pemberdayaan perempuan dalam …/pember…skripsi disusun guna ... laweyan, surakarta), skripsi,...

147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH PERCA BATIK (Studi Mengenai Pemberdayaan Perempuan dalam Pengelolaan Limbah Perca Batik Bernilai Ekonomi di Kelurahan Laweyan, Surakarta) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Disusun oleh INDAH WERDININGRUM D0306042 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vokhue

Post on 24-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DALAM PENGELOLAAN LIMBAH PERCA BATIK

(Studi Mengenai Pemberdayaan Perempuan dalam Pengelolaan Limbah

Perca Batik Bernilai Ekonomi di Kelurahan Laweyan, Surakarta)

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Disusun oleh

INDAH WERDININGRUM

D0306042

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

INDAH WERDININGRUM, D0306042, Pemberdayaan Perempuan dalam Pengelolaan Limbah Perca Batik (Studi Mengenai Pemberdayaan Perempuan dalam Pengelolaan Limbah Perca Batik Bernilai Ekonomi Di Kelurahan Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011. Kata kunci: Pemberdayaan ekonomi perempuan, pengelolaan limbah perca batik, ekonomi kreatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan limbah perca batik, sejauh mana pemberdayaan tersebut telah dilakukan, kendala apa saja yang dihadapi oleh perempuan dalam mengelola usaha kain perca batik menjadi barang yang bernilai ekonomi. Dan pada akhirnya akan dapat diketahui perubahan yang terjadi dengan diadakannya pemberdayaan perempuan melalui pengelolaan limbah perca batik.

Sejalan dengan penelitian tersebut, maka bentuk penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan data dan kata-kata atau uraian dan penjelasan tentang suatu permasalahan.

Dimana penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan Laweyan yang merupakan sentra industri batik, sehingga memudahkan pencarian data, informasi dan referensi yang dibutuhkan. Teknik validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data. Maksudnya, teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling. Dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi tak berperan dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah model analisa interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan oleh berbagai pihak melalui kegiatan-kegiatan pelatihan pengkapasitasan diri, pengembangan ketrampilan maupun pemberian bantuan modal pada akhirnya memberikan perubahan bagi individu perempuan, bagi kelompok serta bagi masyarakat sekitar. Meskipun dalam proses pemberdayaan ini menemui hambatan berupa kurangnya keberanian perempuan serta kurangnya solidaritas diantara anggota kelompok usaha bersama, melihat hasil pemberdayaan dengan berbagai indikator keberdayaan maka dapat dikatakan bahwa perempuan Laweyan ini telah mencapai keberdayaan dalam bidang ekonomi dan sosial.

Page 3: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang berlimpah

pengetahuan-Nya, yang telah mencurahkan nikmat-Nya sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH PERCA BATIK

BERNILAI EKONOMI” (Studi Mengenai Pemberdayaan Perempuan dalam

Pengelolaan Limbah Perca Batik Bernilai Ekonomi di Kelurahan Laweyan,

Surakarta). Tulisan ini merupakan karya kecil dari saya untuk belajar

mengungkapkan bagaimana pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi ini

dapat membawa perubahan bagi perempuan.

Dalam proses menyusun skripsi penulis tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak yang turut mendukung kelancaran hingga terselesaikannya

penyusunan skripsi ini. Lewat tulisan ini penulis sekaligus mengucapkan rasa

terimaksih kepada banyak pihak yang telah membantu.

Terima kasih kepada Drs. H. Supriyadi, SN. SU, selaku Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kepada Dra.

Hj. Trisni Utami, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta; yang sekaligus menjadi dosen

pembimbing bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas

kesediaanya membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis. Kepada Dr.

Drajad Tri Kartono, M.Si selaku Pembimbing Akademik penulis, yang telah

membuka ruang dan menyediakan waktu untuk berkonsultasi terkait dengan

Page 4: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

segala hal tentang perkuliahan. Semua dosen pengajar yang telah menyampaikan

ilmunya, serta seluruh staff jurusan Sosiologi atas kerjasama dan bantuannya.

Terimakasih kepada Bapak Yuyuk Yuniman selaku Kepala Kelurahan

Laweyan yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di kelurahan Laweyan. Ibu-ibu anggota Laweyan Art, seluruh staf

Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan, Staff Disperindag; Ibu Sri

Wahyuni (Kabid Industri) terimakasih atas kerjasamanya dalam memberikan

informasi terkait dengan tema skripsi ini.

Ibu dan Bapak, kedua Kang Mas dan kedua Mbak Ayu ku beserta keempat

buah cintanya; terimakasih untuk do’a, nasehat, suntikan semangat, serta

dukungannya. Semua Guru; pendidik dan pembimbing jiwa saya terimakasih

untuk setiap ilmu yang telah disampaikan, semoga menjadi ilmu yang di ridhoi

dan bermanfaat bagi kehidupan saya di dunia dan akhirat.

Yusoef yang telah bersedia menemani dan penulis repotkan. I want a win

and you gone a win; maka hard work hard play dengan menjadi diri sendiri.

Teman-teman AMWINER”S semua; Ie2m, Ipee-prie, Leea, Mas Yus, Roy, Ubed,

Amir, Enix, Mutim semoga menjadi persaudaraan yang tanpa tepi (Wisanggeni).

Teman-temanku Iin, Sinung, Novita, Weny, Dina, Septi, Pak dhe, Dorina

terimakasih untuk bantuan, dukungan, pengertian serta toleransi kalian. Kita

menjadi indah karena berbeda. Teman-teman Sosiologi angkatan’06 terimakasih

atas diskusi dan kerjasamanya. Sukses untuk kita semua.

Untuk setiap raga yang telah dihadirkan oleh-Nya dalam perjalananku

yang membawa kebahagiaan ataupun kekecewaan, kalian adalah cermin bagiku.

Page 5: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu

kelancaran penyelesaian penulisan skripsi ini. Terimakasih.

Jika pembaca menyadari dan menemukan banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini, hal itu menjadi ketidak-mampuan serta keterbatasan

pengetahuan saya untuk mengungkapkan dan mengangkat realitas yang ada pada

lembar-lembar tulisan ini. Oleh karena itu penulis membuka diri terhadap segala

kritik maupun saran yang bersifat membangun.

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca serta

bagi pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 6: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kaum perempuan memiliki sejumlah potensi, jika dikelola secara baik

potensi itu akan memberi manfaat yang besar. Dalam banyak bidang

perempuan belum berperan maksimal, selain kendala budaya dan agama juga

sosial di masyarakat masih menjadi ganjalan besar untuk meningkatkan peran

perempuan.

Jumlah kaum perempuan jauh lebih besar, namun partisipasi dan peran

aktifnya masih sangat subordinat. Komposisi penduduk Indonesia menurut

Sensus 2000 berjumlah 203,4 juta jiwa sebanyak 50,3% kaum perempuan.

Dari jumlah itu kaum perempuan dapat menjadi pelaku pembangunan

ekonomi dalam menggerakkan masyarakat untuk memerangi kemiskinan.

Strategi untuk memperbaiki perekonomian kaum perempuan bersama

diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Karena kaum perempuan memiliki dua peran sekaligus. Selain untuk

kepentingan dirinya juga anggota keluarga yang lain, semua akan ikut

merasakan. Selain itu secara proporsional peran itu harus dibuat seimbang

sehingga akan memberikan keterwakilan dalam berbagai bidang kehidupan,

termasuk para pembuat kebijakan.

Ekonomi kreatif diyakini dapat menjawab tantangan permasalahan

dasar jangka pendek dan menengah: (1) relative rendahnya pertumbuhan

ekonomi pasca krisis (rata-rata hanya 4,5% pertahun); (2) masih tingginya

pengangguran (9-10%) ; (3) tingginya tingkat kemiskinan (16-17%) dan (4)

rendahnya daya saing industri di Indonesia. (Visi Indonesia 2030: quo vadis?

Page 7: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Prof. Mudradjad Kuncoro, Ph.D dalam Departemen perindustrian 2008).

Selain permasalahan tersebut, ekonomi kreatif ini juga diharapkan dapat

menjawab tantangan seperti isu global warming, pemanfaatan energy yang

terbarukan, deforestasi, dan pengurangan emisi karbon, karena arah

pengembangan industri kreatif ini akan menuju pola industri ramah

lingkungan dan penciptaan nilai tambah produk dan jasa yang berasal dari

intelektualitas sumber daya insan yang dimiliki oleh Indonesia, dimana

intelektualitas sumber daya insan merupakan sumber daya yang terbarukan.

Maka dalam hal ini perempuan sebagai warga Negara memiliki

kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuan dan

kreatifitasnya, sehingga mampu untuk ikut mengembangkan ekonomi bangsa.

Dalam perspektif global, pembangunan untuk mewujudkan kesetaraan

dan keadilan gender telah menjadi suatu gerakan global yang mulai gencar

dilakukan setelah ditetapkannya Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB pada

tahun 1984. Adanya kesadaran bahwa perempuan tertinggal dibanding laki-

laki mendorong dikembangkannya konsep emansipasi antara perempuan dan

laki-laki di tahun 1950 dan 1960-an. Gerakan global yang dipelopori kaum

perempuan pada tahun 1963 berhasil mendeklarasikan suatu resolusi melalui

badan ekonomi sosial PBB (ECOSOB) No. 861 F untuk membentuk komisi

nasional untuk memonitor status dan kedudukan perempuan. World

Conference International Year of Women PBB yang diselenggarakan pada

tahun 1975 di Mexico City menghasilkan deklarasi tentang kesamaan antara

perempuan dan laki-laki serta sumbangan mereka pada pembangunan dan

perdamaian. Deklarasi tersebut menggariskan bahwa tahun perempuan

internasional 1975 diperuntukkan bagi peningkatan kegiatan yang mendorong

persamaan antara laki-laki dan perempuan, pengintegrasian perempuan dalam

Page 8: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

keseluruhan kegiatan pembangunan, dan peningkatan sumbangan perempuan

bagi perdamaian dunia. (Ismi Dwi, 2009:55-56)

Pembangunan millennium (Millenium Development Goals ) tahun

2000 merumuskan delapan butir tujuan/sasaran program pembangunan, untuk

meningkatkan harkat dan martabat manusia dalam kehidupan keluarga,

masyarakat, bangsa, dan Negara. (Ismi Dwi, 2009:60). Adapun 8 tujuan

tersebut yaitu:

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

2. Memenuhi standar pendidikan dasar untuk semua orang

3. Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

4. Mengurangi angka kematian bayi

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

7. Mengelola lingkungan hidup yang berkelanjutan

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Di Indonesia pembangunan sumberdaya manusia khususnya

peningkatan status dan peranan perempuan telah lama dimulai, dan secara

eksplisit dengan gencar dilaksanakan ketika lembaga kementrian peranan

wanita didirikan secara resmi akhir tahun tujuh puluhan. Pendekatan

pembangunan peranan wanita seiring dengan pendekatan pembangunan secara

umum, sehingga dikenal dengan pendekatan Women In Development (WID),

kemudian Women and Development (WAD) dan terakhir adalah Gender and

Development.

Maka Konsep pembangunan peranan wanita yang digunakan ini

berkembang menjadi pemberdayaan perempuan, karena meningkatkan peran

saja tidak cukup efektif menuju kesetaraan gender. Harus ada transformasi

Page 9: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kekuasaan, sehingga perempuan berdaya setara dengan laki-laki.

Memberdayakan berarti meningkatkan kualitas perempuan yang dimulai dari

akar permasalahannya hingga aspek lainnya, disegala bidang. Sehingga dapat

diukur tingkat keberdayaannya dan dapat dilihat pula sejauh mana pengaruh

program-program yang dilaksanakan dalam usaha memberdayakan perempuan

ini. Atau memungkinkan juga untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

kekurangan dan kelebihan program pemberdayaan dalam upaya

pengarustamaan gender.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut: “Bagaimanakah pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan limbah

perca batik bernilai ekonomi dikelurahan Laweyan?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mendeskripsikan pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan

limbah perca batik bernilai ekonomi di Kelurahan Laweyan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pemberdayaan perempuan yang telah

dikembangkan dalam pengelolaan limbah batik Laweyan menjadi barang

bernilai ekonomi.

3. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dengan diadakannya

pemberdayaan perempuan melalui pengelolaan limbah perca batik.

4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh perempuan dalam

pengelolaan kain perca batik menjadi barang bernilai ekonomi.

Page 10: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan pemberdayaan

perempuan di Kelurahan Laweyan yang mampu meningkatkan kewirausahaan

perempuan melalui kegiatan pengelolaan limbah batik berupa kain perca

menjadi barang bernilai ekonomi, selain itu juga mampu mengakselerasi peran

Pemerintah Daerah melalui strategi dan kebijakan terhadap pengembangan

kewirausahaan perempuan khususnya pada pengelolaan limbah batik bernilai

ekonomi yang berbasis gender.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

Teori yang digunakan adalah determinasi ekonomi oleh Karl marx.

Yang menyatakan bahwa factor ekonomi adalah penentu fundamental bagi

struktur dan perubahan masyarakat. (Ritzer, Bentuk-bentuk produksi

yang bersifat teknologis menentukan organisasi social suatu produksi.

Yaitu relasi-relasi yang mengakibatkan pekerja memproduksi hasil dengan

lebih efektif. Relasi-relasi itu berkembang bebas dari kehendak manusia

atau dikatakan hal yang tidak terelakkan.

Menyentuh mekanisme perubahan (change) yang menurut

pandangan Marx, perubahan social itu harus dipahami dalam 3 fase yang

selalu tampak. Tiga tahap tersebut merupakan skema dialektik, yang

idenya dipinjam dari seorang filusuf jerman George Hegel (1770-1831).

Segala sesuatu yang ada didunia ini dan termasuk masyarakat sendiri harus

melalui tiga tahapan yaitu: tesis (affirmation) antithesis (negation), sintesis

(reconciliation of opposites). Menggunakan postulat yang pertama:

pemberdayaan bagi perempuan untuk menguatkan perekonomian

Page 11: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

perempuan adalah merupakan faktor yang penting untuk merubah keadaan

dirinya supaya dapat memenuhi kebutuhan barang maupun jasa yang

dibutuhkannya. Perempuan didorong untuk menciptakan atau

memproduksi barang dan jasa sehingga mereka masuk dalam suatu

organisasi. Yang pada akhirnya akan memberikan perubahan pada diri

perempuan. Mereka lebih percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.

Pemenuhan kebutuhan hidup mempengaruhi suatu kemandirian

ekonomi, Kemandirian ekonomi mempengaruhi perubahan hidup kelurga.

Perubahan hidup keluarga mempengaruhi perubahan psikologis anggota

keluarga, membuat suatu keluarga lebih berdaya di setiap sektor

keheidupan.

Kemandirian ekonomi mempengaruhi perubahan hidup seseorang.

Perubahan hidup ini mempengaruhi perubahan psikologis, membuat

seseorang lebih berdaya di setiap sektor kehidupan. Hal inilah yang

mendasari penulis untuk mengaitkan pentingnya pemberdayaan ekonomi

bagi perempuan agar dapat memenuhi kebutuhan yang kemudian akan

berpengaruh terhadap perubahan psikologis perempuan.

Selain menggunakan teori tersebut penelitian juga menggunakan

teori yang digunakan oleh Sarah Longwe, tentang Kerangka

Pemberdayaan dan Persamaan Wanita (Women’s Equality and

Empowerment Framework), pemberdayaan wanita ini harus diterapkan

bukan hanya pada kaum wanita, namun pemahamannya dimengerti dulu

oleh kaum pria. Menurut Longwe kemiskinan tidak disebabkan oleh

kurangnya produktifitas tetapi oleh penindasan dan eksploitasi.Sehingga ia

juga memperkenalkan lima tingkatan kesetaraan dalam berbagai area

kehidupan sosial dan ekonomi yang disusun dalam urutan hierarkis dengan

Page 12: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

tiap tingkatan yang lebih tinggi menunjukkan tingkatan pemberdayaan

yang lebih tinggi pula.

Teori Sarah Longwe ini memuat beberapa prinsip yaitu:

· Penciptaan situasi/pengkondisian dimana masalah kesenjangan,

diskriminasi dan subordinasi diselesaikan.

· Menciptakan jalan untuk mencapai tingkat pemberdayaan dan

kesederajatan (equality).

· Pemenuhan kebutuhan dasar-praktis perempuan tidak pernah sama

dengan, pemberdayaan maupun sederajat (equal).

· Pengambilan keputusan merupan puncak dari pemberdayaan dan

kesederajatan. (Pdfdatabase.com/teori-pemberdayaan-perempuan.html)

Tujuan dari konsep equality level Longwe adalah untuk menilai

apakah sebuah proyek/program intervensi pembangunan mampu

mempromosikan kesederajatan dan pemberdayaan perempuan atau tidak.

Asumsi yaitu titik tercapainya equality antara perempuan dan laki-laki

mengindikasikan level pemberdayaan perempuan.

Level Equality Pemberdayaan

P L P L

Partisipasi

Kesadararan kritis

Akses

kebutuhan dasar-praktis

Arah panah diatas menunjukkan arah peningkatan menuju pemberdayaan

perempuan dan equality

Gambar 1. Level pemberdayaan perempuan Sarah Longwe

Page 13: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Landasan Konseptual

2.1. Pemberdayaan

Secara luas istilah pemberdayaan sering disamakan dengan

perolehan kekuatan dan akses terhadap sumberdaya untuk mencari

nafkah. Pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan

sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya

untuk memberikan pengaruh yang lebih besar pada kegiatan politik,

oleh karenanya pemberdayaan dapat bersifat individual sekaligus dapat

bersifat kolektif. Pemberdayaan dapat juga diartikan sebagai proses

perubahan pribadi, karena setiap individu mengambil tindakan atas

nama diri mereka sendiri dan kemudian mempertegas kembali

pemahaman terhadap keberadaannya.

Mengenai pengertian pemberdayaan Sugiarti mengutip dari

pendapat Pranaka mengungkapkan bahwa konsep pemberdayaan

merupakan sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari

perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat yang

dapat dipandang sebagai bagian dari sistem modernisasi kemudian

diaplikasikan ke dalam dunia kekuasaan. Mengambil dari kamus

Oxford English, Sugiarti (2003) menjumpai kata “empower” yang

mengandung dua arti yaitu:

1. Adalah memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau

mendelegasikan otoritas kepada pihak lain agar berdaya.

Dimana dalam pengertian yang pertama ini dalam prosesnya

terdapat kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.

Page 14: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Adalah upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.

Dalam proses ini kecenderungannya adalah merupakan

kecenderungan “sekunder” yang menekankan pada proses

stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar memiliki,

melatih dan meningkatkan kemampuan atau keberdayaan untuk

menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses

dialog, berupaya dan bekerja.

Kecenderungan yang kedua ini dalam proses

pengembangan, identifikasi banyak dipengaruhi karya Paulo

Freire, seorang pakar pendidikan dari Brasilia yang

memperkenalkan istilah konsistensi yang mengandung pemikiran

mengenai kemampuan individu untuk mengontrol lingkungannya.

Kesadaran kritis dalam diri seseorang dapat dicapai dengan cara

melihat ke dalam diri sendiri, serta mengggunakan apa yang

didengar, dilihat dan dialami untuk memahami apa yang sedang

terjadi dalam kehidupannya.

Mengutip dari pendapat Hendito dan Babari (1996) Sugiarti

mengungkapkan dalam bukunya Pembangunan Berspektif Gender

bahwa pemberdayaan pada dasarnya mengacu pada usaha

menumbuhkan keinginan pada diri seseorang untuk tahu, mampu

dan mau mengaktualisasikan dirinya, melakukan mobilitas keatas,

serta memberikan pengalaman-pengalaman psikologis yang

membuat seseorang merasa lebih berdaya. Selanjutnya

dikemukakan juga bahwa keinginan untuk mengubah keadaan yang

berasal dari dalam diri seseorang akan dapat muncul apabila orang

Page 15: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tersebut merasa tertekan dan kemudian menyadari atau mengetahui

sumber-sumber penyebab dari tekakanan tersebut.

Pemberdayaan sebagai metode yang mampu mengubah

persepsi masyarakat sehingga memungkinkan individu beradaptasi

dengan lingkungannya. Untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri

seseorang maka diperlukan intervensi atau stimulasi yang berasal

dari luar, hal ini dikarenakan bahwa keinginan seseorang untuk

berkembang dan mengubah keadaan awal tidak terlepas dari

kemampuan individual yang ditentukan oleh tingkat pendidikan,

ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki, lingkungan serta

konteks sosial dan budaya. Termasuk kedalam lingkungan yang

melingkupinya adalah terjadinya interelasinya dengan anggota-

anggota kelompok, terjadinya distribusi kekuasaan yang ada dalam

kelompok tersebut. Maka disini menjadi penting peran lembaga-

lembaga pendamping yang memfasilitasi dan membantu seseorang

untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman

untuk yang akan menumbuhkan kesadaran untuk membuat

perubahan dalam kehidupannya.

Proses pemberdayaan dapat diusahakan melalui kegiatan-

kegiatan praktis atau kebijakan-kebijakan pemerintah, misalnya

dalam hal pemberdayaan tenaga kerja perempuan sektor informal

maka perbaikan yang dapat diupayakan adalah melalui perubahan

institusi yang telah meletakkan tenaga kerja perempuan tersebut

pada sisi subordinasi. Perubahan-perubahan yang dimaksud

diantaranya memberikan tingkat kesejahteraan yang memadai

Page 16: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

melalui pemberian jaminan sosial. Jaminan sosial yang diberikan

selain untuk meningkatkan kemampuan fisik yang terlihat dalam

penguasaan ketrampilan sesuai denga jenis pekerjaan yang

dilakukan, juga ditujukan untuk meningkatkan kemampuan

intelektual agar mereka dapat bekerja seccara efektif dan efisien

serta mampu memperjuangkan aspirasi dan keinginan mereka

seperti perbaikan pendapatan, kesehatan, dan keselamatan kerja,

maupun jaminan sosial lainnya.

Pemberdayaan menurut Karl (1995) dapat dianalisis

melalui lima dimensi (Suharto, 2005:63). Ke lima dimensi tersebut

yaitu:

1. Dimensi kesejahteraan.

Secara sederhana variabel ini tersebut dapat diukur dengan

mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan dasar, seperti

kebutuhan makanan, kesehatan, perumahan, pendapatan dan

pendidikan. Sejauhmana kebutuhan dasar tersebut telah

dinikmati tidak saja oleh semua orang baik yang kaya dan yang

miskin, serta baik laki-laki maupun perempuan.

2. Dimensi akses atas sumberdaya.

Variabel tersebut dapat diketahui dengan mengukur akses

terhadap modal, produksi, informasi, ketrampilan dan lainnya.

Adanya kesenjangan dalam mendapatkan akses terhadap

sumberdaya masyarakat akan mengakibatkan terjadinya

perbedaan produktivitas diantara mereka.

Page 17: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3. Dimensi penyadaran atau kesadaran kritis.

Variabel ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya upaya

penyadaran terhadap adanya kesenjangan diantara lapisan

masyarakat dan kesenjangan gender yang disebabkan faktor

sosial budaya yang sifatnya dapat berubah. Kesenjangan

tersebut terjadi karena adanya anggapan bahwa posisi sosial

ekonomi masyarakat pinggiran adalah lebih rendah

dibandingkan dengan mereka yang hidup dikota. Dalam kasus

kesenjangan gender maka kesenjangan tersebut terjadi karena

adanya anggapan bahwa posisi sosial ekonomi perempuan

lebih rendah dari daripada laki-laki. Penyadaran dalam hal ini

berarti terjadinya penumbuhkan sikap kritis oleh perempuan.

4. Dimensi partisipasi.

Variabel ini untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan dalam

partisipasi yang ditunjukkan oleh terwakili atau tidaknya

masyarakat pinggiran atau perempuan dalam wadah lembaga-

lembaga yang terkesan elit. Upaya pemberdayaan diarahkan

pada kegiatan pengorganisasian kelompok masyarakat

pinggiran dan perempuan sehingga mereka dapat berperan

dalam prose pengambilan keputusan dan kepentingan mereka

juga dapat terwakili.

5. Dimensi kontrol.

Variabel ini untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan antara

laki-laki dengan perempuan ataupun dalam masyarakat

pinggiran terhadap alokasi kekuasaan pada segala aspek bidang

Page 18: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kegiatan. Siapa menguasai alat kerja, tenaga kerja,

pembentukan modal, dan lainnya. Pemberdayaan dalam hal ini

diarahkan pada alokasi kekuasaan yang seimbang dalam

masyarakat.

2.2. Pemberdayaan Perempuan

Di Indonesia pembangunan sumberdaya manusia

khususnya peningkatan status dan peranan perempuan telah lama

dimulai, dan secara eksplisit dengan gencar dilaksanakan ketika

lembaga kementrian peranan wanita didirikan secara resmi akhir

tahun tujuh puluhan. Pendekatan pembangunan peranan wanita

seiring dengan pendekatan pembangunan secara umum, sehingga

dikenal dengan pendekatan Women In Development (WID),

kemudian Women and Development (WAD) dan terakhir adalah

Gender and Development. Konsep pembangunan peranan wanita

yang digunakan berkembang menjadi pemberdayaan perempuan,

karena meningkatkan peran saja tidak cukup efektif menuju

kesetaraan gender. Harus ada transformasi kekuasaan, sehingga

perempuan berdaya setara dengan laki-laki. Memberdayakan berarti

meningkatkan kualitas perempuan sejak dari akar permasalahannya

hingga aspek lainnya, disegala bidang. Sehingga dapat diukur tingkat

keberdayaannya dan dapat dilihat pula sejauh mana pengaruh

program-program yang dilaksanakan dalam usaha memberdayakan

perempuan ini. Atau memungkinkan juga untuk mengidentifikasi

dan mengevaluasi kekurangan dan kelebihan program pemberdayaan

dalam upaya pengarustamaan gender.

Page 19: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Aisyah Muttalib yang meraih PhD di Columbia University,

Amerika Serikat, lebih menyukai terminologi pemampuan daripada

pemberdayaan. Karena, kata pemberdayaan memberikan kesan

stereotip perempuan sebagai kaum yang lemah dan tidak berdaya.

Walau demikian, akhir-akhir ini kata pemberdayaan lebih populer

dan familiar, serta tidak lagi berkonotasi negatif selalu yang lemah

dan tak berdaya. (http://Safarindi.wordpress.com)

Berdasarkan pengertian terminologi yang positif tadi,

konsep pemberdayaan wanita sedikitnya mengandung tiga pokok

pikiran. Pertama, bersifat holistik atau menyeluruh, karena

pemberdayaan itu mencakup ekonomi, sosial-budaya, politik dan

psikologis. Kedua, diarahkan kepada penanggulangan hambatan

struktural yang menghambat kemajuan wanita dan terwujudnya

kemitrasejajaran pria dan wanita. Ketiga, dilaksanakan bersama-

sama dengan pemberdayaan pria dan pemberdayaan masyarakat

secara umum.

Dari uraian di atas, dan berdasar perkembangan yang ada,

pemberdayaan wanita yang terjadi di Indonesia saat ini dilaksanakan

untuk mewujudkan kemandiriannya dengan menitikberatkan pada

sisi ekonomi dan pendidikannya. Dengan segala kendalanya,

kenyataan menunjukan bahwa tingkat pendidikan kaum perempuan

Indonesia jauh lebih rendah bila dibandingkan kaum prianya. Meski

begitu, psikolog Rose Marni mengakui, pada umumnya rangking 10

besar kelas pada pendidikan SD hingga SMA, didominasi oleh kaum

perempuan. Dari sisi peningkatan pendidikan inilah, pemberdayaan

Page 20: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

wanita harus dimulai dan menjadi prasyarat pemberdayaan wanita

sesungguhnya.

Tidak demikian halnya dengan tingkat atau status ekonomi.

Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari terlihat, banyak kaum

perempuan dari golongan ekonomi tinggi (kaya) belum tentu

memiliki derajat kemandirian yang tinggi. Lihat saja, masih banyak

perempuan yang tidak mempunyai penguasaan penuh atas

pendapatan yang diperolehnya. Sebagai contoh, uang yang diperolah

suami istri dari hasil “noreh karet" pada masyarakat Kalimantan

Barat umumnya, seringkali dipisahkan.

Hasil dari istri terutama untuk keperluan makan sehari-hari

yang notabene mempertahankan hidup, sedangkan hasil dari suami

dapat dipergunakan untuk hal lain tergantung dari keputusan suami

sendiri. Demikian pula pada tingkat masyarakat dengan strata sosial

yang lebih tinggi, jika suami istri sama-sama bekerja dan

menghasilkan uang, umumnya kebutuhan sehari-hari yang sifatnya

primer lebih banyak dipenuhi dari hasil keringat istri, sedangkan

hasil dari suami bisaanya untuk kebutuhan sekunder ke atas.

Untuk mencapai kualitas hidup perempuan dalam bidang

ekonomi yang lebih baik, perlu dilakukan intervensi berupa:

· Pengarusutamaan peningkatan produktivitas ekonomi perempuan

dalam pelaksanaan pembangunan sektor pemerintah di bidang

ekonomi.

· Peningkatan kepedulian perusahaan terhadap peningkatan

produktivitas perempuan dalam pelaksanaan program

pemberdayaan ekonomi perempuan.

Page 21: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

· Pengembangan model peningkatan produktivitas perempuan di

tingkat desa

· Pengembangan model pengurangan beban keluarga miskin

melalui pengentasan model desa prima.

· Peningkatan keterampilan dan keahlian sumber daya perempuan

dalam bidang teknis produksi, kewirausahaan, pengelolaan usaha

dan pengambilan keputusan.

· Peningkatan perempuan pada akses informasi dan sumber daya

mengenai ekonomi

· Pengembangan iklim usaha yang kondusif bagi perempuan antara

lain perlakuan yang tidak diskriminatif dalam akses kredit,

pelatihan pengenalan teknologi, dan tersedianya peraturan yang

tidak bisa gender.

Mantje Simatauw (2001) juga mengungkapkan bahwa tidak ada

jalan lain bagi pemberdayaan perempuan tanpa membangun satu

kekuatan perempuan tersendiri terlebih dahulu. Hal inilah yang

menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan harus dimulai dari

pengorganisasian perempuan atau pembentukan kelompok-kelompok

perempuan. Ukuran pemberdayaan bisa juga dilihat dengan cara lain

yaitu:

· Proses pembuatan keputusan dalam masyarakat. Apakah proses

pembuatan sudah mengakomodasi peran perempuan? Apakah

kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan perempuan masuk dalam

hasil keputusan yang telah dibuat?

Page 22: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

· Dalam kegiatan apakah sudah mengakomodasi untuk menentukan

lokasi, manfaat, peluang, pengelolaan dan penguasaan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi suatu

kegiatan.

· Perubahan pembagian peran produktif dan reproduktif dalam

rumah tangga. Laki-laki dan perempuan sama-sama mengerti dan

mengerjakan pekerjaan-pekerjaan taanpa membedakan pekerjaan

perempuan dan pekerjaan laki-laki.

· Di tingkat kebijakan harus dapat dipastikan bahwa kebijakan baru

mengandung keadilan gender. Misalnya kepala keluarga tidak

harus suami, pengelolaan lingkungan harus memperhatikan

dampak terhadap perempuan dan anak-anak, dan bagaimana

menempatkan perempuan sebagai actor yang penting dalam

pengelolaan sumber daya alam.

2.3. Pengelolaan Limbah

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang

dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala

rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah

tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai

jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal

sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) Definisi

dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa

(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan

berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability,

Page 23: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik

secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan

lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

Jika berdasarkan sumbernya limbah dikelompokkan menjadi 3

yaitu:

1. Limbah Pabrik

Limbah ini bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya

karena limbah ini mempunyai kadar gasyang beracun, pada

umumnya limbah ini dibuang di sungai-sungai disekitar tempat

tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat

mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya

MCK(Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang

dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh

masyarakat.

2. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan

rumah tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti

wortel, kol, bayam, slada dan lain-lain bisa juga berupa kertas,

kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi

jika berasal dari sisa obat dan aki.

3. Limbah Industri

Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik

atau perusahaan tertentu. Limbah ini mengandung zat yang

berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik, zat-zat

tersebut jika masuk ke perairan maka akan menimbulkan

Page 24: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna

air tersebut misalnya, ikan, bebek dan makluk hidup lainnya

termasuk juga manusia. (http://shantybio.transdigit.com)

Macam-Macam Limbah yaitu limbah cair, limbah padat,

limbah gas dan partikel, dan Limbah beracun.

Limbah Beracun Terdiri Dari:

· Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi

kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi

yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.

· Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan

dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan

mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus

terbakar hebat dalam waktu lama.

· Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran

karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik

peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

· Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang

berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat

menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh

melalui pernapasan, kulit atau mulut.

· Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium

yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman

penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan

cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.

Page 25: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa

padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan.

Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah

domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga,

limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian

serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu,

kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri,

kulit telur, dll. Secara garis besar limbah padat terdiri dari:

1) Limbah padat yang mudah terbakar.

2) Limbah padat yang sukar terbakar.

3) Limbah padat yang mudah membusuk.

4) Limbah yang dapat di daur ulang.

5) Limbah radioaktif.

6) Bongkaran bangunan.

7) Lumpur.

Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap

kesehatan dan terhadap lingkungan adalah sebgai berikut:

1. Dampak Terhadap Kesehatan

Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit.

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah penyakit

diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari

sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. Selain itu limbah

juga akan menyebabkan Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.

Page 26: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan dari limbah-limbah yang masuk ke sungai akan

mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit.

Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan

punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau

menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia

akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak

langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan

banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah

tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu

musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi

rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para

penduduk.

Limbah yang merupakan hasil dari pembuangan bahan-bahan

olahan yang tidak digunakan lagi untuk menghasilkan bahan baku

yang dapat diproduksi ulang boleh dikatakan sampah. Jadi kalau

dikatakan limbah batik, berarti sisa-sisa bahan yang telah digunakan

untuk membuat batik dan dibuang karena tidak dapat digunakan lagi.

Misalnya air pembilasan untuk mencuci zat pewarna pada pembuatan

batik, karena telah bercampur beberapa warna maka air itu tidak dapat

lagi digunakan karena dikawatirkan akan merusak warna batik lain bila

masih dipakai untuk mencuci. Selain itu limbah batik juga dapat

berupa limbah padat yaitu limbah yang berasal dari hasil olahan kain

batik, sisa potongan kain batik yang tidak terpakai ini pun bisa disebut

sebagai limbah batik, karena sudah tidak digunakan lagi.

Page 27: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan cara-cara yang

sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar

loak atau tukang rongsokan yang bisaa lewat di depan rumah-rumah.

Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-

apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa

menghasilkan uang.

2.4. Ekonomi kreatif

Ekonomi kreatif mencakup industri kreatif, di berbagai Negara

di dunia saat ini diyakini dapat memberikan kontribusi bagi

perekonomian bangsanya secara signifikan. Indonesia pun mulai

melihat bahwa berbagai subsector dalam industri kreatif berpotensi

untuk dikembangkan, karena bangsa Indonesia memiliki sumberdaya

insan kreatif dan warisan budaya yang kaya.

Definisi industri kreatif yang banyak digunakan oleh pihak

yang berkecimpung dalam industri kreatif, adalah definisi berdasarkan

UK DCMS Task Force 1998:

“creatives industries as those industries which have their orogin in individual creativity, skill and talent and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and contenct”

Sedangkan jika merujuk dari studi pemetaan industri kratif

yang telah dilakukan oleh deparetemen perdagangan republic

Indonesia tahun 2007 pun menggunakan acuan definisi industri kreatif

yang sama, sehingga industri kreatif di Indonesia dapat didefinisikan

sebagai berikut:

Page 28: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

“industi yang berasal dari pemanfaatan kkreativitas, ketrampilan serta

bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan

pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya

cipta individu tersebut”

Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan

kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan

kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan,

mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Dengan

kata lain, industri yang unsur utamanya adalah kreativitas, keahlian

dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui

penawaran kreasi intelektual. Industri kreatif terdiri dari penyediaan

produk kreatif langsung kepada pelanggan dan pendukung penciptaan

nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan

dengan pelanggan. Di samping itu, produk kreatif mempunyai ciri-ciri:

siklus hidup yang singkat, risiko tinggi, margin yang tinggi

keanekaragaman tinggi, persaingan tinggi, dan mudah ditiru.

Komitmen pemerintah untuk mengembangkan ekonomi kreatif

Indonesia 2025 telah melakukan kajian awal untuk memetakan

kontribusi ekonomi dari industri kreatif yang merupakan bagian dari

ekonomi kreatif. Kemudian ditindaklanjuti dengan pembuatan

“Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015” serta

“Pengembangan 14 Subsektor Industri kreatif 2009-2015”.

14 subsektor yang masuk dalam cakupan industri kreatif yaitu

arsitektur, periklanan, barang seni (lukisan, patung), kerajinan, disain,

mode/fesyen, musik, permainan interaktif, seni pertunjukan,

Page 29: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

penerbitan-percetakan, layanan komputer dan piranti lunak (software),

radio dan televisi, riset dan pengembangan, serta film-video-fotografi.

Tiga subsektor yang memberikan kontribusi paling besar nasional

adalah fashion (30%), kerajinan (23%) dan periklanan (18%).

Permasalahan utama yang menjadi pokok perhatian dalam

rencana pengembangan industri kreatif untuk pencapaian tahun 2015

adalah:

1. Kuantitas dan kualitas sumber daya insani sebagai pelaku dalam

industri kreatif, yang membutuhkan perbaaikan dan

pengembangan: lembaga pendidikan dan pelatihan, serta

pendidikan bagi insane kreatif Indonesia.

2. Iklim kondusif yang memulai dan mnejalankan usaha indutri

kreatif, yang meliputi sisteem administrasssi Negara, kebijakan dan

peraturan, infrastruktur yang diharap dapt ddibuat kondusif bagi

perkembangan industri kreatif.

3. Penghargaan/apresiasi terhadap insane kratif Indonesia dan karya

kratif yang dihasilkan, yang terutama berperan untuk

menumbuhkan rangsangan beerkarya bagi insane kratif indoensia

dalam bentuk dukungan baik financial maupun non financial.

4. Percepatan tumbuhnya teknologi informasi dan komunikassi, yang

sangat erat kaitannya dengan perkembangan akses bagi masyarakat

untuk mendapatkan informasi, bertukar pengetahuan dan

pengalaman, sekaligus akses pasar kesemuanya yang sangat

penting bagi pengembangan industri kreatif.

Page 30: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

5. Lembaga pembiayaan yang mendukung pelaku industri kreatif,

mengingat lemahnya dukungan lembaga pembiayaan konvensional

dan masih sulitnya akses bagi interpreuner kreatif untuk

mendapatkan sumber dana alternative seperti modal ventura, atau

dana corporate social responsibility (CSR).

Ekonomi kreatif sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari

pembangunan yang berkelanjutan melalui kreatifitas,yang mana

pembangunan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing

dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan kata

lain ekonomi kreatif adalah manifestasi dari semangat bertahan hidup

yang sangat penting bagi negara maju dan juga menawarkan peluang

yang sama untuk Negara berkembang.

Pasar besar yang ditawarkan oleh ekonomi kreatif adalah

pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan,

bahkan tak terbatas yaitu ide, talenta dan kreativitas. Prinsip yang

harus dimiliki dalam pola pikir kreatif yaitu (Dhaniel Pink, A Whole

New Minds):

· Not just function but also DESIGN

· Not just argument but also STORY

· Not just focus but also SYMPHONY

· Not just logic but also EMPATHY

· Not just seriousness but also PLAY

· Not just accumulation but also MEANING

Page 31: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Seiring dengan majunya tingkat pendidikan dan kesehatan

diberbagai Negara, taraf hidup manusia pun semakin meningkat

sehingga sudut pandang manusia melihat kehidupan juga berubah.

Teori hirarki kebutuhan Moslow menyatakan bahwa saat

manusia telah berhasil melampui tingkat kebutuhan-kebutuhan dasar

seperti kkebutuhan fisik (phisycal needs) serta kebutuhan atas

keamanan (security/safety needs) maka manusia akan berusaha

mencari kebutuhan-kebutuhanya pada tingkat yang lebih lanjut yaitu

kebutuhan bersosialisasi (social needs), serta rasa percaya diri (esteem

needs) dan aktualisasi diri (self actualization).

Demikian pula dengan perilaku konsumsi manusia. Dalam

konteks perdagangan semakin lama manusia semakin menyukai barang

tidak hanya mampu memuaskan kebutuhan fungsional saja, namun

juga mencari produk yang bisa memberikan dirinya suatu identitas dan

membuat dirinya lebih dihargai oleh orang disekitarnya.

Namun hirarki kebutuhan tersebut diatas tidak hanya

diperuntukkan secara khusus bagi manusia-manusia yang telah

berkucukupan dalam hal materi maupun SDM yang berlatar belakang

pendidikan tinggi. Dalam proporsi tertentu masyarakat di lapisan

bawah (the bottom of the pyramid) yang kurang mengecap pendidikan

tinggi punnn memiliki motivasi social, motivasi kepercayaan diri dan

motivasi untuk aktualisasi diri yang sama pentingnya seperti

masyarakat lapisan atas.

Semakin kritisnya konsumen akhirnya membuat konsumen

semakin selektif terhadap barang-barang yang akan dikonsumsinya.

Page 32: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Konsumen kurang tergerak memebeli barang-barang generic,

sebaliknya konsumen sangat antusias membeli barang-barang yang

unik dan dapat membuat bangga yang memakainya.

Maka disinilah indsutri kreatif ini memegang peranan penting

karena industri kreatif ini sangat responsive menyerap fenomena-

fenomena sosial di masyarakat dan menuangkan ke dalam konteks

produk dan jasa, bisa berupa produk pakai seperti fesyen dan kerajinan

maupun produk-produk hiburan seperti musik dan film.

Maka pemanfaatan limbah batik padat yang berupa sisa kain

batik (kain perca) dapat dikembangkan untuk menjadi industri kreatif,

dimana kepekaan manusia dalam menuangkan seni dalam karyanya

diutamakan. Adanya inisiatif dan kreatifitas dalam mengubah sesuatu

yang tampaknya sudah tidak ada fungsinya menjadi sesuatu barang

yang unik sehingga memiliki daya jual.

3. Penelitian Terdahulu

Batik pada umumnya di kenal dalam bentuk kebaya, baju,

selendang dan sebagainya. Namun dengan pesatnya perkembangan zaman

dan semakin meningkatnya kreatifitas masyarakat terutama golongan

remaja, batik tidak lagi hanya dikenal sebagai pembungkus tubuh atau

hanya sekedar memperindah penampilan saja, batik juga bisa dijumpai

dalam beragam bentuk dan corak. Seperti kreatifitas yang ditunjukkan

para siswi salah satu Madrasah Aliyah di pamekasan misalnya, mereka

memanfaatkan limbah potongan batik untuk dijadikan bunga dengan

beragam jenis dan warna. Selain biaya murah, untuk mendapatkan bahan

Page 33: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

bakunya juga cenderung mudah, sebab tinggal meminta atau membeli dari

tukang jahit. (www.yayasanbatik.org)

Sebuah ide kreatif juga dilakuakan oleh perajin batik di solo, Jawa

Tengah. Sisa potongan kain batik ia manfaatkan menjadi sebuah sandal

batik yang cantik. Bagi sebagian orang kain batik ini mungkin tidak

berarti apa-apa. Namun di tangan Subandi, limbah batik yang bisaanya

hanya di buang ini bisa berubah menjadi produk kerajinan sandal unik dan

menawan. Dibantu oleh 4 karyawan, subandi mampu menyelesaikan rata-

rata 100 pasang sandal. Pemasarannya pun tidak hanya meliputi Jawa

Tengah tapi sudah ke Bali. (http://www.indosiar.com/ragam/7984/sandal-

yang-yang-terbuat-dari-limbah-pabrik)

Pemanfataan limbah batik seperti ini sebenarnya sudah banyak

dikembangkan. Dipusat-pusat perbelanjaan pun juga semakin banyak kita

temui barang-barang yang unik yang berasala dair pemanfaatan barang

bekas (sesuatu yang sudah tidak digunakan lagi). Hal ini dapat dilihat

bahwa permintaan pasar konsumen juga semakin tinggi pada barang-

barang yang unik, memiliki cirri khas tersendiri. Konsumen semakin

selektif dalam mengkonsumsi barang-barang kebutuhannya. Masyarakat

lebih tertarik pada barang-barang yang memiliki nilai seni, dan unik

bahkan yang mungkin berbeda dari kebanyakan orang.

Akan tetapi belum banyak masyarakat yang dapat melihat adanya

peluang usaha dibalik limbah ini, kualitas sumberdaya manusianya juga

kurang. Maka disinilah diperlukan campur tangan orang-orang yang

berkompeten seperti pemerintah, akademisi, serta lembaga-lembaga sosial

masayarakat dalam membuka dan memberikan pengetahuan pada

Page 34: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

masyaarakat serta membantu masyarakat untuk dapat memanfaatkan

potensi local yang mereka miliki. Dan hal inilah yang seringkali

dirumuskan dalam sebuah program pemberdayaan. Dimana tujuan dari

pemberdayaan tersebut adalah membantu masyarakat agar dapat memiliki

kemampuan dan kemandirian dalam bidang sosial, ekologi dan ekonomi.

Pemberdayaan inilah yang membawa perubahan pada masyarakat.

Penelitian terdahulu yang saya gunakan dalam sebagai acuan

adalah penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Industri Rumah Tangga

Emping Garut di Desa Kunti” (Studi Deskriptif Kualitatif di Desa Kunti,

Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali) oleh Octa Sucianti, 2009.

Peneliti tersebut tertarik untuk mengangkat tema tersebut karena krisis

global yang sedang terjadi saat ini kemungkinan akan ikut membawa

dampak buruk bagi perekonomian nasional kita, jadi sangat diperlukan

adanya kekuatan yang kokoh dalam mempertahankan kehidupan social

ekonomi di tiap-tiap daerah, salah satunya adalah dengan memberdayakan

atau menghidupkan kelompok swadaya masyarakat dalam hal ini adalah

kelompok pembuat emping garut yang nantinya juga dapat berperan

dalam kegiatan perekonomian di pedesaan hingga membantu

meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga di sekitarnya.

Industri rumah tangga emping garut di desa Kunti diharapkan

dapat membantu meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga di

sekitarnya. Setiap aspek pengembangan industri ini tidak dapat lepas

program pemberdayaan yang dilakukan oleh dinas setempat maupun LSM

setempat yang rutin melakukan pendampingan pada kelompok. Dengan

Page 35: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

demikian penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana

pemberdayaan industri rumah tangga emping garut di desa Kunti.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan

menggunakan teknik observasi dan wawancara mendalam terhadap

responden. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah non

probabilitas sampel dan dalam pemilihan responden secara purposive

sampling. Strategi pengambilan sampel dimaksudkan untuk dapat

menangkap atau menggambarkan tema sentral dari studi ini melalui

informasi yang saling menyilang dari berbagai tipe responden. Focus

penelitian ini adalah pihak pemberdaya industri rumah tangga emping

garut dan kelompok yang diberdayakan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemberdayaan

yang dilakukan oleh pihak pemberdaya ditambah dengan adanya indikator

keberdayaan kelompok pada akhirnya mampu mengubah wawasan

kelompok sehingga dinamika perekonomian mereka bisa berlanjut.

Meskipun dinas dan LSM yang mendampingi kelompok telah

melakukan berbagai program kegiatan pengembangan maupun bantuan

modal, namun dari kelompok masih menemui hambatan yakni terbatasnya

bahan baku, karena tanaman yang mereka olah merupakan tanaman

musiman. Adapun usaha yang dilakukan untuk meminimalisir hambatan

tersebut dengan cara memberikan penyuluhan pada petani di sekitar

industri dan anggota kelompok agar bersama-sama menanam tanaman

garut di lahan kosong atau pekarangan rumah mereka. Semakin banyak

semakin baik.

Page 36: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3.1. Jurnal Internasional

Sebuah makalah yang ditulis oleh Onyishi, Ike tahun 2010

yang berjudul Psychological Empowerment And Development Of

Entrepreneuship Among Women: Implications For Sustainable

Economic Development In Nigeria, mencoba untuk menjelaskan

mengenai perlunya pemberdayaan psikologis bagi perempuan dalam

pengembangan kewirausahaan perempuan.

Onyishi mengemukakan bahwa pemberdayaan menurutnya

adalah memungkinkan perempuan untuk mengakses keahlian dan

sumber daya untuk lebih efektif mengatasi tantangan. Kewirausahaan

memerlukan individu yang akan proaktif dalam mencari peluang untuk

memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk menciptakan

kekayaan untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Akar dari semua

kegiatan kewirausahaan adalah kemauan pengusaha untuk melakukan

sesuatu yang baru dan kemauan untuk menerima ketidakpastian dan

mengatasi tantangan yang muncul. Kreativitas dan inovasi karena itu

terlibat dalam sebagian besar upaya kewirausahaan.

“Women cannot be empowered unless they have the belief that they can change the situation on their own and will be willing to engage in activities that are geared toward changing their situation. It is clear that lack of psychological empowerment will render all other forms of empowerment ineffective. Psychologically empowered women will have the necessary motivation to pursue things on their own and this may be critical in entrepreneurship development.”

Perempuan tidak dapat diberdayakan kecuali mereka memiliki

keyakinan bahwa mereka dapat mengubah keadaan mereka sendiri dan

akan bersedia untuk terlibat dalam kegiatan yang diarahkan untuk

Page 37: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

mengubah situasi mereka. Hal ini jelas bahwa kurangnya

pemberdayaan psikologis akan membuat semua bentuk pemberdayaan

tidak efektif. Psikologis perempuan diberdayakan akan memiliki

motivasi yang diperlukan untuk mengejar hal-hal mereka sendiri dan

ini mungkin penting dalam pengembangan kewirausahaan.

Pemberdayaan psikologis mencerminkan apa yang disebut

Rowlands (1997) sebagai pemberdayaan pribadi. Rowlands

mendefinisikan pemberdayaan pribadi sebagai sesuatu yang internal

bahwa seseorang dapat mengembangkan dan memperkuat dan tidak

tergantung pada lainnya. Proses pemberdayaan dari perspektif ini

berfokus pada kemampuan individu untuk melakukan perubahan yang

akan mempengaruhi kejadian-kejadian dalam hidupnya.

“The psychological componen involves women believing that they can act at personal and social levels to improve their conditions (Mosedale, 2005). It is an individual's subjective feelings that he or she can determine his/her own life's course (Pollack, 2000). This highlights the importance of psychological empowerment in women's empowerment process.”

Komponen psikologis yang melibatkan wanita percaya bahwa

mereka dapat bertindak pada tingkat pribadi dan sosial untuk

memperbaiki kondisi mereka (Mosedale, 2005). Ini adalah perasaan

subjektif seorang individu bahwa ia dapat menentukan kursus /

kehidupannya sendiri-nya (Pollack, 2000). Oleh karena itu beralasan di

sini bahwa pemberdayaan psikologis akan berdampak positif pada

pengembangan perilaku kewirausahaan, khususnya di kalangan

perempuan.

Page 38: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Satu masalah dalam pemberdayaan psikologis adalah peran

konsep diri dan harga diri dalam perasaan keseluruhan pemberdayaan.

Konsep diri dipandang sebagai gagasan-gagasan individu telah dari

dirinya sendiri. Konsep diri itu bisa negatif atau positif. Rogers (1980)

menyatakan bahwa persepsi seorang individu menampung sekitar

dirinya sendiri untuk sebagian besar mempengaruhi perilaku individu.

Individu dengan keberhasilan rendah self-membatasi partisipasi

mereka ketika membuat perubahan perilaku sulit dan lebih mungkin

untuk menyerah ketika dihadapkan dengan rintangan (Handy &

Kassan, 2007). keberhasilan Individu-individu 'keyakinan tentang diri

mereka sendiri dalam hal ini berfungsi sebagai hambatan untuk

berubah sehingga dapat mengurangi pemberdayaan mereka sendiri.

Pemberdayaan psikologis telah dikaitkan dengan kreativitas,

inovasi dan kewirausahaan. Penelitian telah menunjukkan bahwa

setiap dari empat dimensi pemberdayaan psikologis (makna, penentuan

nasib sendiri, dampak dan kompetensi) dapat memfasilitasi kreativitas

dan inovasi, yang sangat penting dalam kewirausahaan. Hal ini telah

menunjukkan bahwa individu dengan motivasi tinggi tugas intrinsik

(sesuai dengan dimensi makna pemberdayaan) lebih kreatif (Redmond,

Mumford & Mengajar, 1993). Amabile (1988) juga menyatakan bahwa

self-efficacy (konsisten dengan dimensi kompetensi pemberdayaan)

mengarah pada kreativitas dan inovasi karena ekspektasi positif

keberhasilan. Juga Bass (1985) menyatakan bahwa kontrol pribadi

(sesuai dengan dimensi penentuan nasib sendiri) yang positif berkaitan

dengan perilaku yang inovatif dan kreatif. Spritzer, De Janasz dan

Page 39: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Quinn (1999) menemukan bahwa pemberdayaan psikologis yang

positif berkaitan dengan kepemimpinan inovatif. Karena kreativitas

dan inovasi telah ditemukan untuk menjadi vital dalam kewirausahaan.

Setiap dari kita mampu untuk menjadi seseorang yang sukses.

Dan Kita semua bisa mengembangkan kemampuan kita dan menjadi

pengusaha sukses. Kita juga bisa menjadi pribadi yang sukses melalui

pembelajaran dan pengembangan.

Sehingga untuk memberdayakan perempuan dalam bidang

apapun terlebih lagi dalam bidang ekonomi maka diperlukan upaya

untuk memberdayakan kepribadian perempuan terlebih dahulu guna

membangkitkan kemauan individu perempuan untuk berubah.

Lebih inspiratif lagi Khalid Said dalam makalahnya Economic

and Social Empowerment of Women Through ICT: A Case Study of

Palestine (2010) menyajikan wawasan sebuah inisiatif yang bertujuan

untuk memberdayakan perempuan melalui Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Inisiatif ini berupaya untuk meningkatkan kemampuan

teknis ICT perempuan, mengembangkan kemampuan kewirausahaan

mereka, dan dengan cara lain meningkatkan pemberdayaan sosial dan

ekonomi. Dalam makalah tersebut diuraikan mengenai dampak

langsung dan tidak langsung dari program yang ditargetkan pada

ratusan perempuan di daerah pedesaan Palestina. Dan hasilnya:

“Significant percentage of the surveyed women felt that they gained some level of empowerment and confidence through mastering the basic ICT competences, and believed that ICT is helpful in improving their livelihood. ICT has some impact on women personalities, on the way they perceive themselves in their families and societies. However, to attain full benefits of ICT, the

Page 40: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

initiative make-up should be reengineered. A shift in training paradigm should occur towards employing these powerful tools towards empowerment in economic, social and community development prospects, which will at the end leverage women to active players in their own lives.”

Sejumlah besar perempuan yang disurvei merasa bahwa

mereka memperoleh beberapa tingkat pemberdayaan dan kepercayaan

diri melalui penguasaan kompetensi dasar TIK, dan percaya bahwa

ICT sangat membantu dalam meningkatkan mata pencaharian mereka.

Namun, ada sedikit bukti dari potensi transformatif ICT yang dicari

dari inisiatif tersebut. Proyek ini memiliki beberapa dampak pada

kepribadian perempuan, yaitu pada cara mereka memandang diri

dalam keluarga dan masyarakat.

Namun ada masalah penting, menuntut perhatian lebih lanjut.

Utama di kalangan ini adalah meningkatkan kemampuan perempuan

untuk memanfaatkan ICT secara efektif dan khususnya untuk

pencapaian pengetahuan dan penciptaan, dalam pengembangan pribadi

dan masyarakat, dan sebagai saluran sosialisasi.

Kedua jurnal tersebut jika diimplikasikan dalam pemberdayaan

perempuan di Indonesia akan sangat sesuai dimana untuk

menumbuhkan kepercayaan diri, kemauan untuk mengubah keadaan,

dengan berwirausaha diperlukan pemberdayaan psikologis. Kemudian

untuk meningkatkan kepercayaan diri dan aktualisasi diri perempuan

harus dibekali dengan ketrampilan-ketrampilan, keahlian yang akan

membantu dalam pekerjaan mereka. Penguasaan dalam menggunakan

dan memanfaatkan teknologi sekarang ini menjadi suatu kebutuhan

Page 41: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

yang harus dipenuhi untuk dapat hidup bersaing dalam dunia modern.

Dalam bidang perdagangan pun telah banyak yang memanfaatkan

media internet untuk memasarkan produk.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2. Skema kerangka pemikiran

G. METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kota Surakarta, yaitu di Kelurahan

Laweyan yang merupakan centra industri batik Solo. Adapun alasan

memilih lokasi karena Laweyan adalah merupakan salah satu wilayah

di solo yang menjadi pusat produksi batik dimana juga terdapat

kelompok binaan ibu-ibu yaitu Kelompok Usaha Bersama Laweyan

Art, serta pertimbangan kemudahan dan kelancaran penelitian karena

peneliti juga tinggal di Kota Surakarta sehingga akan memudahkan

dalam pengumpulan data.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah studi

deskriptif kualitatif.

3. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari;

Proses pemberdayaan

Kelompok Perempuan Kelompok

Individu

Perubahan

Page 42: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama (responden) yaitu dalam penelitian ini yang menjadi

responden adalah perempuan yang terlibat langsung dalam

pengeloaan limbah perca batik menjadi barang bernilai ekonomi,

anggota Kelompok Usaha Bersama Laweyan Art, serta pihak-

pihak yang terkait dengan pemberdayaan perempuan khususnya

dalam pengelolaan limbah batik menjadi barang bernilai ekonomi.

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi

kepustakaan yaitu dari buku atau karya ilmiah, makalah, hasil

browsing internet serta arsip dan dokumentasi resmi.

4. Teknik Sampling

a. Teknik Pengambilan Sample

Dalam penelitian ini bersifat purposive sampling.

Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang sesuai

dengan maksud dan tujuan peneliti. Dengan demikian sifat

pengambilan sampel dalam penelitian ini juga dapat dikatakan

berbentuk “criterion based sampling”. Artinya dalam penelitian

ini, peneliti akan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat

dipercaya untuk menjadi sumber yang mantap. Namun demikian

informan yang dipilih dapat menunjuk informan lain yang

dipandang lebih tahu sehingga pilihan informan dapat berkembang

sesuai kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data.

Dalam hal ini, teknik sampling bola salju bermanfaat yaitu mulai

dari satu menjadi makin lama makin banyak.

Page 43: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b. Sample

Dalam penelitian kualitatif, hasil sample yang dikumpulkan

tidak dimaksudkan untuk mewakili hasil keseluruhan populasi,

akan tetapi mewakili informasinya. Oleh karena itu, sampel dalam

penelitian yang akan diambil akan menyesusaikan dengan

kebutuhan di lapangan. Dalam pemilihan sampel yang sevariatif

mungkin dan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi

yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat

dipertentangkan. Dengan demikian dapat mengisi kesenjangan

informasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka sampel dalam

penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kepala Kelurahan Laweyan

2. Ketua Kelompok Usaha bersama Laweyan Art

3. Ibu-ibu anggota Kelompok Usaha Bersama Laweyan Art

yang merupakan pengrajin handicraft dari kain perca batik.

4. Pihak pemberdaya, dalam hal ini adalah Disperindag

Surakarta dan FPKBL (Forum Pengembangan Kampung

Batik Laweyan).

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapat data sepenuhnya dari lapangan sangat

diharapkan keleluasaan data yang masuk, maka teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah:

a. Wawanacara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang

dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer)

Page 44: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,

2002:135). Wawancara mendalam mengarah pada kedalaman

informasi, guna menggali pandangan sebyek yang diteliti tentang

focus penelitian yang sangat bermanfaat utnuk menjadi dasar bagi

penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam.

Teknik wawancara ini tidak dilakukan secara ketat dan

terstruktur, tertutup dan formal tetapi lebih menekankan pada

suasana akrab dengan mengajukan pertanyaan terbuka, yang mana

pewawancara telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang

dimungkinkan dapat berkembang saat wawancara berlangsung.

Dalam penelitian ini mewawancarai obyek yang diteliti

dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan

dari peneliti ini guna menggali informasi tentang bagaimana proses

pengelolaan sampah, bagaimana keterlibatan ibu rumah tangga

dalam pengelolaan sampah, hingga bagaimana sosialisasi

managemen pemerintah mengenai pengelolaan sampah kepada ibu

rumah tangga.

b. Observasi tak berperan

Observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan

maupun pencatatan secara langsung terhadap hal yang berkaitan

dengan persoalan-persoalan yang diteliti.

Pada saat pengumpulan data primer yang berupa pengamatan

terhadap aktivitas masyarakat tidak terlibat secara langsung dalam

kegiatan yang dilakukan obyek penelitian.namun hanya sebatas

Page 45: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sebagai pengamat. Salah satu contohnya peneliti mengawasi

langsung bagaimana proses pencoblosan atau pemungutan suara di

TPS oleh kaum difabel. Pengamatan ini disebut segregasi tak

berperan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelitian terhadap benda-benda

tertulis atau dokumen, digunakan untuk melengkapi data yang

diperlukan dalam penelitian. Penggunaan dokumentasi ini sebagai

upaya untuk menunjang data-data yang telah didapatkan melalui

observasi dan wawancara

6. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong, Patton (1980:268) mengatakan bahwa

analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisir ke

dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti

disampaikan oleh data. (Moleong, 2002:103).

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Model Analisis Interaktif (Interactive Model of Analysis).

Dalam Analisis Data Kualitatif (Matthew B. dan Michael Huberman),

model Analisis Interaktif (Interactive Model of Analysis) memiliki 3

(tiga) komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak diantara ketiga

komponen dengan komponen pengumpul data selama proses

pengumpulan data berlangsung. Pertama-tama, data yang muncul

berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin

Page 46: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara,

intisari dokumen, pita rekaman), dan yang biasanya “diproses” kira-

kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,

penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap

menggunakan kata- kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang

diperluas. Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/

verifikasi. Untuk lebih jelasnya, masing- masing tahap dapat

dijabarkan secara singkat sebagai berikut:

a) Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan.

Proses ini berlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan

penelitian, yang dimulai sebelum pengumpulan data dilakukan.

Data reduksi dimulai sejak peneliti mengambil keputusan untuk

memilih kasus, pertanyaan yang akan diajukan dan tentang cara

pengumpulan data yang dipakai.

b) Penyajian Data

Kegiatan ini merakit informasi atau mengorganisasikan

data serta menyajikannya dalam bentuk cerita agar dapat diambil

suatu kesimpulan.

c) Penarikan Kesimpulan

Menarik kesimpulan dari keseluruhan data yang diperoleh

dari hasil melakukan penelitian terhadap obyek penelitian.

Bila proses siklus dan interaktif tersebut digambarkan

kedalam suatu diagram berwujud sebagai berikut:

Page 47: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Gambar 3: Skema Model Analisis Interaktif (Interactive Model of Analysis Miles and

Huberman

7. Validitas Data

Untuk menguji keabsahan data yang telah terkumpul, peneliti

menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh mealaui waktu dan alat

yan berbeda. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data

hasil pengamatan dengan data hasil wawancara (2) membandingkan apa yang

dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara

pribadi. (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. (4)

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang. (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu

dokumen yang berkaitan. (Moleong, 2002:178). Untuk melakukan

pembandingan dan pengecekan, peneliti melakukannya dengan menanyakan

kembali kebenarannya pada obyek yang penelitian.

Pengumpulan data

Reduksi data

Penyajian data

Kesimpulan:

Penarikan/verifikasi

Page 48: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB II

DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah dan Potensi Kawasan Laweyan

Ketika bertanya pada wong Solo dimana tempatnya belajar mengenai

batik maka orang Solo akan mengatakan “pergilah ke Laweyan”, karena

Laweyan adalah pusatnya industri batik. Pada masa kerajaan Pajang

Laweyan sudah terkenal sebagai sentra industri tenun. Industri batik

tradisional baru berkembang setelah jaman penjajahan Belanda dan

mencapai puncaknya pada tahun 1970-an. Karena terkenal dengan produksi

batiknya maka kampung ini segera menjadi ikon batik pedalaman khususnya

di Pulau Jawa di samping batik pesisir produksi Pekalongan, Lasem, Cirebon

dan Indramayu. Kampung ini secara cepat menjadi ikon melegenda dan

memantapkan diri sebagai pusat kejayaan perkembangan seni batik di kota

Solo hingga sekarang.

Selama pemerintahan kerajaan, masyarakat laweyan terdiri dari dua

wilayah yaitu wilayah laweyan barat dan laweyan timur yang dipisahkan

oleh sungai laweyan. Karakteristik penduduk juga sangat berbeda. Penduduk

laweyan barat dalam masalah ekonomi dan kebudayaan lebih banyak

berhubungan dengan fasilitas yang disediakan raja karena makam-makam

raja ada didaerah laweyan barat ini. Sebaliknya penduduk laweyan timur

yang dihuni oleh sebagian besar pedagang dan pengusaha batik, lebih

banyak memusatkan perhatian pada kegiatan pasar (mati) laweyan. Pasar

Page 49: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

yang sudah mati itu sekarang menjadi kampung lor (utara) dan kidul

(selatan) pasar.

Mayoritas penduduk di kampung laweyan bekerja sebagai

pengrajin batik. Batik-batik itu dipajang langsung di depan rumah mereka

yang diubah menjadi ruang pamer atau butik. Ada yang terlihat mewah

ada pula yang terlihat sederhana. Tapi nuansa kuno tetap dipertahankan.

Pengunjung yang ingin membeli batik bisa melihat langsung proses

pembatikan, dari dalam rumah juga terdengar mesin jahit yang diputar

oleh seorang perempuan sedang menjahit kain batik menjadi pakaian jadi

yang dipasarkan di depan rumah mereka. Seorang pemilik usaha batik

yang biasa disebut juragan batik terlihat sibuk membuat garis-garis diatas

kain batik sambil berbincang dengan beberapa tamunya yang juga

perempuan. Tamu-tamu ini adalah seorang buruh yang mau mengambil

kain batik yang sudah berbentuk pola baju untuk dijahit dirumah mereka,

dalam waktu 3 hari mereka akan kembali ke rumah juragan batiknya

tersebut untuk menyerahkan hasil jahitannya yang kemudian akan

dipajang di showroom bagian depan rumah juragan.

Berkeliling Laweyan menyusuri gang-gang kecil, jalan sempit

diantara rumah penduduk seolah membawa kita pada masa kejayaan

penduduk Laweyan tempo dulu. Rumah-rumah saudagar batik berpagar

tinggi menjulang dan tertutup, seolah rumah-rumah ini tidak berpenghuni

dan tidak ada aktivitas yang tampak dari luar. Sesekali hanya ada kain

batik panjang yang sedang dijemur di pinggir jalan. Namun ketika pintu

Page 50: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

sudah diketuk dan memasuki rumah, kita akan melihat para pengrajin batik

tengah sibuk memegang cap batik yang ditekan diatas selembar kain putih

panjang, mereka sedang membuat batik cap. Masyarakat laweyan adalah

seorang pekerja keras dan ulet. Ketika peneliti melakukan wawancara pada

seorang ibu pengrajin batik di laweyan, anaknya sedang menjahit manual sisa

kain batik menjadi baju untuk boneka barbienya, ia bertanya bagaimana

membuat lengan baju untuk boneka barbienya. Ibunya menuturkan bahwa

kalo dirumah anak-anaknya suka bermain dengan kain-kain sisa batik untuk

dibuat mainan, bahkan anaknya juga ikut berdagang, menjaga stan pada saat

ada pameran-pameran batik. Itulah yang diajarkan oleh orang tua terdahulu

mereka kepada anak-anaknya, untuk belajar menjadi seseorang yang mau

berusaha, mandiri dan memiliki ketrampilan serta keuletan dalam berusaha

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada zaman sebelum kemerdekaan kampung Laweyan pernah

memegang peranan penting dalam kehidupan politik terutama pada masa

pertumbuhan pergerakan nasional. Sekitar tahun 1911 Serikat Dagang Islam

(SDI) berdiri di kampung Laweyan dengan Kyai Haji Samanhudi sebagai

pendirinya. Dalam bidang ekonomi para saudagar batik Laweyan juga

merupakan perintis pergerakan koperasi dengan didirikannya “Persatoean

Peroesahaan Batik Boemipoetra Soerakarta (PPBBS) pada tahun 1935.

Laweyan merupakan kampung tradisional yang keberadaannya sudah

ada sejak sebelum tahun 1500 M. Sebagai pusat perdagangan lawe (bahan

sandang) kerajaan Pajang, kehadirannya baru berarti setelah Kyai Ageng Anis

Page 51: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

(keturunan Brawijaya V) dan cucunya yaitu Raden Ngabehi Lor Ing Pasar

yang kelak menjadi raja pertama Mataram bermukim di Laweyan tahun 1546

M. Sebagai daerah sentra industri batik dan permukiman tradisional,

kawasannya banyak bercirikan jalan/gang sempit, rumah berbeteng tinggi dan

berhimpitan. (www.kampoengLaweyan.com/pdf/tata _ruang.pdf)

Di ruas utama kampung Batik Laweyan ada jalan Sidoluhur yang

diapit bangunan legendaris bertembok tinggi milik para saudagar batik yang

pernah mendapat julukan Mbok Mase dan nDoro Nganten Kakung. Para

saudagar batik tadi membuat batik dengan menggunakan cap atau canting

sebagai peralatan kerja. Dalam proses pembuatannya menggunakan lilin yang

ditorehkan di kain putih. Lilin atau malam digoreskan menggunakan cap

tembaga atau canting. Karena dibuat dengan cap maka dinamakan batik cap

sedangkan yang menggunakan canting disebut batik carik atau batik tulis.

Malam atau lilin ini melekat dikain putih lalu dalam proses pengerjaannya

disertakan warna untuk memperindah corak motif batik. Selama masa

pembuatan hingga selesai dipasarkan melibatkan tenaga kerja dari penduduk

sekitar Laweyan. Tenaga kerja ini disebut buruh batik.

Mengutip tulisan Yayat Suparna dalam situs onlinenya menuliskan

bahwa dalam tesis yang ditulis Soedarmono menyebutkan Mbok Mase adalah

pemegang kuasa atas jalannya perdagangan batik Laweyan dengan terampil

mereka mengelola usaha, mulai dari proses membatik, memasarkan,

mengelola keuangan hingga mengembangkan usaha.

Page 52: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Karena pekerjaan membatik butuh ketelitian dan kesabaran tinggi, dan

hanya kaum perempuan yang dianggap mampu melakukannya. Sang suami

hanya memegang peranan 25 persen dengan sebutan Mas Nganten. Seorang

Mas Nganten boleh melakukan apa saja yang diinginkannya asal tidak

poligami, foya-foya, dan tidak menyakiti hati Mbok Mase. Secara psikologis

boleh dibilang usaha batik menjadi cara bagi Mbok Mase agar terhindar dari

penindasan kaum lelaki. Dengan menguasai usaha batik, Mbok Mase memiliki

bargaining kuat ketika berhadapan dengan lelaki. Akibatnya pengaruh

dominasi ibu rumah tangga terasa lebih kuat dalam kebijakan ekonomi rumah

tangga, bila dibandingkan dengan peranan ayah sebagai kepala rumah tangga.

Puncak struktur sosial dalam masyarakat Laweyan adalah keluarga majikan

yang diduduki perempuan. Keberhasilan perempuan mengangkat batik ,

sebenarnya juga mengangkat status mereka, bukan lagi perempuan yang

terpinggirkan melainkan telah memperoleh posisi secara proporsional.

Mbok mase juga menyiapkan anak-anak perempuannya menjadi

penerus usaha. Anak perempuan yang disebut mas Roro ini sejak kecil sudah

dilibatkan dalam industri batik. Kemudian dinikahkan, membina rumah tangga

dan mengembangkan usaha batik hingga menjadi pasangan mbok mase dan

mas nganten. Alih generasi semacam ini berlangsung hingga beberapa

keturunan.

Akan tetapi kejayaan Laweyan sebagai industri batik tidak bertahan

lama. Hingga tahun 1970-an, masih banyak Mbok Mase-Mbok Mase di

Laweyan. Perdagangan batik ketika itu juga masih semarak. Tapi keadaan

Page 53: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

berubah begitu masuk dekade 70-an setelah digalakkannya industri printing

yang biayanya jauh lebih murah dan efisien. Teknologi-teknologi modern

yang mulai masuk laweyan membentuk sebuah pergeseran dimana juga

membuat banyak tenaga kerja lelaki masuk ke industri ini sebagai tukang cap.

Sontak batik Laweyan redup pamornya. Banyak pabrik batik tutup. Satu

persatu Mbok Mase-Mbok Mase pun tumbang menyisakan saksi kejayaan

berupa rumah-rumah besar bertembok menjulang. Mbok mase tidak berhasil

menyiapkan mas roro memasuki industri yang lebih modern.

Memasuki tahun 1990-an industri batik di Laweyan kian

memprihatinkan. Laweyan masih bisa bergema sebagai penghasil batik

dengan pembatiknya yang semakin susut, masih banyak pecinta batik yang

mau berkunjung ke Laweyan mencari atau memesan batik yang eksklusif

apalagi para kolektor Batik, tidak mau ketinggalan berburu koleksi batik di

Laweyan. Tidak ingin Laweyan tenggelam dalam kesedihan surutnya usaha

batik maka pada tanggal 25 September 2004 ditetapkanlah Laweyan menjadi

Kampung Batik dan sekaligus sebagai daerah tujuan wisata di Kota Solo.

Setelah FPKBL dibentuk terlebih dulu oleh masyarakat Laweyan pada tanggal

21 September 2004.

Seorang informan yaitu Widhiharso seorang anggota pelaksana harian

Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan menuturkan bahwa, Lebih

dari 30 tahun Batik Laweyan bagai hidup segan mati tak mau, kampung sepi

masyarakat tidak semangat. Lalu pada tahun 2004 seorang bernama Alpha

Febela Priyatmono yang menikah dengan seorang wanita dari keturunan

Page 54: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

pembatik Laweyan, menulis sebuah tesis untuk program S2 Arsitektur UGM

tentang kampung Laweyan. Usai menulis tesis, kecintaaannya terhadap

laweyan semakin bertambah. Ia kemudian berupaya menghidupkan kembali

gairah kampung Laweyan seperti jaman kejayaannya dulu. Bersama warga

Laweyan Alpha membentuk lembaga kepeloporan bernama Forum

Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) pada bulan September

2004. Usahanya ternyata disambut baik, ekonomi di kampung batik Laweyan

mulai bergeliat kembali. Kini jumlah pengusaha batik Laweyan meningkat

pesat menjadi 56 pengusaha padahal pada tahun 2004 jumlahnya hanya 22

pengusaha. Selain sisi ekonomi, Laweyan juga tengah berbenah menjadi

kawasan heritage dan menjadi daerah wisata andalan kota Solo. Bahkan

menurut dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) kondisi Kampung Batik

Laweyan dinilai sangat layak untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata

berbasis lingkungan dan budaya atau cultural heritage tourism.

Kalau dulu Laweyan sepi sekarang mulai banyak turis yang datang ke

Laweyan. Sehingga semangat masyarakat untuk menghidupkan kembali usaha

batiknya tumbuh kembali. Akan tetapi semangat seperti ini tidak dimiliki oleh

semua masyarakat, sebagian masyarakat masih tetap acuh dengan geliat

perubahan di kampung mereka. Mereka hanya menjadi penonton saja dalam

perputaran roda perubahan di Laweyan. Sehingga kehidupan ekonomi mereka

pun tertinggal oleh kemajuan masyarakat yang lain.

Page 55: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

B. Keadaan Geografis dan Demografis

Kelurahan Laweyan merupakan salah satu wilayah yang berada dalam

administrasi kecamatan Laweyan berbatasan dengan Kelurahan Sondakan

(sebelah utara), sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Sukoharjo, timur berbatasan dengan Kelurahan Bumi, dan barat berbatasan

dengan Kelurahan Pajang. Kelurahan Laweyan yang berada di bagian barat

kota Solo ini letaknya berada di tengah propinsi Jawa Tengah dan di tengah

pulau Jawa. Posisi tersebut sangat strategis dan merupakan modal awal yang

baik bagi dunia industri dan perdagangan. Di sepanjang jalan utama kampung,

seperti jalan Tiga Negeri, Sidoluhur, maupun Laweyan banyak terdapat

pertokoan, bengkel kerja, dokter praktek, maupun warung-warung makan

yang menempati bangunan gedung-gedung pemukiman di tengah wilayah itu

yang menjadi pusat kegiatan ekonomi.

Luas wilayah kelurahan Laweyan 24,8 Ha, dengan jumlah penduduk

pada tahun 2009 adalah 2.083 yang terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah

1.046 dan perempuan berjumlah 1.037. Dari data yang peneliti peroleh dari

Kantor Kelurahan Laweyan per April 2010 di Laweyan kini terdapat 603

kepala keluarga.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci dari keadaan demografis

di kelurahan Laweyan peneliti mencoba menggambarkannya dalam tabel-tabel

berikut:

Page 56: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Kondisi kependudukan yang terdapat di Laweyan yang didasarkan atas

komposisi penduduk menurut jenis kelamin, dirasa perlu untuk melihat

komposisinya, tabel dibawah ini akan menggambarkan kondisi tersebut.

Tabel komposisi penduduk dalam kelompok umur dan jenis kelamin

Tahun 2010

Kel. Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 55 46 101

5-9 65 84 149

10-14 114 194 308

15-19 150 152 302

20-24 144 153 297

25-29 145 148 293

30-39 155 162 317

40-49 149 163 312

50-59 161 161 322

60+ 73 96 169

jumlah 1211 (47, 03%) 1364 (52, 97%) 2575

Sumber: Laporan monografi dinamis kelurahan Laweyan/kecamatan Laweyan

kota Surakarta april 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa komposisi penduduk

Laweyan yang lebih banyak adalah perempuan yaitu berjumlah 1.364

sedangkan laki-laki berjumlah 1.211 orang. Kemudian yang paling

dominan dari tabel diatas adalah jumlah penduduk yang memasuki

usia produktif (kerja) yaitu diatas usia 20 tahun sampai 59 tahun, yang

berjumlah 1829. Dan sisanya adalah penduduk yang tersebar dalam

berbagai segmen aktivitas seperti pendidikan dan pensiunan. Jumlah

Page 57: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

usia profuktif disuatu daerah ini menentukan besarnya tingkat

pendapatan di daerah tersebut. Apabila jumlah usia produktif rendah

maka rata-rata tingkat pendapatan daerah tersebut juga rendah, begitu

pula sebaliknya jika jumlah usia produktif suatu daerah tinggi maka

pendapatan daerah juga tinggi.

b. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Komposisi penduduk menurut pendidikan untuk melihat

keadaan berlangsungnya proses pendidikan di Laweyan.

Tabel komposisi penduduk menurut pendidikan

Pendidikan Jumlah Tamat akademi/sarjan 387 (15, 02%) Tamat SLTA 532 (20, 66%) Tamat SLTP 433 (16, 83%) Tamat SD 447 (17, 35%) Tidak tamat SD 275 (10, 67%) Belum tamat SD 282 (10, 95%) Belum/tidak sekolah 219 (8, 50%) Jumlah 2575

Sumber: Laporan monografi dinamis kelurahan Laweyan tahun 2010

Gambaran diatas merupakan suatu potret tentang besarnya

penduduk Laweyan yang telah mendapatkan pendidikan (formal)

jumlah paling tinggi yaitu tamatan SLTA berjumlah 532 orang, yang

juga berarti terhadap penghargaan yang tinggi penduduk Laweyan

pada aspek pendidikan yang mesti mereka peroleh. Pendidikan dan

ketrampilan merupakan salah satu factor yang sangat penting bagi

kehidupan khususnya dalam hal mencari pekerjaan maupun mengelola

usaha dan keuangan suatu rumah tangga. Karena rendahnnya tingkat

Page 58: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pendidikan maka sedikit pula pengetahuan dan ketrampilan yang

diperolehnya. Suatu masyarakat dapat berkembang apabila memiliki

skill dan ketrampilan.

c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat suatu daerah mempengaruhi

tingkat pendapatan daerah tersebut. Bila dianalogikan antara penduduk

kota dengan penduduk desa. Mata pencaharian di kota lebih bervariasi

sehingga tingkatan pendapatannya pun relative tinggi disesuaikan

dengan jumlah usia produktif sadangkan di desa sebagian besar

penduduk hanya bermata pencaharian sebagai petani maka pendapatan

juga relative lebih rendah.

Gambaran mengenai aktivitas perekonomian serta

komposisinya dapat secara jelas dipahami dari tabel dibawah ini:

Tabel komposisi penduduk menurut mata pencaharian

Jenis Pekerjaan Jumlah Petani - Buruh tani - Nelayan - Pengusaha 60 (3, 54%) Buruh industri 200 (11, 80%) Buruh bangunan 150 (8, 85%) Pedagang 50 (2, 95%) Pengangkutan 75 (4, 42%) PNS 20 (1, 18%) Pensiunan 28 (1, 65%) Lain-lain 1111 (65, 58%) Jumlah 1694

Sumber: laporan monografi dinamis kelurahan Laweyan tahun 2010

Page 59: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambaran mengenai aktivitas perekonomian serta

komposisinya dapat secara jelas dipahami dari tabel diatas. Dari tabel

diatas terdapat 2 jenis pekerjaan yang banyak diambil oleh penduduk

Laweyan yaitu buruh industri dan lain-lain (dalam hal ini adalah

wiraswasta) dimana karena banyaknya industri batik di daerah

Laweyan yaitu ada 57 perusahaan/industri batik sehingga industri batik

ini menyerap tenaga kerja yang sebagian besar adalah penduduk

Laweyan yang tidak memiliki cukup modal untuk membuka usaha

sendiri. Sedangkan mereka yang memiliki cukup modal menjadi

wiraswasta dengan membuka usaha sendiri seperti usaha konveksi atau

membuat kerajinan dari batik. Usaha yang dilakukan oleh

wiraswastawan ini tidak jauh-jauh dari batik dan tekstil karena

memang kekhasan Laweyan yang merupakan daerah centra industri

batik.

d. Keadaan Sarana dan Prasarana

Dari tabel keadaan sarana dan prasarana, peneliti ingin

menjelaskan berbagai perangkat kebudayaan yang dimiliki oleh

penduduk Laweyan, sebagai salah satu ukuran dari adanya

kepemilikan individu terhadap sesuatu, yang digunakannya secara

produktif.

Jenis Prasaran Jumlah Radio 50 Televisi 350 Sepeda motor 200 Mobil dinas 150 Mobil pribadi 2 Truk 4 Becak 10

Sumber: laporan monografi dinamis kelurahan Laweyan tahun 2010

Page 60: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan prasarana

pengangkutan penduduk terbanyak adalah televisi dimana televisi ini

sudah menjadi barang yang lazim dimiliki dalam sebuah rumah untuk

mendapatkan berbagai informasi atau hanya sebagai media hiburan

bagi keluarga. Kemudian sarana yang banyak dimiliki lagi oleh

penduduk Laweyan adalah sepeda motor yaitu berjumlah 200 sepeda

motor, orientasinya adalah tentu saja untuk semua aktifitas produktif

bagi penduduk.

C. Profil Keberadaan dan Potensi Limbah Perca Batik di Laweyan.

Laweyan sebagai industri batik dalam proses produksinya banyak

mengahasilkan limbah. Yang dihasilkan bukan hanya limbah cair yang dapat

mencemari lingkungan karena seringkali hanya dibuang ke saluran air yang

akhirnya bermuara ke sungai. Untuk penanganan limbah cair di Laweyan

sudah dibangun satu IPAL komunal (Instalasi Penanganan Air Limbah). Akan

tetapi masalah limbah di Laweyan ini tidak berhenti setelah ditanganinya

pembuangan limbah cair. Selain menghasilkan limbah cair Laweyan juga

banyak menghasilkan limbah padat seiring dengan aktivitas produksi industri

konfeksi yang ada di Laweyan. Limbah padat tersebut yaitu berupa kain-kain

bekas, sisa potongan kain kecil-kecil yang biasa disebut kain perca. Kain-kain

ini dibuang oleh industri tekstil dalam bentuk karungan, jika dalam usaha

konfeksi rumah tangga maka kain-kain sisa produksi ini dibiarkan menumpuk

Page 61: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

begitu saja kemudian dibuang atau digunakan untuk menjadi kain lap. Akan

tetapi ditangan orang-orang yang kreatif kain-kain bekas, sisa produksi ini

dapat diubah menjadi sesuatu yang lebih menarik dan bermanfaat. Jika tahu

cara memanfaatkannya dan mau sedikit berusaha memutar pikiran untuk

mendapatkan ide kreatif maka kain-kain perca ini bisa diubah menjadi sesuatu

yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dari pada sekedar menjadi alat

pembersih. Kain perca ini bisa dimanfaatkan untuk :

1. Dijadikan bahan pengisi badan boneka, sofa

2. Digiling halus untuk bahan pengisi bantal atau guling

3. Dijahit menjadi rangkaian keset

4. Dibentuk menjadi tas,dompet,sandal atau souvenir lainnya

5. Di jahit lagi untuk baju anak-anak.

6. Diserut untuk dijadikan benang.

Masih banyak lagi barang-barang yang bisa dibuat dari bahan dasar

kain perca batik. Pemanfaatan kain perca ini membutuhkan sentuhan

kreativitas dari perajin. Hal ini dikarenakan perajin kain perca dituntut untuk

dapat menggabungkan berbagai motif dan bentuk kain sisa menjadi sebuah

barang utuh yang dapat digunakan dan juga menarik untuk dilihat. Inilah

tantangan tersendiri dari seni merubah kain sisa/ kain perca menjadi barang

kerajinan yang mempunyai nilai estetika.

Pengembangan industri lanjutan dari kain perca ini didapatkan oleh

orang-orang yang berpikir kreatif untuk mendapatkan nilai guna dari kain

Page 62: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

perca. Mulai dari coba-coba membuat kain perca menjadi barang sederhana

seperti keset atau taplak meja dengan balutan seni, kemudian berkembang

menjadi sesuatu barang-barang yang khas unik karena berbahan dasar dari

kain batik seperti tas, dompet, sandal bahkan ada yang membuat bola batik.

Permintaan pasar konsumen akan produk yang memiliki ciri khas dan

bernilai seni semakin tinggi membuat produk berbahan perca batik ini

memiliki pangsa pasar yang lumayan.

Pengembangan ekonomi kreatif juga sudah diusahakan oleh

pemerintah. Sebagai langkah nyata dan komitmen pemerintah atas

pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025, maka pemerintah telah

melakukan kajian awal untuk memetakan kontribusi ekonomi dari industri

kreatif yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Dalam pengembangan

ekonomi kreatif ada 14 sektor yang menjadi focus perhatian untuk

dikembangkan, sub sektor tersebut yaitu arsitektur, periklanan, barang seni

(lukisan, patung), kerajinan, disain, mode/fesyen, musik, permainan interaktif,

seni pertunjukan, penerbitan-percetakan, layanan komputer dan piranti lunak

(software), radio dan televisi, riset dan pengembangan, serta film-video-

fotografi. Tiga sub sektor yang memberikan kontribusi paling besar nasional

adalah fashion (30%), kerajinan (23%) dan periklanan (18%).

Maka pemanfaatan perca batik menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi

khususnya kerajinan tangan (handicraft) ini dapat digarap hingga sedemikian

rupa menjadi bagian dari pengembangan ekonomi kreatif. Yang juga akan

meningkatkan perekonomian nasional Indonesia.

Page 63: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Sekarang ini Laweyan sedang berbenah mengembangkan Laweyan

menjadi kawasan wisata berbasis lingkungan dan budaya atau cultural heritage

tourism yang akan meningkatkan kunjungan masyarakat baik domestic

maupun turis ke Laweyan. Pemanfaatan limbah perca batik menjadi sesuatu

yang bernilai ekonomi ini dapat dijadikan sebagai salah satu produk kerajinan

batik khas Laweyan yang mengusung tema peduli lingkungan.

Meningkatnya kunjungan wisatawan seiring dengan dikembangkannya

Laweyan menjadi kawasan wisata maka lebih mempermudah pemasaran

produk kain perca ini. Produk-produk ini dapat dijual melalui showroom-

showroom pedagang batik yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik

domestic maupun manca Negara. Melihat peluang pasar yang menyambut

baik, maka industri pengolahan kain perca ini mulai dilirik untuk ditekuni

secara serius.

Ide pemanfaatan kain perca di Laweyan berasal dari kepedulian

terhadap lingkungan oleh masyarakat Laweyan khususnya wanita yang gerah

melihat kain sisa menumpuk dipojokan ruang produksi mereka, maka

pemanfaatan limbah perca batik menjadi sesuatu yang memiliki dayaguna dan

memiliki nilai ekonomis ini pada akhirnya juga akan mengurangai

pencemaran lingkungan. Kreativitas dan kepedulian perempuan ini kemudian

ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan ketrampilan, pelatihan

management pengembangan usaha serta pelatihan tentang lingkungan. Hal

inilah yang akhirnya akan menjadikan wanita-wanita Laweyan ini menjadi

seseorang yang mandiri, inovatif, dan berwawasan lingkungan.

Page 64: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

D. Profil Kelompok yang Diberdayakan

Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup

bersama sehingga terdapat hubungan timbal-balik dan saling pengaruh

mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong menolong.

Menurut maclever dan page (1961) dalam Totok Mardikanto (1996).

Menurut Totok Mardikanto dalam L.V Ratna Devi (2008)

mengemukakan beberapa ciri kelompok yaitu:

1. Memiliki ikatan yang nyata

2. Memiliki interaksi dan interelasi antar anggotanya

3. Memiliki struktur dan pembagian tugas yang jelas

4. Memiliki norma tertentu yang disepakati bersama

5. Memiliki keinginan dan tujuan bersama

Kelompok dalam artian sosiologis dikategorikan menjadi 2 yaitu

kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer (utama)

ada hubungan yang akrab dan bersifat pribadi. Solidaritas timbul tanpa

disadari sehingga lebih banyak bersifat emosional daripada rasional.

Kelompok utama ini biasanya berbentuk kelompok-kelompok kecil dimana

anggotanya mengadakan hubungan tatap muka (face to face) spontan,

mempunyai tujuan bersama yang kadang-kadang bersifat implicit. Sedangkan

kelompok sekunder ditandai dengan hubungan-hubungan yang bersifat

impersonal, disamping adanya hubungan yang bersifat kontraktual, rasional,

dan resmi. Masing-masing anggota berhubungan dalam kapasitas tertentu dan

bukan sebagai pribadi yang menyeluruh (Soerjono Soekanto, 1986).

Page 65: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

L.V Ratna dalam bukunya mengemukakan pendapat beberapa ahli

bahwa Kelompok terbentuk karena:

1. masing-masing anggota mempunyai karakteristik yang sama

2. mempunyai kepentingan yang sama

3. mempunyai ikatan-ikatan afektif (perasaan) dan motivasi

membentuk hubungan antar individu

4. mempunyai tujuan bersama yang dicapai melalui pola interaksi

yang mantab dan masing-masing anggota memiliki perannya

sendiri-sendiri.

Birsstedt (1984) dalam Ratna Devi (2008) menggunakan 3 kriteria

untuk membedakan jenis kelompok yaitu ada tidaknya (a) organisasi, (b)

hubungan social di antara anggota kelompok, dan (c) kesadaran jenis.

Berdasarkan ketiga criteria tersebut Bierstedt kemudian membedakan empat

jenis kelompok:

· Kelompok statistic adalah kelompok yang tidak memenuhi ketiga

criteria Bierstedt

· Kelompok kemasyarakatan (social group) adalah kelompok yang

anggotanya hanya memiliki kesadaran akan persamaan diantara

mereka. di dalam kelompok ini belum ada kontak dan komunikasi

diantara para anggotanya, juga belum ada organisasi.

· Kelompok social (social group) adalah merupakan kelompok yang

anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan berhubungan satu sama

lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.

Page 66: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

· Kelompok asosiasi (association group) adalah kelompok dimana para

anggotanya mempunyai kesadaran jenis. Dalam kelompok ini

dijumpai persamaan kepentingan pribadi (like interest) maupun

kepentingan bersama (common interest). Adanya hubungan social,

adanya kontak dan komunikasi.

Banyaknya forum atau organisasi yang ada dalam suatu daerah dapat

mengindikasikan bahwa kepedulian dan kondisi keberdayaan masyarakat

untuk memajukan daerahnya cukup tinggi. Forum-forum yang terbentuk ini

diharapkan dapat menjadi wadah atau media untuk memajukan daerahnya,

sehingga pada akhirnya juga akan menyejahterakan masyarakatnya.

Di Laweyan sendiri kepedulian masyarakat akan kondisi dan potensi

daerahnya mulai meningkat, terbukti dengan terbentuknya organisasi-

organisasi atau lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti FPKBL (Forum

Pengembangan Kampung Batik Laweyan), Forum Peduli Lingkungan

Berbasis Gender. Sedangkan untuk lembaga atau kelompok usaha ekonomi

yang terbentuk yaitu Laweyan Art, Sentono (pecahan dari Laweyan Art),

Kelompok Usaha Bersama Kidul Pasar dan Klaseman, kemudian kelompok

yang baru terbentuk lagi tahun ini adalah Kelompok Belajar Usaha

Ketrampilan (KBUK). Kelompok-kelompok yang terbentuk ini diharapkan

dapat menyejahterakan anggota kelompoknya.

Dalam masyarakat yang sudah kelompok biasanya individu menjadi

anggota dari suatu kelompok tertentu. Para pengrajin atau pengusaha

membentuk kelompok-kelompok pergaulan dalam masyarakat yang memiliki

Page 67: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

tujuan dan kepentingan yang sama serta perasaan senasib. Mereka adalah

kelompok-kelompok kecil yang hubungan antara anggotanya saling merapat,

kenal mengenal antar anggota serta kerjasama erat yang bersifat pribadi

sebagai kelompok primer. (Soerjono Soekanto : 125-136).

Fungsi kelompok bagi individu menurut Robbins (2001) dalam Ratna

Devi (2008) adalah sebagai berikut:

1. Memberi rasa aman, dengan bergabung dalam kelompok seseorang

dapat menguarangi ketidakamanan dalam kesendirian. Seseorang

merasakan lebih kuat, merasa tidak ragu-ragu dan lebih menentang

pada halangan ketika menjadi bagian dari suatu kelompok.

2. Memberi status sosial: termasuk dalam kelompok berarti

dipandang penting oleh yang lain memberikan pengakuan dan

status untuk kelompknya.

3. Menambah harga diri: kelompok dapat memberikan orang dengan

perasaan bahwa harga dirinya berharga. Hal itulah untuk

menambahkan status pada kelompok luar, anggota dapat

menambah perasaan dihargai dalam anggota kelompok itu.

4. Memenuhi kebutuhan beraifliasi: kelompok dapat memenuhi

kebutuhan social. Seseorang menikmati interaksi terus menerus

yang dating dari anggota kelompok. Bagi banyak orang, dalam

interaksi pekerjaan merupakan sumber utama bagi pemenuhan

kebutuhan berafiliasi mereka.

Page 68: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

5. Memberi kekuatan: apa yang tidak bisa dicapai secara individu

sering muncul dalam tindakan kelompok. Hal inilah kekuatan

dalam anggota.

6. Wahana pencapaian tujuan: ada saatnya ketika hal itu ditempatkan

lebih dari seorang untuk menyelesaikan suatu tugas rutin, ada

kepentingan untuk talenta, pengetahuan, atau kekuatan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan.

Laweyan Art merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang

dibentuk oleh masyarakat untuk mencapai tujuan bersama yaitu untuk

mengembangkan usaha handicraft. Dengan membentuk sebuah kelompok

usaha bersama ini diharapkan akan ada kerjasama yang terjalin diantara para

anggota, adanya pertukaran informasi mengenai buyer, trend produk terbaru,

info pasar, pembagian kerja bahkan juga berbagi pengetahuan. Dengan begitu

mereka dapat mengembangkan usaha bersama-sama sehingga tercapai

pemenuhan kebutuhan oleh masing-masing individu pada khususnya serta

masyarakat pada umumnya. Dengan tercapainya kebutuhan-kebutuhan

kompleks dalam masyarakat kemudian juga meningkatkan taraf hidup

keluarga dalam masyarakat laweyan tersebut.

Laweyan Art terbentuk setelah adanya pelatihan ketrampilan

memanfaatkan kain perca bagi ibu-ibu PKK yang diselenggarakan oleh

Disperindag. Berikut ini adalah selayang pandang mengenai kelompok

tersebut:

Nama kelompok : Laweyan Art

Page 69: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Berdiri pada : 28 November 2007

Jumlah anggota : 12 Orang

Kegiatan : 1. Pertemuan rutin 1bulan sekali

2. Pembayaran angsuran bantuan

3. Pembuatan Proposal Kelompok untuk Pengajuan

bantuan Dana

Kepengurusan :

Ketua : Dyah Ayu Sarastuti

Wakil ketua : Rina Anggraeni

Sekretaris : Satiti Wahyu R

Anggota :

1. Syafarudin Nasution

2. Dewi Waraswati

3. Mika Parida

4. Kristysningsi

5. Puji Hartiwi

6. Sri Lestari, SH

7. Sri Suwarni

8. Arini Wiji Utami

9. Harsodi

Beberapa anggota dari kelompok ini mengembangkan usaha

pembuatan handicraft yang memanfaatkan limbah batik berupa kain perca,

sedangkan yang lain pada dasarnya adalah pengusaha konfeksi yang juga

Page 70: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

membuat membuat handicraft dan bersedia menerima pesanan handycraft dari

bahan kain perca batik. Untuk mengembangkan usaha bersama ini

memerlukan usaha dan kerjasama dari berbagai pihak. Maka dari itu,

kelompok ini mengajukan proposal permohonan bantuan baik teknis maupun

modal kepada dinas-dinas/ lembaga yang terkait.

E. Pihak-Pihak yang Memberdayakan Perempuan dalam Pengelolaan

Limbah Perca Batik di Kelurahan Laweyan.

Adapun pihak-pihak yang memberdayakan perempuan dalam

pengelolaan limbah batik berupa kain perca adalah:

· Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Surakarta.

Membantu dalam hal pemasaran produk seperti informasi untuk

mengikuti pameran-pameran dan memberikan bantuan dalam bentuk

alat produksi yang sebelumnya telah melalui proses pengajuan

proposal permintaan bantuan, dari kelompok yang bersangkutan

membuat proposal permohonan bantuan kepada Disperindag,

kemudian dinas menindaklanjuti dengan memantau daerah atau

kelompok yang bersangkutan dan mengkroscek dari data yang ada.

Selain itu Disperindag juga mengadakan pelatihan-pelatihan

peningkatan kapasitas diri dan pengembangan ketrampilan.

· DED (Lembaga Donor Pemerintah Jerman) memberikan bantuan dana

yang diberikan melalui Disperindag.

Page 71: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

· Dinas Koperasi: sebagai dinas pemerintahan yang mempunyai fungsi

perumusan kebijakan teknis dibidang koperasi dan usaha mikro kecil

menengah (UMKM) seta penyelenggaraan sosialisasi memberikan

bantuan dana modal serta informasi untuk mengikuti pameran-pameran

yang diadakan oleh dinas-dinas koperasi.

· Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan sebagai sebuah

forum yang memfasilitasi pengembangan kampung batik Laweyan,

menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk memberikan pelatihan

bagi ibu-ibu PKK.

Gambar 4. Skema lembaga kerjasama dalam pemberdayaan pengelolaan

limbah batik perca

Laweyan Art

Disperindag Surakarta

DED (Lembaga Donor Jerman)

FPKBL

Dinas Koperasi & UMKM Surakarta

UPPKS

Page 72: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB III

KONDISI PEREMPUAN, INDIKATOR DAN STRATEGI

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH

PERCA BATIK

A. KONDISI PEREMPUAN SEBELUM DIBERDAYAKAN

Tujuan utama pemberdayaan adalah untuk memperkuat kekuasaan

masyarakat, khususnya kelompok yang memiliki ketidakberdayaan.

Ketidakberdayaan ini baik dikarenakan oleh kondisi internalnya yaitu persepsi

mereka sendiri, maupun karena kondisi eksternal yaitu karena system dan

struksur social yang tidak adil. Ketidakberdayaan juga seringkali disebabkan

oleh beberapa factor antara lain ketiadaan jaminan ekonomi, ketiadaan

pengalaman dalam arena politik, ketiadaan akses terhadap informasi,

ketiadaan dukungan finansial, ketiadaan pelatihan-pelatihan dan adanya

ketegangan fisik maupun emosional.

Masyarakat yang berdaya adalah yang mampu mengatasi

permasalahan yang dihadapi dengan segala potensi dan sumberdaya yang

dimiliki. Dan untuk mencapai derajat keberdayaan itu haruslah melalui proses

yang berkelanjutan.

Minimnya kesadaran individu/kelompok sebagai akibat dari motivasi

yang kurang memadai untuk merubah dan memperbaiki kondisi kehidupan

inilah masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Berangkat dari

keinginan seseorang untuk merubah keadaan dirinya maka seseorang akan

Page 73: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

bergerak kemudian mengalami perubahan sehingga menjadi berdaya. untuk

mencapai hal tersebut maka dibutuhkan pihak lain yang dapat membantu

membuka wawasan kesadaran diri, wawasan pengetahuan serta membantu

mengembangkan diri. Disinilah peran pihak-pihak pemberdaya diperlukan.

Yaitu Untuk membantu menumbuhkan kesadaran dan inisiatif dalam diri

individu maupun kelompok.

Masyarakat yang sudah terlalu lama berkutat dalam kemiskinan atau

kesulitan hidup sering terjebak dan larut dalam kondisi keadaannya tersebut,

mereka seolah menerima keadaan dan menikmatinya. Seperti tidak ada

permasalahan dalam kehidupan karena sikap penerimaan keadaan yang begitu

saja ini. Akan tetapi dalam menjalani kehidupan manusia tidak pernah lepas

dari permasalahan yang harus dihadapi dan diselesaikannya. Seseorang tidak

akan dapat menyelesaikan masalah jika ia tidak tahu permasalahan apa yang

dihadapinya. Maka langkah awal untuk menyelesaikan masalah adalah dengan

mengidentifikasi masalah yang dihadapi.

Loekman dalam bukunya kemiskinan, perempuan dan pemberdayaan

mengungkapkan bahwa manusia sebenarnya memiliki strategi sendiri untuk

dapat memecahkan permasalahan kesempatan kerja. Yaitu strategi “Self

employment” atau menciptakan kesempatan bekerja untuk dirinya sendiri.

Dan sector informal menjadi manifestasi dari strategi tersebut. Maka disinilah

sebenarnya masyarakat hanya perlu dibukakan wawasan dan kesadaran

dirinya bahwa mereka sebenarnya memiliki potensi yang dapat dikembangkan

untuk dapat menyelesaikan masalahnya terlebih masalah ekonomi mereka. Hal

Page 74: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

ini juga dapat dimaksudkan untuk membentuk suatu mentalitas masyarakat

yang mandiri tidak menggantungkan hidupnya terhadap bantuan orang lain

atau Negara. Bantuan Dana yang diberikan secara langsung dari pemerintah

seringkali hanya mampu menjawab persoalan hari ini, seperti bagaimana kita

memperoleh makanan untuk hari ini dan makan apa kita hari ini. Hal ini tidak

menyelesaikan persoalan jangka panjang. Uang yang telah dibagikan bagi

masyarakat yang tidak mampu tersebut pada akhirnya akan cepat habis. Jika

pemberian bantuan secara langsung tersebut juga disertai dengan pembekalan

terhadap penerima mengenai bagaimana memanfaatkan uang tersebut agar

tidak habis seketika, atau masyarakat di dorong untuk menggunakan potensi

yang dimiliki dengan memberikan pelatihan-pelatihan ketrampilan pada

akhirnya masyarakat akan menjadi lebih mandiri dan kreatif untuk

menggunakan bantuan modal yang telah ia peroleh. Dengan begitu jumlah

penerima bantuan langsung secara langsung dapat berangsur-angsur berkurang

seiring dengan tumbuhnya kemandirian masyarakat.

Secara umum Laweyan sebagai sector industry batik sebenarnya

memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan baik dalam hal ekonomi

maupun pariwisata. Hadirnyan Forum Pengembangan Kampoeng Batik

Laweyan mulai menghidupkan kembali geliat perkembangan laweyan yang

dimotori oleh Alfa Pabela. Laweyan yang secara umum sudah mulai

berkembang, akan tetapi derap perkembangan ini tidak dapat diikuti oleh

semua masyarakat. Masih ada sebagian golongan masyarakat yang tidak

peduli dengan perkembangan wilayahnya, keramaian yang ada disekitarnya.

Page 75: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Kurangnya kesadaran dari masyarakat inilah yang membuat masyarakat tidak

dapat memandirikan dirinya sendiri serta tidak dapat mengikuti perkembangan

pembangunan Laweyan menjadi daerah wisata dan heritage.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh salah seorang

informan:

“Setelah FPKBL terbentuk laweyan mulai rame dikunjungi orang, akan

tetapi masyarakat ada juga yang tidak mau tahu dengan perkembangan

Laweyan. Ada turis datang ya mereka hanya duduk diam di depan rumah

menonton. Acuh tak acuh githu mba’ tidak peduli.” (wawancara dengan

pak Widiarso)

Laweyan yang sebenarnya banyak membuka peluang untuk bisa

dikembangkan, dari aspek budaya sudah tidak diragukan lagi bahwa laweyan

memiliki keterkaitan langsung dengan sejarah berdirinya sarekat dagang

islam. Apalagi Laweyan sekarang sudah ditetapkan sebagai kota harritage

serta menjadi pilot projek untuk pengembangan kampung wisata di Surakarta

sehingga dikembangkan menjadi salah satu tujuan wisata bagi para wisatawan.

Maka semakin membuka pintu pengembangan potensi yang ada di laweyan.

Dan pengembangan ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya, dibutuhkan

kerjasama berbagai pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat serta pihak

swasta yang dapat bekerja sama untuk mengembangkan laweyan menjadi

daerah harritage dan wisata. Senada dengan keterangan salah satu informan:

“Sebenarnya kalau mau ya mba dilaweyan ini banyak yang bisa

dikembangkan dan dimanfaatkan. Misalnya pemuda-pemuda itu bisa

menjadi guide (mengantar turis keliling melihat laweyan) atau bahkan

masyarakat bisa menyewakan rumahnya, bisa juga menjadi tukang parker,

Page 76: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

yang ibu-ibu bisa membuat kerajinan, souvenir dari kain batik atau

membuka rumah makan dan toko oleh-oleh. Dan masih banyak lagi yang

bisa menghasilkan uang kalau mau dikerjakan. Laweyan ini kalau

berkembang dan banyak dikunjungi orang baik local maupun manca

masyarakat juga yang akan dapat menikmati hasilnya. Tapi kembali lagi,

masyarakat disini banyak yang belum mau bergerak kalau ndak dikasih

bantuan langsung, atau dituntun untuk mempunyai inisiatif memanfaatkan

sumber daya yang ada. Kesadaran mereka masih kurang mba.”

(wawancara dengan pak widhiharso).

Kepedulian beberapa orang terhadap pembangunan wilayah dengan

memanfaatkan potensi local yang ada akan kurang maksimal hasilnya

manakala tidak ada kerjasama dan sinergi dalam proses pengembangan

tersebut. Kerjasama berbagai pihak baik dari anggota masyarakat laki-laki

maupun perempuan, pemerintah setempat serta instansi terkait akan menjadi

kekuatan besar tercapainya tujuan pembangunan suatu wilayah menuju ke

arah perbaikan dan pengembangan.

Mengacu pada penjelasan salah satu informan tersebut diatas dapat

dilihat bahwa perempuan-perempuan Laweyan juga memiliki potensi yang

dapat dikembangkan. Mayoritas dari perempuan Laweyan memiliki

ketrampilan menjahit, mereka juga terbiasa untuk membantu orang tua mereka

dalam kegiatan rumah tangga seperti memasak, membantu berjualan.

Perempuan-perempuan Laweyan juga memiliki kemampuan untuk mengatur

keuangan karena pengelolaan keuangan keluarga berada dalam tanggung

jawab mereka. sebagian besar perempuan-perempuan ini juga melakukan

pekerjaan sampingan untuk membantu menambah pendapatan keluarga.

Page 77: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Laweyan pada masa kejayaan memang terkenal dengan ciri khasnya

dimana banyak perempuan-perempuan yang menjadi saudagar dan pengusaha

batik berkat ketelatenannya dalam menuangkan malem di lembar-lembar kain

menjadi sebuah kain bermotif batik, serta keuletan perempuan-perempuan

Laweyan dalam mengelola keuangan keluarga dan perdagangan kain batik

mereka. Hal ini menjadikan perempuan sebagai pemegang pengelolaan uang

sepenuhnya dalam keluarga. Kondisi tersebut berubah ketika batik printing

mulai masuk di Laweyan pada abad 20an. Ketelatenan perempuan dalam

proses pembatikan mulai digantikan oleh laki-laki yang memiliki kemampuan

untuk menggunakan alat-alat cap batik. Industry batik di Laweyan lebih

memilih menggunakan cap untuk memproduksi batik karena dirasa lebih

efisien dan lebih cepat menghasilkan kain batik. Seiring berkembangnya batik

printing maka usaha saudagar-saudagar perempuan ini mulai meredup.

Laweyan yang sebelumnya memang banyak diramaikan dan di dominasi oleh

perempuan dalam hal aktifitas produksi mulai lesu. Kondisi Usaha perempuan

ini selama beberapa tahun menjadi seperti hidup segan matipun tak mau. Anak

keturunannya pun hidup dengan mengenang kejayaan masa silam, masa

kejayaan orang tua mereka yang mampu membangun rumah besar dengan

tembok tinggi. Sikap penerimaan keadaan seperti ini kemudian menjadikan

masyarakat Laweyan khususnya perempuan menjadi seolah tidak peduli

dengan geliat perubahan yang ada. Mereka menjadi tidak memiliki inisiatif

untuk merubah keadaan karena larut dalam kesedihan pudarnya kejayaan masa

silam.

Page 78: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Senada dengan yang diungkapkan salah satu informan:

“Dulu perempuan-perempuan laweyan itu kaya mba” rumahnya gedongan.

Tapi setelah muncul batik printing jadi sepi. Nah karena larut dalam

kenangan kejayaan orang tua di masa lalu orang-orang jadi males, cuma

jagongan gak mau merubah keadaan. Terus muncul FPKBL yang didirikan

oleh pak Alfa bersama masyarakat jadi mulai agak rame. Tapi tidak

semuanya mau ikut mbangun laweyan dan mau berusaha berubah mba.

Lah wong sudah tak tawari untuk saya ajari membuat tas batik seperti ini,

menjahit atau membuat kue juga tidak mau. Alasannya katanya gak punya

bakatlah, kurang telaten, ga ada waktu, anaknya gak ada yang

nungguinlah, sakitlah.” (wawancara dengan bu Harsodi).

Melihat kondisi dari penjelasan beberapa informan diatas, maka dalam

proses pemberdayaan pembangunan mental positif masyarakat sangat

diperlukan, khususnya bagi perempuan. Pembangunan mental positif tersebut

yaitu secara terus menerus menumbuhkan mental perempuan untuk mau dan

mampu berusaha, bahwa mereka juga memiliki kemampuan dan bisa

memainkan peran-peran ekonomi, serta berkontribusi bagi keluarga dan

pembangunan sekitarnya. Untuk menumbuhkan mental positif seperti ini

AMT (achievement motivation training) digunakan sebagai suatu kegiatan

yang membantu peserta untuk dapat mengenal dirinya beserta potensi yang

dimiliki. Dengan pengenalan diri, baik kekurangan dan kelebihan beserta

potensi yang dimiliki maka individu menjadi tahu apa yang dapat mereka

lakukan dengan potensi dan kelebihan yang dimiliki.

Senada dengan penjelasan ibu Ayu:

“Kami pernah dapat pelatihan AMT mba’. Setelah ikut pelatihan ini kami

jadi tahu apa kelebihan dan kekurangan kami, sehingga kami jadi tahu

Page 79: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

bagaimana memanfaatkan kelebihan kami. Selain itu, kami jadi makin

semangat bekerja dan berusaha setelah mengikuti pelatihan mba.”

Program AMT merupakan pelatihan yang memungkinkan peserta

untuk mengenal potensi diri sendiri, mengenal pribadi orang lain dan mencoba

mensinergiskan keduanya. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan AMT ini

peserta akan dapat mengetahuai kelebihan dan kekurangannya sebagai sesuatu

yang melekat secara alami, serta mempunyai motivasi kuat untuk berprestasi.

Selain minimnya kesadaran diri akan potensi yang dimiliki perempuan

juga terjebak pada kurangnya pengetahuan dan informasi yang mereka miliki.

Karena ranah mereka hanya berkutat pada ranah domestic, sehingga sulit

untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang mereka butuhkan.

Pengetahuan yang minim ini kemudian membuat mereka tidak memiliki

kemampuan dan ketrampilan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Seperti dituturkan oleh seorang informan:

“sebelum ikut pelatihan-pelatihan itu saya ya hanya menjahit baju-baju

batik biasa. Lihat ada kain batik sisa menjahit ya hanya saya tumpuk

kemudian dibiarkan begitu saja. Kalaupun saya gunakan paling-paling saya

jadikan kain lap. Tapi setelah ikut pelatihan bersama ibu-ibu PKK lainnya

saya jadi bisa membuat tas dari kain-kain sisa jahit. Yang kemudian

berlanjut pada kerajinan lain seperti baju anak, sprei, kemaren saya juga

ikut lomba membuat bunga dari kain batik” (Wawancara dengan bu

Harsodi)

“Dulu saya belum punya showroom, menjahit juga cuma sedikit-sedikit.

Tapi setelah ikut pelatihan-pelatihan, ilmu dan pengetahuan saya jadi

bertambah. Ide membuat karya juga semakin cemerlang saja. Hehehe…

Page 80: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Kemudian saya memiliki inisiatif untuk mulai menekuni dan

mengembangkan usaha pembuatan handicraft dari kain sisa batik dan

akhirnya saya berani membuka showroom di depan rumah ini.”(wawancara

dengan bu Rina)

Penjelasan dari informan tersebut menunjukkan bahwa bertambahnya

pengetahuan dan pengalaman membuat seseorang berani mengambil resiko

untuk melakakun sebuah perubahan. Maka sebelum adanya pelatihan-

pelatihan yang diberikan pada ibu-ibu PKK Laweyan, kebanyakan ibu-ibu

hanya mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi rutinitas mereka.

Menurut Loekman dalam bukunya kemiskinan, perempuan dan

pemberdayaan mengungkapkan bahwa kaitannya dengan pemberdayaan yang

bermaksud untuk memandirikan individu maupun masyarakat yang juga

penting untuk dilakukan adalah usaha untuk mengembangkan sumber daya

manusia. Untuk mengembangkan sumber daya manusia dapat dilakukan

dengan menaikkan kualitas ketrampilan dan memperkuat mental ideologis

manusianya. Selain itu juga harus di kembangkan pula budaya execellent

(budaya untuk menjadi pintar) bukan menjadi mediokritas (yaitu berorientasi

pada kepuasan hasil yang berkualitas kelas dua, dan takut bersaing.) hal ini

harus ditanamkan tanpa meninggalkan integritas terhadap kelompok. Sehingga

mental yang sudah terbangun dengan baik untuk bersaing secara sehat. Bukan

menindas yang lemah. (Loekman Sutrisno:1997)

Dalam setiap masyarakat selalui dijumpai sumber-sumber yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhannnya. Bedanya adalah ada masyarakat

yang memiliki sumber-sumber yang relative melimpah, tetapi ada pula yang

Page 81: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

terbatas. Sehingga diperlukan upaya untuk mendayagunakan dan

memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki untuk dapat memenuhi

kebutuhan.

Permasalahan lain yang muncul dalam kelompok adalah rendahnya

perekonomian keluarga. Perempuan-perempuan di Laweyan ini banyak yang

menjadi buruh di industry batik, atau menjadi buruh jahit pada seorang

juragan batik maka pendapatan yang diperoleh pun hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk kebutuhan dapur. Meskipun

anggota keluarga laki-laki bekerja hasilnya tetap saja tidak menyisakan uang

untuk modal usaha karena sudah digunakan untuk biaya sekolah anak. Hal ini

senada dengan penuturan dalah satu informan yang saya wawancarai ketika di

rumah ibu Dewi Nasution sebagai berikut:

“Untuk menjahit satu baju ini saya dapat Rp.12.500,00 maka hanya cukup

untuk membeli kebutuhan dapur mba, Uang hasil kerja bapaknya sebagai

pedagang asongan untuk biaya sekolah anak-anak yang mulai mahal. Jadi

ya sudah tidak ada sisanya mba. Bagi saya yang penting anak-anak bisa

sekolah untuk membuka usaha sendiri belum berani kalau harus

menggunakan uang cadangan sekolah anak-anak.” (wawancara ibu Wati)

Keterangan tersebut senada dengan penjelasan dari Bu Harsodi:

“Banyak juga ko mba orang sekitar sini yang minim pendapatannya lihat

saja mereka yang hanya duduk dipojokan pertigaan tadi, yang kerja hanya

istrinya jadi buruh jahit, jadi ya uangnya hanya cukup untuk makan dan

biaya sekolah anak-anak meskipun agak kesulitan juga”. (wawancara

dengan Bu Harsodi).

Meskipun data informasi dari kelurahan menyebutkan bahwa Laweyan

termasuk kelurahan yang paling sedikit warganya yang menjadi penerima

Page 82: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BLT, akan tetapi pada kenyataannya sebagian warganya masih hidup dengan

pendapatan yang minim dari hasil menjadi buruh industry dan buruh jahit.

Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan seringkali juga menjadi

kendala untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Kemampuan yang

hanya mampu memenuhi kebutuhan primer saja pun membuat individu tidak

memiliki inisiatif dan ambil resiko untuk membuka usaha lain diluar pekerjaan

pokok mereka, yang diutamakan terlebih dahulu adalah bagaimana mereka

dapat memenuhi kebutuhan untuk makan dan sekolah anak-anak. Meskipun

sebenarnya mereka memiliki keinginan untuk mencoba melakukan hal lain

guna menambah pemasukan akan tetapi mereka tidak memiliki cukup biaya

dan keberanian untuk memulainya sehingga keinginan hanya menjadi sebatas

mimpi di awang-awang tanpa adanya biaya, keberanian dan kesempatan.

Keadaan ekonomi yang minim berkaitan dengan persoalan modal.

Perempuan-perempuan di Laweyan untuk membuka sebuah usaha juga

terkendala pada persoalan modal. Modal seringkali menjadi kebutuhan utama

untuk memulai sebuah usaha. Untuk membuat sebuah produk maka

diperlukan modal baik untuk membeli alat-alat produksi maupun bahan baku

produk. seperti penjelasan salah satu informan:

“Untuk membuat tas-tas seperti ini saya memerlukan biaya untuk membeli

alat-alat jahitnya mba’. Kadang-kadang kalau pas tidak ada sisa kain ya

saya harus membelinya pada juragan batik atau industry batik. Meskipun

harganya memang agak murah tapi kan terkadang uangnya sudah dipake

untuk kebutuhan lain-lain. Saya juga Cuma punya 1 mesin jahit, itu pun

dapet dari bantuan dinas koperasi jadi kalau ada pesanan banyak

Page 83: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

terkadang gak bisa memenuhinya karena gak ada yang bantuan.”

(wawancara bu Harsodi).

“Kalau pas ada pesanan banyak kadang-kadang saya kesulitan untuk

mencari modal mba. Dana bantuan hanya berupa mesin jahit yang

pembayarannya dapat diangsur tiap bulan.” (wawancara dengan bu

Satitik)

“Masyarakat seringkali mengeluhkan kalau tidak memiliki biaya atau

modal pertama untuk dapat membuat suatu karya. Gak ada uang ya gak

bisa memproduksi barang begithu kata mereka. Maka PNPM memberikan

pinjaman uang untuk digunakan sebagai modal awal membeli bahan yang

kemudian barang hasil produksinya kami beli untuk kemudian kami

pasarkan kembali. Jadi sistemnya seperti pesanan dengan memberikan

uang muka begitu.”(wawancara dengan staff PNPM Laweyan.)

Dalam memenuhi pesanan dalam skala besar tidak jarang para

pengrajin ini melakukan kerjasama antar pengrajin. Mereka membagi pesanan

sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Dengan seperti ini maka para

pengrajin akan tetap berkoordinasi, membagi informasi, dan membagi

pekerjaan. Senada dengan informasi bu Satitik:

“Biasanya saya dapat pesanan untuk membuat dompet-dompet kecil atau

kipas untuk souvenir githu mba’. Tapi karena kualahen tidak dapat

mengerjakannya sendiri saya minta bantuan pada teman-teman yang lain.

Kadang saya juga hanya menyarikan order pesanan kemudian saya suruh

yang lain yang membuat githu. Kemampuan orang kan beda-beda mba ada

yang pinter bikin barang tapi gak pinter jualnya, ada juga yang pinter nyari

orderan tapi barang buatan kurang bagus.”

Setelah dapat memproduksi suatu barang yang menjadi persoalan

selanjutnya adalah bagaimana memasarkan produknya. Biasanya perempuan-

Page 84: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

perempuan yang membuat handicraft memasarkan produksinya dengan

menitipkannya di showroom-showroom miliki pengusaha industry batik.

“Untuk pemasarannya saya tidak begitu susah mba” karena biasanya saya

titipkan di showroom miliki juragan-juragan batik itu, mereka menerima

berapa pun jumlahnya. Tapi kalau belum punya tempat yang tetap memang

agak susah juga. Bisa membuat suatu barang tapi tidak bisa menjual dan

laku ya sama saja, rugi. Harus mencari dulu siapa yang mau dititipi… Dulu

saya menawarkan langsung pada pemilik showroom, juragan batik yang

punya toko di klewer juga saya tawari. Setelah mereka tahu barang buatan

saya kemudian mereka sering memesan untuk dibuatkan suatu barang

dalam jumlah yang lumayan. Pernah juga dapat pesanan dari luar negeri,

showroom yang ngasih tahu.“ (wawancara dengan ibu Ayu)

Namun tidak semua dapat memasarkan produknya. Beberapa orang

dapat membuat suatu produk akan tetapi kemudian bingung untuk

memasarkannya. Untuk mendapatkan palanggan atau pemesan tetap tidaklah

mudah. Disinilah diperlukan kepandaian dan keuletan untuk dapat membuka

pasar, menjalin kerjasama dengan pihak lain yang dapat memasarkan produk

yang sudah dihasilkan. Dengan kepandaian berkomunikasi maka jaringan

yang terbentuk akan semakin banyak, sehingga pasar yang terbuka pun

menjadi lebar. Tidak perlu lagi mencari siapa yang mau dititipi, tapi justru

pembuat kerajinanlah yang dicari untuk memesan barang.

Para pengrajin tidak sekedar harus mempunyai ketrampilan berdagang,

melainkan juga harus mulai menggunakan tenaga atau jasa pengrajin lain

dalam proses produksi. Hubungan kerja antara pengrajin tidak dibingkai oleh

interaksi antara pemberi kerja dan pekerja. Para pengrajin ini pada umumnya

Page 85: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

memiliki peralatan dan tempat kerja sendiri. Mereka dapat membeli barang

mentah sendiri dan kemudian menjual barang produksinya langsung pada

konsumen. Atau mereka juga dapat berbagi kerja dalam menyelesaikan

pesanan.

Kemudian berdasarkan kondisi diatas, setelah mengikuti pelatihan dari

Disperindag muncullah keinginan yang kuat dari para peserta untuk

mengembangkan usaha mereka maka mereka membentuk kelompok usaha

bersama, yaitu Laweyan Art. Kelompok ini adalah sebagai sebuah wadah

untuk menjalin kerjasama dan koordinasi antar anggotanya. Melalui kelompok

usaha bersama ini kelompok dapat lebih mudah untuk mengajukan proposal

pada dinas terkait untuk memperoleh bantuan material maupun immaterial.

Mereka juga dapat berbagi informasi mengenai pasar serta dapat berbagi

pekerjaan ketika mereka mendapatkan banyak pesanan dan tidak mampu

menyelesaikannya sendiri, maka pesanan akan dibagi pada anggota yang lain.

Mulai tahun 2007 masyarakat mulai peduli dengan lingkungannya,

melihat ada banyak kain perca sisa jahitan mereka mulai berfikir untuk dapat

memanfaatkannya agar mengurangi timbunan sampah. Karena kalau di buang

sampah jenis kain seperti ini tidak dapat terurai jika tidak dibakar. Maka

mereka mulai memanfaatkan kain yang sudah tidak terpakai ini agar tidak

menimbulkan limbah baru serta dapat menambah pemasukan dan dapat

dijadikan sebagai terobosan usaha baru. Hal ini senada dengan informasi yang

didapat dari ketua Laweyan Art ibu Ayu:

Page 86: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

“Awalnya kami mengikuti pelatihan dari Disperindag mba’ kemudian kami

sepakat untuk membentuk kelompok usaha bersama (KUB) yang kami beri

nama Laweyan Art. Anggotanya ya ibu-ibu yang kebanyakan sudah

memiliki usaha konfeksi. Hal ini untuk memudahkan kami memperoleh

bantuan dari dinas mba.”

“Usaha untuk memanfaatkan sesuatu yang dianggap sudah tidak berguna,

selain menambah pemasukan bagi saya juga dapat mengurangi limbah

yang ada dilingkungan kita kan mba’. Dengan begitu kita jadi lebih

memperhatikan lingkungan.” (wawancara ibu Dewi)

Dalam kelompok semacam ini proses belajar bersama berlangsung.

Mereka dapat saling membantu, mengajari dan berbagi informasi. Bila

kemampuan individu yang telah berkembang dipadukan secara bersama-sama,

maka akan muncul peningkatan kinerja kelompok. Dan secara otomatis

masing-masing individu akan menjadi mandiri mengembangkan potensi yang

dimiliki. Hal ini tanpa menutup diri untuk menjalin kerjasama dengan orang

lain. Sehingga hubungan yang berlangsung antar anggota kelompok disini

bukan lagi pemberi pekerjaan dan penerima pekerjaan. Akan tetapi mitra

sejajar yang sama-sama memiliki kemampuan yang dapat disinergikan untuk

dapat mengembangkan usahanya.

Pembangunan sebagai suatu proses untuk menciptakan hubungan

serasi antara sumber-sumber yang ada dengan kebutuhan masyarakat sehingga

tercapai kondisi kesejahteraan yang semakin meningkat dalam aspek fisik,

ekonomi, mental dan social. (Sartono Wirjosoemartono:20).

Di lain pihak hakikat pemberdayaan adalah pemberian kekuasaan

terhadap setiap orang (empower to everybody). Kekuasaan harus

Page 87: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

didistribusikan pada setiap orang agar semua orang dapat mengaktualisasikan

diri. Akan tetapi pendapat ini akan menimbulkan anarki dan chaos (tanpa

aturan, saling bersaing). Maka yang memungkinkan atau realistis adalah

pendapat bahwa pemberdayaan adalah penguatan pada yang lemah tanpa

menghancurkan yang kuat. (power to powerless).

Dilapangan juga ditemukan bahwa masyarakat yang miskin khususnya

perempuan yang hanya menjadi buruh industry atau hanya sebagai buruh jahit

sulit untuk berkembang. Mereka hanya melakukan pekerjaan yang diberikan

oleh majikannya dan sudah menjadi kebiasaannya. Sehingga tidak ada inisiatif

atau ide untuk membuat produk baru.

Pembagian kerja yang diberikan oleh majikan pada buruh seperti

hanya menjadi tukang jahit, atau menjadi pengobras saja yang dimaksudkan

untuk meningkatkan efisiensi sebenarnya menyebabkan pemisahan social

antara buruh dan pemberi kerja atau pemilik, juga menyebabkan pemisahan

intelektual antara buruh dan tenaga ahli tenaga administrasi. Dalam

msayarakat industry Pemisahan intelektual ini semakin mengukuhkan

anggapan bahwa bagian-bagian tertentu lebih penting atau lebih prestigious

dibandingkan dengan bagian-bagian lain. Buruh tidak hanya terkoordinasi,

melainkan juga semakin dikuasai oleh pemilik, pengguna atau pembagi kerja.

Tidak mengherankan apabila kemudian buruh menjadi tidak memiliki

kesempatan untuk merubah status dan keadaan mereka. (Sunyoto

Usman.1988: 91 )

Page 88: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Ketrampilan yang laku jual menjadi basis penghargaan, mereka

(majikan) yang mempunyai ketrampilan semacam itu selalu berusaha

mengontrol kondisinya agar tidak tersaingi, maka ketrampilan yang telah

diperoleh terkadang tidak dibagi atau di ajarkan pada buruh yang bekerja

pada mereka. disamping itu pemilik sendiri selalu berusaha sedemikian rupa

sehingga proses produksi tidak sangat tergantung pada orang-orang yang

memiliki marketable skill tersebut. Untuk cara yang paling murah adalah

membagi pekerjaan pada element-element kecil dan tidak perlu member

kesempatan pada pekerja untuk mengikuti training tertentu. Aktivitas kerja

diusahakan berjalan rutin saja, menonton sesuai dengan jenis pekerjaan atau

kegiatan yang telah di bebankan. Dalam kondisi demikian pengetahuan dapat

dimonopoli dan proses produksi pun menjadi mudah dikuasai.

Pada saat melakukan wawancara peneliti melihat secara langsung

bagaimana pembagian yang terjalin antara buruh dan majikan. Disitu

majikanlah yang membuat pola diatas selembar kain batik, kemudian

memotongnya menurut pola. Baru kemudian diberikan pada buruh untuk

dijahit dirumah.” Hal demikian maka mematikan kratifitas perempuan lain

yang dalam hal ini adalah buruh perempuan. Mereka yang bekerja sebagai

buruh hanya dapat mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaannya.

Majikan pun tidak memberi kesempatan pada buruhnya untuk melakukan

pekerjaan di luar yang biasa ia berikan. Buruh tersebut mengungkapkan

bahwa:

Page 89: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

“saya tidak bisa membuat pola mba” ibu (juragan) lah yang membuat pola

seperti ini saya biasanya hanya menjahit saja.” (wawancara dengan ibu

Wati)

Selain itu adanya kapitalisme oleh majikan. Sehingga masyarakat yang

kurang mampu menjadi tidak dapat bergerak untuk maju memperbaiki

kehidupannya. Dengan penguasaan semua sumberdaya ekonomi oleh

beberapa orang maka masyarakat yang lain menjadi tidak memiliki kekuatan

untuk mengembangkan usahanya. Tumbuh pula dalam kehidupan masyarakat

keegoisan individu dan kurangnya kebersamaan sehingga hanya berharap

dirinya sajalah yang akan hidup makmur dan dapat menguasai sumberdaya.

Pengetahuan yang didapatkan tidak dibagi dengan orang lain karena

kekhawatiran usahanya tersaingi. Keegoisan seperti itu menumbuhkan pula

keinginan untuk mempengaruhi orang lain. Dengan kekuasaanya

mempengaruhi maka roda perekonomian dalam kendalinya. Mereka yang

tidak memiliki cukup modal hanya menjadi buruh yang akan selalu patuh

tehadap perintah majikan tanpa bisa mengekspresikan diri dan keinginannya.

Jika ada inisiatif untuk membantu maka tindakan tersebut berdasarkan pada

penaklukan terhadap individu yang diberikan bantuan. Sehingga bantuan yang

diberikan akan semakin mengikat individu yang diberikan bantuan untuk

secara rela mengabdikan dirinya pada pemberi bantuan. Hal tersebut senada

dengan keterangan pak widhi selaku kepala bidang penelitian dan

pengembangan FPKBL:

Page 90: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

“Tidak semua masyarakat khususnya perempuan dapat mengikuti pelatihan

akan tetapi kami mengharapkan peserta yang telah ikut dapat mengajari

perempuan yang lainnya. Namun kenyataannya seringkali setelah ikut

pelatihan mereka tidak mau menularkan ilmunya pada yang lain, disimpan

sendiri ilmunya, biar mereka sendiri yang bisa begitu.”

Dari kondisi diatas perlu diingat kembali bahwa Pemberdayaan adalah

pemberian kekuasaan terhadap setiap orang (empower to everybody).

Kekuasaan harus didistribusikan pada setiap orang agar semua orang dapat

mengaktualisasikan diri. Akan tetapi pendapat ini akan menimbulkan anarki

dan chaos (tanpa aturan, saling bersaing). Maka yang memungkinkan atau

realistis adalah pendapat bahwa pemberdayaan adalah penguatan pada yang

lemah tanpa menghancurkan yang kuat. (power to powerless). (Edi, Suharto: )

Maka pemberdayaan ini sejatinya harus dilakukan untuk memberi kekuatan

pada semua orang bukan hanya pada beberapa kelompok. Adapun kelompok

yang sudah terbentuk pun diberikan pemahaman untuk memberikan

keberdayaan pula terhadap orang-orang disekitarnya. Dengan demikian akan

tercipta kondisi yang harmonis dan berdaya dalam kehidupan masyarakat.

Adanya tantangan maupun permasalahan dalam kelompok usaha

bersama tersebut, maka proses pemberdayaan harus dilakukan secara

sistematis, bertahap dan terintegrasi antar tahapannya.

B. INDIKATOR KEBERDAYAAN

Page 91: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Penggerak ekonomi keluarga masyarakat laweyan mayoritas adalah

perempuan. Dahulu kala mbok mase ini juga sudah terkenal menjadi

pedagang yang handal, suami mereka hanya mendampingi, bahkan ada yang

hanya duduk di rumah menunggu toko, sang istrilah yang ubet. Pada masa

kerajaan mbok mase rela untuk mencukupi kebutuhan asalkan tidak di madu

oleh suaminya, sehingga laki-laki laweyan menjadi menggantungkan pada

istrinya. Akan tetapi pada akses pengambilan keputusan masih saja dominan

pada laki-laki.

Edi Suharto mengutip pendapat parsons dalam bukunya Membangun

Masyarakat Memberdayakan Masyarakat mengajukan tiga dimensi

pemberdayaan yang merujuk pada:

§ Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individu

yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan social yang

lebih besar.

§ Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri,

berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

§ Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan social, yang dimulai

dari pendidikan dan politisasi orang lemah-lemah dan kemudian

melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut

untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur

masyarakat yang masih menekan.

Pemberdayaan yang seringkali dikaitkan dengan pemberdayaan

ekonomi yaitu meningkatkan kemampuan ekonomi individu memang tidak

Page 92: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

dapat dihindarkan karena penguatan ekonomi ini merupakan prasayarat

pemberdayaan. Akan tetapi program pemberdayaan tidak sekedar hanya focus

pada peningkatan kemampuan ekonomi, namun juga focus pada perbaikan

aspek lain baik social, budaya, politik psikologi baik secara individual maupun

secara kolektif yang berbeda menurut kelompok sosialnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa esensi dari pemberdayaan adalah

memberi kesempatan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke

pihak lain, upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan kepada

pihak lain dalam berbagai aspek baik ekonomi, social, budaya, politik, hukum,

dan ekologi baik secara personal maupun kolektif.

Pemberdayaan perempuan melalui usaha pengelolaan limbah batik

yang berupa kain perca ini dengan demikian adalah suatu upaya untuk

memberikan keberdayaan bagi masing-masing individu perempuan maupun

kelompok dalam berbagai aspek tersebut, sehingga mereka memiliki

kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri, mengembangkan potensi yang

dimiliki, dan bebas dari eksploitasi yang ada.

Dengan demikian masyarakat khususnya perempuan-perempuan ini

mampu secara partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah

ekonomis, baik untuk dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya. Sehingga

perempuan yang sebelumnya berada dalam posisi belum termanfaatkan secara

penuh potensinya akan meningkat bukan hanya ekonominya, tetapi juga

harkat, martabat, percaya dirinya. Dapat dikatakan, pemberdayaan tidak saja

menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomis, lebih dari itu

Page 93: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

pemberdayaan juga mengembangakan nilai tambah social dan budaya dan

ekologi. Sehingga pemberdayaan perempuan ini pada akhirnya juga

meningkatkan emansipasi perempuan.

Untuk mengetahui focus dan tujuan pemberdayaan secara operasional,

maka perlu diketahui beberapa indikator keberdayaan yang dapat

menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Sehingga program

pemberdayaan social diberikan, segenap upaya dapat dikonsentrasikan pada

aspek-aspek dari sasaran perubahan yang perlu dioptimalkan. Schuler,

Hashemi dan riley mengembangkan delapan indicator pemberdayaan.

Keberhasilan pemberdayaan dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang

menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat

kesejahteraan, dan kemampuan cultural dan politis. Ketiga aspek tersebut

dikaitkan dengan empat dimensi kekuaasaan yaitu:

§ Kekuasaan di dalam (power within)

§ Kekuasaan di luar (power to)

§ Kekuasaan atas (power over)

§ Kekuasaan dengan (power with)

(Edi Suharto, 2005:63)

Indicator yang dapat digunakan untuk mengukur proses pemberdayaan

masyarakat adalah:

1. Dimensi masyarakat sebagai subyek pembangunan dengan indicator

a. Partisipatif

b. Desentralisasi

c. Demokrasi

Page 94: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

d. Tranparansi

e. Akuntabilitas

2. Dimensi penguatan kelembagaan masyarkat dengan indicator

a. Pembentukan dan penguatan kelembagaan

b. Pelatihan bagi pengelola dan masyarakat

c. Desentralisasi kepada lembaga masyarakat

3. Dimensi kapasitas dan dukungan aparat pemerintah

a. Kapasitas aparat pemerintah dalam memfasilitasi

b. Kapasitas pemerintah dalam mendukung dan melakukan

pendampingan

4. Dimensi upaya penanggulangan kemiskinan

a. Pemetaan kemiskinan.

b. Keseusaian usulan dengan kebutuhan.

c. Coverage program.

d. Ketepatan pemberian dana dan kemampuan pengelola bantuan

langsung masyarakat.

Secara umum untuk menerapkan indicator-indikator

tercapainya suatu pemberdayaan dapat pula dianalisis melalui beberapa

dimensi. Pemberdayaan menurut Karl (1995) dapat dianalisis melalui

lima dimensi yaitu:

1. Dimensi kesejahteraan.

Secara sederhana variabel ini dapat diukur dengan mengetahui

terpenuhi atau tidaknya kebutuhan dasar, seperti kebutuhan

Page 95: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

makanan, kesehatan, perumahan, pendapatan dan pendidikan.

Sejauhmana kebutuhan dasar tersebut telah dinikmati tidak saja

oleh semua orang baik yang kaya dan yang miskin, serta baik laki-

laki maupun perempuan.

2. Dimensi akses atas sumberdaya.

Variabel tersebut dapat diketahui dengan mengukur akses

terhadap modal, produksi, informasi, ketrampilan dan lainnya.

Adanya kesenjangan dalam mendapatkan akses terhadap

sumberdaya masyarakat akan mengakibatkan terjadinya perbedaan

produktivitas diantara mereka.

3. Dimensi penyadaran atau kesadaran kritis.

Variabel ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya upaya

penyadaran terhadap adanya kesenjangan diantara lapisan

masyarakat dan kesenjangan gender yang disebabkan faktor sosial

budaya yang sifatnya dapat berubah. Kesenjangan tersebut terjadi

karena adanya anggapan bahwa posisi sosial ekonomi masyarakat

pinggiran adalah lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang

hidup dikota. Dalam kasus kesenjangan gender maka kesenjangan

tersebut terjadi karena adanya anggapan bahwa posisi sosial

ekonomi perempuan lebih rendah dari daripada laki-laki.

Penyadaran dalam hal ini berarti terjadinya penumbuhkan sikap

kritis oleh perempuan.

4. Dimensi partisipasi.

Page 96: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Variabel ini untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan dalam

partisipasi yang ditunjukkan oleh terwakili atau tidaknya

masyarakat pinggiran atau perempuan dalam wadah lembaga-

lembaga yang terkesan elit. Upaya pemberdayaan diarahkan pada

kegiatan pengorganisasian kelompok masyarakat pinggiran dan

perempuan sehingga mereka dapat berperan dalam prose

pengambilan keputusan dan kepentingan mereka juga dapat

terwakili.

5. Dimensi kontrol.

Variabel ini untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan antara

laki-laki dengan perempuan ataupun dalam masyarakat pinggiran

terhadap alokasi kekuasaan pada segala aspek bidang kegiatan.

Siapa menguasai alat kerja, tenaga kerja, pembentukan modal, dan

lainnya. Pemberdayaan dalam hal ini diarahkan pada alokasi

kekuasaan yang seimbang dalam masyarakat.

Indicator-indikator pemberdayaan yang terkumpul dalam lima dimensi

diatas dapat digunakan untuk membuat analisis yang akan menunjukkan

apakah perempuan-perempuan Laweyan yang tergabung dalam kelompok

usaha bersama Laweyan Art ini sudah berdaya atau belum dan seberapa jauh

tingkat keberdayaan mereka karena pemberdayaan dapat diukur melalui

derajat keberdayaannya.

Page 97: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Pada akhirnya kegiatan produktif yang dilakukan pada program

pemberdayaan ini akan menghasilkan barang sehingga memiliki pengaruh

yang luas. Kegiatan ini merupakan titik awal dari upaya peningkatan

pendapatan akan meningkatkan mobilitas social seseorang, karena dengan

penghasilan yang lebih baik akan menjadi jalan bagi terwujudnya

pengembangan wawasan dan mengelola berbagai potensi yang ada.

Dengan demikian maka pemberdayaan adalah sebuah proses dan

tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat

termasuk individu-individu yang megalami masalah kemiskinan. Sebagai

tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

dicapai oleh sebuah perubahan social, yaitu masyarakat yang berdaya yang

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun

social seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,

mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan social dan

mandiri melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertan pemberdayaan

sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indicator keberhasilan

pemberdayaan sebagai sebuah proses.

C. STRATEGI PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan sebagai sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses

pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan

atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk incividu-

Page 98: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

sebuah perubahan social, yaitu masyarakat yang berdaya yang memiliki

kekausaan atau mempunyai pengetahuan, kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun social seperti

memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata

pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan social, dan mandiri dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Secara Teoritis kecenderungan primer menunjukkan pemberdayaan

sebagai proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan,

kemampuan kepada masyarakat agar setiap individu menjadi lebih berdaya.

Proses ini dapat dilengkapi dengan membangun asset material guna

mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi. Sebaliknya

kecenderungan sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong,

atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan

untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog

(Pranaka dan Vidhyandika Moeljarto).

Sehubungan dengan deskripsi konsep dan pendekatan diatas, Randy

dalam bukunya Manajement Pemberdayaan menyebutkan minimal ada tiga

strategi pemberdayaan yang umum dipahami atau dilaksanakan. Untuk

memahaminya Randy mengumpakan strategi tersebut dalam beberapa proses

yaitu pemberdayaan yang berkutat di daun, batang, dan akar.

Page 99: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Permberdayaan yang hanya berkutat di “daun” dan ranting atau

pemebrdayaan konformis. Karena struktur social, struktur ekonomi, dan

struktur politik yang sudah ada dianggap given, pemberdayaan hanya dilihat

sebagai upaya meningkatkan daya adaptasi terhadap struktur yang sudah ada.

Bentuk aksi starrtegi ini adalah mengubah sikap mental masyarakat yang tidak

berdaya dan pemberian bantuan, baik modal maupun sibsidi. Termasuk pula

program-program karikatif dan sinterklas.

Pemberdayaan yang hanya berkutat pada “batang” atau pemberdayaan

reformis. Konsep ini tidak mempermasalahkan tatanan social, ekonomi,

politik dan budaya yang ada. Yang dipersolakan adalah pelaksanaan di

lapangan atau pada kebijakan operasional. Dengan demikian pemberdayaan

difokuskan pada upaya peningkatan kinerja operasional dengan membenahi

pola kebijakan, peningkatan SDM, penguatan kelembagaan dan sebagainya.

Pola inilah yang biasanya digunakan untuk melakukan pemberdayaan pada

masyarakat kelas bawah yang hak-haknya belum terpenuhi karena kebijakan

yang tidak berpihak pada mereka seperti pembeerdayaan pada kaum difabel

untuk memperoleh hak-hak mereka terkait dengan aksesibilitas bagi difabel

terhadap fasilitas public. Atau kebijakan pemerintah dalam pembangunan

yang harus memasukkan criteria adil dalam design pembangunannya.

Sehingga pembangunan dapat dinikmati oleh semua orang, lapisan dan

golongan masyarakat.

Pemberdayaan yang berkutat di “akar” atau pemberdayaan structural

atau bisa disebut dengan critical paradigm. Strategi tersebut melihat bahwa

Page 100: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh struktur social, politik, budaya

dan ekonomi yang kurang memberikan peluang bagi kaum lemah. Dengan

demikian, pemberdayaan harus dilakukan melalui transformasi structural

secara mendasar dengan meredesign struktur kehidupan yang ada.

Pemberdayaan ini biasanya dilakukan oleh fasilitator gender untuk mengubah

pandangan masayarakat mengenai gender. Pemberdayaan dilakukan mulai

dari awal melalui pengubahan struktur-struktur social yang ada dalam

masyarakat menjadi responsive gender hingga pada upaya pengubahan

struktur politik dan budaya.

Proses pemberdayaan harus melalui beberapa tahapan yang

berkesinambungan untuk menjadikan masyarakat menjadi berdaya. 4 tahapan

strategi yang harus dikembangkan dalam proses pemberdayaan bagi kelompok

ibu-ibu ini antara lain adalah pengembangan kesadaran kritis, penguatan

kapasitas, pengorganisasian, dan mobilitas sumber daya.

Diharapkan program-program yang dilakukan tidak hanya

berimplementasi pada peningkatan kesejahteraan social melalui distribusi

uang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan dasar. Lebih dari itu adalah sebagai

upaya dengan spectrum kegiatan yang lebih menyentuh pemenuhan berbagai

macam kebutuhan sehingga segenap masyarakat dapat mandiri, percaya diri,

tidak bergantung dan dapat terlepas dari belenggu structural yang membuat

hidup sengsara.

Sejumlah kajian di beberapa negara menunjukkan bahwa usaha kecil

dan menengah mempunyai peranan cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi,

Page 101: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

menyerap tenaga kerja melalui penciptaan lapangan pekerjaan, menyediakan

barang dan jasa dengan harga murah, serta mengatasi masalah kemiskinan.

Disamping itu, usaha kecil dan menengah juga merupakan salah satu

komponen utama pengembangan ekonomi lokal, dan berpotensi meningkatkan

posisi tawar (bargaining position) perempuan dalam keluarga.

Pemberdayaan dalam rangka menguatkan perekonomian perempuan di

Laweyan umumnya dilakukan oleh Dinas dengan bekerja sama dengan

lembaga donor, forum yang ada di Laweyan serta bekerja sama dengan

akademisi yaitu dengan Universitas-Universitas yang ada di Solo yang

memiliki focus perhatian pada masalah gender dan pengelolaan sumber daya

alam. Maka disini saya menguraikan pemberdayaan yang sudah dilakukan

oleh setiap lembaga dengan membuat pengelompokan pada tiap-tiap pihak

pemberdaya agar lebih mudah dipahami.

· Pemberdayaan OLEH DINAS

Dalam hal ini Dinas terkait yang melakukan pendampingan

khususnya dalam hal peningkatan ekonomi perempuan yaitu Disperindag

(Dinas Perindustrian dan Perdagangan). Upaya Disperindag dalam

menguatkan ekonomi masyarakat khusunya perempuan adalah dengan

memberikan bantuan berupa pelatihan, penyediaan alat produksi dan

pemasaran. Senada dengan penjelasan salah satu informan:

“Bantuan yang kami berikan pada masyarakat adalah dalam bentuk

pelatihan, bantuan peralatan dan pemasaran” (wawancara dengan ibu

Yuni, Ketua Bidang peindustrian Disperindag, 27oktober 2010 )

Page 102: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Adapun pelatihan-pelatihan diberikan kepada masyarakat adalah

sebagai upaya peningkatan kapasitas ketrampilan dan kecakapan hidup

dan dalam mengimplementasikannya Dinas Perindustrian dan

Perdagangan mengadakan pelatihan-pelatihan ketrampilan yang terkait

dengan pemanfaatan sisa kain batik untuk menjadi barang-barang yang

bernilai ekonomis seperti pembuatan handicraft dari kain perca batik,

pembuatan sandal batik, tas dan souvenir. Secara umum tujuan dari

pemberian pelatihan Keterampilan & kecakapan hidup (Life-Skill) adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kecakapan hidup dan kesadaran gender dalam rangka

memberdayakan perempuan dengan meningkatkan kapasitas pikir dan

kapasitas pengelolaan kelembagaan untuk meningkatkan ketrampilan

dan pengetahuan.

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan dalam

pengelolaan usahanya.

3. Meningkatkan kesadaran kritis perempuan dalam mengatasi persoalan-

persoalan perempuan secara umum.

Senada dengan penjelasan salah satu informan Ibu Sri Wahyuni

selaku Ketua Bidang Perindustrian Disperindag Surakarta :

“Pertama-tama kami mengadakan pelatihan pengembangan

ketrampilan seperti pembuatan sandal batik yang diadakan pada

tanggal 13-16 April 2010 jumlah pesertanya 20 orang kebanyakan

yang ikut ibu-ibu mba’. Tujuan pelatihan itu adalah untuk memberikan

bekal ketrampilan pada peserta terlebih dahulu, sehingga peserta

Page 103: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

mempunyai kesadaran untuk menjadi seorang yang produktif mba.”

(Wawancara dengan ibu Yuni, 27 Oktober 2010)

Untuk memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

oleh perempuan dalam memecahkan masalah dan memenuhi

kebutuhannya, pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan

kemampuan dan kepercayaan diri perempuan yang menunjang

kemandirian mereka.

Untuk dapat merubah pandangan seseorang memang bukanlah

suatu hal yang mudah. Namun, untuk mencapai tujuan pemberdayaan,

strategi yang digunakan haruslah benar-benar tepat sasaran.

Pengembangan potensi yang dimiliki perempuan dan kemandirian

perempuan yang menjadi modal utama harus dapat dicapai terlebih dahulu,

sehingga sumber daya manusia yang dicetak dapat maksimal.

Selain pelatihan ketrampilan masyarakat juga diberikan pelatihan

AMT (Achievement Motivation Training) sebagai upaya untuk membantu

peserta pelatihan yang sebagian besar adalah ibu-ibu untuk dapat menggali

potensi yang ada pada diri dan menumbuhkan kepercayaan diri mereka,

sehingga dengan tumbuhnya kepercayaan diri, mereka memiliki semangat

untuk dapat membuat perubahan pada kehidupannya. Selain itu dari

Disperindag juga mengadakan pelatihan kewirausahaan, bagaimana

caranya lobbying, managemen usaha serta managemen pemasaran yang

berguna untuk memudahkan memasarkan produk yang telah dihasilkan,

bagaimana mereka dapat membuat sebuah jaringan pemasaran yang kuat.

Page 104: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Dewi:

“Dulu kami juga pernah mendapat pelatihan AMT, pelatihan

management usaha, diajari juga bagaimana caranya lobby biar dapat

pesanan ini untuk membantu kita dalam pemasaran produk.”

(wawancara Bu Dewi, 25 juni 2010)

“Kami juga pernah dapat pelatihan management usaha diajari

pembukuan githu mba, berapa modal awal, pengeluaran, untung

ruginya, gitu harus dicatat, njlimet dan harus rinci mba’ hehehe.

Sebenarnya kalau ini bisa akan memudahkan kita untuk mengajukan

proposal.” (wawancara Bu Harsodi, 19 Juli 2010)

Disperindag juga mengadakan penyokongan dalam hal pemasaran

yaitu berupa pemberian informasi kepada masyarakat terkait dengan

event-event atau pameran yang bisa diikuti masyarakat, sebagai bentuk

bantuan pemasaran yang diberikan pada masyarakat yang produktif.

Bahkan ibu-ibu Laweyan juga sudah pernah mengikuti pameran sampai

ke luar negeri. Hal ini dimaksudkan untuk membuka pasar handicraft batik

juga.

Senada dengan informasi dari seorang informan:

“Saya dan Bu Dewi juga pernah ikut pameran sampai ke Malaysia.

Disana yang kami pamerkan adalah batik dan hasil kerajinan tangan.

Masing-masing anggota KUB menyerahkan produknya pada

perwakilan yang pergi ke Malaysia.”(Wawancara dengan ibu Ayu, 25

Juli 2010.)

Menurut ibu Sri Wahyuni (Ketua Bidang Perindustrian,

Disperindag) bantuan pemasaran yang diberikan ini meliputi pemasaran di

dalam daerah (Local), antar daerah (Regional), dan Internasional. Adapun

Page 105: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

event-eventnya yaitu seperti Java Expo di Kasunanan, Jateng Fair,

Inacraft, dan Cina Expo. Masyarakat yang produktif dapat berpartisipasi

dalam acara ini, mereka dapat memamerkan hasil karyanya, sehingga

dengan mengikuti acara-acara pameran diharapkan dapat memperluas

jaringan usaha dan menambah wawasan. Biasanya dari pihak Disperindag

memberikan informasi kepada kelompok-kelompok usaha bersama yang

telah terbentuk dalam suatu wilayah kelurahan.

“Produktif” menjadi syarat bagi seseorang untuk dapat mengikuti

dan berpartisipasi dalam pameran tersebut. Dimana produktif disini

diartikan sebagai mampu menciptakan dan menghasilkan sebuah barang

atau produk. Diambil dari arti kata produksi yang artinya adalah mengolah

sesuatu bahan mentah menjadi barang jadi. Hal ini dengan maksud untuk

menumbuhkan sikap mau berkarya dalam diri masyarakat. Bukan hanya

dapat mengkonsumsi. Untuk dapat menjadi mandiri dan berdaya seseorang

salah satunya adalah dengan mampu menggunakan potensi yang dimiliki

dan menghasilkan sebuah karya.

Selain pelatihan dan pemasaran Disperindag juga memberikan

penyokongan dalam bentuk bantuan penyediaan alat produksi, untuk

memperoleh bantuan tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan

yaitu:

1. Warga Solo.

2. Dalam bentuk KUB (Kelompok Usaha Bersama) yang beranggotakan

minimal 10 orang.

Page 106: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

3. Mengajukan proposal bantuan sesuai dengan bantuan yang dibutuhkan.

4. Memberikan laporan pertanggung jawaban setiap 6 bulan sekali.

Hal ini dengan maksud untuk mengevaluasi penggunaan bantuan yang

sudah diberikan.

Bantuan alat produksi yang diberikan oleh Disperindag kepada

Kelompok Usaha Bersama Laweyan Art adalah berupa 8 mesin jahit.

Mesin ini kemudian diberikan pada anggota kelompok yang membutuhkan

terlebih dahulu. Kemudian bagi masing-masing anggota yang menerima

mesin jahit tersebut atas kesepakatan bersama diharuskan membayar

angsuran tiap bulan. Jadi sistem penerimaan mesin jahit tersebut oleh

kelompok dijadikan sebagai pembelian secara cicilan. Uang hasil angsuran

anggota ini kemudian akan dibelikan mesin jahit lagi atau alat produksi

lainnya yang dibutuhkan oleh anggota kelompok. Sehingga semua anggota

kelompok dapat memperoleh dan memanfaatkan bantuan yang diberikan

oleh Disperindag.

Senada dengan keterangan ibu satitik selaku bendahara Laweyan

Art:

“Bagi yang menerima mesin jahit diwajibkan membayar angsuran mba

tiap bulannya sampai mencukupi harga mesin jahit biasanya selama 2

tahun kan agak ringan kalo begini. Uangnya biar bisa digunakan untuk

membeli alat lagi dan biar semua anggota kebagian begithu”.

(wawancara bu Satitik, 25 Juli 2010)

Untuk mengajukan proposal bantuan dana diharuskan untuk

membentuk sebuah kelompok yang beranggotakan minimal 10 orang. Dari

situ maka pihak Disperindag sebenarnya telah melakukan usaha untuk

Page 107: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

menumbuhkan pengorganisasian dalam masyarakat Laweyan setelah

diadakannya usaha untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat.

Pengorganisasian ini dimaksudkan untuk memberikan ruang agar

masyarakat dapat mengembangkan diri dan mencapai tujuan bersama

mereka. Karena idealnya, masyarakat perlu diberikan ruang untuk

mengorganisasi diri mereka sendiri tanpa intervensi dari pihak luar.

Setelah organisasi masyarakat terbentuk, baru pihak luar dapat mengambil

peran untuk memperkuat kapasitas organic tersebut. Pengembangan

organisasi ini terwujud dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) salah

satunya adalah Laweyan Art yang mana menjadi wadah bagi perempuan-

perempuan Laweyan untuk mengembangkan usaha handicraft mereka.

Meskipun tidak mengadakan peninjauan langsung secara berkala

akan tetapi Disperindag juga melakukan monitoring. Yaitu dengan cara

mewajibkan kepada kelompok penerima bantuan alat untuk membuat

laporan mengenai penggunaan bantuan alat yang telah diterima oleh

kelompok. Laporan ini harus diberikan setiap 6 bulan sekali. Dari laporan

pertanggung jawaban semacam ini dapat diperoleh data seberapa jauh

perkembangan usaha mereka, kemudian bagaimana pengelolaan bantuan

yang telah diberikan juga dapat diketahui, sehingga pada akhirnya nanti

laporan semacam ini dapat digunakan acuan untuk mengusulkan dan

memasukkan kebutuhan pengrajin atau pengusaha kecil ini dalam

anggaran pembelanjaan daerah.

· OLEH LSM

Page 108: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Untuk LSM selama ini belum ada sebuah LSM yang mengadakan

pendampingan atau pemberdayaan di laweyan terkait dengan

penguatan ekonomi perempuan di Laweyan. Hal ini seperti

diungkapkan salah satu informan bapak Eddy:

“Untuk melakukan pendampingan terhadap masyarakat kami

belum mempunyai cukup SDM, untuk kerjasama dengan LSM selama

ini juga belum ada.”

· FPBKL

Dalam proses pengembangan Laweyan menjadi Kampung Batik ini

FPKBL berperan sebagai sebuah lembaga mediasi yang memfasilitasi

kebutuhan industry batik. Jika suatu rombongan atau kelompok

masyarakat ingin mengadakan sebuah kunjungan misalnya maka

biasanya FPKBL yang memfasilitasi layaknya tuan rumah. FPKBL

juga sebagai penghubung dengan dinas terkait, forum inilah yang

menjadi penghubung antara kelompok-kelompok yang terbentuk oleh

masyarakat Laweyan untuk mendapatkan informasi dan bantuan oleh

dinas terkait atau melakukan mediasi dalam melakukan kerjasama

dengan dinas yang berkepentingan. Senada dengan keterangan bapak

Edy selaku coordinator bidang IT FPKBL mengatakan:

“FPKBL disini bertindak sebagai penghubung atau mediator bagi

kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Laweyan. Kami biasanya

memfasilitasi jika ada dinas tertentu yang ingin bekerjasama untuk

membuat sebuah kegiatan di Laweyan. Contohnya ya seperti

pelatihan-pelatihan terhadap ibu-ibu PKK itu mba’ kami hanya

menginformasikan pada ketua kelompok atau memberi informasi pada

masyarakat siapa yang mau ikut.”

Page 109: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Dalam proses pemberdayaan perempuan di Laweyan ini

FPKBL dapat dikatakan berperan serta sebagai lembaga pendampingan

social. Merujuk pada pendapat Edi Suharto dalam bukunya

membangun masyarakat dan memberdayakan rakyat (2005:95) yang

mengemukakan empat tugas pendampingan social yaitu pemungkinan

(enabling) atau fasilitasi, penguatan (empowering), perlindungan

(protecting), pendukungan (supporting). Meskipun tidak semua fungsi

dari lembaga pendampingan social dapat dipenuhi oleh FPKBL akan

tetapi FPKBL sudah melakukan fasilitasi dan pendukungan.

Management sumber juga dilakukan oleh FPKBL. Sumber yang

dimaksud disini adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam

pemecahan masalah. Sumber dapat berupa sumber personal

(pengetahuan, motivasi, pengalaman hidup), sumber interpersonal

(system pendukung yang lahir baik dari jaringan pertolongan alamiah

maupun interaksi formal dengan orang lain, sumber social (respon

kelembagaan yang mendukung kesejahteraan masyarakat. (Edi

Suharto, 2005:95).

Pengertian manajemen disini mencakup pengkoordinasian,

pensistematisan, dan pengintegrasian bukan pengawasan dan

penunjukan. Pengertian managemen juga meliputi pembimbingan,

kepemimpinan dan kolaborasi dengan pengguna atau penerima

program. Dengan demikian FPKBL ini menghubungkan kelompok

Laweyan Art dengan sumber-sumber sedemikian rupa sehingga dapat

Page 110: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

meningkatkan kepercayaan diri anggota kelompok maupun kapasitas

pemecahan masalah individu dan kelompok.

Page 111: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

BAB IV

HASIL, HAMBATAN DAN SOLUSI

DALAM PROSES PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

A. HASIL PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan yang merupakan upaya untuk membangun daya dengan

mendorong, memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan

potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya, diharapkan

dapat membawa perubahan pada individu maupun kelompok. Perubahan yang

dimaksud disini adalah perubahan kondisi dari ketidakberdayaan menjadi

lebih berdaya, kondisi yang tidak memiliki kekuatan menjadi memiliki

kekuatan.

Pada hakikatnya masyarakat itu bersifat dinamis mengalami perubahan

selama proses hidup. Baik perubahan tersebut disengaja atau diupayakan

maupun terjadi dengan sendirinya seiring dengan berlangsungnya proses

kehidupan.

Pemberdayaan adalah proses menyeluruh yaitu suatu proses aktif

antara motivator, fasilitator, dan kelompok masyarakat yang perlu

diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan, ketrampilan, pemberian

berbagai kemudahan serta peluang untuk mencapai akses system sumber daya

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Proses pemberdayaan

hendaknya meliputi enabling (menciptakan suasana kondusif), empowering

(penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat), protecting (perlindungan

dan keadilan), supporting (bimbingan dan dukungan) dan foresting

Page 112: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

(memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang) (Randy R, 2007). Pada

gilirannya diharapkan akan terwujud kapasitas ketahanan masyarakat secara

lebih bermakna, bukan sebaliknya bahwa stimulant yang diberikan dan proses

yang ada justru menjebak masyarakat pada suasana yang penuh

ketergantungan.

Menurut Friedmann (1992) dalam L.V. Ratna Devi (2008)

mengemukakan bahwa ketika masyarakat memiliki kekuatan (power),

sebenarnya sudah terdapat kesadaran kritis dalam diri seseorang dapat dicapai

dengan cara melihat ke dalam diri sendiri (lookoing inward), serta

menggunakan apa yang didengar, dilihat, dan dialami untuk memahami apa

yang sedang terjadi dalam kehidupannya. Seseorang menganilisis sendiri

masalah yang dihadapinya, mengidentifikasi sebab-sebabnya, menetapkan

skala prioritasnya dan memperoleh pengetahuan baru darinya.

Masyarakat yang memiliki keberdayaan ditandai adanya:

1. Kekuatan mengaktualisasikan diri yaitu, mampu mengekspresikan

diri dan mampu menginternalisasikan hasil penilaian.

2. Koaktualisasi Eksistensi Masyarakat. (Ratna Devi, 2008)

Onyishi dalam makalahnya psychological empowerment and

development of entrepreneurship among women: implications for sustainable

economic development in Nigeria mengemukakan bahwa pemberdayaan

menurutnya adalah memungkinkan perempuan untuk mengakses keahlian dan

sumber daya untuk lebih efektif mengatasi tantangan. Kewirausahaan

memerlukan individu yang akan proaktif dalam mencari peluang untuk

Page 113: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk menciptakan kekayaan untuk

diri mereka sendiri dan orang lain. Akar dari semua kegiatan kewirausahaan

adalah kemauan pengusaha untuk melakukan sesuatu yang baru dan kemauan

untuk menerima ketidakpastian dan mengatasi tantangan yang muncul.

Kreativitas dan inovasi karena itu terlibat dalam sebagian besar upaya

kewirausahaan. Sehingga untuk memberdayakan perempuan dalam bidang

apapun terlebih lagi dalam bidang ekonomi maka diperlukan upaya untuk

memberdayakan kepribadian perempuan terlebih dahulu guna membangkitkan

kemauan individu perempuan untuk berubah. Dalam prosesnya program

pemberdayaan yang telah dilakukan juga sudah menyentuh pada

pemberdayaan psikologis perempuan. Pemberian pelatihan AMT

(Achievement Motivation Training) ini mampu memberikan pengaruh yang

positif terhadap perubahan persepsi pada diri individu perempuan.

Keberdayaan tidak muncul begitu saja, tetapi tidak lepas dari

pemberdayaan yang secara tidak langsung dilakukan oleh dan antar individu

dalam suatu kelompok sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam

kelompok. Dengan dilakukannya usaha pemberdayaan perempuan melalui

beberapa proses yang dilakukan dalam kegiatan pengelolaan limbah perca

batik menjadi barang bernilai ekonomi ini, pada akhirnya menunjukkan

perubahan yang berhasil dicapai. Berikut ini adalah beberapa perubahan yang

terjadi hasil dari pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan limbah batik:

1. Pada Tingkat Individu.

Page 114: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Melalui beberapa kegiatan pelatihan yang telah diberikan pada

kelompok-kelompok perempuan telah menumbuhkan kesadaran kritis

dalam diri mereka. Kesadaran untuk mengubah kondisi yang dialami

dimana mayoritas perempuan Laweyan ini hanya mengerjakan sesuatu

yang monoton yaitu hanya terlibat dalam proses produksi pakaian jadi

batik sebagai penjahit, setelah mendapat pelatihan mulai muncul inisiatif

mereka untuk memproduksi suatu barang diluar kebiasaannya sebagai

upaya menambah penghasilan dan meningkatkan pendapatan dari usaha

yang sudah mereka kerjakan. Kesadaran untuk membentuk sebuah

kelompok sebagai solusi untuk mengembangkan usaha adalah juga

merupakan salah satu bentuk kesadaran kritis yang telah tumbuh pada diri

individu anggota kelompok Laweyan Art.

Sebagaimana pendapat Friedmann dalam Ratna Levi yang

mengemukakan bahwa kesadaran kritis dalam diri seseorang yang dapat

dicapai dengan cara melihat ke dalam diri sendiri (lookoing inward), serta

menggunakan apa yang didengar, dilihat, dan dialami untuk memahami

apa yang sedang terjadi dalam kehidupannya. Seseorang menganilisis

sendiri masalah yang dihadapinya, mengidentifikasi sebab-sebabnya,

menetapkan skala prioritasnya dan memperoleh pengetahuan baru darinya.

Adanya kesadaran kritis ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah

memiliki kemampuan (empowering).

Setelah mengikuti pelatihan perempuan-perempuan Laweyan ini

menggunakan apa yang telah mereka dengar, mereka lihat, untuk

Page 115: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

melakukan intropeksi ke dalam diri mereka akan keadaan yang sedang

dialami. Mereka menganalisis masalah yang sedang dihadapi, sebab-sebab

terjadinya masalah tersebut. Kemudian dari kemampuan menganalisis

masalah apa saja yang mereka hadapi maka mereka mencari solusi dan

menetapkan skala prioritas solusi yang diambil. Proses seperti ini akhirnya

menghasilkan pengetahuan baru mereka.

Setelah kesadaran diri tumbuh kemudian memunculkan solusi

penyelesaian dari masalah yang dihadapi maka perubahan yang terjadi

pada tingkat individu atau anggota kelompok Laweyan Art adalah mereka

menjadi mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki yaitu keuletan

mereka dalam berusaha dan ketelatenan dalam menghasilkan suatu

produk. Dengan pola yang seperti ini maka perempuan-perempuan ini

dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan keinginan

mereka, tanpa ada paksaan atau hambatan dari pihak luar dari dirinya.

Jika sebelum mengikuti pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas

diri dan ketrampilan perempuan laweyan memiliki wawasan dan

pengetahuan yang minim maka setelah mengikuti pelatihan perempuan-

perempuan ini menjadi lebih berani mengkomunikasikan, berani

mengambil resiko dengan berani merealisasikan ide yang mereka miliki.

Senada dengan keterangan ibu Rina pemilik took handicraft Mas Ayu

“saya berani membuka showroom ini setelah mengikuti pelatihan-

pelatihan dari dinas mba’ sebelumnya saya hanya menjahit biasa.

Kemudian setelah mengikuti pelatihan saya berfikir dan lebih berani

untuk mengembangkan usaha handicraft dari kain batik ini.”

Page 116: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Meskipun seseorang mempunyai potensi dan motivasi untuk

berkembang, belum tentu ia mampu melakukan terobosan terhadap situasi

buruk yang menjeratnya. Berkaitan dengan pengembangan sumber daya

manusia, masalah ketrampilan merupakan salah satu persoalan penting

yang perlu mendapat perhatian. Dimana ketrampilan seseorang juga

memiliki pengaruh pada aktualisasi diri seseorang dan menentukan

“tempat” seseorang (eksistensi diri) dalam masyarakat.

Usaha perempuan-perempuan Laweyan dalam memanfaatkan

perca batik menjadi handicraft tidak hanya untuk menambah penghasilan

keluarga, lebih dari itu kemampuan perempuan untuk dapat hidup mandiri

dan memiliki kemampuan untuk mengaktualisasikan dirinya ke dalam

suatu hal yang menjadi minat mereka akan meningkatkan kepuasan dalam

diri perempuan itu sendiri yang akan melahirkan kepercayaan diri dalam

diri mereka. Kepercayaan diri yang dimiliki inilah yang mempengaruhi

produktivitas perempuan, hal ini terlihat pada bertambah kuatnya

semangat untuk menjadi lebih produktif mengembangkan ide-ide yang

mereka miliki dan keinginan untuk membuka usaha yang dapat

dikembangkan untuk menambah pendapatan keluarganya setelah

mengikuti pelatihan.

Kepercayaan diri yang dimiliki juga meningkatkan aktivitas social

mereka dalam masyarakat. Mereka yang memiliki usaha sendiri atau

mandiri secara ekonomi lebih sering mengikuti acara-acara yang diadakan

dalam kehidupan bermasyarakat dilingkungannya seperti kegiatan arisan

Page 117: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

PKK dan sebagainya. Dimana dalam kegiatan seperti ini terjadi pertukaran

informasi yang memperkaya pengetahuan dan wawasan perempuan.

Apalagi jika melihat pada budaya masyarakat Laweyan yang

memberikan penghargaan yang cukup tinggi terhadap mereka yang mau

bekerja keras dan produktif. Maka usaha perempuan untuk dapat hidup

mandiri membantu perekonomian keluarga serta aktivitas aktualisasi

dirinya baik dalam bidang social dan ekonomi akan memberikan nilai

tawar pada posisi perempuan dalam masyarakat Laweyan. Pada akhirnya

persepsi terhadap perempuan yang memiliki keahlian terhadap

pengelolaan rumah tangga atau kebutuhan domestic saja, kurang produktif

dan kurang aktif dapat berubah; bahwa dengan mengoptimalkan

kemampuan yang dimiliki perempuan-perempuan tersebut menjadi

seseorang yang cerdas, mampu hidup mandiri, bermanfaat bagi kehidupan

dirinya sendiri serta lingkungan hidupnya dan secara aktif ikut

berpartisipasi dalam ruang publik.

Selain adanya perubahan pada tingkat pendapatan, perubahan lain

yang terjadi pada individu adalah adanya pengembangan wawasan.

Pengembangangan wawasan perempuan sangat bergantung pada informasi

yang diperoleh. Semakin banyak perempuan memperoleh informasi maka

pengetahuan semakin bertambah dan wawasannya pun akan semakin luas.

Dan hal inilah biasanya yang membedakan perempuan yang secara aktif

memiliki kegiatan di luar rumah dengan yang hanya berdiam diri dirumah.

Karena di dalam rumah ia tidak dapat mendapatkan informasi yang

Page 118: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

mencukupi mengenai hal baru di luar dirinya dan keluarganya. Perempuan

yang secara aktif bekerja di luar rumah atau banyak mengikuti kegiatan

social memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Sehingga

membentuk pribadi yang terbuka dengan hal baru dan mampu memiliki

inisiatif untuk merubah keadaan diri.

Dibandingkan dengan suntikan modal pengembangan wawasan

yang dilakukan pihak pemberdaya dengan memberikan pelatihan dan

pengadaan workshop tertentu ternyata lebih mampu menjadikan seseorang

lebih dinamis. Wawasan yang berkembang akan melahirkan proses

refleksi diri, dan selanjutnya akan memunculkan berbagai pertanyaan

mengenai realitas yang mereka alami. Senada dengan yang diungkapkan

oleh seorang informan dari Disperindag:

“Melalui pengembangan wawasan akan lahir sikap kritis terhadap

keadaan yang mereka alami sehingga juga akan menumbuhkan

inisiatif dalam diri mereka untuk mau berusaha merubah keadaan

yaitu dengan mau membuat sebuah usaha untuk menambah

pendapatan mereka .” (wawancara dengan Ibu Yuni)

Diperkuat juga dengan pendapat senada oleh pihak FPKBL selaku

forum yang melakukan mediasi terhadap kelompok-kelompok masyarakat

di Laweyan dengan instansi-instansi terkait yang sesuai dengan kebutuhan

mereka:

“Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada atau workshop

peserta menjadi lebih luas wawasan dan penegetahuannya, sehingga

membuat mereka berfikir mengenai keadaan dirinya. Wadah yang

efektif untuk mengembangkan dinamika masyarakat adalah melalui

penguatan kelompok-kelompok masyarakat yang telah terbentuk.

Page 119: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Kalau untuk ibu-ibu yang memiliki usaha untuk mengembangkan

usahanya ya Laweyan Art itu cocok menjadi wadah bagi perempuan

untuk mendapatkan informasi dan saling berbagi informasi dan

diharapkan dengan begitu dapat semakin mengembangkan usaha

handicraft mereka. ” (wawancara dengan pak Widiharso)

Meningkatnya jumlah permintaan masyarakat akan produk yang

unik, sentuhan kreativitas individu membuat usaha handicraft dari kain

perca ini memiliki pangsa pasar yang lumayan. Ditambah dengan

penggunaan bahan bakunya dari kain perca yang mudah didapat, biaya

pengadaan bahan baku murah serta dapat mengurangi jumlah sampah

maka semakin menambah ketertarikan ibu-ibu untuk memanfaatkan kain

perca ini menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Dengan modal usaha

yang bisa ditekan seminimal mungkin, usaha pemanfaatan perca batik

dapat menghasilkan keuntungan yang relative lebih banyak. Kemungkinan

harga jual lebih tinggi dari harga jual produk yang sejenis memberikan

keuntungan namun hal ini sesuai dengan proses produksinya yang

membutuhkan kreatifitas dan ketrampilan khusus. Maka pemanfaatan

perca batik ini dapat dijadikan alternative untuk menambah pendapatan

keluarga.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pemberdayaan perempuan

dalam pengelolaan limbah batik kain perca ini cukup memberikan andil

positif dalam peningkatan kesejahteraan keluarga masyarakat Laweyan

khususnya perempuan anggota Laweyan Art.

Page 120: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Usaha pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan limbah perca

batik menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi ini selain menambah

pendapatan bagi perempuan secara pribadi dan bagi keluarga pada

umumnya juga membuka wawasan perempuan mengenai lingkungannya.

Dengan memanfaatkan limbah perca batik maka pesan yang disampaikan

adalah perempuan diajak untuk lebih peka terhadap kondisi lingkungan

sekitarnya. Industry batik yang menghasilkan banyak limbah baik padat

dan cair jika tidak dikelola secara baik akan menimbulkan pencemaran

terhadap lingkungan. Maka perlu mendapat perhatian yang lebih mengenai

solusi untuk mengatasi limbah yang ditimbulkan. Mulai dari proses

pembuatan batik (bahan yang digunakan) hingga proses produktifitas

menjadi batik dan menjadi pakaian.

Wacana untuk menjadi produktif dengan tetap memperhatikan

lingkungan juga sudah mulai disosialisasikan pada masyarakat. Di

Surakarta sendiri sudah mulai digalakkan pembuatan Batik dengan warna

alam, yaitu proses pembuatan batik yang menggunakan pewarna alami

tanpa menggunakan bahan kimia. Selain lebih ramah terhadap lingkungan,

penggunaan pewarna alami juga lebih murah dan terjangkau jika

dibandingkan pewarna kimia.

Keseriusan pemerintah dalam menggalakkan penggunaan pewarna

alami adalah dengan didirikannya Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik

Warna Alam oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)

Kota Surakarta. Hingga saat ini sudah ada tiga KUB yang berada di bawah

Page 121: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

pembinaan Disperindag dengan jumlah perajin mencapai 80 orang.

(Harian Joglo Semar, selasa 23/03/2010)

Maka usaha memanfaatkan perca batik ini merupakan salah satu

usaha untuk mengurangi limbah atau sampah padat yang dihasilkan oleh

aktivitas produksi batik menjadi pakaian jadi. Kain perca merupakan

sampah non organic yang sulit dihancurkan oleh bakteri sehingga

pendaurulangan kain perca tentu saja dapat mengurangi jumlah sampah di

masyarakat.

Dengan memanfaatkan perca batik menjadi sesuatu yang memiliki

nilai tambah maka tidak akan ada kain yang tersisa, semua bisa

dimanfaatkan. Para industry besar juga mendapat keuntungan dari

penjualan perca batik ini. Jika pesanan dalam skala besar seringkali bahan

baku perca batik yang dimiliki oleh pengrajin tidak mencukupi maka

pengrajin akan membeli dari industry besar.

Pada akhirnya proses pemberdayaan memberikan manfaat bukan

hanya pada individu penerima pemberdayaan saja akan tetapi lebih dari itu

masyarakat sekitar yang terkait juga merasakan manfaat atau hasil dari

pemberdayaan.

Untuk lebih jelasnya mengenai hasil pemberdayaan melalui

pengelolaan perca batik menjadi barang bernilai ekonomi, maka point

berikutnya adalah pemaparan hasil pemberdayaan pada tingkat kelompok.

Page 122: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

2. Pada Tingkat Kelompok

Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup

bersama sehingga terdapat hubungan timbal-balik dan saling pengaruh

mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong menolong.

Menurut Maclever dan page (1961) dalam Totok Mardikanto (1996).

Fungsi kelompok bagi individu menurut Robbins (2001) dalam

Ratna Devi (2008) adalah sebagai berikut:

1. Memberi rasa aman, dengan bergabung dalam kelompok seseorang

dapat menguarangi ketidakamanan dalam kesendirian. Seseorang

merasakan lebih kuat, merasa tidak ragu-ragu dan lebih menentang

pada halangan ketika menjadi bagian dari suatu kelompok.

2. Memberi status social: termasuk dalam kelompok berarti

dipandang penting oleh yang lain memberikan pengakuan dan

status untuk kelompknya.

3. Menambah harga diri: kelompok dapat memberikan orang dengan

perasaan bahwa harga dirinya berharga. Hal itulah untuk

menambahkan status pada kelompok luar, anggota dapat

menambah perasaan dihargai dalam anggota kelompok itu.

4. Memenuhi kebutuhan beraifliasi: kelompok dapat memenuhi

kebutuhan social. Seseorang menikmati interaksi terus menerus

yang dating dari anggota kelompok. Bagi banyak orang, dalam

interaksi pekerjaan merupakan sumber utama bagi pemenuhan

kebutuhan berafiliasi mereka.

Page 123: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Mengembangkan Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai wadah

upaya peningkatan ekonomi merupakan poin strategis untuk dapat

mengembangkan masyarakat pada umumnya, namun bukanlah hal yang

mudah untuk bisa memberdayakannya secara optimal. Untuk

pengembangan kelompok-kelompok yang telah terbentuk dalam

masyarakat tidak bisa terlepas dari peranan pihak-pihak yang

memberdayakan dalam hal ini LSM, Lembaga/Forum Pengembangan

Masyarakat dan Dinas Pemerintah.

Sebelum membentuk sebuah kelompok usaha bersama Laweyan

Art, anggota kelompok merupakan anggota PKK kelurahan Laweyan.

Dalam forum PKK ini perempuan-perempuan Laweyan berkumpul

melakukan kegiatan social. Kemudian untuk membentuk masyarakat yang

produktif yang mampu bersaing dalam dunia peindustrian dan

perdagangan serta untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia Dinas

Perindustrian dan Perdagangan melakukan pendampingan pada kelompok-

kelompok masyarakat yaitu dengan mengadakan pelatihan bagi

perempuan-perempuan yang menjadi anggota PKK pada tiap-tiap

kelurahan akan tetapi hanya diambil perwakilannya saja. Hal ini dikarena

dana yang ada untuk mengadakan pelatihan tidak dapat mencukupi jika

semua anggota ikut.

Setelah mengikuti pelatihan-pelatihan dari dinas seperti ini maka

perwakilan yang mengikuti akan membagi informasi serta ilmu yang

diperolehnya kepada anggota PKK yang lain. Setelah pengkapasitasan diri

Page 124: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

diberikan selanjutnya bantuan yang diberikan adalah berupa bantuan

modal atau alat. Karena bantuan tidak diberikan secara individu maka

untuk memperoleh bantuan modal atau alat tersebut anggota PKK ini

membentuk kelompok-kelompok usaha bersama yang sesuai dengan

kebutuhan mereka. Di Laweyan sendiri dibentuklah Laweyan ART.

Sebagian anggota kelompok Laweyan Art ini sudah lebih dulu

memiliki usaha sampingan, order jahit pakaian jadi, toko kelontong, dan

ada juga yang memiliki usaha konveksi. Akan tetapi Kelompok Usaha

Bersama Laweyan Art ini awal mula terbentuk focus pada produksi

handicraft dengan memanfaatkan perca batik sebagai bahan bakunya.

Kegiatan yang sudah dilakukan anggota kelompok usaha bersama

Laweyan Art antara lain adalah:

a. Pelatihan bagi kelompok tentang pembuatan sandal batik, dompet, dan

tas dari kain perca batik.

b. Pelatihan bagi kelompok tentang pembuatan blangkon.

c. Mengikuti pameran-pameran yang dilakukan oleh pihak pemerintah

maupun lembaga swasta.

d. Melakukan study banding ke kelompok/pengusaha lain yang

hubungannya dengan usaha rumah tangga untuk menambah wawasan

bagi kelompok.

e. Menjalin hubungan pemasaran dengan dinas perindakop dan

pemerintahan kabupaten (PKK Kabupaten).

Page 125: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Jika diakumulasikan hasil dari pemberdayaan perempuan dalam

pengelolaan perca batik menjadi barang bernilai ekonomi di kelurahan

Laweyan ini telah memunculkan beberapa perubahan, baik itu perubahan

dalam individu, kelompok yang terlibat di dalamnya maupun masyarakat

sekitar, perubahan yang terjadi apabila disimpulkan antara lain sebagai

berikut:

1. Berkembangnya inisiatif local kelompok dalam menjawab kebutuhan

mereka, baik kebutuhan individu maupun kolektif. Hal ini terlihat dari

munculnya pengajuan proposal kelompok untuk memperoleh bantuan

modal atau pun alat.

2. Berkembangnya keberanian dan rasa percaya diri kelompok dalam

mengungkapkan pikiran, pendapat, dan mengambil keputusan.

3. Terorganisasinya inisiatif-inisiatif dan gagasan kelompok menjadi

rencana kegiatan yang lebih konkret.

4. Berkembangnya pola pengambilan keputusan yang lebih demokratis

dan relasi kuasa yang lebih setara dalam organisasi kelompok pada

umumnya.

5. Berkembangnya solidaritas antar anggota, antar warga, maupun antar

kelurahan dalam suatu komunitas.

6. Berkembangnya partisipasi aktif semua anggota kelompok dalam

mewujudkan gagasan-gagasan yang telah dirumuskan.

7. Tranparansi dalam pengelolaan informasi dan sumberdaya.

8. Berkembangnya pola relasi baru dan setara dengan berbagai pihak.

Page 126: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

9. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu dan kelompok, dan semakin

baiknya tingkat kesejahteraan kelompok.

10. Berkembangnya sumberdaya local yang dimiliki kelompok dan akses

terhadap sumber daya dari luar.

3. Bagi Masyarakat Sekitar

Melihat keberhasilan usaha handicraft mulai banyak tumbuh usaha

sejenis. Memacu masyarakat untuk mengembangkan kemampuan yang

dimiliki. Mereka yang memiliki keahlian memasak membuat makanan

kecil yang dapat dititipkan di rumah makan, angkringan, bahkan juga

menerima pesanan makanan kecil dari hotel, atau ketika ada acara mereka

yang membuat untuk snack.

Dalam kunjungan wawancara saya dengan salah seorang informan

mengatakan bahwa beliau tidak membuat sendiri sandal-sandal atau tas

yang di pamerkan di salah satu sudut tokonya tersebut. Banyaknya

kesibukan menjadikan waktunya membuat handicraft berkurang. Maka

untuk memenuhi pesanan selain bekerjasama dengan anggota Laweyan

Art yang lain beliau juga mengajari beberapa karyawan jahitnya yang

berminat untuk membuat tas atau sandal perca batik. Setelah diajari

pengerjaannya dapat dilakukan dirumah masing-masing.

Hel tersebut terlihat pula dari penuturan salah satu salah satu

karyawan Toko Mas Ayu:

“Toko ini yang punya adik saya mba’ saya membantu untuk mengelola

toko yang disini. Kalau tempat produksinya itu ada di rumah

Page 127: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Sukoharjo ada sekitar 5 karyawan yang membantu proses

prdosuksinya.”

Pada akhirnya usaha handicraft yang semakin berkembang untuk

memenuhi permintaan pasar menarik tenaga kerja masyarakat sekitar.

Maka masyarakat yang semula menganggur dapat menjadi karyawan atau

tenaga pembuat handicraft di toko handicraft. Selain itu keberhasilan

perempuan-perempuan ini dalam mengembangkan usahanya juga

memberikan suntikan semangat pada perempuan yang lain untuk dapat

mengikuti jejak teman mereka.

B. HAMBATAN

Dalam prakteknya, program pemberdayaan penguatan ekonomi

perempuan melalui pengembangan industry kreatif ternyata tidak sederhana.

Program seperti ini dalam implementasainya menjumpai beberapa hambatan

sehingga sukar mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

Hambatan yang ditemui dalam proses pemberdayaan perempuan dalam

pengelolaan limbah perca batik menjadi barang bernilai ekonomi di Kelurahan

Laweyan, antara lain terletak pada nilai-nilai social yang berkembang dalam

masyarakat Laweyan. Anggota kelompok yang mayoritas perempuan kurang

siap untuk menyongsong pengembangan industry kreatif. Mereka pada

umumnya mudah merasa puas dengan hasil yang sudah dicapai. Kurang berani

mengambil resiko, dan oleh karenanya sulit didorong untuk melakukan hal-hal

baru untuk pengembangan usahanya. Ketrampilan yang dimiliki pada

umumnya juga tergolong minim, sehingga produk yang dihasilkan kurang

Page 128: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

mendapat penambahan inovasi, tidak variatif. Konsep dan peralatann yang

digunakan masih sederhana, kapasitas produksinya terbatas, dan

manajemennya pun lemah sehingga sulit sekali untuk meningkatkan kualitas

produksi dan usaha yang telah dirintis.

Hambatan lainnya adalah lemahnya koordinasi dan kerjasama antar

anggota serta minimnya jaringan pemasaran; organic link antara sector besar

dengan sector kecil dan pihak pemesan. Mereka tampak berjalan sendiri-

sendiri, setelah dirasa usahanya mengalami perkembangan. Sehingga kadang

muncul persaingan tidak sehat.

Kelangkaan akses pasar juga menjadi hambatan dalam proses

pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan perca batik menajdi barang

bernilai ekonomi ini.

1. Pada Tingkat Individu.

· Kurangnya keberanian pada individu

· Kurang inovasi

Inovasi adalah setiap ide yang dibayangkan sebagai sesuatu yang baru

oleh seorang individu) ide tersebut mungkin sudah ada ditempat lain

tau dikalangan orang lain akan tetapi tidak mengubah pengaruhnya

terhadap individu yang menemukannya dan membanyangkannnya

sebagai sesuatu yang baru. (Robert H. Laurer.1977: 227) dan

kreatifitas dalam menghasilkan produk membuat hasil kerajinan atau

handicraft yang dibuat tidak memiliki varian yang lebih banyak. Hanya

terpaku pada beberapa model saja.

Page 129: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

· Kurang peka terhadap permintaan pasar/konsumen. Tidak mampu

menangkap perubahan pasar terhadap suatu produk.

· Minimnya modal.

· Keterbatasan kemampuan manajerial dan kecakapan teknis produksi

untuk meningkatkan daya saing di pasaran

· Keterbatasan fasilitas terhadap informasi dan teknis pemasaran

· Keterbatasan kemampuan untuk menangkap peluang pasar

2. Pada Tingkat Kelompok.

· Kurangnya koordinasi anggota kelompok. Dikarenakan kesibukan

masing-masing. Sehingga terkesan individu, kegiatan kelompok tidak

berjalan dengan baik. Bahkan terkesan vakum. Informasi terkadang

tidak sampai pada semua anggota.

· Kurangnya solidaritas anggota kelompok, terlihat pada aktivitas yang

terkesan individu.

· Kurangnya rasa saling memiliki sehingga kelompok hanya menjadi

sarana untuk memenuhi kebutuhan individu akan bantuan dari dinas.

· Sulit untuk membuka jaringan pemasaran dengan pihak luar dalam hal

ini adalah pihak pemesan sector besar.

· Tidak ada daftar spesialisasi keahlian dan produk yang spesifik dari

masing-masing anggota, menyebabkan kesamaan produk yang

dihasilkan. Jika masing-masing memiliki keahlian yang spesifik maka

akan lebih mudah untuk membagi tugas ketika mendapat pesanan

dalam partai besar dan memudahkan pembagian tugas dalam

Page 130: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

pengembangan usaha handicraft bersama dalam usaha pengembangan

indsutri kreatif.

· Kurangnya akses terhadap pihak pemberi pinjaman modal.

· Lemahnya kemampuan manajemen usaha kelompok membuat usaha

sulit berkembang.

C. SOLUSI

Jika ada kegagalan maupun hambatan dalam pelaksanaan suatu

program pemberdayaan, maka harus segera ditemukan solusinya agar program

tersebut dapat dilanjutkan lagi hingga memperoleh hasil yang diharapkan.

Kebanyakan dari proyek LSM memang mempunyai jangka waktu terten suatu

untuk melaksanakan sebuah program kerja, namun tidak menutup

kemungkinan, jika lembaga dana yang membanntu pengadaan anggaran masih

menghendaki kerjasama itu berlanjut, maka proyek tersebut dapat dilanjutkan

kembali.

Lain halnya dengan Dinas/lembaga pemerintahan yang sangat fleksibel

dalam menangani suatu program. Bila masih ada hambatan pelaksanaan dalam

suatu program, maka bisa segera dievaluasi dan dicarikan solusinya, sehingga

solusi tersebut bisa dijadikan rencana program untuk periode selanjutnya.

Hingga saat ini usaha pemberdayaan perempuan masih dalam proses

realisasi mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan yang diharapkan baik

pihak yang memberdayakan maupun kelompok yang diberdayakan menemui

hambatan. Dalam proses penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis

hambatan yang ada sekaligus mewancarai beberapa informan agar dapat

Page 131: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

memberikan solusi/pendapat untuk menimilasisir hambatan yang ditemui.

Beberapa solusi yang peneliti catat dari berbagai sumber/informan antara lain:

“Agar usaha handicraft ini dapat semakin berkembang maka

diperlukan usaha campur tangan dari pemerintah dalam hal pemasaran, yaitu

dengan membuka pasar handicraft yang lebih luas lagi. Agar produk yang

dibuat semakin dikenal masyarakat luas bukan hanya dalam negeri

saja.”(wawancara Ibu Dewi)

“Harus ada pendataan mengenai daftar pengrajin yang membuat

handicraft di Laweyan, bukan hanya yang sudah memiliki toko saja.”

(wawancara ibu harsodi)

“Harus ada spesialisasi produk dari masing-masing anggota, sehingga

produk yang dihasilkan dapat lebih bervariatif” (wawancara Ibu Ayu)

“Ketrampilan harus ditingkatkan dengan cara memperbanyak

pengadaan pelatihan-pelatihan. Dengan begitu akan menambah ide-ide dan

produk yang dihasilkan akan berkualitas.” (wawancara dengan Ibu Rina).

Untuk kelompok kendala yang dihadapi lumayan besar, karena

mereka memiliki keterbatasan akses baik untuk akses produksi dan jasa

serta akses pemasaran. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan support dari

pemerintah, tidak hanya untuk pengembangan produk tetapi pemasaran serta

peningkatan kemampuan (Skills) dengan cara training serta kursus sangatlah

diperlukan. (Wawancara Ibu Ayu).

Page 132: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

D. KEBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH

PERCA BATIK MENJADI BARANG BERNILAI EKONOMI DI

KELURAHAN LAWEYAN.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau

keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu

yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagi tujuan, maka pemberdayaan

menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan

sosial; yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata

pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Masyarakat yang memiliki keberdayaan ditandai adanya:

1. Kekuatan mengaktualisasikan diri yaitu, mampu

mengekspresikan diri dan mampu menginternalisasikan hasil

penilaian.

2. Koaktualisasi Eksistensi Masyarakat. (Ratna Devi, 2008)

Kajian pemberdayaan perempuan yaitu kajian yang menggambarkan

upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dipandang dari

kesejahteraan, akses, partisipasi, kontrol dan penyadaran diri sebagai hasil

pembangunan.

Page 133: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Adapun aspek-aspek yang ditekankan pada program pemberdayaan

perempuan yaitu:

1. Pengembangan Kapasitas dan Karakter

Dalam program ini dilakukan kegiatan-kegiatan pelatihan wirausaha

secara komprehensif, mulai dari motivasi berusaha, manajemen usaha,

dan hal lainnya seputar kewirausahaan untuk wanita.

2. Konsultasi dan Pendampingan

Setelah face pelatihan, para wanita kemudian mendapatkan konsultasi

dan pendampingan usaha untuk bisa menguatkan dan meng-upgrade

kapasitas serta kualitas usahanya di masa depan.

3. Organisasi

Sebagai individu ataupun kelompok usaha, wanita sangat

membutuhkan penguatan di bidang organisasi bisnisnya. Di tahapan

ini diharapkan para wanita yang berwirausaha mampu menjalankan

bisnisnya dengan aturan yang berlaku dan memiliki visi yang jelas.

4. Pasar

Wanita mendapatkan pengetahuan mengenai upaya membuka dan

membangun pasar untuk produk-produk yang telah dimiliki.

5. Jejaring

Diharapkan wanita dan kelompok usaha wanita mampu menemukan,

membuat, dan menguatkan jaringan sosial untuk usahanya.

Page 134: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Pada aspek pengembangan kapasitas dan karakter dalam program

pemberdayaan perempuan melalui pengelolaan limbah perca batik menjadi

barang bernilai ekonomi ini telah dilakukan beberapa pelatihan seperti

pelatihan pembuatan sandal dari perca batik, tas dan blankon. Dengan

dilaksanakannya pelatihan-pelatihan tersebut diharapkan perempuan memiliki

ketrampilan guna meningkatkan kapasitas diri mereka sehingga akan

membentuk pribadi produktif. Pelatihan ini dapat diakses oleh perempuan-

perempuan Laweyan tergabung dalam kelompok Ibu-ibu PKK, namun tidak

semua anggota kelompok dapat mengikuti pelatihan dikarenakan minimnya

anggaran oleh pihak penyelenggara pelatihan.

Untuk pendampingan ini kelompok perempuan yang tergabung dalam

kelompok usaha bersama Laweyan Art memperolehnya dari Disperindag.

Akan tetapi pendampingan ini berjalan kurang maskimal. Kurang aktifnya dari

kedua belah pihak menjadi kendala dari program pendampingan ini. Pihak

Disperindag memang menerima konsultasi bagi perempuan yang ingin

berkonsultasi akan tetapi hal tersebut tidak begitu aktif mengadakan kegiatan

yang terjadwal untuk menerima konsultasi, sehingga membuat perempuan

menjadi kurang bersemangat untuk datang ke kantor Disperindag

berkonsultasi mengenai pengembangan usahanya atau hanya sekedar

memperoleh informasi mengenai pemasaran produk.

Pada aspek organisasi perempuan Laweyan sudah membentuk

beberapa kelompok usaha dengan tujuan perempuan yang berwirausaha

mampu menjalankan bisnisnya dengan aturan yang berlaku dan memiliki visi

Page 135: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

yang jelas. Kelompok tersebut antara lain Kelompok Usaha Bersama Laweyan

Art.

Pada aspek pasar perempuan telah diberikan pengetahuan mengenai

bagaimana usaha untuk membuka dan membangun pasar untuk produk yang

telah dihasilkan. Selain itu untuk memasarkan produk melalui pengikutsertaan

pameran baik local maupun regional dan nasional.

Secara umum untuk menerapkan indicator-indikator tercapainya suatu

pemberdayaan dapat pula dianalisis melalui beberapa dimensi. Pemberdayaan

menurut Karl (1995) dapat dianalisis melalui lima dimensi yaitu:

1. Dimensi kesejahteraan.

Secara sederhana variabel ini dapat diukur dengan mengetahui

terpenuhi atau tidaknya kebutuhan dasar, seperti kebutuhan makanan,

kesehatan, perumahan, pendapatan dan pendidikan. Sejauhmana

kebutuhan dasar tersebut telah dinikmati tidak saja oleh semua orang baik

yang kaya dan yang miskin, serta baik laki-laki maupun perempuan.

2. Dimensi akses atas sumberdaya.

Variabel tersebut dapat diketahui dengan mengukur akses terhadap

modal, produksi, informasi, ketrampilan dan lainnya. Adanya kesenjangan

dalam mendapatkan akses terhadap sumberdaya masyarakat akan

mengakibatkan terjadinya perbedaan produktivitas diantara mereka.

3. Dimensi penyadaran atau kesadaran kritis.

Variabel ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya upaya

penyadaran terhadap adanya kesenjangan diantara lapisan masyarakat dan

Page 136: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

kesenjangan gender yang disebabkan faktor sosial budaya yang sifatnya

dapat berubah. Kesenjangan tersebut terjadi karena adanya anggapan

bahwa posisi sosial ekonomi masyarakat pinggiran adalah lebih rendah

dibandingkan dengan mereka yang hidup dikota. Dalam kasus kesenjangan

gender maka kesenjangan tersebut terjadi karena adanya anggapan bahwa

posisi sosial ekonomi perempuan lebih rendah dari daripada laki-laki.

Penyadaran dalam hal ini berarti terjadinya penumbuhkan sikap kritis oleh

perempuan.

4. Dimensi partisipasi.

Variabel ini untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan dalam

partisipasi yang ditunjukkan oleh terwakili atau tidaknya masyarakat

pinggiran atau perempuan dalam wadah lembaga-lembaga yang terkesan

elit. Upaya pemberdayaan diarahkan pada kegiatan pengorganisasian

kelompok masyarakat pinggiran dan perempuan sehingga mereka dapat

berperan dalam prose pengambilan keputusan dan kepentingan mereka

juga dapat terwakili.

5. Dimensi control.

Variabel ini untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan antara laki-

laki dengan perempuan ataupun dalam masyarakat pinggiran terhadap

alokasi kekuasaan pada segala aspek bidang kegiatan. Siapa menguasai

alat kerja, tenaga kerja, pembentukan modal, dan lainnya. Pemberdayaan

dalam hal ini diarahkan pada alokasi kekuasaan yang seimbang dalam

masyarakat.

Page 137: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Indicator-indikator pemberdayaan yang terkumpul dalam lima dimensi

diatas dapat digunakan untuk membuat analisis yang akan menunjukkan

apakah perempuan-perempuan Laweyan yang tergabung dalam kelompok

usaha bersama Laweyan Art ini sudah berdaya atau belum dan seberapa jauh

tingkat keberdayaan mereka karena pemberdayaan dapat diukur melalui

derajat keberdayaannya.

Alat lain untuk melihat tercapainya tujuan pemberdayaan adalah

menggunakan analisis gender Sarah Longwe. Tujuan dari konsep equality

level Longwe adalah untuk menilai apakah sebuah proyek/program intervensi

pembangunan mampu mempromosikan kesederajatan dan pemberdayaan

perempuan atau tidak. Asumsi yaitu titik tercapainya equality antara

perempuan dan laki2 mengindikasikan level pemberdayaan perempuan.

Pada level partisipasi perempuan telah mengalami peningkatan

sebagaimana terlihat bahwa perempuan-perempuan Laweyan yang tergabung

dalam KUB Laweyan Art ikut berpartisipasi dalam mengembangkan

Laweyan, melalui pengelolaan limbah perca batik menjadi handicraft yang

memiliki nilai jual dapat dijadikan sebagai souvenir khas laweyan.

Pemanfaatan limbah perca batik ini juga dapat ditujukan pada pengembangan

industry kreatif di Laweyan. Hampir semua proses produksi hingga pemasaran

dilakukan oleh perempuan bahkan managemen usaha pun diatur oleh

perempuan. Hal ini menjadikan perempuan memiliki partisipasi pada

pengambilan keputusan dalam keluarga. Meskipun keputusan akhir yang

Page 138: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

mengambil adalah suami akan tetapi istri ikut memberi masukan,

mengeluarkan pendapatnya.

Kesadaran praktis sudah tumbuh pada diri perempuan Laweyan.

Terbukti dengan kepedulian dan kepekaan perempuan terhadap lingkungan

mereka dengan memanfaatkan limbah perca batik untuk menambah

pendapatan sebagai solusi kondisi ekonomi dan untuk mengurangi limbah

dilingkungannya yang dihasilkan oleh kegiatan produksi. Perempuan ini

mampu menginternalisasikan apa yang mereka dengar dan mereka lihat ke

dalam diri mereka sehingga menghasilkan solusi dari masalah yang mereka.

Kondisi seperti inilah oleh Friedmann disebut sebagai kondisi berdaya.

Pada level akses perempuan sudah dapat mengakses pelatihan yang

diadakan oleh Disperindag. Informasi akan pameran yang diberikan oleh

Disperindag sebagai sarana pemasaran juga sudah diakses oleh kelompok

Laweyan Art. Untuk mengakses pinjaman modal di bank-bank tertentu

memang masih agak sulit disebabkan lemahnya managerial usaha individu

dan kelompok, hal ini menjadikan kendala dalam pembuatan proposal.

Pada level pemenuhan kebutuhan dasar-praktis dengan adanya usaha

pengelolaan perca batik menjadi handicraft ini dapat terpenuhi. Bertambahnya

pendapatan keluarga maka pemenuhan kebutuhan dasar pun tercukupi.

Bahkan mereka masih bisa menyisakan hasil pendapatan setelah digunakan

untuk mencukupi kebutuhan.

Page 139: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan

perempuan dalam pengelolaan limbah perca batik menjadi barang bernilai

ekonomi di Kelurahan Laweyan ini telah membawa perubahan pada tingkat

individu yaitu tumbuhnya kesadaran kritis pada diri individu akan keadaan

yang dialami yang menghasilkan solusi-solusi akan permasalahan yang

dihadapi. Perempuan Laweyan menjadi mempunyai inisiatif untuk

memproduksi suatu barang guna manambah penghasilan. Selain itu individu

juga membentuk kelompok sebagai solusi untuk mengembangkan usaha

mereka. Pemilihan kain perca batik sebagai bahan dasar pembuatan handicraft

juga merupakan bentuk kesadaran kritis mereka akan kondisi lingkungan

mereka. Pelatihan-pelatihan seperti peningkatan kapasitas diri dan ketrampilan

yang telah diberikan sebagai upaya pemberdayaan bagi perempuan Laweyan

juga telah mampu meningkatkan kepercayaan diri individu. Kepercayaan diri

terlihat dari semakin meningkatnya semangat memproduksi lebih banyak

handicraft dari kain perca batik dengan beragam bentuk dan kreasi yang baru,

juga keberanian untuk mengambil resiko dalam pendirian usaha handicraft.

Meningkatnya kepercayaan diri berbanding lurus dengan meningkatnya

aktualisasi diri dan aktivitas social individu tersebut. Proses pemberdayaan

perempuan mulai dari pengembangan kesadaran kritis, penguatan kapasitas,

pengorganisasian,dan mobilitas sumber daya telah pada akhirnya juga telah

Page 140: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

mampu meningkatkan pengetahuan dan memperluas wawasan perempuan

Laweyan.

Perubahan pada tingkat kelompok yaitu semakin berkembangnya

sumberdaya yang dimiliki kelompok serta akses terhadap sumberdaya dari

luar. Melalui kelompok ini terjadi pertukaran infromasi yang mengembangkan

sumberdaya kelompok serta mempermudah kelompok dalam mengakses dan

membuat jaringan dengan pihak luar sebagai upaya untuk mengembangkan

usaha mereka.

Pemberdayaan tidak hanya ditujukan untuk memberikan perubahan

pada inidividu ataupun pada suatu kelompok, akan tetapi juga diharapkan

dapat memberi manfaat dan perubahan pula bagi masyarakat sekitar.

Kelompok binaan seperti kelompok Laweyan Art ini mampu menjadi pilot

actor membawa perubahan pada lingkungannya. Kelompok ini mampu

memberikan stimulus, motivasi serta inisiatif pada masyarakat khususnya

perempuan-perempuan Laweyan yang lain untuk memiliki usaha sejenis guna

meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Teori yang digunakan adalah determinasi ekonomi oleh Karl marx.

Yang menyatakan bahwa factor ekonomi adalah penentu fundamental bagi

struktur dan perubahan masyarakat. Bentuk-bentuk produksi yang bersifat

teknologis menentukan organisasi social suatu produksi. Yaitu relasi-relasi

yang mengakibatkan pekerja memproduksi hasil dengan lebih efektif.

Page 141: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Relasi-relasi itu berkembang bebas dari kehendak manusia atau dikatakan

hal yang tidak terelakkan.

Kemandirian ekonomi mempengaruhi perubahan hidup seseorang.

Perubahan hidup ini mempengaruhi perubahan psikologis, membuat

seseorang lebih berdaya di setiap sektor kehidupan. Pengaruh hubungan

antara pemenuhan kebutuhan, kemandirian ekonomi, perubahan hidup

keluarga dan perubahan psikologis.

Selain menggunakan teori tersebut penelitian juga menggunakan

teori yang digunakan oleh Sarah Longwe, tentang Kerangka

Pemberdayaan dan Persamaan Wanita (Women’s Equality and

Empowerment Framework), pemberdayaan wanita ini harus diterapkan

bukan hanya pada kaum wanita, namun (terutama) pemahamannya

dimengerti dulu oleh kaum pria. Menurut Longwe kemiskinan tidak

disebabkan oleh kurangnya produktifitas tetapi oleh penindasan dan

eksploitasi. Sehingga ia juga memperkenalkan lima tingkatan kesetaraan

dalam berbagai area kehidupan sosial dan ekonomi yang disusun dalam

urutan hierarkis dengan tiap tingkatan yang lebih tinggi menunjukkan

tingkatan pemberdayaan yang lebih tinggi pula.

Teori sarah longwe ini memuat beberapa prinsip yaitu:

· Penciptaan situasi/pengkondisian dimana masalah kesenjangan,

diskriminasi dan subordinasi diselesaikan.

· Menciptakan jalan untuk mencapai tingkat pemberdayaan dan

kesederajatan (equality).

Page 142: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

· Pemenuhan kebutuhan dasar-praktis perempuan tidak pernah sama

dengan, pemberdayaan maupun sederajat (equal).

· Pengambilan keputusan merupan puncak dari pemberdayaan dan

kesederajatan.

2. Implikasi Empiris

Pemberdayaan yang telah diupayakan oleh pemerintah dalam

membantu masyarakat khususnya perempuan untuk menjadi lebih berdaya

meskipun dalam pelaksanaannya ditemui banyak hambatan, hendaknya

proses pemberdayaan ini bisa berkelanjutan. Tidak serta merta terhenti

setelah terlaksanakannya beberapa kegiatan dalam upaya pemberdayaan

perekonomian perempuan tersebut dan meninggalkan tujuan-tujuan dari

sebuah program yang belum tercapai.

Kesimpulan empiris yang didapat dari hasil penelitian pada

pemberdayaan perempuan melalui pengelolaan limbah perca batik menjadi

barang bernilai ekonomi di Kelurahan Laweyan adalah sudah tumbuhnya

keberdayaan pada individu perempuan maupun kelompok dalam bidang

ekonomi maupun social dengan diadakannya kegiatan-kegiatan dalam

upaya meningkatkan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan limbah

perca batik menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi tersebut.

Keberdayaan yang telah dicapai ini dapat dilihat dari sudah tumbuhnya

kesadaran kritis yang ada pada diri individu anggota kelompok Laweyan

Art, mereka juga dapat berpartisipasi pada pengambilan keputusan dalam

kelompok dan pada pengambilan keputusan dalam keluarga meskipun

Page 143: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

bukan mereka yang mengambil keputusan akan tetapi mereka dapat

memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi suami mereka.

sumberdaya yang ada juga sudah dapat mereka akses, managemen usaha

juga perempuan yang melakukannya, pemegang control terhadap

managemen usaha adalah perempuan, serta terpenuhinya kebutuhan dasar

dengan keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi yang

memanfaatkan limbah perca batik.

3. Implikasi Metodologis

Secara umum metode-metode yang disusun dan dilakukan dalam

penelitian dapat dilaksanakan seluruhnya. Sebagai penelitian deskriptif

maka laporan ini menjawab permasalahan penelitian yang dirumuskan

dengan memaparkan keadaan objek yang diteliti sebagaimana adanya

berdasarkan fakta-fakta yang actual dan ada sekarang sesuai dilapangan.

Pemilihan lokasi ditetapkan dengan alasan bahwa dilokasi

penelitian telah terbentuk KUB Laweyan Art yang mana KUB ini dibentuk

sebagai wadah untuk mengembangkan usaha handicraft yang sebagian

besar anggotanya adalah perempuan-perempuan yang memiliki usaha

dibidang produksi handicraft.

Data yang dikumpulkan secara fieldnotes, direduksi secara terus-

menerus kemudian disajikan. Agar memperoleh data yang mempunyai

kredibilitas dilakukan trianggulasi data yaitu membandingkan dan

mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

Page 144: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

waktu dan alat yang berbeda kemudian data diferifikasi selama proses

penelitian berlangsung.

Proses analisis data, reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan kait mengkait sampai proses analisa selesai. Maka dengan cara

seperti itu penelitian diharapkan nyata keabsahannya.

C. Saran

Mengacu pada hasil penelitian diatas, penulis merekomendasikan saran

sebagai alternative dan tindakan sebagai berikut:

1. Individu (perempuan) harus meningkatkan ketrampilan dan kreativitas

serta melakukan inovasi pada produk yang dihasilkan untuk dapat bersaing

dalam pasar handicraft.

2. Solidaritas kelompok dapat ditingkatkan dengan mengkoordinasi anggota

untuk mengadakan kegiatan-kegiatan rutin, pelatihan-pelatihan seperti

managemen usaha, bersama-sama mengikuti pameran handicraft dan study

banding yang akan membantu mengembangkan usaha mereka. hal ini juga

dapat dijadikan sebagai media alternative agar kelompok dapat lebih

hidup.

3. Dalam pemberdayaan perempuan diperlukan peran dan kerjasama

berbagai pihak seperti Pemerintah, Akademisi, LSM, Lembaga atau

Forum masyarakat, anggota Masyarakat. Diharapkan pemerintah setempat;

(dalam hal ini Kelurahan) mampu memfasilitasi terciptanya kerjasama

dengan berbagai pihak tersebut.

Page 145: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Matrik Hasil Penelitian

Keberdayaan Perempuan Anggota KUB Laweyan Art

No. Indicator keberdayaan Perempuan Belum mandiri

(belum memiliki showroom)

Perempuan Mandiri (sudah memiliki usaha sendiri atau showroom)

1. Kesejahteraan Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok, pendidikan anak, hiburan, dan penggunaan sisa pendapatan.

Kebutuhan dasar seperti makan, pendidikan terpenuhi. mereka juga menyempatkan untuk berlibur bersama keluarga di daerah solo sep. balai kambang. Mereka masih memiliki sisa uang untuk dijadikan simpanan jika ada keperluan mendadak.

Kebutuhan dasar tercukupi, berlibur di luar kota bersama keluarga. Setelah kebutuhan dasar tercukupi mereka masih memiliki sisa pendapatan untuk menambah modal mengembangkan usaha.

2. Kemampuan mengakses sumber daya:

1. Modal 2. Informasi tentang

tren produk, pasar. 3. Alat produksi 4. Pameran 5. Pelatihan 6. Tenaga kerja 7. Jaringan usaha

1. Sumber modal diperoleh dari bantuan dg mengajukan proposal kelompok pd dinas koperasi.

2. memperoleh informasi tentang produk dari sesama anggota kelompok.

3. Alat produksi mesin jahit diperoleh dari bantuan disperindag.

4. Bersama anggota lain mengikuti pameran yg diadakan oleh pemerintah.

5. Informasi pelatihan dari sesama anggota kelompok.

6. Tenaga kerja dlm proses produksi dilakukan

1. Sumber modal dari dana pribadi dan pinjaman kelompok dari dinas koperasi.

2. Informasi produk dari wisatawan yang datang mengunjungi showroom, dan memesan barang yg diingankan.

3. Alat produksi mesin jahit dibeli sendiri, bantuan dari disperindag diberikan pd karyawan.

4. Ikut pameran bersama dengan anggota lain.

5. Informasi adanya pelatihan diperoleh dari FPKBL.

6. Jika dapat pesanan

Page 146: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

sendiri. Jika ada pesanan dibagi dg anggota lainnya.

7. Jaringan usaha masih dalam wilayah Jawa Tengah.

banyak dikerjakan oleh karyawan.

7. Jaringan usaha sudah sampai ke luar negeri.

3. Kesadaran kritis

Kesadaran sudah tumbuh dengan memanfaatkan limbah perca batik untuk dijadikan produk yang ramah lingkungan.

Sama. kesadaran kritis juga sudah tumbuh.

4. Partisipasi Kemampuan untuk terlibat dalam: 1. kegiatan social

masayarakat 2. Pengambilan keputusan

Kelompok 3. Pengambilan keputusan

dalam keluarga

1. Aktif Terlibat dalam kegiatan social dan menjadi anggota lebih dari satu organisasi. 2. Dapat memberikan usulan dalam pengambilan keputusan dalam kelompok maupun keluarga.

1. Aktif terlibat dalam kegiatan social tapi jarang mengikuti kegiatan kelompok, menjadi lebih dari satu organisasi dan masuk dalam kepengurusan. 2. memberikan usulan dan berani mengemukakan pendapat.

5. Control Kemampuan untuk melakukan control terhadap pengelolaan usaha.

Pengelolaan usaha sepenuhnya dilakukan oleh perempuan.

Pengelolaan usaha dilakukan bersama dengan suami. Perempuan juga meminta pendapat pada suami mengenai pengembangan usahanya.

Sumber: data primer diolah 15 Januari 2011

Page 147: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM …/Pember…SKRIPSI Disusun Guna ... Laweyan, Surakarta), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ... menggambarkan data dan kata-kata atau uraian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Matrik 1. Potensi Perempuan Sebelum dan Sesudah Pemberdayaan

Sebelum Diberdayakan Setelah Diberdayakan

1. Bisa menjahit Tidak hanya menjahit pakaian, bisa membuat tas, sandal, blankon, kerajinan yang lain.

( Ketrampilan dan ide berkembang)

2. Menghasilkan suatu barang. (Pakaian, makanan, kerajinan)

Barang yang dihasilkan semakin baik kualitasnya. Karena bertambahnya pengetahuan mereka mengenai kualitas barang dan keinginan konsumen.

(Kualitas produk meningkat menjadi semakin baik)

3. Bisa mengatur uang Kemampuan untuk mengatur uang digunakan untuk membuka usaha dan mengelola usaha.

(Tumbuh keberanian dalam diri untuk mengambil resiko)

4. Memiliki pekerjaan sampingan seperti membuka toko kelontong, tenaga konveksi, menerima pesanan pembuatan makanan kecil. (Ulet)

Tidak hanya melakukan pekerjaan yang sudah menjadi rutinitas.

(pengelolaan usaha dan ide untuk mengembangkan usaha sekemakin berkembang)

5. Suka bercerita Kemampuan berkomunikasi berkembang berguna untuk menawarkan barang yang dihasilkan.

6. Menjadi anggota PKK. Mau membentuk kelompok usaha bersama, sebagai salah satu solusi untuk mengembangkan usahanya.

(Kesadaran dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah meningkat, partipasi dalam kelompok juga meningkat)

7. Memiliki hubungan yang baik dengan pemilik showroom lain.

Membuat kerjasama dengan pemiliik showroom untuk memperoleh order dari luar negeri. (Jaringan usaha berkembang semakin luas)