pemberantasan korupsi di amerika serikat
TRANSCRIPT
7/22/2019 Pemberantasan Korupsi di Amerika Serikat
http://slidepdf.com/reader/full/pemberantasan-korupsi-di-amerika-serikat 1/2
FCPA: INSTRUMEN PEMBERANTASAN KORUPSI AMERIKA SERIKAT
Nauval Hafiluddin
Mahasiswa Diploma IV Akuntansi Reguler STAN
Abstrak
Amerika Serikat mengembangkan perekonomian negaranya, salah satunya, melalui perusahaan-
perusahaan besar yang melakukan kegiatan bisnis di dalam maupun di luar negeri. Telah banyak kasus-kasus besar yang mengungkap maraknya praktik korupsi di perusahaan-perusahaan dalam memuluskan
kegiatan bisnisnya. Praktik korupsi tersebut kebanyakan adalah tindakan penyuapan kepada pejabat
terkait. Amerika Serikat menyikapi berbagai hasil investigasi skandal kasus korupsi dengan
mengeluarkan perangkat hukum yang mampu mencegah dan menindak praktik-praktik korupsi dalam
lingkungan bisnis, salah satunya melalui pembentukan FCPA.
Kata kunci: Korupsi, Amerika Serikat, FCPA.
PENDAHULUAN
Amerika Serikat adalah negara adikuasa yang
memiliki pengaruh ekonomi, politik, dan militer
yang kuat kepada negara-negara lain di dunia.Sebagai negara yang memiliki perekonomian
besar, Amerika Serikat tidak terlepas dari
permasalahan korupsi. Praktik-praktik korupsi
yang terkenal pernah tercatat dalam sejarah
Amerika Serikat antara lain adalah skandal
Watergate dan Lockheed. Paper ini akan
mengulas bagaimana Amerika Serikat menyikapi
praktik korupsi yang terjadi dan instrumen
kebijakan apa yang mereka siapkan untuk
memerangi korupsi.
PEMBAHASAN
Skandal Korupsi Besar Amerika
Pada 1973 silam, masyarakat Amerika Serikat
dienyakkan oleh berita adanya keterlibatan
presiden menjabat saat itu, Richard Nixon,
dengan kasus penyadapan dan pencurian
informasi untuk kemenangannya dalam pemilu.
Nixon diduga memerintahkan beberapa orang
untuk melakukan penyadapan lawan politiknya.
Puncaknya, pada 1975 Presiden Nixon
menyatakan pengunduran dirinya sebagai
Presiden Amerika Serikat setelah mayoritassuara parlemen mendukung hak angket untuk
memakzulkan dirinya. Kasus tersebut dikenal
sebagai skandal Watergate. Salah satu kasus
korupsi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Selain Watergate, Amerika Serikat juga pernah
mengalami skandal kasus korupsi besar lainnya.
Adalah skandal Lockheed yang pada kisaran
tahun 60 hingga 70-an mencuat kabarnya di
media masa Jepang dan Amerika Serikat. Dalam
kasus tersebut, Lockheed, salah satu perusahaan
pesawat Amerika Serikat, melakukan penyuapan
kepada pejabat-pejabat tinggi di Jepang sebagai
upaya untuk memenangkan tender pembelian
pesawat. Skandal Lockheed mencapai
puncaknya ketika Perdana Menteri Jepang
terbukti menerima suap 500 juta yen dari
pejabat tinggi Lockheed. Imbas dari kasus ini
adalah mundurnya Perdana Menteri Tanaka dan
presiden komisaris Lockheed, Daniel Haughtondari jabatannya.
Belajar dari kasus-kasus korupsi yang terjadi,
Amerika Serikat kemudian membentuk
rangkaian perangkat hukum yang berupaya
mencegah tindakan korupsi. Salah satu produk
hukum yang dibikin oleh pemerintah Amerika
adalah FCPA, Foreign Corrupt Practice Act.
FCPA
FCPA, Foreign Corrupt Practice Act, lahir setelah
pada pertengahan tahun 70-an, lembagapenegak hukum federal dan keamanan industri
Amerika Serikat, The U.S. Securities and Exchange
Commission, melakukan investigasi terhadap
perusahaan-perusahaan di negara tersebut.
Hasil investigasi ini secara mengejutkan
menyatakan bahwa lebih dari 400 perusahaan
Amerika Serikat mengaku pernah melakukan
pemberian dana secara mencurigakan dan ilegal
kepada pemerintah negara lain, para politisi, dan
pejabat partai dengan jumlah seluruhnya
mencapai 300 juta dollar. Pemberian uang suap
tersebut bertujuan untuk memperlancarkegiatan bisnis perusahaan serta meminta para
pembuat keputusan untuk melakukan
serangkaian tindakan tertentu yang
menguntungkan perusahaan.
Mengetahui hasil investigasi tersebut
pemerintah Amerika Serikat kemudian
mengambil langkah melalui pembentukan
instrumen hukum untuk mencegah perusahaan-
perusahaan dan pihak-pihak yang berhubungan
dengan Amerika Serikat melakukan segala jenis
pemberian dan suap kepada pihak lain.
Instrumen tersebut dikenal dengan Foreign
Corrupt Practice Act, FCPA.
FCPA berlaku bagi setiap pihak yang memiliki
hubungan tertentu dengan Amerika Serikat dan
7/22/2019 Pemberantasan Korupsi di Amerika Serikat
http://slidepdf.com/reader/full/pemberantasan-korupsi-di-amerika-serikat 2/2
terlibat dalam praktik korupsi antar negara.
Peraturan ini berlaku bagi semua pebisnis
Amerika, perusahaan multinasional yang berada
di Amerika, para warga negaranya, serta
penduduk baik yang tinggal di Amerika Serikat
maupun tidak. Dalam hal pihak yang terlibat
adalah orang atau perusahaan yang berasal dari
luar negeri, FCPA berlaku dalam hal mereka
berkedudukan di Amerika Serikat ketika praktik
suap dilakukan. Lebih jauh, FCPA juga berlaku
tidak hanya bagi pemberi dan penerima suap,
melainkan juga pihak-pihak yang berhubungan.
Selain pemberian dalam bentuk uang tunai,
pemberian apapun yang mengandung nilai
material juga dicakup dalam FCPA.
Dalam kurun waktu sampai dengan saat ini,
setidaknya perusahaan-perusahaan besar
seperti Walmart, Siemens, maupun Hewlett-
Packard merasakan hasil penerapan peraturan
FCPA.Pada 2012, diberitakan pejabat tinggi Walmart
de Mexico melakukan penyuapan kepada pejabat
pemerintah Meksiko dalam hal perijinan
mendirikan bangunan di negara tersebut. Pada
2008, Siemens AG harus membayar denda 450
juta dollar karena melanggar peraturan dalam
FCPA. Nilai ini merupakan salah satu denda
terbesar yang pernah dikenakan dalam kasus
FCPA. Dan saat ini, penegak hukum Amerika
Serikat sedang melakukan investigasi atas
dugaan suap eksekutif Hewlett-Packard sebesar
total 10,9 juta dollar dalam kurun waktu 2004hingga 2006 kepada pejabat Rusia. Suap ini
diduga berkaitan dengan tender pengadaan
perlengkapan komputerisasi di Rusia senilai 35
juta euro. Banyak pula kasus-kasus lain yang
terkait dengan FCPA. Penerapan FCPA
diharapkan mampu mengembalikan
kepercayaan masyarakat kepada para pelaku
bisnis, utamanya perusahaan dari Amerika
Serikat, serta mencegah mereka untuk
melakukan praktik-praktik korupsi dalam dunia
bisnis internasional.
PENUTUP
Penerapan FCPA di lingkungan bisnis Amerika
Serikat sedikit banyak memberikan gambaran
bahwa perusahaan-perusahaan multinasional
memiliki andil yang cukup besar dalam besarnya
praktik korupsi di suatu negara. Terbukti banyak
perusahaan besar yang terjerat hukum akibat
melakukan penyuapan kepada pengambil
keputusan di berbagai negara. Jika Amerika
Serikat membentuk FCPA sebagai tindak lanjut
dari maraknya praktik korupsi dalam
lingkungan bisnis, Indonesia perlu melakukan
hal yang sama. Indonesia harus belajar dari
Amerika Serikat dan Singapura yang
menerapkan penegakan hukum atas tindak
korupsi di lingkungan bisnis, baik penegakan di
sektor pemerintahan maupun swasta. Melalui
penegakan di kedua sektor tersebut, diharapkan
peran kontrol masyarakat lebih tinggi dalampemberantasan korupsi. Pada akhirnya
diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap
komitmen pemberantasan korupsi membaik.
DAFTAR PUSTAKA
Kristanto, Purnawan. 2010. Etika Bisnis Untuk
Keberlangsungan Usaha. Diakses dari
http://purnawan.web.id/2010/03/etika-bisnis-
untuk-keberlangsungan-usaha/ pada 9
September 2013.
Mohamad, Ardyan. 2012. Watergate: Skandal
Politik Terbesar di Amerika. Diakses dari
http://www.merdeka.com/dunia/watergate-
skandal-politik-terbesar-di-amerika.html pada 9
September 2013.
Wikipedia, The Free Encyclopedia. 2013. Foreign
Corrupt Practice Act. Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Foreign_Corrupt_
Practices_Act pada 9 September 2013.