pemberantasan narkoba
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Pemberantasan narkoba
1/4
- 1 -
Info Singkat 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.idISSN 2088-2351
Vol. VI, No. 16/II/P3DI/Agustus/2014H U K U M
Kajian Singkat terhadap Isu-Isu Terkini
UPAYA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANAPEREDARAN NARKOTIKA
DI LINGKUNGAN PENDIDIKANDenico Doly*)
Abstrak
Narkotika banyak beredar di kalangan masyarakat. Bahaya narkotika dapat
menghantui setiap golongan masyarakat. Bahaya narkotika ini bahkan sudah masuk
ke dalam lingkungan pendidikan. Upaya pencegahan baik secara preemtif, preventif,
dan represif harus dapat dilakukan oleh setiap lembaga negara maupun masyarakat
untuk mencegah penyalahgunaan narkotika. Tindak pidana peredaran narkotika
harus dicegah oleh setiap orang dan lembaga.
PendahuluanUniversitas Nasional (Unas) sudah dua
kali dirazia oleh pihak kepolisian. Pada raziapertama, dilakukan pada tanggal 13 Agustus2014, Tim Gabungan Polres Metro JakartaSelatan dan Polsek Metro Pasar Minggu, JakartaSelatan, berhasil menyita 5 kilogram ganja, alathisap sabu (bong), tiga korek gas, sembilancangklong, tiga timbangan, dan dua bungkuskertas warna cokelat. Selain narkoba, ditemukan
juga berbagai macam jenis senjata tajam, sepertisatu buah golok, dua buah klewang, empatpisau, satu krat botol, 25 botol bir besar, limabotol bir kecil, 22 botol beralkohol, tiga botolmolotov siap digunakan, satu kantong plastiksumbu. Razia kedua yang berlangsung padatanggal 19 Agustus 2014 dilakukan oleh pihakKepolisian bersama dengan Badan Nasional
Narkotika (BNN). Dalam operasi tersebut, Polisidan BNN menemukan barang bukti berupa 3,6kilogram ganja. Dalam razia yang dilakukandi Unas, polisi mengamankan seorang priaberinisial B yang merupakan seorang stafmagang Biro Kemahasiswaan Unas.
Masuknya narkoba ke dalam lingkunganpendidikan, khususnya di kalangan mahasiswabukan lagi menjadi isu belaka dan sudah tidakdapat dipungkiri. Hal ini diungkapkan oleh
Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotik (Granat)Henry Yosodiningrat, yang menyatakan bahwakampus, khususnya di Jakarta tidak ada satupun yang bebas dari peredaran narkotik,terutama ganja. Menurut Henry, kebanyakanremaja di Jakarta sudah hidup sedemikianbebas tanpa aturan, sehingga menganggapganja sebagai gaya hidup. Humas BNN,
*) Peneliti Muda Hukum pada Bidang Hukum, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jenderal DPRRI. E-mail: [email protected]
-
8/9/2019 Pemberantasan narkoba
2/4
- 2 -
Sumirat Dwiyanto mengatakan bahwa narkobasangat mungkin masuk ke kampus, mengingatjumlah pengguna narkoba di tingkat pelajar ataumahasiswa tidak sedikit. Berdasarkan penelitianBNN pada tahun 2011, sekitar 22% (dua puluhdua persen) pecandu penyalahgunaan narkobamerupakan pelajar atau mahasiswa dan angkatersebut terus bertambah dari tahun ke tahun.
Bahayanya narkoba di kalangan masyarakatmenjadi perhatian dunia, hal ini disebabkankarena penyalahgunaan narkotika dan zatterlarang dapat menyebabkan kecanduan dankematian bagi para penggunanya.
Upaya pemberantasan tindak pidanapenyalahgunaan narkotika telah dilakukan olehberbagai pihak seperti kepolisian, BNN, maupunlembaga swadaya masyarakat. BNN telah merilisberbagai upaya pemberantasan tindak pidanapenyalahgunaan narkotika yang dilakukan
secara prefemtif, preventif, dan represif. Upayapemberantasan tindak pidana penyalahgunaannarkotika ini merupakan langkah-langkah yangdilakukan baik oleh pemerintah maupun pihakkepolisian dalam memberantas pengedaran danpenggunaan narkotika secara ilegal.
Tindak Pidana PenyalahgunaanNarkotika
Berdasarkan data yang diperoleh dariBadan Narkotika Nasional (BNN), dapat
dilihat bahwa penyalahgunaan narkotika sudahmasuk ke dalam kategori semua kelompokusia. Penyalahgunaan narkotika mulai darimenggunakan, memiliki, sampai mengedarkansudah banyak dilakukan oleh banyak kalangan.Baik dari kalangan menengah ke bawah sampaidengan kalangan menengah ke atas. Data BNNuntuk periode 2007-2011 menunjukkan bahwapenyalahgunaan narkotika tidak melihat umuratau kelompok usia dan dapat dilakukan mulaidari usia sekolah sampai dengan usia yang dapatdigolongkan sebagai orang tua. Penyalahgunaannarkotika ini merupakan kejahatan yang
tidak dapat mengenal usia, kekayaan, tingkatpendidikan, dan lain-lain.
Berdasarkan data tersebut, kelompokusia 16-19 tahun dan 20-24 tahun mengalamipeningkatan yang cukup banyak pada tahun2010, akan tetapi pada tahun 2011 kembalimengalami penurunan yang cukup banyak.Berdasarkan data yang diperoleh BNN selama
empat tahun terakhir sejak tahun 2011 sampaidengan tahun 2014, telah terungkap kasuspenyalahgunaan narkotika sebanyak 108.107kasus yang melibatkan 134.117 tersangka.Adapun BNN belum merilis data tersebut dalamdata bentuk kasus dan juga penggolongan usiaterhadap kasus-kasus tersebut. Berdasarkandata yang diperoleh BNN tersebut, maka adakenaikan jumlah kasus antara tahun 2007-2011dengan 2011-2014.
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika (UU Narkotika)mengatakan bahwa narkotika hanya dapatdigunakan untuk kepentingan pelayanankesehatan dan/atau pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Adapun Pasal 6 ayat(1) UU Narkotika sebelumnya menggolongkannarkotika ke dalam golongan I, golonganII, dan golongan III. Golongan narkotikakemudian dijabarkan dalam Penjelasan Pasal 6ayat (1) UU Narkotika yaitu Golongan I adalahnarkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dantidak digunakan dalam terapi, serta mempunyaipotensi sangat tinggi mengakibatkanketergantungan. Narkotika Golongan IIyaitu narkotika yang berkhasiat pengobatandigunakan sebagai pilihan terakhir dan dapatdigunakan dalam terapi dan/atau untuktujuan pengembangan ilmu pengetahuan sertamempunyai potensi tinggi yang mengakibatkanketergantungan. Sedangkan NarkotikaGolongan III adalah narkotika berkhasiatpengobatan dan banyak digunakan dalamterapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
No TahunKelompok Usia
Jumlah< 16 16-19 20-24 25-29 > 29
1 2007 4 82 497 585 873 2.041
2 2008 2 106 765 2.898 9.787 13.558
3 2009 4 92 309 1.402 4.494 6.301
4 2010 155 653 1.345 1.955 155 4.263
5 2011 3 123 422 671 1228 2.447
JUMLAH 168 1.056 3.338 7.511 16.537 28.610
Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkoba, Maret 2012
Jumlah Tersangka Kasus Narkoba Berdasarkan Kelompok Usia, 2007-2011
-
8/9/2019 Pemberantasan narkoba
3/4
- 3 -
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensiringan mengakibatkan ketergantungan. Adapunpenggunaan narkotika Golongan I disebutkandalam Pasal 8 ayat (1) UU Narkotika yaitudigunakan untuk kepentingan pelayanan
maka dapat dikatakan bahwa penggunaan danpenggolongan narkotika untuk kebutuhan medis
dan hanya dapat digunakan sesuai denganresep dokter. Penggunaan narkotika selain dariyang telah ditentukan dalam UU Narkotika,maka penggunaan, pengedaran, dan penjualannarkotika tersebut merupakan tindak pidanapenyalahgunaan narkotika.
Tindak pidana yang berkaitandengan menanam, memelihara, memiliki,menyimpan, menguasai, atau menyediakannarkotika; memiliki, menyimpan, menguasai,atau menyediakan narkotika; memproduksi,
mengimpor, mengekspor, atau menyalurkannarkotika; menawarkan untuk dijual, menjual,membeli, menerima, menjadi perantaradalam jual beli, menukar, atau menyerahkannarkotika; membawa, mengirim, mengangkut,atau mentransito narkotika; atau menggunakanatau memberikan narkotika; telah diatur dalamPasal 111 sampai Pasal 126 UU Narkotika.Adapun sanksi dari tindak pidana tersebuttelah diatur dalam Pasal 111 sampai dengan126 UU Narkotika tersebut, adapun terdapat
sanksi yang dapat memberatkan dengan syaratyang tercantum dalam pasal-pasal tersebutdiatas. Sanksi-sanksi tersebut dapat berupapenambahan 1/3 dari pidana penjara, ataupunpidana seumur hidup sampai dengan pidanamati.
Berbahayanya narkotika bagi tubuhmanusia menjadikan sanksi tindak pidanapenyalahgunaan narkotika menjadi beratdan denda yang dikenakan besar. Hal inidikarenakan bahayanya narkotika bagi manusia,yaitu dapat membuat ketergantungan ataukecanduan terhadap zat terlarang tersebutdan juga dapat menyebabkan kematian bagipenggunanya.
Upaya PemberantasanPenyalahgunaan Narkotika
Banyaknya kalangan yangmenyalahgunakan narkotika, membuatberbagai pihak berusaha untuk mencaricara untuk menanggulangi penyalahgunaannarkotika di masyarakat. Berbagai peranan
lembaga, kementerian, dan pemerintah daerahyang ada di Indonesia melakukan berbagaiupaya untuk melakukan pencegahan terhadappenyalahgunaan narkotika. Upaya tersebut
dapat dilakukan dengan upaya preemtif,preventif, dan represif. Adapun upayapenanggulangan penyalahgunaan narkotikaini dilakukan sesuai dengan fungsi, tugas,dan kewenangan dari berbagai lembaganegara yang ada di Indonesia. Berdasarkanhal tersebut, maka penulis akan melihat dariperanan pihak kepolisian maupun peranan dari
DPR RI dan pemerintah dalam menanggulangipenyalahgunaan narkotika.
DPR RI dengan ketiga fungsinya, dapatberperan penting dalam penanggulanganpenyalahgunaan narkotika. Terkait denganfungsi legislasi, DPR RI mempunyai tugas untukmembentuk peraturan perundang-undangansetingkat undang-undang untuk mencegahterjadinya penyalahgunaan narkotika. UUNarkotika yang saat ini berlaku, belum dapatmemberikan efek jera kepada pelakunya dan
juga belum dapat mengakomodir zat-zat baruyang membahayakan bagi manusia dan dapatmembuat ketergantungan. Oleh karena itu,perlu ada revisi terhadap UU Narkotika yangsaat ini berlaku dengan memperberat masahukuman dan zat-zat baru yang dianggapberbahaya dan mengandung narkotika yangselama ini belum terakomodir dalam peraturanperundang-undangan. Fungsi pengawasan yangmelekat kepada DPR RI dapat dimanfaatkandengan mengawasi berbagai lembaga negara
yang bertugas untuk memberantas narkoba,antara lain seperti Kepolisian, Kejaksaan, danBNN.
Upaya preemtif merupakan upayapencegahan yang dilakukan secara dini,antara lain mencakup pelaksanaan kegiatanpenyuluhan dengan tujuan dapat terciptasuatu keadaan di mana masyarakat dapatmenyadari bahayanya narkotika, sehinggamasyarakat memiliki kesadaran terhadapancaman narkotika. Segenap lembaga publikterkait berperan penting dalam upaya iniseperti kepolisian, BNN, DPR RI, maupunkementerian terkait. Upaya preemtif ini jugaharus dilakukan oleh kalangan akademisi mulaidari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengantingkat Perguruan Tinggi (PT).
Upaya preventif merupakan pelaksanaanfungsi yang diarahkan kepada upayapencegahan terjadinya penyalahgunaannarkotika tersebut. Program ini ditujukkankepada masyarakat sehat yang belummengenal narkoba agar mengetahui seluk
beluk narkoba, sehingga tidak tertarik untukmenyalahgunakannya. Program ini sebaiknyadilakukan di lingkungan pendidikan mulai dariTaman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan PT.
-
8/9/2019 Pemberantasan narkoba
4/4
- 4 -
Selain dilakukan oleh pemerintah, institusi ataulembaga negara lain, dan lembaga swadayamasyarakat juga dapat berperan dalam hal ini.
Upaya represif dapat dilakukan olehberbagai pihak dengan melakukan kerja samayang baik antara masyarakat dengan pihakkepolisian. Adapun peranan masyarakat
dalam mencegah penyalahgunaan narkotika dalam memerangi penyalahgunaan narkotikatersebut. Peranan masyarakat ini dilakukandengan melaporkan setiap kegiatan yangmencurigakan terkait dengan penyalahgunaannarkotika kepada pihak kepolisian.
Upaya pencegahan yang dilakukanoleh berbagai pihak terkait terhadappenyalahgunaan narkotika ini dirasakanbelum dapat secara maksimal untukmencegah pengedaran, penggunaan, danpenjualan narkotika dikalangan masyarakat,khususnya di lingkungan pendidikan. Perluada upaya-upaya lain yang perlu dilakukanoleh berbagai pihak yang bertugas untukmencegah penyalahgunaan narkotika.Adapun Presiden Susilo Bambang Yudhoyonotelah mengeluarkan Instruksi PresidenNomor 12 Tahun 2011 tentang PelaksanaanKebijakan dan Strategi Nasional Pencegahandan Pemberantasan Penyalahgunaan danPeredaran Gelap Narkoba (Inpres 12 Tahun
2011). Inpres 12 Tahun 2011 ini dimaksudkanuntuk memberikan kesempatan untuk berbagaikementerian, lembaga negara, dan pemerintahdaerah melakukan kerjasama dan mengambillangkah-langkah yang diperlukan sesuaidengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk memberantas narkoba.
Penutup Tindak pidana penyalahgunaan
narkotika harus dapat diantisipasi olehberbagai lembaga yang ada di Indonesia.Upaya-upaya baik secara preemtif, preventif,maupun represif harus dapat dijalankan secarabersama-sama dengan melakukan kerjasamaantar-lembaga negara. Hal ini dikarenakanpencegahan penyalahgunaan narkotikamerupakan tanggung jawab bersama antarapemerintah, lembaga negara, dan masyarakatsecara keseluruhan untuk memberantas tindakpidana penyalahgunaan narkotika. Kerjasama
antar-lembaga negara ini dilakukan sepertimembuat aturan dan pengawasan bersamabarang yang masuk dan keluar ke Indonesiadan juga terkait dengan pencegahan meluasnyaperedaran narkotika secara ilegal khususnya di
lingkungan pendidikan. Selain kerjasama antarseluruh lembaga negara, perlu juga kesadaranmasyarakat akan bahaya dari penyalahgunaannarkotika. Pemberantasan tindak pidananarkotika tersebut perlu didukung denganmerevisi UU Narkotika.
ReferensiUndang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentangNarkotika
Data Kasus Narkoba, http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/view/deputi-pemberantasan/data-kasus-narkoba, diaksestanggal 21 Agustus 2014
Polisi Temukan Ganja Bong Kondom diKampus Unas, http://jakarta.okezone.com/read/2014/08/19/500/1026677/polisi-temukan-ganja-bong-kondom-di-kampus-unas, diakses tanggal 21 Agustus 2014
Beberapa Upaya Pencegahan, PemberantasanPenyalahgunaan Narkoba, http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=ArtikelCegah&op=detail_artikel_cegah&id=151&mn=2&smn=e, diaksestanggal 21 Agustus 2014.
Budiharso, Peran Stakeholders dalamPencegahan dan PemberantasanPenyalahgunaan dan Peredaran GelapNarkoba, http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
=10&cad=rja&uact=8&ved=0CGUQFjAJ&url=http%3A%2F%2Finformasipublik.jogjaprov.go.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2013%2F10%2FMATERI-BNNP-DIY.ppsx&ei=CDb9U9rLO9PnaNXigcgN&usg=AFQjCNHu68-ACiRCWBxhbHaX2nYvoe-_hQ&sig2=rtJxy4GmBXr6b0HzfqyLYg,diakses tanggal 21 Agustus 2014