pemberantasan korupsi di amerika serikat

2
FCPA: INSTRUMEN PEMBERANTASAN KORUPSI AMERIKA SERIKAT Nauval Hafiluddin Mahasiswa Diploma IV Akuntansi Reguler STAN  Abstrak Amerika Serikat mengembangkan perekonomian negaranya, salah satunya, melalui perusahaan- perusahaan besar yang melakukan kegiatan bisnis di dalam maupun di luar negeri. Telah banyak kasus- kasus besar yang mengungkap maraknya praktik korupsi di perusahaan-perusahaan dalam memuluskan kegiatan bisnisnya. Praktik korupsi tersebut kebanyakan adalah tindakan penyuapan kepada pejabat terkait. Amerika Serikat menyikapi berbagai hasil investigasi skandal kasus korupsi dengan mengeluarkan perangkat hukum yang mampu mencegah dan menindak praktik-praktik korupsi dalam lingkungan bisnis, salah satunya melalui pembentukan FCPA. Kata kunci: Korupsi, Amerika Serikat, FCPA. PENDAHULUAN Amerika Serikat adalah negara adikuasa yang memiliki pengaruh ekonomi, politik, dan militer yang kuat kepada negara-negara lain di dunia. Sebagai negara yang memiliki perekonomian besar, Amerika Serikat tidak terlepas dari permasalahan korupsi. Praktik-praktik korupsi yang terkenal pernah tercatat dalam sejarah Amerika Serikat antara lain adalah skandal Watergate dan Lockheed. Paper ini akan mengulas bagaimana Amerika Serikat menyikapi praktik korupsi yang terjadi dan instrumen kebijakan apa yang mereka siapkan untuk memerangi korupsi. PEMBAHASAN Skandal Korupsi Besar Amerika Pada 1973 silam, masyarakat Amerika Serikat dienyakkan oleh berita adanya keterlibatan presiden menjabat saat itu, Richard Nixon, dengan kasus penyadapan dan pencurian informasi untuk kemenangannya dalam pemilu. Nixon diduga memerintahkan beberapa orang untuk melakukan penyadapan lawan politiknya. Puncaknya, pada 1975 Presiden Nixon menyatakan pengunduran dirinya sebagai Presiden Amerika Serikat setelah mayoritas suara parlemen mendukung hak angket untuk memakzulkan dirinya. Kasus tersebut dikenal sebagai skandal Watergate. Salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Selain Watergate, Amerika Serikat juga pernah mengalami skandal kasus korupsi besar lainnya. Adalah skandal Lockheed yang pada kisaran tahun 60 hingga 70-an mencuat kabarnya di media masa Jepang dan Amerika Serikat. Dalam kasus tersebut, Lockheed, salah satu perusahaan pesawat Amerika Serikat, melakukan penyuapan kepada pejabat-pejabat tinggi di Jepang sebagai upaya untuk memenangkan tender pembelian pesawat. Skandal Lockheed mencapai puncaknya ketika Perdana Menteri Jepang terbukti menerima suap 500 juta yen dari pejabat tinggi Lockheed. Imbas dari kasus ini adalah mundurnya Perdana Menteri Tanaka dan presiden komisaris Lockheed, Daniel Haughton dari jabatannya. Belajar dari kasus-kasus korupsi yang terjadi, Amerika Serikat kemudian membentuk rangkaian perangkat hukum yang berupaya mencegah tindakan korupsi. Salah satu produk hukum yang dibikin oleh pemerintah Amerika adalah FCPA, Foreign Corrupt Practice Act. FCPA FCPA, Foreign Corrupt Practice Act, lahir setelah pada pertengahan tahun 70-an, lembaga penegak hukum federal dan keamanan industri Amerika Serikat, The U.S. Securities and Excha nge Commission, melakukan investigasi terhadap perusahaan-perusahaan di negara tersebut. Hasil investigasi ini secara mengejutkan menyatakan bahwa lebih dari 400 perusahaan Amerika Serikat mengaku pernah melakukan pemberian dana secara mencurigakan dan ilegal kepada pemerintah negara lain, para politisi, d an pejabat partai dengan jumlah seluruhnya mencapai 300 juta dollar. Pemberian uang suap tersebut bertujuan untuk memperlancar kegiatan bisnis perusahaan serta meminta para pembuat keputusan untuk melakukan serangkaian tindakan tertentu yang menguntungkan perusahaan. Mengetahui hasil investigasi tersebut pemerintah Amerika Serikat kemudian mengambil langkah melalui pembentukan instrumen hukum untuk mencegah perusahaan- perusahaan dan pihak-pihak yang berhubungan dengan Amerika Serikat melakukan segala jenis pemberian dan suap kepada pihak lain. Instrumen tersebut dikenal dengan Foreign Corrupt Practice Act, FCPA. FCPA berlaku bagi setiap pihak yang memiliki hubungan tertentu dengan Amerika Serikat dan

Upload: nauvalhafiluddin

Post on 10-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemberantasan Korupsi di Amerika Serikat

7/22/2019 Pemberantasan Korupsi di Amerika Serikat

http://slidepdf.com/reader/full/pemberantasan-korupsi-di-amerika-serikat 1/2

FCPA: INSTRUMEN PEMBERANTASAN KORUPSI AMERIKA SERIKAT

Nauval Hafiluddin

Mahasiswa Diploma IV Akuntansi Reguler STAN

 Abstrak

Amerika Serikat mengembangkan perekonomian negaranya, salah satunya, melalui perusahaan-

perusahaan besar yang melakukan kegiatan bisnis di dalam maupun di luar negeri. Telah banyak kasus-kasus besar yang mengungkap maraknya praktik korupsi di perusahaan-perusahaan dalam memuluskan

kegiatan bisnisnya. Praktik korupsi tersebut kebanyakan adalah tindakan penyuapan kepada pejabat

terkait. Amerika Serikat menyikapi berbagai hasil investigasi skandal kasus korupsi dengan

mengeluarkan perangkat hukum yang mampu mencegah dan menindak praktik-praktik korupsi dalam

lingkungan bisnis, salah satunya melalui pembentukan FCPA.

Kata kunci: Korupsi, Amerika Serikat, FCPA.

PENDAHULUAN

Amerika Serikat adalah negara adikuasa yang

memiliki pengaruh ekonomi, politik, dan militer

yang kuat kepada negara-negara lain di dunia.Sebagai negara yang memiliki perekonomian

besar, Amerika Serikat tidak terlepas dari

permasalahan korupsi. Praktik-praktik korupsi

yang terkenal pernah tercatat dalam sejarah

Amerika Serikat antara lain adalah skandal

Watergate dan Lockheed. Paper ini akan

mengulas bagaimana Amerika Serikat menyikapi

praktik korupsi yang terjadi dan instrumen

kebijakan apa yang mereka siapkan untuk

memerangi korupsi.

PEMBAHASAN

Skandal Korupsi Besar Amerika

Pada 1973 silam, masyarakat Amerika Serikat

dienyakkan oleh berita adanya keterlibatan

presiden menjabat saat itu, Richard Nixon,

dengan kasus penyadapan dan pencurian

informasi untuk kemenangannya dalam pemilu.

Nixon diduga memerintahkan beberapa orang

untuk melakukan penyadapan lawan politiknya.

Puncaknya, pada 1975 Presiden Nixon

menyatakan pengunduran dirinya sebagai

Presiden Amerika Serikat setelah mayoritassuara parlemen mendukung hak angket untuk

memakzulkan dirinya. Kasus tersebut dikenal

sebagai skandal Watergate. Salah satu kasus

korupsi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Selain Watergate, Amerika Serikat juga pernah

mengalami skandal kasus korupsi besar lainnya.

Adalah skandal Lockheed yang pada kisaran

tahun 60 hingga 70-an mencuat kabarnya di

media masa Jepang dan Amerika Serikat. Dalam

kasus tersebut, Lockheed, salah satu perusahaan

pesawat Amerika Serikat, melakukan penyuapan

kepada pejabat-pejabat tinggi di Jepang sebagai

upaya untuk memenangkan tender pembelian

pesawat. Skandal Lockheed mencapai

puncaknya ketika Perdana Menteri Jepang

terbukti menerima suap 500 juta yen dari

pejabat tinggi Lockheed. Imbas dari kasus ini

adalah mundurnya Perdana Menteri Tanaka dan

presiden komisaris Lockheed, Daniel Haughtondari jabatannya.

Belajar dari kasus-kasus korupsi yang terjadi,

Amerika Serikat kemudian membentuk

rangkaian perangkat hukum yang berupaya

mencegah tindakan korupsi. Salah satu produk

hukum yang dibikin oleh pemerintah Amerika

adalah FCPA, Foreign Corrupt Practice Act.

FCPA

FCPA, Foreign Corrupt Practice Act, lahir setelah

pada pertengahan tahun 70-an, lembagapenegak hukum federal dan keamanan industri

Amerika Serikat, The U.S. Securities and Exchange

Commission, melakukan investigasi terhadap

perusahaan-perusahaan di negara tersebut.

Hasil investigasi ini secara mengejutkan

menyatakan bahwa lebih dari 400 perusahaan

Amerika Serikat mengaku pernah melakukan

pemberian dana secara mencurigakan dan ilegal

kepada pemerintah negara lain, para politisi, dan

pejabat partai dengan jumlah seluruhnya

mencapai 300 juta dollar. Pemberian uang suap

tersebut bertujuan untuk memperlancarkegiatan bisnis perusahaan serta meminta para

pembuat keputusan untuk melakukan

serangkaian tindakan tertentu yang

menguntungkan perusahaan.

Mengetahui hasil investigasi tersebut

pemerintah Amerika Serikat kemudian

mengambil langkah melalui pembentukan

instrumen hukum untuk mencegah perusahaan-

perusahaan dan pihak-pihak yang berhubungan

dengan Amerika Serikat melakukan segala jenis

pemberian dan suap kepada pihak lain.

Instrumen tersebut dikenal dengan Foreign

Corrupt Practice Act, FCPA.

FCPA berlaku bagi setiap pihak yang memiliki

hubungan tertentu dengan Amerika Serikat dan

Page 2: Pemberantasan Korupsi di Amerika Serikat

7/22/2019 Pemberantasan Korupsi di Amerika Serikat

http://slidepdf.com/reader/full/pemberantasan-korupsi-di-amerika-serikat 2/2

terlibat dalam praktik korupsi antar negara.

Peraturan ini berlaku bagi semua pebisnis

Amerika, perusahaan multinasional yang berada

di Amerika, para warga negaranya, serta

penduduk baik yang tinggal di Amerika Serikat

maupun tidak. Dalam hal pihak yang terlibat

adalah orang atau perusahaan yang berasal dari

luar negeri, FCPA berlaku dalam hal mereka

berkedudukan di Amerika Serikat ketika praktik

suap dilakukan. Lebih jauh, FCPA juga berlaku

tidak hanya bagi pemberi dan penerima suap,

melainkan juga pihak-pihak yang berhubungan.

Selain pemberian dalam bentuk uang tunai,

pemberian apapun yang mengandung nilai

material juga dicakup dalam FCPA.

Dalam kurun waktu sampai dengan saat ini,

setidaknya perusahaan-perusahaan besar

seperti Walmart, Siemens, maupun Hewlett-

Packard merasakan hasil penerapan peraturan

FCPA.Pada 2012, diberitakan pejabat tinggi Walmart

de Mexico melakukan penyuapan kepada pejabat

pemerintah Meksiko dalam hal perijinan

mendirikan bangunan di negara tersebut. Pada

2008, Siemens AG harus membayar denda 450

juta dollar karena melanggar peraturan dalam

FCPA. Nilai ini merupakan salah satu denda

terbesar yang pernah dikenakan dalam kasus

FCPA. Dan saat ini, penegak hukum Amerika

Serikat sedang melakukan investigasi atas

dugaan suap eksekutif Hewlett-Packard sebesar

total 10,9 juta dollar dalam kurun waktu 2004hingga 2006 kepada pejabat Rusia. Suap ini

diduga berkaitan dengan tender pengadaan

perlengkapan komputerisasi di Rusia senilai 35

juta euro. Banyak pula kasus-kasus lain yang

terkait dengan FCPA. Penerapan FCPA

diharapkan mampu mengembalikan

kepercayaan masyarakat kepada para pelaku

bisnis, utamanya perusahaan dari Amerika

Serikat, serta mencegah mereka untuk

melakukan praktik-praktik korupsi dalam dunia

bisnis internasional.

PENUTUP

Penerapan FCPA di lingkungan bisnis Amerika

Serikat sedikit banyak memberikan gambaran

bahwa perusahaan-perusahaan multinasional

memiliki andil yang cukup besar dalam besarnya

praktik korupsi di suatu negara. Terbukti banyak

perusahaan besar yang terjerat hukum akibat

melakukan penyuapan kepada pengambil

keputusan di berbagai negara. Jika Amerika

Serikat membentuk FCPA sebagai tindak lanjut

dari maraknya praktik korupsi dalam

lingkungan bisnis, Indonesia perlu melakukan

hal yang sama. Indonesia harus belajar dari

Amerika Serikat dan Singapura yang

menerapkan penegakan hukum atas tindak

korupsi di lingkungan bisnis, baik penegakan di

sektor pemerintahan maupun swasta. Melalui

penegakan di kedua sektor tersebut, diharapkan

peran kontrol masyarakat lebih tinggi dalampemberantasan korupsi. Pada akhirnya

diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap

komitmen pemberantasan korupsi membaik.

DAFTAR PUSTAKA

Kristanto, Purnawan. 2010. Etika Bisnis Untuk

Keberlangsungan Usaha. Diakses dari

http://purnawan.web.id/2010/03/etika-bisnis-

untuk-keberlangsungan-usaha/  pada 9

September 2013.

Mohamad, Ardyan. 2012. Watergate: Skandal

Politik Terbesar di Amerika. Diakses dari

http://www.merdeka.com/dunia/watergate-

skandal-politik-terbesar-di-amerika.html  pada 9

September 2013.

Wikipedia, The Free Encyclopedia. 2013. Foreign

Corrupt Practice Act. Diakses dari

http://en.wikipedia.org/wiki/Foreign_Corrupt_

Practices_Act  pada 9 September 2013.