pemberdayaan industri kecil dan menengah … · •bahan baku dan komponen kunci sangat tergantung...
TRANSCRIPT
Upstream dan midstream yang kurang berkembang
Potensi geografis yang kurang dioptimalkan
Tren global sustainability yang tidakterelakan
UMKM yang tertinggal
Infrastruktur Digital yang belummemadai
• Bahan baku dan komponen kunci sangat tergantung dari impor, sebagai contoh– >50% petrokimia, 74% logam dasar– Semua bagian penting di bidang elektronik dan otomotif
• Belum optimalnya zona industri yang komprehensif contoh: migas vs. petrokimia• Zona ekonomi kurang dikembangkan dan digunakan contoh: Batam, Karawang, Bekasi dan Jawa
Tengah
• Tren Sustainability kini semakin menjadi kewajiban dan bukan lagi pilihan– Ekspor perlu memenuhi syarat contoh EUROx– Perubahan peluang bisnis misalnya solar, biomaterials
•62%pekerja Indonesia bekerja pada UMKM dengan produktivitas yang masih rendah
• Platform digital yang belum optimal– Seluler: saat ini mengadopsi 4G (belum siap 5G)– Fiber: kecepatan rata-rata <10Mbps (bukan 1Gbps)– Cloud: infrastruktur cloud yang terbatas
1
2
3
4
5
10 Permasalahan Fundamental Sektor Industri
Source: IHS Markit, BPS, articles, A.T. Kearney
PROGRAM MAKING INDONESIA 4.0 PADA IKM
2
Indonesia menetapkan 10 prioritas nasional untuk“Making Indonesia 4.0”
Perbaikan alur aliran material
Mendesain ulang zona industri
• Memperkuat produksi material sektor hulu; contoh 50% dari bahan bakupetrokimia yang masih impor
• Membangun peta jalan zona industri nasional (mis. industry belts); mengatasipermasalahan yang dihadapi di beberapa zona industri
1
2
Akomodasi standar sustainability
Pemberdayaan UMKM
• Kesempatan daya saing melalui tren sustainability global, mis. EV, biofuel, energi terbarukan
• Memberdayakan 3.7 juta UMKM1 melalui teknologi; misalnya e-commerce UMKM, pendanaan teknologi
3
4
Membangun infrastruktur digital nasional• Pembangunan jaringan dan platform digital; mis. 4G menjadi 5G, Serat optik
1Gbps, Data center dan Cloud
5
Menarik investasi asing
Peningkatan kualitas SDM
• Menargetkan perusahaan manufaktur terkemuka global melalui penawaran yang menarik dan insentif untuk percepatan transfer teknologi
• Desain kembali kurikulum Pendidikan menyesuaikan era Industry 4.0• Program talent mobility untuk profesional
6
7
Pembentukan ekosistem inovasi
Menerapkan insentif investasi teknologi
• Pengembangan sentra R&D&D2 oleh Pemerintah, swasta, publik, maupununiversitas
• Memperkenalkan tax exemption/subsidi untuk adopsi teknologi dan dukunganpendanaan
8
9
Harmonisasi aturan dan kebijakan• Melakukan harmonisasi kebijakan dan peraturan lintas kementrian
10
10 National Priorities
1.Termasuk usaha mikro 2. Research & Development & Design2.Sumber: Kementerian Perindustrian, A.T. Kearney
3
SIINAS
Konsep E-Smart IKMSitus Jual Beli E-Payment
Model Pendanaan
P2P Lending
Crowd Funding
FinTech
KUR
Jaminan Produk
Jaminan Keamanan
Jaminan Standar
UKM /IKM:
Industri Telematika
CustomerCustomer
9
DISTRIBUSI PESERTA e-Smart IKM TAHUN 2017
Riau (50)Sumatera Utara (90)
Sumatera Barat (40)
Bengkulu (30)Sumatera Selatan
(90)
Peserta e-Smart IKM(Per Agustus 2018)
3450 IKM
Lampung (70)
Banten (30)
Jawa Barat (280) Yogyakarta(100)
Jawa Timur (125)
Bali (100)Jawa Tengah (225)
Kepulauan Riau (52)
Kalimantan Selatan (40)
Kalimantan Timur (70)
Kalimantan Utara (25)
Sulawesi Selatan (40)
NTB (30)
NTT (40)
DKI Jakarta (43)
Jambi (50) Sulawesi
Tengah (30)
SEBARAN PESERTA IKMPER KOMODITI UNGGULAN
18
34
93
0,4 0,1
116
18Makanan dan MinumanLogamFurniturKerajinanFashionHerbalPerhiasanKosmetikIndustri Kreatif dan Lainnya
11
Nilai Transaksi Berdasarkan Komoditi Unggulan
Total Nilai Transaksi
Rp. 1.384.966.608
12
325.462.922 23,50%
567.755.978 40,99%
12.462.597 0,90%
35.106.404 2,53%
417.317.336 30,13%
16.843.035 1,22%
10.018.336 0,72%
MAKANAN DAN MINUMAN
LOGAM
FURNITUR
KERAJINAN
FASHION
HERBAL
INDUSTRI KREATIF DAN LAINNYA
(Per Agustus 2018)