pemberdayaan anak jalanan melalui ekonomi...
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN
MELALUI EKONOMI KREATIF DI REPUBLIK SABLON
CIREUNDEU TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial
(S.sos)
Muhammad Fahmi
Nim: (1113054000039)
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Muhammad Fahmi
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI EKONOMI
KREATIF DI REPUBLIK SABLON CIREUNDEU TANGERANG
SELATAN .
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua
istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli yang mengatakan sama.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan
pembangunan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada
pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan perubahan pada sektor
ekonomi. Pembangunan ini juga bisa dilakukan dengan mendorong
pengembangan inisiatif dan partisipatif masyarakat yang lebih kreatif dan
produktif, maka dari itulah Republik Sablon merupakan sebuah lini usaha
yang bergerak dalam bidang jasa kreatif Sablon.
Ekonomi kreatif dapat dipahami sebagai suatu sistem kegiatan
manusia yang berkaitan dengan kreasi produksi, distribusi, pertukaran dan
konsumsi barang dan jasa yang bernilai cultural, artistic, ekstetika,
intelektual, dan emosional bagi para pelanggan di pasar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pemberdayaan ekonomi
kreatif yang dilakukan oleh Republik Sablon terhadap pemberdayaan
ekonomi anak jalanan. Melalui proses observasi dan wawancara, dapat
diketahui bahwa proses pemberdayaan ekonomi anak jalanan menggunakan
3 tahapan pemberdayaan. Dari proses tersebut peneliti mengamati proses
yang dimaksud, selain itu peneliti juga menganalisa tingkat keberhasilan
pemberdayaannya. Jadi latar keberhasilannya dapat dilihat pada table.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan dan
wawancara guna untuk melihat bagaimana proses pemberdayaan ekonomi
ii
kreatif dan hasil yang di peroleh oleh anak jalanan setelah mengikuti
program pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan oleh Republik Sablon.
Dari proses pemberdayaan yang dilakukan dengan menggunakan 3
tahapan itu dan hasil penelitian menunjukkan 2 aspek keberhasilan dalam
pemberdayaan ekonomi kreatif kepada anak jalanan yaitu : (1) Kebebasan
mobilitas: Anggota komunitas Republik Sablon menjadi lebih mandiri,
Memingkatnya kemampuan dan pengetahuan anggota komunitas Republik
Sablon, serta anggota komunitas Republik Sablon mampu bersosialisasi
lebih baik dengan masyarakat sekitar. (2) Kemampuan membeli komoditas
kecil : Anggota komunitas Republik Sablon menjadi lebih mandiri dari segi
ekonomi mereka, mereka mampu menabung untuk membeli barang-barang
yang mereka inginkan dengan uang tabungannya dan anggota komunitas
tidak lagi bergantung kepada orang tua mereka.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahhirabbil „alamin. Segala puji syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh
gelar Sarjana Sosial Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tidak ternilai bagi
penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik
kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut
andil dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan penulis,
sampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A , selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatulah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A. , selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Wati Nilamsari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.
4. Rosita Tandos, M.A, M.Comdev, Ph.D selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan
pengarahan serta membantu literatur dalam proses penyelesaian tugas
akhir ini.
iv
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
khususnya dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang
senantiasa memberikan ilmu, membimbing dan memberikan
pengarahan selama perkuliahan.
6. Babah dan Emak tercinta, H. Suganda dan Hj. Samih terimakasih
atas segala perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, do‟a,
dukungan moril dan materil terhadap penulisan dalam studi.
7. Abang dan Mpok, M. Farid, M. Ishak, Abd. Gofur, Mar‟atul (Kiki),
K. Asiyah, K. Ida, K. Nur, Fini Malinda yang selalu memberikan
semangat dan do‟a kepada penulis.
8. Ayahanda Ipunk dan seluruh anggota Republik Sablon yang telah
banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang
penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi.
9. Sahabat-sahabat saya Misbah , Bang Wildan dan Bang Musthofa,
Hanifa Ismiati Azizahyang selalu memberikan semangat dan
dukungannya kepada penulis
10. Teman-teman seperjuangan dan sahabat setia Fadli Rahman, Chairul
Bahri, Musyafa Ahmad, Vikron Fahreza Sarah Fauzia Audina,
Jamillah, Aulia Ulfa, Mir‟atun Nisa yang saling memberikan
semangat untuk menyelesaikan penelitian ini.
11. Teman-teman Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan
Tahun 2013.
12. Karang Taruna Musyawarah Bakti Pemuda beserta jajaran pengurus
yang sudah memberikan support kepada penulis.
13. Ketua Lingkungan RT. 001 RW. 001 Jurang Mangu Barat dan
pengurus Keamanan Lingkungan RT. 001 RW. 001 jurang Mangu
Barat.
v
Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu
dengan iringan do‟a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT akan
selalu melimpahkan balasan yang tiada tara kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Akhirnya, dengan harapan semoga penyusunan skripsi yang
sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, Juni 2018
Muhammad Fahmi
NIM:1113054000039
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ..........................................................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................................................8
D. Metodologi Penelitian ............................................................................................................ 10
E. Kerangka Teori ....................................................................................................................... 15
F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................................... 16
G. Sistematika Penulisan ............................................................................................................ 18
BAB II TINJAUJAN TEORITIS .............................................................................................. 20
A. Pemberdayaan ..................................................................................................................... 20
1. Pengertian Pemberdayaan ....................................................................................... 20
2. Indikator Pemberdayaan ......................................................................................... 23
3. Tahapan-tahapan Pemberdayaan ............................................................................. 25
a. Tahap Pengkajian (Assesment) .................................................................................... 25
4. Partisipasi Sebagai Faktor Penting Pemberdayaan ............................................... 29
B. Ekonomi Kreatif ................................................................................................................... 30
1. Pengertian ekonomi ...................................................................................................... 30
2. Pengertian Ekonomi Kreatif ........................................................................................ 31
vii
C. Anak Jalanan ........................................................................................................................ 36
1. Pengertian Anak Jalanan ................................................................................................ 36
2. Klasifikasi Anak Jalanan.......................................................................................... 37
BAB III GAMBARAN UMUM REPUBLIK SABLON .......................................................... 40
A. Latar Belakang Berdiri Republik Sablon Di Wilayah Cireundeu Tangerang
Selatan ......................................................................................................................................... 40
1. Profil dan Sejarah Berdiri Republik Sablon .......................................................... 40
2. Tujuan serta visi dan misi ........................................................................................ 44
3. Program-program:.................................................................................................... 45
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ........................................................................... 51
A. Tahapan Pemberdayaan Republik Sablon ........................................................................... 60
a. Tahap Pengkajian (Assesment) .................................................................................... 61
B. Hasil pemberdayaan Republik Sablon ................................................................................ 68
BAB V PENUTUP .................................................................................................................... 89
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 89
B. Saran ................................................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 91
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1Penghasilan Anggota Republik Sablon……………………...…49
Tabel 2 Hasil Pemberdayaan…………….....…………………………….69
Table 3 Peningkatan Kebebasan Mobilitas…….…….………………….70
Tabel 4 Kemampuan Membeli Komoditas Kecil ………........………….70
Tabel 5 Keberlanjutan Kemandirian Ekonomi Kreatif …………..…... 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan ekonomi adalah untuk
mendapatkan gambaran strategi kebijakan yang sedang berjalan dan
alternatif di masa mendatang. Skema evaluasi perencanaan
sebenarnya menjadi tidak terpisahkan dari skema perencanaan
maupun pelaksanaannya. Urgensi skema evaluasi adalah membantu
memetakan dan mengidentifikasi isu dan permasalahan kemampuan
dan kapasitas perencanaan daerah membantu dalam merancang
program advokasi, pembinaan dan pemantauan perencanaan daerah
dan membantu pengembangan program peningkatan kapasitas dan
kemampuan perencanaan daerah.1
Berdasarkan hasil kajian perencanaan pembangunan ekonomi
ada beberapa strategi kebijakan pembangunan, antara lain: kebijakan
pengentasan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi dan penyiapan SDM
(Sumber Daya Manusia) yang ada di Cireundeu harus disesuaikan
dengan perencanaan visi penyusunan program dan kegiatan yang
berdasarkan pada isu permasalahan di masyarakat dan visi
pembangunan Cireundeu identifikasi dan pengembangan program
dan kegiatan sektor-sektor yang mendukung terwujudnya Cireundeu
sebagai Budaya yang maju; perkembangan Cireundeu sebagai
Cireundeu budaya dan Wisata masih dapat dioptimalkan dengan
1Jhingan ML. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. Raja Grafindo Perkasa.
Jakarta. 1994, h. 63
2
pengembangan sektor-sektor lain; Investasi bagi UKM (Usaha Kecil
Menengah) perlu ditingkatkan volumenya, apabila investasi dalam
UKM meningkat maka kemiskinan dan tingkat pengangguran akan
berkurang; dan Pengembangan industri yang menggantungkan pada
kekuatan ekonomi lokal sebaiknya diberi ruang untuk
mengembangkan ekonomi kerakyatan.
Perencanaan memiliki pengertian yang berbeda-beda dari para
ahli. Banyak dokumen perencanaan nasional atau pernyataan dari
para pemimpin politik yang memperkenalkan pengertian mereka
sendiri. Para pakar ekonomi pun belum ada kesepakatan tentang
pengertian istilah perencanaan pembangunan ekonomi tersebut.
Menurut Conyers dan Hills (1994) seperti dikutip oleh P. Hadi,
Sudharto mengatakan bahwa: Perencanaan sebagai suatu proses yang
bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-
pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.2
Tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum
terpecahkan, seperti: tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian
pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan
absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan
kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang
sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar
penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan
trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak
2P.Hadi, Sudharto. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta,
Gajah Mada University Press. 2005, h. 86
3
ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari
pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli
mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada
pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana
pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan
pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan
meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan
dalam sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga
akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana,
seperti penambahan ruas jalan. Pembangunan ini juga bisa dilakukan
dengan mendorong pengembangan inisiatif dan partisipasi
masyarakat yang lebih kreatif dan produktif, meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya ekonomi, sosial,
teknologi, serta pengembangan kualitas kelembagaan untuk
menunjang lapangan kerja bagi penduduk dan masyarakat setempat.
Kesemuanya itu dimaksudkan untuk meningkatkan pembangunan
ekonomi masyarakat setempat atau pembangunan ekonomi local.3
Republik Sablon merupakan sebuah lini usaha yang bergerak
dalam bidang jasa kreatif: Sablon dan konveksi. Sesuai dengan
namanya, Republik Sablon mempunyai suatu visi perusahaan yang
kemudian dijadikan landasan semangat bergerak perusahaan jasa
kreatif ini. Industri kreatif menjadi pilihan karena sumber daya Alam
yang saat ini masih menjadi bidang industri utama kelak akan habis
karena hasrat ekplorasi manusia. Namun Industri kreatif akan terus
3Richard T .gill. Ekonomi pembangunan dulu dan sekarang, Jakarta. Ghalia
Indonesia. 1997. Hal 72
4
ada dan berkembang selama manusia masih diberi akal untuk berpikir
kreatif.
Re (kembali) Publik (publik/masyarakat); dua kata inilah yang
kemudian menjadikan seluruh karya dalam bentuk sablon
dimaksudkan untuk dikembalikan kepada masyarakat. Bagi Republik
Sablon, design yang kemudian disablon dalam medium kaos
merupakan suatu ekspresi, suatu identitas dan juga merupakan
sebagai ruang publik yang ingin disampaikan oleh konsumen
Republik Sablon kepada masyarakat. Kembali kepada masyarakat
juga merupakan komitmen Republik Sablon dalam
melakukanperekrutan tenaga kerja yang dalam perusahaan ini
Republik Sablon menyebutnya sebagai mitra; untuk diutamakan
menjaring mitra dari kalangan anak-anak putus sekolah atau
masyarakat yang kurang beruntung untuk bergabung dan maju
bersama dalam hal ekonomi. Para mitra yang tergabung inilah yang
kemudian dididik, diarahkan dan disatukan dalam sebuah organisasi
kerja. Tim kerja inilah yang kemudian menjadi sebuah rantai
produksi yang saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain.
Seluruh bagian dalam rantai produksi jasa sablon ini, saling
membutuhkan karena dalam rantai produksi ini tidaklah ada bagian
yang kecil atau tidak penting. Seluruh bagian dalam spektrum besar
rantai produksi saling menunjang sebuah kesuksesan untuk
menghasilkan produk sablon yang maksimal dan berkualitas.
Semangat untuk berbagi ilmu dan berbagi kesejahteraan
dalam konsep saling membutuhkan inilah yang membuat Republik
Sablon sejak tahun 2012 hingga kini Alhamdulillah tetap eksis dan
tetap berproduksi. Pada medio 2012, beberapa orang yang pada
waktu itu masih berstatus sebagai sarjana lulusan UIN Jakarta yang
masih binggung antara ingin melamar kerja namun enggan terikat
5
dengan aturan kaku perusahaan membuat akhirnya mereka
berkumpul membuat usaha dalam bidang jasa kreatif. Jasa sablon
kemudian pilihan pemilik Republik Sablon untuk memulai usaha ini,
sablon dan kaos menjadi pilihan berdasarkan kesukaan pemilik
kepada design, sablon dan kaos. Kaos adalah salah satu produk
fashion yang tidak mengenal batasan umur, status sosial dan
ekonomi. Fleksibilitas kaos inilah yang kemudian menciptakan pasar
yang sangat beragam dan terbatas dalam bisnis ini.
Memilih berwirausaha ketimbang bekerja pada perusahaan
besar dengan menggunakan bekal ijazah yang dikeluarkan dari
kampus tidak menjadi pilihan pemilik Republik Sablon, karena
pemilik Republik Sablon menginsyafi bahwa sebagai seorang sarjana
pemilik Republik Sablon mempunyai peran sosial untuk membantu
mengembangkan perekonomian skala mikro masyarakat dengan cara
menyerap tenaga kerja dari kalangan masyarakat menengah ke bawah
yang kurang beruntung mendapatkan akses kesejahteraan dalam
bidang ekonomi. Keterbatasan ekonomi menyebabkan banyak
pemuda Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan yang cukup;
kemudian pada gilirannya tidak dapat bersaing dalam dunia kerja.
Atas kesadaran inilah kemudian kami berikhtiar sebisa kami untuk
turut berperan serta dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, memberikan asas manfaat bagi masyarakat dengan cara
menyerap tenaga kerja, melakukan pendidikansoft skill dalam bidang
sablon dan konveksi. Mudah-mudahan ikhtiar kami ini kemudian
mampu membuat para pemuda Indonesia yang tidak mendapatkan
fasilitas pendidikan ini mampu mempunyai kemampuan dalam
bidang sablon, yang pada kemudian hari ketika mereka mampu
membuka usaha sablon sendiri dan mandiri, merekrut dan mendidik
pemuda lainnya hingga mampu seperti mereka dan seterusnya.
6
Mimpi kami inilah yang kemudian dapat mewujudkan kemandirian
ekonomi dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan bagi
masyarakat. Amin.
Republik merupakan salah satu usaha jasa sablon yang ada di
daerah Cirendeu, Tangerang Selatan, dimana para pekerja Republik
sablon itu kebanyakan putus sekolah karena kekurangan biaya untuk
melanjutkan sekolah mereka. Maka dari itu founder menciptakan
UKM di jasa Republik sablon, yang dimana para pekerja jasa sablon
itu mereka yang kebanyakan berhenti sekolah karena kekurangan
biaya dan pengangguran. Dimana para pekerja usaha sablon yang
berasal dari anak jalanan berjumlah 3, sedangkan para pekerja usaha
konveksi yang putus sekolah berjumlah 3 orang.
Dalam hal ini pemilik Republik Sablon menyerap atau
mengambil pekerja terutama dari anak jalan, karena mereka ingin
mensejahterakan kehidupan para pekerja yang berasal dari anak jalan
itu sendiri. Mereka di ajak untuk bergabung di Republik Sablon agar
ditingkatkan skill seni kreatifitas dan keterampilan mereka masing-
masing, pemilik Republik Sablon ini juga tidak mengikatkan para
pekerja dengan aturan-aturan jam kerja mereka seperti pekerja yang
formal. Tujuan kenapa pemilik usaha Sablon mengambil dari anak
jalanan ini karena agar mereka bisa mensejahterakan kehidupan
mereka, bisa membantu membiayai kehidupan keluarga dan yang
paling penting tidak kembali ke jalanan seperti dahulu dengan cara
para anak jalan dirangkul dan diajak bergabung di Republik Sablon
ini.
Pembangunan ini juga harus bisa meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat daerah dan wilayah yang lebih luas. Dalam
hal ini peningkatan kemampuan masyarakat sangatlah lebih penting,
adaptasi dan inovasi dibawah kondisi-kondisi sosial yang menekan
7
dan selalu berubah. Institusi-institusi mediasi tersebut biasanya
dipergunakan oleh orang-orang lapis bawah untuk mempertahankan
diri dalam kondisi yang serba terbatas, menekan, dan mengecam
keselamatan, baik ekonomi dan politik4. Maka itu meningkatkan taraf
kesejahteraan terhadap masyarakat kalangan bawah sangatlah
penting, karena kalau taraf mereka tidak bisa disejahterakan akan
lebih banyak lagi angka pengangguran yang ada didalam negeri ini.
Kegiatan usaha yang terdapat di Republik sablon ini
merupakan usaha kecil. Berdasarkan UU No. 9 Tahun 1995 tentang
usaha kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.5
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti melakukan
pembatasan masalah agar menjadi lebih terfokus pada
kajiannya, yaitu kajian mengenai proses
pemberdayaanRepublik Sablon terhadap pengembangan
ekonomikreatif studi kasus Cireundeu Tangerang Selatan.
Pembatasan masalah yang dilakukan peneliti adalah
sebagai suatu upaya peneliti sendiri dari kurangnya waktu yang
peneliti miliki untuk membahas semua yang ada yang
bersangkutan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dengan
adanya pembatasan masalah ini sekiranya agar upaya yang
4 Anggito Abi Manyu, Pembangunan Ekonomi Dan Pemberdayaan Rakyat.
(Yogyakarta: 2009) Hal. 68 5Pandji Anoraga Dan Djoko Sudantoko, Koperasi, Kewirausahaan, Dan Usaha
Kecil, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), cet ke-1, h.225
8
dilakukan peneliti dalam meneliti secara benar atau sama
dengan yang peneliti temui di tempat penelitian.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis
utarakan, penulis merumuskan karya tulis ini ke dalam rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana proses pemberdayaan ekonomi kreatif
yang dilakukan olehRepublik Sablon terhadap anak
jalanan RT004/RW05 diCireundeu Tangerang Selatan
?
b. Bagaimana hasilyang diperoleh oleh anak jalanan
setelah mengikuti program pemberdayaan yang
dilakukan oleh Republik Sablon?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Hal ini bertujuan untuk menjelaskan serta
mendeskripsikan rumusan-rumusan masalah yang peneliti
telah ungkapkan sebelumnya. Peneliti dalam melaporkan
uraian hasil temuan lapangan ini berupa jenis catatan deskriptif
analisys, yakni gambaran rinci mengenai lokasi, situasi,
peristiwa atau apa pun yang diamati peneliti dari hasil
wawancara maupun observasi yang ditulis apa adanya sesuai
dengan kenyataan.
Mengenai tujuan dari penelitian yang dilakukan
peneliti, Ada beberapa pokok tujuan penulisannya dalam
penyusunan karya tulis ini sebagai langkah awalnya yaitu:
9
a. Untuk mengetahui prosespemberdayaanRepublik
Sablon terhadap pengembangan ekonomi kreatif di
Cireundeu Tangerang Selatan
b. Untuk mengetahui bagaimana hasil yang diperoleh
oleh anak jalanan setelah mengikuti program
pemberdayaan ekonomi kreatif oleh Republik Sablon.
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Akademik
Untuk Memberikan wawasan kepada mahasiswa PMI
(Pengembangan Masyarakat Islam) khususnya
tentangbagaimana prosespemberdayaan Republik Sablon
terhadap anak jalanan setelah mengikuti program
pemberdayaan ekonomi kreatif studi kasus Cireundeu
Tangerang Selatan.
b) Manfaat Praktik
Memberikan gambaran kepada khalayak bahwa untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat tidak hanya
pemerintah yang mengatasinya,tetapi dari masyarakat sendiri
bisa menangani dengan mendirikan UKM dan memeberikan
keterampilan sablon kepada para pemuda yang sudah
berputus sekolah dan mereka bingung untuk bisa
mensejahterakan kehidupannya Bahwasanya mereka juga bisa
menunjukkan skill mereka dengan bergabung bersama
republik sablon untuk mensejahterkan kehidupannya sendiri
dan berguna bagi masa depan mereka.
10
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan
kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci.Analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.6
Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang
alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini
sering disebut sebagai metode naturalistik. Obyek yang
alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi
oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki
obyek,setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek
relatif tidak berubah.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi
instrumen. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
instrumennya adalah orang atau human instrument. kriteria
data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Yaitu
data yang tidak hanya dilihat secara langsung baik lisan atau
perbuatan, tetapi juga makna yang tersirat atau terkandung
didalamnya.
6Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2009),
cetakan ke 5, h. 9
11
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif, karena penelitinya bermaksud
meneliti secara mendalam. Bogdan dan Taylor seperti dikutip
oleh Syamsir Salam dalam bukunya “Metode Penelitian
Sosial” menjelaskan bahwa metodologi kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.7
2. Macam dan Sumber Data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data
yaitu:
a. Data Primer, data yang diperoleh langsung dari
narasumber berupa catatan tertulis hasil wawancara
mendalam (deep interview), observasi, dan dokumentasi.
b. Data sekunder, data yang diperoleh dari catatan-catatan,
buku-buku, majalah, bulletin, dan dokumentasi yang
berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi. Observasi adalah proses pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan indera penglihatan,
penciuman, peraba, serta pendengaran yang kemudian
ditransformasikan kedalam bahasa penelitiah ilmiah.8
7 Syamsir Salam, “Metode Penelitian Sosial” (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),
h. 30.
8 H.M. Burhan Bungin, S.Sos, M.Si. Penelitian Kualitatif edisi Kedua. Hlm. 118
12
Peneliti melakukan penelitian salah satunya dengan
melakukan observasi atau pengamatan dari apa yang
dilihat, didengar dan didapat dari apa saja yang terjadi di
tempat penelitian yaitu Jl.Cirendeu Raya No.64 RT
004/05Pisangan Timur, Ciputat Timur, Tangerang
Selatanyang memberikan kegiatan pemberdayaan
melalui keterampilansablon kepada remaja di Cirendeu
Tangsel.
b. Interview
Selanjutnya peneliti juga melakukan interview untuk
mendapatkan data. Interview ialah proses pengumpulan
data dengan melakukan sesi wawancara.9 Dengan
melakukan wawancara kepada pihak terkait di Republik
Sablon seperti Ketua, staff, anggota, karyawan pengrajin
dan lebih banyak lagi, interview adalah cara yang berbeda
dengan observasi seperti sebelumnya yaitu melalui panca
indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman,
peraba dan lainnya, interview adalah cara untuk
mendapatkan data dengan mengajukan pertanyaan ke
pihak terkait atau wawancara.
c. Recorder dan Catatan Notebook
Proses pengumpulan data selanjutnya yang peneliti
lakukan adalah proses perekaman dengan handphone dan
mencatat langsung dibuku catatan temuan lapangan.
sebenarnya pengambilan data juga tidak jauh berbeda
dengan teknik pengambilan data interview namun dengan
9 Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos, M.Si. Penelitian Kualitatif, h. 111
13
melakukan recorded atau catatan note book ini sengaja
dimasukkan agar peneliti menghindari kelupaan saat
proses pengambilan data dengan interview guna untuk
memperoleh data yang lebih spesifik dan berkualitas.
d. Studi Kepustakaan
Penulis mengumpulkan data dari beberapa buku
bacaan dan perbandingan dengan karya ilmiah lain agar
penulis lebih mudah menganalisis dan membandingkan
hasil dari pengamatan dari buku bacaan dan karya ilmiah
lain untuk memudahkan penafsiran dan penambahan data
penulis, studi pustaka ini sangat membantu penulis untuk
lebih terbuka terhadap karya ilmiah lain yang secara studi
sama subjek kajiannya.
4. Teknik Pemilihan Informan
Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah
purposive (bertujuan) sampling yang memberikan keleluasan
kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai
dengan tujuan penelitian.karena purposive sampling adalah
teknik pengambilan sample sumber data dengan
pertimbangan tertentu10
. Pertimbangan tertentu ini misalnya
orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
peneliti harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
abyek/situasi sosial yang diteliti.
5. Teknik Analisis Temuan Data
10
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos, M.Si. Penelitian Kualitatif, h. 118
14
Analisis temuan data lapangan merupakan upaya
penulis untuk membaca kembali, memahami dan
menganalisa data yang bertujuan agar menjadi suatu
pandangan serta kesimpulan mengenai fenomena yang
sedang diamati. Data yang penulis peroleh baik dari hasil
observasi, wawancara, dokumentasi maupun studi
kepustakaan menjadi bahan analisis penulis untuk
menghasilkan suatu kesatuan analisa secara kualitatif.
6. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Untuk Tempat penelitian yang diteliti yaitu
beralamatJl.Cireundeu Raya no.64 RT 004/05 Kelurahan
Pisangan Timur, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang
Selatan.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang saya lakukan di Republik
sablon Cirendeu Tangerang Selatan tidak menentu.
Bersifat tentative, Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan peneliti dalam mengatur waktu, dan masih
banyaknya kegiatan kampus yang harus dilaksanakan
seperti perkuliahan dan praktikum yang masih berjalan.
7. Teknik Penulisan
Untuk mempermudah struktur penulisan dari skripsi yang
saya buat ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya
ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh tim
UIN Jakarta Press. Cetakan ke 29, tahun 2013-2014.
Didalam buku pedoman akademik Program Strata Satu UIN
15
Syarif Hidayatullah Jakarta sangat jelas dan detail dalam
membantu peneliti dalam membuat kerangka (struktur)
laporan. Saya selaku peneliti sekaligus penulis dari Skripsi
berharap kritik dan saran yang membangun agar laporan ini
lebih baik dan sesuai syarat penulisan ilmiah yang telah
ditetapkan.
E. Kerangka Teori
Menurut Thomas Robert Malthus, seperti dikutip oleh
Jhingan ML mengatakan bahwa proses pembangunan ekonomi
tidak terjadi dengan sendirinya. Malahan proses pembangunan
ekonomi memerlukan berbagai usaha yang kosisten di pihak
rakyat. Dia tidak memberikan gambaran adanya gerakan menuju
keadaan stasioner tetapi menekankan bahwa perekonomian
mengalami kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai
tingkat tertinggi dari pembangunan. Jadi menurut Malthus
proses pembangunan adalah suatu proses naik-turunnya aktivitas
ekonomi lebih dari pada sekedar lancarnya-tidaknya aktivitas
ekonomi.
Malthus menitikkan perhatian pada “Perkembangan
Kesejahteraan” suatu negara, yaitu pembangunan ekonomi yang
dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara.
kesejahteraan suatu negara sebagian bergantung pada kuantitas
produk yang dihasilkan oleh tenaga kerjanya, dan sebagian lagi
pada nilai atas produk tersebut. Tetapi , “Kesejahteraan suatu
negara tidak selalu meningkat dalam proporsi yang sama dengan
peningkatan pada nilai; peningkatan pada nilai kadangkala bisa
terjadi atas dasar penyusutan aktual pada komoditi.”
16
Langkah-langkah untuk meningkatkan pembangunan
ekonomi. Walaupun demikian Malthus mengajukan beberapa
saran untuk meningkatkan pembangunan ekonomi.
i. Pertumbuhan berimbang. Di dalam sistem Malthus,
perekonomian di bagi menjadi sektor pertanian dan
sektor industri. Kemajuan teknologi pada kedua sektor
itulah yang dapat membawa kepada pembangunan
ekonomi. Jadi, Malthus mendukung akan pertumbuhan
yang berimbang baik di sektor pertanian maupun di
sektor industri.
ii. Menaikkan permintaan efektif. Akan tetapi kemajuan
teknologi saja tidak dapat mendorong pembangunan
ekonomi, kecuali kalau permintaan efektif menigkat.
Malthus menyarankan dengan langkah untuk menaikkan
permintaan efektif, dengan cara memperluas
perdagangan internal dan eksternal. Perdagangan internal
sebagaimana juga perdagangan eksternal akan
meningkatkan keinginan, selera, dan hasrat, untuk
mengkonsumsi yang secara mutlak perlu untuk menjaga
harga pasar komoditi dan mencegah berkurangnya laba.
11
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan
kajian kepustakaan agar memperoleh data dari berbagai
sumber baik berupa maupun karya ilmiah pada penelitian
yang sedang peneliti lakukan yaitu mengenai peran
11
Jhingan ML. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan.Raja Grafindo Perkasa.
Jakarta. 1994, h.97
17
UKM Republik Sablon dalam pengembangan ekonomi
kreatif dan pemberdayaan masyarakat.
Judul Skripsi : Usaha Konveksi Batik (Studi
Perubahan Sosial Di MasyarakatDusun
Mlangi, Sleman.
Penulis :Uli Amri Mahasiswa Pengembangan
Masyarakat IslamYogyakarta 2012
Isi Pokok :Dalam tulisan skripsinya fokus
penelitiannya adalah tentang dinamika
usaha konveksi di mlangi dalam
perubahan masyarakat, dan pendidikan.
Hasil penelitiannya ditemukan bahwa
pada kasus usaha konveksi batik
muncul dinamika seperti permodalan
yang meliputi (miliki pribadi, bank,
pemerintah, dan pinjam meminjam),
strategi pemasaran produk meliputi (
survey pasar, meniru model, direct
selling, ataupenjualan langsung),
strategi peningkatan kualitas produk
meliputi (layanan pasca jual, inovasi
produk lebih murah dan berkualitas,
strategi ada harga ada rupa, mengenali
karakter pembeli, gotong royong, dan
tolong-menolong). Sedangkan peran
konveksi dalam perubahan sosial
tenaga kerja adalah pertama,
peningkatan perekonomian, kedua,
18
peningkatan pendidikan dan
pemberdayaan meliputi (kewirausahaan
dan ketrampilan).
Judul Skripsi : Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Melalui Kelompok Pembuatan
Assesoris Di Keluarahan Sudimara
Jaya Ciledug Kota Tangerang
Penulis : Anfal Mahasiswa Pengembangan
Masyarakat Islam Tahun Jakarta
2015
Isi Pokok : Skripsi ini membahas permasalahan
kemiskinan keluarga di Indonesia.
Pemerintah telah merancang program
yang diharapkan dapat menjamin
keberlanjutan pemberdayaan..salah
satunya adanya wirausaha pembuatan
assesoris yang dikerjakan oleh ibu-
ibu rumah tangga. Dengan adanya
wirausaha asessoris ini dapat
memperbaiki ekonomi keluarga
sekitar.
G. Sistematika Penulisan
BAB I : Merupakan bagian dari pendahuluan yang terdiri
dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metedologi penelitian, kajian pustaka, dan
sistematika penulisan.
19
BAB II : Akan memaparkan mengenai tinjaun teoritis,
pengertian pemberdayaan, tahapan-tahapan
pemberdayaan masyarakat, teori pemberdayaan,
pengertian tentang pemberdayaan Republik Sablon,
faktor penyebab berdirinya Republik Sablon, apa saja
pelatihan yang diberikan oleh Republic Sablon, dan
apakah pemberdayaan yang diberikan oleh Republik
Sablon.
BAB III : Akan memaparkan mengenai , visi dan misi ,
struktur pengurusan, sumber dana Republik Sablon,
apa saja yang diberikan Republik Sablon terhadap
pegawainya, apa yang bisa diberikan daripada
pegawai selain mensablon dan lainnya.
BAB IV : Akan memaparkan mengenai hasil temuan lapangan
yang menganalisa hasil penelitian mengenai upaya
sablon dalam memberdayakan pegawainya untuk
bisa mandiri dan membuka lapangan/usaha sendiri.
BAB V : Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang
diperoleh dan akan dijelaskan secara konkrit yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi Republik Sablon
itu sendiri, dan khususnya bagi pekerjanya.
20
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan berasal dari bahasa inggris “Empowerment”,
berasal dari kata “Power” (kekuasaan atau keberdayaan), yang
berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau
memungkinkan, sedangkan awalan “em” dapat diartikan kekuatan
dalam diri manusia atau suatu sumber kreativitas.12
Secara konseptual pemberdayaan merujuk pada kemampuan
orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka
memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
dasar sehingga memiliki kebebasan (kebebasan berpendapat, bebas
dari kelaparan, bebas dari kebodohan, dan bebas dari kesakitan),
dapat menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatanya dan memperoleh barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, berpartisipasi dalam
proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi
kehidupan mereka.13
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori
pemberdayaan dikarenakan pemberdayaan yang dilakukan oleh
Republik Sablon itu berdasarkan keinginan seorang pemberdaya
untuk membuat orang lain bisa melakukan apa yang mereka
12
Lili Baridi, dkk , Zakat dan Wirausaha, (Jakarta : CED (Center for
Enterprenership Development), 2005), h. 53 13
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian
Streategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial,(Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), hlm. 58
21
inginkan dan yang mereka minati, bisa dilihat seperti teori yang
dikemukakan oleh Edi Suharto diatas. Usaha Republik Sablon,
melakukan pemberdayaan yang bertujuan pada jangka panjang.
Usaha tersebut merekrut para anak jalan dan anak putus sekolah
yang berasal dari berbagai daerah lainnya untuk dilatih menjadi
pensablon yang kreatif, dengan tujuan untuk memperluas wawasan,
menambah ilmu dan mengasah soft skill mereka dalam berpikiran
kreatif. Selain itu usaha Republik Sablon ingin memperkuat
kekuasaan atau keberdayaan para perajin Sablon dalam masyarakat,
serta ingin membantu mengeluarkan para pengrajin Sablon ini dari
ketidakberdayaan dalam meningkatkan ekonomi mereka.
Menurut Isbandi Rukminto Adi pemberdayaan adalah
mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi
mempunyai daya guna untuk mencapai kehidupan yang baik.14
Pada
umumnya pemberdayaan bertujuan memperkuat kekuasaan
masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi
mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya
ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil). Kelompok yang dapat
di kategorikan sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya meliputi:
a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara
kelas, gender, maupun etnis.
b. Kelompok lemah secara khusus, seperti manula, anak-
anak, remaja, penyandang cacat, gay dan lesbian,
masyarakat terasing.
14
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan
Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta :
Fakultas Ekonomi UI, 2001) Cet. Ke-1, Hlm. 32
22
c. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang
mengalami masalah pribadi dan atau keluarga15
Dari sekian banyak teori pemberdayaaan, peneliti
menggunakan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli,
yang bisa dianggap sebagai suatu acuan dalam penelitian skripsi ini,
antara lain:
a. Menurut shardlow dalam buku yang ditulis isbandi
rukminto, pemberdayaan pada intinya membahas
bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas
berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
dengan keinginan mereka.16
b. Menurut Parson pemberdayaan adalah sebuah proses
dimana orang menjadi cukup kuat untuk partisipasi dalam
berbagai pengontrol atas dan mempengaruhi terhadap
kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,
pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk
memperoleh kehidupannya dan kehidupan yang orang lain
yang menjadi perhatiannya.17
Dengan demikian pemberdayaan yaitu proses dan tujuan
untuk membuat, mengembangkan, dan mempengaruhi sumber daya
manusia menjadi mempunyai daya guna untuk membentuk masa
15
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian
Streategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm.60 16
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan
Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, hlm.33 17
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian
Streategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm. 59.
23
depan sesuai dengan keinginannya.18
Dari pemaparan di atas
keseluruhan tentang teori pemberdayaan dapat diambil kesimpulan
bahwa pemberdayaan suatu kegiatan yang memiliki proses panjang
dan memiliki tujuan untuk memajukan masyarakat. Karena
pemberdayaan ini merupakan suatu aspek untuk menjadikan
masyarakat lebih mandiri dalam berbagai aspek.
2. Indikator Pemberdayaan
Di dalam buku Edi Suharto yang berjudul membangun
masyarakat memberdayakan rakyat bahwa ia mengutip pernyataan
Schuler, Hashemi dan Riley yang mengembangkan beberapa
indikator pemberdayaan yang mereka sebut sebagai Empowerment
Index atau indeks pemberdayaan yaitu:
a. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar
rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar,
fasilitas medis, bioskop, rumah ibadah, kerumah tetangga.
Tingkat mobilitas tersebut dianggap tinggi jika individu
mampu pergi sendirian.
b. Kemampuan membeli komoditas „kecil‟: kemampuan
individu untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga
sehari-hari, tanpa bantuan orang lain.
c. Kemampuan membeli komoditas „besar‟:kemampuan
individu untuk membeli barang-barang sekunder atau tersier.
d. Terlibat dalam keputusan-keputusan rumah tangga
e. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga.
f. Kesadaran hukum dan politik : menekankana untuk
mengetahui salah seorang pegawai pemerintahan desa/
kelurahan, seorang anggota DPRD setempat, nama presiden,
18
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial,(Jakarta :Lembaga Penerbit FE-UI, 2002) hlm.62
24
mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hukum-
hukum waris.
g. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes: Seseorang
dianggap „berdaya‟ jika semasa hidupnya pernah terlibat
kampanye atau bersama orang lain melakukan
protes,misalnya terhadap gaji yang tidak adil, penyalahgunaan
bantuan sosial, atau penyalah gunaan kekuasaan polisi dan
pegawai pemerintah.
h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga
Seseorang dianggap memiliki point tinggi jika ia memiliki
aspek-aspek seperti rumah, tanah, asset produktif, tabungan secara
sendiri atau terpisah dari pasangannya.19
Dari beberapa indikator itu semua yang dikemukakan oleh
Edi Suharto terkait dengan pemberdayaan ekonomi, peneliti
mengambil dua (2) indikator yang menjadi sebagai acuan di dalam
penelitiannya, diantaranya:
1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar
rumah atau wilayah tempat tinggalnya.
2. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk
membeli barang tanpa bantuan orang lain.
Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara
operasional, maka perlu diketahui berbagai indiaktor keberdayaan
yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Sehingga
ketika sebuah program pemberdayaan diberikan, segenap upaya
dapat dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran
perubahan yang perlu dioptimalkan.
19
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian
Streategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm.63-66
25
3. Tahapan-tahapan Pemberdayaan
Dalam melaksanakan pemberdayaan terdapat beberapa
tahapan yang harus dilalui agar program pemberdayaan berjalan
sebagaimana mestinya, yaitu:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini ada dua tahapan yang harus
dikerjakan, yaitu: persiapan petugas dan persiapan lapangan.
Persiapan petugas ini dapat dilakukan oleh community
workers untuk menyamakan persepsi mengenai pendekatan
apa yang akan dipilih dan penyiapan lapangan yang pada
dasarnya dilakukan melalui studi kelayakan terhadap daerah
yang dijadikan sasaran.
Contohnya adalah setelah mengidentifikasi masalah
yang dialami sebagian besar anak jalanan yaitu kurang
mendapatkan pendidikan, maka dilakukan pemberdayaan
melalui pendidikan karena sesuai dengan kebutuhan mereka.
b. Tahap Pengkajian (Assesment)
Dalam tahap ini petugas berusaha mengidentifikasi masalah
dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
a) Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Petugas sebagai agen perubah secara partisipatif
mencoba melibatkan anak untuk memahami masalah dan
berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan
bagaimana cara mengatasinya.20
Pada tahap ini pekerja di Republik Sablon melakukan
sharing pada sesama pekerja yang lain bila menemukan
20
Ismandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteaan
Sosial, (Jakarta : FE-UI, 2002)H.182
26
sebuah kendala atau masalah yang dihadapi ketika
melakukan proses pemberdayaan.
2) Tahap Performulasian Rencana Aksi
Petugas membantu masing-masing kelompok untuk
merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa
yang mereka lakukan guna mengatasi masalah yang ada.
Pada tahap ini pemilik Republik Sablon berusaha
menuangkan bentuk rencana yang telah dirancang
bersama para pekerja untuk dituangkan dalam bentuk aksi
nyata dilapangan
3) Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan
Tahap pelaksanaan adalah tahap yang paling penting
karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik
akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan
bila tidak ada kerjasama antara petugas dengan warga
masyarakat.
4) Tahap Evaluasi
Dalam tahapan ini dilakukan oleh pendamping agar
dapat menetapkan apakah anak berhak atau kesiapan dan
mampu untuk melanjutkan kegiatan belajar melalui rapat
evaluasi pendamping. Evaluasi sebagai proses
pengawasan terhadap program pemberdayaan yang
sedang berjalan . Agar diharapkan terbentuk suatu system
dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara
internal.
27
5) Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan
secara formal dengan komunitas sasaran. Tahap ini
dilakukan bukan karena masyarakat dianggap mandiri.21
Pada tahap ini para pekerja di Republik Sablon belum
bisa dianggap mandiri akan tetapi mereka sudah dapat
menjadi agen perubahan bagi masyarakat lainnya.
Menurut Ambar Teguh Sulistyani pemberdayaan
terdiri dari:
1. Tahap Penyadaran
Merupakan sebuah tahapan pembentukan
perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga
merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. Pada
tahap pertama yaitu dilakukan pembentukan perilaku
yang merupakan tahapan persiapan dalam proses
pemberdayaan masyarakat. Tahap ini pihak
pemberdaya atau aktor pelaku pemberdaya berusaha
menciptakan prakondisi, agar dapat memfasilitasi
berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif.
Apa yang dintervensi dalam masyarakat
sesungguhnya lebih pada kemampuan afektifnya untuk
mencapai kesadaran konatif yang diharapkan.
Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan
dan kesadaran masyarakat akan kondisinya saat itu,
sentuhan untuk meningkatkan kesadaran ini,
selanjutnya akan merangsang semangat kebangkitan
mereka untuk meningkatkan kemampuan diri dan
21
Ismandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial, H.182
28
lingkungannya. Dengan adanya semangat tersebut
diharapkan akan dapat menghantarkan masyarakat
semakin terbuka dan merasa membutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan untuk memperbaiki
kondisi hidupnya.
2. Tahap Transformasi Pengetahuan
Merupakan tahap untuk menambah
kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan, keterampilan agar terbuka wawasan dan
memberikan keterampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran di pembangunan. Jika tahap
penyadaran telah terkondisi, masyarakat akan
menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan
kecakapan-kecakapan yang memiliki relevansi dengan
apa yang menjadi tuntutan kebutuhan tersebut.
Keadaan ini akan menstimulasi terjadinya
keterbukaan wawasan untuk menguasai kecakapan-
kecakapan juga keterampilan dasar yang mereka
butuhkan, pada tahap ini masyarakat hanya
dapatmemberikan pran partisipasi pada tingkat objek
pembangunan saja belum sampai pada subjek
penelitian.
3. Tahap Peningkatan Intelektualitas
Berapa kecakapan-keterampilan sehingga
terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
menghantarkan pada kemandirian. Tahap ini
merupakan pengayaan atau peningkatan intelektualitas
dan kecakapan juga keterampilan supaya mereka dapat
membentuk kemampuan secara mandiri. Kemandirian
29
tersebut akan ditandai oleh kemampuan masyarakat
dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi
dan melahirkan inovasi dalam lingkungannya, apabila
sudah mencapai tahap ini maka masyarakat telah
mencapai tingkat kemandirian dalam pembangunan.
Dalam konsep pembangunan masyarakat dalam
kondisi seperti ini seringkali disebut sebagai subjek
pembangunan atau pemeran utama.22
4. Partisipasi Sebagai Faktor Penting Pemberdayaan
Pengertian partisipasi adalah setiap program bukan dirancang
oleh orang luar kemudian masyarakat diminta untuk ikut
melaksanakannya, tetapi program tersebut dirancang oleh
masyarakat dengan difasilitasi oleh orang luar.23
Dalam setiap tahap
kegiatan di masyarakat, mulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi sejauh mungkin dilakukan dan
diputuskan oleh masyarakat sendiri sehingga terdapat proses belajar
serta terbentuk sikap memiliki dan tanggung jawab.24
Dalam arti
bahwa tidak sepenuhnya suatu program pemberdayaan dirancang
oleh pihak luar tetapi diharuskan ada campur tangan dari
masyarakat.
Partisipasi mendukung masyarakat untuk mulai sadar akan
situasi dan masalah yang dihadapinya serta berupaya mencari jalan
keluar yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah mereka.25
Berbicara mengenai partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan
masyarakat, seperti dikutip Soetomo dalam bukunya “Strategi-
22
Ambar Teguh Sulistiyani, kemitraan dan model-model pemberdayaan, hlm, 83. 23
Rianingsih Djohari Dkk, “Berperan Bersama Berperan Setara”, (Bandung: Driya
Media, 1996) Cet.1,H.13. 24
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat :Wacana dan Praktik, (Jakarta:
KENCANA, 2014) H.156 25
Fredian Tonny Nasdian, “Pengembangan Masyarakat” (Jakarta: YayasanPustaka
Obor Indonesia, 2014) H.91
30
Strategi Pembangunan Masyarakat” bahwa, ada enam tafsiran dan
makna tentang partisipasi yang di intervarisir oleh Mikkelsen yaitu
Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada
proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan, usaha
membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan
kemampuan menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek
pembangunan, proses yang aktif, pemantapan dialog antara
masyarakat setempat dengan para staff dalam melakukan persiapan,
pelaksanaan dan monitoring proyek, keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka.26
B. Ekonomi Kreatif
1. Pengertian ekonomi
Ekonomi menurut kamus lengkap bahasa Indonesia adalah
segala hal yang bersangkutan dengan penghasilan, pembagian, dan
pemakaian barang-barang dan kekayaan (uang).27
Dalam pengertian
lain ekonomi adalah studi tentang bagaimanah individu-individu
dan masyarakat memilih untuk menggunakan sumber daya yang
langka untuk memuaskan keinginan mereka akan barang-barang
material dengan sebaik-baiknya.28
Terdapat beberapa ilmu yang mempelajari tentang ekonomi,
ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi
mikro dan ilmu ekonomi makro. Ekonomi makro mempelajari
variable-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variable-
variabel tersebut antara lain: pendapatan nasional, kesempatan
bekerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi,
26
Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogjakarta: Pustaka
Pelajar, 2006) Cet.1, H.438 27
Sulchan Yasyin, kamus lengkap bahasa Indonesia (Surabaya: Amanah), hal. 135 28
Masykur Wiratmo, Pengantar Ekonomi Makro (Jakarta: Guandarma0, h.1
31
pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Sementara ekonomi mikro memplajari variable-variabel ekonomi
dalam lingkupnya yang kecil misalnya perusahaan dan rumah
tangga.Dalam ekonomi mikro ini mempelajari tentang bagaimanah
individu-individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya
sehingga tercapai tingkat kepuasaan yang optimum. Secara teori,
setiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi
yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan
meciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi.
2. Pengertian Ekonomi Kreatif
Secara umum ekonomi kreatif dapat dipahami sebagai suatu
system kegiatan manusia yang berkaitan dengan kreasi produksi,
distribusi, pertukaran dan konsusmsi barang dan jasa yang bernilai
cultural, artistic, ekstetika, intelektual, dan emosional bagi para
pelanggan di pasar. Menurut wekepedia, ekonomi kreatif dapat
dipahami sebagai industry yang berfokus pada kreasi dan
eksploitasi karya kepemilikan kaum intelektual.29
Kreativitas merupakan kemampuan individu untuk
menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Orang-orang yang kreatif di
bandingkan dengan orang yang tidak kreatif tampak dalam kinerja
maupun penampilannya. Secara kolektif masyarakat atau bangsa
yang kreatif akan menjadi masyarakat yang maju dan bangsa maju,
seperti Negara-negara industri di Eropa, Amerika dan di Asia
seperti Jepang, Korea dan Tiongkok. Kreativitas berkolerasi dengan
produktivitas, yang merupakan hasil pergumulan ide, gagasan yang
mampu diwujudkan. Ternyata kreativitas diperoleh dari atau dapat
di bentuk melalui pendidikan ada proses pembelajaran. Dyers, J.H.
29
Togar Simatupang, Perkembangan Industri Kreatif (Bandung, ITB, 2005), hal 2.
32
et al (2011), innovators DNA, Harvard Business Review dikutip
oleh Nuh (2013) mengemukakan bahwa:
a) 2/3dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetic.
b) Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu:
1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetic.
c) Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: observing
(mengamat), Questioning(menanya), Experimenting
(mencoba), Associating (menalar), Networking (membentuk
jaringan).
Ditambahkan oleh Dyers, bahwa pembelajaran berbasis
kecerdasan tidak akan memberikan hasil signifikan terjadi karena
peningkatanhanya 50 persen, sedangkan dibandingkan dengan yang
berbasis kreativitas peningkatannya mencapai 200 persen.30
Terkait dengan pemahaman di atas, industri kreatif dapat
dikatakan sebagai pilar utama dalam mengembangkan sektor
ekonomi kreatif, dan memberikan dampak positif bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pada dasarnya industri kreatif ini adalah
merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan
dan lapangan kerja dengan menghasilkan dan mengeksploitas daya
kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Ekonomi kreatif digerakkan oleh kapitalisasi kreativitas dan
motivasi dalam menghasilkan produk atau jasa dengan kandungan
kreatif. Kata kunci dari ekonomi kreatif ini adalah kandungan
30
I Gusti Bagus, Arjana, geografi pariwisata dan ekonomi kreatif (Jakarta, PT, Raja
Grafindo Persada, 2015) hal. 227-228.
33
kreatif yang tinggi terhadap masukan dan keluaran aktivitas
ekonomi.31
Ekonomi kreatif terdiri dari kelompok professional, terutama
mereka yang berada di dalam industri kreatif yang memberikan
sumbangan terhadap garis depan inovasi. Intelegen kreatif antara
lain: seniman, artis, pendidik/guru, mahasiswa, insinyur, dan
penulis/peneliti. Pada intinya ekonomi kreatif dapat dikatakan
sebagai sistem transaksi penawaran dan permintaan yang bersumber
pada kegiatan ekonomi dan industry kreatif.32
Pada pemberdayaan yang dilakukan oleh Republik Sablon,
bukan hanya intelgen kreatif yang terlibat dalam prosesnya. Pada
dasarnya pemilik Republik Sablon memberdayakan anak jalan
karena merupakan bentuk kepedulian terhadap anak jalan, pemilik
Republik sablon ingin meningkatkan ide-ide atau gagasan
pemikiran kreatif di dalam pemikiran para anak jalan yang sempat
terpendam. Dalam hal ini pula para anak jalan yang ada di
Republik Sablon bisa mengeluarkan ide kreatif mereka untuk
dijadikan sebagai suatu karya, agar bisa dijual atau di distribusikan
ke pasar. Agar mereka mendapatkan hasil dari ide-ide mereka yang
telah disalurkan itu, dan pemilik Republik Sablon bertujuan agar
mereka bisa menjadi lebih sejahtera ekonomi setelah bergabung di
usaha Republik Sablon.
Seperti kutipan yang terdapat disebuah jurnal sejarah dan
budaya. Jown Howkins (2001) adalah orang Amerika Serikat yang
pertama kali menemukan kehadiran ekonomi kreatif ini. Dalam
31
Togar Simatupang, Perkembangan Industri Kreatif (Bandung, ITB, 2005), hal 1. 32
Mari Elka Pangestu, Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.Hasil Konversi
Pengembangan EkonomiKreatif 2009-2016 yang diselenggarakan pada Pekan
Produksi Budaya Indonesia 2008 di JCC.
34
bukunya yang berjudul “The Creative Economy, How People Make
Money From Ideas”, ada 15 point yang diusulkan sebagai kategori
industry yang masuk dalam ekonomi kreatif, yaitu; 1) per iklanan.
2) Arsitektur. 3) Seni rupa 4) Kerajinan atau kria. 5) Desain. 6)
fashion. 7) Film. 8) Musik. 9) Seni pertunjukan. 10) Penerbitan. 11)
Riset dan pengembangan. 12) Piranti lunak. 13) Mainan dan
permainan. 14) televisi dan radio. 15) permainan video33
Pemberdayaan yang dilakukan oleh Republik Sablon
merupakan sebuah kegiatan ekonomi kreatif yang menggunakan
prinsip desain, fashion dan kerajinan/kriya. Pensablonan kaos yang
dilakukan oleh anak jalanan di Republik Sablon merupakan sebuah
kegiatan ekonomi kreatif dengan teknik kerajinan yang
dikategorikan sebagai bentuk fashion dan desain.
Tentunya setiap Negara memiliki indikator yang tidak sama
seperti yang di usulkan oleh Jhon Hawkins dari Amerika Serikat ini.
Sementara itu untuk di negeri kita sendiri (Indonesia), indikator
industry kreatif yang bergerak di bidang ekonomi kreatif ada 14
item, yaitu: 1) Periklanan. 2) Arsitektur. 3) Pasar seni dan barang
antic. 4) Kerajinan. 5) Desain. 6) Fashion. 7) video film dan
fotografi. 8) Permainan interaktif. 9) Musik. 10) Seni pertunjukan.
11) Penerbitan dan percetakan. 12) Layanan komputer dean piranti
lunak. 13) televisi dan radio. 14) Riset dan pengembangan.34
Dari 14 item industri kreatif berbasis ekonomi kreatif ini,
baru 3 item yang kontribusinya terbilang tinggi terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB), yaitu: fashion 29,85%, kerajinan 18,38%,
dan periklanan 18,3%. Menurut Departemen Perdagangan RI, dari
33
Jhon Hownkins, The Creative, How People Makemoney From Ideas, USA (New
York, 2001) 34
Togar M Simatupang, Perkembangan Industry Kreatif, (Bandung, ITB, 2005), Hal 3
35
14 indikator industri kreatif yang berbasis ekonomi kreatif, masing-
masing indikator memberikan kontribusi terhadap PDB (Produk
Domestik Bruto) yang tidak sama. Dari ke 14 industri kreatif ini
kontribusi yang paling tinggi terhadap PDB (Produk Domestik
Bruto) adalah fashion (29,85%), kemudian kerajinan (18,38%),
periklanan (18,3%). Untuk jenis industry kreatif ini yang
peringkatnya dibawah sektor periklanan, berturut-turut berada di
sektor: televise dan radio, arsitektur, musik, dan penerbitan dan
percetakan. Elly Zulaikha menambahkan bahwa pada tahun 2008,
indutri kreatif khususnya di sector kerajinan mengalami kenaikan
yang sangat signifikan dari 18,38% di tahun 2006 menjadi 27,72%
dari total Produk domestic bruto (PDB).35
Menurut data statstik yang dikemukakan oleh Departemen
Perdagangan Republik Indonesia, industry yang paling mencuat
adalah industry fashion dengan PDB (Produk Domestik Bruto)
adalah fashion (29,85%), angka tersebut termasuk yang paling
tinggi dibandingkan industry kerajinan. Keunggulan angka PDB
tersebut dilihat sebagai peluang oleh pemilik Republik Sablon
dalam mengembangkan industri sablon kaos yang dilakukan oleh
anak jalanan.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa industri kreatif
berbasis ekonomi kreatif memiliki manfaat yang sangat besar, baik
bagi Negara maju (Amerika Serikat, Inggris) maupun negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia.
35
Ellya Zulaika, "Transformasi IKM. Kerajinan Tradisional menjadi Industri Kreatif",
dalam Seminar Internasional
dengan tema Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Tradisi (Solo:ISI, 2008), hal. 3
36
C. Anak Jalanan
1. Pengertian Anak Jalanan
Anak jalanan adalah anak-anak yang teralienasi dari
perlakuan kasih sayang, karena kebanyakan dalam usia yang
relative dini. Diberbagai sudut kota, sering terjadi anak jalanan
harus bertahan hidup dengan cara-cara yang secara sosial tidak
dapat diterima masyarakat umum, sekedar untuk menghilangkan
rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu keluarganya. Tidak
jarang pula mereka di cap sebagai pengganggu ketertiban dan
membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya razia atau
penggarukan bukan lagi hal yang mengagetkan mereka.36
Sesuai
dengan definisi bahwa masalah sosial adalah situasi sosial yang
dianggap oleh sebagian warga masyarakat sebagai penganggu, tidak
dikehendaki, berbahaya, serta merugikan banyak orang.37
Menurut Soedjiar, Anak jalanan adalah anak usia 7 sampai
dengan 17 tahun yang bekerja di jalan raya dan tempat umum
lainnya yang dapat mengganggu ketentraman orang lain dan
membahayakan dirinya sendiri.38
Menurut Rooestin Ilyas Anak
jalanan adalah anak-anak yang mana mereka bukan bermain
dijalanan tetapi mereka hidup disitu.39
Anak jalanan pada dasarnya adalah anak-anak marginal di
perkotaan yang mengalami proses dehumanisasi. Mereka bukan
saja harus mampu bertahan hidup dalam suasana kehidupan kota
yang keras, tidak bersahabat dan tidak kondusif bagi proses tumbuh
kembang anak. Tetapi, lebih dari itu mereka juga cenderung
36
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, H.199 37
Kartini kartono, Patologi Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999) Ed.2,
cet.6, H.1 38
A. Soedjiar Z.A, Profil Anak Jalanan di DKI, (Jakarta : Media Informatika, 1989)
H.33 39
Rooestin Ilyas, Anak-anakku di jalanan, (Jakarta: Pensil, 2004) H.324
37
dikucilkan masyarakat, menjadi objek pemerasan berbagai pihak,
sesama teman, preman atau oknum aparat, sasaran eksploitasi,
korban pemerkosaan dan segala bentuk penindasan lainnya.40
1 Klasifikasi Anak Jalanan
Secara garis besar anak jalanan dibedakan menjadi 3 kelompok:
a. Children On The Street
Children on the street yaitu atau anak-anak yang mempunyai
kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak dijalan, anak-anak yang ada
di jalanan, hanya sesaat saja di jalanan, dan meliputi dua kelompok
yaitu kelompok dari luar kota dan kelompok dari dalam kota.41
Namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua
mereka, sebagian besar penghasilan mereka diberikan kepada orang
tua mereka.
Fungsi anak jalanan pada tingkat ini adalah untuk
membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena
beban atau tekanan kemiskinan yang meski di tanggung tidak dapat
diselesaikan sendiri oleh kedua orang tuanya.42
Anak jalanan dalam
kategori ini adalah anak jalanan yang diberdayakan di Republik
Sablon Cirendeu, karena mereka lebih mudah untuk dibimbing dan
memiliki keinginan lebih untuk belajar dan mengikuti program
keterampilan di Republik Sablon
b. Children Of The Street
Children of the street yakni anak-anak yang tumbuh dari
jalanan, seluruh waktunya dihabiskan di jalanan, tidak mempunyai
40
Bagong Suryanto, Masalah sosial anak, Ed.2, cet.6 H.1 41
Tata Sudrajat, Anak Jalanan dan Masalah Sehari-hari Sampai Kebijaksanaan
(Bandung: Yayasan Akatiga, 1996) H.151-152 42
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, cet.2 , H.186
38
rumah, dan jarang atau tidak pernah kontak dengan keluarganya.43
Banyak dari mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab
biasanya kekerasan lari atau pergi dari rumah, Biasanya dalam
kategori ini anak jalanan yang pernah mengikuti dan menerima
pendidikan di sekolah formal.
c. Children From Families Of The Street
Children from families of the street yakni anak-anak yang
berasal dari keluarga yang hidup dijalanan. Umumnya anak jalanan
bekerja sebagai pengasong, pemulung, tukang semir, pelacur anak
dan pengais sampah.44
Ciri penting dari kategori ini dengan mudah
ditemui di berbagai kolong jembatan, rumah-rumah liar sepanjang
rel kereta api, dan sebagainya, walaupun secara jumlahnya belum
diketahui pasti.45
3. Latar Belakang Anak Jalanan
Sesungguhnya ada banyak faktor yang menyebabkan anak-
anak terjerumus dalam kehidupan dijalanan, seperti kesulitan
keluarga, atau tekanan kemiskinan, ketidak harmonisan rumah
tangga keluarga, dan masalah khusus menyangkut hubungan anak
dengan orang tua, kombinasi dari faktor ini seringkali memaksa
anak-anak mengambil inisiatif mencari nafkah atau hidup mandiri
di jalanan.46
Dalam hal ini anak jalanan yang ada di Republik
Sablon rata-rata memiliki masalah yang menyangkut hubungan
antar anak dan orang tua, ada juga tekanan kemiskinan karena tidak
dapat melanjutkan sekolah maka ia turun kejalan kumpul bersama
43
Tata Sudrajat, Anak Jalanan dan Masalah Sehari-hari Sampai Kebijaksanaan,
H.151-152 44
Susilo. Singgih. Sumbangan Penghasilan Kerja Anak Jalanan Terhadap Ekonomi
Keluarga di Kota Surabaya, Malang dan Mojokerto, ( Malang: LEMLIT UM, 2005) H. 5-6 45
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak. H. 201 46
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktikum, (Bandung: PT.Remaja
Roskadarya, 1986) H.169
39
anak-anak jalan yang lain. Maka dari itu pemilik usaha Republik
Sablon merekrut anak jalan untuk di ajak bergabung di Republik
Sablon agar mereka bisa belajar, dan mengasah soft skill mereka
yang terdapat di dalam jiwa mereka sempat terpendam.
40
BAB III
GAMBARAN UMUM REPUBLIK SABLON
A. Latar Belakang Berdiri Republik Sablon Di Wilayah Cireundeu
Tangerang Selatan
1. Profil dan Sejarah Berdiri Republik Sablon
Republik Sablon merupakan sebuah lini usaha yang
bergerak dalam bidang jasa kreatif: Sablon dan konveksi. Sesuai
dengan namanya, Republik Sablon mempunyai suatu visi
perusahaan yang kemudian dijadikan landasan semangat
bergerak perusahaan jasa kreatif ini. Industri kreatif menjadi
pilihan karena sumber daya Alam yang saat ini masih menjadi
bidang industri utama kelak akan habis karena hasrat ekplorasi
manusia. Namun Industri kreatif akan terus ada dan berkembang
selama manusia masih diberi akal untuk berpikir kreatif.
Re (kembali) Publik (publik/masyarakat); dua kata inilah
yang kemudian menjadikan seluruh karya dalam bentuk sablon
dimaksudkan untuk dikembalikan kepada masyarakat. Bagi
Republik Sablon, design yang kemudian disablon dalam
medium kaos merupakan suatu ekspresi, suatu identitas dan juga
merupakan sebagai ruang publik yang ingin disampaikan oleh
konsumen Republik Sablon kepada masyarakat. Kembali kepada
masyarakat juga merupakan komitmen Republik Sablon dalam
melakukan perekrutan tenaga kerja yang dalam perusahaan ini
Republik Sablon menyebutnya sebagai mitra; untuk diutamakan
menjaring mitra dari kalangan anak-anak putus sekolah, anak
jalanan atau masyarakat yang kurang beruntung untuk bergabung
dan maju bersama dalam hal ekonomi. Para mitra yang
tergabung inilah yang kemudian dididik, diarahkan dan disatukan
41
dalam sebuah organisasi kerja. Tim kerja inilah yang kemudian
menjadi sebuah rantai produksi yang saling terkait dan saling
membutuhkan satu sama lain. Seluruh bagian dalam rantai
produksi jasa sablon ini, saling membutuhkan karena dalam
rantai produksi ini tidaklah ada bagian yang kecil atau tidak
penting. Seluruh bagian dalam spektrum besar rantai produksi
saling menunjang sebuah kesuksesan untuk menghasilkan
produk sablon yang maksimal dan berkualitas.
Keberhasilan yang ditujukan oleh para anggota republic
sablon tidak hanya mengarah pada keberhasilan mereka dalam
mengolah, memproduksi, serta mendistribusikan barang-barang
yang telah berhasil diolah di Republik Sablon. Yang menjadi
titik berat keberhasilan dalam kegiatan sablon kaos adalah
keinginan untuk merubah diri dari para anggota Republik Sablon
yang mayoritas adalah anak jalanan dan anak-anak yang putus.
Semangat untuk berbagi ilmu dan berbagi kesejahteraan
dalam konsep saling membutuhkan inilah yang membuat
Republik Sablon sejak tahun 2012 hingga kini Alhamdulillah
tetap eksis dan tetap berproduksi. Pada medio 2012, beberapa
orang yang pada waktu itu masih berstatus sebagai sarjana
lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang masih bingung antara ingin melamar kerja namun enggan
terikat dengan aturan baku perusahaan membuat akhirnya
mereka berkumpul membuat usaha dalam bidang jasa kreatif.
Jasa sablon kemudian pilihan pemilik Republik Sablon untuk
memulai usaha ini, sablon dan kaos menjadi pilihan berdasarkan
kesukaan pemilik kepada design, sablon dan kaos. Kaos adalah
salah satu produk fashion yang tidak mengenal batasan umur,
status sosial dan ekonomi. Fleksibilitas kaos inilah yang
42
kemudian menciptakan pasar yang sangat beragam dan terbatas
dalam bisnis ini.
Memilih berwirausaha ketimbang bekerja pada perusahaan
besar dengan menggunakan bekal ijazah yang dikeluarkan dari
kampus tidak menjadi pilihan pemilik Republik Sablon, karena
pemilik Republik Sablon menginsyafi bahwa sebagai seorang
sarjana pemilik Republik Sablon mempunyai peran sosial untuk
membantu mengembangkan perekonomian skala mikro
masyarakat dengan cara menyerap tenaga kerja dari kalangan
masyarakat menengah ke bawah yang kurang beruntung
mendapatkan akses kesejahteraan dalam bidang ekonomi.
Keterbatasan ekonomi menyebabkan banyak pemuda
Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan yang cukup;
kemudian pada gilirannya tidak dapat bersaing dalam dunia
kerja. Atas kesadaran inilah kemudian kami berikhtiar sebisa
kami untuk turut berperan serta dalam mengamalkan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, memberikan asas manfaat bagi masyarakat
dengan cara menyerap tenaga kerja, melakukan pendidikansoft
skill dalam bidang sablon dan konveksi. Mudah-mudahan ikhtiar
kami ini kemudian mampu membuat para pemuda Indonesia
yang tidak mendapatkan fasilitas pendidikan ini mampu
mempunyai kemampuan dalam bidang sablon, yang pada
kemudian hari ketika mereka mampu membuka usaha sablon
sendiri dan mandiri, merekrut dan mendidik pemuda lainnya
hingga mampu seperti mereka dan seterusnya. Mimpi kami
inilah yang kemudian dapat mewujudkan kemandirian ekonomi
dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan bagi
masyarakat.47
47
Wawancara pribadi ipung, jum‟at, 15 september 2017 pukul 15:40
43
Republik Sablon merupakan salah satu usaha jasa sablon
yang ada di daerah Cirendeu, Tangerang Selatan, dimana para
pekerja Republik sablon itu kebanyakan putus sekolah karena
kekurangan biaya untuk melanjutkan sekolah mereka. Maka dari
itu founder menciptakan di jasa Republik sablon, yang dimana
para pekerja jasa sablon itu mereka yang kebanyakan berhenti
sekolah karena kekurangan biaya dan pengangguran.
Pengangguran merupakan sebuah masalah yang menjadi
akar bagi setiap permasalahan yang ada di kota-kota besar.
Pengangguran merupakan masalah yang harus dicarikan
solusinya dan penyelesaian permasalahan, hal-hal yang
dilakukan untuk mengurangi pengangguran yang jumahnya terus
meningkat adalah dengan membuat sebuah perkumpulan seperti
Republik Sablon dengan kegiatan-kegiatan positifnya yang
menunjang keberhasilan bagi kegiatan tersebut.
Dimana para pekerja usaha sablon yang berasal dari anak
jalanan berjumlah 3, sedangkan para pekerja usaha konveksi
yang putus sekolah berjumlah 3 orang. 3 orang yang mengikuti
kegiatan sablon kaos di Republik Sablon memiliki latar belakang
yang berbeda-beda, ada yang berasal dari jalanan, ada remaja
yang bermasalah dengan pendidikannya dan adapula yang
memiliki keterampilan mengenai jahit dan pemilik dari usaha
konveksi pakaian.
Anak jalanan yang mengikuti kegiatan sablon kaos
merupakan anak-anak yang pernah mengikuti kegiatan teater di
kampus Universitas Islam Negeri Jakarta. Pada dasarnya mereka
merupakan anak-anak yang kreatif dan memiliki kemampuan
untuk menyablon kaos dan memiliki kreatifitas yang cukup
tinggi untuk melakukan kegiatan yang positif.
44
Sebenernya sebuah perkumpulan anak-anak remaja yang
tinggal dalam satu wadah seperti rumah bersama ataupun markas
komunitas-komunitas, akan tetapi Republik Sablon memiliki
sebuah perbedaan dengan beberapa kumpulan-kumpulan anak
muda pada umumya. Republik Sablon memiliki beberapa nilai-
positif dibanding dengan kumpulan lainnya. Mereka
menghabiskan waktu bersama untuk melakukan kegiatan yang
memiliki hasil yang positif.
2. Tujuan serta visi dan misi
a. Visi:
Menjadikan Republik Sablon sebagai penyedia jasa
dalam bidang Industri Kreatif khususnya jasa sablon
dan konveksi yang berdaya saing dalam tingkat lokal
maupun Internasional, serta mampu berbagai ilmu dan
pengalaman kepada siapa saja.
b. Misi:
1. Membuat sistem kerja yang profesional sehingga
mampu menjaga dan meningkatkan kuantitas serta
kualitas produk.
2. Turut serta ikut dalam program-program pelatihan
kewirausahaan, atau pelatihan softskill yang
diadakan oleh lembaga kemasyaratan, komunitas
atau pemerintah yang dirasa cocok dan tidak
bertolak belakang dengan Visi Republik Sablon.
3. Membuka ruang dialog kepada siapa saja yang
ingin belajar tentang dunia sablon dan
kewirausahaan.
45
3. Program-program:
a) Pelatihan Sablon. Merupakan sebuah tindakan yang
wajib dilakukan oleh para anggota di Republik Sablon.
b) Pelatihan kewirausahaan. Makna dari kegiatan yang
dilakukan oleh Republik Sablon merupakan kegiatan
berwirausaha dan keberlanjuntan pemberdayaan yang
menjadikan kegiatan tersebut bersifat suistanable
(keberlanjutan)
c) Membuka program potongan harga (5%) kepada
konsumen tingkat pelajar dan mahasiswa, yang
diharapkan dapat membuat iklim berwirausaha
dikalangan pelajar dan mahasiswa. Program ini
diharapkan dapat membuat aak-anak muda yang
menyablon di Republik Sablon menjadi lebih tertarik
untuk mengikut sablon dikemudian hari.
d) Pendampingan remaja bersama lembaga
kemasyarakatan di sekitar workshop Republik Sablon.
Remaja merupakan subjek utama pada kegiatan sablon
yang dilakukan oleh Republik Sablon dalam
memberdayakan mereka.
e) Mengadakan pertemuan rutin selama satu bulan sekali
antara komunitas Sablon Tangerang Selatan. Kegiatan
ini dilakukan oleh Republik Sablon untuk menguatkan
ikatan antara sesama penggiat kegiatan sablon di
wilayah Tangerang Selatan, dan sekitarnya.
f) Berperan aktif dalam pembentukan komunitas Sablon
di sekitar Tangerang Selatan. Memajukan individu
merupakan langkah awal yang dilakukan oleh Republik
Sablon dalam memberdayakan anggotanya, sedangkan
46
memajukan wilayah tempat mereka tinggal menjadi
langkah selanjutnya bagi Republik Sablon untuk
melakukan pemberdayaan yang lebih luas, hal ini
tentunya diperlukan kesiapan dari pemerintah setempat
dalam mendukung kegiatan tersebut.
g) Mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan dan workshop
yang diadakan oleh komunitas sablon seluruh
Indonesia, sebagai sarana Silahturahmi dan peningkatan
informasi seputar tehnik sablon dan manajemen
wirausaha. Untuk jangka panjangnya Republik Sablon
memiliki niat untuk berkembang dan meluaskan
kegiatan mereka dalam kegiatan sablon kaos.
h) Ikut serta dalam usaha pembentukan Koperasi Sablon
dan Konveksi Indonesia Republik Sablon mempunyai
impian untuk menjadikan komunitas mereka menjadi
sebuah kumpulan anak-anak muda yang mampu
bersaing dengan anak muda lainnya dan mampu
berpartisipasi untuk menyumbangkan sumbangsih
berupa kegiatan yang positif.
Untuk membantu mengembangkan perekonomian skala
mikro masyarakat dengan cara menyerap tenaga kerja dari
kalangan masyarakat menengah ke bawah yang kurang
beruntung mendapatkan akses kesejahteraan dalam bidang
ekonomi. Keterbatasan ekonomi menyebabkan banyak pemuda
Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan yang cukup.
kemudian mampu membuat para pemuda Indonesia yang tidak
mendapatkan fasilitas pendidikan ini mampu mempunyai
kemampuan dalam bidang sablon, yang pada kemudian hari
ketika mereka mampu membuka usaha sablon sendiri dan
47
mandiri, merekrut dan mendidik pemuda lainnya hingga mampu
seperti mereka dan seterusnya
48
Tabel 1
Penghasilan Anggota Republik Sablon
N
o
Nam
a
Setatus
keluarg
a
Jumlah
keluarg
a
Pemasukan
Bulanan
Pengeluaran
Bulanan
Sisa
1. Ipun
g
Menika
h
2 orang +5.000.000.0
0
3.250.000.0
0
1.750.000.0
0
Jumlah anggota keluarga :
Suami / Kepala Rumah Tangga : 1 Orang
Istri : 1 Orang
Anak : -
Jumlah anggota rumah tangga seluruhnya : 2 Orang
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa rumah tangga keluarga Ipung
mendapatkan pendapatan yang bersumber pada penghasilan pokok, dan
sampinganditambah dengan adanya pendapatan sampingan tambahan dari
Istri dan Suami. Pendapatan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga yang terdiri dari 2 orang, dan pendapatan beserta pengeluaran ketua
Republik Sablon itu sudah bersih tanpa adanya tambahan biaya pengeluaran
untu membeli peralatan sablon dan lain-lainnya.
49
No Nama Setatus
keluarga
Jumlah
keluarga
Pemasuka
n Bulanan
Pengeluaran
Bulanan
Sisa
2. Sanjiwo Menika
h
4 orang +3.500.00
0.00
2.790.000.0
0
710.000.0
0
Jumlah anggota keluarga :
Suami / Kepala Rumah Tangga : 1 Orang
Istri : 1 Orang
Anak : 2 Orang
Jumlah anggota rumah tangga seluruhnya : 4 Orang
Dari table diatas dapat diketahui bahwa rumah tangga keluarga Sanjiwo
mendapatkan pendapatan yang bersumber pada penghasilan pokok, dan
sampingan ditambah dengan adanya pendapatan tambahan dari istri.
pendapatan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang terdiri
dari 4 orang, dan dengan sisa uang itu sudah bersih dari pengularan sehari-
hari tanpa mengeluarkan uang kembali untuk keperluan lainnya seperti
mengasih uang saku ke anak, membayar sewa rumah (kontrakan), makan,
rokok dan keperluan lainnya, karena itu semua sudah saya perhitungkan.
50
No Nama Setatus
keluarga
Jumlah
keluarg
a
Pemasuk
an
Bulanan
Pengeluaran
Bulanan
Sisa
3. Agam Belum
menikah
1 +3.000.0
00.00
1.700.000.0
0
1.300.000.0
0
Dari table diatas dapat diketahui bahwa penghasilan saudara Agam
mendapatkan pendapatan yang bersumber pada penghasilan pokok,
pendapatan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti
uang makan, membeli rokok, memberi untuk orang tua, membeli keperluan
lainnya dan menabung.
No Nama Setatus
keluarga
Jumlah
keluarga
Pemasuka
n Bulanan
Pengeluaran
Bulanan
Sisa
4. Waya
n
Belum
menikah
1 +2.500.00
0.00
1.350.000.0
0
1.150.00
0
Dari table diatas dapat diketahui bahwa penghasilan saudara Wayan
mendapatkan pendapatan yang bersumber pada penghasilan pokok yang ia
terima, pendapatan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan dia sehari-hari
karena Mas Wayan tinggal di workshop Republik Sablon. Pengeluaran yang
dia gunakan guna membeli kebutuhan seperti makan, rokok, dan membeli
peralatan mandi, dari sisa hasil uang itu mas Way ini berinisiatif menabung
kan uangnya untuk masa depannya nanti.
51
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Temuan
Republik merupakan sebuah komunitas yang dibentuk dengan
tujuan untuk memandirikan para anggotanya secara keterampilan,
dan mandiri secara ekonomi, kegiatan yang menjadi fasilitator
pendukung adalah sablon kaos, yang diikuti oleh para anggota
republik sablon.
Republik Sablon kita bikin untuk mengembangkan potensi
sama mengeksplor kemampuan kita yang emang suka sama
seni”.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh Republik Sablon
menitikberatkan pada proses dan hasil dari pemberdayaan tersebut,
Proses pemberdayaan yang dilihat pada penelitian kali ini berfokus
pada teori proses pemberdayaan yang dikemukakan oleh Ambar
Teguh Sulistyani, berikut proses pemberdayaan menurut Ambar
Teguh Sulistyani.
1. Tahap Penyadaran
Sebuah tahapan pembentukan perilaku menuju
perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan
peningkatan kapasitas diri. Sementara tahapan penyadaran
menurut peneliti ialah dimana seorang ataupun kelompok
komunitas Republik Sablon sadar bahwa mereka
membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas yang
52
ada pada diri mereka. Pada tahap pertama ini dilakukan
pembentukan perilaku yang merupakan tahapan persiapan
dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini
pihak pemberdaya atau aktor pelaku pemberdaya berusaha
menciptakan prakondisi, agar dapat memfasilitasi
berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif.
Pada tahapan penyadaran ini, anggota komunitas
Republik sablon diberikan motivasi dan semangat bahwa
mereka mempunyai keahlian menyablon baju yang cukup
baik dan sangat sayang jika keahlian yang dimilikinya tidak
dimanfaatkan. Tahapan penyadaran dilakukan agar mereka
mampu menyalurkan keahliannya menyablon daripada harus
berdiam diri.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh pemilik
:
“Ya sebenarnya si niat awal saya pribadi ketika terjun
didunia bisnis khususnya manufaktur memang
bismillahnya sedikit-sedikit membuka lapangan
pekerjaan lah. Dan temen-temen produksi disini
sesungguhnya udah lama juga hidup dijalan sebagai
seniman jalanan. Yang artinya karena kita udah kenal
duluan yah sama teman-teman produksi
sesunggungnya gak ada kendala komunikasi yang
berarti sesungguhnya, dan temen-temen ini juga
basicnya kan seni gitu jadi berhubungan lah dengan
apa yang kita jalanin sekarang di sablon manual.
Intinya sii sebenarnya bagaimanah kemudian kalau
misalkan satu vendor produksi semacam Republik
53
Sablon bisa menyerap tenaga kerja, kalau misalkan ee
ya sepuluh atau dua puluh artinya ya kita juga ikut
andil lah terhadap penyerapan tenaga kerja sehingga
angka pengangguran juga menurun. Jadi kita di
Republik Sablon misalkan kalau ada orang yang mau
belajar kita welcome banget, kita gak menganggap
orang yang mau belajar disini kemudian mreka buka
kita anggap saingan engga tapi justru kita anggap
sebagai mitra. Karena tujuan kita juga semakin banyak
pengusaha sablon, yaitu tadi semakin banyak yang
bisa diserap dari angka pengangguran, begitu
sebenarnya”.48
Selain itu ada anggota komunitas juga
mengungkapkan bahwa:
“Kalau bergabung si sebenarnya si sudah bergabung
di Republik Sablon sejak tahun 2012 ketika awal mula
usaha ini berdiri kita sii saya sendiri si udah lama
bergabung. Cuman sii di 2013 awal saya ini apa
namanya ee nyari ilmu di bandung, nah lucunya
setelah lama gak berjumpa dengan mas ipung
akhirnya bertemu lagi nah diajak bergabung sampai
sekarang. Terus semenjak kenal dikomunitas dan di
ajak gabung bersama Republik Sablon disitu saya
mulai ngerasa enak nyaman dan gak terikat selain itu
juga pemiliknya selalu ngasih saya motivasi dan
48
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran
54
bimbingan buat semangat kerja, semangat nyari duit
buat anak istri terus sayang juga saya udh punya basic
nyablon kan”.49
Apa yang dintervensi dalam masyarakat
sesungguhnya lebih pada kemampuan afektifnya untuk
mencapai kesadaran konatif yang diharapkan. Sentuhan
penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran
masyarakat akan kondisinya saat itu, sentuhan untuk
meningkatkan kesadaran ini, selanjutnya akan merangsang
semangat kebangkitan mereka untuk meningkatkan
kemampuan diri dan lingkungannya. Dengan adanya
semangat tersebut diharapkan akan dapat menghantarkan
masyarakat semakin terbuka dan merasa membutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan untuk memperbaiki kondisi
hidupnya.
Pada proses penyadaran ini pemilik usaha melakukan
penyadaran kepada para anggotanya dengan cara
memberikan semangat dukungan dan motivasi untuk lebih
mandiri. Selain itu pemilik membuat usaha sablon ini
bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran walaupun
dengan bayaran yang tidak sebanyak kerja di perkantoran
tetapi menurutnya dengan mendirikan usaha sablon ini ia
dapat mengurangi pengangguran terutama bagi anak jalanan
yang saat ini bekerja di tempatnya.
49
Wawancara pribadi dengan Jiwo Anggota Republik Sablon, Tangerang Selatan,
28 November 2017 (Lihat lampiran
55
2 Tahap Transformasi Pengetahuan
Transformasi merupakan tahap untuk menambah
kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan,
keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan
keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di
pembangunan. Jika tahap penyadaran telah terkondisi,
masyarakat akan menjalani proses belajar tentang
pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang memiliki
relevansi dengan apa yang menjadi tuntutan kebutuhan
tersebut.
Sementara menurut peneliti tahapan transformasi
pengetahuan ialah tahapan dimana seseorang dapat
meningkatkan pengetahuan mereka, dari yang tidak tahu
menjadi tahu dan mengerti. Seperti peningkatan pengetahuan
seputar sablon kaos, mencuci screen, dan mendesain model
yang akan di cetak sampai pada proses pengemasan dan
pengiriman.
Keadaan ini akan menstimulasi terjadinya
keterbukaan wawasan untuk menguasai kecakapan-
kecakapan juga keterampilan dasar yang mereka butuhkan,
pada tahap ini masyarakat hanya dapat memberikan
partisipasi pada tingkat objek pembangunan saja belum
sampai pada subjek penelitian.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh pemilik
usaha:
“Kalau untuk ngedidik si sebenarnya gak secara
langsung gitu, artinya kita beruntung juga ketemu
teman-teman di produksi ya katakanlah yang sudah
matang diluar jadi kita tinggal menyesuaikan sistem
56
ajah gitu, karena setiap vendor produksi mempunyai
sistem yang berbeda-beda. Tapi memang tingkat
kesulitannya adalah bagaimanah para teman-teman
produksi ini bisa cocok dengan sistem yang ada di
Republik Sablon. Tapi kalau untuk ngedidik si
sebenarnya gak juga dari awal gitu ngedidik skill
cuman masalah bagaimanah sesuai ajah dengan
produksi dan SOP yang kita terapkan disini”50
Sementara menurut anggota komunitas
mengungkapkan:
“Kalau di Republik Sablon enaknya tuh kita sudah
punya standar operasi produksi. Nah mas ipung kan
posisinya didesain ama setting ee selain owner dia
juga ee turunlah di produksi, nah jadi desain ama
setting yang udah jadi diselesaikan sesuai dengan
request costumer itu masuk di komputer produksi
dalam bentuk spk. Akhirnya nanti di fomt itu ada
gambar ada layout berbentuk mokup kaos untuk
menentukan posisi kaos yang disablon disebelah
manah depan belakang. Kemudian adadetail juga
dimulai dari warna kaos lengan pendek atau lengan
panjang, sampai ukuran dan jumlah nah berangkat
dari spk itulah produksi ee berjalan sesuai dengan spk
yang dimau oleh costumer. Kalau untuk tekhniknya
50
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran
57
sii sebenernya sama kaya yang tadidijelaskan oleh
mas ipung gitu”51
Tujuan utama dari tahapan transformasi pengetahuan
ini adalah pemilik usaha memberikan pengajaran tidak
secara langsung (non formal), karena pada dasarnya mereka
sudah memiliki kemampuan desain dan ia hanya
mengajarkan sedikit-sedikit apa yang kurang dari cara
bekerja mereka. Hal ini disebabkan perbedaan sistem yang
ada di Republik Sablon. Tapi kalau untuk mendidik secara
formalia tidak mengajarkannya, karena sebenarnya mereka
sudah memiliki kemampuan menyablon dari awal. Pemilik
hanya menambahkan apa yang kurang sesuaidengan proses
produksi dan SOP yang kita terapkan agar sesuia dengan
sistem Republik Sablon.
3 Tahap Peningkatan Intelektualitas
Berapa kecakapan-keterampilan sehingga
terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
menghantarkan pada kemandirian. Tahap ini merupakan
pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan
juga keterampilan supaya mereka dapat membentuk
kemampuan secara mandiri. Kemandirian tersebut akan
ditandai oleh kemampuan masyarakat dalam membentuk
inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi dan melahirkan inovasi
dalam lingkungannya, apabila sudah mencapai tahap ini
maka masyarakat telah mencapai tingkat kemandirian dalam
pembangunan. Dalam konsep pembangunan masyarakat
51
Wawancara pribadi dengan Jiwo Anggota Republik Sablon, Tangerang Selatan,
28 November 2017 (Lihat lampiran
58
dalam kondisi seperti ini seringkali disebut sebagai subjek
pembangunan atau pemeran utama.52
Sedangkan menurut peneliti tahapan peningkatan
intelektualitas dimana pada tahap ini anggota komunitas
Republik Sablon sudah lebih mandiri dan mengalami
peningkatan keterampilannya dalam hal bekerja mulai dari
membuat pola menggunakan komputer sampai kepada tahap
penyablonan dan pengemasan.
Pelaksanaan program atau kegiatannya harus sesuai
dengan apa yang telah dirancang. Program pelatihan
keterampilan individu atau kelompok yang diberikan kepada
seluruh anggota komunitas haruslah tepat sasaran, kerjasama
antara pemilik dan pekerja atau anggota komunitas sangat
diperlukan. Pemilik harus memantau apakah pekerjaan
mereka berjalan dengan baik dan sesuai bagiannya. Seperti
yang diuangkapkan oleh karyawan Republik Sablon:
“Lebih terasa yang jelas tambah ilmunya karena kita
kan gak berhenti dalam artian terus berjalan aktivitas
kita si yang kita pelajari dari awal karena disini
sablonan nya rutin dan setiap hari ada sablonan itu.
Nah, disitulah mulai ngerasa terus menambah yang
tadi nya gak teliti jadi teliti ya banyak pembelajaran
juga si. Karena kalau skill gak dijalani ya gak bakal ke
asah gitu. Banyak juga manfaat yang ada di Republik
Sablon ini, dan kita berharap Republik Sablon ini
semoga ada terus.53
52
Ambar Teguh Sulistiyani, kemitraan dan model-model pemberdayaan, hlm, 83. 53
Wawancara pribadi dengan Sanjiwo Anggota Republik Sablon, Tangerang
Selatan, 28 November 2017 (Lihat lampiran
59
Sedangkan menurut kayawan yang lain juga
mengatakan hal yang sama :
“pertama si skill sablon yang pasti bertambah, kedua
kita juga diajari management waktu, ekonomi yang
paling penting si taraf ekonomi meningkat kemudian
yaa lebih bisa teratur gitu”.54
Berdasarkan wawancara dengan karyawan di
Republik Sablon ini sebenarnya mereka mendapatkan
pembelajaran secara tidak langsung. Biasanya pengajaran
dilakukan saat mereka bekerja. Jika ada yang belum
mengerti atau kurang paham dengan proses sablon Republik
Sablon biasanya mereka langsung mendapatkan pelatihan
secara langsung yang dilakukan oleh pemilik sablon, tetapi
jika pemilik atau oleh karyawan lain yang sudah paham
dengan standar SOP yang telah ditetapkan.
Hal ini membuat kemampuan dan keahlian mereka
terus berkembang. Selain itu mereka mampu memanagement
diri mereka sendiri kearah yang lebih baik. Tidak seperti saat
mereka menjadi anak jalanan. Kehidupan mereka menjadi
lebih terarah dan teratur. Mereka tidak lagi tinggal di jalanan,
karena mereka bisa tinggal di tempat sablon.
Dalam pemberdayaan ekonomi kreatif ini peneliti
menganalisis menggunakan teori tahapan pemberdayaan
menurut Isbandi Rukminto. Peneliti menggunakan teori ini
54
Wawancara pribadi dengan wayan Anggota Republik Sablon, Tangerang Selatan,
28 November 2017 (Lihat lampiran
60
karena penurut peneliti teori ini sesuai dan tepat dengan
kondisi atau situasi komunitas Republik Sablon yang ada di
lapangan.
A. Tahapan Pemberdayaan Republik Sablon
Dalam melaksanakan pemberdayaan terdapat beberapa
tahapan yang harus dilalui agar program pemberdayaan berjalan
sebagaimana mestinya, dimana ada 6 tahapan pemberdayaan menurut
menurut Isbandi Rukminto yang sesuai dengan keadaan di lapangan :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini ada dua tahapan yang harus
dikerjakan, yaitu: persiapan petugas dan persiapan lapangan.
Persiapan petugas ini dapat dilakukan oleh community workers
untuk menyamakan persepsi mengenai pendekatan apa yang
akan dipilih dan penyiapan lapangan yang pada dasarnya
dilakukan melalui studi kelayakan terhadap daerah yang
dijadikan sasaran. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan
pemilik Republik Sablon.
“untuk persiapan dari anggota sendiri, ada beberapa
yang udah pernah tau tentang kegiatan menyablon, ada
juga yang baru mengenal sablon di Republik Sablon,
caranya dengan saling sharing dan tukar fikiran, kita
terbuka buat siapa saja. Kalau untuk persiapan lokasi ga
banyak, paling alat-alat sablon yang harus dipersiapkan,
agar proses sablon berjalan secara lancar”.55
55
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran
61
Persiapan yang dilakukan oleh Republik Sablon sudah
mencakup kesiapan dari anggota dan lokasi yang di libatkan
secara langsung dalam kegiatan pemberdayaan, kedua aspek
tersebut sangat berperan penting dalam keberhasilan proses
pemberdayaan yang dilakukan oleh Republik Sablon, kesiapan
tersebut meliputi kesiapan secara mental, psikis dari anggota
dan kesiapan secara teknis pada lokasi pemberdayaan.
Walaupun tempat nya tidak begitu besar tetapi jika
mereka nyaman pekerjaan akan terasa mudah dan tidak ada
beban. Alat-alat yang dibutuhkan untuk menyablon pun telah
tersedia. Dalam proses persiapan hal yang paling penting ialah
karyawan, jika karyawannya sudah mencukupi maka Republik
Sablon bisa berjalan.
b. Tahap Pengkajian (Assesment)
Dalam tahap ini petugas berusaha mengidentifikasi
masalah dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Berikut
kutipan wawancara peneliti dengan pemilik Republik Sablon:
“biasanya untuk pengkajian sendiri kita bikin draft dari
setiap masalah yang terjadi dan alasan apa yang membuat
Republik Sablon masih berdiri dan eksis hingga
sekarang”.56
Seorang pemberdaya yang ingin memajukan masyarakat
wajib mengetahui apa saja masalah yang melatarbelakangi
56
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran
62
dirinya melakukan aktifitas pemberdayaan, pemilik Republik
Sablon melakukan kajian terlebih dahulu tentang permasalahan
yang terjadi di sekelilingnya dan berusaha mencari solusi dari
permasalahan tersebut seperti yang telah dilakukan oleh Ipung
pemilik sekaligus pendiri dari Republik Sablon.
Berikut beberapa kajian yang dilakukan dalam proses
pendirian Republik Sablon:
b) Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Petugas sebagai agen perubah secara partisipatif
mencoba melibatkan anak untuk memahami masalah dan
berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan
bagaimana cara mengatasinya.57
Pendiri Republik Sablon yaitu Ipung melakukan
diskusi dan bertukar fikiran tentang hal-hal yang menjadi
masalah dari anggotanya hingga mereka memutuskan
untuk bergabung dengan Republik Sablon. Berikut
kutipan wawancara peneliti dengan pemilik Republik
Sablon:
“kalau untuk partisipasi pasti gua melibatkan
seluruh anak-anak dalam setiap proses
pemberdayaan atau kegiatan yang ada di Republik
Sablon tujuannya sebenarnya buat kita pinter
bareng-bareng”.58
57
Ismandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteaan
Sosial, (Jakarta : FE-UI, 2002)H.182 58
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran
63
Keterlibatan setiap anggota sebuah kegiatan
pemberdayaan sangat penting, sebab sebuah
pemberdayaan merupakan sebuah kegiatan secara praktis
dan bukan hanya kegiatan teori, jika sebuah
masyarakat/kelompok tertentu mengikuti pemberdayaan
tanpa berperan secara aktif maka semua pembelajaran
yang diterima ketika pemberdayaan itu berlangsung dapat
dikatakan sia-sia.
Pada tahap ini pekerja di Republik Sablon
melakukan sharing pada sesama pekerja yang lain bila
menemukan sebuah kendala atau masalah yang dihadapi
ketika melakukan proses pemberdayaan. Sehingga tidak
menimbulkan konflik antar anggota komunitas.
2) Tahap Performulasian Rencana Aksi
Petugas membantu masing-masing kelompok
untuk merumuskan dan menentukan program dan
kegiatan apa yang mereka lakukan guna mengatasi
masalah yang ada. Pada tahap ini pemilik Republik
Sablon berusaha menuangkan bentuk rencana yang telah
dirancang bersama para pekerja untuk dituangkan dalam
bentuk aksi nyata dilapangan, berikut kutipan wawancara
peneliti:
“untuk kelompok sablon sendiri biasanya kita
sering duduk bareng buat program jangka panjang
maupun jangka pendek, jadi kegiatan yang kita
64
kerjain di Republik Sablon ini terarah dan punya
tujuan yang pasti”.59
Melibatkan masyarakat sangat penting dalam
kegiatan pemberdayaan, sebab pemberdayaan yang sehat
adalah memajukan banyak masyarakat bukan hanya satu
atau dua individu saja, proses tersebut sudah di jalankan
oleh Republik Sablon dan perubahan nya mulai dirasakan
sedikit demi sedikit.
Perubahan yang dirasakan bisa dari berbagai
aspek mulai dari aspek pengetahuan, social dan terutama
aspek ekonomi. Dalam aspek pengetahuan, pengetahuan
mereka menjadi lebih meningkat, dalam aspek sosial
mereka menjadi lebih baik dan memiliki banyak teman
dalam berkomunikasi oleh orang banyak sedangkan
dalam aspek ekonomi ini lah yang menjadi aspek penting
karena ekonomi mereka menjadi meningkat.
3) Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan
Tahap pelaksanaan adalah tahap yang paling
penting karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan
baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di
lapangan bila tidak ada kerjasama antara petugas dengan
warga masyarakat. Pada tahap ini juga akan dapat
diketahui keberhasilan dari rancangan kegiatan yang
sebelumnya telah di susun. Berikut kutipan wawancara:
59
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran
65
“untuk eksekusi dilapangan cukup beresiko tapi
ya inti kegiatannya ada dieksekusi dilapangan,
intinya kita harus siapin semua persiapan secara
matang.”60
Tahap pelaksanaan adalah sebuah inti dari
kegiatan pemberdayaan, segala hal yang telah
dipersiapkan untuk mencapai sebuah keberhasilan pada
kegiatan sablon kaos di Republik Sablon. Persiapan untuk
kegiatan tersebut sangat diperhatikan hingga mendetail
agar segala sesuatu yang dibutuhkan dapat terpenuhi dan
kegiatan pemberdayaan berjalan sesuai rencana.
Hal ini dilakukan agar mereka saat memulai tidak
ada halangan dan kendala baik dari halangan individu,
bahan dan alat produksi. Karena jika adanya kekurangan
maka usaha mereka akan terganggu dan akan
menghambat usaha mereka.
4) Tahap Evaluasi
Dalam tahapan ini dilakukan oleh pendamping agar
dapat menetapkan apakah anak berhak atau kesiapan dan
mampu untuk melanjutkan kegiatan belajar melalui rapat
evaluasi pendamping. Evaluasi sebagai proses
pengawasan terhadap program pemberdayaan yang
sedang berjalan. Agar diharapkan terbentuk suatu system
60
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran
66
dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara
internal.
Evaluasi yang dilakukan oleh Republik Sablon
dilakukan untuk melihat segala sesuatu yang kurang
maksimal dalam proses pensablonan, ataupun untuk
melakukan perbaikan dari segala lini untuk kemajuan
Republik Sablon beserta para anggotanya. Berikut
kutipan wawancara peneliti:
“evaluasi biasa kita lakukan setelah melakukan
partai besar dalam proses pensablonan, evaluasi
itu tujuannya buat melihat seberapa jauh kegiatan
sablon yang dilakukan dan hasil yang didapat”.61
Proses evaluasi adalah bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari sebuah kegiatan pemberdayaan, evaluasi
memegang peranan penting, yakni sebagai pembenahan
segala aspek dalam sebuah proses pemberdayaan yang
telah dilakukan, proses evaluasi biasanya dilakukan di
internal maupun eksternal, akan tetapi yang terjadi pada
Republik Sablon hanya pada evaluasi internal.
Evaluasi internal dilakukan oleh pemilik sablon
kepada para anggota mulai dari proses selama pengerjaan,
dan masalah-masalah yang ada di usaha tersebut baik
antar anggota maupun dengan lingkungan sekitar. Hal ini
dilakukan agar masalah yang hadir tidak mengganggu
61
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang Selatan, 01
Desember 2017 (Lihat lampiran
67
pekerjaan mereka dan pekerjaan mereka berjalan dengan
baik.
68
B. Hasil pemberdayaan Republik Sablon
Tabel 2
Hasil Pemberdayaan
No Kegiatan Hasil
1. Peningkatan kebebasan
mobilitas
1. Anggota komunitas
Republik Sablon
menjadi lebih
mandiri dalam hal
ekonomi
2. Meningkatnya
kemampuan dan
pengetahuan
anggota komunitas
Republik Sablon
3. Anggota komunitas
Republik Sablon
mampu
bersosialisasi lebih
baik dengan
masyarakat sekitar.
2. Kemampuan membeli
komoditas kecil
1. Mereka mampu
menabung untuk
membeli barang-
barang yang
mereka inginkan
dengan uang
tabungannya.
2. Tidak bergantung
kepada orang tua
69
mereka.
Tabel 3
Peningkatan Kebebasan Mobilitas
No Kegiatan Sebelum Sesudah
1. Anggota
komunitas
Republik Sablon
menjadi lebih
mandiri
Anggota
komunitas
Republik Sablon
belum bisa
mandiri dalam
membeli
perlengkapan
logistic sablon
Anggota
komunitas
Republik Sablon
sudah mampu
mandiri dalam
memenuhi
perlengkapan
logistic sablon
2. Meningkatnya
kemampuan dan
pengetahuan
anggota
komunitas
Republik Sablon
Anggota
komunitas
Republik Sablon
hanya
mendengar
informasi
melalui orang
lain
Anggota
komunitas
Republik Sablon
sudah
mengetahui
kemampuan
dalam
menyablon
3. Anggota
komunitas
Republik Sablon
mampu
Anggota
komunitas
Republik Sablon
cenderung
Anggota
komunitas
Republik Sablon
terbuka dan
70
bersosialisai lebih
baik dengan
masyarakat
sekitar
menutup diri di
sekitar
masyarakat
bersosialisai
dengan
masyarakat
71
Tabel 4
Kemampuan Membeli Komoditas Kecil
No Kegiatan Sebelum Sesudah
1. Mereka mampu
menabung untuk
membeli barang
barang yang
mereka inginkan
dengan uang
tabungannya
Anggota
komunitas
Republik Sablon
belum bisa
menyisihkan
hasil uang
bulanannya
untuk menabung
Anggota
komunitas
Republik Sablon
sudah bisa
menyisihkan
hasil uang
bulanannya
untuk di tabung
2. Tidak
bergantung
kepada orang tua
mereka
Anggota
komunitas
Republik Sablon
masih
menumpang
dengan orang tua
Anggota
komunitas
Republik Sablon
sudah mandiri
dan dapat
menghidupi diri
sendiri
Tabel 5
Keberlanjutan Kemandirian Ekonomi Kreatif
No Kegiatan Sebelum Sesudah
1. Rebulik Sablon
mampu
bertahan dan
Republik Sablon
belum stabil
dalam
Republik Sablon
mampu
mempertahankan
72
tetap eksis
dalam
memproduksi
kaos sablon
memproduksi
kaos sablon
kualitas prodak
sehingga bertahan
sampai saat ini
2. Republik Sablon
mampu bersaing
di penjualan
sosial media
Republik Sablon
hanya menjuan
prodak dari
orang ke orang
Komunitas
Republik Sablon
mampu bersaing
di penjualan
online ( Sosial
Media)
Pemberdayaan yang dilakukan oleh Republik Sablon
merupakan sebuah prosespeningkatan kapasitas dari sekelompok
masyarakat secara ekonomi maupun secara keterampilan.
Pemberdayaan merupakan sebuah kegiatan yang menghasilkan
manusia ataupun masyarakat yang lebih berdaya dan mandiri, akan
tetapi semua itu dilakukan dengan proses waktu yang cukup panjang.
Berikut kutipan wawancara peneliti:
“Kalau untuk segi bisnis ya Alhamdulillah yaah, ya buktinya
dari tahun 2012 sampai 2017 menjanjikan gitu, artinya
kalaupun tidak menjanjikan Republik Sablon udah lama
bangkrut gitu tapi lagi-lagi ya namanya bisnis pertuatif lah
ada kurva menaik da kurva menurun danitu memang ditemui
lah dalam semua bidang bisnis gitu”. 62
62
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang Selatan, 01
Desember 2017 (Lihat lampiran
73
Proses dan hasil menjadi sebuah hal yang berkesinambungan
dan saling berkait, proses yang panjang akan menghasilkan sebuah
hasil yang cukup memuaskan, Republik Sablon sangat
memperhatikan proses yang mereka kerjakan untuk mendapat hasil
yang maksimal. Hasil yang diinginkan oleh Republik Sablon tidak
semata mengarah pada hasil secara materi, mereka lebih
mengutamakan pada kemandirian dari para anggota yang mengikuti
kegiatan pemberdayaan tersebut.
Hasil yang diterima oleh Republik Sablon memiliki beberapa
indikator tertentu yang dapat diukur, berikut adalah beberapa
indikator dari hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh Republik
Sablon:
1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar
rumah atau wilayah tempat tinggalnya.
Dalam hal ini yang dimaksud kebebasan mobilitas ialah
para anggota komunitas mampu keluar rumahnya dengan
uang hasilnya sendiri dan tidak bergantung dengan orang lain.
Berikut kutipan wawancara peneliti:
“bergabungnya mereka dengan Republik Sablon
merupakan langkah awal yang membuat mereka buat
ngebuang waktunya dan menyempatkan diri mereka
untuk berkembang bersama kita, semangat itu yang gua
usahain biar tetap terjaga.”
Republik Sablon merupakan wadah dari para anggotanya
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
mengembangkan potensi dan bakat yang mereka miliki, sudah
menjadi tugas dan kewajiban dari Republik Sablon untuk
74
menjadi fasilitator bagi para anggotanya agar dapat
memaksimalkan potensi dan bakat yang mereka miliki.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan menghasilkan
bahwa para anggotanya menjadi lebih mandiri. Mereka
mampu pergi keluar rumah dan mengembangkan diri mereka
sendiri. Kebebasan mobilitas yang mereka miliki juga tidak
kepada aspek yang buruk. Karena kebebasan mereka biasanya
digunakan untuk menambah pengetahuan dan kemampun
mereka menjadi lebih baik. Dan mereka juga mampu
bersosialisasi antar warga sekitar.
2. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu
untuk membeli barang tanpa bantuan orang lain.
Dalam hal ini para anggota komunitas memiliki
kemampuan untuk membeli barang-barang yang mereka
butuhkan dengan uang yang mereka hasilkan sendiri,
sehingga mereka tidak harus meminta uang kepada orang tua,
maupun orang lain. Walaupun mungkin barang yang mereka
beli masih menyicil kepada yang lain. Berikut kutipan
wawancara
“Alhamdulillah untuk keperluan komunitas kaya alat-
alat yang digunakan untuk menyablon bisa kita beli
walaupun perlahan dan nyicil”.63
Hal ini juga sesuai dengan wawancara yang
diungkapkan oleh anggota komunitas lain:
“Kalau dari segi ekonomi ee ya mencukupi tapi kalau
dibilang lebih si ee ya lebih cuman ya ee gabisa apa
63
Wawancara pribadi dengan Way Anggota Republik Sablon, Tangerang Selatan,
01 Desember 2017 (Lihat lampiran
75
nama ee gabisa merekap semua kebutuhan kita. Tapi,
tetep aja kita menabung. Kalau dalam sejahtera si
sejahtera apalagi kita sejahtera kalau ada orderan
banyak gitu. Kalu dari gaji itu cuman untuk mengikat
kita aja. Tapi, sistem kita disini kan ambilnya dari
borongan juga ya jadi kita syukur bisa sejahtera juga
dengan bergabung disini. Dan kalau dalam kehidupan
sehari-hari si kita juga gapernah merasa kekurangan
juga didalam rumah tangga, ya pokoknya cukuplah”.64
Dari adanya republik sablon anggota komunitas
menjadi lebih mandiri terutama dari segi ekonomi mereka.
Mereka mampu memcukupi kehidupan sehari-hari mereka,
selain itu mereka juga masih bisa menabung sedikit-sedikit
untuk membeli barang-barang yang mereka ingikan walaupun
dengan cicilan tetapi setidaknya mereka membeli dengan
uang mereka. Mereka juga tidak lagi bergantung kepada
orang tua dan mampu membiayai anak istri mereka.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh Republik Sablon
tidak hanya merubah ataupun mengembangkan potensi
individu, akan tetapi pemberdayaan ini juga berdampak pada
komunitas ini sendiri, setidaknya Republik Sablon juga
mampu mencukupi alat-alat untuk kepentingan menyablon,
semua itu mereka dapatkan dari hasil produksi kaos yang
dilakukan sehari-hari oleh anggota.
64
Wawancara pribadi dengan Sanjiwo Anggota Republik Sablon, Tangerang
Selatan, 01Desember 2017 (Lihat lampiran
76
B. Analisis Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti
menemukan bahwa permasalahan yang dirasakan oleh sebagian besar anak
jalanan adalah kemiskinan. Kemiskinan menjadi alasan utama mereka tidak
tidak mendapatkan pendidikan yang layak, karena faktor kemiskinan yang
membuat mereka turun kejalanan demi mebantu kebutuhan hidup
keluarganya.
Sejatinya pemberdayaan yang dilakukan oleh Komunitas Republik
Sablon Cireundeu memiliki kriteria dalam tahapan pemberdayaan. Adapun
tahapan pemberdayaannya adalah tahap penyadaran, tahap transformasi
pengetahuan, tahap peningkatan intelektualitas, tahap persiapan, tahap
pengkajian (assessment), tahap perencanaan alternative program, tahap
performulasian rencana aksi, tahap pelaksanaan program, tahap evaluasi
1. Tahap penyadaran
Dalam tahap penyadaran Komunitas Republik Sablon
Cireundeu melakukan penyadaran sesuai apa yang dikemukakan
Ambar Teguh, menurutnya penyadaran ialah sebuah pembentukan
perilaku menuju perilaku sadar dan perduli sehingga merasa
membutuhkan peningkatan kapasitas diri.65
Sehingga tahap ini pihak
pemberdaya atau aktor pelaku pemberdaya berusaha menciptakan
prakondisi, agar dapat memfasilitasi berlangsungnya proses
pemberdayaan yang afektif, hal ini didapatkan dari hasil wawancara
dengan Mas Sanjiwo salah satu anggota Komunitas Republik Sablon
Cireundeu:
“Kalau bergabung si sebenarnya si sudah bergabung
di Republik Sablon sejak tahun 2012 ketika awal mula
usaha ini berdiri kita sii saya sendiri si udah lama
65
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan, hlm, 83.
77
bergabung. Cuman sii di 2013 awal saya ini apa
namanya ee nyari ilmu di bandung, nah lucunya
setelah lama gak berjumpa dengan mas ipung
akhirnya bertemu lagi nah diajak bergabung sampai
sekarang. Terus semenjak kenal dikomunitas dan di
ajak gabung bersama Republik Sablon disitu saya
mulai ngerasa enak nyaman dan gak terikat selain itu
juga pemiliknya selalu ngasih saya motivasi dan
bimbingan buat semangat kerja, semangat nyari duit
buat anak istri terus sayang juga saya udh punya basic
nyablon kan”.66
Sementara tahap penyadaran ini dimana seorang ataupun
komunitas Republik Sablon Cireundeu sadar bahwa mereka
membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas yang ada
pada diri mereka. Pada proses penyadaran ini pemilik komunitas
Republik Sablon Cireundeu melakukan penyadaran kepada para
anggotanya dengan cara memberikan semangat, dukungan, dan
motivasi untuk lebih mandiri. Komunitas Republik Sablon Cireundeu
membuka usaha sablon ini bertujuan untuk mengurangi angka
pengangguran walaupun dengan bayaran yang tidak sebanyak kerja
di perkantoran tetapi dengan mendirikan usaha sablon ini dapat
mengurangi pengangguran terutama bagi anak jalanan yang saat ini
bekerja di tempatnya.
2. Tahap Transformasi Pengetahuan
Dalam tahap transformasi pengetahuan ini komunitas
Republik Sablon Cireundeu dimana seorang dapat meningkatkan
66
Wawancara pribadi dengan Jiwo Anggota Republik Sablon, Tangerang Selatan,
28 November 2017 (Lihat lampiran
78
pengetahuan mereka,dari yang tidak tahu menjadi tahu dan mengerti.
Seperti peningkatan pengetahuan seputar sablon kaos, mencuci
screen, dan mendesain model yang akan dicetak sampai pada proses
pembuatan, pengemasan dan pengiriman. Tujuan utama dari tahapan
transformasi pengetahuan ini adalah pemilik usaha memberikan
pengajaran tidak secara langsung (non formal), karena pada dasarnya
mereka sudah memiliki kemampuan desain dan ia hanya
mengajarkan sedikit-sedikit apa yang kurang dari cara bekerja
mereka. Hal ini disebabkan perbedaan sistem yang ada di Republik
Sablon. Tapi kalau untuk mendidik secara formalia tidak
mengajarkannya, karena sebenarnya mereka sudah memiliki
kemampuan menyablon dari awal. Pemilik hanya menambahkan apa
yang kurang sesuaidengan proses produksi dan SOP yang kita
terapkan agar sesuia dengan sistem Republik Sablon. Hal ini seperti
yang telah diungkapkan oleh Mas Wayan anggota komunitas
Republik Sablon Cirendeu:
“Kalau untuk tekhnik saya mencari sendiri walaupun
kemudian ada sharing lah disini tapi saya kadang juga
nanya-nanya mana yang saya kurang bisa dan kurang
paham. Jadi kemudian apa yang saya tau saya combine
lah di Republik Sablon dan yang paling penting si
disini bagaimana kita mengikuti sistem yang udah ada.
Jadi proses produksi itu lebih teratur, lebih terarah agar
sesuai deate line jadi lebih punya agenda produksi gitu
jadi kita gak perlu terlalu buru-buru juga karena udah
sesuai jadwal.67
67
Wawancara pribadi dengan Wayan Anggota Republik Sablon, Tangerang Selatan,
28 November 2017 (Lihat lampiran
79
Karena pada dasarnya mereka anggota Republik Sablon
Cireundeu sudah memiliki skill menyablon dan ketua komunitas
hanya mengajarkan sedikit-sedikit apa yang kurang dari cara bekerja
mereka. Hal ini disebabkan perbedaan system yang ada di Republik
Sablon, tapi kalau untukl mendidik secara formal ia tidak
mengajarkannya karena sebenarnya mereka sudah memiliki
kemampuan menyablon dari awal
3. Tahap Peningkatan Intelektualitas
Bagi Ambar Teguh pada tahap peningkatan intelektualitas ini
Ketua Komunitas Republik Sablon membantu Berapa kecakapan-
keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif
untuk menghantarkan pada kemandirian. Tahap ini merupakan
pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan juga
keterampilan supaya mereka dapat membentuk kemampuan secara
mandiri. Kemandirian tersebut akan ditandai oleh kemampuan
masyarakat dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi dan
melahirkan inovasi dalam lingkungannya, apabila sudah mencapai
tahap ini maka masyarakat telah mencapai tingkat kemandirian dalam
pembangunan. Dalam konsep pembangunan masyarakat dalam
kondisi seperti ini seringkali disebut sebagai subjek pembangunan
atau pemeran utama.68
tahapan peningkatan intelektualitas dimana
pada tahap ini anggota komunitas Republik Sablonsudah lebih
mandiri dan mengalami peningkatan keterampilannya dalam hal
bekerja mulai dari membuat pola menggunakan komputer sampai
kepada tahap penyablonan dan pengemasan. Hal ini sesuai dengan
uang diungkapkan oleh Mas Sanjiwo anggota Republik Sablon:
68
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan, hlm,
83.
80
“Pertama si skill sablon bertambah, kedua kita juga
diajari management ee kemudian secara ekonomi atau
taraf ekonomi meningkat kemudian yaaaa lebih bisa
teratur gitu. Karena di Republik Sablon kadang-
kadang kita ga juga selalu nyablon sampe malam gitu,
jadi hari minggu juga libur kalau lagi gak ada date line
gitu jadi lebih apah yaaa lebih teratur lah hidup juga.
Lebih terasa yang jelas tambah ilmunya karena kita
kan gak berhenti dalam artian terus berjalan aktivitas
kita si yang kita pelajari dari awal karena disini
sablonan nya rutin dan setiap hari ada sablonan itu.
Nah, disitulah mulai ngerasa terus menambah yang
tadi nya gak teliti jadi teliti ya banyak pembelajaran
juga si. Karena kalau skill gak dijalani ya gak bakal ke
asah gitu. Banyakjuga manfaat yang ada di Republik
Sablon ini, dan kita berharap Republik Sablon ini
semoga ada terus.69
Pelaksanaan program atau kegiatannya harus sesuai dengan
apa yang telah dirancang. Program pelatihan keterampilan individu
atau kelompok yang diberikan kepada seluruh anggota komunitas
haruslah tepat sasaran, kerjasama antara pemilik dan pekerja atau
anggota komunitas sangat diperlukan. Pemilik harus memantau
apakah pekerjaan mereka berjalan dengan baik dan sesuai bagiannya.
Dalam pemberdayaan ekonomi kreatif ini peneliti
menganalisis menggunakan teori tahapan pemberdayaan menurut
Isbandi Rukminto. Peneliti menggunakan teori ini karena penurut
69
Wawancara pribadi dengan Jiwo Anggota Republik Sablon, Tangerang Selatan,
28 November 2017 (Lihat lampiran
81
peneliti teori ini sesuai dan tepat dengan kondisi atau situasi
komunitas Republik Sablon yang ada di lapangan.
4. Tahap Persiapan
Dalam persiapannya komunitas Republik Sablon Cireundeu
melakukan persiapan sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh
Isbandi Rukminto Adi, Persiapan yang dilakukan oleh petugas untuk
menyamakan persepsi mengenai pendekatan apa yang akan dipilih
dan penyiapan lapangan yang pada dasarnya dilakukan melalui studi
kelayakan terhadap daerah yang dijadikan sasaran.70
Sehingga pada
saat akan menentukan program bisa menyesuaikan dengan kebutuhan
dan potensi yang dimiliki oleh para anggota Republik Sablon. Hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Ipung ketua Republik
Sablon:
“untuk persiapan dari anggota sendiri, ada beberapa
yang udah pernah tau tentang kegiatan menyablon, ada
juga yang baru mengenal sablon di Republik Sablon,
caranya dengan saling sharing dan tukar fikiran, kita
terbuka buat siapa saja. Kalau untuk persiapan lokasi
ga banyak, paling alat-alat sablon yang harus
dipersiapkan, agar proses sablon berjalan secara
lancar.71
Komunitas Republik Sablon pada dasarnya sudah melakukan
pendekatan kepada anggota Republik Sablon sebelum membuka
usaha sablon dan sudah melihat lokasi yang akan digunakan sebagai
70 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: FE-UI, 2002) Hlm, 182 71
Wawancara pribadi dengan IpungRepublik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran
82
tempat mensablon. Karena persiapan yang dilakukan oleh Republik
Sablon sudah mencakup dari kesiapan anggota dan lokasi yang
dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pemberdayaan, kedua
aspek tersebut sangat berperan penting dalam proses keberhasilan
pemberdayaan yang dilakukan Republik Sablon, kesiapan tersebut
meliputi kesiapan mental, psikis dari anggota dan kesiapan secara
teknis pada lokasi pemberdayaan.
5. Tahap Pengkajian (Assesment)
Dalam tahap pengkajian komunitas Republik Sablon melihat
dan mengetahui apa saja masalah yang melatar belakangi dirinya
melakukan aktifitas pemberdayaan, pemilik Republik Sablon
melakukan kajian terlebih dahulu tentang permasalahan yang terjadi
di sekelilingnya dan berusaha mencari solusi dari permasalahan
tersebut seperti yang telah dilakukan oleh Ipung pemilik sekaligus
pendiri dari Republik Sablon.
a. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Dari pertemuan yang membahas mengenai
perencanaan memang berjalan dengan baik, realisasinya
juga tidak menyimpang dari pembentukan awal.
Keterlibatan setiap anggota sebuah kegiatan
pemberdayaan sangat penting, sebab sebuah
pemberdayaan merupakan sebuah kegiatan secara praktis
dan bukan hanya kegiatan teori, Pada tahap ini pekerja di
Republik Sablon melakukan sharing pada sesama pekerja
yang lain bila menemukan sebuah kendala atau masalah
yang dihadapi ketika melakukan proses pemberdayaan.
Sehingga tidak menimbulkan konflik antar anggota
83
komunitas.Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara
dengan Ipung ketua Republik Sablon:
“biasanya untuk pengkajian sendiri kita bikin draft dari
setiap masalah yang terjadi dan alasan apa yang
membuat Republik Sablon masih berdiri dan eksis
hingga sekarang.72
b. Tahap Performulasian Rencana Aksi
Menurut Isbandi pada tahap performulasian rencana
aksi ini Petugas membantu masing-masing kelompok
untuk merumuskan dan menentukan program dan
kegiatan apa yang mereka lakukan guna mengatasi
masalah yang ada.73
Sehingga pada saat menentukan
program bisa dilihat sesuai dengan kebutuhan target
sasaran dan potensi yang dimilikinya.
Keterampilan mensablon ini lah yang bisa menjadi
solusi yang sesuai dengan masalah yang dialami oleh
anggota komunitas. Karena dengan kegiatan
pemberdayaan keterampilan ia merasakan perubahan
yang dirasakan bisa dari berbagai aspek mulai dari aspek
pengetahuan, sosial, dan terutama ekonomi. Dalam aspek
pengetahuan, pengetahuan mereka menjadi lebih
meningkat, dalam aspek sosial mereka menjadi lebih baik
dan memiliki banyak teman dalam berkomunikasi oleh
orang banyak sedangkan dalam aspek ekonomi ini lah
72
Wawancara pribadi dengan Ipung Republik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran 73
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: FE-UI, 2002) Hlm, 182
84
yang menjadi aspek penting karena ekonomi mereka
menjadi meningkat.
c. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan
Tahap pelaksanaan adalah sebuah inti dari kegiatan
pemberdayaan, segala hal yang telah dipersiapkan untuk
mencapai sebuah keberhasilan pada kegiatan sablon kaos
di Republik Sablon. Persiapan untuk kegiatan tersebut
sangatlah diperhatikan hingga mendetail agar segala
sesuatu yang dibutuhkan dapat terpenuhi dan kegiatan
pemberdayaan berjalan sesuai rencana dan keinginan
costumer. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara
dengan Ipung ketua Republik Sablon:
“kalau untuk partisipasi pasti gua melibatkan
seluruh anak-anak dalam setiap proses
pemberdayaan atau kegiatan yang ada di Republik
Sablon tujuannya sebenarnya buat kita pinter
bareng-bareng. untuk kelompok sablon sendiri
biasanya kita sering duduk bareng buat program
jangka panjang maupun jangka pendek, jadi
kegiatan yang kita kerjain di Republik Sablon ini
terarah dan punya tujuan yang pasti. Dan untuk
eksekusi dilapangan cukup beresiko tapi ya inti
kegiatannya ada dieksekusi dilapangan, intinya kita
harus siapin semua persiapan secara matang.
Sampai proses evaluasi pun evaluasi biasa kita
lakukan setelah melakukan partai besar dalam
proses pensablonan, evaluasi itu tujuannya buat
85
melihat seberapa jauh kegiatan sablon yang
dilakukan dan hasil yang didapat.74
Hal ini dilakukan agar mereka saat memulai tidak ada
halangan dan kendala baik dari halangan individu, bahan
dan alat produksi. Karena jika adanya kekurangan
didalam bahan, dan alat-alat produksi maka usaha mereka
akan terganggu dan akan menghambat usaha mereka.
d. Tahap Evaluasi
Meskipun evaluasi dilakukan sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Isbandi, menjelaskan bahwa evaluasi
Evaluasi sebagai proses pengawasan terhadap program
pemberdayaan yang sedang berjalan. Agar diharapkan
terbentuk suatu system dalam komunitas untuk melakukan
pengawasan secara internal.75
Dalam hal ini evaluasi yang
dilakukan oleh Republik Sablon untuk melihat segala
sesuatu yang kurang maksimal didalam proses
pensablonan, Evaluasi internal dilakukan oleh pemilik
sablon kepada para anggota mulai dari proses selama
pengerjaan, dan masalah-masalah yang ada di usaha
tersebut baik antar anggota maupun dengan lingkungan
sekitar. Hal ini dilakukan agar masalah yang hadir tidak
mengganggu pekerjaan mereka dan pekerjaan mereka
berjalan dengan baik.
74
Wawancara pribadi dengan Ipung Republik Sablon, Tangerang Selatan, 28
November 2017 (Lihat lampiran 75
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: FE-UI, 2002) Hlm, 182
86
Dari semua proses yang berjalan di dalam pemberdayaan yang ada di
Republik Sablon Cirendeu peneliti mengambil dua indikator sebagai acuan
suatu keberhasilan pemberdayaan yang ada di Republik Sablon.
6. Kebebasan Mobilitas
Dalam hal ini peneliti sependapat dengan Edi Suharto yang
menjelaskan bahwa kebebasan mobilitas adalah kemampuan seorang
individu untuk pergi keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya.76
Sejatinya Republik Sablon merupakan wadah dari anggotanya yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengembangkan potensi
dan bakat yang mereka miliki.
Dengan seperti itu mereka dapat mengembangkan potensi dan
bakat yang mereka miliki supaya bisa untuk bekal kedepannya, tidak
hanya itu Republik Sablon juga mampu memandirikan anggotanya
dari yang cenderung menutup diri dari warga sekitar maupun yang
lainnya. Sekarang mereka mampu pergi keluar dan mengembangkan
diri mereka sendiri, kebebasan mobilitas yang mereka miliki juga
tidak kepada aspek yang buruk karena kebebasan mobilitas mereka
biasanya mereka gunakan untuk menambah pengetahuan dan
kemampuan mereka menjadi lebih baik, hingga saat ini mereka mulai
mampu dan terbiasa untuk bersosialisasi dengan warga sekitar.
7. Kemampuan membeli komoditas kecil
Alhamdulillah dari hasil mereka bergabung dengan Republik
Sablon mereka mampu mandiri dari segi ekonomi. Mereka mampu
memenuhi kebutuhan sehari-hari, mampu membeli kebutuhan yang
mereka inginkan, selain itu mereka juga mampu menabung sedikit
demi sedikit untuk bekal mereka kedepannya, mereka juga sudah
tidak kebergantungan kepada kedua orang tuanya. Hal ini dapat
76
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm 63-66
87
dilihat dari hasil wawancara dengan Mas jiwo anggota Republik
Sablon:
“Karena kita tadi ee saya jelaskan diawal ada ee
upah borongan yaa perminggu kalau kita mau pukul
rata-rata dari upah perminggu itu direpublik sablon
dibagi langsung tiga orang jadi saya yang megang
tuuh untuk upah mingguan. Tarolah kalau untuk
pribadi satu minggu ya 1,5an lah, ditambah gaji
bulanan satu juta ya Alhamdulillah cukup.77
Hal serupa juga diungkapkan oleh Mas Wayan anggota Republik Sablon:
“Karena kita tadi udah di jelaskan diawal ada upah
borongan yaa perminggu kalau kita mau bagi rata-
rata dari upah perminggu itu direpublik sablon
dibagi langsung tiga orang jadi saya yang megang
tuuh untuk upah mingguan. Kalau untuk saya
sendirii satu minggu ya 1,5an, ditambah gaji
bulanan satu juta ya Alhamdulillah cukup lah untuk
menyambung masa depan.78
Dalam hal ini pemberdayaan yang dilakukan oleh Republik
Sablon tidak hanya merubah ataupun mengembangkan potensi
individu, akan tetapi pemberdayaan ini juga berdampak pada
komunitas ini sendiri, setidaknya Republik Sablon juga mampu
mencukupi alat-alat untuk kepentingan menyablon, semua itu mereka
77
Wawancara pribadi dengan Mas Sanjiwo AnggotaRepublik Sablon, Tangerang
Selatan, 28 November 2017 (Lihat lampiran
78Wawancara pribadi dengan Mas Wayan AnggotaRepublik Sablon, Tangerang
Selatan, 28 November 2017 (Lihat lampiran
88
dapatkan dari hasil produksi kaos yang dilakukan sehari-hari oleh
anggota.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara
pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi
dokumentasi kepada pemilik dan anggota komunitas Republik
Sablon mengenai pemberdayaanRepublik Sablon terhadap
pengembangan ekonomikreatif studi kasus Cirendeu Tangerang
Selatan. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. proses pemberdayaan ekonomi kreatif yang dilakukan oleh
Republik Sablon terhadap anak jalanan RT 004/RW 05
diCireundeu Tangerang Selatan ialah dengan menggunakan 3
tahapan yang ada pada teori Ambar Teguh yaitu: (1) tahap
penyadaran, dimana pemilik usaha melakukan penyadaran
dengan cara memberikan semangat, dukungan dan motivasi
kepada anggotanya untuk lebih mandiri. (2) tahap transformasi
pengetahuan, dimana pemilik usaha memberikan pengajaran
secara tidak langsung atau non formal kepada anggotanya karena
para anggota pada dasarnya sudah memiliki kemampuan sendiri.
(3) tahap peningkatan intelektualitas, dimana pada tahap ini
melalui pelatihan yang dilakukan secara tidak langsung oleh
pemilik, mampu menambah kemampuan dan keahlian para
anggota komunitas Republik Sablon dan mereka juga mampu
memanagement diri mereka sendiri kearah yang lebih baik.
2. Hasil dari pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas
Republik Sablon ialah:
90
a. Kebebasan mobilitas: Anggota komunitas Republik Sablon
menjadi lebih mandiri, Memingkatnya kemampuan dan
pengetahuan anggota komunitas Republik Sablon, serta
anggota komunitas Republik Sablon mampu bersosialisasi
lebih baik dengan masyarakat sekitar.
b. Kemampuan membeli komoditas kecil : Anggota komunitas
Republik Sablon menjadi lebih mandiri dari segi ekonomi
mereka, mereka mampu menabung untuk membeli barang-
barang yang mereka inginkan dengan uang tabungannya dan
anggota komunitas tidak lagi bergantung kepada orang tua
mereka.
B. Saran
Saran-saran peneliti terhadap pemberdayaanRepublik Sablon
terhadap pengembangan ekonomikreatif studi kasus Cirendeu
Tangerang Selatan adalah:
1. Pemilik Republik Sablon harus lebih sering mengadakan sharing
antara anggota komunitas untuk bertukar pikiran agar komunitas
Republik Sablon lebih baik kedepannya.
2. Akan lebih baik jika Republik sablon mau bekerjasama dengan
koperasi maupun pemerintah setempat, sehingga usahanya
menjadi lebih berkembang.
3. Teruslah mempererat tali silatuhrahmi antara sesama komunitas
sablon yang lain.
91
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku
A. Soedjiar Z.A. Profil Anak Jalanan di DKI. Jakarta : Media Informatika.
1989.
Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan
Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan
Pendekatan Praktis, Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. 2001.
Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI. 2002.
Anoraga, Pandji dan Djoko Sudantoko. Koperasi, Kewirausahaan, Dan
Usaha Kecil. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2002.
Arjana, I Gusti Bagus. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada. 2015.
Baridi, Lili, dkk. Zakat dan Wirausaha, Jakarta : CED (Center for
Enterprenership Development). 2005.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif edisi Kedua. Jakarta : Kencana
Prenada Media. 2012.
Djohari, Rianingsih, dkk. Berperan Bersama Berperan Setara”, Bandung :
Driya Media. 1996.
Gill, Richard T. Ekonomi pembangunan dulu dan sekarang. Jakarta : Ghalia
Indonesia. 1997.
Hownkins, Jhon. The Creative, How People Make money From Ideas. USA
(New York). 2001.
Ilyas, Rooestin. Anak-anakku di Jalanan, Jakarta : Pensil. 2004.
Jhingan, M.L. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan..Jakarta : Raja
Grafindo Perkasa. 1994.
Kartono, Kartini. Patologi Sosial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 1999.
92
Manyu, Anggito Abi. Pembangunan Ekonomi Dan Pemberdayaan Rakyat.
Yogyakarta : PAU – SE UGM bersama BPFE. 2009.
Nasdian, Fredian Tonny. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia. 2014.
Pangestu, Mari Elka. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.Hasil
Konversi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2016. JCC :
Pekan Produksi Budaya Indonesia. 2008.
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktikum, Bandung :
PT.Remaja Roskadarya. 1986.
Salam, Syamsir. Metode Penelitian Sosial.Jakarta : UIN Jakarta Press. 2006.
Soetomo. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2006.
Sudharto, P.Hadi. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 2005.
Simatupang, Togar. Perkembangan Industri Kreatif. Bandung : ITB. 2005.
Singgih, Susilo. Sumbangan Penghasilan Kerja Anak Jalanan Terhadap
Ekonomi Keluarga di Kota Surabaya, Malang dan Mojokerto.
Malang: LEMLIT UM. 2005.
Sudrajat, Tata. Anak Jalanan dan Masalah Sehari-hari Sampai
Kebijaksanaan. Bandung : Yayasan Akatiga. 1996.
Sugiyono. Memahami penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2009.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian
Streategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan
Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. 2005.
Sulistiyani, Ambar Teguh. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.
Yogyakarta : Gava Media. 2004.
Sumodiningrat, Gunawan. Pemberdayaan Sosial Kajian Ringkas Tentang
Pembangunan Manusia. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
2007.
93
Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak, Cetakan ke 1 edisi ke 2,Jakarta :PT
Refika Grafindo Persada. 1999.
Suyanto,Bagong. Masalah Sosial Anak, Cetakan ke 1. Jakarta : Kencana.
2010.
Wiratmo, Masykur. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Gunadarma. 1994.
Yasyin, Sulchan. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.
Zubaedi. Pengembangan Masyarakat : Wacana dan Praktik. Jakarta :
Kencana. 2014.
Zulaika, Ellya. "Transformasi IKM. Kerajinan Tradisional menjadi Industri
Kreatif", dalam Seminar Internasional dengan tema
Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Tradisi. Solo : ISI. 2008.
94
Kumpulan skripsi
Ulil Amri, Skripsi : Usaha Konveksi Batik (Studi Perubahan Masyarakat
Dusun Mlangi, Sleman. (Yogyakarta: Pmi 2012)
Anfal. Skripsi : Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok
Pembuatan Asesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota,
Tangerang. (Jakarta: FDK, 2015)
Sumber wawancara
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang
Selatan, 28 November 2017
Wawancara pribadi dengan Jiwo Anggota Republik Sablon, Tangerang
Selatan, 28 November 2017
Wawancara pribadi dengan Ipung Ketua Republik Sablon, Tangerang
Selatan, 01 Desember 2017
Wawancara pribadi dengan Way Anggota Republik Sablon, Tangerang
Selatan, 01 Desember 2017
Wawancara pribadi dengan Sanjiwo Anggota Republik Sablon, Tangerang
Selatan, 01 Desember 2017
TABLE
KEGIATAN OBSERVASI
Tanggal Kegiatan observasi Output
18 juli
2017
Melakukan survey ketempat penelitian pertama
kali dan melihat belajar mengajar program
pensablonan, selain itu peneliti ingin bertemu
dengan salah satu volunteer komunitas Republik
Sablon Cireundeu yaitu bang ipung yag sedang
mengajarkan para anggota Republik Sablon.
Peneliti juga ingin menanyakan mengenai
kegiatan apa saja yang ada di Republik Sablon
Cireundeu dan peneliti meminta izin untuk
melakukan penelitian di Republik Sablon dana
pa saja syaratnya untuk mendapatkan perizinan
untuk melakukan penelitian di komunitas
Republik Sablon tersebut.
Dari hasil survey peneliti
bahwasanya peneliti melihat
adanya program
pemberdayaan terutama
dalam bidang pensablonan
untuk para anggota Republik
Sablon tersebut.
1 agustus
2017
Setelah dalam kurun waktu 2 minggu,
kemudian peneliti kembali lagi untuk bertemu
dengan ketua komunitas Republik Sablon
Cireundeu yaitu bang ipung untuk meminta izin
melakukan penelitian serta membicarakan
mengenai berkas apa saja yang diperlukan oleh
pimpinan Republik Sablon Cireundeu. Selain itu
peneliti juga berkeliling untuk mengetahui
bagaimana fasilitas yang ada didalam workshop
Republik Sablon Cireundeu.
Hasil dari pertemuan hari ini
dengan pimpinan komunitas
Republik Sablon yaitu bang
ipung, peneliti dapat
mengetahui program apa saja
dan fasilitas apa saja yang
ada di komunitas Republik
Sablon Cireundeu.
15 agustus
2017
Setelah peneliti menunggu selama 1 minggu
dan telah mendapatkan perizinan untuk
melakukan penelitian, peneliti datang dan
sampai di workshop peneliti melihat bagaimana
proses pembelajaran keterampilan mensablon,
para anggotanya pun sangat terbuka kepada
peneliti untuk melakukan diskusi bareng,
sharing tentang sablon dll.
Peneliti menjadi tahu
mengenai proses
keterampilan mensablon
29 agustus
2017
Peneliti melakukan observasi langsung ke
Republik Sablon Cireundeu untuk mengamati
secara langsung bagaimanah proses pensablonan
yang diajarkan di dalam komunitas tersebut,
dalam hal ini peneliti pun ikut serta dalam
dari hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti menjadi
tahu proses pensablonan awal
hingga akhir.
proses pensablonan. Agar peneliti dapat
mengetahui bagaimanah proses awal hingga
akhir seperti, design gambar, cetak gambar
kepapan sablon, atur papan sablon dll. Dalam
pensablonan ini peneliti melihat para anggota
sangat serius dan teliti dalam melakukan proses
awal hingga akhir agar konsumen merasa puas
dengan karya keterampilan mereka, tujuan
peneliti ikut serta dalam proses pensablonan ini
supaya peneliti bisa berbaur lebih dalam dan
bisa menyatu dengan anggota yang ada didalam
Republik Sablon.
4
september
2017
Peneliti bertemu dan mewawancarai ketua
Republik Sablon Cireundeu yaitu bang ipung di
workshop Republik Sablon Cireundeu, dalam
pertemuan tersebut peneliti mewawancarai
mengenai proses program keterampilan
pensablon. Peningkatan seperti apa yang terjadi
sebelum dan sesudah anggota mengikuti
keterampilan pensablonan, dan hasil apa saja
yang dirasakan keterampilan untuk anggotanya.
Setelah bertemu dengan bang
ipung peneliti menjadi tahu
mengenai proses dan hasil
yang dilihat setelah anggota
diajarkan keterampilan
mensablon
19
september
2017
Mewawancarai beberapa volunteer anggota
Republik Sablon Cireundeu yaitu Mas Jiwo,
Mas Wayan dan Agam untuk mengetahui
bagaimana proses dan hasil pemberdayaan yang
dilakukan mulai dari persiapan hingga evaluasi,
bagaimana perrubahan yang dirasakan oleh para
volunteer sebelum dan sesudah mengikuti
keterampilan mensablon di komunitas Republik
Sablon Cireundeu, mereka bertiga ini sangat
antusias dan membantu peneliti untuk menggali
informasi apa saja yang peneliti inginkan sampai
benar-benar peneliti merasa dapat informasi
yang peneliti butuhkan. Mereka pun tak segan
dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan
dari peneliti kepada anggota
Dari pertemuan yang
dilakukan dengan beberapa
volunteer dan melakukan
wawancara, peneliti menjadi
tahu mengenai bagaimana
proses awal hingga tahap
evaluasi, perubahan seperti
apa yang terjadi pada
anggota tersebut.
1
november
2017
Pengamatan kembali dilakukan peneliti untuk
mengetahui kesesuaian antara hasil wawancara
dengan proses yang terjadi sebenarnya, maka
peneliti melakukan pengamatan sekaligus
Didapatkan bahwa memang
terdapat kesesuaian antara
ungkapan hasil wawancara
dengan apa yang terjadi
dengan mengamati proses pensablonan seperti,
design gambar, cetak gambar kepapan sablon,
atur papan sablon dll.
dengan anggota komunitas
Republik Sablon.
Lampiran 1 Hasil Wawancara Dengan Ipung
HASIL WAWANCARA SKRIPSI
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI EKONOMI KREATIF DI REPUBLIC
SABLON CIREUNDEU TANGERANG SELATAN
Nama : Ipung
Jabatan : Pemilik
Tempat : Usaha Sablon Di Cirendeu
Agama : Islam
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sejak kapan anda memulai membuka usaha sablon?
Iya Republik Sablon dibuka atau berdiri pada tahun 2012, dan berdirinya komunitas ini
ditujukan untuk mengembangkan potensi masyarakat dan memandirikan ekonomi
mereka.
2. Apa yang membuat usaha Republik Sablon menjadi besar seperti sekarang ?
Sebenarnya sih apapun proses ya cuman emang di republik sablon gak langsung besar
juga sih, ya dari 2012 sampai 2107 banyak proses lah yang dilalui dan gak semuanya
mudah juga. Jadi kalau ditanya apa yang membuat kita menjadi seperti sekarang yah,
pertama proses, kedua ya ketemu temen yang bisa diajak kerjasama ajah sebenarnya. Jadi
engga, emm proses pertama itu engga bohong kedua ya mau ngapain juga kita butuh
temen lah ya yang bisa buat bantu kita.
3. Bagaimana proses penyablonan yang dilakukan oleh para pekerja Republik Sablon ?
Kalau kita kan jenisnya sablon manual,eee gak pake mesin jadi proses pensablonan itu di
mulai dari setting desain terus kita pecah warnanya. Karena manual satu warna satu
screen jadi harus dipecah, habis itu master film yang udah kita pecah kita print di hvs
hitam putih habis itu proses abruk. Kemudian habis di abruk langsung dijebolin tuh
abrukannya biar discreen ada bayangan gambar yang akan kita sablon, habis itu yaudah
langsung proses penyablonan. Nah habis proses penyablonan kan finishing pake impress
agar tinta yang disablon kering maksimal. Habis itu packing lipat dan dimasukkan
kedalam pelastik, ya nanti si enaknya gak bisa dicetuskan dengkan kata-kata gitu karena
harus dilahat gitu. Yaa karena agak panjang juga proses produksiyang dilakukan secara
manual.
4. Apa proses yang paling sulit untuk dilakukan pada usaha Republik Sablon ?
Sebenarnya sih seluruh tekhnik sablon disini yaa Alhamdulillah menguasai paling untuk
tingkat kesulitan justrunya ada di bagaemanah kita ee member penjelesan terhadap klien
bahwa misalkan ada gambar yang low res gitu resolusi rendah. Dan itu gak bisa kita
sablon bagaimanah caranya itu kita jelaskan kepada costumer sehingga costumer ini
paham. Kalau untuk tingkat kesulitan si iya semakin banyak warna ya semakin sulit dan
semakin lama.
5. Bagaimana hasil pendapatan yang diperoleh Republik Sablon ?
Kalau untuk segi bisnis ya Alhamdulillah yaah, ya buktinya dari tahun 2012 sampai 2017
menjanjikan gitu, artinya kalaupun tidak menjanjikan republik sablon udah lama
bangkrut gitu tapi lagi-lagi ya namanya bisnis pertuatif lah ada kurva menaik da kurva
menurun danitu memang ditemui lah dalam semua bidang bisnis gitu.
6. Bagaimanah proses Republik Sablon dalam membentuk para pekerja hingga menjadi ahli
didalam bidangnya?
Kalau untuk ngedidik si sebenarnya gak secara langsung gitu, artinya kita beruntung juga
ketemu teman-teman di produksi ya katakanlah yang sudah matang diluar jadi kita
tinggal menyesuaikan sistem ajah gitu, karena setiap vendor produksi mempunyai sistem
yang berbeda-beda. Tapi memang tingkat kesulitannya adalah bagaimanah para teman-
teman produksi ini bisa cocok dengan sistem yang ada di republik sablon. Tapi kalau
untuk ngedidik si sebenarnya gak juga dari awal gitu ngedidik skill cuman masalah
bagaimanah sesuai ajah dengan produksi dan SOP yang kita terapkan disini.
7. Apa yang menjadi fokus utama bagi Republik Sablon dalam memberdayakan para
pekerjanya?
Ya sebenarnya si niat awal saya pribadi ketika terjun didunia bisnis khususnya
manufaktur memang bismillahnya sedikit-sedikit membuka lapangan pekerjaan lah. Dan
temen-temen produksi disini sesungguhnya udah lama juga hidup dijalan sebagai
seniman jalanan. Yang artinya karena kita udah kenal duluan yah sama teman-teman
produksi sesunggungnya gak ada kendala komunikasi yang berarti sesungguhnya, dan
temen-temen ini juga basicnya kan seni gitu jadi berhubungan lah dengan apa yang kita
jalanin sekarang di sablon manual. Intinya sii sebenarnya bagaimanah kemudian kalau
misalkan satu vendor produksi semacam Republik sablon bisa menyerap tenaga kerja,
kalau misalkan ee ya sepuluh atau dua puluh artinya ya kita juga ikut andil lah terhadap
penyerapan tenaga kerja sehingga angka pengangguran juga menurun. Jadi kita
direpublik sablon misalkan kalau ada orang yang mau belajar kita welcome banget, kita
gak menganggap orang yang mau belajar disini kemudian mreka buka kita anggap
saingan engga tapi justru kita anggap sebagai mitra. Karena tujuan kita juga semakin
banyak pengusaha sablon, yaitu tadi semakin banyak yang bisa diserap dari angka
pengangguran, begitu sebenarnya.
8. Apa anda tau dari kata pemberdayaan?
Pemberdayaan menurut gua sebuah proses manusia untuk menjadi mandiri dan sejahtera
dalam menjalankan kehidupannya.
9. Bagaimanah langkah awal anda dalam persiapan di Republik Sablon?
untuk persiapan dari anggota sendiri, ada beberapa yang udah pernah tau tentang kegiatan
menyablon, ada juga yang baru mengenal sablon di Republik Sablon, caranya dengan
saling sharing dan tukar fikiran, kita terbuka buat siapa saja. Kalau untuk persiapan lokasi
ga banyak, paling alat-alat sablon yang harus dipersiapkan, agar proses sablon berjalan
secara lancer.
10. Bagaimana usaha anda dalam menghadapi berbagai masalah yang ada di klien?
biasanya untuk pengkajian sendiri kita bikin draft dari setiap masalah yang terjadi dan
alasan apa yang membuat Republik Sablon masih berdiri dan eksis hingga sekarang
11. Apakah anggota Republik Sablon dilibatkan dalam perencaanaan program ini?
kalau untuk partisipasi pasti gua melibatkan seluruh anak-anak dalam setiap proses
pemberdayaan atau kegiatan yang ada di Republik Sablon tujuannya sebenarnya buat kita
pinter bareng-bareng. untuk kelompok sablon sendiri biasanya kita sering duduk bareng
buat program jangka panjang maupun jangka pendek, jadi kegiatan yang kita kerjain di
Republik Sablon ini terarah dan punya tujuan yang pasti. Dan untuk eksekusi dilapangan
cukup beresiko tapi ya inti kegiatannya ada dieksekusi dilapangan, intinya kita harus
siapin semua persiapan secara matang. Sampai proses evaluasi pun evaluasi biasa kita
lakukan setelah melakukan partai besar dalam proses pensablonan, evaluasi itu tujuannya
buat melihat seberapa jauh kegiatan sablon yang dilakukan dan hasil yang didapat
Narasumber
Lampiran 2 Hasil Wawancara Dengan Jiwo
HASIL WAWANCARA SKRIPSI
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI EKONOMI KREATIF DI REPUBLIK
SABLON CIREUNDEU TANGERANG SELATAN
Nama : Jiwo
Jabatan : Pengrajin sablon
Tempat : Usaha Sablon Di Cireundeu
DAFTAR PERTANYAAN
1. Sejak kapan anda mulai bergabung dengan Republik Sablon?
Kalau bergabung si sebenarnya si sudah bergabung direpublik sablon sejak tahun 2012
ketika awal mula usaha ini berdiri kita sii saya sendiri si udah lama bergabung. Cuman sii
di 2013 awal saya ini apa namanya ee nyari ilmu di bandung, nah lucunya setelah lama
gak berjumpa dengan mas ipung akhirnya bertemu lagi nah diajak bergabung sampai
sekarang. Terus semenjak kenal dikomunitas dan diajak gabung di Republik Sablon disitu
saya mulai merasa enak nyaman dan gak terikat selain itu juga pemiliknya selalu ngasih
saya motivasi dan bimbingan buat semangat kerja, semangat nyari duit buat anak istri
terus sayang juga saya sudah mempunyai basic nyablon kan.
2. Apa yang membuat anda tertarik untuk bergabung dengan Republik Sablon?
Kalau dari sisi pekerjaan yang pasti kesejahteraan yaah, yah gajilah yang paling utama.
Kalau direpublik sablon enaknya ee sistemnya ada uang borongan artinya perkaos dapet
uang itu dibayarkan sama mas ipung itu seminggu atau tiap minggu. Jadi selama sebulan
itu ada empat kali nerima uang borongan sama perbulannnya ada gaji pokoklah. Ya kalau
dari situ kalau bicara realistis ya itulah, ke dua ya mungkin nyaman lah artinya kalaupun
misalkan uangnya sejahtera tapi gak nyaman gitukan Cuma jadi percuma. Akhirnya dua
hal itu yang membuat saya menjadi tertarikuntuk bergabung direpublik sablon. Ketiga
juga lokasi workshop sama rumah juga deket jadi saya gak terlalu jauhlah sama keluarga
3. Sejak kapan anda mulai mengetahui tekhnik penyablonan?
Kalau tekhnik sablon awalnya si coba-coba ya salah-salah mulu gitu sampai akhirnya
gabung direpublik sablon dengan modal nekat sebenarnya. Kemudian saya berfikir kalau
saya mau serius yaudah karena kata orang dibandung itu pusatnya sablon akhirnya saya
mencoba membranikan diri lah ngerantau dibandung dimulai dari bawah, dari gaji cuman
berapa gitu sampai akhirnya dipercaya jadi tukang sablon terusudah itu saya buka
sendirilah diJakarta sebelum saya bertemu mas ipung direpublik sablon.
4. Bagaimanah proses pensablonan yang ada di Republik Sablon?
Kalau direpublik sablon enaknya tuh kita sudah punya standar operasi produksi. Nah mas
ipung kan posisinya didesain ama setting selain owner dia juga turunlah di produksi, nah
jadi desain ama setting yang udah jadi diselesaikan sesuai dengan request costumer itu
masuk di computer produksi dalam bentuk spk. Akhirnya nanti di fomt itu ada gambar
ada layout berbentuk mokup kaos untuk menentukan posisi kaos yang disablon disebelah
manah depan belakang. Kemudian adadetail juga dimulai dari warna kaos lengan pendek
atau lengan panjang, sampai ukuran dan jumlah nah berangkat dari spk itulah produksi ee
berjalan sesuai dengan spk yang dimau oleh costumer. Kalau untuk tekhniknya sii
sebenernya sama kaya yang tadidijelaskan oleh mas ipung gitu.
5. Berapa lama kegiatan pensablon yang berlangsung?
Karena kita manual sesungguhnya tidak ada patokan yah, karena tergantung banyaknya
warna kemudian jenis tinta yang dipilih ama costumer kita juga menentukan jumlah
kuantiti kaos yang akan disablon juga menentukan. Tapi proses produksi maksimal si
direpublik sablon itu bisa sampai 200 kaos lah dalam satu hari.
6. Berapa banyak pemesanan yang masuk kepada Republik Sablon untuk dikerjakan?
Rata-rata satu minggu itu sekitar 300 sampai 400 kaos, yaa kalau bisa dihitung satu bulan
yaa dua belas ribuan lah yah dua belas ribu pis kaos. Tapi namanya bisnis ya kadang
banyak kadang dikit.
7. Berapa hasil yang diperoleh untuk kegiatan pensablon yang dilakukan diRepublik
Sablon?
Karena kita tadi ee saya jelaskan diawal ada ee upah borongan yaa perminggu kalau kita
mau pukul rata-rata dari upah perminggu itu direpublik sablon dibagi langsung tiga orang
jadi saya yang megang tuuh untuk upah mingguan. Tarolah kalau untuk pribadi satu
minggu ya 1,5an lah, ditambah gaji bulanan satu juta ya Alhamdulillah cukup.
8. Berapa pendapatan anda sebelum bergabung dan setelah bergabung di Republik Sablon?
Kalau waktu di Bandung saya mulai dari nol banget, mulai dari Cuma dapat makan
doang sampai kemudian dapat dipercaya buat produksi baru ada upah borongan. Cuman
kalau untuk sedikit melihat masa lalu dulu sebelum bergabung ya ya Alhamdulillah lah,
masih cukup ya masih nyaman lah direpublik sablon buat memenuhi kebutuhan keluarga
saya rasa cukup.
9. Bagaimana pengetahuan anda tentang tekhnik pensablonan sebelum bergabung di
Republik Sablon?
Kalau untuk tekhnik saya pribadi si mencari sendiri walaupun kemudian ada sharing lah
disini. Jadi kemudian apa yang saya tau saya combine lah di republik sablon dan yang
paling penting si disini bagaimana kita mengikuti sistem yang sudah adagitu. Jadi proses
produksi itu lebih teratur, lebih terarah untuk pencapain deate line jadi lebih punya
agenda produksi gitu jadi kita gak perlu terlalu buru-buru juga.
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah bergabung di Republik Sablon mengenain
tentang pensablonan kaos?
Pertama si skill sablon bertambah, kedua kita juga diajari management ee kemudian
secara ekonomi atau taraf ekonomi meningkat kemudian yaaaa lebih bisa teratur gitu.
Karena di republic sablon kadang-kadang kita ga juga selalu nyablon sampe malam gitu,
jadi hari minggu juga libur kalau lagi gak ada date line gitu jadi lebih apah yaaa lebih
teratur lah hidup juga. Lebih terasa yang jelas tambah ilmunya karena kita kan gak
berhenti dalam artian terus berjalan aktivitas kita si yang kita pelajari dari awal karena
disini sablonan nya rutin dan setiap hari ada sablonan itu. Nah, disitulah mulai ngerasa
terus menambah yang tadi nya gak teliti jadi teliti ya banyak pembelajaran juga si.
Karena kalau skill gak dijalani ya gak bakal ke asah gitu. Banyak juga manfaat yang ada
di Republik Sablon ini, dan kita berharap Republik Sablon ini semoga ada terus
11. Berapa pengeluaran sehari-hari ?
Kalau pengeluaran bulanan karena saya masih mengontrak terus anak juga baru masuk
sekolah gitu, yaaa satu bulan bisa sekitar satu setengah sampai dua jutaan laah kurang
lebih. Tapi karena dimingguan ada upah yang dibayar jadi kita gak langsung breg satu
bulan ngeluarin duit gitu, enaknya gitu kalau ada upah mingguan jadi pengeluaran bisa
dicicil bisa ditabung juga.
12. Bagaimana hubungan mas bersama anggota dalam mengikuti kegiatan yang ada di
Republik Sablon?
Yakan. Hubungannya si baik-baik ajah tapi terkadang ada rasa kesel, rasa ee kecewa dan
rasa ee rasa apa yah, rasa marah juga. Kalau dari salah satu anggota atau patner kerja itu
melakukan kesalahan atau lalai dalam menghitung eee mengecek bahan atau kaos yang
akan kita produksi. Jadi harus bener-bener teliti. Maka dari itu kita harus banyak belajar
dari situ juga harus lebih teliti dan jelih juga untuk kedepannya. Kalau diluar itu si biasa-
biasa ajah dalam hubungan pertemanan gak ada perselisihan.tapi kalau ada perselisihan
dalam kerja mah ada ajah gara-gara hal seperti itu
Narasumber
Lampiran 3 Hasil Wawancara Dengan Wayan
HASIL WAWANCARA SKRIPSI
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI EKONOMI KREATIF DI REPUBLIK
SABLON CIREUNDEU TANGERANG SELATAN
Nama : Wayan
Jabatan : Pengrajin sablon
Tempat : Usaha Sablon Di Cireundeu
1. Sejak kapan anda mulai bergabung dengan Republik Sablon?
Kalua saya si bergabung di republik sablon sekitar tahun 2012 akhir bang fahmi. Sebelum
mas jiwo pergi berkelana mencari ilmu saya diajak ke sini untuk bergabung bersama mas
ipung atau di Republik sablon ini, lagian juga saya kenal dengan mas ipung sudah
lumayan juga mas. Dari kita mulai mengenal di tongkrongan tempat biasa kita kumpul
sampai ditempat ini gitu.
2. Apa yang membuat anda tertarik untuk bergabung dengan Republik Sablon?
Ya gimanah gak mau terima saya, saya diajak kerja disini ya pertama ee pastinya
mengharapkan gajinya looh terus belom lagi kalau ada borongan mas atau sablonan
banyak kita juga jatuhnya kebagian bonus alias upah borongan. Belom lagi kita bisa
menambah ilmu kita yang sudah kita dapat dari luar dan dalam sini, mas ipung orangnya
juga sedikit banyaknya mengajarkan ke saya bagaimana cara mensablon yang baik gitu
loh mas.
3. Sejak kapan anda mulai mengetahui tekhnik penyablonan?
Kalau untuk pertanyaan ini sebenernya yaa gimanah yaa eee, saya tau sablon menyablon
itu awalnya Cuma dari orang lain, teman dan lain sebagainya. Sampai saya penasaran dan
ingin belajar menyablon, dan Alhamdulillah saya diajak kesini untuk pertama kalinya
saya kesini agak sedikit ragu karena saya tidak bisa menyablon sampai pada akhirnya
saya di ajarkan oleh kawan-lkawan beserta mas ipung hingga dikit demi sedikit saya
mulai memahami aapa dan bagai mana cara mulai mensablon itu.
4. Bagaimanah proses pensablonan yang ada di Republik Sablon?
Kalau direpublik sablon dia punya standar operasi produksi sendiri. Nah mas ipung kan
posisinya didesain ama setting ee selain owner dia juga ee turunlah di produksi, nah jadi
desain ama setting yang udah jadi diselesaikan sesuai dengan request costumer itu masuk
di computer produksi dalam bentuk spk. Hasil akhirnya nanti di fomt itu ada gambar ada
layout berbentuk mokup kaos untuk menentukan posisi kaos yang disablon disebelah
manah depan belakang. Kemudian ada detail juga dimulai dari warna kaos lengan pendek
atau lengan panjang, sampai ukuran dan jumlah nah nanti dari spk itulah produksi ee
berjalan sesuai dengan spk yang dimau oleh costumer. Kalau untuk tekhniknya sii
sebenernya sama kaya yang tadi dijelaskan oleh mas ipung tadi.
5. Berapa lama kegiatan pensablon yang berlangsung?
Karena kita prosesnya manual jadi tidak ada patokan, karena tergantung banyaknya
warna kemudian jenis tinta yang dipilih sendiri oleh costumer kita juga menentukan
jumlah kuantiti kaos yang akan disablon juga menentukan. Tapi proses produksi
maksimal si direpublik sablon itu bisa sampai 200 kaos dalam satu hari.
6. Berapa banyak pemesanan yang masuk kepada Republik Sablon untuk dikerjakan?
dalam satu minggu itu sekitar 300 sampai 400 kaos, yaa kalau bisa dihitung satu bulan
yaa dua belas ribuan lah yah dua belas ribu pis kaos. Tapi namanya bisnis ya kadang
banyak kadang dikit gak tentu juga.
7. Berapa hasil yang diperoleh untuk kegiatan pensablon yang dilakukan di Republik
Sablon?
Karena kita tadi udah di jelaskan diawal ada upah borongan yaa perminggu kalau kita
mau bagi rata-rata dari upah perminggu itu direpublik sablon dibagi langsung tiga orang
jadi saya yang megang tuuh untuk upah mingguan. Kalau untuk saya sendirii satu minggu
ya 1,5an, ditambah gaji bulanan satu juta ya Alhamdulillah cukup lah untuk menyambung
masa depan.
8. Berapa pendapatan anda sebelum bergabung dan setelah bergabung di Republik Sablon?
Kalau dulu kerja di jalanan ya paling berapa sih pendapatannya sehari. Sukur-sukur ada
yang ngasih kalo lagi gak ada yang ngasih ya sedih juga bisa gak pegang uang sama
sekali.
9. Bagaimana pengetahuan anda tentang tekhnik pensablonan sebelum bergabung di
Republik Sablon?
Kalau untuk tekhnik saya mencari sendiri walaupun kemudian ada sharing lah disini gtapi
saya kagang juga nanya-nanya mana yang saya kurang bisa dan kurang paham. Jadi
kemudian apa yang saya tau saya combine lah di republik sablon dan yang paling penting
si disini bagaimana kita mengikuti sistem yang udah ada. Jadi proses produksi itu lebih
teratur, lebih terarah agar sesuai deate line jadi lebih punya agenda produksi gitu jadi kita
gak perlu terlalu buru-buru juga karena udah sesuai jadwal.
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah bergabung di Republik Sablon mengenain
tentang pensablonan kaos?
Pertama si skill sablon yang pasti bertambah, kedua kita juga diajari management waktu,
ekonomi yang paling penting si taraf ekonomi meningkat kemudian yaaaa lebih bisa
teratur gitu.
11. Berapa pengeluaran sehari-hari ?
Kalau pengeluaran bulanan karena saya tidur disini juga dan belum menikah juga, yaaa
paling satu bulan bisa sekitar satu setengah kurang lebih lah. Tapi karena dimingguan ada
upah yang dibayar jadi kita gak langsung satu bulan ngeluarin duit gitu, enaknya gitu
kalau ada upah mingguan jadi pengeluaran bisa dicicil bisa ditabung juga.
12. Bagaimana hubungan mas bersama anggota dalam mengikuti kegiatan yang ada di
Republik Sablon?
Hubungannya si baik-baik ajah tapi terkadang ada rasa kesel, rasa marah misalkan salah
satu anggota atau patner kerja itu melakukan kesalahan atau lalai dalam menghitung,
ngecek bahan atau kaos yang akan kita produksi. Jadi harus bener-bener teliti lagi dari
kita sendiri. Maka dari itu kita harus banyak belajar dari situ juga harus lebih teliti dan
jelih juga untuk kedepannya. Kalau diluar itu si biasa-biasa ajah dalam hubungan
pertemanan gak ada perselisihan.
Narasumber
Lampiran 4 Hasil Wawancara Dengan Agam
HASIL WAWANCARA SKRIPSI
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI EKONOMI KREATIF DI REPUBLIK
SABLON CIREUNDEU TANGERANG SELATAN
Nama : Agam
Jabatan : Pengrajin sablon
Tempat : Usaha Sablon Di Cirendeu
1. Sejak kapan anda mulai bergabung dengan Republik Sablon?
Saya bergabung di Republik Sablon terbilang junior nya mas, saya baru masuk sekitar
akhir tahun 2014. Waktu itu saya tidak sengaja berkenalan dengan mas ipung saat beliau
sedang mebutuhkan orang yang paham dalam mendesain kaos di layar komputer,
meskipun saya tidak merasa sangat sangat bisa, tapi saya mencoba untuk gabung sampai
sekarang terus lanjut akhirnya disini.
2. Apa yang membuat anda tertarik untuk bergabung dengan Republik Sablon?
Hal yang menarik untuk bergabung di Republik Sablon yaitu pertama karena saya dulu
pengangguran yaaa anak jalanan, ya jadinya saya merasa beruntung untuk bergabung,
terlebih lagi saya dulu paham tentang cara bagaimana mendesain-desain gambar.
3. Sejak kapan anda mulai mengetahui tekhnik penyablonan?
Secara kasar saya mengetahui teknik penyablonan pastinya setelah gabung di Republik
Sablon, mas ipung yang mengajari saya. Sehingga selain saya membantu buatkan desain
di komputer, saya juga membantu salam pembuatan penyablonan sendiri.
4. Bagaimanah proses pensablonan yang ada di Republik Sablon?
Seperti yang sudah dijelaskan mungkin oleh mas ipung atay mas jiwo bahwa Republik
Sablon punya standar operasi produksi sendiri. Proses pensablonan sendiri di sini tidak
terlalu rumit dan ya alhamdulillah pesanan para costumer sih bisa kita kejar deadline
target nya.
5. Berapa lama kegiatan pensablon yang berlangsung?
Sejauh ini, maksimal hampir 200 kaos setiap hari yaa bisa kita Republik Sablon capai,
apalagi ketika banyak orderan, semakin juga tergantung dengan warna atau jenis tinta yg
costumer inginkan ya bisa buat kesepakatan sebagaimana deadline kaos itu jadinya.
6. Berapa banyak pemesanan yang masuk kepada Republik Sablon untuk dikerjakan?
Ya tergantung mas, biasanya kalau saya bisa bantu mas ipung dalam mendesain sehari
bisa membuat model tiga desain kaos dengan biasanya satu kaos untuk beberapa jumlah
kaos. Hingga mungkin 400 kaos lebih bisa selesai per minggu.
7. Berapa hasil yang diperoleh untuk kegiatan pensablon yang dilakukan di Republik
Sablon?
Penghasilan rata-rata yang dibagi untuk tiga orang yaaa alhamdulillah bisa dapat 2juta
per bulan belum lagi per minggu nya kita dapat jika ada tambahan bonus hasil produksi
8. Berapa pendapatan anda sebelum bergabung dan setelah bergabung di Republik Sablon?
Untuk pendapatan bagi kebutuhan keluarga saya rasa si cukup, karena posisi nya dulu
mungkin saya hanya anak jalanan yang dimana bisa dihitung berapa si uang pendapatan
mereka, untuk bisa makan aja udah cukup gitu dulu.
9. Bagaimana pengetahuan anda tentang tekhnik pensablonan sebelum bergabung di
Republik Sablon?
Kalau untuk teknik saya sudah jelaskan saya baru mengenal sablon setelah bergabung di
Republik Sablon tapi saya termasuk orang yang mudah dan cepat mengerti dalam
pekerjaan sehingga ee mungkin proses produksi yang saya lakukan lebih teratur dengan
agenda deadline produksi. Terlebih lagi ada mas ipung dan mas jiwo yang membantu
dalam pekerjaan teknik penyablonan saya, mereka yang selalu mengingatkan saya.
10. Peningkatan apa yang anda rasakan setelah bergabung di Republik Sablon mengenain
tentang pensablonan kaos?
Perihal pensablonan kaos yang pertama saya mendapatkan ilmu baru yaitu kemampuan
dalam menyablon, tahu bagaimana dari bagaimana mendesain hingga memproduksi, tau
juga cara bagaimana memanegement pekerjaan ini. Semakin lama belajar terus dan
mempraktikan membuat saya merasa beruntung jika sedang bekerja.
11. Berapa pengeluaran sehari-hari ?
Kalau pengeluaran untuk hidup ya cukup buat memenuhi sandang pangan papan dan ada
lah sedikit yang disisihin atau ditabungin buat saya sendiri nanti. Apalagi, upah yang
diberikan itu per minggu jadi cukup mudah mengatur keuangannya.
12. Bagaimana hubungan mas bersama anggota dalam mengikuti kegiatan yang ada di
Republik Sablon?
Perasaan yang sama mungkin saya pun pernah ada rasa gaenak hati ataupun kesal karna
mungkin adanya kesalahan di teknis produksi, tapi yaaa ee paling nanti kita evaluasi lagi
pekerjaan kita biar jadinya lebih saling komunikasi lagi. Tapi saling bantu membantu
dalam pekerjaan juga sering kita lakukan.
Narasumber
Lampiran 6 Dokumentasi Proses Mensablon