk menjatuhkan Kabinet Hatta di Suarakarta pada tanggal 26 Februari 1948.

Upaya yang dilakukan oleh PKI dalam menggalang kekuatan massa untuk memberontak dimulai dengan mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berasal dari Partai Sosialis, Partai Komunis Indonesia (PKI), Pesindo, PBI, dan Sobsi para tanggal 28 Juni 1948. Beberapa langkah yang ditempuh oleh Front Demokrasi Rakyat (FDR) untuk menyusun kekuatan antara lain sebagai berikut:

1. Membentuk Front Nasiaonal melalui parlemen untuk mempersatukan berbagai kekuatan sosial dan politik dalam rangka menjatuhkan Kabinet Hatta.

2. Menghasut rakyat yang berwawasan sempit agar tidak percaya pada pemerintah dengan cara mogok kerja secara umum dan berbagai bentuk pengacauan.

3. Menarik pasukan yang pro terhadap Front Demokrasi Rakyat (FDR) dari medan pertempuran untuk memperkuat wilayah yang telah dibina.

4. Menjadikan Madiun sebagai basis pemerintahan dan Surakarta sebagai daerah liar (seba kacau) dalam rangka mengalihkan perhatian Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kegiatan FDR selanjutnya dikendalikan oleh PKI. Langkah PKI selanjutnya adalah menyusun pertahanan pertahanan yang kuat serta menempatkan Muso dan Amir Syarifudin sebagai ketua dan seketaris pertahanan. Kedua tokoh ini selanjutnya berkeliling ke Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk melakukan kegiatan yang sangat picik seperti meningkatkan propaganda tentang PKI, menghasut rakyat agar anti-pemerintah serta mengadu domba kesatuan TNI. Faktor inilah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya pemberontakan PKI di Madiun atau perisitwa yang dikenal dengan “Madiun Affair”.

Sebagai upaya menyelesaikan konflik tersebut, pemerintah RI mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer untuk wilayah Surakarta dan sekitranya. Atas amanat itu, Kolonel Gatot Subroto segera bertindak cepat dan memundurkan pasukan pro-PKI di Suarakarta. Peristiwa pemunduran tersebut hanya sebagai media unruk mengalihkan perhatian saja, karena Sumarsono dan Partai Pesindo dan Letnan Kolonel Dahlan dari Brigade 29 yang pro-PKI pada tanggal 18 Sepetember 1948 menggalang kekuatan untuk merebut kekuasaan di Madiun. Pada hari yang sama, Muso dan Amir Syariffudin segera menuju Madiun untuk memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet Republik Indonesia. Kemudian, pada tanggal 19 September 1948, pemerintahan Soviet Republik Indonesia ini mengumumkan pembentukan pemeritahan baru di Kota Madiun dan Pati.

Menyikapi pemberontakan yang sangat berbahaya itu, pemerintah Indonesia segera bertindak tegas, yakni dengan cara menawarkan kepada rakyat untuk memilih ikut Muso atau ikut pemerintahan Soekarno-Hatta. Selanjutnya, pemerintah Indoneisa menunjuk Provinsi Jawa timur sebagai Daerah Istimewa dan mengangkat Kolonel Sungkono sebagai Gubernur Militer.

Page 2: Pemberontakan pki di madiun

Instruksi pemerintah Indonesia untuk merebut Kota Madiun kemudian segera disikapi oleh Pasukan TNI dengan menyerang kota Madiun dari dua arah, yaitu dari arah barat oleh pasukan Divisi Siliwangi dan dari arah timur oleh pasukan Kolonel Sungkono dan Brigade Surachman. Para tanggal 30 September 1948, Madiun sudah berhasil direbut kembali oleh TNI. Dalam pelariannya, Muso dapat dikejar oleh operasi militer dan berhasil ditembak mati. Adapun Amir Syariffudin dan tokoh-tokoh PKI lainnya tyertangkap di hutan Ngrambe Kabupaten Grobogan (Purwodadi) dan kemudian dibawa ke Yogyakarta untuk dijatuhi hukuman mati. Operasi penumpasan terus dilakukan ke seluruh pelosok hingga Madiun dinyatakn benar-benar aman.

Nama : Ivan Haddar M. (21) Nody Risky P. (33)

Kelas : 93